PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), POLITICAL COST DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE YANG DIUKUR DENGAN UKURAN DEWAN KOMISARIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), POLITICAL COST DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE YANG DIUKUR DENGAN UKURAN DEWAN KOMISARIS"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), POLITICAL COST DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE YANG DIUKUR DENGAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP KONSERVATISMA AKUNTANSI SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: BAYU WILANTORO NIM. F FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

2 digilib.uns.ac.id

3 digilib.uns.ac.id

4 digilib.uns.ac.id MOTTO Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. 94:5-6) Percaya dan yakin pada diri sendiri, hanya itu resep paling manjur untuk menaklukkan kehidupan. (Johann Wolfgang van Goethe) Bukan kebenaran yang menjadikan manusia istimewa, tapi manusia lah yang seharusnya menjadikan kebenaran lebih bermakna. (Konfucius) Jangan tanya kapan, tapi keajaiban akan datang menghampiri orang yang selalu melakukan yang terbaik, buat dirinya sendiri maupun orang lain. (Helen Keller)

5 digilib.uns.ac.id HALAMAN PERSEMBAHAN Penulis mempersembahkan karya kecil ini kepada : Allah SWT Ayah Ibu Keluarga Besarku Sahabat-sahabatku Almamaterku

6 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala kuasa-nya atas segala berkat, rahmat, petunjuk, dan anugerah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), POLITICAL COST, DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE YANG DIUKUR DENGAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP KONSERVATISMA AKUNTANSI sebagai syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini cukup banyak hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si, Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu dan pikiran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7 digilib.uns.ac.id 3. Bapak Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si, Ak. selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan dan pengarahan selama masa sudi penulis di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, khususnya dosen-dosen jurusan akuntansi. Terimakasih untuk ilmu yang telah diberikan. 5. Seluruh karyawan dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Pak Timin, terima kasih atas bantuannya. 7. Ayah dan Ibu yang senantiasa memberikan doa dan dukungan selama ini. 8. Shinta Dwihastari, karena dia saya mempunyai semangat lagi untuk menyelesaikan kuliah. 9. Sahabat-sahabat terbaikku yang selalu memberikan saya semangat untuk terus berdiri ketika jatuh. 10. Keluarga besar saya. 11. Seluruh teman-teman seperjuangan di Fakultas Ekonomi. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Surakarta, Agustus 2010 Penulis

8 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAN GAMBAR... ABSTRAKSI`... ABSTRACT... BAB I. PENDAHULUAN. i ii iii iv v vi viii x xi xii 1 A Latar Belakang.. 1 B Perumusan Masalah C Tujuan Penelitian 12 D Manfaat Penelitian.. 12 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.. 14 A Konservatisma Akuntansi B Investment Opportunity Set (IOS) C Political Cost D Mekanisme Corporate Governance E Kerangka Teoritis... 29

9 digilib.uns.ac.id BAB III. METODA PENELITIAN A Jenis Penelitian B Data, Populasi dan Sampel C Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran D Analisis Data BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A Hasil Pengumpulan Data B Statistik Deskriptif C Pengujian Hipotesis.. 39 D Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 46 A Kesimpulan 46 B C Keterbatasan... Implikasi dan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

10 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL TABEL IV. 1 Deskripsi Perusahaan Sampel V. 2 Statistik Deskriptif IV. 3 Menilai Model Fit 40 IV. 4 Nagelkerke R-Square IV. 5 Omnibus Test IV. 6 Nilai t DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Kerangka Teoritis

11 digilib.uns.ac.id ABSTRAKSI PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), POLITICAL COST DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE YANG DIUKUR DENGAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP KONSERVATISMA AKUNTANSI Bayu Wilantoro NIM. F Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), political cost, dan mekanisme corporate governance yang diukur dengan ukuran dewan komisaris terhadap konservatisma akuntansi. Hipotesis pertama sampai ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara Investment Opportunity Set (IOS), political cost, dan mekanisme corporate governance yang diukur dengan ukuran dewan komisaris terhadap konservatisma akuntansi. Konservatisma dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan market to book ratio. Sampel dalam peneltian ini adalah perusahaan yang terdaftar setiap tahun dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2005 sampai dengan tahun Data dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan dari tahun 2005 sampai dengan tahun Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Dengan menggunakan metode pengambilan sampel bersasaran, dapat diperoleh 72 observasi dari 18 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Metode statistik yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh positif terhadap konservatisma akuntansi; political cost berpengaruh positif terhadap konservatisma akuntansi; dan mekanisme corporate governance yang diukur dengan ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap konservatisma akuntansi yang diproksi dengan market to book ratio. Kata kunci : konservatisma akuntansi; Investment Opportunity Set (IOS); political cost; mekanisme corporate governance.

12 digilib.uns.ac.id ABSTRACT THE INFLUENCE OF INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), POLITICAL COST AND CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM WHICH IS MEASURED BY BOARD COMMISSIONER SIZE TO ACCOUNTING CONSERVATISM Bayu Wilantoro NIM. F The objective of this research is to examine the influence of Investment Opportunity Set (IOS), political cost, and corporate governance mechanism which is measured by board commissioner size toward accounting conservatism which is proxied with market to book ratio. The first up to third hypothesis which were presented by researcher are there are positive influence between Investment Opportunity Set (IOS), political cost, and corporate governance mechanism which measured by board commissioner size to accounting conservatism. Accounting conservatism were proxied with market to book ratio. The sample of this research is all of public companies which listed every year in LQ-45 in Indonesian Stock Exchange (ISE). This research data were collected from financial statement of public companies, and Indonesian Capital Market Directory (ICMD) that published from Purposive sampling method was used to determine research sample. From this method, we have collected 72 observations from 18 public companies. The statistical method applied was logistic regression. The research result shows that Investment Opportunity Set (IOS) have a positive influence to conservatism; political cost have a positive influence to conservatism; and corporate governance mechanism which is measured by board commissioner size have a negative influence to conservatism which is proxied with market to book ratio. Key words : conservatism; Investment Opportunity Set (IOS), political cost, and corporate governance mechanism.

13 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan dapat membantu investor, kreditor, dan pemakai eksternal lainnya dalam membuat keputusan yang bersifat finansial. Dalam upaya membangun pondasi bagi akuntansi dan pelaporan keuangan, profesi akuntansi telah mengidentifikasi sekelompok tujuan dari pelaporan keuangan. Pertama, menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor potensial, dan para pemakai eksternal lainnya dalam pengambilan keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa secara rasional. Kedua, menyediakan informasi mengenai prospek arus kas untuk membantu investor dan kreditor dalam menilai arus kas masa depan perusahaan. Tujuan yang terakhir adalah memberikan informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan pengaruh dari transaksi, kejadian, serta situasi yang mengubah sumber daya perusahaan, dan klaim pihak lain terhadap sumber daya tersebut. Laporan keuangan digunakan oleh para investor dalam melakukan keputusan ekonomi berdasarkan informasi yang diperoleh dari laporan keuangan tersebut yang secara umum tercermin dalam tindakan pelaku pasar yang disebut dengan reaksi pasar. Reaksi pasar dipicu oleh berbagai hal, salah satunya adalah pengumuman yang berhubungan dengan laba. Informasi laba sebagaimana dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 2 1

14 digilib.uns.ac.id 2 merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihakpihak yang menggunakannya karena memiliki nilai prediktif (FASB, 1980) dalam (Boediono, 2005). Bagi pemegang saham dan atau investor, laba berarti peningkatan nilai ekonomis (wealth) yang akan diterima, melalui pembagian dividen. Di sisi lain, laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan selama periode tertentu yang pada umumnya menjadi perhatian para kreditur terutama dalam menaksir kinerja atas pertanggungjawaban manajer dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka, serta dapat dipergunakan untuk memperkirakan prospeknya di masa depan. Walaupun informasi yang dihasilkan dalam laporan keuangan melalui proses akuntansi diyakini kalangan profesi akuntansi memberikan manfaat yang sangat signifikan bagi pengambilan keputusan investasi, hal ini tidak dengan sendirinya menjadikan akuntansi sebagai sumber informasi yang handal bagi investor (Dewi, 2003). Konservatisma merupakan salah satu proses akuntansi untuk menghasilkan angka-angka dalam laporan keuangan. Konservatisma adalah reaksi yang hati-hati menghadapi ketidakpastian yang melekat dalam perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko yang inheren dalam lingkungan bisnis sudah cukup dipertimbangkan. Konservatisma merupakan prinsip yang penting dalam laporan keuangan yang dimaksudkan agar pengakuan dan pengukuran aktiva serta laba dilakukan dengan penuh kehati-hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis dilingkupi ketidakpastian (Widya, 2005). Secara intuitif prinsip konservatisma bermanfaat karena dapat digunakan untuk

15 digilib.uns.ac.id 3 memprediksi kondisi masa yang akan datang sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan (Mayangsari dan Wilopo, 2002). Pemilihan metoda akuntansi yang konservatis tidak terlepas dari kepentingan manajemen untuk memaksimalisasi kepentingannya dengan mengorbankan kesejaheteraan pemegang sahamnya, atau yang biasa disebut dengan problem keagenan, seperti yang tersaji dalam teori agensi (agency theory) (Jensen dan Meckling, 1976). Teori agensi (agency theory) berkaitan dengan hubungan principal dan agent dengan adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Jensen (1976) dalam Faradillah (2010) menyatakan bahwa dalam agency theory, pemegang saham dan manajer akan selalu berusaha untuk melindungi kepentingan masing-masing. Konflik keagenan terjadi karena adanya persebaran kepemilikan dan pengendalian di mana manajer dan pemegang saham adalah orang yang berbeda. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham berkepentingan atas tingkat pengembalian investasinya. Pemegang saham mendelegasikan tugas dan wewenang kepada manajemen untuk mengelola sumber daya perusahaan. Sebagai pengelola perusahaan, manajer berada dalam perusahaan. Manajemen memiliki informasi yang lebih banyak berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan jika dibandingkan dengan pemegang saham yang berada di luar perusahaan. Untuk mengurangi timbulnya konflik keagenan, manajemen memberikan sinyal kepada investor dengan menerbitkan laporan keuangan. Laporan keuangan memberikan gambaran kepada investor tentang kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya ekonomi perusahaan.

16 digilib.uns.ac.id 4 Watts (2003) menyatakan bahwa konservatisma laporan keuangan telah dihipotesiskan untuk memfasilitasi kontrak yang efisien antara pemegang saham dan manajer dalam masalah keagenan. Konservatisma menjadi topik yang cukup kontroversial dan mengundang banyak perdebatan. Konservatisma adalah metoda akuntansi yang lebih cepat dalam mengakui rugi atau berita buruk (bad news) daripada mengakui berita baik (good news). Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan dengan tujuan pribadi manajer. Pihak pemilik dapat membatasi divergensi kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang layak kepada manajer dan harus bersedia mengeluarkan biaya pengawasan atau monitoring cost untuk mencegah hazard dari manajer. Biayabiaya tersebut disebut biaya keagenan atau agency cost. Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi agency cost, diantaranya adalah dengan meningkatkan kepemilikan dari dalam (insider ownership) atau kepemilikan manajerial, menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Putri (2006) penambahan kepemilikan manajerial memiliki keuntungan untuk mensejajarkan kepentingan manajer dan pemegang saham. Lafond dan Rouchowdhury (2007) menyatakan bahwa dalam masalah keagenan, manajer memiliki insentif untuk menunda pengakuan kerugian karena hal ini dapat berdampak pada pelaporan laba. Manajer melakukan atau mengambil keuntungan pribadi dengan penundaan pengakuan kerugian ini, karena manajer

17 digilib.uns.ac.id 5 ingin mendapatkan bonus atau prestis sebagai manajer perusahaan besar. Masalah keagenan muncul ketika kepentingan antara pemegang saham dan manajer tidak sejalan. Semakin besar kepemilikan manajerial menujukkan kekuasaan manajer yang semakin besar. Manajer memiliki kecenderungan untuk berfokus pada informasi tentang kinerja saat ini dan bukan kinerja masa depan perusahaan. Horison yang terbatas dapat membuat manajer menyatakan laba saat ini secara overstate yang menjadikan terjadinya transfer untuk kepentingan pribadi yang tentunya bertentangan dengan peran utama manajer yaitu mengelola perusahaan secara efisien dan menciptakan nilai (wealth) bagi pemegang saham. Konservatisma akuntansi diharapkan dapat berperan dalam masalah ini dan menjadikan kepentingan antara manajer dan pemegang saham kembali sejalan. Pada kenyataannya, terdapat pro dan kontra seputar penerapan prinsip konservatisma. Di kalangan para peneliti, konservatisma akuntansi masih dianggap sebagai prinsip yang kontroversial. Di satu sisi, konservatisma akuntansi dianggap sebagai kendala yang akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Di sisi lain, konservatisma akuntansi bermanfaat untuk menghindari perilaku oportunistik manajer berkaitan dengan kontrak-kontrak yang menggunakan laporan keuangan sebagai media kontrak (Watts, 2003). Lasdi (2008) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penerapan konservatisma adalah aspek pengontrakan. Penjelasan pengontrakan untuk konservatisma akuntansi diskresioner didasarkan pada teori keagenan. Menurut teori keagenan, manajer (agents), terikat dengan tindakan oportunistik untuk memaksimalkan kesejahteraannya sendiri dengan mengorbankan pemegang

18 digilib.uns.ac.id 6 saham, debtholders, dan pihak pengontrak (principals) lainnya. Dengan ekspektasi rasional, pihak-pihak dalam hubungan kontrak melindungi harga bagi dirinya sendiri dengan menggabungkan sifat oportunistik manajer ketika menetapkan bentuk dan persyaratan hubungan agent-principal. Watts (2003) menyatakan bahwa konservatisma akuntansi timbul sebagai mekanisma pengontrakan yang efisien. Manajer berkomitmen untuk melaporkan secara konservatif karena laporan tersebut mengurangi kos keagenan. Watts (2003a) dalam Fala (2007) menjelaskan bahwa konservatisma merupakan prinsip yang paling mempengaruhi penilaian dalam akuntansi. Karena itu konservatisma sampai saat ini masih tetap memiliki peran penting dalam praktek akuntansi. Konservatisma merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan menghasilkan angka-angka laba dan aset cenderung rendah, serta angka-angka biaya dan utang cenderung tinggi. Kecenderungan itu terjadi karena konservatisma menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan biaya. Akibatnya, laba yang dilaporkan cenderung terlalu rendah (understatement). Pendapat ini dipicu juga oleh definisi akuntansi yang mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban nilai yang tertinggi (Basu, 1997). Masalah konservatisma merupakan masalah penting bagi investor, dan menurut Givoly dan Hayn (2002) terdapat indikasi kecenderungan peningkatan konservatisma secara global. Di Indonesia, penelitian yang dilakukan Widya (2005) dengan menggunakan model asumsian terhadap perusahaan

19 digilib.uns.ac.id 7 manufaktur di Indonesia menyatakan bahwa pada umumnya perusahaan di Indonesia memilih akuntansi konservatif. Banyak penelitian empiris akuntansi telah dilakukan untuk berusaha menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan memilih akuntansi konservatif. Penelitian Qiang (2003) membuktikan bahwa terdapat peningkatan kecenderungan perusahaan di Amerika untuk menerapkan konservatisma akuntansi secara sukarela. Qiang (2003) dalam penelitiannya menemukan bahwa penentu self-imposed conservatism adalah kepemilikan manajerial (ownership equity), debt covenant, corporate governance, dan kos politik ( political cost). Dari penelitian tersebut Qiang (2003) menyimpulkan bahwa corporate governance dan kos politik (political cost) berpengaruh terhadap konservatisma akuntansi. Rouchowdhury dan Watts (2006) dalam Lafond dan Rouchowdhury (2007) memberikan gambaran tentang hubungan antara Investment Opportunity Set (IOS) dan konservatisma akuntansi. Akuntansi secara tradisional tidak merespon perubahan nilai pertumbuhan dan aktiva tak berwujud perusahaan. Akuisisi dan perubahan nilai akibat penurunan nilai dari aktiva biasanya tidak dicatat kecuali secara eksternal diperoleh dan dapat diverifikasi (seperti goodwill manajer dan akuisisi). Konsekuensinya apabila terjadi penurunan nilai aset yang tidak dicatat, maka perusahaan tidak dapat mengakuinya. Hal ini mengarahkan perusahaan pada tingkat konservatisma yang rendah terutama ketika nilai perusahaan dipengaruhi oleh nilai pertumbuhan dan nilai aktiva tidak berwujud perusahaan.

20 digilib.uns.ac.id 8 Lafond dan Rouchowdhury (2007) menyatakan terjadinya konflik antara pemegang saham dan manajer yang secara potensial terjadi karena adanya Investment Opportunity Set (IOS). Investment Opportunity Set (IOS) mempengaruhi nilai perusahaan karena berkaitan dengan aspek tingkat pertumbuhan perusahaaan. Kebijakan investasi yang tepat akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang berarti ada potensi untuk peningkatan kesejahteraan pemegang saham. Namun demikian manajer terkadang memiliki orientasi negatif dengan melakukan investasi dengan Net Present Value (NPV) negatif yang terkadang merugikan perusahaan. Untuk menghindari perilaku manajer yang melakukan tindakan oportunistik dalam melakukan investasinya maka pemegang saham menghendaki perusahaan untuk menerapkan akuntansi yang konservatif. Al Najjar dan Belkaoui (2001) menemukan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi juga memiliki motivasi untuk meminimalkan laba di mana hal tersebut merupakan indikasi adanya penerapan prinsip konservatisma akuntansi. Tingkat pertumbuhan yang tinggi dan pesat ditandai dengan tingginya set kesempatan investasi, yang akan tercermin dalam tingginya tingkat profitabilitas perusahaan. Selain dipengaruhi oleh adanya indikasi minimalisasi laba, adanya penerapan konservatisma juga dipengaruhi oleh kos politik (political cost). Qiang (2003) melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan bermasalah dengan menggunakan proksi ukuran perusahaan dalam pengukuran kos politik (political

21 digilib.uns.ac.id 9 cost) mengambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kos politik (political cost) terhadap pilihan akuntansi konservatif. Dalam situasi di mana pihak ketiga (pemerintah dan pajak) menggunakan informasi berbasis akuntansi, atau informasi yang berhubungan dengan angkaangka akuntansi, maka perusahaan tersebut mempunyai insentif untuk mengelola angka-angka tesebut karena pengaruh potensial dari kebijakan pengungkapannya terhadap pihak ketiga. Kos politik (political cost) timbul dari konflik kepentingan antara perusahaan (manajer) dengan pemerintah sebagai kepanjangan tangan masyarakat yang memiliki wewenang untuk melakukan pengalihan kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat sesuai peraturan yang berlaku. Sementara proses pengalihan kekayaan biasanya didasarkan pada informasi akuntansi, seperti laba perusahaan atau informasi lainnya. Hal inilah yang mendorong perusahaan untuk menerapkan konservatisma akuntansi. Manajer mempunyai kecenderungan untuk mengecilkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi biaya politik yang potensial (Watts dan Zimmerman, 1986). Corporate governance merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam menerapkan konservatisma akuntansi. Corporate governance merupakan suatu mekanisme yang dapat mengendalikan (mengatur) perilaku stakeholders, dengan demikian mekanisme corporate governance dapat mempengaruhi pilihan manajemen dalam menerapkaan prinsip akuntansi yang terkait dengan konservatisma akuntansi (Fala, 2007). Pernyataan tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Qiang (2003). Dalam penelitiannya Qiang (2003) mengambil kesimpulan bahwa semakin kuat

22 digilib.uns.ac.id 10 corporate governance suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut cenderung memilih metoda akuntansi yang menurunkan atau cenderung konservatis. Arifin (2005) menggunakan suatu matrik yang dibentuk dengan komite audit dan komisaris independen sebagai ukuran corporate governance. Arifin (2005) mengambil kesimpulan bahwa mekanisme corporate governance mempengaruhi konservatisma akuntansi. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Faradillah (2010) yang menguji pengaruh kepemilikan manajerial dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap konservatisma akuntansi. Dalam penelitian Faradillah (2010), variabel kepemilikan manajerial diukur dengan persentase kepemilikan saham oleh direksi dan dewan komisaris. Penelitian yang dilakukan Faradillah (2010) menggunakan leverage, size, dan profitabilitas sebagai variabel kontrol. Leverage digunakan sebagai kontrol karena semakin tinggi tingkat leverage maka semakin besar kemungkinan konflik yang akan muncul antara pemegang saham dan pemegang obligasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi permintaan kontraktual terhadap akuntansi yang konservatif (Ahmad dan Duellman, 2007). Ukuran (size) perusahaan dalam penelitian Faradillah (2010) diukur dengan total aktiva perusahaan, dan profitabilitas perusahaan diukur dengan rumus Return on Asset (ROA). Penelitian yang dilakukan oleh Faradillah (2010) menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, selain variabel Investment Opportunity Set (IOS), penelitian ini juga akan menguji dan

23 digilib.uns.ac.id 11 memasukkan dua variabel independen lainnya yang diduga akan berpengaruh terhadap konservatisma, yaitu kos politik (political cost), dan mekanisme corporate governance. Variabel kos politik (political cost) diukur dengan ukuran (size) perusahaan yang diukur dengan market capitalization. Ukuran (size) perusahaan akan mempengaruhi tingkat kos politik yang dihadapi perusahaan sehingga akan mempengaruhi penggunaan akuntansi yang konservatis (Watts dan Zimmerman, 1990). Sedangkan mekanisme corporate governance diukur dengan menggunakan ukuran dewan komisaris. Penelitian ini menggunakan pendekatan market to book ratio mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Givoly dan Hayn (2000). Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 yaitu perusahaan yang tercatat paling aktif setiap tahun dalam melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Atas dasar uraian di atas maka penulis akan melakukan penelitan dengan judul PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), POLITICAL COST, DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE YANG DIUKUR DENGAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP KONSERVATISMA AKUNTANSI B. Perumusan Masalah 1. Apakah Investment Opportunity Set (IOS) mempengaruhi konservatisma akuntansi? 2. Apakah Political Cost mempengaruhi konservatisma akuntansi?

24 digilib.uns.ac.id Apakah mekanisme Corporate Governance yang diproksikan dengan variabel ukuran dewan komisaris mempengaruhi konservatisma akuntansi? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Political Cost, dan mekanisme Corporate Governance yang diukur dengan menggunakan ukuran dewan komisaris terhadap Konservatisma Akuntansi D. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penelitian akuntansi berbasis pasar modal di Indonesia, khususnya mengenai faktor apa saja yang dapat mempengaruhi konservatisma akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan. 2. Bagi kalangan praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang signfikansi atau manfaat konservatisma akuntansi dalam laporan keuangan. 3. Bagi regulator yang mengeluarkan kebijakan untuk kepentingan publik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan dalam penetapan standar yang berkaitan dengan konservatisma akuntansi dalam laporan keuangan. 4. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan literatur dalam bidang akuntansi.

25 digilib.uns.ac.id Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada investor bahwa penerapan akuntansi bermanfaat untuk mengurangi perilaku oportunistik manajer. Konservatisma juga dapat menjadi mekanisme untuk mencegah perilaku manajer yang mentransfer kekayaan perusahaan untuk kepentingan personal. Mengakui pengaruh relatif dari insentif manajerial yang berbeda untuk pelaporan konservatif akan berguna bagi partisipan pasar modal dalam membuat keputusan investasi yang tepat berdasar rasio-rasio keuangan perusahaan.

26 digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konservatisma Akuntansi Konservatisma secara tradisional didefinisikan sebagai antisipasi terhadap semua rugi tetapi tidak mengantisipasi laba (Watts, 2002). Pengantisipasian rugi berarti pengakuan rugi sebelum suatu verifikasi secara hukum dapat dilakukan, dan hal yang sebaliknya dilakukan terhadap laba. Konservatisma akuntansi merupakan asimetri dalam permintaan verifikasi terhadap laba dan rugi. Interpretasi tersebut berarti bahwa semakin besar perbedaan tingkat verifikasi yang diminta terhadap laba dibandingkan terhadap rugi, maka semakin tinggi tingkat konservatisma akuntansi. Akibat perlakuan yang asimetrik terhadap verifikasi laba dan rugi dalam konservatisma akuntansi adalah understatement yang persisten terjadi terhadap nilai aktiva bersih. Pembuat peraturan pasar modal, penyusun standar, dan kalangan akademisi mengkritik konservatisma akuntansi karena konservatisma akuntansi menyebabkan understatement terhadap laba dalam periode kini yang dapat mengarahkan pada overstatement terhadap laba dalam periode-periode berikutnya yang disebabkan oleh understatement terhadap biaya pada periode tersebut (Watts, 2002). Konservatisma akuntansi dari sudut pandang manajemen atau penyusun laporan keuangan didefinisikan sebagai metoda akuntansi berterima umum yang melaporkan aktiva dengan nilai terendah, kewajiban dengan nilai tertinggi, menunda pengakuan pendapatan, serta mempercepat pengakuan biaya. Definisi 14

27 digilib.uns.ac.id 15 ini menunjukkan bahwa akuntansi konservatif tidak saja berkaitan dengan pemilihan metoda akuntansi, tetapi juga estimasi yang mengakibatkan nilai buku aktiva menjadi lebih rendah (Watts, 1986; Wolk, 2000; Penman dan Zhang, 2000). Definisi konservatisma yang lebih deskriptif adalah memilih prinsip akuntansi yang mengarah pada minimalisasi laba kumulatif yang dilaporkan yaitu mengakui pendapatan lebih rendah, mengakui biaya lebih cepat, menilai aset dengan nilai yang lebih rendah, dan menilai kewajiban dengan nilai yang lebih tinggi (Dewi, 2003). Perbedaan interpretasi terhadap konservatisma dalam praktik akuntansi disebabkan ketidakjelasan dalam mendefinisikan konservatisma. Basu (1997) mendefinisikan konservatisma sebagai praktik akuntansi yang mengurangi laba (dan menurunkan aktiva bersih) dalam merespon kabar buruk (bad news), tetapi tidak menaikkan laba (dan tidak menaikkan aktiva bersih) dalam merespon kabar baik (good news). Perbedaan pengakuan terhadap kedua informasi laba menyebabkan asymmetric timeliness karena perbedaan bad news dan good news. Dengan menginterpretasikan konservatisma akuntansi sebagai kecenderungan akuntan menggunakan tingkat verifikasi yang lebih tinggi dalam mengakui good news sebagai keuntungan dibandingkan dalam mengakui bad news sebagai kerugian, maka Basu (1997) memprediksi terdapat sensitifitas laba terhadap bad news dan good news. Basu (1997) menyimpulkan dalam perioda tahun terdapat fenomena konservatisma laba dalam pelaporan keuangan yang diukur dari perbedaan sensitifitas laba terhadap bad news dan good news maupun

28 digilib.uns.ac.id 16 perbedaan timeliness (ketepatan waktu) laba dalam mencerminkan bad news dan good news. Watts (2003) menguraikan ada empat hal yang menjadi penjelas tentang pilihan perusahaan dalam menerapkan akuntansi konservatif. 1. Contracting Explanation Konservatisma merupakan upaya untuk membentuk mekanisme kontrak yang efisien antara perusahaan dan berbagai pihak eksternal. Atas dasar penjelasan kontrak, konservatisma akuntansi dapat digunakan untuk menghindari moral hazard yang disebabkan oleh pihak-pihak yang mempunyai informasi asimetris, pembayaran asimetris, horison waktu yang terbatas, dan tanggung jawab yang terbatas. Moral hazard adalah suatu tipe asimetri informasi di mana satu orang atau lebih pelaku bisnis dapat mengamati kegiatan-kegiatan dibandingkan dengan pihak lain. Masalah moral hazard ini terjadi karena pihak-pihak di luar perusahaan (investor) mendelegasikan tugas dan kewenangannya kepada manajer tetapi investor tidak dapat sepenuhnya memantau manajer dalam melaksanakan pendelegasian tersebut. Dengan penerapan akuntansi yang konservatif maka apa yang disajikan dalam laporan keuangan adalah situasi terburuk bagi perusahaan karena bad news diakui terlebih dahulu daripada good news, sehingga keputusan ekonomi yang dibuat oleh pemakai laporan keuangan tidak overestimate (Kiryanto dan Suprianto, 2006).

29 digilib.uns.ac.id Litigation terhadap perusahaan Risiko litigasi berkaitan dengan posisi kreditor dan investor sebagai pihak eksternal. Investor dan kreditor adalah pihak yang memperoleh perlindungan hukum. Risiko potensial terjadinya litigasi dipicu oleh potensi yang melekat pada perusahaan berkaitan dengan tidak terpenuhinya kepentingan investor dan kreditor. Dalam rangka memperjuangkan hak-haknya, investor dapat saja melakukan litigasi atau tuntutan hukum terhadap manajemen perusahaan. Investor dapat saja melakukan tuntutan hukum karena informasi yang tersaji dalam laporan keuangan disajikan secara overstate. Untuk menghindari harapan yang berlebih dari pemakai laporan keuangan tentang kondisi keuangan perusahaan, maka perusahaan menerapkan akuntansi yang konservatif. Peningkatan risiko litigasi akan diikuti dengan peningkatan penerapan konservatisma. Hal ini penting untuk mengurangi adanya risiko litigasi bagi perusahaan. 3. Taxation Penerapan akuntansi konservatif dilakukan dalam upaya memperkecil pajak penghasilan perusahaan. Manajemen perusahaan dapat memilih metodametoda yang cenderung konservatif dalam rangka menekan biaya pajak sepanjang diperbolehkan oleh Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Di Indonesia peraturan perpajakan mewajibkan dilakukannya rekonsiliasi fiskal dengan tujuan mencocokkan antara laba akuntansi dan laba fiskal. Ada peraturan yang diperbolehkan dalam standar akuntansi namun tidak diperbolehkan dalam perpajakan, seperti biaya sumbangan yang tidak

30 digilib.uns.ac.id 18 boleh dibebankan dan harus dikoreksi. Meskipun demikian aspek perpajakan tetap menjadi pertimbangan pilihan manajemen perusahaan untuk menerapkan akuntansi konservatif. 4. Regulation Regulator membuat serangkaian insenstif bagi pelaporan keuangan agar laporan keuangan disusun secara konservatif. Negara-negara dengan regulasi tinggi memiliki tingkat konservatisma yang lebih tinggi daripada negaranegara dengan tingkat regulator rendah. Menurut Lo (2005) Standar Akuntansi Keuangan (SAK) IAI tahun 2001 lebih memposisikan pada akuntansi netral, tidak pada akuntansi konservatif atau liberal. Manajemen diberi beberapa pilihan untuk menyelenggarakan akuntansi konservatif atau optimis/liberal. Sampai saat ini masih terjadi pertentangan mengenai manfaat konservatisma dalam laporan keuangan. Sebagian peneliti berpendapat bahwa laba yang dihasilkan dari metoda yang konservatif kurang berkualitas, tidak relevan, dan tidak bermanfaat, sedangkan sebagian lainnya berpendapat sebaliknya. Peneliti yang memiliki pandangan kedua menganggap bahwa laba konservatif, yang disusun menggunakan prinsip akuntansi yang konservatif mencerminkan laba minimal yang dapat diperoleh oleh perusahaan, sehingga laba yang disusun dengan metoda konservatif tidak merupakan laba yang dibesar-besarkan nilainya, sehingga dianggap sebagai laba yang berkualitas. Banyak pihak yang mendukung konservatisma dalam praktek akuntansi. Givoly dan Hayn (2000) menunjukkan terjadi peningkatan konservatisma di Amerika Serikat. Akuntansi konservatif akan menguntungkan dalam kontrak-

31 digilib.uns.ac.id 19 kontrak antara pihak-pihak dalam perusahaan maupun dengan luar perusahaan. Konservatisma dapat membatasi tindakan manajer untuk membesar-besarkan laba serta memanfaatkan informasi yang asimetri (asymmetric information) ketika menghadapi klaim atas aktiva perusahaan. Penelitian Ahmed et. al (2000) membuktikan bahwa konservatisma dapat berperan mengurangi konflik yang terjadi antara manajemen dan pemegang saham akibat kebijakan dividen yang diterapkan perusahaan. Untuk menghindari konflik, manajemen cenderung menggunakan akuntansi yang lebih konservatif. Penelitian mengenai manfaat konservatisma telah dilakukan di Indonesia. Mayangsari dan Wilopo (2002) dalam penelitiannya menguji kegunaan prinsip konservatisma, membuktikan bahwa konservatisma memiliki value relevance, sehingga laporan keuangan yang menerapkan prinsip konservatisma dapat mencerminkan nilai pasar perusahaan. Widya (2005) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konservatisma perusahaan di Indonesia dengan menggunakan tiga proksi pengukuran konservatisma yang digunakan Watts (2003). Fala (2007) menggunakan ukuran alternatif yang digunakan oleh Lo (2005) menemukan bahwa investor menerima sinyal tentang penerapan konservatisma akuntansi dalam perusahaan dan menilai lebih dengan memberikan premium tinggi bagi harga saham perusahaan tersebut.

32 digilib.uns.ac.id 20 Penelitian ini menggunakan pendekatan market to book ratio dalam mengukur konservatisma akuntansi. Market to book ratio atau price to book value ratio didasarkan pada definisi akuntansi konservatif yang berorientasi pada neraca seperti dalam penelitian Givoly dan Hayn (2000). Penggunaan market to book ratio sebagai pengukuran konservatisma akuntansi didasarkan pada fakta bahwa konservatisma pada akhirnya dicerminkan dalam understatement aktiva dan overstatement utang. Market to book ratio menangkap penilaian pasar terhadap aktiva bersih perusahaan relatif terhadap nilai buku yang tercatat, memberikan suatu indikasi understatement aktiva dan overstatement utang. Rasio nilai pasar terhadap nilai buku memberikan penilaian akhir dan mungkin yang paling menyeluruh atas status saham perusahaan. Rasio ini mengikhtisarkan pandangan investor tentang perusahaan secara keseluruhan, manajemennya, labanya, likuiditasnya, dan prospek masa depan perusahaan (Walsh, 2003). Oleh karenanya dengan melihat rasio ini dapat dilihat reaksi pasar atas sinyal positif dari perusahaan tentang adanya penerapan konservatisma akuntansi yang diberikan melalui laporan keuangan. B. Investment Opportunity Set (IOS) Investment Opportunity Set (IOS) menurut Myers (1977) merupakan kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value (NPV) positif. Menurut Gaver dan Gaver (1993), IOS merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan

33 digilib.uns.ac.id 21 datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. Komponen nilai perusahaan yang merupakan hasil dari pilihan-pilihan untuk melakukan investasi di masa yang akan datang merupakan IOS (Myers, 1977; Smith dan Watts, 1992). Pagalung (2003) menyatakan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) merupakan sekumpulan keputusan investasi dalam bentuk aktiva yang dimiliki dan opsi investasi masa depan, di mana nilai Investment Opportunity Set (IOS) itu sendiri mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan yang memiliki sejumlah kesempatan investasi, baik berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible) yang cukup prospektif akan memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa perusahaan tersebut memiliki kesempatan bertumbuh yang lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan yang sedikit memiliki kesempatan investasi. Chow et. al (2006) dalam Faradillah (2010) menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan dapat diukur dengan Investment Opportunity Set (IOS). Dalam hal ini konsep nilai perusahaan adalah suatu kombinasi aktiva yang dimiliki (asset in place) dan kesempatan bertumbuh (growth opportunity). Pada tahapan siklus kehidupan perusahaan, proporsi kedua komponen itu juga berbeda. Pertumbuhan perusahaan yang dapat mengukur nilai perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan, baik oleh pihak internal perusahaan, yaitu manajemen maupun eksternal perusahaan seperti investor dan kreditor. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut.

34 digilib.uns.ac.id 22 Adam dan Goyal (2007) menyatakan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) memiliki peran yang penting dalam kebijakan keuangan perusahaan. Kebijakan Investment Opportunity Set (IOS) akan berdampak pada aspek keuangan perusahaan seperti struktur modal perusahan, kontrak utang, kebijakan dividen, kontrak kompensasi dan kebijakan akuntansi perusahan. Lafond dan Rouchowdhury (2007) menyatakan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) merupakan faktor umum yang mempengaruhi hubungan antara kepemilikan manajerial dan assymetric timeliness dari laba sebagai proksi dari konservatisma. Konservatisma merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi adanya konflik keagenan antara manajer dan pemegang saham yang sangat potensial dipengaruhi oleh keputusan investasi. Pada kondisi perusahaan di mana nilai perusahaan dipengaruhi oleh pertumbuhan dan aktiva tidak berwujud akan menjadikan asosiasi yang negatif antara Investment Opportunity Set (IOS) dengan kepemilikan manajerial dan konservatisma akuntansi. Peran konservatisma sebagai upaya untuk mengatasi masalah keagenan antara manajer dan pemegang saham akan dipengaruhi oleh variasi manajer dalam kecenderungan untuk menetapkan Investment Opportunity Set (IOS) secara konstan. Ahmed dan Duellman (2007) menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan akuntansi konservatif perusahaan. Selain itu hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kepemilikan oleh pihak eksternal terhadap kebijakan akuntansi konservatif perusahaan setelah dikontrol dengan jenis

35 digilib.uns.ac.id 23 industri, ukuran (size) perusahaan, leverage dan growth opportunities. Hal tersebut membuat sebuah kesimpulan akan peran konservatisma dalam konflik keagenan antara manajer dan pemegang saham akan sangat mungkin dipengaruhi oleh efek dari Investment Opportunity Set (IOS). Investment Opportunity Set (IOS) menyentuh kepentingan keduanya baik manajer dan pemegang saham. Rouchowdhury dan Watts (2006) dalam Lafond dan Rouchowdhury (2007) memberikan gambaran tentang hubungan antara Investment Opportunity Set (IOS) dan konservatisma akuntansi. Akuntansi secara tradisional tidak merespon perubahan nilai pertumbuhan dan aktiva tidak berwujud perusahaan. Akuisisi dan perubahan nilai turunan dari aktiva biasanya tidak dicatat kecuali secara eksternal diperoleh dan dapat diverifikasi. Konsekuensinya bila terjadi penurunan nilai karena aset yang tidak dicatat maka nilainya akan tidak diakui. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) yang semakin besar akan rawan dengan adanya penurunan nilai aktiva terutama aktiva tidak berwujud yang tidak diakui. Hal ini menjadikan asosiasi yang negatif antara Investment Opportunity Set (IOS) dengan konservatisma akuntansi. Pendapat yang berbeda disampaikan oleh Givoly and Hayn (2000) yang menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan (growth opportunities) dapat berpengaruh positif terhadap konservatisma akuntansi apabila pendekatan konservatisma yang digunakan adalah market to book ratio. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi dianggap oleh pasar memiliki prospek yang menguntungkan di masa depan. Hal ini membuat pasar bereaksi positif terhadap harga saham perusahaan yang membuat harga saham naik. Pergerakan

36 digilib.uns.ac.id 24 harga saham ini akan meningkatkan nilai perusahaan yang berarti akan semakin besar pula rasio market to book perusahaan. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis pertama dapat dinyatakan sebagai berikut. H1 : Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh positif terhadap konservatisma akuntansi. C. Political Cost Salah satu hal yang dapat memicu manajer untuk melakukan rekayasa penurunan laba adalah keinginan untuk meminimalkan risiko politik (Scott, 2003). Rekayasa dengan tujuan untuk meminimalkan risiko politik dikenal dengan istilah political cost hypothesis. Hipotesis political cost menyatakan bahwa perusahaan yang berhadapan dengan biaya politik cenderung untuk melakukan rekayasa penurunan laba dengan tujuan meminimalkan biaya politik yang harus mereka tanggung (Scott, 2003). Kos politik timbul dari konflik kepentingan antara perusahaan (manajer) dengan pemerintah sebagai kepanjangan tangan masyarakat yang memiliki wewenang untuk melakukan pengalihan kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat sesuai peraturan yang berlaku (peraturan perpajakan maupun peraturan lainnya). Kos politik mencakup semua biaya (transfer kekayaan) yang harus ditanggung oleh perusahaan terkait dengan tindakan-tindakan politis seperti antitrust, regulasi, subsidi pemerintah, pajak, tarif, tuntutan buruh, dan lain

37 digilib.uns.ac.id 25 sebagainya. Sementara proses pengalihan kekayaan biasanya didasarkan informasi akuntansi, seperti laba perusahaan atau informasi akuntansi lainnya. Sehubungan dengan adanya biaya monitoring terhadap pembuatan dan penyelenggaraan aturan, keputusan regulasi ingin memperbaiki angka akuntansi. Hipotesis political cost memprediksikan bahwa manajer ingin mengecilkan laba untuk mengurangi biaya politik yang potensial (Watts dan Zimmerman, 1986). Hipotesis political cost juga menyatakan bahwa perusahaan besar cenderung menggunakan metode yang dapat mengurangi laba periodik dibandingkan dengan perusahaan kecil (Kiryanto dan Supriyanto, 2006). Na im dan Hartono (1996) mengevaluasi 50 perusahaan untuk menguji apakah manajer perusahaan di Amerika Serikat yang mendapat ancaman denda karena melakukan praktik yang ilegal merekayasa laba dengan tujuan untuk meminimalkan denda. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis political cost. Han dan Wang (1998) mengevaluasi 76 perusahaan dalam industri minyak pada tahun Pada tahun 1990, invasi Irak ke Kuwait memicu kenaikan harga minyak dan gasoline. Biaya politik yang dihadapi industri minyak terkait dengan kenaikan harga tersebut adalah kemungkinan timbulnya regulasi untuk mengendalikan tingkat harga minyak atau kemungkinan peningkatan pajak atas keuntungan yang tak terduga yang sedang dinikmati oleh industri minyak di Amerika Serikat pada saat itu. Hasil penelitian Han dan Wang (1998) membuktikan bahwa petrolium refining firm melakukan rekayasa penurunan akrual untuk mengurangi besarnya laba selama masa krisis teluk 1990.

38 digilib.uns.ac.id 26 Inti dari hipotesis political cost adalah keinginan perusahaan untuk meminimalkan transfer kekayaan dari perusahaan ke pihak lain atau keinginan untuk memaksimalkan transfer kekayaan yang dapat dinikmati oleh perusahaan merupakan salah satu pemicu manajer untuk melakukan rekayasa laba. Foster (1986) menyatakan laba yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar tambahan pajak, sehingga dapat diharapkan manajer memiliki motivasi memilih kebijakan dan prosedur akuntansi yang dapat menurunkan laba untuk meminimalkan kos politik, dan penerapan metoda akuntansi konservatif akan dapat menjadi pilihan para manajer dalam mengelola perusahaan. Widya (2005) dalam penelitiannya memproksikan kos politik dengan ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dapat berhubungan dengan konservatisma akuntansi. Perusahaan yang berukuran besar biasanya lebih diawasi oleh pemerintah dan masyarakat. Jika perusahaan berukuran besar mempunyai laba tinggi secara relatif permanen, maka pemerintah dapat terdorong untuk menaikkan pajak dan meminta layanan publik yang lebih tinggi kepada perusahaan (Lo, 2005). Oleh karena itu, perusahaan berukuran besar akan cenderung melaporkan laba rendah dengan menyelenggarakan akuntansi konservatif. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis kedua dapat dinyatakan sebagai berikut. H2 : Political Cost berpengaruh positif terhadap konservatisma akuntansi.

39 digilib.uns.ac.id 27 D. Mekanisme Corporate Governance Corporate governance adalah suatu sistem tata kelola yang diselenggarakan dengan mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhi proses institusional, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi regulator (Turnbull, 1997). Mayangsari (2003) dalam`penelitiannya menyatakan bahwa mekanisme corporate governance merupakan cara bagaimana supplier keuangan perusahaan melakukan kontrol terhadap manajer yang meliputi mekanisme internal seperti : struktur dewan direksi, kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan kompensasi eksekutif. Serta mekanisme eksternal seperti : pasar untuk kontrol perusahaan, kepemilikan institusional, dan tingkat pendanaan dengan hutang. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki pengaruh tingkat implementasi corporate governance terhadap konservatisma laporan keuangan. Qiang (2003) dalam penelitiannya menggunakan empat variabel corporate governance (board size, percentage outsiders shareholding, block holder on board, dan CEO on board) mengambil kesimpulan bahwa semakin kuat corporate governance suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut cenderung memilih metoda akuntansi yang menurunkan laba. Fala (2007) menguji pengaruh konservatisma akuntansi terhadap penilaian ekuitas perusahaan yang dimoderasi oleh good corporate governance. Fala (2007) menggunakan variabel jumlah dewan komisaris dan kepemilikan manajerial sebagai mekanisme corporate governance. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa jumlah dewan komisaris merupakan variabel yang

40 digilib.uns.ac.id 28 dapat menginteraksi hubungan antara konservatisma akuntansi dengan nilai perusahaan meskipun pengaruhnya negatif. Sebaliknya, kepemilikan manajerial bukan merupakan pemoderasi yang dapat menginteraksi hubungan konservatisma akuntansi dengan nilai perusahaan. Arifin (2005) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi akuntansi konservatif menggunakan komite audit dan komisaris independen untuk mengetahui apakah variabel corporate governance dapat mempengaruhi konservatisma akuntansi. Arifin (2005) menggunakan suatu matrik yang dibentuk dengan menggunakan variabel komite audit dan komisaris independen untuk mengukur penerapan mekanisme corporate governance dalam suatu perusahaan, mengambil kesimpulan bahwa corporate governance berpengaruh terhadap akuntansi. Penelitian ini menggunakan variabel ukuran dewan komisaris sebagai ukuran dari mekanisme corporate governance untuk mengetahui apakah corporate governance tersebut mempengaruhi konservatisma akuntansi. Jensen (1993) merupakan yang pertama menyimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris merupakan bagian dari mekanisme corporate governance. Hal ini diperkuat oleh pendapat Allen dan Gale (2000) dalam Fala (2007) yang menegaskan bahwa ukuran dewan komisaris merupakan mekanisme corporate governance yang penting. Fala (2007) menyatakan semakin besar ukuran dewan komisaris, fungsi service dan kontrol akan semakin baik karena akan semakin banyak keahlian dalam memberikan pertimbangan yang bernilai dalam strategi dan penyelenggaraan perusahaan, termasuk mengatur perilaku manajer dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) merupakan teori yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara principal dan agen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II A. Landasan Teoritis TINJAUAN PUSTAKA 1. Teori sinyal (Signaling Theory) Teori sinyal mengasumsikan bahwa informasi yang diterima oleh masingmasing pihak tidak sama. Atau dengan kata lain, teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam praktik akuntansi. Sebagaimana dikatakan Lasdi (2008), meskipun. melaporkan laporan keuangan secara konservatif.

BAB I PENDAHULUAN. dalam praktik akuntansi. Sebagaimana dikatakan Lasdi (2008), meskipun. melaporkan laporan keuangan secara konservatif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konservatisme merupakan konvensi laporan keuangan yang penting dalam akuntansi, sehingga disebut sebagai prinsip akuntansi dominan. Konvensi seperti konservatisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat untuk melakukan evaluasi atas suatu kinerja perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menggambarkan kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan merupakan media informasi

Lebih terperinci

ANALISIS PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF

ANALISIS PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF ANALISIS PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan informasi-informasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan informasi-informasi penting seputar kondisi keuangan perusahaan yang ditunjukkan kepada pihakpihak yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menggambarkan kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan. Informasi yang disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2006). Dari pengertian tersebut,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu bertujuan sebagai bahan untuk membandingkan dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya kesamaan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu prinsip yang dianut dalam proses pelaporan keuangan adalah prinsip konservatisme. Konservatisme merupakan konvensi laporan keuangan yang penting dalam akuntansi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam

I. PENDAHULUAN. Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Laporan keuangan menjadi penting bagi penggunanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan handal.

BAB II LANDASAN TEORI. terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan handal. BAB II LANDASAN TEORI A. Teori - teori 1. Pengertian dalam Akuntansi Menurut Belkaoui (2011:288), konservatisme sebagai suatu prinsip pengecualian atau modifikasi dalam prinsip tersebut bertindak sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya laju pertumbuhan bisnis saat ini menuntut Indonesia untuk menyetarakan standar keuangan serta penyusunan laporan keuangan mengikuti standar internasional

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Potensi Kesulitan Keuangan pada Konservatisme Akuntansi dengan Leverage

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Potensi Kesulitan Keuangan pada Konservatisme Akuntansi dengan Leverage Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Potensi Kesulitan Keuangan pada Konservatisme Akuntansi dengan Leverage sebagai Pemoderasi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Perkembangan teori akuntansi positif tidak dapat dilepaskan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Perkembangan teori akuntansi positif tidak dapat dilepaskan dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Perkembangan teori akuntansi positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan praktisi terhadap teori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik. Terjadinya konflik yang disebut agency

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diminta untuk pengakuan laba dibandingkan rugi. Watts juga menyatakan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. diminta untuk pengakuan laba dibandingkan rugi. Watts juga menyatakan bahwa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Konservatisme Watts (2003) mendefinisikan konservatisme sebagai perbedaan verifiabilitas yang diminta untuk pengakuan laba dibandingkan rugi. Watts juga menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan publik memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab dalam menerbitkan laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem teknologi informasi dan bertambah luasnya ilmu pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era globalisasi seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut agency theory, adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik. Terjadinya konflik yang disebut agency conflict

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer dan pemegang saham merupakan dua partisipan terkait dalam sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang saham dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan timbul permasalahan agensi, karena masing-masing dari kedua pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan timbul permasalahan agensi, karena masing-masing dari kedua pihak 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara prinsipal dan agen dimana keduanya menjalankan sebuah perusahaan yang akan timbul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Konservatisma merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan menghasilkan angka-angka laba dan aset cenderung rendah, serta angka-angka biaya dan utang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya. Laporan keuangan merupakan produk

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya. Laporan keuangan merupakan produk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembuatan laporan keuangan oleh perusahaan sebagai gambaran kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya. Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan pelaporan adalah menyediakan informasi melalui media laporan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF (Studi Kasus Pada Perusahaan Property di BEJ) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Persyaratan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu 8 II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu proses untuk menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu proses untuk menyediakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi keuangan suatu organisasi mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dibuat oleh perusahaan memiliki berbagai tujuan diantaranya adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan. tahunan yang diaudit oleh kantor akuntan publik.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan. tahunan yang diaudit oleh kantor akuntan publik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan tahunan yang diaudit oleh kantor akuntan publik. Laporan keuangan merupakan mekanisme yang penting bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan teori sebagai dasar dalam melakukan penelitian. II.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah laporan yang dibuat oleh perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah laporan yang dibuat oleh perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah laporan yang dibuat oleh perusahaan yang menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan. Laporan keuangan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam akuntansi (Sterling, 1970), seperti membatasi perilaku oportunistik manajer

BAB I PENDAHULUAN. dalam akuntansi (Sterling, 1970), seperti membatasi perilaku oportunistik manajer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konservatisme dinilai sebagai prinsip yang paling mempengaruhi penilaian dalam akuntansi (Sterling, 1970), seperti membatasi perilaku oportunistik manajer sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Agensi Praktik manajemen laba dilakukan karena adanya perbedaan kepentingan antara pihak agent dengan pihak principal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akuntansi berbasis akrual merupakan international best practice (praktik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akuntansi berbasis akrual merupakan international best practice (praktik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi berbasis akrual merupakan international best practice (praktik internasional yang paling baik) dalam pengelolaan keuangan modern (Kementerian Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan prinsip konservatisme dalam pelaporan keuangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan prinsip konservatisme dalam pelaporan keuangan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan prinsip konservatisme dalam pelaporan keuangan perusahaan menjadi kebijakan manajemen sepenuhnya. Dalam kondisi keragu-raguan, seorang manajer harus menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat di mana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangan seharusnya dapat memberikan gambaran kinerja ekonomi dan keuangan perusahaan yang sebenarnya kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu pihak yang berkepentingan untuk mengetahui seberapa baik perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu pihak yang berkepentingan untuk mengetahui seberapa baik perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur dalam pengambilan keputusan apakah akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi mengenai kinerja perusahaan dapat diperoleh dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan dengan pihak eksternal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan yang berfungsi sebagai pendanaan perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga, Indonesia yang pendapatannya berasal dari pajak. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga, Indonesia yang pendapatannya berasal dari pajak. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap negara memperoleh pendapatan yang berasal dari pajak. Demikian juga, Indonesia yang pendapatannya berasal dari pajak. Indonesia adalah negara yang pendapatannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi Manajemen Laba Scott (2003) mengungkapkan bahwa manajemen laba adalah keputusan manajer dalam memilih kebijakan akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengelolaan sumber daya perusahaan dan kinerja manajemen digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan keuangan harus disusun berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengguna laporan keuangan baik internal maupun eksternal. Menurut SFAC

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengguna laporan keuangan baik internal maupun eksternal. Menurut SFAC 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah informasi akuntansi yang menyajikan informasi bagi pengguna laporan keuangan baik internal maupun eksternal. Menurut SFAC No.1,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan kontrak di antara faktor-faktor produksi dan hubungan di antara prinsipal

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Leverage pada Earnings Response Coefficient Nama : Desriyana Natalia NIM :

Judul : Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Leverage pada Earnings Response Coefficient Nama : Desriyana Natalia NIM : Judul : Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Leverage pada Earnings Response Coefficient Nama : Desriyana Natalia NIM : 1115351144 Abstrak Kualitas laba penting bagi mereka yang menggunakan laporan keuangan

Lebih terperinci

2016 PENGARUH KONSERVATISME TERHAD AP ASIMETRI INFORMASI D ENGAN D IMOD ERASI EFEKTIFITAS PENGAWASAN D EWAN KOMISARIS

2016 PENGARUH KONSERVATISME TERHAD AP ASIMETRI INFORMASI D ENGAN D IMOD ERASI EFEKTIFITAS PENGAWASAN D EWAN KOMISARIS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini timbul pro kontra mengenai laporan keuangan yang disebabkan penggunaan prinsip konservatisme akuntansi dalam pelaporan laporan keuangannya. Lo (2005)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ketika Indonesia tengah mengalami krisis ekonomi, wacana dan tuntutan terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Model Penelitian Terdahulu Penelitian pertama mengenai peranan konservatisme akuntansi dalam meringankan konflik antara kreditor dan pemegang saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan informasi yang relevan bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Agency Theory Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA 7 BAB II TELAAH PUSTAKA A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 1. Teori Agensi Teori agensi merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan saat ini. Teori agensi merupakan teori yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang lain. Maka dalam tinjauan ini dicantumkan hasil-hasil penetian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang lain. Maka dalam tinjauan ini dicantumkan hasil-hasil penetian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu bertujuan sebagai bahan untuk membandingkan dan sebagai pedoman bagi peneliti serta untuk menghindari adanya kesamaan dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola. Minow, 2001). Isu mengenai CG ini mulai mengemuka, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola. Minow, 2001). Isu mengenai CG ini mulai mengemuka, khususnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Governance (CG) banyak menjadi bahasan utama berbagai perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menjadi alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen (Schipper dan Vincent,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan gambaran dari kondisi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan gambaran dari kondisi perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan gambaran dari kondisi perusahaan tersebut. Para manajer di tuntut untuk menyajikan Laporan keuangan yang wajar dan akurat sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajer perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan investasi, keputusan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KOMISARIS INDEPENDEN, KONFLIK BONDHOLDER-SHAREHOLDER DAN BIAYA POLITIS TERHADAP KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSERVATIF

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KOMISARIS INDEPENDEN, KONFLIK BONDHOLDER-SHAREHOLDER DAN BIAYA POLITIS TERHADAP KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSERVATIF PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KOMISARIS INDEPENDEN, KONFLIK BONDHOLDER-SHAREHOLDER DAN BIAYA POLITIS TERHADAP KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSERVATIF PERUSAHAAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas, 26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas, membahas masalah yang sama, namun berbeda. Penelitian yang menjadi acuan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh tingkat laba yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh tingkat laba yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh tingkat laba yang memuaskan (Halim: 2009). Laba yang memuaskan tersebut salah satunya bertujuan untuk memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan gambaran kinerja perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Perusahaan yang menerapkan sistem pengolahan informasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Keagenan (Agency theory) Teori keagenan merupsksn salah satu cara untuk lebih memahami ekonomi informasi dengan mem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kesejahteraan dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan (firm performance)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan (IAI,2009). Manajer

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan (IAI,2009). Manajer BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang digunakan untuk menilai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di masyarakat. Perusahaan ini menggambarkan perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi)

BAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemisahan antara pemilik dengan pengelola perusahaan menjadi salah satu sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi) yang berdampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen perusahaan menggambarkan informasi mengenai kinerja dan posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan juga berguna

Lebih terperinci

Bab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model

Bab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model Bab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model 2.1 Definisi Konsep 2.1.1 Agresivitas Pajak Perusahaan Perusahaan menganggap pajak sebagai sebuah tambahan beban biaya yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kreditor. Informasi akuntansi terjadi pada laporan keuangan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan kreditor. Informasi akuntansi terjadi pada laporan keuangan perusahaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi keuangan merupakan media informasi yang disusun oleh manajemen selaku pengelola bisnis untuk kepentingan publik khususnya investor dan kreditor. Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976) 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling

Lebih terperinci

diharapkan akan memberikan return yang tinggi. Potensi pertumbuhan perusahaan

diharapkan akan memberikan return yang tinggi. Potensi pertumbuhan perusahaan BAB I PENDAHULUAN LI Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan sebuah kombinasi antara aset milik perusahaan dengan pilihan investasi di masa datang (Myers, 1977 dalam Gaver dan Gaver, 1993). Pilihan-pilihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang dibuat oleh setiap perusahaan merupakan gambaran kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan. Informasi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan yaitu pihak pemilik dan pengelola, yang berkontribusi dalam modal, keahlian, serta tenaga

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang digunakan oleh investor dalam menilai kinerja perusahaan go public. Laporan keuangan harus mampu

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Informasi yang disampaikan melalui laporan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan menurut Jensen dan Meckling (1976) hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal)

Lebih terperinci

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan Tugas S2 matrikulasi: Ekonomi Bisnis & Financial Dosen: Dr. Prihantoro, SE., MM Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Teori agensi menjelaskan adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai

II. LANDASAN TEORI. Teori agensi menjelaskan adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai II. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Agensi Teori agensi menjelaskan adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan perusahaan. Jensen dan Meckling,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Hal ini berarti memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Hal ini berarti memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Hal ini berarti memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konservatisme merupakan suatu sikap hati-hati yang dikerjakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Konservatisme merupakan suatu sikap hati-hati yang dikerjakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konservatisme adalah suatu tema yang paling menonjol dalam penelitian akuntansi. Safiq (2010) menjelaskan bahwa konservatisme adalah salah satu prinsip utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Teori akuntansi positif adalah teori yang memprediksi tindakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan disusun berdasarkan sumber-sumber informasi dalam perusahaan, salah satu informasi tersebut digunakan sebagai acuan mengenai laba perusahaan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajer perusahaan merupakan pihak yang mengelola suatu perusahaan yang secara langsung banyak mengetahui informasi internal perusahaan di banding dengan pemegang saham.

Lebih terperinci

TELAAH LITERATUR TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSERVATISME AKUNTANSI

TELAAH LITERATUR TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSERVATISME AKUNTANSI TELAAH LITERATUR TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSERVATISME AKUNTANSI Lia Alfiah Dinanar Hati Pendidikan Ekonomi Akuntansi IKIP PGRI Madiun Abstract This paper examine several factor that impact

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengambil keputusan. Kewenangan ini akan membawa konsekuensi logis yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengambil keputusan. Kewenangan ini akan membawa konsekuensi logis yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori keagenan (Agency Theory) Praktik manajemen laba tidak dapat dipisahkan dari adanya teori keagenan dan asimetri informasi. Teori keagenan adalah teori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Istilah modal sering digunakan pula sebagai padan kata equity walaupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Istilah modal sering digunakan pula sebagai padan kata equity walaupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Istilah modal sering digunakan pula sebagai padan kata equity walaupun modal lebih dekat maknanya dengan istilah capital. Karena ekuitas mengandung unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. implikasi sangat besar terhadap penilaian aset perusahaan. Konservatisme

BAB I PENDAHULUAN. implikasi sangat besar terhadap penilaian aset perusahaan. Konservatisme 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konservatisme merupakan salah satu prinsip dalam akuntansi yang memiliki implikasi sangat besar terhadap penilaian aset perusahaan. Konservatisme merupakan

Lebih terperinci