JUSTIFIKASI DARI HASIL MASUKAN KEMENTERIAN TERKAIT TERHADAP DRAF RPP FASILITASI DAN INSENTIF HORTIKULTURA

Transkripsi

1 JUSTIFIKASI DARI HASIL MASUKAN KEMENTERIAN TERKAIT TERHADAP DRAF RPP FASILITASI DAN INSENTIF HORTIKULTURA No. Asal KL/Pasal Usulan/Masukan terhadap Pasal Hal-hal yang masih Pending pada Pleno II 1 Kementerian Keuangan (Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran) Pasal 20 (3) Bantuan Biaya Transportasi diusulkan dihapus 2 BPN Pasal 14 dan Pasal 25 Tanggapan/ Perubahan Perubahan di Pleno II yang diusulkan Pasal 20 (3) Bantuan Biaya tranportasi pada ayat (2) butir a diberikan kepada Pelaku Usaha yang menggunakan jasa penerbangan nasional ke Luar Negeri disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara (Kemenkeu akan mendiskusikan lebih lanjut) Pasal 14 dan Pasal 25 Perlu penjelasan lebih jelas Pasal 14 telah mengadopsi PP tentang tanah 11 tahun 2010 tentang Tanah terlantar/tidak atau belum Terlantar, Tanah terlantar dimanfaatkan sesuai digunakan untuk reforma peruntukannya yang agraria, cadangan negara dan dikaitkan dengan keringan kebutuhan mendesak sesuai biaya sertifikat pada pasal diatur dengan peraturan 25 pelaksanaan yaitu Perkaba nomor 4 tahun 2010 dan tahun 2011 Sedangkan pengaturan Keputusan Kepala BPN sudah ada penggunaan lahan kosong, tetapi apakah masih berlaku khususnya untuk bantuan keringanan biaya sertifikat tanah yang terkait juga di pasal 25 (Akan dicek oleh BPN)

2 A. Bank Indonesia (Masukan tanggal 30 Januari Konsideran RPP Ditambahkan pasal 96, pasal 97 dan pasal 98 dikarenakan materi RPP Fasilitasi dan Insentif Usaha Hortikultura meliputi Pengaturan mengenai Pembiayaan dan Penjaminan 2. Pasal 15 Terkait akses permodalan beberapa pertanyaan : a. Apakah akses permodalan ditujukan kepada perbankan atau lembaga keuangan dan apakah pemerintah daerah dapat atau akan menyediakan kredit program bagi usaha hortikultura? b. Apakah dalam tataran implementasi akan ada lembaga yang menyediakan pinjaman tanpa agunan sekaligus pemberian subsidi bunga? c. Pada ayat 2 disebutkan akses permodalan yang memiliki kelayakan usaha, bagaimana dengan usaha mikro yang belum feasible/layak dan belum bankable d. Bagaimana dengan kriteria kelayakan usaha, apakah sudah terdapat kriteria tertentu oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sehingga diusulkan untuk ditetapkan kriteria minimal bagi kelayakan usaha e. Pemberian akses permodalan hanya diberikan dalam bentuk kredit, bagaimana dengan bantuan teknis untuk peningkatan kapasitas Tidak diterima Masukan diterima dan telah disesuaikan di konsideran RPP Pertanyaan a-d sudah dijelaskan pada pleno I dan wakil BI tidak mengajukan keberatan Telah disesuaikan di dalam pasal 15 Ayat 2 dan juga diberikan penjelasan pasal di Bab Penjelasan berbunyi

3 usaha mikro dan kecil hortikultura sebagai berikut: Yang dimaksud akses permodalan tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga dalam bantuan teknis 3 Pasal 25 (lama) menjadi pasal 24 baru Diusulkan untuk menambahkan penjelasan pada pasal 25 ayat (3) yang mempertegas bahwa Menteri, Menteri terkait, Gubernur, Bupati/Walikota dapat bekerjasama dengan Lembaga/Badan/Institusi atau pihak lain sesuai dengan kewenangan masing-masing dalam memberikan kemudahan, kerjasama/kemitraan, khususnya yang terkait dengan bimbingan, pembinaan dan edukasi terhadap pelaku usaha Masukan diterima dan telah dimasukan dalam penjelasan Pasal 24 Ayat 3 berbunyi sebagai berikut: Yang dimaksud kerjasama kemitraan yaitu Menteri, Menteri terkait, Gubernur, Bupati/Walikota dapat bekerjasama dengan Lembaga/Badan/Institusi atau pihak lain sesuai dengan kewenangan masing-masing dalam memberikan kemudahan, kerjasama/kemitraan, khususnya yang terkait dengan bimbingan, pembinaan dan edukasi terhadap pelaku usaha 4 Pasal 26, Pasal 30 dan Pasal 32 (lama) menjadi pasal 25, pasal 29 dan pasal 31 baru Perlu kejelasan bentuk insentif bantuan pembiayaan dan keringanan biaya yang terkait dengan penerbitan sertifikat agar tidak duplikasi antara pasal 30 dan 32 Masukan diterima dan telah disesuaikan pada pasal 29 ayat 3 bahwa bantuan yang dimaksud adalah bantuan biaya penerbitan sertifikat untuk pelaku usaha hortikultura dari APBN/APBD sektor pertanian bukan bantuan sertifikat tanah tetapi sertifikat seperti sertifikat GAP, Sertifikat jaminan mutu dan lain-lain yang. Formulasi penjelasan telah dimasukan dalam penjelasan pasal 29 ayat 3 di bab pejelasan yang berbunyi sebagai berikut: Yang dimaksud dengan sertifikat antara lain sertifikat jaminan mutu, keamanan pangan, dan kompetensi.

4 5 Pasal 33 (Lama) menjadi pasal 32 baru Di dalam RPP UMKM disebutkan bahwa ketentuan yang terkait perijinan UMKM diatur bahwa usaha mikro disyaratkan memiliki tanda pendataan, usaha kecil disyaratkan tanda bukti pendaftaran sedangkan usaha menengah harus memiliki izin usaha sedangkan dalam RPP Fasilitasi dan Insentif Hortikultura diatur memiliki tanda daftar bagi usaha mikro dan kecil, memiliki izin usaha bagi usaha menengah dan besar Sedangkan yang membedakan pasal 29 ayat 3 dan pasal 31 ayat 2 adalah bahwa untuk pasal 31 ayat 2 yang dimaksud adalah keringanan biaya sertifikat tanah bukan biaya sertifikat pada pasal 29 ayat 3 keringanan biaya sertifikat berlaku untuk nasional yang menjadi ranah lembaga yng bertanggungjawab di bidang pertanahan yaitu dibiayai BPN melalui program seperti Prona dll sesuai dengan peraturan perundang-undangan yg sudah ada. untuk itu dalam rangka sinkronisasi kedua RPP tersebut telah disesuaikan dalam perubahan redaksi pasal 32. Di dalam perubahan tersebut telah disinkronkan dengan RPP UMKM yaitu pada penjelasan Pasal 32 ayat (1) didalam bab Penjelasan bahwa yang dimaksud tanda daftar dalam pasal 32 ayat 1 yaitu suatu keterangan yang menjelaskan bahwa Usaha Mikro dan kecil telah dilakukan pendataan yang meliputi antara lain nama usaha, jenis usaha, lokasi usaha dan alamat usaha B. Kementerian Perdagangan (Masukan tanggal 31 Januari 2013) 1. Konsideran RPP Diusulkan Dimasukan UU Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Pasal 32 ayat (2) mengatur tentang persyaratan untuk izin usaha bagi usaha menengah dan besar Masukan belum dapat diterima karena didalam Rancangan Peraturan Pemerintah ini tidak tunduk kepada aturan pada UU Nomor 7 tahun 1994, sehingga konsideran UU

5 Perdagangan Dunia) Nomor 7 tahun 1994 diusulkan dihapus 1. Pasal 3 Diusulkan aspek pembinaan dan pengawasan dicantumkan dalam pasal 3 2. Pasal 17 Penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan termasuk pemberian fasilitas kegiatan usaha perdagangan, menteri perdagangan melalukan koordinasi dengan kementerian teknis terkait yang membina sektor hulu. Untuk itu diusulkan pasal 17 menjadi: Ayat (1) Fasilitas Pemasaran... Ayat (2) Fasilitas Pemasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk... Ayat (3) Fasilitas Pemasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan melalui koordinasi dengan Menteri, menteri teknis dan pemerintah daerah Masukan diterima dan telah disesuaikan diatur memiliki tanda daftar bagi pelaku usaha (1) Masukan diterima tetapi direformulasi untuk ayat 2 huruf c dengan menghapus pengendalian impor karena menurut kami, pengendalian impor bukan merupakan fasilitas pemasaran untuk ayat 3 menjadi... berdasarkan saran dan pertimbangan dari melalui koordinasi dengan Menteri, Gubernur, dan/atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya. menteri teknis dan pemerintah daerah. 3. Pasal 21 ayat (1) huruf c Pasal 21 ayat (2) Diusulkan dihapus Diusulkan ketentuan Pasal 21 ayat (2) bersifat umum karena dapat menjadi inkosistensi dengan Perjanjian- Konsekuensi dengan menghapus kalimat pengendalian impor maka pasal 21 kami hapus, dan juga konsideran UU nomor 7 tahun 1994 kami usulkan dihapus

6 C. Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Keuangan Daerah) 1. Pasal 26 (Lama) menjadi Pasal 25 (Baru) perjanjian WTO, sehingga diusulkan perubahan pasal 21 ayat (2) menjadi Pengendalian impor pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Bentuk insentif yang diberikan kepada pelaku usaha hortikultura dalam pasal 3 huruf b paling sedikit berupa : a. Insentif Pajak dan retribusi b. Insentif Pajak daerah dan c. Peningkatan kualitas prasarana hortikultura d. Bantuan sarana hortikultura e. Bantuan pembiayaan bagipenerbitan sertifikat f. Penghargaan; dan/atau g. Keringanan biaya penerbitan sertifikat tanah, terutama untuk usaha hortikultura mikro dan kecil a dan b diubah karena berdasarkan Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang diatur bahwa pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan Diterima, untuk ditambahkan sehingga reformulasi untuk pasal 26 huruf a dan b digabung menjadi : Pasal 25 huruf a: Insentif Pajak, Pajak Daerah dan retribusi

7 Pasal 27 (Lama) menjadi Pasal 26 (Baru) yang terutang menjadi kewenangan daerah (1) Insentif pajak a sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 huruf a dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan (2) Insentif pajak daerah dan sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 huruf b dapat berupa pemberian pengurangan, keirngan dan pembebasan Pajak Daerah dan yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan kebijakan pemerintah daerah serta diatur dengan Peraturan daerah Berdasarkan undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang diatur bahwa pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan yang terutang menjadi kewenangan daerah Diterima dengan rumusan menjadi: Dengan perubahan pada pasal 25 huruf a ini, maka pasal 26 ayat (1) dan ayat (2 )Lama berubah menjadi pasal 26 baru menjadi Keringanan Pajak, pajak daerah dan retribusi dalam pasal 25 huruf a dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.