STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) DI SUNGAI SIBUNDONG UPPER KABUPATEN TAPANULI UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) DI SUNGAI SIBUNDONG UPPER KABUPATEN TAPANULI UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA"

Transkripsi

1 STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) DI SUNGAI SIBUNDONG UPPER KABUPATEN TAPANULI UTARA PROINSI SUMATERA UTARA Nadia Ulfah 1, Suwanto Marsudi, Pitojo Tri Juwono 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya Dosen Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 1 nadiaulfah6@gmail.com ABSTRAK Bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan krisis energi listrik khususnya di wilayah Sumatera Utara, karena terbatasnya sumberdaya yang takterbarukan maka dicari alternatif lain untuk menanggulangi krisis listrik tersebut, maka dimanfaatkan aliran sungai Sibundong yang berpotensi besar untuk dijadikan PLTA yang nantinya diharapkan bisa mengatasi krisis energi listrik di Sumatera Utara. Studi ini dilakukan untuk mengetahui besarnya debit andalan yang digunakan untuk keperluan pembangkit PLTA dan untuk mendesain bangunan hantar PLTA mulai dari intake, kantong lumpur, waterway, headpond, penstock dan tail race, selain itu debit andalan juga digunakan untuk menghitung dimensi turbin, kecepatan putar turbin dan generator, kavitasi, elevasi pusat titik turbin dan menghitung daya dan energi yang di hasilkan tiap tahun dan bagaimana hasil analisa ekonomi apakah PLTA Sibundong Upper layak untuk dibangun atau tidak, analisa ekonomi dalam studi ini menggunakan parameter BCR, NP, IRR, Analisa Sensitivitas dan Payback Period. Dari analisa perhitungan yang dilakukan, menggunakan debit andalan 60% (Q60) sebesar 13,04 m 3 /det dan didapatkan tinggi jatuh efektif sebesar 143,86 m. Dengan debit andalan dan tinggi jatuh tersebut PLTA direncanakan menggunakan turbin Francis dengan poros horizontal dan didapatkan daya sebesar x 8,04 MW dan energi sebesar 83,96 GWh pertahun dengan nilai Capacity Factor (CF) sebesar 59,59%. Penstock direncanakan dengan panjang 470 m dengan adanya percabangan, penstock utama berdiameter m dengan panjang 40 m, penstock cabang berdiameter 1,4 m dengan panjang 50 m dengan ketebalan penstock 1 mm. Dari analisa ekonomi yang dilakukan dengan menggunakan suku bunga 6,5% didapatkan nilai BCR 1,64, NP Rp ,19, IRR 1,5% dan payback period selama 7 tahun. Kata kunci: PLTA, daya dan energi, analisa ekonomi, debit andalan, Sumatera Utara ABSTRACT The growing population in North Sumatra has been causing a crisis energy for its area. Consider there are lacking of non-renewable energy in the area, so the another way to overcome the problem is to find the alternate, that is the renewable energy, by utilize the stream of Situbundong River which having great potential to be installed a hydropower station. This study aims to find out the value of Situbundong River s dependable discharge that used to power the hydropower and design the conduit of hydropower plant start from intake, sand trap, waterway, headpond, penstock and tail race, dependable discharge value also used to figure out the dimension of turbine, the rotation velocity of turbine and generator, the kavitation numbers, the elevation point of installed turbines, and the produced power and energy every year. The parameters of economic analysis that used are BCR, NP, IRR, Sensitivity Analysis and Payback Period. From analysis calculation, using dependable discharge 60% (Q 60) by 13,04 m 3 /det and obtained head effective by 143,86 m. With dependable discharge and head effective the hydropower planned using francis turbine with horizontal shaft and obtained power of x 8,04 MW and energy of 83,96 GWh per year with CF value 59,59%. Penstock planned with length of 470 m with the branching, diameters of main penstock is m with a lenghth 40 m, diameters of penstock s branch is 1,4 m with a lenghth 50 m with the penstock s thickness 1 mm. From the result of economic analysis with using interest rate 6,5% obtained BCR 1,64, NP Rp ,19, IRR 1,5% and payback period during 7 years. Keywords: Hydropower, power and energy, economy analysis, flow discharge, North Sumatera

2 PENDAHULUAN Bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan krisis energi listrik khususnya di wilayah Sumatera Utara, karena terbatasnya sumberdaya yang tak terbarukan maka dicari alternatif lain untuk menanggulangi krisis listrik tersebut, maka dimanfaatkan aliran Sungai Sibundong yang berpotensi besar untuk dijadikan PLTA yang nantinya diharapkan bisa mengatasi krisis energi listrik di Sumatera Utara. Dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 009 Pasal Ayat menyebutkan bahwa pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Tujuan dari studi ini adalah untuk memanfaatkan potensi sumber daya air khususnya pada aliran sungai di Sungai Sibundong, dalam rangka rangka pemanfaatan sumber daya air untuk dibangun sebuah PLTA untuk menghasilkan energi listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat disekitar daerah Tapanuli Utara dan sebagai alternatif lain sebagai energi pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan mengingat ketersediaan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui keberadaannya terbatas. METODE Lokasi Studi Lokasi rencana PLTA Sibundong Upper terletak di Sungai Sibundong (Aek Sibundong), Dusun Sipohong, Desa Paratusan, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara. Kabupaten Tapanuli Utara terletak di wilayah dataran tinggi. Sumatera Utara berada pada ketinggian antara meter di atas permukaan laut. Secara geografis Kabupaten Tapanuli Utara terletak pada koordinat 1 o 0 00 o Lintang Utara (LU) dan 98 o o 16 Bujur Timur (BT), sedangkan Kecamatan Tarutung terletak pada 1 o o Lintang Utara (LU) dan 98 o 5 99 o 04 Bujur Timur (BT). Klasifikasi PLTA Klasifikasi PLTA dapat dibagi oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Berdasarkan Tujuan: Singel Purpose Multi Purpose. Berdasarkan Teknis: PLTA Run of River (ROR) PLTA Waduk (Tampungan) PLTA Pompa PLTA Pasang Surut Air Laut 3. Berdasarkan Kapasitas PLTA: PLTA Mikro ( kw) PLTA Menengah ( kw) PLTA Tinggi (> kw) 4. Berdasarkan Tinggi Jatuh: PLTA tekanan rendah (H < 15 m) PLTA tekanan sedang (H m) PLTA tekanan tinggi (H > 50 m) 5. Berdasarkan Topografi: Daerah lembah Daerah bukit Daerah pegunungan 6. Berdasarkan Ekonomi: PLTA isolated grid PLTA non isolated grid PLTA Run of River (ROR) PLTA Run of River (ROR) adalah PLTA yang langsung memanfaatkan aliran sungai tanpa adanya tampungan. Air sungai dialihkan dengan menggunakan bendung (dam) yang dibangun memotong aliran sungai. Air sungai ini kemudian disalurkan kebangunan hantar PLTA. Gambar 1 Skema PLTA Run of River

3 Debit Andalan Debit andalan didefinisikan sebagai debit yang tersedia sepanjang tahun dengan probabilitas keandalan tertentu. Debit andalan digunakan untuk perhitungan bangunan hantar, analisa hidrolika dan untuk menentukan besarnya daya dan energi yang dihasilkan PLTA tiap tahunnnya. Kurva Durasi Aliran (Flow Duration Curve) Untuk menghitung nilai debit andalan sesuai dengan probabilitas keandalannya dapat digunakan Kurva Durasi Aliran (Flow Duration Curve, FDC). Kurva durasi aliran adalah suatu grafik yang menggambarkan hubungan antara debit sungai selama beberapa waktu tertentu dengan probabilitas keandalan, sehingga dari kurva tersebut dapat diketahui besarnya debit air sungai sesuai dengan probabilitas keandalannya. Dalam studi ini dihitung besarnya debit andalan dengan tingkat keandalan 60% dengan probabilitas tersebut dihitung dengan persamaan Weibull: Pw m / (n+1) x 100% Pw probabilitas (%) m nomor urut data n jumlah data Pipa Pesat Pipa pesat (penstock) direncanakan untuk dapat menahan tekanan tinggi dan berfungsi untuk mengalirkan air dari outlet headpond menuju saluran pembuangan akhir (tail race). Dalam perencanaan penstock perlu didesain diameter yang seekonomis mungkin, beberapa persamaan empiris yang dipergunakaan untuk merencanakan diameter ekonomis penstock sebagai berikut: 0,43 0,7 x P Warnick (1984) : D 0, 63 H Bier (1945): P D 0,176 x 0,466 0,71x P Sarkaria (1979): D 0, 65 0,5 x P Moofat (1990): D 0, 60 1,517 x Q USBR (1989): D 0, 5 0,45 1,1 x Q Flashbuch: D 0,1 D diameter penstock (m) Q debit pembangkit (m 3 /det) P daya (kw) tinggi jatuh efektif (m) 0,43 0,43 Kehilangan Tinggi (Headloss) Kehilangan tinggi energi adalah menurunnya besarnya energi akibat gesekan maupun konstraksi yang terjadi selama proses pengaliran. Pada studi ini headloss dihitung mulai dari intake sampai tail race. Kehilangan Tinggi Pada Saringan (Trashrack): 4 0,5 3 t o ht Kt sin b g Kehilangan Tekan Pada Pintu Intake: Q ba g z Kehilangan Tinggi Pada Kantong Lumpur: hl 0,30 g Kehilangan Tinggi Pada Waterway: hl 1,30 g Kehilangan Tinggi Pada Belokan Waterway: ht Kb g Kehilangan Tinggi Pada Headpond: hl 1,0 g Kehilangan Tinggi Tekan Pada Inlet Headpond Menuju Penstock:

4 hl Ke g Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Gesekan Pada Sepanjang Penstock: 10,9n Q 5,333 S D Hf S x L Kehilangan Tinggi Tekan Pada Percabangan Penstock: hl K g Kehilangan Tinggi Tekan Pada Belokan Penstock: hl K g Kehilangan Tinggi Tekan Pada Perubahan Diameter Penstock: hl K g Kehilangan Tinggi Tekan Pada Buterfly alve: hl Kv g Kehilangan Tinggi Tekan Pada Spiral Casing Turbin: hl Kt g Pada Draft Tube: Kehilangan Tinggi Tekan D1 1 D hf K 1 K 1 D g D 1 g Kehilangan Tinggi Di Tail Race: hl 1,0 g Tinggi Jatuh Efektif (Heff) Tinggi jatuh efektif (Heff) digambarkan pada gambar di bawah ini. HL1 diperhitungkan dari kehilangan tinggi (headloss) dari intake sampai ke headpond. HL diperhitungkan dari kehilangan tinggi (headloss) dari headpond sampai ke penstock. HL3 dihitung dari kehilangan tinggi (headloss) dari turbin sampai ke tail race. Untuk menghitung tinggi jatuh efektif (Heff) dapat menggunakan persamaan: Heff Hg (HL + HL + HL3) Heff Hg (total headloss) Heff (El. M.A headpond El. TWL) (total headloss) Heff tinggi jatuh efektif (m) HL1 headloss dari intake headpond (m) HL headloss dari headpond penstock (m) HL3 headloss dari turbin sampai ke tail race (m) tinggi jatuh kotor (m) Hg Gambar Tinggi Jatuh Efektif Turbin Hidraulik Dalam pemilihan jenis turbin harus diperhatikan karakteristik dari masingmasing turbin, turbin reaksi biasanya digunakan untuk pembangkit listrik dengan tinggi jatuh kecil sampai dengan sedang, sedangkan turbin impuls digunakan untuk tinggi jatuh yang besar, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah tentang putaran dan kecepatan spesifik turbin, karena kecepatan spesifik turbin merupakan karakteristik yang mendasari dalam perencanaan turbin. Persamaan untuk menentukan besarnya nilai kecepatan spesifik turbin (ESHA, 004:168): Q NQE n 3 4 E NQE kecepatan spesifik (tak berdimensi) Q debit desain (m 3 /det) E energi hidraulik spesifik n putaran dasar turbin (t/s)

5 Hubungan atau kesetaraan dari nilai NQE dengan nilai parameter turbin dengan menggunakan metode lain seperti: kecepatan spesifik (Ns), faktor kecepatan (φ) dan putaran satuan (NQ) adalah sebagai berikut: Ns 995 NQE NQ 333 N QE φ,11nqe Dalam perhitungan kecepatan spesifik turbin, nilai putaran dasar turbin harus dicoba-coba terlebih dahulu untuk memperkirakan besarnya putaran dasar turbin maka digunakan persamaan empiris untuk mengetahui nilai kecepatan spesifik turbin (NQE ) dengan persamaan berikut: Turbin Pelton NQE 0,0859/ H 0,43 Turbin Francis NQE 1,94/H 0,51 Turbin Kaplan NQE,94 / H 0,486 Turbin Propeller NQE,716 / H 0,5 Turbin Bulb NQE 1,58 / H 837 Elevasi Pusat Titi Turbin Penentuan titik berat turbin atau elevasi pusat turbin dapat dinyatakan dalam persamaan: (Mosonyi, 1991:878) D3 Z TWL0, Qd Hs Z titik pusat turbin (m) TWL elevasi tail water level (m) Hs tinggi hisap turbin (m) diameter runner turbin (m) D3 Kavitasi Kavitasi adalah suatu kejadian yang timbul dalam aliran dengan kecepatan yang besar sehingga tekanan air menjadi lebih kecil daripada tekanan uap air maksimum di temperatur itu. Proses ini menimbulkan gelembung-gelembung uap air yang dapat menimbulkan erosi pada turbin. kavitasi terjadi jika σ aktual < σc. perhitungan kavitasi pada studi ini menggunakan persamaan: (Patty, 1995:100) dan (ESHA, 004:178) Ha Hv Hs σ aktual H eff σ kavitasi Ha tekanan atmosfer (atm) Hv tekanan uap air disebelah bawah sudu rotor atau pada bagian atas pipa lepas (m) Hs tinggi hisap atau draft head (m) Heff tinggi jatuh efektif (m) 1,41 σc 1,715 N QE gh σc koefisien kritis Thoma Kecepatan spesifik NQE Daya dan Energi Keuntunga suatu proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ditentukan dari besar daya yang hasilkan dan jumlah energi yang dihasilkan tiap tahun. Dari hasil analisa kurva durasi aliran (Flow Duration Curve, FDC) serta besarnya nilai tinggi jatuh dari hasil analisa topografi melalui konsep desain rencana PLTA Sibundong Upper. Perhitungan besarnya daya dan energi listrik dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: P 9,81xQ x Heff x turbin x generator E 9,81x H xq x x 4 x n P x 4 x n P daya yang dihasilkan (kw) E energi (kwh) Q debit pembangkit (m 3 /det) Heff tinggi jatuh efektif (m) ɳ efisiensi turbin dan generator n jumlah hari operasional Analisa Ekonomi Suatu proyek dikatakan layak secara ekonomi apabila memenuhi indikator kelayakan ekonomi. Menurut Suyanto (001:39) indikator yang sering dipakai dalam analisa ekonomi, yaitu: Benefit Cost Ratio (BCR) Benefit Cost Ratio (BCR) adalah perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari manfaat (benefit) dengan nilai sekarang (present value) dari biaya (cost).

6 Secara umum rumus untuk perhitungan BCR ini adalah (Suyanto, 001:39): BCR Nilai Benefit Sekarang P dari manfaat Nilai Biaya Sekarang P dari biaya dengan : P present value BCR perbandingan manfaat terhadap biaya (Benefit Cost Ratio) Sebagai ukuran dari penilaian suatu kelayakan proyek dengan metode BCR ini adalah jika BCR > 1 maka proyek dikatakan layak dikerjakan dan sebaliknya. Net Present alue (NP) Harga Net Present alue diperoleh dari pengurangan present value komponen benefit dengan present value komponen cost. NP P Komponen Benefit P Komponen Cost P Present value NP Net Present alue Dalam evaluasi kegiatan, nilai NP pada suku bunga pinjaman yang berlaku harus mempunyai harga > 0. Jika NP 0, berarti kegiatan tersebut mempunyai tingkat pengembalian sama dengan nilai investasinya. Jika NP > 0, maka kegiatan tersebut dari segi ekonomi layak. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return merupakan nilai suku bunga yang diperoleh jika BCR bernilai sama dengan 1, atau nilai suku bunga jika NP bernilai sama dengan 0. Perhitungan nilai IRR ini dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut (Kodoatie, 1995:11): NP ' IRR I' I" I' NP ' NP " dengan : I suku bunga memberikan nilai NP positif I suku bunga memberikan nilai NP negatif NP selisih antara present value dari manfaat dan present value dari biaya NP NP positif NP NP negatif Analisa Sensitivitas Dalam penentuan nilai-nilai untuk keadaan sesudah proyek seperti produksi, harga, dan lain-lain merupakan estimasi dari perencana, terdapat kemungkinan bahwa keadaan sebenarnya yang akan terjadi tidak sama dengan nilai estimasi tersebut. Dengan melakukan analisa sensitivitas, kita dapat memperkirakan dampak yang akan terjadi apabila keadaan yang sebenarnya terjadi sesudah proyek tidak sama dengan estimasi awal. Payback Period Payback Period merupakan jangka waktu periode yang diperlukan untuk membayar kembali (mengembalikan) semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek. Perhitungan payback period ini dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut: Payback Periode I Besarnya biaya investasi yang diperlukan Ab Benefit bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahun I A b HASIL DAN PEMBAHASAN Debit Andalan Tabel 1 Debit Sungai Sibundong m Q Q Q P(%) m P(%) m (m3/detik) (m3/detik) (m3/detik) P(%) 1 61,48 0, ,5 33, ,18 66,94 55,56 1,65 4 1,33 34,71 8 1,13 67, ,55, ,05 35, ,04 68, ,4 3, ,4 36, ,97 69,4 5 48,61 4, ,14 37, ,88 70,5 6 40,50 4, ,98 38, ,80 71, ,06 5, ,65 38, ,71 71, ,30 6, ,58 39, ,46 7, ,10 7, ,35 40, ,44 73, ,1 8, ,16 41, ,41 74, ,69 9, ,09 4, ,05 75,1 1 3,7 9,9 5 18,95 4, ,99 76, ,44 10, ,85 43, ,88 76, ,61 11, ,55 44, ,77 77, ,19 1, ,49 45, ,58 78, ,33 13, 56 18,1 46, ,55 79, ,18 14, ,4 47, ,44 80, ,8 14, ,37 47, ,11 80, ,65 15, ,00 48, ,85 81,8 0 8,61 16, ,96 49, ,44 8,64 1 7,94 17, ,76 50, ,3 83,47 7,84 18, ,3 51,4 10 9,13 84,30 3 7,04 19, ,98 5, ,89 85,1 4 6,87 19, ,8 5, ,7 85,95 5 6,56 0, ,81 53, ,40 86,78 6 5,61 1, ,43 54, ,73 87,60 7 4,9, ,31 55, ,54 88,43 8 4,78 3, ,17 56, ,51 89,6 9 4,74 3, ,16 57, ,48 90, ,46 4, ,63 57, ,86 90, ,4 5, ,48 58, ,80 91,74 3 3,46 6, ,04 59, ,53 9, ,16 7, ,0 60, ,39 93, ,15 8, ,99 61, ,47 94,1 35,80 8, ,9 61, ,08 95,04 36,50 9, ,90 6, ,6 95,87 37,43 30, ,80 63, ,56 96,69 38,3 31, ,59 64,46 118,59 97,5 39 1,78 3,3 79 1,45 65,9 119,30 98, ,55 33, ,3 66,1 10 1,61 99,17

7 Kurva Durasi Aliran (Flow Duration Curve) Gambar 3 Kurva Durasi Aliran Pemilihan debit andalan berkisar melebihi 30% sampai dengan 60%. Pada studi ini dipilih debit andalan sebesar 60% karena debit andalan 60% memberikan nilai debit yang lebih kecil dibandingkan dengan debit andalan diatas 30% sehingga diharapkan dengan debit andalan 60% ini debitnya lebih sering tersedia dalam satu tahun sehingga untuk kebutuhan PLTA akan lebih sering terpenuhi. Bangunan Hantar Intake Fungsi utama bangunan pengambilan adalah untuk mengelakan dan mengontrol besarnya debit yang masuk ke sistem pembangkit, mencegah masuknya debris, sampah dan sedimen dalam ukuran besar, menyediakan ruang terisolasi dari sungai terhadap sistem pembangkit. Berdasarkan hasil analisa hidrolika, besarnya dimensi bangunan intake adalah: Debit pembangkit (Qp) 13,04 m 3 /det Debit desain (Qd) ( x Qp) 6,08 m 3 /det Lebar intake 7,0 m Panjang intake 0,59 m Jumlah pintu 4 m Jumlah pilar 3 0,53 m Tinggi pintu 3 m Slope (S) 0,0016 (desain) Manning (n) 0,017 (pasangan batu) Elevasi dasar intake +834,6 m Tinggi muka air 1,84 m Kecepatan aliran (v),53 m Kantong Lumpur Kantong lumpur berfungsi untuk mengendapkan sedimen yang ikut masuk bersama aliran air. Berdasarkan hasil analisa hidrolika, besarnya dimensi bangunan kantong lumpur adalah: Debit pembangkit (Qp) 13,04 m 3 /det Debit desain (Qd) (1,1 x Qp) 14,34 m 3 /det Lebar kantong lumpur 1,5 m dengan lebar separator 0,5 m Panjang kantong lumpur 14,66 m Kecepatan aliran (v) 0,47 m 3 /det Waterway Saluran pembawa (waterway) berfungsi sebagai saluran pembawa debit pembangkit dari bangunan pengambilan menuju ke pipa pesat (penstock). Berdasarkan hasil analisa hidrolika, besarnya dimensi bangunan waterway adalah: Debit pembangkit (Qp) 13,04 m 3 /det Debit desain (Qd) (1,1 x Qp) 14,34 m 3 /det Lebar waterway 3 m Panjang waterway 040,68 m Slope (S) 0,00 (desain) Manning (n) 0,015 (beton precast) Tinggi muka air 1,83 m Kecepatan aliran (v),6 m 3 /det Headpond Headpond diusahakan untuk memiliki tampungan sebesar debit operasi dikalikan dengan waktu - 3 menit atau 10Qp 180 Qp untuk menjaga kestabilan turbin akibat regulasi governor. Berdasarkan hasil analisa hidrolika, besarnya dimensi bangunan headpond adalah: Debit pembangkit (Qp) 13,04 m 3 /det Debit desain (Qd) (1,1 x Qp) 14,34 m 3 /det Lebar headpond 6 m Panjang headpond 197,5 m olume headpond 347, m 3 Slope (S) 0,00006 (desain)

8 Manning (n) 0,013 (beton) Tinggi muka air,98 m Kecepatan aliran (v) 0,80 m 3 /det Tail Race Saluran pembuang akhir (tail race) berada setelah draft tube turbin yang berfungsi untuk mengalirkan debit pembuangan dari PLTA kembali ke sungai. Saluran ini direncanakan berbentuk segi empat dari pasangan batu. Berdasarkan hasil analisa hidrolika, besarnya dimensi bangunan tail race adalah: Debit pembangkit (Qp) 13,04 m 3 /det Debit desain (Qd) (1,1 x Qp) 14,34 m 3 /det Lebar tail race 8 m Panjang tail race 63,90 m Elevasi ambang tail race + 673,5 m Elevasi tail water level (TWL) + 674,47 m Dimensi Pipa Pesat Data teknis yang gunakan untuk perhitungan adalah: Debit pembangkit (Qp) 13,04 m3/dt Tinggi jatuh kotor (Hg) 151, m Headloss (HL) 6,05 m Tinggi jatuh efektif (Heff) 145,17 m Daya (P) 16,3 MW 1630 kw Tabel Diameter Pipa Pesat Persamaan Warnick (1984) Bier (1945) Sarkaria (1979) Moffat (1990) USBR (1986) Falshbusch (1987) Rumus D A 1,0 Q (m) (m ) (m/det) 0,43 0,7 x P D,00 3,1 4,06 0,63 H 0,466 P D 0,176 x 1,59 1,97 6,61 0,43 0,71x P D 1,81,56 5,10 0,65 0,43 0,5 x P D 1,70,6 5,77 0,60 0,5 1,517 x Q D 1,58 1,96 6,667 0,5 0,45 1,1 x Q D 1,96 3,01 4,33 0,1 Rata-rata 1,77,47 5,47 Kehilangan Tinggi (Headloss) Tabel 3 Rekapitulasi Total Headloss Letak Headloss Notasi Satuan 1.0 Q Trashrack Ht m 0,0051 Pintu intake bendung z m 0,160 Kantong Lumpur Ht m 0,0034 Waterway Ht m 0,4548 Belokan waterway 1-9 Hl m 1,0789 Headpond Ht m 0,037 Trashrack di headpond Ht m 0,0173 Inlet headpond menuju penstock Ht m 0,0013 Gesekan di sepanjang pipa penstock 1 hf m,476 Percabangan pipa penstock hs m 0,5379 Belokan pipa pada penstock HL m 0,4515 Perubahan diameter pipa penstock HL m 0,1036 Gesekan di sepanjang pipa penstock hf m 0,4679 Main Intake alve (butterfly valve) Ht m 0,5043 Spiral Casing Turbin Hl m 0,518 Draft Tube hf m 0,4043 Tailrace Ht m 0,1436 TOTAL hl m 7,36 Tinggi Jatuh Efektif Berdasarkan gambar di bawah ini, tinggi jatuh efektif (Heff) dapat diperoleh dengan mengurangi tinggi jatuh kotor (Hg) dengan total kehilangan tinggi (headloss). Heff Hg - total headloss (El. M.A Headpond El. TWL) (total headloss) (85,69 674,47) - (7,36) 151, 7,36 143,86 m Turbin Hidraulik Pemilihan Tipe Turbin Dengan parameter besarnya debit desain dan tinggi jatuh maka dapat dipilih tipe turbin yang dapat digunakan untuk PLTA Sibundong Upper, berdasarkan kapasitas daya terpasang data tinggi jatuh dengan grafik tersebut: Gambar 4 Penentuan Tipe Turbin Berdasarkan Tinggi Jatuh dan Daya

9 Dari gambar di atas diketahui bahwa dengan tinggi jatuh efektif pada debit Q60 adalah 143,86 meter dan daya yang dihasilkan sebesar x 8,04 MW, maka digunakan tipe Turbin Francis sumbu horizontal, dipilih turbin dengan sumbu horizontal karena biasanya turbin dengan sumbu horizontal digunakan pada turbin dengan daya < 10 MW. Kecepatan Putar Turbin dan Generator Kecepatan spesifik coba-coba (trial specific speed): 1,94 NQE 0,51 H 1,94 0,51 143,86 0,15 Besarnya nilai spesifik coba-coba (NQE ) ini harus dikontrol, apakah Ns-max 300 H -/3. Dari hasil perhitungan Ns-max di dapatkan nilai Ns-max sebesar 14,37 m kw, sehingga 14,37 114,50 atau Ns-max 300 H -/3 sehingga hasilnya tidak kontrol. Maka nilai NQE harus dihitung secara coba-caoba (trial & error) sehingga didapatkan nilai NQE sebesar 0,1. Kecepatan spesifik: Ns 955 x NQE 955 x 0,1 98,47 m, kw Kecepatan putaran turbin dengan persamaan: n 0, 75 N QE E Q dimana: n kecepatan putaran turbin (t/det) E energi potensial (Hg) Maka, n 0,75 0,1 x 9,81 x (143,86) 8,1 8,33 t/s 500,06 rpm Turbin direncanakan dengan menggunakan generator tipe sinkron dengan frekuensi (f) 50 Hz maka kecepatan sinkron generator sama dengan keceparan putar turbin maka kecepatan sinkron generator: f n 10 x P dimana: P Jumlah pole (harus genap) Maka, 10 x f P n 10 x 50 11,99 500,06 Dikarenakan nilai kutub (pole) generator harus memiliki nilai genap dan tidak berbentuk bilangan desimal, maka jumlah kutub (pole) dibulatkan menjadi 1 buah. Penentuan Elevasi Titik Pusat Turbin Analisa titik pusat turbin sangat berpengaruh terhadap gejala kavitasi, penempatan turbin yang tidak tepat akan menyebabkan kavitasi terjadi pada turbin. Jadi, koefisien Thoma kritis (σc) untuk turbin francis dapat dihitung dengan persamaan: (Mosonyi, 1991:843) 1,4 Ns - σc ,4 97, ,05 - Hb Ha Hv 9,33 0,4 9,09 m - Tinggi hisap turbin: Hs Hb H 9,09 0,05.143, 86 1,98 m - Elevasi titik pusat turbin D3 Z TWL0, Qd Hs 1,14 673,83 1, ,7 m eff

10 Kontrol Gejala Kavitasi Kavitasi adalah fenomena dimana terdapat gelembung udara pada turbin yang akan membentur dinding runner sehingga akan mengakibatkan korosi. Perhitungan tinnghi hisap (Hs) dalam perhitungan kavitasi menggunakan persamaan: (ESHA, 004:169) 1,41 σc 1,715 N QE gh 1,41 1,7150,1.9,81.147,75 0,053 P atm Pv HS H g g 91459,0 333,9 0, , x 9,81 x 9,81-1,67 m Dimana kavitasi akan terjadi jika nilai tinggi hisap (Hs) berada pada nilai diatas - 1,67 m jadi untuk keamanan direncanakan - m. Ha Hv Hs σ aktual H eff 9,3 0,4 ( ) 143,86 0,077 Kavitas terjadi jika σ aktual < σc sehingga dari perhitungan di atas didapatkan 0,077 > 0,053 maka desai turbin aman terhadap gejala kavitasi. Daya dan Energi Keuntungan suatu proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air ditentukan dari besar daya yang dibangkitkan dan jumlah energi yang dihasilkan tiap tahun. Daya listrik yang dibangkitkan dihitung dengan memakai persamaan: P 9,81xQ x Heff x turbin x generator 9,81x 13,04 x143,86 x 0,9 x 0, 95 16,08 MW E 9,81x H xq x x 4 x n P x 4 x n Dari persamaan energi diatas, maka di dapatkan total energi pertahun sebesar 83,96 GWh. Analisa Ekonomi Benefit Cost Ratio (BCR) P B manfaat C P P biaya mod al biayao& P Rp ,56 Rp ,14 Rp ,3 1,64 Net Present alue (NP) NP P manfaat (P biaya modal + P biaya O&P) Rp ,56 (Rp ,14 + Rp ,3) Rp ,19 Internal Rate of Return (IRR) NP ' IRR I' I" I' NP ' NP " Dimana: I suku bunga yang memberikan nilai NP positif 1% I suku bunga yang memberikan nilai NP negatif 13% NP NP positif NP NP negatif Sehingga, IRR % (13% 1%) ( ) 1,5% Analisa Sensitifitas Analisa sensitivitas biasanya dilakukan dengan mengubah salah satu elemen proyek (misalnya harga, biaya) dan menghitung nilai IRR nya dengan harga tersebut. Analisa sensitivitas yang dihitung pada studi ini adalah sebagai berikut: 1. Terjadi 10% kenaikan pada nilai biaya yang diperkirakan dan nilai manfaat tetap. Terjadi 10% penurunan pada nilai biaya yang diperkirakan dan nilai manfaat tetap 3. Terjadi 10% kenaikan pada nilai manfaat yang diperkirakan dan nilai biaya tetap

11 4. Terjadi 10% penurunan pada nilai manfaat yang diperkirakan dan nilai biaya tetap 5. Terjadi 10% kenaikan pada nilai biaya yang diperkirakan dan 10% penurunan pada nilai manfaat. 6. Terjadi 10% penurunan pada nilai biaya yang diperkirakan dan 10% kenaikan pada nilai manfaat Payback Period (PBP) I PBP A b biaya mod al biayao & P manfaat R p Rp ,14 Rp ,93 6,14 tahun Dari perhitungan di atas dapat diketahui, biaya modal dapat terbayar seluruhnya pada tahun ke-7 (tujuh). KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan dengan memperhatikan rumusan masalah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Debit andalan yang digunakan dalam perencanaan PLTA Sibundong Upper adalah debit andalan 60% sebesar 13,04 m 3 /det.. Pada perencanaan PLTA Sibundong Upper direncanakan pipa pesat dengan adanya percabangan, pipa pesat utama panjangnya 40 m dengan diameter m dan pipa pesat cabang sepanjang 50 m dengan diameter 1,4 m dengan tebal pipa pesat 1 mm. 3. Tinggi jatuh efektif pada perencanaan PLTA Sibundong Upper adalah sebesar 143,86 m. 4. Jenis turbin yang digunakan pada perencanaan PLTA Sibundong Upper adalah jenis turbin francis dengan poros horizontal. 5. Besarnya daya yang dihasilkan pada perencanaan PLTA Sibundong Upper adalah sebesar 16,08 MW ( x 8,04 MW) dan energi yang dihasilkan tiap tahunnya adalah sebesar 83,96 GWh dengan nilai CF sebesar 59,59%. 6. Dari hasil analisa ekonomi yang telah dilakukan didapatkan nilai-nilai sebai berikut: - BCR 1,64 - NP Rp ,19 - IRR 1,5% - Payback period 7 tahun SARAN Agar PLTA yang direncanakan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut: 1. Pengawasan dan pemeliharaan PLTA yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu apabila terjadi kerusakan pada instalasi PLTA ini dapat segera diadakan perbaikan.. Keseriusan dari pihak pengembang swasta / independent power producer (IPP) untuk mengembangkan manfaat sungai Sibundong sebagai salah satu upaya guna memenuhi kebutuhan listrik khususnya di Sumatera Utara yang sekarang ini sedang mengalami krisis pasokan listrik. 3. Harus lebih sering dilakukan seperti pekerjaan pre feasibility khususnya di sepanjang Sungai Sibundong guna untuk mengindentifikasi awal potensi PLTA atau PLTM/H di Sungai Sibundong guna memenuhi pasokan listrik di wilayah Sumatera Utara. 4. Usaha pemeliharaan lingkungan dari semua pihak agar kelestarian lingkungan sekitar PLTA tetap terjaga sehingga debit yang tersedia di sungai tetap terjaga. DAFTAR PUSTAKA Anonim Standart Perencanaan Irigasi Bangian Bangunan Utama (KP-0). Jakarta: Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jenderal Listrik Dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral.

12 009. Pedoman Studi Kelayakan Hidrologi Buku A. Jakarta: Direktorat Jenderal Listrik Dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral. Harto Br, S Analisis Hidrologi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kodoatie, R.J Analisa Ekonomi Teknik. Yogyakarta: Andi Offset. Anonim Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Penyelenggaraan Pengembangan SPAM. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. Mosonyi, E Water Power Development, ol.1 Low Head Power Plants. Budapest: Water Power Development. Mosonyi, E High Head Power Plants, ol.a. India: Nem Chand & Brothers. Patty, O.F Tenaga Air. Jakarta: Erlangga. Penche, C Guidebook on How to Develop a Small Hydro Site. Belgia : ESHA (European Small Hydropower Association). Ramos, H Guidelines For Design Small Hydropower Plants. Irlandia : WREAN (Western Regional Energy Agency & Network) and DED (Department of Economic Development). RETScreen International Small Hydro Project Analysis. Minister of Natural: Canada. Sekretariat Negara RI Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 009 Tentang Ketenagalistrikan. Jakarta: Sekretariat Negara RI. United States Departement of The Interior Bureau of Reclamation (USBR) Engineering Monographs No. 0. US. Government: Washington.

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU JURNAL

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU JURNAL STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PERENCANAAN TEKNIK BANGUNAN AIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI SUNGAI JUJU DESA MUWUN KABUPATEN MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI SUNGAI JUJU DESA MUWUN KABUPATEN MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI SUNGAI JUJU DESA MUWUN KABUPATEN MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Yusvika Amalia 1, Pitojo Tri Juwono 2, Prima Hadi Wicaksono 2

Lebih terperinci

Kata kunci: debit andalan, diameter pipa, tinggi jatuh efektif, kelayakan ekonomi.

Kata kunci: debit andalan, diameter pipa, tinggi jatuh efektif, kelayakan ekonomi. STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI SUNGAI ATEI DESA TUMBANG ATEI KECAMATAN SANAMANG MANTIKAI KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Yogi Suryo Setyo Putro 1 Pitojo

Lebih terperinci

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous HYDRO POWER PLANT Prepared by: anonymous PRINSIP DASAR Cara kerja pembangkit listrik tenaga air adalah dengan mengambil air dalam jumlah debit tertentu dari sumber air (sungai, danau, atau waduk) melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 1.1 KETERSEDIAAN DEBIT AIR PLTM CILEUNCA

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 1.1 KETERSEDIAAN DEBIT AIR PLTM CILEUNCA 42 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 1.1 KETERSEDIAAN DEBIT AIR PLTM CILEUNCA Sebelum melakukan perhitungan maka alangkah baiknya kita mengetahui dulu ketersediaan debit air di situ Cileunca

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Bendungan Semantok, Nganjuk, Jawa Timur PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR Faris Azhar, Abdullah

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK

LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK UNTUK PLTM...... X... MW PROVINSI... LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK DAFTAR ISI 1. Definisi 2. Informasi Umum Pembangkit 3. Informasi Finansial Proyek 4. Titik Interkoneksi 1. Definisi

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DI BENDUNGAN PANDANDURI SWANGI LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DI BENDUNGAN PANDANDURI SWANGI LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DI BENDUNGAN PANDANDURI SWANGI LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT Eva Cahyaning Tyas, Suwanto Marsudi 2, Ussy Andawayanti 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI III UMUM

BAB III METODOLOGI III UMUM III-1 BAB III METODOLOGI 3.1. UMUM Sebagai langkah awal sebelum menyusun Tugas Akhir secara lengkap, terlebih dahulu disusun metodologi untuk mengatur urutan pelaksanaan penyusunan Tugas Akhir. Metodologi

Lebih terperinci

PRA STUDI KELAYAKAN POTENSI PLTM/PLTA DI AREA PT. PJB UNIT PEMBANGKIT BRANTAS

PRA STUDI KELAYAKAN POTENSI PLTM/PLTA DI AREA PT. PJB UNIT PEMBANGKIT BRANTAS PRA STUDI KELAYAKAN POTENSI PLTM/PLTA DI AREA PT. PJB UNIT PEMBANGKIT BRANTAS Budiono 1), Slamet Wahyudi 2), Djoko Sutikno 2) 1). Mahasiswa Prog. Magister dan Doktor JurusanTeknik Mesin Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR RUN OF RIVER

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR RUN OF RIVER STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR RUN OF RIVER (PLTA ROR) BALIEM KABUPATEN JAYAWIJAYA Henu Satya Aliputa, Suwanto Marsudi, Mohammad Taufiq Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) MADONG KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) MADONG KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) MADONG KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN Afif Taufiiqul Hakim 1, Suwanto Marsudi 2, Lily Montarcih Limantara 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI SUNGAI SRINJING UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BRUMBUNG DI KABUPATEN KEDIRI

KAJIAN POTENSI SUNGAI SRINJING UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BRUMBUNG DI KABUPATEN KEDIRI 74 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 3, Nomor, Desember 0, hlm 74 84 KAJIAN POTENSI SUNGAI SRINJING UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BRUMBUNG DI KABUPATEN KEDIRI Agus Indarto, Pitojo Tri

Lebih terperinci

BAB V STUDI POTENSI. h : ketinggian efektif yang diperoleh ( m ) maka daya listrik yang dapat dihasilkan ialah :

BAB V STUDI POTENSI. h : ketinggian efektif yang diperoleh ( m ) maka daya listrik yang dapat dihasilkan ialah : BAB V STUDI POTENSI 5.1 PERHITUNGAN MANUAL Dari data-data yang diperoleh, dapat dihitung potensi listrik yang dapat dihasilkan di sepanjang Sungai Citarik. Dengan persamaan berikut [23]: P = ρ x Q x g

Lebih terperinci

GALIH EKO PUTRA Dosen Pembimbing Ir. Abdullah Hidayat SA, MT

GALIH EKO PUTRA Dosen Pembimbing Ir. Abdullah Hidayat SA, MT PEMANFAATAN KEHILANGAN ENERGI PADA BANGUNAN TERJUN SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (studi kasus bangunan terjun (BT2 BT4) pada saluran primer Padi Pomahan, D.I Padi Pomahan, Desa Padi, Kecamatan

Lebih terperinci

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA SESSION 8 HYDRO POWER PLANT 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA 6. Kelebihan dan Kekurangan PLTA 1. POTENSI PLTA Teoritis Jumlah potensi tenaga air di permukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I 1.1 Latar Belakang Dalam sistem PLTA, turbin air tergolong mesin konversi energi yang mengubah energi translasi gerak lurus menjadi energi gerak rotasi. Energi air tergolong energi terbarukan atau

Lebih terperinci

Listrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai

Listrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai Listrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai Sardi Salim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo sardi@ung.ac.id Abstrak Pembangkit listrik mikrohidro adalah

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PERENCANAAN PLTA KESAMBEN KABUPATEN BLITAR JAWA TIMUR

STUDI KELAYAKAN PERENCANAAN PLTA KESAMBEN KABUPATEN BLITAR JAWA TIMUR STUDI KELAYAKAN PERENCANAAN PLTA KESAMBEN KABUPATEN BLITAR JAWA TIMUR Foundasita Rahawuryan, Suwanto Marsudi, Endang Purwati Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) PALUMBUNGAN, PURBALINGGA Design of Mini Hydro Power Plant at Palumbungan, Purbalingga

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) PALUMBUNGAN, PURBALINGGA Design of Mini Hydro Power Plant at Palumbungan, Purbalingga PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) PALUMBUNGAN, PURBALINGGA Design of Mini Hydro Power Plant at Palumbungan, Purbalingga Oleh: Andi Prasetiyanto, Nizar Mahrus, Sri Sangkawati, Robert

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI SALURAN IRIGASI MATARAM

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI SALURAN IRIGASI MATARAM Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Saluran Irigasi Mataram PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI SALURAN IRIGASI MATARAM Titis Haryani, Wasis Wardoyo, Abdullah Hidayat SA.

Lebih terperinci

ANALISA DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO TUKAD BALIAN, TABANAN MENGGUNAKAN SIMULINK

ANALISA DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO TUKAD BALIAN, TABANAN MENGGUNAKAN SIMULINK ANALISA DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO TUKAD BALIAN, TABANAN MENGGUNAKAN SIMULINK W.G. Suharthama, 1 I W.A Wijaya, 2 I G.N Janardana 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Makalah Pembangkit listrik tenaga air

Makalah Pembangkit listrik tenaga air Makalah Pembangkit listrik tenaga air Di susun oleh : Muhamad Halfiz (2011110031) Robi Wijaya (2012110003) Alhadi (2012110093) Rari Ranjes Noviko (2013110004) Sulis Tiono (2013110008) Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan listrik menjadi masalah yang tidak ada habisnya. Listrik menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan listrik menjadi masalah yang tidak ada habisnya. Listrik menjadi II. TINJAUAN PUSTAKA.1. Potensi Pemanfaatan Mikrohidro Kebutuhan listrik menjadi masalah yang tidak ada habisnya. Listrik menjadi kebutuhan yang mendasar saat ini, namun penyebarannya tidak merata terutama

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA HUKURILA KOTA AMBON UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

PENERAPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA HUKURILA KOTA AMBON UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI PENERAPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA HUKURILA KOTA AMBON UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI James Zulfan 1*, Erman Mawardi 1, dan Yanto Wibowo 1 1 Puslitbang Sumber Daya Air, Kementerian

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR

ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PADA PINTU AIR BENDUNG MLIRIP MOJOKERTO

STUDI KELAYAKAN PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PADA PINTU AIR BENDUNG MLIRIP MOJOKERTO STUDI KELAYAKAN PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PADA PINTU AIR BENDUNG MLIRIP MOJOKERTO Dimas Riadi Permadi 1, Suwanto Marsudi, Donny Harisuseno. 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR LODOYO I PADA BENDUNG LODOYO DI DESA GOGODESO KECAMATAN KANIGORO KABUPATEN BLITAR JAWA TIMUR

STUDI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR LODOYO I PADA BENDUNG LODOYO DI DESA GOGODESO KECAMATAN KANIGORO KABUPATEN BLITAR JAWA TIMUR STUDI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR LODOYO I PADA BENDUNG LODOYO DI DESA GOGODESO KECAMATAN KANIGORO KABUPATEN BLITAR JAWA TIMUR Andrianus Suryanto Bere 1, Suwanto Marsudi 2, Rispiningtati

Lebih terperinci

KAJI ANALITIK POTENSI DAYA LISTRIK PLTMH DI AIR TERJUN MUARA JAYA DESA ARGAMUKTI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

KAJI ANALITIK POTENSI DAYA LISTRIK PLTMH DI AIR TERJUN MUARA JAYA DESA ARGAMUKTI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT KAJI ANALITIK POTENSI DAYA LISTRIK PLTMH DI AIR TERJUN MUARA JAYA DESA ARGAMUKTI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT Engkos Koswara 1*, Dony Susandi 2, Asep Rachmat 3, Ii Supiandi 4 1 Teknik Mesin

Lebih terperinci

58. Pada tail race masih terdapat kecelakaan air 1m/det serta besarnya K = 0,1. Hitung : 1) Hidrolik Losses!

58. Pada tail race masih terdapat kecelakaan air 1m/det serta besarnya K = 0,1. Hitung : 1) Hidrolik Losses! TURBIN AIR 1. Jelaskan secara singkat tentang sejarah diketemukannya turbin air sebagai tenaga penggerak mula? 2. Jelaskan perbedaan antara pembangkit tenaga listrik dengan tenaga air dan tenaga diesel?

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3. Pembangkit Listrik Tenaga Angin,

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3. Pembangkit Listrik Tenaga Angin, BAB 2 LANDASAN TEORI Pusat listrik memiliki berbagai macam sumber tenaga, diantaranya adalah: 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3. Pembangkit Listrik

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. untuk menjawab rumusan masalah antara lain: Penelitian tugas akhir ini meninjau debit andalan (Q 80) dan debit andalan (Q 90)

BAB VI PENUTUP. untuk menjawab rumusan masalah antara lain: Penelitian tugas akhir ini meninjau debit andalan (Q 80) dan debit andalan (Q 90) BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Penelitian tugas akhir ini meninjau potensi Bendung Sapon sebagai PLTMH berdasarkan besarnya daya listrik yang mampu dihasilkan PLTMH, pemanfaatan PLTMH dan analisis kajian

Lebih terperinci

Jl. Banda Aceh-Medan Km. 280 Buketrata - Lhokseumawe Abstrak

Jl. Banda Aceh-Medan Km. 280 Buketrata - Lhokseumawe   Abstrak Pengembangan dan Penerapan Teknologi Turbin Air Propeller Dalam Mendukung Penyediaan Energi Listrik Alternative Di Desa Darul Makmur Kotamadya Subulussalam Provinsi Aceh Pribadyo 1, Dailami 2 1) Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT

ANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT ANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Pembangunan sebuah PLTMH harus memenuhi beberapa kriteria seperti, kapasitas air yang cukup baik dan tempat yang memadai untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan menyatakan pada pasal 4 ayat 2 bahwa badan usaha swasta, koperasi dan swadaya masyarakat dapat berpatisipasi dalam

Lebih terperinci

KAJIAN OPTIMASI SKEMA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HYDRO RANTAU SULI di KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI

KAJIAN OPTIMASI SKEMA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HYDRO RANTAU SULI di KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI 60 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 9 Nomor 1 Mei 2018, hlm 60-69 KAJIAN OPTIMASI SKEMA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HYDRO RANTAU SULI di KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI Adhe Indra Nurprayogo 1, Widandi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Turbin Air Turbin air adalah turbin dengan media kerja air. Secara umum, turbin adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau stationary blade, tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Turbin Air Secara sederhana turbin air adalah suatu alat penggerak mula dengan air sebagai fluida kerjanya yang berfungsi mengubah energi hidrolik dari aliran

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PEMASANGAN PLTMH DI SALURAN IRIGASI LODAGUNG PADA BENDUNGAN WLINGI BLITAR

STUDI KELAYAKAN PEMASANGAN PLTMH DI SALURAN IRIGASI LODAGUNG PADA BENDUNGAN WLINGI BLITAR STUDI KELAYAKAN PEMASANGAN PLTMH DI SALURAN IRIGASI LODAGUNG PADA BENDUNGAN WLINGI BLITAR Ridho Hashiddiqi 1, Suwanto Marsudi 2, Ery Suhartanto 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas

Lebih terperinci

Survei, Investigasi dan Disain Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NusaTenggara Timur

Survei, Investigasi dan Disain Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NusaTenggara Timur 5 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) 5.1. Pengertian PLTMH PLTMH pada prinsipnya sama dengan PLTA (pembangkit listrik tenaga air) seperti Jati Luhur dan Saguling di Jawa Barat. Masyarakat di

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian... iii. Lembar Pengesahan Penguji...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian... iii. Lembar Pengesahan Penguji... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pernyataan Keaslian... iii Lembar Pengesahan Penguji... iv Halaman Persembahan... v Halaman Motto... vi Kata Pengantar... vii

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB II LANDASAN TEORI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1.

Lebih terperinci

1. TURBIN AIR. 1.1 Jenis Turbin Air. 1.1.1 Turbin Impuls

1. TURBIN AIR. 1.1 Jenis Turbin Air. 1.1.1 Turbin Impuls 1. TURBIN AIR Dalam suatu sistim PLTA, turbin air merupakan salah satu peralatan utama selain generator. Turbin air adalah alat untuk mengubah energi air menjadi energi puntir. Energi puntir ini kemudian

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI TURBIN AIR UNIT 1 KAPASITAS 41 MW DI PLTA RENUN LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISA PERFORMANSI TURBIN AIR UNIT 1 KAPASITAS 41 MW DI PLTA RENUN LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI TURBIN AIR UNIT 1 KAPASITAS 41 MW DI PLTA RENUN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Program Studi Teknik

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PERENCANAAN PLTMH DI SALURAN TURITUNGGORONO PADA BENDUNG GERAK MRICAN KEDIRI

STUDI KELAYAKAN PERENCANAAN PLTMH DI SALURAN TURITUNGGORONO PADA BENDUNG GERAK MRICAN KEDIRI STUDI KELAYAKAN PERENCANAAN PLTMH DI SALURAN TURITUNGGORONO PADA BENDUNG GERAK MRICAN KEDIRI Adi Martha Kurniawan 1 Pitojo Tri Juwono 2 Suwanto Marsudi 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan

Lebih terperinci

LAMPIRAN B BATASAN TEKNIS

LAMPIRAN B BATASAN TEKNIS LAMPIRAN B BATASAN TEKNIS UNTUK PLTM...... X... MW PROVINSI... LAMPIRAN B BATASAN TEKNIS DAFTAR ISI 1. Definisi 2. Ketersediaan Debit Sungai 3. Batasan Bangunan Sipil 4. Kapasitas Desain dan Produksi Energi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA II - 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA.1. UMUM Dalam perencanaan pekerjaan selalu dibutuhkan kajian pustaka sebab dengan kajian pustaka dapat ditentukan spesifikasi - spesifikasi yang menjadi acuan dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR Diajukan untuk

Lebih terperinci

Energi dan Ketenagalistrikan

Energi dan Ketenagalistrikan PENGEMBANGAN PLTMH TURBIN SIPHON : PROSPEK DAN HAMBATANNYA DI INDONESIA Widhiatmaka Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru dan Terbarukan widhi_wise@yahoo.com S A

Lebih terperinci

2.1.1 Penentuan Debit Dalam merancang PLTM salah satu data penunjang yang diperlukan adalah data hidrologi. Data hidrologi yang diperlukan adalah debi

2.1.1 Penentuan Debit Dalam merancang PLTM salah satu data penunjang yang diperlukan adalah data hidrologi. Data hidrologi yang diperlukan adalah debi BAB II BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA PLTM adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi potensial air untuk membangkitkan energi listrik. PLTM bekerja dengan cara menjatuhkan air dengan debit tertentu dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dapat dibangun apabila terdapat debit air dan tinggi jatuh yang cukup sehingga kelayakannya dapat tercapai.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan dan Manfaat 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benefit Cost Ratio (BCR) 1.2 Identifikasi Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan dan Manfaat 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benefit Cost Ratio (BCR) 1.2 Identifikasi Masalah 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah kebutuhan dasar untuk kehidupan manusia, terutama untuk digunakan sebagai air minum, memasak makanan, mencuci, mandi dan kakus. Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum PLTMH Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro artinya air. Dalam prakteknya istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun Mikro

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL

BAB IV ANALISA HASIL BAB IV ANALISA HASIL 4.1 Bendung Tipe bendung yang disarankan adalah bendung pelimpah pasangan batu dengan diplester halus. Bagian bendung yang harus diperlihatkan adalah mercu bendung, bangunan pembilas,

Lebih terperinci

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Kelayakan Ekonomi Bendungan Jragung Kabupaten Demak (Kusumaningtyas dkk.) KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Ari Ayu Kusumaningtyas 1, Pratikso 2, Soedarsono 2 1 Mahasiswa Program Pasca

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro adalah bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Air dalam skala kecil dimana daya yang dihasilkan < 1 Mega Watt, yang merupakan bentuk

Lebih terperinci

BAB 3 STUDI LOKASI DAN SIMULASI

BAB 3 STUDI LOKASI DAN SIMULASI BAB 3 STUDI LOKASI DAN SIMULASI 3.1 Letak Sungai Cisangkuy-Pataruman Sungai Cisangkuy-Pataruman terletak di dekat Kampung Pataruman, Cikalong, Pangalengan Jawa Barat. Sungai ini merupakan terusan dari

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS SARJANA

LAPORAN TUGAS SARJANA LAPORAN TUGAS SARJANA PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLMTH) DENGAN MENGGUNAKAN TURBIN CROSS FLOW DI SUNGAI BANJIR KANAL BARAT SEMARANG Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN UNIT PLTA IV & V TERHADAP POLA OPERASI WADUK KARANGKATES KABUPATEN MALANG

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN UNIT PLTA IV & V TERHADAP POLA OPERASI WADUK KARANGKATES KABUPATEN MALANG STUDI PENGARUH PENAMBAHAN UNIT PLTA IV & V TERHADAP POLA OPERASI WADUK KARANGKATES KABUPATEN MALANG Dwi Mahdiani Pratiwi 1, Suwanto Marsudi², Rahmah Dara Lufira² 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Saat ini, listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Listrik dibutuhkan tidak hanya untuk penerangan, melainkan juga untuk melakukan aktivitas

Lebih terperinci

SURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI

SURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI 2016 SURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI PT PLN (PERSERO) PUSAT PEMELIHARAAN KETENAGALISTRIKAN 2016 Halaman : 2 dari 16 Kegiatan : Pelaksanaan Pekerjaan Survey Potensi PLTM Kananggar & Nggongi

Lebih terperinci

Optimasi Energi Terbarukan (Mikrohidro)

Optimasi Energi Terbarukan (Mikrohidro) Optimasi Energi Terbarukan (Mikrohidro) Oleh: ASROFUL ANAM, ST., MT. Jurusan Teknik Mesin S-1 Institut Teknologi Nasional Malang Hydropower klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Hidro (PLTH) Big Dam Small

Lebih terperinci

TUGAS RESUME JURNAL SEMINAR

TUGAS RESUME JURNAL SEMINAR TUGAS RESUME JURNAL SEMINAR STUDI KELAYAKAN PEMASANGAN PLTMH DI SALURAN IRIGASI LODAGUNG PADA BENDUNGAN WLINGI BLITAR Ridho Hashiddiqi 1), Suwanto Marsudi 2), Ery Suhartanto 2) (1) Mahasiswa Program Sarjana

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PLTA KARANGKATES IV & V PADA BENDUNGAN KARANGKATES KABUPATEN MALANG

STUDI PERENCANAAN PLTA KARANGKATES IV & V PADA BENDUNGAN KARANGKATES KABUPATEN MALANG STUDI PERENCANAAN PLTA KARANGKATES IV & V PADA BENDUNGAN KARANGKATES KABUPATEN MALANG Septian Maulana 1, Suwanto Marsudi 2, Ussy Andawayanti 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas

Lebih terperinci

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) Deviany Kartika, Miftahul Arifin, Rahman Darmawan Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR PUMPED STORAGE. Pembangkit Listrik Tenaga Pompa (Pumped Storage) adalah sebuah tipe

BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR PUMPED STORAGE. Pembangkit Listrik Tenaga Pompa (Pumped Storage) adalah sebuah tipe BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR PUMPED STORAGE 2.1 Pengertian PLTA Pumped Storage Pembangkit Listrik Tenaga Pompa (Pumped Storage) adalah sebuah tipe khusus dari pembangkit listrik konvensional.dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kaum perkotaan maupun pedesaan. Segala macam aktifitas manusia pada saat ini membutuhkan energi listrik untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2006 lalu, Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 5 mengenai Kebijakan Energi Nasional yang bertujuan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam

Lebih terperinci

KAJIAN PENINGKATAN MANFAAT PADA BENDUNGAN TUGU KABUPATEN TRENGGALEK

KAJIAN PENINGKATAN MANFAAT PADA BENDUNGAN TUGU KABUPATEN TRENGGALEK Wahyuningdyah, dkk., Kajian Peningkatan Manfaat pada Bendungan Tugu Kabupaten Trenggalek 153 KAJIAN PENINGKATAN MANFAAT PADA BENDUNGAN TUGU KABUPATEN TRENGGALEK Mey Wahyuningdyah 1, Pitojo Tri Juwono,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TURBIN KAPLAN PADA SUB UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR KEDUNGOMBO

KARAKTERISTIK TURBIN KAPLAN PADA SUB UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR KEDUNGOMBO EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 69-74 KARAKTERISTIK TURBIN KAPLAN PADA SUB UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR KEDUNGOMBO Mulyono, Suwarti Program Studi Teknik Konversi Energi,

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK Perangkat elektro mekanik merupakan salah satu komponen utama yang diperlukan oleh suatu PLTMH untuk menghasilkan energi listrik Proses

Lebih terperinci

BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR 2.1 Dasar Hukum Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Banyak perusahaan swasta telah memulai usaha di bidang pembangkitan atau lebih dikenal dengan IPP

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) : PELUANG BAGI PARA PENGEMBANG BISNIS DAN TANTANGAN BAGI PARA PERANCANG TEKNOLOGI REKAYASA DI INDONESIA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) : PELUANG BAGI PARA PENGEMBANG BISNIS DAN TANTANGAN BAGI PARA PERANCANG TEKNOLOGI REKAYASA DI INDONESIA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) : PELUANG BAGI PARA PENGEMBANG BISNIS DAN TANTANGAN BAGI PARA PERANCANG TEKNOLOGI REKAYASA DI INDONESIA Sirojuddin Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat air bagi kehidupan kita antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dasar tentang turbin air Turbin berfungsi mengubah energi potensial fluida menjadi energi mekanik yang kemudian diubah lagi menjadi energi listrik pada generator.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKALA PIKO

BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKALA PIKO BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKALA PIKO 2.1. Pengertian PLTA Skala Piko Berdasarkan output yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air dibedakan atas : 1. Large-hydro : lebih dari

Lebih terperinci

MAKALAH ENERGI ALTERNATIF HYDROPOWER BAB I PENDAHULUAN

MAKALAH ENERGI ALTERNATIF HYDROPOWER BAB I PENDAHULUAN KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT LEMBAGA PENGKAJIAN TEKNOLOGI 1 MAKALAH ENERGI ALTERNATIF HYDROPOWER BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi, baik di atas maupun di bawah permukaan bumi, tentang sifat fisik,

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA CATATAN KEGIATAN Mata Kuliah/Kode MK/SKS : Bangunan Tenaga Air/TKS 4106/2 SKS PROSES PEMBELAJARAN Semester :

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) 3.1. PLTMH Cinta Mekar Gambar 3.1 Ilustrasi PLTMH Cinta Mekar (Sumber IBEKA) PLTMH Cinta Mekar

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO Vika Arini 1), Siti Qomariyah 2), Agus Hari Wahyudi 3 ) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

Tahapan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Tahapan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro I. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama dalam pemuatan PLTMH yaitu air (sebagai sumber energi), turbin, dan generator. Air yang mengalir

Lebih terperinci

PERENCANAAN PUSAT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO PERKEBUNAN ZEELANDIA PTPN XII JEMBER DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN KALI SUKO

PERENCANAAN PUSAT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO PERKEBUNAN ZEELANDIA PTPN XII JEMBER DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN KALI SUKO TUGAS AKHIR RC 09 1380 PERENCANAAN PUSAT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO PERKEBUNAN ZEELANDIA PTPN XII JEMBER DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN KALI SUKO Taufan Andrian Putra NRP 3109 100 078 Dosen Pembimbing: Prof.

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO AEK SIBUNDONG KECAMATAN SIJAMAPOLANG KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PROPINSI SUMATERA UTARA

EVALUASI KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO AEK SIBUNDONG KECAMATAN SIJAMAPOLANG KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PROPINSI SUMATERA UTARA EVALUASI KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO AEK SIBUNDONG KECAMATAN SIJAMAPOLANG KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

Lebih terperinci

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan + Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.turbin air dikembangkan pada abad 19

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBAHASAN

BAB III METODE PEMBAHASAN BAB III METODE PEMBAHASAN 3.1. Metode Pembahasan Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini antara lain, yaitu : 1. Metode Literatur Metode literature yaitu, metode dengan mengumpulkan,

Lebih terperinci

STUDI AWAL PERENCANAAN S

STUDI AWAL PERENCANAAN S STUDI AWAL PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN KELISTRIKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO (PLTMH) DI DESA UMPUNGENG DUSUN BULU BATU KECAMATAN LALA BATA KABUPATEN SOPPENG M. Ahsan S. Mandra Jurusan

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PERENCANAAN PLTA KEDUNGOMBO PURWODADI JAWA TENGAH. Arika Iranawati, Dwi Putri W Joetata Hadihardjada, Sri Sangkawati

TINJAUAN DAN PERENCANAAN PLTA KEDUNGOMBO PURWODADI JAWA TENGAH. Arika Iranawati, Dwi Putri W Joetata Hadihardjada, Sri Sangkawati TINJAUAN DAN PERENCANAAN PLTA KEDUNGOMBO PURWODADI JAWA TENGAH Arika Iranawati, Dwi Putri W Joetata Hadihardjada, Sri Sangkawati Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto,

Lebih terperinci

BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH. Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari

BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH. Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari BAB III PEMILIHAN TURBIN DAN PERANCANGAN TEMPAT PLTMH 3.1 Kriteria Pemilihan Jenis Turbin Pemilihan jenis turbin ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI DESA NYOMPLONG, BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI DESA NYOMPLONG, BOGOR ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI DESA NYOMPLONG, BOGOR Fandi S.M. Tambunan 1, Rudy Setiabudy 2 1. Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit listrik yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik

Lebih terperinci

Potensi Tenaga Air di Indonesia Selama ini telah beberapa kali dilakukan studi potensi tenaga air di negara kita. Pada tahun 1968 Lembaga Masalah Ketenagaan- PLN (LMK) mencatat potensi tenaga air sebesar

Lebih terperinci

LAPORAN INVESTIGASI PLTM WALESI 5

LAPORAN INVESTIGASI PLTM WALESI 5 LAPORAN INVESTIGASI PLTM WALESI 5 PLTM Walesi PLTM Walesi merupakan salah satu pusat listrik yang terdapat di provinsi Papua Kabupaten Jayawijaya yang beribukota di Wamena, menggunakan aliran sungai Uwe,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dalam berbagai sektor, baik dalam rumah tangga maupun dalam perindustrian. Di Indonesia, penggunaan

Lebih terperinci

UJI EKSPERIMENTAL TURBIN KAPLAN DENGAN 5 RUNNER BLADE DAN ANALISA PERBANDINGAN VARIASI SUDUT GUIDE VANE

UJI EKSPERIMENTAL TURBIN KAPLAN DENGAN 5 RUNNER BLADE DAN ANALISA PERBANDINGAN VARIASI SUDUT GUIDE VANE UJI EKSPERIMENTAL TURBIN KAPLAN DENGAN 5 RUNNER BLADE DAN ANALISA PERBANDINGAN VARIASI SUDUT GUIDE VANE SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik JAN SIMALUNGUN PURBA NIM.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Negara Republik Indonesia dalam usaha mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila, yang dalam hal ini dapat diartikan bahwa hasil-hasil material

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KINERJA TURBIN CROSSFLOW

PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KINERJA TURBIN CROSSFLOW Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 416 421 ISSN 2086-3403 PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KINERJA TURBIN CROSSFLOW Rustan Hatib*, Andi Ade Larasakti** *Dosen jurusan Teknik mesin Universitas

Lebih terperinci

STRUKTUR HARGA PLTMH. Gery Baldi, Hasan Maksum, Charles Lambok, Hari Soekarno

STRUKTUR HARGA PLTMH. Gery Baldi, Hasan Maksum, Charles Lambok, Hari Soekarno STRUKTUR HARGA PLTMH Topik Utama Gery Baldi, Hasan Maksum, Charles Lambok, Hari Soekarno Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi h_maksum@yahoo.com

Lebih terperinci