GAMBARAN DENSITOMETER TULANG BELAKANG DAN FEMUR PASIEN DI IDT. RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG DARI TANGGAL 1 AGUSTUS FEBRUARI 2006
|
|
- Agus Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN DENSITOMETER TULANG BELAKANG DAN FEMUR PASIEN DI IDT. RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG DARI TANGGAL AGUSTUS FEBRUARI 006 Dian Febrina, Putri Sri Lasmini Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FKUA/RS. Dr. M.Djamil, Padang. Abstrak Tujuan : Melihat gambaran Densitas Mineral Tulang pada pasien perempuan diatas 45 tahun serta melihat hubungan antara umur dan Indeks Massa Tubuh dengan kejadian osteoporosis pada tulang belakang dan femur. Tempat: Instalasi Diagnostik Terpadu RS.M.Djamil Padang. Rancangan : Penelitian ini bersifat retrospektif analitik. Metode : Data diambil dari hasil pemeriksaan densitometer tulang belakang dan femur pasien perempuan rawat jalan dibagian Densitometer Instalasi Diagnostik Terpadu RS. Dr. M. Djamil Padang dari tanggal Agustus 005 sampai 8 Februari 006. Hasil : Dari 5 orang pasien perempuan rawat jalan didapatkan rerata umur pasien : 60,90 ± 8,93, rerata Indeks Massa Tubuh (IMT) : 3,68 ± 4,6. Osteoporosis tulang belakang paling banyak ditemukan pada rerata umur 64,6 ± 8,8 dan femur dengan rerata umur 7,00 ± 0,05 sedangkan osteoporosis tulang belakang dan femur ditemukan paling banyak pada Indeks Massa Tubuh 8,5 5. Kesimpulan :Makin meningkat usia, makin tinggi kejadian osteoporosis tulang belakang dan femur, secara statistik bermakna (p=0.003 dan p=0.000). Kejadian osteoporosis tulang belakang banyak terjadi pada pasien dengan Indeks Massa Tubuh normal dan rendah secara statistik tidak bermakna (p=0.403). Sama halnya pada osteoporosis femur, banyak terdapat pada Indeks Massa Tubuh normal secara statistik tidak bermakna (p=0.69). Kata Kunci :Osteoporosis, Densitas Mineral Tulang, Indeks Massa Tubuh
2 GAMBARAN DENSITOMETER TULANG BELAKANG DAN FEMUR PASIEN DI IDT. RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG DARI TANGGAL AGUSTUS FEBRUARI 006 I. PENDAHULUAN Masalah usia lanjut dan osteoporosis semakin menjadi perhatian dunia termasuk Indonesia karena makin meningkatnya usia harapan hidup. () Usia harapan hidup perempuan pada umumnya terus meningkat baik dinegara negara maju maupun dinegara-negara berkembang. Di Indonesia, usia harapan hidup perempuan pada tahun 980 adalah 50,9 tahun dan pada tahun 000 telah mencapai 70 tahun. () Peningkatan harapan hidup bersamaan dengan terjadinya peningkatan penyakit penuaan antara lain osteoporosis. () Osteoporosis merupakan masalah kesehatan utama didunia saat ini dan jumlahnya meningkat sejalan dengan meningkatnya populasi usia lanjut. WHO menyatakan bahwa osteoporosis merupakan masalah kesehatan terbesar yang kita hadapi setelah penyakit kardiovaskuler. Biaya yang harus dikeluarkan untuk penyakit ini sangat mengejutkan dan diperkirakan mencapai 60 milyar dolar pada tahun 00. (3) Istilah menopause dan osteoporosis telah dikenal sejak zaman dahulu yaitu pada masa Yunani kuno. Menopause berasal dari kata meno berarti haid dan pause berarti istirahat atau henti sehingga secara keseluruhan diartikan sebagai henti haid. () Henti haid sudah berlangsung kurang lebih bulan. (4) Sedangkan osteoporosis berasal dari kata osteo berarti tulang dan porosis berarti lubang sehingga secara keseluruhan berarti tulang yang berlubang atau keropos. () Jadi osteoporosis merupakan satu penyakit dengan massa tulang rendah dan memburuknya arsitektur jaringan tulang sehingga menyebabkan
3 fragilitas tulang dan meningkatnya risiko fraktur pada tulang pinggul, tulang belakang dan pergelangan tangan. (,3) Pada wanita kejadian osteoporosis lebih dipercepat dan diperberat dengan menurunnya hormon estrogen dalam tubuh ketika berusia lanjut.. () Umur menopause perempuan dinegara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris adalah 5,4 tahun sedangkan dinegara-negara Asia tenggara adalah 5,09 tahun. Usia menopause untuk perempuan Indonesia adalah 50 tahun. Kalau usia harapan hidup perempuan Indonesia adalah 70 tahun maka hampir 0 tahun lamanya mereka mengalami berbagai masalah kesehatan akibat dari menopausenya.masalah kesehatan jangka pendek yang paling menonjol adalah gejala-gejala vasomotorik dan psikogenik sedangkan masalah kesehatan jangka panjang adalah meningkatnya angka kejadian penyakit jantung koroner, osteoporosis, demensia, katarak dan kanker usus besar. Dampaknya adalah kualitas hidup kaum perempuan tersebut akan berkurang. () Gejala klinis osteoporosis adalah fraktur yang muncul pada perempuan lanjut usia dimana sebagian berhubungan dengan perbedaan densitas tulang pada kematangan dan terutama kehilangan tulang yang muncul setelah menopause. (3) Faktor risiko osteoporosis antara lain : (4) Tidak dapat diubah (unmodiffiable) - Jender : > - Usia : semakin tua usia semakin meningkat resiko osteoporosis - Bentuk Tubuh : kecil, resiko meningkat - Etnis Asia, risiko meningkat - Riwayat Keluarga : ada keluarga yang menderita fraktur maka faktor risiko meningkat. 3
4 Dapat diubah (modifiable) - Hormon seks - Anoreksia - Diet rendah Ca dan Vit D yang sudah lama - Pemakaian obat-obatan seperti glukokortikoid dan antikonvulsan - Istirahat total ditempat tidur - Merokok dan pemakaian alkohol yang berlebihan Penilaian langsung tulang untuk mengetahui ada /tidaknya osteoporosis dengan cara (). Pemeriksaan Radiologik Telah dikembangkan indeks Sing untuk mengukur ketebalan kolum femoris dan komponen-komponen trabekulasi secara radiologik tetapi pemeriksaan ini tidak dianjurkan karena sangat tergantung pada alat radiologi yang digunakan, keahlian dan subjektivitas pemeriksa, kualitas film dan cara-cara pencucian.. Pemeriksaan radioisotop Pemeriksaan ini menggunakan sinar foton radionuklida yang dapat mendeteksi densitas tulang dan ketebalan korteks tulang. 3. MRI (Magnetic Resonance Imaging) Cara ini dapat mengukur struktur trabekuler tulang dan kepadatannya. Alat tersebut tidak memakai radiasi melainkan hanya dengan lapangan magnet yang sangat kuat. Jadi pemeriksaan ini mahal. 4. USG Densitometri Cara ini memakai kecepatan gelombang suara ultra yang menembus tulang kemudian dinilai kekuatan dan daya tembus melalui tulang yang dinyatakan 4
5 sebagai pita lebar ultrasonik dan kekakuan. Keuntungannya adalah mudah dibawa kemana-mana tetapi tidak dapat secara tepat mengetahui lokalisasi osteoporosis. 5. Densitometer X-ray asorbtiometry Pesawat densitometer X-ray asorbtiometry menggunakan radiasi sinar X yang sangat rendah. Ada dua jenis X-ray asorbtiometry yaitu SXA (single X-ray asorbtiometry) dan DEXA (Dual energy X-ray asorbtiometry). Saat ini gold standard pemeriksaan osteoporosis adalah DEXA yang digunakan untuk pemeriksaan vetebra, femur dan radius. (5) Walau mahal tapi memiliki keuntungan yaitu : dapat menentukan diagnosis, menduga patah tulang, menilai perubahan densitas tulang. Hasil-hasil yang didapat adalah :. Densitas mineral tulang pada area tertentu dalam gram/cm. Perbandingan kadar rata-rata densitas mineral tulang dibandingkan dengan kadar rata-rata densitas mineral tulang orang dewasa etnis yang sama (Tscore dalam %) 3. Perbandingan kadar rata-rata densitas mineral tulang dari organ dengan umur dan etnis yang sama (Z-score dalam %) Menurut WHO penilaian T-Score tersebut adalah (5) Tulang normal : Tulang osteopeni: T-score - SD T-score antara - SD dengan -,5 SD Tulang osteoporosis: T-score -,5 SD. 5
6 II. BAHAN DAN CARA KERJA : Penelitian dilakukan secara retrospektif analitik pada pasien yang memeriksakan diri ke Instalasi Diagnostik Terpadu RSUP Dr. M. Djamil Padang selama Agustus Februari 006. Data diolah dengan program SPSS versi.0. Uji Statistik yang digunakan adalah Chi Square Test. III. HASIL Dari 5 orang pasien perempuan rawat jalan yang melakukan pemeriksaan densitometer tulang belakang dan femur didapatkan rerata umur pasien yaitu 60,89 tahun (SD 8,93) dan rerata BMI : 3,68 (SD 4,6) Tabel. Karakteristik Responden n Rata-rata Standar Deviasi Umur 5 60,89 8,93 BMI 5 3,68 4, UMUR 40 N = 0 normal 5 osteopen 7 osteopor SPINE 6
7 Gambar. Hubungan antara umur dengan densitas mineral tulang belakang Pada gambar, kejadian osteopeni tulang belakang pada rerata umur 60,8 ± 8,87 sedangkan osteoporosis pada rerata umur 64,6 ± 8, UMUR 40 N = normal 6 osteopen 5 osteopor FEMUR Gambar. Hubungan antara umur dengan densitas mineral tulang femur Pada gambar, tampak pada tulang femur kejadian osteopeni pada rerata umur 6,84 ± 8,3 sedangkan osteoporosis pada rerata umur 7,00 ± 0,05 Tabel. Hubungan Densitas Mineral Tulang Punggung dengan Indeks Massa Tubuh Indeks Massa Tubuh. Kurus. Normal 3. Overweight 4. Obesitas Total Normal Osteopeni Osteoporosis Total (n) (n) (n) (n) (P=0,403) 7
8 Pada tabel, hubungan antara densitas mineral tulang punggung dengan indeks massa tubuh dimana osteoporosis terbanyak ditemukan pada indeks massa tubuh normal. Setelah diuji ternyata tidak ditemukan hubungan yang bermakna (P=0,403) Tabel 3. Hubungan Densitas Mineral Tulang Femur dengan Indeks Massa Tubuh Indeks Massa Tubuh. Kurus. Normal 3. Overweight 4. Obesitas Total (P=0,69) Normal Osteopeni Osteoporosis Total (n) (n) (n) (n) Pada tabel 3, tampak hubungan antara densitas mineral tulang femur dengan indeks massa tubuh. Osteoporosis terbanyak ditemukan pada indeks massa tubuh normal, tidak ditemukan hubungan bermakna (P=0.69) IV. DISKUSI Dari hasil pemeriksaan densitometri yang dilakukan pada 5 orang perempuan ditemukan rerata umur 60,90 ± 8,93. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibisono DS (53,5 tahun) sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Castro JP dkk 58,3 ± 0,4. (6,7) Rerata umur kejadian osteopeni pada tulang belakang 60,8 ± 8,87, sedangkan rerata umur kejadian osteoporosis 64,6 ± 8,8. Pada tulang femur kejadian osteopeni rerata umur 6,84 ± 8,3 sedangkan osteoporosis rerata umur 7,00 ± 0,05. Penelitian ini sesuai dengan Baheiraei dkk, mereka menemukan adanya suatu korelasi yang bermakna antara umur dengan kejadian osteoporosis. Makin 8
9 tinggi umur maka makin tinggi kejadian osteoporosis. (7,8) Hasil ini memperlihatkan hubungan yang kuat dan bermakna antara defisiensi estrogen (yang biasa terjadi seiring dengan penambahan umur) dengan penurunan densitas mineral tulang. Estrogen yang diproduksi berperan dalam pembentukan sel tulang dan menghambat resorpsi sel tulang dalam proses remodeling tulang. (,9) Kejadian osteoporosis tulang punggung dan femur paling banyak ditemukan pada indek massa tubuh (IMT) normal. Tetapi secara statistik tidak bermakna. Kejadian ini sama dengan yang ditemukan oleh Wibisono. (6) Sedangkan pada beberapa penelitian terbukti bahwa IMT yang lebih tinggi merupakan faktor pelindung terhadap densitas mineral tulang. (7,0) Pada orang yang mengalami obesitas, ditemukan timbunan lemak yang banyak sehingga dihasilkan jumlah estrogen ekstra gonad yang banyak juga mengakibatkan densitas massa tulang lebih baik (kejadian osteoporosis berkurang) (6,7) Pada penelitian ini karena bersifat retrospektif dan jumlah sampel sedikit sehingga sulit untuk melakukan analisa secara statistik (hasil statistik tidak bermakna) V. KESIMPULAN. Didapatkan hubungan yang bermakna antara umur dengan densitas mineral tulang punggung dan femur.. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara densitas mineral tulang punggung dan femur dengan indeks massa tubuh. 9
10 Daftar Pustaka. Rachman IA. Osteopprosis Primer pada Wanita Pascamenopause (Peranan Hormon Estrogen Menjelang Usia Lanjut). Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Vol 8;46-6. Baziad A. Terapi Sulih Hormon sebagai Salah Satu Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Menopause di Indonesia : Fiksi, Fakta dan Kontroversi. Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Vol 9; Kaniawati M, Moeliandari F. Penanda Biokimia untuk Osteoporosis. Forum Diagnosticum Prodia Diagnostics Educational Services Notelovitz M. Menopause. From Contemporary Endocrinology : Endocrinology of Aging. Human Press Inc 5. Lobo R. Menopause and Aging. dalam : Reproductive Endocrinology Physiology, Pathophysiology and Clinical Management. 5 th ed. Elsevier Inc.004; WibisonoDS, Baziad A. Gambaran Densitas Mineral Tulang Pada Wanita Pasca Menopause Di Makmal-FKUI. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta 7. Castro JP dkk. Differential Effect of Obesity on Bone Mineral Density in White, Hispanic and African American women:a Cross Sectional Study. Departemen of Medicine State University of New York Downstate Medical Center. New York. 005 available at 8. Baheiraei A, Pocock NA, Eisman JA, Nguyen ND, Nguyen TV. Bone Mineral Density, Body Mass Index and Cigarette Smoking among Iranian Women : Implications for Prevention. BMC Musculoskeletal Disorders Available at 9. Speroff.L, Fritz. Menopause and The Perimenopausal Transition, dalam : Clinical Gynecologic Endocrinologi and Infertility. 7 th ed. Lippincott Williams & Wilkins. 005;
BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum memberikan gejala-gejala yang diketahui (asymtomatic disease). Osteoporosis baru diketahui ada apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di Indonesia. Jumlah usia lanjut di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daur hidup manusia akan melewati fase usia lanjut (proses penuaan). Proses penuaan merupakan hal yang tidak dapat dihindari, dimana mulai terjadi perubahan fisik dan
Lebih terperinciGambaran Kepadatan Tulang Wanita Menopause Pada Kelompok X di Bandung
Gambaran Kepadatan Tulang Wanita Menopause Pada Kelompok X di Bandung Adam BH Darmawan, Slamet Santosa Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Abstrak Osteoporosis
Lebih terperinciOSTEOPOROSIS DEFINISI
OSTEOPOROSIS DEFINISI Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang. menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia. Osteoporosis merupakan penyakit ditandai
Lebih terperinciPEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
ETIOLOGI Kadar hormon tiroid dan paratiroid yang berlebihan dapat mengakibatkan hilangnya kalsium dalam jumlah yang lebih banyak. Obat-obat golongan steroid pun dapat mengakibatkan hilangnya kalsium dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Para ahli tulang Indonesia sepakat bahwa dengan meningkatnya harapan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para ahli tulang Indonesia sepakat bahwa dengan meningkatnya harapan hidup rakyat Indonesia penyakit kerapuhan tulang akan sering dijumpai. Sejak tahun 1990 sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai kemajuan dalam segala aspek kehidupan manusia saat ini telah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi maupun dalam bidang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada struktur saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan penyebab kematian kelima
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Karakteristik kasus menopause..., Herdiana Christanty Sihombing, FKM UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis merupakan masalah kesehatan dunia (global issue). Hal ini dikarenakan, meskipun prevalensi osteoporosis tertinggi diderita oleh wanita usia lanjut, namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya
Lebih terperinciBAB 5 HASIL Osteoporosis. Proporsi kasus osteoporosis dan osteoporosis berat terlihat pada gambar. berikut:
BAB 5 HASIL 5.1. Osteoporosis berikut: Proporsi kasus osteoporosis dan osteoporosis berat terlihat pada gambar Gambar 5.1. Gambaran Distribusi Kasus Menopause Osteoporosis berdasarkan Kriteria WHO di MTIE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang digunakan untuk menilai status gizi seorang individu. IMT merupakan metode yang murah dan mudah dalam mengukur
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA HIDUP TERHADAP KEJADIAN BUNGKUK OSTEOPOROSIS TULANG BELAKANG WANITA USIA LANJUT DI KOTA BANDAR LAMPUNG Merah Bangsawan * Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya kepadatan
Lebih terperinciMANFAAT KEBIASAAN SENAM TERA PADA WANITA TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG DI DUSUN SOROBAYAN, GADINGSARI, SANDEN, BANTUL SKRIPSI
MANFAAT KEBIASAAN SENAM TERA PADA WANITA TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG DI DUSUN SOROBAYAN, GADINGSARI, SANDEN, BANTUL SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mendapatkan gelar Sarjana
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS TINJAUAN TEORI 1. Definisi Osteoporosis adalah penyakit metabolisme tulang yang cirinya adalah pengurangan massa tulang dan kemunduran mikroarsitektur tulang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah
Lebih terperinciKetetapan resmi terkini ISCD tahun 2013 (pasien anak-anak) Dibawah ini adalah ketetapan resmi ISCD yang telah diperbaruhi tahun 2013
Ketetapan resmi terkini ISCD tahun 2013 (pasien anak-anak) Dibawah ini adalah ketetapan resmi ISCD yang telah diperbaruhi tahun 2013 Gugus tugas tenatng kemungkinan resiko patah tulang serta definisi osteoporosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnyausia harapan hidup penduduk akibatnya jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah akumulasi lemak secara berlebihan atau abnormal dalam tubuh yang dapat mengganggu kesehatan. Distribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit kronik yang ditandai dengan pengurangan massa tulang yang disertai kemunduran mikroarsitektur tulang dan penurunan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas adalah akumulasi lemak abnormal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi
Lebih terperinciABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah
ABSTRAK Menurut WHO, kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah satu jenis kanker yang tingkat kejadiannya
Lebih terperinciBAB II KEROPOS TULANG (OSTEOPOROSIS)
BAB II KEROPOS TULANG (OSTEOPOROSIS) Bab kedua ini memberikan penjelasan umum tentang tulang dan keropos tulang, meliputi definisi keropos tulang, struktur tulang, metabolisme tulang, fungsi tulang, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menopause. Jumlah populasi wanita usia 50 tahun ke atas diperkirakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahunnya sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia mengalami menopause. Jumlah populasi wanita usia 50 tahun ke atas diperkirakan meningkat dari 500 juta pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada tulang, penyakit ini ditandai dengan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko terjadinya patah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perimenopause adalah suatu fase dalam proses menua (aging) yaitu ketika seorang wanita mengalami peralihan dari masa reproduktif ke masa nonreproduktif. Pada fase ini,
Lebih terperinciHUBUNGAN KADAR ESTROGEN DENGAN KADAR DEOXYPIRIDINOLIN URIN PADA WANITA MENOPAUSE. I Putu Gede Wardhiana
Artikel asli HUBUNGAN KADAR ESTROGEN DENGAN KADAR DEOXYPIRIDINOLIN URIN PADA WANITA MENOPAUSE Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unud/RSUP Sanglah, Denpasar ABSTRACT CORRELATION BETWEEN ESTROGEN LEVEL AND
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan global dan telah muncul sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko untuk kanker, hipertensi, hiperkolesterolemia,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Jumlah pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako
BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Jumlah pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta sebanyak 119 orang yang semua berjenis kelamin perempuan dan jumlah yang dijadikan
Lebih terperinciAbstract. Osteoporosis merupakan penyakit yang tersembunyi (silent disease) tanpa adanya tanda-tanda
Hubungan Nilai Indeks Massa Tubuh Dengan Nilai Risiko Fraktur Osteoporosis Berdasarkan Perhitungan Frax Tool Pada Wanita Usia 50 Tahun Di Klub Bina Lansia Pisangan Ciputat Tahun 2015 Ahmad Khoiron Nashirin,
Lebih terperinciBAB I peran penting dalam kelanjutan generasi penerus bangsa (Manuaba, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang penting dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal adalah dengan memperhatikan kesehatan wanita khususnya kesehatan reproduksi karena
Lebih terperinci2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Osteoporosis Secara harfiah kata osteo berarti tulang dan kata porosis berarti berlubang atau dalam istilah populer adalah tulang keropos. Zat kapur, kalsium adalah mineral terbanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mioma adalah suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos. Mioma yang berasal dari sel-sel otot polos miometrium disebut mioma uteri (Achadiat, 2004). Mioma uteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kejadian Osteoporosis terutama pada lansia akan mempunyai dampak yang sangat buruk bagi penderitanya. Osteoporosis pada lansia akan mengakibatkan terjadinya fraktur
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang ilmu kebidanan dan kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi. 4.2 Tempat dan waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab pertama atau bab pendahuluan ini memberikan penjelasan tentang latar belakang penelitian yang dilakukan, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup masalah, dan metodologi penelitian.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lupus Eritematosus Sistemik atau yang dikenal juga dengan Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit reumatik autoimun yang ditandai adanya inflamasi yang tersebar
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KARTASURA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi D-4 FISIOTERAPI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada umumnya. Sementara obesitas
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK)merupakan penyakit jantung yang terutama disebabkan oleh penyempitanarteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau keduanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit merupakan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi dan defisiensi menjadi penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan
Lebih terperinciEFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI
EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI PERSYARATAN UNTUK MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS ILMU TERAPAN FISIOTERAPI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita mengalami menopause. Namun tidak seperti menopause pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Andropause atau kadang disebut menopause pria umumnya terjadi pada pria separuh baya, kira-kira waktunya sama ketika seorang wanita mengalami menopause. Namun
Lebih terperinciOsteoporosis Apakah tulang anda beresiko?
Osteoporosis Apakah tulang anda beresiko? Apakah itu Osteoporosis? Osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan massa tulang rendah dan hilangnya jaringan tulang yang dapat menyebabkan tulang lemah
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013 Bram Adhitama, 2014 Pembimbing I : July Ivone, dr, MKK.MPd.Ked Pembimbing II : Cherry Azaria,dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola hidup menyebabkan berubahnya pola penyakit infeksi dan penyakit rawan gizi ke penyakit degeneratif kronik seperti penyakit jantung yang prevalensinya
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan seseorang dapat dapat diindikasikan oleh meningkatkatnya usia harapan hidup (UHH), akibatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) semakin bertambah banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. epidemi global dan harus segera ditangani. Saat ini prevalensi obesitas di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan dunia yang telah menjadi epidemi global dan harus segera ditangani. Saat ini prevalensi obesitas di dunia meningkat tajam hingga
Lebih terperinciCARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA Oleh : Debby dan Arief Dalam tubuh terdapat berjuta-juta sel. Salah satunya, sel abnormal atau sel metaplasia, yaitu sel yang berubah, tetapi masih dalam batas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Usia, Jenis Kelamin, dan Indeks Masa Tubuh dengan Osteoartritis Lutut.
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai hubungan antara Usia, Jenis Kelamin, dan Indeks Masa Tubuh dengan Osteoartritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mioma uteri adalah tumor jinak kandungan (uterus) yang terjadi pada otot polos dan jaringan ikat. Mioma dikenal juga dengan istilah leiomyoma uteri, fibromioma uteri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami seorang wanita adalah datangnya menopause, menopause adalah keadaan biologis yang wajar ditandai dengan berhentinya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eplanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih dengan rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia. Menopause bukanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Setiap perempuan akan mengalami proses fisiologis dalam hidupnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perempuan akan mengalami proses fisiologis dalam hidupnya, proses-proses tersebut diantaranya adalah premenopause, menopause dan pascamenopause. Masa premenopause
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah koroner.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila anak telah mencapai
Lebih terperinciHUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN Erni Yuliastuti Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Email : yuliastutierni @ ymail.com Abstrak Masa remaja merupakan masa transisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief, 2008).
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross-sectional, variabel bebas dan variabel terikat diobservasi hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan masalah kesehatan reproduksi yang menjadi ancaman bagi wanita yang berkeinginan untuk hamil dengan pasangannya. Kondisi ini dialami oleh sekitar 10-15% pasangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama di banyak negara termasuk Indonesia. Pola penyebab kematian di rumah sakit yang utama dari Informasi Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua perempuan mengalami menstruasi setiap bulan. Ada beberapa gangguan yang dialami oleh perempuan berhubungan dengan menstruasi diantaranya hipermenore, hipomenore,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah merupakan ukuran tekanan yang digunakan oleh aliran darah melalui arteri berdasarkan dua hal yaitu ketika jantung berkontraksi dan ketika jantung beristirahat.
Lebih terperinciPatogenesis dan Metabolisme Osteoporosis pada Manula
Patogenesis dan Metabolisme Osteoporosis pada Manula Hikmat Permana Sub Bagian Endokrinologi dan Metabolisme Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS Perjan Hasan Sadikin FK Universitas Padjadjaran Bandung Osteoporosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pembentukan tulang. Salah satu penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembentukan tulang didalam tubuh disebut Osteogenesis. Pembentukan tulang terdiri dari penyerapan dan pembentukan yang terjadi secara terus menerus atau selalu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obesitas 2.1.1. Definisi Obesitas adalah penumpukan jaringan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu kesehatan (WHO,2011). Batas yang tidak wajar untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita yang menunjukan bahwa ovarium telah berhenti menghasilkan sel telur, aktivitas menstruasi berkurang dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
18 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD Tugurejo Semarang dahulu merupakan rumah sakit khusus kusta di semarang pada tahun 1952. Pada tanggal 30 Mei 1996 mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDG) telah menjadi tujuan milenium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDG) telah menjadi tujuan milenium selama 15 tahun. MDG berakhir pada tahun 2015. Selanjutnya, MDG digantikan oleh Sustainable
Lebih terperinciABSTRAK FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB OSTEOPOROSIS. Paulus Budi Santoso ( ) Pembimbing : David Gunawan T., dr
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB OSTEOPOROSIS Paulus Budi Santoso (0210186) Pembimbing : David Gunawan T., dr Osteoporosis merupakan new communicable disease yang banyak dibicarakan, dan menyerang terutama
Lebih terperinciKanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko
Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron
Lebih terperinciBAB II PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS PADA USIA DEWASA Definisi Osteoporosis
BAB II PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS PADA USIA DEWASA 1.1 Perihal Osteoporosis 2.1.1 Definisi Osteoporosis Kata osteoporosis berasal dari bahasa yunani yaitu osteo yang berarti tulang dan porous yang berarti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegemukan atau obesitas selalu berhubungan dengan kesakitan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gemuk merupakan suatu kebanggaan dan merupakan kriteria untuk mengukur kesuburan dan kemakmuran suatu kehidupan, sehingga pada saat itu banyak orang berusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan pelayanan keperawatan (Ballard, 2003). Kesalahan dalam proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Patient safety merupakan isu global yang menjadi perhatian di seluruh dunia. Petient safety adalah salah satu komponen yang utama dan vital dalam memberikan pelayanan
Lebih terperinciEpidemiologi Penilaian Status Gizi: Antropometri
Epidemiologi Penilaian Status Gizi: Antropometri Pendahuluan PSG antropometri BB dan TB: paling sering dipakai, Mudah dan murah Untuk orang dewasa: penilaian indeks massa tubuh untuk menghitung FM dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan terkait angka kematian ibu dan anak merupakan masalah global yang sejak dulu hingga sekarang masih merupakan persoalan besar dalam dunia kesehatan. Menurut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi mempermudah manusia dalam kehidupan sehari hari,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi saat ini telah memberi dampak yang sangat baik pada kehidupan manusia, banyak teknologi telah ditemukan yang berfungsi mempermudah manusia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh dijaringan payudara, yakni didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak hingga jaringan ikat pada payudara. Kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mineral tulang disertai dengan perubahan mikroarsitektural tulang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis didefinisikan sebagai kondisi rendahnya kepadatan mineral tulang disertai dengan perubahan mikroarsitektural tulang, peningkatan kerapuhan tulang dan peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekitar 5%-10% dari seluruh kunjungan di Instalasi Rawat Darurat bagian pediatri merupakan kasus nyeri akut abdomen, sepertiga kasus yang dicurigai apendisitis didiagnosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause menyebabkan > 80% wanita mengalami keluhan fisik dan psikologis dengan berbagai tekanan dan gangguan penurunan kualitas hidup (Esposito et al., 2007). Wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insiden karsinoma kolorektal masih cukup tinggi, demikian juga angka kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari kematian karena kanker
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA USIA SAAT TIMBULNYA MENARCHE DENGAN USIA SAAT TERJADINYA MENOPAUSE WANITA DI KECAMATAN KARTASURA. Merry Tiyas Anggraini*
HUBUNGAN ANTARA USIA SAAT TIMBULNYA MENARCHE DENGAN USIA SAAT TERJADINYA MENOPAUSE WANITA DI KECAMATAN KARTASURA ABSTRAK Merry Tiyas Anggraini* Latar Belakang : Menarche adalah saat terjadinya perdarahan
Lebih terperinciPenyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15
Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia pada saat ini menghadapi permasalahan ganda berupa kasus-kasus penyakit menular yang masih belum terselesaikan sekaligus peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat setelah China, India,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Saraf dan Radiologi Rumah Sakit di Kota Yogyakarta,yaitu Rumah
Lebih terperinci