PEMILIHAN SPESIFIKASI TEKNIS PASSENGER LIFT UNTUK RUMAH SAKIT
|
|
- Surya Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMILIHAN SPESIFIKASI TEKNIS PASSENGER LIFT UNTUK RUMAH SAKIT Sigit Wiendarto Departemen Teknik Mesin, FT UI, Kampus UI Depok Indonesia Pembimbing: Ir. Rusdy Malin, MME. ABSTRAK Gedung bertingkat dibangun untuk mengatasi ketersediaan lahan yang semakin terbatas setiap waktu. Masalah yang timbul menyangkut hal ini adalah mobilitas penghuni bangunan menyangkut arus sirkulasi vertikal, lantai yang lebih tinggi secara umum akan lebih sulit untuk dicapai karena keterbatasan tenaga manusia, sistem lift digunakan untuk mengatasi masalah ini. Pemilihan sistem lift yang baik berpengaruh pada kualitas suatu gedung dari segi pelayanan transportasi vertikal, jika pemilihan yang dilakukan kurang baik maka akan berdampak pada fungsi gedung, masalah menyangkut fungsi gedung ini adalah sangat penting terutama pada rumah sakit karena sering sekali terjadi kondisi darurat yang harus segera ditangani dan mungkin berhubungan dengan nyawa manusia. Terdapat beberapa ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan kualitas sistem lift, yaitu interval (waktu tunggu rata-rata) dan jumlah penumpang yang diangkut dalam waktu lima menit (Handling Capacity). Variabel yang digunakan dalam perhitungan untuk memperoleh nilai Interval dan Handling Capacity adalah kapasitas dan kecepatan dari Car. Metode perhitungannya yaitu harus mengetahui lebih dulu nilai Round Trip Time. Dilakukan beberapa kali perhitungan dengan variasi kapasitas dan kecepatan Car sehingga dapat dilihat Interval dan Handling Capacity yang memenuhi kriteria. Jumlah Car yang paling sedikit, Interval yang rendah dan Handling Capacity yang tinggi adalah parameter dari sistem yang dipilih. 1.PENDAHULUAN Ketersediaan lahan di suatu tempat semakin terbatas setiap waktu, untuk memaksimalkan lahan yang tersedia dalam melakukan suatu pembangunan gedung maka dibuatlah gedung bertingkat. Masalah yang timbul menyangkut hal ini adalah mobilitas penghuni gedung, lantai yang lebih tinggi secara umum akan lebih sulit untuk dicapai dan hal ini merupakan suatu kerugian. Untuk mengatasi hal ini maka dibuat suatu sistem transportasi vertikal. Lift dipasang pada gedung untuk memenuhi kebutuhan transportasi vertikal penghuni maupun pengunjung dan dirancang untuk kenyamanan, kemudahan dan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Pada perkantoran dan beberapa gedung komersil, lift dipasang untuk mencapai efisiensi dengan cara menghemat waktu begitu juga uang. Pertimbangan finansial mungkin tidak berlaku untuk gedung hunian. Perancangan lift untuk rumah sakit sedikit berbeda dengan bangunan lain dikarenakan keadaan darurat yang lebih sering terjadi dan tidak semua lift dapat digunakan oleh semua orang. Transportasi vertikal pada rumah sakit dipisahkan menjadi dua bagian berbeda. Pertama, pedestrian traffic yang terdiri dari staf, dokter, teknisi, relawan, pengunjung dan pasien yang dapat
2 berjalan. Kedua, vehicular traffic yang terdiri dari pasien yang ditandu atau memakai kursi roda, kereta makanan, kereta perbekalan, peralatan portabel dan lain lain. Jika lift yang digunakan tidak dipisahkan atas dasar fungsinya maka para pasien akan mengalami penundaan dan rasa tidak nyaman. Staf dan pengunjung adalah pengguna lift terbesar di rumah sakit. Para staf rumah sakit bahkan berjumlah lebih banyak dari pasien. Statistik menunjukkan bahwa jumlah staf per ranjang mengalami peningkatan dari 1,98 pada tahun 1954 menjadi 2,4 pada tahun 1973 dan 3,7 pada tahun 1981 (Strakosch, 1982). Jumlah staf per ranjang merupakan sebuah indikasi yang bagus untuk menganalisa lalu lintas lift di rumah sakit dan sebuah ukuran yg menjadi dasar penilaian atau penetapan populasi yang ideal. Pemilihan spesifikasi teknis passenger lift untuk rumah sakit yang tepat diperlukan supaya pasien mendapat pelayanan yang optimal dari faktor yang dipengaruhi oleh transportasi vertikal. Perencanaan sistem transportasi vertikal yang benar merupakan indikator kualitas suatu bangunan bertingkat. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tipikal Penghuni Bangunan Pola Arus Sirkulasi Lift Ada dua macam cara untuk menghitung arus sirkulasi lift. Dengan cara konvensional yaitu perhitungan dengan menggunakan rumus dan yang satunya dengan simulasi digital. Cara konvensional membandingkan hasil perhitungan dengan Handling Capacity yang harus dipenuhi oleh kelompok lift dalam suatu gedung pada saat terjadi arus puncak. Dari sini diketahui bahwa untuk merancang suatu sitem lift harus diketahui lebih dahulu tuntutannya, yaitu jumlah orang yang harus dibawa per satuan waktu. Gambar 2.1 mengilustrasikan suatu pola arus sirkulasi pada gedung perkantoran. Itu menunjukkan jumlah panggilan ke atas maupun ke bawah selama jam kerja berlangsung. Pada pagi hari arus sirkulasi lebih banyak ke atas dan arus sirkulasi ke bawah lebih banyak pada sore hari karena jam pulang. Gambar 2.1 Pola sirkulasi gedung perkantoran Pada dasarnya ada 3 macam pola sirkulasi dalam bangunan, yaitu : 1. Arus padat (puncak), arah ke atas pada pagi hari jam masuk kantor, kebalikannya arus padat turun pulang kantor. Hal ini terjadi pada gedung kantor. 2. Arus padat ke bawah dan diikuti arus seimbang dua arah naik dan turun. Hal ini terjadi pada bangunan apartemen. Arus dua arah seimbang terjadi hampir sepanjang waktu, yaitu rumah sakit dan hotel. Arus searah seimbang pada umumnya terjadi pada jam pergantian tugas perawat dan jam kunjungan pasien.
3 2.1.2 Estimasi Populasi Jumlah penghuni pada setiap gedung bervariasi dan tergantung pada : 1. Kegunaan dari bangunan tersebut (residensial, komersial atau institusional). 2. Kualitas dari akomodasi tersebut (semakin prestis semakin membutuhkan area yang lebih luas per orang). 3. Tipe dari penghuni (pada kasus gedung perkantoran, apakah itu single tenant atau multiple tenants) persentase jumlah orang dari gedung yang harus dibawa dan Interval sesuai dengan tipe bangunan. Tabel 2.2 Arrival Rate & Interval Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan pada sebuah gedung dapat dilihat dari nilai Interval yang ditunjukkan. Dari tabel 2.2 dapat kita ketahui ketentuan yang menjadi dasar untuk menilai kualitas pelayanan gedung. Jika nilai yang sebenarnya lebih besar daripada standar dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanannya tidak bagus. Tabel 2.1 Estimasi populasi Dalam beberapa buku yang lain disebutkan bahwa kriteria populasi per ranjang untuk rumah sakit adalah 3 sampai 4 orang per ranjang atau juga 3 sampai 5 orang per ranjang Estimasi Jumlah Kedatangan Sangat penting untuk menentukan persentase penghuni bangunan yang akan membutuhkan lift dalam 5 menit arus puncak. Setiap gedung mempunyai nilai standar yang bervariasi tergantung jenisnya. Tabel dibawah menjelaskan 2.2 Perhitungan Arus Sirkulasi Penghuni Bangunan Tuntutan transportasi vertikal dari penghuni gedung harus dicocokkan dengan Handling Capacity dari sistem lift. Tujuannya adalah mendapatkan sistem lift yang baik dan menghasilkan solusi ekonomi, artinya jika lift yang terpasang semakin banyak maka kualitas pelayanan gedung akan semakin baik tapi dari segi ekonomi tentu saja merupakan pemborosan, hal inilah yang harus dipecahkan dalam merancang suatu sistem lift.
4 2.2.1 Round Trip Time (Tempo Lintas Naik Turun) Untuk menghitung tempo yang dijalani oleh satu lift melakukan pelayanan berangkat dari lobi ke lantai-lantai (arah ke atas), kemudian kembali turun ke lobi, dapat menggunakan rumus : "" = 2.. " " " (2.1) Single Floor Transit Time (tv) Parameter tv membutuhkan average interfloor distance (df) dan rated speed (v). " = " a. Average Interfloor Distance (df) (2.2) Interfloor Distance adalah jarak antara dua lantai yang saling berdekatan, sementara Average Interfloor Distance dihitung dari jarak perjalanan lift sampai lantai paling atas dibagi dengan jumlah lantai diatas lobi utama. Jarak antar lantai untuk gedung komersial 3 sampai 3,3 meter, gedung yang tua 3 sampai 3,6 meter dan gedung yang moderen sampai 4,2 meter atau lebih (G.C. Barney, 2003). Peningkatan dari jarak antar lantai ini diperlukan untuk mengakomodasi pelayanan yang lain (pendingin ruangan, perlengkapan elektronik dan lain-lain). b. Rated Speed (v) Nilai dari Rated Speed biasanya sudah disediakan oleh pembuat lift, produsen lift mungkin memiliki nilai yang berbeda tergantung dari tinggi gedung. Secara umum semakin tinggi suatu gedung maka diperlukan kecepatan lift yang lebih tinggi pula Waktu Yang Dibutuhkan Ketika Berhenti (ts) Parameter (ts) melibatkan waktu perjalanan lift dan door times. " = + " + " " (2.3) Atau dapat ditulis dengan : " = " (2.4) Dimana : tf, jump performance. to, waktu untuk pintu lift membuka. tc, waktu untuk pintu lift menutup. T, cycle time = tf+to+tc a. Jump Performance atau Single Floor Flight Time (tf) Terdiri dari waktu yang dibutuhkan kereta untuk berakselarasi, mencapai kecepatan maksimum dan perlambatan. Ada nilai maksimal untuk percepatan kereta dengan pertimbangan kenyamanan tubuh manusia. Penumpang tidak akan merasa nyaman jika mengalami percepatan sebesar 1/5 dari percepatan gravitasi. Tabel 2.3 Typical lift dynamics b. Waktu Untuk Pintu Kereta (to & tc) Waktu yang diperlukan bagi pintu kereta untuk membuka dan menutup tergantung dari beberapa faktor, kecepatan panel, posisi pintu, lebar pintu dan kontrol. Tabel 2.4 Typical door closing and opening times (s) for stated door width (mm)
5 Waktu Transfer Penumpang (tp) Adalah waktu yang dibutuhkan penumpang untuk masuk atau keluar dari kereta, hal ini sulit ditentukan karena menyangkut perilaku manusia. Waktu transfer penumpang rata-rata (masuk atau keluar) adalah 1,2 detik, bisa meningkat jika bukaan pintu semakin kecil. Untuk situasi dimana para penumpang adalah orang-orang tua dan tidak ada alasan untuk terburu-buru, waktu transfer bisa meningkat menjadi 2 detik Probable Stop (S) Selama beroperasi, kereta akan beberapa kali berhenti untuk melayani penumpang. Tapi sebagian besar waktu, kereta tidak berhenti di setiap lantai. Probable Stop sangat mempengaruhi Round Trip Time, tidak efisien jika dalam perhitungan Round Trip Time kita berasumsi bahwa kereta berhenti pada tiap lantai. Untuk menghitung Probable Stop dapat menggunakan rumus : =. 1 Dimana : N, Jumlah lantai diatas lobi utama P, Kapasitas kereta dikali 0,8 S, Probable stop Highest Call Reversal Floor (H) (2.5) Tabel 2.5 Nilai H & S berdasar N & P Nilai H dan S juga dapat ditentukan dengan tabel diatas dengan kombinasi N (jumlah lantai di atas lobi utama) dengan P (kapasitas car dikalikan 0,8). Tentu metode tabel ini mempunyai kekurangan hanya berkisar pada nilai yang dicantumkan saja Up Peak Interval (UPPINT) Pada instalasi satu buah kereta, nilai Round Trip Time adalah sama dengan nilai Up Peak Interval. Tapi dalam sistem yang jumlah kereta sebanyak L, Up Peak Interval adalah : UPPINT = "" Up Peak Handling Capacity (UPHC) (2.7) Up Peak Handling Capacity adalah kemapuan satu unit kereta untuk mengangkut sejumlah penumpang dalam lima menit pada saat arus puncak. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Waktu yang dibutuhkan oleh kereta untuk sampai pada panggilan lantai yang paling atas. Waktu ini dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan yang diutarakan oleh Schroeder (1955), yaitu : "#$ = "". ""#$% (2.8) H = N (2.6)
6 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Identifikasi Gedung Untuk memulai perhitungan traffic analysis, kita harus mengetahui terlebih dahulu jenis atau fungsi gedung, hal ini diperlukan untuk menentukan karakteristik penghuni gedung dan setiap gedung mempunyai standar yang berbeda berdasarkan fungsinya. 3.2 Traffic Analysis Sebelum mulai dengan perhitungan atas jumlah lift, kapasitas dan kecepatannya kita harus mempunyai patokan (guide line) untuk menentukan batasan-batasan besaran kapasitas dan kecepatan, agar hasil perhitungan tidak terlalu menyimpang dari ketentuan kriteria (parameter) : 1. Penentuan jumlah penghuni gedung 2. Tuntutan arus sirkulasi (Peak Traffic Demand). 3. Waktu tunggu rata-rata yang diharapkan di lobi sebagai criteria. 4. Perkiraan kapasitas lift atas dasar fungsi gedung. 5. Perkiraan kecepatan lift atas dasar tinggi gedung. 3.3 Parameter (criteria) Parameter yang dipakai ada 2 segi yang sekaligus harus dipenuhi untuk memperoleh sistem pelayanan lift yang baik, yaitu : 1. Interval Selang waktu rata-rata satu lift berangkat sampai lift berikutnya tiba di lantai dasar, harus lebih rendah dari waktu tunggu rata-rata kriteria yang ditetapkan khusus untuk jenis gedung tertentu. 2. Group Handling Capacity (daya angkut gabungan) Kemampuan seluruh lift mengangkut sejumlah penumpang dalam jangka waktu 300 detik, dibanding dengan jumlah penghuni yang diperkirakan akan memakai lift, harus lebih besar dari Tuntutan Arus Sirkulasi (Peak Traffic Demand). Segi 1 (interval), cenderung menyatakan kualitas pelayanan sistem lift. Segi 2 (daya angkut gabungan), cenderung menyatakan kuantitas pelayanan sistem lift. Kedua segi criteria tersebut diatas berbeda pada berbagai macam gedung, tergantung arus sirkulasi dan lokasinya. 3.4 Dasar Pemilihan Oleh karena 2 parameter tersebut diatas harus dipenuhi sekaligus, maka dilakukan beberapa perhitungan kemudian dipilih sistem dengan kriteria yang sesuai. a. Melakukan beberapa perhitungan dengan variasi kapasitas dan kecepatan Car. b. Dari hasil perhitungan dipilih terlebih dahulu sistem dengan kriteria yang sesuai (Interval dan Handling Capacity). Sistem yang dipilih adalah yang memiliki jumlah Car yang paling sedikit, interval yang paling rendah dan Handling Capacity yang besar 4. PERHITUNGAN DAN HASIL 4.1 Data Gedung Jenis/macam bangunan : Rumah Sakit Lokasi : Surabaya Sifat hunian : Single purpose building Beds : 402 Jumlah lantai di atas lobi utama : 18 Travel height : 78.6 meter
7 4.2 Pemilihan Standar Persyaratan Kriteria populasi Handling capacity : 12 % Interval Door type Door opening (to) Door closing (tc) Single floor flight time Passenger transfer time 4.3 Rekapitulasi Trial Speed (m/s) Passenger (persons) : 3-5 per bed : detik : 0,8 m, center opening : 2 detik : 2 detik : 4,5 detik : 1,2 detik Average waiting time (sec) Actual HC (%) Cars (unit) 1 3, ,44 13, , ,16 12,23 5 pilih 3 3, ,46 11, , ,76 12, , ,90 11, , ,86 13, , ,65 12, , ,46 11, , ,19 12, , ,80 11, , ,14 10, , ,69 12, , ,54 11, , ,02 13, , ,88 11, , ,61 12, , ,97 13, , ,98 12, , ,86 11, , ,16 12, , ,06 11, , ,65 12, KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari Pemilihan Spesifikasi Teknis Passenger Lift Untuk Rumah Sakit ini adalah : 1. Dipilih sistem lift dengan jumlah unit 5 dan kapasitas 21 orang dengan kecepatan 3,6 meter/detik untuk bangunan Rumah Sakit dengan 402 unit Beds, 18 jumlah lantai diatas lobi utama dan 78,6 meter Travel Height. 2. Sistem yang dipilih mempunyai Interval sebesar 34,16 detik dan Actual Handling Capacity 12,23% dari potensi arus sirkulasi pada jam sibuk. 3. Dasar pemilihan sistem ini adalah jumlah lift karena akan berpengaruh pada biaya, Interval yang paling singkat, Actual Handling Capacity yang besar dan Kapasitas karena akan mempengaruhi konsumsi energi gedung. 4. Dari tabel-tabel perhitungan dapat diketahui bahwa jumlah unit lift berpengaruh pada Interval dan Actual Handling Capacity, semakin banyak unit maka Interval akan semakin rendah dan Actual Handling Capacity semakin besar Saran Saran untuk Pemilihan Spesifikasi Teknis Passenger Lift Untuk Rumah Sakit ini adalah : 1. Hendaknya teliti dalam mengidentifikasi jenis maupun parameter dari gedung karena akan mempengaruhi cara dan hasil dari perhitungan. 2. Melakukan jumlah perhitungan yang cukup untuk mendapatkan sistem lift yang paling baik. 3. Dalam pelaksanaannya agar tidak mengorbankan hasil perhitungan yang sudah dipilih demi alasan biaya atau geometri, karena akan mempengaruhi kualitas dan fungsi dari gedung. DAFTAR REFERENSI [1]. Bangash, M.Y.H. & Bangash, T. (2007). Lifts, elevators, escalators and moving walkways/travelators. Leiden: Taylor & Francis.
8 [2]. Barney, G.C. (2003). Elevator Traffic Handbook : Theory and Practice. London: Spon Press. [3]. Barney, G.C. & Dos Santos S.M. (1977). Lift traffic analysis design and control. Herts: Peter Peregrinus. [4]. Grondzik, W.T. & Kwok, A.G. & Stein, B. & Reynolds, J.S. (2010). Mechanical and electrical equipment for buildings. New Jersey: Wiley. [5]. Guide D Steering Committee. (2000). CIBSE Guide D: Transportation system in building. London: CIBSE. [6]. Kusasi, S. (2000). Dasar-dasar pemilihan sistem lift pada bangunan bertingkat tinggi. Jakarta: APPLE. [7]. Strakosch, G.R. (1983). Vertical Transportation: Elevators and Escalators. New York: Wiley. [8]. Wujek, Joseph B. & Dagostino, Frank R. (2010). Mechanical and electrical systems in architecture, engineering, and construction.ohio: Prentice Hall. [9]. Otis Elevator Company (2013). Geared Traction Elevators (online). June 16, Otis Worldwide. elevators/ [10]. Otis Elevator Company (2013). Gearless Traction Elevators (online). June 16, Otis Worldwide. elevators/
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Jumlah Populasi penghuni dalam Gedung Apartemen 17 Lantai Gambar 4.1 Data asumsi perhitungan jumlah populasi (Dokumen Pribadi) Pada gambar 4.1 diatas merupakan perkiraan
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN ELEVATOR PADA GEDUNG GRHA WIDYA MARANATHA
ANALISIS KEBUTUHAN ELEVATOR PADA GEDUNG GRHA WIDYA MARANATHA INDRA DWI GUNA 0221074 Pembimbing : Yohanes Lim D. Adianto, Ir.,MT UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG
Lebih terperinciTUGAS BESAR PERANCANGAN SISTEM MEKANIK
TUGAS BESAR PERANCANGAN SISTEM MEKANIK SURVEY DAN ANALISIS LIFT GEDUNG C FEB UNDIP Disusun oleh: Ricky Petra F S- 1 TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016 Lift Gedung C FEB Universitas Diponegoro Semarang
Lebih terperinciBAB III METODE PERHITUNGAN
BAB III METODE PERHITUNGAN 3.1 Pengertian Optimasi Secara umum optimasi adalah berarti pencarian nilai terbaik (minimum atau maksimum) dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks. Optimasi juga
Lebih terperinciPERHITUNGAN BEBAN SIRKULASI VERTIKAL (LIFT)
PERHITUNGAN BEBAN SIRKULASI VERTIKAL (LIFT) Mekanisasi bangunan, terutama bangunan tinggi menjadi hal yang menonjol dengan timbulnya kebutuhan akan gedung-gedung tinggi di seluruh dunia. Bangunan-bangunan
Lebih terperinciSISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN. Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015
SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN Sistem Transportasi pada bangunan,
Lebih terperinciMODUL SSLE 05 : INSTALASI DAYA
PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE) MODUL SSLE 05 : INSTALASI DAYA KENDALA DAN PROTEKSI 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN
Lebih terperinciJenis transportasi vertikal. 1. elevator/lift 2. Gondola 3. Dumb waiters
Jenis transportasi vertikal 1. elevator/lift 2. Gondola 3. Dumb waiters Tranportasi vertikal Elevator Kriteria kualitas pelayanan elevator adalah : 1. Waktu menunggu (Interval, Waiting time) 2. Daya angkut
Lebih terperinciOPTIMASI PERHITUNGAN ULANG KEBUTUHAN LIFT PENUMPANG TYPE IRIS1-NV PA 20 (1350) CO105 PADA GEDUNG APARTEMEN 17 LANTAI
23 JTM Vol. 05, No. 1, Juni 2016 OPTIMASI PERHITUNGAN ULANG KEBUTUHAN LIFT PENUMPANG TYPE IRIS1-NV PA 20 (1350) CO105 PADA GEDUNG APARTEMEN 17 LANTAI Andri Sulistyo Program Studi Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciPerencanaan Lift Hotel Bertingkat Tiga Puluh Berdasarkan SNI Nomor:
Perencanaan Lift Hotel Bertingkat Tiga Puluh Berdasarkan SNI Nomor: 03-6573-2001 Ahmad Zayadi Cahyono HP Masyhudi Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional Jakarta Korespondensi:
Lebih terperinciTERMINAL PENUMPANG/TERMINAL BUS
TERMINAL PENUMPANG/TERMINAL BUS Terminal Bus adalah tempat sekumpulan bus mengakhiri dan mengawali lintasan operasionalnya. Dengan mengacu pada definisi tersebut, maka pada bangunan terminal penumpang
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. bawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur berdasarkan permintaan
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Gambaran Cara Kerja Cara kerja elevator secara umum yaitu elevator berjalan ke arah atas atau ke arah bawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan lalu lintas regional dan intra regional dalam keadaan aman,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Fungsi utama dari sistem jalan adalah memberikan pelayanan untuk pergerakan lalu lintas regional dan intra regional dalam keadaan aman, nyaman, dan cara pengoperasian
Lebih terperinciTUGAS MEKATRONIKA SISTEM LIFT
TUGAS MEKATRONIKA SISTEM LIFT Di susun oleh: 1. Kevin Adelin (L2F009059) 2. Rohmat Hidayat (L2F009064) 3. Alga Bagas S (L2F009065) 4. Adhi Warsito (L2F009077) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Pengumpulan Data. Tahap Analisa dan Perancangan Sistem. Tahap Implementasi Sistem
digilib.uns.ac.id 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian diuraikan ke dalam skema tahapan penelitian yang bertujuan untuk memberikan petunjuk yang jelas, teratur, serta sistematis seperti
Lebih terperinciBAB 4 PERENCANAAN PERPARKIRAN DAN SIRKULASI BANDARA
BAB 4 PERENCANAAN PERPARKIRAN DAN SIRKULASI BANDARA 4.1 PERENCANAAN PERPARKIRAN 4.1.1 Data Proyeksi Penumpang Sesuai dengan metodologi yang telah dibuat, tahap pertama dari perencanaan perparkiran adalah
Lebih terperinciBAB III. Landasan Teori Standar Pelayanan Kinerja Angkutan Umum
BAB III Landasan Teori 3.1. Standar Pelayanan Kinerja Angkutan Umum Untuk mengetahui apakah angkutan umum itu sudah berjalan dengan baik atau belum dapat dievaluasi dengan memakai indikator kendaraan angkutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana
BAB I PENDAHULUAN I.1. UMUM DAN LATAR BELAKANG Jalan raya merupakan bagian dari sarana transportasi darat yang memiliki peranan penting untuk menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lain. Sejalan dengan
Lebih terperinciRealisasi Plant Elevator Miniatur
32 ISSN 1979-2867 (print) Electrical Engineering Journal Vol. 5 (2014) No. 1, pp. 32-44 Realisasi Plant Elevator Miniatur E. Merry Sartika dan Jeffry Augustinus Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum dan Latar Belakang Jalan raya merupakan bagian dari sarana transportasi darat yang memiliki peranan penting untuk menghubungkan suatu tempat ke tempat lain. Sejalan dengan pesatnya
Lebih terperinciEVALUASI EFEKTIFITAS SISTEM OPERASIONAL BARU BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS 1. KONDISI OPERASIONAL DAN PERMASALAHAN BUS KAMPUS UNAND
EVALUASI EFEKTIFITAS SISTEM OPERASIONAL BARU BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS Purnawan, PhD, Yosritzal, MT, Alhafiza Putra, ST purnawan@ft.unand.ac.id, yosritzal@ft.unand.ac.id Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PERAWATAN LIFT GEDUNG MOCH. ICHSAN BALAI KOTA SEMARANG
ANALISIS SISTEM PERAWATAN LIFT GEDUNG MOCH. ICHSAN BALAI KOTA SEMARANG Refinda Rahmadhani 1), Pulung Septian Yahya 1) Nugroho Hartono 2), dan Supriyo 2) 1) Mahasiswa Program Studi Teknik Perawatan dan
Lebih terperinciANALISA KEBUTUHAN DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN ELEVATOR PADA GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH
ANALISA KEBUTUHAN DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN ELEVATOR PADA GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH Aisyah Fitri Afifah 1, Tyas Herlintang P. 1, Dianita Ratna K. 1,*, Nugroho Hartono 1 1) Program Studi
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR ( Studi Kasus di Rumah Sakit Umum Daerah Demak )
STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR ( Studi Kasus di Rumah Sakit Umum Daerah Demak ) M. Debby Rizani Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl.
Lebih terperinciProgram pemeliharaan. Proses pemeliharaan. Staf pemeliharaan. Catatan hasil pemeliharaan
32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan mingguan Staf pemeliharaan Proses pemeliharaan
Lebih terperinciINSTALASI JARINGAN KOMUNIKASI. Kuliah November 2009
INSTALASI JARINGAN KOMUNIKASI Kuliah 11 16 November 2009 INSTALASI TELEPON Sistem telepon pada bangunan dibagi menjadi dua fungsi utama: Komunikas dengan pihak luar bangunan (eksternal): telepon lokal,
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN ELEVATOR STUDI KASUS HOTEL GRAND TJOKRO DAN MATARAM CITY YOGYAKARTA
ABSTRACT ANALISIS KELAYAKAN ELEVATOR STUDI KASUS HOTEL GRAND TJOKRO DAN MATARAM CITY YOGYAKARTA Achmad Syaifudin 1, Sumardjito 2 1,2 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT-UNY sumardjito@uny.ac.id
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Salah satu pengertian redevelopment menurut Prof. Danisworo merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu melakukan pembongkaran
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PELAYANAN TRANSIT ANTAR KORIDOR BUS RAPID TRANSIT TRANS SEMARANG
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 505 511 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 505 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya gedung-gedung tinggi yang dibangun pada zaman. sekarang, menyebabkan transportasi vertikal di antara lantai gedung-gedung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Banyaknya gedung-gedung tinggi yang dibangun pada zaman sekarang, menyebabkan transportasi vertikal di antara lantai gedung-gedung tersebut semakin dibutuhkan. Elevator
Lebih terperinciANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)
PRO S ID IN G 20 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciLIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear
LIFT (ELEVATOR) Lift atau elevator merupakan alat transfortasi vertikal suatu gedung. Lift sekarang ini telah menjadi kebutuhan yang mendasar di gedung gedung pemerintahan, perkantoran, hotel, apartemen,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERANCANGAN
BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Agar tujuan penelitian ini tercapai, perlu diketahui penggunaan konsumsi daya yang ada di hotel Permai ini, data-data yang akan dicari adalah data-data
Lebih terperinciPERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF
TUGAS SARJANA PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF Diajukan Sebagai salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Strata
Lebih terperinciBAB 2 STUDI LITERATUR
BAB 2 STUDI LITERATUR 2.1. JEMBATAN PENYEBERANGAN PEJALAN KAKI Jembatan penyeberangan merupakan fasilitas penyeberangan pejalan kaki tak sebidang. Fasilitas ini memisahkan arus penyeberang jalan dengan
Lebih terperinciANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN
ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN TUGAS AKHIR Oleh : Beri Titania 15403053 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN
Lebih terperinciUTILITAS 02 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA
UTILITAS 02 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA Veronika Widi Prabawasari adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan
Lebih terperinciJurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO
Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO James A. Timboeleng Staf Pengajar Jurusan Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciANALISIS WAKTU TEMPUH ANGKUTAN PERKOTAAN TERMINAL AMPLAS TERMINAL SAMBU DI KOTA MEDAN
ANALISIS WAKTU TEMPUH ANGKUTAN PERKOTAAN TERMINAL AMPLAS TERMINAL SAMBU DI KOTA MEDAN Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik USU Abstrak: Analisis waktu tempuh angkutan perkotaan pada rule
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transportasi Transportasi adalah pergerakan orang dan barang bisa dengan kendaraan bermotor, kendaraan tidak bermotor atau jalan kaki, namun di Indonesia sedikit tempat atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sementara itu fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking)
Lebih terperinciPertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN
AR-3121: SISTEM BANGUNAN & UTILITAS Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN 12 Oktober 2009 Dr. Sugeng Triyadi PENDAHULUAN Penghawaan pada bangunan berfungsi untuk mencapai kenyamanan thermal. Dipengaruhi:
Lebih terperinciEdisi Maret 2016, Vol. 4, No. 1, Hal:33-42 (ISSN: )
Edisi Maret 2016, Vol. 4, No. 1, Hal:33-42 (ISSN:2303-0011) Studi Optimalisasi Perparkiran dan Pedestrian di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Kimia dan Teknik Geofisika Universitas
Lebih terperinciBus Sekolah Sebagai Moda Alternatif untuk Mengurangi Volume Lalulintas Harian di Kota Yogyakarta
Bus Sekolah Sebagai Moda Alternatif untuk Mengurangi Volume Lalulintas Harian di Kota Yogyakarta J.D.ANSUSANTO 1* dan G.L.GESONG 2 1,2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Babarsari
Lebih terperinciJENIS-JENIS LIFT DAN FUNGSINYA
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung
Lebih terperinciAnalisa Luasan Area Parkir
Analisa Luasan Area Parkir Manajemen Pengelolaan Kehadiran dan keberadaan manajemen properti diperlukan baik oleh sektor privat maupun sektor publik yang memiliki dan/atau menggunakan properti, baik dalam
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. FASILITAS JEMBATAN PENYEBERANGAN PEJALAN KAKI Sesuai dengan definisi yang tercantum dalam Tata Cara Perencanaan Jembatan Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki Di Perkotaan, Departemen
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Standar Kualitas Angkutan Umum Dalam mengoperasikan angkutan penumpang umum, parameter yang menentukan kualitas pelayanan angkutan umum mengacu pada Pedoman Teknis Penyelenggara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Angkutan Umum Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang menjangkau
Lebih terperinciKAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG
KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG Iwan Cahyono e-mail : iwan.ts@undar.ac.id Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Darul Ulum e-mail : iwan.suraji@yahoo.co.id Abstrak Berdirinya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Simpang Persimpangan adalah daerah di mana dua atau lebih jalan bergabung atau berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu persimpangan adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permasalahan Transportasi di Perkotaan Menurut Abubakar, dkk (1995) salah satu ciri kota modern ialah tersedianya sarana transportasi yang memadai bagi warga kota. Fungsi, peran
Lebih terperinciANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN
ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN Jenis : Tugas Akhir Tahun : 2007 Penulis : Beri Titania Pembimbing : Ir. Denny Zulkaidi, MUP Diringkas oleh : Rezky John
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan sosial politik, sehingga transportasi menjadi urat nadi
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ANALISIS ANTRIAN PADA TERMINAL KAROMBASAN KOTA MANADO Joy Fredi Batti * Abstract This research aims to know arrival time, queuing time, service time and departure time
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi yang baik dan ideal antara komponen komponen transportasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi didefinisikan sebagai kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di dalamnya terdapat unsur pergerakan (movement).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1 Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Line) Jalur pejalan kaki (pedestrian line) menurut Peraturan Presiden No. 43 tahun 1993 tentang Prasarana Jalan Bag. VII pasal 39 adalah termasuk
Lebih terperinci4.1 Luas Lantai kotor (Gross)
BAB V ANALSS BESARAN FSK TEKNOLOGS 4.1 Luas Lantai kotor (Gross) KDB LTlO LTl LT14 LT15 LTT LTS LT9 KOTOR 22272 m' 44445 m' 42224 m' 39167 m' 25712 m' 1711.5 m2 1620 mt Luas lantai Bersih LT LTO LT LTl5
Lebih terperinciKINERJA LAYANAN BIS KOTA DI KOTA SURABAYA
KINERJA LAYANAN BIS KOTA DI KOTA SURABAYA Dadang Supriyatno Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya Gedung A4 Kampus Unesa Ketintang Surabaya dadang_supriyatno@yahoo.co.id Ari
Lebih terperinciPENGANTAR TRANSPORTASI
PENGANTAR TRANSPORTASI MANAJEMEN LALU LINTAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN PENDAHULUAN Penyebab permasalahan transportasi
Lebih terperinciStudi Pemodelan Kinerja Simpang Bersinyal Kondisi Lewat Jenuh (Oversaturated)
Studi Pemodelan Kinerja Simpang Bersinyal Kondisi Lewat Jenuh (Oversaturated) Nusa Sebayang, Ir. MT, Kamidjo, Drs, ST., MT, Agus Prayitno, Ir. MT. Dosen Teknik Sipil ITN Malang Jl. Bendungan Sigura-gura
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. transportasi sehingga bertambah pula intensitas pergerakan lalu lintas kota.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sejarah perkembangan manusia terhadap perkembangan kota dapat kita lihat bahwa manusia selalu berhasrat untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain guna mendapatkan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan hotel kapsul ini adalah menciptakan suatu bangunan yang dapat mewadahi hunian sementara/transit dan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kawasan transit
Lebih terperinciPENYULUHAN UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG DAN PERMUKIMAN DI KELURAHAN WINANGUN II, LINGKUNGAN 2, MANADO
Oleh : Judy O. Waani (Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado, judiwaani@yahoo.com) Hendriek H Karongkong (Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK PEJALAN KAKI DI LAMPU PENYEBERANGAN. Gumilang Cipta NRP : NIRM : Pembimbing : Silvia Sukirman, Ir
STUDI KARAKTERISTIK PEJALAN KAKI DI LAMPU PENYEBERANGAN Gumilang Cipta NRP : 9621027 NIRM : 41077011960306 Pembimbing : Silvia Sukirman, Ir FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lebih terperinciDr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Teknologi Agrokimia, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT PERANCANGAN PABRIK: DOKUMENTASI PERANCANGAN PABRIK Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Teknologi Agrokimia, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas
Lebih terperinciPola Tatanan Unit Terhadap Perletakan Sirkulasi Vertikal Penghuni Pada Apartemen Casa Grande Residence
Jurnal Reka Karsa Jurusan Teknik Arsitektur Itenas No. Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 Pola Tatanan Unit Terhadap Perletakan Sirkulasi Vertikal Penghuni Pada UTAMI, ASTERINA
Lebih terperinciPerancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm
E126 Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi Narrow Tilting Vehicle dengan Variasi Trackwidth dan Panjang Suspensi Arm Idestrian Adzanta dan Unggul Wasiwitono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciM.Nurhadi,MM,MT PERSIMPANGAN
PERSIMPANGAN Persimpangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua sistem jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan jalan di daerah perkotaan biasanya memiliki
Lebih terperinciMANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT TREM DI JALAN RAYA DARMO SURABAYA
MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT TREM DI JALAN RAYA DARMO SURABAYA OLEH : ZUHRI MUHIS (3111106020) DOSEN PEMBIMBING : WAHJU HERIJANTO, Ir., MT. LATAR BELAKANG TUJUAN BATASAN MASALAH LOKASI KAJIAN DASAR TEORI
Lebih terperinciBAB II. Lintas dan Angkutan Kota (1998) dapat dijabarkan sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Transportasi Perkotaan Kebijakan transportasi perkotaan menurut Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota (1998) dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Mengembangkan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DATA 5.1 UMUM
BAB V ANALISIS DATA 5.1 UMUM Pada bab ini akan dijelaskan analisis data dari kondisi tanpa pembebanan hingga alternati-alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang muncul ketika pembebanan 100%
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. dan diatur dalam beberapa peraturan dan undang-undang sebagai berikut :
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Peraturan dan Undang-Undang Terkait. Peraturan dan pedoman teknis dari pelayanan trayek angkutan umum dimuat dan diatur dalam beberapa peraturan dan undang-undang sebagai berikut
Lebih terperinciKAJIAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR PADA MALL GALAXY DI KOTA SURABAYA
KAJIAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR PADA MALL GALAXY DI KOTA SURABAYA Machsus, Mukafi Dosen Program Diploma Teknik Sipil FTSP ITS Mahasiswa Program Diploma IV Teknik Sipil FTSP ITS machsus@ce.its.ac.id, mukafi@ce.its.ac.id
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Perkotaan Menurut MKJI 1997, segmen jalan perkotaan/semi perkotaan mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan, minimum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Arsitek pada jaman ini memiliki lebih banyak tantangan daripada arsitekarsitek di era sebelumnya. Populasi dunia semakin bertambah dan krisis lingkungan semakin menjadi.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciAnalisa Panjang Antrian Dengan Tundaan pada persimpangan Bersignal Jl. Raden saleh dengan Jl.Balai kota Medan (STUDI KASUS) SURYO UTOMO
Analisa Panjang Antrian Dengan Tundaan pada persimpangan Bersignal Jl. Raden saleh dengan Jl.Balai kota Medan (STUDI KASUS) Disusun Oleh: SURYO UTOMO 04 0404 027 BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK
Lebih terperinciUTILITAS BANGUNAN 2010 PERHITUNGAN KEBUTUHAN LIFT
UTILITAS BANGUNAN 2010 PERHITUNGAN KEBUTUHAN LIFT Tahap Perhitungan Kebutuhan Lift 1. Menentukan Building Population (populasi dalam bangunan, estimasi jumlah orang dalam bangunan) 2. Tentukan phc (prosentase
Lebih terperincidi kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Persimpangan jalan adalah simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa pendekat, dimana arus kendaraan dari berbagai pendekat bertemu dan memencar meninggalkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi makro perlu dipecahkan menjadi sistem transportasi yang lebih kecil
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Transportasi Angkutan Umum Untuk mendapatkan pengertian yang lebih mendalam serta guna mendapatkan alternatif pemecahan masalah transportasi perkotaan yang baik, maka
Lebih terperinciEvaluasi Kesesuaian Life-Saving Appliances (LSA) dan Pembuatan Simulasi Sistem Evakuasi Pada Kapal Perintis 1200 GT Menggunakan Software Pathfinder
Evaluasi Kesesuaian Life-Saving Appliances (LSA) dan Pembuatan Simulasi Sistem Evakuasi Pada Kapal Perintis 1200 GT Menggunakan Software Pathfinder Widia Yuliati Puspaningrum 1*, Rona Riantini 2, M. Khoirul
Lebih terperinciPERENCANAAN FASILITAS PARKIR DI LUAR BADAN JALAN (OFF STREET PARKING) PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER
PERENCANAAN FASILITAS PARKIR DI LUAR BADAN JALAN (OFF STREET PARKING) PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER Rizki Hippriyanti Dewi N Nunung Nuring Akhmad Hasanuddin Mahasiswa S-1 Teknik Sipil Fak. Teknik Universitas
Lebih terperinciEVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I
EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan Karangmenjangan Jalan Raya Nginden jika dilihat berdasarkan Dinas PU
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PENGARUH PARKIR DI BADAN JALAN TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN KI SAMAUN TANGERANG
IDENTIFIKASI PENGARUH PARKIR DI BADAN JALAN TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN KI SAMAUN TANGERANG Dani Kusmianingrum JurusanTeknik Planologi Universitas Esa Unggul, Jakarta Jln. Arjuna Utara No. 9, Tol
Lebih terperinciANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CIPUTRA WORLD SURABAYA. Oleh : Rachma Prima Aurora ( )
ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CIPUTRA WORLD SURABAYA Oleh : Rachma Prima Aurora (3106 100 130) PENDAHULUAN Latar Belakang Lahan perumahan di Surabaya semakin sempit karena meningkatnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Perkotaan Menurut MKJI 1997, segmen jalan perkotaan/semi perkotaan mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan, minimum
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO
ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO Agus Surandono 1, Ardinal Putra Ariya 2 Jurusan Teknik Sipil Universitas Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung. Email:
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kemacetan 2.1.1 Pengertian Kemacetan Kemacetan adalah keadaan di mana kendaraan mengalami berbagai jenis kendala yang mengakibatkan turunnya kecepatan kendaraan di bawah keadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Menurut Direktur Jendral Darat (1998), keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara, sedang berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemacetan Lalu Lintas Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan
29 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Hotel Malioboro Hotel direncanakan memliki kamar sebanyak 30 unit dan fasilitas parkir yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan sekitar
Lebih terperinciPENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA
PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA Masrul Indrayana Teknik Industri, FT, Universitas Widya Mataram Yogyakarta Email: masrul_indrayana@yahoo.com ABSTRAK Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaatnya (http://id.wikipedia.org/wiki/evaluasi).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Evaluasi Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif, atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Bandung adalah sebuah kota di Propinsi Jawa Barat yang juga merupakan ibukota propinsi tersebut. Bandung terletak di koordinat 107 BT and 6 55 LS. Luas Kota Bandung
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan literature baik berupa buku buku transportasi, artikel, jurnal
18 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan literature baik berupa buku buku transportasi, artikel, jurnal jurnal dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK
18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,
Lebih terperinci