Modul 1 Topik: Review Kegiatan Sosial (Penguatan UPS)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Modul 1 Topik: Review Kegiatan Sosial (Penguatan UPS)"

Transkripsi

1 Modul 1 Topik: Review Kegiatan Sosial (Penguatan UPS) 1. Peserta mampu mereview pelaksanaan kegiatan sosial (persiapan & pelaksanaan kegiatan) 2. Peserta mampu mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan pelaksanaan kegiatan social 3. Peserta mampu merumuskan strategy perbaikan pelaksanaan kegiatan social 4. Peserta memahami Konsep dan mekanisme kegiatan social (POB Kegiatan Sosial) Kegiatan 1: Diskusi review kegiatan sosial dan Monev Pelaksanaan Kegiatan Sosial yang telah dilaksanakan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh UPS. 3 JPL (135 ) Bahan Bacaan: POB Kegiatan Sosial Kertas plano Kartu-kartu (kertas A4 dibagi 8) Lem tackol kecil 5 tabung kecil Kuda-kuda untuk flip chart Papan tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar Modul Penguatan UPS 1

2 Diskusi Kelompok Review Kegiatan Sosial (Penguatan UPS) 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai mendiskusikan modul Review Pelaksanaan Kegiatan Sosial, dan apa yang menjadi tujuan modul ini, yaitu : a) Peserta mampu mendefinisikan dan memahami ruang lingkup kegiatan sosial b) Peserta mampu mereview pelaksanaan kegiatan sosial selama ini, baik dari aspek persiapan maupun pelaksanaannya. c) Peserta mampu mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan pelaksanaan kegiatan social d) Peserta mampu merumuskan strategy perbaikan pelaksanaan kegiatan social e) Peserta memahami Konsep dan mekanisme kegiatan social (Baca : POB Kegiatan Sosial) 2) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai kegiatan 1, yaitu berdiskusi untuk mereview pelaksanaan kegiatan sosial yang telah difasilitasi oleh UPS selama ini 3) Bagi seluruh peserta ke dalam 4 kelompok, jelaskan bahwa setiap kelompok akan membahas kegiatan sosial yang telah dilaksanakan UPS yang menunjang : pembukaan akses masyarakat terhadap berbagai jenis layanan publik, sejak pengurusan administratif terkait dengan identitas kependudukan (KTP) hingga dokumentasi administrasi sejenis yang berimplikasi memudahkan partisipasi dalam pengambilan kebijakan misalnya terkait pengaturan usaha dagang sektor informal, pasar dan pengelolaannya (Akses) pemerataan pengelolaan dan pendistribusian kepemilikan aset-aset kolektif komunitas (komunal), seperti akses terhadap air bersih, tanah, irigasi, hutan lindung, ladang, lokasi melaut (perikanan), peternakan, pertanian, penataan permukiman dsb. (Aset) diperolehnya akses informasi dan pelayanan program-program yang disediakan oleh Pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam bidang pendidikan, beasiswa dan pemberian kesempatan yang sama antara anak perempuan dan laki-laki (Kebutuhan Dasar Pendidikan) diperolehnya akses informasi dan pelayanan program-program yang disediakan oleh Pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam bidang kesehatan, jaminan sosial, pengobatan murah dan pencegahan penyakit menular (Kebutuhan dasar Kesehatan) 2 Modul Penguatan UPS

3 4) Aspek-aspek penting yang berkenaan dengan Kegiatan Sosial diurai lebih lanjut dalam tabel berikut : Uraian Kelebihan Kelemahan Apa saja yang harus diperbaiki Perencanaan Pelaksanaan Monev Kemanfaatan Pelajaran yang dapat dipetik (lesson learned dan Best Practices) 5) Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, mintalah mereka secara bergilir untuk menyajikan hasil diskusi kelompok masing masing. Setiap satu kelompok selesai menyajikan hasil diskusinya beri kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya. 6) Catat pokok pokok hasil diskusi setiap kelompok di kertas plano (papan tulis) dan ajak peserta untuk mengidentifikasi : Apa yang dimaksud dengan kegiatan sosial? Bagaimana Ruang lingkup Kegiatan Sosial? Bagaimana pelaksanaanya di lapangan? Keberhasilan yang telah dapat dicapai? Apa hasilnya? Apa yang harus diperbaiki? Bagaimana kendala-kendala dicarikan penyelesaiannya? Faktor faktor yang mempengaruhi lambannya perubahan dan timbulnya persoalan? Siapa saja yang seharusnya berubah, pada aspek apa? (masyarakat, pemerintah atau pihak swasta) Modul Penguatan UPS 3

4 7) Simpulkan hasil pembahasan kelas bersama sama, dengan penekanan pada hal hal yang tercantum dalam box berikut : A. Kegiatan Sosial berbasis Pemberdayaan Dalam PNPM Mandiri Perkotaan, Kegiatan yang dikualifikasikan sebagai kegiatan sosial adalah pelayanan yang terkait dengan Pelayanan kebutuhan dasar, seperti sembako murah, raskin, pelayanan Pendidikan (dana BOS), dan pelayanan Kesehatan (Jamkesmas). Kegiatan-kegiatan tersebut dalam PNPM Mandiri Perkotaan diperuntukkan bagi penerima manfaat masyarakat miskin yang masuk daftar PS-2 dan menjadi bagian dari dokumen PJM Pronangkis. Oleh sebab itu Kegiatan harus memberi kemanfaatan langsung bagi kelompok/ individu yang menjadi sasaran program. Terdapat dua pilihan untuk pengelolaan kegiatan sosial, yaitu dengan pola charity maupun pola berkelanjutan. Sebenarnya kegiatan tersebut termasuk dalam Cluster I Program penanggulangan kemiskinan tanpa penekanan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. B. Prinsip Kegiatan Sosial Berbasis Pemberdayaan Namun demikian jika dikelola melalui PNPM mandiri Perkotaan, harus memperlihatkan kharakter keberlanjutannya. Sebab kegiatan sosial di dalam PNPM mandiri Perkotaan merujuk pada kaidahkaidah pemberdayaan masyarakat yang memfokuskan pelaksanaannya secara berkesinambungan. Kesinambungan kegiatan sosial akan terjadi apabila : a. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat, sehingga meningkatkan kemandirian pengelolaan. b. Melembagakan kegiatan dalam sistem masyarakat agar terjamin keberlanjutan program. c. Kegiatan telah diprogramkan, dan tercantum dalam dokumen PJM Pronangkis Kelurahan. d. Menggalang kepedulian dan meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan. e. Mendorong terwujudnya kerjasama, kemitraan dengan pihak pemerintah, swasta, maupun antar lembaga masyarakat lainnya. f. Melaksanakan prinsip keterbukaan (transparansi) dan tanggung-gugat (akuntabilitas) kepada masyarakat. 4 Modul Penguatan UPS

5 C. Telah Dianalisis Kesesuaiannya dengan PJM Pronangkis Isu-Isu yang kerap muncul dalam pengelolaan kegiatan sosial dengan penerima manfaat keluarga miskin non produktif adalah ketepatan sasaran. Semestinya telah dilakukan inventarisasi PS 2 sebagai data inventory yang memilah produktivitas jiwa miskin. Pengelolaan kegiatan sosial ditingkat kelurahan haruslah mengacu terhadap isi dari dokumen PJM Pronangkis berupa program dan kegiatan sehingga pelaksanaan penanggulangan kemiskinan akan terfokus terhadap permasalahan kemiskinan yang dirasakan warga. Proses pencarian persoalan tersebut dilakukan melalui penggalian kebutuhan (need assessment) melalui rangkaian aktivitas Pemetaan Swadaya. Demikian pula kegiatan sosial diharapkan fokus pula terhadap sasaran yang tepat yaitu keluarga/jiwa miskin (PS-2) secara umum atau dengan ketentuan khusus. Indikator pelaksanaan prinsip ini dalam pelaksanaan kegiatan KSM/panitia: a. PJM Pronangkis sudah ditinjau ulang melalui kegiatan Tinjauan Partisipatif. b. Kegiatan/program ada dalam menu rencana tahunan (renta) PJM Pronangkis. D. Sasaran/ Penerima Manfaat Kegiatan Sosial Pedoman pelaksanaan PNPM Mandiri perkotaan menegaskan bahwa yang menjadi sasaran program adalah keluarga/individu miskin (perempuan maupun laki-laki) yang telah ditetapkan oleh rembug masyarakat kelurahan pada saat lokakarya penyusunan dokumen PJM Pronangkis (PS-2). Data keluarga/jiwa miskin yang ditetapkan (PS-2) selanjutnya dilakukan proses perankingan (wealth ranking) sehingga didapatkan beberapa kategori keluarga/jiwa miskin. Kategori tersebut misalnya mendekati miskin - miskin - sangat miskin. Untuk meningkatkan ketepatan sasaran kegiatan sosial maka tiga kategori diatas perlu dikembangkan lagi dengan penggunaan kategori lain, misalnya; miskin produktif - miskin non produktif. Kategori miskin produktif secara umum berisikan kelompok umur usia bekerja tahun, mempunyai kemampuan untuk menekuni suatu pekerjaan, mempunyai pekerjaan tetap/ tidak tetap. Sedangkan untuk kategori miskin non produktif secara umum berisikan kelompok umur usia dibawah 17 tahun atau diatas 65 tahun, belum/ sudah tidak mempunyai kemampuan untuk menekuni suatu pekerjaan, belum mempunyai/ sudah tidak mempunyai pekerjaan tetap/ tidak tetap. Selain itu untuk menjamin ketepatan sasaran kegiatan kepada keluarga/individu miskin yang ada dalam daftar PS-2 maka harus dikembangkan penggunan register warga miskin. Jadi masing-masing jiwa miskin (PS-2) mempunyai nomor register tersendiri. Register ini digunakan semenjak usulan kegiatan/proposal, rapat BAPPUK BKM, sampai pada kunjungan lapang untuk menentukan kelayakkan usulan. Dengan menggunakan nomor register warga miskin maka akan mempermudah untuk mengetahui apakah penerima manfaat kegiatan adalah warga miskin PS-2. Modul Penguatan UPS 5

6 Modul 2 Topik: Isu MDGs bidang Sosial (Penguatan UPS) 1. Peserta mampu menganalisis kegiatan kegiatan yang ada pada PJM Pronangkis yang mendukung peningkatan pelayanan kepada warga miskin 2. Peserta mampu menganalisa sumber daya yang ada untuk keberlanjutan kegiatan social / potensi kemitraan Kegiatan : 1) Membandingkan pelayanan dasar, target MDGs dan PJM Pronangkis Kelurahan 2) Dalam Diskusi kelompok yang sama dilakukan penggalian apa saja yang perlu diperbaiki dari PJM Pronangkis, kendala yang dihadapi dan bagaimana cara penyelesaiannya 3 JPL (135 ) Metode: Diskusi Kelompok PJM Pronangkis Kelurahan MDGs sebagai target Pembangunan Kertas plano, Kuda-kuda untuk flip chart Kartu-kartu (kertas A4 dibagi 8), Papan tulis dengan perlengkapannya Lem tackol kecil 5 tabung kecil, Supidol, selotip kertas dan jepitan besar 6 Modul Penguatan UPS

7 Diskusi Kelompok Isu MDGs bidang Sosial (Penguatan UPS) 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai mendiskusikan modul yang membahas keterkaitan antara kegiatan sosial yang tertuang di dalam PJM Pronangkis dengan target-target MDGs. Pada Modul ini peserta diharapkan memiliki kemampuan untuk : a) menganalisis kegiatan kegiatan yang ada pada PJM Nangkis yang mendukung terhadap peningkatan pelayanan kepada warga miskin b) menganalisis sumber daya yang ada untuk mendukung keberlanjutan kegiatan social / potensi kemitraan 2) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai dengan mereview kembali apa saja targettarget yang tercantum dalam MDGs. Lakukan brainstorming dan ajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pelayanan dasar dan target-target MDGs. Sudahkah PJM Pronangkis kita menjawab kebutuhan dasar masyarakat dan target-target MDGs? 3) Ajak para peserta untuk membandingkan ketiga hal tersebut, yaitu tentang pelayanan dasar, target MDGs dan PJM Pronangkis. Diasumsikan peserta telah membawa contoh PJM Pronangkis kelurahan. Bagi peserta ke dalam 3 kelompok. Masing-masing kelompok bertugas untuk mendiskusikan kegiatan sosial yang terkait dengan ketiga hal di atas. 4) Gunakan untuk mengisi tabel berikut sesuai dengan kelompoknya masing-masing untuk membantu menemukan target, indikator dan capaian. (Tabel ini hanya acuan, dapat dikembangkan atau disederhanakan sesuai informasi yang dimiliki) MDGs No Jenis Kegiatan Indikator capaian Target Tingkat Propinsi/Kota Sumber data Target (2015) Pencapaian saat ini (%) Modul Penguatan UPS 7

8 PJM Pronangkis No Jenis Kegiatan Indikator capaian Target Tingkat Kota Sumber data Target ( ) Pencapaian saat ini (%) Kebutuhan Dasar No Jenis Kebutuhan Dasar Indikator capaian Target Tingkat Kota Sumber data Target (.) Pencapaian saat ini (%) 5) Setelah selesai diskusi di masing-masing kelompok, persilakan masing-masing kelompok untuk memperesentasikan hasilnya dan saling mengevaluasi. Kembangkan diskusi dengan pertanyaanpertanyaan berikut : a) Bagaimana caranya agar kegiatan-kegiatan yang diprogramkan dalam PJM Pronangkis terlaksana dengan baik? b) Apa saja kendala yang dihadapi untuk mencapai target dimaksud dan bagaimana cara mengatasi? c) Pada bagian mana kekurangan-kekurangan PJM Pronangkis dapat dilengkapi oleh tabel MDGs dan Hak-hak dasar? d) Siapa saja pihak-pihak yang bertanggung jawab? 6) Catat kata-kata kunci yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengaitkan isu-isu MDGs dalam PJM Pronangkis. 8 Modul Penguatan UPS

9 Modul 3 Topik: Analisis sumberdaya dan Pengembangan Kemitraan (Penguatan UPS) Peserta mampu menganalisa sumber daya yang ada untuk keberlanjutan kegiatan social / potensi kemitraan 1. Brainstorming Memetakan dan menganalisis Potensi sumberdaya eksternal untuk kepentingan kemitraan 2. Bagaimana mengembangkan Kemitraan demi keberlanjutan 3 JPL (135 ) Bahan Bacaan : Strategi Pengembangan KSM Sosial ; Membaca Contoh Hasil SWOT ; Potensi, Tantangan dan Peluang KSM Kertas plano Kartu-kartu (kertas A4 dibagi 8) Lem tackol kecil 5 tabung kecil Kuda-kuda untuk flip chart Papan tulis dengan perlengkapannya Supidol, selotip kertas dan jepitan besar Modul Penguatan UPS 9

10 Diskusi Kelas Analisis sumberdaya dan Pengembangan Kemitraan (Penguatan UPS) 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan menganalisis sumber daya untuk menjaga keberlanjutan kegiatan social 2) Jelaskan bahwa salah satu cara untuk menjadikan kegiatan sosial terlaksana secara berkesinambungan adalah dengan melakukan analisis sumberdaya eksternal. 3) Analisis Sumberdaya eksternal dapat juga disebut dengan Analisis stake holders. Pemetaan semacam ini dikaitkan dengan orientasi strategisnya, bermaksud untuk membangun kemitraan. 4) Identifikasi persoalan-persoalan internal dan eksternal kegiatan sosial secara umum. Bagikan metaplan berbeda warna, mis merah dan biru kepada para peserta. Ajak mereka untuk menuliskan persoalan yang dihadapi BKM dalam menerapkan kegiatan Sosial. Untuk Persoalan internal di metaplan merah dan persoalan eksternal di metaplan biru. 5) Kemudian mintalah mereka menempelkannya di papan tulis secara terpisah, internal di sebelah kiri, eksternal di sebelah kanan. Isu yang sama dikelompokkan menjadi satu. 6) Ajak para peserta untuk mengkritisi semua persoalan yang telah ditempel dan dikategorisasi tersebut. Kemudian ajak para peserta mengidentifikasi potensi-potensi sumberdaya luar yang dapat diajak oleh BKM untuk bermitra menyelesaikan persoalan-persoalan sosial yang muncul. 7) Perluas konteks diskusi dari kegiatan tridaya dan kaitkan dengan pemenuhan hak-hak dasar warganegara, isu-isu kebijakan publik, lingkungan, gender, partisipasi dan MDGs. Selanjutnya diskusikan pertanyaan-pertanyaan penggerak berikut : a. Secara umum bagaimanakah BKM membangun jaringan untuk menunjang tercapainya tujuan BKM sebagai OMW? b. Potensi-potensi sumberdaya seperti apa yang dapat dijadikan oleh BKM sebagai mitra strategis untuk menjalankan kegiatan sosial? c. Apakah kegiatan-kegiatan sosial tersebut telah dialokasikan sumber-sumber pembiayaannya? dari mana saja? d. Dengan instansi atau lembaga mana saja KSM sosial dapat bekerjasama dan mengembangkan jaringan kemitraan agar pelayanan kepada masyarakat miskin meningkat? 8) Catat beberapa isu strategis yang harus digarisbawahi untuk ditindaklanjuti dalam pengelolaan kemitraan kegiatan sosial kelak. 10 Modul Penguatan UPS

11 A. Bermitra Pelaksanaan kegiatan harus diupayakan juga membangun sistem kerja yang terpola, teratur dengan memanfaatkan semua potensi sumber daya yang ada, baik internal maupun eksternal. Memaksimalkan jaringan kerjasama dan kemitraan, mengoptimalkan keswadayaan masyarakat, adalah beberapa upaya menuju keberlanjutan program. B. Prasyarat Prasyarat penting untuk menunjang pelaksanaan kegiatan Sosial adalah : Pembangunan KSM/panitia harus melibatkan lembaga/organisasi, individu/keluarga yang sudah aktif melakukan kegiatan sosial. Pelaksanaan kegiatan bekerjasama dengan lembaga/organisasi kemasyarakatan, sosial, keagamaaan, dll setempat yang telah berpengalaman. Menjalin kemitraan dengan pihak lain diluar komunitas: Pemda, perusahaan swasta, akademisi, untuk mendorong program agar bersinergi dengan program-program yang telah dirintis oleh lembaga-lembaga (stakeholders) tersebut. Modul Penguatan UPS 11

12 Modul 4 Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan (Penguatan UPS) Peserta memahami prasyarat dan ciri program Sosial berkelanjutan a. Review Kembali pemahaman peserta mengenai apa yang dimaksud dengan Kegiatan Sosial Berkelanjutan b. Brainstorming Prasyarat dan Ciri Program Sosial Berkelanjutan c. Diskusi Kelompok Lembar Kasus 3 JPL (135 ) Bahan Bacaan : Kertas plano Kartu-kartu (kertas A4 dibagi 8) Lem tackol kecil 5 tabung kecil Kuda-kuda untuk flip chart Papan tulis dengan perlengkapannya Supidol, selotip kertas dan jepitan besar 12 Modul Penguatan UPS

13 Diskusi Kelompok Kegiatan Sosial Berkelanjutan (Penguatan UPS) 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai mendiskusikan Kegiatan Sosial Berkelanjutan. 2) Ingatkan kepada peserta bahwa kegiatan sosial itu meskipun ditujukan kepada para penerima manfaat yang mayoritas kurang produktif namun tetap harus dijaga keberlanjutannya. 3) Review Kembali pemahaman peserta mengenai apa yang dimaksud dengan Kegiatan Sosial Berkelanjutan. Apakah kegiatan charity dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. 4) Kegiatan charity dapat dilakukan oleh siapa saja karena esensinya adalah berderma melalui bantuan langsung. Namun merancang kegiatan sosial berkelanjutan harus penuh perhitungan, karena kegiatan sosial berkelanjutan adalah bagian dari misi penting dalam penanggulangan kemiskinan. 5) Bagi peserta ke dalam 4 kelompok. Ajaklah 2 kelompok pertama untuk membaca Lembar Kasus Pelatihan Berkelanjutan dan 2 Kelompok berikutnya untuk membaca Sekolah Master Anak Jalanan. Setelah itu diskusikan selama beberapa menit terkait : a. Apakah kasus tersebut termasuk dalam kategori kegiatan Sosial? b. Apakah sesuai dengan indikator kegiatan sosial yang disepakati sebelumnya? Alasannya? c. Adakah korelasi kegiatan sosial dengan pemenuhan kebutuhan dasar? Sebutkan alasannya? d. Seperti apa kendala-kendala yang muncul dan bagaimana mengatasinya? e. Bagaimana menggaransi bahwa kegiatan sosial akan berkelanjutan? f. Apa saja sumberdaya internal yang mendukung? g. Bekerjasama dan berjaringan dengan institusi mana saja agar kegiatan sosial berkesinambungan? h. Kemudian minta mereka untuk membandingkan dengan kegiatan yang telah dilaksanakan di lokasi masing-masing 6) Seusai diskusi, masing-masing kelompok dipersilakan untuk mempresentasikan hasil diskusinya melalui jurubicara kelompoknya masing-masing dalam diskusi kelas 7) Catat beberapa kata kunci selama diskusi berlangsung dan fokuskan pada hal-hal strategis untuk diperdalam dan dieksplorasi Modul Penguatan UPS 13

14 Modul 5 Topik: Pengembangan dan Fasilitasi KSM Sosial (Penguatan UPS) 1. Peserta memahami Peserta memahami bagaimana mengembangkan KSM social kedepan 2. Peserta mampu untuk mengidentifikasi potensi potensi kegiatan social yang dapat dikembangkan 3. Peserta memahami tentang peningkatan kapasitas pelayanan social 4. Peserta mampu membuka peluang kerja sama dengan lembaga lain untuk peningkatan kapasitas pelayanan social Diskusi Kelompok Analisis Gap untuk mencapai KSM Sosial yang ideal. 3 JPL (135 ) 1. Bahan Bacaan 1 : Strategi Pengembangan KSM Sosial, Membaca Hasil SWOT Potensi, Tantangan dan Peluang KSM 2. Bahan Bacaan 2 : Pelayanan Yang Efektif Melalui KSM Sosial Kertas plano Kartu-kartu (kertas A4 dibagi 8) Lem tackol kecil 5 tabung kecil Kuda-kuda untuk flip chart Papan tulis dengan perlengkapannya Supidol, selotip kertas dan jepitan besar 14 Modul Penguatan UPS

15 Diskusi Kelompok Pengembangan dan Fasilitasi KSM Sosial (Pelatihan UPS) 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai mendiskusikan modul untuk meningkatkan kapasitas KSM dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat miskin. Pada Modul ini peserta diharapkan memiliki kemampuan untuk : a. memahami bagaimana mengembangkan KSM social kedepan b. mampu untuk mengidentifikasi potensi potensi kegiatan social yang dapat dikembangkan c. memahami tentang peningkatan kapasitas pelayanan social d. mampu membuka peluang kerja sama dengan lembaga lain untuk peningkatan kapasitas pelayanan social 2) Review kembali hasil diskusi sebelumnya yang telah berhasil mengurai kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan pelayanan dasar masyarakat dan MDGs. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana KSM sebagai pelaksana kegiatan dapat mengelola kegiatan sosial dengan baik mengacu pada PJM Pronangkis yang bervisi MDGs. Ajukan pertanyaan berikut, dan diskusikan bersama : a) Bagaimana Membangun KSM yang baik? b) Bagaimana agar KSM berkelanjutan? c) Bagaimana fungsi KSM sebagai wadah untuk menyelesaikan persoalan bersama? d) Bagaimana cara memfasilitasi KSM dan bagaimana melakukan monev terhadap KSM? 3) Bagi peserta ke dalam 3-4 kelompok, kemudian ajaklah berdiskusi tentang peningkatan pelayanan KSM kepada masyarakat miskin. Selanjutnya Diskusi kelas diarahkan kepada beberapa pertanyaan kunci, yaitu : a) KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan dampingan kita masing-masing berada di posisi mana? b) Tinjau kesenjangan (gap)-nya dengan apa yang seharusnya dicapai oleh KSM yang baik, pada beberapa aspek antara lain : SDM Dana Ketepatan sasaran Ketepatan manfaat kegiatan c) Apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesenjangan tersebut? d) Bagaimana mengembangkan KSM Sosial agar sesuai dengan tujuan idealnya? e) Adakah potensi sumberdaya internal yang dapat dapat dianalisis? f) Standar kualitas pelayanan seperti apa yang diinginkan masyarakat miskin? g) Bagaimana Standar Pelayanan ideal yang seharusnya dilakukan KSM dalam memfasilitasi masyarakat miskin? h) Dengan instansi atau lembaga mana saja KSM sosial dapat bekerjasama dan mengembangkan jaringan kemitraan? Modul Penguatan UPS 15

16 A. Kegiatan Sosial Untuk Membangun Kepedulian Beragam corak dan jenis kegiatan sosial yang terkait dengan penanggulangan kemiskinan hampir melekat pada rutinitas masyarakat di berbagai wilayah. Kebiasaan ini didukung oleh kegiatan ibadah sosial yang diprakarsai kelompok-kelompok keagamaan untuk berbagi kepada yang miskin, yang lemah, yang kurang beruntung, dst. Modal sosial ini telah berlangsung sekian lama dan tentu sangat mahal harganya bagi proses pembangunan masyarakat. Pengelolaan kegiatan sosial bermaksud untuk menggalang dan memperkokoh kepedulian warga dalam penanggulangan kemiskinan. Kepedulian warga sudah tumbuh dan berkembang di masyarakat jauh hari sebelum datangnya PNPM Mandiri perkotaan, potensi yang demikian harus didentifikasi, dirangkul, dan dimanfaatkan secara optimal sehingga keberlanjutan penanggulangan kemiskinan akan semakin potensial untuk mencapai tujuannya. B. Meningkatkan Keswadayaan Pengelolaan kegiatan sosial dengan melibatkan masyarakat secara partisipatif diharapkan meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan. Masyarakat berlandaskan pada potensi yang dimiliki dan meraih peluang yang ada, selama ini bergerak secara mandiri untuk membantu sesama yang sedang mengalami kesusahan, miskin, dan belum sejahtera. Keswadayaan masyarakat ditandai dengan upaya penggalangan swadaya dalam bentuk uang, material, konsumsi, tenaga, dll. Berbagai pengalaman menunjukkan bahwa hampir tidak pernah terjadi kegagalan dalam mendapatkan swadaya in kind maupun in cash. Hal ini berarti bahwa jika kegiatan berjalan tanpa swadaya maka bisa dipastikan belum diupayakan penggalangannya secara optimal. Oleh sebab itu dalam KSM sosial harus berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut : Terdapat rencana (bentuk kegiatan, jadwal, target, penanggung jawab) untuk penggalangan swadaya masyarakat (uang, material, dll). Melibatkan partisipasi pihak lain (individu, keluarga, lembaga) diluar anggota KSM dan peserta dalam pelaksanaan kegiatan C. Membuka Peluang kerjasama dan kemitraan Pengelolaan kegiatan sosial juga membuka ruang seluas-luasnya bagi partisipasi dari pihak-pihak lain dalam penanggulangan kemiskinan. Untuk memperkuat dampak, memperluas jangkauan, dan menjamin keberlanjutan maka salah satu pilihan pengelolaan kegiatan sosial adalah melakukan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak. Kerjasama tersebut mesti difasilitasi LKM/BKM atau relawan masyarakat yang telah terlebih dahulu menangkap peluangnya sejak awal. Kegiatan sosial dapat dikerjasamakan dengan lembaga sekitar (setelah dipetakan) misalnya: panti asuhan, panti jompo, Ormas, LSM/Ornop, sekolah dan perguruan tinggi, lembaga pengelola zakat, dll. Disamping itu bisa memanfaatkan peluang program dari kementrian PU atau instansi kementrian, Lembaga lainnya. Indikator pelaksanaan prinsip ini dalam pelaksanaan kegiatan KSM/panitia: Ada rencana kerja untuk menjalin kerjasama dengan panti asuhan, panti jompo, Ormas, LSM/Ornop, sekolah dan perguruan tinggi, lembaga pengelola zakat, dll. Ada rencana kerja untuk menjalin kerjasama/kemitraan dengan program internal Kementrian Pekerjaan Umum (PU). Ada rencana kerja untuk menjalin kerjasama/kemitraan dengan program internal Kementrian dan Lembaga lain (Pemda), perusahaan swasta, dll. 16 Modul Penguatan UPS

17 D. Memperkuat Pranata Sosial Kerjasama diatas juga diperkuat dengan upaya proaktif BKM/LKM atau relawan masyarakat (KBK) untuk mencari partner kemitraan SKPD-SKPD sebagaimana telah dijalankan melalui Program PAKET, bahkan dengan pihak swasta melalui skema CSR (corporate social responsibility) atau Tanggung jawab sosial Perusahaan. Lembaga partner kemitraan ini diharapkan semakin memperkuat pranata sosial diwilayah setempat sehingga modal sosial (social capital) ikut tumbuh dan berkembang pula. Pelaksanaan kegiatan sosial dengan menu yang sudah ada dalam PJM Pronangkis tidak hanya menghabiskan alokasi dana untuk kegiatan tertentu dan selesai. Namun sebuah kegiatan sebelum dilaksanakan harus dioptimalkan untuk dicarikan pihak yang bisa diajak kerjasama, sehingga resonansi kegiatan akan lebih bagus dan berdampak lebih luas lagi. Upaya yang demikian adalah bagian dari pembangunan pranata sosial yang tangguh untuk penanggulangan kemiskinan Modul Penguatan UPS 17

18 Modul 6 Topik: Pengembangan Media Warga (Penguatan UPS) 1. Peserta memahami tentang media warga 2. Peserta mengidentifikasi media media yang dapat dikembangkan 3. Peserta mampu membuka peluang kerja sama dengan lembaga lain dalam rangka pengembangan media warga Brainstorming Identifikasi jenis-jenis Media Warga yang akan dikembangkan, bagaimana agar Media Warga tetap survive dan harus bekerjasama dengan Lembaga mana saja untuk menjaga sustainabilitynya. 6 JPL (270 ) Bahan Bacaan 4, Media Warga Sebagai Media Komunikasi Program Kertas plano Kartu-kartu (kertas A4 dibagi 8) Lem tackol kecil 5 tabung kecil Kuda-kuda untuk flip chart Papan tulis dengan perlengkapannya Supidol, selotip kertas dan jepitan besar 18 Modul Penguatan UPS

19 Brainstorming Pengembangan Media Warga 1. Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai mendiskusikan modul pengembangan media warga. Review kembali pemahaman peserta tentang Media Warga dengan pertanyaan-pertanyaan penggerak : a. Apa yang dimaksud dengan Media Warga? b. Jenis-jenis Media Warga seperti apa yang dapat dikembangkan oleh masyarakat? c. Mengapa Media warga difasilitasi pengelolaannya oleh UPS? 2. Jika telah diperoleh gambaran dan kesamaan persepsi tentang Media Warga, geser diskusi ke tema isi pesan kegiatan sosial. Pesan-pesan apa saja yang harus dicantumkan pada Media Warga yang memuat topik atau isu-isu strategis secara umum termasuk kegiatan Sosial? 3. Bagaimana mengelola media warga untuk mendiseminasikan program/kegiatan sosial kepada khalayak luas? Sejauh ini UPS sebagai penanggung jawab pengelolaan Media warga pasti tidak asing lagi dengan manajemen media warga. Sebab UPS pernah mengikuti OJT mengenai Media Warga pada siklus sebelumnya.. Namun demikian patut dicatat bahwa pemahaman terhadap pengelolaan media warga mesti direview kembali mengingat mayoritas personil UPS telah berganti. 4. Bagaimana agar Media Warga selalu survive dan dipertahankan oleh masyarakat menjadi media yang efektif? Bagaimana mengelolanya? 5. Bekerjasama dengan siapa sajakah agar Media Warga yang memuat pesan-pesan kegiatan sosial dapat dikelola berkelanjutan? Modul Penguatan UPS 19

20 Modul 7 Topik: Merancang Buletin dan Papan Informasi (Penguatan UPS) 1. Peserta memahami apa yang dimaksud dengan buletin dan papan informasi 2. Peserta memahami hal-hal yang mempengaruhi minat baca dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan buletin dan papan informasi 3. Peserta memahami keterampilan-keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk membuat buletin dan papan informasi Kegiatan 1: Diskusi Kelompok Kegiatan 2: Diskusi Pleno Kegiatan 3: Simulasi Pembuatan Buletin serta Papan Informasi 3 Jpl ( 135 ) Bahan Bacaan Mengembangkan Buletin Bahan Bacaan Mengembangkan Papan Informasi Kertas Plano, Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar Papan Tulis dengan perlengkapannya 20 Modul Penguatan UPS

21 Diskusi Kelompok Pengembangan Buletin dan papan Informasi 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan membahas tentang pengembangan buletin dan papan informasi. Tujuan yang ingin dicapai sesi ini yaitu agar peserta memahami tentang: Apa yang dimaksud dengan buletin dan papan informasi Hal yang mempengaruhi minat baca dan partisipasi masyarakat terhadap buletin dan papan informasi Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan buletin dan papan info 2) Kemudian bagilah peserta menjadi dua kelompok besar. Tugaskan pada kelompok satu untuk membahas tentang buletin, dan kelompok dua tentang papan informasi. Kepada kelompok satu, sampaikan tugas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa yang dimaksud dengan buletin? Bagaimana penggunaan bahasa dan isi tulisan yang cocok untuk buletin? Bagaimana penggunaan gambar dan warna yang cocok dalam buletin? Bagaimana isi tulisan yang cocok dimuat di buletin? Jenis informasi apa saja yang cocok dimuat dalam buletin? Dimana saja sebaiknya cakupan wilayah peredaran buletin? Hal apa saja yang mempengaruhi minat baca dan partisipasi masyarakat dalam pembuatan buletin? 3) Sedangkan kepada kelompok 2, tugaskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Apa yang dimaksud dengan papan informasi? Bagaimana penggunaan bahasa dan isi tulisan yang cocok untuk papan informasi? Bagaimana penggunaan gambar dan warna yang cocok dalam papan informasi? Bagaimana isi tulisan yang cocok dimuat di papan informasi? Jenis informasi apa saja yang cocok dimuat dalam papan informasi? Dimana saja sebaiknya cakupan wilayah peredaran papan informasi? Hal apa saja yang mempengaruhi minat baca dan partisipasi masyarakat dalam pembuatan papan informasi? 4) Beri waktu kepada kedua kelompok untuk bekerja. Mintalah mereka menuliskan jawabannya di kertas plano, dan mempersiapkan perwakilannya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok pada diskusi pleno. Modul Penguatan UPS 21

22 Diskusi Pleno Pengembangan Buletin dan papan Informasi 1) Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan diskusinya, persilakan perwakilan kelompok untuk menjelaskan hasil pembahasan kelompoknya. 2) Pandulah proses diskusi antar kelompok, dan garisbawahi hal-hal penting dari diskusi ini. 3) Setelah proses diskusi selelsai, tutup sesi dengan menyampaikan masukan sebagai berikut: Buletin dan papan informasi merupakan jenis media warga yang berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi dua arah antara pengelola program dan masyarakat. Masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam buletin dan papan informasi dengan mengirimkan informasi atau tulisan berupa surat pembaca, informasi kegiatan program, artikel, dan lainnya. Jenis informasi yang dianggap perlu dimuat dalam buletin dan papan informasi adalah desain program, mekanisme, agenda dan laporan kegiatan, rencana dan laporan keuangan, daftar peserta program, masalah yang menghambat program dan sebagainya. Buletin dan papan informasi harus dipastikan terbit secara berkala dan tepat waktu. Tujuannya, agar komunikasi dua arah yang terjadi bisa tetap berjalan dengan baik. Simulasi Pembuatan Buletin serta Papan Informasi Dengan Topik Kegiatan Sosial 1) Sebagai pembuka sesi ini, jelaskan bahwa agar peserta memiliki keterampilan membuat buletin dan papan informasi, maka akan dilakukan simulasi. Mengingat jumlah peserta yang cukup besar, maka perlu dilakukan pembagian kelompok. 2) Bagilah peserta dalam empat kelompok. Dua kelompok diminta melakukan simulasi pembuatan buletin. Dua kelompok lainnya melakukan simulasi pembuatan papan informasi. 3) Tentukan alokasi waktu kepada peserta untuk melakukan praktek pembuatan buletin dan papan informasi. 4) Setelah semua kelompok siap, persilakan mereka mempresentasikan hasil kerjanya masingmasing. Pandu proses tukar gagasan/pikiran antara kelompok. 5) Tutup sesi dengan membagikan bahan bacaan untuk dipelajari lebih dalam oleh masingmasing peserta. 22 Modul Penguatan UPS

23 Modul 8 Topik: Perlindungan Jaminan Sosial (Penguatan UPS-Khusus Untuk Kelurahan Siklus 4) 1. Peserta memahami Fungsi Kebijakan Perlindungan Sosial di Indonesia 2. Peserta memahami Bagaimana Perlindungan sosial diterapkan 3. Peserta dapat menjelaskan hubungan kebijakan perlindungan sosial dengan Penanggulangan Kemiskinan Brainstorming dan Diskusi Kasus LK 3 Jaminan Sosial : Memberi Kail 2 JPL (90 ) Bahan Bacaan Kebijakan Perlindungan Sosial Bagi Kelompok Rentan Kertas plano Kartu-kartu (kertas A4 dibagi 8) Lem tackol kecil 5 tabung kecil Kuda-kuda untuk flip chart Papan tulis dengan perlengkapannya Supidol, selotip kertas dan jepitan besar Modul Penguatan UPS 23

24 Perlindungan Jaminan Sosial (Khusus untuk Pelatihan UPS di Kelurahan Siklus 4) 1. Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan mendiskusikan modul Kebijakan Perlindungan Sosial. Review kembali kepada para peserta apa saja yang termasuk kewajiban negara terhadap masyarakatnya. 2. Bagikan 3 buah metaplan dan mintalah kepada masing-masing peserta untuk menuliskan minimal 3 jenis program yang termasuk di dalam program penanggulangan kemiskinan yang selama ini telah digulirkan Pemerintah kepada masyarakat 3. Setelah semua metaplan diisi, mintalah kepada para peserta untuk menempelkannya di papan, dinding atau kertas plano yang telah disediakan. 4. Kemudian mintalah tiga orang relawan untuk maju ke depan membantu menempelkan metaplan-metaplan tersebut sesuai dengan kategorinya. Sebelumnya, pada kertas plano yang terpasang di depan kelas telah dikualifikasikan ke dalam tiga kelompok program penanggulangan kemiskinan, yaitu : a. Kelompok Program Bantuan Sosial Berbasis Keluarga b. Kelompok Program Pemberdayaan Masyarakat c. Kelompok Program Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil 5. Terangkan kepada para peserta bahwa Pemerintah telah mengembangkan 3 kelompok program penanggulangan kemiskinan untuk merespon kompleksitas persoalan kemiskinan yang terbagi dalam 3 cluster, sebagaimana dilakukan pada langkah keempat di atas. Program Perlindungan Sosial termasuk di cluster berapa? Apakah program-program yang dituliskan oleh para peserta ada yang termasuk dalam kategori cluster di atas? Review dan jelaskan kembali apa saja program yang termasuk dalam Perlindungan Sosial? 6. Lanjutkan diskusi untuk memperdalam pemahaman peserta, dengan pertanyaan-pertanyaan kunci berikut melalui diskusi kasus Jaminan Sosial, Memberi Kail: a. Mengapa Negara memiliki kewajiban untuk mensejahterakan masyarakatnya? b. Di atur dimanakah landasan yuridis kewajiban negara tersebut dalam konstitusi? Pada pasal berapa sajakah? c. Mengapa negara wajib memberikan perlindungan sosial kepada kelompok rentan dan marjinal? d. Bagaimanakah praktek pelaksanaan program-program yang termasuk dalam bidang perlindungan sosial? e. Mengapa wanita, fakir miskin, para pensiunan, orang jompo, anak yatim dan pengangguran tidak kentara wajib diberikan jaminan sosial? f. Bersumber dari manakah dana untuk menyediakan jaminan sosial kepada mereka? Perlukah dialokasikan? Dan Bagaimana pemerintah harus mengaturnya? g. Sebut dan jelaskan ketentuan peraturan perundang-undangan mana sajakah yang telah dibuat untuk memperlancar pelaksanaan program perlindungan sosial? 24 Modul Penguatan UPS

25 Perlindungan Sosial Terhadap Warga Negara Pembukaan UUD 1945 memuat itikad untuk mewujudkan Negara Kesejahteraan yang berbunyi : Pemerintah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pasal 27 UUD 1945 juga menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Selanjutnya Pasal 31 menjamin hak setiap warganegara untuk mendapatkan pendidikan. Sedangkan Pasal 33 mengamanahkan pengelolaan bumi, air, dan cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kemudian Pasal 34 menegaskan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan Peningkatan kesejahteraan melalui penanggulangan kemiskinan adalah prioritas utama pembangunan karena di tahun 2010 jumlah penduduk miskin nasional masih sekitar 13 %. Sementara pengangguran terbuka masih 7,41%. Akses terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan, permukiman, infrastruktur serta permodalan untuk masyarakat miskin masih terbatas. Kawasan kumuh dan kantong kemiskinan masih luas. Kekuatan jaminan social di Indonesia memiliki keunikan penanganannya karena dijalankan seiring dengan mainstreaming pembangunan bottom up planning yang mengandalkan kekuatan modal social yang mempermudah pelaksanaan, mentradisikan monev partisipatif, mempercepat transformasi serta memperpanjang kesinambungan program. Perlindungan social bukan hanya kewajiban negara tetapi juga menjadi tanggung jawab komunitas dan swasta. Selama ini jaminan sosial menggunakan kekuatan modal sosial telah berjalan dengan baik. Fungsi ini dalam PNPM Mandiri Perkotaan direpresentasikan oleh KSM Sosial sebagai penghubung penyedia layanan (terutama pendidikan dan kesehatan) dengan pemanfaat (end user) agar tepat sasaran dan tepat manfaat. Modul Penguatan UPS 25

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Peserta memahami prasyarat dan ciri program Sosial berkelanjutan 1. Brainstorming Prasyarat dan Ciri Program Sosial Berkelanjutan 2. Diskusi Kelompok Lembar

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN

PNPM MANDIRI PERKOTAAN Modul 1 Orientasi Belajar 1 Kegiatan 1 Perkenalan 3 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP 3 Modul 2 Perencanaan Partisipatif Review PS dan PJM Pronangkis 7 Kegiatan 1 Diskusi Kelompok Analisa

Lebih terperinci

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar Modul 1 Topik: Orientasi Belajar 1 Peserta Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2 Peserta mampu menciptakan keakraban 3 Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM BUKU 7 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM Perkotaan DEPARTEMEN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O TA A N KUMPULAN PANDUAN PEMANDU PELATIHAN PENGUATAN BKM/UP/RELAWAN/LURAH PP.03 LOKASI SIKLUS TAHUN KE 4 Modul

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM BUKU 5a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-P2KP Panduan Fasilitasi Pengembangan

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis BUKU 6 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM

Lebih terperinci

Modul 1 Review PS Bidang Kegiatan Sosial dalam kerangka Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihood)

Modul 1 Review PS Bidang Kegiatan Sosial dalam kerangka Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihood) Modul 1 Review PS Bidang Kegiatan Sosial dalam kerangka Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihood) 1. Peserta mampu mempertajam data PS dan baseline data 100-0-100 yang terkait dengan kegiatan

Lebih terperinci

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Belajar melakukan perbaikan sikap dan perilaku Belajar merubah cara pandang terhadap persoalan kemiskinan dan pemecahan

Lebih terperinci

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN Non Pro Poor Policies Pro-Poor Policies Pro-Poor Program & Budgeting Good Local Governance PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Merubah cara pandang terhadap pendekatan pembangunan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F12 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Diskusi

Lebih terperinci

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir? Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk

Lebih terperinci

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O TA A N KUMPULAN PANDUAN PEMANDU PELATIHAN PENGUATAN BKM/UP/RELAWAN/LURAH PP.02 LOKASI SIKLUS TAHUN KE 3 Modul

Lebih terperinci

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan

Lebih terperinci

SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN

SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN Saiapa Dia? RELAWAN 1 Arah Kebijakan Program PENDEKATAN PROJEK PENDEKATAN PROGRAM Realisasi BLM 3 Membangun BKM KSM PJM Nangkis BKM 2 Pemetaan Swadaya 4 BLM PJM Pronangkis

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan BUKU 4e SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan BUKU 4d SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP I. PENDAHULUAN Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah suatu lembaga milik

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan

Lebih terperinci

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan

Lebih terperinci

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Pertanyaan Penelitian Siapakah yang menjadi relawan dan apa saja jenis kemampuan, kapasitas, dan komitmen

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Pemetaan Wilayah, Sebaran Warga Miskin, Sarana dan Prasarana Lingkungan Perumahan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat

Lebih terperinci

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL PP MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL Topik Tujuan Kegiatan belajar Waktu Acuan Penguatan Pendampingan KSM dalam Kegiatan Sosial 1. Peserta memahami tentang pentingnya penguatan modal sosial di dalam KSM 2. PANCASUTRA,tanggung

Lebih terperinci

Review Pelaksanaan Siklus

Review Pelaksanaan Siklus DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan dan BKM C48 Review Pelaksanaan Siklus Identifikasi Masalah 2 Pemetaan Swadaya 3 Membangun BKM KSM Tahap Perencanaan

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian Lapangan dilaksanakan di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB, yang dimulai sejak Praktek Lapangan I (dilaksanakan

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi BUKU 4c SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Modul 5 Konsep Penghidupan PNPM MP

Modul 5 Konsep Penghidupan PNPM MP Modul 5 Konsep Penghidupan PNPM MP Peserta memahami konsep membangun penghidupan KSM Peserta memahami tentang pentagon aset Kegiatan 1 : Ceramah konsep membangun penghidupan KSM Kegiatan 2 : Diskusi Pentagon

Lebih terperinci

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Peserta menyadari perlunya perubahan peran fasilitator Peserta memahami transformasi peran dari fasilitator umum ke fasilitator wirausaha ke konsultan pembangunan

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia 112 Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM 113 114 115 116 117 118 119 Lampiran 2. Contoh Kuitansi Penerimaan Angsuran 120 Lampiran 3. Laporan Perhitungan Tingkat Pengembalian dan

Lebih terperinci

Menggilir Ternak Bergulir. Ada Fulus di Balik Kasur. Bersatu dalam Manunggal Sakato Kriuk, Kriuk... Krupuk Emas

Menggilir Ternak Bergulir. Ada Fulus di Balik Kasur. Bersatu dalam Manunggal Sakato Kriuk, Kriuk... Krupuk Emas Tujuan Kegiatan Sosial Prinsip-prinsip Kegiatan Sosial Kelompok Sasaran Sumber Pendanaan Pengelolaan Kegiatan Sosial Kegiatan-kegiatan Sosial Kegiatan Murni Santunan Kejarlah Ilmu Sedari Kecil Bersama

Lebih terperinci

PROFIL BKM/LKM ANDESPA

PROFIL BKM/LKM ANDESPA PROFIL BKM/LKM ANDESPA BKM ANDESPA Nama BKM/LKM Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi : ANDESPA : Patumbak Satu : Patumbak : Deli Serdang : Sumatera Utara A. Kondisi Umum dan Geografis Desa Patumbak Satu Kecamatan

Lebih terperinci

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PENGANTAR Acuan pelaksanaan Komunitas Belajar Perkotaan (KBP) bagi aparat pemerintah kabupaten/kota ini dimaksudkan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4b SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Ranking Kemiskinan dan Transek Lingkungan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F24. Pelatihan Madya 1. Review Partisipatif. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F24. Pelatihan Madya 1. Review Partisipatif. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Madya 1 F24 Review Partisipatif PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Gambaran Umum Review Partisipatif BKM/LKM 1

Lebih terperinci

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM Draft PETUNJUK PELAKSANAAN Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM I. Pendahuluan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan salah satu upaya penanganan masalah kemiskinan di

Lebih terperinci

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif 1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)

Lebih terperinci

Modul 4 Gagasan KSM Ideal

Modul 4 Gagasan KSM Ideal Modul 4 Gagasan KSM Ideal Peserta mampu merumuskan pengertian dan kriteria suatu KSM yang siap mengembangkan penghidupan Kegiatan 1 : Curah pendapat KSM yang ideal Kegiatan 2 : Diskusi definisi dan kriteria

Lebih terperinci

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) BUKU 5 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

PROFIL BKM/LKM HARAPAN SEJAHTERA

PROFIL BKM/LKM HARAPAN SEJAHTERA PROFIL BKM/LKM HARAPAN SEJAHTERA BKM HARAPAN SEJAHTERA Nama BKM/LKM Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi : HARAPAN SEJAHTERA : Patumbak Dua : Patumbak : Deli Serdang : Sumatera Utara A. Kondisi Umum dan Geografis

Lebih terperinci

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) dan fungsi BKM Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan suatu institusi/ lembaga masyarakat yang berbentuk paguyuban, dengan

Lebih terperinci

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN

KOTA TANGERANG SELATAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 2011 Daftar Isi Bagian 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN 7.1. Latar Belakang Rancangan Program Kemiskinan di Desa Mambalan merupakan kemiskinan yang lebih disebabkan oleh faktor struktural daripada faktor

Lebih terperinci

MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES IN PNPM MANDIRI)

MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES IN PNPM MANDIRI) No Pertanyaan Penelitian 1 Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES

Lebih terperinci

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Menjawab Pertanyaan Kajian (Analisa Kajian Data Sekunder) PT. PRISMAITA CIPTA KREASI Metode

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C14. Tugas dan Fungsi UP. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C14. Tugas dan Fungsi UP. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS UP C14 Tugas dan Fungsi UP PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Perangkat Organisasi BKM/LKM 1 Kegiatan 1: Diskusi Perangkat Organisasi

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2012 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Juni 2012 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan

Lebih terperinci

Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS)

Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitator

Lebih terperinci

Modul 7 Membangun KSM Harapan

Modul 7 Membangun KSM Harapan Modul 7 Membangun KSM Harapan Peserta memahami tahapan perkembangan KSM Peserta memahami tata cara membangun KSM harapan (yang mampu mengembangkan penghidupan yang berkelanjutan) Peserta mampu membangun

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJIAN

BAB III METODOLOGI KAJIAN BAB III METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dalam menjalankan upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah kerjanya, maka Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) membutuhkan suatu kerangka pelaksanaan program

Lebih terperinci

Kegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP 2

Kegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP 2 Modul 1 Orientasi Belajar 1 Kegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP 2 Modul 2 Perencanaan Partisipatif Review PS dan PJM Pronangkis 6 Kegiatan 1 Diskusi Kelompok Analisa

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Oktober 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAA N UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah

Lebih terperinci

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR... 3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI... 4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (PKP) TAHUN 2012

STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (PKP) TAHUN 2012 2012, No.766 8 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2012 STRUKTUR

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan 1. Pengantar Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C18 BKM /UP - UP. Pinjaman Bergulir. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C18 BKM /UP - UP. Pinjaman Bergulir. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS BKM /UP - UP C18 Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pinjaman Bergulir 1 Kegiatan 1: Curah Pendapat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2014-2015 Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya LINGKUP PAPARAN 1 Pendahuluan 2 Landasan Kebijakan 3 Arah

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu Konsep Dasar Paham Mau Pelatihan yang berorientasi pada penumbuhan pemahaman, motivasi, dan kemampuan dari Fasilitator untuk penanganan program secara partisipatif, transparan, akuntabel, mandiri dan berkelanjutan.

Lebih terperinci

Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri

Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri Tim Peneliti Sunyoto Usman (Sosiologi) Purwanto (Sosiologi) Derajad S. Widhyharto (Sosiologi) Hempri Suyatna (Sosiatri) Latar Belakang Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat

Lebih terperinci

Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan

Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri

Lebih terperinci

BERSIH NO 66 KISARANKELURAHAN TEGAL SARI KECAMATAN KISARAN BARAT KABUPATEN ASAHAN - SUMATERA UTARA

BERSIH NO 66 KISARANKELURAHAN TEGAL SARI KECAMATAN KISARAN BARAT KABUPATEN ASAHAN - SUMATERA UTARA PROFIL BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) AMANAH JL.SM RAJA Gg AIR BERSIH NO 66 KISARANKELURAHAN TEGAL SARI KECAMATAN KISARAN BARAT KABUPATEN ASAHAN - SUMATERA UTARA Kode Pos 21214 Telp.082163797484 IDENTITAS

Lebih terperinci

reciprocal dengan menggalang kemitraan sinergis antara pemerintah,

reciprocal dengan menggalang kemitraan sinergis antara pemerintah, STRATEGI MEMASUKKAN PJM-PRONANGKIS DALAM ALUR PEMBANGUNAN DAERAH Oleh : Sudrajat 1 A. Pendahuluan Masalah kemiskinan di Indonesia merupakan masalah mendasar yang segera ditangani. Penanggulangan kemiskinan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1. TinjauanPustaka PNPM Mandiri PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengahtengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan senantiasa menarik perhatian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa sistem

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) TEGAK DESA TEGAK, KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG PROVINSI BALI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT BKM TEGAK DESA TEGAK KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG PROVINSI

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH Penyelenggaraan otonomi daerah sebagai wujud implementasi Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memunculkan berbagai konsekuensi berupa peluang,

Lebih terperinci