BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Ditinjau dari segi terminologinya, kata kriptografi berasal dari bahasa Yunani yaitu crypto yang berarti secret (rahasia) dan graphia yang berarti writing (tulisan). Jadi kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan ketika pesan dikirim dari suatu tempat ke tempat lain. Maka secara termonologi kriptografi merupakan langkah-langkah logis bagaimana menyembunyikan pesan dari orang-orang yang tidak berhak atas pesan tersebut [1]. Kriptografi terdiri dari dua proses, yaitu enkripsi dan dekripsi. Sebuah pesan seolah tidak bermakna dengan merubahnya menurut prosedur tertentu maka disebut dengan enkripsi, dan dibuat bermakna kembali dengan prosedure yang disebut dengan istilah dekripsi. Pesan dalam istilah kriptografi disebut message, yang akak dirahasiakan disebut plaintext, sedangkan bentuk pesan hasil proses enkripsi disebut chipertext. Kunci yang digunakan dalam kriptografi terbagi menjadi 2 bagian yaitu kunci rahasia (private key) dan kunci publik (public key) [2]. Proses enkripsi dan dekripsi diatur oleh satu atau beberapa kunci kriptografi. Algoritma simetris (symmetric algorithm) adalah suatu algoritma dimana kunci enkripsi yang digunakan sama dengan kunci dekripsi sehingga algoritma ini disebut juga sebagai single-key algorithm. Algoritma asimetris (asymmetric algorithm) adalah suatu algoritma dimana kunci enkripsi yang digunakan tidak sama dengan kunci dekripsi. Algoritma RSA menggunakan dua kunci, yaitu kunci publik dan kunci privat. Kunci publik disebarkan secara umum sedangkan kunci privat disimpan secara

2 rahasia oleh si pengguna. Walau kunci publik telah diketahui namun akan sangat sukar mengetahui kunci privat yang digunakan. Kriptografi bertujuan untuk memberi layanan keamanan sebagai berikut[8] : 1. Kerahasiaan (confidentiality), adalah layanan yang ditujukan untuk menjaga agar pesan tidak dapat dibaca oleh pihak-pihak yang tidak berhak. 2. Integritas data (data integrity), adalah layanan yang menjamin bahwa pesan masih asli/utuh belum pernah dimanipulasi selama pengiriman. Untuk menjaga integritas data, sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi manipulasi pesan oleh pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan, penghapusan, dan pensubstitusian data lain ke dalam data yang sebenarnya. 3. Otentikasi (authentication), adalah layanan yang berhubungan dengan identifikasi baik mengidentifikasi pihak-pihak yang berkomunikasi maupun mengidentifikasi kebenaran sumber pesan. 4. Nirpenyangkalan (non-repudiation), adalah layanan untuk mencegah etintas yang berkomusikasi melakukan penyangkalan, yaitu pengiriman pesan menyangkal melakukan pengiriman atau penerima pesan menyangkal telah menerima pesan. Berdasarkan tujuan kriptografi yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa digital signature atau tanda tangan digital memiliki konstribusi penting dalam integritas data, otentikasi, dan nirpenyangkalan. 2.2 Digital Signature Digital signature atau tanda tangan digital merupakan tanda tangan yang dilakukan memakai alat elektronik yang berfungsi sama dengan tanda tangan manual, tetapi berbeda dalam penerapannya. Tanda tangan digital yang dimaksud bukanlah tanda tangan yang di-digitasi dengan menggunakan alat scanner, tetapi suatu nilai kriptografis yang bergantung pada pesan dan pengirim pesan. Dengan tanda tangan digital, maka integritas data dapat dijamin, disamping itu digunakan juga untuk membuktikan asal pesan dan nirpenyangkalan[8].

3 Tanda tangan digital adalah suatu bagian dari aspek keamanan dalam kriptografi yang dibuat untuk mengatasi masalah otentikasi dan anti-penyangkalan. Seperti pada pesan atau data dalam bentuk cetak, tanda tangan digunakan sebagai otentikasi pesan atau data tersebut, pesan cetak yang ditandatangani juga menjamin keaslian pesan dan tidak bisa disangkal. Sejak berabad-abad lamanya, tanda tangan telah digunakan sebagai pembuktian keaslian pesan atau dokumen. Hal-hal yang menyebabkan tanda tangan menjadi sebagai bukti keabsahan suatu dokumen adalah sebagai berikut[13] : 1. Tanda tangan adalah asli. Tanda tangan meyakinkan penerima dokumen bahwa benar adanya pengirim pesan telah menandatangani dokumen tersebut. 2. Tanda tangan jarang terlupakan. Tanda tangan adalah bukti bahwa pengirim pesan, tidak ada orang lain, yang sengaja menandatangani pesan tersebut. 3. Tanda tangan tidak dapat digunakan ulang. Tanda tangan merupakan bagian dari dokumen, dimana tidak dapat dipindahkan ke dokumen yang berbeda. 4. Dokumen yang telah ditanda-tangani tidak dapat diubah. Setelah dokumen ditanda-tangani, maka dokumen tidak dapat diubah. 5. Tanda tangan tidak dapat disangkal. Walaupun begitu tanda tangan pada pesan atau data cetak tidak bisa menjamin seutuhnya. Tanda tangan cetak merupakan representasi dari pembuat pesan sedangkan tanda tangan digital adalah representasi dari isi pesan itu sendiri. Jadi tanda tangan cetak akan sama untuk pembuat pesan yang sama sedangkan tanda tangan digital akan berbeda walaupun pembuat pesan adalah orang yang sama, tanda tangan digital bergantung pada isi pesan bukan pada pembuat pesan. Kunci Privat Kunci Publik Plainteks enkripsi Cipherteks dekripsi Plainteks Gambar 2.1 Proses enkripsi dan dekripsi tanda tangan digital

4 Ada dua buah cara dalam menandatangani suatu pesan secara digital. Yang pertama adalah dengan menggunakan enkripsi pesan. Dan yang kedua adalah dengan menggunakan kombinasi fungsi hash dan kriptografi kunci publik[12]. Jika kriptografi kunci publik digunakan, maka enkripsi pesan dengan kunci publik tidak dapat digunakan untuk otentikasi, karena setiap orang berpotensial mengetahui kunci publik. Tetapi jika enkripsi pesan menggunakan kunci privat si pengirim dan dekripsi pesan menggunakan kunci publik si pengirim, maka kerahasiaan pesan (secrecy) dan otentikasi keduanya dicapai sekaligus. Ide ini ditemukan oleh diffie dan Hellman[8]. Beberapa algoritma kunci publik dapat digunakan untuk menandatangani pesan dengan cara mengenkripsikannya, asalkan algoritma tersebut memenuhi sifat : D SeK (E PK (M)) = M (2.1) DPK(E SK (M)) = M (2.2) Dimana PK = kunci publik dan SK = kunci privat. Misalkan M adalah pesan yang akan dikirim. Pesan M ditandatangani menjadi pesan terenkripsi S dengan menggunakan kunci privat SK si pengirim. S = E SK (M) (2.3) Kemudian pesan dikirimkan dengan menggunakan kunci publik (PK) pengirim. M = D PK (S) (2.4) dimana D adalah fungsi enkripsi dari algoritma kunci-publik. S dikatakan absah apabila pesan M mempunyai makna.

5 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah : Pengirim pesan Kunci privat Penerima pesan Dokumen Enkripsi dokumen dengan RSA Dokumen ya Kunci publik Pesan valid tidak Dokumen yang telah ditandatangani Dekripsi pesan Pesan disadap / eror Gambar 2.2 Diagram Pengiriman dan Penerimaan Pesan 2.3 Lehmann Prime Generator Sebagian besar algoritma kunci publik menggunakan bilangan prima sebagai salah satu nilai parameternya. Bilangan prima yang disarankan berukuran besar sehingga penggunaan tipe data bilangan bulat yang besar mutlak diperlukan [2]. Lehmann adalah salah satu cara untuk mencari bilangan prima. Syarat-syarat pembangkit bilangan prima Lehmann : 1. Ditentukan bilangan a dengan syarat 1 < a < p, dimana p adalah bilangan prima. 2. Hitung nilai L (Legendre), dimana : L a (p-1)/2 mod p (2.5) 3. Jika nilai L 1 dan L -1, maka p bukanlah bilangan prima. 4. Jika a (p- 1)/2 1 atau - 1 (mod p), maka p kemungkinan prima lebih besar 50%. 5. Perhitungan nilai L akan diulang sampai seberapa banyak digit nilai prima yang dimasukkan. Misalnya 231 ( terdapat 3 digit bilangan, maka pencarian nilai L

6 sebanyak 3 kali) yang apabila langkah ini diulang dan lolos sebanyak t kali maka akan menghasilkan sebuah bilangan prima p yang mempunyai kesalahan tidak lebih dari 1/2 t. Contohnya : 1. Misalnya untuk mencari apakah nilai 2337 adalah prima? Ambil nilai a dengan syarat 1<a<2337 Misal a = 2, maka L = 2 (2337-1)/2 mod 2337 L = 1240 (bukan bilangan prima) 2. Apakah 971 bilangan prima? Ambil nilai a, misal a = 5 L = 5 (971-1) mod 971 = 1 Kemudian bangkitkan nilai a untuk mencari kepastian dari bilangan tersebut, misal a = 10 L =10 (971-1)/2 mod 971 = 970 Kemudian dicari apakah nilai L -1 dengan cara mencari hasil L p = = -1 Maka nilai L= -1 Sehingga dapat dibuktikan bahwa L adalah bilangan prima. Maka dengan menggunakan metode Lehmann, dapat dicari bilangan prima yang akan digunakan pada algoritma yang digunakan penulis untuk menandatangani pesan teks menggunakan RSA. 2.4 Algoritma RSA RSA ditemukan oleh tiga orang yaitu Ron (R)Rivest, Adi (S)Shamir, dan Leonard (A)Adleman, yang kemudian disingkat menjadi RSA, pada tahun RSA adalah sistem sandi yang barangkali paling mudah dimengerti cara kerjanya, tetapi juga sangat kokoh, baik untuk menyandi ataupun menterjemahkan sandi. RSA hanya

7 menggunakan operasi pemangkatan. RSA termasuk algoritma asimetri, yang berarti memiliki dua kunci, yaitu kunci publik dan kunci privat [4]. Berikut ini akan disampaikan pembentukan kunci privat dan kunci publik dengan RSA : 1. Pilih dua bilangan prima acak yang sangat besar, p dan q. kemudian hitung nilai n dan Ф(n) n = pq (2.6) Ф(n) = (p-1)(q-1) (2.7) 2. Kemudian secara acak pilih kunci enkripsi e, sehingga e dan Ф(n) relative prima. Relatif prima artinya faktor pembagi terbesar keduanya adalah 1. Relatif prima berarti : GCD(e, Ф(n)) = 1 (2.8) dengan syarat e (p-1), e (q-1) dan e < n. 3. Hitung nilai d, sehingga : d e -1 (mod Ф(n)) (2.9) dimana ekivalen dengan : e. d = 1 + k Ф(n) (2.10) Hasil algortima di atas menghasilkan kunci publik (e,n) dan kunci privat (d,n). Penurunan rumus RSA menggunakan prinsip teorema Euler Ф(n). Syaratsyarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan teorema Euler dalam penurunan rumus RSA adalah sebagai berikut : 1. a harus relatif prima terhadap n 2. Nyatakan pesan menjadi blok-blok plainteks m1, m2, m3,..., mn, dengan syarat 0 < mi < n Ф(n) = Totient Euler = fungsi yang menentukan berapa banyak dari bilanganbilangan 1, 2, 3,, n yang relatif prima terhadap n.

8 Proses enkripsi dapat dilakukan dengan : e C i = P i mod n (2.11) Sedangkan proses dekripsi dilakukan dengan : P i = C d i mod n (2.12) Kekuatan algoritma RSA terletak pada tingkat kesulitan dalam memfaktorkan bilangan menjadi faktor-faktor prima, dalam hal ini n = p * q. Bila p dan q diketahui, dan karena kunci enkripsi e tidak rahasia, maka kunci dekripsi d dapat diketahui. Mollin (2002) menyarankan nilai p dan q panjangnya lebih dari 100 digit, dengan demikian hasil n = pq bisa berukuran lebih dari 308 digit. Usaha untuk mencari faktor dari bilangan 308 digit membutuhkan waktu komputasi yang sangat lama, hinga bermilyar - milyar tahun. Oleh karena itu, RSA hanya aman jika nilai n cukup besar. Contoh algoritma RSA: Misalkan p = 19 dan q = 23 n = p * q = 437 Ф(n) = (18 * 22) = 396 e = 79 d e -1 (mod (Ф(n))) 391 Misalkan pesan yang akan dienkripsi dapat dinyatakan sebagai bilangan dalam pengkodean ASCII adalah sebagai berikut : m = karena m harus lebih kecil dari n dan n 3 digit, maka diambil 2 digit per blok pesan, sehingga : m 1 m m m m m = 38 = 90 = 17 = 94 = 32 = 05 kemudian setelah mengetahui nilai m, kemudian ditentukan berapa nilai dari c, sehingga :

9 c 1 = m e 1 mod n = mod 437 = 304 c2 = m e 2 mod n = mod 437 = 364 c3 = m e 3 mod n = mod 437 = 309 c4 = m e 4 mod n = mod 437 = 303 c5 = m e 5 mod n = mod 437 = 219 c6 = m e 6 mod n = 5 79 mod 437 = 320 hingga c = Proses dekripsi akan menjadi sebagai berikut : m 1 = c d 1 mod n = mod 437 = 38 m2 = c d 2 mod n = mod 437 = 90 m3 = c d 3 mod n = mod 437 = 17 m4 = c d 4 mod n = mod 437 = 94 m5 = c d 5 mod n = mod 437 = 32 m6 = c d 6 mod n = mod 437 = 5 maka pesan akan menjadi seperti semula, yaitu Algoritma Euclidean Teorema Euclidean : Misalkan m dan b adalah dua buah bilangan bulat dengan syarat n > 0. Jika m dibagi dengan n maka terdapat dua buah bilangan bulat unik q (quotient) dan r (remainder) sedemikian sehingga m = nq + r dengan 0 r < n. Contoh : 1987 = , yaitu 1987 dibagi dengan 97 memberikan hasil 20 dan sisa = , yaitu 7420 dibagi dengan 391 memberikan hasil 18 dan sisa 382

10 Dengan dasar Theorem Euclidean sebelumnya, dikembangkan sebuah algoritma (yang disebut dengan algoritma Euclidean) untuk mencari gcd dari dua buah bilangan bulat. Definisi : Diberikan dua buah bilangan bulat tak negative a dan b (a b). Maka terdapat q i, r i ϵ Z sehingga : a = q1 b + r 1 dengan 0 < r 1 < b b = q2 r 1 + r 2 dengan 0 < r 2 < r r1 = q 3 r 2 + r 3 dengan 0 < r 3 < r 2 r 2 = q 4 r 3 + r 4... r m-1 = q m+1 r m + r m+1 r m dengan 0 < r 4 < r = q m+2 r Jadi rm+1 = gcd(r m, r m+1 ) = gcd(r m-1, r m ) = gcd(r m-2, r m-1 ) = = gcd(a, b) m Contoh : a = 80, b = 12, dan dipenuhi syarat a b Dihitung dengan menggunakan algoritma Euclidean sbb. : 80 = = = 2 4 Jadi gcd (80, 12) = gcd (12, 8) = gcd (8,4) = 4 Algoritma Euclidean yang diperluas dapat digunakan untuk menentukan bilangan bulat positif b < a memiliki invers (terhadap operasi perkalian) modulo a dengan memeriksa jika r m+1 = 1. Definisi : Diberikan q j seperti pada Algoritma Euclidean, didefinisikan

11 Berdasarkan pada q j hasil algoritma Euclidean dan pendefinisian t j dan s j diperoleh hubungan r j, t j, dan s j yang diberikan oleh : Teorema : Jika j = 0, 1, 2,, m maka rj = s j a + t j b dengan t j dan s j seperti yang didefinisikan dan r j diperoleh di Algoritma Euclidean. Akibat : Jika gcd (a, b) = 1, maka b -1 = t j Contoh : a = 111, b = 25 Dengan menggunakan algoritma Euclidean dicari j dan dihitung apakah gcd (111, 25) = = j=1 25 = j=2 11 = j=3 3 = j=4 2 = 1 2 j=5 Dari algoritma Euclidean sebelumnya diketahui jika gcd (111, 25) = 1, maka : t 0 t 1 = 0 = 1 t2 = t 0 q 1 t 1 = = -4 t3 = t 1 q 2 t 2 = 1 2 (-4) = 9

12 t 4 = t 2 q 3 t 3 = = -31 t5 = t 3 q 4 t 4 = 9 1 (-31) = 40 Maka 25-1 terhadap modulo 111 adalah Fungsi Totient Euler Ф Fungsi Totient Euler Ф mendefinisikan Ф(n) untuk n 1 yang menyatakan jumlah bilangan bulat positif < n yang relatif prima n [4]. Contoh : 1. Ф(8) = 4; Perhitungannya adalah sebagai berikut : bilangan bulat positif yang lebih kecil dari 8 adalah 1 sampai 7. Diantara bilangan-bilangan tersebut, terdapat Ф(8) = 4 yang relatif prima dengan 20, yaitu 1, 3, 5, Ф(25) = 9; Perhitungannya adalah sebagai berikut : bilangan bulat positif yang lebih kecil dari 25 adalah 1 sampai 24. Diantara bilangan-bilangan tersebut, terdapat Ф(25) = 9 yang relatif prima dengan 25, yaitu 1, 3, 5, 7, 11, Ф(40) = 12 ; Perhitungannya adalah sebagai berikut : bilangan bulat positif yang lebih kecil dari 40 adalah 1 sampai 39. Diantara bilangan-bilangan tersebut, terdapat Ф(40) = 9 yang relatif prima dengan 40, yaitu 1, 3, 5, 7, 11, , 29, 31, 37. Jika n prima, maka setiap bilangan bulat yang lebih kecil dari n relatif prima terhadap n. Dengan kata lain, Ф(n) = n- 1 hanya jika n prima. Contoh: Ф(11) = 10; Ф(17) = 16, Ф(23) = 22.

13 2.4.3 Modulo Eksponensial Untuk melakukan komputasi sesuai dengan algoritma RSA ada salah satu bagian penting, yaitu eksponensiasi modulo. Dalam Eksponensiasi Modular, C = M e mod n tidak dihitung dengan memangkatkan M dengan e yang dilanjutkan dengan melakukan pembagian untuk memperoleh sisanya. Hal ini akan membutuhkan space yang sangat besar. Cara yang efisien adalah dengan mereduksi nilai sementara modulo n pada setiap langkah eksponensiasi. Dalam melakukan eksponensiasi harus diperhatikan berapa banyak perkalian modular untuk mencapai C = M e mod n. Semakin sedikit operasi perkalian modular yang dilakukan maka hal itu semakin baik. Untuk menghitung C = M e mod n, dapat menggunakan memory efficientmethod. Langkah awalnya dengan menetapkan nilai awal C= M mod n dan terus melakukan operasi perkalian modular C = C. M (mod n), sebanyak e kali sampai mencapai C = M e mod n, untuk lebih jelasnya dapat dilihat berikut ini: function modular_pow(base, exponent, modulus) c:=1 for e_prime = 1 to exponent c:= (c* base) mod modulus return c Sebagai contoh dengan menggunakan algoritma di atas, maka untuk mencari nilai dari 4 12 mod 497 adalah sebagai berikut : Ditentukan nilai dari b = 4, e = 12, dan m = 497, maka : e' = 1, c = (1 *4) mod 497 = 4 mod 497 = 4 e' = 2, c =(4*4) mod 497 = 16 mod 497 = 16 e' = 3, c = (16*4) mod 497 = 64 mod 497 = 64 e' = 4, c= (64 *4) mod 497 = 256 mod 497 = 256 e' = 5, c = (256 * 4) mod 497 = 1024 mod 497 = 30 e' = 6, c = (30 *4) mod 497 = 120 mod 497 = 120 e' = 7, c = (120*4) mod 497 = 480 mod 497 = 480 e' = 8, c = (480 * 4) mod 497 = 1920 mod 497 =429

14 e' = 9, c = (429 * 4) mod 497 = 1716 mod 497 = 225 e' = 10, c = (225 * 4) mod 497 = 900 mod 497 = 403 e' = 11, c =( 403 * 4) mod 497 = 1612 mod 497 = 121 e'= 12, c = (121 *4) mod 497 = 484 mod 497= 484 Maka nilai c yang dihasilkan adalah 484. Sehingga dapat diketahui bahwa hasil dari 4 12 mod 497 adalah Use Case Diagram Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antar pengguna sebuah sistem dengan sistemnya sendiri. Use case terdiri dari sekumpulan skenario yang dilakukan oleh seorang actor (orang/pengguna, perangkat keras, urutan waktu, atau sistem yang lain). Sedangkan use case diagram memfasilitasi komunikasi antara analis dan pengguna serta diantara analis dan klien[6]. Sistem UseCase Actor1 Actor2 Gambar 2.3 Pemodelan Use Case Sterotype adalah sebuah model khusus yang terbatas untuk kondisi tertentu. Simbolnya adalah << dan ditutup >>. <<extends>> digunakan untuk menunjukkan bahwa satu use case merupakan tambahan fungsional dari use cse yang lain jika kondisi atau syarat tertentu terpenuhi. Sedangkan <<include>> digunakan untuk menggambarkan bahwa suatu use case seluruhnya merupakan fungsionalitas dari use case yang lainnya. Contoh penggunaan <<include>> dan <<extends>> bisa dilihat pada gambar 2.4 dan gambar 2.5 di bawah ini[6].

15 catat booking <<include>> resepsionis tampilkan booking Gambar 2.4 Use Case Inclusion Catat yang langsung datang <<extends>> Pelayan catat kedatangan Gambar 2.5 Use Case Extension

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian kriptografi Kriptografi (Cryptography) berasal dari Bahasa Yunani. Menurut bahasanya, istilah tersebut terdiri dari kata kripto dan graphia. Kripto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani. Menurut bahasa tersebut kata kriptografi dibagi menjadi dua, yaitu kripto dan graphia. Kripto berarti secret (rahasia) dan

Lebih terperinci

Tandatangan Digital. Yus Jayusman STMIK BANDUNG

Tandatangan Digital. Yus Jayusman STMIK BANDUNG Tandatangan Digital Yus Jayusman STMIK BANDUNG 1 Review materi awal Aspek keamanan yang disediakan oleh kriptografi: 1. Kerahasiaan pesan (confidentiality/secrecy) 2. Otentikasi (authentication). 3. Keaslian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan sejarah, pengertian, tujuan, dan jenis kriptografi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan sejarah, pengertian, tujuan, dan jenis kriptografi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan sejarah, pengertian, tujuan, dan jenis kriptografi. 2.1.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa yunani yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Bilangan 2.1.1 Keterbagian Jika a dan b Z (Z = himpunan bilangan bulat) dimana b 0, maka dapat dikatakan b habis dibagi dengan a atau b mod a = 0 dan dinotasikan dengan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Syaukani, (2003) yang berjudul Implementasi Sistem Kriptografi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi atau Cryptography berasal dari kata kryptos yang artinya tersembunyi dan grafia yang artinya sesuatu yang tertulis (bahasa Yunani) sehingga kriptografi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keamanan terhadap data yang tersimpan dalam komputer sudah menjadi persyaratan mutlak. Dalam hal ini, sangat terkait dengan betapa pentingnya data tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi memberi pengaruh besar bagi segala aspek kehidupan. Begitu banyak manfaat teknologi tersebut yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan. Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani criptos yang artinya adalah rahasia, sedangkan graphein artinya tulisan. Jadi kriptografi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kriptografi Berikut ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan jenis kriptografi. 2.1.1. Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani yang terdiri

Lebih terperinci

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA Mohamad Ihwani Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Pasar v Medan Estate, Medan 20221 mohamadihwani@unimed.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Otentikasi dan Tandatangan Digital (Authentication and Digital Signature)

Otentikasi dan Tandatangan Digital (Authentication and Digital Signature) Bahan Kuliah ke-18 IF5054 Kriptografi Otentikasi dan Tandatangan Digital (Authentication and Digital Signature) Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keamanan Data Keamanan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari sebuah sistem informasi. Masalah keamanan sering kurang mendapat perhatian dari para perancang dan

Lebih terperinci

ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA

ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA ABSTRAK ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA Makalah ini membahas tentang pengamanan pesan rahasia dengan menggunakan salah satu algoritma Kryptografi, yaitu algoritma ElGamal. Tingkat keamanan

Lebih terperinci

Bab 2: Kriptografi. Landasan Matematika. Fungsi

Bab 2: Kriptografi. Landasan Matematika. Fungsi Bab 2: Kriptografi Landasan Matematika Fungsi Misalkan A dan B adalah himpunan. Relasi f dari A ke B adalah sebuah fungsi apabila tiap elemen di A dihubungkan dengan tepat satu elemen di B. Fungsi juga

Lebih terperinci

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA CESS (Journal Of Computer Engineering System And Science) p-issn :2502-7131 MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA Mohamad Ihwani Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar

Lebih terperinci

Oleh: Benfano Soewito Faculty member Graduate Program Universitas Bina Nusantara

Oleh: Benfano Soewito Faculty member Graduate Program Universitas Bina Nusantara Konsep Enkripsi dan Dekripsi Berdasarkan Kunci Tidak Simetris Oleh: Benfano Soewito Faculty member Graduate Program Universitas Bina Nusantara Dalam tulisan saya pada bulan Agustus lalu telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani. Menurut bahasa tersebut kata kriptografi dibagi menjadi dua, yaitu kripto dan graphia. Kripto berarti secret (rahasia) dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kriptografi Kriptografi adalah ilmu mengenai teknik enkripsi dimana data diacak menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu yang sulit dibaca oleh seseorang yang tidak

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN Mohamad Ray Rizaldy - 13505073 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung, Jawa Barat e-mail: if15073@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana mengirim pesan secara rahasia sehingga hanya orang yang dituju saja yang dapat membaca pesan rahasia tersebut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, penjelasan, dan teorema yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang diberikan diantaranya adalah definisi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Secara umum data dikategorikan menjadi dua, yaitu data yang bersifat rahasia dan data yang bersifat tidak rahasia. Data yang bersifat tidak rahasia

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. membahas tentang penerapan skema tanda tangan Schnorr pada pembuatan tanda

BAB II DASAR TEORI. membahas tentang penerapan skema tanda tangan Schnorr pada pembuatan tanda BAB II DASAR TEORI Pada Bab II ini akan disajikan beberapa teori yang akan digunakan untuk membahas tentang penerapan skema tanda tangan Schnorr pada pembuatan tanda tangan digital yang meliputi: keterbagian

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Bilangan dalam Algoritma Kriptografi

Aplikasi Teori Bilangan dalam Algoritma Kriptografi Aplikasi Teori Bilangan dalam Algoritma Kriptografi Veren Iliana Kurniadi 13515078 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: cryptós artinya secret (rahasia), sedangkan gráphein artinya writing (tulisan), jadi kriptografi berarti secret

Lebih terperinci

PERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman)

PERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman) Media Informatika Vol. 9 No. 2 (2010) PERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman) Dahlia Br Ginting Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keamanan dan kerahasiaan data merupakan salah satu aspek penting dari suatu sistem informasi. Dalam hal ini, sangat terkait dengan betapa pentingnya informasi

Lebih terperinci

BAB 3 KRIPTOGRAFI RSA

BAB 3 KRIPTOGRAFI RSA BAB 3 KRIPTOGRAFI RSA 3.1 Sistem ASCII Sebelumnya, akan dijelaskan terlebih dahulu Sistem ASCII sebagai system standar pengkodean dalam pertukaran informasi yaitu Sistem ASCII. Plainteks yang akan dienkripsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Keamanan Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI Keamanan Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Keamanan Informasi Kriptografi sangat berkaitan dengan isu keamanan informasi. Sebelum mengenal kriptografi diperlukan pemahaman tentang isu-isu yang terkait dengan keamanan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan, yaitu : kerahasiaan, integritas data, autentikasi dan non repudiasi.

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan, yaitu : kerahasiaan, integritas data, autentikasi dan non repudiasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada proses pengiriman data (pesan) terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : kerahasiaan, integritas data, autentikasi dan non repudiasi. Oleh karenanya

Lebih terperinci

Perhitungan dan Implementasi Algoritma RSA pada PHP

Perhitungan dan Implementasi Algoritma RSA pada PHP Perhitungan dan Implementasi Algoritma RSA pada PHP Rini Amelia Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Jalan A.H Nasution No.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kriptografi 2.1.1. Definisi Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu cryto dan graphia. Crypto berarti rahasia dan graphia berarti

Lebih terperinci

Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi

Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi JURNAL DUNIA TEKNOLOGI INFORMASI Vol. 1, No. 1, (2012) 20-27 20 Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi 1 Program Studi

Lebih terperinci

Tanda Tangan Digital Majemuk dengan Kunci Publik Tunggal dengan Algoritma RSA dan El Gamal

Tanda Tangan Digital Majemuk dengan Kunci Publik Tunggal dengan Algoritma RSA dan El Gamal Tanda Tangan Digital Majemuk dengan Kunci Publik Tunggal dengan Algoritma RSA dan El Gamal Muhamad Fajrin Rasyid 1) 1) Program Studi Teknik Informatika ITB, Bandung 40132, email: if14055@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kriptografi Kriptografi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani kryptos yang artinya tersembunyi dan graphien yang artinya menulis, sehingga kriptografi merupakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Didalam pertukaran atau pengiriman informasi permasalahan yang sangat penting adalah keamanan dan kerahasiaan pesan, data atau informasi seperti dalam informasi perbankan,

Lebih terperinci

Rusmala 1, Islamiyah 2

Rusmala 1, Islamiyah 2 IMPLEMENTASI ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIC MENGGUNAKAN METODE RSA PADA TEXT FILE DENGAN ALGOTITMA THE SIEVE OF ERATHOSTHENES UNTUK MEMBANGKITKAN BILANGAN PRIMA Rusmala 1, Islamiyah 2 Dosen Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu cryptos yang berarti rahasia dan graphein yang berarti tulisan. Jadi, kriptografi adalah tulisan rahasia. Namun, menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Secara Umum Menurut Richard Mollin (2003), Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua suku kata yaitu kripto dan graphia. Kripto artinya

Lebih terperinci

BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam penyusunan tesis ini perlu dilakukan tinjauan pustaka sebagai dasar untuk melakukan penelitian. Adapun hal-hal yang perlu ditinjau sebagai dasar penyusunannya ialah

Lebih terperinci

Algoritma RSA dan ElGamal

Algoritma RSA dan ElGamal Bahan Kuliah ke-15 IF5054 Kriptografi Algoritma RSA dan ElGamal Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004 15.1 Pendahuluan 15. Algoritma RSA dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI POHLIG HELLMAN DALAM MENGAMANKAN DATA

PENGGUNAAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI POHLIG HELLMAN DALAM MENGAMANKAN DATA PENGGUNAAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI POHLIG HELLMAN DALAM MENGAMANKAN DATA Rita Novita Sari Teknik Informatika, Universitas Potensi Utama Jalan K.L. Yos Sudarso KM. 6,5 No. 3A Tanjung Mulia Medan rita.ns89@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra terbagi 2 yaitu ada citra yang bersifat analog dan ada citra yang bersifat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA.1 Kriptografi Kriptografi pada awalnya dijabarkan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana menyembunyikan pesan. Namun pada pengertian modern kriptografi adalah ilmu yang bersandarkan

Lebih terperinci

+ Basic Cryptography

+ Basic Cryptography + Basic Cryptography + Terminologi n Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Crypto berarti secret (rahasia) dan graphy berarti writing (tulisan). n Para pelaku

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan uraian dari sebuah sistem kedalam bentuk yang lebih sederhana dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERMOHONAN KREDIT SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERMOHONAN KREDIT SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERMOHONAN KREDIT SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE Iwan Fakhrozi (12110954) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini penggunaan teknologi Internet di dunia sudah berkembang pesat. Semua kalangan telah menikmati Internet. Bahkan, perkembangan teknologi Internet tersebut

Lebih terperinci

Keamanan Sistem Informasi. Girindro Pringgo Digdo

Keamanan Sistem Informasi. Girindro Pringgo Digdo Keamanan Sistem Informasi Girindro Pringgo Digdo 2014 Agenda Kriptografi Steganografi Enkripsi Kunci Private dan Public Kombinasi Kunci Private dan Public Kriptografi - Merupakan ilmu dan seni untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB II. Dasar-Dasar Kemanan Sistem Informasi

BAB II. Dasar-Dasar Kemanan Sistem Informasi BAB II Dasar-Dasar Kemanan Sistem Informasi Pendahuluan Terminologi Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. (Cryptography is the art and science of keeping messages

Lebih terperinci

TUGAS KRIPTOGRAFI Membuat Algortima Sendiri Algoritma Ter-Puter Oleh : Aris Pamungkas STMIK AMIKOM Yogyakarta emali:

TUGAS KRIPTOGRAFI Membuat Algortima Sendiri Algoritma Ter-Puter Oleh : Aris Pamungkas STMIK AMIKOM Yogyakarta emali: TUGAS KRIPTOGRAFI Membuat Algortima Sendiri Algoritma Ter-Puter Oleh : Aris Pamungkas STMIK AMIKOM Yogyakarta emali: arismsv@ymail.com Abstrak Makalah ini membahas tentang algoritma kriptografi sederhana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Key Words Tanda Tangan Digital, , Steganografi, SHA1, RSA

I. PENDAHULUAN. Key Words Tanda Tangan Digital,  , Steganografi, SHA1, RSA Analisis dan Implementasi Tanda Tangan Digital dengan Memanfaatkan Steganografi pada E-Mail Filman Ferdian - 13507091 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Studi dan Implementasi Algoritma RSA dan MD5 pada Aplikasi Digital Signature (Studi Kasus pada Sistem Akademik Terpadu (SIAP) STMIK Sumedang)

Studi dan Implementasi Algoritma RSA dan MD5 pada Aplikasi Digital Signature (Studi Kasus pada Sistem Akademik Terpadu (SIAP) STMIK Sumedang) Studi dan Implementasi Algoritma RSA dan MD5 pada Aplikasi Digital Signature (Studi Kasus pada Sistem Akademik Terpadu (SIAP) STMIK Sumedang) Irfan Fadil, S.Kom. irfanfadil@windowslive.com Abstrak Dengan

Lebih terperinci

2.1 Keamanan Informasi

2.1 Keamanan Informasi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pikir dan hipotesis yang mendasari penyelesaian permasalahan dalan pengamanan pesan teks dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaringan komputer di masa kini memungkinan kita untuk melakukan pengiriman pesan melalui jaringan komputer. Untuk menjaga kerahasiaan dan keutuhan pesan

Lebih terperinci

APLIKASI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA BERBASIS WEB

APLIKASI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA BERBASIS WEB APLIKASI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA BERBASIS WEB Enung Nurjanah Teknik Informatika UIN Sunan Gunung Djati Bandung email : enungnurjanah@students.uinsgd.ac.id Abstraksi Cryptography

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Definisi Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani cprytos artinya secret atau hidden (rahasia), dan graphein artinya writing (tulisan).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keamanan informasi merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kerahasiaan informasi terutama yang berisi informasi sensitif yang hanya boleh diketahui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Kriptografi 2.. Definisi Kriptografi Kriptografi adalah ilmu mengenai teknik enkripsi di mana data diacak menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu yang sulit dibaca oleh

Lebih terperinci

BAB Kriptografi

BAB Kriptografi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata kriptos dan graphia. Kriptos berarti secret (rahasia) dan graphia berarti writing (tulisan). Kriptografi merupakan

Lebih terperinci

RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption

RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption Dibidang kriptografi, RSA adalah sebuah algoritma pada enkripsi public key. RSA merupakan algoritma pertama yang cocok

Lebih terperinci

VISUALISASI ALGORITMA RSA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

VISUALISASI ALGORITMA RSA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA VISUALISASI ALGORITMA RSA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Abstraksi Adriani Putri, Entik Insannudin, MT. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Lebih terperinci

Studi dan Implementasi Sistem Kriptografi Rabin

Studi dan Implementasi Sistem Kriptografi Rabin Studi dan Implementasi Sistem Kriptografi Rabin Anugrah Adeputra Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung, Jl.Ganesha No.10 Email: if15093@students.if.itb.ac.id Abstraksi Sistem Kriptografi

Lebih terperinci

SISTEM KRIPTOGRAFI. Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom

SISTEM KRIPTOGRAFI. Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom SISTEM KRIPTOGRAFI Mata kuliah Jaringan Komputer Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom Materi : Kriptografi Kriptografi dan Sistem Informasi Mekanisme Kriptografi Keamanan Sistem Kriptografi Kriptografi Keamanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi jaringan komputer yang terus berkembang memiliki banyak keuntungan dalam kehidupan manusia, misalnya memungkinkan seseorang untuk terhubung dari satu komputer

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma RSA dan Three-Pass Protocol pada Sistem Pertukaran Pesan Rahasia

Implementasi Algoritma RSA dan Three-Pass Protocol pada Sistem Pertukaran Pesan Rahasia Implementasi Algoritma RSA dan Three-Pass Protocol pada Sistem Pertukaran Pesan Rahasia Aji Nugraha Santosa Kasmaji 13510092 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis III.1.1 Analisis Masalah Secara umum data dikategorikan menjadi dua, yaitu data yang bersifat rahasia dan data yang bersifat tidak rahasia. Data yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dibahas landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pikir dan hipotesis yang mendasari penyelesaian permasalahan pengamanan data file dengan kombinasi algoritma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai makna. Dalam kriptografi dikenal dua penyandian, yakni enkripsi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai makna. Dalam kriptografi dikenal dua penyandian, yakni enkripsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi dewasa ini telah berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk bidang komunikasi. Pada saat yang sama keuntungan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA DAN MEMAKAI METODE LSB

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA DAN MEMAKAI METODE LSB IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA DAN MEMAKAI METODE LSB Imam Ramadhan Hamzah Entik insanudin MT. e-mail : imamrh@student.uinsgd.ac.id Universitas Islam Negri Sunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dibahas landasan teori mengenai teori-teori yang digunakan dan konsep yang mendukung pembahasan, serta penjelasan mengenai metode yang digunakan. 2.1. Pengenalan

Lebih terperinci

Algoritma Kriptografi Kunci-publik RSA menggunakan Chinese Remainder Theorem

Algoritma Kriptografi Kunci-publik RSA menggunakan Chinese Remainder Theorem Algoritma Kriptografi Kunci-publik RSA menggunakan Chinese Remainder Theorem Muhamad Reza Firdaus Zen NIM : 13504048 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Bandung, email: if14048@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA DAN LEHMANN PRIME GENERATOR PADA PESAN TEKS SKRIPSI MIRNAWATI

IMPLEMENTASI DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA DAN LEHMANN PRIME GENERATOR PADA PESAN TEKS SKRIPSI MIRNAWATI IMPLEMENTASI DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA DAN LEHMANN PRIME GENERATOR PADA PESAN TEKS SKRIPSI MIRNAWATI 081401005 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAB III METODE PENELITIAN BAB III BAB III METODE PENELITIAN Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu membangun model perangkat lunak algoritma Pohlig-Hellman multiple-key berdasarkan algoritma RSA multiple-key, maka pada bab ini dimulai

Lebih terperinci

Sedangkan berdasarkan besar data yang diolah dalam satu kali proses, maka algoritma kriptografi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

Sedangkan berdasarkan besar data yang diolah dalam satu kali proses, maka algoritma kriptografi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : KRIPTOGRAFI 1. 1 Latar belakang Berkat perkembangan teknologi yang begitu pesat memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi/data secara jarak jauh. Antar kota antar wilayah antar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Definisi Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, crypto dan graphia. Crypto berarti secret (rahasia) dan graphia berarti writing (tulisan)[10]. Beberapa

Lebih terperinci

KEAMANAN DATA DENGAN METODE KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK

KEAMANAN DATA DENGAN METODE KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK KEAMANAN DATA DENGAN METODE KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK Chandra Program Studi Magister S2 Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara Jl. Universitas No. 9A Medan, Sumatera Utara e-mail : chandra.wiejaya@gmail.com

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT Penulis : Nelly Indriani Widiastuti S.Si., M.T. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2011 7 TEORI BILANGAN JUMLAH PERTEMUAN : 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini data atau informasi menjadi hal yang penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Kemapuan untuk menjaga kerahasiaan data atau informasi menjadi hal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi merupakan sebuah seni penyandian pesan dalam rangka mencapai tujuan keamanan dalam pertukaran informasi. 2.1.1. Definisi Kriptografi Kriptografi berasal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi digunakan sebagai alat untuk menjamin keamanan dan kerahasiaan informasi. Karena itu kriptografi menjadi ilmu yang berkembang pesat, terbukti dengan banyaknya

Lebih terperinci

PENERAPAN METODA CHINESE REMAINDER THEOREM PADA RSA

PENERAPAN METODA CHINESE REMAINDER THEOREM PADA RSA PENERAPAN METODA CHINESE REMAINDER THEOREM PADA RSA Yuri Andri Gani 13506118 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Bandung, 40132, email: if16118@students.if.itb.ac.id Abstrak Algoritma RSA merupakan

Lebih terperinci

Penggunaan Digital Signature Standard (DSS) dalam Pengamanan Informasi

Penggunaan Digital Signature Standard (DSS) dalam Pengamanan Informasi Penggunaan Digital Signature Standard (DSS) dalam Pengamanan Informasi Wulandari NIM : 13506001 Program Studi Teknik Informatika ITB, Jl Ganesha 10, Bandung, email: if16001@students.if.itb.ac.id Abstract

Lebih terperinci

Kriptografi, Enkripsi dan Dekripsi. Ana Kurniawati Kemal Ade Sekarwati

Kriptografi, Enkripsi dan Dekripsi. Ana Kurniawati Kemal Ade Sekarwati Kriptografi, Enkripsi dan Dekripsi Ana Kurniawati Kemal Ade Sekarwati Terminologi Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Crypto berarti secret (rahasia) dan graphy

Lebih terperinci

Tanda Tangan Digital Dengan Menggunakan SHA-256 Dan Algoritma Knapsack Kunci-Publik

Tanda Tangan Digital Dengan Menggunakan SHA-256 Dan Algoritma Knapsack Kunci-Publik Tanda Tangan Digital Dengan Menggunakan SHA-256 Dan Algoritma Knapsack Kunci-Publik Bhimantyo Pamungkas - 13504016 Program Studi Teknik Informatika ITB, Bandung 40132, email: btyo_pamungkas@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN , 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN , 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang pembuatan dari aplikasi enkripsi dan dekripsi RSA pada smartphone android, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah yang ada pada pembuatan

Lebih terperinci

METODE ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ELGAMAL

METODE ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ELGAMAL METODE ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ELGAMAL Mukhammad Ifanto (13508110) Program Studi Informatika Institut Teknolgi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung e-mail: ifuntoo@yahoo.om ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat mengirim informasi kepada pihak lain. Akan tetapi, seiring

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat mengirim informasi kepada pihak lain. Akan tetapi, seiring BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi komunikasi yang pesat saat ini sangat memudahkan manusia dalam berkomunikasi antara dua pihak atau lebih. Bahkan dengan jarak yang sangat

Lebih terperinci

BAB III KUNCI PUBLIK

BAB III KUNCI PUBLIK BAB III KUNCI PUBLIK Kriptografi dengan metode kunci publik atau asimetri merupakan perkembangan ilmu kriptografi yang sangat besar dalam sejarah kriptografi itu sendiri. Mekanisme kriptografi dengan model

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. 3.1 Otentikasi Perangkat dengan Kriptografi Kunci-Publik

BAB III ANALISIS. 3.1 Otentikasi Perangkat dengan Kriptografi Kunci-Publik BAB III ANALISIS BAB III bagian analisis pada laporan tugas akhir ini menguraikan hasil analisis masalah terkait mode keamanan bluetooth. Adapun hasil analisis tersebut meliputi proses otentikasi perangkat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Aplikasi Keamanan Database Menggunakan Metode elgamal yang meliputi analisa sistem dan desain sistem. III.1. Analisis Masalah Adapun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi secara tidak langsung dunia komunikasi juga ikut terpengaruh. Dengan adanya internet, komunikasi jarak jauh dapat dilakukan

Lebih terperinci

Elliptic Curve Cryptography (Ecc) Pada Proses Pertukaran Kunci Publik Diffie-Hellman. Metrilitna Br Sembiring 1

Elliptic Curve Cryptography (Ecc) Pada Proses Pertukaran Kunci Publik Diffie-Hellman. Metrilitna Br Sembiring 1 Elliptic Curve Cryptography (Ecc) Pada Proses Pertukaran Kunci Publik Diffie-Hellman Metrilitna Br Sembiring 1 Abstrak Elliptic Curve Cryptography (ECC) pada Proses Pertukaran Kunci Publik Diffie-Hellman.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi semakin memudahkan penggunanya dalam berkomunikasi melalui bermacam-macam media. Komunikasi yang melibatkan pengiriman dan penerimaan

Lebih terperinci

Adi Shamir, one of the authors of RSA: Rivest, Shamir and Adleman

Adi Shamir, one of the authors of RSA: Rivest, Shamir and Adleman Algoritma RSA 1 Pendahuluan Algoritma kunci-publik yang paling terkenal dan paling banyak aplikasinya. Ditemukan oleh tiga peneliti dari MIT (Massachussets Institute of Technology), yaitu Ron Rivest, Adi

Lebih terperinci

PENGAMANAN DOKUMEN MENGGUNAKAN METODE RSA (RIVEST SHAMIR ADLEMAN)BERBASIS WEB

PENGAMANAN DOKUMEN MENGGUNAKAN METODE RSA (RIVEST SHAMIR ADLEMAN)BERBASIS WEB PENGAMANAN DOKUMEN MENGGUNAKAN METODE RSA (RIVEST SHAMIR ADLEMAN)BERBASIS WEB Ardelia Nidya Agustina 1, Aryanti 2, Nasron 2 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa yunani: cryptos yang artinya secret (rahasia) dan graphein yang artinya writing (tulisan). Jadi kriptografi

Lebih terperinci

PENGAMANAN SQLITE DATABASE MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ELGAMAL

PENGAMANAN SQLITE DATABASE MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ELGAMAL PENGAMANAN SQLITE DATABASE MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ELGAMAL Deny Adhar Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Medan Jln. Kol. Yos. Sudarso Km. 6,5 No. 3A Medan adhar_7@yahoo.com Abstrak SQLite database

Lebih terperinci