PUSAT PROMOSI KESEHATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PUSAT PROMOSI KESEHATAN"

Transkripsi

1 L A P O R A N A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A DIREKTORAT PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAHUN 2016

2 IKHTISAR EKSEKUTIF Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun , Pusat Promosi Kesehatan memiliki sasaran yang harus dicapai yaitu Meningkatnya Pelaksanaan Pemberdayaan dan Promosi KesehatankKepada Masyarakat. Hal ini didukung dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan yang menyebutkan tugas Pusat Promosi Kesehatan untuk melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, bimbingan, dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan. Indikator sasaran yang akan dicapai pada tahun 2012 adalah: 1. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia sebanyak 3 kebijakan. 2. Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS sebesar 40%. 3. Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM sebesar 10%. 4. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan sebanyak 4 dunia usaha. 5. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan sebanyak 3 ormas. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan tahun 2015 merupakan bukti tertulis serta wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Pusat Promosi Kesehatan sepanjang tahun Kinerja Pusat Promosi Kesehatan dapat dilihat dari pencapaian indikator 1) Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan sebanyak 4 kebijakan, 2) Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS sebesar 44%, 3) Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM sebesar 1%, 4) Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan sebanyak 5 dunia usaha, 5) Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan sebanyak 3 ormas Dalam mencapai indikator tersebut, strategi yang dilaksanakan Pusat Promosi Kesehatan adalah: 1. Pelaksanaan penyuluhan kesehatan, advokasi dan menggalang kemitraan dengan berbagai pelaku pembangunan termasuk pemerintah daerah. ii

3 2. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. 3. Peningkatan jumlah dan kemampuan tenaga penyuluh kesehatan masyarakat/ dan tenaga kesehatan lainnya dalam hal promosi kesehatan. 4. Pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan yang sejalan dengan perubahan dinamis masyarakat. Kegiatan inovatif yang dilakukan untuk mencapai target adalah menggalang komitmen lintas program, lintas sektor, pemerintah daerah, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan dan akademisi untuk mendukung pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat kesehatan prioritas khususnya pada 9 provinsi 64 kabupaten prioritas keluarga sehat. Selain itu juga dilaksanakan CSR Award yang bertujuan memberikan penghargaan dan motivasi pada dunia usaha untuk dapat memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan. Adanya model intervensi promosi kesehatan yang dikembangkan, yaitu model HIA di Kota Cilegon dan model PPIA di Kota Surabaya. Dalam rangka meningkatkan kapasitas tenaga promosi kesehatan, telah dilaksanakan pelatihan fasilitator/tot pengelolaan advokasi, pengelolaan media, penggalangan kemitraan, promosi kesehatan di Puskesmas, dan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) bagi petugas Puskesmas. Pada tahun 2016, pelatihan dilaksanakan di daerah dengan alokasi dana dekonsentrasi. Keberhasilan yang dicapai oleh Pusat Promosi Kesehatan pada tahun 2015 didukung oleh hal-hal berikut: 1. Penetapan dokumen pelaksanaan kegiatan (DIPA) Satuan Kerja Pusat Promosi Kesehatan. 2. Adanya koordinasi dan dukungan komitmen dari pemangku kepentingan di pusat baik dari lintas program maupun lintas sektor. 3. Kepemimpinan di Pusat Promosi Kesehatan yang memberikan dukungan secara penuh terhadap kelancaran pelaksanaan tugas. 4. Adanya koordinasi dan dukungan komitmen dari pemangku kepentingan, baik dari lintas program dan lintas sektor di pusat dan daerah. 5. Adanya koordinasi dan kerjasama yang baik dari seluruh pejabat struktural, pejabat fungsional PKM, dan jabatan fungsional umum di Pusat Promosi Kesehatan. Tantangan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di Pusat Promosi Kesehatan adalah kurangnya komitmen lintas sektor di pemerintah daerah dalam iii

4 mendukung capaian target dan anggaran kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, kurangnya kapasitas tenaga kesehatan di daerah dalam pelaksanaan dan pembinaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi masukan dalam penyusunan perencanaan tahunan, bahan evaluasi pelaksanaan program, penyempurnaan pelaksanaan kegiatan yang akan datang, serta penyempurnaan kebijakan yang diperlukan. iv

5 KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tugas unit organisasi yang lebih berdayaguna, bersih, dan bertanggungjawab, serta sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja tahunan Pusat Promosi Kesehatan, disusunlah laporan Akuntabilitas Kinerja setiap tahun. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2015 menggambarkan pencapaian kinerja atas pelaksanaan tugas Pusat Promosi Kesehatan pada tahun anggaran 2015 berdasarkan rencana strategis, penetapan kinerja, dan janji kinerja yang telah disepakati sebelumnya. Substansi laporan mencerminkan hasil capaian sasaran strategis pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi kesehatan untuk mendukung pencapaian visi kementerian kesehatan. Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat promosi Kesehatan tahun Semoga laporan ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi bagi para pelaksanan kegiatan untuk merealisaskan seluruh kegiatan degan lebih baik pada tahun berikutnya. v

6 DAFTAR ISI IKHTISAR EKSEKUTIF KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ii v vi BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MAKSUD DAN TUJUAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SISTEMATIKA PENULISAN 3 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA PERENCANAAN KINERJA 6 A. Visi Dan Misi 6 B. Tujuan, Strategi, Dan Sasaran 7 C. Luaran Dan Indikator Kinerja PERJANJIAN KINERJA 12 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PENGUKURAN DAN ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA 14 A. Pengukuran Kinerja 14 B. Analisis Akuntabilitas Kinerja SUMBER DAYA 39 A. Sumber Daya Manusia 39 B. Sumber Daya Anggaran 42 C. Sumberdaya Sarana dan Prasarana 25 BAB IV SIMPULAN 43 LAMPIRAN vii vi

7 LAMPIRAN: 1. Pernyataan Penetapan Kinerja 2. Form Penetapan Kinerja 3. Form Rencana Kinerja Tahunan 4. Form Pengukuran Kinerja 5. Data Pendukung vii

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada periode adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko Kegiatan Promosi Kesehatan dalam RPJMN diarahkan untuk mampu meningkatkan upaya promotif kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, pembiayaan kegiatan promotif dan preventif, serta perilaku hidup bersih dan sehat. Mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, penyelenggaraan kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di Kementerian Kesehatan dilaksanakan oleh Pusat Promosi Kesehatan. Dalam peraturan menteri tersebut disebutkan 1

9 bahwa dalam pelaksanaan tugasnya, Pusat Promosi Kesehatan dipimpin oleh seorang kepala dan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, bimbingan, dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan. Pusat Promosi Kesehatan sebagai sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan negara wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. Hal ini sejalan dengan upaya reformasi birokrasi untuk menyelenggarakan negara yang bersih dan berwibawa serta memiliki kinerja yang baik (Good Governance) dan selaras dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 tahun 1999 dan Permen PAN dan RB Nomor 29 Tahun Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat Promosi Kesehatan menyampaikan laporan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja selama tahun anggaran 2015 untuk mempertanggungjawabkan kesesuaian pelaksanaan program yang dilaksanakan dengan tujuan dan sasaran program dalam mencapai hasil yang diharapkan. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan merujuk pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan Penetapan Kinerja Kementerian Kesehatan tahun MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis kepada Pusat Jenderal Kesehatan Masyarakat yang memuat keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan program/kegiatan tahun anggaran TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan tata kerja Kementerian Kesehatan, Pusat promosi Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan 2

10 perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang Promosi Kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Promosi Kesehatan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program di bidang pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan; 2. Pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehtaan; 3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan; 4. Pembinaan advokasi dan kemitraan kesehatan; 5. Pembinaan pemberdayaan dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan; 6. Pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan; dan 7. Pelaksanaan administrasi pusat. 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan tahun 2015 ini menjelaskan pencapaian kinerja Pusat Promosi Kesehatan selama kurun waktu tahun Capaian kinerja tersebut dibandingkan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya untuk mengukur keberhasilan/kegagalan kinerja Pusat Promosi Kesehatan. Adapun sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan adalah sebagai berikut: 3

11 Ikhtisar Eksekutif Berisi rangkuman dari isi Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan tahun Bab I Pendahuluan berisi penjelasan singkat tentang latar belakang penyusunan, tugas pokok dan fungsi, urusan yang ditangani dan organisasi satuan kerja Pusat Promosi Kesehatan yang menjalankan dan menjabarkan tugas pokok fungsi atas urusan yang ditangani. Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja. Pada bab ini disajikan gambaran singkat mengenai rencana stratejik dan rencana kinerja Pusat Pomosi Kesehatan 1. Perencanaan Kinerja Uraian singkat tentang rencana stratejik organisasi, mulai dari visi, misi, tujuan, sasaran serta kebijakan dan program instansi. 2. Perjanjian Kinerja Disajikan perjanjian kinerja antara Kepala Pusat Promosi Kesehatan dengan Kepala Jenderal Kesehatan Masyarakat pada tahun 2015, terutama menyangkut kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai sasaran sesuai dengan program pada tahun 2015 dan indikator keberhasilan pencapaiannya serta perbandingan capaian indiktor selama kurun waktu tahun Bab III Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk di dalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan/kegagalan, hambatan/kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil. Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan hasil menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pusat Promosi Kesehatan. 4

12 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 PERENCANAAN KINERJA Perencanaan pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana yang diatur dalam UU Nomor 25 tahun Selain itu, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) telah ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun Rensta merupakan dokumen perencanaan yang memuat program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan maupun untuk mendorong peran aktif masyarakat dalam kurun waktu Renstra berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun. Penetapan kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima amanah/tanggungjawab/ kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/tanggungjawab/kinerja. Dengan demikian, penetapan kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya. Pernyataan penetapan kinerja merupakan suatu pernyataan kesanggupan dari pimpinan instansi/unit kerja penerima amanah kepada atasan langsungnya untuk mewujudkan suatu target kinerja tertentu. Pernyataan ini ditandatangani oleh penerima amanah sebagai tanda suatu kesanggupan untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, dan pemberi amanah atau atasan langsungnya sebagai persetujuan atas target kinerja yang ditetapkan tersebut. Penetapan dan pernyataan kinerja dilakukan setiap tahun untuk menjamin terlaksananya visi, misi, serta sasaran strategis yang termuat dalam Rencana 5

13 Strategis Kementerian Kesehatan yang telah ditetapkan. Adapun target kinerja tahun 2015 di lingkungan Pusat Promosi Kesehatan disusun untuk mencapai penjabaran visi, misi, sasaran strategis, arah kebijakan Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut : A. Visi dan Misi Rencana Strategis Kementerian Kesehatan mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong royong. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu: 1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni: 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara. 2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 6

14 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektorsektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. B. Tujuan, Strategi, dan Sasaran Salah satu agenda pembangunan nasional yang tercantum di dalam Nawa Cita adalah Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia dan Masyarakat Indonesia. Upaya meningkatkan kualitas hidup manusia dijalankan melalui pembangunan manusia sebagai insan dan sumber daya pembangunan, baik laki-laki maupun perempuan, mulai dari dalam kandungan ibu sampai usia lanjut. Peningkatan kualitas hidup manusia tercermin pada penyediaan pemenuhan hak-hak dasar warga negara untuk memperoleh layanan publik, antara lain pelayanan kesehatan. Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun , yaitu: 1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia. Dalam upaya pencapaian tujuan Kementerian Kesehatan tersebut, Pusat Promosi Kesehatan melakukan upaya-upaya meningkatkan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan kepada masyarakat, meningkatkan pembiayaan kegiatan promotif dan preventif, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Upaya-upaya tersebut akan 7

15 dicapai melalui strategi promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang meliputi: 1. Pelaksanaan penyuluhan kesehatan, advokasi dan menggalang kemitraan dengan berbagai pelaku pembangunan termasuk pemerintah daerah. 2. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. 3. Peningkatan jumlah dan kemampuan tenaga penyuluh kesehatan masyarakat/ dan tenaga kesehatan lainnya dalam hal promosi kesehatan. 4. Pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan yang sejalan dengan perubahan dinamis masyarakat. Adapun sasaran pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan kepada masyarakat yaitu 1. Meningkatnya jumlah kementerian lain yang mendukung pembangunan kesehatan. 2. Meningkatnya persentase kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 3. Meningkatnya jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR untuk program kesehatan. 4. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan sebanyak 15 ormas. C. Luaran dan Indikator Kinerja Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan HK.02.02/MENKES/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun , Sasaran kegiatan Promosi Kesehatan adalah meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah 8

16 6. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia sebanyak 15 kebijakan. 7. Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS sebesar 80%. 8. Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM sebesar 50%. 9. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan sebanyak 20 dunia usaha. 10. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan sebanyak 15 buah Tabel 2.1 Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Promosi Kesehatan KEGIATAN Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan SASARAN STRATEGIS Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat INDIKATOR KINERJA UTAMA 1. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan 2. Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS 3. Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM 4. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan 5 Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan 9

17 Definisi operasional Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pusat Promosi Kesehatan: 1. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah jumlah kebijakan yang dibuat sektoral (K/L maupun provinsi) berupa Peraturan Presiden/ Peraturan Menteri/ Instruksi Menteri/ Surat Edaran Menteri/ Surat Keputusan Bersama Menteri yang mendukung kesehatan khususnya dalam upaya peningkatan perilaku sehat dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Untuk menghitung Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan digunakan formula sebagai berikut: Jumlah absolut kebijakan publik berwawasan kesehatan yang ditetapkan pada satu tahun pelaporan 2. Kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS Persentase kabupaten dan kota yang membuat kebijakan yang mendukung PHBS minimal 1 kebijakan baru per tahun (Kebijakan yang mendukung kesehatan/phbs/perilaku sehat adalah kebijakan dalam bentuk Peraturan Daerah, Peraturan Bupati/Walikota, Instruksi Bupati/Walikota, Surat Keputusan Bupati/Walikota, Surat Edaran/Himbauan Bupati/Walikota pada tahun tersebut) Untuk menghitung presentase kabupaten dan kota yang membuat kebijakan yang mendukung PHBS digunakan formula sebagai berikut: % kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan PHBS = Jumlah kabupaten/kota yang mengeluarkan kebijakan PHBS dalam satu tahun pelaporan Jumlah kabupaten/kota x 100% 10

18 3. Desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM Persentase Puskesmas yang memfasilitasi desa untuk memanfaatkan dana desa minimal 10% untuk UKBM. Untuk menghitung jumlah Desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM digunakan formula sebagai berikut : % Desa yang memanfaatkan dana desa minimal 10 persen untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) = Jumlah desa yang mengalokasikan 10% dana desa untuk UKBM Jumlah desa x 100% 4. Dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan Jumlah dunia usaha yang melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Propinsi yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan Untuk menghitung jumlah Dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan digunakan formula sebagai berikut: Jumlah absolut dunia usaha yang melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam satu tahun pelaporan 5. Organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan Jumlah organisasi kemasyarakatan yang melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Propinsi yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung program kesehatan. 11

19 Untuk menghitung jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan digunakan formula sebagai berikut: Jumlah absolut organisasi kemasyarakatan yang melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam satu tahun pelaporan 2.2 PERJANJIAN KINERJA Tekad dan janji kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan unit kerja yang menerima amanah/tanggung jawab/kinerja dengan pihak yang memberikannya sebagaimana ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja. Dengan demikian, penetapan kinerja merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya. Pada tahun 2015 telah ditetapkan target capaian indikator kegiatan yang mendukung tercapainya sasaran hasil program, sebagai berikut: 12

20 Tabel 2.2 Target Capaian Indikator Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan. NO SASARAN STRATEGIS 1 Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat INDIKATOR TARGET Jumlah kebijakan publik 3 yang berwawasan kesehatan 2. Persentase 40% kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS 3. Persentase desa yang 10% memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM 4 Jumlah dunia usaha 4 yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan 5 Jumlah organisasi 3 kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan 13

21 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 PENGUKURAN DAN ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Pusat Promosi Kesehatan selama kurun waktu tahun Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian setiap indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut, dapat diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perbaikan perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra/Penetapan Kinerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun , Pusat Promosi Kesehatan melaksanakan kegiatan Promosi Kesehatan dalam Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Pusat Promosi Kesehatan dalam rumusan yang spesifik, terukur dalam kurun waktu satu tahun. Sasaran Pusat Promosi Kesehatan adalah : 1. Meningkatnya upaya peningkatan Promosi Kesehatan, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif. 14

22 2. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Sesuai dengan dokumen Renstra Kementerian Kesehatan Tahun , Indikator Kinerja Utama Pusat Promosi Kesehatan, dan Penetapan Kinerja Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2015, telah ditetapkan 5 indikator dalam mencapai sasaran hasil program : 1. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. 2. Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS 3. Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM 4. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan. 5. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan sebanyak Besar target dan realisasi masing-masing indikator kinerja Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan adalah sebagai berikut: 15

23 Tabel 3.1 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Tahun 2015 No Sasaran Startegis IKU Target 2015 Realisasi 2015 % Capaian 1 Meningkatnya Jumlah kebijakan pelaksanaan publik yang promosi kesehatan dan pemberdayaan kepada berwawasan kesehatan Persentase kabupaten/kota yang masyarakat memiliki kebijakan PHBS Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR nya untuk program kesehatan Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan Ket *) : Laporan Provinsi per 31 Januari % 40% 44% 110% 10% 1% 10% % % B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA Pusat Promosi Kesehatan pada tahun 2015 telah menetapkan target indikator yang ingin dicapai mencapai sasaran strategis meningkatnya pelaksanaan Promosi Kesehatan. Untuk mencapai sasaran strategis tersebut, Pusat Promosi Kesehatan telah menyusun 5 (lima) indikator kinerja utama. Pengukuran keberhasilan kegiatan dilakukan dengan membandingkan antara output dan input melalui analisis deskriptif terhadap pelaksanaan kegiatan 16

24 dan sub kegiatan. Analisis dilakukan dengan memantau berdasarkan definisi operasional, kriteria keberhasilan, kondisi yang dicapai, capaian kinerja, permasalahan yang dihadapi, serta potensi yang dimanfaatkan untuk memecahkan permasalahan. Uraian kinerja Pusat Promosi Kesehatan berdasarkan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan adalah: 1. Jumlah kebijakan yang Berwawasan Kesehatan Lintas sektor berperan penting dalam kesehatan, terutama untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung dapat meningkatkan perilaku hidup sehat masyarakat. Menyadari hal tersebut, Pusat promopsi Kesehatan mendiorong lintas sector untuk mengeluarkan kebijakan berwawasan kesehatan (Health in All Policy). Jumlah Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah jumlah kebijakan yang dibuat sektoral (K/L) berupa Peraturan Presiden/ Peraturan Menteri/ Instruksi Menteri/ Surat Edaran Menteri/ Surat Keputusan Bersama Menteri yang mendukung kesehatan khususnya dalam upaya peningkatan perilaku sehat dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. 17

25 Gambar 1 Target dan Capaian Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan Tahun 2015 Jumlah kebijakan publik berwawasan kesehatan yang dikeluarkan oleh lintas sektor pada tahun 2015 adalah sebanyak 4 (empat) kebijakan atau 133% dari target. Hasil ini menunjukkan bahwa target Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan tahun 2015 telah tercapai. Pada tahun 2015 telah terbit kebijakan publik berwawasan kesehatan sebagai berikut: 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.07/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran Pajak Rokok yang menyebutkan bahwa penggunaan dana pajak rokok di bidang kesehatan dilakukan dengan berpedoman pada petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. 2. Kebijakan tarif cukai yg baru melalui PMK No. 198/PMK.010/2015 tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor: 179/PMK.011/2012 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau. 3. Surat kawat dari Kementerian Dalam Negeri Nomor: T.900/2239/KEUDA kepada Gubernur Se-Indonesia dan Bupati/Walikota Se-Indonesia untuk pemenuhan anggaran kesehatan minimal 10% sesuai dengan amanah UU 36/

26 4. Surat Edaran Kementerian Perhubungan Januari 2015 untuk menjadikan transportasi umum sebagai Kawasan tanpa Rokok (KTR) sesuai dengan PP 109 tahun Gambar 2 Pembukaan Pertemuan Koordinasi Penguatan Pemberdayaan Masyarakat Menuju Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga oleh Menteri Kesehatan Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya advokasi ke pemegang kebijakan baik lintas program maupun lintas sektor. Upaya upaya yang telah dilakukan dalam rangka menghasilkan Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah: 1. Penyusunan dan sosialisasi petunjuk teknis penggunaan dana pajak rokok ke daerah 2. Peyusunan regulasi pencantuman peringatan kesehatan dalam iklan rokok 3. Koordinasi pelaksanaan penggalangan komitmen dalam mendukung percepatan AKI dan AKB 4. Penggalangan komitmen dalam determinan sosial kesehatan 5. Penggalangan komitmen dalam peningkatan gaya hidup sehat 19

27 6. Koordinasi lintas program dan lintas sector dalam pengembangan PKRS dalam rangka penguatan promosi kesehatan di rumah sakit 7. Pengembangan startegi advokasi 8. Pemantauan dan evaluasi proses pembuatan dan implementasi kebijakan publik berwawasan kesehatan 9. Pelatihan pengelolaan advokasi petugas promkes provinsi Adapun permasalah yang dihadapi dalam rangka sebagai berikut: 1. Mendorong munculnya kebijakan publik yang dikeluarkan oleh lintas sektor memerlukan proses dengan serangkaian kegiatan yang berjalan dalam rentang waktu yang cukup panjang. 2. Isu kebijakan publik yang diinisiasi merupakan isu yang sedang bergulir di lintas sektor, sehingga tidak dapat ditentukan oleh Pusat Promosi Kesehatan. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Pusat Promosi Kesehatan telah dilakukan upaya: 1. Meningkatkan upaya koordinasi dengan LS/LP secara intensif dan memastikan semua proses berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan hingga selesai. 2. Melakukan identifikasi isu kebijakan berwawasan yang diperlukan dengan melibatkan pihak luar, seperti LSM, organisasi kemasyarakatan dan akademisi. Nilai-nilai positif atau pembelajaran yang bisa diambil dari indikator kebijakan publik berwawasan kesehatan sehingga dapat menjadi acuan bagi program selanjutnya yaitu sebagai berikut : 1. Adanya peran serta dari LSM, organisasi kemasyarakatan dan akademisi untuk mendukung terbitnya kebijakan publik berwawasan kesehatan 2. Adanya peran serta pemerintah daerah dalam membuat kebijakan yang berwawasan kesehatan seperti kebijakan kawasan terutama 20

28 menindaklanjuti kebijakan berwawasan kesehatan yang diterbitkan di pusat. Prestasi yang dicapai dalam kebijakan berwawasan kesehatan di tahun 2015 adalah: 1. Pemerintah provinsi juga melakukan advokasi dan koordinasi lintas sekror untuk menetapkan kebijakan berwawasan kesehatan tahun 2015, seperti: a. Provinsi Aceh mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Rakyat Aceh. b. Provinsi DI Yogyakarta mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Nomor 15/SE/XI/2015 tentang Implementasi Pergub DIY No 42 Tahun 2009 tentang Kawasan Dilarang Merokok. c. Provinsi Nusa Tenggara Barat mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 17 Tahun 2015 tentang Pengaturan tempat khusus merokok bertujuan untuk memberikan perlindungan yang efektif kepada kesehatan masyarakat terhadap dampak buruk asap rokok. 2. Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS Dalam rangka mendukung pelaksanaan perilaku hidup sehat, diperlukan kebijakan PHBS di daerah. Adapun yang dimaksud persentase kabupaten dan kota yang membuat kebijakan yang mendukung PHBS minimal 1 kebijakan baru per tahun. Kebijakan yang mendukung kesehatan/phbs/perilaku sehat adalah kebijakan mendukung kesehatan/phbs/perilaku sehat dalam bentuk Peraturan Daerah, Peraturan Bupati/Walikota, Instruksi Bupati/Walikota, Surat Keputusan Bupati/Walikota, Surat Edaran/Himbauan Bupati/Walikota pada tahun tersebut. 21

29 Gambar 2. Target dan Capaian Persentase Kabupaten/Kota yang Memiliki Kebijakan PHBS Tahun 2015 Pada tahun 2015, capaian kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS sebanyak 44% atau sebayak 24 kabupaten/kota. Persentase ini mencapai 110% dari target yang ditetapkan. Hasil ini menunjukkan bahwa target Kabupaten/Kota yang memiliki kebijakan PHBS tahun 2015 telah tercapai. 22

30 Gambar 3. Capaian Kabupaten/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS per Provinsi Tahun 2015 Berdasarkan grafik di atas, provinsi yang mempunyai kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS pada tahun 2015 terbanyak adalah Sumatera Utara (4 kabupaten/kota), Aceh dan Lampung (masing-masing 3 kabupaten/kota). Sementara itu, sebanyak 490 kabupaten/kota yang lain belum memiliki kebijakan PHBS di tahun

31 Gambar 4. Pembukaan Gebyar Remaja Indonesia Peduli HIV & AIDS oleh Menteri Kesehatan Adapun hal-hal yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS adalah: 1. Melakukan advokasi kebijakan public berwawasan kesehatan di 3 (tiga) provinsi terpilih 2. Pembinaan teknis pada daerah yang telah diadvokasi 3. Pemantapan advokasi pada daerah yang telah diadvokasi 4. Pemantauan dan evaluasi proses pembuatan dan implementasi kebijakan 5. Kampanye Pencegahan HIV dan AIDS pada Kelompok Remaja melalui Kampanye Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) 6. Gebyar Remaja Peduli HIV AIDS Kami Hebat Berani Beraksi Cegah HIV AIDS Dengan Perilaku Sehat 7. Workshop Strategi Komunikasi Peningkatan Cakupan Imunisasi Dasar Rutin 24

32 8. Studi Kohort Buku KIA dalam rangka meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap dan menurunkan kejadian Drop Out (DO) di Provinsi Jawa Barat 9. Revisi Modul Pelatihan bagi Pelatih Pelatihan Promosi Kesehatan bagi petugas Puskesmas. 10. Pengembangan media KIE Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke Anak (PPIA). 11. Mengembangkan media KIE Keluarga Sehat, serta melakukan uji coba media tersebut di beberapa Kabupaten. 12. Pengembangan pesan dan media dalam bentuk animasi, video informasi, video graphis, video dokumenter, desain media, logo untuk program-progam prioritas Kementerian Kesehatan. 13. Pengembangan draft strategi komunikasi 1000 Hari Pertama Kehidupan, Aktifitas fisik, Makan sayur dan buah, serta Keluarga Sehat 14. Penyebarluasan informasi melalui media elektronik (TV dan Radio) tentang: Pemberian ASI Eksklusif; Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan; Peningkatan Cakupan Imunisasi; Penimbangan Bayi dan Balita di Posyandu; Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan (IVA test), Dampak Rokok terhadap Kesehatan, P4K, 1000 Pertama Kehidupan, Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA), Filariasis dan PTM. 15. Peningkatan kapasitas tenaga promosi kesehatan melalui pelatihan media dan pesan kesehatan. Adapun permasalah yang dihadapi dalam rangka sebagai berikut: 1. Proiritas Pemda lebih pada upaya kuratif dan rehabilitative dibandingkan dengan upaya promotif preventif. 2. kebijakan PHBS yang dikeluarkan oleh Kabupaten/Kota mayoritas fokus pada satu isu yaitu Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok dan belum berdasarkan analisis masalah kesehatan yang terjadi di masing masing daerah 25

33 Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Pusat Promosi Kesehatan telah melakukan berbagai upaya diantaranya: 1. Penggalangan komitmen pemerintah daerah untuk memprioritaskan upaya promotif dan preventif. 2. Pendampingan penyusunan kebijakan PHBS disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di tiap daerah yang melakukan audiensi dengan Pusat Promosi Kesehatan Nilai-nilai positif atau pembelajaran yang bisa diambil dari indicator kebijakan PHBS sehingga dapat menjadi acuan bagi program selanjutnya yaitu: a) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menjadi program milik bersama antara pusat, daerah, lintas program, lintas sektor, dunia usaha dan masyarakat. b) Kebijakan PHBS di kabupaten/kota mendorong adanya pembiayaan dan pelaksanaan kegiatan dari pemerintah dkabupaten/kota agar masyarakat melakukan perilaku sehat. Prestasi yang dicapai dalam kebijakan berwawasan kesehatan di tahun 2015 adalah: 1. Sebanyak 35 kebijakan PHBS dikeluarkan di tingkat kabupaten/kota tahun 2015 di 24 kbupaten/kota. 3. Persentase Desa yang memanfaatkan dana desa minimal 10 persen untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, dan meningkatkan kesehatan. Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, masyarakat didorong untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada di desa termasuk dana desa. Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di desa adalah adanya Upaya 26

34 Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Oleh karena itu, Pusat promosi Kesehatan mendorong agar desa dapat memanfaatkan dana desa minimal 10% untuk pengembangan dan pelaksanaan kegiatan UKBM. Gambar 5 Target dan Capaian Persentase Desa yang memanfaatkan dana Desa Minimal 10% untuk UKBM Persentase Desa yang memanfaatkan dana desa minimal 10% untuk UKBM tahun 2015 sebesar 1% atau 10% dari target yang ditetapkan. Jumlah desa yang telah memanfaatkan minimal 10% dana desa untuk UKBM sebanyak 535 desa dari desa yang ada. 27

35 Gambar 6. Capaian Persentase Desa yang memanfaatkan dana Desa Minimal 10% untuk UKBM per Provinsi tahun 2015 Apabila dijabarkan per provinsi, sebanyak 693 desa yang telah memanfaatkan dana desa minimal 10% untuk UKBM tersebar di 5 (lima) provinsi yaitu: Sumatera Utara, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa 28

36 Tengah, DI Yogyakarta, dan Gorontalo. Oleh karena itu, perlu percepatan pencapaian indiaktor di 29 provinsi yang lain. Gambar 7 Pelaksanaan Fasilitasi Penggalangan Kemitraan Lintas Sektor dan Daerah untuk Peningkatan Kebijakan Daerah dalam pembinaan Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Hal-hal yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan desa yang memanfaatkan minimal 10% dana desa untuk UKBM adalah sebagai berikut: 1. Penguatan Kelembagaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif melalui Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif 2. Sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan dan Pedoman Pelaksanaan Upaya kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) 3. Sosialisasi Kebijakan Dana Desa untuk UKBM 29

37 4. Pembentukan dan Pengaktivan Pokjanal Desa Siaga di daerah memalui Dana Dekonsentrasi 5. Pertemuan Koordinasi Pengalangan Komitmen Lintas Sektor Daerah 6. Penggalangan komitmen SKB tentang dana desa 7. Koordinasi Lintas Sektor dan Lintas Program Tingkat Provinsi dan Pembinaan di Lokasi Binaan 8. Forum Komunikasi dengan Petugas Puskesmas, Bidan dan Kader UKBM, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama 9. Pengembangan Model dan Pembelajaran (Lesson Learned) Pemberdayaan Masyarakat 10. Pembinaan RT Ber-PHBS dalam Lomba PHBS dan Posyandu 11. Pengembangan Sistem Informasi UKBM 12. Penyusunan Petunjuk Teknis Pemberdayaan dengan Pendekatan Keluarga 13. Pelatihan bagi Pelatih (TOT) Pelatihan Promosi Kesehatan bagi Petugas Puskesmas sebanyak 70 orang yang terdiri dari petugas provinsi. Adapun berbagai masalah yang dihadapi dalam pencapaian Desa yang memanfaatkan dana Desa Minimal 10% untuk UKBM adalah: 1. Penggunaan dana desa masih banyak berupa pembangunan fisik posyandu dan poskesdes. 2. Petugas Puskesmas dan bidan desa tidak ikut serta dalam kegiatan penyusunan RPJMDes melalui musrembangdes 3. Sebagian besar dana desa di kabupaten/kota baru turun anggarannya di pertengahan tahun 2015 sehingga belum dapat diketahui realisasi dana desa untuk UKBM Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Pusat Promosi Kesehatan telah melakukan berbagai upaya diantaranya: 30

38 1. Melakukan advokasi kepada kepala desa dan BPMD agar pengalokasian dana desa untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan RPJMDes tahun Melakukan TOT kepada petugas promkes untuk melakukan advokasi kepada pemangku kepentingan 3. Mendorong petugas puskesmas dan bidan desa dalam ikut serta dalam musrembangdes utnuk menetapkan prioritas penggunaan dana desa bagi kesehatan. 4. Mendorong Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota melakukan koordinasi dengan BPMPD untuk mengetahui realisasi dana desa untuk UKBM. 5. Melakukan advokasi kepada BPMD dan kepala desa tentang penggunaan dana desa untuk UKBM agar dapat dialokasikan pada tahun berikutnya. Nilai-nilai positif atau pembelajaran yang bisa diambil dari indikator persentase desa yang memanfaatkan minimal 10% dana desa untuk UKBM sehingga dapat menjadi acuan bagi program selanjutnya yaitu sebagai berikut: 1. Adanya peran dari masyarakat dalam penentuan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang diperlukan melalui dana desa dalam musrenbangdes. 2. Adanya komitmen dari kepala desa sebagai penentu kebijakan di desa untuk mendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di desa. Prestasi yang dicapai dalam desa yang memanfaatkan 10% dana desa untuk UKBM di tahun 2015 adalah: 1. Adanya peran INGO dalam pemberdayaan masyarakat di desa yaitu di Desa Lere, kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, INGO SurfAid dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima memfasilitasi proses advokasi pada kepala desa dan pemberdayaan masyarakat untuk membangun 31

39 sarana air bersih perpipaan beserta pemeliharaannya dan kebun gizi yang dilaksanakan oleh masyarakat sendiri. 4. Dunia usaha yang Memanfaatkan CSR nya untuk Program Kesehatan Dunia usaha dan swasta juga memiliki kewajiban untuk turut serta dalam pembangunan kesehatan. Melihat peluang besar dari dunia usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR)-nya, Pusat promosi Kesehatan menggalang kemitraan dengan dunia usaha. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan adalah jumlah dunia usahayang telah melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kementerian Kesehatan untuk memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan melalui kemitraan ini pada tahun 2015 seperti pemberdayaan masyarakat di daerah model, mobilisasi massa, pemutaran ILM, dan lain sebagainya. Gambar 8 Target dan Capaian Jumlah Dunia Usaha yang Memanfaatkan CSR-nya untuk Program Kesehatan Capaian jumlah dunia usaha baru yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan pada tahun 2015 adalah 5 (lima) dunia usaha atau 125% dari target yang telah ditetapkan. Dunia usaha yang melakukan perjanjian kerja sama tersebut adalah PT. K-24 Indonesia, PT. Herlina 32

40 Indah, PT. Media Inovasi Global, PT. Merck Sharp Dohme Pharma serta Center For Indonesia Medical Student`s Activities (CIMSA). Gambar 9 Pelaksanaan Penandatanganan MoU Kementerian Kesehatan dengan Dunia Usaha Selain dunia usaha yang baru, terdapat 14 Dunia Usaha yang memperpanjang MoU yaitu: PT. Adaro Energy Tbk, PT. Aventis Pharma, PT. Glaxo Wellcome Indonesia, PT. Johnson & Johnson Indonesia, PT. Novartis Indonesia, PT. Novo Nordisk Indonesia, PT. Nutrifood Indonesia, PT. Pfizer Indonesia, PT. Roche, PT. Smithkline Beecham pharmaceuticals, PT. Sterling Product Indonesia, PT. Unilever Indonesia, PT. Indofood Sukses Makmur. Sehingga sampai saat ini dunia usaha yang telah melakukan kerjasama dengan Kementerian Kesehatan berjumlah 43 dunia usaha. 33

41 Hal-hal yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Sosialisasi Program Prioritas Kesehatan kepada Dunia Usaha/Swasta 2. Penandatanganan MoU organisasi kemasyarakatan 3. Penyusunan Rencana Kerja Kemitraan Dunia Usaha/Swasta dengan Kementerian KesehatanPembinaan teknis pada dunia usaha yang bekerjasama 4. Monitoring Pelaksanaan Kegiatan PKS dengan Dunia Usaha 5. Pengembangan Media Komunikasi Pelaksanaan Kegiatan PKS 6. Koordinasi dengan Lintas Sektor/Program ABAT 7. Rapat Koordinasi Teknis Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan dengan Pengelola Kegiatan Provinsi 8. Penyusunan modul Pelatihan Penggalangan Kemitraan dengan Dunia Usaha melalui CSR bidang Kesehatan. 9. Pelaksanaan CSR Award Adapun berbagai masalah yang dihadapi dalam dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan adalah: 1. Beberapa Dunia Usaha hanya ingin bekerjasama dalam event tertentu bukan bekelanjutan 2. Aturan/kebijakan yang berbeda antara Kemenkes dan Dunia Usaha sehingga perlu waktu lama untuk penyusunan MoU dan PKS Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Pusat Promosi Kesehatan telah melakukan berbagai upaya diantaranya: 1. Menginformasikan kembali bahwa pelaksanaan kerjasama diarahkan pada kegiatan yang pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan 2. Melakukan pertemuan terkait legal aspek antara Legal Officer Perusahan dengan Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan 34

42 Nilai-nilai positif atau pembelajaran yang bisa diambil dari kemitraan dunia usaha dalam pembangunan kesehatan adalah: 1. Dunia usaha dan swasta mendapatkan informasi tentang program kesehatan prioritas. 2. Dunia usaha dan swasta berkontribusi untuk penyelesaian masalah kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat. 3. Adanya daerah binaan dunia usaha dalam pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan untuk program prioritas Kemenkes. Prestasi yang dicapai dalam kemitraan dengan dunia usaha di tahun 2015 adalah: 1. Pemerintah daerah menggalang kemitraan dengan 87 dunia usaha di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di tahun 2015, diantaranya Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Barat. 2. Pada tahun 2015 terpilih 4 (empat) dunia usaha yang layak menerima Penghargaan Mitra Bakti Husada kategori CSR yaitu PT. Adaro, PT. ASTRA International, PT. Nutrifood dan PT. Unilever. 5. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang Memanfaatkan Sumber Dayanya untuk Mendukung Kesehatan Organisasi kemasyarakatan merupakan kelompok potensial untuk meningkatkan perilaku sehat masyarakat karena mereka memiliki sumberdaya sampai di grass root. Pusat promosi Kesehatan menggalang peran serta ormas baik ormas keagamaan, kepemudaan, dan wanita untuk meningkatkan jangkauan akses informasi kesehatan dan pemberdayaan program kesehatan prioritas terhadap masyarakat luas. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang Memanfaatkan Sumber Dayanya untuk Mendukung Kesehatan adalah organisasi kemasyarakatan 35

43 yang telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung program kesehatan. Gambar 10 Target dan Capaian Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang Memanfaatkan Sumber Dayanya untuk Mendukung Kesehatan Capaian jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk program kesehatan pada tahun 2015 adalah 3(empat) dunia usaha atau 100% dari target yang telah ditetapkan. Adapun ormas tersebut adalah Muslimat Nadhlatul Ulama, Perdhaki, dan Pramuka. Selain itu, Pusat Promosi Kesehatan memperbarui Kesepakatan Bersama dengan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang terdiri dari Organisasi Keagamaan, Organisasi Wanita dan Organisasi Pemuda. Pada tahun 2015, sebanyak 19 (sembilan belas) Ormas melalui penandatanganan MoU bersepakat dan berkomitmen untuk melakukan upaya peningkatan Promosi Kesehatan bidang kesehatan. Gambar 11 Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat melalui Organisasi Kemasyarakatan di Daerah Binaan 36

44 Ki-Ka): Desa Medani kabupaten Pati, Jawa Tengah; Kader PHBS desa Astomulyo Lampung Tengah ( Hal-hal yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk program kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan pedoman peran serta ormas dan pihak lain dalam mendukung peningkatan perilaku sehat 2. Pemetaan ormas dan pihak lain dalam mendukung peningkatan perilaku sehat 3. Sosialisasi program kerjasama peningkatan peran serta ormas dan pihak lain 4. Pelaksanaan Health Impact Assessment 5. Penganugerahan Tanda Penghargaan Bidang Kesehatan 6. Penyusunan PKS dengan organisasi kemasyarakatan 7. Penyusunan rencana kinerja ormas dan pihak lain 8. Penyusunan petunjuk pelaksanaan kegiatan organisai kemasyarakatan 9. Penggerakan masyarakat dalam peningkatan KIA 10. Pembinaan Saka Bhakti Husada 11. Bimbingan teknis pelaksanaan fasilitasi ormas 12. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan ormas 13. Pengembangan dan penggandaan dokumentasi kegiatan ormas bidang kesehatan 37

45 Adapun berbagai masalah yang dihadapi dalam Organisasi Kemasyarakatan yang Memanfaatkan Sumber Dayanya untuk Mendukung Kesehatan adalah: 1. Tidak semua ormas yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan memiliki dokumen persyaratan untuk MoU sesuai Permenkes No 74 Tahun 2015 tentang Pengembangan Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kesehatan. 2. Kegiatan fasilitasi ormas tertunda karena berakhirnya MoU pada tahun Hasil evaluasi kinerja fasilitasi ormas tahun 2014 menunjukkan tiidak semua ormas mencapai target kinerja yang telah disepakati. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Pusat Promosi Kesehatan telah melakukan berbagai upaya diantaranya: 1. Ormas yang beum memnuhi syarat sesuai peraturan yang belaku harus melengkapi persyaratan yang diperlukan sebelum dilakukan pelaksanaan kegiatan tahun Pada tahun 2015 dilakukan perpanjangan MoU dengan 19 ormas sebagai dasar pelaksanaan fasilitasi kegiatan ormas. 3. Dilakukan pendampingan teknis dan administrasi yang lebih intens untuk meningkatkan kinerja ormas yang telah bekerjasama. Nilai-nilai positif atau pembelajaran yang bisa diambil dari peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan untuk program kesehatan adalah: 1. Organisasi masyarakat mendapatkan informasi tentang program kesehatan prioritas yang perlu didukung. 2. Organisasi kemasyarakatan berperan sebagai mitra pemerintah termasuk Puskesmas dalam melakukan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa. 3. Kader ormas dapat menjadi agent of change untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan perubahan perilaku sehat masyarakat. 38

46 Prestasi yang dicapai dalam peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan di tahun 2015 adalah: 1. Pemerintah daerah menggalang peran serta dengan 50 ormas di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di tahun 2015, diantaranya Provinsi Sumatera Utara, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. 3.2 SUMBER DAYA Pencapaian kinerja Pusat Promosi Kesehatan didukung oleh adanya sumber daya antara lain Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Anggaran, maupun Sumber Daya Sarana dan Prasarana. a. Sumber Daya Manusia Pegawai Pusat Promosi Kesehatan sampai tanggal 31 Desember 2015 sejumlah 83 orang dengan komposisi sebagai berikut: Gambar 12 Sumber Daya Manusia berdasarkan Jenis Kelamin 39

47 Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa pegawai di Pusat Promosi Kesehatan berdasarkan jenis kelamin perempuan sebanyak 59,26% atau 49 orang dan laki-laki sebanyak 40.74% atau 34 orang. Adapun Sumber Daya Manusia menurut jabatan di Pusat Promosi Kesehatan adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Pusat Promosi Kesehatan Berdasarkan Jabatan Gambar 13 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan 40

48 Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa pejabat struktural ada 14 orang (17,50%), terdiri dari perempuan sebanyak 10 orang dan laki-laki 4 orang. Selain itu, di Pusat Promosi Kesehatan terdapat 4 (empat) jabatan fungsional, terbanyak yaitu Jabatan Fungsional Umum sebanyak 42 orang (51,85%), Penyuluh Kesehatan Masyarakat (PKM) Ahli berjumlah 9 orang (11,11%), sementara PKM Terampil berjumlah 4 orang (4,94%), dan Analis Kepegawaian sebanyak 1 orang (1,23%). Sementara pegawai Non PNS di Pusat Promosi Kesehatan sebanyak 11 orang (13,58%). Dari data di atas, dapat dilihat sebagaian besar pegawai pusat promosi kesehatan berada pada golongan III C dan III B masing-masing sebanyak 15 orang dan 16 orang, golongan paling sedikit berada pada golongan IV D, IV B, II D dan II C. Jumlah Pegawai berdasarkan tingkat pendidikan pada Pusat Promosi Kesehatan sebagai berikut: Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Pusat Promosi Kesehatan Berdasarkan Pendidikan 41

49 Dari data tersebut diatas, 2,4% pegawai memiliki tingkat pendidikan Strata 3, sedangkan 30,8% merupakan lulusan Strata 2 dan 42% dengan tingkat pendidikan Strata 1, untuk pegawai dengan tingkat pendidikan Diploma 3 terdapat 11% dari keseleruhan pegawai dan 13,5% lainnya berpendidikan setara Sekolah Menengah Tingkat Atas. Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Pusat promosi Kesehatan Berdasarkan Golongan 42

50 Dari data di atas, dapat dilihat sebagaian besar pegawai pusat promosi kesehatan berada pada golongan III C dan III B masing-masing sebanyak 15 orang dan 16 orang, golongan paling sedikit berada pada golongan IV D, IV B, II D dan II C. b. Sumber Daya Anggaran Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan Pusat Promosi Kesehatan didukung melalui anggaran dari APBN Kementerian Kesehatan RI dn berbagai sumber lainnya sesuai peraturan yang berlaku. Anggaran Pusat Promosi Kesehatan pada tahun 2015 sebelum efisiensi adalah Rp ,- dan anggaran Dekonsentrasi sebesar Rp ,-. Setelah adanya efisiensi anggaran Pusat Promosi Kesehatan menjadi Rp ,- dan untuk anggaran Dekonsentrasi sebesar Rp ,-. Pusat Promosi Kesehatan mendapatkan bantuan dana dari luar negeri berupa hibah yang berasal dari GAVI, WHO dan UNICEF. Dana hibah tersebut dimasukan dalam DIPA Pusat Promosi Kesehatan hingga 43

51 anggaran Pusat Promosi Kesehatan setelah diakumulasikan dengan dana hibah menjadi Rp ,-. Realisasi anggaran Pusat Promosi Kesehatan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut Tabel 3.4 Realisasi Anggaran Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2015 SUMBER PAGU REALISASI PEMBIAYAAN Rp % APBN (Rupiah Murni) 109,216,370,000*) 94,168,401, Hibah Luar Negeri : UNICEF 1,640,528,000 1,229,644, WHO 47,600,000 47,600, GAVI 5,969,967,587 5,627,757, TOTAL 116,874,465, ,073,403, c. Sumber Daya Sarana dan Prasarana Sarana Prasarana dimiliki dan yang oleh 44

52 Pusat Promosi Kesehatan adalah: 1. Ruangan yang terdiri dari ruang kerja, rapat, audio ruang ruang visual, 45

53 ruang perpustakaan, studio mini dan gudang 2. Peralatan kantor lain antara Personal Unit (komputer), 46

54 Laptop, LCD, Meubeulair, jaringan dan LAN, lain sebagainya 3. Perlengkapan Multimedia mencakup 47

55 peralatan studio mini, peralatan fotografi, peralatan video, peralatan audio dan peralatan design grafis 48

56 4. Media elektronik seperti film dokumenter, spot radio, spot tv, dan film/sinetron lain sebagainya 49

57 5. Media Cetak berupa lembar poster, balik, permainan edukatif, leaflet, buku-buku 6. Media Online Pusat Promosi 50

58 Kesehatan diantaranya official website, twitter, microsite ABAT, microsite SmokinggoKills, dan microsite PHBS 51

59 7. Perlengkapan Pameran 8. Kendaraan operasional roda 4, kendaraan operasional roda 2, kendaraan khusus pameran 52

60 dan kendaraan khusus promosi kesehat Ringkasan Barang Milik 53

61 Negara Per Tahun Anggaran Mutasi BMN per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: a. Barang Persediaan Saldo Persediaan pada Promosi Kesehatan Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI per 31 Desember 2015 sebesar Rp ,- (empat milyar enam ratus Sembilan belas juta Sembilan ratus tujuh puluh lima ribu serratus delapan puluh empat rupiah), jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp ,- (tiga milyar empat ratus empat puluh juta dua ratus empat puluh satu rupiah) dan total mutasi persediaan selama periode laporan sebesar Rp ,- (satu milayar serratus tujuh puluh Sembilan juta enam ratus delapan puluh dua ribu Sembilan ratus empat puluh tiga rupiah ). Jumlah tersebut dapat dirinci sebagai berikut: Uraian Saldo Awal (Rp) Mutasi (Rp) Saldo Akhir (Rp) Barang Konsumsi 3,440,292,241 1,179,682,943 4,619,975, Bahan untuk Pemeliharaan Suku Cadang Persediaan Lainnya JUMLAH 3,440,292,241 1,179,682,943 4,619,975,184 Total nilai barang persediaan yang dalam kondisi rusak dan usang adalah sebesar Rp.0 (nihil) yang terdiri dari barang persediaan dengan kondisi rusak senilai Rp.0 (nihil) dan kondisi usang senilai Rp. 0 (nihil). 54

62 b. Tanah Saldo tanah pada Promosi Kesehatan Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI per 31 Desember 2015 sebedar Rp.Nihil. Julah tersebut terdiri dari saldo awal tanah seluas Nihil m 2 dengan nilai sebesar Rp Nihil, mutase seluas Nihil m 2 dengan nilai sebesar Rp Nihil, dan mutasi kurang seluas Nihil m 2 dengan nilasi sebesar Rp Nihil. c. Peralatan dan Mesin Saldo Peralatan dan Mesin pada Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp ,- (tiga puluh empat milyar enam ratus dua puluh enam juta dua ratus dua belas ribu empat ratus tiga puluh satu rupiah), jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp ,- (tiga puluh empat milyar empat ratus delapan puluh delapan juta lima ratus dua puluh tujuh ribu empat ratus lima puluh enam rupiah), mutasi tambah sebesar Rp ,- (satu milyar serratus enam puluh lima juta enam ratus empat puluh delapan ribu rupiah), dan mutasi kurang sebesar Rp ,- (satu milyar dua puluh tujuh juta Sembilan ratus enam puluh tiga juta dua puluh lima rupiah). Rincian mutasi Peralatan dan Mesin per bidang barang adalah sebagai berikut: 1) Alat Angkutan (3.02) Saldo Alat Angkutan pada Satuan Kerja Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desemebr 2015 sebesar Rp ,- (tujuh belas milyar delapan ratus delapan puluh juta seratus tujuh puluh tiga ribu tujuh puluh enam rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal total jumlah barang sebesar 70 unit dengan nilai sebesar Rp ,- (tujuh belas milyar delapan ratus delapan puluh juta enam ratus Sembilan puluh delapan ribu tujuh puluh enam rupiah) mutasi tambah jumlah barang 0 Unit dengan nilai sebesar Rp. Nihil,-, dan mutasi kurang jumlah barang 0 dengan nilai sebesar Rp. Nihil. 55

63 Mutasi Tambah Nihil tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Pembelian Nihil Nihil Transfer Masuk Nihil Nihil Hibah (Masuk) Nihil Nihil Rampasan/Sitaan Nihil Nihil Penyelesaian Pembangunan Nihil Nihil Pembatalan Penghapusan Nihil Nihil Reklasifikasi Masuk Nihil Nihil Bangun Serah Guna Nihil Nihil Bangun Guna Serah Nihil Nihil Pertukaran Nihil Nihil Perolehan Lainnya Nihil Nihil Pengembangan Nilai Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Mutasi Kurang Nihil tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Penghapusan Nihil Nihil Transfer Keluar Nihil Nihil Hibah (Keluar) Nihil Nihil Pengurangan Nihil Nihil Reklasifikasi Keluar Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Koreksi Pencatatan Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Penghentian BMN dari Penggunaan Nihil Nihil Dari jumlah Alat Angkutan di atas, yang statusnya sedang dimanfaatkan oleh pihak ketiga adalah sejumlah 0 unit dengan nilai sebesar Rp Nihil, sedang dalam proses penghapusan/pemindahtanganan adalah 0 Unit dengan nilai sebesar Rp Nihil. Dari jumlah tersebut di atas, berdasarkan status kondisinya adalah sebagai berikut: 56

64 Uraian Kondisi Kuantitas (Unit) Nilai (Rp) Baik 0 0 Rusak Ringan 0 0 Rusak Berat 0 0 Catatan: Nilai (Rp) pada tabel di atas hanya diisi pada tingkat Satker. CaLBMN tingkat Wilayah, Eselon I, dan Kementerian tidak perlu mengisi kolom nilai (sesuai S-171/KN/2014). Kelompok barang Alat Angkutan yang statusnya dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah adalah 6 unit/ Rp ,- ( Dua milyar tiga ratus Sembilan puluh dua juta tiga ratus ribu trupiah). Dalam kelompok barang alat angkutan yang statusnya dihentikan dari penggunaannya diantaranya 1 unit kendaraan (Sepeda Motor Honda) sedang dalam proses untuk dihapuskan, 1 Unit (sepeda motor Honda) kondisinya hilang, 5 Unit Ford Ranger statusnya akan dihibahkan. 2) Alat Bengkel dan Alat Ukur (3.03) Saldo Alat Bengkel dan Alat Ukur pada Satuan kerja Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015 sebesar Rp Nihil. Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal total jumlah barang sebesar 1 unit dengan nilai sebesar Rp ,- (tiga ratus lima puluhn ribu rupiah) mutasi tambah jumlah barang 0 Unit dengan nilai sebesar Rp Nihil, dan mutasi kurang jumlah barang 1 unit dengan nilai sebesar Rp (tiga ratus lima puluh ribu rupiah). 3) Alat Kantor dan Rumah Tangga (3.05) Saldo Alat Kantor dan Rumah Tangga pada Satuan kerja Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015 sebesar unit 57

65 dengan nilai sebesar Rp ,- (Sembilan milyar lima belas juta tiga ratus empat puluh satu juta dua ratus tujuh puluh lima rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal total jumlah barang sebesar unit dengan nilai sebesar Rp ,- (delapan milyar tiga ratus Sembilan puluh lima juta Sembilan ratus dua puluh empat ribu tujuh ratus tujuh puluh lima rupiah) mutasi tambah jumlah barang 5 Unit dengan nilai sebesar Rp ,- (satu milyar tujuh puluh empat juta Sembilan ratus dua puluh ribu rupiah), dan mutasi kurang jumlah barang 442 unit dengan nilai sebesar Rp (empat ratus lima puluh lima juta lima ratus tiga ribu lima ratus rupiah). Mutasi Tambah 7 Unit tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Pembelian 1,074,920,000 Nihil Transfer Masuk Nihil Nihil Hibah (Masuk) Nihil Nihil Rampasan/Sitaan Nihil Nihil Penyelesaian Pembangunan Nihil Nihil Pembatalan Penghapusan Nihil Nihil Reklasifikasi Masuk Nihil Nihil Bangun Serah Guna Nihil Nihil Bangun Guna Serah Nihil Nihil Pertukaran Nihil Nihil Perolehan Lainnya Nihil Nihil Pengembangan Nilai Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Mutasi Kurang Nihil tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Penghapusan 455,503,500 Nihil Transfer Keluar Nihil Nihil Hibah (Keluar) Nihil Nihil Pengurangan Nihil Nihil Reklasifikasi Keluar Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Koreksi Pencatatan Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Penghentian BMN dari Penggunaan Nihil Nihil Dari jumlah Alat Kantor dan Rumah Tangga di atas, yang statusnya sedang dimanfaatkan oleh pihak ketiga adalah sejumlah 0 unit 58

66 dengan nilai sebesar Rp Nihil, sedang dalam proses penghapusan/pemindahtanganan adalah 422 unit dengan nilai sebesar Rp (empat ratus lima puluh lima juta lima ratus tiga ribu lima ratus rupiah). Dari jumlah tersebut di atas, berdasarkan status kondisinya adalah sebagai berikut: Uraian Kondisi Kuantitas (Unit) Nilai (Rp) Baik 1,421 9,015,341,275 Rusak Ringan 0 Rusak Berat ,503,500 Catatan: Nilai (Rp) pada tabel di atas hanya diisi pada tingkat Satker. CaLBMN tingkat Wilayah, Eselon I, dan Kementerian tidak perlu mengisi kolom nilai (sesuai S-171/KN/2014). Kelompok barang Alat Kantor dan Rumah Tangga yang statusnya dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah adalah unit/rp ,- (Enam miliar tiga ratus sebelas juta dua ratus embilan puluh sembilan ribu lima ratus rupiah). 4) Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar (3.06) Saldo Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar pada Satuan kerja Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015 sebesar Rp ,- (dua milyar tujuh ratus lima puluh tiga juta serratus lima puluh lima ribu tujuh ratus dua puluh lima rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal total jumlah barang sebesar 443 Unit dengan nilai sebesar Rp ,- (dua milyar tujuh ratus enam puluh tiga juta dua ratus empat ribu tujuh ratus dua puluh lima rupiah) mutasi tambah jumlah barang 7 Unit dengan nilai sebesar Rp (empat juta dua ratus enam puluh delapan ribu rupiah), dan mutasi kurang jumlah barang 22 unit dengan nilai sebesar Rp (empat belas milyar tiga ratus lima puluh tujuh ribu rupiah). 59

67 Dari jumlah Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar di atas, yang statusnya sedang dimanfaatkan oleh pihak ketiga adalah sejumlah 0 unit dengan nilai sebesar Rp Nihil, sedang dalam proses penghapusan/pemindahtanganan adalah 0 unit dengan nilai sebesar Rp Nihil. Dari jumlah tersebut di atas, berdasarkan status kondisinya adalah sebagai berikut: Uraian Kondisi Kuantitas (Unit) Nilai (Rp) Baik 428 2,753,115,725 Rusak Ringan 0 Rusak Berat 0 Kelompok barang Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar yang statusnya dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah adalah unit/rp ,- (Sepuluh milyar satu juta serratus tiga puluh ribu empat ratus lima puluh rupiah). 5) Alat-alat Kedokteran dan Kesehatan (3.07) Saldo Alat-alat Kedokteran dan Kesehatan pada Satuan kerja Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015 sebesar Rp ,- (tujuh belas juta delapan ratus sembilan puluh ribu rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal total jumlah barang sebesar 30 unit dengan nilai sebesar Rp ,- (lima belas juta tujuh tiga ratus sembilan puluh ribu rupiah) mutasi tambah jumlah barang 1 Unit dengan nilai sebesar Rp ,- (dua juta lima ratus ribu rupiah), dan mutasi kurang jumlah barang 0 dengan nilai sebesar Rp. Nihil. Mutasi Tambah 1 Unit tersebut meliputi: 60

68 Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Pembelian 2,500,000 Nihil Transfer Masuk Nihil Nihil Hibah (Masuk) Nihil Nihil Rampasan/Sitaan Nihil Nihil Penyelesaian Pembangunan Nihil Nihil Pembatalan Penghapusan Nihil Nihil Reklasifikasi Masuk Nihil Nihil Bangun Serah Guna Nihil Nihil Bangun Guna Serah Nihil Nihil Pertukaran Nihil Nihil Perolehan Lainnya Nihil Nihil Pengembangan Nilai Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Mutasi Kurang Nihil tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Penghapusan Nihil Nihil Transfer Keluar Nihil Nihil Hibah (Keluar) Nihil Nihil Pengurangan Nihil Nihil Reklasifikasi Keluar Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Koreksi Pencatatan Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Penghentian BMN dari Penggunaan Nihil Nihil Dari jumlah Alat-alat Kedokteran dan Kesehatan di atas, yang statusnya sedang dimanfaatkan oleh pihak ketiga adalah sejumlah 0 unit dengan nilai sebesar Rp Nihil, sedang dalam proses penghapusan/pemindahtanganan adalah 0 unit dengan nilai sebesar Rp Nihil. Dari jumlah tersebut di atas, berdasarkan status kondisinya adalah sebagai berikut: Uraian Kondisi Kuantitas ( satuan ) Nilai (Rp) Baik 31 17,890,000 Rusak Ringan 0 Rusak Berat 0 Kelompok barang Alat-alat Kedokteran dan Kesehatan yang statusnya dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah adalah 100 unit/rp ,- (Tujuh puluh sembilan juta rupiah). 61

69 6) Alat Laboratorium (3.08) Saldo Alat Laboratorium pada Satuan kerja Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015 sebesar Rp ,- (empat puluh Sembilan juta enam ratus lima puluh dua ribu rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal total jumlah barang sebesar 13 unit dengan nilai sebesar Rp ,- (empat puluh Sembilan juta enam ratus lima puluh dua ribu rupiah) mutasi tambah jumlah barang 0 Unit dengan nilai sebesar Rp Nihil, dan mutasi kurang jumlah barang 0 dengan nilai sebesar Rp. Nihil. Mutasi Tambah Nihil tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Pembelian Nihil Nihil Transfer Masuk Nihil Nihil Hibah (Masuk) Nihil Nihil Rampasan/Sitaan Nihil Nihil Penyelesaian Pembangunan Nihil Nihil Pembatalan Penghapusan Nihil Nihil Reklasifikasi Masuk Nihil Nihil Bangun Serah Guna Nihil Nihil Bangun Guna Serah Nihil Nihil Pertukaran Nihil Nihil Perolehan Lainnya Nihil Nihil Pengembangan Nilai Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Mutasi Kurang Nihil tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Penghapusan Nihil Nihil Transfer Keluar Nihil Nihil Hibah (Keluar) Nihil Nihil Pengurangan Nihil Nihil Reklasifikasi Keluar Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Koreksi Pencatatan Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Penghentian BMN dari Penggunaan Nihil Nihil Dari jumlah Alat Laboratorium di atas, yang statusnya sedang dimanfaatkan oleh pihak ketiga adalah sejumlah 0 unit dengan nilai 62

70 sebesar Rp Nihil, sedang dalam proses penghapusan / pemindahtanganan adalah 0 unit dengan nilai sebesar Rp Nihil. Dari jumlah tersebut di atas, berdasarkan status kondisinya adalah sebagai berikut: Uraian Kondisi Kuantitas ( satuan ) Nilai (Rp) Baik 13 49,652,000 Rusak Ringan 0 Rusak Berat 0 Kelompok barang Alat Laboratorium yang statusnya dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah adalah 30 unit/ Rp ,- (Dua ratus tujuh juta rupiah). 7) Alat Persenjataan (3.09) Saldo Alat Persenjataan pada Satuan kerja Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015 sebesar Rp ,- (delapan puluh delapan juta empat ratus enam puluh dua ribu lima ratus rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal total jumlah barang sebesar 3 unit dengan nilai sebesar Rp ,- (tujuh puluh enam juta lima ratus ribu rupiah) mutasi tambah jumlah barang 6 Unit dengan nilai sebesar Rp (sebelas juta Sembilan ratus enam puluh dua ribu lima ratus rupiah), dan mutasi kurang jumlah barang 0 dengan nilai sebesar Rp. Nihil. Mutasi Tambah Nihil tersebut meliputi: 63

71 Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Pembelian 11,962,500 Nihil Transfer Masuk Nihil Nihil Hibah (Masuk) Nihil Nihil Rampasan/Sitaan Nihil Nihil Penyelesaian Pembangunan Nihil Nihil Pembatalan Penghapusan Nihil Nihil Reklasifikasi Masuk Nihil Nihil Bangun Serah Guna Nihil Nihil Bangun Guna Serah Nihil Nihil Pertukaran Nihil Nihil Perolehan Lainnya Nihil Nihil Pengembangan Nilai Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Mutasi Kurang Nihil tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Penghapusan Nihil Nihil Transfer Keluar Nihil Nihil Hibah (Keluar) Nihil Nihil Pengurangan Nihil Nihil Reklasifikasi Keluar Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Koreksi Pencatatan Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Penghentian BMN dari Penggunaan Nihil Nihil Dari jumlah Alat Persenjataan di atas, yang statusnya sedang dimanfaatkan oleh pihak ketiga adalah sejumlah 0 unit dengan nilai sebesar Rp Nihil, sedang dalam proses penghapusan/pemindahtanganan adalah 0 unit dengan nilai sebesar Rp Nihil. Dari jumlah tersebut di atas, berdasarkan status kondisinya adalah sebagai berikut: Uraian Kondisi Kuantitas Nilai (Rp) Baik 9 88,462,500 Rusak Ringan 0 Rusak Berat 0 Kelompok barang Alat Persenjataan yang statusnya dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah adalah 300 unit/ Rp ,- (Tiga ratus enam puluh juta rupiah). 8) Komputer (3.10) 64

72 Saldo Komputer pada Satuan kerja Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015 sebesar Rp ,- (empat milyar tujuh ratus enam puluh sati juta empat ratus empat ribu tujuh puluh lima rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal total jumlah barang sebesar 567 unit dengan nilai sebesar Rp ,- (lima milyar dua ratus tiga puluh tuju juta Sembilan ratus Sembilan ribu seratus rupiah) mutasi tambah jumlah barang 9 Unit dengan nilai sebesar Rp ,- (tujuh puluh empat juta empat ratus Sembilan puluh tujuh lima ratus rupiah), dan mutasi kurang jumlah barang 111 unit dengan nilai sebesar Rp (Lima ratus lima puluh satu juta dua ribu lima ratus dua puluh lima rupiah). Mutasi Tambah 9 unit tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Pembelian 74,497,500 Nihil Transfer Masuk Nihil Nihil Hibah (Masuk) Nihil Nihil Rampasan/Sitaan Nihil Nihil Penyelesaian Pembangunan Nihil Nihil Pembatalan Penghapusan Nihil Nihil Reklasifikasi Masuk Nihil Nihil Bangun Serah Guna Nihil Nihil Bangun Guna Serah Nihil Nihil Pertukaran Nihil Nihil Perolehan Lainnya Nihil Nihil Pengembangan Nilai Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Mutasi Kurang 111 unit tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Penghapusan 551,002,525 Nihil Transfer Keluar Nihil Nihil Hibah (Keluar) Nihil Nihil Pengurangan Nihil Nihil Reklasifikasi Keluar Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Koreksi Pencatatan Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Penghentian BMN dari Penggunaan Nihil Nihil Dari jumlah Komputer di atas, yang statusnya sedang dimanfaatkan oleh pihak ketiga adalah sejumlah 0 unit dengan nilai sebesar 65

73 Rp Nihil, sedang dalam proses penghapusan/pemindahtanganan adalah 111 unit dengan nilai sebesar Rp (Lima ratus lima puluh satu juta dua ribu lima ratus dua puluh llima rupiah). Dari jumlah tersebut di atas, berdasarkan status kondisinya adalah sebagai berikut: Uraian Kondisi Kuantitas Nilai (Rp) Baik 465 4,761,404,075 Rusak Ringan 0 0 Rusak Berat ,002,525 Kelompok barang Komputer yang statusnya dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah adalah 737 unit/ Rp ,- (enam milyar Sembilan ratus tiga puluh empat juta tiga ratus enam ribu sembilan puluh tujuh rupiah). 9) Alat Peraga (3.16) Saldo Alat Peraga pada Satuan kerja Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015 sebesar Rp ,- (tiga puluh juta sembilan ratus lima puluh tiga ribu tujuh ratus delapan puluh rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal total jumlah barang sebesar 2 unit dengan nilai sebesar Rp ,- (tiga puluh juta sembilan ratus lima puluh tiga ribu tujuh ratus delapan puluh rupiah) mutasi tambah jumlah barang 0 Unit dengan nilai sebesar Rp Nihil, dan mutasi kurang jumlah barang 0 dengan nilai sebesar Rp. Nihil. Mutasi Tambah Nihil tersebut meliputi: 66

74 Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Pembelian Nihil Nihil Transfer Masuk Nihil Nihil Hibah (Masuk) Nihil Nihil Rampasan/Sitaan Nihil Nihil Penyelesaian Pembangunan Nihil Nihil Pembatalan Penghapusan Nihil Nihil Reklasifikasi Masuk Nihil Nihil Bangun Serah Guna Nihil Nihil Bangun Guna Serah Nihil Nihil Pertukaran Nihil Nihil Perolehan Lainnya Nihil Nihil Pengembangan Nilai Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Mutasi Kurang Nihil tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Penghapusan Nihil Nihil Transfer Keluar Nihil Nihil Hibah (Keluar) Nihil Nihil Pengurangan Nihil Nihil Reklasifikasi Keluar Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Koreksi Pencatatan Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Penghentian BMN dari Penggunaan Nihil Nihil Dari jumlah Alat Peraga di atas, yang statusnya sedang dimanfaatkan oleh pihak ketiga adalah sejumlah 0 unit dengan nilai sebesar Rp Nihil, sedang dalam proses penghapusan/pemindahtanganan adalah 0 unit dengan nilai sebesar Rp Nihil. Dari jumlah tersebut di atas, berdasarkan status kondisinya adalah sebagai berikut: Uraian Kondisi Kuantitas (Unit) Nilai (Rp) Baik 2 30,953,780 Rusak Ringan 0 Rusak Berat 0 Kelompok barang Alat Peraga yang statusnya dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah adalah 200 unit/rp ,- (Seratus tujuh juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). 10) Peralatan Olahraga (3.19) 67

75 Saldo Peralatan Olahraga pada Satuan kerja Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015sebesar Rp ,- (tujuh juta dua ratus ribu rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal total jumlah barang sebesar 0 unit dengan nilai sebesar Rp 0,- (Nihil) mutasi tambah jumlah barang 1 Unit dengan nilai sebesar Rp ,- (tujuh juta dua ratus ribu rupiah), dan mutasi kurang jumlah barang 0 dengan nilai sebesar Rp. Nihil. Mutasi Tambah Nihil tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Pembelian 7,200,000 Nihil Transfer Masuk Nihil Nihil Hibah (Masuk) Nihil Nihil Rampasan/Sitaan Nihil Nihil Penyelesaian Pembangunan Nihil Nihil Pembatalan Penghapusan Nihil Nihil Reklasifikasi Masuk Nihil Nihil Bangun Serah Guna Nihil Nihil Bangun Guna Serah Nihil Nihil Pertukaran Nihil Nihil Perolehan Lainnya Nihil Nihil Pengembangan Nilai Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Mutasi Kurang Nihil tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Penghapusan Nihil Nihil Transfer Keluar Nihil Nihil Hibah (Keluar) Nihil Nihil Pengurangan Nihil Nihil Reklasifikasi Keluar Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Koreksi Pencatatan Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Penghentian BMN dari Penggunaan Nihil Nihil Dari jumlah Peralatan Olahraga di atas, yang statusnya sedang dimanfaatkan oleh pihak ketiga adalah sejumlah 0 unit dengan nilai sebesar Rp Nihil, sedang dalam proses penghapusan/pemindahtanganan adalah 0 unit dengan nilai sebesar Rp Nihil. 68

76 Dari jumlah tersebut di atas, berdasarkan status kondisinya adalah sebagai berikut: Uraian Kondisi Kuantitas (Unit) Nilai (Rp) Baik 1 7,200,000 Rusak Ringan 0 Rusak Berat 0 Kelompok barang Alat-alat Kedokteran dan Kesehatan yang statusnya dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah adalah 0 unit/rp. Nihil. 11) Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin. Akumulasi penyusutan peralatan dan mesin pada Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015 sebesar Rp ,- (dua puluh rupiah). Adapun rincian akumulasi penyusutan Peralatan dan Mesin pada Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2014 terdapat dalam Laporan Penyusutan Barang (KPB) Tahun 2014 (terlampir). d. Aset Tetap Lainnya Saldo Aset Tetap Lainnya pada Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015 sebesar Rp ,- (Empat belas juta lima ratus ribu rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp ,- (Empat belas juta lima ratus ribu rupiah), mutasi tambah sebesar Rp. 0 (Nihil), dan mutasi kurang sebesar Rp. 0,- (Nihil). Rincian mutasi Aset Tetap Lainnya per bidang barang adalah sebagai berikut: 1) Bahan Perpustakaan Saldo Bahan Perpustakaan pada Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp ,- (Empat Juta rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sejumlah 100 Buah dengan nilai sebesar Rp ,- (Empat juta rupiah), mutasi tambah sejumlah 0 Buah dengan nilai sebesar Rp 0,- (Nihil), dan mutasi kurang sejumlah 0 Buah dengan nilai sebesar Rp 0,- (Nihil). 69

77 Mutasi Tambah Bahan Perpustakaan tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Pembelian Nihil Nihil Transfer Masuk Nihil Nihil Hibah (Masuk) Nihil Nihil Rampasan/Sitaan Nihil Nihil Penyelesaian Pembangunan Nihil Nihil Pembatalan Penghapusan Nihil Nihil Reklasifikasi Masuk Nihil Nihil Bangun Serah Guna Nihil Nihil Bangun Guna Serah Nihil Nihil Pertukaran Nihil Nihil Perolehan Lainnya Nihil Nihil Pengembangan Nilai Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Mutasi Kurang Bahan Perpustakaan tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Penghapusan Nihil Nihil Transfer Keluar Nihil Nihil Hibah (Keluar) Nihil Nihil Pengurangan Nihil Nihil Reklasifikasi Keluar Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Koreksi Pencatatan Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Penghentian BMN dari Penggunaan Nihil Nihil Dari jumlah Aset Tetap Lainnya di atas, yang statusnya sedang dimanfaatkan oleh pihak ketiga adalah sejumlah 0 Buah dengan nilai sebesar Rp Nihil, sedang dalam proses penghapusan/pemindahtanganan adalah sebesar Rp Nihil. 0 Buah dengan nilai Dari jumlah Bahan Perpustakaan di atas berdasarkan status kondisinya adalah sebagai berikut: Uraian Kondisi Kuantitas (Buah) Nilai (Rp) Baik 100 4,000,000 Rusak Ringan 0 Rusak Berat 0 Catatan: 70

78 Nilai (Rp) pada tabel di atas hanya diisi pada tingkat Satker. CaLBMN tingkat Wilayah, Eselon I, dan Kementerian tidak perlu mengisi kolom nilai (sesuai S-171/KN/2014). 2) Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olahraga Saldo Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olahraga pada Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp ,- (Sepuluh juta lima ratus ribu rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sejumlah 1 Buah dengan nilai sebesar Rp ,- (Sepuluh juta lima ratus ribu rupiah), mutasi tambah sejumlah 0 Buah dengan nilai sebesar Rp 0,- (Nihil), dan mutasi kurang sejumlah 0 Buah dengan nilai sebesar Rp 0,- (Nihil). Mutasi Tambah Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olahraga tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Pembelian Nihil Nihil Transfer Masuk Nihil Nihil Hibah (Masuk) Nihil Nihil Rampasan/Sitaan Nihil Nihil Penyelesaian Pembangunan Nihil Nihil Pembatalan Penghapusan Nihil Nihil Reklasifikasi Masuk Nihil Nihil Bangun Serah Guna Nihil Nihil Bangun Guna Serah Nihil Nihil Pertukaran Nihil Nihil Perolehan Lainnya Nihil Nihil Pengembangan Nilai Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Mutasi Kurang Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olahraga tersebut meliputi: 71

79 Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Penghapusan Nihil Nihil Transfer Keluar Nihil Nihil Hibah (Keluar) Nihil Nihil Pengurangan Nihil Nihil Reklasifikasi Keluar Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Koreksi Pencatatan Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Penghentian BMN dari Penggunaan Nihil Nihil Dari jumlah Aset Tetap Lainnya di atas, yang statusnya sedang dimanfaatkan oleh pihak ketiga adalah sejumlah 0 Buah dengan nilai sebesar Rp Nihil, sedang dalam proses penghapusan/pemindahtanganan adalah 0 Buah dengan nilai sebesar Rp Nihil. Dari jumlah Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olahraga di atas berdasarkan status kondisinya adalah sebagai berikut: Uraian Kondisi Kuantitas (Buah) Nilai (Rp) Baik 1 10,500,000 Rusak Ringan 0 Rusak Berat 0 Catatan: Nilai (Rp) pada tabel di atas hanya diisi pada tingkat Satker. CaLBMN tingkat Wilayah, Eselon I, dan Kementerian tidak perlu mengisi kolom nilai (sesuai S-171/KN/2014). 3) Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya pada Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015sebesar Rp ,- (Sepuluh juta lima ratus ribu rupiah). Adapun rincian penyusutan Aset Tetap Lainnya terdapat dalam Laporan Penyusutan Barang (KPB) Tahun 2014 (terlampir). e. Aset Lainnya 72

80 Saldo Aset lainnya pada Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp ,- (tiga belas milyar Sembilan ratus tiga juta serratus dua puluh tiga ribu dua ratus delapan puluh delapan rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp ,- (tiga milyar delapan raus tiga belas juta dua ratus enam puluh enam ribu enam ratus delapan rupiah), mutasi tambah sebesar Rp ,- (Tiga milyar delapan ratus tiga belas juta dua ratus enam puluh enam ribu enam ratus delapan rupiah), dan mutasi kurang sebesar Rp. 0,- (Nihil). 1) Aset Tak Berwujud Saldo Aset Tak Berwujud pada Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp ,- (tiga belas milyar tiga puluh Sembilan juta dua ratus tiga ribu dua ratus delapan puluh delapan rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar 52 buah dengan nilai sebesar Rp ,- (delapan milyar serratus enam puluh tiga juta delapan ratus delapan ribu empat ratus tujuh puluh rupiah), mutasi tambah 42Buah dengan nilai sebesar Rp ,- (empat milyar delapan ratus tujuh puluh lima juta tiga ratus Sembilan puluh empat ribu delapan ratus delapan belas rupiah), dan mutasi kurang sejumlah 0 Buah dengan nilai sebesar Rp Nihil. Mutasi Tambah Aset Tak Berwujud tersebut meliputi: 73

81 Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Pembelian 4,875,394,818 - Transfer Masuk - - Hibah (Masuk) - - Rampasan/Sitaan - - Penyelesaian Pembangunan - - Pembatalan Penghapusan - - Reklasifikasi Masuk - - Bangun Serah Guna - - Bangun Guna Serah - - Pertukaran - - Perolehan Lainnya - - Pengembangan Nilai - - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Re - - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset - - Mutasi Kurang Aset Tak Berwujud tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Penghapusan Nihil Nihil Transfer Keluar Nihil Nihil Hibah (Keluar) Nihil Nihil Pengurangan Nihil Nihil Reklasifikasi Keluar Nihil Nihil Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil Koreksi Pencatatan Nihil Nihil Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil Penghentian BMN dari Penggunaan Nihil Nihil Dari jumlah Aset Tak Berwujud di atas, yang statusnya sedang dimanfaatkan oleh pihak ketiga adalah sejumlah 0 Buah dengan nilai sebesar Rp Nihil sedang dalam proses penghapusan/pemindahtanganan adalah 0 Buah dengan nilai sebesar Rp Nihil. Aset Tak Berwujud yang statusnya dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah adalah 0 unit/rp Nihil. Penambahan nilai Aset Tidak Berwujud berasal dari pembelian/pengadaan Produksi Video, ILM dan Software Aplikasi. Pengadaan tersebut menggunakan Mata Anggaran Nilai yang di input pada aplikasi SIMAK BMN tidak sama dengan nilai pada SPM. Itu dikarenakan nilai SPM terdapat nilai gabungan dengan lainnya. 74

82 2) BMN Yang Dihentikan Penggunaannya dari Operasional Pemerintah Saldo BMN Yang Dihentikan Penggunaannya dari Operasional Pemerintah pada Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp ,-(dua puluh enam milyar Sembilan ratus delapan belas juta enam ratus tiga puluh enam ribu Sembilan ratus dua puluh lima rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp ,-(dua puluh enam milyar seratus lima puluh juta Sembilan ratus tujuh puluh ribu Sembilan ratus rupiah), mutasi tambah sejumlah 606 unit dengan nilai sebesar Rp (satu milyar dua puluh tujuh juta Sembilan ratus enam puluh tiga ribu dua puluh lima rupiah), dan mutasi kurang sejumlah 3 unit dengan nilai sebesar Rp ,- (dua ratus enam puluh juta dua ratus Sembilan puluh tujuh ribu rupiah).. Mutasi Tambah BMN Yang Dihentikan Penggunaannya dari Operasional Pemerintah tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Penghentian BMN dari Penggunaan 1,021,213,025 6,750,000 Mutasi Kurang BMN Yang Dihentikan Penggunaannya dari Operasional Pemerintah tersebut meliputi: Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) Penghapusan 260,297,000 0 Penggunaan Kembali BMN Yang Dihentikan 0 0 Rincian BMN yang telah dihentikan penggunaannya pada Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2014 per golongan barang adalah sebagai berikut: 75

83 Golongan Barang Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp) 1 Tanah Peralatan dan Mesin 26,918,636, Gedung dan Bangunan Jalan, Jembatan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap Lainnya 0 0 JUMLAH 26,918,636,925 0 Akumulasi Penyusutan BMN Yang Dihentikan Penggunaannya dari Operasional Pemerintah per 31 Desember 2015 sebesar Rp ,- (dua puluh enam milyar lima puluh empat juta tujuh ratus enam belas ribu Sembilan ratus dua puluh lima rupiah) Adapun rincian penyusutan BMN Yang Dihentikan Penggunaannya dari Operasional Pemerintah tahun 2014 (terlampir). 2. Barang Milik Negara pada Satker Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2015 a. BMN per akun neraca Nilai BMN pada Satker Pusat Promosi Kesehatan Per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp ,- (tiga puluh milyar serratus empat puluh dua juta delapan ratus tujuh puluh ribu delapan ratus empat puluh delapan rupiah), nilai BMN dimaksud disajikan berdasarkan klasifikasi pos-pos perkiraan Neraca yaitu: Persediaan, Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, Konstruksi Dalam Pengerjaan, dan Aset Lainnya. Penyajian nilai BMN dalam pos perkiraan Neraca tersebut dengan rincian sebagai berikut: 76

84 No Uraian Neraca Intrakomptabel Ekstrakomptabel Gabungan Rp % Rp % Rp % I Aset Lancar 1 Persediaan ,76% 0 0,00% ,76% Sub Jumlah (1) ,76% 0 0,00% ,76% II Aset Tetap 1 Tanah 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 2 Peralatan dan Mesin ,70% ,00% ,73% 3 Gedung dan Bangunan 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 5 Aset Tetap Lainnya ,02% 0 0,00% ,02% 6 KDP 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% Sub Jumlah (2) ,72% ,00% ,75% III Aset Lainnya 1 Kemitraan dengan pihak ketiga 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 2 Aset Tak Berwujud ,30% 0 0,00% ,30% Aset yang dihentikan dari 3 penggunaan operasional ,21% 0 0,00% ,19% pemerintah Sub Jumlah (3) ,52% 0 0,00% ,49% Total Rincian nilai Akumulasi Penyusutan BMN pada Satker Pusat Promosi Kesehatan Per sebagai berikut: 31 Desember 2015 per perkiraan Neraca adalah No Uraian Neraca Intrakomptabel Ekstrakomptabel Gabungan Rp % Rp % Rp % I Aset Tetap 1 Peralatan dan Mesin 22,975,798, % 35,161, % 23,010,959, % 2 Gedung dan Bangunan % % % 3 Jalan, Irigasi, dan Jaringan % % % 4 Aset Tetap Lainnya 10,500, % % 10,500, % Sub Jumlah (1) 22,986,298, % 35,161, % 23,021,459, % II Aset Lainnya 1 Kemitraan dengan pihak ketiga % % % Aset yang dihentikan dari 2 penggunaan operasional 26,047,966, % 6,750, % 26,054,716, % pemerintah Sub Jumlah (2) 26,047,966, % 6,750, % 26,054,716, % Total 49,034,264,980 41,911,600 49,076,176,580 BAB IV KESIMPULAN Dari seluruh uraian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pusat Promosi Kesehatan telah melakukan berbagai upaya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang 77

85 dapat disimpulkan dari pelaksanaan program kerja tahun anggaran 2015 adalah sebagai berikut: 1. Terdapat 4 (empat) dari 5 (lima) indikator Pusat promosi Kesehatan tahun 2015 yang dapat tercapai. Satu indikator yang tidak tercapai adalah Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM. 2. Komitmen pemerintah daerah dalam memprioritaskan upaya promotif preventif mulai meningkat ditandai dengan meningkatnya jumlah kebijakan berwawasan kesehatan, kebijakan PHBS, kerjasama lintas sektor, dunia usaha, dan organisasi kemasyarakatan di beberapa provinsi. Selanjutnya perlu dilakukan advokasi dan koordinasi lebih lanjut agar pemerintah daerah mengalokasikan anggaran daerah dan melaksankan kegiatan promosi kesehatan yang berdaya ungkit dalam peningkatan perilaku sehat. 3. Dalam rangka meningkatkan kapasitas petugas pengelola program pemberdayaan dan promosi kesehatan di daerah, telah dilakukan berbagai pelatihan secara berjenjang seperti pengelolaan advokasi, penggalangan kemitraan, pengelolaan media, dan pelatihan teknis lainnya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan hasil analisis dari capaian kinerja, selanjutnya dirumuskan beberapa langkah penting sebagai upaya peningkatan kinerja pada tahun berikutnya, antara lain: 1. Melakukan review indikator kinerja sesuai dengan perubahan struktur organisasi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, penyelenggaraan kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di Kementerian Kesehatan dilaksanakan oleh Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2. Mensinergikan lintas unit dalam upaya promosi kesehatan baik di Kementerian Kesehatan maupun di daerah. 3. Meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung upaya promotif preventif baik dari dukungan anggaran daerah maupun ketersediaan dan kualitas SDM promosi kesehatan. 78

86 4. Meningkatkan peran aktif dari mitra strategis (dunia usaha/swasta, LSM/NGO/INGO, dan ormas) untuk mendukung program kesehatan khususnya upaya promosi kesehatan. 5. Meningkatkan kualitas sumber daya promosi kesehatan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan puskesmas melalui pelatihan maupun pembinaan teknis promosi kesehatan melalui menu dana pusat dekonsentrasi, DAK non fisik, maupun sumber dana lainnya. 79

87 2

88 3

BUKU LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN Direktorat Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat

BUKU LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN Direktorat Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat BUKU LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat IKHTISAR EKSEKUTIF Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 Tentang Rencana

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2015 Pusat Promosi Sekretariat Jenderal Kementerian R.I. 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2015

Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2015 Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2015 Health Promotion ; any combination of health education and related organizational, political and economic intervention designed to facilitate behavioral and environment

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2014, merupakan sarana untuk menyampaikan

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN 2015-2019 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi Lantai 8 9 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN 2016-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembangunan kesehatan menjadi bagian yang

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2015 2019 KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERJANJIAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan

Lebih terperinci

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE-57 25 JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

KEBIJAKAN BERWAWASAN KESEHATAN (PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) RPJMN

KEBIJAKAN BERWAWASAN KESEHATAN (PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) RPJMN KEBIJAKAN BERWAWASAN KESEHATAN (PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) RPJMN 2015-2019 Dra. Herawati, MA Kepala Sub Direktorat Komunikasi Informasi Edukasi Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan

Lebih terperinci

RAKONTEK 2017 OLEH SEKSI PROMKES

RAKONTEK 2017 OLEH SEKSI PROMKES RAKONTEK 2017 OLEH SEKSI PROMKES N O 1 2 3 4 5 INDIKATOR RPJMN/RENSTRA DAN RKP KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DAN PM TAHUN 2017 RPJMAN DAN RENSTRA TAHUN 2017 INDIKATOR Jumlah kebijakan publik yang berwawasan

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN VISI DAN MISI PRESIDEN TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi;

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan RENCANA AKSI KEGIATAN 2015 sd. 2019 Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017 www.iakmi.or.id Keynote Speech Nila Farid Moeloek Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017 SISTEMATIKA PENYAJIAN ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN PENDEKATAN KELUARGA GERAKAN MASYARAKAT HIDUP

Lebih terperinci

a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar

a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar IKHTISAR EKSEKUTIF Sebagai perwujudan dan pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan visi, misi, tujuan dan sasaran SKPD yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja Tahun 2016 dan

Lebih terperinci

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga LEMBAR FAKTA 1 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Apa itu Pendekatan Keluarga? Pendekatan Keluarga Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan

Lebih terperinci

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah Pengantar D alam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak merupakan salah satu sasaran pokok pembangunan nasional. Untuk

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Daerah Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Gubernur

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN 2016-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembangunan kesehatan menjadi bagian yang

Lebih terperinci

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut : 4. Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi yang belum tepat waktu Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS GIZI: Magnitude dalam Membanguan Manusia dan Masyarakat Permasalahan gizi merupakan permasalahan sangat mendasar bagi manusia Bagi Indonesia, permasalahan ini sangat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Cimahi ini dibuat berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 2015-2019 PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014 1 KATA PENGANTAR Saat ini fokus kebijakan RPJMN 2015 2019 adalah penguatan upaya kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa A LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA BAHAN PAPARAN [ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA S U M A T E R A K A L I M A N T A N I R I A N J A Y A J A V A Ps 28E (1) setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit, yaitu hanya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia tertinggal dari pembangunan ekonominya. Padahal pembangunan sosial sangat penting, karena pembangunan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN OLEH: DR.DR.H.RACHMAT LATIEF, SPPD-KPTI., M.KES., FINASIM KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN WORSHOP LS DAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN 2015-2019 Biro Perencanaan dan Anggaran Kemenkes Disampaikan pada: RAPAT KONSULTASI NASIONAL PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES PALU, 31 MARET 2015 VISI PRESIDEN Terwujudnya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SATU TAHUN

LAPORAN KINERJA SATU TAHUN Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyara Tahun 2016 Health Promotion ; any combination of health education and related organizational, political and economic intervention designed to facilitate

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan fungsi SKPD Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pengendalian Kependudukan dan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG - 2021 i KATA PENGANTAR Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Outline Paparan 1. Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja Kemenkes 2014-2015 - Capaian Indikator

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) PERAN ORGANISASI PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT Dalam Program GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) Disampaikan Oleh FILOSOFI DAN KONSEP DASAR FAKTA PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN FAKTOR PERILAKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 48 menyatakan bahwa salah satu dari 17 upaya kesehatan komprehensif adalah Pelayanan Kesehatan Tradisional.

Lebih terperinci

HASIL SIDANG KOMISI III

HASIL SIDANG KOMISI III HASIL SIDANG KOMISI III Paradigma Sehat: Penguatan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan dalam Upaya Promotif dan Preventif Mulai Dari Pinggir ke Tengah PROGRAM INDONESIA SEHAT Paradigma Sehat Program

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan terhadap kebijakan Nasional Sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah (Kabinet Kerja) 2015-2019, seluruh Kementerian/Lembaga diarahkan untuk turut

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

GAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG

GAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG GAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG NO TENAGA KESEHATAN TOTAL PNS 1. Dokter umum 183 NON PNS 59 2. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan 11 12 15 9 12 6 4. Dokter

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I Pemerintah Provinsi Banten PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perencanaan merupakan suatu proses pengambilan keputusan untuk menentukan tindakan masa depan secara tepat dari sejumlah pilihan, dengan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Nawacita Bersama Kampung Keluarga Berencana (KB)

Nawacita Bersama Kampung Keluarga Berencana (KB) Nawacita Bersama Kampung Keluarga Berencana (KB) Oleh : Drs. Dani Saputra, M.Kes Peneliti Madya Perwakilan BKKBN Prov. Sumsel Dalam upaya melaksanakan janji kampanye mensejahterakan rakyat, Presiden Jokowi

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1 1 Pendahuluan D alam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan kinerjanya sebagaimana diamanatkan dalam inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), seluruh instansi

Lebih terperinci

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas Nasional (PN)

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Di sejumlah negara yang sedang berkembang pendidikan telah mengambil

Lebih terperinci

RISALAH PEMBAHASAN RDS

RISALAH PEMBAHASAN RDS RUMAH DESA SEHAT DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL DASAR DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA -

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH Melalui PENINGKATAN KAPABILITAS APIP dan MATURITAS SPIP Dr. Ardan Adiperdana, Ak., MBA., CA, CFrA, QIA Kepala BPKP Rakorwas Kementerian

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan Tahun

Rencana Aksi Kegiatan Tahun Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-2019 DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhaanahu Wa Ta ala, Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 Tantangan Pembangunan Kesehatan Derajat kesehatan rakyat yg setinggitingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Strategis ( Renstra ) Dinas Kesehatan 2012 2017 Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, merupakan penjabaran

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas

oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas Jakarta, 23 April 2015 OUTLINE I. Pendahuluan II. III. IV. Kondisi Umum Kesehatan Kondisi Umum SDM Kesehatan Tantangan Pembangunan SDM Kesehatan

Lebih terperinci

HASIL SIDANG KOMISI III Paradigma Sehat : Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Promotif Preventif

HASIL SIDANG KOMISI III Paradigma Sehat : Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Promotif Preventif HASIL SIDANG KOMISI III Paradigma Sehat : Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Promotif Preventif Rakerkesnas Regional Timur Makassar, 09-12 Maret 2015 1 Pengarah Pimpinan Sidang Sekretaris TIM KOMISI III

Lebih terperinci

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan ( REVISI I ) KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) 205 209 merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Peningkatan Kapasitas Pengendalian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016 [Document subtitle] BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Pembangunan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia merupakan bagian

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) DISKUSI KONDISI KUALITAS KESEHATAN DAN KEBUTUHAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN INDONESIA DALAM KERANGKA KEMANDIRIAN KESEHATAN INDONESIA BERBASIS PERDESAAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016 SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, Saudara-saudara sekalian

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan L LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan 2013 2018 No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Misi I : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci