I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi dewasa ini. memacu pertumbuhan industri di segala bidang, termasuk industri hasil
|
|
- Hadi Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi dewasa ini memacu pertumbuhan industri di segala bidang, termasuk industri hasil pertanian atau agroindustri yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Agroindustri adalah perusahaan yang mengolah bahan bahan hasil pertanian baik yang berasal dari tanaman, hewan maupun hasil laut. Pengolahan melingkupi proses proses transformasi dan pengawetan melalui cara cara fisik atau kimia, penyimpanan, pengepakan dan distribusi (Suryati, 2002). Hal ini menimbulkan persaingan yang ketat diantara industri industri untuk memenuhi konsumsi masyarakat sehari hari. Untuk produk di pasaran terutama produk yang memenuhi setiap permintaan maka kelancaran arus produksi harus tetap dijaga dengan mempertahankan keseimbangan antara kualitas dan kuantitas produk dengan penyediaan bahan baku sehingga biaya produksi menjadi minimum. Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003) bahwa persaingan dalam, mengelola sebuah bisnis yang memiliki skala kecil, menengah dan besar sangat ketat dewasa ini sehingga bisnis yang tidak dapat bersaing otomatis akan tersingkir. Persaingan terletak dari bagaimana sebuah perusahan dapat mengimplementasikan proses penciptaan produk atau jasa secara lebih murah, lebih baik dan lebih cepat (cheaper, better and faster) dibandingkan dengan pesaing bisnisnya. 1
2 Beberapa sinyal peringatan dini yang harus diantisipasi agar perusahaan siap dalam menghadapi tantangan yaitu adanya keluhan pelanggan dalam bentuk claim maupun complaint, waktu pengiriman yang tidak tepat, banyaknya kegiatan yang tidak memberi nilai tambah (nonadded value), tingginya jumlah persediaan (inventory level) serta terlambat dalam mendapatkan informasi kritis (Wibowo, 2004). Agroindustri produk susu olahan di Indonesia merupakan salah satu yang dikembangkan. Faktor jumlah penduduk yang besar dan kecenderungan peningkatan konsumsi perkapita dimasa mendatang merupakan peluang besar bagi pengembangan agroindustri susu. Namun produksi susu segar di dalam negeri relatif masih rendah dan belum mampu untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Berbagai macam kendala dan permasalahan banyak dihadapi oleh industri industri pengolahan susu diantaranya adalah dalam hal pembelian dan ketersediaan bahan baku yang digunakan dan merupakan bahan baku lokal dan impor. Untuk mensuplai kebutuhan susu nasional sekitar ton / tahun, sebesar 59% atau ton / tahun masih diimpor dari luar negeri dalam bentuk bahan baku maupun bahan jadi seperti susu, mentega, yogurt, whey dan keju. Produktivitas sapi perah di Indonesia relatif rendah yaitu sekitar liter / ekor / hari bila dibandingkan produktivitas sapi perah di negara maju, yaitu liter / ekor / hari (Deptan, 2004). 2
3 Produksi susu sapi perah dalam negeri (SSDN) pada lima tahun terakhir ( ) mengalami kenaikan sebesar 24% dari ton (1998) menjadi ton (2002). Walaupun selama krisis moneter tahun 1998 mengalami penurunan namun tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia meningkat dengan kenaikan sebesar 30% dari ton (1998) menjadi ton (2002). Perkembangan produksi, konsumsi, ekspor dan impor susu di Indonesia pada tahun terlihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1. Perkembangan Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Susu Indonesia Tahun Uraian * Produksi 423,7 375,4 436,0 495,7 479,95 493,4 577,5 Konsumsi 502,71 435,78 511,77 599,7 573,81 619,07 671,7 Ekspor 4,47 7,49 16,97 164,74 76,24 34,19 49,81 Impor 83,48 67,87 92,74 164,74 164,74 159,86 144,01 Sumber : Ditjen Peternakan (2003) Dari data tersebut menunjukkan bahwa untuk bahan baku susu, jumlah konsumsi susu dikalangan masyarakat tidak diikuti oleh perkembangan produksi susu yang lebih baik. Bahwa pertumbuhan rata rata produksi susu lebih rendah daripada tingkat konsumsi di kalangan masyarakat Indonesia. Untuk menjaga kelancaran suplai atau pasokan produk susu olahan maka perlu dilakukan pengelolaan terhadap bahan baku agar tidak terjadi kekurangan bahan baku yang menyebabkan tertundanya suplai susu olahan kepasaran. Penentuan kebijaksanaan ini dapat dipengaruhi 3
4 oleh faktor faktor yang berasal dari dalam perusahaan (internal) ataupun dari luar perusahaan (external). Kebijaksanaan perusahaan terhadap pengendalian persediaan (inventory control) dapat mempengaruhi keseluruhan proses produksi. Dengan kebijaksanaan yang tepat maka persediaan bahan baku, produk serta kontuinitas suplai atau pasokan selalu terjaga. Menurut Austin dalam Canny (2001), terdapat empat bentuk keterkaitan sistematis dalam agroindustri yaitu keterkaitan rangkaian produksi (production chain linkages), keterkaitan kebijakan makro-mikro (macro-micro policy linkages), keterkaitan kelembagaan (institusional linkages) dan keterkaitan internasional (international linkages). Bentuk keterkaitan tersebut dengan perbedaan masing-masing perspektif menjadi satu-kesatuan sistem agroindustri yang saling berhubungan. Keterkaitan harus dapat diaplikasikan kedalam tiga komponen agroindustri, yaitu penyediaan bahan baku, pengolahan, dan pemasaran. Dengan kata lain Agroindustri harus dapat mencapai penyediaan bahan baku yang ditransformasikan menjadi produk hasil olahan serta didistribusikan kepada konsumen. Berdasarkan fenomena yang terjadi di negara-negara maju terutama yang dialami oleh perusahaan multinasional ternyata kunci dari sebuah peningkatan kinerja pada rangkain proses tersebut terletak pada kemampuan perusahaan dalam bekerjasama dengan mitra bisnisnya atau pemasok dalam memberikan pasokan-pasokan kebutuhan perusahaan dalam berbagai bentuk. Pemasok bertanggung jawab memasok barang 4
5 dalam keadaan baik dan jumlah yang cukup kepada perusahaanperusahaan pemesan. Fernandez (1996) mendefinisikan bahwa pemasok adalah sebagai individu atau kelompok yang akan memberikan suatu masukan (input) dan dapat berada di dalam atau di luar dari sebuah perusahaan, kelompok atau organisasi. Sebagian perusahaan menggunakan sebagian besar hasil penjualannya pada pembelian. Karena begitu tingginya persentase biaya pembelian, maka perusahaan semakin meningkatkan hubungan dengan pemasok secara lebih terintegrasi dalam jangka panjang. Usaha gabungan dengan pemasok yang dapat memperbaiki inovasi, mempercepat desain dan mengurangi biaya adalah dalam rangka meningkatkan daya saing kedua belah pihak. Perubahan fokus ini memberi penekanan masalah pembelian dan hubungan dengan pemasok dalam manajemen rantai pasok (supply chain management / SCM). Manajemen rantai pasok (supply chain management) adalah pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan pemasok, pengolah, gudang dan distributor, eksportir dan toko eceran secara efisien agar barang dapat diproduksi dan didistribusikan pada jumlah yang tepat dan pada saat yang tepat, dalam upaya meminimumkan biaya di keseluruhan sistem dengan tetap memuaskan pelayanan pada tingkat yang dikehendaki (Suryati, 2002). Perusahaan perlu memperbaiki kegiatan dalam rantai pasokan (supply chain) sehingga dapat mendukung strategi perusahaan. Jika 5
6 fungsi manajemen operasi mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan, maka rantai pasok (supply chain) didesain untuk mendukung manajemen operasi. Dalam strategi biaya rendah upaya memilih pemasok terutama berdasarkan biaya. Para pemasok harus memiliki kemampuan untuk mendesain produk murah yang memenuhi kebutuhan fungsional, meminimalkan persediaan serta waktu tunggu (lead time). Keputusan rantai pasok (supply chain) dalam mempengaruhi strategi perusahaan dapat dilihat seperti tabel 1.2 dibawah ini. Tabel 1.2. Keputusan rantai pasok (supply chain) dalam mempengaruhi strategi perusahaan Diferensiasi Strategi Biaya Rendah Strategi Respons Strategi Tujuan Pemasok Penuhi permintaan dengan Menanggapi perubahan Penelitian pangsa pasar biaya serendah mungkin kebut. dan permintaan bersama mengembang (Emerson Electric,Tacco Bell) dg cepat untuk meminimalkan produk dan pilihan terjadinya persediaan habis (Benetton) (Dell Computers) Kriteria Pemilihan Pilih terutama karena biaya Kapasitas kecepatan, Ketrampilan pengemb. Dasar dan fleksibilitas produk Karakteristik Proses Mempertahankan utilisasi Menanam modal dalam Proses modular ke rata-rata yang tinggi kapasitas berlebih dan mass customization yang fleksibel proses Karakteristik Meminimalkan persediaan Kembangkan sistem cepat Meminimal persediaan Persediaan di seluruh rantai untuk tanggap dg persediaan dlm rantai u/ hindari menekan biaya cadangan pasokan produksi usang Karakteristik Memendekkan Lead Time investasi agresif untuk investasi agresif Lead Time sepanjang tidak mengurang Lead Time prod. Mengurangi lead time tingkatkan biaya pengembangan Karakteristik Desain Memaksimalkan kinerja dan Desain produk yg mendorong Desain modular Produksi Meminimalkan biaya waktu set-up yg rendah dan tunda diferensiasi produksi massal produk waktu lama Sumber : Heizer dan Render (2005) Dalam dunia industri, dari komponen koordinasi pemasok dan produsen (vendor buyer coordination) permasalahan nyata adalah tidak adanya integrasi didalamnya sedangkan komunikasi, aliran informasi 6
7 masih dilakukan secara individu masing masing produsen dan pemasok (Tukel dalam Widodo, 2001). Informasi yang terdistorsi dapat mengakibatkan ketidakefisienan yang besar seperti persediaan yang berlebihan, layanan pelanggan (customer service) yang kurang baik, salah dalam perencanaan kapasitas, penjadwalan produksi yang salah, pendapatan yang terbuang serta transportasi yang tidak efektif. Tidak adanya integrasi antara elemenelemen SC dalam proses kerjasama menyebabkan sering terganggunya aktivitas dalam SCM. Aliansi Strategis didefinisikan sebagai bentuk kerjasama jangka panjang yang memiliki tiga karakteristik secara simultan. Karakteristik itu antara lain yakni pertama, adanya dua atau lebih perusahaan bersatu untuk mencapai tujuan yang disepakati dengan tetap mempertahankan independensinya masing masing. Kedua, bahwa perusahaan mitra sama sama memperoleh manfaat dari aliansi dan bersama sama mengendalikan kinerja dari pekerjaan yang ditentukan. Ketiga, perusahaan mitra secara berkelanjutan (suistainable) saling mendukung satu atau beberapa area strategis yang itu semua merupakan kunci seperti teknologi, pengembangan produk dan sebagainya (Yoshino dan Rangan dalam Suryati, 2002). Menurut Das dan Teng (1998), bahwa keberhasilan suatu aliansi strategis sangat bergantung pada pengelolaan proses pembentukannya. Terdapat dua faktor kritis yang menentukan orientasi aliansi yang teridentifikasi yaitu sumber daya dan resiko. 7
8 Masalah yang sering ditemukan adalah adalah bahwa suatu tujuan dari mitra yang tergabung dari suatu aliansi jarang sama bahkan tidak sama, sedangkan tujuan yang sama merupakan syarat bagi bagi keberhasilan terwujudnya suatu aliansi. Selain itu biasanya masing masing mitra sering mengevaluasi aliansi secara eksklusif dari sisinya tanpa dilengkapi dengan sudut pandang mitranya. Untuk mengatasi masalah ini agar tidak terjadi maka diperlukan suatu pedoman atau panduan yang dapat dipergunakan bagi seluruh mitra yang melakukan kerjasama. Hal ini diharapkan agar terjadi komunikasi dan negoisasi efektif tanpa terjadi salah pengertian dan saling curiga antar mitra Identifikasi Masalah PT. Fajar Taurus sebagai salah satu perusahaan pengolahan susu selama ini mengalami perkembangan yang cukup baik dalam kegiatan produksinya terlihat dengan diversifikasi produk yang dilakukan perusahaan yaitu berupa susu pasteurisasi dengan aneka rasa, yoghurt dan kefir. Dalam kegiatan produksinya perusahaan memerlukan efisiensi dalam pemakaian sumberdaya perusahaan yaitu efisiensi dalam pembelian dan persediaan bahan baku. Bahan baku utama selain susu segar adalah gula pasir, skim powder yang masih bersifat impor, bahan tambahan (essense) serta bahan penunjang seperti kemasan susu. 8
9 Karena ketersediaan bahan bahan tersebut erat kaitannya dengan pemasok (supplier) sebagai pendukung dan penunjang maka bentuk kerjasama dan manajemen kemitraan (Partnership) dirasakan sangat penting. Berdasarkan pengalaman yang terjadi pada PT. Fajar Taurus tahun 1999, ketika perusahaan mengalami peningkatan permintaan sementara persediaan bahan baku yang tersedia tidak mencukupi sehingga mengakibatkan permintaan tidak semuanya dapat dipenuhi oleh perusahaan. Hal lain ketika pemasok mengalami kerusakan pada salah satu mesin cetakan (molding) untuk kemasan yang mengakibatkan pemenuhan kebutuhan terhadap pesanan pelanggan terganggu karena mengalami penundaan hingga waktu pengiriman. Masalah masalah ini semua dapat menyebabkan berkurangnya pelayanan terhadap pelanggan, mengurangi peluang dalam keuntungan bahkan dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka dirumuskan beberapa masalah : 1. Bagaimana strategi SCM yang diterapkan PT. Fajar Taurus? 2. Bagaimana SCM mempengaruhi efisiensi perusahaan? 3. Bagaimana peranan pemasok (supplier) dan perilaku kerjasama bagi PT. Fajar Taurus? 4. Strategi apa yang harus dilakukan dalam peningkatan rantai pasok? 9
10 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Mengkaji strategi manajemen rantai pasok (supply chain management) yang diterapkan oleh PT. Fajar Taurus. 2. Menganalisis pengaruh manajemen rantai pasok (supply chain management) terhadap efisiensi perusahaan. 3. Mengidentifikasi dan menganalisis kemampuan pemasok (supplier) dalam menunjang ketersediaan barang dan jasa di PT. Fajar Taurus. 4. Merumuskan strategi peningkatan rantai pasok Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh bagi perusahaan adalah sebagai bahan pertimbangan dan masukan (input) dalam membuat kebijakan rantai pasok, sedangkan manfaat bagi penulis adalah mengaplikasikan teori selama kuliah yang berhubungan dengan manajemen industri Ruang lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini adalah tingkat implementasi rantai pasok terhadap potensi kerjasama, bentuk bentuk kemitraan, pemilihan mitra serta pandangan terhadap kerjasama. Kerjasama yang diteliti meliputi perusahaan perusahaan pemasok (supplier) bahan penunjang pada pembuatan produk susu pasteurisasi. Responden untuk penelitian ini adalah pakar/ahli yang terkait dengan penanganan rantai pasok di PT. Fajar Taurus, antara lain yaitu : 10
11 Manajer Sumber Daya Manusia, Quality Manager Representatif (QMR), Manajer Produksi, Manajer Quality Control, Manajer/Kepala Gudang, Manajer Pemasaran, Farm Manager, Perusahaan pemasok, perusahaan pelanggan. Kajian dalam implementasi rantai pasok dilakukan dengan menggunakan faktor-faktor terkait dengan nilai dan konsep rantai pasok yang didasarkan pada integrasi prinsip-prinsip dasar rantai pasok yang sedang berkembang. Kajian penelitian ini dibatasi pada identifikasi kekurangan atau hal-hal yang perlu diperbaiki dan ususlan-usulan perbaikan dari implementasi rantai pasok yang diterapkan PT. Fajar Taurus saat ini saja tetapi tidak sampai pada implementasi rantai pasok baru yang dihasilkan dari penelitian ini. 11
Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (1) TIP FTP UB 2015
Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (1) TIP FTP UB 2015 Bagaimana membangun strategi SCM? STARBUCKS COFFEE - 17.000+ toko di seluruh dunia - 70.000 pengiriman tiap minggu - Pasar global di 5 benua - 9
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kondisi perekonomian global sekarang ini, yang ditunjukkan dengan hilangnya batas-batas negara dan segi investasi, individu, dan informasi pada umumnya, serta
Lebih terperinciPembahasan Materi #5
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun belakangan ini, keunggulan optimasi dan integrasi supply chain menjadi fokus dari beberapa organisasi perusahaan besar di dunia, Persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis dan industri saat sekarang ini semakin ketat dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat serta sangat cerdas dalam memilih produk
Lebih terperinciSCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar
Lebih terperinciMANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pasar yang semakin mengglobal, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada. masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang bersumber dari tuntutan pembangunan ekonomi domestik
Lebih terperinciPENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin berkembangnya jumlah permintaan produk pangan, semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi perusahaan untuk memproduksi pangan
Lebih terperinciJulian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.
Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya buah tropis yang melimpah yang bisa diandalkan sebagai kekuatan daya saing nasional secara global dan sangat menjanjikan. Buah tropis adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Untuk sekarang ini, selain menginginkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi suatu industri sangat penting demi memberikan nilai tambah baik bagi industri itu sendiri maupun bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
Lebih terperinciManajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016
Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016 Strategi Kompetitif-Strategi Supply Chain Strategi Kompetitif : strategi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen melalui barang dan
Lebih terperinciPembahasan Materi #1
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Istilah Definisi SCM Ruang Lingkup SCM Model Umum SCM Dasar Pemikiran SCM Tingkat Kepentingan SCM Teknik Penerapan SCM Efektifitas SCM Keuntungan SCM 6623
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang berupa informasi yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan, manajer
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral dari sektor pertanian memberikan kontribusi penting pada proses industrialisasi di wilayah
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran
BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu
Lebih terperinciDeskripsi Mata Kuliah
Materi #1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Deskripsi Mata Kuliah 2 Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management/SCM) merupakan mata kuliah yang akan membahas pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, banyak perusahaan mengalami perkembangan dalam dunia bisnisnya dan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dengan memanfaatkan kecanggihan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam dunia bisnis global, persaingan di dunia industri semakin meningkat. Pelanggan mulai bisa membedakan
Lebih terperinciRantai Pasokan Global (Global Supply Chains)
Rantai Pasokan Global (Global Supply Chains) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Gambaran rantai pasokan global Kondisi Ekonomi global sebagai alasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga
Lebih terperinciLampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011
LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari gelombang globalisasi menuntut para pelaku usaha atau perusahaan untuk lebih responsif dalam menghadapi
Lebih terperinciMerancang Jaringan Supply Chain
Merancang Jaringan Supply Chain Pendahuluan Perancangan jaringan supply chain juga merupakan satu kegiatan penting yang harus dilakukan pada supply chain management. Implementasi strategi supply chain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada era globalisasi ini, setiap perusahaan menghadapi situasi serta permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan harus
Lebih terperinciTUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN
TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN Diajukan Guna Memenuhi dan Melengkapi Syarat Gelar Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu rantai yang disebut Supply Chain. Saat ini bukan merupakan persaingan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan di bidang industri (barang dan jasa) semakin ketat, sebagai akibat dari globalisasi dan ekonomi pasar bebas yang diberlakukan oleh beberapa organisasi perdagangan
Lebih terperinciSupply Chain. Management. an overview. MUSTHOFA HADI, SE mister-ebiz.blogspot.com
Supply Chain Management an overview MUSTHOFA HADI, SE mister-ebiz.blogspot.com Beberapa Issu Penting Aliran material/produk adalah sesuatu yang komplek. Munculnya SCM dilatar belakangi oleh perubahan dalam
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi
Lebih terperinciKONSEP SISTEM INFORMASI
CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investasi lebih dalam teknologi informasi terutama dalam Supply Chain mereka.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis saat ini sangatlah ketat, baik dalam pasar lokal maupun pasar global. Setiap perusahaan harus melakukan peningkatan kualitas produk, kecepatan respon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah nasional menghadapi tantangan dari negara-negara maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang saat ini masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, distribusi dan logistik telah memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perdagangan dunia. Terlebih lagi persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sektor industri terus berkembang,sehingga segala aspek yang terdapat pada sebuah industri sangat menentukan keberhasilan dan kemajuan industri tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiga tahapan utama dalam manajemen operasi adalah pengaturan input, proses dan output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah berkembang sangat pesat. Persaingan dalam dunia industri menjadi sangat ketat. Untuk menyikapi fenomena tersebut perusahaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hutan kemasyarakatan (HKm) sebagai sistem pengelolaan hutan yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan kemasyarakatan (HKm) sebagai sistem pengelolaan hutan yang dilakukan oleh individu, komunitas atau negara yang diusahakan secara komersial untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciProgram Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?
Studi Kasus dalam merancang intervensi tingkat perusahaan mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan fungsi dan peran supply chain management (SCM) pada. sebuah perusahaan agar menjadi lebih efisien dan produktif?
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ide penelitian ini berawal dari pertanyaan Bagaimana cara meningkatkan fungsi dan peran supply chain management (SCM) pada sebuah perusahaan agar menjadi lebih efisien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi global mempengaruhi kondisi ekonomi di Indonesia, apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh Danareksa
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan
Lebih terperinciMendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis
Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis utama: penjualan dan pemasaran, manufaktur dan produksi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang mantap sesuai dengan tujuan dan harapan harapan awal dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang bersifat khusus untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu, dan sumber daya yang terbatas (Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,
Lebih terperinciBAB 2 SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF
BAB 2 SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 1 Perusahaan dan Lingkungannya Sistem fisik perusahaan adalah suatu sistem terbuka yang didalamnya menghubungkan dengan lingkungannya Perusahaan mengambil
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Manajemen Rantai Pasokan a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan Supply Chain Management (SCM) merupakan serangkaian aktivitas yang terintegrasi, dari pengadaan
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT
LAPORAN E-BISNIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : PHAZA HENDRA KUMARA (08.11.2243) S1 TI 6F JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini disebabkan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia usaha mengalami perkembangan yang sedemikian cepatnya yang menyebabkan maraknya perusahaan-perusahaan manufaktur yang saling bersaing untuk menjadi yang terbaik
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendistribusian adalah salah satu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. subsistem agribisnis hulu peternakan (upstream agribusiness) yakni kegiatan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan peternakan yang mampu memberikan peningkatan pendapatan peternak rakyat yang relatif tinggi dan menciptakan daya saing global produk peternakan adalah paradigma
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya menghasilkan satu atau lebih komoditi. Salah satu contoh koperasi primer yang memproduksi komoditi pertanian adalah koperasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman. yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan berkembang. Pasar senantiasa merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia bisnis sekarang ini terus bersaing untuk menciptakan berbagai kebutuhan pelanggan (customer) yang semakin tinggi, dan semakin cerdas dalam memilih kebutuhannya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Tingkat Pelayanan (Service Level) Service level merupakan istilah yang banyak digunakan dalam manajemen persediaan yang merupakan besar presentase dari
Lebih terperinciOleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Perancangan jaringan supply chain merupakan kegiatan strategis yang perlu dilakukan. Tujuanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang permintaanya berubah secara dinamis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. strategi rantai pasok tersebut umumnya terjadi trade off antara kecepatan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah sebuah pendekatan yang digunakan secara efisien dalam mengintegrasikan pemasok, pabrik, gudang, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dewasa ini menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap negara. Proses interaksi antar negara terjadi di berbagai bidang, salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw
Lebih terperinciHakikat Rantai Pasokan
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Hakikat Rantai Pasokan 2 Jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstreams) dan ke hilir (downstreams), dalam proses dan kegiatan yang berbeda yang menghasilkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari 3 kebutuhan pokok yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, kebutuhan pokok tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah produk akan sampai ketangan pemakai akhir setelah setidaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah produk akan sampai ketangan pemakai akhir setelah setidaknya melalui beberapa proses dari pencarian bahan baku, proses produksi, dan proses distribusi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai daerah yang memiliki tanah yang subur, Wonogiri bisa menjadi daerah yang berkembang dengan meningkatkan taraf hidup penduduknya. Untuk mencapai hal tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah sebuah pendekatan yang digunakan secara efisien dalam mengintegrasikan pemasok, pabrik, gudang, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kompetisi di dunia usaha yang berlangsung ketat, menuntut. perusahaan untuk memberikan tanggapan secara cepat dan tepat agar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi di dunia usaha yang berlangsung ketat, menuntut perusahaan untuk memberikan tanggapan secara cepat dan tepat agar mampu bersaing dan berkembang. Salah satu cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada saat ini dunia sudah memasuki era globalisasi dan pasar bebas dimana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini dunia sudah memasuki era globalisasi dan pasar bebas dimana diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Era globalisasi dan pasar bebas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, serta merupakan komoditas ekonomi yang mempunyai nilai
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. NMS SALATIGA) 1) Imanuel Susanto, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem
Lebih terperinciKonsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk
Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses tersebut, perusahan mengalami saat-saat dimana perusahaan. dituntut untuk menentukan keputusan-keputusan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam berbisnis baik skala kecil sampai dengan skala besar dan dalam berbagai bidang, melakukan sistem operasional dan proses produksi yang secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Keunggulan bersaing harus dimiliki oleh perusahaan agar mampu menguasai pangsa pasar dan memperoleh keuntungan. Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing perusahaan
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI
Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Supply chain adalah jaringan entitas-entitas yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Entitas yang
Lebih terperinciMuhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan
Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Rantai Pasokan 1 Rantai Pasok(Supply Chain) Suatu konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Oleh: Deni Mahdiana,S.Kom,MM,M.Kom E-BUSINESS GLOBAL : BAGAIMANA BISNIS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI 1 PROSES BISNIS DAN SISTEM INFORMASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh pihak manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi yang sangat pesat, akan
Lebih terperinciVII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN
76 VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN Sistem pengembangan klaster agroindustri aren di Sulawesi Utara terdiri atas sistem lokasi unggulan, industri inti unggulan, produk unggulan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan yang tepat dari para pelaku ekonomi. konsumen adalah sebagai pemasok faktor faktor produksi kepada perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian terus tumbuh dan berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Jika perekonomian dalam suatu negara berjalan stabil maka kesejahteraan
Lebih terperinciSI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)
SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Rancangan rantai pasok dalam organisasi 2. Rantai pasok pada
Lebih terperinciANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK
ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK Tita Talitha 1 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No. 5-11 Semarang Email : tita@dosen.dinus.ac.id
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Supply Chain Management Pembahasan yang berkaitan tentang Supply Chain Management sudah banyak diangkat dalam penulisan penulisan sebelumnya. Menurut Fortune Megazine (artikel
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, pengusaha akan dihadapkan pada resiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32
Lebih terperinci