Optimalisasi Pengembangan Produk sebagai Cara Hidup Perusahaan. (Penulis: Deddy Supriyadi)* Dimuat di Co-Value Ikopin April 2010.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Optimalisasi Pengembangan Produk sebagai Cara Hidup Perusahaan. (Penulis: Deddy Supriyadi)* Dimuat di Co-Value Ikopin April 2010."

Transkripsi

1 Optimalisasi Pengembangan Produk sebagai Cara Hidup Perusahaan (Penulis: Deddy Supriyadi)* Dimuat di Co-Value Ikopin April 2010 Abstract Perubahan selera konsumen, preferensi konsumen yang berbeda-beda, dan persaingan yang semakin ketat menjadikan siklus kehidupan produk menjadi lebih singkat. Kedaan ini perlu disikapi secara tepat dan cepat oleh perusahaan agar perusahaan tetap dapat survive dan berkembang. Salah satu cara untuk itu adalah dengan melakukan pengembangan produk dengan pendekatan modular desain serta rekayasa nilai. Melalui pendekatan ini diharapkan pengembangan produk dapat dilakukan secara optimal, dalam arti dapat menghasilkan produk-produk baru yang dapat dipersepsikan berbeda dengan produk sebelumnya serta dengan keragaman/variasi produk yang menarik sekaligus pengembangan produk dapat dilakukan secara cepat, dengan biaya yang relatif murah dan dapat meminimalkan tingkat kerumitan dalam Manajemen produksi/operasi maupun manajemen pemasaran. I. Pendahuluan Menurut Fisher (1997) produk-produk perusahaan dikaitkan dengan pasarnya dapat digolongkan menjadi produk fungsional dan produk inovatif. Ciriciri dari produk inovatif dibandingkan dengan produk fungsional antara lain produk inovatif memiliki siklus kehidupan produk yang lebih singkat dan memerlukan variasi yang lebih banyak. Oleh karena itu perusahaan yang tergolong penghasil produk-produk inovatif seperti produk-produk fashion, elektronik, mebeler dan produk inovatif lainnya harus lebih responsif terhadap perkembangan pasar. Untuk itu upaya melakukan pengembangan produk agar

2 dapat menghasilkan dan menawarkan produk yang baru, berbeda dari yang lain serta menawarkan berbagai pilihan dengan variasi yang menarik menjadi sangat penting sebagai salah cara untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Namun demikian pengembangan produk tidak berarti hanya semata-mata diperlukan untuk produk-produk inovatif saja, produk-produk yang tergolong fungsional pun pada kenyataannya saat ini memerlukan pengembangan produk, sebab bagaimanapun tuntutan konsumen semakin tinggi dan persaingan semakin ketat. II. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dalam hal ini adalah: Bagaimana perusahaan dapat melakukan pengembangan produk secara efektif dan efisien, untuk dapat menawarkan produk yang bervariasi dan selalu baru dengan waktu yang cepat, sehingga dapat merespon keinginan konsumen yang dinamis, sekaligus dapat bersaing di pasar sehingga perusahaan dapat terjaga kelangsungan hidupnya dan terus berkembang. III. Siklus Kehidupan Produk Produk itu sebenarnya lahir, hidup, kemudian mati. Produk yang mati kemudian disingkirkan di masyarakat. Konsep mengenai siklus kehidupan produk

3 INTRODUCTION GROWTH MATURITY DECLINE SATURATION telah lama disepakati, bahwa produk-produk itu umumnya dalam penjualannya sejak pertama kali diluncurkan sampai dengan mundur sama sekali di pasaran meliputi tahap-tahap sebagai berikut: Tahap pengenalan (introduction) Tahap pertumbuhan (growth) Tahap Kematangan (maturity) Tahap Kejenuhan (saturation) Tahap penurunan (decline) Tahap-tahap tersebut dapat digambarkan seperti grafik pada gambar berkut ini: SALES WAKTU

4 Berdasarkan gambar di atas bahwa produk-produk perusahaan akan mengalami suatu siklus yang meliputi 5 tahap, yaitu: tahap introduction, growth, maturity, saturation dan decline. Pada tahap saturation, pasar mengalami kejenuhan terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan, apabila dibiarkan maka akan memasuki tahap decline, berarti penjualan perusahaan akan terus menurun. Tentu saja hal ini berbahaya bagi kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu ketika produk telah memasuki tahap saturation, perlu ada upaya yang tepat sehingga penjualan tidak terus menurun. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan produk. IV. Pengembangan Produk Pengembangan produk dapat dilakukan untuk menghasilkan produk yang benar-benar baru atau memodifikasi/merubah beberapa bagian produk sehingga dapat dihasilkan produk baru yang terkesan berbeda dengan produk yang sebelumnya. Agar produk baru hasil pengembangan produk sukses di pasaran, maka produk baru yang dihasilkan harus memberikan value yang lebih tinggi dari pada produk sebelumnya. Agar pengembangan produk dapat dilakukan dengan baik, maka perlu dibentuk suatu tim pengembangan produk yang beraanggotakan lintas fungsi,

5 antara lain bagian pemasaran, bagian produksi dan bagian keuangan. Tim Pengembangan produk diberi tanggung jawab untuk menterjemahkan keinginan pasar menjadi desain produk yang sesuai dengan keinginan pasar tersebut. Pengembangan produk yang baik harus memiliki kemampuan untuk diproduksi (manufacturability), kemampuan untuk dipasarkan (marketability) dan kemampuan untuk melakukan pelayanan purna jual (serviceability). Adapun tahapan yang harus dilakukan dalam pengembangan produk itu meliputi:mulai dari pencarian dan pengembangan ide sampai dengan produk itu diluncurkan ke pasar dan dilakukan evaluasi. Untuk lebih jelasnya proses pengembangan produk secara umum dapat digambarkan seperti pada gambar berikut ini. Inventarisir persyaratan yang harus dipenuhi pasar Spesifikasi Produk Desain Produk Awal Prototipe/produk percobaan Pengujian teknis dan pasar Penyempurnaan desain produk Launching

6 a.modular Design Schroeder (1989) mengatakan bahwa pada intinya persoalan variasi produk harus dipertimbangkan dari dua sudut pandang, yakni pemasaran dan operasi. Pada masing-masing sisi terdapat keuntungan dan kerugian. Menawarkan produk yang yang beragam dapat memberikan potensi keuntungan yang lebih besar kepada perusahaan, karena dengan menawarkan produk yang lebih beragam berarti dapat menawarkan lebih banyak pilihan kepada konsumen, sehingga dapat memenuhi keinginan konsumen yang berbeda-beda, maka dengan demikian dapat memasuki segmen pasar yang lebih banyak. Menawarkan produk yang beragam juga dapat mendorong pembeli untuk membeli lebih banyak. Contoh jika produsen/distributor hanya menawarkan 1 macam produk saja, maka toko eceran misalnya hanya membeli/mengambil 20 buah saja untuk produk yang ditawarkan. Tetapi jika produsen/menawarkan lebih dari 1 macam, misalnya 3 macam ada kecenderungan toko akan membeli/mengambil produk tersebut dengan jumlah yang lebih banyak, misalnya 10 buah untuk satu macam produk, sehingga totalnya menjadi 30 buah. Jadi lebih banyak dibandingkan jika produsen/distributor hanya menawarkan satu macam produk saja. Ini berarti akan meningkatkan efisiensi biaya pemasaran serta penguasaan display pasar yang lebih besar. Kecenderungan pembelian yang lebih banyak karena adanya

7 variasi produk juga akan terjadi pada tingkat konsumen akhir. Namun demikian variasi produk yang terlalu banyak dapat membuat fungsi pemasaran mengalami kesulitan, antara lain kesulitan bagi pramuniaga dan biaya advertensi menjadi lebih tinggi. Dari sisi produksi/operasi dengan semakin banyak ragam produk yang dibuat cenderung dapat menimbulkan tingkat komplesksitas produksi/operasi yang lebih tinggi, sehingga perencanaan dan pengendalian produksi/operasi menjadi lebih rumit. Hal ini disebabkan karena bahan yang berbeda, peralatan yang berbeda, proses yang berebeda ataupun keahlian yang berbeda. Pada gilirannya hal ini dapat meningkatkan biaya produksi/operasi yang lebih tinggi. Jadi yang harus diupayakan adalah bagaimana dapat menawarkan produk yang beragam tetapi dengan biaya yang efisien. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk itu adalah melakukan variasi produk secara modular. Menurut Schroeder (1989) rancangan modul memungkinkan untuk memiliki variasi produk yang relatif tinggi tetapi dengan variasi komponen yang rendah. Dalam pengembangan produk secara modular ini, masing-masing produk tidak dirancang secara terpisah, akan tetapi produk akan dirancang di sekitar modul komponen standar. Jadi lini produk dianalisis secara seksama dan dibagi menjadi modul-modul dasar. Selanjutnya modul-modul komponen dasar ini dapat

8 dirakit sedemikian rupa dengan kombinasi atau komposisi yang berbeda. Perbedaan komposisi dan kombinasi yang berbeda tersebut akan menghasilkan variasi produk. Sebagai suatu ilustrasi perancangan produk secara modular, berikut disampaikan suatu studi yang dilakukan tim perancangan produk kasur pada suatu perusahaan. Berdasarkan ide perancangan modul, lini produk kasur akan dirancang dalam empat ukuran dasar: biasa, kembar, ratu dan raja. Konstruksi di dalam kasur dibatasi dengan beberapa perbedaan susunan per, dan ketebalan spon. Selanjutnya digunakan beberapa variasi penutup kasur untuk memenuhi preferensi konsumen terhadap warna dan motif. Hasilnya memberikan sejumlah variasi produk yang menarik, tetapi dengan jumlah variasi komponen yang relatif sedikit dan kompleksitas produksi maupun pemasaran yang rendah. Sebagai contoh, jika terdapat 4 ukuran kasur, 3 jenis konstruksi per, 3 jenis spon, dan 8 kain penutup yang berbeda, maka jumlah variasi kasur yang mungkin dihasilkan adalah 4 x 3 x 3 x 8 = 288 kombinasi. Pada akhirnya tentu saja tidak seluruh kasur diproduksi, sebab beberapa kombinasi mungkin tidak dikehendaki oleh konsumen, karena harganya menjadi mahal, atau tidak sebanding antara per nya yang mahal tetapi spon tipis, dan sebagainya. Jadi tentu saja bukan hanya sekedar

9 membuat variasi yang sebanyak-banyaknya, tetapi yang optimal yang dapat memberikan keuntungan yang terbaik. b. Decoupling Point Salah satu aspek yang juga diperlukan untuk dapat merespon permintaan konsumen secara cepat sekaligus dapat menawarkan adanya variasi produk sesuai dengan preferensi atau pesanan konsumen, adalah perlunya menetapkan Decoupling Point secara tepat. Menurut I Nyoman Pujawan (2005), Decoupling Point (Order Penetration Point) adalah titik temu sampai dimana suatu kegiatan bisa dilakukan atas dasar ramalan (tanpa menunggu adanya permintaan pasti dari pelanggan) dan darimana suatu kegiatan harus ditunda sampai ada permintaan yang pasti. Jadi dalam hal ini perusahaan melakukan serangkaian proses produksi sampai suatu tahap tertentu, dan untuk tahap selanjutnya dilakukan setelah ada kepastian permintaan dari pelanggan. Proses selanjutnya setelah decoupling point dapat bervariasi disesuaikan dengan preferensi/selera konsumen. Sebagai suatu ilustrasi, perusahaan perakitan komputer dapat menghsilkan beragam komputer dengan spesifikasi yang berbeda dengan waktu yang relatif cepat. Dalam hal ini perusahaan komputer menyiapkan modul-modul komponen ready stock. Selanjutnya perakitan dilakukan setelah ada permintaan pasti dari pelanggan.

10 Contoh yang lain perusahaan aneka produk souvenir, misalnya dapat menyiapkan aneka produk souvenir yang belum diwarnai, belum disablon, belum diberi asesoris tambahan, dan sebagainya. Baru setelah ada pesanan pasti dari pelanggan, proses selanjutnya misalnya proses pewarnaan, penambahan asesoris, dan lain-lain dilakukan. Demikian juga dalam industri kuliner, rumah makan yang menyediakan aneka masakan berbahan dasar ayam, perlu menetapkan misalnya bahan dasar ayam yang perlu disiapkan sampai tahap proses apa atau dalam bentuk apa, misalnya apakah ayam yang baru direbus, ayam yang sudah digoreng setengah matang, dan lain-lain. Proses selanjutnya menjadi berbagai macam masakan dari ayam yang lezat sesuai dengan selera konsumen dapat dilakukan dengan cepat setelah ada pesanan pasti. c. Rekayasa Nilai Rekayasa Nilai adalah suatu pendekatan untuk melakukan pengembangan produk untuk mendapatkan produk yang lebih baik, yaitu produk yang memberikan value yang lebih tinggi. Rekayasa nilai adalah suatu cara yang baik untuk mengorganisir pembaharuan yang ditujukan untuk memperbaiki nilai produk dan jasa. Jadi pada dasarnya tujuan dari rekayasa nilai ini adalah

11 meningkatkan nilai produk, yang berarti meningkatkan/memperbaiki manfaat produk relatif terhadap biayanya. Menurut Schroeder (1989) nilai adalah persepsi pelanggan tentang rasio kegunaan suatu produk dan jasa terhadap harganya. Kegunaan adalah manfaat dari produk yang meliputi kualitas, keandalan, kenyamanan, keamanan, rasa, keindahan, prestise dan prestasi produk lainnya atas tujuan dari penggunaan produk tersebut. Harga adalah biaya atau pengorbanan yang harus diberikan oleh konsumen yang dinyatakan dalam rupiah, dollar atau mata uang lainnya untuk mendapatkan manfaat produk tersebut. Bagi produsen biaya adalah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Jadi nilai suatu produk dapat ditingkatkan dengan memperbesar kegunaannya bagi pelanggan dengan harga yang sama atau memperkecil harga dengan tingkat kegunaan yang sama. Pada dasarnya nilai produk inilah yang sebenarnya dicari oleh konsumen. Setiap konsumen akan berusaha sesuai dengan kemampuannya untuk mendapatkan nilai produk yang setinggi-tingginya. Jadi perusahaan yang kompetitif adalah perusahaan yang dapat menawarkan nilai produk yang lebih baik dibandingkan dengan kompetitor. Dengan demikian upaya-upaya untuk memperbaiki/mengembangkan produk tersebut untuk meningkatkan nilai

12 produknya harus terus menerus dilakukan sebagai suatu cara agar perusahaan tetap hidup dan berkembang. 1) Prinsip Rekayasa Nilai Rekayasa nilai dilakukan atas dua prinsip dasar, yaitu: i. Menghilangkan fungsi/bagian produk yang tidak menambah nilai produk tersebut bagi pelanggannya atau manfaat yang diberikan oleh fungsi atau bagian produk tersebut lebih kecil dari biaya untuk membuat/mengadakannya, sehingga bagi konsumen akan dipersepsikan tidak sebanding dengan harganya. ii. Merubah ataupun menambah fungsi/bagian produk tersebut yang diharapkan dapat menambah manfaat dari produk tersebut dengan tidak menambah biaya. Kalaupun ada biaya tambahan untuk itu, namun manfaat yang diberikannya jauh lebih besar dibandingkan dengan tambahan biayanya. 2). Tahapan Rekayasa Nilai Untuk melakukan rekayasa nilai dapat dimulai dengan mengidentifikasi fungsi-fungsi dari produk, yang biasanya meliputi fungsi dasar dan fungsi

13 tambahan. Selanjutnya tentukan biaya-biaya yang diperlukan untuk setiap fungsi tersebut. Kemudian teliti/kaji apakah fungsi-fungsi atau bagian-bagian produk tersebut dapat dihilangkan, direvisi, digabungkan guna meningkatkan rasio nilai. Tahap berikutnya rekayasa nilai ditujukan untuk mencari kemungkinan lain yang kreatif. Bisa saja dilakukan penambahan fungsi/bagian produk tetapi manfaat yang diberikan dengan adanya tambahan tersebut harus lebih besar dari tambahan biayanya. Tentu saja akan sangat bagus jika dapat memberikan tambahan manfaat tanpa harus menambah biaya. d. Pengembangan Produk oleh UMKM Di kalangan pelaku Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM) persepsi terhadap perlunya pengembangan produk ini berbeda-beda. Ada sebagian UMKM yang menganggap pengembangan produk ini sangat penting, bahkan mereka telah menjalankan strategi melakukan pengembangan produk secara terus menerus agar mereka bisa survive. Contoh mengenai hal ini ditemukan pada survey industri kecil yang dilakukan di Tasikmalaya dan Bandung. Mereka mengatakan bahwa agar pembeli tidak bosan dengan produk-produknya, sekaligus untuk menghadapi persaingan khususnya para peniru, maka secara terus menerus mereka melahirkan produk-produk baru. Menurutnya untuk

14 produk-produk tertentu (seperti: fashion, keramik, kerajinan anyaman, mebeler) perlindungan dengan HAKI seperti hak paten dan sertifikasi produk kenyataannya tidak efektif untuk menangkal dari peniruan oleh pesaing. Maka cara yang baik, tiada lain dengan melakukan pengembangan produk secara terus menerus sehingga selalu dapat menghasilkan produk-produk baru yang menarik. Sebagian pelaku UMKM, tidak berani melakukan pengembangan atau memperbaiki produk bila harus menambah biaya untuk itu, karena ada kekhawatiran harga produk menjadi lebih mahal, kemudian konsumen tidak mau membeli. Akibat cara berpikir seperti itu maka mereka tidak mau untuk memperbaiki kemasannya, memperbaiki desainnya atau memperbaiki mutunya. Hal ini tentunya kurang tepat, karena sebenarnya adanya tambahan biaya sebagai akibat pengembangan atau perbaikan produk, baik untuk dilakukan sepanjang tambahan biayanya tidak lebih besar dari manfaat yang dapat ditawarkan kepada konsumen dan masih sesuai dengan daya beli dari pasar sasarannya. V. Kesimpulan dan Rekomendasi 1) Perubahan selera konsumen, perbedaan preferensi dan persaingan yang semakin ketat terutama dalam industri yang tergolong produk-produk inovatif menyebabkan siklus kehidupan produk semakin singkat.

15 2) Salah satu upaya yang dapat dilakukan ketika produk perusahaan telah mencapai masa kejenuhan adalah dengan melakukan pengembangan produk. 3) Pengembangan produk yang dilakukan harus dapat menghasilkan produk yang dapat dipersepsikan berbeda dengan sebelumnya, memiliki keunggulan komparatif dan bervariasi sehingga dapat memberikan pilihan kepada konsumen dengan preferensinya yang berbeda-beda. 4) Pengembangan produk yang dilakukan disamping harus menghasilkan produk yang baru dan beragam, juga harus dapat dilakukan dengan cepat, efisien dari sisi biaya dan meminimalkan kompleksitas dalam manajemen produksi maupun pemasaran. 5) Pengembangan produk yang disarankan adalah dengan pendakatan modular dan rekayasa nilai. Selain itu penting bagi perusahaan untuk menentukan decoupling point secara tepat. Daftar Bacaan 1. Fisher, M.L :What is the risht supply chain for your product?, Harvard Business Review, 1997

16 2. I Nyoman Pujawan: Supply Chain Management, Penerbit Guna Widya, Surabaya, Render, Barry & Hayzer, Jay: Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta, Richardus Eko indrajit & Richardus Djokopranoto: Konsep Manajemen Supply Chain, Grasindo, jakarta, Schroeder G Roger: Operation Management, Decision Making in The Operation Function, Third Edition, Mc. Graw Hill, Inc, 1989.

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Waktu merupakan salah satu inti dari masalah logistik. Bagi pelanggan waktu adalah layanan yang dibutuhkan, sedangkan bagi penjual barang waktu adalah biaya. Sehingga

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 2: STRATEGI SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 2: STRATEGI SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 2: STRATEGI SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT DEFINISI Strategi merupakan kumpulan berbagai keputusan dan aksi yang dilakukan oleh suatu

Lebih terperinci

Desi Harsanti Pinuji

Desi Harsanti Pinuji Desi Harsanti Pinuji RS Shouldice di Kanada mempunyai spesialisasi pelayanan penyakit hernia 8 hari sembuh i/o 2 minggu Toyota mengembangkan produknya di bawah 2 tahun di saat produsen lain masih pada

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 DESAIN PRODUK DAN JASA EMA302 Manajemen Operasional Konsep Produk/Jasa 2 Tawarkan produk/jasa yang dapat memuaskan, Pelanggan membeli kepuasan, bukan produk / barang / jasa / suku cadang. Dapat berupa

Lebih terperinci

DESAIN PRODUK DAN JASA

DESAIN PRODUK DAN JASA 1 DESAIN PRODUK DAN JASA EMA302 Manajemen Operasional Konsep Produk/Jasa 2 Tawarkan produk/jasa yang dapat memuaskan, Pelanggan membeli kepuasan, bukan produk / barang / jasa / suku cadang. Dapat berupa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini situasi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini situasi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini situasi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Setiap perusahaan baik yang berskala kecil, menengah, maupun yang besar akan selalu menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaku pasar pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan yang diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang mudah mengingat perubahan-perubahan

Lebih terperinci

STRATEGI RANTAI PASOKAN

STRATEGI RANTAI PASOKAN STRATEGI RANTAI PASOKAN Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada supplier yaitu adalah sebagai berikut : 1. Banyak Pemasok (Many Supplier) Strategi ini memainkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Berdasarkan dari kerangka permasalahan yang ada dan dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka landasan teori yang akan dipakai adalah teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 Modul ke: INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 PRODUCT LIFE CYCLE Fakultas ILMU KOMUNIKASI Cherry Kartika, SIP, M. Ikom Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id Product

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, dunia perdagangan dewasa ini terjadi persaingan didalam memasarkan produk atau jasa. Kegiatan pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication I

Integrated Marketing Communication I Modul ke: Integrated Marketing Communication I Konsep Branding Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengembangan Produk Dalam persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus melakukan pengembangan produk, sesuai pula dengan perkembangan teknologi dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tas digunakan oleh semua kalangan, baik kalangan atas maupun kalangan bawah, pria maupun wanita di segala usia. Selain untuk menaruh barang, tas juga berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk BAB I PENDAHULUAN Semua organisasi mempunyai maksud dan tujuan. Mereka membuat dan menjual berbagai produk atau menawarkan jasa-jasa tertentu. Organisasiorganisasi perusahaan harus selalu menyesuaikan

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan

Lebih terperinci

DESAIN PRODUK DAN JASA

DESAIN PRODUK DAN JASA DESAIN PRODUK DAN JASA DESAIN PRODUK APA YANG DIMAKSUDKAN DENGAN PRODUK? Produk bisa diartikan sebagai kepuasan yang ditawarkan produsen (perusahaan) kepada konsumen. Untuk dapat mencapai maksud tersebut

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan merupakan langkah awal dalam melakukan sebuah penelitian. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan

Lebih terperinci

Manajemen Pemasaran. Pemasaran? Manajemen pemasaran. Proses pemasaran. Memahami pasar & pelanggan. Konsep inti pasar 4/23/2014

Manajemen Pemasaran. Pemasaran? Manajemen pemasaran. Proses pemasaran. Memahami pasar & pelanggan. Konsep inti pasar 4/23/2014 Manajemen Pemasaran Ponco WP PTI FT UNY 0 Diambil dari beberapa sumber Pemasaran? Serangkaian kegiatan yang melibatkan seluruh strategi bauran pemasaran untuk meningkatkan nilai barang/jasa yang pada akhirnya

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 13 Entrepreneurship and Inovation Management SIKLUS PRODUK ( PRODUCT LIFE CYCLE ) Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Paska Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian Siklus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki beberapa kebutuhan pokok yang dapat dikelompokkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki beberapa kebutuhan pokok yang dapat dikelompokkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia memiliki beberapa kebutuhan pokok yang dapat dikelompokkan menjadi kebutuhan pangan, sandang, papan. Kebutuhan tersebut tidak pernah lepas untuk menunjang

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KUALITAS DAYA SAING UMKM

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KUALITAS DAYA SAING UMKM BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN KUALITAS DAYA SAING UMKM 8.1 Tingkat Produktifitas UMKM Laju pertumbuhan nilai atau volume ouput tidak hanya menunjukkan tingkat kemampuan produksi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi

PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin berkembangnya jumlah permintaan produk pangan, semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi perusahaan untuk memproduksi pangan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Deskripsi Mata Kuliah

Deskripsi Mata Kuliah Materi #1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Deskripsi Mata Kuliah 2 Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management/SCM) merupakan mata kuliah yang akan membahas pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani Download the original attachment FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA MODUL Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani POKOK BAHASAN Merek, Citra Merek dan Loyalitas

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #5 Ganjil 2015/2016 STRATEGI OPERASI. EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #5 Ganjil 2015/2016 STRATEGI OPERASI. EMA302 Manajemen Operasional STRATEGI OPERASI Materi #5 EMA302 Manajemen Operasional Strategi Operasi 2 Adalah rencana kegiatan organisasi (perusahaan) untuk mencapai misi. Setiap bidang fungsional memiliki strategi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri) BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI (Simpanan Masyarakat Kota Santri) A. Urgensi Strategi Pemasaran bagi BMT dalam Meningkatkan Produk Si Santri Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan suatu

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #4

Pembahasan Materi #4 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Kompetisi Waktu Alasan Perhitungan Waktu Siklus Hidup Produk Waktu Sebagai Strategi Konsep dan Cara Pandang Lead Time Manajemen Pipeline Logistik Added Cost

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Perancangan jaringan supply chain merupakan kegiatan strategis yang perlu dilakukan. Tujuanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang permintaanya berubah secara dinamis

Lebih terperinci

#4 KONSEP LEAD TIME DALAM SCM

#4 KONSEP LEAD TIME DALAM SCM #4 KONSEP LEAD TIME DALAM SCM 1. Kompetisi Waktu Salah satu komponen yang dapat menentukan sebuah perusahaan dapat bersaing adalah waktu. Ada pepatah yang mengatakan WAKTU ADALAH UANG. Pepatah ini masih

Lebih terperinci

1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Dewasa ini, kebutuhan manusia di seluruh dunia terus berkembang. Ini ditandai dengan sangat bervariasinya kebutuhan dan keinginan manusia yang berbeda -beda.

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan Pendahuluan Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

KUESIONER. Lampiran 3.1. Terima kasih atas kesediaan dan kerjasama Anda untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dengan lengkap.

KUESIONER. Lampiran 3.1. Terima kasih atas kesediaan dan kerjasama Anda untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dengan lengkap. KUESIONER Terima kasih atas kesediaan dan kerjasama Anda untuk menjawab pertanyaan di bawah ini dengan lengkap. 1. Menurut Anda apa kelebihan produk Logitech yang membantu penjualan (boleh pilih lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman di Indonesia, maka kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman di Indonesia, maka kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan zaman di Indonesia, maka kebutuhan manusia cederung pula berkembang. Semua kegiatan atau aktivitas manusia tidak lepas dari

Lebih terperinci

Pertemuan Pertemuan 7 3

Pertemuan Pertemuan 7 3 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Pertemuan Pertemuan 7 3 MODUL Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani POKOK BAHASAN Merek, Citra Merek dan Loyalitas merek DESKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Siska Aprilia (2006) judul skripsi : Pengaruh Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Fanta Pada Siswa SMU ST. Thomas 1 Medan. Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertumbuhan di kota ekonomi Surabaya yang maju dan berkembang pesat, telah terjadi perubahan di bidang industri dan produksi. Kegiatan ritel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota besar mengalami peningkatan penjualan pada tiap-tiap tahun, baik yang beroda empat atau pun yang beroda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan pola pikir manusia mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami banyaknya perubahan

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication II

Integrated Marketing Communication II Modul ke: Integrated Marketing Communication II Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication www.mercubuana.ac.id New Product Development

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA. Muhammad Erwan Rizki 1

OPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA. Muhammad Erwan Rizki 1 OPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA Muhammad Erwan Rizki 1 1 Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia. m.erwan_rizki@yahoo.com

Lebih terperinci

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016 Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016 Strategi Kompetitif-Strategi Supply Chain Strategi Kompetitif : strategi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen melalui barang dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Keputusan Pembelian 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2012), perilaku pembelian konsumen mengacu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN. Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Persediaan KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN. Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Persediaan Modul ke: 01 KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id AGENDA 1. Pengenalan

Lebih terperinci

to business (B2B). Bentuk kerja sama ini dapat membantu upaya efisiensi bisnis (perusahaan) dengan institusi bisnis lainnya.

to business (B2B). Bentuk kerja sama ini dapat membantu upaya efisiensi bisnis (perusahaan) dengan institusi bisnis lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam bisnis yang semakin kompetitif, perusahaan dituntut untuk lebih inovatif dan memiliki keunggulan yang bisa ditawarkan kepada para pelanggan dan mitra bisnis. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan di bidang teknologi dan informasi telah berkembang secara pesat. Dunia semakin matang memasuki era teknologi mutakhir baik di bidang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, berikut kesimpulan yang dapat ditarik serta jawaban dari rumusan masalah: 1. Penilaian persepsi responden terhadap atribut produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau segmen secara jelas. Sebagian besar kegagalan usaha yang terjadi disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. atau segmen secara jelas. Sebagian besar kegagalan usaha yang terjadi disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan salah satu cara dalam mengenalkan produk kepada konsumen, dan hal ini menjadi penting karena akan berhubungan dengan laba yang akan dicapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan manusia terus bertambah dan berkembang. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan manusia terus bertambah dan berkembang. Ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan manusia terus bertambah dan berkembang. Ini ditandai dengan sangat bervariasinya kebutuhan dan keinginan manusia yang berbeda-beda. Kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri tumbuh dan berkembang dengan pesat. Salah satunya adalah industri fashion yang kini telah berkembang pesat dibanyak daerah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi seperti saat ini, perkembangan dunia usaha telah membawa para pelaku bisnis kedalam persaingan yang sangat ketat. Persaingan

Lebih terperinci

BAB III DISAIN PRODUK

BAB III DISAIN PRODUK BAB III DISAIN PRODUK 3.1. Pendahuluan Salah satu karakteristik manusia adalah mereka selalu berusaha mencitakan sesuatu, baik alat atau benda lainnya untuk membantu kehidupan mereka. Untuk mewejudkan

Lebih terperinci

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Business Process and Information Systems Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan pokok bahasan ini mahasiswa

Lebih terperinci

Evaluasi Rencana Produksi

Evaluasi Rencana Produksi Modul ke: Evaluasi Rencana Produksi Mahasiswa mampu menjelaskan konsep berwirausaha yang sukses dengan mengevaluasi rencana produksi Fakultas Ilmu Komputer Subandi Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

LIFE-CYCLE COSTING 6.1 PENDAHULUAN

LIFE-CYCLE COSTING 6.1 PENDAHULUAN 6 LIFE-CYCLE COSTING 6.1 PENDAHULUAN Siklus hidup produk (product life cycle) harus diperhatikan dalam dua aspek yaitu: biaya selama siklus hidup produk (cost life cycle) dan penjualan selama siklus hidup

Lebih terperinci

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Laris manis perkembangan bisnis handphone di Indonesia ternyata tidak hanya memberikan keuntungan besar bagi para produsen maupun distributor produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin cepat dan batas yang semakin tipis membuat masyarakat sekarang ini lebih selektif dan menuntut dalam pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam dunia usaha modern terutama bidang usaha rumah makan dan restoran. Hal tersebut ditandai

Lebih terperinci

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Laris manis perkembangan bisnis handphone di Indonesia ternyata tidak hanya memberikan keuntungan besar bagi para produsen maupun distributor produk

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK DENGAN SIKLUS HIDUP PENDEK (Studi Kasus Produk Portable Computer)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK DENGAN SIKLUS HIDUP PENDEK (Studi Kasus Produk Portable Computer) PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK DENGAN SIKLUS HIDUP PENDEK (Studi Kasus Produk Portable Computer) Diana Safitri Yulianti, I Nyoman Pudjawan Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Abad ke-21 berkembang sangat pesat dan telah mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia yang ditandai

Lebih terperinci

Minggu-2. Product Knowledge and Price Concepts. Keputusan Produk Dan Jasa (product and service decisions) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-2. Product Knowledge and Price Concepts. Keputusan Produk Dan Jasa (product and service decisions) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and Price Concepts Minggu-2 Keputusan Produk Dan Jasa (product and service decisions) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 02270704014 ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak Bab I Pendahuluan - 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang penelitian Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak mendapat perhatian oleh banyak pihak, yang ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Hargo Utomo. Manajemen Pemasaran.Penerbit Gunadarma. Jakarta. 1993, hlm. 39

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Hargo Utomo. Manajemen Pemasaran.Penerbit Gunadarma. Jakarta. 1993, hlm. 39 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat. Dalam era perkembangan zaman yang semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kemasan dan desain kemasan telah menjadi faktor penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Kemasan dan desain kemasan telah menjadi faktor penting dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Kemasan dan desain kemasan telah menjadi faktor penting dalam memasarkan bermacam-macam produk dan merupakan kunci penting dalam mengkomunikasikan keunggulan produk

Lebih terperinci

SELAMAT MENGERJAKAN. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS PSIKOLOGI 2006 Nama : (Boleh Inisial) Jenis Kelamin : Usia : Pekerjaan :

SELAMAT MENGERJAKAN. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS PSIKOLOGI 2006 Nama : (Boleh Inisial) Jenis Kelamin : Usia : Pekerjaan : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS PSIKOLOGI 2006 Nama : (Boleh Inisial) Jenis Kelamin : Usia : Pekerjaan : Assalmmu alaikum. Wr, wb. Di tengah-tengah kesibukan Anda saat ini, perkenankanlah saya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan kerajinan bernilai seni tinggi dan menjadi salah satu warisan budaya Indonesia. Kain batik yang memiliki corak yang beragam serta teknik pembuatannya

Lebih terperinci

SELAMAT BELAJAR BERSAMA SAYA

SELAMAT BELAJAR BERSAMA SAYA Modul ke: 13 Fakultas Desain dan Seni Kreatifk Program Studi Desain Produk SELAMAT BELAJAR BERSAMA SAYA Novena Ulita, S.Pd, M.Sn Contact Person ; HP/WA : 0852 9037 5521 Email : novena.ulita@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa industri perbankan adalah merupakan industri yang menjual. kepercayaan kepada masyarakat sebagai nasabahnya.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa industri perbankan adalah merupakan industri yang menjual. kepercayaan kepada masyarakat sebagai nasabahnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan pertumbuhan industri perbankan yang ada dalam negara tersebut. Semakin berkembang industri perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan produk yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang adalah mempertahankan para pelanggan setia agar tetap loyal

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang adalah mempertahankan para pelanggan setia agar tetap loyal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pertama kali didirikan mempunyai tujuan. Masyarakat umum mengenalnya dengan istilah visi dan misi. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perusahaan juga

Lebih terperinci

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 TIN305 Perancangan dan Pengembangan Produk Deskripsi Mata Kuliah 2 Mata kuliah Perencanaan dan Perancangan Produk memuat tentang tahapan dalam perancangan produk dengan aplikasinya pada dunia

Lebih terperinci

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III ENDANG SUPARMAN SKOM,MM. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III ENDANG SUPARMAN SKOM,MM. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 04 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI ENDANG SUPARMAN SKOM,MM Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA MARKETING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan kepada para pelaku bisnis untuk memulai usahanya, menimbulkan banyak sekali bermunculan industri-industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

Lebih terperinci

Bab 2 Strategy Supply Chain

Bab 2 Strategy Supply Chain Bab 2 Strategy Supply Chain 2.1 Definisi Strategi Supply Chain Strategi akan mengarahkan jalannya organisasi ke tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Strategi pada hakekatnya bukanlah sebuah keputusan

Lebih terperinci

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL Pengertian Globalisasi Kata globalisasi dari bahasa Inggris globalization. Global berarti universal yang mendapat imbuhan - lization yang bisa dimaknai sebagai proses.

Lebih terperinci

Makalah Strategi Bisnis Ritel

Makalah Strategi Bisnis Ritel Makalah Strategi Bisnis Ritel Disusun Oleh : Nama : Vina Loren Kelas : XI PM 1 No. Absen : 33 SMKN 9 Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis Retail merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa PT.Darya-Varia Laboratoria,Tbk selaku pemegang produk Enervon-C berkeinginan untuk menjaga agar Enervon-C tetap ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat persaingan ketat antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Para pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis saat ini disebabkan oleh perubahaan pola pikir konsumen yang dinamis. Dengan dasar inilah maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pemasaran sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih memusatkan perhatiannya pada produk. Hal ini sangat terasa tatkala perusahaan melontarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek ekonomi. Dan dari keadaan ini semua

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek ekonomi. Dan dari keadaan ini semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan terjadi pada berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek ekonomi. Dan dari keadaan ini semua pihak terkena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini di Indonesia banyak yang tertarik untuk terjun dalam dunia bisnis. Perkembangan zaman yang semakin modern ini membuat para pengusaha muncul dengan ide-ide

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis usaha kuliner di Indonesia semakin hari semakin diminati dengan melihat semakin banyaknya masyarakat yang gemar memburu beberapa aneka menu makanan baik makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri Oli merupakan bagian dari industri otomotif yang diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. Industri Oli merupakan bagian dari industri otomotif yang diminati oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri Oli merupakan bagian dari industri otomotif yang diminati oleh para investor asing. Hal ini terbukti dengan hadirnya banyak Investor yang memasarkan produk

Lebih terperinci

BAB 4 Marketing Mix Strategy

BAB 4 Marketing Mix Strategy BAB 4 Marketing Mix Strategy Marketing Mix Strategy Kombinasi dari 4P: 1. Product 2. Price 3. Place 4. Promotion Product Adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Website Life Cycle. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SDLC

Website Life Cycle. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SDLC 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang apa saja yg diperlukan dalam membuat website Pertimbangkan Mengenai Responsive Web Design Responsive web design adalah upaya untuk membuat website ditampilkan dalam

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI

KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI Modul ke: KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si Program Studi INFORMATIKA SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Jenius adalah 1

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KALIMANTAN TIMUR I N D O N E S I A Suhardi, S.Pt.,MP Program Studi Peternakan Universitas Mulawarman OUTLINE Maksud dan tujuan Design produk Keinginan konsumen/customer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci