Penyiapan Infrastruktur PLTN. Mitra Komersial BATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penyiapan Infrastruktur PLTN. Mitra Komersial BATAN"

Transkripsi

1

2 16 Penyiapan Infrastruktur PLTN Varietas Unggul Mitra Komersial BATAN Paket Teknologi BATAN Survey Penerimaan Masyarakat Terhadap Iptek Nuklir 31 Prototipe Publikasi Ilmiah 36

3 LAKIP BATAN LAKIP Kegiatan Layanan BATAN 51 Badan Tenaga 2013 Nuklir Nasional Daftar Isi 46 4 Kata Pengantar 7 Ikhtisar Eksekutif 9 Bab I Pendahuluan Latar Belakang, Kedudukan dan Tugas Pokok, Struktur Organisasi. Litbang yang Dikomersilkan Bab II Perencanaan & Perjanjian Kinerja RPJMN , Rencana Strategis , Penetapan Kinerja 15 Bab III Akuntabilitas Kinerja Good Governance Pengukuran Kinerja, Evaluasi Kinerja, Akuntabilitas Keuangan 61 SDM Nuklir 48 Pendayagunaan Hasil Litbang BATAN 81 Bab IV Penutup 83 Lampiran Penetapan Kinerja BATAN 2013, Pengukuran Kinerja BATAN 2013, Daftar Publikasi Ilmiah, Data & Status Paten

4 4 LAKIP BATAN LAKIP Badan Tenaga2013 Nuklir Nasional Djarot Sulistio W. Kepala BATAN Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, LAKIP BATAN tahun 2013 telah kami selesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. KATA PENGANTAR Pada tahun 2013, BATAN memasuki tahun keempat dari periode Renstra BATAN , BATAN mempunyai tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk kesejahteraan masyarakat. Tugas ini harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan, kreatif, inovatif, efektif, efisien, dan akuntabel. Sejalan dengan itu, diperlukan komitmen dari seluruh Pimpinan BATAN beserta seluruh jajarannya untuk melaksanakan program dan kegiatan litbang iptek nuklir agar sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan dapat dicapai secara optimal. Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja BATAN selama tahun 2013, BATAN menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sesuai Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang diterbitkan pada tanggal 31 Desember Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Kuningan Barat - Mampang Prapatan Jakarta Selatan, t / f

5 LAKIP BATAN LAKIP BATAN tahun 2013 menyajikan berbagai keberhasilan capaian tujuan dan sasaran strategis yang tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), maupun analisis kinerja. Hasil capaian kinerja sasaran, secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam Renstra BATAN Capaian kinerja ini adalah mendukung pelaksanaan program RPJMN khususnya untuk dua dari sebelas prioritas nasional yang ada, yaitu Bidang Ketahanan Pangan dan Bidang Energi serta melaksanakan kegiatan prioritas bidang pembangunan iptek yang terdiri dari prioritas bidang penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) dan peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek (P3IPTEK). LAKIP BATAN tahun 2013 ditujukan sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun agar dapat meningkatkan kinerja di tahun berikutnya, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) di BATAN. Jakarta, 11 Maret 2014 Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional, Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto

6 6 LAKIP BATAN

7 LAKIP BATAN IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BATAN tahun 2013 merupakan laporan pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja tahun keempat dari periode Renstra BATAN LAKIP BATAN tahun 2013 menyajikan berbagai keberhasilan capaian kinerja sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis yang tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), maupun analisis kinerja. BATAN sebagai lembaga litbang, mendapat tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2013 BATAN telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang menjadi komitmennya untuk melaksanakan kegiatan litbang iptek nuklir didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun , Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Penetapan Kinerja, serta Rencana Strategis (Renstra) BATAN secara berkelanjutan dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Secara umum tingkat capaian kinerja BATAN 93,75% dengan perhitungan bahwa dari 16 indikator kinerja sasaran, sebanyak 15 indikator tercapai sesuai target (100%) bahkan 6 indikator kinerja melampaui dari target yang ditetapkan >100%. Sehingga capaian kinerja tersebut telah memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Diperlukan komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif dari pemangku kepentingan dalam pemanfaatan hasil litbang BATAN. Untuk itu BATAN berupaya melakukan koordinasi dan meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait, baik di pusat maupun di daerah. Pagu anggaran BATAN tahun 2013 adalah Rp ,-. Sedangkan pagu anggaran BATAN di tahun 2012 adalah Rp ,-. Terjadi penurunan sebesar Rp (0,38%). Realisasi keuangan pada tahun 2013 sebesar Rp ,- atau 92,87 %, sedangkan realisasi keuangan tahun 2012 sebesar Rp atau 94,73%. Bila ditinjau dari segi serapan anggaran, tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 1,85% dibandingkan dengan tahun Hal tersebut disebabkan berlebihnya alokasi pagu belanja pegawai dari Kementerian Keuangan yang mengakibatkan adanya sisa anggaran belanja pegawai sebesar 5,7%.

8 Gambar 1. Struktur Organisasi BATAN

9 LAKIP BATAN Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam rangka pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) harus menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2010 serta Perka BATAN Nomor 131/KA/VI/2011 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Badan Tenaga Nuklir Nasional, Eselon I dan Eselon II di BATAN. P enyusunan LAKIP dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan tentang kinerja suatu instansi pemerintah. Hasilnya diharapkan dapat membantu pimpinan dan seluruh jajaran BATAN dalam mencermati berbagai permasalahan sebagai bahan acuan dalam menyusun rencana kinerja di tahun berikutnya. Dengan demikian rencana kinerja di tahun berikutnya dapat disusun lebih fokus, efektif, efisien, terukur, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan Kedudukan dan Tugas Pokok Sesuai dengan UU Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan Tenaga Nuklir Nasional, BATAN merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden melalui menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang riset dan teknologi. Tugas pokok BATAN adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, BATAN menyelenggarakan fungsi: 1. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; 2. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN; 3. pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; 4. fasilitasi dan pembinaan terhadap instansi pemerintah dan lembaga lain di bidang penelitian, pengembangan, dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; 5. pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BATAN; 6. pelaksanaan pengelolaan standardisasi dan jaminan mutu nuklir 7. pembinaan pendidikan dan pelatihan 8. pengawasan atas pelaksanaan tugas BATAN; dan 9. penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir Struktur Organisasi Dalam rangka meningkatkan efektivitas penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, perlu menata kembali Badan Tenaga Nuklir Nasional. Susunan organisasi BATAN berdasarkan Keputusan Presiden Republik IndonesiaI Nomor 46 Tahun 2013 dan Peraturan Kepala BATAN No. 14 Tahun 2013, Tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN seperti digambarkan pada struktur organisasi disamping,

10 10 LAKIP BATAN Bab II Perencanaan & Perjanjian Kinerja BATAN memiliki 3 Tujuan Utama yang dijabarkan kedalam 5 Sasaran Strategis. Dalam pengukuran keberhasilannya di tahun 2013, BATAN menggunakan 13 Indikator Kinerja Utama. Gambar 2. Rapat Kerja Perencanaan Reformasi Birokrasi BATAN 2.1. RPJMN Berdasarkan Buku I RPJMN , arah kebijakan dan strategi nasional ditetapkan 11 (sebelas) prioritas. Dari sebelas prioritas nasional tersebut BATAN berkontribusi: 1. Di Bidang Ketahanan Pangan, BATAN akan mengembangkan aplikasi teknologi isotop dan radiasi untuk meningkatkan produktivitas dan varietas bibit unggul tanaman pangan, seperti padi (sawah, gogo, lokal dan dataran tinggi), kedelai, kacang tanah, sorgum dan gandum tropikal. 2. Di Bidang Energi, BATAN secara berkelanjutan menyiapkan rencana pembangunan PLTN melalui: Percepatan penyusunan program Infrastruktur dasar pembangunan PLTN sebagai pendukung program energi nuklir nasional; dan Meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap penggunaan energi nuklir untuk pembangkit listrik. Selain itu, dalam mendukung prioritas di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, BATAN juga melakukan kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan untuk berkontribusi dalam pemecahan masalah di bidang kesehatan serta sumber daya alam dan lingkungan.

11 LAKIP BATAN Rencana Strategis Visi BATAN merumuskan visinya sebagai berikut: ENERGI NUKLIR SEBAGAI PE- MERCEPAT KESEJAHTERAAN BANGSA Dalam visi tersebut terdapat 2 (dua) kata kunci yaitu energi nuklir dan pemercepat. Dalam kata kunci energi nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion. Kata energi tidak identik aplikasinya hanya pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) saja, namun PLTN adalah merupakan salah satu hasil aplikasi energi nuklir dari berbagai aplikasinya yang dapat dikembangkan serta dimanfaatkan di masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan kata pemercepat adalah upaya pemanfaatan energi nuklir dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya saing untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Misi Dalam pencapaian Visi BATAN pada tahapan perwujudan kepakaran teknologi nuklir, maka telah ditetapkan 2 misi yang dapat memperkuat peran BATAN dalam pengembangan teknologi nuklir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yaitu: 1. Melaksanakan penelitian, pengembangan dan penerapan (litbangrap) energi nuklir, isotop dan radiasi (enisora) dalam mendukung program pembangunan nasional. Pelaksanaan litbangrap enisora yang berorientasi pada peningkatan keilmuan bidang pangan, kesehatan dan obat, pengembangan energi nuklir untuk pembangkit listrik, akselerator dan perangkat nuklir serta penerapannya di masyarakat. 2. Memperkuat sistem manajemen kelembagaan litbang dan kompetensi untuk mendukung kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi. Pelaksanaan manajemen kelembagaan untuk mendukung litbangrap enisora berorientasi pada manajemen penelitian dan pengembangan (manlitbang) nuklir dan untuk penguatan sistem inovasi nasional, kompetensi berorientasi pada peningkatan kapabilitas SDM, dan fasilitas nuklir Tujuan & Sasaran Strategis Tujuan Melalui pelaksanaan misi tersebut, BATAN berupaya untuk mencapai tujuan-tujuan strategis sebagai berikut. 1. Meningkatnya kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi yang dibutuhkan masyarakat; 2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi; 3. Meningkatnya sistem manajemen kelembagaan litbang untuk memacu inovasi iptek nuklir dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi. Sasaran Strategis Untuk mendukung tercapainya tujuan BATAN, maka perlu disusun sasaran strategis. Keberhasilan pencapaian sasaran sangat ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan indikator kinerja utama dari sasaran strategis. BATAN menetapkan 5 (lima) sasaran strategis sebagai berikut. 1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat; 2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi; 3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri; 4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir; 5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) Indikator Kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU) BATAN yang telah ditetapkan dengan Peraturan Kepala BATAN Nomor 205/KA/XI/2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Tahun di BATAN telah direvisi. Hasil revisi telah ditetapkan dengan Peraturan Kepala BATAN Nomor 10 Tahun 2013 pada 20 November 2013 sesuai dengan yang ditunjukkan pada Tabel 1.

12 12 LAKIP BATAN Tabel 1. Indiktor Kinerja Utama BATAN Tujuan 1 : Meningkatnya kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi yang dibutuhkan masyarakat Sasaran Strategis 1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat Sasaran Strategis 2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi Indikator Kinerja Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandumtropikal, dan sorgum) Jumlah dokumen teknis penyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah Tujuan 2 : Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi Indikator Kinerja Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia. Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan Tujuan 3 : Meningkatnya sistem manajemen kelembagaan litbang untuk memacu inovasi iptek nuklir dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi Di tahun 2013, BATAN mendukung 2 Prioritas Nasional dan 11 Prioritas Bidang yang keseluruhannya terjabar dalam 13 Indikator Kinerja Utama. Sebagai informasi, BATAN memasukkan 3 indikator keberhasilan tambahan sebagai penunjang penggambaran kinerja BATAN di tahun Sasaran Strategis 3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri 4. Meningkatnya kualitas sumber daya iptek nuklir 5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Indikator Kinerja Persentase serapan lulusan pendidikan D- IV teknik nuklir di industri Jumlah pegawai BATAN yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2 dan S3 menuju kepakaran Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang nuklir yang ditetapkan Badan Standardisasi Nasional (BSN) Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opiniwajat TanpaPengecualian (WTP) Hasil Penilaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) dengan predikat Baik

13 LAKIP BATAN Arah dan Strategi BATAN Kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan di BATAN diarahkan seluas-luasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk menunjang peningkatan kapasitas sistem produksi. Selain itu BATAN mendukung penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) melalui pembangunan kelembagaan iptek, pengembangan sumber daya dan peningkatan jejaring iptek. Selain melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan serta perumusan kebijakan di bidang nuklir. BATAN berkomitmen untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil litbangyasa yang telah dicapai, melalui penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Oleh karena itu, seiring dengan kegiatan utama sesuai tugas dan fungsi BATAN, maka kegiatan reformasi birokrasi di BATAN telah direncanakan dan akan dilakukan melalui program dan beberapa kegiatan. Sejalan dengan RPJMN bidang iptek, BATAN melaksanakan kegiatan prioritas bidang pembangunan iptek yang terdiri dari prioritas bidang penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) dan peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek (P3IPTEK) sebagai berikut. 1. Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN), yaitu dengan fokus pembangunan: a) Penataan kelembagaan Iptek, dengan melaksanakan kegiatan: standardisasi, akreditasi, sertifikasi dan jaminan mutu nuklir; b) Sumber Daya Iptek, dengan melaksanakan pendidikan tinggi teknologi nuklir; dan c) Jaringan Iptek, dengan memperluas jaringan mitra komersial yang memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan Iptek nuklir. 2. Peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek (P3IPTEK), yaitu dengan fokus pembangunan: a) Di Bidang Pangan, akan menghasilkan benih unggul berkualitas dengan produktivitas yang tinggi, berupa: varietas padi sawah umur genjah (<100 hari) dan produksi tinggi (>8 ton/ha); perbaikan varietas padi lokal, gogo, dan tanaman padi dataran tinggi; pembentukan varietas padi hibrida; pembentukan varietas kedelai produksi tinggi; pembentukan varietas unggul kacang tanah dan kacang hijau; pembentukan varietas gandum tropis; pembentukan varietas sorgum untuk pangan dan pakan; teknologi budidaya pertanian terpadu (biocyclofarm, hama, ternak dan tanah); dan peningkatan kualitas ternak melalui penggemukan, reproduksi dan kesehatan ternak. b) Di bidang energi, akan menghasilkan teknologi dalam penyiapan kebutuhan penggunaan teknologi nuklir untuk pembangkit listrik (PLTN) dan mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan, berupa : data cadangan uranium dan paket teknologi pengembangan proses pengolahan bijih Uranium; paket teknologi pengembangan bahan bakar nuklir reaktor riset dan daya; paket teknologi pengembangan pengelolaan limbah radioaktif; paket teknologi pengembangan rekayasa perangkat nuklir; paket teknologi pengembangan dan keselamatan reaktor; material unggul industri nuklir; pengembangan bibit unggul jarak pagar (jatropha curca sp.) dan sweet sorghum sebagai bahan baku bahan bakar nabati (BBN) untuk energi alternatif; dan peningkatan pemanfaatan energi nuklir geothermal atau panas bumi c) Di bidang kesehatan, akan menghasilkan keluaran: bahan unggul magnetik untuk aplikasi diagnostik; paket teknologi penatalaksanaan kanker payudara dan serviks; bahan vaksin malaria tropika (plasmodium falciparum); metode standardisasi dan kalibrasi radiasi; paket teknologi akselerator (MBE) untuk aplikasi kesehatan; paket teknologi pengembangan produksi radioisotop (radionuklida) dan radiofarmaka; dan data kandungan mikronutrisi bahan pangan lokal di daerah Jawa untuk mendukung pengentasan kurang gizi. d) Di bidang sumber daya alam dan lingkungan, akan menghasilkan keluaran: teknologi perunut untuk eksplorasi panas bumi dan pelacakan sumber air tanah dalam; peta radiasi dan radioaktivitas lingkungan seluruh Indonesia; dan peta distribusi polutan udara di Jawa.

14 14 LAKIP BATAN Penetapan Kinerja Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, pada Maret tahun 2013 BATAN berjanji akan mewujudkan target kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah sebagai dasar penilaian keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi dan juga sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja. Tabel 2 memperlihatkan Penetapan Kinerja BATAN untuk setiap Sasaran Strategis. Tabel 2. Penetapan Kinerja BATAN tahun 2013 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Program Anggaran (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) Sasaran 1: Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat Sasaran 2: Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi Sasaran 3: Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri Sasaran 4: Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir Sasaran 5: Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) 1 Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum) 2 Jumlah dokumen teknis penyiapan infrastruktur, tapak PLTN, dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan 3 Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat 4 Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat 5 5 Jumlah publikasi ilmiah nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah 1 Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia 2 Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir 3 Varietas Program Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, 3 Isotop dan Radiasi Dokumen Teknis 6 Paket Teknologi 5 Prototipe 55 Publikasi Ilmiah 64% 3 Mitra 3 Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan 2 Jenis Produk 1 Persentase serapan lulusan pendidikan D-IV teknik nuklir di industri 75% Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN 1 Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran 8 Orang bidang iptek nuklir 2 Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan Badan 3 SNI Standardisasi Nasional 1 Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP WTP 2 Hasil penilaian LAKIP dengan predikat Baik B

15 LAKIP BATAN Bab III Akuntabilitas Kinerja 3.1. Pengukuran Kinerja Sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2013, BATAN berupaya untuk mencapai target-target tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan capaian kinerja organisasi dalam upaya pencapaian sasaran strategisnya dan juga sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja, maka diperlukan suatu gambaran tentang capaian-capaian kinerja tersebut. Rangkuman hasil capaian kinerja BATAN tahun berdasarkan hasil pengukurannya dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Pengukuran Kinerja NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA RENCANA REALISASI CAPAIAN 1 Meningkatnya hasil 1 Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan 3 Varietas 5 Varietas 166,67% penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi 2 nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum) Jumlah dokumen teknis penyiapan infrastruktur, tapak pembangkit listrik 3 Dokumen 3 Dokumen 100% yang siap dimanfaatkan di masyarakat. tenaga nuklir (PLTN) dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan Teknis Teknis 3 Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang 6 Paket Teknologi 6 Paket Teknologi 100% siap dimanfaatkan masyarakat 4 Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap 5 Prototipe 5 Prototipe 100% dimanfaatkan masyarakat 5 Jumlah publikasi ilmiah nasional dan internasional hasil Litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah 55 Publikasi Ilmiah 155 Publikasi Ilmiah 281,82% 2 Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi 3 Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri 4 Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir. 5 Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). 6 Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di 64,00% 60,40% 94% indonesia. 7 Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir 3 Mitra 6 Mitra 200% 8 Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan 2 Jenis 2 Jenis 100% 9 Jumlah daerah yang memanfaatkan hasil litbang iptek nuklir 40 Kab/Kota 40 Kab/Kota 100% 10 Luas lahan pertanian yang menggunakan varietas unggul BATAN 1096,40 Ha 1096,40 Ha 100% 11 Jenis layanan iptek nuklir 8 Layanan 8 Layanan 100% 12 Persentase serapan lulusan pendidikan D-IV teknik nuklir di industri 75,00% 84% 112% 13 Jumlah pegawai BATAN yang lulus S-2 dan S-3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir *) Tabel Pengukuran Kinerja selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. 8 orang 10 orang 125% 14 Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang nuklir yang ditetapkan Badan Standardisasi Nasional (BSN) 3 SNI 10 SNI 333% 15 Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini (WTP). WTP WTP 100% 16 Hasil penilaian LAKIP dengan predikat Baik. B B+ 100%

16 16 LAKIP BATAN Berdasarkan tabel 3 di atas hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan Evaluasi Kinerja Pengukuran dan penilaian capaian kinerja BATAN 2013 telah didukung dengan sistem pengelolaan data kinerja yang andal berisi pangkalan data (database) rencana dan realisasi kinerja. Sistem pengelolaan data kinerja berbasis teknologi informasi ini disebut Sistem Informasi Pengelolaan Litbangyasa (SIPL) yang diterapkan pada seluruh unit kerja BATAN. Capaian kinerja BATAN Tahun 2013 secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Sasaran Strategis 1 : MENINGKATNYA HASIL PENELITIAN DASAR DAN TERAPAN ISOTOP DAN RADIASI YANG SIAP DIMANFAATKAN DI MASYARAKAT Pencapaian target kinerja atas sasaran 1 adalah sebagai berikut. INDIKATOR KINERJA RENCANA REALISASI CAPAIAN 1 Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum) 2 Jumlah Dokumen Teknis Penyiapan Infrastruktur, Tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan Penyusunan Spesifikasi Teknis yang Siap Dimanfaatkan oleh Pemangku Kepentingan 3 Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, isotop dan radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat 4 Jumlah Prototipe Hasil Litbangyasa Energi nuklir, isotop dan radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat 5 Jumlah Publikasi Ilmiah Nasional dan Internasional Hasil Litbangyasa Energi nuklir, isotop dan radiasi yang Dapat Diacu oleh Masyarakat Ilmiah 3 Varietas 5 Varietas 166,67% 3 Dokumen 3 Dokumen 100% 6 Paket 6 Paket 100% Teknologi Teknologi 5 Prototipe 5 Prototipe 100% 55 PI 155 PI 281,8% Evaluasi atas pencapaian indikator kinerja utama terhadap sasaran strategis 1 adalah sebagai berikut: 1. Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum). Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama. Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai lebih dari 237 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49 persen per tahun (data sensus BPS tahun 2010). Dengan jumlah penduduk yang besar dan dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, maka ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, menjadi sangat penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, seperti

17 LAKIP BATAN Gambar 3. Varietas Kedelai Gamasugen 1 Varietas unggul tanaman pangan BATAN dikembangkan berbasis pemanfaatan iptek nuklir untuk menghasilkan bibit yang memiliki produktivitas tinggi, umur tanam pendek, serta tahan terhadap serangan hama penyakit. yang diamanatkan dalam RPJMN Peningkatan produksi pangan sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang tinggi. Salah satu kontribusi BATAN dalam mendukung peningkatan ketahanan pangan adalah melalui upaya perbaikan varietas tanaman pangan dengan teknik pemuliaan mutasi. Tujuan pemuliaan adalah mendapatkan varietas unggul yang mampu berproduksi tinggi, umur genjah dan tahan terhadap berbagai hama penyakit utama. Pada tahun 2013, BATAN telah berhasil melepas lima varietas unggul baru tanaman pangan sebagai berikut: No Varietas Keunggulan Keterangan 1 Varietas Kedelai Gamasugen 1 SK Kementan No. 4387/Kpts/SR.120/6/2013 tanggal 17 Juni Varietas Kedelai Gamasugen 2 SK Kementan No. 4388/Kpts/SR.120/6/2013 tanggal 17 Juni 2013 a. umur super genjah (Gamasugen 1: 66 hari sedangkan varietas pembanding 85 hari); b. potensi produksi Gamasugen 1 produksi rata-rata 2,6 ton/ha, sedangkan varietas pembanding 2,1 ton/ha; c. lebih tahan terhadap penyakit karat daun (Phakopshora pachyrhizi.syd); d. lebih tahan terhadap penyakit bercak daun coklat (Cercospora); e. lebih tahan terhadap hama penggerek pucuk (Melanagromyza sojae); f. kandungan protein lebihtinggi dibandingkan varietas pembanding. a. umur super genjah (Gamasugen 2: 68 hari, sedangkan varietas pembanding 85 hari); b. potensi produksi Gamasugen 2 produksi rata-rata sebesar 2,4 ton/ha, sedangkan varietas pembanding 2,1 ton/ha; c. lebih tahan terhadap penyakit karat daun (Phakopshora pachyrhizi.syd); d. lebih tahan terhadap penyakit bercak daun coklat (Cercospora); e. lebih tahan terhadap hama penggerek pucuk (Melanagromyza sojae); f. kandungan protein lebihtinggi dibandingkan varietas pembanding. Varietas Kedelai Gamasugen 1 dan Gamasugen 2: 1. lebih cocok digunakan pada industri tahu dan tempe 2. setara dengan kedelai impor dari USA. 3. cocok ditanam dengan pola tanam padi-padikedelai, sehingga dapat memanfaatkan lahan lebih optimal.

18 18 LAKIP BATAN Sorgum merupakan tanaman pangan kaya protein. Ketergantungan pasokan gandum impor pada industri mie instan, roti, dan produk olahan berbasis gandum lainnya dapat diatasi dengan subsitusi bahan baku memanfaatkan sorgum berkualitas terbaik.

19 LAKIP BATAN No Varietas Keunggulan Keterangan 3 Varietas Sorgum Pahat SK Kementan No. 4904/Kpts/SR.120/11/2013 tanggal 19 Nopember Varietas Kacang Hijau Muri SK Kementan No. No. 5012/Kpts/SR.120/12/2013 tanggal 18 Desember Varietas Gandum Ganesha SK Kementan No. No. 5008/Kpts/SR.120/12/2013 tanggal 18 Desember 2013 a. Potensi hasil tinggi (5,8 ton/ha); b. Memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk pangan (protein 12,8 %); c. Tahan terhadap penyakit karat daun d. Berbatang pendekdan cocokditanam pada musim kering; e. Sisa tanaman cocok untuk pakan ternak karena memiliki kandungan tanin yang rendah (0,012% polifenol) daripada varietas nasional (0,015-0,030% polifenol) a. Mempunyai produktivitas yang lebih tinggi (2,5 Ton/Ha) daripada varietas Gelatik (1,76 Ton/Ha) dan varietas Perkutut (1,90 Ton/Ha); b. Lebih tahan terhadap penyakit bercak daun yang disebabkan oleh jamur Cercospora; c. Mempunyai kandungan protein lebih tinggi (24,5 mg/100 g) daripada varietas Gelatik (21,84 mg/100 g) dan varietas Perkutut (20,80 mg/100 g); d. Kandungan Vitamin B1 lebih tinggi (0,90 mg/100 g) daripada varietas Gelatik (0,79 mg/100 g) dan varietas Perkutut (0,65 mg/100 g); e. Kandungan nutrisi (P, Zn, Sn) lebih tinggi daripada varietas Gelatik dan varietas Perkutut; f. Toleran terhadap kekeringan. Potensi hasil tinggi (6,4 Ton/Ha), tahan penyakit karat daun dan hawar daun, kadar nutrisi (protein) tinggi dan adaptif pada dataran tinggi (± 1000 m dpl). Penanaman varietas Ganesha-BATAN direkomendasi pada akhir musim hujan. Sorgum unggul varietas Pahat ini sudah dimanfaatkan antara lain di Banyuwangi, Boyolali, NTT, NTB, Lampung, Yogyakarta, dan Balikpapan. Kerja sama penelitian juga dilakukan BATAN dengan: a. PT. Multi Usaha Wisesa dalam pemanfaatan biji sorgum sebagai bahan industri pangan, b. Seameo-Biotrop dalam pemanfaatan biji sorgum untuk aneka pangan, c. Riset Perkebunan Nusantara (RPN) dalam pemanfatan biji sorgum sebagai pangan alternatif, d. PT. Blue Energi dalam pemanfaatan biji dan batang sorgum sebagai bahan baku bioetanol, dan e. CV. Adas Wangi dalam pemanfaatan biji dan batang sorgum sebagai pakan ternak. Digunakan/diuji coba/ dimanfaatkan di daerah Yogyakarta, Malang, Mataram, dan Sulawesi Selatan Pengguna yang berpotensi menggunakan varietas gandum ini adalah produsen tepung terigu antara lain PT. Bogasari dan petani yang ingin mengembangkan gandum. Disamping lima varietas tersebut di atas, BATAN juga menyiapkan calon varietas unggul tanaman pangan, yaitu satu calon varietas padi sawah sedang dalam proses pengajuan pelepasan varietas, sedangkan dua calon varietas kedelai hitam dan dua calon varietas sorgum dalam proses menunggu penerbitan SK pelepasan varietas unggul baru dari Kementan. Tabel 4. Pencapaian Indikator Kinerja BATAN 2010 s/d 2013 Indikator Kinerja Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum) Target s/d Varietas 2 Varietas Varietas padi sawah Pandanputri Varietas kedelai biji besar Mutiara 1 Realisasi/Capaian Kinerja Varietas Varietas padi sawah Inpari Sidenuk 3 Varietas Varietas padi sawah Inpari Mugibat Varietas padi Suluttan Unsrat 1 Varietas padi Suluttan Unsrat 2 5 varietas Varietas Kacang Hijau Muri Varietas Gandum Ganesha Varietas Sorgum Pahat Varietas Kedelai Gamasugen 1 Varietas Kedelai Gamasugen 2 Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa realisasi dan capaian kinerja BATAN dalam menghasilkan varietas unggul tanaman pangan selama 4 tahun ( ) menghasilkan 11 varietas. Renstra BATAN di bidang pangan yang harus dicapai pada akhir tahun 2014 sejumlah 19 varietas unggul tanaman pangan, sehingga pada tahun 2014 diperlukan 8 varietas lagi agar target 2014 tercapai. BATAN juga sedang menyiapkan dokumen proposal calon varietas selanjutnya sesuai dengan target capaian kinerja Dalam upaya memenuhi target Gambar 4. Varietas Sorgum Pahat

20 20 LAKIP BATAN Renstra di bidang pangan, BATAN akan melaksanakan koordinasi mengenai jadwal dan persyaratan teknis pelepasan varietas dengan TP2V- Kementerian Pertanian, sehingga target perolehan 19 varietas pada tahun 2014 bisa tercapai seluruhnya. Upaya BATAN dalam mendukung program nasional di bidang pangan yang dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat tersebut mendapat apresiasi dari Menteri Riset dan Teknologi dengan pemberian piagam penghargaan kepada dua orang peneliti yaitu Harry Is Mulyana dan Arwin yang telah menemukan varietas unggul kedelai baru Gamasugen-1 dan Gamasugen-2. Piagam penghargaan disampaikan oleh Menristek Gusti Muhammad Hatta pada tanggal 26 September 2013 dalam acara pembukaan Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional XV di Gelanggang Olah Raga (GOR) H. Agus Salim, Padang, Sumatera Barat. Dalam rangka pemanfaatan serta diseminasi hasil-hasil pertanian yang ada di BATAN, serta menciptakan networking antara BATAN dengan Balitbang Pertanian, Jakarta yang cakupan kegiatannya meliputi 33 Provinsi, maka dilaksanakan workshop "Penyusunan Bahan Kerja Sama Penelitian Aplikasi Nuklir di Bidang Pertanian" di Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian, tanggal 16 Oktober 2013, sekaligus penandatanganan MoU antara BATAN dengan Balitbangtan Kementerian Pertanian tentang Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Nuklir di Bidang Pertanian, melalui kegiatan: pemuliaan tanaman; peningkatan produksi dan kesehatan ternak; pengelolaan tanah dan air untuk pertanian serta pengawetan makanan. Penandatanganan dilakukan oleh Kepala BATAN, Prof. Dr. Djarot S. Wisnubroto dengan Kepala Balitbang Pertanian Dr. Haryono, M.Sc., disaksikan Staf Ahli Menteri Bidang Pertanian Prof. Dr. Ir. Benyamin Lakitan. Gambar 5. Harry Is Mulyana (kiri) dan Arwin (kanan), penerima piagam penghargaan Menristek atas prestasi menemukan varietas kedelai super genjah Gambar 6. Penandatanganan MoU antara BATAN dengan Balitbang Pertanian, Jakarta 2. Jumlah Dokumen Teknis Penyiapan Infrastruktur, Tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), dan Penyusunan Spesifikasi Teknis yang Siap Dimanfaatkan oleh Pemangku Kepentingan. Salah satu indikator capaian RPJMN bidang energi adalah penyiapan rencana pembangunan PLTN secara berkelanjutan melalui penyusunan program infrastruktur dasar pembangunan PLTN sebagai pendukung program energi nuklir nasional, dan peningkatan penerimaan masyarakat terhadap penggunaan energi nuklir untuk pembangkit listrik. Dalam kaitan pencapaian indikator penyusunan program infrastruktur dasar pembangunan PLTN, maka di tahun 2013 BATAN telah menghasilkan dokumen pendukung penyiapan infrastruktur PLTN berupa Dokumen Teknis Evaluasi Kesiapan Infrastruktur Pembangunan PLTN, Dokumen Teknis Studi Infrastruktur Pengembangan SDM dan Partisipasi Industri Nasional, serta Dokumen Teknis Infrastruktur Sistem Kelistrikan Opsi Nuklir dalam kerangka pencapaian dokumen teknis infrastruktur dasar pendukung program energi nuklir nasional. Adapun capaian tersebut diuraikan sebagai berikut.

21 LAKIP BATAN ) Dokumen Teknis Evaluasi Kesiapan Infrastruktur Pembangunan PLTN Dokumen teknis ini merupakan hasil kegiatan kajian yang dilakukan untuk menjajagi kesiapan infrastruktur dasar pendukung program energi nuklir pada aspek tapak. Kajian tapak dilakukan untuk calon tapak di Pulau Bangka, Banten dan Muria. a. Dokumen Penyiapan Tapak PLTN di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dokumen hasil kegiatan Penyiapan Tapak PLTN di Pulau Bangka terdiri dari aspek tapak (16 aspek) dan non tapak (5 aspek). Kegiatan tahun pertama (2011) dan tahun kedua (2012) lebih ditekankan pada pengambilan data sekunder dan primer. Tahun 2013 kegiatan ditekankan pada pemantauan gempa, meteorologi, hidrologi, dan analisis data. Selain itu, telah tersusun dokumen untuk aplikasi izin tapak dan dokumen laporan studi kelayakan terintegrasi dengan hasil studi yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero). Hasil kegiatan tersebut tersusun dalam satu dokumen Penyiapan Tapak PLTN di Pulau Bangka, yang berisi: Laporan Data Tapak (Site Data Report/SDR), Laporan Evaluasi Tapak (Site Evaluation Report/SER), Informasi Data Tapak (Site Data Information/SDI), Konsep AMDAL, Laporan Terintegrasi, Laporan Studi Kelayakan (Feasibility Study/ FS), dan Program Kesiapsiagaan terhadap Kedaruratan (Emergency Preparedness Programe/EPP). Dari dokumen tersebut dapat disimpulkan bahwa calon tapak di Pulau Bangka, baik Bangka Barat maupun Bangka Selatan telah memenuhi kriteria keberterimaan tapak PLTN. Hasil studi kelayakan terintegrasi dengan PT. PLN (Persero) mengindikasikan pembangunan PLTN di Bangka layak secara ekonomi. Dokumen ini dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kementerian ESDM, Kementerian Ristek dan PLN atau pihak lain yang ingin membangun dan mengoperasikan PLTN. Di samping itu data hasil kegiatan ini juga dapat dimanfaatkan oleh Pemda setempat dalam merencanakan pengembangan ekonomi, pengembangan wilayah sosial dan industri, keamanan, transportasi, pertanian, pelayaran dan lain-lain. b. Dokumen Pendampingan Kegiatan penyiapan Tapak PLTN di Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dokumen ini berisi hasil kegiatan pendampingan untuk memantau dan mengevaluasi kegiatan studi penyiapan tapak PLTN di Pulau Bangka. Hasil studi kelayakan dipaparkan kepada pemangku kepentingan dalam bentuk workshop di Pulau Bangka yang diikuti oleh Pemerintah dan aparat setempat, instansi terkait, serta media cetak dan elektronik. Acara pemaparan ini menghasilkan dukungan dari pemangku kepentingan untuk pelaksanaan kegiatan penyiapan tapak selanjutnya. c. Dokumen Survei tapak Banten Tahap Near Regional Lanjutan Kegiatan survei ini difokuskan pada kajian keselamatan tapak, terutama aspek sesar permukaan pada skala wilayah regional dekat (near regional) dengan radius 25 km dari sekitar Tapak Potensial Kramatwatu Bojonegara, Banten. Hasil kajian menunjukkan adanya indikasi terhadap keberadaan sesar di bawah permukaan, antara lain sesar Margasari, sesar Bojonegara-1 dan Bojonegara-2 serta sesar Banten-1. Dokumen hasil kegiatan survei tapak Banten yang diperoleh ini dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Provinsi Banten untuk melihat kestabilan wilayah berdasarkan kondisi sesar. d. Dokumen Pemutakhiran dan Penyusunan Database Spasial Tapak PLTN Dokumen ini berisi data spasial tapak tahap pemutakhiran Data Spasial di Bangka, Banten, dan Muria. Studi ini dilakukan untuk menghimpun semua studi tapak yang terkait dengan data geospasial, mencakup Bangka, Banten dan Muria. Pada kegiatan ini dihasilkan, antara lain, peta struktur ruang, tutupan lahan, peta lingkungan dan profil infrastruktur. Hasil studi tahun disusun dalam bentuk pangkalan data (database) sistem informasi tapak berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis). Pada tahun 2013, pangkalan data dikembangkan menjadi sebuah sistem informasi berbasis WebGIS yang bisa diakses melalui intranet. Hasil studi ini tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk penyiapan tapak, tetapi juga untuk perencanaan tata ruang, pengelolaan lingkungan, dan pengembangan infrastruktur pemerintah Bangka Belitung, Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Kabupaten Jepara. e. Dokumen Pemantauan Kegempaan, Meteorologi dan Lingkungan di Tapak Muria Dokumen ini berisi hasil pemantauan kegempaan, meteorologi dan lingkungan tapak Muria di 8 stasiun gempa mikro di sekeliling gunung Muria. Dokumen hasil kegiatan dapat digunakan oleh BMKG dan Pemerintah Kabupaten Jepara.

22 22 LAKIP BATAN f. Dokumen Hasil Pemantauan Ground Deformation Menggunakan GPS Geodetik di Tapak Muria Dokumen berisi data monitoring deformasi di Muria menggunakan Global Positioning System (GPS) geodetik, bekerjasama dengan Fakultas Geodesi ITB. Kegiatan studi ini dilakukan untuk mengetahui pergeseran posisi koordinat suatu lokasi yang mungkin terjadi akibat aktivitas vulkanik. Analisis terhadap data deformasi yang dikumpulkan dari tahun 2011 s/d 2013 menyimpulkan bahwa pergeseran di sekitar Muria didominasi oleh rotasi blok Sunda. Dokumen hasil kegiatan ini dapat digunakan oleh BMKG, BIG dan Pemerintah Kabupaten Jepara. Gambar 7. Peta Seismisitas Semenanjung Muria 2) Dokumen Teknis Studi Infrastruktur Pengembangan SDM dan Partisipasi Industri Nasional a. Dokumen Penyusunan Pangkalan Data Industri Nasional Penyusunan Draft Cetak Biru Partisipasi Industri Nasional dan Alih Teknologi PLTN Final Kegiatan tahun 2013 dilakukan untuk mengumpulkan tambahan data dari berbagai industri nasional, baik industri besar maupun menengah, BAPPEDA, Badan Pusat Statistik, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat. Sampai saat ini BATAN sudah memiliki peta kemampuan industri nasional dalam memasok komponen PLTN. Peta tersebut perlu diverifikasi dan dikaji ulang dengan para praktisi industri agar dapat dipakai untuk menghitung Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tiap komponen. Pemutakhiran data dan analisis data industri nasional disusun dalam laporan topikal tentang komponen instrumentasi dan kontrol, komponen mekanikal, komponen elektrikal, komponen perpipaan, komponen arsitek enjiniring, dan komponen lingkungan (waste water treatment). Laporan tersebut dapat digunakan sebagai acuan oleh industri nasional untuk meningkatkan kemampuan agar bisa berperan dalam pembangunan PLTN nantinya. b. Pemetaan SDM PLTN di Indonesia dan Persiapannya ke Depan Dalam studi ini telah dilakukan identifikasi awal pemetaan SDM BATAN yang sesuai dengan kualifikasi personel untuk operasi dan perawatan (O&M) mencakup umur, pusat/satker terkait dan latar belakang pendidikan. Selain itu telah diperkirakan pula jumlah SDM PLTN pada tahap pengoperasian dan perawatan yang tersedia, dengan asumsi PLTN akan beroperasi tahun Berdasarkan analisis kesenjangan SDM PLTN tahap pengoperasian dan perawatan PLTN pada aspek kompetensi teknis diperoleh temuan bahwa BATAN telah memiliki SDM yang mampu mengoperasikan dan merawat reaktor riset, namun mereka belum mempunyai pengalaman dalam pengoperasian dan perawatan PLTN. Hasil studi ini sangat penting bagi BATAN, Kementerian ESDM, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan teridentifikasikannya kesenjangan SDM, rencana penyiapan SDM ke depan dapat disiapkan dengan sejak dini. Konsep penyiapan SDM PLTN ke depan adalah dengan menyusun peta jalan penyiapan SDM PLTN, dan sekaligus mempersiapkan standar kompetensi personel serta menyiapkan standar latih kompetensinya. Keputusan pemerintah untuk go-nuclear akan sangat mendorong penyiapan SDM PLTN. c. Manajemen Budaya Keselamatan Nuklir Bagi Industri Nasional Kesalahan manusia merupakan faktor utama dari berbagai kecelakaan yang terjadi di dunia industri, tidak hanya terjadi di level pekerja dari tingkat terendah, tetapi juga terjadi di level manajemen puncak. Oleh karena itu, BATAN telah melakukan pemetaan budaya keselamatan di beberapa industri nasional yang meliputi bidang transportasi udara, pembangkit listrik, industri persenjataan, petrokimia dan migas. Pemetaan ini dilakukan untuk melihat status budaya keselamatan industri nasional

23 LAKIP BATAN yang secara umum disimpulkan bahwa industri nasional transportasi udara, industri persenjataan, petrokimia dan migas telah memiliki budaya keselamatan yang baik. 3) Dokumen Teknis Studi Infrastruktur Sistem Kelistrikan Opsi Nuklir Dokumen teknis studi infrastruktur sistem kelistrikan opsi nuklir terdiri dari 5 dokumen yaitu: a. Tersusunnya Buku Statistik Energi Nuklir Tahun Kegiatan yang dilaksanakan adalah pemutakhiran Statistik Energi, yang dilakukan setiap tahun. Studi Non Tapak Untuk PLTN SMR di Kalimantan Barat. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa biaya pembangkit listrik PLTN SMR ada dalam rentang 9,66-11,44 sen $/kwh. PLTN SMR layak secara finansial jika harga jual listrik sekitar 10 sen $/kwh. Terkait dengan pendanaan, pendanaan pembangunan PLTN di Indonesia direkomendasikan menggunakan pola pendanaan secara PPP (public private partnership). d. Studi Aspek Teknologi dan Keekonomian Pemanfaatan PLTN Tipe HTGR untuk EOR (Enhanced Oil Recovery) di Sumsel. Studi ini mencakup Status Cadangan dan Produksi Minyak Bumi di Indonesia. Analisis ekonomi pemanfaatan PLTN tipe HTGR untuk EOR di Provinsi b. Tersusunnya dokumen Studi Kelayakan Non Tapak Aspek Ekonomi, Teknologi dan Pengelolaan Tahun ke-2. Pada tahun ini dilakukan pengumpulan data secara pustaka atau survei lapangan data kelistrikan dan energi, data teknologi daur bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah. Dari hasil kajian didapatkan urutan sebagai berikut: LWR close cycle, LWR open cycle, APWR open cycle, PBMR open cycle, FBR close cycle, GTMHR open cycle dan MSR internal recycle. c. Studi Non Tapak Untuk PLTN SMR di Kalimantan Barat Kegiatan ini dilakukan untuk mendukung kegiatan penyiapan tapak PLTN komersial. Dalam beberapa kali pertemuan dalam pelaksanaan studi kelayakan non-tapak yang dilakukan oleh PT. PLN(Persero) terungkap bahwa PT. PLN (Persero) mempertimbangkan untuk menggunakan PLTN, mulai dari daya kecil-menengah (SMR). Untuk itu BATAN telah menandatangani Nota Kesepahaman (MOU) dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dengan ruang lingkup: Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir Untuk Kesejahteraan Masyarakat Provinsi Kalimantan Barat, yang kegiatannya berupa Gambar 8. Penempatan Alat monitoring deformasi di Muria menggunakan Global Positioning System (GPS) geodetik

24 24 LAKIP BATAN Sumsel dilakukan menggunakan data input, antara lain, lama operasi pabrik, faktor operasi, masa operasi, distribusi investasi, asumsi harga jual minyak bumi, jumlah keluaran produk crude oil sebesar barrel/hari dan biaya. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai ROI 45,80%, periode pengembalian 5,19 tahun, Internal Rate of Return 35,07%. Hal ini berarti pabrik crude oil dengan kapasitas barrel/hari layak untuk dibangun. Dokumen ini dapat dimanfaatkan oleh kalangan industri minyak. e. Pra Studi Kelayakan Pemanfaatan PLTN Berbasis Thorium Kegiatan ini pada dasarnya mengkaji kemungkinan pemanfaatan thorium sebagai bahan bakar PLTN di Indonesia, Kajian ekonomi pabrik thorium menunjukkan bahwa setelah dilakukan pengkajian aspek keuangan pabrik thorium dengan pertimbangan biaya investasi yang terdiri dari perkiraan unit biaya, biaya peralatan yang dibeli, biaya lang factor, power factor (rasio kapasitas), biaya produksi dengan membandingkan nilai penjualan thorium, pendapatan neto, maka nilai BEP = 33 %. Ditambah lagi dengan biaya tabungan untuk dekomisioning dapat dilihat bahwa pabrikasi pabrik thorium masih memiliki keuntungan. Setelah melalui proses analisis didapatkan urutan jenis reaktor sebagai be rikut: LWR close cycle, LWR open cycle, APWR open cycle, PBMR open cycle, FBR close cycle, GTMHR open cycle dan MSR internal recycle. Tabel 5. Pencapaian Indikator Kinerja 2010 s/d tahun 2013 Indikator Kinerja Target 2014 Realisasi/Capaian Kinerja Jumlah Dokumen Teknis Penyiapan Infrastruktur, Tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan Penyusunan Spesifikasi Teknis yang Siap Dimanfaatkan oleh Pemangku Kepentingan 3 Dokumen 3 Dokumen 1. Prastudi Kelayakan tapak PLTN Babel dan pemantauan data meteorologi, seismologi dan hidrologi di Muria 2. pengumpulan informasi industri nasional 3. Perbandingan Ekonomi - Pendanaan Fasilitas Infrastruktur dan PLTN serta data teknis PWR 1000 Mwe. 3 Dokumen 1. Studi Kelayakan tapak PLTN untuk regional dan near regional 2. Konsep cetak biru partisipasi industri nasional dan pengembangan SDM 3. Kajian kelistrikan Bangka-Belitung, Statistik Energi Nuklir 2011 dan pencairangasifikasi batu bara 3 Dokumen 1. Studi Kelayakan tapak PLTN untuk site vicinity 2. Revisi Konsep cetak biru partisipasi industri nasional dan pengembangan SDM 3. Studi kelayakan PLTN Bangka non Tapak aspek ekonomi, teknologi dan pengelolaan, Buku Statistik Energi Nuklir 2012, dan Spesifikasi teknis konsep sistem kogenerasi PLTN 3 Dokumen 1. Studi Kelayakan tapak PLTN dalam bentuk Penyiapan dokumen perizinan tapak 2. Melengkapi konsep cetak biru dengan kajian SDM untuk pengoperasian dan perawatan PLTN serta status budaya keselamatan di beberapa industri nasional 3. Studi kelayakan PLTN Bangka non Tapak aspek ekonomi, teknologi dan pengelolaan tahun ke-2, Buku Statistik Energi Nuklir 2013, aspek teknologi- keekonomian PLTN untuk EOR, dan pra-studi kelayakan pemanfaatan PLTN berbasis Thorium Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa realisasi dan capaian kinerja BATAN dalam menghasilkan Dokumen Teknis Penyiapan Infrastruktur, Tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan Penyusunan Spesifikasi Teknis yang Siap Dimanfaatkan oleh Pemangku Kepentingan selama 4 tahun ( ). Kegiatan BATAN dalam bidang energi nuklir dilakukan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun dan panduan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yaitu IAEA Nuclear Energy Series No. NG-G-3.1 Milestones in the Development of a National Infrastructure for Nuclear Power. Terkait penyiapan tapak PLTN, BATAN melakukan pra studi tapak PLTN di Pulau Bangka pada tahun Hasil studi ini dilanjutkan dengan studi kelayakan selama 3 (tiga) tahun ( ). Mengikuti pedoman IAEA, studi kelayakan dilakukan secara bertahap. Pada tahun 2011 dilakukan tahap analisis regional dan near regional (regional dekat) berdasarkan data sekunder dan beberapa data primer. Kegiatan pada tahun 2012 dilakukan pada tahap survei site vicinity (sekitar tapak) dan evaluasi. Tahun kedua ini kegiatan terkonsentrasi pada pengambilan data primer dan evaluasi data tersebut. Pada tahun 2013 kegiatan yang dilakukan adalah penyiapan dokumen yang dapat digunakan untuk perizinan tapak PLTN dan penyusunan laporan. Dokumen yang dihasilkan pada tahun 2013 adalah SER (Site Evaluation Report/Laporan Evaluasi Tapak), SDI (Site Data Information/ Informasi Data Tapak), dan IFS (Integrated Feasibility Study Report/Laporan Studi Kelayakan Terintegrasi). IFS merupakan hasil integrasi laporan studi

25 LAKIP BATAN Gambar 9. Pemantauan gempa, meteorologi, dan hidrologi kelayakan yang dilakukan oleh BATAN dan studi kelayakan yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero). Selain itu dihasilkan konsep tata letak PLTN yang akan dibangun di Bangka Barat dan Bangka Selatan, serta konsep program kedaruratan nuklir. Kegiatan untuk tapak lain di Muria adalah pemantauan data meteorologi, seismologi, dan hidrologi yang dilakukan terus tiap tahun. Selain itu juga mengenai deformasi tanah. Sedangkan untuk Banten diarahkan untuk konfirmasi keberadaan sesar aktif dan Ka- Andal. Infrastruktur lain yang disiapkan adalah pengembangan SDM dan partisipasi industri nasional. Pada tahun 2010 kegiatan diarahkan kepada pengumpulan informasi dari kementerian lain dan narasumber dari industri. Pada tahun 2011 disusunlah konsep cetak biru partisipasi industri nasional dan pengembangan SDM. Pada tahun 2012 dilakukan kegiatan pemutakhiran untuk menghasilkan konsep cetak biru partisipasi industri nasional dan pengembangan SDM menjadi revisi 1. Pada tahun 2013 telah dilakukan kegiatan survei SDM untuk pengoperasian dan perawatan PLTN. Juga diketahui status budaya keselamatan dari berbagai industri untuk peningkatan budaya keselamatan agar industri dapat berpartisipasi pada industri nasional energi nuklir. BATAN juga melakukan studi Infrastruktur Sistem Kelistrikan Opsi Nuklir. Dalam rentang tahun telah dilakukan kajian terkait perencanaan energi, ekonomi dan pendanaan, data teknis PLTN dan sistem kogenerasi. Studi ini bermanfaat untuk mengetahui perbandingan ekonomi PLTN dengan energi lain. Perencanaan energi untuk Bangka - Belitung memberikan informasi tentang penambahan kapasitas dan jenis pembangkit untuk wilayah Jawa - Madura - Bali - Sumatra yang dirangkai dengan sistem Bangka. Buku Statistik Energi yang disusun setiap tahun memberikan informasi tentang data energi Indonesia dan energi nuklir di berbagai negara. Pada tahun 2013 telah diperoleh pula data teknis PWR 1000 MWe, prospek pemanfaatan PLTN berbasis Thorium, dan juga prospek aplikasi PLTN untuk kogenerasi: spesifikasi teknis PLTN untuk kogenerasi, pencairan/gasifikasi batu bara dan untuk EOR (enhanced oil recovery).

26 26 LAKIP BATAN Gambar 10. Sediaan MIBG bertanda 131 I 3. Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat. 1) Paket Teknologi Pembuatan Formula Pakan Komplit Berkualitas Berbasis Thitonia sp. Untuk Ternak Ruminansia BATAN telah berhasil membuat paket teknologi formula pakan komplit untuk ruminansia dari jerami padi yang difermentasi dan Thitonia diversifolia. Penyediaan pakan komplit yang berbasis bahan lokal ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan bobot ternak ruminansia, karena mengandung nutrisi tinggi, mudah dicerna, dan memiliki rasio energi-protein yang seimbang serta harga lebih murah. Pakan komplit ini terdiri dari hijauan, penguat (konsentrat) ditambah mineral dan vitamin dengan perbandingan tertentu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Pakan komplit merupakan jenis pakan yang praktis baik dalam pembuatan maupun pemberian ke ternak. Pakan komplit juga merupakan salah satu cara untuk menjaga ketersediaan pakan pada saat musim kemarau, sehingga peningkatan bobot ternak tetap tinggi. Pakan ini mampu meningkatkan berat badan (BB) sapi sebesar 8 ons/hari/ekor. Dalam rangka menghasilkan formula pakan ini, telah dilaksanakan uji-coba pemanfaatan pakan di Dinas Peternakan Tanah Datar, Sumatera Barat dan Dinas Peternakan Kab. Bogor, Jawa Barat. Berbagai produk sejenis yang ada di pasaran hanya tersedia dalam bentuk konsentrat sehingga kurang praktis bagi para peternak, dan harganya lebih mahal. Formula pakan ini telah didaftarkan ke Ditjen HKI Kemenkumham untuk mendapatkan paten. Gambar 12. Bahan Baku pakan komplit Gambar 11. Produk Pakan Komplit

27 LAKIP BATAN ) Paket Teknologi Pembuatan Irradiated Pericardium Membrane Untuk Guided Bone Regeration (GBR) Irradiated pericardium membrane untuk Guided Bone Regeration (GBR) merupakan produk kesehatan yang disterilisasi dengan teknologi radiasi. Keuntungan sterilisasi dengan cara iradiasi adalah proses dingin, penetrasi baik, mudah divalidasi, dapat mengeliminasi mikroba dan virus, dosis iradiasi tergantung pada bioburden, tidak meninggalkan residu kimia, praktis dan dilakukan setelah pengemasan. Penggunaan produk Irradiated pericardium membrane untuk GBR dimanfaatkan untuk perawatan kesehatan gigi. Sebagaimana diketahui, persentase penduduk yang mendapat perawatan gigi berupa penambalan gigi sekitar 38,5%, pencabutan gigi 4.4% dari 1.3 juta kasus per tahun di Indonesia, terutama karies dan kerusakan jaringan penyangga gigi. Data juga menunjukkan bahwa prevalensi penyakit gigi dan mulut mencapai 60% dari total populasi, dimana 12.3% berobat ke RS/dokter dan 6.4% atau 29 juta mengalami kerusakan gigi. Keunggulan Irradiated pericardium membrane untuk GBR dibandingkan produk sejenis di pasaran antara lain: (a) lebih murah yang berarti mengurangi biaya perawatan gigi, (b) lebih praktis karena jaringan membrane pericardium diresorpsi oleh tubuh dan mengurangi rasa sakit pada tubuh pasien, (c) lebih terjamin steril. Produk yang ada di pasaran terbuat dari fiber sintetik berupa PTFE (Poly tetra fluoro etilen) dengan harga lebih mahal (1-2 juta rupiah). Promosi tentang penggunaan Irradiated pericardium membrane untuk GBR perlu ditingkatkan agar pemanfaatan produk hasil sterilisasi radiasi di bidang kesehatan gigi ini terus meningkat. Kerja sama antara BATAN dengan PT. Pharma Medica Sejahtera untuk uji coba penggunaan dan promosi pemanfaatan Bone Xenograft dan membran steril radiasi, sesuai Nota Kesepahaman No. 2558/ KS0002/X/2012 tanggal 9 Oktober Dokumen pengusulan paten Irradiated pericardium membrane untuk GBR sedang disusun untuk diajukan ke Ditjen HKI Kemenkumham. Gambar 13. Produk Irradiated Pericardium Membrane untuk GBR Gambar 14. Adsorben bubuk kulit pisang NHMA 3) Paket Teknologi Polimer Penyerap Logam Berat Paket teknologi polimer penyerap logam berat menggunakan polisakarida kulit pisang epiklorohidrin. Teknologi ini menggunakan bubuk kulit pisang (BKP) yang dimodifikasi dengan mengikat silang polisakarida yang terdapat pada kulit pisang menggunakan epiklorohidrin (BKP-Epi) sebagai zat pengikat silang dengan inisiator sinar gamma dari sumber cobalt-60. Modifikasi ini bertujuan memperbaiki sifat fisika dan kimia BKP guna memperpanjang masa pakai dan meningkatkan kemampuan penyerapan ion logam, terutama ion Mn 2+. Teknologi polimer ini memanfaatkan limbah kulit pisang menjadi produk yang bernilai ekonomi. Manfaat aplikasi teknologi ini antara lain menyerap logam berat pada proses pengolahan air limbah industri, air asam tambang (batubara, nikel), dan pengolahan air bahan baku air minum. Keunggulan teknologi ini antara lain menggunakan bahan alam lokal. Beberapa produk penyerap logam yang sudah ada di pasar antara lain arang aktif, zeolit, dan bentonit. Kelemahan produk yang ada di pasar antara lain lebih mahal, tidak dapat didaur ulang, mengandung bahan kimia toksik, menimbulkan limbah baru, dan kurang efektif dalam menyerap logam berat. Dalam rangka melindungi HKI teknologi ini, telah disusun proposal permintaan paten.

28 28 LAKIP BATAN ) Paket Teknologi Pembuatan Inokulan Mikroba Pendegradasi Limbah Hidrokarbon Teknologi ini menggunakan inokulan mikroba untuk mendegradasi limbah hidrokarbon dengan tujuan memperbaiki kualitas lingkungan seperti remediasi lahan atau bio-remediasi. Penggunaan inokulan berbasis kompos iradiasi dipilih sebagai rekayasa bioaugmentasi untuk proses bioremediasi. Kompos mampu menyediakan unsur hara mikro dalam tanah dan meningkatkan mikroorganisme tanah. Keunggulan teknologi ini antara lain: (a) menggunakan strain mikroba terseleksi asli Indonesia, mudah beradaptasi di lapangan dan ramah lingkungan, (b) mengandung beberapa jenis mikroba yang mampu mengikat N 2, melarutkan fosfat, menghasilkan substrat peningkat pertumbuhan tanaman dan pengendali hayati (biocontrol), (c) konsentrasi bioaktif sekitar cfu/g. Produk pesaing yang ada di pasar antara lain: Superfarm, Starbio, EM4, Beyon Starmix dan lain-lain. Secara ekonomi, teknologi inokulan mikroba pendegradasi limbah hidrokarbon jauh lebih murah dari produk yang beredar di pasar. Kerja sama penelitian dan aplikasi teknologi menuju skala industri telah dilakukan dengan perusahaan dan instansi antara lain: PT. Reksa Satriya Integra Cirebon, PT. Puritzi Bandung, PT. Tripika off-shore, KUD Ngasem Bojonegoro, Dinas Pertanian Prov. Bangka Belitung, Universitas Andalas, Unsyiah Aceh, dan Dinas Kehutanan Nganjuk. Dalam rangka perlindungan HKI, telah diperoleh nomor usulan paten dari Ditjen HKI, Kemenkumham dengan Nomor Paten No. P yang berjudul: Inokulan Konsorsia Mikroba Rhizosfer Berbasis Kompos. Gambar 15. Etiket produk IMR (atas) dan Produk IMR (bawah) 5) Paket Teknologi Pengembangan Teknologi Produksi Radioisotop (Pembuatan Prototipe Packaging dan Uji Stabilitas Produk [Y- 32 P] ATP) Pada tahun 2013, BATAN telah membuat senyawa nukleotida bertanda [y- 32 P]ATP melalui reaksi enzimatis menggunakan precursor seperti DLglyceraldehyde 3-phosphate, nukleotida adenosine di-phosphate (ADP) dan beberapa precursor yang lain. Ujicoba aplikasi nukleotida bertanda [y- 32 P]ATP dilakukan di beberapa tempat di Indonesia, diantaranya di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) - BATAN Jakarta, di laboratorium NEHCRI Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo - Makassar dan juga di Laboratorium Biomolekul Universitas Andalas - Padang. Dengan keberhasilan sintesis dan uji stabilitas nukleotida bertanda [y- 32 P] ATP, maka BATAN telah dapat menyediakan nukleotida bertanda tersebut untuk menunjang penelitian biologi Gambar 16. Prototipe container dan penyimpanan nukleotida bertanda [y- 32 P]ATP molekul di Indonesia. Dari segi teknis, peralatan dan bahan untuk produksi nukleotida bertanda [y- 32 P]ATP telah tersedia di dalam negeri sehingga hal ini akan sangat menguntungkan dari segi penguasaan teknologi. Sedangkan dari segi ekonomis, tentu saja akan lebih murah jika produksinya dilakukan di Indonesia untuk mengurangi biaya transportasi, perizinan, pajak, labor cost dan biaya lain-lain. Selama tahun 2013, selain telah terjalin kerja sama dengan laboratorium NEHCRI - Makassar dan laboratorium Biomolekul Universitas Andalas - Padang, juga telah dilakukan penjajakan kerja sama dengan Rumah Sakit Persahabatan - Jakarta untuk kemungkinan ujicoba nukleotida bertanda - [y- 32 P]ATP sebagai pendeteksi gen virus Tuberculosis (TB).

29 LAKIP BATAN ) Paket Teknologi Pengembangan Teknologi Produksi Radiofarmaka (Uji Klinis Lanjutan MIBG dan Kajian Teknoekonomi) Radiofarmaka Meta-IodoBenzil Guanidine bertanda radioisotop iodium-131 ( 131 I-MIBG) adalah radiofarmaka spesifik untuk diagnosis maupun terapi kanker neuroblastoma serta jenis kanker neuroendokrin lainnya seperti pheochromocytoma, paraganglioma dan carcinoid medullary thyroid. Pada kasus-kasus neuroblastoma yang tidak dapat dioperasi, terutama pada neuroblastoma di abdominal pelvis, terapi 131 I -MIBG telah digunakan untuk mengecilkan kanker sehingga kanker dapat dioperasi atau bahkan menghindari operasi. Untuk diagnosis kanker neuroblastoma digunakan radioaktivitas 131 I rendah sebatas radiasi gamma yang dipancarkan cukup untuk pencitraan menggunakan kamera gamma. Sedangkan untuk terapi, radioaktivitas 131 I yang digunakan relatif tinggi disesuaikan dengan dosis radiasi yang diperlukan. Uji klinis lanjutan telah dilaksanakan di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) dan hasilnya memenuhi persyaratan keselamatan dan memberikan citra (image) yang baik untuk diagnosis neuroblastoma. Hasil kajian teknoekonomi menunjukkan bahwa 131 I-MIBG diagnosis layak untuk diproduksi. Selain teknologi produksi senyawa bertanda 131 I-MIBG, BATAN juga mengembangkan kit radiofarmaka, antara lain kit methylene diphosphonate (MDP)/ bonescan kit, kit diethylene-triaminepentaacetate (DTPA)/renoscan kit dan kit methoxyisobutylisonitrile (MIBI)/cardioscan kit yang masing masing berguna untuk bone scan, deteksi penyakit ginjal, dan deteksi penyakit jantung. Teknologi produksi tersebut kemudian ditawarkan kepada industri farmasi PT. Kimia Farma untuk dikembangkan lebih lanjut bersama-sama, dan untuk memenuhi persyaratan produksi dari BPOM. "Kit Radiofarmaka DTPA (renoscan), MDP (bonescan) dan MIBI (cardioscan) merupakan hasil litbang BATAN yang dapat dimanfaatkan dalam teknik pencitraan dalam diagnosa kelainan fungsi organ." Gambar 17. Hasil pencitraan pada pasient anak laki-laki Pada akhir tahun 2013 seluruh persyaratan BPOM telah dipenuhi, sehingga pada tanggal 30 Januari 2014 izin edar telah dikeluarkan oleh BPOM dengan nomor GKL A1 untuk kit MIBI, GKL A1 untuk kit MDP dan GKL A1 untuk kit DTPA. Setelah nomor izin edar ini keluar, kitkit radiofarmaka ini dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Keluarnya nomor izin edar dari BPOM terhadap produk dalam negeri ini akan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di tanah air dan sekaligus dapat meningkatkan kemandirian nasional dalam penyediaan obat obatan yang merupakan impact dari kegiatan litbang di bidang radiofarmaka. Gambar 18. Kegiatan uji klinis 131 I-MIBG produk PRR-BATAN di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD)

30 30 LAKIP BATAN Tabel 6. Pencapaian Indikator Kinerja s/d tahun 2013 terhadap rencana 5 tahun Indikator Kinerja Target s/d 2014 Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi Yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat 35 Paket Teknologi Realisasi/Capaian Kinerja Paket teknologi produksi radioisotop 125 I seed brakiterapi skala laboratorium 2. Paket teknologi radiofarmaka 177 Lu-DOTAtrastuzumab skala laborarium 3. Paket teknologi formula pakan ternak 4. Bahan vaksin ternak ruminansia Fasciolosis 5. Paket teknologi pembuatan bank jaringan Bone Ocular Spherical Implant Radiation (BOSIR) 6. Paket teknologi pembuatan bank jaringan amnion steril radiasi 7. Paket teknologi Chitosan 8. Paket teknologi pangan radiasi siap saji pada rendang dan pepes ikan yang telah diproses 9. Paket teknologi radioekologi kelautan di Semenanjung Muria 1. Kapasitas teknologi produksi seed 125 I 2. Paket teknologi Biocyclofarming (BCF) 3. Paket teknologi irradiated hydrogel 4. Paket teknologi produk pangan steril iradiasi layak untuk keperluan khusus (pasien imunitas rendah) 5. Paket teknologi perunut untuk menentukan kecepatan aliran pipa transmisi lapangan panas bumi secara in-situ di Kamojang (vapor dominated) untuk pengembangan computed flow dynamic 1. Paket teknologi pengendalian hama tanaman (Sofatan-3G) 2. Paket teknologi pembuatan irradiated biodegradable cellulose microbial membrane untuk GBR (Guided Bone Regeneration) 3. Paket teknologi pembuatan produk pangan fungsional berbasis nabati (aneka sayur) iradiasi skala semi pilot 4. Paket teknologi pembuatan inokulan mikroba (kompos Starter/bio-activator) pengurai limbah organik dan perunut untuk remediasi lahan marginal 5. Paket teknologi difusi teknologi produksi seed 125 I 6. Paket teknologi produksi Gd-DTPA-Folat skala laboratorium 1. Paket teknologi pembuatan formula pakan komplit berkualitas berbasis thitonia sp. untuk ternak ruminansia 2. Paket teknologi pembuatan irradiated pericardium membrane untuk GBR 3. Paket teknologi polimer penyerap logam berat 4. Paket teknologi pembuatan inokulan mikroba pendegradasi limbah hidrokarbon 5. Paket teknologi pengembangan teknologi produksi radioisotop (pembuatan prototipe packaging dan uji stabilitas produk (Y- 32 ATP) 6. Paket teknologi pengembangan teknologi produksi radiofarmaka (uji klinis lanjutan MIBG dan kajian teknoekonomi) Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa realisasi dan capaian kinerja BATAN dalam menghasilkan Paket Teknologi selama 4 tahun ( ), BATAN konsisten mengembangkan teknologi nuklir di bidang pangan/peternakan, kesehatan, dan sumberdaya air dan lingkungan (SDAL). Dalam kurun waktu 3 tahun BATAN telah menghasilkan 26 paket teknologi, dengan rincian: 9 paket teknologi di bidang pangan/peternakan, 12 paket teknologi di bidang kesehatan, 5 paket teknologi di bidang SDAL. Capaian kinerja BATAN dalam menghasilkan paket teknologi setiap tahun selama 4 tahun ( ) adalah 100% yang berarti seluruh target tahunan mengenai paket teknologi terpenuhi. Pada tahun 2013, keenam target paket teknologi telah terealisasi, dimana 1 paket teknologi (IMR) telah mendapat nomor registrasi paten, 3 paket teknologi (Pakan, GBR dan BKP-Epi) sedang didaftarkan ke Ditjen HKI Kemenkumham, 1 paket teknologi (MIBG) sedang dalam proses mendapatkan izin edar dari BPOM, sedangkan 1 paket teknologi (ATP) masih pada tahap pengenalan. Paket teknologi di bidang kesehatan yang telah mendapatkan izin edar dari BPOM pada tanggal 30 Januari 2014 adalah MIBI, DPTA, dan MDP. Target Renstra BATAN tahun terkait paket teknologi yang harus dicapai sampai dengan tahun 2014 adalah 35 paket teknologi. Dengan demikian pada tahun 2014 diharapkan BATAN menghasilkan 9 paket teknologi.

31 LAKIP BATAN Jumlah Prototipe Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat. 1) Perekayasaan Sistem Pencitraan Peti Kemas dengan Teknik Serapan Sinar Gamma Kegiatan Perekayasaan sistem pencitraan peti kemas dengan teknik serapan sinar gamma menghasilkan sebuah prototipe yang berfungsi untuk memindai (scaning) atau inspeksi isi peti kemas khususnya di pelabuhan laut dan pelabuhan udara. Teknik inspeksi peti kemas dengan hanya melewatkan pada sebuah portal tanpa membukanya, menjadikan proses inspeksi dapat berjalan dengan cepat. Proses inspeksi peti kemas sangat penting untuk mencegah penyelundupan dan memastikan kebenaran dokumen pengiriman peti kemas dengan isi dari peti kemas bersangkutan. Penggunaan teknik serapan gamma memiliki keunggulan spesifik dibandingkan pemindaian dengan sinar-x seperti yang biasa digunakan untuk memindai bagasi penumpang pesawat. Sinar gamma memiliki daya tembus besar karena memiliki energi yang lebih tinggi daripada sinar- X. Sumber radiasi gamma tidak membutuhkan catu daya listrik, sehingga sinar gamma dapat digunakan sewaktu-waktu tanpa membutuhkan instrumen atau catu daya lain. Alasan ini membuat perangkat ini lebih portabel dan praktis digunakan di luar gedung. Produk sistem pencitraan peti kemas yang ada di pasar harganya sangat mahal dan sepenuhnya tergantung pada teknisi dari luar negeri. Perekayasaan mandiri dengan metode integrasi meningkatkan kapasitas SDM dalam negeri dalam penguasaan teknologi fabrikasi perangkat dan menjamin keberlangsungan perawatan perangkat di kemudian hari. Selain itu perangkat lunak pengolah citra dapat dibuat menyesuaikan kebutuhan spesifik pengguna. Sistem tampilan dan analisis memiliki fungsi pengolahan citra yang canggih sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna dalam mengenali obyekobyek yang ada di dalam sebuah peti kemas. Prototipe sistem pencitraan peti kemas yang dibuat merupakan miniatur sistem yang sesungguhnya. Hasil pengujian prototipe menunjukkan keakuratan metode ini dalam memindai isi peti kemas mini dan obyek lain yang terbuat dari berbagai jenis material. Prototipe ini terdiri dari sebuah konveyor yang dilengkapi dengan motor listrik serta pengendali, sumber radiasi gamma (Y) Cs-137 dengan aktivitas 250 mci, Line Scan Camera, satu komputer desktop sebagai remote computer, satu komputer desktop sebagai master computer, webcam dan komponen wireless LAN. Prototipe tersebut digunakan untuk mendeteksi obyek di dalam kotak aluminium yang dilewatkan di antara sumber radiasi gamma dan line scan camera. Hasil citra dapat dilihat pada monitor master computer sekaligus juga gerakan kotak aluminium di atas konveyor yang ditangkap oleh webcam. Gambar 19. Prototipe Perekayasaan Sistem PencitraanPeti Kemas

32 32 LAKIP BATAN ) Perekayasaan Perangkat Sinar-X Digital Sinar-X sudah dimanfaatkan di berbagai industri, analisis material, inspeksi, keamanan, kesehatan dan sebagainya. Dalam bidang kesehatan, pesawat sinar-x digunakan untuk keperluan diagnosis kedokteran. Pemanfaatan pesawat sinar-x di Indonesia sebagian besar masih menggunakan teknik konvensional, yaitu menggunakan film sebagai media visualisasi. Saat ini telah dikembangkan teknologi radiografi digital untuk meningkatkan kualitas citra melalui teknik pengolahan citra digital. Namun demikian, penguasaan teknologi radiografi digital masih rendah sehingga manfaat tersebut masih belum maksimal. Oleh karena itu, BATAN mengembangkan perangkat radiografi digital sebagai upaya penguasaan teknologi dan mengurangi ketergantungan pada impor. Pesawat sinar-x digital tersusun atas generator sinar-x yang terdiri dari sistem kontrol dan tabung sinar-x, serta sistem radiografi digital yang terdiri dari perangkat penangkap citra dan komputer pengolah citra. Prototipe telah diuji coba di salah satu poliklinik BATAN. Perangkat sinar-x digital mempunyai prospek untuk dimanfaatkan di pusat kesehatan lokal seperti poliklinik, puskesmas, dan rumah sakit. Pemanfaatan perangkat ini masih terkendala permasalahan belum lengkapnya SNI untuk kendali kualitas perangkat dan keselamatan pemafaatan perangkat sinar-x digital pada bidang medis di Indonesia. Untuk itu, diperlukan sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan standar kendali kualitas, serta diperlukan laboratorium pengujian dan standardisasi perangkat sinar-x digital. Gambar 20. Prototipe perangkat Sinar-X Digital "Perangkat pesawat sinar-x hasil litbang BATAN dapat dimanfaatkan bagi pelayanan radiografi di pusat layanan kesehatan lokal seperti puskesmas, poliklinik, dan rumah sakit daerah." Gambar 21. Kiri : Citra Tangan (Positif) Kanan : Program Penampil dan analisis Citra Tampilan Citra Test Objek dan IC Programmer (Negatif)

33 LAKIP BATAN ) Perekayasaan Perangkat Nuklir Untuk Sistem Instrumentasi dan Kendali Reaktor Riset dan Daya (Safety System) Sistem instrumentasi dan kendali mempunyai peran utama untuk menjamin keselamatan sebuah reaktor nuklir, untuk reaktor riset dan reaktor daya. Kegiatan perekayasaan dilaksanakan secara tahun jamak, setiap tahunnya dihasilkan prototipe berupa sub sistem yang akan diintegrasikan dalam sebuah sistem lengkap. Pada tahun 2013, perekayasaan dilakukan pada tahap sistem keselamatan (Safety System). Sistem keselamatan yang saat ini terpasang pada tiga reaktor riset BATAN berbasis rangkaian analog. Teknologi ini sudah ketinggalan zaman dan mulai mengalami kesulitan dalam pengadaan suku cadang. Hal ini mendorong penguasaan teknologi instrumentasi keselamatan yang baru, berbasiskan pada pemroses digital. Menurut peraturan dan standar yang berlaku, sistem keselamatan harus memiliki keandalan yang sangat tinggi. Sistem keselamatan menjamin tingkat keselamatan sebuah reaktor nuklir dan mencegah terjadinya kecelakaan. Konfigurasi sistem keselamatan yang dibangun terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak yang mengikuti standar keselamatan reaktor nuklir. Gambar 22. Konfigurasi perangkat keras sistem instrumentasi dan kendali reaktor (bawah); User Interface Remote Monitoring Terpasang (kiri) Simulasi elektromekanik batang kendali PLC LG kontroler Simulasi model Reaktor Nuklir remote monitoring Penguasaan teknologi sistem instrumentasi kendali reaktor sangat dibutuhkan dalam rangka menjaga kelangsungan sistem instrumentasi reaktor yang ada. Perlu diketahui sistem instrumentasi reaktor yang terpasang di RSG-GAS saat ini sudah mengalami penuaan, sehingga dalam beberapa tahun lagi harus dilakukan peremajaan (refurbishment) dengan menggunakan teknologi terkini yang sesuai dengan tingkat keselamatan yang sudah direkomendasikan oleh IAEA. Kerjasama telah dilakukan dengan pihak luar negeri dalam bentuk keikutsertaan dalam forum internasional yang membahas desain sistem instrumentasi reaktor. 4) Prototipe Pelat Elemen Bakar Reaktor Riset (Bahan Bakar Dispersi Dengan TMU Maksimum) Litbang bahan bakar reaktor riset berdensitas tinggi bertujuan untuk meningkatkan tingkat muat uranium (TMU) tinggi sehingga masa pakai bahan bakar dalam reaktor semakin lama. Litbang ini diharapkan menghasilkan bahan bakar reaktor riset dengan material baru yang lebih mudah difabrikasi, meningkatkan kestabilan di dalam reaktor, dan mengurangi volume limbah bahan bakar bekas. Jenis bahan bakar reaktor riset yang digunakan di RSG-GAS saat ini adalah pelat elemen bakar (PEB) U 3 Si 2 /Al yang memiliki stabilitas iradiasi sangat baik dan mudah difabrikasi. Namun, TMU yang dapat dicapai pada proses fabrikasi hanya 5,2 gu/cm 3 sehingga waktu tinggal di dalam reaktor relatif singkat. Selain itu, olah ulang bahan bakar

34 34 LAKIP BATAN U 3 Si 2 /Al pasca iradiasi menjadi sulit, sehingga kurang ekonomis. Berkaitan dengan itu, BATAN melakukan litbang bahan bakar reaktor riset dengan material baru menggunakan paduan uranium berbasis U-Mo. Selaras dengan program BATAN dalam upaya meningkatkan kemampuan SDM di bidang teknologi bahan bakar reaktor riset, dan PT. Batan Teknologi (Persero) untuk tujuan komersial, maka pengembangan bahan bakar reaktor riset terus dilakukan secara intensif. Bahan bakar U 3 Si 2 /Al dengan TMU 2,96 gu/cm 3 yang saat ini digunakan di Reaktor Serba Guna (RSG) GA. Siwabessy merupakan hasil litbang BATAN yang diproduksi PT. Batan Teknologi (Persero). Selain itu, juga dikembangkan pembuatan bahan bakar U 3 Si 2 / Al dengan TMU 4,8 dan 5,2 gu/cm 3 yang saat ini sedang dilakukan uji iradiasi dan uji pasca iradiasi di hotcell BATAN. Unjuk kerja elemen bakar (EB) hingga fraksi bakar (burn up) 75% di teras reaktor menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Keberhasilan tersebut mendorong litbang bahan bakar BATAN untuk membuat elemen bakar uji (EBU) tipe PEB dispersi menggunakan paduan U-Mo dalam matriks Al dengan TMU lebih tinggi. Pengembangan paduan U-Mo ini perlu dilakukan untuk mendukung program BATAN dalam rangka pembangunan reaktor riset inovatif. Paduan U-Mo sebagai bahan bakar reaktor riset inovatif secara teoritis dapat mencapai TMU hingga 16,3 gu/cm 3. Pada tahun 2013 telah difabrikasi pelat elemen bakar uji U-7Mo/Al menggunakan Uranium deplesi dengan spesifikasi : Meat U-7Mo/Al.; Panjang : ± 15cm; Lebar : ± 1,50cm; Tebal : ± 0,315cm. Pelat elemen bakar U-7Mo/Al telah dikarakterisasi dengan uji dingin yang menunjukkan hasil sesuai dengan kriteria keberterimaan elemen bakar reaktor riset. Gambar 23. Pelat elemen bakar U-7Mo/Al 5) Prototipe Tube Paduan Zirlo-Mo Hasil Pengembangan Efisiensi penggunaan bahan bakar di dalam teras reaktor tipe Presurrized Water Reactor (PWR) dapat dilakukan dengan cara menaikkan fraksi bakar dari 32 GWd/t menjadi 47 GWd/t. Adanya kenaikan fraksi bakar menyebabkan waktu tinggal elemen bakar di dalam teras reaktor nuklir semakin lama, sehingga akan menaikkan tingkat korosi serta tegangan dan regangan pada material kelongsongnya. Oleh karena itu, perlu dikembangkan material baru yang mempunyai ketahanan korosi dan ketangguhan lebih tinggi dibandingkan zircaloy-4 untuk dapat digunakan sebagai kelongsong elemen bakar reaktor PWR maju. Material tersebut dapat diperoleh dengan melakukan sintesis paduan yang terbuat dari zirkonium sebagai matrik dan unsur pemadu utama yang memenuhi kriteria tanpa atau sedikit menaikkan serapan neutron termal. Gambar 24. Prototipe pipa seamless Zirlo-Mo

35 LAKIP BATAN Dalam usaha mendapatkan material baru yang mempunyai ketahanan korosi dan ketangguhan lebih tinggi dibandingkan Zircaloy-4. BATAN telah melakukan pengembangan paduan ZrSnNbFe(Mo) atau Zirlo-Mo. Diperolehnya paduan Zirlo-Mo yang mampu meningkatkan efektivitas bahan bakar di teras reaktor, akan dapat mendukung kemandirian bangsa Indonesia di masa depan apabila rencana pembangunan PLTN dilaksanakan dan pabrik bahan bakar nuklir dibangun. Dari aspek pemanfaatan untuk industri, paduan Zirlo-Mo dapat diaplikasikan pada industri bahan kimia dan farmasi yang menuntut pengoperasian pada temperatur tinggi. Paduan berbasis zirkonium yang digunakan sebagai kelongsong elemen bakar reaktor tipe PWR berupa pipa seamless. Oleh karena itu, dalam kegiatan litbang di tahun 2013 dibuat prototipe seamless pipe Zirlo-Mo. Karakterisasi meliputi uji komposisi, uji mikrostruktur, uji kekerasan dan identifikasi fasa. Hasil karakterisasi paduan Zirlo-Mo memenuhi persyaratan kelayakan sebagai material kelongsong elemen bakar reaktor PWR. Tabel 7. Pencapaian Indikator Kinerja 2010 s/d tahun 2013 Indikator Kinerja Target 2014 Jumlah Prototipe Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop Dan Radiasi Yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat 9 prototipe 4 prototipe 1. prototipe perangkat sistem deteksi dini virus flu burung 2. prototipe pecacah RIA (RIA IP10.1) untuk diagnosis hepatitis B 3. prototipe Perangkat Sistem Instrumentasi dan Kendali pada Local Controller DCS dan Human Machine Interface untuk Engineering 4. prototipe Mesin Berkas Elektron (MBE) untuk Iradiasi Lateks Siap Uji Fungsi Realisasi/Capaian Kinerja prototipe 1. prototipe Sistem Instrumentasi Kendali Reaktor Riset dan Reaktor Daya (local controller DCS level operator) 2. prototipe Pencacah RIA untuk diagnosa kelenjar gondok 3. prototipe Brachyterapy Medium Doserate untuk Kanker Servik 4. prototipe Pesawat Sinar- X Fluoroscopy 5. prototipe Perangkat Scintigraphy 6. prototipe Sistem Pencitraan Peti Kemas 5 prototipe 1. prototipe Perangkat Pencitraan Material Dalam Reaktor Petrokimia dengan Teknik Serapan Sinar Gamma 2. prototipe Pencacah RIA Untuk Diagnosa Tumor Payudara 3. prototipe Perangkat Pemantau Radioaktivitas Lingkungan 4. prototipe Perangkat Pemantau Radon di Udara 5. prototipe Sistem Instrumentasi dan Kendali Reaktor Riset dan Reaktor Daya (Computer Integrated System Pada Level Supervisory) 5 prototipe 1. perekayasaan Sistem Pencitraan Peti Kemas dengan Teknik Serapan Sinar Gamma 2. perekayasaan Perangkat Sinar X Digital 3. perekayasaan Perangkat Nuklir untuk Sistem Instrumentasi dan Kendali Reaktor Riset dan Daya (Safety System) 4. prototipe pelat elemen bakar reaktor riset (bahan bakar dispersi dengan TMU maksimum 5. prototipe tube paduan Zirlo-Mo hasil pengembangan Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa realisasi dan capaian kinerja BATAN dalam menghasilkan Prototipe selama 4 tahun ( ) telah menghasilkan 20 prototipe, terdiri dari: 6 prototipe perangkat nuklir di bidang kesehatan, 8 prototipe perangkat nuklir di bidang energi/instalasi nuklir, 4 prototipe perangkat nuklir di bidang industri, dan 2 prototipe perangkat nuklir di bidang SDAL. Realisasi dan capaian kinerja BATAN dalam menghasilkan prototipe setiap tahun selama 4 tahun ( ) adalah 100%. Target Renstra BATAN terkait prototipe yang harus dicapai sampai dengan tahun 2014 adalah 32 prototipe. Tahun 2010 terealisasi 4 prototipe (2 prototipe bidang kesehatan, 1 prototipe bidang energi nuklir, dan 1 prototipe bidang industri). Tahun 2011 terealisasi 6 prototipe (4 prototipe bidang kesehatan, 1 prototipe bidang energi nuklir, dan 1 prototipe bidang industri). Tahun 2012 terealisasi 5 prototipe (1 prototipe bidang kesehatan, 1 prototipe bidang energi nuklir, 1 prototipe bidang industri, dan 2 prototipe bidang SDAL), dan tahun 2013 terealisasi 5 prototipe (1 prototipe bidang kesehatan, 3 prototipe bidang energi nuklir, dan 1 prototipe bidang industri). Target tahun 2014 sebanyak 9 prototipe. Terhadap prototipe yang dihasilkan, BATAN masih berupaya untuk bekerjasama dengan para pemangku kepentingan baik dalam rangka mendapatkan sertifikasi, standardisasi, maupun pendekatan terhadap calon pengguna.

36 36 LAKIP BATAN Jumlah Publikasi Ilmiah Nasional dan Internasional Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Dapat Diacu Oleh Masyarakat Ilmiah. Salah satu indikator yang digunakan untuk menunjukkan bukti kepakaran yang dimiliki oleh BATAN adalah jumlah publikasi ilmiah yang dihasilkan. Terkait dengan upaya tersebut, BATAN terus mendorong dan memfasilitasi SDM BATAN agar lebih produktif dalam menghasilkan publikasi ilmiah, baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, publikasi ilmiah yang dihasilkan juga dapat menjadi indikator dari kualitas litbang BATAN dan kualitas SDM yang dimilikinya, terutama publikasi yang mendapat pengakuan secara internasional. Dalam mencapai tujuan tersebut, BATAN mendorong peningkatan peran Dewan Pakar (Peer Group) untuk melakukkan peer review pada proses penyusunan karya tulis ilmiah, agar karya tulis yang dihasilkan lebih bermutu dan layak untuk dipublikasikan dalam jurnal nasional maupun internasional yang terakreditasi. Tahun 2013, BATAN menghasilkan 155 publikasi ilmiah pada jurnal internasional dan nasional terakreditasi (Lampiran 3). Jumlah ini melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu sebanyak 55 publikasi ilmiah. Capaian kinerja indikator publikasi ilmiah sebesar 281,8%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil litbang enisora yang dilakukan BATAN memiliki kualitas yang baik dan diakui secara nasional maupun internasional. Peningkatan capaian indikator tersebut didukung oleh faktor pendanaan yang memadai sebagai salah satu upaya meningkatkan peran aktif BATAN terhadap kemajuan iptek nuklir. Disamping publikasi yang termuat dalam jurnal, SDM BATAN juga aktif mengikuti forum/pertemuan ilmiah nasional maupun internasional, dimana hasil dari pertemuan tersebut dipublikasikan dalam bentuk prosiding. Tahun 2013 diperoleh sebanyak 289 publikasi ilmiah yang terbit pada prosiding nasional, serta 53 publikasi ilmiah yang terbit pada prosiding internasional. Tabel 8. Pencapaian Indikator Kinerja 2010 s/d tahun 2013 Indikator Kinerja Jumlah Publikasi Nasional dan International Hasil Litbang Enisora Target s/d publikasi ilmiah Realisasi/Capaian Kinerja publikasi ilmiah 1. Publikasi Nasional sejumlah 22 judul 2. Publikasi Internasional sejumlah 51 judul 167 publikasi ilmiah 1. Publikasi Nasional sejumlah 132 judul 2. Publikasi Internasional sejumlah 35 judul 287 publikasi ilmiah 1. Publikasi nasional sejumlah 257 judul 2. Publikasi Internasional sejumlah 30 judul 155 publikasi ilmiah terakreditasi 1. Publikasi nasional terakreditasi sejumlah 127 judul 2. Publikasi Internasional terakreditasi sejumlah 28 judul Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa realisasi dan capaian kinerja BATAN dalam menghasilkan Publikasi Ilmiah selama 4 tahun ( ), Pada tahun 2013 BATAN melakukan pengklasifikasian publikasi ilmiah terkait mutu publikasi. Jumlah publikasi pada Tabel 8 menunjukkan penurunan dalam kuantitas di tahun Namun pada kenyataannya, jumlah total publikasi ilmiah yang dihasilkan mencapai 518 publikasi, dengan klasifikasi seperti pada Tabel 9.

37 LAKIP BATAN Tabel 9. Publikasi Ilmiah BATAN Tahun 2013 berdasarkan klasifikasi No Klasifikasi Publikasi Jumlah 1 Publikasi Nasional 1. Jurnal nasional belum terakreditasi 2. Jurnal nasional terakreditasi 3. Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional 435 Judul 19 Judul 127 Judul 289 Judul 2 Publikasi Internasional 1. Jurnal internasional 2. Prosiding Pertemuan Ilmiah Regional (ASEAN) 3. Prosiding Pertemuan Ilmiah Internasional 83 Judul 28 Judul 2 Judul 53 Judul Target publikasi ilmiah pada Renstra BATAN yang harus dicapai pada tahun 2014 adalah 278 publikasi. Untuk meningkatkan dampak ilmiah hasil litbang Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi (enisora), BATAN menjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi, lembaga litbang, dan masyarakat ilmiah lainnya dalam menyediakan akses terhadap publikasi ilmiah, sehingga dapat diacu dan dimanfaatkan untuk kepentingan litbang iptek nasional. Gambar 25. Portal publikasi ilmiah litbang BATAN

38 38 LAKIP BATAN Sasaran Strategis 2 : MENINGKATNYA HASIL PENELITIAN DASAR DAN TERAPAN ISOTOP DAN RADIASI YANG SIAP DIMANFAATKAN DI MASYARAKAT. Gambar 26. Penandatangan Perjanjian Kerjasama antara BATAN dengan mitra kerja Pencapaian target kinerja atas sasaran 2 adalah sebagai berikut. INDIKATOR KINERJA RENCANA REALISASI CAPAIAN 6 Persentase peningkatan penerimaan masyarakat 64,00% 60,40% 94% terhadap iptek nuklir di Indonesia 7 Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil 3 Mitra 6 Mitra 200% litbang iptek nuklir 8 Jumlah jenis hasil litbang iptek nuklir yang 2 Jenis 2 Jenis 100% dikomersilkan 9 Jumlah kabupaten yang memanfaatkan hasil % litbang iptek nuklir kab/kota kab/kota 10 Luasan lahan pertanian yang memanfaatkan 1076,40 Ha 1076,40 Ha 100 % hasil litbang iptek nuklir 11 Jenis layanan iptek nuklir 8 Layanan 8 Layanan 100%

39 LAKIP BATAN Persentase Peningkatan Penerimaan Masyarakat Terhadap Iptek Nuklir di Indonesia. Salah satu indikator capaian RPJMN bidang energi adalah rencana pembangunan PLTN melalui penerimaan masyarakat terhadap penggunaan energi nuklir untuk pembangkit listrik. Pada tahun 2013 telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi melalui 3 media massa, yaitu media elektronik (televisi dan radio), media cetak, dan media website. Bentuk sosialisasi yang dilaksanakan antara lain : kampanye telivisi berupa iklan layanan masyarakat, talkshow, dan program edukasi khusus di TV lokal dan nasional; kampanye radio; kampanye media cetak berupa advetorial pada surat kabar lokal dan nasional; serta kampanye di website berupa section news article, advetorial, banner link to microsite, dan sebagainya. Untuk mengukur tingkat efektivitas dari kegiatan sosialisasi tersebut, maka perlu dilakukan suatu pengukuran keberhasilan. Salah satu indikator signifikan yang dapat menggambarkan perubahan yang terjadi adalah adanya perubahan angka penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir. Indikator persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia dilaksanakan melalui kegiatan jajak pendapat di beberapa wilayah Indonesia. Kegiatan jajak pendapat tingkat penerimaan iptek nuklir di masyarakat telah dilakukan sejak tahun 2010, yang merupakan implementasi evaluasi tingkat penerimaan terhadap iptek nuklir. Survey tingkat penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tanggapan dan pengetahuan masyarakat umum tentang iptek nuklir dan pemanfaatannya. Dari kegiatan ini diharapkan akan didapatkan gambaran tingkat penerimaan masyarakat secara umum terhadap Iptek nuklir di tingkat nasional. Tahun 2013 telah dilakukan jajak pendapat iptek nuklir dengan sebaran responden sebanyak 5000 orang yang meliputi 34 Provinsi. Sampel dalam jajak ini dirancang untuk dapat merepresentasikan penduduk dewasa di seluruh Indonesia berusia di atas 15 tahun dan atau sudah menikah, untuk menggambarkan kondisi regional tersebut. Survey dilakukan dengan 3 pendekatan, pertama, dilakukan dengan teknik survey langsung ke masyarakat yang melibatkan 5000 responden (3000 responden nasional, 1000 responden berdomisili di Jawa Madura Bali/Jamali, serta 1000 responden berdomisili di Bangka Belitung). Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah kombinasi penarikan acak bertingkat (multistage sampling) dan acak sederhana (simple random sampling). Sedangkan untuk pendekatan kedua, dilakukan jajak pendapat dengan fokus subyek pada Pemanfaatan iptek nuklir untuk mengatasi krisis listrik di Indonesia melalui pembangunan PLTN. Proses jajak pendapat dilakukan melalui media on-line situs dan Untuk pendekatan ketiga, BATAN melakukan kegiatan jajak pendapat melalui media radio dengan sebaran 2 radio nasional (RRI Pro 4 FM dan Sonora) dan 3 radio lokal (Radio Idola - Semarang, Radio Hot - Serang, dan Radio El John - Bangka). Hasil dari pendekatan pertama di tahun 2013, diperoleh sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil survey secara nasional diperoleh hasil 76,5% masyarakat Indonesia menyatakan setuju terhadap pemanfaatan iptek nuklir, dimana 60,4% untuk pembangkit listrik (PLTN), 42,8% untuk bidang kesehatan, 31% untuk bidang peternakan, dan 29,5% untuk bidang pangan. Gambar 27. Tingkat penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir secara nasional

40 40 LAKIP BATAN Dibandingkan dengan tahun 2012, secara nasional tingkat penerimaan masyarakat terhadap pemanfaatan iptek nuklir untuk pembangkit listrik (PLTN) mengalami peningkatan sebesar 7,47%. Gambar 28. Masyarakat dengan pekerjaan tetap, profesional, dan pelajar/mahasiswa cenderung memiliki respon positif terhadap rencana pembangunan PLTN Gambar 29. Masyarakat yang cenderung lebih muda, lebih memiliki respon positif terhadap rencana pembangunan PLTN Gambar 30. Masyarakat dengan tingkat pendidikan lebih tinggi, cenderung menyetujui rencana pembangungunan PLTN 2. Berdasarkan survey wilayah Jamali diperoleh hasil 75% masyarakat menyatakan setuju terhadap pemanfaatan iptek nuklir, dimana 64,1% untuk pembangkit listrik (PLTN), 58,4% untuk bidang kesehatan, 44,6% untuk bidang peternakan, dan 47,0% untuk bidang pangan. Gambar 31. Tingkat peneriman masyarakat Jawa-Madura-Bali terhadap pemanfaatan iptek nuklir Dibandingkan dengan tahun 2012, tingkat penerimaan masyarakat Jamali terhadap pemanfaatan iptek nuklir untuk pembangkit listrik (PLTN) mengalami peningkatan sebesar 25,69%. Gambar 33. Masyarakat dengan tingkat pendidikan lebih tinggi, cenderung menyetujui rencana dibangunnya PLTN Gambar 32. Masyarakat yang cenderung lebih muda, lebih memiliki respon positif dengan rencana dibangunnya PLTN

41 LAKIP BATAN Gambar 34. Masyarakat dengan tingkat pengeluaran lebih tinggi cenderung memiliki respon positif terhadap rencana pembangunan PLTN Gambar 35. Masyarakat dengan pekerjaan tetap, profesional, pelajar/mahasiswa cenderung memiliki respon positif terhadap rencana pembangunan PLTN 3. Berdasarkan survey wilayah Bangka Belitung diperoleh hasil 51,1% masyarakat menyatakan setuju terhadap pemanfaatan iptek nuklir, dimana 42,3% untuk pembangkit listrik (PLTN), 12% untuk bidang kesehatan, 6,5% untuk bidang peternakan, dan 12,4% untuk bidang pangan. Gambar 36. Tingkat peneriman masyarakat Bangka Belitung terhadap pemanfaatan iptek nuklir Dibanding dengan pada tahun 2012, tingkat penerimaan masyarakat Bangka Belitung untuk pembangkit listrik (PLTN) meningkat sebesar 14,3%. Gambar 37. Kondisi demografi masyarakat Bangka Belitung terhadap rencana pembangunan PLTN

42 42 LAKIP BATAN Gambar 38. Kegiatan jajak pendapat di Boyolali Berdasarkan analisis pendapat masyarakat hasil survey, dapat diambil informasi terkait faktor pendukung pembangunan PLTN di Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Faktor Kebutuhan 54,2% masyarakat merasa sering terjadi pemadaman listrik saat ini 51,5% masyarakat menginginkan terjaminnya pasokan listrik 41,9% masyarakat mengharapkan nuklir dapat mengatasi krisis listrik 42,9% masyarakat menginginkan tidak terjadi pemadaman listrik 53,2% masyarakat memandang bahwa PLTN dapat membangkitkan daya listrik yang besar; dan 56,5% masyarakat menginginkan biaya listrik menjadi murah. 2. Faktor Informasi Masyarakat mendapatkan informasi mengenai pemanfaatan nuklir, khususnya untuk PLTN melalui media televisi, cetak, situs on-line, dan penyuluhan. 3. Faktor penghambat rencana pembangunan PLTN adalah: 77,8% masyarakat berpendapat masih terdapat sumber energi lain yang dapat dimanfaatkan seperti : tenaga air (52,1%) dan tenaga matahari (43,1%) 21,2% masyarakat masih khawatir akan adanya pencemaran radioaktif 16,1% masyarakat masih khawatir akan adanya bahaya dari limbah radioaktif 30,6% masyarakat masih khawatir akan kemungkinan terjadinya kecelakaan/kebocoran reaktor nuklir. Pada pendekatan kedua, telah dilakukan jajak pendapat bertemakan pemanfaatan iptek nuklir untuk mengatasi krisis listrik di Indonesia melalui pembangunan PLTN. Jajak pendapat dilaksanakan melalui media on-line pada situs dan com. Kegiatan ini baru dilakukan di tahun Hasil jajak pendapat yang dilaksanakan di situs didapatkan informasi jumlah responden yang setuju sebanyak 75,39% dan yang tidak setuju sebanyak 24,61% dari total responden. Sedangkan di situs diperoleh informasi jumlah responden yang setuju sebesar 81% (2768 responden) dan tidak setuju sebesar 19% (634 responden). Gambar 39. Pelaksanaan polling melalui media on-line di

43 LAKIP BATAN Sementara untuk pendekatan yang ketiga, jajak pendapat bertemakan pemanfaatan iptek nuklir untuk mengatasi krisis listrik di Indonesia melalui pembangunan PLTN dilaksanakan dengan memanfaatkan media radio, dimana kegiatan ini telah dilakukan sejak tahun Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa 80,4% pendengar setuju, 4,1% netral, dan 15,5% tidak setuju. Gambar 40. Hasil polling iptek nuklir melalui media radio Nama Radio Responden (n) RRI Pro 4 FM - Jakarta 125 Radio Idola - Semarang 78 El John - Babel 31 Hot Radio - Serang 20 Radio Sonora - Jakarta 11 Total 265 Hasil survey tersebut dimanfaatkan oleh BATAN sebagai baseline tingkat penerimaan masyarakat terhadap penerapan iptek nuklir di Indonesia, khususnya dalam hal mengatasi krisis listrik melalui pembangunan PLTN. Hasil jajak pendapat dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi lembaga eksekutif dan legislatif dalam pengambilan keputusan program pemanfaatan iptek nuklir, khususnya dalam hal ketersediaan pasokan listrik nasional. Persentase masyarakat yang setuju PLTN pada tahun 2013 adalah 60,4% dari target yang ditetapkan 64% (capaian kinerja 94%). Ketidaktercapaian target tersebut disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi sensitifitas perubahan opini masyarakat, sebagai contoh adalah : dampak atas kecelakaan PLTN di Fukushima Jepang (2011) menyebabkan penurunan tingkat penerimaan dari 59,7% menjadi 49,5%. pemberitaan yang tidak berimbang dari media dan kelompok masyarakat anti nuklir. Tabel 10. Pencapaian Indikator Kinerja BATAN 2010 s/d 2013 Indikator Kinerja Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia Target s/d % Tingkat penerimaan masyarakat terhadap pembangunan PLTN di Indonesia, yaitu: 59,7% setuju, 40,3% % tidak setuju Realisasi/Capaian Kinerja Tingkat penerimaan masyarakat terhadap pembangunan PLTN di Indonesia, yaitu: 49,5% Setuju, 50,5% Tidak Setuju Tingkat penerimaan masyarakat terhadap pembangunan PLTN di Indonesia, yaitu: 52,93% setuju, 47,07% tidak setuju Tingkat penerimaan masyarakat terhadap pembangunan PLTN di Indonesia, yaitu: 60,4% setuju dan 39,6% tidak setuju Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa realisasi dan capaian kinerja BATAN untuk mengetahui tingkat penerimaan masyarakat terhadap pembangunan PLTN di Indonesia, sesuai hasil survey selama 4 tahun ( ) dan dapat disimpulkan bahwa mulai tahun 2010 sampai dengan 2013, tingkat penerimaan masyarakat cenderung meningkat. Namun, di tahun 2011 mengalami penurunan dari 59,7% menjadi 49,5%. Hal ini terjadi sebagai dampak atas kecelakaan PLTN di Fukushima Jepang, sehingga terjadi penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap keselamatan PLTN. Setelah dilakukan sosialisasi dan edukasi, tingkat penerimaan masyarakat terhadap PLTN kembali mengalami kenaikan di tahun 2012 menjadi 52,93%. Peningkatan tersebut berlanjut hingga tahun 2013 menjadi 60,4%. Dengan kenaikan tingkat penerimaan selama dua tahun berturut-turut, menunjukan dukungan dan pengetahuan masyarakat terhadap manfaat iptek nuklir, khususnya PLTN, kembali meningkat. Pada tahun 2014 diharapkan tingkat penerimaan masyarakat dapat meningkat kembali, sehingga target tahun 2014 sebesar 66% dapat tercapai. Tingkat penerimaan masyarakat terhadap PLTN harus diiringi dengan peningkatan kualitas metodologi dan strategi sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

44 44 LAKIP BATAN Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir. Identifikasi dan inventarisasi kebutuhan pasar dalam rangka meningkatkan komersialisasi produk litbangyasa iptek nuklir perlu dilakukan, serta diupayakan kolaborasi dengan mitra komersial. Pola kemitraan yang dijalin harus mampu menjamin bahwa produk litbangyasa mempunyai nilai ekonomis, sehingga memberikan nilai tambah dalam pengembangan perekonomian daerah. Pada tahun 2013, BATAN telah menjalin pola kerjasama dengan mitra kerja yang disesuaikan dengan produk litbangyasa BATAN, yaitu: 1) Pola kerja sama bipartite, dilakukan antara BATAN dengan pengguna teknologi (Penyedia Jasa). Kerja sama dengan pola ini dilakukan untuk bidang kesehatan dan industri. Dari pola kerja sama ini dihasilkan mitra komersial. Kerja sama yang telah dilakukan yaitu: a. Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah - Denpasar dengan BATAN, dalam pemanfaatan teknologi bank jaringan (Tissue Bank) untuk kesehatan. b. Penandatangan nota kesepahaman antara PT. Pisma Group Surabaya dan BATAN, dalam pemanfaatan teknologi nuklir untuk pembangunan fasilitas irradiator. Gambar 41. Penandatangan Perjanjian Kerjasama antara BATAN dengan RSUP Sanglah 2) Pola kerjasama komersial, dilakukan antara BATAN dengan pengguna teknologi (Swasta/BUMN/Koperasi). Kerjasama ini dilakukan untuk hasil litbangyasa iptek nuklir yang sudah teruji (proven technology). Dari kerjasama ini dihasilkan enterpreneur baru. Kerjasama yang telah dilakukan yaitu: a. Penandatangan perjanjian kerjasama antara Kelompok Tani Harapan Kita, Wajo Sulawesi Selatan dengan BATAN tentang kemitraan hasil litbang BATAN bidang pertanian dalam bentuk penangkaran benih unggul Inpari Sidenuk; Gambar 42. Penandatangan Nota Kesepahaman antara BATAN dengan PT. Pisma Group - Surabaya b. Penandatangan perjanjian kerjasama antara Kelompok Tani Tunas Makmur, Madiun Jawa Timur dengan BATAN tentang kemitraan hasil litbang BATAN bidang pertanian dalam bentuk penangkaran benih unggul Inpari Sidenuk; c. Penandatangan perjanjian kerja sama di bidang pertanian antara Kelompok Tani Karya Tani, Blitar - Jawa Timur dengan BATAN dalam bentuk penangkaran benih unggul Inpari Sidenuk; d. Penandatangan perjanjian kerja sama di bidang pertanian antara Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, Gowa Sulawesi Selatan dengan BATAN dalam bentuk penangkaran benih unggul Inpari Sidenuk; Disamping pelaksanaan kerja sama dengan mitra baru, BATAN juga melanjutkan kerja sama di bidang pertanian yang telah terjalin sebelumnya dengan CV. Berkah Alam Lestari Medan, Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Kuntum Mataram, Fakultas Pertanian Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat, dan CV. Gunung Salju Banda Aceh. Gambar 43. Penandatangan Perjanjian Kerjasama antara BATAN dengan Kelompok Tani Tunas Makmur Madiun

45 LAKIP BATAN Manfaat yang dirasakan oleh mitra kerja sama antara lain: a. Rumah sakit yang menjadi mitra kerja BATAN akan menjadi rumah sakit acuan bagi rumah sakit lain disekitarnya, b. Menumbuhkan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan berkembangnya unit usaha baru yang mandiri (enterpreneur baru), c. Mempercepat penetrasi pasar bagi hasil litbangyasa BATAN, sehingga end users tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh produk BATAN, d. Meningkatkan pangsa pasar, sehingga mitra kerja diuntungkan secara finansial karena banyaknya permintaan yang berdampak pada peningkatan produksi, e. Terjadi proses alih teknologi dalam hal pemanfaatan sumberdaya lokal. Tabel 11. Pencapaian Indikator Kinerja BATAN 2010 s/d 2013 Indikator Kinerja Target s/d 2014 Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir 15 Mitra (3 Mitra per tahun) Realisasi/Capaian Kinerja Mitra 1. Koperasi Satria Jaya (Blitar), Pertanian 2. PT. Andall Hasa Prima (Lampung), Pertanian 3. P4S Kuntum Mataram (NTB), Pertanian 7 Mitra 1. PT. Jatim Graha Utama (Iradiator & MBE) 2. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jatim (Pangan Olahan Siap Saji Dalam Kemasan) 3. Rumah Sakit Ulin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Uji Klinis Renograf) 4. PD. Pembangunan Bireuen, Aceh (Pertanian) 5. Produsen Benih PP Kerja Boyolali (Pertanian) 6. CV. Berkah Alam Lestari, Medan (Pertanian) 7. PT. Sang Hyang Seri dalam produksi benih hasil litbang BATAN Varietas Mira- 1 dan Bestari 7 Mitra 1. Pemkot Serang (pengawetan pangan) 2. CV. Naufan Putra Serang (pengawetan dan sterilisasi bahan pangan: sate bandeng dan emping melinjo) 3. Pemprov. Sulawesi Selatan 4. Rumah Sakit Khusus Daerah Siti Fatimah Makassar dan Balitbangda Sulawesi Selatan (bank jaringan : amnion graft) 5. Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Oryza Sativa Cianjur (pertanian) 6. Kelompok Tani Surya Gemilang I Magelang (pertanian) 7. PT. MB Plus Agro Subang (pertanian) 6 Mitra 1. PISMA GROUP (membangun fasilitas iradiator di Jawa Timur). 2. RSUP Sanglah Bali (pemanfaatan Bank Jaringan BATAN) 3. Kelompok Tani MPM PP Muhammadiyah, Gowa Sulawesi Selatan 4. Kelompok Tani Harapan Kita Wajo Sulawesi Selatan 5. Kelompok Tani Tunas Makmur Madiun 6. Kelompok Tani Karya Tani Desa Binangun Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa realisasi dan capaian kinerja BATAN dalam menghasilkan mitra untuk komersialisasi produk litbangyasa iptek nuklir selama 4 tahun ( ). Realisasi jumlah mitra komersial yang memanfaatkan hasil litbang iptek nuklir dari tahun 2010 hingga 2013 melampaui target yang ditetapkan dalam renstra BATAN , yaitu 3 (tiga) mitra setiap tahun. Sampai dengan tahun 2013 telah diperoleh 23 mitra baru. Peningkatan pemanfaatan hasil litbang BATAN telah dilakukan melalui kerja sama dengan beberapa mitra di daerah, seperti Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah, dan swasta. Peningkatan jumlah mitra baru menunjukkan bahwa peran BATAN semakin besar di masyarakat. Kerjasama kemitraan dilakukan dengan prinsip saling menguntungkan, dan sejalan dengan program mitra di daerah. Peningkatan jumlah mitra akan mendorong bertambahnya pemanfaatan hasil litbang BATAN di masyarakat. Capaian kinerja ini akan terus dipertahankan dan ditingkatkan pada tahun berikutnya.

46 46 LAKIP BATAN Jumlah Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir yang Dikomersialkan. "Melalui teknologi deteksi dini virus HPV, diharapkan akan menurunkan tingkat kejadian kanker serviks di Indonesia". Gambar 44. Kerjasama BATAN dengan UNHAS - Makassar dan Lab. NHCR RS. Wahidin Sudirohusodo melalui uji coba deteksi HPV Jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersialkan pada tahun 2013 adalah: 1) Paket teknologi deteksi dini Human Papilloma Virus (HPV) Kanker serviks atau kanker mulut/leher rahim merupakan salah satu penyakit yang sangat ditakuti kaum wanita. Menurut catatan WHO, setiap tahun ribuan wanita meninggal akibat penyakit kanker serviks. Kanker ini 99,7% disebabkan oleh virus HPV onkogenik yang menyerang pada leher rahim. Masa inkubasi virus HPV menjadi pra kanker berlangsung tanpa gejala, dan dapat mencapai tahun, sehingga penderita sering kali tidak menyadari. BATAN telah melakukan kerjasama dengan Universitas Hassanudin Makassar dan Laboratorium NHCR Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar melalui kegiatan uji coba deteksi dini HPV. Selanjutnya dilaksanakan kegiatan seminar hasil litbang BATAN kepada masyarakat luas di Makassar tentang Hasil Uji Coba Penentuan Genotipe Human Papiloma Virus (HPV) High Risk dengan 32P dan Biotin sebagai Deteksi Dini Kanker Serviks. 2) Padi Varietas Unggul BATAN Benih padi varietas unggul Inpari Sidenuk adalah benih padi hasil litbangyasa BATAN yang telah mendapatkan sertifikasi pelepasan varietas dari Kementerian Pertanian, dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat secara komersial melalui penangkar/produsen benih yang telah tersertifikasi Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Kementerian Pertanian. Benih padi ini sangat disenangi masyarakat, karena mempunyai kelebihan antara lain: a. Waktu tanam yang pendek b. Tahan terhadap hama c. Produktivitas yang tinggi d. Rasa lebih enak dan pulen Gambar 45. Padi varietas Inpari Sidenuk

47 LAKIP BATAN Penyebaran benih unggul ini telah dilakukan oleh BATAN melalui mitra-mitra kerja di beberapa wilayah Indonesia, antara lain Sumatera Utara, Bandar Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Tabel 12. Pencapaian Indikator Kinerja BATAN 2010 s/d 2013 Indikator Kinerja Jumlah Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir yang Dikomersilkan Target s/d Jenis Padi unggul varietas Bestari 2. Kedelai biji besar varietas Mutiara 1 Realisasi/Capaian BOSIR (Bone 1. Ocular Spherical Implant 2. Radiation) 2. Varietas Kapas Kharisma Kinerja 2012 Amnion Graft steril Padi unggul Varietas Pandanputri Uji coba HPV untuk mengetahui secara dini kanker serviks 2. Padi varietas Sidenuk Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa realisasi dan capaian kinerja BATAN dalam komersialisasi jenis hasil litbangyasa iptek nuklir selama 4 tahun ( ). Hasil litbang BATAN telah dimanfaatkan oleh banyak daerah di Indonesia, yang meliputi pemanfaatan iptek nuklir di bidang pangan dan kesehatan. BATAN sampai saat ini telah menghasilkan 27 (dua puluh tujuh) varietas unggul yang telah mendapatkan sertifikasi pelepasan dari Kementerian Pertanian, yang terdiri dari 20 varietas padi, 6 varietas kedelai, dan 1 varietas kacang hijau. Bidang kesehatan antara lain teknik diagnostik in vitro untuk kanker payudara, prostat, dan servik, serta teknologi bank jaringan yang telah digunakan bagi pengobatan luka ortopedi, mata, gigi, dan mulut. Target yang ditetapkan dalam Ren- stra BATAN setiap tahun adalah 2 hasil litbang BATAN yang dapat dikomersialkan. Realisasi tahun 2013 sesuai target yang ditetapkan, yaitu paket teknologi deteksi dini Human Papilloma Virus (HPV) dan penyebaran benih padi varietas unggul Sidenuk. Capaian kinerja ini akan terus dipertahankan dan ditingkatkan pada tahun berikutnya.

48 48 LAKIP BATAN Jumlah Kabupaten yang Memanfaatkan Hasil Litbang Iptek Nuklir. BATAN sebagai lembaga pemerintah Non Kementerian yang bergerak di bidang litbangyasa, berusaha agar produk-produk litbangyasa yang telah dihasilkan dapat dipergunakan dan dimanfaatkan langsung oleh masyarakat, salah satunya melalui kegiatan Iptek daerah (Iptekda), kegiatan iptekda telah dilaksanakan sejak tahun Pada tahun 2013, BATAN melakukan kerjasama baik dengan Dinas Pertanian maupun Universitas, tersebar di 40 kabupaten pada 13 provinsi di Indonesia berupa pemanfaatan varietas unggul tanaman pangan yang dihasilkan BATAN. Gambar 46. Pelaksanaan kegiatan pendayagunaan hasil litbang kedelai di Kabupaten Musi Rawas - Sumatera Selatan

49 LAKIP BATAN Tabel 13. Kabupaten yang Memanfaatkan Hasil Iptek Nuklir di Bidang Pertanian No. Mitra Kabupaten/Kota Provinsi 1. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Kabupaten Pidie Banda Aceh Kabupaten Bireun Kabupaten Aceh Jaya Kabupaten Aceh Utara 2. Dinas Pertanian Kabupaten Mandailing Natal Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara 3. Dinas Pertanian Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan 4. Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kota Palembang Kota Palembang 5. Dinas Pertanian Kabupaten Ogan Ilir Kabupaten Ogan Ilir 6. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Musi Rawas Kabupaten Musi Rawas 7. Lembaga Penelitian Universitas Andalas Kabupaten Agam Sumatera Barat Kabupaten Dharmasraya Kota Madya Bukit Tinggi Kabupaten Payakumbuh 8. Universitas Lampung Kabupaten Tanggamus Lampung Kabupaten Pringsewu 9. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor Jawa Barat 10. Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang Kabupaten Sumedang 11. Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Purbalingga Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah 12. Dinas Pertanian dan Perternakan Kabupaten Kebumen Kabupaten Kebumen 13. Dinas Pertanian dan Perternakan Kabupaten Jepara Kabupaten Jepara 14. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Kabupaten Malang Jawa Timur Kabupaten Blitar Kabupaten Kediri 15. Dinas Pertanian Kabupaten Jember Kabupaten Jember 16. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tabanan Kabupaten Tabanan Bali 17. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Klungkung Kabupaten Klungkung 18. Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi NTB Kota Mataram Nusa Tenggara Barat Kabupaten Lombok Barat Kabupaten Lombok Tengah Kabupaten Lombok Timur Kabupaten Dompu Kabupaten Bima 19. Dinas Pertanian Kabupaten Maros Kabupaten Maros Sulawesi Selatan 20. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanudin Kabupaten Pinrang Kabupaten Wajo 21. Univesitas Tanjungpura Kabupaten Singkawang Kalimantan Barat Kabuapten Sambas 22. Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurar Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan Kabupaten Tanah Laut Kota Banjar Baru Gambar 47. Pelaksanaan kegiatan pendayagunaan hasil litbang padi varietas Inpari Sidenuk di Kabupaten Mandailing Natal - Sumatera Utara

50 50 LAKIP BATAN Luasan Lahan Pertanian yang Memanfaatkan Hasil Litbang Iptek Nuklir. Kegiatan di pemanfaatan hasil litbang BATAN di bidang pertanian berupa kegiatan penyebaran, demonstration farming (demfarm) dan penangkaran. Hasil litbang yang dimanfaatkan berupa varietas padi unggul BATAN dengan nama Inpari Mugibat, Bestari, Padan Putri, Mira, Kaha-yan, Inpari Sidenuk, Diah Suci, dan Cilosari. Sedang jenis kacang-kacangan yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat berupa kacang hijau varietas Camar, kacang kedelai varietas Rajabasa, Kedelai Mitani dan Kedelai Mutiara. Luas lahan pertanian yang memanfaatkan hasil iptek nuklir di 40 kabupaten/kota seluas 1076,40 Ha, yang terdiri atas lahan untuk tanaman padi seluas 1031,90 Ha dan lahan untuk tanaman kacang-kacangan seluas 44,50 Ha. Kegiatan penyebaran varietas padi dilaksanakan pada total luasan lahan 980 Ha dan penyebaran varietas kacangkacangan dilaksanakan pada total luasan lahan 20 Ha. Kegiatan demfarm dilaksanakan pada total luasan lahan 63,90 Ha, terdiri atas demfarm varietas padi pada total luasan lahan 41,40 Ha dan varietas kacang-kacangan pada total luasan lahan 22,50 Ha. Kegiatan penangkaran varietas Tabel 14. Data Luasan Lahan Pertanian yang Memanfaatkan Hasil Litbang BATAN Tahun 2013 No. Kegiatan Pertanian Luasan lahan padi varietas unggul (Ha) Luasan lahan kacangkacangan varietas unggul (Ha) Total Luas Lahan 1. Penyebaran 960,00 20,00 980,00 2. Demfarm 41,40 22,50 63,90 3. Penangkaran 30,50 2,00 32,50 Total Luas Lahan 1031,90 44, ,40

51 LAKIP BATAN Gambar 48. Varietas padi Inpari Sidenuk pasca panen di Kabupaten Wajo - Sulawesi Selatan unggul BATAN dilaksanakan pada total luasan lahan 32,50 Ha, yang terdiri atas penangkaran padi pada total luasan lahan 30,50 Ha dan penangkaran varietas kacang-kacangan pada total luasan lahan 2 Ha. "Pemanfaatan benih unggul BATAN di daerah diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan taraf hidup petani lokal sebagai dampak hasil produktivitas pertanian yang tinggi". 11. Jenis Layanan Iptek Nuklir. a. Layanan Pengolahan Limbah Radioaktif Kegiatan pengolahan limbah radioaktif selama tahun 2013 meliputi kegiatan pengolahan limbah radioaktif padat (Hepafilter 48 drum) dengan proses insenerasi yang dilaksanakan oleh pelaksana pengolahan limbah dengan melibatkan petugas proteksi radiasi dan pengamanan. Sampai dengan Desember 2013, pusat pengolahan limbah radioaktif di BATAN telah menerima limbah dari 46 industri dan rumah sakit, internal BATAN (PTBN, PRSG, PRR, PATIR), dan BAPETEN (Tabel 13). Nilai penerimaan kegiatan pengolahan limbah mencapai Rp ,- atau 102,33%, dimana nilai tersebut melebihi target penerimaan PNBP tahun Para stakeholder menyatakan bahwa pelayanan pengelolaan limbah radioaktif yang dilaksanakan oleh BATAN dilakukan dengan cepat, efisien, dan memuaskan. Untuk terus meningkatkan layanan tersebut, maka telah disediakanlah website ( dan fasilitas pendukungnya yang akan memudahkan para stakeholder untuk mendapatkan layanan pengelolaan limbah.

52 52 LAKIP BATAN Tabel 13. Daftar industri dan internal BATAN yang mendapat layanan pengolahan limbah pada tahun 2013 No. Nama Perusahaan/Unit Kerja Jenis Limbah 1 PT. Pratita Prama Nugraha Sumber bekas 1 Ci < A < 6 Ci 2 PT. Pratita Prama Nugraha Sumber bekas waktu paro < 150 hari 3 PT. NDT Instruments Indonesia Sumber bekas waktu paro < 150 hari 4 RS. Hasan Sadikin Sumber bekas 2000Ci Ci 5 PT. Krakatau Steel Sumber Bekas A<0,1 Ci 6 PTBN Smoke Detektor, Limbah Padat (Hepa Filter) 7 PT. Mutiara Hexagon Sumber Bekas 0,1 < A < 1 Ci 8 PRSG Bahan Bakar Nuklir Bekas 9 PT. Multi Kharisma Perkasa Sumber bekas waktu paro < 150 hari 10 PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk Sumber Bekas 0,1 < A < 1 Ci 11 PT. Asia Plast Sumber Bekas 0,1 < A < 1 Ci 12 RSUP DR. Sardjito Sumber Bekas 1000 Ci < A < PT. Oenggul Pipa Inspeksitama Sumber bekas 14 PT. Tara Ina Plastic Sumber Bekas 0,1 < A < 1 Ci 15 PT. Bentoel Prima Sumber Bekas A<0,1 Ci 16 Koperasi Karyawan Pengolahan Limbah Sumber Bekas A<0,1 Ci Radioaktif (PT. Gudang Garam) 17 PT. NDT Instruments Indonesia Sumber bekas 18 PT. Pratita Prama Nugraha Sumber bekas 19 PT. NDT Instrument Indonesia Sumber bekas 20 PT. Panasonic Limbah padat terkompaksi 21 PT. Hans Q Kas Sumber bekas 22 PT. Polychem Indonesia, Tbk Sumber Bekas A<0,1 Ci 23 PT. Surya Pamenang Sumber Bekas A<0,1 Ci 24 PT. Pratita Prama Nugraha Sumber bekas 25 PT. Pertamina RU III Plaju Sumber bekas dg waktu paro, Sumber Bekas A<0,1 Ci 26 PT. Pertamina Cilacap Sumber Bekas 0,1 Ci < A< 1Ci, Sumber Bekas A<0,1 Ci 27 PT. Indorama Polypet Sumber Bekas A<0,1 Ci 28 PRSG Limbah Cair, Limbah padat terkompaksi 29 PT. GLOBAL Sumber bekas 30 PT. LATINUSA Sumber Bekas 0,1Ci < A < 1 Ci 31 PT. ARGHA KARYA Sumber Bekas 0,1 Ci < A< 1Ci, Sumber Bekas A<0,1 Ci 32 PT. SPEKTRA MEGAH SEMESTA Sumber bekas 33 PT. DYNEA MUGI INDONESIA Sumber bekas A<0,1Ci 34 PT. PELITA CENGKARENG PAPPER Sumber Bekas 0,1Ci < A < 1 Ci 35 PT. SEMEN BOSOWA MAROS Sumber bekas A<0,1Ci 36 PRR Limbah padat terkompaksi, Limbah padat terbakar, Limbah cair aktivitas rendah & sedang 37 PT. Tjiwi Kimia Sumber Bekas 0,1Ci < A < 1 Ci, Sumber bekas A<0,1Ci 38 PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia Sumber bekas A<0,1Ci 39 PATIR Limbah Padat Terkompaksi, Sumber bekas dg waktu paro, Sumber Bekas A<0,1Ci 40 PT. Global Sumber bekas 41 PT. NDT Instruments Sumber bekas waktu paro < 150 hari 42 PT. Global Sumber bekas 43 BAPETEN Sumber bekas 44 PT. PRATITA PRAMA NUGRAHA Sumber bekas dg waktu paro, Sumber Bekas A<0,1Ci 45 PT. GLOBAL SOLUTION TECHNOLOGY ASEANA Sumber bekas 46 BAPETEN Sumber bekas b. Pelatihan Layanan Publik Personel yang terlibat dalam pemanfaatan teknologi nuklir harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mengoperasikan peralatan dengan aman dan selamat. Berkaitan dengan hal tersebut, Pusdiklat BATAN menyelenggarakan pelatihan bagi para profesional di bidang nuklir dengan tujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan teknologi nuklir, serta meningkatkan kesadaran terhadap budaya keselamatan dengan menerapkan prosedur keselamatan radiasi. Sejak berdiri pada tahun 1981 sampai dengan tahun 2012 Pusdiklat BATAN telah mendidik dan melatih 2624 orang Petugas Proteksi Radiasi (PPR) baik untuk industri maupun medik, dan 1791 orang profesional di bidang radiografi (level 1 dan level 2). Dalam melaksanakan pelatihan, Pusdiklat BATAN bekerja sama dengan unit kerja di BATAN seperti PSJMN untuk pelatihan Radiografi, Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PT- KMR) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) untuk pelatihan Petugas Proteksi Radiasi (PPR Industri dan PPR Medik).

53 LAKIP BATAN Tabel 14. Daftar pelatihan yang diselenggarakan BATAN tahun 2013 No Jenis Pelatihan Jumlah Pelatihan Jumlah Peserta 1 PPR Bidang Industri PPR Bidang Medik Pekerja Radiasi bagi Brigade Mobil Polri Radiografi Level Radiografi Level Pada tahun 2013, Pusdiklat BATAN menyelenggarakan 25 pelatihan dari 23 pelatihan yang direncanakan. Institusi/ perusahaan yang memanfaatkan layanan pelatihan publik ini berasal dari industri perminyakan, industri pertambangan, industri otomotif, industri kertas, pemasok alat-alat kesehatan, pemasok alat-alat industri, perusahaan jasa analisa unsur, bandar udara, industri pesawat terbang, industri pembuatan ban, rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, dan lain sebagainya. Gambar 49. Praktikum Penggunaan Pesawat Sinar-X pada Pelatihan PPR Bidang Medik Tk. 2 dan 3 c. Layanan Sertifikasi Bebas Radiasi untuk Komoditas Ekspor-Impor Layanan analisis radionuklida dimanfaatkan untuk menguji kandungan bahan radioaktif di dalam sampel. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi layanan analisis kandungan cesium-137 ( 137 Cs), cesium-134 ( 134 Cs), iodium-131 ( 131 I), americium-124 ( 124 Am), plutonium-239 ( 239 Pu), strontium-90 ( 90 Sr) dalam sampel bahan pangan seperti minyak mentah, susu dan produk olahannya, makanan ringan, ikan segar dan hasil laut lainnya, air minum, produk makanan dan minuman impor, dan lain-lain. Di tahun 2013, PTKMR melaksanakan kegiatan PNBP di bidang layanan sertifikasi bebas radiasi untuk komoditas ekspor-impor dengan memanfaatkan analisis radionuklida, dan telah diterbitkan 1973 sertifikat dari 1018 permohonan analisis yang berasal dari 170 perusahaan/industri, antara lain industri minyak mentah (crude palm oil - CPO), susu, makanan dan minuman, bahan kimia pangan, eksportir herbal, perusahan air minum dalam kemasan (AMDK), perusahaan pakan ternak, industri tambang, konsultan lingkungan, eksportir ikan, dan lainlain. Selain itu, jasa layanan analisis radionuklida juga telah melayani analisis kandungan radionuklida alam dalam sampel lingkungan, seperti sampel tanah, bahan galian tambang, sludge, air laut, dan air limbah dari industri tambang. Jenis radionuklida yang dianalisis antara lain radium-226 ( 226 Ra), radium-228 ( 228 Ra), thorium-228 ( 228 Th), thorium-232 ( 232 Th), uranium-238 ( 238 U), kalium-40 ( 40 K), dan timbal-210 ( 210 Pb). Hasil analisis radionuklida dalam bahan tambang ini merupakan analisis radionuklida untuk tingkat kontaminasi pada Naturally Occuring Materials/Technologically Enhanced Naturally Occuring Materials (NORM/TENORM). Penelitian dan pengembangan metode dalam analisis radionuklida pada sampel lingkungan terus menerus dikem-

54 54 LAKIP BATAN bangkan agar memiliki proses perhitungan yang cepat, serta ditingkatkan keakuratan hasil analisisnya agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, disamping peningkatan kemampuan personil yang terus dilakukan tiap tahunnya. d. Layanan Kalibrasi Alat Ukur Radiasi (AUR) dan Standardisasi Sumber Radioaktif Layanan kalibrasi alat ukur radiasi (AUR) selama tahun 2013 telah menerbitkan 4410 sertifikat yang terdiri dari 2311 sertifikat surveimeter dan 2099 sertifikat dosimeter saku yang berasal dari berbagai macam industri yang memanfaatkan zat radioaktif. Selain itu, Laboratorium kalibrasi BATAN memberikan layanan kalibrasi AUR/ dosimeter tingkat proteksi dan terapi serta pengukuran luaran radiasi terapi (LINAC foton dan elektron, dan 60 Co). Dalam hal layanan kalibrasi AUR/Dosimeter, BATAN menyelenggarakan kegiatan: Memberikan layanan Kalibrasi AUR/Dosimeter tingkat proteksi dan terapi serta pengukuran luaran (output) sumber radiasi terapi di Indonesia. Memberikan pelatihan/on The Job Training (OJT) dalam pengukuran output sumber radiasi terapi dan kalibrasi AUR/Dosimeter. Melaksanakan kegiatan interkomparasi faktor kalibrasi kerma udara untuk berkas 137 Cs menggunakan detektor ionisasi (volume 600cc dan 30cc) dan interkomparasi antar laboratorium pemproses dosis tara perorangan. Berpartisipasi dalam uji banding audit dosis tingkat terapi dan atau proteksi yang diselenggarakan oleh IAEA/WHO menggunakan TLD postal. Kegiatan interkomparasi kalibrasi AUR/Dosimeter dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2013, yang bertujuan untuk membina kemampuan laboratorium dalam melaksanakan kalibrasi AUR/Dosimeter di lingkungan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta, Surabaya, Makassar dan Medan dengan fokus pada Faktor Kalibrasi Kerma Udara dengan peralatan, protokol, dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Sedangkan kegiatan interkomparasi pengukuran besaran Hp(10) dilaksanakan pada Juli-September 2013, dengan peserta berasal dari Laboratorium Pemroses Dosis Tara Perorangan Hp(10) di lingkungan BPFK Jakarta, Surabaya, Medan dan Makassar, serta BATAN (PTKMR dan PTLR). Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan laboratorium dalam mengevaluasi besaran Hp(10) menggunakan prosedur yang ditetapkan di dalam laboratorium. e. Layanan Evaluasi Monitor Perorangan dan Daerah Kerja Layanan evaluasi dosis monitor perorangan dan daerah kerja selama tahun 2013 telah menerbitkan 3217 sertifikat dari 3151 instansi/perusahaan. Laboratorium PTKMR juga telah menerbitkan 64 sertifikat untuk analisis tingkat kontaminasi daerah kerja, kamera radiografi industri, uji kebocoran sumber radioaktif, dan uji sinar-x. Lingkup layanan ini meliputi: Pengukuran dan evaluasi tingkat radiasi gamma daerah kerja. Pengukuran dan evaluasi tingkat kontaminasi benda uji/kontainer radioaktif. Pengujian dosis radiasi perorangan dengan TLD Badge (TLD BARC dan Harshaw). Pengujian bungkusan zat radioaktif tipe A atau tipe B. Pengujian sumber tertutup. Pengujian keselamatan peralatan radiografi gamma industri. f. Layanan Aplikasi Dosimetri Medik untuk Uji Kepatuhan Sinar-X Layanan dosimetri aplikasi medik melakukan layanan uji kesesuaian pesawat sinar-x, mammografi, dan dental. Selama tahun 2013 layanan dosimetri aplikasi medik telah menerbitkan sebanyak 32 sertifikat uji kesesuaian pesawat sinar-x. Gambar 50. Layanan klinik BATAN bagi pekerja radiasi

55 LAKIP BATAN Gambar 49. Layanan Pelatihan Radiografi g. Layanan Analisis Klinik Dengan Teknik Nuklir Layanan analisis klinik dengan teknik nuklir merupakan penerapan dari litbang Teknik Nuklir Kedokteran. Kedokteran Nuklir merupakan cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber radiasi terbuka dari peluruhan inti radionuklida buatan untuk tujuan diagnostik, terapi, dan penelitian, berdasarkan pada proses fisiologik, patofisiologik, metabolism, dan molekuler suatu organ atau sistem dalam tubuh. Ada 2 teknik pemeriksaan dalam kedokteran nuklir yaitu teknik in vivo dan in vitro. Jenis pemeriksaan yang dilakukan antara lain penanda tumor (CEA, PSA, CA 125 ), penanda hormon tiroid (T 3, T 4, TSHs, FT 4 ), dan penanda hormon reproduksi (Estradiol, FSH, LH, prolaktin, progesteron, testosteron). Selama tahun 2013, layanan teknik nuklir kedokteran telah menerbitkan 1869 sertifikat baik in vivo maupun in vitro. h. Layanan Klinik untuk Pekerja Radiasi Kegiatan layanan klinik memberikan layanan pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi dan pengukuran dosis interna menggunakan Whole Body Counter dan Bioassay, serta menyelenggarakan workshop Penanggulangan Medik Kedaruratan Nuklir. Pada bulan Desember dilakukan pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi sebanyak 1 orang pekerja radiasi dari PT. LG Innotek, 3 orang pekerja radiasi dari PT. Mitsubishi Krama Yudha Motor, 1 orang pekerja radiasi dari PT. Expan, meliputi pemeriksaan fisik dokter dan fisik gigi, pemeriksaan darah lengkap, kimia klinik, analisa sperma, dan EKG. Di tahun 2013, layanan klinik telah menerbitkan 268 sertifikat.

56 56 LAKIP BATAN Sasaran Strategis 3 : TERSERAPNYA LULUSAN PENDIDIKAN TEKNIK NUKLIR DI SEKTOR INDUSTRI. Pencapaian target kinerja atas sasaran 3 adalah sebagai berikut. INDIKATOR KINERJA RENCANA REALISASI CAPAIAN 12 Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik 75,00% 84,00% 112% Nuklir di Industri Gambar 51. Peralatan radiografi untuk pencitraan organ tubuh manusia "Pertumbuhan jumlah Rumah Sakit di Indonesia cukup signifikan. Di tahun 2010 Indonesia memiliki rumah sakit dan sampai dengan tahun 2012 mencapai rumah sakit".

57 LAKIP BATAN Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri. BATAN melalui Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) berupaya agar lulusannya dapat langsung diterima oleh pasar kerja di Indonesia. Target yang direncanakan adalah penyerapan lulusan STTN di industri mencapai 75% setiap tahunnya berdasarkan angka lulusan STTN di tahun sebelumnya. Pada tahun 2013, serapan lulusan STTN di industri cukup signifikan, dikarenakan kebutuhan tenaga kerja dengan kompetensi di bidang teknik nuklir cukup besar. Dari target 75% lulusan STTN, dapat direalisasikan sebesar 84% (63 orang dari 75 lulusan di tahun 2012). Kebutuhan pasar kerja yang ada di Indonesia terhadap lulusan STTN semakin meningkat, dikarenakan lulusan STTN juga dilengkapi dengan Sertifikat izin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi (PPR) dan atau Operator Radiografi (OR). Capaian kinerja tahun 2013 sebesar 128% mengalami peningkatan jika dibandingkan capaian kinerja tahun 2012 sebesar 112,27%. Dalam empat tahun pelaksanaan, realisasi kinerja melebihi target tahunan yang direncanakan. Hal ini menunjukkan bahwa lulusan STTN memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia industri. Tabel 15. Pencapaian Indikator Kinerja BATAN 2010 s/d 2013 Indikator Kinerja Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri Target s/d % per tahun Realisasi Kinerja ,71% yaitu dari 70 lulusan STTN - BATAN yang diterima bekerja sebanyak 67 orang (Capaian Kinerja : 127,6%) 84,2% yaitu dari 114 lulusan STTN tahun 2010 yang diterima bekerja sebanyak 96 orang (Capaian Kinerja : 112,53%) 89,93%, yaitu dari 139 lulusan STTN tahun 2011 yang diterima bekerja sebanyak 125 orang (Capaian Kinerja : 119,1%) 84%, yaitu dari 75 lulusan STTN tahun 2012 yang diterima bekerja sebanyak 63 orang (Capaian Kinerja : 112%) Analisis Capaian Kinerja Capaian indikator persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir yang diterima di dunia industri mampu melebihi target dari tahun ke tahun, dimana rata-rata target per tahunnya adalah 75%. Hal ini berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan kebutuhan pemanfaatan zat radioaktif di Indonesia. Sebagai contoh, pertumbuhan rumah sakit di Indonesia dari tahun 2010 dengan rumah sakit hingga tahun 2012 telah mencapai angka rumah sakit (sumber data BPS). Hampir semua rumah sakit, baik tipe A, B, dan C, memiliki peralatan diagnostik yang memanfaatkan zat radioaktif. Untuk itu diperlukan SDM yang memiliki Sertifikasi izin Bekerja (SIB) di bidang proteksi radiasi maupun operator radiografi. STTN BATAN menghasilkan tenaga terdidik di bidang Teknokimia Nuklir, Elektronika Instrumentasi, dan Elektromekanika. Selain itu, para lulusan pun memiliki Sertifikasi izin Bekerja (SIB) Petugas Proteksi Radiasi dan/ atau Operator Radiografi. Dilihat dari jumlah lulusan yang dihasilkan oleh STTN setiap tahunnya cenderung mengalami stagnan/tetap (tahun 2009 : 70 orang, tahun 2010 : 114 orang, tahun 2011 : 139 orang, tahun 2012 : 75 orang, dan tahun 2013 : 89 orang). Tingkat serapan lulusan pendidikan teknik nuklir dari lulusan tahun 2013 akan dihitung pada akhir Desember Jumlah mahasiswa yang diterima sangat bergantung pada fasilitas yang ada dan ketersediaan tenaga pengajar, sehingga hal ini membatasi dalam segi kuantitas penerimaan. Persyaratan dari BAN-PT yang mewajibkan para tenaga pengajar (dosen) untuk memiliki gelar S-2, turut andil sebagai salah satu penyebab keterbatasan ini. Sampai dengan tahun 2013, ketersediaan dosen dengan gelar S-2 baru mencapai 14 orang, dan gelar S-3 baru mencapai 3 orang dari 21 tenaga pengajar yang ada. Diharapkan di akhir periode Renstra, semua tenaga pengajar di STTN telah memiliki gelar minimal S-2. Pada tahun 2013 ini, 3 tenaga pengajar telah melanjutkan studi lanjut S-2 dan 4 tenaga pengajar lainnya melanjutkan ke jenjang S-3. Untuk menutupi kekurangan tenaga pengajar yang memiliki kriteria dan kompetensi yang dipersyaratkan tersebut, maka strategi yang ditempuh salah satunya dengan mendatangkan dosen tamu, diantaranya adalah para profesor riset BATAN serta dosen-dosen Universitas Gadjah Mada.

58 58 LAKIP BATAN Sasaran Strategis 4 : MENINGKATNYA KUALITAS SUMBER DAYA DI BIDANG IPTEK NUKLIR. Pencapaian target kinerja atas sasaran 4 adalah sebagai berikut. INDIKATOR KINERJA RENCANA REALISASI CAPAIAN 13 Jumlah Peningkatan Pegawai yang Berpendidikan 8 orang 10 orang 125% S-2 dan S-3 14 Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Ketenaganukliran 3 SNI 10 SNI 333% 13. Jumlah Peningkatan Pegawai yang Berpendidikan S-2 dan S-3. Saat ini Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BATAN bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) Depok, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor, Universitas Padjadjaran (UnPad) Bandung, Universitas Diponegoro (UnDip) Semarang, dan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara (STIA-LAN) Jakarta, dalam rangka peningkatan kompetensi SDM BATAN melalui program Pegawai Tugas Belajar (PTB) di perguruan tinggi tersebut. Tahun 2013, pegawai yang diterima pada program pendidikan jenjang S-2/S-3 untuk tahun ajaran 2013/2014 dalam negeri sebagai PTB bersumber dana DIPA BATAN sebanyak 20 orang. Selain itu, pegawai BATAN juga memperoleh beasiswa dari instansi lain, yaitu sumber dana Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) sebanyak 21 orang, sumber dana Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sebanyak 1 orang, dan sponsor luar negeri sebanyak 2 orang. P ada tahun 2013, PTB BATAN yang telah menyelesaikan program pendidikan jenjang S-2 dan S-3 dengan sumber dana DIPA BATAN sebanyak 10 orang, dengan rincian 9 orang jenjang S-2 dan 1 orang jenjang S-3. Selain itu, PTB BATAN yang telah menyelesaikan program pendidikan jenjang S-2 dan S-3 dengan sumber dana KRT sebanyak 11 orang, dan dari sponsor luar negeri sebanyak 4 orang. Tabel 16. Pencapaian Indikator Kinerja s/d tahun 2013 terhadap rencana 5 tahun Indikator Kinerja Jumlah Peningkatan Pegawai yang Berpendidikan S-2 dan S-3 Target s/d 2014 Realisasi/Capaian Kinerja Pegawai 8 Pegawai 8 Pegawai 8 Pegawai 10 Pegawai Analisis Capaian Kinerja Tabel 16 menunjukan bahwa target peningkatan jumlah pegawai yang berpendidikan S-2 dan S-3 setiap tahun berjumlah 8 pegawai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dapat tercapai, sehingga total tambahan sumber daya manusia BATAN lulusan S-2 dan S-3 berjumlah 34 orang di tahun Target pegawai yang berpendidikan S-2 dan S-3 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 40 orang. Penambahan jumlah lulusan S-2 dan S-3 ini sangat penting terkait peningkatan kualitas SDM BATAN serta pemenuhan target komposisi tingkat pendidikan SDM BATAN dalam roadmap Reformasi Birokrasi (S-3 : S-2 : S-1 adalah 1 : 3 : 9). Kondisi komposisi tingkat pendidikan SDM BATAN saat ini adalah 1 : 3 : 11 (S-3 : S-2 : S-1). Dalam rangka mencapai komposisi ideal yang direncanakan pada roadmap Reformasi Birokrasi, strategi yang diambil BATAN adalah dengan membuka kesempatan beasiswa sebesar-besarnya bagi SDM BATAN tiap tahunnya.

59 14. Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) Tentang Ketenaganukliran. LAKIP BATAN Penyusunan standar pada prinsipnya didasarkan atas kebutuhan dan hasil konsensus para pemangku kepentingan untuk mencapai keteraturan dalam berbagai aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, guna menunjang pembangunan berkelanjutan. Standar ditetapkan oleh Lembaga yang berwenang, baik ditingkat internasional, regional, maupun asosiasi dan industri. Dalam keterkaitannya dengan Sistem Standardisasi Nasional, standar yang dimaksud disini adalah Standar Nasional Indonesia (SNI), yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan berlaku diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. BATAN diberi kewenangan untuk mengelola panitia teknis dalam merumuskan SNI bidang nuklir. Sebelum ditetapkan menjadi Standar Nasional Indonesia, terlebih dahulu dilakukan proses perumusan untuk menyusun Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI). Proses ini akan berlangsung hingga tercapainya konsensus dari semua pihak yang terkait (pemangku kepentingan/stakeholder). RSNI merupakan output yang dihasilkan oleh BATAN pada tahun kegiatan berjalan. Dan untuk selanjutnya, RSNI hasil konsensus akan diusulkan ke BSN untuk ditetapkan menjadi SNI. Proses penetapan tersebut dapat berlangsung pada tahun berjalan atau tahun berikutnya. SNI yang ditetapkan BSN diharapkan dapat menjadi outcome BATAN yang berkontribusi kepada program pembangunan nasional, khususnya dalam hal standardisasi untuk memberikan jaminan mutu dan jaminan keselamatan pemanfaatan iptek nuklir bagi kesejahteraan masyarakat. SNI bidang nuklir yang telah dihasilkan BATAN merupakan kontribusi langsung bagi pemenuhan ketersediaan standar di bidang nuklir di Indonesia, dalam tujuannya untuk meningkatkan dan mewujudkan keselamatan dan mutu iptek nuklir Indonesia. Beberapa diantara SNI yang telah dihasilkan tersebut bahkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat internasional. SNI bidang nuklir yang ditetapkan oleh BSN telah dimanfaatkan, antara lain oleh: a. Unit kerja di lingkungan BATAN (PTKMR, Pusdiklat, dan PATIR) b. BUMN (Pertamina) c. Perusahaan Swasta (Perusahaan yang bergerak di bidang Non Destructive Test). Jumlah SNI bidang ketenaganukliran yang ditetapkan oleh BSN di tahun 2013 sebanyak 10 SNI berasal dari 7 RSNI di tahun 2013 dan 3 RSNI di tahun Rincian SNI tersebut diuraikan dalam Tabel 17. Gambar 52. SDM Nuklir Indonesia

60 60 LAKIP BATAN Tabel 17. Data SNI BATAN yang telah ditetapkan BSN pada tahun 2013 No. Identifikasi / No No.Keputusan Ka.BSN Hasil RSNI Tahun ) SNI ISO 8769 : 2013 No. 20/KEP/BSN/1/2013 2) SNI ISO : 2013 No. 225/KEP/BSN/9/2013 3) SNI ISO : 2013 No.225/KEP/BSN/9/2013 Hasil RSNI Tahun ) SNI ISO 2919 : 2013 No. 224/KEP/BSN/9/2013 2) SNI ISO : 2013 No. 225/KEP/BSN/9/2013 3) SNI ISO : 2013 No.225/KEP/BSN/9/2013 4) SNI ISO : 2013 No.225/KEP/BSN/9/2013 5) SNI ISO : 2013 No.225/KEP/BSN/9/2013 6) SNI ISO : 2013 No. 225/KEP/BSN/9/2013 7) SNI IEC : 2013 No. 295/KEP/BSN/12/2013 Judul SNI Sumber Acuan Kalibrasi alat pemantau kontaminasi permukaan Peringatan bahaya radiasi pengion - Simbol tambahan Peralatan penanganan jarak jauh untuk bahan radioaktif Bagian 2: Manipulator master-slave mekanis Proteksi radiologi-sumber radioaktif terbungkus Persyaratan umum dan klasifikasi Uji Tak Rusak-Kualifikasi berbasis kinerja Uji Tak Rusak- Pengukuran dan evaluasi tegangan tabung sinar-x Bagian 1: Metode pembagi tegangan Uji Tak Rusak- Pengukuran dan evaluasi tegangan tabung sinar-x Bagian 2: Pemeriksaan kekonstanan dengan metode filter tebal Uji Tak Rusak- Pengukuran dan evaluasi tegangan tabung sinar-x Bagian 3: Metode spektrometri Peralatan penanganan jarak jauh untuk bahan radioaktif-bagian 3 : Manipulator master-slave elektris Alat pelindung terhadap radiasi sinar-x pada diagnostik medik-bagian 2 : Kaca pelindung Di tahun 2013 ditargetkan sebanyak 3 SNI yang ditetapkan BSN, dengan realisasi sebanyak 10 SNI. Dengan demikian, capaian SNI di tahun ini melebihi target yang direncanakan. Hal ini terjadi karena proses penetapan yang singkat di BSN, sehingga seluruh RSNI tersebut dapat ditetapkan menjadi SNI di tahun yang sama. SNI bidang ketenaganukliran dapat diperoleh secara mudah, dengan mengajukan permohonan resmi ke BSN atau BATAN melalui Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir (PSJMN). Tabel 18. Pencapaian Indikator Kinerja s/d tahun 2013 terhadap rencana 5 tahun Indikator Kinerja Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Ketenaganukliran Target s/d 2014 Realisasi/Capaian Kinerja SNI 2 SNI 6 SNI 5 SNI 10 SNI Analisis Capaian Kinerja Dari tahun 2010 sampai dengan 2013, jumlah SNI yang dihasilkan oleh BATAN sebanyak 23 SNI. Target SNI hingga tahun 2014 sebanyak 15 SNI. Dengan demikian, di tahun 2013 ini target SNI untuk periode Renstra telah terlampaui, dengan persentase capaian 160%. Keberhasilan ini didukung oleh tingginya permintaan dari para stakeholder serta kemampuan dari SDM BATAN. Hal ini juga tidak terlepas dari kemudahan proses penetapan di BSN. Kompetensi SDM BATAN dalam melakukan penyusunan standar telah diakui oleh BSN. Peningkatkan kompetensi SDM bidang standardisasi terus dilakukan setiap tahunnya, salah satunya melalui keikutsertaan pegawai BATAN dalam diklat-diklat yang diadakan oleh BSN, seperti Diklat Pemahaman ISO dan diklat Audit Internal Sistem Manajemen. Kemampuan SDM BATAN terbukti dengan keterlibatannya dalam Panitia Teknis pada 30 RSNI yang dirumuskan pada tahun ini dan akan ditetapkan di tahun mendatang. Untuk menjaring kebutuhan standardisasi bidang ketenaganukliran para stakeholder BATAN, maka PSJMN rutin melakukan temu wicara dalam bentuk forum-forum diskusi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut selanjutnya akan diformulasikan serta ditindaklanjuti untuk dapat disusun menjadi RSNI, yang kemudian akan diusulkan menjadi SNI.

61 Sasaran Strategis 5 : LAKIP BATAN MENINGKATNYA KINERJA MANAJEMEN KELEMBAGAAN LITBANG MENUJU TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE). Pencapaian target kinerja atas sasaran 5 adalah sebagai berikut. INDIKATOR KINERJA RENCANA REALISASI CAPAIAN 15 Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP WTP WTP 100% 16 Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik B B 100% 15. Hasil Penilaian Kinerja Keuangan dalam Opini WTP. Laporan keuangan BATAN tahun 2012, mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Opini dari BPK RI ini merupakan salah satu indikator keberhasilan Reformasi Birokrasi, dan untuk mempertahankan opini WTP perlu dilakukan evaluasi secara kontinyu serta menyeluruh terhadap sistem yang ada di organisasi, dengan tindak perbaikan yang dilaksanakan secara terus menerus. WTP merupakan opini tertinggi yang diberikan BPK RI terhadap Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (K/L) pada periode tertentu, apabila laporan keuangan tersebut telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, dan temuan nilai material di bawah TE (Tolerable Error), serta memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: a. Disusun sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) b. Kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan c. Kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundangan d. Keandalan Sistem Pengendalian Intern Di tahun 2013, telah dilakukan pemeriksaan keuangan oleh BPK-RI terhadap 37 K/L, dengan hasil 24 K/L mendapat opini WTP, dan 13 K/L mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Tabel 19. Pencapaian Indikator Kinerja s/d tahun 2013 terhadap rencana 5 tahun Indikator Kinerja Target s/d 2014 Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP Realisasi/Capaian Kinerja WTP WTP WTP WTP WTP Opini WTP ini telah diperoleh BATAN selama 4 tahun berturut-turut sejak tahun Analisis Capaian Kinerja Mulai tahun 2009 sampai dengan 2013 BATAN telah mendapatkan predikat WTP. Hal tersebut dapat diraih karena empat kriteria penilaian opini WTP dari BPK telah dipenuhi. Keberhasilan dalam mencapai opini WTP tidak lepas dari pembinaan dan pemantauan yang dilakukan BATAN dalam Pengelolaan Keuangan dan Penatausahaan Barang Milik Negara (BMN). Pembinaan SDM yang dilakukan sepanjang tahun 2013 dilaksanakan melalui Pelatihan Pejabat Penguji Tagihan untuk pengelolaan keuangan, Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan, Pengembangkan Aplikasi LPJ Bendahara, bimbingan teknis SAP, terutama bimbingan teknis Implementasi Akuntasi Berbasis Akrual dan bimbingan teknis penyusutan BMN. Adapun bentuk kegiatan pemantauan intern BATAN dilakukan dalam bentuk pemantauan langsung maupun pemantauan on-line terhadap BMN untuk mendapat Laporan BMN yang akurat. Untuk mendapatkan laporan keuangan yang handal, selain mengacu pada peraturan yang ada, BATAN juga telah membuat beberapa SOP, seperti SOP Penatausahaan Barang Persediaan, SOP Pengelolaan BMN, dan SOP Penatausahaan Paten sebagai BMN, serta melakukan pendampingan dalam penyusunan laporan keuangan satuan kerja di BATAN yang dilaksanakan oleh Biro Umum dan Inspektorat.

62 62 LAKIP BATAN Hasil Penilaian LAKIP dengan Predikat Baik. Laporan AKIP dimaksudkan untuk memberi gambaran yang jelas, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan tentang kinerja instansi pemerintah. Hasil pelaporan AKIP dapat membantu pimpinan dan seluruh jajaran instansi dalam mencermati berbagai permasalahan sebagai bahan acuan dalam menyusun rencana kinerja di tahun berikutnya. Dengan demikian rencana kinerja di tahun mendatang dapat disusun lebih fokus, efektif, efisien, terukur, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Tahun 2010, penilaian hasil evaluasi LAKIP BATAN oleh KemenPAN-RB mendapatkan predikat Cukup Baik (CC, nilai 64,08), dilanjutkan di tahun 2011 dengan predikat Baik (B, nilai 67,77). Hasil evaluasi dan penilaian atas LAKIP tahun 2012 yang dilaksanakan pada tahun 2013, BATAN mendapatkan penilaian baik (B+) dengan nilai 73,17. Tabel 20. Pencapaian Indikator Kinerja s/d tahun 2013 terhadap rencana 5 tahun Indikator Kinerja Target s/d 2014 Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik B Realisasi/Capaian Kinerja CC (61,42) CC (64,07) B (67,77) B+ (73,17) Analisis Capaian Kinerja Perolehan penilaian evaluasi LAKIP BATAN di 4 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan terus meningkat. Kecenderungan peningkatan di setiap tahunnya ini merupakan keberhasilan BATAN dalam upaya mewujudkan komitmen untuk terus dan selalu meningkatkan akuntabilitas dan kinerja dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sejalan dengan pelaksanaan program Reformasi Birokrasi yang telah dicanangkan di BATAN sejak tahun Upaya peningkatan akuntabilitas dan kinerja di BATAN dilakukan dengan membuat panduan penyusunan Penetapan Kinerja (PK) dan penyusunan LAKIP, melakukan pembinaan dan evaluasi LAKIP ke seluruh unit kerja di BATAN, dan menindaklanjuti hasil evaluasi dan rekomendasi penilaian evaluasi LAKIP BATAN oleh KemenPANRB. Gambar 53. Piagam Penghargaan Penilaian LAKIP BATAN Tahun 2012

63 LAKIP BATAN Realisasi Kinerja Lainnya Pada tahun 2013, BATAN telah menerima beberapa hasil penilaian/rekomendasi maupun penghargaan sebagai hasil penilaian dari institusi yang berwenang terhadap kinerja BATAN, antara lain: 1. Penghargaan yang diterima BATAN. a. Penghargaan untuk Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) oleh Kementerian Keuangan Pada tahun 2013 ini, BATAN memperoleh penghargaan atas pengelolaan BMN untuk Sertifikasi BMN di Kelompok II (terdiri dari 26 K/L dengan jumlah satker unit), dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan. Penghargaan Sertifikasi BMN tahun ini merupakan satu dari 5 jenis penghargaan yang seleksi/penilaiannya dilakukan oleh Kemenkeu kepada 87 K/L, yaitu: Penghargaan untuk Utilisasi BMN, Kepatuhan Pelaporan BMN, Sertifikasi BMN, Penghargaan Continuous, dan Penghargaan Peer Colaboration Awards, Improvement Awards. Penghargaan di tahun 2013 ini merupakan tahun kedua penyelenggaraan acara refleksi dan apresiasi pengelolaan barang milik negara yang bertujuan untuk mendorong adanya tertib administrasi, tertib fisik dan tertib hukum dalam bidang pengelolaan barang milik negara. Pada tahun 2012, BATAN juga menerima penghargaan pengelolaan BMN untuk kategori Realisasi IP (Inventarisasi dan Penilaian) Barang Milik Negara. Gambar 54. Menkeu Chatib Basri dalam acara Refleksi dan Apresiasi Pengelolaan BMN oleh Kementerian/Lembaga b. Penghargaan Karya Inovasi Gambar 55. Penerima Penghargaan: dari kiri ke kanan, Putra Alm. Mugiono-Heru Purnomo, Kepala PATIR-Hendig Winarno, dan Joko Sumanto BATAN memperoleh 3 penghargan dari Menteri Riset dan Teknologi pada acara Hakteknas ke-18 tahun Salah satu penghargaan yang diterima adalah Anugerah Prayogasala yang diberikan kepada Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) BATAN (Keputusan Menristek No. 201/M/Kp/ VIII/2013). PATIR sebagai pranata penelitian dan pengembangan (pranata litbang), yang mendapat akreditasi KNAPPP sejak tahun 2005, telah berkontribusi dalam menumbuhkembangkan motivasi, memberikan stimulasi dan fasilitas, serta menciptakan iklim yang kondusif guna terwujudnya Sistem Inovasi Nasional (SINas).

64 64 LAKIP BATAN Dua penghargaan lainnya diberikan kepada karya unggulan BATAN yang terpilih dan masuk dalam 18 Karya Unggulan Anak Bangsa, yaitu: Penghargaan atas penemuan varietas unggul padi Bestari dengan judul Si Bandel Padi Bestari, diberikan kepada Alm. Prof. Dr. Mugiono, Ketua Tim Pemulia Tanaman Padi Bestari dari PATIR-BATAN. Varietas padi Bestari telah memperoleh SK pelepasan Kementan tahun 2008 dan memiliki sertifikat hak perlindungan varietas tanaman (PVT). Varietas ini memiliki potensi hasil mencapai 9,42 ton/ha gabah kering giling, dengan kadar amilosa mencapai 20,6% sehingga tekstur nasi pulen. Penghargaan untuk perolehan karya inovasi berupa Renograf IR3, yaitu alat pendeteksi sepasang ginjal pada tubuh manusia secara on-line berbasis komputer personal, diberikan kepada Joko Sumanto, ST., dkk. dari Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PRPN) BATAN. c. Piagam Penghargaan dalam Penyelamatan dan Pelestarian Arsip yang Bernilai Guna Pada Tahun 2013, BATAN 2 kali menerima penghargaan dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Penghargaan pertama diberikan pada bulan Mei 2013 atas komitmen dalam memelihara serta upaya penyelamatan dan pelestarian arsip yang bernilai guna sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja kepada negara dan masyarakat. Penyerahan penghargaan disampaikan dalam Rapat Koordinasi Akuisisi Arsip Instansi Strategis dan Kabinet Indonesia Bersatu, pada tanggal 29 Mei 2013, yang dihadiri oleh undangan dari Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Perusahaan, Organisasi Politik, serta Organisasi masyarakat. Dalam pertemuan tersebut dilakukan penandatangan Berita Acara Penyerahan Arsip Statis dari BATAN kepada ANRI. Pihak ANRI menyatakan bahwa arsip yang dimiliki BATAN mengandung nilai tinggi karena di dalamnya mencakup ilmu pengetahuan dan penelitian, dan penyerahan arsip yang dilakukan bukan untuk kepentingan ANRI, tetapi untuk kepentingan bangsa dan Negara. Penerimaan penghargaan kedua pada tanggal 6 Desember 2013 bertepatan dengan HUT BATAN ke-55, dimana BATAN menyerahkan kembali arsip statis BATAN ke ANRI. Hal ini merupakan bukti bahwa BATAN berupaya untuk melakukan penyelamatan dan pelestarian arsip sebagai pertanggungjawaban nasional bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Arsip-arsip BATAN yang diserahkan ke ANRI merupakan arsip statis yang berskala nasional dan memiliki nilai guna kesejarahan. Gambar 56. Piagam penghargaan dari ANRI

65 LAKIP BATAN d. Penghargaan juara pertama Lembaga Berprestasi di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi kategori Lembaga Penelitian dan Pengembangan di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013 Dalam rangka Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tahun 2013, Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) BATAN Yogyakarta mendapat penghargaan dalam katagori Juara pertama Tokoh/Lembaga/Duta Berjasa/Berprestasi di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi kategori Lembaga Penelitian dan Pengembangan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2013, berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 195.I/ KEP/2013 tanggal 25 Juli Penghargaan disampaikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pada acara malam Tirakatan Peringatan Hari Ulang Tahun ke 68 Republik Indonesia di Bangsal Kepatihan Yogyakarta. Dalam acara tersebut, PTAPB BATAN diberi kesempatan melakukan pameran tunggal mengenai kegiatannya, dan mendapat respon positif dari Bapak Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X. Gambar 57. Penyerahan Penghargaan oleh Gubernur DIY- Sri Sultan Hamengku Buwono X kepada Kepala PTAPB-BATAN serta Kunjungan Gubernur menyaksikan pameran tunggal kegiatan PTAPB- BATAN e. Penghargaan Pelestarian Lingkungan Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup se-dunia yang diselenggarakan di tingkat Kota Bandung, untuk ketiga kalinya Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PT- NBR) BATAN menerima penghargaan dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung atas peran serta dalam kegiatan Aksi Bumi. Penghargaan diserahkan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Babakan Siliwangi Bandung pada 5 Juni Pemerintah Kota Bandung melalui BPLH menyelenggarakan Peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia dengan tema Think, Eat, and Save. Penghargaan lingkungan hidup ini diberikan pula kepada Instansi Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Sekolah, Komunitas Peduli Lingkungan, serta Badan Usaha Milik Negara maupun Swasta se-kota Bandung yang peduli terhadap lingkungan dan mau melakukan gerakan cinta lingkungan. Gambar 58. Penyerahan penghargaan lingkungan oleh Plt. Sekretaris Daerah Kota Bandung - Yossi Irianto kepada Plh. Kepala PTNBR - Dadang Supriatna

66 66 LAKIP BATAN Gambar 59. Penyerahan penghargaan Aksi untuk Bumi oleh Kepala BPLH Ir. H. Ahmad Reksotomo kepada Kepala PTNBR - Prof. Dr. Efrizon Umar dalam acara Earth Hour 2013 Kota Bandung Pada bulan Maret 2013, PTNBR Bandung juga telah mendapatkan penghargaan dalam Kompetisi Aksi untuk Bumi Bandung yang diselenggarakan oleh World Wildlife Fund (WWF) Indonesia yang didukung oleh Earth Hour Bandung dan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung, atas upaya melakukan penghematan energi selama setahun. Kompetisi dilakukan untuk 3 kategori konsumen yaitu Korporasi (Instansi Pemerintah dan Swasta), Sekolah, dan masyarakat umum. Penilaian meliputi 3 aspek, yaitu aspek energi, aspek pengolahan sampah yang menggunakan prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle), serta aspek gaya hidup hijau. Dalam kesempatan tersebut ditampilkan hasil inovasi BATAN, antara lain manajemen energi yang dilakukan di PTNBR-BATAN, tanaman aqua ponik, self water plant, serta peralatan gent sampler. f. Apresiasi IAEA terhadap Prestasi BATAN atas Keberhasilan Uji-Coba Draft Guidance dalam rangka Penerapan Budaya Keamanan Nuklir Pada akhir tahun 2012, International Atomic Energy Agency (IAEA) dalam melaksanakan salah satu fungsinya, yaitu menyiapkan Nuclear Security Guidance, telah membuat draft guidance on Self-Assessment Methodology for Nuclear Security Culture. BATAN bekerjasama dengan IAEA Office of Nuclear Security (ONS) dan Center for International Trade & Security-University of Georgia (CITS-UGA) melakukan uji coba penerapan draft guidance tersebut di 3 reaktor riset BATAN (Serpong, Bandung dan Yogyakarta), serta dilakukan survey pada bulan Oktober 2012 Maret Indonesia merupakan negara pertama yang melakukan kegiatan self-assessment ini. Peran aktif serta upaya Indonesia membantu IAEA dalam melakukan uji coba draft guidance ini telah mendapatkan penghargaan dari Director General IAEA dan dilaporkan ke Board of Governor (Dewan Gubernur IAEA), yang dinyatakan dalam IAEA Nuclear Security Report 2013 dan diterbitkan pada tanggal 6 Agustus 2013 (GOV/2013/36-GC(57)/ 16,D.4.2). Kegiatan tersebut kemudian menjadi role model untuk dikembangkan negara lain. Atas dasar hal tersebut, IAEA meminta staf BATAN dalam misi membantu Bulgaria Nuclear Regulatory Agency (BNRA) untuk melakukan self-assessment trail on Nuclear Security Culture di PLTN Kozloduy Bulgaria. Gambar 60. IAEA Expert (Jepang, Amerika Serikat, Indonesia) bersama Nuclear Regulatory Agency (BNRA)

67 LAKIP BATAN g. Herudi Technical Committee Award Setiap tahun BSN melakukan penilaian terhadap Kinerja Panitia Teknis perumus SNI yang dilakukan oleh Tim Nasional independen. Di tahun 2013, salah satu Panitia Teknis BATAN (Panitia Teknis bidang Uji Tak Rusak) terpilih menjadi NOMINEE HERUDI TECHNICAL COMMITTEE AWARD (HTCA), yaitu penghargaan tertinggi yang diberikan pemerintah kepada Panitia Teknis Perumus SNI dengan kinerja terbaik. Gambar 61. Sertifikat Penghargaan HTCA Pusat Unggulan Iptek Teknologi Isotop dan Radiasi Bertaraf Internasional tahun Berdasarkan Keputusan Menteri Riset dan Teknologi Nomor 284/M/Kp/XI/2013 tentang Penetapan Lembaga Penelitian dan Pengembangan menjadi Pusat Unggulan Iptek tahun 2013 dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Penerima Pembiayaan Pusat Unggulan Iptek Tahun Anggaran 2014, telah dilakukan pembahasan bersama mengenai Masterplan Pengembangan Pusat Unggulan Iptek Teknologi Radiasi Tanaman, Pangan, dan Biomaterial Tujuan pengembangan adalah menjadi Pusat Unggulan Iptek Teknologi Isotop dan Radiasi bertaraf Internasional tahun Pusat Unggulan Iptek diharapkan mampu meningkatkan perekonomian bangsa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3. Paten BATAN Selain jumlah publikasi ilmiah, indikator lain yang menunjukkan kualitas dan kredibilitas sebuah lembaga riset seperti BATAN adalah jumlah paten yang dihasilkan. Pada tahun 2013, dua usulan paten yang diajukan BATAN telah disetujui oleh Kementerian Hukum dan HAM. Selain itu pada tahun yang sama, BATAN juga mengajukan 13 usulan paten baru ke Kementerian Hukum dan HAM (Lampiran 4). Gambar 62. Jumlah usulan Paten dan Paten Granted BATAN

68 68 LAKIP BATAN Pengembangan Keahlian bagi Masyarakat. Dilaksanakannya workshop Pengelolaan Limbah Radioaktif untuk Industri dan Rumah Sakit pada tanggal 4 Juli 2013 di Serang - Banten yang diikuti oleh 60 orang peserta dari Industri dan Rumah Sakit di daerah Banten, Sumatera, dan Jawa, antara lain Tifico - Tangerang, Indah Kiat Pulp & Paper - Serang, Krakatau Steel - Cilegon, RS. M. Djamil - Padang, Indah Kiat Perawang - Riau, RS. Sarjito - Yogyakarta, PT. Yuda Satria - Surabaya, PT. Argha Karya - Bogor. Selain itu juga dilaksanakan workshop Pengelolaan Limbah Radioaktif dan Limbah B3 Internal BATAN pada tanggal 19 September 2013 yang diikuti oleh 44 peserta dari unit kerja BATAN penghasil limbah radioaktif dan limbah B3 antara lain PRSG, PTBN, PT- NBR Bandung, PTBIN, Pusdiklat, PRR, PATIR, PKTN, PTKMR, BU. Workshop tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada para pelaksana pengelolaan limbah tentang prosedur pengelolaan limbah radioaktif dan limbah B3 yang benar dan tepat, mulai dari klasifikasi limbah, preparasi, pengemasan hingga pengirimannya ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) BATAN. Selain pelaksanaan workshop pengelolaan limbah radioaktif, dalam rangka meningkatkan layanan pemanfaatan IPTEK Nuklir bagi masyarakat, BATAN juga melakukan penyebarluasan informasi tentang pengelolaan limbah radioaktif melalui sosialisasi kepada penimbul limbah (industri, rumah sakit, lembaga penelitian) dan masyarakat luas, serta kegiatan penerimaan kunjung-an. Pada tahun 2013 kegiatan sosialisasi pengelolaan limbah radioaktif dilaksanakan ke RS. Hasan Sadikin - Bandung, RSUD Syaiful Anwar - Malang, PT. Leces - Probolinggo, PT. Nobel Industri - Bandung, dan STTN BATAN - Yogyakarta. Sedangkan kegiatan penerimaan kunjungan telah menerima ±2.662 orang pengunjung yang terdiri dari mahasiswa, guru SMU, dosen perguruan tinggi, instansi pemerintah, LSM, TNI-AD (NUBIKA), serta lembaga asing seperti IAEA dalam Gambar 63. Kunjungan peserta IAEA-BATAN RTC on Modular Design Technical visit to research reactor kegiatan RTC on Modular Design: Technical visit to research reactor and radioactive waste facilities. Kegiatan sosialisasi dan penerimaan kunjungan ini juga menjadi salah satu metode pensosialisasian iptek nuklir di Indonesia. Salah satu tujuannya agar teknologi nuklir semakin dikenal di masyarakat, sehingga keberadaan PLTN nantinya akan mudah untuk diterima oleh masyarakat luas. Selain kegiatan pengembangan keahlian yang bersifat teknis, BATAN juga melakukan edukasi publik terkait pemanfaatan iptek nuklir di masyarakat. Dalam upaya mencapai pemahaman masyarakat seutuhnya terhadap iptek nuklir, baik di bidang energi maupun non energi, BATAN telah menetapkan kebijakan di bidang edukasi publik dan informasi publik. Sebagai salah satu bentuk penerapan kebijakan tersebut adalah dengan menyediakan sarana edukasi, diantaranya adalah: Gambar 64. Peserta IAEA-BATAN RTC on Modular Design Technical visit to research reactor and radioactive waste facilities

69 LAKIP BATAN a. Gedung Peragaan Sains dan Teknologi Nuklir (PER- ASTEN) BATAN Pasar Jumat - Jakarta Selatan. Sarana edukasi tersebut menerima kunjungan dari berbagai instansi, baik akademisi (dosen, guru, mahasiswa dan pelajar), legeslatif, lembaga pemerintah, dan masyarakat umum setiap tahunnya. Pengunjung dapat beraudiensi dengan Petugas Layanan Informasi sambil melihat secara langsung berbagai prototip dan hasil litbang iptek nuklir. b. Pojok Nuklir (Nuclear Corner) BATAN juga membangun Nuclear Corner di berbagai tempat, yaitu di SMUN 1 Toboali Bangka Selatan, SMUN 1 Muntok Bangka Barat, SMAN 2 Pangkal Pinang, Taman Pintar Yogyakarta, BATAN Yogyakarta, dan BATAN Bandung. Sarana edukasi tersebut dibangun dengan tujuan agar para pelajar secara mudah menjangkau informasi tentang iptek nuklir. Gambar 65. Fasilitas edukasi iptek nuklir Nuclear Corner di Bangka Belitung 5. Kerjasama Internasional. a. Joint Workshop JICC/BATAN Joint Workshop on Emergency Preparedness of Nuclear Installation-Preparedness against accidental dispersion of radioactive material from a damaged nuclear installation dilaksanakan pada tanggal 4-6 Maret 2013 di Serpong Tangerang. Kegiatan ini merupakan workshop terkait persiapan/pengembangan infrastruktur ketenaganukliran di negera Asia Pasifik yang didanai oleh pemerintah Jepang malalui JICC, dimana tahun ini diselenggarakan di Indonesia yang bekerjasama dengan PTLR-BATAN. Kegiatan workhop menghadirkan 9 orang pengajar dari Jepang, dengan peserta sejumlah 13 orang yang berasal dari negara Malaysia, Singapore, Taiwan, Thailand, dan Vietnam, serta 26 orang dari Indonesia (BAPETEN, TNI-NUBIKA, BMKG, BATAN).

70 70 LAKIP BATAN b. Regional Training Course Gambar 66. Peserta IAEA-BATAN RTC on Modular Design of Processing and Storage Facility for Small Volumes of Low and Intermediate Level Radioactive Waste Including Disused Sealed Sources Salah satu regional training course yang dilaksanakan di tahun 2013 adalah IAEA- BATAN Regional Training Course on Modular Design of Processing and Storage Facility for Small Volumes of Low and Intermediate Level Radioactive Waste Including Disused Sealed Sources. Pelatihan tersebut ditujukan bagi negara-negara anggota IAEA wilayah Asia Pasifik yang dilaksanakan di Serpong Tangerang. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman yang relevan untuk pengelola, operator, atau desainer fasilitas limbah radioaktif yang bertanggung jawab atas kegiatan pengelolaan limbah radioaktif. Selain itu, kegiatan ini juga dijadikan media berbagi informasi mengenai praktek-praktek pengelolaan limbah radioaktif yang terbaik. Disamping itu, juga dibahas tentang teknologi dan solusi terkini untuk desain dan konstruksi, aspek keamanan, peraturan, serta proses pengolahan limbah dan fasilitas penyimpanan limbah radioaktif. Kegiatan ini menghadirkan tiga orang expert dari IAEA yaitu Mr. Susanta Kumar Samanta, Mr. David Ronald Keene, dan Ms. Alena Zavazanova. Kegiatan ini diikuti oleh 29 orang peserta yang berasal dari badan pelaksana pengelola limbah radioaktif dari berbagai negara se-asia Pasifik, yaitu Afghanistan, Cina, Bangladesh, Indonesia, Iran, Iraq, Malaysia, Myanmar, Oman, Philippina, Sri Lanka, Suriah, Thailand, dan Yaman. c. Regional ICTP Consortium Pembentukan konsorsium ICTP (International Center for Theoritical Physics) tingkat regional telah disepakati dengan ditindaklanjutinya program kerjasama ICTP SEACAPS (South East Asian Center for Advancement in Physical Sciences) oleh 12 stakeholders yang terdiri dari beberapa LPNK dibawah koordinasi Kemenristek dan Universitas. Penandatanganan pembentukan konsorsium tersebut dilakukan pada saat pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Iptek pada tanggal 27 Agustus 2013 di Taman Mini Indonesia Indah, dengan disaksikan oleh Menteri Riset dan Teknologi Indonesia. Penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara BATAN dan ICTP telah dilaksanakan pada tanggal 20 September 2013 di Trieste, Italia. LoI tersebut ditandatangani oleh Kepala BATAN (Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto) dan Direktur ICTP (Prof. Fernando Quevedo). Melalui program kerjasama ICTP SEACAPS maka transfer pengetahuan antar negara dapat berkembang, sehingga teknologi di negara partisipan akan semakin baik. Pada tahun 2013 telah diselenggarakan 3 pelatihan kerjasama BATAN-ICTP, yaitu: ICTP-CERN-BATAN Regional Accelerator School di Yogyakarta pada tanggal Oktober 2013, diikuti oleh negara Malaysia (3 orang), Philipina (1 orang), Thailand (3 orang) dan Indonesia (20 orang). ICTP-LIPI-BATAN Regional Workshop on Clustering for High Performance Computing di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 2 6 Desember 2013, diikuti oleh peserta dari Thailand (1 orang), Philipina (3 orang), Malaysia (1 orang) dan Indonesia (23 orang). ICTP-CERN-BATAN Regional

71 LAKIP BATAN Workshop on Medical Physics for Advance Imaging Modalities in Interventional Radiology and Radiotherapy di Jakarta pada tanggal 3 7 Desember 2013, diikuti oleh peserta dari Malaysia (3 orang), Thailand (1 orang), Philipina (2 orang), dan Indonesia (21 orang). Gambar 67. Penandatanganan letter of intent (LoI) oleh Kepala BATAN dan Direktur ICTP d. Asian Network for Education in Nuclear Technology (ANENT) Pada saat General Conference IAEA, dilakukan penandatanganan piagam kerjasama antara ANENT (Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Philipina, Indonesia, Thailand, Cina, Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Yaman, Jordan, Sri Lanka, Pakistan, Kamboja), Latin America Network for Education in Nuclear Technology (LANENT), dan European Network for Nuclear Education (ENEN). Penandatanganan dilaksanakan pada tanggal 18 September 2013 di kantor pusat IAEA, Viena Austria. Kepala Pusdiklat BATAN (Hendriyanto Haditjahyono, M.Sc.) menandatangani piagam kerjasama tersebut sebagai ketua ANENT periode BATAN sebagai salah satu anggota ANENT mempunyai tugas untuk menyusun modul e-training yang berkaitan dengan teknologi nuklir, seperti spektroskopi nuklir, pengetahuan mengenai radiasi, dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan bagi negara-negara anggota. Gambar 68. Penandatanganan piagam kerjasama oleh Ketua ANENT, LANENT, ENEN, dan AFRA-NEST di Vienna - Austria

72 72 LAKIP BATAN e. MoU BATAN FAO dalam Bidang Pemanfaatan Iptek Nuklir melalui Kegiatan PUI (Peace-Use Initiatif) Gambar 69. Penandatangaan Naskah Kesepakatan Bidang Aplikasi Teknologi Nuklir untuk Ketahanan Pangan bertempat di markas besar FAO, Roma Tujuan utama dari kegiatan ini adalah pemanfaatan iptek nuklir dalam berbagai bentukyang diatur dalam konteks regional. Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk inisiasi kegiatan inter - regional untuk membantu meningkatkan keahliah dari negaranegara berkembang diwilayah asia pasifik. Dalam rangka pemanfaatan iptek nuklir di bidang pangan dan pertanian untuk mendukung program ketahanan pangan nasional, pada tanggal 3 Desember 2013 dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) on Cooperation in Nuclear Application in Food and Agriculture antara BATAN dan The Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). Penandatanganan dilakukan oleh Kepala BATAN - Prof. Dr. Djarot S. Wisnubroto dan Dirjen FAO - Dr. Jose Graziano da Silva yang bertempat di Roma (markas besar FAO), saat pelaksanaan sidang FAO Council ke-48, disaksikan oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat RI - Agung Laksono. FAO merupakan badan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menangani masalah pangan sedunia. Pelaksanaan kerjasama akan dilakukan dalam bentuk pelaksanaan program bersama, tukar menukar informasi ilmiah dan teknis, dokumentasi melalui kerja sama Selatan-Selatan, pelaksanaan training personil, transfer teknologi, serta penyelenggaraan simposium dan seminar. Kegiatan-kegiatan tersebut diimplementasikan lebih lanjut melalui perjanjian teknis. Lingkup kerjasama dalam rangka pemanfaatan teknologi nuklir meliputi antara lain: mutasi pemuliaan tanaman pertanian dengan meningkatkan produktivitas tanaman, ketahanan terhadap hama dan dapat tumbuh di lahan kering ; teknik serangga mandul untuk pengendalian hama tanaman; teknik perlindungan makanan dengan iradiasi untuk menghilangkan mikroorganisme merugikan (E coli/salmonella); perlindungan lingkungan, pengelolaan air dan tanah; dan peningkatan produk peternakan dengan peningkatan nutrisi, kesehatan dan reproduksi ternak. f. Pemantauan Lingkungan Indonesia Di tahun 2013, BATAN telah 2 kali melakukan pemantauan dampak kecelakaan nuklir di Fukushima yang bekerjasama dengan Balai Survei Kelautan BPPT. Pemantauan kali pertama dilakukan dalam partisipasi BATAN pada kegiatan Sail Komodo di bulan September Dalam pemantauan yang kedua, beberapa peneliti BATAN terlibat di kegiatan Cruise Indonesian Seas Transport/Exchange (SITE) at Lombok Straits. Kegiatan ini disinergikan dengan kerjasama penelitian yang didanai oleh IAEA dalam RAS/7/021 Marine bench- Gambar 70. Kegiatan pemantauan lingkungan dalam partisipasi BATAN pada Sail Komodo at Lombok Straits

73 LAKIP BATAN mark study on the possible impact of the Fukushima radioactive releases in the Asia-Pacific Region. Kegiatan riset kelautan ini disponsori oleh First Institute of Oceanography (FOA-SOA China) yang diikuti oleh peserta dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, BPPT, PTLR-BATAN, dan Maryland University (USA). Selama mengikuti kegiatan SITE ini, BATAN telah melakukan pengambilan sampel air laut yang disiapkan untuk analisis radionuklida cesium dan plutonium sebagai indikator lepasan radioaktif. Berbagai kegiatan lain yang juga dilakukan diantaranya mooring deployment, pengukuran parameter oseanografi yang mencakup salinitas dan konduktivitas pada kedalaman 10, 20, 40, 60, 80, 100, 120, 140, 200, 300, 500, dan 700 meter, chemical biological measurement, dan carbon marine analysis. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Dwi Susanto, Phd. sebagai chief scientist sekaligus narasumber dari University of Maryland, USA. Gambar 71. Peserta Cruise Indonesian Seas Transport/ Exchange (SITE) at Lombok Straits 6. Direktif Presiden. Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional, serta pencapaian surplus beras 10 juta ton sebagaimana diamanatkan dalam target RPJMN , pada tahun 2013 BATAN berkontribusi dengan melakukan upaya mendorong peningkatkan produksi beras nasional melalui pelaksanaan Direktif Presiden berupa Penelitian Teknologi Unggulan Bidang Pangan. Penambahan anggaran sebesar Rp ,- terhadap DIPA BATAN tahun 2013 yang berasal dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara, digunakan untuk membiayai 7 output, sebagaimana tabel berikut. Tabel 21. Data Kegiatan Direktif Presiden No Output Target Anggaran 1 Galur Harapan Hasil Mutasi Radiasi 450 galur Laporan Revitalisasi Laboratorium dan Fasilitas litbang Bidang Pangan 1 laporan Laporan Penangkaran Benih Hasil Litbang BATAN, dan Pemberdayaan Penangkar 1 laporan Jumlah SDM yang Mengikuti Pelatihan Perakitan Varietas Padi dan Penangkaran Benih 74 orang Paket Diseminasi Varietas Unggul Padi Hasil Litbang BATAN 1 paket Paket Preservasi Varietas Unggul Padi Hasil Litbang BATAN 1 paket Laporan Monitoring dan Evaluasi Penelitian Unggul Bidang Pangan 1 laporan Penelitian Teknologi Unggulan Bidang Pangan merupakan serangkaian output baru hasil pendanaan progran Direktif Presiden. Dalam kegiatan ini terdapat 7 output yang membangun serta berkaitan satu sama lainnya. Adapun pencapaian output tersebut dijelaskan sebagai berikut. a. Galur Hasil Mutasi Radiasi BATAN melaksanakan proses iradiasi dari beberapa jenis padi lokal untuk menghasilkan galur-galur harapan baru dengan keunggulan yang diinginkan. Pendanaan pada program Direktif Presiden diperuntukan dalam pengakselerasian perolehan galur awal, dimana benih padi lokal yang telah diiradiasi akan menghasilkan galur M1, M2, dan galur murni, serta galur murni yang lulus proses uji daya. Adapun Tabel 22 rincian pelaksanaan terdeskripsi sebagai berikut.

74 74 LAKIP BATAN Tabel 22. Rincian Pelaksanaan Kegiatan No. JENIS GALUR JML GALUR/ TANAMAN LOKASI TANAM Keterangan 1. M1 asal Dayang Rindu tanaman Musi Rawas Galur Lokal 2. M2 padi gogo 658 galur Pusakanegara Galur Nasional 3. M3 asal Payo galur Kerinci Galur Lokal 4. Pemurnian galur Pusakanegara Galur Nasional 5. Observasi 113 galur Pusakanegara Galur Nasional 6. UDHP 2 set Pusakanegara Galur Nasional (10 galur) dan lokal (10 galur) 7. UDHP padi gogo 2 set Lampung Galur Nasional 8. UDHL 1 set Pusakanegara Galur Nasional Selain itu, terdapat 2 galur asal (benih varietas lokal) hasil irradiasi yang diuji adaptasi pada daerah asal benihnya (uji daya adaptasi galur lokal), yaitu galur asal varietas lokal Jawa Barat Jembar dan galur asal varietas lokal Kalimantan Selatan Siam Datu. Gambar 73. Tanaman M2 umur 40 hari setelah semai di Kebun Percobaan Pusakanegara Gambar 72. Tanaman M1 lokal asal Musi Rawas Dayang Rindu di Kebun Percobaan BBI Musi Rawas (atas), dan penanaman UDHP padi gogo di Kebun Percobaan Taman Bogo, Lampung (bawah) Melalui pendanaan program Direktif Presiden, pada output ini juga dilaksanakan uji daya tahan hama terhadap 100 galur harapan hasil uji daya adaptasi. Pengujian dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi. Pengujian mencakup ketahanan terhadap hama wereng biotipe 1, 2, dan 3, ketahanan terhadap penyakit kresek (BLB) strain 3, strain 4, dan strain 8, serta ketahanan terhadap penyakit blast. Tabel 23. Hasil pengujian ketahanan galur terhadap hama wereng biotipe 1, 2, dan 3. Jenis Jumlah Galur Varietas Nasional Tahan Agak Tahan Agak Rentan Rentan Biotipe Biotipe Biotipe Varietas Lokal Tahan Agak Tahan Agak Rentan Rentan Biotipe Biotipe Biotipe Atas sejumlah penanaman galur tersebut, didapatkan sebanyak 450 galur mutan. Dari galur-galur mutan tersebut, diharapkan akan diperoleh beberapa galur harapan yang siap untuk diajukan menjadi varietas unggul setelah dilaksanakan serangkaian proses uji yang dipersyaratkan.

75 LAKIP BATAN b. Revitalisasi Laboratorium dan Fasilitas Litbang Bidang Pangan Dalam tujuan mendukung optimasi perolehan galur harapan baru, maka harus ditunjang oleh sarana penelitian yang memadai. Peningkatan fungsi dan kapabilitas laboratorium litbang bidang pangan perlu dilakukan, sehingga peningkatan jumlah sampel dan jumlah analisis sampel dapat diraih. Proses akselerasi ini akan berdampak pada pemercepatan perolehan hasil galur irradiasi, optimasi percobaan dan analisa, serta kesiapan dalam melengkapi kebutuhan serangkaian uji pelepasan varietas c. Penangkaran Benih Hasil Litbang BATAN, dan Pemberdayaan Penangkar Sebagai salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kuantitas produksi benih unggul untuk mendukung ketahanan pangan nasional, maka BATAN juga memanfaatkan pendanaan program Direktif Presiden pada kegiatan penangkaran benih unggul hasil litbang. Beberapa benih unggul yang telah tersertifikasi Kementerian Pertanian sebagai varietas unggul ini disebarluaskan kepada beberapa kelompok penangkar (perusahaan penangkar/ produsen benih) di daerah-daerah sentra produksi benih padi wilayah pulau Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Adapun benih unggul yang dimanfaatkan adalah varietas Inpari Sidenuk. Tabel 24. Wilayah dan Luas Penangkaran Wilayah Kabupaten Luas (Ha) Pelaksana Jawa Barat Subang 10 CV. Fiona Benih Mandiri Subang 50 PT. Sang Hyang Seri (Persero) Jawa Tengah Boyolali 8 PP Kerja Sukoharjo 2 PP Kerja Jawa Timur Banyuwangi 10 UD Sri Jaya TOTAL LUASAN 80 Sentra produksi yang dipilih mempunyai predikat baik secara nasional, karena memiliki standar produksi yang berkualitas dan bermutu. Kerjasama penangkaran yang dilakukan berpola kemitraan dengan cara sharing, dimana BATAN memberikan benih padi unggul bersertifikat varietas Inpari Sidenuk kelas benih FS (Foundation Seed), pupuk, dan obat-obatan, sedangkan mitra penangkar menyediakan lahan dan tenaga kerja. Tujuan BATAN dalam upaya memberdayakan penangkar daerah adalah untuk mencapai kemandirian lokal, dimana pemenuhan akan varietas unggul yang ditangkarkan dalam kegiatan ini akan memiliki keberlanjutan dalam pemenuhan kebutuhan pasar kedepannya. Kegiatan sosialisasi dan pemberdayaan para penangkar/produsen benih sebagai mitra di daerah dilaksanakan melalui sarasehan, temu mitra, dan forum inovasi padi. Tabel 25. Pelaksanaan Sarasehan dan Temu Mitra Daerah Wilayah Tanggal Tema Peserta Kab. Boyolali Peran Benih Unggul Hasil Litbang BATAN dalam Mendukung Program Ketersediaan Benih Nasional Kab. Subang Peran Teknologi Nuklir dalam Mendukung ProgramKetersediaan Benih di Jawa Barat Kab. Banyuwangi Peran Benih Unggul hasil Litbang BATAN dalam Mendukung Program Ketersediaan Benih Nasional Bupati Boyolali, Ketua DPRD, Dinas Pertanian, BPSB Jateng, Penangkar dan Gapoktan dari 5 kabupaten*) (±400 org) Bupati Subang, DPRD, Dinas Pertanian, BPSB, Penangkar dan Gapoktan dari 3 kabupaten**) (±400 org) DPRD, Dinas Pertanian, BPSB, BKP, Penangkar dan Gapoktan dari 2 kabupaten (Jember dan Banyuwangi) (±400 org) Adapun outcome yang diharapkan adalah terciptanya sentra-sentra produksi lokal yang akan berperan secara signifikan dalam pencapaian ketahanan pangan daerah untuk mendukung program ketahanan pangan nasional, seiring dengan meningkatnya kesejahteraan petani setempat sebagai dampak atas keberhasilan swasembada beras daerah.

76 76 LAKIP BATAN d. Pelatihan Perakitan Varietas Padi dan Penangkaran Benih Gambar 74. Kegiatan Pelatihan Perakitan Varietas Padi dan Penangkaran Benih Bukittinggi, Sumatera Barat Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendukung aktivitas penelitian BATAN dalam melaksanakan serangkaian uji benih unggul sebagai salah satu prasyarat calon varietas yang siap disertifikasi oleh Kementerian Pertanian melalui SK pelepasan varietas unggul nasional. Kegiatan pelatihan ditujukan kepada beberapa petani dan penyuluh pertanian di daerah. Tujuan dari pelatihan ini adalah meningkatkan kapasitas Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Pembina Kelompok Tani, dan Dinas Pertanian daerah di bidang perakitan varietas padi dan penangkaran benih dengan menggunakan iptek nuklir. Melalui pelatihan ini, diharapkan para petani, penyuluh pertanian daerah, serta pemerintah daerah dapat berperan aktif bersama BATAN untuk menghasilkan galur harapan terbaik yang bermanfaat dalam memajukan sektor pertanian daerah setempat. Transfer keahlian ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan lokal sebagai bagian dari kontribusi sosial BATAN terhadap pemberdayaan masyarakat daerah. Adapun pelaksanaan kegiatan ini diselenggarakan dalam tiga pelatihan, yaitu: Pelatihan Perakitan Varietas Padi dan Penangkaran Benih, bertempat di Jakarta, pada tanggal November 2013, jumlah peserta 26 orang terdiri dari 2 peserta dari Kalimantan Timur dan 24 peserta dari Kotabaru Kalimantan Selatan Pelatihan Perakitan Varietas Padi dan Penangkaran Benih,bertempat di Jakarta, pada tanggal November 2013, dengan jumlah peserta 24 orang, terdiri dari 12 orang dari Klaten Jawa Tengah dan 12 orang dari Musirawas Sumatera Selatan Pelatihan Perakitan Varietas Padi dan Penangkaran Benih, bertempat di Bukittinggi, Sumatera Barat, tanggal November 2013, dengan jumlah peserta 24 orang yang semuanya dari Kerinci, Jambi. Target capaian kinerja pada output ini adalah 74 orang dengan realisasi sebanyak 74 orang, sehingga capaian kinerjanya adalah 100 %. e. Paket Diseminasi Varietas Unggul Padi Hasil Litbang BATAN Tujuan utama dari pelaksanaan diseminasi varietas unggul padi BATAN adalah memperkenalkan kepada daerah mengenai hasil litbang BATAN di bidang pertanian untuk meningkatkan nilai pengetahuan dan penerimaan masyarakat daerah terhadap iptek nuklir. Dan yang tidak kalah penting adalah, kontribusi di bidang pertanian akan meningkat seiring peningkatan penerimaan masyarakat terhadap varietas padi BATAN yang memiliki karakteristik keunggulan produktivitas dan daya tahan. Adapun bentuk diseminasi yang dilakukan adalah : Publikasi Varietas Unggul Padi Hasil Litbangyasa BATAN melalui pembuatan booklet, siaran/dialog

77 LAKIP BATAN interaktif di televisi nasional, talkshow di 3 televisi lokal (Cakra TV - Semarang, Jak TV Jakarta, Jogja TV Yogyakarta), penayangan film Profil BATAN di Metro TV, advetorial varietas unggul padi BATAN di media cetak dan media on-line. Promosi Varietas Unggul Padi Hasil Litbangyasa BATAN melalui kegiatan produksi film Varietas Unggul Padi Hasil Litbangyasa BATAN dan pengadaan bahan materi peraga pameran. f. Paket Preservasi Varietas Unggul Padi Hasil Litbang BATAN Keahlian dan pengetahuan yang telah dimiliki oleh BATAN di bidang pangan, khususnya pertanian, harus dilestarikan sebagai salah satu aset berharga. Keahlian dan pengetahuan ini merupakan nilai signifikansi BATAN untuk dapat unggul dalam persaingan iptek global. Salah satu upaya pelestarian yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komputasi sebagai media preservasi pengetahuan. Program Direktif Presiden dimanfaatkan untuk membangun sebuah knowledge portal yang ditujukan bagi preservasi pengetahuan di bidang litbangyasa pangan. Knowledge portal berisikan informasi-informasi penting berkaitan kegiatan litbangyasa bidang pangan dimulai dari hulu kegiatan, berupa teknik irradiasi, data dan karakteristik uji, SDM yang terlibat beserta bidang keahliannya, proses sertifikasi pelepasan di Kementerian Pertanian, hingga hilir kegiatan, berupa data sebaran pemanfaatan varietas unggul BATAN di daerah. Melalui portal preservasi pengetahuan ini diharapkan pelestarian terhadap kekayaan intelektual yang telah dimiliki BATAN akan terus terbina dan berkembang, serta dapat dimanfaatkan oleh pimpinan BATAN dalam melakukan pemetaan keahlian, dan berkontribusi bagi diversifikasi pengetahuan iptek nasional. Gambar 75. Aplikasi SIPDIVA bagi preservasi pengetahuan litbangyasa bidang pangan g. Laporan Monitoring dan Evaluasi Penelitian Unggul Bidang Pangan Sebagai bentuk pelaksanaan AKIP, maka atas program Direktif Presiden ini perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan di lapangan. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketercapaian target program dengan kualitas yang memenuhi harapan. Adapun hasil kegiatan pemantauan dan evaluasi berupa Laporan Monitoring dan Evaluasi Penelitian Unggul Bidang Pangan.

78 78 LAKIP BATAN Beasiswa Dalam Rangka Preservasi Iptek Nuklir. Pada tahun 2013 BATAN melaksanakan kegiatan preservasi iptek nuklir melalui program pemberian beasiswa kepada masyarakat. Selain bertujuan untuk melakukan preservasi pengetahuan bidang ketenaganukliran, kegiatan ini juga dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab sosial BATAN kepada masyarakat, serta berkontribusi dalam kegiatan mencerdaskan bangsa. Program pemberian beasiswa ini telah dimulai sejak tahun Indikator kinerja yang ditetapkan untuk tahun 2013 adalah program beasiswa bagi 25 orang, dengan realisasi siswa yang mendapatkan beasiswa sebanyak 33 orang. Dengan demikian, terjadi peningkatan kinerja sebesar 132% pada capaian indikator ini di tahun Program beasiswa tersebut diberikan kepada putra/putri Bangka Belitung untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Indonesia, seperti ITB, IPB, UI, UGM, UN- DIP, dan STTN BATAN. Untuk tahun 2012, kegiatan preservasi telah memberikan beasiswa kepada 35 mahasiswa yang mengambil program studi di 4 Perguruan Tinggi yaitu UI, ITB, UGM dan STTN. Gambar 76. Pelaksanaan sosialisasi program pemberian beasiswa untuk siswa Bangka Belitung 8. Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance). a. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Setiap unit kerja BATAN dituntut untuk mampu mengelola keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Oleh karena itu pimpinan unit kerja wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Kegiatan SPIP pada tahun 2013 sudah sampai pada tahap Diagnostic Assessment (DA) unsur lingkungan pengendalian dengan laporan Nomor LBA-46/D1.05/1/2013. Kegiatan DA tersebut telah menghasilkan Desain Penyelenggaraan SPIP sesuai Keputusan Deputi Bidang Penelitian Dasar dan Terapan (PDT) BATAN Nomor 001/DE-1/XI/2013 yang akan digunakan sebagai gambaran penyelenggaraan SPIP di BATAN. Pelaksanaan kegiatan SPIP di BATAN dilaksanakan oleh Inspektorat yang bermitra dengan Badan Pengawas Keuangan Pemerintah (BPKP). DA pada unsur lingkungan pengendalian dilakukan dengan metode Control Environtment Evaluation (CEE), dimana metode ini bertujuan untuk mengevaluasi lingkungan pengendalian yang sudah ada, dan membanding kannya dengan kondisi yang ideal, sehingga diperoleh gambaran kondisi aktual untuk dapat dijadikan bahan masukan bagi manajemen dalam perbaikan lingkungan pengendalian. Kegiatan DA dilakukan pada pusat di bawah Kedeputian PDT, yaitu PT- BIN, PTAPB, PTNBR, dan PTKMR. Pada tahun 2014, target yang akan dicapai dari pelaksanakan SPIP BATAN adalah tahap Analisis Resiko sebagai kelanjutan dari proses DA tahun Analisis Resiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran.

79 LAKIP BATAN b. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Sejak tahun 2012, BATAN telah berkomitmen untuk melaksanakan program Reformasi Birokrasi. Untuk menilai pelaksanaan program Reformasi Birokrasi, maka dilakukan kegiatan PMPRB, dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BATAN, dan untuk selanjutnya dilakukan upaya perbaikan. Di dalam pelaksanaan PMPRB terdapat 2 kriteria penilaian dengan masing-masing sub kriterianya, yaitu: Kriteria pengungkit dengan 5 sub kriteria, yaitu kepemimpinan, perencanaan strategis, sumber daya manusia aparatur, kemitraan dan sumber daya, serta proses. Kriteria hasil dengan 4 sub kriteria, yaitu hasil pada masyarakat, hasil pada SDM aparatur, hasil pada komunitas, dan hasil kinerja utama. Adapun hasil penilaian PMPRB BATAN di tahun 2013 adalah sebagai berikut. Nilai pencapaian pengungkit dan hasil (tanpa survei internal) = 80,11 Nilai survei internal pengungkit = 82,74 Nilai pencapaian pengungkit dan hasil (dengan survei internal) = 80,72 c. Penilaian Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) BATAN telah memulai suatu gerakan yang diharapkan dapat mendorong terwujudnya good governance dan clean goverment melalui penetapan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada unit kerja di lingkungan BATAN. Kriteria WBK pada unit kerja adalah tingkat kejadian korupsi (tingkat kerugian negara yang telah melewati ambang batas yang telah ditetapkan), tanpa mengabaikan atribut lainnya seperti pelaksanaan tugas pokok, disiplin dan tertib kepegawaian. Kriteria tersebut dijadikan dasar untuk menentukan pendeklarasian status suatu unit kerja di lingkungan BATAN sebagai WBK. Gagasan ini muncul sebagai bentuk perwujudan pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Bahan penilaian utama untuk menetapkan status suatu unit kerja sebagai WBK bersumber dari hasil pengawasan, baik dari aparat pengawas internal (Inspektorat) maupun eksternal (BPK). Pembentukan WBK di tahun 2013 telah ditetapkan pada seluruh unit kerja di BATAN, dengan berpedoman kepada Peraturan Kepala BATAN Nomor 080/KA/III/2011 tentang Pedoman Penetapan WBK di BATAN. Penilaian didasarkan atas 2 kriteria, yaitu kriteria kinerja yang terdiri atas aspek pelaksanaan tugas pokok dan aspek komitmen lembaga dalam percepatan pemberantasan korupsi, serta kriteria pengelolaan anggaran yang meliputi aspek keuangan, aspek kedisiplinan pegawai, dan aspek tindak pidana. d. Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi untuk Akses Data pada BATAN dalam rangka Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Pada tanggal 1 Februari 2011, BPK RI yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal dan BATAN yang diwakili oleh Sekretaris Utama telah menandatangani Nota Kesepahaman No. 40/NK/X-XIII.2/2/2011 dan No /KS0001/II/2011 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi untuk Akses Data pada Badan Tenaga Nuklir Nasional dalam rangka Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Nota kesepahaman itu bertujuan untuk mewujudkan hubungan kerja sama pengembangan dan pengelolaan sistem informasi untuk akses data BATAN dalam rangka pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Ruang lingkup nota kesepahaman tersebut meliputi sistem aplikasi komputer, infrastruktur jaringan komunikasi, dan prosedur akses data yang diperlukan dalam rangka pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Untuk melaksanakan ketentuan yang diatur dalam Nota Kesepahaman tersebut, maka pada tanggal 6 Desember 2013 telah dilaksanakan penandatanganan Peraturan Bersama antara Sekretaris Jenderal BPK RI dengan Sekretaris Utama BATAN tentang Petunjuk Teknis Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi untuk Akses Data pada BATAN dalam rangka Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Petunjuk teknis ini merupakan pedoman yang digunakan oleh pemeriksa di lingkungan BPK RI dan pejabat atau pegawai di lingkungan BATAN dalam rangka pelaksanaan akses data.

80 80 LAKIP BATAN Akuntabilitas Keuangan Tabel 26. Realisasi Anggaran Belanja Negara Tahun 2013 NO. PROGRAM D I P A (Rp.) REALISASI (Rp.) % 1 2 Program Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN , ,70 Jumlah ,87 Pagu anggaran BATAN tahun 2013 adalah Rp ,-. Sedangkan pagu anggaran BATAN di tahun 2012 adalah Rp ,-. Terjadi penurunan sebesar Rp ,- (0,38 %). Realisasi keuangan pada tahun 2013 sebesar Rp ,- atau 92,87 % (Tabel 26), sedangkan realisasi keuangan tahun 2012 sebesar Rp atau 94,73 %. Bila ditinjau dari segi serapan anggaran, tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 1,85% dibandingkan dengan tahun Hal tersebut disebabkan berlebihnya alokasi pagu belanja pegawai dari Kementerian Keuangan yang mengakibatkan adanya sisa anggaran belanja pegawai sebesar 5,7%. Serapan anggaran BATAN tahun 2013 mencapai 92,87% lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata serapan nasional 89,62%. Tambahan anggaran pelaksanaan Direktif Presiden sebesar Rp ,- termasuk dalam pagu anggaran BATAN tahun 2013, yang diserahkan pada bulan Oktober. Anggaran tambahan Direktif Presiden dialokasikan untuk mempercepat penyelesaian output bidang pangan.

81 LAKIP BATAN Bab IV Penutup Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BATAN tahun 2013 merupakan laporan pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja tahun keempat dari periode Renstra BATAN LAKIP BATAN tahun 2013 menyajikan berbagai keberhasilan capaian kinerja tujuan dan sasaran strategis yang tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), maupun analisis kinerja. Pengukuran dan penilaian capaian kinerja BATAN 2013 telah didukung dengan sistem pengelolaan data kinerja yang andal berisi pangkalan data (database) rencana dan realisasi kinerja, yaitu aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Litbangyasa (SIPL) yang diterapkan pada seluruh unit kerja BATAN. Aplikasi ini menampilkan mulai dari proses perencanaan, penganggaran, pemantauan dan evaluasi, pelaporan keuangan bulanan, serta pelaporan kegiatan triwulanan yang dilaksanakan oleh unit kerja di BATAN. Hasil capaian kinerja sasaran, secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam Renstra BATAN Capaian kinerja ini adalah mendukung pelaksanaan program RPJMN khususnya untuk dua dari sebelas prioritas nasional yang ada, yaitu Bidang Ketahanan Pangan dan Bidang Energi, serta melaksanakan kegiatan prioritas bidang pembangunan iptek yang terdiri dari prioritas bidang penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) dan peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek (P3IPTEK). Hasil pencapaian target indikator kinerja memberikan gambaran bahwa penelitian, pengembangan dan rekayasa BATAN diarahkan seluas-luasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, untuk itu diperlukan komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif dari pemangku kepentingan dalam pemanfaatannya. BATAN berupaya melakukan koordinasi dan meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait baik di pusat maupun di daerah.

82 82 LAKIP BATAN

83 Lampiran LAKIP BATAN

84 84 LAKIP BATAN Lampiran 1. PENETAPAN KINERJA Lembaga : Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun Anggaran : 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA RENCANA PROGRAM ANGGARAN Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat. 2 Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi 1 Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum) 2 Jumlah Dokumen Teknis Penyiapan Infrastruktur, Tapak 3 Dokumen Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan Penyusunan Teknis Spesifikasi Teknis yang Siap dimanfaatkan oleh Pemangku Kepentingan 3 Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, 6 Paket isotop dan radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat Teknologi 4 Jumlah Prototipe Hasil Litbangyasa Energi nuklir, isotop dan 5 Prototipe radiasi yang Siap dimanfaatkan Masyarakat 5 Jumlah Publikasi Ilmiah Nasional dan Internasional hasil 55 Publikasi litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang dapat diacu Ilmiah oleh masyarakat ilmiah 6 Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap 64,00% iptek nuklir di indonesia. 7 Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa 3 Mitra iptek nuklir 8 Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan 2 Jenis 3 Varietas 1 Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi 3 Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri 4 Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir. 5 Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). 9 Persentase serapan lulusan pendidikan D-IV teknik nuklir di industri 10 Jumlah pegawai batan yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir 11 Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang nuklir yang ditetapkan Badan Standardisasi Nasional (BSN) 75,00% 2 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN 8 orang 3 SNI 12 Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini (WTP). WTP 13 Hasil penilaian LAKIP dengan predikat Baik. B

85 LAKIP BATAN Lampiran 2. PENGUKURAN KINERJA Lembaga : Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun Anggaran : 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA RENCANA REALISASI % PROGRAM 1 Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat. 2 Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi 3 Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri 1 Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum) 2 Jumlah Dokumen Teknis Penyiapan Infrastruktur, Tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan Penyusunan Spesifikasi Teknis yang Siap dimanfaatkan oleh Pemangku Kepentingan 3 Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, isotop dan radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat 4 Jumlah Prototipe Hasil Litbangyasa Energi nuklir, isotop dan radiasi yang Siap dimanfaatkan Masyarakat 5 Jumlah Publikasi Ilmiah Nasional dan Internasional hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah 3 Varietas 5 Varietas 166,67 1 Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, 3 Dokumen Teknis 6 Paket Teknologi 3 Dokumen Teknis 6 Paket Teknologi Prototipe 5 Prototipe Publikasi Ilmiah 155 Publikasi Ilmiah 281,82 6 Persentase peningkatan penerimaan masyarakat 64,00% 60,40% 94 terhadap iptek nuklir di indonesia. 7 Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil 3 Mitra 6 Mitra 200 litbangyasa iptek nuklir 8 Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang 2 Jenis 2 Jenis 100 dikomersilkan 9 Jumlah daerah yang memanfaatkan hasil litbang iptek nuklir kab/kota kab/kota 10 Luas lahan pertanian yang menggunakan varietas 1076, ,40 Ha 100 unggul BATAN Ha 11 Jenis layanan iptek nuklir 8 Layanan 8 Layanan Persentase serapan lulusan pendidikan D-IV teknik nuklir di industri Isotop dan Radiasi 75,00% 84% Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN ANGGARAN % RENCANA REALISASI , ,70

86 86 LAKIP BATAN NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA RENCANA REALISASI % PROGRAM 4 Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir. 5 Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). 13 Jumlah pegawai batan yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir 14 Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang nuklir yang ditetapkan Badan Standardisasi Nasional (BSN) 15 Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini (WTP). 8 orang 10 orang 125% 3 SNI 10 SNI 333% WTP WTP 100% 16 Hasil penilaian LAKIP dengan predikat Baik. B B+ 100% ANGGARAN RENCANA REALISASI %

87 LAKIP BATAN Lampiran 3. DAFTAR PUBLIKASI ILMIAH NASIONAL DAN INTERNASIONAL TAHUN 2013 JENIS PUBLIKASI NAMA JURNAL JUDUL MAKALAH PENULIS Azmairit Aziz a Jurnal nasional terakreditasi 1 Jurnal Iptek Nuklir Ganendra 1 Karakteristik Fisiko Kimia Sediaan 175YbCl3 Hasil Iradiasi Bahan Sasaran 174Yb Diperkaya 98,4 % 2 Jurnal Teknologi Reaktor Nuklir TRI DASA MEGA 3 Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia 2 Karakteristik Gel Titanium Tungstat dan Pengaruhnya Terhadap Pelepasan Renium Perhitungan Suhu Elemen Bakar Reaktor Triga 2000 Dalam Tabung Sippling Test Menggunakan SCD 4 Pengaruh Konsentrasi ZrO2 Terhadap Korelasi Perpindahan Panas Nanofluida Air ZrO2 Untuk Pendingin Reaktor 5 Karakteristik Temperatur dan Reduksi Ruang Bakar Prototipe Tungku Pembakar Limbah Radioaktif Pada HK Optimasi Penandaan 99mTc DTPAKetokonazol Sebagai Radiofarmaka Untuk Deteksi Infeksi Fungi 7 Penentuan Kondisi Optimum Penandaan Partikel Hidroksiapatit dengan Sediaan Radiosiotop 175YbCl3 Hasil Iradiasi Bahan Sasaran 174YB diperkaya Duyeh Setiawan Sudjatmi K. A Sudjatmi K. A Henky Poedjo R Maula Eka S, Slamet Ibrahim S, dan Aang Hanafiah Azmairit Aziz 8 Karakteristik Fisikokimia Kit Kering Kanamycin Eva Maria Widyaqsari, Misyetti, Teguh Hafiz Ambar W, dan Witri 4 Jurnal Atom Indonesia 9 Physicochemical and Biological Analysis of 99mTc Glutathione Radiopharmaceuticals. 5 Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah, No. ISSN Biodistribution and Imaging of The 99mTc Glutathione Radiopharmaceutical in White Rats Induced with Cancer 11 Pemantauan Radionuklida Antropogenik di Kawasan Pesisir Pantai Sumatera Barat 12 Pengelolaan Berbagai Jenis Limbah Radioaktif dari Instalasi Produksi Radioisotop 13 Penentuan Nilai Koefisien Didtribusi (Kd) 239,240Pu pada Perairan Laut Bangka Selatan Nuraeni Maula Eka Sriyani dan Nurlaila Zainuddin Hendris Okviyoandra Akhyar, Heny Suseno, Safni : Wati Murdahayu Makmur

88 88 LAKIP BATAN JENIS PUBLIKASI NAMA JURNAL JUDUL MAKALAH PENULIS a Jurnal nasional 5 Jurnal Teknologi Pengelolaan 14 Dose Rate from Natural Radionuclides and 137Cs to the Biota Marine Erwansyah Lubis, Heny Suseno, terakreditasi Limbah, No. ISSN of Bangka Sea Wahyu Retno P., M. Nur Yahya 15 Korelasi Konsentrasi 137Cs Terhadap Mineral Lempung dalam Heny Suseno Sedimen Perairan Semenanjung Muria Jepara 16 Pemanfaatan Amonium Zeolit dan Polimer dalam Pengolahan Limbah Aisyah Air Pendingin Reaktor Nuklir 17 Optimasi Penempatan Disposal Demo dalam Lingkungan Geologi Sucipta Kawasan Nuklir Serpong 18 Penetapan Faktor Koreksi Self Attenuation pada Analisis Sampel Chevy Cahyana, Mohamad Nur Yahya: Sedimen dengan Spektrometri Gamma 19 Effects of Concentration and Body Size on the Bioaccumulation of Wahyu Prihatini, Heny Suseno, Dedy Mercury on the Ark Cockles Anadara Antiquata Duryadi Solihin, Kadarwan Soewardi, Isdradjad Setyobudiandi 20 Sebaran Radionuklida 239,240Pu Di Air Permukaan Selat Bangka Murdahayu Makmur 21 Implementasi Pemantauan Parameter Oseanografi pada Lapisan Thermocline Selat Lombok 22 Studi 137Cs dalam Air Laut di Sekitar Perairan Bangka Selatan dan Sumatera Selatan 23 Penentuan Nilai Koefisien Distribusi (Kd) Cesium-137 pada Sedimen Laut 24 Distribusi Trtium di Perairan Indonesia Sebagai Jalur Arlindo: Pengukuran Menggunakan LSC 25 Bioakumulasi 137Cs oleh Keong Mas (Pomacea Canaliculata) dengan Metode Kompartemen Tunggal 26 Unjuk Kerja LSC Tricarb 2910TR pada Pengukuran Radioaktivitas Tritium dalam Sampel Air Laut 6 Buletin Eksplorium 27 Bioakumulasi 137Cs oleh Keong Sawah (P. Ampullacea) dengan Metoda Kompartemen Tunggal 28 Geologi dan potensi terbentuknya mineral uraniumtipe batu pasir di daerah Hatapang, Sumut 29 Analisis kedalaman potensi akuifer air tanah dengan pemodelan distribusi tahanan jenis secara inversi 2-D di Desa Kompas Raya, Nanga Pinoh, Melawi, Kalbar. 30 Perekayasaan mixer settler untuk ekstraksi siklus II pada recovery uranium dalam larusan asam fosfat. Mohamad Nur Yahya Heny Suseno Chevy Cahyana Mohamad Nur Yahya, Wahyu Retno Prihatiningsih Arief Yandra, Heny Suseno, Safni Nurokhim Eka Putri, Heny Suseno, Safni Ngadenin Adhika Junara K. Abdul Gani, Hafni LN.

89 LAKIP BATAN JENIS PUBLIKASI NAMA JURNAL JUDUL MAKALAH PENULIS Heri Syaeful, Sucipta a Jurnal nasional terakreditasi 6 Buletin Eksplorium 31 Penentuan koefisien hidraulik tapak NSD Serpong berdasarkan metode uji permeabilitas in-situ 32 Studi geologi dan logam tanah jarang di daerah Air Gegas, Bangka Selatan. 33 Pengukuran geolistrik dan intensitas gas radon pada penentuan daerah potensial untuk pemboran airtanah dalam di Desa Lebeng Barat, Pasongsongan, Sumenep, Jawa Timur. 34 Petrografi dan geokimia unsur granitoid Pulau Bangka : kajian awal tektonomagmatisme. 35 Ground penetrating radar survey across the bok bak fault, Kedah, Malaysia. Bambang Soetopo I Gde Sukadana Kurnia S.Widana Yuniarti Ulfa, Nur Fathin, Mohd Jamel, Mardiana S. 7 Journal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia, ISSN Indonesia Journal of Chemistry, Volume 13 Nomor 1, Maret 2013, ISSN , 9 Metalurgi, Majalah Ilmu dan Teknologi, Volume 28 Nomor 1, April 2013, ISSN , Akreditasi Nomor SK 442/AU2/P2MI-LIPI/08/ Jurnal Kimia dan Kemasan, Volume 35 Nomor 1, April 2013, ISSN X, Akreditasi Nomor 526/AU1/P2MI- LIPI/04/ Aplikasi isotop alam (18O, 2H, 14C) untuk studi dinamika air tanah dan hubungannya dengan air sungai daerah Bandung. 37 Geologi dan potensi terbentuknya mineralisasi uranium di daerah Harau, Sumatera Barat. 38 Pelacakan air tanah di desa Mbuit, kabupaten Manggarai Barat, Propinsi NTT. 39 Geologi daerah Muntok dan potensi granit Menumbing sebagai sumber uranium dan thorium 40 Controlling Aedes aegypti population as DHF vector with radiationbased sterile insect technique in Banjarnegara Regency, Central Java. 41 Korelasi antara MIB-1, AgNOR dan Apoptosis Caspase-3 dengan Respon Kemoradioterapi pada Kanker Servik. 42 Effect of Gamma Irradiation on Mechanical and Thermal Properties of Fish Gelatin Film Isolated From Lates calcarifer Scales. 43 Synthesis of Polyvinyl Pyrrolidone (PVP)/k-Carrageenan Hydrogel Prepared by Gamma Radiation Processing as a Function of Dose and PVP Concentration 44 Polymeric Biomaterials Film Based on Poly (Vinyl Alcohol) and Fish Scale Collagen by Repetitive Freeze-Thaw Cycles Followed by Gamma Irradiation 45 Sintesis dan Karakterisasi Membran Komposit Kitosan-Hidroksi Apatit Berikatan Silang Sebagai Guided Tissue Regeneration (GTR) 46 Pengaruh Radiasi Berkas Elektron dan Kimia pada Pembuatan Glukosa dari Tandan Sawit Kosong E.Ristin Pujiindiyati, Satrio Ngadenin Suharji, M.Nurdin, Adhika JK., Sartapa, Slamet S. Kurnia DS, Ngadenin Siti Nurhayati dkk. Iin Kurnia,dkk Dian Pribadi Perkasa, Erizal, Darmawan, dan Akhmad Rasyid Erizal, Tjahyono, Dian Pribadi Perkasa, dan Darmawan Dian Pribadi Perkasa, Erizal, dan Basril Abbas Erizal, Basril Abbas, Yessy Warastuti, dan Darmawan Darsono, Sugiarto Danu, Made Sumarti Kardha, dan Harsojo

90 90 LAKIP BATAN JENIS PUBLIKASI NAMA JURNAL JUDUL MAKALAH PENULIS a Jurnal nasional terakreditasi 11 Jurnal Sains Materi Indonesia, Volume 14 Nomor 3, April 2013, ISSN , Akreditasi Nomor 401/AU2/P2MI- LIPI/04/ Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, Volume 9 Nomor 2, Desember Seminar Nasional Fisika 2013/ LIPI 14 Seminar Nasional Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir Modifikasi Fisiko Kimia Membran Komposit Kitosan Polivinil Alkohol Hasil Casting dengan Teknik Induksi Iradiasi Gamma 48 Iradiasi Sediaan Obat Herbal Temu Putih Curcuma zedoaria (berg) Rosc.: Cemaran Mikroba, Sitotoksitas dan Profil Kromatogram 49 Studi Penentuan Umur dan Laju Pertumbuhan Terumbu Karang Terkait dengan Perubahan Iklim Ekstrim Menggunakan Sinar-X 50 Karakteristik Degradasi dari Biomaterial Poli-(kaprolakton-kitosanhidroksiapatit) Iradiasi dalam Larutan Simulated Body Fluid 51 Pengaruh Laju Dosis Iradiasi Gamma ( 60 Co) terhadap Senyawa Antigizi Asam Fitat dan Antitripsin pada Kedelai (Glycine max L.) 52 Studi Intervensi Pangan Olahan Siap Saji Steril Iradiasi pada Residen Rehabilitasi Narkoba 53 Aplikasi Iradiasi Gamma untuk pemuliaan Mutasi Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis BI.) Umur Genjah 54 Analisis Stabilitas Dan Adaptabilitas Beberapa Galur Padi Dataran Tinggi Hasil Induksi Mutasi 55 Sintetis Film Gelatin Sisik-Ikan-Kitosan Berikatan Silang dengan Teknik Iradiasi Gamma 56 Pengaruh Iradiasi Gamma pada Sitotoksisk Terhadap Sel Leukemia L1210 dan Profil Daun Sirih Merah (Piper crocartum Ruiz & Pav.) 57 Studi Mengenai Kandungan Logam Berat dan Mikroba pada Jeroan Serta Daging Sapi.(The Study Of Heavy Metals And Microbial Content In Beef Bowel And Red Meats) 58 Bioremediasi Lahan Tercemar Hidrokarbon Menggunakan campuran Bulking Agents yang Diperkaya Konsorsia Mikroba Berbasis Kompos Iradiasi 59 Efektivitas Inokulan Mikroba Terpilih Berbasis Kompos Iradiasi Terhadap Degradasi TPH Di Dalam Tanah Tercemar Lumpur Minyak Bumi Erizal, Dian Pribadi Perkasa, Zulhemi Aziz, dan Sulistiono G.S. Ermin Katrin, Epsi Narulita, Zulhemi Aziz, dan Hendig Winarno Ali Arman, Neviaty P. Zamani, dan Tsuyoshi Watanabe Yessy Warastuti dan Nani Suryani Rindy Panca Tanhindarto, Purwiyatno Hariyadi, Eko Hari Purnomo, dan Zubaidah Irawati Bona Simanungkalit, Zubaidah Irawati, Cermen M. Siagian, dan Lucy Widasari Sasanti Widiarsih dan Ita Dwimahyani Sherly Rahayu, Azri Kusuma Dewi, Yulidar, Desta Wirnas, dan Hajrial Aswidinnoor Erizal, Dian Pribadi Perkasa, Basril Abbas, dan Sulistiono G. Ermin Katrin H., Dede Komarudin, Susanto, dan Hendig Winarno Harsojo dan Darsono Tri Retno Dyah L., Nana Mulyana, dan Arif Adhari Nana Mulyana, Tri Retno Dyah L., Dadang Sudrajat 60 Studi Tentang Surface Hardening Pada Material PIN Mesin Lokal Prof. Dr. Rer.Nat. Usman Sudjadi Dengan Alat RF-Plasma Nitrocarburizing 61 Analisis Aktivitas Radionuklida 137Cs Dalam Cs-Zeolit Menggunakan Noviarty, S.ST Spektrometer Gamma 62 Kalibrasi Alat Carbon Analyzer Leco Type IR 212 M.M. Lilis Windaryati

91 LAKIP BATAN JENIS PUBLIKASI NAMA JURNAL JUDUL MAKALAH PENULIS Sugeng Rianto, MT a Jurnal nasional terakreditasi 15 Seminar Nasional Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir Majalah Ilmiah-Pengelolaan Instalasi Nuklir No. 11 / Tahun VI 17 Majalah Ilmiah-Pengelolaan Instalasi Nuklir No. 11 / Tahun V HPI-FAPS International Conference on Innovation in Polymer Science and Technology Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Standardisasi 63 Rancang Bangun Sistem Monitor Keselamatan Operasi Tungku Sinter Pelet UO2 ME Evaluasi Audit Internal LUB PTBN Untuk Menilai Efektifitas Implementasi ISO/IEC 17025:2005 Masripah, S.Si 65 Analisis Neodimium Menggunakan Metoda Spektrofotometri UV-VIS Noviarty, Dian Angraini 66 Pemodelan Sistem Tungku Autoclave ME-24 Sugeng Rianto 67 Perbaikan Wall Plug Hotcell 01 Instalasi Radiometalurgi Antonio Gogo, Supriyono, Saud Maruli Tua, Haris Gunawan 68 Perbaikan Sistem Kendali Motor Peralatan Fabrikasi Elemen Bahan Iwan Setiawan Bakar Cirene ME Identifikasi Dan Perbaikan Kerusakan Terhadap Sistem Deteksi Kebakaran Di Gedung 65 Instalasi Elemen Bakar Eksperimental Akhmad Saogi Latif 70 Pemantauan Paparan Radiasi dan Kontaminasi di Dalam Hotcell 101 Suliyanto, Muradi, Endang Sukesi I Instalasi Radiometalurgi 71 Validasi Metode Uji Kekerasan Mikro Pada Kelongsong Zirkaloy-4 Hadijaya, B.Sc, Drs. Sugondo, M.Eng, Djoko Kisworo 72 Penentuan Rasio O/U Serbuk Simulasi Bahan Bakar Dupic Secara Gravimetri 73 Karakterisasi Ingot Paduan U-7Mo-Zr Hasil Proses Peleburan Menggunakan Tungku Busur Listrik 74 Rencana Peningkatan Kemampuan Operasi Fasilitas Hotcell IRM Dengan Melakukan Perbaikan Dan Pengelolaan Limbah M.M Lilis Windaryati, Ngatijo, A.Md., Agus Sartono Dwi Santosa Slamet Pribadi, A.Md. Yatno Dwi Agus Susanto Ir. Antonio Gogo 75 Evaluasi Pengaruh Burn-Up Terhadap Pelepasan Produk Gas Fisi Ir. Edy Sulistyono 76 Evaluasi Pengaruh Pola Alir Udara Terhadap Tingkat Radioaktivitas di Endang Sukesi Ismojowati Daerah Kerja IRM Drs. Suliyanto, Apt 77 Pemantauan Penerimaan Dosis Eksterna Dan Interna di Instalasi Radiometalurgi Tahun Penanganan Llmbah Radioaktif Padat Aktivitas Rendah Pasca Penggantian Hepa Filter di IRM 79 Hydrogen Capacity of the Fe-Ti-Mg and Fe-Ti-Al Alloys Prepared by High Energy Ball Milling and Its Hydrogen Capacity 80 Metode Absolut Dan Relatif Dalam Pengujian Sampel Uji Profisiensi 152Eu Sudaryati, Arca Datam Sugiarto. Ir. Nur Tri Harjanto Susanto, S.Kom,., Sunardi, A.Md Bening Farawan, A.Md Hydrogen Capacity of the Fe-Ti-Mg and Fe-Ti-Al Alloys Prepared by High Energy Ball Milling and Its Hydrogen Capacity Ir. Rosika Kriswarini

92 92 LAKIP BATAN JENIS PUBLIKASI NAMA JURNAL JUDUL MAKALAH PENULIS Drs. Andi Chaidir a Jurnal nasional terakreditasi 20 Seminar Nasional IX SDM Teknologi Nuklir 81 Pengukuran Kandungan Fe Dalam Paduan AlFeNi Menggunakan Pengompleks Amonium Tiosianat Dengan Metode Spektrofotometri UV-VIS 82 Analisis Radionuklida 235U Dalam Pelat Elemen Bakar U3Si2-Al Pasca Iradiasi Menggunakan Metode Spektrometri Alfa 83 Pemungutan Isotop Hasil Fisi 137cs Dan Unsur Bermassa Berat Dari Bahan Bakar U3si2-Al Pasca Iradiasi 84 Pengaruh Kecepatan Alir Dan Volume Eluen Pada Proses Penukar Anion Terhadap Hasil Analisis Isotop PU 85 Analisis Pengotor C Serbuk UO2 Hasil Konversi YC Limbah Pupuk Fosfat Dengan Carbon Analyzer Leco IR Struktur Mikro Dan Karakteristik Mekanik PEB U3Si2-Al TMU 2,96 g/cm3 dan Pasca Perlakuan Panas Suhu 500oc 87 Pembuatan Pelat Elemen Bakar (PEB) U-10Zr/Al Untuk Bahan Bakar Reaktor Riset Arif Nugroho, ST Ir. Aslina Br. Ginting Boybul, B.Sc, Dipl. Kim M.M Lilis Windaryati Maman Kartaman A., MT Ir. Masrukan 88 Ketidakpastian Pengukuran Kekasaran Permukaan Kelongsong Bahan Pranjono, BE Bakar Nuklir Dengan Roughness Tester Surtronic Penentuan Kandungan Pengotor Dalam Serbuk Uo2 Hasil Konversi Rahmiati Yellow Cake Petro Kimia Gresik Dengan AAS 90 Kontrol Kurva Kalibrasi Spektrometer Emisi Dengan Standar Ir. Rosika Kriswarini Aluminium Certified Reference Materials (CRM) 91 Pencacahan Dan Penghitungan Kontaminasi Alpha Di Udara Dan Sudaryati Lantai Menggunakan Antarmuka DT Proses Pemungutan Uranium Dari Gagalan Pelet Sinter UO2 Yang Torowati,ST Mengandung Aditif 21 Jurnal Teknologi Bahan Nuklir 93 Pembesaran Ukuran Butir UO2 Dengan Penambahan Dopan Untuk Futichah, Tri Yulianto Mengurangi Pelepasan Gas Fisi 94 Analisis Jumlah Container Produk Logam Uranium Yang Dapat Ghaib Widodo, Siti Wardiyati Disimpan Sementara Pada Sebagai Ruang Proses Produksi 22 Jurnal Iptek Nuklir Ganendra, 95 Simulasi Disain Perisai Radiasi MBE-Lateks Menggunakan MCNP5 Darsono,Safirudin, M. Toifur PTAPB-BATAN, ISSN Jurnal Urania Volume 19 No Sensivitas Pengkayaan Uranium dan Fraksi Packing (3th,U)O2 Sudarmono (PTBN) terhadap K sebagai dasar desain konseptual RGTT 200K 97 Analisis Termohidrolika Elemen Bakar Uji U-7 Mo/Al dan U-6Zr di Endiah. P. H RSG-GAS Menggunakan Coolod-N2, Natcon dan CFD-3d 24 Jurnal Nasional Sains dan 98 Investigasi Parameter Bahan Bakar Pebble Dalam Perhitungan Teras Zuhair Teknologi Nuklir Volume 14 No. Thorium RGTT 200K 2 (PTNBR)

93 LAKIP BATAN JENIS PUBLIKASI NAMA JURNAL JUDUL MAKALAH PENULIS Geni Rina Sunaryo a Jurnal nasional terakreditasi 25 Jurnal Pengembangan Energi Nuklir (PPEN) 26 Jurnal Tri Dasa Mega (TDM) Vol Jurnal Sains Materi Indonesia, Vol 14, No.3, April Jurnal Urania, Vol 19, No. 2, Juni 2013, p Jurnal Sains Materi Indonesia, Vol. 14, No. 2, Januari Atom Indonesia Vol. 39, No. 2, Agustus 2013, p Metalurgi LIPI, Vol. 28, No. 1, April Jurnal Atom Indonesia Vol. 39 No.2 Agustus 2013, p Jurnal Kimia dan Kemasan, Vol. 35, No. 1, April 2013, p Majalah Ilmu dan Teknologi, Volume 28 No. 1, April 2013, ISSN Mekanisme Reaksi Asam borat dengan Produk Radiolisis Akibat Radiasi Sinar -γ pada temperatur 25o C 100 Perhitungan Parameter Deposisi Lepasan Produk Fisi Di Permukaan Tanah Tapak PLTN 101 Analisis Kecelakaan Parah Pada Pressurized Water Reactor dengan Backwards Method. 102 Analisis Fluks Kalor Kritis Pada Perubahan Suhu Pelat dan Laju Aliran Air Pendingin Untuk Kasus Pemanasan Ganda Di Celah Sempit Rektangular 103 Analisis Distribusi Kecepatan Pendingin Dalam Elemen Bakar Tipe Pelat Menggunakan Metode CFD Untuk Reaktor Riset RSG-GAS 104 Efek Densitas Bahan Bakar Terhadap Parameter Koefisien Reaktivitas Teras RRI 105 Pengembangan Sistem Pemantauan Kondisi Untuk Keselamatan Rotating Machine di PWR dengan Motor Current signature Analysis 106 Metode Kalibrasi OnLine Untuk Pemantauan Kondisi Perangkat Instrumentasi Reaktor Nuklir Berbasis Elektrical Signature Analysis 107 Manajemen Konversi Teras RSG-GAS Berbahan Bakar Silisida Tingkat Muat Tinggi 108 Pengaruh Grid Pejarak dan Nozzle Terhadap Parameter Termohidrolika Perangkat Bahan Bakar Reaktor AP Characterization of Lithium Thin-Film Battery Component Prepared By DC Sputtering 110 Penumbuhan Lapis Lindung Nitrida Pada Permukaan Bahan Struktur Reaktor Paduan FeCrNi. 111 Morfologi dan Sifat Magnetik Nanopartikel Core/Shell Fe/Oksida Fe Hasil Proses Milling Energi Tinggi Pada Berbagai Medium 112 Development of Data Acquisition and Control Software for Neutron Radiography Facility at Serpong, Indonesia Pande Made Udiyani Pande Made Udiyani M. Hadi Kusuma M. Subekti Rokhmadi Syaiful Bakhri Syaiful Bakhri Lily Suparlina Muh. Darwis A.K. Jahja, Wagiyo H., H. Jodi, E. Kartini Ari Handayani, Sulistioso G.S., Nurdin Effendi, Sumarmo, Suprapto Ari Handayani, Muhammad Rifai, Eko Yudho P., Mujamilah Bharoto 113 Sifat Megnet Barium Heksaferit Ba0.6Fe2O3 Hasil Milling Energy Tinggi Didin S. Winatapura, Sari H. Dewi, Yustinus P., Ridwan 114 Non-destructive Residual Stress Analysis Around The Weld-Joint of Fuel Cladding Materials of ZrNbMoGe Alloys 115 Karakteristik Dinamik Sistem Koloid Magnetik Berbasis Nanopartikel Oksida Fe-Chitosan, 116 Pengaruh Penambahan Karbon Aktif Pada Struktur Kristal dan Magnetisasi Partikel Nano Fe3O4 Parikin, Bandriyana, Imam Wahyono, A.H. Ismoyo Mujamilah Siti Wardiyati

94 94 LAKIP BATAN JENIS PUBLIKASI NAMA JURNAL JUDUL MAKALAH PENULIS Sutisna a Jurnal nasional terakreditasi 35 Jurnal Teknologi Reaktor Nuklir, TRIDASA MEGA, Volume 15, Nomor 1, Februari METALURGI : Majalah Ilmu dan Teknologi, Volume 28 Nomor 2, Agustus 2013, hal Jurnal Kimia dan Kemasan, Vol 35, No, 2, Oktober 2013, hlm Thermal Neutron Flux Maping on a Target Capsule at Rabbit Facility of GA Siwabessy Multipurpose Reactor for use Ko-AANI 118 Sifat Listrik dan Magnetik Lapisan Tipis Nanokomposit Fe-C/Si(100) Yunasfi, Mashadi, Saeful Yusuf 119 Pembentukan struktur nanopartikel core/shell Fe/Oksida Fe hasil proses kimia dan fisika. 38 Jurnal Urania, Vol. Juni Penumbuhan lapis lindung nitride pada permukaan bahan struktur reaktor FeCrNi. 39 Jurnal Sains Materi Indonesia, Vol. 14, No. 2 Januari Jurnal Teknologi Bahan Nuklir No. 9, Vol 1, Januari Jurnal Kimia dan Kemasan, Vol. 35 No. 1 April Jurnal Sains Materi Indonesia, Vol. 14, No. 3 April Jurnal Iptek Nuklir Ganendra, Vol. 16, No. 2 Juli Jurnal Sains Materi Indonesia, Vol. 14, No. 3 April Jurnal Teknologi Reaktor Nuklir Tri Dasa Mega, Volume 15, Nomor 3, Oktober 2013 b. Jurnal internasional 1 Journal of Material Science and Engineering 2 Journal of The Australian Ceramic Society 3 Journal Of The Air & Waste Management Association 4 Journal Of Applied Scienties in Environmental Sanitation 121 Dekolorisasi Limbah Industri Batik Menggunakan Proses Fenton dan Fotofenton 122 Pengolahan Limbah Nuklir dan Non Nuklir oleh Nanokomposit Fe3O4- Karbon Aktif dengan Proses Insitu 123 Sintesis dan Karakterisasi Nano Zero Valen Iron (NZVI) dengan Metode Presipitasi 124 Analisis Fasa Nano Partikel LiCoO2 Sebagai Bahan Katoda Baterai Mampu Isi Ulang Menggunakan X-Ray Diffractometer 125 Pengaruh Inhibitor Kafeina Pada Laju Korosi dan Strukturmikro Baja Karbon KS01 dan AISI 1045 Dalam Media Larut 126 Pengaruh ph Terhadap Strukturmikro dan Sifat Magnet Barium Heksa ferit 127 Analisis Unsur Mineral dan Korelasinya dalam Darah Penderita Hipertensi dan Normal dengan Teknik AAN Ari Handayani Ari Handayani, Sulistioso GS, Nurdin Effendi, Sumarmo, Suprapto Siti Wardiyati, Sari Hasnah Dewi, Adel F Siti Wardiyati Siti Wardiyati, Adel Fisli, Saeful Yusuf Elman Panjaitan, Sudaryanto, Yosef Sarwanto, Bambang Soegijono Sulistioso Giat S., Setyo Purwanto, Deswita, Ari Handayani Didin S. Winataoura, Deswita, M. Toifur, Ridwan Th. Rina M., Wahyu Sugiarto 1 Characteristic of Water ZrO2 Nanofluid Made from Solgel Synthesized Dani Gustaman Syarif and Djoko ZrO2 Nanoparticle Utilizing Local Zircon Hadi Prajitno 2 Effect of LSGM Addition on Electrical Characteristic of 8YSZ Ceramic for Dani Gustaman Syarif, Syoni Solid Electrolyte Soepriyanto, and Djoko Hadi Prajitno 3 Atmospheric Black Carbon in PM2,5 in Indonesian Cities Muhayatun Santoso, Diah Dwiana Lestiani, and Philip K. Hopke 4 Lead In The Ambient Air At Urban And Suburban Sites In Indonesia Muhayatun Santoso, Diah Dwiana Lestiani, and Philip K. Hopke Markwitz

95 LAKIP BATAN JENIS PUBLIKASI NAMA JURNAL JUDUL MAKALAH PENULIS b. Jurnal internasional 5 Journal Of Radioanalytical and 5 Determination of Chemical Elements in Airborne Particulate Matter Diah Dwiana L, M Santoso, W.J. Nuclear Chemistry Collected at Lembang, Indonesia by Particle Induced Xray Emission Trompetter, B. Barry, P.K. Davy, 6 Indonesian Journal of Chemistry 7 International Journal of Phytoremedian 8 Journal Of Physics D: Applied Physics 9 Jurnal Atom Indonesia BATAN Volume. 39 No.2 Tahun International Journal of Engineering Research and Applications Vol. 3(1) Januari- February 2013, ISSN European Journal of Experimental Biology Vol 3(1), 2013, ISSN Atom Indonesia Journal Volume 39 No. 1 Edition April ISSN Hayati Journal of Biosciences, Vol. 20, No. 3, September 2013, ISSN : ISSN Aplied Radiation and Isotopes ( pradiso ) 15 WarisElsevier, Computers & Fluids and A. Markwitz 6 Characterization of Airborne Particulate Matter Collected at Jakarta Muhayatun Santoso, D. D. Lestiani, Roadside of an Arterial Road and Andreas Markwitz 7 Characteristic of Airborne Particulate Matter Samples Collected from Diah Dwiana L Two Semi Industrial Sites in Bandung, Indonesia 8 EDTA Amendment in Phytoextraction of 134Cs from Soil by Indian Poppy Intan T, Sukmabuana P, and Mustard (Brassica juncea) Roosmini D 9 A tin gold alloy based EUV source for metrology applications. Imam Kambali, dkk. 10 Synthesis and Characterization of Grafft Copolymer Rice Straw Cellulose- Acrylamide Hydroge;s Using Gamma Irradiation 11 Studies on the protein profile of gamma ray induced blood stage of Plasmodium berghei for developing candidate. 12 The infectiveness of gamma ray irradiated Plasmodium berghei in pregnant mouse and its progenies. 13 Derivation of inter-atomic force constantsof Cu2O from diffuse neutron scattering measurement. 14 Effectiveness of gamma rays in attenuating rodent malaria parasites of plasmodium berghei in bloodof mice. 15 Liver Histopatological Studies of Mice (Mus musculus sp.) Infected With Plasmodium berghei Gamma Rays Irradiated Strains Anka. 16 Haemozoin detection in Mouse Liver Histology Using Simple Polarized Light Microscope 17 Direct measurement of 60 Co and 125 I activity by the sum-peak method in PTKMR-BATAN 18 Dispersion Determination in a Turbulent Pipe Flow Using Radiotracer data and CFD Analysis D Swantomo, Rocmadi, KT Basuki, R Sudiyo Mukh Syaifudin, dkk. Mukh Syaifudin, dkk. Makhsun, dkk. Mukh Syaifudin, dkk. Tur Rahardjo, dkk. Dwi Ramadhani, dkk. Pujadi Marsoem, dkk Sugiharto, Zdzislaw Stegowski, Leszek Furman, Zaki Su ud, Rizal Kurniadi, and Abdul

96 96 LAKIP BATAN JENIS PUBLIKASI NAMA JURNAL JUDUL MAKALAH PENULIS b. Jurnal internasional 16 Chemical, Material and Metallurgical Engineering, Volume 746 of Advanced materials Research, ISSN print , ISSN cd , ISSN web International Jurnal of Advances in materials, processing and Manufacturing, Trans Tech Publications Ltd, Switzerland, Vol. 789, pp , 2013 ( 19 Radiation Synthesis of Superabsorbent Poly (acrylamide-co-acrylicacid)- Sodium Alginate Hydrogels Study About Surface Hardening On Local Disc Brakes With Direct Current Plasma Nitrocarburizing Apparatus 18 Jurnal International Annals Of 21 A Fruzzy-Bassed Reliability Approach To Evaluated Basic Events Of Fault Nuclear Energy Trace Analysis For Nuclear Power Plant Probabilistic Safety Assessment. 19 Jurnal Atom Indonesia 22 Reliability Study Of The AP1000 Passive Safety System By Fruzzy Approach 20 Journal Handawi 23 The Validation of coupled Neutronic-Thermalhydraulic code NODAL3 in the PWR Rod Ejection Benchmark 21 Solid State Ionics, In Press, 24 Structure and Electrochemical Performance of the Spinel-LiMn2O4 Corrected Proof, Available Synthesized by Mechanical Alloying online 2 December 2013, 22 Solid State Ionics, Volume 238, 25 Structural and Electrical Properties of Pb-Substituted La2Mo2O9 Oxide 1 May 2013, Pages Ion Conductors 23 Journal of Basic and Applied Scientific Research Vol. 3. No. 2. Februari Journal of Basic and Applied Scientific Research, Part III, 3 (4), 2013, p Crystal Structure of the BaTiO3 and ZrO2 doped (Bi0,5Na0,5)TiO3 with X- Ray Diffraction TechniquesUsing the Rietveld Method 27 Zirconium Oxide X-ray Diffraction Data Processing By Rietveld Analysis Method Erizal, Sudirman, Emil Budianto, A. Mahendra, and Rike Yudianti Prof. Dr. rer.nat. Usman Sudjadi Julwan H. Purba Julwan H. Purba Surian Pinem T.Y.S. Panca Putra, M. Yonemura, S. Torii, T. Ishigaki, T. Kamiyama Shigeomi Takai, Yuki Do, Shuki Torii, Junrong Zhang, T.Y.S. Panca Putra, Ping Miao, Takashi Kamiyama, Takao Esaka Mardiyanto, Syahfandi Yuswono, Nurdin Effendi, Parikin, A.K. Jahja 25 Solid State Ionics, 28 Structure and Dynamics of Solid Electrolyte (LiI)0.3(LiPO3)0.7 Evvy Kartini, M. Nakamura, M. Arai, Y. Inamura, K. Nakajima, T. Maksum., W. Honggowiranto, T.Y.S.P. Putra

97 LAKIP BATAN Lampiran 4. DATA DAN STATUS PATEN BATAN PADA DITJEN HKI (DALAM PROSES) TAHUN 2013 NO J U D U L, INVENTOR, UNIT KERJA 1. Inokulan Konsorsia Mikroba Rhizofer Berbasis Kompos Nana Mulyana, S.ST (PATIR) JENIS PATEN NOMOR PERMINTAAN TANGGAL PERMINTAAN STATUS TERAKHIR Paten P Mei 2013 Persyaratan formalitas telah terpenuhi Surat No. HKI.3-HI tgl 11 Juni Alat Pengatur Ketinggian Barang Ir. Masrukan, MT (PTBN) Paten Sederhana S Mei 2013 Terdaftar tanggal 28 Mei 2013 Sudah termasuk substantif 3. Proses Penurunan Kekerasan Permukaan Bahan Zr-4 Dengan Menggunakan Alat Nitrokarbunasi Plasma Lucutan Pijar DC Prof. Dr. Usman Sujadi (PTBN) 4. Metode Pembuatan Inhi bitor Korosi Partikel Nano Jagung Dan Penggunaannya Ir. Djoko Hadi Prayitno (PTNBR) 5. Penyerap Untuk Generator Radioisotop Dan Proses Pembuatannya Rohadi Awaludin, dkk (PRR) 6. Proses Pembuatan Hidrogel Superabsorben Fast Swelling Berbasis Pati Dengan Teknologi Radiasi Erizal, dkk (PATIR) 7. Resin Media Pendar Untuk Film Sintilator Dosimetri Dan Proses Pembuatannya Drs. Jadigia Ginting, dkk (PTBIN) 8. Peralatan Pencuplik Udara Menggunakan Relay Prof. Dr. Muhayatun, dkk (PTNBR) 9. Pakan Komplit Ternak Ruminansia Model Pelet Dan Proses Pembuatannya Ir. Suharyono, dkk (PATIR) 10. AlatPengaduk Jenis Tepung Dan Butiran Setyo Atmojo, dkk (PTAPB) 11. KOPOLIMER LATEKS KARET ALAM STIRENA SILIKAT SEBAGAI BAHAN ANTI LENGKET DAN PELAPIS PERMUKAAN BARANG JADI KARET Pecahan dari: KOPOLIMER LATEKS KARET ALAM METIL METAKLIRAT SILIKAT SEBAGAI BAHAN ANTI LENGKET DAN PELAPIS PERMUKAAN BARANG JADI KARET (P ) Dr. Marga Utama, APU, dkk (PATIR) Paten P Mei 2013 Persyaratan formalitas telah terpenuhi Surat No. HKI.3-HI tgl 11 Juni 2013 Paten P Mei 2013 Persyaratan formalitas telah terpenuhi Surat No. HKI.3-HI tgl 4 Juni 2013 Paten P Mei 2013 Terdaftar tanggal 28 Mei 2013 Paten P Mei 2013 Persyaratan formalitas telah terpenuhi Surat No. HKI.3-HI tanggal 3 Juni 2013 Paten P Mei 2013 Persyaratan formalitas telah terpenuhi Surat No. HKI.3-HI tgl 11 Juni 2013 Paten P Mei 2013 Terdaftar tanggal 28 Mei 2013 Paten P Mei 2013 Persyaratan formalitas telah terpenuhi Surat No. HKI.3-HI tgl 4 Juni 2013 Paten P Mei 2013 Publikasi tgl 30 Mei 2013 No. 2013/01830, Surat No. HKI.3-HI tgl 19 Juli 2013 Paten P Mei 2013 Persyaratan formalitas telah terpenuhi Surat No. HKI.3-HI tgl 7 Juni 2013

98 98 LAKIP BATAN NO J U D U L, INVENTOR, UNIT KERJA 12 CETAKAN UNTUK PROSTETIK Drs. Sulistioso G. S., MT (PTBIN) 13. PROSES PEMBUATAN PRODUK EKSTRUSI PANDUAN ALUMINIUM SERI 6060 DENGAN PERLAKUAN PANAS HOMOGENISASI Dr. Sutiarso, M.Sc (PTBIN) JENIS PATEN Paten Sederhana NOMOR PERMINTAAN TANGGAL PERMINTAAN STATUS TERAKHIR S Sep 2013 Persyaratan formalitas telah terpenuhi, surat No. HKI.3-HI S tanggal 12 Nov 2013 Paten P Sep 2013 Persyaratan formalitas telah terpenuhi, Surat No. HKI.3-HI P tanggal 12 Nov 2013 PATEN GRANTED NO JUDUL INVENTOR UNIT KERJA 1. Radiofarmaka Dalam Bentuk Mikrosfer Brebasis Polimer Terbiodegradasi Yang Berisi Holmium (III) Oksida 2. Peralatan Ukur Suhu Pendingin Pada Reaktor Riset Berbahan Bakar Silinder Dr. Sudaryanto, M.Sc, Dr. Ir. Efrison Umar, MT JENIS PATEN- NO. PERMINTAAN PTBIN Paten P PTNBR Paten P KETERANGAN Granted tanggal 22 maret 2013 Sertifikat No. ID P Granted tanggal 23 September 2013 Sertifikat No ID P B

99 LAKIP BATAN Editor Falconi Margono Anhar Antariksawan Budi Santoso Haris Sutarta Penyusun Abdul Haris Medio Venda Chatarina Yuniada Teddy Mahyudin Yuri Garini Sudi Ariyanto Kristedjo Kurnianto Imam Kambali Idrus Kadir Sungkono Mudjiono Joko Waluyo Rini Rindayani Christiana Juwariah Kriswanto Budi Kaliwanto Wahyu Widyastuti Kunuz Nikmah Yogi Sugiawan Falikul Fikri Oly Desrianti Hanifa Sri Agustini Paido Siahaan Design Medio V.

100 LAKIP Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Kuningan Barat - Mampang Prapatan T F

PENETAPAN KINERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PENETAPAN KINERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Lembaga : Program Anggaran (4) (5) Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, gandum tropis dan shorgum) 5 Varietas (1 padi,

Lebih terperinci

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KATA PENGANTAR

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, LAKIP BATAN tahun 2012 telah kami selesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Lebih terperinci

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 20132013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 205/KA/XI/2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 108/KA/V/2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2010-2014 DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 205/KA/XI/2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN 2010 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2 TAHUN 2014 TENTANG KELAS JA DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA KELAS JA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR

Lebih terperinci

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 205/KA/XI/2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENYETARAAN DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA JABATAN DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BATAN TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BATAN TAHUN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BATAN TAHUN 2010 2014 I. Badan Tenaga Nuklir Nasional 1. Kementerian /Lembaga : Badan Tenaga Nuklir Nasional 2. Tugas Pokok : Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

Lebih terperinci

RENSTRA BHHK BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL RENCANA STRATEGIS

RENSTRA BHHK BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL RENCANA STRATEGIS RENCANA STRATEGIS RENSTRA BHHK 2015 2019 BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA Prima dalam layanan hukum, informasi, kerjasama, dan keamanan nuklir BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Jln. Kuningan Barat, Mampang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

2 Indikator Kinerja Utama BATAN Tahun ; Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nukl

2 Indikator Kinerja Utama BATAN Tahun ; Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nukl BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1360, 2014 BATAN. Indikator. Kinerja Utama. 2010 2014 Penetapan. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PENYETARAAN KELAS JABATAN PENYETARAAN KELAS JABATAN BERDASARKAN PERKA BATAN NOMOR 004/KA/I/2012

PENYETARAAN KELAS JABATAN PENYETARAAN KELAS JABATAN BERDASARKAN PERKA BATAN NOMOR 004/KA/I/2012 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2 TAHUN 2014 TENTANG DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 392/KA/XI/2005 14 TAHUN 2013 1 Kepala Badan Tenaga Nasional 2 Sekretaris

Lebih terperinci

BATAN. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran

BATAN. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 013/KA/I/2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN 2010 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) merupakan salah satu unit kerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di bawah deputi bidang

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, - 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2037, 2014 BATAN. Loka Pemantauan Tapak dan Lingkungan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam mengupayakan pelaksanaan akuntabiltas di lingkungan BATAN, sejak tahun 2008 BATAN

KATA PENGANTAR. Dalam mengupayakan pelaksanaan akuntabiltas di lingkungan BATAN, sejak tahun 2008 BATAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, LAKIP BATAN tahun 2010 telah kami selesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.844, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Unit Kerja. Rinvian Tugas. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

B.74 SEBARAN UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA SEKITAR TAPAK POTENSIAL KRAMATWATU SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM EVALUASI TAPAK PLTN BANTEN TIM PENELITI: Dr.

B.74 SEBARAN UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA SEKITAR TAPAK POTENSIAL KRAMATWATU SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM EVALUASI TAPAK PLTN BANTEN TIM PENELITI: Dr. B.74 SEBARAN UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA SEKITAR TAPAK POTENSIAL KRAMATWATU SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM EVALUASI TAPAK PLTN BANTEN TIM PENELITI: Dr. June Mellawati, M.Si Dra. Heni Susiati, M.Si Ir. Hadi Suntoko

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Informasi dan Dokumentasi

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 202/KA/X/2012 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 202/KA/X/2012 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 202/KA/X/2012 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN 2010 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

Riset dan Teknologi untuk Produksi Berkeberlanjutan

Riset dan Teknologi untuk Produksi Berkeberlanjutan Riset dan Teknologi untuk Produksi Berkeberlanjutan Gusti Muhammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi Jakarta Food Security Summit 2012 7 Februari 2012 Proyeksi Penduduk Dunia 1950-2100 2 Perkembangan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi

Lebih terperinci

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN)

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN) 5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK NILAI-NILAI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Pelayanan Memberikan layanan yang memenuhi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

*48622 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 197 TAHUN 1998 (197/1998) TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

*48622 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 197 TAHUN 1998 (197/1998) TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 197/1998, BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL *48622 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 197 TAHUN 1998 (197/1998) TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PRESIDEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

ENERGI TERBARUKAN MASA DEPAN ENERGI KITA

ENERGI TERBARUKAN MASA DEPAN ENERGI KITA ENERGI TERBARUKAN MASA DEPAN ENERGI KITA Dr. Muhammad Samsuri Kepala Bidag Transfer Iptek Masyarkat Kementerian Riset dan Teknologi Metro, 29 Agustus 2013 PERMASALAHAN ENERGI NASIONAL Produksi minyak menurun,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1998 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1998 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1998 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN ii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI iii I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI... 2

Lebih terperinci

Pemetaan Spasial Varietas Jagung Berdasarkan Musim Tanam di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan

Pemetaan Spasial Varietas Jagung Berdasarkan Musim Tanam di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan Pemetaan Spasial Varietas Jagung Berdasarkan Musim Tanam di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan Muhammad Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan Abstrak Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam dalam bidang pertanian merupakan keunggulan yang dimiliki Indonesia dan perlu dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat. Pertanian merupakan aset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, - 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN 2015 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena berkah kekayaan alam yang berlimpah, terutama di bidang sumber

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Hari, tanggal Minggu, 10 Mei 2015 Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014 Sumber Berita Selasar.com Hal. -

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN STANDARDISASI NASIONAL JAKARTA 2017 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI Revisi 1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Jl. Merdeka No. 147 Bogor, 16111 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN PRIORITAS 8 Tema Prioritas Penanggungjawab Bekerjasama Dengan PROGRAM AKSI DI BIDANG ENERGI Pencapaian ketahanan energi nasional yang menjamin kelangsungan pertumbuhan nasional

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian yang mempunyai peranan yang strategis dan penting adalah sektor tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan pokok

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang hal-hal yang mendasari penelitian diantaranya yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana. MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: SUMBER DAYA ALAM dan LINGKUNGAN HIDUP I Prioritas: Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan A Fokus Prioritas:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 99/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Program Kegiatan BATAN Tahun 2016 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi

Program Kegiatan BATAN Tahun 2016 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi Program Kegiatan BATAN Tahun 2016 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi, Isotop dan Radiasi No 1 Unit Kerja Penanggung Jawab Kegiatan Kode/Nama Kegiatan Pusat Diseminasi dan Kemitraan

Lebih terperinci

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 132/KA/VI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 013/KA/I/2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang KATA PENGANTAR Dengan Mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015 Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang telah selesai disusun.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT UTAMA

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT UTAMA RENCANA STRATEGIS 2010 2014 SEKRETARIAT UTAMA Jl. Gajah Mada No. 8, Jakarta Pusat 10120, Telp. (+62-21) 63858269-70, 6302164, 630 2485 Fax. (+62-21) 6385 8275 Po.Box. 4005 Jkt 10040 Perijinan Kesehatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun

Lebih terperinci

Oleh Deddy Permana / Yayasan Wahana Bumi Hijau Sumatera selatan

Oleh Deddy Permana / Yayasan Wahana Bumi Hijau Sumatera selatan Oleh Deddy Permana / Yayasan Wahana Bumi Hijau Sumatera selatan www.wbh.or.id Penjaringan Aspirasi Masyarakat Sebagai Masukan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019 di Gedung Serbaguna Pasca Sarjana Universitas

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga nuklir merupakan salah satu jenis energi yang saat ini menjadi alternatif energi potensial. Pemanfaatan teknologi nuklir saat ini telah berkembang di berbagai

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

Lebih terperinci

KEBUTUHAN HIDUP LAYAK PNS DI KABUPATEN KEBUMEN

KEBUTUHAN HIDUP LAYAK PNS DI KABUPATEN KEBUMEN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) RISET UNGGULAN DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015 KEBUTUHAN HIDUP LAYAK PNS DI KABUPATEN KEBUMEN Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

Lebih terperinci

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang saat ini telah menjadi penyebab berubahnya pola konsumsi penduduk, dari konsumsi pangan penghasil energi ke produk penghasil

Lebih terperinci

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.107, 2012 NUKLIR. Instalasi. Keselamatan. Keamanan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5313) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 1 i DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1.2. Maksud dan Tujuan... 1.3. Sasaran... 1.4 Dasar

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN 2015-2019 Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara Jakarta, 16 Februari 2016 I. TUJUAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2 I. TUJUAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA TAHUN

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA TAHUN RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA TAHUN 2015-2019 N W E S RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA - BSN BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 DAFTAR

Lebih terperinci