BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Pelaksanaan Pemberian Kredit Mikro pada PT Bank Rakyat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Pelaksanaan Pemberian Kredit Mikro pada PT Bank Rakyat"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Pelaksanaan Pemberian Kredit Mikro pada PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk Proses Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Mikro pada PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk adalah sebagai berikut : 1. Pengajuan Permohonan Kredit Mikro Calon debitur yang ingin mengajukan permohonan pinjaman mikro mendatangi BRI Unit. Dengan dibantu oleh deskman (Customer Service), calon debitur kemudian mengisi formulir permohonan pengajuan pinjaman atau Surat Keterangan Permohonan Pinjaman (SKPP) model 72 Kupedes yang terlampir pada lampiran 2 atau model 75 Kupedes bagi calon debitur yang mempunyai penghasilan tetap yang terlampir pada lampiran 3. Calon debitur mengisi pada formulir jenis usaha yang akan dibiayai kredit, besar pinjaman yang akan diminta, jangka waktu dan cara pembayaran, latar belakang permohonan kredit serta jaminan atau agunan yang dapat disediakan. Kemudian, calon debitur menyerahkan dokumen dokumen sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan seperti melampirkan legalitas usaha minimal surat keterangan usaha dari kepala desa atau lurah atau pasar, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), pengalaman usaha minimal satu tahun, melampirkan dokumen identitas diri seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Ijin Mengemudi (SIM) kepada

2 deskman. Deskman (customer service) wajib untuk memberitahukan calon debitur untuk membuka rekening tabungan apabila calon debitur belum memiliki rekening tabungan di Bank Rakyat Indonesia. 2. Analisis Kredit Setelah debitur mengisi Surat Keterangan Permohonan Pinjaman (SKPP) dan menyerahkan dokumen identitas diri kepada deskman (Costumer Service), deskman melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan berkas SKPP yang telah diterima untuk diproses lebih lanjut dan memasukan data calon debitur pada BRINETS sesuai SKPP dan tanda bukti diri debitur. Kemudian, deskman menyerahkan berkas SKPP tersebut kepada Kepala Unit. Bila permohonan pinjaman debitur dinilai layak diberikan, maka Kepala Unit menunjuk seorang Mantri (account officer) untuk melakukan pemeriksaan langsung ke tempat usaha debitur (on the spot) dan melakukan analisis sesuai dengan keterangan SKPP yang telah diisi oleh debitur. Mantri akan melakukan wawancara untuk mencari informasi dasar yang berhubungan dengan debitur seperti besarnya pinjaman yang diminta, usaha pokok yang akan dibiayai, alamat usaha, bentuk usaha yang dijalankan, jumlah tenaga kerja dan melakukan perhitungan rugi atau laba usaha. Mantri juga melakukan analisis untuk mengetahui proyeksi perkiraan kenaikan produksi usaha dan menilai jenis agunan. Laporan hasil pemeriksaan di lapangan dan hasil analisis sehubungan dengan permohonan kredit yang dilakukan oleh mantri (account officer) dicatat pada formulir model 70 Kupedes yang terlampir pada lampiran 4, mantri akan memberikan scoring resiko kredit atas penilaian yang telah dilakukan.

3 Dalam menilai kebenaran dan melakukan penafsiran nilai agunan yang dimiliki debitur, mantri juga membuat laporan penilaian pada formulir model Kupedes sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang terlampir pada lampiran Persetujuan Kredit Setelah membuat laporan pemeriksaan dan analisis yang telah dilakukan, selanjutnya mantri (account officer) menyerahkan berkas SKPP tersebut kepada deskman. Berkas tersebut kemudian diserahkan oleh deskman (customer service) kepada Kepala Unit. Sebelum memberikan persetujuan, Kepala Unit memeriksa dan memastikan kembali hasil pemeriksaan dan analisis Surat Keterangan Permohonan Pinjaman (SKPP) yang telah dilakukan oleh mantri. Kepala Unit juga wajib memastikan keaslian dokumen yang telah diberikan oleh debitur. Apabila Kepala Unit merasa tidak yakin atas hasil pemeriksaan tersebut, Kepala Unit dapat memutuskan untuk dilakukan pemeriksaan ulang kembali. Jika permohonan pinjaman tersebut tidak disetujui, Kepala Unit wajib memberikan alasan penolakan dan mencantumkannya dalam SKPP dan memberikannya pada deskman untuk dibuatkan surat penolakan. Deskman (customer service) akan memberitahukan kepada debitur untuk mengkonfirmasi kembali beberapa hari menurut hari yang telah ditentukan oleh pihak bank setelah pengajuan surat permohonan pinjaman. 4. Perjanjian Kredit Kepala Unit menyerahkan Surat Keterangan Permohonan Pinjaman (SKPP) yang telah disetujui kepada deskman (Costumer Service). Deskman kemudian menyiapkan Surat Pengakuan Hutang (SPH) dan surat pengikatan agunan untuk

4 dibaca dan ditandatangani oleh debitur. Deskman (Customer Service) harus memastikan bahwa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan perjanjian pinjaman telah ditandatangani oleh debitur sebagai bukti persetujuan. Selanjutnya, deskman (Customer Service) kemudian mengisi kuitansi pencairan pinjaman serta menyerahkan semua berkas perjanjian pinjaman kepada Kepala Unit untuk dilakukan fiat bayar pinjaman yang telah diputuskan sesuai dengan kewenangannya. 5. Pencairan Kredit Setelah menerima kuitansi dan berkas pinjaman dari deskman, Kepala unit memeriksa kelengkapan berkas sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. Apabila telah sesuai, Kepala Unit menandatangani kuitansi pencairan pinjaman yang telah diberikan. Kuitansi pencairan pinjaman diberikan kepada teller, sedangkan berkas pinjaman debitur diserahkan kembali kepada deskman (customer service). Pencairan pinjaman debitur dilakukan oleh Teller berdasarkan kuitansi yang diterima dari Kepala Unit. Teller wajib meneliti keabsahan kuitansi terlebih dahulu. Besarnya pencairan pinjaman harus sesuai dengan kuitansi pencairan pinjaman yang telah disepakati.

5 IV.2 Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pemberian Kredit Mikro pada PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk Sesuai dengan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/22/DPNP tanggal 29 September 2003, Sistem Pengendalian Intern yang efektif merupakan komponen penting dalam manajemen dan menjadi dasar bagi kegiatan operasional Bank yang sehat dan aman. Sistem Pengendalian Intern yang efektif dapat membantu pengurus Bank menjaga aset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Sistem Pengendalian Intern perlu mendapat perhatian dari Bank, mengingat bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kesulitan usaha Bank adalah adanya berbagai kelemahan dalam pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern seperti kurangnya mekanisme pengawasan, kurangnya komunikasi dan informasi antar jenjang dalam organisasi Bank, kurang memadai atau kurang efektifnya program audit intern dan kegiatan pemantauan lainnya. Dalam bab ini, penulis akan menganalisis dan mengevaluasi penerapan sistem pengendalian intern dalam pemberian kredit kepada usaha kecil dan mikro pada PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk berdasarkan Committee of Sponsoring Organization of Treadway Commission (COSO) yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko yang terdiri dari risiko pasar, risiko kredit, risiko hukum, risiko sumber daya manusia, risiko stratejik dan risiko reputasi, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dan pemantauan.

6 IV.2.1 Lingkungan Pengendalian ( control environment ) Lingkungan pengendalian mencerminkan keseluruhan komitmen, perilaku dan kepedulian dan langkah- langkah dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan kegiatan pengendalian operasional. Komponen lingkungan Pengendalian menurut Committee of Sponsoring Organization of Treadway Commission (COSO) yang diterapkan oleh Bank Rakyat Indonesia, dengan menguraikannya menjadi 7 komponen sebagai berikut : 1. Integritas dan nilai etika Suatu Sistem Pengendalian Intern suatu perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan entitas apabila dijalankan oleh orang orang yang tidak menjunjung tinggi nilai integritas dan tidak memiliki nilai etika. Dalam menjalankan aktivitas bisnis, manajemen dituntut untuk dapat mengkomunikasikan nilai integritas dan etika melalui tindakan individual mereka sehinga nilai nilai tersebut dapat diamati oleh karyawan entitas. Dari hasil wawancara dan observasi, penulis menemukan hal yang telah dilaksanakan berhubungan dengan integritas dan nilai etika, diantaranya sikap pegawai yang sangat ramah dan bersedia meluangkan waktu untuk melakukan wawancara serta tanya jawab dengan penulis terkait pertanyaan yang berhubungan dengan topik skripsi yang akan dibahas. Tidak semua informasi bisa didapatkan oleh penulis karena ini berhubungan dengan kode etik pegawai Bank dimana para pegawai wajib menjaga rahasia Bank untuk hal yang dikategorikan rahasia (confidential). Bank Rakyat Indonesia mempunyai Buku Pedoman Operasional (BPO) tertulis yang digunakan

7 sebagai acuan dalam melaksanakan seluruh kegiatan operasionalnya yang dibuat dan direvisi oleh Divisi Layanan Bank Rakyat Indonesia. Bank Rakyat Indonesia menerapkan nilai - nilai perusahaan (corporate value) yang menjadi landasan bepikir, bertindak serta berprilaku setiap insan Bank Rakyat Indonesia sehingga menjadi budaya kerja yang solid dan berkarakter. Nilai-nilai pokok perusahaan tersebut tertuang pada Budaya Kerja Bank Rakyat Indonesia yaitu Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Nasabah, Keteladanan, dan Penghargaan kepada Sumber Daya Manusia. a. Integritas Menjunjung tinggi nilai kejujuran bagi setiap karyawan b. Profesionalisme Mampu bekerja secara professional c. Kepuasan Nasabah Memberikan pelayanan prima dan mengutamakan kepuasan nasabah d. Keteladanan Menjadi teladan dalam bekerja e. Penghargaan terhadap Sumber Daya Manusia Memberikan penghargaan bagi para karyawan yang berprestasi

8 Nilai-nilai Budaya Kerja Bank Rakyat Indonesia telah diimplementasikan oleh seluruh jajaran yang merupakan nilai-nilai untuk membangun kode etik Bank Rakyat Indonesia sehingga dalam berpikir dan bertindak mempunyai acuan yang jelas dan terukur. Pemenuhan nilai-nilai budaya kerja Bank Rakyat Indonesia selanjutnya dapat mengantarkan Bank Rakyat Indonesia dalam menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Kode etik merupakan pedoman standar perilaku yang mencerminkan integritas pegawai. Setiap pegawai bank yang bertanggung jawab, tidak hanya mengetahui kode etik, melainkan juga menerapkannya dalam tindakan sehari hari. Para pegawai Bank Rakyat Indonesia dilarang keras untuk meminta atau menerima fasilitas dan hal hal lainnya yang dapat dinilai dengan uang sebagai imbalan atas jasa atau layanan yang telah diberikan kepada nasabah atau patut diduga mempunyai hubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan jabatan atau pekerjaan pegawai yang bersangkutan. Integritas dan nilai etika tersebut diharapkan dapat meningkatkan kejujuran pegawai terhadap pekerjaan dan kualitas kinerja pegawai dalam melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan memberikan pelayanan yang prima dan selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Pemberian kredit merupakan kegiatan utama Bank yang dapat menimbulkan resiko besar bagi kesehatan dan kelangsungan usaha Bank. Bank Umum diwajibkan memiliki pedoman kebijaksanaan perkreditan secara tertulis dan wajib mematuhi kebijaksanaan perkreditan Bank yang telah disusun secara konsisten. Sebagai bagian dari self regulatory banking, Bank Rakyat Indonesia memiliki buku pedoman pelaksanaan kredit yang mengatur prinsip kehati-hatian dalam perkreditan dan menyusun kebijaksanaan

9 persetujuan kredit yang mengacu pada instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan hasil pemikiran kebijakan para Dewan Komisaris dan Direksi. Buku Pedoman Pelaksanaan Kredit tersebut dibuat dan direvisi oleh Divisi Administrasi Kredit Bank Rakyat Indonesia. Namun, penulis tidak dapat memberikan informasi yang lebih rinci mengenai buku pedoman perkreditan yang dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia karena pedoman perkreditan dikategorikan rahasia (confidential) bank. Peningkatan nilai Bank Rakyat Indonesia juga dilakukan dengan peningkatan kualitas dalam pengelolaan risiko dan penerapan Good Corporate Governance melalui pelaksanaan peraturan dan prosedur kerja yang terus disempurnakan. Bank Rakyat Indonesia sebagai perusahaan terbuka berkomitmen mematuhi seluruh ketentuan perundang-undangan yang berlaku dalam kegiatan operasional bank maupun pasar modal. Hal tersebut telah mendorong Bank Rakyat Indonesia untuk selalu mengutamakan prudential banking serta kepentingan stakeholders. 2. Komitmen terhadap kompetensi Menurut William, C.Boynton, Raymond N. J, Walter G. alih bahasa oleh Paul A. (2003), Komitmen terhadap kompetensi (commitment to competence) mencakup pertimbangan manajemen mengenai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan, dan bauran intelegensi, pelatihan dan pengalaman yang diperlukan untuk mengembangkan kompetensi tersebut. Sampai sekarang, Bank Rakyat Indonesia yang didirikan sejak tahun 1895 mempunyai komitmen yang tetap dan tidak berubah untuk selalu memberikan bantuan

10 kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Komitmen ini dapat kita lihat dari alokasi kredit yang diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia untuk sektor-sektor yang mempengaruhi mata pencaharian penduduk dan jasa keuangan lainnya. Pengembangan fitur- fitur baru yang selalu up to date terdapat dalam bisnis mikro, ritel, consumer banking, treasury dan internasional untuk memenuhi kebutuhan para nasabahnya. Perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia dilakukan secara tepat waktu, tepat jumlah dan memenuhi kualitas sesuai dengan rencana bisnis Bank Rakyat Indonesia. Menghadapi tantangan dan persaingan bisnis, pekerja Bank Rakyat Indonesia memposisikan diri menjadi human capital yang kreatif, inovatif, memiliki kemampuan belajar dan kemauan berubah. Selain itu peningkatan pengetahuan dan keterampilan pekerja merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penerapan prinsip kehati-hatian serta pengelolaan risiko secara terpadu. Demi mencapai visi perusahaan yang diharapkan, sebuah perusahaan dituntut untuk memiliki komitmen saling mendukung antar sumber daya manusia yang dimiliki. Menyadari pentingnya kontribusi sumber daya manusia terhadap kesuksesan dan keberlanjutan usaha, Bank Rakyat Indonesia memiliki komitmen untuk mendukung perkembangan para pegawainya dengan melakukan pembenahan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional serta peningkatan kompetensi diseluruh aspek yang meliputi perencanaan, pembinaan dan pengembangan pekerja, pendidikan dan pelatihan melalui training, seminar dan workshop sesuai dengan keperluan masingmasing bagian serta kesejahteraan pekerja. Bank Rakyat Indonesia juga memberikan pengetahuan khusus dan pelatihan untuk lebih memahami bidang kredit secara lebih

11 mendalam bagi para pegawai yang ingin mengaktualisasikan diri dalam bidang tersebut. Bank Rakyat Indonesia juga melakukan promosi jabatan sebagai bukti pengakuan atas hasil atau prestasi yang telah diraih oleh pegawai. Diharapkan dengan adanya jenjang promosi dapat menambah motivasi kerja terhadap pegawai untuk menambah pengetahuan dan pengalaman sehingga diharapkan para pegawai Bank Rakyat Indonesia tetap memiliki semangat kerja yang tinggi untuk meraih prestasi kerja yang lebih baik. 3. Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Pelaksanaan tanggung jawab dari dewan direksi dan komite audit atas kekuasaan dan kekeliruan memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan pengendalian. Sesuai dengan Lampiran Surat Edaran No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003, Dewan Komisaris Bank mempunyai tanggung jawab melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian intern secara umum, termasuk kebijakan Direksi yang menetapkan pengendalian intern tersebut, sedangkan Direksi Bank mempunyai tanggung jawab menciptakan dan memelihara Sistem Pengendalian Intern yang efektif serta memastikan bahwa sistem tersebut berjalan secara aman dan sehat sesuai tujuan pengendalian intern yang ditetapkan Bank. Sebagai bagian dari kepengurusan Bank Umum, Bank Rakyat Indonesia mempunyai Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada pemegang saham dan bertugas independen untuk melakukan pengawasan atas kebijakan direksi dalam mengelola Bank serta memberikan arahan kepada Direksi. Dewan Komisaris Bank Rakyat Indonesia diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang Komisaris Utama. Dewan Komisaris

12 wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen, memastikan terselenggaranya tata kelola perusahaan dalam setiap kegiatan Bank pada seluruh jenjang organisasi, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, serta memberikan saran kepada Direksi. Direksi bertanggung jawab mengelola Bank, menentukan dan melaksanakan kebijakan strategis untuk mencapai tujuan perusahaan. Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank. Direksi pada Bank Rakyat Indonesia terdiri dari Direktur Utama dan 9 (sembilan) direktur independen dengan tugas dan tanggung jawab masing- masing. Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, Bank Rakyat Indonesia juga membentuk sebuah Komite Audit yang mencakup pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) untuk memberikan pendapat professional yang independen kepada Dewan Komisaris mengenai laporan laporan keuangan yang disampaikan apakah telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku serta pelaksanaan tindak lanjut oleh direksi atas temuan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI). Satuan Kerja Audit Internal diharapkan juga mampu mengevaluasi dan berperan aktif dalam meningkatkan efektivitas system pengendalian intern Bank Rakyat Indonesia. Sebagai bagian dari Self Regulatory Banking, Bank Rakyat Indonesia juga mempunyai Direktur Kepatuhan yang bertugas untuk menetapkan langkah-langkah yang diperlukan guna memastikan bank telah memenuhi seluruh peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian serta

13 memantau dan menjaga agar kegiatan usaha bank tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku. 4. Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen Filosofi dapat dikatakan sebagai seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan pegawai. Filosofi yang terdapat pada Bank Rakyat Indonesia dapat dilihat dari visi dan misi yang menjadi tolak ukur prestasi manajemen. Visi dan Misi yang dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai berikut : VISI Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. MISI 1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat 2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance 3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

14 Sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki, Filosofi yang diterapkan Bank Rakyat Indonesia lebih menekankan kepada kualitas pelayanan yang prima dan selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Penerapan visi dan misi yang dilakukan berhasil membawa perusahaan ini sebagai penyalur kredit mikro dengan pendekatan komersial yang mampu berdiri sendiri tanpa adanya bantuan atau subsidi dari pihak pemerintah. Filosofi sebuah perusahaan dikomunikasikan kepada seluruh pegawai melalui gaya operasi manajemen. Manajemen akan mengkomunikasikan suatu kebijakan yang bersifat fundamental dengan mengadakan rapat internal dengan para bawahannya. 5. Struktur Organisasi Struktur Organisasi berkontribusi terhadap kemampuan suatu entitas untuk memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas suatu entitas. Struktur Organisasi juga diselenggarakan sebagai suatu sistem komunikasi yang efektif kepada seluruh jenjang organisasi Bank. Pengembangan struktur organisasi suatu entitas mencakup pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab didalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Struktur organisasi mengkontribusikan pada suatu lingkungan pengendalian yang baik. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan elemen tertinggi dalam struktur pengelolaan perusahaan, sedangkan Dewan Komisaris dan Direksi berada dibawah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Komisaris Bank Rakyat Indonesia terdiri dari Komisaris Utama dan beberapa Komisaris Independen. Terdapat pula jajaran dewan direksi yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama, diantaranya Direktur Bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UMKM), Direktur Bisnis Konsumer, Direktur Bisnis

15 Komersial, Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN, Direktur Jaringan dan Layanan, Direktur Keuangan, Direktur Pengendalian Risiko Kredit, Direktur Kepatuhan dan Direktur Operasional. Dibawah setiap direktur, terdapat divisi yang sesuai dengan bagian atau fungsi masing - masing. Direktur Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) membawahi divisi bisnis program, divisi bisnis mikro dan divisi ritel dan menengah. Divisi divisi ini berada di kantor pusat. Dengan mempertimbangkan potensi bisnis dan kondisi di wilayah kerja masing masing, Divisi Jaringan dan Layanan membentuk kantor wilayah, kantor cabang maupun BRI Unit. BRI Unit (micro outlets) tersebar di seluruh daerah di Indonesia untuk melayani nasabah yang ingin mendapatkan informasi seputar kredit usaha kecil dan mikro maupun ingin mengajukan permohonan kredit mikro kepada pihak bank. Pada Struktur Organisasi BRI Unit, Fungsi Operasional Unit dikoordinasikan oleh Supervisor Unit yang membawahi fungsi deskman (Customer Service) dan Teller. Bank Rakyat Indonesia juga membuka Teras BRI untuk lebih menyasar langsung pusat ekonomi pasar basah sebagai jembatan atau media bagi pengusaha yang belum mempunyai akses perbankan. 6. Penetapan wewenang dan Tanggung jawab Menurut William, C.Boynton, Raymond N. J, Walter G. alih bahasa oleh Paul A. (2003), penetapan wewenang dan tangung jawab merupakan perpanjangan dari pengembangan suatu struktur organisasi. Wewenang dan tanggung jawab mencakup penjelasan penjelasan mengenai bagaimana dan kepada siapa wewenang dan tanggung jawab untuk semua aktivitas dibebankan.

16 Penetapan wewenang dan tanggung jawab merupakan perluasan lebih lanjut dari pengembangan struktur organisasi. Dengan penetapan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, organisasi akan dapat lebih optimal mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai elemen tertinggi dalam struktur pengelolaan perusahaan mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris dan Direksi, menerima dengan baik atau menolak laporan pertanggung jawaban Dewan Komisaris dan Direksi serta mengevaluasi kinerja secara keseluruhan dari masing-masing anggota Dewan. Sedangkan, Dewan Komisaris yang diangkat oleh para pemegang saham mepunyai wewenang dan tanggung jawab untuk berperan aktif dalam menentukan sasaran usaha dan kebijaksanaan bank, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi, berhak memberikan nasihat atau teguran terhadap direktur utama, serta mengarahkan kegiatan operasional Bank. Informasi mengenai penetapan wewenang dan tanggung jawab yang penulis dapatkan merupakan hasil wawancara dari salah satu pegawai bagian Microfinance International Cooperation dan pegawai bagian kebijakan dalam divisi mikro. Penilaian evaluasi terhadap penetapan wewenang dan tanggung jawab pada Bank Rakyat Indonesia sudah cukup baik, setiap direksi mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dan terpisah untuk menghindari terjadinya suatu penyimpangan. Penetapan wewenang dan tanggung jawab organisasi masing masing bagian terdapat dalam Buku Pedoman Operasional tertulis yang dikeluarkan Bank Rakyat Indonesia Kantor Pusat.

17 Secara teknis, dalam pelayanan kredit mikro, Bank Rakyat Indonesia hanya melayani nasabah di kantor BRI unit maupun Teras BRI yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Dalam pemberian kredit kepada usaha kecil dan mikro, Kepala BRI Unit mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain merencanakan, mengkoordinasikan, menetapkan strategi pemasaran simpanan dan pinjaman mikro di BRI Unit untuk menghadapi persaingan bisnis mikro, melakukan pengawasan dan memonitor operasional BRI Unit dan memastikan sistem telah berjalan sesuai ketentuan untuk mengeliminasi terjadinya penyimpangan, memonitor dan menganalisis laporan laporan BRI Unit serta memastikan kebenarannya untuk keperluan penentuan kebijakan manajemen sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan target yang telah ditetapkan. Kepala BRI Unit juga mempunyai wewenang untuk memutuskan atau memfiat biaya promosi sesuai kewenangannya, memfiat pencairan atau penarikan simpanan, memfiat permintaan kredit sesuai dengan kewenangan yang diberikan serta memberikan reward atau punishment terhadap bawahannya. Mantri (account officer) tidak mempunyai wewenang untuk menyetujui permohonan pinjaman oleh debitur. Laporan hasil pemeriksaan di lapangan dan hasil analisis sehubungan dengan permohonan pinjaman debitur yang telah dilakukan oleh mantri diserahkan kepada Kepala Unit. Mantri (account officer) memiliki tanggung jawab untuk membuat rencana target pinjaman, melakukan penelitian kelengkapan dan keabsahan dokumen pinjaman BRI Unit, analisa permohonan pinjaman nasabah dan calon nasabah, melakukan pembinaan, penagihan dan pengawasan pinjaman BRI Unit mulai dari pinjaman dicairkan sampai dengan lunas untuk meminimalkan risiko pinjaman serta memasarkan dan memperkenalkan produk produk BRI dan menyampaikan hasil kunjungan ke nasabah kepada atasan dalam rangka memperluas

18 jangkauan. Mantri (account officer) mempunyai wewenang untuk memprakarsai permintaan pinjaman serta memproses dan mengusulkan permintaan pinjaman nasabah atau calon nasabah. Bank Rakyat Indonesia menetapkan ketentuan jangka waktu selama kurang dari lima hari untuk memberikan hasil putusan kepada nasabah mengenai permohonan kredit yang diajukan apakah layak untuk disetujui atau tidak. 7. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia Agar sistem pengendalian intern dapat berjalan secara efektif, sangat penting jika kebijakan dan praktik sumber daya manusia yang diterapkan dapat menjamin bahwa personel entitas memiliki integritas, nilai etika dan kompetensi yang diharapkan. personel merupakan unsur yang penting dalam setiap sistem pengendalian intern. Agar tercipta suatu lingkungan pengendalian intern yang baik, suatu perusahaan perlu memiliki metode yang baik dalam menerima karyawan, mengembangkan kompetensi pegawai, menilai prestasi dan memberikan kompensasi atas prestasi yang telah diraih. Proses seleksi pegawai dilakukan di kantor pusat dengan melakukan seleksi melalui psikotest, wawancara dan test kesehatan. Bagi yang telah lulus seleksi tersebut, Bank Rakyat Indonesia memberikan pelatihan kerja (job training) bagi para pegawai. Mantri (account officer) diberikan pelatihan selama 3 (tiga) bulan, sedangkan untuk Teller dan deskman (Customer Service) diberikan pelatihan selama 2 (dua) bulan. Bagi pegawai yang ingin terlibat langsung dalam proses pemberian kredit, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melakukan recruitment dengan mengadakan test Account Officer. Tidak ada kriteria khusus bagi calon mantri (account officer) tersebut, terbuka untuk semua latar belakang pendidikan yang berbeda, dengan IPK min 2,75. Untuk dikantor cabang maupun kantor unit, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

19 melakukan penerimaan calon pegawai yang berdomisili di sekitar kantor cabang maupun kantor unit. Hal ini dimaksudkan para calon pegawai mampu memahami kondisi dan wilayah sekitar sehingga diharapkan dapat memberikan penilaian kredit yang sesuai. Bank Rakyat Indonesia melakukan mutasi kerja bagi para pegawai. Pada dasarnya mutasi merupakan fungsi pengembangan pegawai karena tujuan utama dilakukan mutasi kerja adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dalam perusahaan. Mutasi kerja juga dilakukan untuk menghilangkan kejenuhan terhadap pekerjaan yang dialami para pegawai. Mutasi kerja dilakukan bagi mereka yang bekerja sebagai deskman (customer service) dan Teller dalam bentuk promosi. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan penulis dengan salah satu pegawai divisi mikro Bank Rakyat Indonesia memberikan hak cuti bagi seluruh pegawai. Hak cuti tersebut dibedakan berdasarkan usia para pegawai. Bagi pegawai yang masih muda, hak cuti diberikan selama 12 hari dalam setahun, sedangkan bagi pegawai yang berusia tua, hak cuti diberikan selama hari dalam setahun. Para pegawai Bank Rakyat Indonesia tidak diwajibkan untuk menggunakan hak cuti tersebut. Keharusan dalam mengambil hak cuti dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk melakukan penilaian kinerja yang telah dilakukan oleh pegawai tersebut. IV.2.2 Penilaian risiko ( risk assessment ) Salah satu pengawasan yang dilakukan oleh Bank adalah melakukan pengawasan dengan menggunakan strategi dan metode berdasarkan risiko yang memungkinkan Bank dapat mendeteksi risiko yang signifikan secara dini dan mengambil tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu.

20 Menurut Ferry N. Idroes dan Sugiarto (2006), risiko risiko perbankan yang diisyaratkan Bank Indonesia untuk dikelola adalah sebagai berikut : a. Risiko pasar Sesuai dengan Lampiran Surat Edaran No. 13/24/DPNP tanggal 25 oktober tahun 2011, Risiko pasar adalah Risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar dari portfolio yang dimiliki oleh bank yang dapat merugikan Bank. Variabel pasar antara lain adalah suku bunga dan nilai tukar. Keuntungan utama dari bisnis perbankan adalah bagaimana mengelola dan menentukan bunga pinjaman secara fleksibel sehingga menghasilkan laba yang maksimal. Artinya, tingkat suku bunga pinjaman haruslah lebih tinggi dari tingkat suku bunga simpanan sehingga bank dapat memperoleh keuntungan. Suku bunga kredit merupakan salah satu sarana bank dalam memenangkan persaingan di pasar. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan good governance dan mendorong persaingan yang sehat dalam industri perbankan melalui terciptanya disiplin pasar (market discipline) yang lebih baik, Bank Rakyat Indonesia menerapkan transparansi informasi suku bunga dasar kredit dan dipublikasikan kepada masyarakat. Penentuan suku bunga kredit yang berlaku pada Bank Rakyat Indonesia diatur oleh bagian divisi treasury. Usaha kecil, mikro dan menengah masih menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit di Bank Rakyat Indonesia. Besar plafon kredit yang diberikan untuk kredit mikro di Bank Rakyat Indonesia sampai dengan Rp (seratus juta rupiah).

21 b. Risiko Kredit adalah risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Bank Rakyat Indonesia mempunyai divisi pengendalian risiko kredit yang dipimpin oleh seorang direktur. Untuk menghindari terjadinya kemungkinan risiko kredit bermasalah, sebelum menyetujui putusan kredit kepada debitur, Kepala Unit mendisposisi seorang mantri (account officer) untuk melakukan pemeriksaan langsung terhadap usaha debitur dan melakukan analisis serta menilai jenis dan besarnya nilai agunan yang dimiliki oleh debitur. Dalam melakukan analisa non finansial, mantri (account officer) melakukan wawancara langsung dengan debitur. Wawancara dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana karakter yang dimiliki oleh debitur karena karakter merupakan penilaian yang paling penting dan paling diutamakan. Karakter menentukan kemauan atau keinginan seorang nasabah membayar kembali kewajibannya (willingness to pay). Mantri (account officer) juga melakukan pengawasan terhadap debitur yang mendapatkan pinjaman. Pengawasan dilakukan secara berkala untuk mengetahui kondisi usaha debitur pada saat mengajukan permohonan pinjaman hingga kondisi usaha debitur pada saat diperiksa. Setelah melakukan pengawasan terhadap debitur, mantri kemudian membuat laporan untuk diserahkan kepada Kepala Unit. Selain pengawasan, mantri juga melakukan penagihan atas tunggakan yang dimiliki debitur. Dalam proses pemberian kredit mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, audit intern tidak dilibatkan dalam melakukan penilaian risiko kredit maupun melakukan pengawasan internal. Bank Rakyat Indonesia juga membebankan debitur yang mendapatkan kredit mikro dengan premi asuransi jiwa. Asuransi ini dimaksudkan sebagai upaya antisipasi terhadap resiko kredit yang akan dihadapi pihak bank apabila terdapat debitur yang meninggal dunia sebelum melunasi pinjaman.

22 c. Risiko Hukum (Legal Risk) adalah risiko yang berasal dari ketidakpastian tindakan hukum atau ketidakpastian dalam menginterprestasikan atau mengaplikasikan kontrak, hukum atau peraturan. Sebelum memulai kegiatan penjaminan kredit, maka terlebih dahulu harus terdapat suatu perjanjian kredit yang telah disepakati antara pihak Bank dengan debitur. Agar memiliki kekuatan hukum yang mengikat, maka perjanjian kredit wajib di tandatangani oleh 3 (tiga) pihak yakni Bank, Nasabah dan Notaris publik. Dalam prakteknya, pemberian kredit untuk usaha kecil dan mikro di Bank Rakyat Indonesia dilakukan dengan pengikatan kredit secara bawah tangan. Penandatanganan perjanjian kredit mikro hanya dilakukan deskman (customer service) dan debitur dengan surat pengakuan hutang sebagai bukti perjanjian kredit telah dilakukan. Perjanjian kredit secara bawah tangan ini dapat mengakibatkan risiko hukum yang sangat tinggi apabila nasabah menyangkal telah menyetujui dan menandatangani perjanjian kredit tersebut. Pada perjanjian kredit secara bawah tangan, apabila akta perjanjian kredit yang asli hilang, maka pihak Bank tidak dapat membuktikan adanya perjanjian kredit tersebut. Hal ini berbeda jika perjanjian kredit dilakukan secara notaril, maka akta yang asli masih dapat diperoleh ditempat notaris karena akta yang diberikan kepada pihak Bank adalah salinannya. d. Risiko Sumber Daya Manusia (People Risk) adalah risiko sumber daya manusia ditetapkan sebagai risiko yang berhubungan dengan karyawan dari suatu Bank atau lebih tepatnya adalah oknum karyawan Bank. Risiko sumber daya manusia muncul sejalan dengan karakter manusia. Motifnya mulai

23 dari ketidaksengajaan dalam menjalankan tugas hingga adanya unsur kesengajaan yang dirancang untuk merugikan Bank. Pelaksanaan pemberian kredit mikro pada Bank Rakyat Indonesia mempunyai risiko sumber daya manusia yang sangat tinggi. Kemungkinan terjadinya fraud secara internal dengan adanya modus kredit fiktif dapat terjadi karena mantri (account officer) memegang peranan yang cukup besar dalam pelaksanaan kredit mikro kepada debitur, dimulai dari membuat rencana target pinjaman yang harus direalisasikan, melakukan penelitian kelengkapan dan keabsahan dokumen nasabah, melakukan penagihan pinjaman serta melaporkan kondisi nasabah kepada kepala unit. Manajemen resiko yang tepat untuk menghindari risiko sumber daya manusia dapat dilakukan dengan analisa potensi dan penempatan karyawan pada posisi yang tepat dan diperlukan kualitas mantri (account officer) yang benar benar memiliki komitmen yang tinggi terhadap profesionalisme. Bank Rakyat Indonesia juga memberikan pelanggaran bagi karyawan yang membuat kesalahan dalam bekerja. Hal ini dilakukan sebagai bagian pengawasan yang efektif untuk menilai kinerja karyawan. Pelanggaran tersebut dibedakan menjadi pelanggaran ringan dan pelanggaran disiplin. Apabila karyawan melakukan pelanggaran ringan, maka pihak manajemen akan memberikan surat peringatan. Pelanggaran disiplin berkaitan dengan penipuan atau fraud yang dilakukan oleh karyawan. Sanksi dari pelanggaran ini adalah pemecatan karyawan hingga membawa permasalahan ke jalur hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.

24 e. Risiko Strategik (Strategic Risk) adalah risiko strategik terkait dengan keputusan bisnis jangka panjang yang dibuat oleh manajemen Bank, bagaimana pihak Bank mengimplementasikan strategi dengan efektif untuk mencapai rencana strategik yang telah ditetapkan. Bank Rakyat Indonesia mempunyai strategi dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis di dunia perbankan. Divisi bisnis mikro PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk mempunyai strategi yang digunakan dalam unit kerja pemasaran kredit serta simpanan yaitu dengan melakukan pemasaran kepada nasabah berbasis hadiah yang dikenal dengan pesta rakyat simpedes. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai even komunikasi pemasaran yang sesuai dengan karakteristik nasabah simpedes yang bersifat kerakyatan dan diadakan setiap tahunnya. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk ajang pesta rakyat, mulai dari pawai, pasar, penarikan undian dan berbagai macam hiburan. f. Risiko Reputasi (Reputational Risk) adalah risiko kerusakan potensial pada suatu perusahaan yang dihasilkan dari opini publik yang negatif. Dalam mengelola risiko reputasi, Bank Rakyat Indonesia membentuk bagian sekretariat perusahaan (corporate secretary) untuk membina hubungan yang baik dan efektif dengan media dan masyarakat luas. Bank Rakyat Indonesia juga mempunyai layanan call centre. Call BRI merupakan layanan phone banking yang menyediakan berbagai informasi dan transaksi perbankan selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, yang dapat diakses melalui nomor dari telepon rumah ataupun ponsel. Call BRI adalah persembahan Bank BRI untuk kemudahan bertransaksi perbankan bagi nasabah yang sibuk dan tak punya waktu untuk datang langsung ke

25 ATM atau kantor bank sehingga kesibukan tidak lagi penghambat dalam melakukan transaksi perbankan di Bank Rakyat Indonesia. Bank Rakyat Indonesia juga membentuk Microfinance International Cooperation (MIC) tidak hanya sebagai humas dalam bidang keuangan mikro, tetapi juga sebagai penyelenggara kerjasama dengan pihak internasional dalam mengembangkan bisnis mikro. IV.2.3 Informasi dan Komunikasi Menurut William, C.Boynton, Raymond N. J, Walter G. alih bahasa oleh Paul A. (2003), Sistem informasi dan komunikasi (information and communication system) yang relevan dengan tujan pelaporan keuangan yang memasukkan sistem akuntansi (accounting system), terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi entitas ( dan juga kejadian-kejadian serta kondisi-kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan. Penerapan sistem informasi yang terdapat pada Bank Rakyat Indonesia dikenal dengan istilah BRINETS, unit kerja Bank Rakyat Indonesia dengan teknologi akses berbasis browser. BRINETS dilengkapi dengan user id dan password sebagai bagian dari pelaksanaan pengendalian terhadap sistem computer dan pengamanannya. Divisi Teknologi dan Sistem Informasi Kantor pusat yang mengatur User id dan password secara administratif sehingga dalam pelaksanaan operasional sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing masing unit kerja. BRINETS dirancang untuk meningkatkan pelayanan nasabah dengan memudahkan para nasabah melakukan

26 transaksi perbankan, mempercepat proses transaksi jasa keuangan serta memberikan kemudahan bagi para pihak manajemen dalam melakukan pengawasan. Selain itu, setiap BRI Unit dilengkapi dengan mesin ATM dan EDC Collection yang memiliki fitur untuk melakukan setoran ke rekening pinjaman maupun simpanan, transfer, melakukan pembayaran, mengetahui informasi saldo serta melakukan pembelian pulsa untuk melayani para nasabah. Sebagai sarana media informasi untuk mengetahui produk, jasa dan layanan perbankan yang dihasilkan dan menambah informasi, Bank Rakyat Indonesia juga memiliki situs website yang mudah diakses melalui internet dan dapat diakses kapan saja oleh para pihak yang berkepentingan. Untuk menunjukkan komitmen BRI dalam menjaga dan memelihara privasi dan keamanan nasabah pada saat mengunjungi situs dan internet banking, Bank Rakyat Indonesia mempunyai kebijakan privasi dan keamanan diantaranya : a. Kebijakan privasi Bank Rakyat Indonesia tidak menjual, menukar atau memperlihatkan segala informasi yang berkaitan dengan nasabah atau pengunjung situs dan internet banking BRI. Semua transaksi perbankan nasabah dan informasi rekening lainnya disimpan secara rahasia sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia serta kebijakan internal Bank Rakyat Indonesia b. Pengamanan 1. Sistem pengamanan Bank Rakyat Indonesia menggunakan 3 (tiga) lapis sistem pengamanan untuk melindungi akses dan transaksi nasabah di internet banking BRI yaitu :

27 a. Secure Socket Layer ("SSL") adalah teknologi pengamanan yang 'mengacak' jalur antar komputer sehingga tidak dapat dibaca oleh pihak lain b. User ID dan Password c. mtoken BRI adalah teknologi pengamanan tambahan yang selalu menghasilkan password yang berbeda setiap kali digunakan 2. Proteksi Akses Internet Banking BRI Bank Rakyat Indonesia mewajibkan para nasabahnya untuk memasukkan User ID dan Password sebelum dapat melakukan akses ke internet banking Bank Rakyat Indonesia. Nasabah juga diwajibkan untuk mengubah password dan mengisi kolom pada saat melakukan log-in internet banking BRI untuk pertama kalinya. Pada dasarnya sistem maupun jaringan internet banking Bank Rakyat Indonesia telah menggunakan pengamanan yang seoptimal mungkin. Kondisi pengamanan internet banking Bank Rakyat Indonesia selalu dipantau dan ditingkatkan sejalan dengan perkembangan teknologi dan ancaman yang ada. Dalam pelaksanaan pemberian kredit mikro, nasabah diwajibkan menyerahkan dokumen dokumen untuk mengajukan permohonan kredit. Dokumen- dokumen tersebut kemudian disimpan di lemari simpanan yang berada di setiap kantor BRI Unit oleh deskman (Customer Service). Kepala Unit mempunyai wewenang untuk memegang kunci brankas dan kluis lemari berkas pinjaman dokumen nasabah. Sebagai langkah pengendalian fisik terhadap aset maupun kas operasional yang dimiliki, Bank Rakyat

28 Indonesia melengkapi setiap kantor atau unit kerjanya dengan petugas keamanan serta CCTV demi menjaga keamanan. IV.2.4 Aktivitas Pengendalian (control activities) Menurut William, C.Boynton, Raymond N. J, Walter G. alih bahasa oleh Paul A. (2003), aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan berkenaan dengan risiko telah diambil untuk pencapaian entitas suatu perusahaan. Salah satu caranya adalah sebagai berikut : 1. Pemisahan tugas ( segregation of duties) Melibatkan pemastian bahwa individu tidak melaksanakan tugas yang tidak seimbang. Tugas dianggap tidak seimbang dari sudut pandang pengendalian ketika memungkinkan individu untuk melakukan suatu kekeliruan atau kecurangan dan kemudian berada pada posisi untuk menutupinya dalam pelaksanaan tugas normalnya. Secara keseluruhan,bank Rakyat Indonesia pembagian tugas yang jelas. Ini dapat kita lihat pada bagan struktur organisasi yang dimiliki secara umum. Akan tetapi, dalam melaksanakan pemberian kredit mikro kepada debitur, Bank Rakyat Indonesia tidak memisahkan fungsi mantri (account officer) dari fungsi analis kredit (credit analyst) dan fungsi penilai jaminan (appraisal) sehingga terdapat penumpukan tugas dan tanggung jawab pada mantri dari awal proses permohonan kredit debitur hingga pengawasan terhadap debitur. Penumpukan tugas dan tanggung jawab yang diberatkan kepada mantri seperti melakukan pemasaran produk BRI Unit, membuat rencana target pinjaman,

29 melakukan analisa permohonan pinjaman sesuai dengan prosedur pengkreditan yang berlaku dan prinsip kehati-hatian, melakukan pembinaan, penagihan dan pengawasan pinjaman nasabah. Hal ini dapat menyebabkan kelemahan yang bersifat subjektivitas karena penilaian analisis kredit hanya dilakukan oleh mantri saja. Selain itu, terjadinya penumpukan tugas pada mantri (account officer) dapat menyebabkan terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest). 2. Pengendalian pemrosesan informasi Mengacu pada risiko yang berhubungan dengan otorisasi, kelengkapan, dan akurasi transaksi. Pengendalian ini terutama relevan dengan audit laporan keuangan. Calon nasabah yang ingin mengajukan kredit di PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk wajib untuk membuka tabungan di BRI terlebih dahulu. Prosedur pemberian kredit mikro dimulai ketika calon nasabah mengajukan permohonan kredit. Permohonan kredit diajukan calon nasabah kepada bank dengan melampirkan legalitas usaha minimal surat keterangan usaha dari kepala desa atau lurah atau pasar, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), pengalaman usaha minimal satu tahun, melampirkan dokumen identitas diri seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Ijin Mengemudi (SIM). Dokumen-Dokumen tersebut diserahkan kepada deskman dan disimpan ke dalam lemari berkas pinjaman. deskman yang bertugas untuk mengelola berkas pinjaman calon nasabah serta memastikan kelengkapan, keabsahan, keamanan dan ketertiban administrasi. deskman juga mempunyai wewenang untuk memegang kunci lemari berkas pinjaman nasabah.

30 IV.2.5 Pemantauan (monitoring) Sesuai dengan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/22/DPNP tanggal 29 September 2003, Bank harus melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian intern. Pemantauan terhadap risiko utama Bank harus diprioritaskan dan berfungsi sebagai bagian dari kegiatan Bank sehari-hari termasuk evaluasi secara berkala, baik oleh satuan-satuan kerja operasional maupun oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI). Bank harus memantau dan mengevaluasi kecukupan Sistem Pengendalian Intern secara terus menerus berkaitan dengan adanya perubahan kondisi intern dan ekstern serta harus meningkatkan kapasitas system pengendalian intern tersebut agar efektivitasnya dapat ditingkatkan. Sebelum menyetujui pemberian kredit, mantri (account officer) melakukan kunjungan ke lokasi usaha calon debitur tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pemberian informasi yang tidak sesuai oleh debitur dengan keadaan yang sebenarnya. Bank Rakyat Indonesia juga melakukan pengawasan kepada debitur setelah kredit mikro telah dicairkan yang dilakukan oleh mantri. Mantri (account officer) kemudian melaporkan situasi dan kondisi nasabah yang masih lancar maupun memburuk kepada Kepala Unit serta memberikan usul, saran dan pemecahannya agar lebih mudah melakukan tindak lanjut. Akan tetapi, audit intern tidak ikut berperan serta dalam melakukan pemantauan tersebut. Dalam rangka terselenggaranya kegiatan pemantauan yang efektif, Bank harus menetapkan pegawai untuk memantau efektivitas pengendalian. Kelemahan yang terdapat dalam aktivitas pemantauan adalah Bank Rakyat Indonesia tidak mempunyai

31 suatu unit atau bagian khusus untuk melakukan pemantauan secara langsung dalam pelaksanaan pemberian kredit. IV.3 Temuan Penelitian Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pemberian kredit mikro dan sistem pengendalian intern yang diterapkan Bank Rakyat Indonesia, penulis menemukan beberapa kelemahan diantaranya : 1. Perjanjian kredit mikro masih dilakukan secara bawah tangan Para bankir sejatinya sangat menyadari bahwa akta ontetik merupakan suatu dokumen yang sangat penting bagi bank dalam melakukan suatu transaksi kredit. Perjanjian kredit mikro yang dilakukan di Bank Rakyat Indonesia masih dilakukan dengan menggunakan akta perjanjian bawah tangan. Kesepakatan perjanjian kredit mikro dilakukan deskman (customer service) dan debitur dengan menandatangani surat pengakuan hutang sebagai bukti perjanjian kredit yang telah disepakati bersama. Dalam ketentuan kebijakan kredit yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, dokumentasi dan administrasi kredit merupakan salah satu hal yang sangat penting di dalam pengaturan sebuah Bank. Sebagai salah satu tindakan pengawasan yang dilakukan, bank harus meminimalkan potensi kerugian atas penyediaan dana antara lain dengan memelihara eksposur risiko kredit pada tingkat yang memadai dengan didukung dokumentasi kredit secara hukum. Penyebab perjanjian kredit mikro Bank Rakyat Indonesia masih dilakukan secara bawah tangan dikarenakan kredit mikro dianggap merupakan kredit dengan nilai nominal yang sangat kecil, sehingga apabila debitur dikenakan biaya otentifikasi kredit dalam hal ini biaya notaris dan biaya dokumentansi

32 hukum yang terkait perjanjian kredit, debitur akan enggan untuk mengajukan permohonan kredit mikro. Konsekuensi yang dapat terjadi jika suatu perjanjian kredit dilakukan dibawah tangan adalah pihak Bank Rakyat Indonesia tidak dapat mengikat agunan secara hukum dan bila akta perjanjian asli hilang, maka Bank tidak memiliki pegangan apapun untuk membuktikan adanya perjanjian kredit yang telah disepakati bersama. Akta perjanjian kredit dibawah tangan juga mempunyai kelemahan menyangkut keaslian tanda tangan debitur yang mengajukan kredit. Debitur dapat dengan mudah mengingkari keaslian tanda tangan yang telah dilakukan diatas perjanjian kredit tersebut. Untuk mengatasi hal ini, pihak Bank Rakyat Indonesia terutama deskman (customer service) dan kepala unit wajib memeriksa keaslian dokumen serta meneliti tanda tangan yang telah dilakukan oleh debitur sesuai dengan kuitansi serta seluruh identitas diri yang dimiliki oleh debitur. Penilaian atas agunan yang dimiliki debitur juga harus dilakukan secara sempurna dan akurat untuk menghindari para pihak yang bermaksud melakukan penyimpangan. 2. Terdapat penumpukan tugas pada fungsi mantri Bank Rakyat Indonesia tidak memisahkan fungsi mantri (account officer) dari fungsi analis kredit (credit analyst) dan fungsi penilai jaminan (appraisal) sehingga terdapat penumpukan tugas dan tanggung jawab pada mantri (Account Officer). Pemisahan fungsi dalam sistem pengendalian intern dimaksudkan agar setiap orang dalam jabatannya tidak memiliki peluang untuk melakukan suatu penyimpangan dalam melaksanakan tugasnya.

33 Penumpukan tugas dan tanggung jawab pada Mantri (account officer) dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia agar proses kredit yang diajukan dapat berlangsung lebih cepat. Hal ini menyebabkan kelemahan yang bersifat subjektivitas karena penilaian kredit hanya dilakukan oleh mantri (account officer) dan tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) antara calon nasabah dengan mantri (account officer). Rekomendasi dari penulis adalah sebaiknya Bank Rakyat Indonesia melakukan pemisahan fungsi pada mantri (account officer) dari fungsi analisis kredit (credit analyst) dan fungsi penilai jaminan (appraisal) sehingga penilaian kredit yang dilakukan bersifat lebih obyektif. 3. Pengawasan fungsi operasional unit yang belum optimal Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penulis, tidak semua kantor unit Bank Rakyat Indonesia mempunyai supervisor untuk mengawasi jalannya kegiatan operasional. Sistem pengawasan bank yang efektif memerlukan penetapan tanggung jawab dan tujuan yang jelas bagi setiap lembaga yang terkait dengan tugas-tugas pengawasan bank. Masing-masing lembaga harus memiliki independensi operasional dan sumber daya yang cukup. Sistem pengawasan bank yang efektif sekurangkurangnya mencakup bentuk pengawasan di tempat. Dalam kebijakan yang terdapat dalam Bank Rakyat Indonesia, penempatan fungsi supervisor dalam mengawasi kegiatan operasional masih bergantung kepada potensi pinjaman besar di wilayah yang bersangkutan. Tidak terdapatnya fungsi supervisor dalam setiap kantor unit Bank Rakyat Indonesia menyebabkan fungsi operasional unit yang dijalankan oleh deskman (customer service) dan teller tidak dapat

ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA KECIL DAN MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA KECIL DAN MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA KECIL DAN MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk Theresia Alien Novianty Binus University, Kebon Jeruk,

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS I. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2016 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5861). PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Fungsi Corporate Secretary Penyimpan Kebijakan Versi Versi 3.0 Tanggal Efektif 5 November 2014 Kode dan Versi Sebelumnya/

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 12 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 4. Fungsi Direktur Utama 5. Direktur Kepatuhan 6. Rapat 7. Benturan Kepentingan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu No.298, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Syariah. Unit Usaha. Bank Umum. Manajemen Risiko. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5988) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk KETENTUAN UMUM Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota Direksi PT. Bank Maspion Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut Bank dengan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

Piagam Unit Komite Audit (Committee Audit Charter ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Pendahuluan Pembentukan Komite Audit pada PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk. (Perseroan) merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Bank Index adalah Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juli 1992, dan mulai resmi beroperasi dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS Menunjuk Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang :

Lebih terperinci

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota Dewan Komisaris PT. Bank Maspion Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut Bank, disusun

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PENDAHULUAN Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan terutama dalam:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh No.8, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Lembaga Penjamin. Tata Kelola Perusahaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6015) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Komite Audit

Pedoman Kerja Komite Audit Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /POJK.04/2016 TENTANG PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/25/PBI/2005 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/25/PBI/2005 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/25/PBI/2005 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kondisi eksternal dan internal perbankan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.980, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Tata Kelola. Perusahaan Perasuransian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM INTERNAL AUDIT PIAGAM INTERNAL AUDIT PT INTILAND DEVELOPMENT TBK. 1 dari 8 INTERNAL AUDIT 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piagam Audit Internal merupakan dokumen penegasan komitmen Direksi dan Komisaris serta

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA KERJA DEWAN KOMISARIS Pedoman dan Tata Kerja Dewan Komisaris PEDOMAN DAN TATA KERJA Hal 1/11 RINCIAN PEDOMAN DAN TATA KERJA DAFTAR ISI 1.0 Statement of Policy..... 3 2.0 Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris.......... 3

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK -1- LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

II. PT. BANK GANESHA

II. PT. BANK GANESHA II. PT. BANK GANESHA 2.1 Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan PT. Bank Ganesha adalah perusahaan yang bergerak dibidang Jasa Keuangan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Bank, yaitu sebagai

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA No.305, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6173) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan membahas mengenai evaluasi pengendalian intern atas

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan membahas mengenai evaluasi pengendalian intern atas BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan membahas mengenai evaluasi pengendalian intern atas penjualan, piutang dan penerimaan kas pada PT.Smartdata Securindo. Pengendalian intern dilakukan untuk mengamankan

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 11 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab 4. Pembentukan Komite-Komite 5. Fungsi

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Fungsi Corporate Secretary - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy & Portfolio Management

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.24, 2016 KEUANGAN OJK. BPR. Badan Kredit Desa. Transformasi. Status. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5847) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik Lembaga Pembiayaan Ekspor

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa bank sebagai badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /POJK.03/2017 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /POJK.03/2017 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /POJK.03/2017 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE A. Komite Audit 1. Dasar pembentukan Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum dan

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 DAFTAR ISI Daftar isi... 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 A. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance berdasarkan

Lebih terperinci

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Sertifikasi Manajemen Risiko

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Sertifikasi Manajemen Risiko Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen DISCLAIMER Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang disusun secara sistematis berdasarkan kelompok dan topik tertentu untuk memudahkan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5861 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang No.349, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Terintegrasi. Konglomerasi. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5627) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI I. TUJUAN PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI 1. Membantu Dewan Komisaris untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelaksanaan Tata Kelola yang baik (Good Corporate Governance)

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Sejarah PT.Bank Bukopin tbk PT. Bank Bukopin, tbk yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970 menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014 Halaman : i PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PT Bank Windu Kentjana International Tbk PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Alamat Kantor Pusat Equity Tower Building

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PT BANK MASPION INDONESIA Tbk KETENTUAN UMUM Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota komite Remunerasi dan Nominasi PT. Bank Maspion Indonesia

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 19 /PBI/2009 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 19 /PBI/2009 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 19 /PBI/2009 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM - 1 - DAFTAR ISI I. LATAR BELAKANG... 2 II. RUANG LINGKUP SISTEM PENGENDALIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012 Posisi Dec 01 REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 01 Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit No. Komponen GCG Nilai Bobot Perolehan Nilai

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Versi Versi 3.0 Fungsi Corporate Secretary Tanggal Efektif 5 November

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi 1

DAFTAR ISI. Daftar isi 1 DAFTAR ISI Daftar isi 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PT. BPR DASSA 2 TAHUN 2017 Transparansi Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance).... 3 A Pengungkapan Penerapan Tata Kelola... 3 1

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI A. Sejarah Ringkas Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) sebagai pengelola dana pensiun karyawan seluruh

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018 LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/08 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA - - Penilaian Sendiri (Self Assessment) atas

Lebih terperinci

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT A. PENDAHULUAN A.1 TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT a. Memenuhi Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 2 /PBI/2011 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 2 /PBI/2011 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 2 /PBI/2011 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kompleksitas kegiatan usaha

Lebih terperinci