BAB I PENDAHULUAN. Dalam komunikasi, manusia menggunakan berbagai media untuk menyampaikan pesan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Dalam komunikasi, manusia menggunakan berbagai media untuk menyampaikan pesan."

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam komunikasi, manusia menggunakan berbagai media untuk menyampaikan pesan. Studi media massa mencakup pencarian pesan dan makna-makna dalam materinya, karena sesungguhnya studi komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau makna. Dengan kata lain, mempelajari media adalah mempelajari pesan dari mana asalnya, seperti apa, seberapa jauh tujuannya, bagaimanakah ia memasuki materi media, dan bagaimana ia berkaitan dengan pemikiran kita sendiri. Maka, metode penelitian dalam komunikasi seharusnya mampu mengungkapkan makna yang terkandung dalam materi pesan komunikasi (Sobur, 2004:10). Salah satu media yang dapat digunakan adalah film yang lebih lanjut akan diteliti dalam penelitian ini. Karena film merupakan salah satu penyampai pesan atau makna melalui media massa dalam studi komunikasi. Isu-isu social merupakan hal yang cukup menarik bagi para senias untuk diangkat ke dalam sebuah film karena dianggap dekat dengan kehidupam masyarakat Salah satunya adalah Film Dokumenter Cerita dari Tapal Batas. Pemilihan film ini sebagai objek penelitian karena mencoba mengangkat isu perbatasan Indonesia dan Malaysia yang belakangan kembali menjadi pemberitaan media. Perbatasan negara merupakan manifestasi kedaulatan wilayah suatu negara. Perbatasan suatu negara mempunyai peranan penting dalam penentuan batas wilayah kedaulatan, dan juga, menjaga keamanan dan keutuhan wilayah. Begitupun halnya Indonesia, di darat Indonesia berbatasan dengan tiga negara, yaitu : Malaysia, Papua New Guinea dan Timor Leste. Sedangkan di wilayah laut Indonesia berbatasan dengan sepuluh negara, yaitu : India,

2 2 Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Australia, Timor Leste dan Papua Nugini. Perbatasan laut ditandai oleh keberadaan 92 pulau-pulau terluar yang menjadi lokasi penempatan titik dasar yang menentukan penentuan garis batas laut wilayah. Sebagian besar wilayah perbatasan di Indonesia masih merupakan daerah tertinggal dengan sarana dan prasarana sosial dan ekonomi yang masih sangat terbatas. Pandangan di masa lalu bahwa daerah perbatasan merupakan wilayah yang perlu diawasi secara ketat karena merupakan daerah yang rawan keamanan telah menjadikan paradigma pembangunan perbatasan lebih mengutamakan pada pendekatan keamanan dari pada kesejahteraan. Hal ini menyebabkan wilayah perbatasan di beberapa daerah menjadi tidak tersentuh oleh dinamika pembangunan. Di Kalimantan Barat misalnya yang langsung berbatasan dengan Serawak Malaysia Timur. Kondisi geografis dan topografi wilayah perbatasan Kalimantan Barat yang masih terisolir, karena keterbatasan prasarana jalan, transportasi darat, sungai serta fasilitas publik lainnya. Kondisi ini berdampak pada kondisi kesejahteraan sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan skill masyarakat daerah perbatasan yang masih tertinggal dibanding dengan masyarakat daerah Serawak. Sehingga penduduk dalam melakukan aktivitas sosial ekonomi cenderung ke Serawak, karena akses yang mudah serta ketersediaannya fasilitas yang lebih baik. Beberapa permasalahan yang terjadi antara Indoonesia dan Malaysia baik tentantang batas wilayah maupun klaim beberapa kebudayaan Indonesia oleh Malaysia menyebabkan sedikit ketegangan masyarakat Indonesia. Namun disisi lain melihat kehidupan masyarakat Indonesia di perbatasan justru menggantungkan hidupnya pada Malaysia dimana hampir

3 3 seluruh aktifitas social ekonomi cenderung ke Malaysia karena akses yang lebih mudah dan fasilitas yang baik. Film Dokumenter Cerita Dari Tapal Batas mengajak kita melihat kehidupan masyarakat di wilayah Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat yang merupakan wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia yang serba terbatas. Dituturkan oleh narasumber yang mewakili permasalahan yang terjadi di wilayah tersebut. Yang pertama ada kisah dari Bu Martini yang berprofesi sebagai guru di SDN Badat di dusun Badat Baru, Entikong selain Ibu Martini tidak ada lagi guru lain yang mengajar di sana, jadi Guru Martini dapat dikatakan bertindak sebagai staf pengajar, kepala sekolah, juru-kunci dan pesuruh. dengan keadaan yang bisa dikatakan sama sekali tidak mudah.. Guru Martini tinggal di desa Semangit. Untuk pergi mengajar, Guru Martini harus melalui jalan sungai selama 8-12 jam, melewati 15 riam, termasuk Riam Pelanduk. Di riam tersebut, para penumpang perahu harus turun dan ikut mendorong perahu agar dapat melalui riam. Kemudian berlanjut ke kisah dari Mantri Kusnadi yang mengabdi sebagai mantri desa dengan cara berkeliling mengunjungi pasiennya. Mantri Kusnadi menempuh jarak puluhan kilo untuk mencapai rumah-rumah warga yang terletak dipedalaman sekalipun. Ketiadaan akses kesehatan membuat masyarakat sangat menggantungkan kondisi kesehatannya pada Mantri Kusnadi. Ada juga kisah Ella yang berasal dari Singkawang. Ketidakberdayaan ekonomi membuat Ella dan teman-teman menjadi korban trafikking dengan iming-iming menjadi istri orang kaya di negeri orang. Ada pula penuturan dari M. Lizet selaku kepala dusun badat baru yang juga turut memaparkan kondisi masyarakat yang dipimpinnya.

4 4 Kisah-kisah yang dipaparkan dari narasumber di atas meupakan gambaran problematika social yang diadapi masyarakat di perbatasan yang kemudian direpresentasikan ke dalam film documenter Cerita Dari Tapal Batas. Dalam hal ini film digunakan sebagai media yang merepresentasikan realitas social masyarakat. Namun representasi disini harus dilihat sebagai upaya menyajikan ulang sebuah realitas. Dalam penelitian ini, realitas social masyarakat yang ingin diteliti direpresentasikan melalui media, sebagaimana yang dibahasakan oleh MC. Luhan, realitas oleh media tak bisa dilepaskan dari unsur- unsur second hand realit, dengan kata lain film tidak akan pernah disajikan sebagai realitas aslinya. Maksudnya film tersebut sudah dikonstruksi oleh pembuat film. Konstruksi yang dimaksud yaitu adanya pembinaan atau penyusunan dari sebuah ide dan kreatifitas dari sang sutradara yang pada akhirnya turut mempengaruhi bagaimana pesan dalam sebuah film disajikan dan film sebagai bagian dari media massa memainkan peran untuk mengkomunikasikan segala bentuk pesan tersebut. Sobur (2006:127) mengatakan bahwa kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli berpendapat bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya. Film bersifat dinamis, gambar yang muncul silih berganti. Gambar film yang muncul silih berganti menunjukkan pergerakan yang ikonis bagi realitas yang dipresentasikan. Keistimewaan film itu yang menjadi daya tarik langsung yang sangat besar, yang sulit ditafsirkan. Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis semiotika. Semiotika adalah ilmu tentang tanda. Kata semiotika berasal dari bahasa Yunani semeion yang berarti tanda atau seme yang berarti penafsir tanda (Sobur, 2004:16). Van Zoest (Sobur,2004:128) mengemukakan bahwa film dibangun dengan tanda sematamata. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik untuk

5 5 mencapai efek yang diharapkan. Bagaimana mempelajari serta memaknai tanda-tanda yang ditampilkan dalam film. Semiotika pun digunakan untuk menganalisa media dan untuk mengetahui bahwa film merupakan fenomena komunikasi yang sarat akan tanda. Film documenter Cerita Dari Tapal Batas mengajak kita untuk melihat realitas dan problematika social yang mewarnai kehidupan masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia melalui penggunaan tanda-tanda tertentu. Oleh karena itu, penulis merasa perlu mengkaji lebih jauh film ini dalam skripsi dengan judul: Representasi Problematika Sosial Masyarakat Di Perbatasan Dalam Film Dokumenter Cerita Dari Tapal Batas (Analisis Semiotika Film) B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan yang ingin di teliti adalah: 1. Apa saja pesan yang disampaikan dalam film documenter Cerita Dari Tapal Batas mengenai problematiaka social masyarakat di wilayah perbatasan? 2. Bagaimana problematika social masyarakat di perbatasan Indonesia dan Malaysia direpresentasikan dalam film documenter Cerita Dari Tapal Batas? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pesan yang disampaikan dalam film documenter Cerita Dari Tapal Batas mengenai problematiaka social masyarakat di wilayah perbatasan.

6 6 b. Untuk mengetahui representasi realitas kehidupan masyarakat di perbatasan Indonesia dan Malaysia dalam film documenter Cerita Dari Tapal Batas. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan bisa memberi kontribusi terhadap perkembangan teori ilmu komunikasi khususnya studi pesan dalam analisis semiotika film. Selain itu penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi bahan rujukan bagi mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut tentang semiotika film. b. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan tentang kajian semiotika film, khususnya yang mengangkat tema social yang terjadi di masyarakat. Penelitian ini juga dijadikan sebagai salah satu syarat meraih gelar kesarjanaan pada jurusan ilmu komunikasi, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Hasanuddin. D. Kerangka Konseptual Sebagai salah satu media komunikasi massa, film digunakan sebagai media yang merefleksikan realitas, atau bahkan membentuk realitas. Cerita yang ditayangkan lewat film dapat berbentuk fiksi atau non fiksi. Lewat film, informasi dapat dikonsumsi dengan lebih menarik melalui tampilan audio visual, seingga media film banyak digemari karena tampilannya yang menarik dan dapat dijadikan sebagai hiburan. Film sebagai salah satu media komunikasi massa selalu merupakan potret dari masyarakat di mana film itu dibuat.

7 7 Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan kemudian memproyeksikannya ke atas layar, (Sobur, 2006:127). Turner (Sobur, 2006:127) menolak perspektif yang melihat film sebagai refleksi masyarakat. Bagi Turner, perspektif ini sangat primitif dan menggunakan metafor yang tidak memuaskan karena menyederhanakan setiap komposisi ungkapan, baik dalam film, prosa, atau bahkan percakapan antara film dan masyarakat sesungguhnya terdapat kompetisi dan konflik dari berbagai factor yang menentukan, baik bersifat kultural, sub-kultural, industrial, serta institusional. Makna film sebagai representasi dari realitas masyarakat, menurut Turner, berbeda dengan film sekedar sebagai refleksi dari realitas. Sebagai refleksi dari realitas film sekedar memindah realitas ke layar tanpa mengubah realitas itu. Sementara itu, sebagai representasi dari realitas film membentuk dan menghadirkan kembali realitas berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi, dan ideologi dari kebudayaannya. Setiap orang mempunyai cara tersendiri dalam mengkonstruksi sebuah realitas yang ditampilkan dalam sebuah film. Begitupun dalam penelitian ini, dalam film dokumenter Cerita Dari Tapal Batas yang tidak terlepas dari realitas yang ada. Dilansir dari Wikipedia, film documenter adalah film yang merepresentasikan kenyataan. Artinya film documenter menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan. Dalam hal ini penulis cerita mencoba mengangkat realitas massyarakat melalui penuturan narasumber yang telah dipilih dengan asumsi telah mewakili permasalahan pokok di lingkungan tersebut. Tentu saja asumsi tesebut tidak lepas dari hasil observasi yang telah dilakukan, dengan mengumpulkan fakta dan data di lokasi.

8 8 Untuk mendefinisikan konstruksi dan mengungkap makna dari realitas yang ditampakkan, penulis menggunakan pendekatan analisis semiotika. Pendekatan semiotika dipilih peneliti karena semiotika dianggap mampu untuk menjelaskan berbagai hal yang tidak tampak dipermukaan, tapi lebih jauh dari itu, semiotika mampu untuk membongkar maknamakna yang tersembunyi dalam film. Semiotika adalah sebuah langkah atau cara yang bisa diterapkan ketika kita ingin melihat lebih jauh bagaimana konstruksi makna maupun konstruksi realitas dalam sebuah teks pada sebuah film. Semiotika secara sederhana dipahami sebagai sebuah teori mengenai tanda atau sistem tanda. Tanda adalah sesuatu hal yang memiliki makna tersendiri dan menjadi sebuah komunikator karena tanda akan menyampaikan pesan-pesan kepada orang yang membacanya. Melalui sistem makna, sebuah tanda dikenal dalam dua komponen, yaitu signifier (penanda) yang adalah sebuah materi yang membawa makna, menunjuk pada dimensi konkret dari tanda tersebut, dan signified (petanda) yang adalah sisi abstrak dari tanda, dengan kata lain signified (petanda) adalah makna itu sendiri. Adapun pendekatan semiotika yang dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan dua tahap Roland Barthes (1990; 123) berupa denotasi kemudian konotasi serta mitos dan ideologi dibalik itu. Pendekatan Barthes dianggap mempunyai kelebihan sebab pendekatan ini selalu berpretensi untuk menemukan sesuatu yang lebih dari sekedar bahasa (other than language), sehingga lebih memungkinkan bagi upaya pembongkaran ideologi dalam teks dan gambar film serta menitikberatkan pada pesan tersembunyi dari film. Lebih lanjut, signifikansi dua tahap (two order of signification) Barthes mengasumsikan bahwa pesan medium tersusun atas seperangkat tanda untuk menghasilkan makna tertentu.

9 9 Makna tersebut bukanlah innate meaning (makna bawaan alamiah), melainkan makna yang dihasilkan oleh system perbedaan atau hubungan tanda-tanda. Barthes menciptakan peta tentang bagaimana tanda bekerja (Cobley & Jansz, dalam Sobur, 2004:69). 1.Signifier (penanda) 3.Denotative Sign (Tanda Denotatif) 2.Signified (petanda) 4.CONNOTATIVE SIGNIVER (PENANDA KONOTATIF) 5.CONNOTATIVE SIGNIFIED (PETANDA KONOTATIF) 6.CONOTATIF SIGN (TANDA KONOTATIF) Gambar 1.1 Peta Tanda Roland Barthes Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Jadi dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekadar memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Barthes, seperti yang dikutip Fiske, menjelaskan: signifikansi tahap pertama merupakan hubungan antara singnifier dan signified dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebut hal tersebut sebagai denotasi yakni makna paling nyata dari tanda. Akan tetapi pada saat bersamaan tanda denotatif adalah juga penanda konotatif. Denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sementara konotasi merupakan tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi lebih diasosiasikan dengan ketertutupan makna. Sedangkan konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebutnya sebagai mitos dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam

10 10 suatu periode tertentu. Pengertian mitos di sini tidaklah menunjuk pada mitologi dalam pengertian sehari-hari seperti halnya cerita-cerita tradisional, melainkan sebuah cara pemaknaan. Di dalam mitos juga terdapat pola tiga dimensi penanda, petanda dan tanda pada sistem pemaknaan tataran kedua Barthes mengungkapkan bahwa makna pada tataran kedua merupakan hasil pertemuan tanda yang ditampilkan dengan pemikiran subjektif atau setidaknya intersubjektif pengguna yang dipengaruhi oleh perasaan dan kultural-kulturalnya. Setelah meneliti makna konotasi yang ditampilkan, akan muncul keseluruhan struktur dalam film ini untuk mengungkapkan ideologi melalui makna konotatif yang tersembunyi pada tataran makna tingkat kedua. Karena itulah setiap film sebagai penyampai pesan dengan unsur teks merupakan pemaknaan ideologi pribadi dari si pembuat film itu sendiri Dalam film documenter Cerita dari Tapal Batas terdapat dua unsur yang mempermudah penelitian semiotika ini, yaitu gambar dan teks. Kedua unsur ini (gambar dan teks) adalah unsur yang memaparkan problematika sosial yang paling mudah diamati. Semiotika sebagai alat analisis dapat digunakan untuk membongkar makna-makna yang tersembunyi dalam film. Selain itu untuk memperkuat interpretsi penulis mengenai representasi peroblematika sosial masyarakat di wilayah perbatasan dalam film documenter cerita dari tapal batas, penulis menggunakan focus group discussion (FGD) sebagai metode penguat hasil penelitian. Metode FGD digunakan dalam penelitian ini hanyalah sebatas memperkuat atau meng cross-check data yang telah didapat dengan analisi semiotika serta memperkaya penelitian sehingga lebih mendalam.

11 11 Secara ringas gambaran kerangka onseptual dalam penelitian ini sebagai berikut: Film Dokumenter Cerita dari Tapal Batas Analisis Semiotika Roland Barthes Makna Denotasi Makna Konotasi Representasi Problematika Sosial Masyarakat Di Wilayah Perbatasan Gambar 1.2 bagan kerangka konseptual E. Definisi Operasional 1. problematika berasal dari bahasa inggris yaitu problematic yang artinya persooalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan yang menimbulkan permasalahan. Jadi problematika social diartikan persoalan-persoalan social yang dihadapi masyarakat dan mempengaruhi kehidupan seabagian besar warga masyarakat sebagai sesuatu kondisi yang tidak diinginkan dan karenanya perlu tindakan untuk mengatasi atau memperbaikinya. 2. Dalam penelitian ini representasi film dimaknai sebagai upaya menyajikan ulang sebuah realitas. Representasi dari realitas film membentuk dan menghadirkan

12 12 kembali realitas berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi, dan ideologi dari kebudayaannya 3. Perbatasan adalah wilayah yang merupakan pemisah antara dua Negara. Wilayah perbatasan dalam penelitian ini adalah kecamatan etikong Kalimantan barat Indonesia yang berbatasan dengan wilayah serawak Malaysia. 4. Analisis Semiotika adalah suatu ilmu atau metode yang digunakan untuk mengenali dan memaknai tanda-tanda atau simbol-simbol yang direpresentasikan dalam film documenter cerita dari tapal batas yang berupa gambar-gambar dan dialog 5. Denotatif dalam film adalah proses menguraikan dan memahami makna yang coba disampaikan oleh sesuatu yang tampak secara nyata yang biasa dikenal sebagai tanda. 6. Konotatif dalam film adalah proses pemaknaan yang coba disampaikan oleh sesuatu yang tidak tampak secara nyata, dalam hal ini biasa disebut tataran semiologis tingkat dua. F. Metode Penelitian 1. Waktu dan Objek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan selama kurang lebih 2 bulan yaitu bulan Juli dan Agustus Objek penelitian yaitu sebuah film dokumenter yang berdurasi 60 menit mengambil latar belakang kehidupan masrakat di wilayah Entikong, Kalimantan Barat yang berbatasan lansung dengan Serawak Malaysia. 2. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini memungkinkan penulis untuk melakukan pengamatan dan analisis secara mendalam terhadap topik

13 13 yang akan diteliti.. Dalam ilmu sosial metode kualitatif bersifat interpretative dengan memberikan ruang penafsiran yang lebih bebas terhadap sebuah objek penelitian. Penelitian ini lebih menitik beratkan pada proses bukan pada hasil, karena itu bisa disebut pula penelitian interpretatif. Karena semua data hasil yang dikumpulkan merupakan hasil interpretasi terhadap data dari subjek penelitian. 3. Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan melalui observasi atau pengamatan secara menyeluruh pada objek penelitian yaitu dengan menonton film documenter Cerita Dari Tapal Batas. Melalui pengamatan tersebut peneliti mengidentifikasi sejumlah gambar dan suara yang terdapat pada shot dan scene yang di dalamnya terdapat unsur tanda yang menggambarkan realitas social masyarakat di Perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Melakukan FGD (Fokus Group Discution) untuk menyamakan interpretasi penulis agar tidak subjektif. Kemudian untuk pemaknaannya akan melalui proses interpretasi sesuai dengan tanda-tanda yang ditunjukkan dengan menggunakan analisis semiotika. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data primer Pengumpulan data berupa teks film documenter Cerita Dari Tapal Batas yang terdiri dari video film serta sejumlah data-data yang berkaitan dengan produksi film.

14 14 b. Data Sekunder Penelitian pustaka (library research), dengan mempelajari dan mengkaji literature-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti untuk mendukung asumsi sebagai landasan teori bagi permasalahan yang dibahas. 4. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan análisis data dalam pendekatan deskriptif kualitatif. Sebagai pisau análisis peneliti menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes, yaitu análisis tentang hubungan tanda dan análisis mitos. Dalam pendekatan semiotika Roland Barthes ini ada tiga tahap analisis yang digunakan, yaitu: a. Identifikasi tanda dan corak gejala social dalam gambar dan teks yang dihasilkan oleh masing-masing tanda tersebut. b. Deskripsi makna denotative, yakni menguraikan dan memahami makna denotative yang coba disampaikan oleh sesuatu yang tampak secara nyata atau materil dari tanda. Di sisni film documenter Cerita Dari Tapal Batas dideskripsikan dengan penekanan pada penceritaan kembali isi pesan film. c. Deskripsi makna konotatif, yakni menjelaskan dan memaknai konotatif yang dibentuk dari kesatuan tanda dalam deskripsi denotatif sehingga tercipta pemaknaan pada tataran kedua, yaitu sebuah film menciptakan mitologi dan ideology sebagai sistem konotasi. Apabila dalam denotasi teks mengekspresikan makna alamiah, maka dalam level konotasi mereka menunjukkan ideology atau sebuah makna yang tesembunyi. Semiotika berusaha menganalisis teks film

15 15 sebagai keseluruhan struktur dan memahami makna yang konotatif dan tersembunyi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memakai paradigma dari salah satu penelitian kualitatif yaitu teori kritis (critical theory). Teori kritis memandang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini memiliki signifikasi berkaitan dengan kajian teks media atau berita, sehingga kecenderungannya lebih bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Semiotika sebagai Metode Penelitian Semiotika merupakan cabang ilmu yang membahas tentang bagaimana cara memahami simbol atau lambang, dikenal dengan semiologi. Semiologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Sebagai salah satu pendekatan yang baru, maka pendekatan konstruktivis (intepretatif) ini sebenarnya masih kurang besar gaungnya di bandingkan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti BAB III METODE PENELITIAN Dalam peneltian ini, peneliti menggunakan metode analisa semiotika. Analisa semiotika merupakan suatu teknik analisa yang menarik sebuah tanda dan cara tanda-tanda tersebut bekerja.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. Dengan ini peneliti menempatkan diri sebagai pengamat dalam memaparkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Pengertian paradigma menurut Dedy Mulyana adalah suatu kerangka berfikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis ini memandang bahwa ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. Untuk mempermudah penelitian, maka objek kajian tersebut akan ditelisik dan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis menyajikan serangkaian metode dan perspektif yang memungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana peneliti hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan harus dapat menganalisis peluang dan tantangan pada masa yang akan datang. Dengan melihat tantangan tersebut, Perusahaan dituntut untuk mampu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Membahas mengenai pengertian tentang paradigma, yang dimaksud paradigma penelitian adalah dasar kepercayaan seseorang dalam melakukan penelitian baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis danpendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,penelitian dilakukan dengan melihat konteks permasalahan secara utuh, dengan fokus penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut pandang yang digunakan. Sebagian orang menyebut paradigma sebagai citra fundamental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dengan judul Analisis Semiotika Pidato Susilo Bambang Yudhoyono Dalam Kasus Bank Century merupakan penelitian nonkancah atau nonlapangan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat interpretatif yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung secara menyeluruh dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma penelitian Penelitian ini menggunakan metodelogi kualitatif, paradigma yang penulis pilih ialah teori kritis. Penelitian kualitatif merupakan suatu strategy

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Paradigma Penelitian Paradigma yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma teori kritis (critical theory). Aliran pemikiran paradigma ini lebih senang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif interpretatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif interpretatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis tetapkan, yaitu untuk mengetahui bagaimana film 9 Summers 10 Autumns mendeskripsikan makna keluarga dan reproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah media audio visual yang memiliki peranan penting bagi perkembangan zaman di setiap negara. terlepas menjadi bahan propaganda atau tidak, terkadang sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film selain sebagai alat untuk mencurahkan ekspresi bagi penciptanya, juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya visualnya yang didukung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah kualitatif dengan pendekatan semiotika Barthesian. Definisi metode kualitatif menurut Strauss and

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. ParadigmaKonstruktivis Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi manusia atas realitas. Konstruktivisme melihat bagaimana setiap orang pada

Lebih terperinci

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, maka seorang peneliti harus dapat memahami dan menggunakan cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggunakan latar alamiah. Penelitian kualitatif itu bertumpu secara mendasar pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini bersifat desktiptif dalam ranah kualitatif. Deskriptif adalah sifat penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Menurut Marvin Harris (dalam Spradley, 2007:5) konsep kebudayaan ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompokkelompok masyarakat tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini film dan kebudayaan telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Film pada dasarnya dapat mewakili kehidupan sosial dan budaya masyarakat tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi visual memiliki peran penting dalam berbagai bidang, salah satunya adalah film. Film memiliki makna dan pesan di dalamnya khususnya dari sudut pandang visual.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. 93 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain

Lebih terperinci

Resume Buku SEMIOTIK DAN DINAMIKA SOSIAL BUDAYA Bab 8 Mendekonstruksi Mitos-mitos Masa Kini Karya: Prof. Dr. Benny H. Hoed

Resume Buku SEMIOTIK DAN DINAMIKA SOSIAL BUDAYA Bab 8 Mendekonstruksi Mitos-mitos Masa Kini Karya: Prof. Dr. Benny H. Hoed Resume Buku SEMIOTIK DAN DINAMIKA SOSIAL BUDAYA Bab 8 Mendekonstruksi Mitos-mitos Masa Kini Karya: Prof. Dr. Benny H. Hoed Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam berkomunikasi. Komunikasi tersebut tidak terbatas hanya dari apa yang diberikan namun juga dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah kualitatif (data yang tidak berupa angka-angka) 35

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah kualitatif (data yang tidak berupa angka-angka) 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Semiotik adalah ilmu yang mempelajari sederetan luar objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Alasan mengapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyertakan emosinya saat melihat isi berita yang dimuat oleh surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. menyertakan emosinya saat melihat isi berita yang dimuat oleh surat kabar. BAB I PENDAHULUAN TOPIK PENELITIAN Analisis Semiotik 2 Foto Jurnalistik tentang Erupsi Gunung Kelud pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat A. LATAR BELAKANG MASALAH Foto merupakan hal yang sangat dekat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu BAB IV ANALISIS DATA A. TEMUAN PENELITIAN Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu dengan proses penyeleksian atas tanda-tanda yang ada dengan menggaris bawahi hal-hal tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian kualitatif melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategori, dan deskripsi yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Sifat penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian

Lebih terperinci

40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma dalam penulisan ini yaitu dengan menggunakan pendekatan paradigma kritis, gagasan utama teori kritis ialah bahwa tidak ada sebuah kebetulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek/Subyek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah adegan atau content yang dimuat dari video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma ialah bagaimana kita memandang dunia. Dalam penelitian komunikasi, paradigma digunakan untuk melihat gambaran umum bagaimana komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digali sedalam-dalamnya serta tidak mengutamakan jumlah populasi atau sampling.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digali sedalam-dalamnya serta tidak mengutamakan jumlah populasi atau sampling. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan oleh penulis akan mengarah pada penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan teori semiotika. Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada awalnya film merupakan hanya sebagai tiruan mekanis dari realita atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada awalnya film merupakan hanya sebagai tiruan mekanis dari realita atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya film merupakan hanya sebagai tiruan mekanis dari realita atau sarana untuk mereproduksi karya-karya seni pertunjukan lainnya seperti teater. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, kita menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang diambil dari pendapat orang-orang serta perilakunya yang menghasilkan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya

Bab 1. Pendahuluan. Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya bercerita tentang seekor anjing ras Akita inu asal Jepang yang sangat setia pada tuannya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya sebagai identitas bangsa menjadi sebuah unsur penting yang dimiliki oleh setiap Negara. Tanpa adanya budaya, Negara tersebut dapat dikatakan tidak memiliki identitas.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma menurut Mustopadidjaja adalah teori dasar atau cara pandang yang fundamental, dilandasi nilai-nilai tertentu, dan berisikan teori pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak dimaknai sebagai ekspresi seni pembuatnya, tetapi melibatkan interaksi yang kompleks

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ 1.1 Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan sifat penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini adalah jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah satu bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomenafenomena yang ada,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif eksplanatif. Penelitian deskriptif eksplanatif merupakan penelitian yang mengungkap fakta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analisis semiotika dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan studi wacana media massa. Pendekatan kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan seharihari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah seperangkat kepercayaan dasar yang menjadi prinsip dasar yang ada dalam diri seseorang tentang pandangan dunia dan membentuk cara pandangnya terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan

Lebih terperinci

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan)

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan) REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN KERJA KERAS PADA TOKOH MARTINI-KUSNADI DALAM FILM CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan periklanan sangat lekat dalam kehidupan masyarakat terutama di kota kota besar. Dalam satu hari, masyarakat kota selalu berhadapan dengan iklan, dalam tampilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah sebuah hakikat keberadaan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini pun menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Logo merupakan bagian yang penting untuk menunjukan keberadaan sesuatu. Logo menjadi sebuah pengakuan, kebanggaan, inspirasi, kepercayaan, kehormatan, kesuksesan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Film merupakan sebuah media penyampaian pesan massa yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikannya. Melalui film, komunikator akan sangat mudah menjelaskan maksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metodologi berasal dari kata methodology yang maknanya ilmu yang menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian terjemahan dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan kritis melalui metode kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan tentang suatu situasi, peristiwa,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berfikir induktif, yaitu berangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang spesifik. Paradigma ini meliputi asumsi asumsi tentang berbagai hal dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang spesifik. Paradigma ini meliputi asumsi asumsi tentang berbagai hal dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Thomas Kuhn memaparkan paradigma merupakan konsep yang didalamnya mengungkapkan pandangan umum arus perkembangan ilmu pengetahuan. Paradigma ini merupakan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana komunikasi yang paling efektif, karena film dalam menyampaikan pesannya yang begitu kuat sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah kemungkinan bahwa ada proses penerimaan makna yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah kemungkinan bahwa ada proses penerimaan makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film sebagai bagian dari media massa dalam kajian komunikasi massa modern dinilai memiliki pengaruh pada penonton khalayak. Pengaruh tersebut menjadi sebuah kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita dalam konteks budaya Jawa sering disebut kanca wingking (teman di dapur) oleh suaminya yang nasibnya sepenuhnya tergantung pada suaminya. Pepatah Jawa menggambarkan

Lebih terperinci

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan kegiatan pengembangan wawasan keilmuan, dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, media massa juga melakukan banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, media massa juga melakukan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dan media massa saat ini memegang peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, media massa juga melakukan banyak transformasi sosial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa komunikasi. Hanya dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan pesan dan maksud sebagai bagian dari tujuannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2014 lalu merupakan tahun yang cukup penting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Pada tahun tersebut bertepatan dengan dilaksanakan pemilihan umum yang biasanya

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, terdapat suatu fenomena yang terjadi yaitu para pemilik modal berlomba-lomba menginvestasikan modal mereka guna mengincar keuntungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang atas dasar konvensi sosial yang terhubung sebelumnya - dapat

BAB III METODE PENELITIAN. yang atas dasar konvensi sosial yang terhubung sebelumnya - dapat 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Analisis Semiotik Secara etimologis istilah semiotika berasal dari kata Yunani Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefisinikan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BUDAYA POLA PENGASUHAN ANAK DALAM FILM DOKUMENTER BABIES (Sebuah Analisis Semiotika Film) Oleh : VIANA FIRDAUSIYAH NAHRAWI UMAR E

KONSTRUKSI BUDAYA POLA PENGASUHAN ANAK DALAM FILM DOKUMENTER BABIES (Sebuah Analisis Semiotika Film) Oleh : VIANA FIRDAUSIYAH NAHRAWI UMAR E 1 KONSTRUKSI BUDAYA POLA PENGASUHAN ANAK DALAM FILM DOKUMENTER BABIES (Sebuah Analisis Semiotika Film) Oleh : VIANA FIRDAUSIYAH NAHRAWI UMAR E311 07 070 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara. mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara. mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jeni s Penelitian Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam program televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan hukum internasional 4. Kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan hukum internasional 4. Kedaulatan BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang Kedaulatan ialah kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh suatu negara untuk secara bebas melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan kepentingannya asal saja kegiatan tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Menurut Phillips, pendekatan atau sering pula disebut paradigma ialah seperangkat asumsi, baik tersurat maupun tersirat, yang menjadi landasan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhuk sosial tidak terlepas dari berbagai objek maupun peristiwaperistiwa yang dapat berupa tanda. Tidak terlepas dari kebudayaan, berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif memungkinkan peneliti mendekati data sehingga mampu mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan alat yang digunakan dalam mengumpulkan data dan menganalisis masalah penelitian yaitu mengenai kebebasan intelektual di perpustakaan yang dipertentangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemimpin atau seorang Leader tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat pada umumnya, hal ini disebabkan karena setiap manusia yang diciptakan didunia ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Kirk dan Miller (1986:9), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Kirk dan Miller (1986:9), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitiian ini menggunakan sifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller (1986:9), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah perbatasan dalam film Batas. Hal ini menarik bagi peneliti karena film

BAB I PENDAHULUAN. daerah perbatasan dalam film Batas. Hal ini menarik bagi peneliti karena film 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada representasi pendidikan di daerah perbatasan dalam film Batas. Hal ini menarik bagi peneliti karena film Batas ini menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan munculnya berbagai konflik yang berujung kekerasan karena berbagai aspek seperti politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah masyarakat. Televisi telah lama menjadi bagian hidup yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi. potret) atau untuk gambar positif (yang di mainkan di bioskop).

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi. potret) atau untuk gambar positif (yang di mainkan di bioskop). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan salah satu media massa yang digunakan sebagai sarana hiburan. Selain itu film berperan sebagai sarana modern yang digunakan untuk menyebarkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi. Keberadaan new media yang semakin mudah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi. Keberadaan new media yang semakin mudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perfilman Indonesia terus mengalami perkembangan. Dikatakan bahwa tahun 80-an adalah tahun emas dunia perfilman Indonesia. Produksi film lokal meningkat menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang sangat membutuhkan informasi, untuk mendapatkan informasi itu maka dilakukan dengan cara berkomunikasi baik secara verbal

Lebih terperinci

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI Analisis Semiotika John Fiske pada Tayangan TVC Tri Always On versi Perempuan SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah film Sang Penari, karena penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah film Sang Penari, karena penulis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah film Sang Penari, karena penulis ingin menggambarkan tentang perempuan yang terkandung di dalam film Sang Penari. Selain

Lebih terperinci