BAB 3 METODE PENELITIAN. mencapai tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kuasieksperimen.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN. mencapai tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kuasieksperimen."

Transkripsi

1 76 BAB METODE PENELITIAN.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah salah satu prosedur yang ditempuh dalam mencapai tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kuasieksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Matching Only Pretest-Posttest Control Group (MOPPCG) sebagaimana yang digambarkan oleh Fraenkel dan Wallen (199:4) dalam tabel berikut. Tabel.1 The Matching Only Pretest-Posttest Control Group (MOPPCG) Treatment Group 0 M XA 0 Control Group 0 M XB 0 Keterangan: M = matching subject (pencocokan kelompok) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol O = tes awal dan tes akhir yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kontrol XA = perlakuan pembelajaran apresiasi cerita pendek di kelas eksperimen dengan menggunakan model pengajaran advance organizer XB = perlakuan pembelajaran apresiasi cerita pendek di kelas kontrol dengan menggunakan model pengajaran group investigation Berdasarkan pendapat Fraenkel dan Wallen (199:4), the matching subject adalah subjek penelitian yang bukan ditetapkan secara acak, tetapi dengan

2 77 cara mencocokkan subjek yang berada dalam kelompok eksperimen dan kontrol pada variabel tertentu.. Sumber Data..1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 010:89). Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 9 Bandung tahun Ajaran 011/01. Kelas X di SMA Negeri 9 Bandung terdiri atas sepuluh kelas. Alasan pemilihan siswa SMA khususnya kelas X sebagai populasi dalam penelitian ini karena pertimbangan adanya relevansi model pengajaran dengan perkembangan siswa, baik secara kognitif maupun afektif sebagaimana diungkapkan oleh Nurgiyantoro (001: ) bahwa pada usia ini tugas-tugas yang diberikan hendaklah sudah lebih ditekankan pada tugas yang menuntut aktivitas mental yang lebih tinggi, sikap kritis dalam menganalisis karya sastra. Proses pembelajaran di antaranya seperti membaca, menonton, menganalisis, mengkaji, dan mendiskusikan karya sastra dan film yang dilakukan oleh siswa akan jauh lebih bermakna daripada proses pembelajaran yang hanya menekankan hafalan saja. Oleh karena itu, penerapan model pengajaran advance organizer diterapkan pada jenjang SMA.

3 78.. Sampel Penentuan dan pengelompokkan kelas X di SMAN 9 Bandung berdasarkan kriteria yang homogen, baik dari segi prestasi siswa, jumlah siswa, maupun keadaan siswa karena di sekolah ini tidak ada kelas unggulan. Hal ini sesuai dengan desain penelitian, yaitu adanya the matching subject (pencocokkan subjek). Subjek yang dicocokkan untuk dikategorikan di kelas eksperimen dan kelas kontrol diambil berdasarkan homogenitas kelas yang ada dan berdasarkan hasil tes awal yang menunjukkan kemampuan mengapresiasi cerpen yang hampir sama di antara dua kelas. Selain itu, pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 005:54). Sampel yang diambil pada penelitian ini berdasarkan pertimbangan guru bahasa Indonesia di tempat penelitian yang menyatakan bahwa kedua kelas, yaitu kelas X-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-6 sebagai kelas kontrol, adalah kelas yang memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang hampir sama.. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam menjawab pertanyaan penelitian. Selain itu, instrumen penelitian digunakan untuk mengukur setiap permasalahan yang dirumuskan. Sebagaimana pendapat Sugiyono (00:105) bahwa instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan mengukur nilai

4 79 variabel yang diteliti. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes dan nontes. Instrumen jenis tes adalah instrumen kemampuan mengapresiasi cerita pendek, sedangkan instrumen jenis nontes adalah lembar observasi dan angket pendapat siswa. Masing-masing jenis instrumen tersebut diuraikan sebagai berikut:..1 Tes Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan mengapresiasi cerita pendek ini diujikan kepada siswa sebelum diberi perlakuan (tes awal) dan sesudah diberi perlakuan (tes akhir) terhadap dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemilihan bentuk soal dalam penelitian ini berupa tes uraian yang bentuk soalnya memuat analisis apresiasi cerpen (di antaranya mengungkapkan kembali isi cerita/sinopsis, mengungkapkan hal-hal menarik dari sebuah cerpen, analisis unsur-unsur instrinsik dan nilai-nilai cerpen yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, serta memberikan penilaian dan pendapat terhadap cerpen beserta alasan/argumen yang mendukung jawaban). Alasan dipilihnya tes berbentuk uraian dimaksudkan agar kemampuan siswa dalam menganalisis dan mengapresiasi cerita pendek terlihat dan tereksplorasi sehingga kemampuan siswa tidak hanya terlihat secara kognitif saja, tetapi secara afektif pun dapat terlihat. Selain itu, alasan dipilihnya tes berbentuk uraian dimaksudkan juga agar kemampuan siswa dalam menafsirkan sebuah karya sastra tidak terbatasi oleh pilihan-pilihan yang membatasi imajinasi dan daya pikir serta daya kritis mereka.

5 80 Penyusunan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal yang memuat kemampuan mengapresiasi dan aspek yang akan diukur. Kemampuan mengapresiasi yang digunakan mengacu pada tes kesastraan kategori Moody, yaitu tes kesastraan tingkat informasi, konsep, perspektif, dan apresiasi (Nurgiyantoro, 001:09). Aspek yang diukur meliputi: membuat sinopsis, mengungkapkan hal-hal menarik dari sebuah cerpen, analisis unsur-unsur instrinsik dan nilai-nilai cerpen yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, serta memberikan penilaian dan pendapat terhadap cerpen beserta alasan/argumen yang mendukung jawaban. Berikut kisikisi instrumen tes dan rubrik penilaian yang digunakan. Tabel. Kisi-Kisi Instrumen Tes Awal dan Tes Akhir pada Pembelajaran Apresiasi Cerpen dengan Menggunakan Model Pembelajaran Advance Organizer No Kompetensi Dasar Indikator Aspek Kemampuan 1. Mengemukakan Menceritakan Tingkat hal-hal yang kembali isi cerita konsep menarik atau pendek yang dibaca mengesankan dengan kata-kata dari cerita sendiri. pendek melalui Mengungkapkan Tingkat kegiatan diskusi. hal-hal yang menarik perspektif atau mengesankan dari cerpen dengan penuh percaya diri. Mendiskusikan unsur-unsur intrinsik (tema, penokohan, alur, sudut pandang, latar, amanat) cerita pendek yang dibaca dengan kritis, santun, penuh tanggung jawab dan percaya diri. Tingkat konsep Nomor Soal 1, 4, 5, 6, 7, dan 8

6 81 Menemukan nilai-nilai cerita pendek melalui kegiatan Diskusi. Menyebutkan dan menjelaskan nilainilai dalam karya sastra khususnya cerpen dengan cermat/teliti dan percaya diri. Mengidentifikasi nilai-nilai budaya, moral, agama, dan sosial dalam cerpen dengan cermat/teliti. Menentukan nilainilai dalam sastra yang selaras dengan situasi hidup kini dan faktual. Mengomunikasikan pendapatnya tentang nilai-nilai sebuah cerpen melalui kegiatan diskusi dengan penuh percaya diri. Tingkat perspektif Tingkat perspektif Tingkat perspektif Tingkat perspektif Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari. Mengidentifikasi unsur-unsur (tema, penokohan, dan amanat) cerita pendek yang telah dibaca dengan cermat/teliti. Mengaitkan unsur intrinsik (tema, penokohan, dan amanat) dengan kehidupan seharihari. Tingkat konsep Tingkat perspektif, 4, 5, 6, 7, dan 8, 5, 6, dan 8

7 8 Tabel. Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Mengapresiasi Cerpen 1) Siswa Membuat Sinopsis Cerita Pendek No. Aspek Penilaian Skor 1. Penyajian Fakta Cerita a. Penyajian fakta cerita secara lengkap yang meliputi tiga unsur dominan dalam cerita yaitu alur, tokoh, dan latar b. Penyajian fakta cerita kurang lengkap (hanya memuat dua dari tiga unsur) c. Penyajian fakta cerita tidak lengkap (hanya memuat satu dari 1 tiga unsur). Kesesuaian sinopsis dengan isi cerita/tema cerita a. Sinopsis sesuai dengan isi cerita/tema cerita (perjuangan Zein dalam mewujudkan mimpi dan keinginan ibunya untuk naik haji) b. Sinopsis kurang sesuai dengan isi cerita/tema cerita (kurang menggambarkan isi cerita/tema cerita) c. Sinopsis tidak sesuai dengan isi cerita/tema cerita (tidak 1 menggambarkan isi cerita/tema cerita). Penggunaan bahasa Indonesia a. Menggunakan bahasa baku, kalimat efektif, diksi variatif, tepat, dan menarik serta tidak ada kesalahan ejaan. b. Bahasa kurang baku, ada kalimat yang kurang efektif, diksi kurang variatif, kurang tepat, dan kurang menarik, serta masih terdapat beberapa kesalahan ejaan. c. Bahasa tidak baku, banyak kalimat yang tidak efektif, tidak 1 berdiksi, dan banyak kesalahan ejaan. Jumlah Skor Maksimal 9 ) Siswa Mengungkapkan Hal Menarik/Mengesankan dari Cerita Pendek Beserta Alasan yang Mendukung Jawaban No. Aspek Penilaian Skor 1. Mengungkapkan Hal Menarik/Mengesankan dari Cerpen Beserta Alasan yang Mendukung Jawaban a. Mengungkapkan hal menarik/mengesankan secara tepat dan menyertakan alasan yang mendukung jawaban. b. Mengungkapkan hal menarik/mengesankan secara tepat, tetapi alasan yang dikemukakan kurang mendukung jawaban c. Mengungkapkan hal menarik/mengesankan secara tepat, 1 tetapi tidak menyertakan alasan. Jumlah Skor Maksimal

8 8 ) Siswa Mengungkapkan Latar Tempat Beserta Alasan yang Mendukung Jawaban serta Menentukan Kemungkinan Terjadinya Cerita dalam Cerpen di Tempat Lain dan Alasan yang Mendukung Jawaban No. Aspek Penilaian Skor 1. Mengungkapkan Latar Tempat Beserta Alasannya a. Menentukan latar tempat dengan tepat dan mengungkapkan alasan dengan menunjukkan kalimat dalam cerpen yang mendukung jawaban serta mengaitkan relevansi antara latar tempat dengan penggunaan bahasa yang digunakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita. b. Menentukan latar tempat dengan tepat dan mengungkapkan alasan dengan menunjukkan kalimat dalam cerpen yang mendukung jawaban, tetapi kurang mengaitkan relevansi latar tempat dengan penggunaan bahasa yang digunakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita. c. Menentukan latar tempat dengan tepat, tetapi tidak 1 menunjukkan kalimat dalam cerpen yang mendukung jawaban dan tidak mengaitkan relevansi latar tempat dengan penggunaan bahasa yang digunakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita.. Menentukan Kemungkinan Terjadinya Cerita/Peristiwa dalam Cerpen Emak Ingin Naik Haji di Tempat Lain dan Menyertakan Alasan yang Mendukung Jawaban a. Menentukan kemungkinan terjadinya cerita/peristiwa dalam cerpen Emak Ingin Naik Haji di tempat lain dan menyertakan alasan yang mendukung jawaban. b. Menentukan kemungkinan terjadinya cerita/peristiwa dalam cerpen Emak Ingin Naik Haji di tempat lain, tetapi alasan yang dikemukakan kurang mendukung jawaban. c. Menentukan kemungkinan terjadinya cerita/peristiwa dalam 1 cerpen Emak Ingin Naik Haji di tempat lain, tetapi alasan yang dikemukakan tidak mendukung jawaban. Jumlah Skor Maksimal 6 4) Siswa Menjelaskan Cerpen Sesuai Tahapan Alur No. Aspek Penilaian Skor 1. Menjelaskan Bagian Eksposisi (Pengenalan Cerita) a. Menjelaskan bagian eksposisi secara lengkap (meliputi pengenalan latar dan tokoh) b. Menjelaskan bagian eksposisi secara kurang tepat (hanya pengenalan latar atau tokoh saja) c. Menjelaskan bagian eksposisi secara tidak tepat (tidak adanya pengenalan cerita, baik pengenalan latar maupun tokoh) 1

9 84. Menjelaskan Bagian Intrik (Pemunculan Masalah) a. Menjelaskan intrik dengan tepat (mengungkapkan pemunculan masalah, yaitu ketika tokoh Emak sangat menginginkan untuk naik haji dengan kondisi yang tidak memungkinkan dari segi finansial) b. Menjelaskan intrik dengan kurang tepat (kurang mengungkapkan pemunculan masalah) c. Menjelaskan intrik dengan tidak tepat (tidak mengungkapkan pemunculan masalah dalam cerpen tersebut). Menjelaskan Bagian Konflik a. Menjelaskan konflik dengan tepat (mengungkapkan akar masalah dalam cerpen, yaitu ketika keinginan tokoh Emak yang ingin naik haji belum juga terwujud dan kerja keras Zein yang tidak pernah ada hasilnya) b. Menjelaskan konflik dengan kurang tepat (kurang mengungkapkan akar masalah dalam cerpen) c. Menjelaskan konflik dengan tidak tepat (tidak mengungkapkan akar masalah dalam cerpen) 4. Menjelaskan Bagian Klimaks a. Menjelaskan klimaks dengan tepat (mengungkapkan puncak masalah dalam cerpen, yaitu ketika Zein hendak menyatroni rumah Juragan Haji) b. Menjelaskan klimaks dengan kurang tepat (kurang mengungkapkan puncak masalah dalam cerpen) c. Menjelaskan klimaks dengan tidak tepat (tidak mengungkapkan puncak masalah dalam cerpen) 5. Menjelaskan Bagian Antiklimaks a. Menjelaskan antiklimaks dengan tepat (mengungkapkan penurunan/redanya masalah, yaitu ketika Zein membatalkan niatnya dalam menyatroni rumah Juragan Haji). b. Menjelaskan antiklimaks dengan kurang tepat (kurang mengungkapkan penurunan/redanya masalah). c. Menjelaskan antiklimaks dengan tidak tepat (tidak mengungkapkan penurunan/redanya masalah) Menjelaskan Bagian Resolusi/Peleraian a. Menjelaskan resolusi/peleraian dengan tepat (mengungkapkan akhir cerita, yaitu ketika Zein merasa sangat bahagia karena memenangkan undian berhadiah paket haji untuk dia dan ibunya, namun di tengah kebahagiannya itu, dia tertabrak sebuah mobil). b. Menjelaskan resolusi dengan kurang tepat (kurang mengungkapkan akhir cerita) c. Menjelaskan resolusi tidak tepat (tidak mengungkapkan akhir 1 cerita) Jumlah Skor Maksimal 18

10 85 5) a. Siswa Mengungkapkan Karakter Tokoh Zein dan Menunjukkan Kalimat-Kalimat dalam Cerpen yang Menunjukkan Jawaban Siswa No. Aspek Penilaian Skor 1. Mengungkapkan Karakter Tokoh Zein dan Menunjukkan Kalimat-Kalimat dalam Cerpen yang Menunjukkan Jawaban Siswa a. Mengungkapkan karakter tokoh Zein dan menunjukkan kalimat-kalimat dalam cerpen yang membuktikan karakter tokoh tersebut dengan tepat (bukti teks dalam cerpen mendukung karakter tokoh Zein) b. Mengungkapkan karakter tokoh Zein dan menunjukkan kalimat-kalimat dalam cerpen yang membuktikan karakter tokoh tersebut dengan kurang tepat (bukti teks dalam cerpen kurang mendukung karakter tokoh Zein) c. Mengungkapkan karakter tokoh Zein dan menunjukkan 1 kalimat-kalimat dalam cerpen yang membuktikan karakter tokoh tersebut tidak tepat (bukti teks dalam cerpen tidak mendukung karakter tokoh Zein) Jumlah Skor Maksimal b. Siswa Mengungkapkan Seandainya menjadi tokoh Zein dalam berencana menyatroni rumah Juragan Haji beserta alasan No. Aspek Penilaian Skor 1. Mengungkapkan Seandainya Siswa Menjadi Tokoh Zein Beserta Alasannya (Keterlibatan Jiwa Siswa) a. Merasakan apa yang dialami tokoh dalam cerita (tokoh Zein) dengan menyertai alasan yang mendukung. b. Merasakan apa yang dialami tokoh dalam cerita (tokoh Zein), tetapi alasan yang dikemukakan kurang mendukung jawaban. c. Merasakan apa yang dialami tokoh dalam cerita (tokoh Zein), 1 tetapi tidak menyertakan alasan yang mendukung. Jumlah Skor Maksimal

11 86 c. Apakah karakter-karakter tokoh dalam cerpen tersebut banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari? Berikan alasan atas jawabanmu! No. Aspek Penilaian Skor 1. Mengungkapkan Hubungan Karakter-karakter Tokoh dalam Cerita dengan Karakter dalam Kehidupan Sehari-hari Beserta Alasan yang Mendukung Jawaban Siswa. a. Mengaitkan karakter-karakter tokoh dalam cerita dengan karakter dalam kehidupan sehari-hari dengan menyertakan alasan yang mendukung. b. Mengaitkan karakter-karakter tokoh dalam cerita dengan karakter dalam kehidupan sehari-hari, tetapi alasan yang dikemukakan kurang mendukung jawaban. c. Mengaitkan karakter-karakter tokoh dalam cerita dengan 1 karakter dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tidak menyertakan alasan. Jumlah Skor Maksimal 6) Siswa Menyimpulkan Tema Cerita Pendek dan Mengaitkannya dengan Permasalahan yang Sering Terjadi dalam Kehidupan Sehari-hari Beserta Alasan yang Mendukung Jawaban No. Aspek Penilaian Skor 1. Menyimpulkan Tema a. Menyimpulkan tema secara tepat (sesuai dengan makna penting/gagasan utama cerita) b. Mengungkapkan tema secara kurang tepat (kurang mengungkapkan makna/gagasan utama cerita) c. Mengungkapkan tema secara tidak tepat (tidak 1 mengungkapkan makna/gagasan utama cerita), tetapi masih berkaitan dengan isi cerita. Mengaitkan Tema dengan Permasalahan Kehidupan Sehari-hari Beserta Alasannya a. Mengaitkan tema dengan permasalahan kehidupan sehari-hari secara tepat dengan mengungkapkan alasan yang mendukung jawaban. b. Mengaitkan tema dengan permasalahan kehidupan sehari-hari secara tepat, tetapi alasan yang dikemukakan kurang mendukung jawaban. c. Mengaitkan tema dengan permasalahan kehidupan sehari-hari 1 secara tepat, tetapi tidak mengemukakan alasan. Jumlah Skor Maksimal 6

12 87 7) Siswa Mengungkapkan Pendapat tentang Penggunaan Gaya Bahasa dalam Cerita Pendek Beserta Alasan dan Contoh yang Mendukung Jawaban No. Aspek Penilaian Skor 1. Siswa Mengungkapkan Pendapat tentang Penggunaan Gaya Bahasa yang Mendukung Unsur-unsur Cerita yang Lain (tokoh dan latar) Beserta Alasan: a. Mengungkapkan pendapat tentang penggunaan gaya bahasa yang mendukung unsur-unsur cerita yang lain beserta alasan yang mendukung jawaban. b. Mengungkapkan pendapat tentang penggunaan gaya bahasa yang mendukung unsur-unsur cerita yang lain, tetapi alasan yang dikemukakan kurang mendukung jawaban. c. Mengungkapkan pendapat tentang penggunaan gaya bahasa 1 yang mendukung unsur-unsur cerita yang lain, tetapi tidak menyertakan alasan. Jumlah Skor Maksimal 8) Siswa Mengungkapkan Amanat/Pesan yang Hendak Disampaikan Pengarang Beserta Alasan yang Mendukung Jawaban No. Aspek Penilaian Skor 1. Mengungkapkan Amanat Pengarang Beserta Alasannya a. Menjelaskan amanat pengarang dalam cerpen disertai alasan yang mendukung jawaban. b. Menjelaskan amanat pengarang dalam cerpen, tetapi alasan yang dikemukakan kurang mendukung jawaban. c. Menjelaskan amanat pengarang dalam cerpen, tetapi tidak 1 disertai alasan. Jumlah Skor Maksimal 9) Siswa Memberikan Penilaian Berdasarkan Kelebihan dan Kekurangan Beserta Alasannya No. Aspek Penilaian Skor 1. Memaparkan Keunggulan dan Kelemahan Beserta Alasan yang Mendukung Jawaban a. Memaparkan kedalaman penilaian (pengungkapan keunggulan dan kelemahan) terhadap keseluruhan cerpen baik dari segi struktur (pengemasan cerpen, bahasa, penulisan ejaan, dan cetakan), maupun dari segi isi (unsur-unsur cerita dan hubungan antarunsurnya) dengan menyertakan alasan yang mendukung jawaban. b. Memaparkan penilaian terhadap cerpen tidak menyeluruh

13 88 (hanya mengungkapkan keunggulan/kelemahan dari satu segi saja), tetapi alasan yang dikemukakan kurang mendukung jawaban. Meskipun begitu, memiliki kedalaman dalam penilaian. c. Memaparkan penilaian terhadap cerpen tidak menyeluruh 1 (hanya mengungkapkan keunggulan/kelemahan dari satu segi saja) dan tidak memiliki kedalaman dalam penilaian serta tidak menyertakan alasan. Jumlah Skor Maksimal 10) a. Siswa Menyebutkan Nilai-nilai Kehidupan yang Terdapat dalam Cerpen dan Menyertakan Alasan yang Mendukung Jawaban Siswa No. Aspek Penilaian Skor 1. Menyebutkan Nilai-nilai Kehidupan yang Terdapat dalam Cerpen Beserta Alasan yang Mendukung Jawaban a. Menyebutkan tiga nilai kehidupan yang terdapat dalam cerpen dengan tepat dan menyertakan alasan yang mendukung jawaban. b. Menyebutkan dua nilai kehidupan yang terdapat dalam cerpen dengan tepat dan menyertakan alasan yang mendukung jawaban. c. Menyebutkan satu nilai kehidupan yang terdapat 1 dalam cerpen dengan tepat dan menyertakan alasan yang mendukung jawaban. Jumlah Skor Maksimal 11) Siswa Memberikan Pendapat tentang Kebermanfaatan Cerpen dan Menyertakan Alasan yang Mendukung Jawaban No. Aspek Penilaian Skor 1. Memberikan Pendapat tentang Kebermanfaatan Cerpen Beserta Alasan yang Mendukung Jawaban a. Memberikan pendapat tentang kebermanfaatan cerpen dengan menyertakan alasan yang mendukung pendapat. b. Memberikan pendapat tentang kebermanfaatan cerpen, tetapi alasan yang dikemukakan kurang mendukung pendapat. c. Memberikan pendapat tentang kebermanfaatan 1 cerpen, tetapi tidak menyertakan alasan yang mendukung pendapat. Jumlah Skor Maksimal

14 89 1) Penggunaan Bahasa Siswa secara Keseluruhan No. Aspek Penilaian Skor 1. Penggunaan bahasa Indonesia a. Menggunakan bahasa baku, kalimat efektif, diksi variatif, tepat, dan menarik serta tidak ada kesalahan ejaan. b. Bahasa kurang baku, ada kalimat yang kurang efektif, diksi kurang variatif, kurang tepat, dan kurang menarik, serta masih terdapat beberapa kesalahan ejaan. c. Bahasa tidak baku, banyak kalimat yang tidak 1 efektif, tidak berdiksi, dan banyak kesalahan ejaan. Jumlah Skor Maksimal Format Penilaian Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek Nomor Soal Indikator Skor Maksimal 1 Siswa Membuat Sinopsis Cerita Pendek 9 Siswa Mengungkapkan Hal Menarik/Mengesankan dari Cerita Pendek dan Menyertakan Alasan yang Mendukung Jawaban 6 Siswa Mengungkapkan Tema Cerita Pendek dan 6 Mengaitkannya dengan Permasalahan yang Sering Terjadi dalam Kehidupan Sehari-hari Beserta Alasan yang Mendukung Jawaban 4 Siswa Mengungkapkan Latar Tempat dan Menyertakan 6 Alasan yang Mendukung Jawaban serta Menentukan Kemungkinan Terjadinya Cerita dalam Cerpen di Tempat Lain dan Alasan yang Mendukung Jawaban 5 Siswa Menjelaskan Tahapan Alur Cerpen 18 6 a. Siswa Mengungkapkan Karakter Tokoh Zein dan Menyertakan Alasan yang Mendukung Jawaban. b. Siswa Mengungkapkan Pengandaian Tokoh Zein dan Menyertakan Alasan yang Mendukung Jawaban. c. Siswa Mengungkapkan Hubungan Karakter-Karakter 9 Tokoh dalam Cerpen dengan Karakter dalam Kehidupan Sehari-hari Beserta Alasannya. 7 Siswa Mengungkapkan Pendapat tentang Gaya Bahasa yang mendukung Unsur-unsur Cerita yang Lain (Tokoh dan Latar) dan Alasan yang Mendukung Jawaban 8 Siswa Mengungkapkan Amanat/Pesan yang Hendak Disampaikan Pengarang Beserta Alasan yang Mendukung

15 90 Jawaban 9 Siswa Memberikan Penilaian Berdasarkan Kelebihan dan Kekurangan Beserta Alasan yang Mendukung Jawaban 10 Siswa Menyebutkan Nilai-nilai yang Terdapat dalam Cerpen Beserta Alasannya dan Memberikan Pendapat tentang Kebermanfaatan Cerpen Beserta Alasannya Penggunaan bahasa secara keseluruhan Jumlah Total Skor Maksimal 69 Nilai siswa = Skor yang diperoleh x 100 Total skor maksimal Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dalam bentuk soal esai sebanyak 10 soal dengan terlebih dahulu siswa membaca cerita pendek. Cerpen yang digunakan untuk tes awal dan tes akhir adalah cerpen yang sama, yaitu cerpen Emak Ingin Naik Haji karya Asma Nadia, sedangkan pada perlakuan digunakan cerpen Doa yang Mengancam karya Jujur Prananto, Jendela Rara karya Asma Nadia, dan cerpen Babi karya Putu Wijaya. Karena penelitian ini menggunakan film ekranisasi sebagai media penambat dalam menerapkan model pengajaran advance organizer, perlakuan yang diberikan kepada siswa selain menggunakan cerpen, juga menggunakan film ekranisasi dari cerpen yang dipilih tersebut, seperti film Doa yang Mengancam yang diangkat dari cerpen Doa yang Mengancam karya Jujur Prananto, film Rumah Tanpa Jendela yang diangkat dari cerpen Jendela Rara karya Asma Nadia, dan film Babi yang diangkat dari cerpen Babi karya Putu Wijaya. Pertimbangan dipilihnya cerpen tersebut mengacu pada tiga aspek dalam pemilihan bahan pengajaran sastra, yaitu, pertama dari sudut bahasa, kedua dari segi

16 91 kematangan jiwa (psikologi), dan ketiga dari sudut latar belakang kebudayaan para siswa. (Rahmanto, 1988:6). Dari sudut bahasa, seperti kosa kata, struktur kata dan kalimat, idiom, citraan, konteks dan isi wacana, dan sebagainya, keempat cerpen tersebut mudah dipahami oleh siswa SMA/MA, hanya saja ada beberapa siswa yang masih kesuliatan memahami satu di antara empat cerpen, yaitu cerpen Babi karya Putu Wijaya. Akan tetapi, dengan penjelasan yang disampaikan oleh guru, pada akhirnya siswa mampu memahami cerpen tersebut. Secara umum, siswa memahami maksud kata atau kalimat yang digunakan oleh pengarang dalam kalimat. Dengan demikian, dari sudut bahasa, pemilihan keempat cerpen tersebut sesuai dengan kemampuan siswa dalam memahami bahasa. Berdasarkan segi/aspek kematangan jiwa (psikologis) sudah sesuai dengan tahap psikologi perkembangan siswa. Ditinjau dari usianya, ada empat tahap perkembangan siswa, yakni: (1) Usia 8-9 tahun adalah tahap pengkhayal (the autistic stage); () Usia 10-1 tahun adalah tahap romantik (the romantic stage); () Usia 1-16 tahun adalah tahap realistik (the realistic stage), dan (4) Usia 16 tahun ke atas adalah tahap generalisasi (the generalizing stage) (Moody, 1975: 17). Dengan demikian, siswa SMA termasuk dalam kategori generalizing stage dan pada tahap ini, seorang anak sudah memiliki kemampuan untuk mengeneralisasikan permasalahan, berpikir abstrak, menentukan sebab suatu gejala, dan memberikan keputusan yang bersangkutan dengan moral. Oleh karena itu, jenis dan ragam karya yang disajikan dapat berupa apa saja (Sayuti, 1994: 1) termasuk keempat cerpen tersebut.

17 9 Dilihat dari sudut latar belakang kebudayaan para siswa, dua dari keempat cerpen tersebut mengandung latar budaya yang tidak terlalu jauh dengan latar budaya yang dimiliki dan dikenal oleh siswa, seperti cerpen Emak Ingin Naik Haji dan Jendela Rara, yang kental dengan realitas budaya dan kehidupan masyarakat Betawi/Jakarta sebagai ibu kota. Adapun cerpen Doa yang Mengancam, meskipun latar budaya yang digambarkan bukan di Indonesia, tetapi substansi cerpen tersebut menggambarkan latar belakang budaya yang mudah dipahami siswa. Latar belakang budaya yang terdapat pada cerpen Babi lebih dipahami secara tersirat karena penuh dengan simbol-simbol sosial dan budaya tertentu dan dalam hal ini simbol tersebut mengacu pada sistem sosial dan budaya masyarakat Indonesia sehingga akan lebih dipahami oleh siswa. Adapun berkaitan dengan pengujian instrumen, peneliti melakukan expert judgment dan uji empiris sebelum instrumen tes digunakan. Instrumen tes diujicobakan terlebih dahulu di sekolah tempat penelitian, selain di kelas yang tidak digunakan untuk penelitian. Untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, uji daya beda soal, tingkat kesukaran, pengujian ini dilakukan dengan bantuan komputer yaitu program Anates. Hal ini untuk memudahkan dalam perhitungan statistik dan keakuratan data. a. Analisis Validitas Butir Soal Instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi bersifat valid (Arikunto S, 00:64). Validitas soal dapat diketahui dengan cara mencari koefisien korelasi antara variabel yang

18 9 dikorelasikan. Berikut adalah rumus matematis dalam mencari validitas soal (valilditas item): r xy = N XY ( X)( Y) (N X ( X) )(N Y ( Y) ) r xy = koefisien korelasi X = skor tiap butir soal Y = skor total tiap butir soal N = jumlah siswa Untuk mengetahui kriteria validitas soal digunakan tabel berikut. b. Analisis Reliabilitas soal Tabel.4 Kriteria Koefisien Validitas Butir Soal Koefisien Validitas Interpretasi 0,80 < r xy 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < r xy 0,80 Tinggi 0,40 < r xy 0,60 Cukup 0,0 < r xy 0,40 Rendah r xy 0,0 Sangat Rendah (Arikunto, 008:75) Reliabilitas sering dikatakan taraf keajegan suatu soal atau menurut Arikunto (1999) reliabilitas merupakan taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Sesuai dengan bentuk soal tesnya yaitu tes bentuk uraian, maka untuk menghitung koefisien reliabilitasnya menggunakan rumus Alpha (Russefendi, 005). Rumusnya adalah : r 11 = k (1 σ b k 1 σ t )

19 94 r 11 k σ b σ t = reliabilitas instrumen = banyak butir soal = jumlah variansi butir soal = varians skor total Tingkat reliabilitas dari soal uji coba kemampuan pemahaman dan penalaran didasarkan pada klasifikasi Guilford (Ruseffendi, 1991) sebagai berikut: Tabel.5 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas Besarnya r Tingkat Reliabilitas 0,00 r 11 0,0 Kecil 0,0 r 11 0,40 Rendah 0,40 r 11 0,60 Sedang 0,60 r 11 0,80 Tinggi 0,80 r 11 1,00 Sangat tinggi c. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan rendah (Arikunto S. 00: 11). Untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal maka kita harus mencari indeks daya pembeda satu butir soal melalui rumus berikut. D = S A S B I A 100% DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu S A = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

20 95 S B = Jumlah skor kelompok bawah yang pada butir soal yang diolah I A = Jumlah skor maksimum salah satu kelompok pada butir soal yang diolah d. Tingkat Kesukaran Tabel.6 Kriteria Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda DP < 0.0 Jelek 0,0 <DP< 0,40 Cukup 0,40 <DP< 0,70 Baik 0,70 <DP<1,00 Baik sekali Arikunto (008:18) Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang sukar dapat menyebabkan siswa putus asa dalam mengerjakannya (Arikunto, 00:07). Bilangan yang menunjukan susah atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (Arikunto, 00: 07). Untuk mencari tingkat kesukaran suatu butir soal maka kita harus mencari indeks kesukaran dari butir soal tersebut melalui rumus berikut. P = B JS P = Indeks kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab betul JS = Jumlah peserta tes Berikut adalah kriteria tingkat kesukaran butir soal yang diungkapkan oleh Arikunto (008:10).

21 96 Tabel.7 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Nilai P Kriteria 0,00 Terlalu Sukar 0,00 < P 0,0 Sukar 0,1 P 0,70 Sedang 0,71 P < 1,00 Mudah 1,00 Terlalu Mudah e. Uji Kelayakan Instrumen Tes 1) Expert Judgment (Uji Ahli) Tes yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengujian soal dengan pertimbangan aspek berikut: a) kesesuaian isi soal, ) keterpahaman soal, ) kelogisan soal, dan 4) keterwakilan soal (Fraenkel dan Wallen,1990:18). Pada uji ahli ini, penulis selain berkonsultasi kepada pembimbing, juga kepada dosen lain yang berkompeten sebanyak tiga orang. Berdasarkan pertimbangan ahli, validitas isi tes tentang kemampuan mengapresiasi cerita pendek dalam pembelajaran cerpen ada beberapa yang direvisi. Selain itu, deskriptor pada rubrik penilaian banyak yang diubah dengan pertimbangan deskriptor penilaian sebelumnya kurang jelas. Selain itu, penulis melampirkan hasil uji ahli dan surat pernyataan expert judgment. ) Uji Empiris Pada uji empiris ini, penulis mengujicobakan instrumen tes pada kelas lain (selain kelas eksperimen dan kontrol), tetapi masih di tempat penelitian yang sama dan memilih kelas berdasarkan tingkat kemampuan yang sama dengan

22 97 kelas eksperimen dan kontrol, tepatnya di kelas X-10 SMAN 9 Bandung. Dalam pengolahan hasil uji instrumen ini, penulis menggunakan program anates uraian. Hal ini untuk memudahkan dalam perhitungan statistik dan keakuratan data. Hasil uji empiris anates uraian ini penulis lampirkan dalam penelitian ini... Pedoman Observasi Pedoman obervasi digunakan untuk menilai proses pelaksanaan pembelajaran apresiasi cerita pendek, baik dengan menggunakan model pengajaran advance organizer maupun dengan yang menggunakan model pembelajaran investigation group dilihat dari aktivitas guru dan siswa. Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Adapun observasi ini bertujuan untuk menilai peran serta guru dan siswa dalam proses pembelajaran apresiasi cerpen, baik dengan menggunakan model pengajaran advance organizer maupun dengan menggunakan model pembelajaran investigation group maupun. Penilaian didasarkan atas nilai: 4 = sangat baik, = baik, = kurang baik, 1 = tidak baik. Berikut kisi-kisi lembar pedoman observasi yang digunakan selama proses pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan model pengajaran advance organizer dan model pembelajaran group investigation yang dapat dilihat pada tabel.8.

23 98 Tabel.8 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Apresiasi Cerpen Masalah Tujuan Indikator Aspek yang Diobservasi Bagaimanakah Menggambarkan 1. Model Proses proses proses pengajaran pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan advance pembelajaran pembelajaran pembelajaran organizer apresiasi apresiasi apresiasi cerpen. Model cerpen dengan cerpen dengan dengan pembelaja menggunakan menggunakan menggunakan ran group model model model investigati pengajaran pengajaran pengajaran on advance advance advance organizer dan organizer dan organizer dan yang tidak yang tidak yang tidak menggunakan menggunakan menggunakan model model model pengajaran pengajaran pengajaran advance advance advance organizer organizer organizer ditinjau dari peran serta guru dan siswa Nomor Pernyataan Angket Angket merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Penggunaan angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberterimaan siswa terhadap penerapan model pengajaran advance organizer dalam pembelajaran apresiasi cerita pendek. Berikut kisi-kisi angket yang digunakan selama proses pembelajaran apresiasi cerita pendek dengan menggunakan model pengajaran advance organizer dan model pembelajaran group investigation.

24 99 Tabel.9 Kisi-Kisi Angket Masalah Tujuan Indikator Aspek yang Diukur Apakah Menghimpun Model 1. Manfaat pembelajaran pendapat pengajaran pembelajaran apresiasi cerita siswa tentang advance apresiasi pendek dengan keberterimaan organizer cerita pendek menggunakan model dan model. Pendapat model pengajaran pembelajaran siswa selama pengajaran advance group mengikuti advance organizer dan investigation proses organizer model pembelajaran lebih efektif pembelajaran apresiasi dibandingkan group cerpen dengan dengan investigation menggunakan pembelajaran dalam model apresiasi pembelajaran pengajaran cerpen dengan apresiasi advance menggunakan cerita pendek. organizer model. Pendapat pembelajaran siswa dalam group mengerjakan investigation tugas-tugas pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan model pengajaran advance organizer 4. Pendapat siswa tentang pengaruh model pengajaran advance organizer terhadap motivasi siswa dalam membaca cerpen Indonesia Nomor Peryataan 1 dan 5 dan 4 6

25 Pendapat siswa tentang pengaruh model pengajaran advance organizer terhadap pemahaman materi dan kemampuan mengapresiasi cerpen 6. Pendapat siswa tentang keefektifan model pengajaran advance organizer 7. Pendapat siswa tentang pengaruh media penambat film ekranisai model pengajaran advance organizer terhadap kemampuan apresiasi cerpen 7 dan Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Mengadakan Pretest Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal apresiasi cerita pendek siswa. Pada tahap ini siswa melakukan pengerjaan soal yang berhubungan dengan

26 101 konsep yang akan diajarkan. Soal ini sebelumnya telah melalui tahap konsultasi dengan dosen pembimbing dan uji kelayakan serta uji coba instrumen. b. Mengadakan Posttest Posttest ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan apresiasi cerpen yang dimiliki siswa setelah dilakukan treatment. Soal posttest adalah soal yang sama yang dikerjakan siswa pada saat pretest. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisasi pengaruh perbedaan instrumen terhadap perubahan pemahaman konsep siswa. Pretest dan posttest akan dilakukan di awal dan di akhir pertemuan. Pretest dan posttest ini direncanakan dilakukan masingmasing sebanyak satu kali. c. Melaksanakan Observasi Observasi dilaksanakan bertujuan untuk mengamati proses pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan model pengajaran advance organizer melalui film ekranisasi. Pengamatan dalam penelitian ini melibatkan dua observer yang merupakan guru bahasa dan sastra Indonesia. d. Menyebarkan Angket Penggunaan angket dalam penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana keberterimaan siswa dalam pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan model pengajaran advance organizer..5 Teknik Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan adalah melalui metode statistik. Pengolahan data ini bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diungkapkan di awal

27 10 dapat diterima atau tidak. Berikut adalah langkah-langkah dalam mengolah data hasil penelitian. 1) Membaca seluruh hasil tes. ) Memeriksa dan menganalisis hasil tes satu per satu oleh penilai 1 dan. ) Memberikan skor untuk setiap nomor soal dan memberikan nilai. 4) Menyusun deskripsi data hasil tes. 5) Menganalisis data melalui perhitungan statistik. Untuk memudahkan perhitungan data kuantitatif yang akan diolah, penulis menggunakan teknik statistik dengan SPSS 18. Berikut perhitungan untuk menguji normalitas, homogenitas, dan uji t data dengan menggunakan rumus. a. Uji Normalitas. Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang tersaring berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan menurut Arikunto (00:90) adalah rumus Chi kuadrat sebagai berikut. X = (f 0 f h ) Keterangan: f h X = chi kuadrat f 0 = frekuensi observasi sampel f h = frekuensi yang diharapkan Apabila diperoleh dari perhitungan bahwa ternyata harga X sama atau lebih besar dari harga titik X yang tertera dalam tabel, sesuai dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan, kesimpulannya adalah ada perbedaan yang

28 10 meyakinkan antara f 0 dan f h. Akan tetapi, apabila perhitungannya lebih kecil maka tidak ada perbedaan yang meyakinkan antara f 0 dan f h. b. Uji homogenitas dengan menggunakan uji variansi. Uji ini ditujukan untuk mengetahui keseragaman variansi sampel yang diambil dari polulasi yang sama. Rumus yang diujikannya itu uji F. Menurut Sugiyono (1999:160), rumus uji F yaitu: F = S 1 S Keterangan: F S 1 S : koefisien F tes : varians kelompok 1 (tersebar) : varians kelompok (terkecil Kriteria pengujian yaitu jika Fh<Ft, varians kedua sampel homogen. c. Uji beda dan rata-rata (uji-t). Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil kemampuan mengapresiasi sastra cerpen antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rumus yang digunakan menurut Nurgiyantoro (001:101) adalah sebagai berikut. t = X 1 X S1 n 1 + S n Keterangan: t = koefisien yang dicari S = varians kelompok X 1 = mean kelompok 1 n = jumlah subjek X = mean kelompok S 1 = varians kelompok 1

29 104.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sebelum menerapkan model pengajaran advance organizer, telah disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model tersebut yang mengacu pada silabus bahasa Indonesia kelas X. RPP merupakan pegangan guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan atau lapangan untuk setiap kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP membuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu kompetensi dasar (Depdiknas, 006:17). Adapun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun per tiap pertemuan, penulis lampirkan dalam penelitian ini..7 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini tergambar dalam alur penelitian sebagai berikut. Studi kepustakaan tentang model pembelajaran advance organizer dan group investigation Penyusunan RPP model pengajaran advance organizer dan group investigation Pembuatan instrumen penelitian (instrumen tes dan nontes) Perbaikan Experts judgment (Uji ahli)

30 105 Uji empiris (uji coba instrumen penelitian) Penentuan sample Tes awal (pretest) Perlakuan model pengajaran advance organizer Observasi dan Angket Perlakuan model pembelajaran group investigation Tes akhir (posttest) Angket pendapat siswa tentang pelaksanaan model pengajaran advance organizer Pengolahan data Analisis data dan pembahasan hasil penelitian Kesimpulan dan saran Gambar.1 Alur Penelitian

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i iii v xi xvi xviii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.. 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran yang terbagi dalam sepuluh kelas yaitu kelas VII-A sampai dengan kelas

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan, analisis data, dan pembahasan dapat diambil

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan, analisis data, dan pembahasan dapat diambil 353 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan, analisis data, dan pembahasan dapat diambil simpulan sebagai berikut. Pembelajaran apresiasi cerita pendek pada penelitian ini menerapkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di Jl. Panglima Polem No. 5 Segalamider, Kota Bandarlampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang terletak di Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No.14 Labuhanratu, Kedaton. Populasi dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan supaya memenuhi syarat-syarat ilmiah dalam pelaksanaannya. Hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, subjek yang akan diteliti merupakan siswa-siswa yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak dimungkinkan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang berjumlah 6 siswa dan terdistribusi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Bandar Lampung semester

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 013/014 yang terdiri dari delapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 01/013 yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang beralamatkan di Jl. Untung Suropati Gg. Bumi Manti II No. 16, Kota Bandar Lampung. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi operasional dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Metode SQ3R dan writing

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23 30 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 76 Rawa Laut Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, penjelasan istilah, prosedur penelitian, instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. pemilihan metode ini dilandasi oleh keinginan peneliti untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut: 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk lebih memahami makna dari penelitian yang dilakukan maka digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut: 1. Penguasaan Konsep Penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen, dengan variabel bebas yaitu perlakuan yang diberikan kepada siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis quasi experiment. Sedangkan disain penelitian yang akan diterapkan berupa static group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari strategi pembelajaran Tandur terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. Soekarno Hatta Gg. Turi Raya No. 1 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandarlampung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan istilah penggabungan dua metode yang termasuk ke dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam 18 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014 31 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 014 sampai dengan 7 Juli 014 di SD Negeri Kampung Baru Bandar Lampung pada semester genap tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada saat pelaksanaan penelitian, dipilih dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut diupayakan memiliki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 01-013 sebanyak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan Bernung 1 Gedong Tataan Pesawaran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang dirumuskan sebelumnya yaitu menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 0/03, yang terdistribusi dalam empat kelas yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- Posttest Control Group Design, sehingga digunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2). Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode eksperimen, yaitu metode yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Eksperimen : O X O 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP 6 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 013-014 di SMP Negeri 1 Pagelaran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung 31 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

Lebih terperinci

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, lokasi, populasi, dan sampel penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, analisis instrumen, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16-19 November 2012 di SMA Negeri 2 Sumedang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakter penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 27 Bandung. Adapun pertimbangan dan alasan dilakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Tahap Analisis Tahap analisis dimulai dari menetapkan tujuan pengembangan media pembelajaran serta pemilihan materi yang akan disajikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan dengan aspek tertentu yang diukur, maka metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah metode eksperimen dengan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi tulisan dan kemampuan berkomunikasi lisan. Kemampuan berkomunikasi secara tulisan meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experimental dengan bentuk desain Nonequivalent Control Group Design, dimana subyek penelitian tidak dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Tahap Analisis Tahap analisis dilakukan untuk menentukan tujuan dari pengembangan media pembelajaran dan memilih materi belajar

Lebih terperinci

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran Inkuiri Model Alberta dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematik siswa SMP.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Sugiyono (015:117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung tahun ajaran 0-03 yang berjumlah 00 siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti menerapkan desain

Lebih terperinci

Keterangan: O : Pretes, Postes X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing

Keterangan: O : Pretes, Postes X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan generalisasi matematis siswa setelah menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian the matching only pretest-posttest control group design (Fraenkel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII MTs Al-Hikmah Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII MTs Al-Hikmah Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII MTs Al-Hikmah Bandar Lampung yang terdistribusi menjadi lima kelas mulai dari VII A hingga VII E. Dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan),

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung terdiri dari

METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung terdiri dari 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bandar Lampung. Kelas VIII di SMP Negeri 4 Bandar Lampung terdiri dari sepuluh kelas,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Turi Raya No.1 Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi 6 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang ada di SMP Negeri 31 Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode B A B I I I. M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang 0 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN 1. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang diinginkan. Seperti yang dipaparkan oleh Sugiyono (008 :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam setiap kegiatan pelaksanaan penelitian metode penelitian yang digunakan sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran yang

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model bahan ajar matematika berkarakter yang dikembangkan berdasarkan learning obstacle siswa dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Ajaran 03/04 dengan jumlah siswa sebanyak 00 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dilihat dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 21 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 yang terdistribusi dalam 12 kelas, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional untuk menghindari kekeliruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN O X O BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dalam mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan penalaran, koneksi matematis serta kemandirian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Ruseffendi (2005: 3) menyatakan bahwa penelitian adalah salah satu cara pencarian kebenaran atau yang dianggap benar untuk memecahkan suatu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat. III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Syaiful Aswan (2006:95) metode eksperimen adalah cara penyajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMAN 4 Bandung, yang berlokasi di Jl. Gardujati No. 20 Bandung. Waktu penelitian dilakukan selama berlangsungnya pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain penelitian berbentuk pretest-posttest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment. Penelitian quasi experiment dengan pertimbangan bahwa metode kuasi eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMPN

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMPN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2009) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu 21 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015 semester genap yang terdiri atas enam kelas yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berada di kota Bandung yaitu SMA Kartika XIX-2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Eksperimen kuasi ini merupakan metode penelitian yang peneliti gunakan. Penelitian ini membutuhkan satu kelas kontrol dan satu kelas eksperimen. Kelas kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes kelompok kontrol secara random (The randomized pre-test and post-test

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena pendekatan ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh siswa kelas X IPA semester genap pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di SMP

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di SMP 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di SMP Negeri 26 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

Lebih terperinci

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, penyusunan,

Lebih terperinci