PERHITUNGAN PROFIL TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN MATRIX ADMITANSI DAN MATRIX IMPEDANSI BUS
|
|
- Harjanti Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21-40, ISSN PERHITUNGAN PROFIL TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN MATRIX ADMITANSI DAN MATRIX IMPEDANSI BUS Maula Sukmawidjaja Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract A very important problem in the design and operation of a distribution system is the calculation of the voltage profile within specified limits at various points in the system. In this text we shall develop methods by which we can calculate the voltage, current, and power at any point in a distribution line provided we know these values at one point, usually at one end of the line. The continued development of large, high-speed digital computers have brought about a change in the relative importance of various techniques in the solution of large distribution networks. One of particular importance is the introduction of bus admittance and bus impedance matrices method which will prove to be very useful in the calculation of the voltage profile in the distribution networks. Keywords: voltage profile, bus admittance, bus impedance, matrices 1. Pendahuluan Ada tiga bagian penting dalam proses penyaluran tenaga listrik, yaitu: Pembangkitan, Penyaluran (transmisi) dan distribusi seperti pada Gambar 1. PUSAT PEMBANGKIT PUSAT PEMBANGKIT Gardu PEMBANGKIT PEMBANGKIT GI Penaik Penaik Tegangan TRANSMISI GI Penurun Tegangan Jaringan Tegangan Menengah Jaringan Tegangan Menengah DISTRIBUSI Gambar 1. Tiga komponen utama dalam Penyaluran Tenaga Listrik
2 JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21-40, ISSN Tegangan sistem distribusi dapat dikelompokan menjadi 2 bagian besar, yaitu distribusi primer (20KV) dan distribusi sekunder (380/220V). Jaringan distribusi 20KV sering disebut Sistem Tegangan Menengah dan jaringan distribusi 380/220V sering disebut jaringan distribusi sekunder atau disebut Jaringan Tegangan Rendah 380/220V. 2. Jaringan Pada Sistem Primer Jaringan Pada Sistem tegangan menengah (Primer, 20KV) dapat dikelompokkan menjadi lima model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan hantaran penghubung (Tie Line), Jaringan Lingkaran (Loop), Jaringan Spindel dan Sistem Gugus atau Kluster. (Alexander, 2004: 54-80) (Muchamdany, 2008: 6-40) Jaringan Radial Sistem distribusi dengan pola Radial seperti Gambar 2. adalah sistem distribusi yang paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang yang menyuplai beberapa gardu distribusi secara radial. Daya Gambar 2. Konfigurasi Jaringan Radial Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen. Gardu distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam bangunan beton atau diletakan diatas tiang. Keuntungan dari sistem ini adalah sistem ini tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan sistem yang lain. 22
3 Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Menggunakan Matrix Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya. Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam. Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada diujung saluran Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line) Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar 3. digunakan untuk pelanggan penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lainlain). Pemutus tenaga Pemutus tenaga Daya Penyulang Gardu Konsumen (khusus) Gardu Induk Gambar 3. Konfigurasi Jaringan Hantaran Penghubung Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan Automatic Change Over Switch / Automatic Transfer Switch, setiap penyulang terkoneksi ke gardu pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah satu penyulang mengalami gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain 2.3. Jaringan Lingkar (Loop) Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar 4. dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan demikian tingkat keandalannya relatif lebih baik. 23
4 JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21-40, ISSN Saklar Seksi Otomatis Saklar Seksi Otomatis Saklar Seksi Otomatis Pemutus Beban Gambar 4. Konfigurasi Jaringan Loop 2.4. Jaringan Spindel Sistem Spindel seperti pada Gambar 5. adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu Hubung (GH). Pemutus beban Daya Penyulang langsung Gardu Hubung Gambar 5. Konfigurasi Jaringan Spindel 24
5 Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Menggunakan Matrix Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola Spindel biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang menggunakan kabel tanah/saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM). Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindel berfungsi sebagai sistem Radial. Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah (TR) atau tegangan menengah (TM) Sistem Gugus atau Sistem Kluster Konfigurasi Gugus seeperti pada Gambar 6. banyak digunakan untuk kota besar yang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat Saklar Pemutus Beban, dan penyulang cadangan. Daya Pemutus Beban Penyulang Cadangan Gambar 6. Konfigurasi Jaringan kluster Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah satu penyulang konsumen maka penyulang cadangan inilah yang menggantikan fungsi suplai kekonsumen. 25
6 JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21-40, ISSN Sistem Sekunder (Jaringan Tegangan Rendah 380/220V) Sistem distribusi sekunder seperti pada Gambar 7. merupakan salah satu bagian dalam sistem distribusi, yaitu mulai dari gardu trafo sampai pada pemakai akhir atau konsumen. Jaringan Tegangan Menengah Gardu Induk Sekering TM Saklar TR Rel TR Sekering TR Jaringan Tegangan Rendah Gardu Tiang Sambungan Rumah Pelanggan Gambar 7. Hubungan tegangan menengah ke tegangan rendah dan konsumen Melihat letaknya, sistem distribusi ini merupakan bagian yang langsung berhubungan dengan konsumen, jadi sistem ini selain berfungsi menerima daya listrik dari sumber daya (trafo distribusi), juga akan mengirimkan serta mendistribusikan daya tersebut ke konsumen. Mengingat bagian ini berhubungan langsung dengan konsumen, maka kualitas listrik selayaknya harus sangat diperhatikan. 26
7 Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Menggunakan Matrix Jatuh tegangan pada sistem distribusi mencakup jatuh tegangan pada: 1. Penyulang Tegangan Menengah (TM) 2. Transformator 3. Penyulang Jaringan Tegangan Rendah 4. Sambungan rumah 5. Instalasi rumah. Jatuh tegangan adalah perbedaan tegangan antara tegangan kirim dan tegangan terima karena adanya impedansi pada penghantar. Maka pemilihan penghantar (penampang penghantar) untuk tegangan menengah harus diperhatikan. Jatuh tegangan yang di-ijinkan tidak boleh lebih dari 5% (ΔV 5%). Secara umum ΔV dibatasi sampai dengan 3,5% 4. Diagram Pengganti Untuk memudahkan analisa, baik pada Jaringan Tegangan Menengah maupun Jaringan Tegangan Rendah perlu dibuatkan diagram penggantinya. Gambar 8. merupakan Jaringan Tegangan Menengah 20KV yang disuplai dari sistem 150KV. Diagram pengganti dari Jaringan Tegangan Menengah beserta trafo-trafo distribusinya berupa lingkaranlingkaran kecil pada penyulang. Posisi lingkaran disesuaikan dengan posisi dimana trafo distribusi tersebut diletakan dalam penyulangnya. JTM SISTEM SISTEM JTR 380/220V JTR 380/220V JTR 380/220V JTR 380/220V Daya JTM Gambar 8. Diagram pengganti Jaringan Tegangan Menengah 27
8 JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21-40, ISSN Diagram pengganti untuk Jaringan Tegangan Rendah terlihat pada Gambar 9. Lingkaran-lingkaran kecil dan nomor-nomor pada lingkaran tersebu melukiskan nomor-nomor tiang dan beban-beban yang tersambung ketiang tersebu n Gardu Sambungan Layanan Pelanggan n Gambar 9. Diagram yang melukiskan Jaringan Tegangan Rendah (220/380V). Pada Jaringan Tegangan Rendah 380/220V ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan (PLN, 1992: NP). Dalam satu tiang dapat disambung maksimum 5 Sambungan Layanan Pelanggan, seperti pada Gambar 10. SLP 5 SLP 1 SLP 2 STR SLP 4 SLP 3 STR = Saluran Tegangan Rendah SLP = Sambungan Layanan Pelanggan Gambar 10. Satu tiang maksimum 5 SLP 28
9 Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Menggunakan Matrix Dalam satu Sambungan Layanan Pelanggan, dapat disambung seri maksimum 5 pelanggan seperti Gambar 11. dengan tetap memperhatikan jatuh tegangan yang di-ijinkan. Jarak sambungan maksimum dari tiang ke rumah terakhir 150m, dan jarak sambungan maksimum dari tiang ke rumah atau dari rumah kerumah, maksimum 30m. STR SLP STR = Saluran Tegangan Rendah SLP = Sambungan Layanan Pelanggan Gambar 11. Dalam satu SLP, maksimum dapat disambung 5 pelanggan secara seri Pada sambungan Satu Tiang Atap, maksimun dapat disambung 3 Sambungan Layanan Pelanggan seperti Gambar 12. STR SLP Max. 3 SLP Gambar 12. Satu Tiang Atap, dapat disambung maksimum 3 SLP 29
10 JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21-40, ISSN Perhitungan Matrix Admitansi dan Matrix Impedansi Bus, baik pada Jaringan Tegangan Menengah maupun Jaringan Tegangan Rendah, dalam satu penyulang yang mendapat 1 suplai daya dapat dibuatkan diagram impedansinya seperti Gambar n 1 Z s1 2 Z s2 3 Z s3 4 Z s4 5 Z s5 6 Z s Z sn n Z b1 Z b2 Z b3 Z b4 Z b5 Z b6 --- Z bn Z s1 = Impedansi saluran antara tiang 1 dan 2 Z b1 = Impedansi ekivalen beban total pada tiang 1 Gambar 13. Diagram impedansi. Analisa jaringan tegangan rendah, maka Z b adalah beban ekivalen pada tiang tersebut. Sedangkan untuk jaringan tegangan menengah, Z b adalah impedansi ekivalen beban yang dipikul trafo. Z S adalah impedansi penyulang antara tiang/ gardu dengan tiang/ gardu disebelahnya. 5. Profil Tegangan Jaringan Tegangan Menengah Untuk melihat profil tegangan, diambil data (Peter L Toruan, 2004: 32-80) pada salah satu Gardu Induk di Jakarta Utara. Gardu Induk (GI) tersebut selain melayani beban perumahan dan juga melayani beban perindustrian. GI tersebut memiliki beberapa penyulang distribusi utama/ primer. Jaringan tersebut adalah Spindel dengan masing-masing penyulang bertipe radial. Penyulang yang akan digunakan sebagai contoh adalah penyulang kabel bawah tanah jenis AAAC (All Alumunium Alloy Conductor) dengan diameter mm2, resistansi 0,206 Ω/ km, reaktansi 0,104 Ω / km dengan faktor daya 0,8, dan kapasitas maksimum 376 A. 30
11 Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Menggunakan Matrix Beban puncak penyulang tersebut adalah 5,5 MVA. Dengan faktor daya yang ditetapkan sebesar 0,8. Diagram satu garis penyulang seperti Gambar 14. Penyulang mensuplai 16 Gardu trafo distribusi, dengan kapasitas masing-masing trafo 400KVA, 20KV-380/220V Gambar 14. Penyulang mensuplai 16 Gardu trafo Untuk memudahkan setiap gardu trafo diberi nomor 1 s/d 16 seperti Gambar 14. Jarak 1 gardu trafo dengan gardu trafo disebelahnya, rata-rata berjarak 1,2 km. Dari data-data diatas, impedansi penyulang antara satu gardu trafo dengan gardu trafo disebelahnya adalah: Z S = 0, j0,1248 (1) Untuk beban 5,5MVA, cos = 0,8 dan dianggap terdistribusi merata pada ke 16 trafo, maka impedansi ekivalen beban masing-masing gardu adalah (jika tidak merata, maka Z b dihitung dari masing-masing beban pada tiang/gardu sendiri-sendiri, demikian juga Z S harus dihitung sesuai jarak yang sebenarnya ada dilapangan): Z B = j (2) Dari kedua data diatas, dan rangkaian pengganti yang dibicarakan sebelumnya, dapat disusun Matrix Admitansi dan Matrix Impedansi Bus (2,5,6,9. (Elgerd, 1971: ) (Nagrath, 1980: ) (Paul Anderson, 2004: 25-50) (William D, 1984: ). Karena ada 16 simpul, maka ukuran matrix Z bus dan Y bus adalah 16x16. Arus yang masuk simpul 1 (masuk penyulang) adalah: I 1 = V z nom buss 1,1 (3) I 1 = i (4) 31
12 Tegangan Gardu Antar Fasa JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21-40, ISSN I 1 = (5) V nom adalah tegangan nominal sistem 20KV, diambil dan dijaga tetap 20KV L-L. Tegangan pada masing-masing gardu trafo dapat diperoleh dari: V tn = z bus <1>.I 1 (6) Dimana Z bus <1> adalah impedansi kolom 1 dari Z bus. Profil tegangan disetiap gardu dilukiskan dalam Gambar V tni i Nomor Gardu Gambar 15. Profil Tegang Disetiap Gardu Pada JTM Yang Ditinjau Jika penyulang tersebut merupakan sistem loop, Gambar 16. maka tegangan disetiap gardu dapat diperoleh dengan cara yang sama seperti perhitungan diatas. Perbedaanya hanya pada data untuk membentuk matrix Z bus atau Y bus. Pada sistem loop, simpul no 16 disambung kesimpul no 1 melalui impedansi penyulang Z s. Jadi ada tambahan satu data dibanding sistem radial diatas. 32
13 Tegangan Gardu Antar Fasa Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Menggunakan Matrix I Gambar 16. Jaringan Tegangan Menengah tipe Loop. Pada Gambar 17. profil tegangan lebih baik, tegangan pada gardu 1 dan 16 sekarang pada tegangan yang hampir sama (perbedaan tegangan yang kecil terjadi pada jatuh tegangan dari titik 1 ke 16). Profil tegangan untuk tipe loop V t4i i Nomor Gardu Gambar 17. Profil tegangan gardu pada penyulang konfigurasi loop. Jika jaringan loop disuplai dari 3 buah gardu induk KV seperti Gambar
14 JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21-40, ISSN I I I 12 Gambar 18. Penyulang konfiguasi loop dengan 3 sumber daya Arus I 1, I 6 dan I 12 dapat dihitung dari (Homer E, 1975: 49-80): I I I = Z Z Z bus1,1 bus1,6 bus1,12 Z Z Z bus1,6 bus6,6 bus6,12 Z Z Z bus1,12 bus6,12 bus12, (7) Tegangan pada ke 16 gardu trafo distribusi dapat diperoleh dari teori superposisi, V t5 = z bus <1>.I 1 + z bus <6>.I 6 + z bus <12>.I 2 (8) Dimana Z bus <1> = Z bus <6> = Z bus <12> (9) = matrix kolom Z bus untuk kolom 1, 6 dan kolom
15 Tegangan Gardu Antar Fasa Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Menggunakan Matrix Pada Gambar 19. tegangan gardu no 1, 6 dan 12 dipertahankan tetap 20KV V t5i i Nomor Gardu Gambar 19. Profil tegangan tipe loop dengan suplai dari 3 sumber daya 6. Profil Tegangan Jaringan Tegangan Rendah Untuk melihat profil tegangan pada jaringan tegangan rendah seperti Gambar 20. diambil data (Alexander, 2004: 54-80) pada sistem distribusi di Jakarta timur I 1 JTR 220 V / 220 V Gambar 20. Jaringan Tegangan Rendah 220V 35
16 JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21-40, ISSN Gardu trafo yang diamati melayani beban perumahan dengan penyulangnya ditompang oleh 15 tiang. Beban pertiang 3300VA, 220V dengan cos = 0,8. Impedansi saluran antara tiang satu dengan tiang disebelahnya, diambil sama yaitu Z S = 0,01 + j 0,03 (10) Impedansi ekivalen beban per tiang, Z B = 11,733 + j 8,8. (11) Dari kedua data diatas, dan rangkaian pengganti yang dibicarakan sebelumnya, dapat disusun Matrix Admitansi dan Matrix Impedansi Bus. Karena ada 15 simpul, maka ukuran matrix Z bus dan Y bus adalah 15x15. Arus yang masuk simpul 1 (masuk penyulang 220V) dihitung dengan cara yang sama seperti perhitungan pada Jaringan Tegangan Menengah, yaitu: I 1 = V z nom bus 1,1 (12) I 1 = i (13) I 1 = (14) I nom = n t.st V nom (15) V nom adalah tegangan nominal 220V. Tegangan pada masing-masing tiang, V tn = z bus <1>.I 1 (16) Dimana Z bus <1> adalah impedansi kolom 1 dari Z bus. Tegangan ini dilukiskan dalam Gambar 21. Jika pada tiang 15 dipasang gardu trafo lain, sehingga penyulang Jaringan Tegangan Rendah tsb mendapat 2 masukan tegangan 220V, seperti terlihat dalam Gambar
17 Tegangan (Volt) Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Menggunakan Matrix V tni i Nomor Simpul Gambar 21. Profil tegangan jaringan tegangan rendah konfigurasi radial JTR 380/220V I 1 I 15 20KV-380/220V 20KV-380/220V Gambar 22. Penyulang jaringan tegangan rendah dengan suplai dari 2 gardu trafo Arus I 1 dan I 15 dapat diperoleh dari: V z 1 bus z = V15 1,1 bus1,15 I1. zbus z 1,15 bus15,1 5 I15 (17) 37
18 Tegangan Tiang (L-N) JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21-40, ISSN I I 1 15 = z z bus bus 1,1 1,15 z z bus bus 1,15 15,1 5 1 V1. V15 (18) = z z bus bus 1,1 1,15 z z bus bus 1,15 15, I 1 = i I 1 = I 15 = i I 15 = Tegangan masing-masing tiang, V t2 = z <1> bus.i 1 + z <15> bus.i 15 (19) Profil tegangannya seperti Gambar V tni i Nomor Tiang Gambar 23. Profil tegangan dengan suplai daya dari 2 gardu trafo 38
19 Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Menggunakan Matrix 7. Kesimpulan 1. Dengan menggunakan metoda matrix impedansi Z bus dan matrix admitansi Y bus dapat diketahui profil tegangan pada penyulang distribusi, baik pada jaringan tegangan rendah maupun jaringan tegangan menengah. 2. Perhitungan tidak tergantung dari tipe/ konfigurasi jaringan (radial, loop atau konfigurasi lainnya), maupun jumlah gardu/ tiang. Beban-beban dan impedansi saluran juga tidak harus sama seperti yang diuraikan dalam kasus-kasus diatas, tapi dapat bervariasi. 3. Jika tegangan-tegangan disemua titik telah diperoleh, maka arus dan aliran daya dapat dihitung. Demikian pula rugi-rugi dayanya. 4. Untuk perhitungan yang lebih teliti, impedansi trafo dapat disisipkan pada impedansi ekivalen Z S yang bersesuaian. 5. Matrix Z bus dan Y bus adalah matrix simetris yang luas penggunaanya dalam sistem tenaga listrik baik pada operasi normal maupun kondisi gangguan dan dapat diterapkan baik pada jaringan tegangan rendah, maupun jaringan tegangan menengah, namun biasanya digunakan pada jaringan tegangan tinggi. Daftar Pustaka 1. Alexander Simanjuntak Perhitungan Jatuh Tegangan Pada Jaringan Menggunakan Mathcad 2000 Profesional, Disertasi. Jakarta: Tugas Akhir Strata-1, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti. 2. Elgerd, 0.I Electric Energy System Theory, An Introduction. New Delhi: Tata Mc Graw-Hill. 3. Homer E. Brown Solution Of Large Networks By Matrix Methods. : A Wiley-Interscience Publication, John Wiley & Sons, Inc. 4. Muchamdany, 2008: Analisa Koordinasi Penyetelan Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Untuk Mengatasi Simpatetik Trip Pada Gardu Induk Tanggerang PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG AREA JARINGAN TANGERANG. Disertasi. Jakarta: Tugas Akhir Strata-1, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti. 5. Nagrath, I.J., D.P. Kothari Modern Power System Analysis. New Delhi: Tata Mc Graw-Hill. 6. Paul Anderson Analysis of Faulted Power Systems, USA: The Iowa State University Press, Ames, Iowa. 39
20 JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21-40, ISSN Peter L Toruan Menghitung Jatuh Tegangan Pada Penyulang Jaringan, Disertasi. Jakarta: Tugas Akhir Strata-1, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti. 8. PLN. 1992: Standard Konstruksi Jaringan Dilingkungan Perusahaan Listrik Negara, Buku saku. Jakarta: nn. 9. William D. Stevenson, Jr. 1984, edisi ke-4. Analisis Sistem Tenaga Listrik. Jakarta: Penerbit Erlangga. 40
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka
Lebih terperinciPERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN
PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN Ishak Kasim*, Chairul Gagarin Irianto** & Fachrizal*** (*) & (**) Dosen Jurusan Teknik Elektro, FTI Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI
PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 0 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI Erhaneli (1), Aldi Riski () (1) Dosen Jurusan Teknik Elektro () Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL
Analisis Teoritis Penempatan Transformator Distribusi Menurut Jatuh Tegangan Di Penyulang Bagong ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU
Lebih terperinciBAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV
BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan
Lebih terperinciANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP
ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6.0 Fani Istiana Handayani * ), Yuningtyastuti, Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP
ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6.0 Fani Istiana Handayani * ), Yuningtyastuti, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBab V JARINGAN DISTRIBUSI
Bab V JARINGAN DISTRIBUSI JARINGAN DISTRIBUSI Pengertian: bagian dari sistem tenaga listrik yang berupa jaringan penghantar yang menghubungkan antara gardu induk pusat beban dengan pelanggan. Fungsi: mendistribusikan
Lebih terperinciPERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI KOTA PONTIANAK
PERHTUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SNGKAT PADA JARNGAN DSTRBUS D KOTA PONTANAK Hendriyadi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungra adekhendri77@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI
TUGAS AKHIR ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI Oleh Senando Rangga Pitoy NIM : 12 023 030 Dosen Pembimbing Deitje Pongoh, ST. M.pd NIP. 19641216 199103 2 001 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI
Lebih terperinciPenentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan
Yusmartato, Ramayulis, Abdurrozzaq Hsb., Penentuan... ISSN : 598 1099 (Online) ISSN : 50 364 (Cetak) Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 0 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan Yusmartato
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DESKRIPSI SISTEM TENAGA LISTRIK Energi listrik dari tempat dibangkitkan hingga sampai kepada pelanggan memerlukan jaringan penghubung yang biasa disebut jaringan transmisi atau
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang
Lebih terperinciANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program
Lebih terperinciSTUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2
ISSN : 286 9479 STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 2 KV Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan
Lebih terperinciSTUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 286 9479 STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 2 KV Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2 1,2 Program Studi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan topik skripsi yang diambil, terdapat beberapa referensi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.
Lebih terperinciAnalisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6
Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6 Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan
Lebih terperinciJARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Pengertian dan fungsi distribusi tenaga listrik : Pembagian /pengiriman/pendistribusian/pengiriman energi listrik dari instalasi penyediaan (pemasok) ke instalasi pemanfaatan
Lebih terperinciDAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...
DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... ABSRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Sumber daya besar tersebut terletak pada daerah yang dilayani oleh sistem distribusi atau dapat juga terletak didekatnya. Sistem distribusi adalah semua
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI : ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK LANJUT
DISUSUN OLEH : HALAMAN DARI Ir. Maula Sukmawidjaja, MS Koordinator Mata Kuliah FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DIPERIKSA OLEH : UNIVERSITAS TRISAKTI NO. DOKUMEN : Management Representative DISETUJUI OLEH :
Lebih terperinciBAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat
Lebih terperinciBAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu
BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA 3.1. Pengertian Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu induk, dimana pemutus tenaga dari penyulang-penyulang
Lebih terperinciJurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN
Analisis Jatuh Pada Penyulang 20 kv Berdasarkan pada Perubahan Beban (Studi Kasus Penyulang Penfui dan Penyulang Oebobo PT. PLN Persero Rayon Kupang) Agusthinus S. Sampeallo, Wellem F. Galla, Rendi A.
Lebih terperinciatau pengaman pada pelanggan.
16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.
Lebih terperinciANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH
ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH I K.Windu Iswara 1, G. Dyana Arjana 2, W. Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan
Lebih terperinciANALISIS TEGANGAN JATUH PADA JARINGAN DISTRIBUSI RADIAL TEGANGAN RENDAH oleh : Fitrizawati ABSTRACT
ANALISIS TEGANGAN JATUH PADA JARINGAN DISTRIBUSI RADIAL TEGANGAN RENDAH oleh : Fitrizawati ABSTRACT According to the web distribution, the voltage drop is counted from the source power until the consumer.
Lebih terperinci5 Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik merupakan suatu sistem terpadu yang terbentuk oleh hubungan-hubungan peralatan dan komponen - komponen listrik, seperti generator,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak
BAB I PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang Masalah Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak sering terjadi, karena hal ini akan mengganggu suatu proses produksi yang terjadi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,
Lebih terperinciAnalisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma
Yusmartato,Yusniati, Analisa Arus... ISSN : 2502 3624 Analisa Arus Lebih Dan Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma Yusmartato,Yusniati Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Sistem Distibusi Tenaga Listrik Saluran distribusi adalah saluran yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan dari gardu distribusi ke trafo distribusi ataupun
Lebih terperinciPengelompokan Sistem Tenaga Listrik
SISTEM DISTRIBUSI Sistem Distribusi Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117
Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013, Hal 17-26 PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117 Di PT PLN (PERSERO) AREA BANGKA Lisma [1], Yusro Hakimah [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciMuh Nasir Malik, Analisis Loses Jaringan Distribusi Primer Penyulang Adhyaksa Makassar
MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 1, Juni 2009 ANALISIS LOSES JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER PADA PENYULANG ADHYAKSA MAKASSAR Muh. Nasir Malik Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciSTUDI PERHITUNGAN DAN ANALISA RUGI RUGI JARINGAN DISTRIBUSI (STUDI KASUS: DAERAH KAMPUNG DOBI PADANG)
PPM-POTEKNK BENGKAS STUD PERHTUNGAN DAN ANASA RUG RUG JARNGAN DSTRBUS (STUD KASUS: DAERAH KAMPUNG DOB PADANG) Adri Senen Dosen Program Studi Teknik Elektro Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei. Alam
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: INDRIANTO D 400 100
Lebih terperinciEVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU
EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV
BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV Pada bab ini akan dibahas analisa perhitungan biaya instalasi saluran udara pada jaringan distribusi berdasarkan besarnya
Lebih terperinciAgung Warsito, Bambang Winardi, and Dinda Hapsari Kusumastuti
PERBAIKAN JTR PENYULANG SRL001 DI DAERAH TANJUNGSARI GUNA MENGURANGI DROP TEGANGAN DI PT PLN (PERSERO) RAYON SEMARANG SELATAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP Agung Warsito, Bambang Winardi, and Dinda Hapsari
Lebih terperinciANALISIS PERSENTASE PEMBEBANAN DAN DROP TEGANGAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH PADA GARDU DISTRIBUSI GA 0032 PENYULANG WIBRATA
TA: ANALISIS PERSENTASE PEMBEBANAN 42 ANALISIS PERSENTASE PEMBEBANAN DAN DROP TEGANGAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH PADA GARDU DISTRIBUSI GA 0032 PENYULANG WIBRATA I Ketut Ta 1, I Gede Nyoman Sangka 2, I Wayan
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: FAJAR WIDIANTO D 400 100 060 JURUSAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat
Lebih terperinciJURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( ) Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator
Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator Ija Darmana Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi IndustriUniversitas Bung Hatta E-mail : ija_ubh@yahoo.com Submitted: 23-07-2015,
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciBAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti
6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik (1) Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber
Lebih terperinciANALISA KEDIP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV AKIBAT HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG PEDAN 1 KLATEN
ANALISA KEDIP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV AKIBAT HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG PEDAN 1 KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciANALISA PERBAIKAN LOSSES DAN JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN SAMBUNGAN RUMAH TIDAK STANDAR DENGAN SIMULASI SOFTWARE ETAP 7.5.0
ANALISA PERBAIKAN LOSSES DAN JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN SAMBUNGAN RUMAH TIDAK STANDAR DENGAN SIMULASI SOFTWARE ETAP 7.5.0 Agung Nugroho, and Eko Setiawan Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciAnalisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade
Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade Nandha Pamadya Putra¹, Hery Purnomo, Ir., MT.², Teguh Utomo, Ir., MT.³ ¹Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT
BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 3.1. JENIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT Gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi di dalam Jaringan (Sistem Kelistrikan) ada 3, yaitu: a. Gangguan Hubung
Lebih terperinciPerencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II
10 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II Evtaleny R. Mauboy dan Wellem F. Galla Jurusan Teknik Elektro, Universitas Nusa Cendana
Lebih terperinciPERBAIKAN JATUH TEGANGAN DAN REKONFIGURASI BEBAN PADA PANEL UTAMA PRAMBANAN
PEBAIKAN JAUH EGANGAN DAN EKONFIGUAI BEBAN PADA PANEL UAMA PAMBANAN Hasyim Asy ari eknik Elektro Universitas Muhammadiyah urakarta Jl. A.Yani romol Pos 1, Pabelan Kartasura-urakarta, 57102. elp (0271)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini digunakan metodologi yang ditunjukan pada gambar 3.1. Gambar 3. 1 Diagram alir penelitian 38 39 3.2 Studi Literatur
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat
Lebih terperinciREKONFIGURASI JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR) UNTUK MEMPERBAIKI DROP TEGANGAN DI DAERAH BANJAR TULANGNYUH KLUNGKUNG
REKONFIGURASI JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR UNTUK MEMPERBAIKI DROP TEGANGAN DI DAERAH BANJAR TULANGNYUH KLUNGKUNG Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali,
Lebih terperinciJurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG
ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG Sri Kurniati. A, Sudirman. S Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Undana, AdiSucipto Penfui, Kupang, Indonesia,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan
Lebih terperinciPERBAIKAN REGULASI TEGANGAN
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga
Lebih terperinciEVALUASI RUGI-RUGI JARINGAN YANG DILAYANI OLEH JARINGAN PLTS TERPUSAT SIDING
EVALUASI RUGI-RUGI JARINGAN YANG DILAYANI OLEH JARINGAN PLTS TERPUSAT SIDING Didik Martono Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura aadjanu@gmail.com
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp& Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN
Lebih terperinciMETODE PENDEKATAN UNTUK MEREKONFIGURASI PANJANG MAKSIMAL PADA PENYULANG TAMBAK LOROK 04 DAN KALISARI 02 DI UPJ SEMARANG TENGAH
METODE PENDEKATAN UNTUK MEREKONFIGURASI PANJANG MAKSIMAL PADA PENYULANG TAMBAK LOROK 04 DAN KALISARI 02 DI UPJ SEMARANG TENGAH Zulfakar Athur Banartama 1, Hermawan 2, Karnoto 2 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA
SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.2 /February ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA Bayu Pradana Putra Purba, Eddy Warman Konsentrasi
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.
ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Fajar Widianto, Agus Supardi, Aris Budiman Jurusan TeknikElektro
Lebih terperinciPERHITUNGAN RUGI ENERGI LISTRIK PADA PENYULANG KIMA PT. PLN (PERSERO) AREA MAKASSAR
PERHITUNGAN RUGI ENERGI LISTRIK PADA PENYULANG KIMA PT. PLN (PERSERO) AREA MAKASSAR Mansur Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro Universitas Haluoleo ABSTRACT Electrical poer losses in
Lebih terperinciAnalisis Gangguan Hubung Singkat untuk Penentuan Breaking Capacity Pada Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog di GIS Gambir Lama
Analisis Gangguan Hubung Singkat untuk Penentuan Breaking Capacity Pada Kutai, Ludruk, dan Reog di GIS Gambir Lama Ir. I Made Ardita Y, M.T., Farekh Huzair Departemen Teknik Elektro,, Depok 644 Tel: (0)
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan modern dewasa ini. Dimana energi listrik mempunyai suatu fungsi yang dapat memberikan suatu kebutuhan
Lebih terperinciPERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. Parlindungan Doloksaribu.
PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA Parlindungan Doloksaribu Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih Abstrak Jatuh
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Sistem Tenaga Listrik Sekalipun tidak terdapat suatu sistem tenaga listrik yang tipikal, namun pada umumnya dapat dikembalikan batasan pada suatu sistem yang lengkap
Lebih terperinciPENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEI. RAYA
PENENUAN KAPASAS PEMUUS ENAGA SS 0 PADA GARDU NDUK SE. RAYA Chandra FireraLubis Program StudieknikElektroJurusaneknikElektro FakultaseknikUniversitasanjungra chandra.firera@gmail.com Abstrak Dalam penyaluran
Lebih terperinciBAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1. Sistem Distribusi Listrik Dalam sistem distribusi listrik gedung Emporium Pluit Mall bersumber dari PT.PLN (Persero) distribusi DKI Jakarta
Lebih terperinciANALISA JATUH TEGANGAN DAN PENANGANAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV RAYON PALUR PT. PLN (PERSERO) MENGGUNAKAN ETAP 12.6
ANALISA JATUH TEGANGAN DAN PENANGANAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV RAYON PALUR PT. PLN (PERSERO) MENGGUNAKAN ETAP 12.6 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciKata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih
ANALSS KOORDNAS RELE ARUS LEBH DAN PENUTUP BALK OTOMATS (RECLOSER) PADA PENYULANG JUNREJO kv GARDU NDUK SENGKALNG AKBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SNGKAT Mega Firdausi N¹, Hery Purnomo, r., M.T.², Teguh Utomo,
Lebih terperinciPERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. PARLINDUNGAN DOLOKSARIBU
PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. PARLINDUNGAN DOLOKSARIBU Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013 ISSN 2088-8031 PERHITUNGAN JATUH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Suatu sistem tenaga listrik pada dasarnya dapat dikelompokan atas tiga bagian utama, yaitu: sistem pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
1 BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Metodologi Penelitian Ada dua jenis metode penelitian, yaitu metode riset ilmiah (scientific) dan metode riset naturalis (naturalist approach). Metode riset
Lebih terperinciPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam operasi pelayanan penyediaan energi listrik khususnya di GI Bungaran, sistem tenaga listrik dapat mengalami berbagai macam gangguan, misal gangguan dari hubung
Lebih terperinciJurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :
STUDI ANALISA PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN GROUND FAULT DETECTOR (GFD) PADA JARINGAN 20 KV PLN DISJAYA TANGERANG Badaruddin 1, Achmad Basofi 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPERBAIKAN LOSSES DAN DROP TEGANGAN PWI 9 DENGAN PELIMPAHAN BEBAN KE PENYULANG BARU PWI 11 DI PT PLN (PERSERO) AREA SEMARANG
PERBAIKAN LOSSES DAN DROP TEGANGAN PWI 9 DENGAN PELIMPAHAN BEBAN KE PENYULANG BARU PWI 11 DI PT PLN (PERSERO) AREA SEMARANG Bambang Winardi *), Heru Winarno, and Kurnanda Rizky Aditama Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciPerbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator
Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic oltage Regulator ja Darmana Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi ndustri Universitas Bung Hatta E-mail : ija_ubh@yahoo.com ABSTRAK Pada jaringan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Tenaga listrik dibangkitkan dari pusat-pusat pembangkit seperti PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik 1 Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Jaringan tegangan rendah, Rugi rugi energi, Konektor Tap, Konektor Pres.
ABSTRAK Rugi rugi energi adalah suatu kondisi atau keadaan dimana jumlah energi yang disalurkan tidak sama dengan energi yang diterima. Rugi energi merupakan salah satu parameter kualitas jaringan listrik.
Lebih terperinciSALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.
SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. Artikel Elektronika I. Sistem Distribusi Merupakan system listrik tenaga yang diawali dari sisi tegangan menengah
Lebih terperinciAnalisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka
Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Erwin Dermawan 1, Dimas Nugroho 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciMEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008
40 MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008 Riana TM, Estimasi Lokasi Hubung Singkat Berdasarkan Tegangan dan Arus ESTIMASI LOKASI HUBUNG SINGKAT BERDASARKAN TEGANGAN DAN ARUS Riana T. M Jurusan Pendidikan
Lebih terperinci