METODE PENELITIAN. 447 n= = 106 orang (0,085)². N n = N

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. 447 n= = 106 orang (0,085)². N n = N"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Populasi penelitian adalah seluruh penyuluh pertanian yang berada di Kabupaten Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara dan Kota Palopo, Sulawesi Selatan, para ketua kelompok tani dan petani kakao yang menjadi binaan para penyuluh. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada pertimbangan sebagai representasi sentra produksi kakao di Sulawesi Selatan. Jumlah populasi penyuluh pertanian di empat kabupaten/kota ialah 447 orang, dengan rincian pada Tabel 4. Tabel 4. Rincian populasi penelitian pada setiap kabupaten/kota No. Kabupaten Penyuluh Pertanian (orang) 1. Kota Palopo Luwu Luwu Utara Luwu Timur 101 Jumlah 447 Sampel Sampel diambil secara proporsional random sampling dari seluruh penyuluh, kemudian dari setiap penyuluh dipilih satu kelompok tani binaaan yang diwakili oleh ketua kelompok tani dan dua petani kakao anggota kelompok tani Kabupaten Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara dan Kota Palopo. Ukuran sampel setiap daerah ditentukan secara proporsional sesuai dengan jumlah penyuluh pertanian yang terdapat di setiap daerah secara acak. Dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla, 1993), ukuran sampel penyuluh pertanian dengan tingkat kesalahan delapan setengah persen: N n = N Ni ni = x n N 447 n= = 106 orang (0,085)² Keterangan: Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi ni = ukuran sampel strata i e = galat baku Ni = ukuran populasi strata i 105

2 106 Dengan diketahuinya ukuran sampel penelitian, secara proporsional ditentukan ukuran sampel penyuluh pertanian, ketua kelompok tani dan petani kakao pada setiap abupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan pada Tabel 5. Tabel 5. Rincian sampel penelitian pada setiap kabupaten/kota No. Kabupaten Penyuluh Pertanian (orang) Ketua Poktan (orang) Anggota Poktan (orang) 1. Kota Palopo Luwu Luwu Utara Luwu Timur Jumlah Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah ex post facto, yaitu bentuk penelitian untuk menilai peristiwa yang telah terjadi untuk menemukan faktor-faktor penyebab melalui pengamatan atau penilaian kondisi faktual di lapangan. Pengamatan utama penelitian adalah menjelaskan pengaruh faktor-faktor individu penyuluh pada kinerja mereka, menjelaskan hubungan antara faktor-faktor individu penyuluh pada kinerja mereka dan dampak kinerja penyuluh pertanian dan kompetensi ketua kelompok tani pada kompetensi petani kakao. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuesioner. Data diambil dari sampel dengan tujuan untuk mendapatkan generalisasi dari observasi yang dilakukan, sehingga perlu mempertimbangkan teknik pengumpulan data secara benar. Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan data dilakukan di Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur dan Kota Palopo Sulawesi Selatan. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2010 sampai dengan Agustus 2010.

3 107 Data dan Instrumentasi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Supranto (2004) menyatakan bahwa data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka-angka, sehingga gejalagejala dalam penelitian diukurnya dengan menggunakan skala-skala dan dianalisis menggunakan metode statistik. Data kuantitatif diperoleh dalam bentuk mentah dari kuesioner dan catatan lapang (field note). Data kualitatif merupakan data yang disajikan bukan dalam bentuk angka, seperti jenis kelamin, agama, status, pekerjaan dan sebagainya. Data primer adalah data yang didapat langsung dari responden dan informan penelitian yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder merupakan data pelengkap untuk menjawab pertanyaan penelitian, yang didapat dengan cara langsung atau tidak langsung dari responden atau sumber lain. Satuan pengukuran dan indikator masing-masing peubah penelitian adalah sebagai berikut: (1) Karakteristik penyuluh pertanian (X ) adalah ciri-ciri individu atau karakter yang melekat pada diri penyuluh pertanian, faktor-faktor yang mendorong seorang penyuluh pertanian untuk menghasilkan suatu pekerjaan sebaikbaiknya dalam rangka pencapaian prestasi dan kepuasan kerja serta faktorfaktor eksternal lingkungan kerja yang dapat memelihara mereka dari perasaan tidak puas terhadap pekerjaan, yaitu: (1.1) Umur (X. ) adalah total skor jumlah tahun responden sejak dilahirkan sampai keulangtahun terdekat pada saat penelitian dilakukan. (1.2) Pendidikan formal (X.₂) adalah total skor jumlah tahun mengikuti pendidikan formal terakhir yang telah diselesaikan. (1.3) Pelatihan (X.₃) adalah total skor jumlah kumulatif jam pelatihan yang pernah diikuti responden. (1.4) Masa kerja (X.₄) adalah total skor jumlah tahun dalam melaksanakan tugas sebagai penyuluh pertanian.

4 108 (1.5) Lokasi tugas (X.₅) adalah total skor jumlah kilometer dari jarak lokasi tugas dengan tempat tinggal penyuluh pertanian. (1.6) Luas wilayah kerja (X.₆) adalah total skor jumlah desa dari cakupan luas wilayah kerja yang menjadi tanggungjawab responden. (1.7) Jumlah petani binaan (X.₇) adalah total skor jumlah petani kakao yang dibina. (1.8) Interaksi dengan petani (X.₈) total skor jumlah pertemuan untuk penyuluhan dengan petani/kelompok tani dalam sebulan (1.9) Keberhasilan (achievement) (X.₉) adalah total skor tingkat berprestasi, bersikap positif terhadap pekerjaan, selalu melakukan pekerjaan dengan penuh tantangan dan berani mengambil resiko yang diperhitungkan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. (1.10) Kesempatan pengembangan diri (self development) (X. 0) adalah total skor tingkat kesempatan promosi atau kenaikan pangkat, tingkat kesempatan mengikuti pelatihan, pendidikan, seminar untuk pengembangan diri. (1.11) Kewenangan dan tanggungjawab penyuluh (Responsbility and Authority) (X. ) adalah total skor tingkat kewenangan dalam pengambilan keputusan untuk pelaksanaan tugas, tingkat tanggungjawab pekerjaan. (1.12) Persepsi terhadap makna pekerjaan (X. ₂) adalah total skor tingkat keragaman keterampilan dan tantangan bagi keahlian yang diperlukan dalam setiap kegiatan, tingkat kejelasan tugas, dampak tugas terhadap masyarakat. (1.13) Pengakuan atau penghargaan (recognition) (X. ₃) adalah total skor tingkat pengakuan jika berprestasi dari atasan, mendapatkan insentif terhadap pekerjaan yang memenuhi target, pengakuan dari klien jika berhasil membantu petani dan tingkat penghargaan non finansial secara berkala. (1.14) Gaji (salary) (X. ₄) yaitu total skor tingkat kecukupan gaji yang diterima, tingkat keyakinan akan mendapatkan kenaikan gaji jika berprestasi.

5 109 (1.15) Administrasi dan kebijakan organisasi (Company Policy and Administration) (X. ₅) yaitu total skor tingkat efektivitas manajemen organisasi dan administrasi, tingkat kepuasan terhadap sistem penilaian kinerja (1.16) Pembinaan (Supervision) (X. ₆) yaitu total skor tingkat efektivitas pembina dalam hal manajemen, pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah, tingkat keharmonisan hubungan interpersonal dengan lingkungan kerja (1.17) Kondisi kerja (Work Condition) (X. ₇) yaitu total skor tingkat ketersediaan dan kemudahan akses terhadap sarana transportasi, tingkat ketersediaan dan kemudahan akses terhadap sarana komunikasi, tingkat kemudahan akses terhadap informasi teknologi pertanian. (2) Kompetensi penyuluh (X₂) adalah kemampuan yang diperlukan agar dapat melaksanakan pekerjaannya secara cerdas, yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mendukung, diukur menggunakan skala interval. Kompetensi penyuluh pertanian terdiri atas: (2.1) Kemampuan merencanakan penyuluhan pertanian (X₂. ) adalah total skor: (a) kemampuan membuat rencana pembelajaran usahatani kakao, (b) kemampuan menyusun rumusan hasil pengumpulan data potensi wilayah dan agroekosistem, (c) kemampuan merumuskan hasil kebutuhan teknologi spesifik lokasi yang sesuai dengan kebutuhan petani, (d) kemampuan menyusun programa penyuluhan yang mengakomodir kebutuhan petani, (e) kemampuan menyusun rencana kerja yang jelas, terukur dan terealisasi dan (f) kemampuan menyusun metode penyuluhan yang sesuai dengan materi penyuluhan dan karakteristik petani (2.2) Kemampuan melaksanakan penyuluhan pertanian (X₂.₂) adalah total skor: (a) kemampuan melaksanakan pembelajaran usahatani kakao, (b) kemampuan menyuluhkan materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik petani, (c) kemampuan menerapkan metode penyuluhan yang bervariasi dan sesuai dengan materi

6 110 penyuluhan dan karakteristik petani serta (d) kemampuan mengembangkan kelompok tani menjadi kelompok yang lebih besar terkait dengan pengembangan usahataninya. (2.3) Kemampuan mengevaluasi dan melaporkan penyuluhan pertanian (X₂.₃) adalah total skor: (a) kemampuan mengevaluasi efektivitas program, (b) kemampuan mengumpulkan data tentang input, aktivitas, kehadiran peserta dan reaksi terhadap program, (c) kemampuan membuat laporan dan rencana tindak lanjut, (d) kemampuan mengevaluasi dampak penyuluhan dan (e) kemampuan mengkomunikasikan hasil evaluasi kepada pihak-pihak terkait. (2.4) Kemampuan mengembangkan penyuluhan pertanian (X₂.₄) adalah total skor: (a) kemampuan menyusun pedoman teknis dan pelaksanaan penyuluhan untuk acuan penyuluh dalam melaksanakan tugasnya, (b) kemampuan merumuskan hasil kajian arah kebijakan penyuluhan dan (c) kemampuan merumuskan hasil konsep baru metode penyuluhan. (2.5) Kemampuan mengembangkan profesi penyuluhan pertanian (X₂.₅) adalah total skor: (a) kemampuan dalam keikutsertaan atau keaktivan dalam perkumpulan profesi tingkat kabupaten, provinsi atau nasional, (b) kemampuan mengunjungi sumber-sumber informasi teknologi pertanian, (c) kemampuan mengakses informasi menggunakan internet, (d) kemampuan mengikuti kegiatan magang atau studi banding dan (e) kemampuan membuat tulisan ilmiah atau populer dan diterbitkan dalam majalah atau suratkabar. (2.6) Kemampuan kepemimpinan penyuluh pertanian (X₂.₆) adalah total skor: (a) kemampuan menerapkan gaya kepemimpinan, (b) kemampuan menerapkan keterampilan memimpin, (c) kemampuan mengembangkan kelompok tani dan (d) kemampuan mengembangkan kepemimpinan kelompok tani (melatih ketua kelompok tani untuk mengembangkan perencanaan, berkomunikasi dengan anggota, berkoordinasi, supervisi, membangkitkan semangat dan memonitor. (2.7) Kemampuan diseminasi teknologi (X₂.₇) adalah total skor: (a) kemampuan menggunakan media cetak dan audio visual, (b)

7 111 kemampuan melakukan pameran teknologi pertanian, (c) kemampuan menggunakan komunikasi tatap muka, (d) kemampuan melakukan studi banding dan (e) kemampuan menggunakan petak percontohan. (2.8) Kemampuan komunikasi penyuluh pertanian (X₂.₈) adalah total skor: (a) kemampuan membuat media penyuluhan, (b) kemampuan memahami dan mendengarkan petani, (b) kemampuan menjelaskan, memberi inspirasi, berterima kasih dan toleran terhadap petani, (c) kemampuan mendorong dan membantu petani untuk maju dan mencapai tujuan dan (d) kemampuan mendisiplinkan diri dan memotivasi petani. (2.9) Kemampuan kemitraan usaha (X₂.₉) adalah total skor: (a) kemampuan mencari mitra usaha, (b) kemampuan mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber-sumber permodalan lokal, (c) kemampuan membimbing untuk mengumpulkan modal usaha dan (d) kemampuan membimbing penyediaan agro input, penyimpanan dan pemasaran hasil. (2.10) Kemampuan teknis budidaya kakao (X₂. 0) adalah total skor: (a) kemampuan mempersiapkan lahan kakao, (b) kemampuan dalam pembibitan kakao, (c) kemampuan melakukan penanaman kakao, (d) kemampuan melakukan konservasi dan persiapan lahan, (e) kemampuan melakukan pemangkasan, (f) kemampuan melakukan pemupukan, (g) kemampuan melakukan pengendalian hama, penyakit dan gulma, (h) kemampuan melakukan panen dan pasca panen (pemetikan dan sortasi buah kakao, pemeraman atau penyimpanan buah kakao, pemecahan buah kakao, fermentasi buah kakao, perendaman dan pencucian buah kakao, pengeringan, tempering dan sortasi buah kakao). (3) Motivasi penyuluh pertanian (X₃) adalah dorongan yang membuat penyuluh pertanian melaksanakan fungsi dan perannya, baik berasal dari dalam maupun dari luar diri penyuluh, diukur menggunakan skala interval. Motivasi penyuluh pertanian terdiri dari:

8 112 (3.1) Kebutuhan akan berprestasi (Need for Achievement) (X₃. ) adalah total skor: (a) tingkat keberhasilan berprestasi, (b) tingkat keberhasilan untuk berkompetisi dan (c) tingkat ketidaktergantungan terhadap gaji atau imbalan. (3.2) Kebutuhan akan berafiliasi (Need for Affiliation) (X₃.₂) adalah total skor: (a) tingkat penerimaan orang lain di lingkungan penyuluh tinggal dan bekerja, (b) tingkat keinginan untuk dihormati, (c) tingkat keinginan untuk maju dan tidak gagal dan (d) tingkat keinginan untuk ikut serta (berpartisipasi). (3.3) Kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power) (X₃.₃) adalah total skor: (a) tingkat keinginan untuk menduduki jabatan penting dan (b) tingkat keinginan untuk bersaing dalam mendapatkan pengaruh. (4) Kemandirian (X₄) adalah sikap individu penyuluh pertanian yang mengutamakan kemampuan diri sendiri dalam mengatasi berbagai masalah tanpa harus tergantung pada pihak lain, termasuk dalam membina kemungkinan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak, diukur menggunakan skala rasio dan interval. Kemandirian penyuluh pertanian terdiri atas: (4.1) Kemandirian ekonomi (X₄. ) adalah total skor: (a) pendapatan, (b) nilai asset, (c) tabungan dan (d) diversifikasi usaha. (4.2) Kemandirian intelektual (X₄.₂) adalah total skor: (a) mengambil keputusan dalam memecahkan masalah dan (b) mengambil keputusan dalam penyuluhan. (4.3) Kemandirian emosional (X₄.₃) adalah total skor: (a) melepas ketergantungan dari otoritas keluarga, (b) melepas ketergantungan dari ikatan patron-klien, (c) menyikapi ritual kepercayaan lokal, (d) mengatasi sikap fatalistik dan (e) mengembangkan kerjasama dalam kegiatan penyuluhan. (4.4) Kemandirian sosial (X₄.₄) adalah total skor: (a) menjaga independensi, (b) membina hubungan dengan pihak lain dan (c) mengembangkan strategi adaptasi.

9 113 (5) Kinerja penyuluh pertanian (Y ) adalah proses dan hasil dari pelaksanaan tugas dalam satu waktu periode tertentu, sebagai perwujudan dari interaksi antara kompetensi, motivasi dan kesempatan yang memberikan kemungkinan seseorang untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Kinerja penyuluh pertanian diukur menggunakan skala interval melalui sepuluh indikator dengan sejumlah parameter di dalamnya, yaitu: (5.1) Persiapan penyuluhan pertanian (Y. ) yaitu total skor: (a) membuat rencana pembelajaran usahatani kakao, (b) tersusunnya rumusan hasil pengumpulan data potensi wilayah dan agroekosistem, (c) membuat rumusan hasil kebutuhan teknologi spesifik lokasi yang sesuai dengan kebutuhan petani, (d) membuat programa penyuluhan yang mengakomodir kebutuhan petani, (e) menyusun rencana kerja yang jelas, terukur dan terealisasi dan (f) menyusun metode penyuluhan yang sesuai dengan materi penyuluhan dan karakteristik petani. (5.2) Pelaksanaan penyuluhan pertanian (Y.₂) yaitu total skor: (a) melaksanakan pembelajaran usahatani kakao, (b) menyuluhkan materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik petani, (c) menerapkan metode penyuluhan yang bervariasi dan sesuai dengan materi penyuluhan dan karakteristik petani serta (d) mengembangkan kelompok tani menjadi kelompok yang lebih besar terkait dengan pengembangan usahataninya. (5.3) Evaluasi dan pelaporan penyuluhan pertanian (Y.₃) yaitu total skor: (a) melakukan evaluasi efektivitas program, (b) mengumpulkan data tentang input, aktivitas, kehadiran peserta dan reaksi terhadap program, (c) membuat laporan dan rencana tindak lanjut, (d) mengevaluasi dampak penyuluhan dan (e) mengkomunikasikan hasil evaluasi kepada pihak-pihak terkait. (5.4) Pengembangan penyuluhan pertanian (Y.₄) yaitu total skor: (a) menyusun pedoman teknis dan pelaksanaan penyuluhan untuk acuan penyuluh dalam melaksanakan tugasnya, (b) merumuskan hasil kajian arah kebijakan penyuluhan dan (c) merumuskan hasil konsep baru metode penyuluhan.

10 114 (5.5) Pengembangan profesi penyuluhan pertanian (Y.₅) yaitu total skor (a) ikut serta atau aktiv dalam perkumpulan profesi tingkat kabupaten, provinsi atau nasional, (b) mengunjungi sumber-sumber informasi teknologi pertanian, (c) mengakses informasi menggunakan internet, (d) mengikuti kegiatan magang atau studi banding dan (e) membuat tulisan ilmiah atau populer dan diterbitkan dalam majalah atau suratkabar. (5.6) Kepemimpinan penyuluh pertanian (Y.₆) yaitu total skor: (a) menerapkan gaya kepemimpinan, (b) menerapkan keterampilan memimpin, (c) menumbuhkembangkan kelompok tani dan (d) mengembangkan kepemimpinan kelompok tani (melatih ketua kelompok tani untuk mengembangkan perencanaan, berkomunikasi dengan anggota, berkoordinasi, supervisi, membangkitkan semangat dan memonitor. (5.7) Diseminasi teknologi (Y.₇) yaitu total skor (a) menggunakan media cetak dan audio visual, (b) melakukan pameran teknologi pertanian, (c) tingkat penggunaan komunikasi tatap muka, (d) melakukan studi banding dan (e) tingkat penggunaan petak percontohan. (5.8) Komunikasi penyuluh pertanian (Y.₈) yaitu total skor (a) membuat media penyuluhan, (b) memahami dan mendengarkan petani, (b) menjelaskan, memberi inspirasi, berterima kasih dan toleran terhadap petani, (c) mendorong dan membantu petani untuk maju dan mencapai tujuan dan (d) mendisiplinkan diri dan memotivasi petani. (5.9) Kemitraan usaha (Y.₉) yaitu total skor: (a) mencari mitra usaha, (b) mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber-sumber permodalan lokal, (c) membimbing pemupukan modal usaha dan (d) membimbing penyediaan agro input, penyimpanan dan pemasaran hasil. (5.10) Melakukan teknis budidaya kakao (Y. 0) yaitu total skor: (a) mempersiapkan lahan kakao, (b) membibitkan kakao, (c) melakukan penanaman kakao, (d) melakukan konservasi dan persiapan lahan, (e) melakukan pemangkasan, (f) melakukan pemupukan, (g) melakukan pengendalian hama, penyakit dan gulma, (h) melakukan panen dan pasca panen (pemetikan dan sortasi buah kakao, pemeraman atau

11 115 penyimpanan buah kakao, pemecahan buah kakao, fermentasi buah kakao, perendaman dan pencucian buah kakao, pengeringan, tempering dan sortasi buah kakao). (6) Kompetensi ketua kelompok tani (Y₂) berupa kemampuan yang harus dimiliki untuk menunjang tugasnya dalam memimpin anggotanya, yang diukur menggunakan skala interval meliputi: (6.1) Kemampuan merencanakan penyuluhan pertanian (Y₂. ) yaitu total skor: (a) kemampuan membuat rencana pembelajaran usahatani kakao, (b) kemampuan menyusun rumusan hasil pengumpulan data potensi wilayah dan agroekosistem, (c) kemampuan merumuskan hasil kebutuhan teknologi spesifik lokasi yang sesuai dengan kebutuhan petani, (d) kemampuan membuat programa penyuluhan yang mengakomodir kebutuhan petani, (e) kemampuan menyusun rencana kerja yang jelas, terukur dan terealisasi dan (f) kemampuan menyusun metode penyuluhan yang sesuai dengan materi penyuluhan dan karakteristik petani. (6.2) Kemampuan melaksanakan penyuluhan pertanian (Y₂.₂) yaitu total skor: (a) kemampuan melaksanakan pembelajaran usahatani kakao, (b) kemampuan menyuluhkan materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik petani, (c) kemampuan menerapkan metode penyuluhan yang bervariasi dan sesuai dengan materi penyuluhan dan karakteristik petani serta (d) kemampuan mengembangkan kelompok tani menjadi kelompok yang lebih besar terkait dengan pengembangan usahataninya. (6.3) Kemampuan mengevaluasi dan melaporkan penyuluhan pertanian (Y₂.₃) yaitu total skor: (a) kemampuan mengevaluasi efektivitas program, (b) kemampuan mengumpulkan data tentang input, aktivitas, kehadiran peserta dan reaksi terhadap program, (c) kemampuan membuat laporan dan rencana tindak lanjut, (d) kemampuan mengevaluasi dampak penyuluhan dan (e) mengkomunikasikan hasil evaluasi kepada pihak-pihak terkait.

12 116 (6.4) Kemampuan kepemimpinan ketua kelompok tani (Y₂.₄) yaitu total skor: (a) kemampuan menerapkan gaya kepemimpinan, (b) kemampuan menerapkan keterampilan memimpin, (c) kemampuan menumbuhkembangkan kelompok tani dan (d) kemampuan mengembangkan kepemimpinan kelompok tani (melatih ketua kelompok tani untuk mengembangkan perencanaan, berkomunikasi dengan anggota, berkoordinasi, supervisi, membangkitkan semangat dan memonitor. (6.5) Diseminasi teknologi (Y₂.₅) yaitu total skor: (a) penggunaan media cetak dan audio visual, (b) kemampuan melakukan pameran teknologi pertanian, (c) kemampuan menggunakan komunikasi tatap muka, (d) kemampuan melakukan studi banding dan (e) kemampuan menggunakan petak percontohan. (6.6) Kemampuan komunikasi ketua kelompok tani (Y₂.₆) yaitu total skor: (a) kemampuan membuat media penyuluhan, (b) memahami dan mendengarkan petani, (c) kemampuan menjelaskan, memberi inspirasi, berterima kasih dan toleran terhadap petani, (d) kemampuan mendorong dan membantu petani untuk maju dan mencapai tujuan dan (e) kemampuan mendisiplinkan diri dan memotivasi petani. (6.7) Kemampuan kemitraan usaha (Y₂.₇) yaitu total skor: (a) kemampuan mencari mitra usaha, (b) kemampuan mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber-sumber permodalan lokal, (c) kemampuan membimbing mengumpulkan modal usaha dan (d) kemampuan membimbing menyediakan agro input, penyimpanan dan memasarkan hasil. (6.8) Kemampuan berpartisipasi dalam penyuluhan dan kelompok tani (Y₂.₈) yaitu total skor: (a) kemampuan untuk aktif membayar iuran anggota, (b) kemampuan untuk aktif hadir di setiap pertemuan, (c) kemampuan memberikan sumbangan pemikiran dalam kelompok tani (d) kemampuan mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian. (6.9) Kemampuan merencanakan usaha (Y₂.₉) yaitu total skor: (a) kemampuan dalam menghubungkan kebutuhan dan kenyataan untuk

13 117 menentukan target atau tujuan usahatani kakao, (b) kemampuan dalam mengidentifikasi apa yang penting dan mendesak dalam usahatani kakao, (c) kemampuan merumuskan rangkaian tindakan dalam usahatani kakao dan (d) kemampuan menguasai kalkulasi keuangan dan analisis usaha. (6.10) Kemampuan mengorganisasikan dan memasarkan hasil (Y₂. ο) yaitu total skor: (a) kemampuan membagi pekerjaan dan tanggungjawab, (b) kemampuan menguasai informasi dan membuat profil pasar, (c) kemampuan dalam membaca fluktuasi harga kakao, (d) kemampuan memutuskan waktu yang tepat menjual kakao dan (e) kemampuan menjual produk pada pasar berbeda dengan harga menguntungkan. (6.11) Kemampuan keuangan (Y₂. ) yaitu total skor: (a) kemampuan dalam menabung, (b) kemampuan dalam mengakses kredit usahatani kakao (c) kemampuan dalam membuat pembukuan usahatani kakao dan (d) kemampuan dalam membaca prospek keuangan usahatani kakao. (6.12) Kemampuan membentuk kelembagaan ekonomi petani (Y₂. ₂) yaitu total skor: (a) kemampuan dalam membentuk kelompok tani dan (b) kemampuan dalam membentuk koperasi simpan-pinjam. (6.13) Kemampuan mengakses pupuk, herbisida dan insektisida (Y₂. ₃) yaitu total skor: (a) kemampuan dalam mengakses pupuk, herbisida dan insektisida, (b) kemampuan dalam menghasilkan pupuk, herbisida dan insektisida alami. (6.14) Kemampuan mengembangkan kelompok (Y₂. ₄) yaitu total skor: (a) kemampuan mendorong semua anggota tani untuk berpartisipasi dalam kelompok tani, (b) kemampuan menyediakan fasilitas untuk pengembangan kelompok tani, (c) kemampuan menumbuhkan kegiatan agar para anggota kelompok tani ikut berperan, (d) kemampuan menciptakan norma kelompok, (e) kemampuan mengusahakan adanya kesempatan anggota baru baik menambah atau mengganti anggota yang ke luar dan (f) kemampuan menjalankan proses sosialisasi.

14 118 (7) Kompetensi petani kakao (Y₃) berupa kemampuan yang harus dimiliki untuk berusahatani kakao, yang diukur menggunakan skala interval meliputi: (7.1) Kompetensi usahatani kakao (Y₃. ) yaitu total skor: (a) kemampuan mempersiapkan lahan kakao, (b) kemampuan dalam membibitkan kakao, (c) kemampuan menanam kakao, (d) kemampuan mengkonservasi dan menyiapkan lahan, (e) kemampuan memangkas kakao, (f) kemampuan memupuk, (g) kemampuan mengendalikan hama, penyakit dan gulma dan (h) kemampuan memanen dan pasca panen (pemetikan dan sortasi buah kakao, pemeraman atau penyimpanan buah kakao, pemecahan buah kakao, fermentasi buah kakao, perendaman dan pencucian buah kakao, pengeringan, tempering dan sortasi buah kakao). (7.2) Kemampuan berpartisipasi dalam penyuluhan dan kelompok tani (Y₃.₂) yaitu total skor: (a) kemampuan aktif membayar iuran anggota, (b) kemampuan untuk aktif hadir di setiap pertemuan, (c) kemampuan menyumbangkan pemikiran dalam kelompok tani (d) kemampuan mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian. (7.3) Kemampuan merencanakan usaha (planning) (Y₃.₃) yaitu total skor: (a) kemampuan menghubungkan kebutuhan dan kenyataan untuk menentukan target atau tujuan usaha kakao, (b) kemampuan mengidentifikasi apa yang penting dan mendesak dalam usahatani kakao, (c) kemampuan merumuskan rangkaian tindakan dalam usahatani kakao dan (d) kemampuan menguasai kalkulasi keuangan dan analisis usaha. (7.4) Kemampuan mengorganisir dan memasarkan hasil (marketing) (Y₃.₄) yaitu total skor: (a) kemampuan membagi pekerjaan dan tanggungjawab, (b) kemampuan menguasai informasi dan membuat profil pasar, (c) kemampuan membaca fluktuasi harga kakao, (d) kemampuan memutuskan waktu yang tepat menjual kakao dan (e) kemampuan menjual produk pada pasar berbeda dengan harga menguntungkan.

15 119 (7.5) Kemampuan keuangan (financial) (Y₃.₅) yaitu total skor (a) kemampuan menabung, (b) kemampuan mengakses kredit usahatani kakao (c) kemampuan membuat pembukuan usahatani kakao dan (d) kemampuan membaca prospek keuangan usahatani kakao. (7.6) Kemampuan berkomunikasi dan memotivasi (Y₃.₆) yaitu total skor: (a) kemampuan memahami dan mendengarkan orang lain, (b) kemampuan menjelaskan, memberi inspirasi, berterima kasih dan toleran terhadap orang lain (c) kemampuan mendorong, membantu orang lain untuk maju dan mencapai tujuan dan (d) kemampuan mendisiplinkan diri, menyampaikan tantangan untuk memotivasi orang lain dalam berusahatani kakao. (7.7) Kemampuan membentuk kelembagaan ekonomi (Y₃.₇) yaitu total skor: (a) kemampuan membentuk kelompok tani dan (b) kemampuan membentuk koperasi simpan-pinjam. (7.8) Kemampuan mengakses pupuk, herbisida dan insektisida (Y₃.₈) yaitu total skor: (a) kemampuan mengakses pupuk, herbisida dan insektisida, (b) kemampuan menghasilkan pupuk, herbisida dan insektisida alami. Instrumentasi Intrumentasi merupakan proses penyusunan instrumen yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah berupa kuesioner yang berisi pertanyaan dan pernyataan yang terkait dengan peubah penelitian. Pengembangan instrumen dilakukan dengan cara: (1) menetapkan peubah-peubah yang ada dalam penelitian, (2) mengembangkan sub-subpeubah dari tiap peubah dengan rujukan teori-teori, hasil penelitian sebelumnya, dan rujukan lain yang relevan, (3) menetapkan indikator-indikator dari tiap subpeubah, (4) mengembangkan butir-butir pernyataan dari tiap indikator dan (5) menyusun kuesioner dari butir-butir pernyataan tersebut. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner yang telah disiapkan yang berhubungan dengan peubah-peubah yang diamati dalam obyek penelitian. Kuesioner terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu: (1) kuesioner untuk penyuluh pertanian, meliputi pertanyaan dan pernyataan yang berhubungan

16 120 dengan data karakteristik penyuluh pertanian, data tingkat kompetensi penyuluh pertanian, data motivasi penyuluh, data kemandirian penyuluh dan data tingkat kinerja penyuluh, (2) kuesioner untuk petani binaan, meliputi pertanyaan dan pernyataan tentang data identitas petani, data tingkat kompetensi, dan data produktivitas usahatani kakao, dan (3) kuesioner untuk ketua kelompok tani, menyangkut data diri, dan data tingkat kompetensi ketua kelompok tani. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Menurut Supranto (2004), alat ukur dikatakan valid (sahih) apabila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dimaksudkan untuk menguji kebenaran atau keakuratan alat ukur dan dikatakan terandal (reliabel) kalau dipergunakan berkali-kali dalam kondisi yang sama, akan memberikan hasil pengukuran yang sama atau sedikit berbeda (bervariasi). Kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas) bisa dilakukan pengujian (test). Cara menguji validitas isi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) membuat definisi operasional dari konsep yang diukur, melalui penelusuran literatur, rumusan peneliti tentang definisi operasional atau menanyakan langsung kepada responden tentang aspek-aspek konsep, (2) melakukan penilaian dari lima pakar dari luar komisi pembimbing resmi. Pakar tersebut menguji kesahihan indikator-indikator bagi komponen peubah kinerja yang diukur. Keterandalan instrumen atau reliabilitas instrumen menunjukkan sejauh mana instrumen penelitian dapat diandalkan untuk memperoleh hasil yang relatif konsisten bila diujicobakan kepada sejumlah responden. Ketepatan penelitian antara lain ditentukan oleh keterandalan instrumen yang digunakannya. Pada penelitian ini dilakukan uji keterandalan instrumen lebih dahulu sebelum instrumen tersebut dipergunakan di lapangan untuk penelitian. Sebagai tindak lanjut dari uji pakar dan untuk mendapatkan instrumen yang andal (reliabel), maka dilakukan ujicoba lapangan pada 15 orang penyuluh pertanian, 15 ketua kelompok tani dan 15 petani kakao yang bukan responden di Sulawesi Selatan. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji reliabilitas Cronbach Alpa dengan software SPSS Hasil analisis nilai Cronbach Alpa untuk masing-masing instrumen penelitian menunjukkan angka 0,812; 0,782 dan 0,914,

17 121 dengan demikian instrumen dapat digunakan untuk pengumpulan data pada responden sesungguhnya. Pengumpulan Data Demi kelancaran pelaksanaan pengumpulan data, disiapkan beberapa orang petugas lapangan (penyuluh pertanian) sebagai pencacah yang berasal dari daerah penelitian yang sebelumnya diberikan penjelasan lebih dahulu mengenai teknis pengisian kuesioner oleh peneliti. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan wawancara dan pengisian kuesioner yang telah disiapkan, sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor pemerintah daerah setempat. Analisis Data Seluruh data yang terkumpul ditabulasi sesuai dengan kategorinya, lalu dianalisis sesuai kebutuhan penelitian. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan analisis descriptive statistic untuk memperoleh gambaran distribusi penyuluh pada sejumlah karakteristik yang dikaji. Untuk mengetahui hubungan antar peubah penelitian dan menemukan model empiris hubungan antar peubah dan faktor-faktor pendukungnya, digunakan analisis SEM (Structural Equation Model) dengan program LISREL. Pengujian kesesuaian model dilakukan dengan menggunakan beberapa ukuran kesesuaian model Goodness-of-Fit-Test (GFT). Menurut Joreskog & Sorbon (Kusnendi, 2008), model struktural diindikasikan sesuai atau fit bila memenuhi tiga jenis GFT, yaitu: (1) uji khi khuadrat dengan p-value 0,05, (2) Root Means Square Error of Approximation (RMSEA) 0,08, dan (3) Comparative Fit Indeks (CFI) 0,90. Analisis data digunakan model persamaan struktural (Structural Equation Modeling, SEM). Untuk mengestimasi parameter model, dirumuskan persamaan model pengukuran dan persamaan model struktural sebagai berikut: Persamaan model pengukuran: (1) Pengukuran peubah karakteristik Penyuluh Pertanian X. = λ1 X + δ1 X.₂ = λ2 X + δ2 X.₃ = λ3 X + δ3

18 122 X.₄ = λ4 X + δ4 X.₅ = λ5 X + δ5 X.₆ = λ6 X + δ6 X.₇ = λ7 X + δ7 X.₈ = λ8 X + δ8 X.₉ = λ9 X + δ9 X. о = λ10 X + δ10 X. = λ11 X + δ11 X. ₂ = λ12 X + δ12 X. ₃ = λ13 X + δ13 X. ₄ = λ14 X + δ14 X. ₅ = λ15 X + δ15 X. ₆ = λ16 X + δ16 X. ₇ = λ17 X + δ17 (2) Pengukuran peubah kompetensi penyuluh X₂. = λ18 X₂ + δ18 X₂.₂ = λ19 X₂ + δ19 X₂.₃ = λ20 X₂ + δ20 X₂.₄ = λ21 X₂ + δ21 X₂.₅ = λ22 X₂ + δ22 X₂.₆ = λ23 X₂ + δ23 X₂.₇ = λ24 X₂ + δ24 X₂.₈ = λ25 X₂ + δ25 X₂.₉ = λ26 X₂ + δ26 X₂. о = λ27 X₂ + δ27 (3) Pengukuran peubah motivasi penyuluh X₃. = λ28 X₃ + δ28 X₃.₂ = λ29 X₃ + δ29 X₃.₃ = λ30 X₃ + δ30 (4) Pengukuran peubah kemandirian penyuluh X₄. = λ31 X₄ + δ31 X₄.₂ = λ32 X₄ + δ32 X₄.₃ = λ33 X₄ + δ33 X₄.₄ = λ34 X₄ + δ34 (5) Pengukuran peubah kinerja penyuluh Y. = λ35 Y + є1 Y.₂ = λ36 Y + є2 Y.₃ = λ37 Y + є3 Y.₄ = λ38 Y + є4 Y.₅ = λ39 Y + є5 Y.₆ = λ40 Y + є6 Y.₇ = λ41 Y + є7 Y.₈ = λ42 Y + є8 Y.₉ = λ43 Y + є9 Y. о = λ44 Y + є10

19 123 (6) Pengukuran peubah kompetensi ketua kelompok tani Y₂. = λ45 Y₂ + є11 Y₂.₂ = λ46 Y₂ + є12 Y₂.₃ = λ47 Y₂ + є13 Y₂.₄ = λ48 Y₂ + є14 Y₂.₅ = λ49 Y₂ + є15 Y₂.₆ = λ50 Y₂ + є16 Y₂.₇ = λ51 Y₂ + є17 Y₂.₈ = λ52 Y₂ + є18 Y₂.₉ = λ53 Y₂ + є19 Y₂. о = λ54 Y₂ + є20 Y₂. = λ55 Y₂ + є21 Y₂. ₂= λ56 Y₂ + є22 Y₂. ₃= λ57 Y₂ + є23 Y₂. ₄= λ58 Y₂ + є24 (7) Pengukuran peubah kompetensi petani kakao Y₃. = λ59 Y₃ + є25 Y₃.₂ = λ60 Y₃ + є26 Y₃.₃ = λ61 Y₃ + є27 Y₃.₄ = λ62 Y₃ + є28 Y₃.₅ = λ63 Y₃ + є29 Y₃.₆ = λ64 Y₃ + є30 Y₃.₇ = λ65 Y₃ + є31 Persamaan model struktural: (1) Model kompetensi penyuluh X₂ = γ1 X + δ1 (2) Model kinerja penyuluh Y = γ2 X₂ + γ3 X₃ + γ4 X₄ + δ2 (3) Model kompetensi petani kakao pada Tabel 6. Y₃ = β 1Y + β 2Y₂ + δ3 Untuk menguji model dirumuskan rancangan pengujian model terlihat

20 124 Tabel 6. Rancangan pengujian model penelitian kinerja penyuluh pertanian Model Overall Model Fit Model kompetensi penyuluh Model kinerja penyuluh Model kompetensi petani kakao Hipotesis H0: Matriks kovariansi data sampel tidak berbeda dengan matriks kovariansi populasi yang diestimasi H1: Matriks kovariansi data sampel berbeda nyata dengan matriks kovariansi populasi yang diestimasi H0: γ1 = 0: karakteristik tidak mempengaruhi kompetensi penyuluh H1: γ1 > 0: karakteristik penyuluh berpengaruh nyata pada kompetensi penyuluh H0: γ2 = γ3 = γ4 = 0: kompetensi, motivasi dan kemandirian tidak mempengaruhi kinerja penyuluh H1: γ2 > 0: kompetensi penyuluh berpengaruh nyata pada kinerja penyuluh H1: γ3 > 0: motivasi penyuluh berpengaruh nyata pada kinerja penyuluh H1: γ4 > 0: kemandirian penyuluh berpengaruh nyata pada kinerja penyuluh Ho: β1 = β2 = 0: kinerja penyuluh, dan kompetensi ketua kelompok tani tidak mempengaruhi kompetensi petani kakao H1: β1 > 0: kinerja penyuluh berpengaruh nyata pada kompetensi petani kakao H1: β2 > 0: kompetensi ketua kelompok tani berpengaruh nyata pada kompetensi petani kakao Statistik Uji Nilai p, RMSEA, dan CFI Nilai t Nilai t Nilai t Kriteria Uji Diharapkan Ho diterima, jika: p 0,05; RMSEA < 0,08 dan atau CFI > 0,90 Diharapkan Ho ditolak, jika: nilai t-hitung 1,96 Diharapkan Ho ditolak, jika: nilai t-hitung 1,96 Diharapkan Ho ditolak, jika: nilai t-hitung 1,96

21 125 Pubah dan indikator dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Peubah dan indikator penelitian No. Peubah Indikator Notasi Laten Eksogen 01. Karakteristik Umur X. Penyuluh Pendidikan formal X.₂ Pertanian Pelatihan X.₃ Masa kerja X.₄ Lokasi tugas X.₅ Luas wilayah kerja X.₆ Jumlah petani binaan X.₇ Interaksi dengan petani X.₈ Keberhasilan (Achievement) X.₉ Pengembangan diri & promosi X. о Kewenangan & tanggungjawab (Authority) X. Makna pekerjaan (work itself) X. ₂ Pengakuan & penghargaan (reward) X. ₃ Gaji (salary) X. ₄ Administrasi & kebijakan organisasi (Administration) X. ₅ Pembinaan & supervisi (supervision) X. ₆ 02. Kompetensi Penyuluh Pertanian 03. Motivasi Penyuluh Pertanian 04. Kemandirian Penyuluh Pertanian Laten Endogen 05. Kinerja Penyuluh Pertanian Kondisi kerja (work condition) Kemampuan merencanakan penyuluhan pertanian Kemampuan melaksanakan penyuluhan pertanian Kemampuan mengevaluasi & melaporkan penyuluhan pertanian Kemampuan mengembangkan penyuluhan pertanian Kemampuan mengembangkan profesi penyuluh Kemampuan kepemimpinan penyuluh pertanian Kemampuan diseminasi teknologi Kemampuan komunikasi penyuluh pertanian Kemampuan dalam kemitraan usaha Kemampuan teknis budidaya kakao Kebutuhan untuk berprestasi Kebutuhan untuk berafiliasi Kebutuhan untuk kekuasaan Kemandirian Ekonomi Kemandirian Intelektual Kemandirian Emosional Kemandirian Sosial X. ₇ X₂. X₂.₂ X₂.₃ X₂.₄ X₂.₅ X₂.₆ X₂.₇ X₂.₈ X₂.₉ X₂. о X₃. X₃.₂ X₃.₃ X₄. X₄.₂ X₄.₃ X₄.₄ Perencanaan penyuluhan pertanian Y. Pelaksanaan penyuluhan pertanian Y.₂ Evaluasi dan pelaporan penyuluhan pertanian Y.₃ Pengembangan penyuluhan pertanian Y.₄

22 126 Tabel 7 (lanjutan) No. Peubah Indikator Notasi Pengembangan profesi penyuluhan pertanian Y.₅ Kepemimpinan penyuluh pertanian Y.₆ Diseminasi teknologi Y.₇ Komunikasi penyuluh pertanian Y.₈ Kemitraan usaha Y.₉ 06. Kompetensi ketua kelompok tani 07. Kompetensi Petani Kakao Kemampuan teknis budidaya kakao Kemampuan merencanakan penyuluhan pertanian Kemampuan melaksanakan penyuluhan pertanian Kemampuan mengevaluasi dan melaporkan penyuluhan pertanian Kemampuan kepemimpinan ketua kelompok tani Kemampuan diseminasi teknologi Kemampuan komunikasi ketua kelompok tani Kemampuan kemitraan usaha Kemampuan berpartisipasi dalam penyuluhan & kelompok tani Kemampuan merencanakan usaha Kemampuan pengorganisasian dan pemasaran Kemampuan keuangan Kemampuan membentuk kelembagaan ekonomi petani Kemampuan mengakses pupuk, herbisida dan insektisida Kemampuan pengembangan kelompok Kompetensi usahatani kakao Kemampuan berpartisipasi dalam penyuluhan dan kelompok tani Kemampuan merencanakan usaha (Planning) Kemampuan mengorganisir dan memasarkan hasil (Marketing) Kemampuan keuangan (Financial) Kemampuan berkomunikasi dan memotivasi Kemampuan membentuk kelembagaan ekonomi petani Kemampuan mengakses pupuk, herbisida dan insektisida Y. о Y₂. Y₂.₂ Y₂.₃ Y₂.₄ Y₂.₅ Y₂.₆ Y₂.₇ Y₂.₈ Y₂.₉ Y₂. о Y₂. Y₂. ₂ Y₂. ₃ Y₂. ₄ Y₃. Y₃.₂ Y₃.₃ Y₃.₄ Y₃.₅ Y₃.₆ Y₃.₇ Y₃.₈

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15 68 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto, yaitu bentuk penelitian yang menilai peristiwa yang telah terjadi atau penilaian kondisi faktual di lapangan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut: 76 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Penelitian ini dilaksanakan di tiga kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok yang perilaku ber- KBnya

Lebih terperinci

Vol. 01 No. 02 Juli 2014 Halaman JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN ISSN

Vol. 01 No. 02 Juli 2014 Halaman JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN ISSN HUBUNGAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN KOMPETENSI PETANI KAKAO DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAKAO DI KOTA PALOPO, KABUPATEN LUWU, LUWU UTARA DAN LUWU TIMUR Sapar¹ Muhammad Yusuf Q² Haedar³ No. HP

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kinerja penyuluh pertanian yang baik merupakan dambaan setiap stakeholder pertanian. Petani yang terbelenggu kemiskinan merupakan ciri bahwa penyuluhan pertanian masih perlu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Parameter Model Struktural Kinerja Penyuluh Pertanian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil model hipotetik persamaan struktural dapat dilihat pada Gambar 5. Umur (X₁.₁) 1,00 v Pelatihan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Otonomi daerah telah membawa perubahan pada sistem pemerintahan di Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik. Perubahan ini berdampak pada pembangunan. Kini pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 47 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Takalar dan Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja (purpossive),

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah semua nelayan yang seluruh atau sebagian besar aktivitasnya melakukan usaha penangkapan ikan demersal di Kecamatan Wangi-Wangi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Visi PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Makassar yang juga merupakan Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah Perusahaan Total Food Solutions. Diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 015 sampai 8 September 015 yang berlokasi di Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rumus syntax seluruh peubah penelitian dengan lisrel 8.30

Lampiran 1. Rumus syntax seluruh peubah penelitian dengan lisrel 8.30 LAMPIRAN 165 Lampiran 1. Rumus syntax seluruh peubah penelitian dengan lisrel 8.30 L I S R E L 8.30 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

SISTEM. Oleh: Syahyuti Sunarsih Ahmad Makky. Ar-Rozi Sri Suharyono Sugiarto

SISTEM. Oleh: Syahyuti Sunarsih Ahmad Makky. Ar-Rozi Sri Suharyono Sugiarto LAPORAN AKHIR TA. 2013 PERAN PENYULUH SWADAYA DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN Oleh: Kurnia Suci Indraningsih Syahyuti Sunarsih Ahmad Makky Ar-Rozi Sri Suharyono Sugiarto PUSAT

Lebih terperinci

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi 19 KERANGKA PEMIKIRAN Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa niat merupakan satu faktor internal (individual) yang memengaruhi perilaku konsumen. Niat merupakan bentuk pikiran yang nyata dari rencana

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Restoran Pia Apple Pie yang berlokasi di jalan Pangrango 10 Bogor. Penentuan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif dan korelasional. Pemilihan pendekatan kuantitatif digunakan untuk lebih memahami fakta

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual English First Bogor adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menggunakan tenaga pengajar penutur asli bahasa Inggris, memiliki jadwal kursus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah ex post facto atau sering disebut sebagai penelitian causal-comparatif. Desain penelitian ex post facto digunakan untuk menjajagi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KAKAO DI KECAMATAN BUA KABUPATEN LUWU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KAKAO DI KECAMATAN BUA KABUPATEN LUWU Vol. 02 No. 01 Februari 2015 Halaman 32-40 JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN ISSN 2339-1529 FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KAKAO DI KECAMATAN BUA KABUPATEN LUWU Sapar 1, Rismawati 2, Adrian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Finger et al (203) yang bertujuan untuk mengetahui anteseden dan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung, yang beralamat di Jalan Pasirkaliki No.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Infomedia Solusi Humanika (INSANI) yang beralamatkan di Jl RS Fatmawati No 75 Jakarta Selatan didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012 berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT XYZ merupakan perusahaan asuransi multinasional yang memiliki visi, misi serta tujuan yang ingin dicapai. Visi merupakan proyeksi atau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen...

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen... 38 β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... 38 δ Besarnya error dalam hubungan struktural antar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat

BAB 4 METODE PENELITIAN. Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat 107 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1.Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Perbaikan Kampung Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian explanatory untuk memahami pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, melalui penelitian survey untuk mendapat generalisasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) merupakan salah satu produsen motor yang memiliki pangsa pasar cukup luas. Dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 72 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini terfokus pada manajemen sumber daya manusia, yaitu mengenai pendidikan-pelatihan dan kompetensi terhadap produktivitas kerja karyawan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan PT XYZ mempunyai visi dan misi yang digunakan untuk pedoman dalam menjalankan mekanisme kerja. Perusahaan PT XYZ mempunyai bagian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti setelah kejadian. Peneliti menyelidiki permasalahan dengan mempelajari peubahpeubah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Camison dan Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan produk pangan semakin meningkat dengan timbulnya berbagai macam produk pangan organik. Permintaan akan produk pangan organik

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan kausal

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai suatu penelitian survai yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian survai adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram Alir 20 3.2 Langkah-langkah Penelitian 1. Studi Pustaka Membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian dan keilmuan teknik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut rancangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DI PROVINSI GORONTALO

MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DI PROVINSI GORONTALO MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DI PROVINSI GORONTALO Mohamad Ikbal Bahua Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo E-mail : ikbalbahua@yahoo.com HP : 08524079564 Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu BAB III METODA PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metodologi merupakan pengetahuan atau uraian mengenai metode. Metode itu sendiri merupakan cara kerja yang sistematis untuk mempermudah suatu kegiatan

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 36 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Pembangunan sebagai upaya terencana untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan penduduk khususnya di negara-negara berkembang senantiasa mencurahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jauh lebih kecil dan tidak memerlukan modal, padahal mendirikan usaha tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. jauh lebih kecil dan tidak memerlukan modal, padahal mendirikan usaha tersebut BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah lapangan kerja yang tersedia di Indonesia lebih sedikit dibandingkan para pencari kerja. Lebih banyak orang memilih untuk bekerja dengan orang lain dibandingkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka pemikiran teoritis Kebudayaan yang semakin maju membuat gaya hidup manusia semakin berkembang. Kesadaran manusia akan pentingnya kesehatan mulai terlihat disamping

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. YCH Indonesia adalah salah satu perusahaan distributor yang hampir 90% mendistribusikan produk susu dari perusahaan Frisian Flag Indonesia

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, dimulai dari bulan April sampai

3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, dimulai dari bulan April sampai 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, dimulai dari bulan April sampai dengan akhir Agustus 2006. Lokasi penelitian di Desa Pabean Kecamatan Tambak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan di bagian pendahuluan, maka metodologi penelitian yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut. MULAI PERUMUSAN

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 4.1. Objek Riset 4.1.1. Objek penelitian Sejalan dengan tujuan penelitian, peneliti bermaksud untuk mengukur kepuasan kerja, stres kerja dan turnover intention pada karyawan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat pada industri percetakan dan penerbitan buku membuat PT Intan Pariwara untuk membakukan produk buku yang dihasilkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Martha Tilaar Salon Day Spa Bogor tepatnya terletak di Jalan Pemuda No. 7 Bogor. Waktu penelitian adalah bulan April-Juni 2011

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan laba yang optimal agar perusahaan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan laba yang optimal agar perusahaan tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, setiap perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan ataupun industri sejenisnya, pada umumnya mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba yang optimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

METODE. Desain, Tempat dan Waktu

METODE. Desain, Tempat dan Waktu 25 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini merupakan metode sensus menggunakan kuesioner dengan lokasi penelitian di STPP Bogor. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan STPP Bogor adalah lembaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN Metoda penelitian ini meliputi unsur-unsur: (1) populasi, sampel, dan responden, (2) desain penelitian, (3) data dan instrumentasi, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.

Lebih terperinci

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan (Holland Bakery) Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitiian Berdasarkan pendapat Sugiyono (2007,p10), jenis penelitian menurut tingkat eksplanasinya ada 3 yaitu penelitian deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAPASITAS ADAPTASI PETANI TANAMAN PANGAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM UNTUK MENDUKUNG KEBERLANJUTAN KETAHANAN PANGAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAPASITAS ADAPTASI PETANI TANAMAN PANGAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM UNTUK MENDUKUNG KEBERLANJUTAN KETAHANAN PANGAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAPASITAS ADAPTASI PETANI TANAMAN PANGAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM UNTUK MENDUKUNG KEBERLANJUTAN KETAHANAN PANGAN Oleh : Sumaryanto Sugiarto Muhammad Suryadi PUSAT ANALISIS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Mengacu kepada tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang terkait dengan kinerja KUD dan tingkat pengembangan kapasitas KUD dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Herzberg dan Cascio dalam tinjauan pustaka, peneliti melakukan penyesuaian teori dengan tujuan yang akan dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Berdasarkan jenis masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian verifikatif yaitu penelitian yang bertujuan menguji hipotesis. Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang beralamat di jalan Gelatik No. 01,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang beralamat di jalan Gelatik No. 01, 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAKAO DI KOTA PALOPO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAKAO DI KOTA PALOPO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAKAO DI KOTA PALOPO Sapar 1, Lanteng Butami 2 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo 1 E_Mail: sapar@stiem.ac.id

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kluting Jaya Kecamatan Weda Selatan, yang merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam remote area lingkaran

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Sehubungan dengan penelitian ini, lokasi yang akang dijadikan tempat penelitian yaitu Kantor Imigrasi Kelas I Gorontalo. Pemilihan tempat penelitian pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling. Dijelaskan pula sumber,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross sectional yang mengukur hubungan atau pengaruh dari

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross sectional yang mengukur hubungan atau pengaruh dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian kuantitatif yang digunakan yaitu penelitian analitik cross

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Model Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Model Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Model Pengukuran - Penelitian Pada bagian ini akan dibahas mengenai reliabilitas, validitas dan kesesuaian model dari masing-masing variabel pada penelitian

Lebih terperinci

Peranan Matematika Dan Statistika Dalam Menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pertumbuhan Usaha Industri Kecil Di Sulawesi Selatan

Peranan Matematika Dan Statistika Dalam Menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pertumbuhan Usaha Industri Kecil Di Sulawesi Selatan 3 Vol. 9, No., 3-3, Januari 3 Peranan Matematika Dan Statistika Dalam Menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pertumbuhan Usaha Industri Kecil Di Sulawesi Selatan Syamsuddin Abstrak Untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. penelitian ini dipilih berdasarkan kemudahan dalam memperoleh data dan mahasiswa

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. penelitian ini dipilih berdasarkan kemudahan dalam memperoleh data dan mahasiswa BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah mahasiswa - mahasiswi jurusan Akuntansi angkatan 2007-2008 dan program ganda (Akuntansi - Sistem Informasi) angkatan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Saung Mirwan. Pemilihan PT Saung Mirwan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT Saung Mirwan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah Karyawan PT Tuin Abadi. Penelitian ini diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan yang menjadi objek penelitian ini merupakan suatu permasalahan yang di jadikan sumber topik untuk penulisan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Kantor Sekretariat Pemerintah Provinsi Bali

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Kantor Sekretariat Pemerintah Provinsi Bali BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kantor Sekretariat Pemerintah Provinsi Bali Kantor Sekretariat Pemerintah Daerah Provinsi Bali terletak di jalan Niti Mandala Renon Denpasar dengan perangkat Daerah

Lebih terperinci