KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BANYAK ANAK YANG KURANG MAMPU DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI ANAK
|
|
- Yulia Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BANYAK ANAK YANG KURANG MAMPU DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI ANAK (Studi Deskriptif Di Kecamatan Medan Johor/ Kelurahan Kwala Bekala Kota Medan Provinsi Sumatera Utara) JURNAL Oleh : Dara Mayang Manik DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2 KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BANYAK ANAK YANG KURANG MAMPU DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI ANAK (Studi Deskriptif Di Kecamatan Medan Johor/ Kelurahan Kwala Bekala Kota Medan Provinsi Sumatera Utara) DARA MAYANG MANIK ABSTRAK Skripsi ini berjudul Komunikasi Antarpribadi Pasangan Suami Istri Banyak Anak Yang Kurang Mampu Dalam Membentuk Konsep Diri Anak. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif dan pendekatan induktif yakni metode analisis data kualitatif pada kasus-kasus tertentu yang terjadi pada objek analisis. Subjek penelitian adalah pasangan suami istri banyak anak yang masih terkait dalam status pernikahan.tempat penelitian yang dilaksanakan di Jl. Pintu Air 4 Lingga Raya Ujung Gg. Pegagan Lingkungan XX Kecamatan Medan Johor / Kelurahan Kwala Bekala pada tanggal 3 April Penelitian ini telah melakukan pra penelitian terlebih dahulu pada tanggal 6 Desember 2013 dimana penulis dibantu oleh seorang responden untuk mencari responden lainnya sesuai data yang di perlukan. Dalam pengambilan jumlah responden tidak ditentukan jumlahnya, namun diakhiri bila data yang diperoleh sudah jenuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses komunikasi antarpribadi dapat terjalin dengan baik dan efektif diantara kedua pasangan suami istri banyak anak. Mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi dalam membangun rumah tangga. Hal ini menjadi hal yang berpengaruh bagi personil komunikasi ketika membahas suatu hal yang ataupun mengatasi permasalahan. Kata Kunci :Studi Deskriptif, Komunikasi, Komunikasi Antarpribadi Pasangan Suami Istri, Konsep Diri Anak PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Komunikasi antarpribadi pasangan suami istri memegang peranan penting bagi keberlangsungan hubungan itu sendiri. Keahlian berkomunikasi antarpribadi menjadi suatu yang mutlak dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh, survei terhadap seratus ribu orang berumur 18 tahun yang dilakukan di Amerika, dalam survei tersebut 53% responden mengatakan bahwa ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif merupakan penyebab utama perceraian ( Selain itu, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa hubungan antarpribadi membuat kehidupan menjadi lebih berarti. Sebaliknya, hubungan yang buruk bahkan dapat membawa efek negatif bagi kesehatan. Hubungan antarpribadi dalam keluarga dan tempat kerja yang penuh stress dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk hipertensi. Sebaliknya, pasangan suami istri yang saling mencintai dan mereka yang memiliki jaringan teman yang menyenangkan cenderung terhindar dari hipertensi. 1
3 Di dalam keluarga yang banyak anak ini ada beberapa keluarga yang mungkin beranggapan tidak mau menerapkan menggunakan program KB. Alasannya mungkin mereka tidak memiliki dana untuk membayar, sedangkan zaman sekarang ini tidak sedikitnya bidan-bidan yang bisa melayani suntik KB. Mereka juga beranggapan bahwa memiliki banyak anak dapat mengangkat derajat mereka, karena yang mereka anggap bila mana anak mereka kelak dapat membantu mereka mencari uang untuk makan mereka. Dalam komunikasi pasangan suami istri ini, seharusnya bisa membentuk konsep diri anak mereka dalam hal yang positif. Tingkat kemiskinan yang tinggi di Indonesia menyebabkan anak menjadi tenaga kerja produktif serta merebaknya fenomena anak jalanan dan pekerja seks usia anak. Angka perkembangan anak-anak yang bekerja di sektor perkotaan selama tahun mencapai dua kali lipat dari angka 2.3 juta sampai 2,9 juta jiwa. Kenaikan itu di samping disebabkan oleh kemiskinan ekonomi, sisanya akibat kekerasan dan tekanan orang tua. Anak-anak yang mengalami kondisi seperti ini tidak bisa melewatkan masa kanak-kanak dengan baik. Perumusan Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah di uraikan, maka fokus masalah adalah Bagaimanakah Proses Komunikasi Antarpribadi Pasangan Suami Istri Banyak Anak Dalam Membentuk Konsep Diri Anak di Daerah Simalingkar Medan? Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi antarpribadi pasangan suami istri banyak anak dalam membentuk konsep diri anak. 2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi dalam membangun rumah tangga. 3. Untuk mencari tahu apa tujuan memiliki anak banyak di dalam rumah tangga. URAIAN TEORITIS Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut masalah penelitian akan disoroti ( Nawawi, 1995:39). Komunikasi Komunikasi adalah hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak, komunikasi adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata Latin communicatio,dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama yang dimaksud sama makna (Effendy, 2005:9). Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang 2
4 kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat, serta perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media. (Effendy, 2005:50). Komunikasi Antarpribadi Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan di antara manusia dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat kerja dan sebagainya. Didalam pergaulan manusia melakukan interaksi dengan orang lain dan diantara mereka saling mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi merupakan suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan terbentuknya suatu kebersamaan dalam kelompok yang tidak lain merupakan tanda adanya proses sosial. Komunikasi antarpribadi merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Josep A. Devito ( Liliweri, 1991 : 12 ) bahwa komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima orang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung. Pasangan Suami Istri Memilih pasangan, berarti memilih seseorang yang diharapkan dapat menjadi teman hidup, seseorang yang dapat menjadi rekan untuk menjadi orang tua dari anak anak kelak (Lyken dan Tellegen, 1993). Pemilihan pasangan yang dilakukan oleh individu, biasanya didasari dengan memilih calon yang dapat melengkapi apa yang dibutuhkan dari individu tersebut dan berdasarkan suatu pemikiran bahwa seorang individu akan memilih pasangan yang dapat melengkapi kebutuhan yang diperlukan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemilihan pasangan adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk menjadi teman hidupnya melalui proses pemilihan dari seseorang yang dianggap tidak tepat sampai akhirnya terpilih calon pasangan hidup yang tepat menurut individu tersebut. Anak Anak adalah seorang laki-laki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, dimana kata anak merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa. Menurut psikologi, anak adalah periode perkembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun-tahun sekolah dasar. Teori Atribusi Teori atribusi mengupas bagaimana manusia bisa menjelaskan peristiwaperistiwa sosial. Atribusi sebab akibat yang paling umum menjelaskan perilaku intern dan ekstern seseorang, stabil atau tidak stabil, dan dapat dikendalikan atau tidak (O.Sears, 1985;134). Teori atribusi adalah bagaimana kita membuat keputusan tentang seseorang. Kita membuat sebuah atribusi ketika kita merasa 3
5 dan mendeskripsikan perilaku seseorang dan mencoba menggali pengetahuan mengapa mereka berperilaku seperti itu. Heider (1958) berpendapat bahwa, dalam kehidupan sehari-hari kita membentuk ide tentang orang lain dan tentang situasi sosial. Kita menginterpretasikan perilaku orang lain dan memprediksikan apa yang akan mereka lakukan apabila menghadapi sebuah situasi tertentu Konsep Diri Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri boleh bersifat psikologis, sosial, dan fisis. Kita membayangkan munculnya pertanyaan-pertanyaan untuk diri kita sendiri seperti: 1. Bagaimana watak saya sebenarnya? Apa yang membuat saya bahagia atau sedih? Apa yang sangat mencemaskan saya? 2. Bagaimana orang lain memandang saya? Apakah mereka menghargai atau merendahkan saya? Apakah mereka membenci atau menyukai saya? 3. Bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya? Apakah saya orang yang cantik atau jelek? apakah tubuh saya kuat atau lemah? Model Teoritis KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BANYAK ANAK PROSES MEMBENTUK KONSEP DIRI ANAK METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1995 : 63). Lokasi pelaksanaan penelitian ini Jl. Pintu Air 4 Lingga Raya Ujung Gg. Pegagan Lingkungan XX Kecamatan Medan Johor/Kelurahan Kwala Bekala Simalingkar Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 1 minggu dari tanggal 3 April Objek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Proses Komunikasi Antarpribadi yang berlangsung pada pasangan suami istri banyak anak. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri banyak anak sebagai informan yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Pasangan suami istri banyak anak yang masih terkait dalam status pernikahan. 4
6 2. Pasangan suami istri berpenghasilan rendah ( perhari 75ribu, perbulan 1juta-an). 3. Pasangan suami istri banyak anak maksimal 6 orang anak dan minimal 4 orang anak. Kerangka Analisa Kerangka analisis berarti melakukan kajian untuk memahami struktur suatu fenomena-fenomena yang berlaku dilapangan. Analisis dilaksanakan dengan melakukan telah terhadap fenomena atau peristiwa secara keseluruhan, maupun terhadap bagian-bagian yang membentuk fenomena-fenomena tersebut serta hubungan keterkaitannya. Analisis dimulai dengan cara menganalisis komunikasi antarpribadi pasangan suami istri banyak anak yang kurang mampu dalam membentuk konsep diri anak. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dan informasi melalui informan dilakukan dengan empat cara, yaitu; 1. Wawancara Mendalam ( in depth interview ) Metode wawancara mendalam adalah sama seperti metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya. Wawancara dilakukan secara langsung (tatap muka) dengan jumlah pertemuan tidak ditetapkan, sesuai dengan kebutuhan informasi (Bungin, 2008: 108) 2. Observasi Partisipan Metode Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Dimana pengamatan tersebut dikategorikan dan memiliki kriteria yang telah ditentukan oleh si peneliti khususnya yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan (Bungin, 2008 : 115). 3. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu penelitian dengan cara mempelajari dan menelaah buku-buku, artikel dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian sehingga terkumpul data yang relevan dan mendukung dalam penelitian ini. Teknik Analisis Data Tahapan analisis data secara umum (Moleong, 2006 : ) adalah sebagai berikut: 1. Menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja. Sejak menganalisis data di lapangan, peneliti sudah mulai menentukan tema dan hipotesis kerja. Pada analisis yang dilakukan secara lebih intensif, tema dan hipotesis kerja lebih diperkaya, diperdalam, dan lebih ditelaah lagi dengan menggabungkan data dari sumber-sumber lain. 2. Menganalisis berdasarkan hipotesis kerja. Sesudah memformulasikan hipotesis kerja, peneliti mengalihkan pekerjaan analisisnya dengan 5
7 mencari dan menemukan apakah hipotesis kerja itu didukung oleh data dan apakah hal itu benar. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses penelitian komunikasi antarpribadi pasangan suami istri banyak anak yang kurang mampu dalam membentuk konsep diri anak ini, menjadikan pasangan suami istri di Jl. Pintu Air 4 Lingga Raya Ujung Gg. Pegagan Lingkungan XX Kecamatan Medan Johor /Kelurahan Kwala Bekala Simalingkar Kota Medan Provinsi Sumatera Utara sebagai subjek penelitian. Penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam kepada masing-masing informan secara berkala hingga mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan peneliti. Peneliti memilih 5 pasangan suami istri dari 15 pasangan suami istri yang ada pada lingkungan XX tersebut sebagai informan dikarenakan telah memenuhi kebutuhan peneliti. Perkawinan merupakan sebuah proses bersatunya seorang pria dan wanita sebagai suami istri untuk membentuk rumah tangga. Pada umumnya, masingmasing pihak telah mempunyai pribadi yang telah terbentuk, karena itu untuk menyatukan satu dengan yang lain perlu adanya saling penyesuaian, saling pengorbanan, saling pengertian dan hal tersebut harus didasari benar-benar oleh kedua belah pihak yaitu oleh suami istri. Dalam kaitannya dengan hal itu maka peranan komunikasi dalam rumah tangga adalah sangat penting. Antara suami istri harus saling berkomunikasi dengan baik untuk dapat mempertemukan satu dengan yang lain, sehingga dengan demikian kesalahpahaman dapat dihindarkan. Hambatan-hambatan yang ditemui dalam membangun rumah tangga pada pasangan suami istri banyak anak yang kurang mampu adalah sebagai berikut: 1. Perbedaan kerangka berfikir serta sifat yang dimiliki masing-masing personil komunikasi. Hal ini menjadi hal yang berpengaruh bagi personil komunikasi ketika membahas suatu hal yang ataupun mengatasi permasalahan. Seperti sifat para istri yang terlalu emosian terhadap anak membuat pasangannya menjadikan komunikasi antarpribadi dengan para suami tidak harmonis. 2. Pekerjaan yang seadanya dan faktor ekonomi yang serba kekurangan, membuat setiap pasangan kesusahan dalam membahagiakan anakanaknya dan memenuhi kebutuhan hidup. 3. Tidak memiliki keturunan laki-laki yang menjadi penerus marga. 4. Tidak memiliki keinginan untuk melakukan program KB (Keluarga Berencana) didalam rumah tangga, disebabkan sangat kurangnya pemahaman mengenai pentingnya pelaksanaan program KB terutama bagi pasangan yang kurang mampu. Ada 2 (dua) tujuan pasangan suami istri memiliki anak banyak, yaitu sebagai berikut : 1. Konsep pemikiran lama bahwa banyak anak banyak rejeki. Pemikiran ini sudah ada sejak jaman dahulu kala, dan akhirnya tetap menjadi konsep berfikir bagi keluarga kurang mampu. Disebabkan juga oleh kurangnya pendidikan dan pengetahuan. Dengan banyak anak maka akan banyak pula rejeki yang diberikan Tuhan tehadap keluarga tersebut. Suatu konsep 6
8 pemikiran yang menurut saya adalah salah dan harus dibenahi untuk memperoleh sistem kehidupan yang seimbang. 2. Mencari keturunan laki-laki untuk penerus marga. Lingkungan yang menjadi objek penelitian didominasi oleh suku batak toba yang masih kental dengan sistem marga yang hanya bisa diteruskan oleh anak lakilaki. Ketika pasangan suami istri belum mendapatkan keturunan laki-laki maka dengan segala cara tanpa memikirkan kondisi ekonomi berusaha tetap untuk mendapatkan keturunan laki-laki. Konsep ini juga salah dan harus dibenahi melalui pemahaman tentang kemampuan ekonomi dan masa depan anak. Di dalam teori ini juga terdapat sebuah analogi yang menggambarkan bagaimana teori ini dapat diaplikasikan. Analogi bawang merupakan analogi yang dapat menjelaskan bagaimana proses penetrasi sosial dalam sebuah hubungan itu dapat terjadi. Pada analogi bawang ini, terdapat pembagian-pembagian tingkat penetrasi sosial berdasarkan lapisan-lapisan yang ada di bawang tersebut. Lapisan-lapisan itu diibaratkan sebagai suatu proses kedalaman interaksi yang terjadi. Mulai dari lapisan dalam, dimana memiliki proses yang masing-masing berbeda. Dalam komunikasi antarpribadi kelima pasangan suami istri banyak anak yang kurang mampu ini faktor-faktor pendukungnya, yaitu: 1. Pernikahan yang mereka jalani didasarkan saling mencintai tanpa ada paksaan. Hal ini membuat mereka tidak terpaksa dalam menjalani komitmen pernikahan. 2. Banyaknya anak membuat mereka tidak mempersulit dalam komunikasi antarpribadi. Kondisi anak yang banyak serta kondisi keuangan yang kurang menjadikan mereka jauh lebih peka terhadap pentingnya arti bersyukur. 3. Kepercayaan yang diberikan kepada pasangan, membuat komunikasi antarpribadi mereka berjalan efektif. Tidak adanya rasa curiga membuat personil komunikasi mereka nyaman dalam berkomunikasi. 4. Di dalam pernikahan, memiliki keturunan akan membuat kebahagiaan yang luar biasa terhadap setiap pasangan suami istri dalam membangun rumah tangga. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan Proses komunikasi antarpribadi pasangan suami istri banyak anak dalam membentuk konsep diri anak : 1. Proses Komunikasi pasangan suami isrti Luhut dan Sonta, proses komunikasi yang terjadi didalam keluarga pasangan ini dapat dikatakan berjalan dengan cukup baik, meskipun memiliki anak banyak namun pasangan ini terutama sang ibu yang menjadi ibu rumah tangga memiliki banyak waktu untuk berkomunikasi dengan anak-anak mereka. Pasangan suami istri ini hidup bersama dengan 7 (tujuh) orang anak mereka. 2. Proses Komunikasi Pasangan suami istri Daud dan Mei, proses komunikasi dalam keluarga pasangan ini juga berjalan cukup baik, adanya 7
9 pengertian yang baik diantara pasangan suami istri ini. Pasangan suami istri ini hidup bersama dengan 5 (lima) orang anak mereka. 3. Proses Komunikasi Pasangan suami istri Jekson dan Leni, proses komunikasi dalam keluarga pasangan ini cukup baik, namun sang istri masih mau memukul anak-anaknya, namun memang tetap diingatkan oleh suaminya untuk lebih sabar, dan sang istri tetap berusaha mendengarkan semua nasehat sang suami. Pasangan suami istri ini hidup bersama dengan 5 (lima) orang anak mereka. 4. Proses Komunikasi Pasangan suami istri Binsar dan Hotma, proses komunikasi antar pasangan ini dalam keluarganya dikatakan cukup baik dan lancar meskipun komunikasi Hotma dengan pihak keluarga suami tidak lancar (pihak eksternal). Pasangan suami istri ini hidup bersama dengan 6 (enam) orang anak perempuan mereka. 5. Proses Komunikasi Pasangan suami istri Halomongan dan Yunita, proses komunikasi pasangan suami istri ini dengan anak-anak nya kurang baik, pasangan ini kerap mengeluarkan kata-kata kasar kepada anak-anak mereka, sehingga sampai saat ini mereka tidak belum berhasil membujuk kedua anak mereka untuk bersekolah meskipun seharusnya anak-anak tersebut sudah harus memasuki usia sekolah dasar. Diantara kelima pasangan suami istri tersebut diatas, ada satu pasangan suami istri yang proses komunikasi dalam keluarga berjalan kurang baik, yaitu pasangan suami istri Halomongan dan Yunita. Kesimpulan Hambatan yang dihadapi dalam membangun rumah tangga. 1. Hambatan yang dihadapi pasangan suami istri Luhut dan Sonta, didalam keluarga pasangan ini untuk mencukupi kebutuhan utama mereka seharihari disulitkan oleh faktor ekonomi dimana pendapatan suami yang hanya sebagai buruh bangunan, dan istri tidak berpenghasilan. Sehingga pasangan suami istri ini selalu kekurangan dalam memenuhi kebutuhan anak-anak mereka. 2. Hambatan yang dihadapi pasangan suami istri Daud dan Mei, didalam keluarga pasangan ini untuk mencukupi kebutuhan utama mereka seharihari disulitkan oleh faktor ekonomi dimana pendapatan suami yang hanya bekerja sebagai pemecah kemiri, dan istri tidak berpenghasilan. Sehingga pasangan suami istri ini kerap kekurangan dalam memenuhi kebutuhan anak-anak mereka. 3. Hambatan yang dihadapi pasangan suami istri Jekson dan Leni, didalam keluarga pasangan ini untuk mencukupi kebutuhan utama mereka seharihari disulitkan oleh faktor ekonomi dimana pendapatan suami hanya bekerja sebagai supir angkot (sewaan), dan istri tidak berpenghasilan. Sehingga pasangan suami istri ini kerap kekurangan dalam memenuhi kebutuhan anak-anak mereka. 4. Hambatan yang dihadapi pasangan suami istri Binsar dan Hotma, didalam keluarga pasangan ini untuk mencukupi kebutuhan utama mereka seharihari disulitkan oleh faktor ekonomi dimana pendapatan suami yang hanya sebagai pekerja ladang berukuran sepetak, dan istri tidak berpenghasilan. 8
10 Sehingga pasangan suami istri ini kerap kekurangan dalam memenuhi kebutuhan anak-anak mereka. 5. Hambatan yang dihadapi pasangan suami istri Halomongan dan Yunita, didalam keluarga pasangan ini untuk mencukupi kebutuhan utama mereka sehari-hari disulitkan oleh faktor ekonomi dimana pendapatan suami yang hanya sebagai penarik becak (sewaan), dan istri tidak berpenghasilan. Sehingga pasangan suami istri ini kerap kekurangan dalam memenuhi kebutuhan anak-anak mereka. Dari kelima pasangan suami istri tersebut diatas ternyata kelimanya memiliki hambatan yang sama yaitu faktor ekonomi dengan pendapatan rendah. Kesimpulan Tujuan anak banyak di dalam rumah tangga. 1. Tujuan memiliki anak banyak pasangan suami isrti Luhut dan Sonta, pasangan suami istri ini memegang prinsip adat batak toba yaitu bahwa anak laki-laki adalah lebih penting karena untuk meneruskan silsilah marga keturunan dari sang bapak. 2. Tujuan memiliki anak banyak Pasangan suami istri Daud dan Mei, pasangan suami istri ini memegang prinsip adat batak toba yaitu bahwa anak laki-laki adalah lebih penting karena untuk meneruskan silsilah marga keturunan dari sang bapak. 3. Tujuan memiliki anak banyak Pasangan suami istri Jekson dan Leni, pasangan suami istri ini juga berpendapat bahwa banyak anak banyak rejeki dimana tujuan pasangan suami istri ini anak-anak nantinya bisa membantu orang tua mereka apabila sang bapak tidak dapat bekerja lagi. 4. Tujuan memiliki anak banyak pasangan suami istri Binsar dan Hotma, pasangan suami istri ini terus berusaha menambah keturunan untuk mendapatkan anak laki-laki untuk meneruskan marga sang bapak. Meskipun mereka sudah memiliki 6 (enam) orang anak perempuan. 5. Tujuan memiliki anak banyak Pasangan suami istri Halomongan dan Yunita, pasangan suami istri ini memiliki anak banyak karena mereka memegang prinsip kuno yaitu bahwa banyak anak banyak rejeki, namun kenyataannya sebaliknya. Diantara pasangan suami istri diatas, yang memiliki tujuan yang sama dengan prinsip banyak anak banyak rejeki adalah pasangan suami istri Jekson dan Leni dan pasangan suami istri Halomongan dan Yunita. Sedangkan yang bertujuan untuk meneruskan marga sang bapak adalah pasangan suami istri Luhut dan Sonta, pasangan suami istri Daud dan Mei, serta pasangan suami istri Binsar dan Hotma. V.2 Saran 1. Bagi masing-masing pasangan lain ( diluar objek penelitian ) dapat menjadikan contoh bagaimana pasangan banyak anak mampu mempertahankan komitmen pernikahan di tengah kemampuan ekonomi mereka yang lemah. Dan lebih memahami pentingnya program keluarga berencana tersebut. 9
11 2. Bagi pembaca dapat terinspirasi tentang kondisi nyata proses komunikasi antarpribadi pasangan suami istri banyak anak dalam membentuk konsep diri anak beserta tujuan dan hambatan yang dihadapi. 3. Bagi peneliti selanjutnya, yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai objek pasangan suami istri banyak anak, penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan penelitian selanjutnya. DAFTAR REFERENSI Bungin,Burhan Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Prenada Media. Effendy, Onong Uchjana Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Liliweri, Alo Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Nawawi, Hadari Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. O.Sears, David, Freedman, Jonathan, dan Peplau, L. Anne Psikologi Sosial Edisi Kelia Jilid I. Jakarta : Erlangga Sumber Internet : ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif 10
Penerapan Konsep Diri Dalam Proses Komunikasi Pada Satpam Perempuan Di Universitas Sumatera Utara BEATRIX PUTRI LOPIAN LUMBAN TORUAN ABSTRAK
Penerapan Konsep Diri Dalam Proses Komunikasi Pada Satpam Perempuan Di Universitas Sumatera Utara BEATRIX PUTRI LOPIAN LUMBAN TORUAN 100904128 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penelitian Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia adalah tempat bagi kurang lebih satu juta penduduk yang heterogen. Berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi
Lebih terperinciPENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciOleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung
PERAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENCEGAH TINDAK KEKERASAN ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT KELURAHAN KLABALA KOTA SORONG Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung e-mail: deamanukily@gmail.com
Lebih terperinciHubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.
Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Tujuan perkawinan adalah mendapatkan kebahagiaan, cinta kasih, kepuasan, dan keturunan. Menikah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pernikahan atau perkawinan adalah suatu kejadian dimana dua orang yang saling mengikat janji, bukan hanya didepan keluarga dan lingkungan sosial melainkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan
Lebih terperinciIKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU
IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN (Studi Korelasional Tentang Iklan Tv Berlangganan Centrin Tv Terhadap Minat Masyarakat Berlangganan di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru) ICHE. A. C. NAPITUPULU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
Lebih terperinciKOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa dan Minangkabau) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam proses perkembangannya, manusia untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Pernikahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada rentang kehidupan manusia akan selalu terjadi proses perkembangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada rentang kehidupan manusia akan selalu terjadi proses perkembangan. Rentang kehidupan dapat dibagi menjadi sembilan periode, yaitu sebelum kelahiran, baru dilahirkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam tiga tahun terakhir angka perceraian di Indonesia meningkat secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam tiga tahun terakhir angka perceraian di Indonesia meningkat secara drastis. Dari dua juta pernikahan dalam setahun, terdapat sekitar 200.000 kasus perceraian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga. Kualitas hubungan orang tua akan memberikan dampak besar terhadap tumbuh kembang anak. Hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai jumlah penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia menduduki posisi ke-4 sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki salah satu tugas perkembangan untuk mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan mengarahkan individu tersebut untuk melangsungkan
Lebih terperinciKEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH MUDA
KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH MUDA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka pernikahan dini di Indonesia terus meningkat setiap tahunya. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN (2012), menyatakan bahwa angka pernikahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang membutuhkan perangkat empirik untuk mengindai secara
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan, jika ditinjau dari segi pendekatannya, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti mempunyai harapan-harapan dalam hidupnya dan terlebih pada pasangan suami istri yang normal, mereka mempunyai harapan agar kehidupan mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan merupakan suatu anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian merupakan suatu estafet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari hubungannya dengan orang lain. Keberadaan orang lain dibutuhkan manusia untuk melakukan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelahiran, perkawinan serta kematian merupakan suatu estafet kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelahiran, perkawinan serta kematian merupakan suatu estafet kehidupan setiap manusia. Perkawinan ini di samping merupakan sumber kelahiran yang berarti obat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan- Nya. Dalam kehidupan ini secara alamiah manusia mempunyai daya tarik menarik antara satu individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain untuk melengkapi kehidupannya. Proses pernikahan menjadi salah satu upaya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah kepuasan perkawinan, ialah sesuatu yang merujuk pada sebuah perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna lebih luas daripada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, hampir semua manusia hidup terikat dalam sebuah jaringan dimana seorang manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengasuh anak merupakan tugas orang tua dalam sebuah keluarga yang berada di lingkungan masyarakat. Di dalam keluarga merupakan tempat utama, dimana anak berkembang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan
6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pernikahan 2.1.1. Pengertian Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan adalah nikah,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong: 2009) mendefinisikan metode
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong: 2009) mendefinisikan metode kualitatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari makhluk hidup lainnya. Mereka memiliki akal budi untuk berpikir dengan baik dan memiliki kata hati.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendukung dimiliki di jalur kehidupan yang sedang dilalui.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan berkeluarga atau menempuh kehidupan dalam perkawinan adalah harapan dan niat yang wajar dan sehat dari setiap anak-anak muda dan remaja dalam masa perkembangan
Lebih terperinciPENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA
PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh : FAJAR TRI UTAMI F 100 040 114 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciKONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT
KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang senantiasa mendambakan suasana lingkungan yang kondusif, penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan dimana mereka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk relatif tinggi merupakan beban dalam pembangunan nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati oleh rakyat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)
PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan) NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecepatan arus informasi dan semakin majunya teknologi sekarang ini yang dikenal dengan era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini sering terjadi di belahan bumi manapun dan terjadi kapanpun. Pernikahan itu sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut Papalia et, al (2008) adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi humas Departemen Agama dalam mengkampanyekan penyelenggaraan ibadah haji untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Santrock, 2000) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa muda merupakan masa dimana individu mulai mengemban tugas untuk menikah dan membina keluarga. Sesuai dengan pendapat Havighurst (dalam Santrock,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum, laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan baik biologis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan baik biologis maupun psikologis yang dipengaruhi oleh proses belajar dan lingkungan (Murniati, 2004: 4). Pada
Lebih terperinci2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang sangat mendasar untuk saling berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui komunikasi, manusia menunjukkan kodratnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu bagi siapa yang hendak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 pasal 1 perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
70 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara, khususnya daerah di sekitar Danau
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciAsk.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan)
Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan) Nurul Rezekiah Putri 110904102 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Ask.Fm
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Effendy (2009: 5), komunikasi adalah aktivitas makhluk sosial. Dalam praktik komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi reproduksi dan memberikan perlindungan kepada anggota keluarga dalam masyarakat. Keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang mendorong semua lapisan masyarakat untuk masuk kedalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi yang saat ini semakin cepat dan berkembang mendorong semua lapisan masyarakat untuk masuk kedalam system dunia yang mengglobal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kreativitas dan semangat rasa ingin tahu seseorang. Sang penguasa alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca merupakan suatu kegiatan yang dapat menambah wawasan dan mengasah otak untuk semua orang. Kegiatan membaca (teks, literatur) yang dibiasakan sejak dini (baca:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di zaman yang semakin maju dan modern, teknologi semakin canggih dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman yang semakin maju dan modern, teknologi semakin canggih dari berbagai sosial media chating, calling, hingga video call membuat beberapa pasangan kekasih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan sebagai jalan bagi wanita dan laki-laki untuk mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan sebagai jalan bagi wanita dan laki-laki untuk mewujudkan suatu keluarga atau rumah tangga, hal tersebut merupakan salah satu ibadah dalam agama islam dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan dengan berbagai konteks komunikasi yang berbeda-beda. Salah satu konteks komunikasi yang paling sering dihadapi
Lebih terperinciPERAN SIGNIFICANT OTHERS
PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perceraian merupakan suatu perpisahan secara resmi antara pasangan suami-istri dan berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
diamati. 1 Dalam hal ini penulis menafsirkan dan menjelaskan data-data yang 53 BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu yang berkembang untuk memenuhi kebutuhan pribadi, sedangkan manusia sebagai makhluk sosial yang saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pernikahan merupakan suatu hal yang dinantikan dalam kehidupan manusia karena melalui sebuah pernikahan dapat terbentuk satu keluarga yang akan dapat melanjutkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis strategi pemberdayaan perempuan dalam kampanye pemilu oleh DPD Partai Demokrat Provinsi Lampung, maka
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. diketahui, bahwa melalui komunikasi yang lancar dengan. menggunakan keunggulan yang ada dalam teknologi handphone,
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penyajian, analisis dan interpretasi data, diketahui, bahwa melalui komunikasi yang lancar dengan menggunakan keunggulan yang ada dalam teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Emansipasi wanita telah memberikan semangat dan dorongan bagi kaum perempuan untuk tampil secara mandiri dalam mencapai segala impian, cita-cita dan memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 1 tahin 1974 pasal 1 tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: Ikatan lahir dan batin antara seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan dini dapat didefinisikan sebagai sebuah pernikahan yang mengikat pria dan wanita yang masih remaja sebagai suami istri. Lazimnya sebuah pernikahan dilakukan
Lebih terperinciBAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo
BAB I 1. LATAR BELAKANG Salah satu kebutuhan hidup manusia selaku makhluk sosial adalah melakukan interaksi dengan lingkungannya. Interaksi sosial akan terjadi apabila terpenuhinya dua syarat, yaitu adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan sesungguhnya merupakan keterkaitan jiwa dan raga antarpasangan. Idealnya, satu sama lain secara konsisten saling menghidupi jiwa antarpasangan, dan menjiwai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kejiwaan. Istilah komunikasi (bahasa Inggris : Communication) berasal dari communis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting, karena dengan komunikasi manusia mampu memenuhi kebutuhan yang bersifat fisik maupun yang bersifat kejiwaan. Istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang umumnya mulai berpikir untuk berumah tangga dan memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menikah di dalam masyarakat kadang masih menjadi tolak ukur kedewasaan. Setelah memiliki pekerjaan mapan dan penghasilan sendiri, orang umumnya mulai berpikir
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
adanya. 2 Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Di tinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan peraturan pemerintah (No.6/1960; No.7/1960) Sensus penduduk dilaksanakan setiap sepuluh tahun. Dalam pelaksanaannya, sensus penduduk menggunakan dua tahap,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini akan meneliti mengenai dampak ibu bekerja sebagai TKW di luar negeri terhadap berubahnya peran dan fungsi anggota keluarga. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009).
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. Menurut Moleong (2012), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan menjumpai berbagai permasalahan kecil ataupun besar sedikit ataupun banyak. Permasalahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan sampai merinding serta menggetarkan bahu ketika mendengarkan kata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini tidak sedikit kaum wanita yang mengerutkan kening, terkejut, bahkan sampai merinding serta menggetarkan bahu ketika mendengarkan kata poligami.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan dapat diartikan sebagai sebuah ikatan lahir batin seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dialami perempuan, sebagian besar terjadi dalam lingkungan rumah. tangga. Dalam catatan tahunan pada tahun 2008 Komisi Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan terhadap perempuan dalam tahun 2008 meningkat lebih dari 200% (persen) dari tahun sebelumnya. Kasus kekerasan yang dialami perempuan, sebagian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Manusia merupakan makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri, saling membutuhkan dan saling tergantung terhadap manusia lainnya, dengan sifat dan hakekat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota metropolitan seperti Surabaya dengan segala rutinitasnya, mulai dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian menghimpit dan membuat perubahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap
BAB I PENDAHULUIAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku seksual yang tidak sehat khususnya dikalangan remaja cenderung meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Konflik yang pernah terjadi antara mahasiswa Alor dan Sumba adalah
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa 1. Konflik yang pernah terjadi antara mahasiswa Alor dan Sumba
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat
BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bukan merupakan hal yang tabu ketika terdapat fenomena pernikahan dini yang masih terjadi dewasa ini, pernikahan dini yang awal mulanya terjadi karena proses kultural
Lebih terperinciStruktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki
Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut menunjukkan bahwa perempuan memiliki posisi vital di tengah-tengah keluarga dengan segala fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain, dimana setiap manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain dan hidup dengan manusia lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. terdapat dalam Undang-Undang No. 1 Tahun Dalam pasal 1 ayat 1
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pernikahan merupakan satu prosesi yang diatur sedemikian rupa untuk melegalkan hubungan sepasang pria dan perempuan. Indonesia sebagai negara hukum memiliki tata aturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Menurut Reber (dalam Fatimah, 2008,h.143) kemandirian adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya manusia dalam menjalani kehidupannya tidak dapat menjalani hidup sendiri sebab kehidupan harus ditempuh melalui proses secara bertahap dan setiap manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unit sosial terkecil di dalam lingkungan masyarakat. Bagi anak, keluarga merupakan tempat pertama mereka untuk berinteraksi. Keluarga yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar
Lebih terperinciSUSI RACHMAWATI F
HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN PERKAWINAN DENGAN KEHARMONISAN KELUARGA PADA AWAL PERKAWINAN PASANGAN BERSTATUS MAHASISWA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Lebih terperinci