Pengukuran Kejadian Penyakit
|
|
- Susanti Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengukuran Kejadian Penyakit Deskripsi sesi: Pengukuran adalah bagian terpenting dari suatu penelitian epidemiologi. Aspek pengukuran meliputi alat ukur, cara pengukuran dan hasil pengukuran. Secara umum terdapat 6 hal utama yang paling potensial untuk diukur sehubungan dengan kejadian penyakit, yang dikenal dengan six Ds yaitu death, disease, disability, discomfort, dissatisfaction and debt. Materi pembelajaran ini mencakup topik population at-risk, prevalensi dan insidensi, kematian dan fatalitas kasus, serta penghitungan faktor risiko. Tujuan sesi: Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa mampu: 1. Memahami perbedaan antara prevalensi dan insidensi 2. Menginterpretasi hasil penghitungan relative risk dan odds ratio. Materi pembelajaran: 1. Hand-out pengukuran kejadian penyakit 2. Bahan bacaan: a. Garcia MLG, Jimenez-Corona A, Jimenez-Corona E, Solis-Bazaldua M, Villamizar-Archiniegas V, Valdespino-Gomez JL. Nosocomial infections in a community hospital in Mexico. Infect Control Hosp Epidemiol 2001: 22(6): b. Nosocomial Infections in a community hospital in Mexico (Infect Control Hosp Epidemiol 2001; 22: 11-13) Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 1
2 PENGUKURAN KEJADIAN PENYAKIT Iwan Dwi Prahasto dan Ari Probandari Pendahuluan Secara umum terdapat 6 hal utama yang paling potensial untuk diukur sehubungan dengan kejadian penyakit, yang dikenal dengan Six Ds, yaitu Death, disease, disability, discomfort, dissatisfaction dan debt. Beberapa di antaranya mudah untuk diukur (death, disease dan debt), tetapi yang lain memerlukan teknik dan prosedur yang relatif lebih rumit, misalnya disability, dissatisfaction, dan discomfort. Tulisan ini memfokuskan pada pengukuran death dan disease dan memakai contoh kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit. Prinsip-prinsip Pengukuran Sebelum kita membahas tentang berbagai pengukuran kejadian penyakit, ada baiknya kita membahas beberapa prinsip dalam melakukan pengukuran. Hal ini penting agar kita mendapatkan kesimpulan (ukuran) yang dapat dipercaya (valid) dan konsisten (reliabel). Beberapa hal yang harus selalu dipertimbangkan dalam pengukuran, antara lain: 1. Ketepatan pengukuran (precision of measurement). Meskipun secara alamiah melakukan pengukuran pada subyek dalam skala luas selalu berpotensi untuk terjadinya random variation, cara-cara pengukuran yang tepat diharapkan dapat mengurangi risiko ketidaktepatan pengukuran. Sebagai contoh, dalam mendiagnosis kasus infeksi nosokomial perlu dipakai definisi operasional yang jelas dan alat diagnosis yang sama (standard). 2. Pentingnya suatu pengukuran (importance). Dalam hal ini pengukuran outcome harus memberi makna yang besar bagi suatu penelitian. Sebagai contoh, mengukur outcome berupa kematian akibat infeksi nosokomial bukanlah hal yang dianjurkan oleh karena prinsip dari ilmu kedokteran adalah mencegah terjadinya kematian akibat penyakit. Dengan demikian tentu diperlukan outcome antara, seperti misalnya jumlah kasus infeksi nosokomial. 3. Isu etika (ethical issues). Tidak semua pengukuran dapat dibenarkan secara etika selain pertimbangan keselamatan dan risiko, pertimbangan biaya juga tentu tidak dapat diabaikan. Dalam menilai outcome dari penerapan suatu prosedur penanganan infeksi nosokomial, tentu tidak etis jika pengukuran dilakukan dengan rancangan penelitian randomized clinical trial karena kita tahu bahaya dari infeksi nosokomial jika tidak ditangani. Dalam hal ini rancangan penelitian observasional lebih sesuai. 4. Sensitivitas. Cara pengukuran harus cukup sensitif untuk mengukur outcome. Sebagai contoh, untuk menilai terjadinya kasus infeksi nosokomial tentu kita Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 2
3 harus sampai pada mikroorganisme penyebab yang dapat diketahui dengan pemeriksaan kultur darah. Mengukur Frekuensi Setiap penyakit atau efek yang ditimbulkannya harus dapat diukur frekuensinya, misalnya kekambuhan dan kematian. Namun yang paling penting adalah bagaimana kita dapat secara tepat memperkirakan jumlah populasi yang potensial untuk menderita suatu penyakit. Sebagai contoh, jika kita ingin menghitung frekuensi penderita Ca serviks, maka tentu populasi yang harus dipertimbangkan hanyalah wanita. Population at risk Dalam studi epidemiologi, bagian dari populasi yang memiliki risiko untuk terjadinya suatu penyakit disebut population at risk. Sebagai contoh, jika ingin mengetahui dampak penggunaan kontrasepsi oral, maka yang menjadi population at risk misalnya adalah wanita usia subur yang telah menikah. Demikian juga halnya dengan frekuensi kejadian efek samping akibat pemberian imunisasi campak yang population at risknya haruslah anak usia balita yang telah mendapatkan imunisasi campak. Prevalensi dan insidensi Prevalensi adalah jumlah seluruh kejadian penyakit atau kasus pada suatu populasi pada satu saat atau periode waktu tertentu. Jumlah seluruh kasus dalam populasi Prevalensi = Sedangkan insidensi adalah jumlah seluruh kasus baru pada suatu populasi pada suatu saat atau periode waktu tertentu. Jumlah seluruh kasus baru dalam populasi Insidensi = Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 3
4 Mortality rate dan Case fatality rate Ada kemungkinan di dalam suatu populasi terjadi kematian akibat suatu penyakit yang muncul pada kurun waktu tertentu. Angka kematian ini lazim disebut sebagai mortality rate. Sedangkan jika kita ingin mengetahui seberapa fatalkah suatu penyakit dapat menimbulkan kematian, maka dapat digunakan case fatality rate. Jumlah seluruh kematian akibat suatu penyakit Mortality rate = Jumlah kematian akibat suatu penyakit pada suatu periode waktu Case fatality rate = Jumlah population yang menderita sakit Relative risk (RR) dan Odds Ratio Dalam penelitian epidemiologi juga sering diteliti faktor-faktor risiko penyebab suatu penyakit. Untuk itu digunakan istilah risiko relatif (RR) dan odds ratio (OR). Risiko relatif diperoleh dari penelitian kohort sedangkan odds ratio diukur dari penelitian kasus kontrol. Untuk menggambarkan kedua hal ini digunakan Tabel 2x2 yang merepresentasikan adanya eksposur atau faktor risiko dan penyakit. Pada penelitian kohort maka akan dihasilkan tabel 2x2 sebagai berikut: Penyakit (+) (-) Eksposur (+) a b (-) c d Risiko relatif (RR) = {a/a+b}/{c/c+d} Pada penelitian kasus kontrol, tabel 2x2 yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 4
5 Penyakit Kasus Kontrol Eksposur (+) a b (-) c d Odds ratio = Odds pada kelompok Kasus / Odds pada kelompok kontrol. Pengertian Odds adalah peluang terjadinya suatu event dibagi dengan peluang tidak terjadi suatu event. Jika peluang terjadinya event kita beri simbol p maka peluang tidak terjadi suatu event adalah 1-p. Jika pengertian tentang Odds kita aplikasikan pada tabel 2x2 diatas, maka event yang dimaksud adalah eksposur. Dengan demikian Odds ratio adalah sebagai berikut: Odds ratio (OR) = {a/c}/{b/d} = ad/bc Referensi 1. Persson LA and Wall S. Epidemiology for Public Health. Umea International School of Public Health, Umea Sweden; Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 5
Aplikasi Penelitian Epidemiologis di RS
Aplikasi Penelitian Epidemiologis di RS Deskripsi Sesi Tujuan Sesi Sesi ini membahas tentang penggunaan penelitian epidemiologi pada konteks pelayanan kesehatan di rumahsakit terutama dalam mengukur kejadian
Lebih terperinciDESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI
DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI Suatu penelitian ingin mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit Thypoidpada anak-anak. Beberapa faktor yang diduga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit
Lebih terperinciCross sectional Case control Kohort
Definisi Cross sectional Case control Kohort Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status penyakit dan paparan secara bersamaan pada individu
Lebih terperinci1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa.
JENIS DESAIN PENELITIAN 1. Cross-Sectional Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktorfaktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
Lebih terperinciPENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK Oleh : Dr. Edison, MPH Bagian Ilmu Kesehatan Masysarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Andalas EPIDEMIOLOGI : Ilmu yang mempelajari frekuensi
Lebih terperinciProsiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan
Prosiding SNaPP011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:089-358 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG
Lebih terperinciPenelitian Deskriptif
Penelitian Deskriptif Deskripsi sesi: Materi pembelajaran ini mencakup penelitian deskriptif dengan rancangan crosssectional survey serta penelitian analitik dengan rancangan penelitian case-control dan
Lebih terperinciTUTORIAL EPIDEMIOLOGI : 1. FREKUENSI MASALAH KESEHATAN DAN PENGUKURAN
TUTORIAL EPIDEMIOLOGI : 1. FREKUENSI MASALAH KESEHATAN DAN PENGUKURAN Tutorial Epidemiologi : 1 Frekuensi Masalah Kesehatan dan Pengukuran Tujuan Pembelajaran Definisi istilah rate, ratio, proportion Membedakan
Lebih terperinciOleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU
Oleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU Ukuran Frekuensi; Ukuran Asosiasi; Ukuran Dampak. Ukuran frekuensi merupakan ukuran dalam epidemiologi deskriptif; Ukuran
Lebih terperinciTutorial Epidemiologi : 1. Frekuensi Masalah Kesehatan dan Pengukuran
Tutorial Epidemiologi : 1 Frekuensi Masalah Kesehatan dan Pengukuran Tujuan Pembelajaran Definisi istilah rate, ratio, proportion Membedakan : incidence rate vs prevalence Point prevalence vs period prevalence
Lebih terperinciOdds ratio = a/b = ad/bc c/d
Latihan Soal Epidemiologi : Tutorial 2 (Kelompok A) Measures of Association and Measures of Public Health Impact Rumus : a. Risk Ratio : b. Rate Ratio c. Odd Ratio Odds ratio = a/b = ad/bc c/d d. Attributable
Lebih terperinciDiagnostic & Screening
Diagnostic & Screening Syahril Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara TUJUAN: Untuk mengetahui Sensitifitas, Spesifisitas, Nilai duga positip, Nilai duga negatip, Prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular yang dikategorikan sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker masih menjadi ancaman kesehatan bagi
Lebih terperinciStudi Epidemiologi Analitik. DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika
Studi Epidemiologi Analitik DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK 1.1 PENGERTIAN STUDI EPIDEMIOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan penyakit dimana buang air besar dalam bentuk cair sebanyak 3 kali sehari atau lebih dari normal, terkadang
Lebih terperinciSTUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF. Putri Handayani, SKM., M.KKK
STUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF Putri Handayani, SKM., M.KKK Epidemiologi Definisi: Studi tentang sebaran (distribusi) dan faktor yang berpengaruh (determinan) dari frekuensi penyakit pada populasi (manusia).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan. yang berasal dari lapisan epitel nasofaring. Karsinoma
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan yang berasal dari lapisan epitel nasofaring. Karsinoma nasofaring merupakan neoplasma yang jarang terjadi di sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker ginekologi yang paling sering terjadi pada wanita, penyebab utamanya adalah adanya infeksi virus, yaitu oleh human papilloma virus (HPV)
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Penyusun. Kelompok 1
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan izin dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah farmakoepidemiologi tentang Studi Cohort. Dalam makalah
Lebih terperinciPENGUKURAN KEJADIAN PENYAKIT ETIH SUDARNIKA LABORATORIUM EPIDEMIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN IPB
PENGUKURAN KEJADIAN PENYAKIT ETIH SUDARNIKA LABORATORIUM EPIDEMIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN IPB Tujuan: Memberikan gambaran kuantiatif seberapa besar kejadian suatu penyakit pada populasi Populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated Infections (HAIs) terjadi di seluruh dunia, baik di negara sedang berkembang maupun negara
Lebih terperinciRencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester BIOSTATISTIKA DAN EPIDEMIOLOGI (MMS-4411) oleh: Dr. Danardono, MPH.
Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester BIOSTATISTIKA DAN EPIDEMIOLOGI (MMS-4411) oleh: Dr. Danardono, MPH. PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciUKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI
UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI 1. PROPORSI Proporsi adalah perbandingan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasi Rumus
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
EPIDEMIOLOGI dr. Maftuhah Nurbeti A. Pendahuluan Knowledge is not enough, we must apply. Willingness is not enough, we must do (Goethe dalam Killoran et al, 2006) Kutipan dari ilmuwan terkenal abad 18
Lebih terperinciInformasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan
Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan Sutjipto PKMK FK UGM Disampaikan pada Kursus Kebijakan HIV-AIDS 1 April 216 1 Landasan teori 2 1 EPIDEMIOLOGY (Definisi ) 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang merupakan salah satu masalah kesehatan. anak yang penting di dunia karena tingginya angka
BAB I PENDAHULUAN Pneumonia 1.1 Latar Belakang merupakan salah satu masalah kesehatan anak yang penting di dunia karena tingginya angka kesakitan dan angka kematiannya, terutama pada anak berumur kurang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Paritas Riwayat Keluarga Penggunaan KB Hormonal Kanker Payudara Riwayat Kanker Sebelumnya Status Perkawinan Gambar 3.1 Kerangka
Lebih terperinciEBM Overview: Beberapa Konsep Penting Evidence-Based Medicine
EBM Overview: Beberapa Konsep Penting Evidence-Based Medicine Prof. Bhisma Murti Department of Public Health, Faculty of Medicine, Universitas Sebelas Maret Pretest Probability dan Pengambilan Keputusan
Lebih terperinciCARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN
CARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN - Ukuran dasar epidemiologi RATE - Penyusunan rate perlu 3 hal: 1. Jumlah orang yang terserang penyakit / meninggal 2. Jumlah penduduk tempat asal penderita
Lebih terperinci6/5/2010. Analytic. Descriptive Case report Case series Survey. Observational Cross sectional Case-control Cohort studies
Disampaikan oleh: Retna Siwi Padmawati KMPK-2009 Tujuan Memberi pengantar tentang disain metode penelitian Memahami perbedaan penelitian deskriptif dan analytic Mengidentifikasi hirarki disain penelitian,
Lebih terperinciPENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT
PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT Dalam epidemiologi ukuran yg banyak digunakan dlm menentukan morbiditas dan mortalitas adalah: Angka, Rasio, dan Proporsi RASIO merupakan nilai relatif yg dihasilkan dari
Lebih terperinciSURVEILANS INFEKSI NOSOKOMIAL
SURVEILANS INFEKSI NOSOKOMIAL Elsa Pudji Setiawati 140 223 159 BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD DAFTAR ISI DAFTAR ISI. i SURVEILANS INFEKSI NOSOKOMIAL... 1 Definisi Surveilans...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat mortalitas di dunia. Infeksi nosokomial menempati urutan keempat
Lebih terperinciANALISIS DATA STUDI KOHORT
Etih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan IPB ANALISIS DATA STUDI KOHORT Bahan Kuliah Mata Ajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada 36 pasien yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan kelompok
Lebih terperinciEPIDEMIOLOGI GIZI. Saptawati Bardosono
EPIDEMIOLOGI GIZI Saptawati Bardosono Pendahuluan Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari frekuensi penyakit pada manusia Epidemiologi mempelajari distribusi penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup tinggi meskipun terapi pengobatan dan pencegahan terhadap kejadian infeksi semakin berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit infeksi sistem saraf pusat masih. merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi sistem saraf pusat masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara-negara berkembang (Yoes, 1996). Infeksi pada sistem saraf pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi sistem saraf pusat merupakan penyakit. yang menjadi perhatian dunia dan penyebab yang penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi sistem saraf pusat merupakan penyakit yang menjadi perhatian dunia dan penyebab yang penting dalam morbiditas dan mortalitas (Krcmery, 2007 cited in Michiori
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 4.2
Lebih terperinciETIKA PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
ETIKA PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PENDAHULUAN Penelitian epidemiologi - merupakan studi distribusi dan determinan (penentu) status atau kejadian yang berkaitan
Lebih terperinciEpidemiologi Kesehatan Reproduksi - 2
Pengertian, tujuan dan kegunaan Terjadinya penyakit / masalah kesehatan reproduksi Faktor resiko terjadinya masalah kesehatan reproduksi Ukuran-ukuran status kesehatan epidemiologi yang terkait dalam kespro
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat
Lebih terperinciPENELITIAN OBSERVASIONAL. DR. Titiek Sumarawati,MKes
PENELITIAN OBSERVASIONAL DR. Titiek Sumarawati,MKes Rancangan penelitian kesehatan berdasar klasifikasi penelitian Rancangan Penelitian Jenis Contoh Observasional (noneksperimen) Eksperimen Deskriptif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. Polusi Udara + ISPA
Lebih terperinciUKURAN FREKUENSI PENYAKIT
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT ade.heryana24@gmail.com 6 Desember 2015 Universitas Esa Unggul - Jakarta Jenis Ukuran dalam Epidemiologi Tipe Matematik Dengan denominator Tanpa denominator Tipe Epidemiologik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gagal jantung adalah tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gagal jantung adalah tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan sampai saat ini masih menjadi problem kesehatan utama karena tingginya morbiditas dan mortalitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang menghadapi beban ganda di bidang kesehatan, yaitu penyakit menular yang masih tinggi diikuti dengan mulai meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta menyelenggarakan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesehatan tidak bisa terlepas dari keselamatan pasien, yang merupakan suatu upaya dari petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. 2004).Dan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lozano et al dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit yang mengakibatkan kematian terbanyak ke tiga setelah penyakit Jantung Koroner, dan Kanker.Setiap tahunnya, sebanyak 15 juta populasi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ketujuh dari seluruh kejadian keganasan pada manusia (Cancer Research United Kingdom, 2010).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Virus campak menular melalui udara ketika penderita batuk atau
Lebih terperinciStudi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan
STUDI EKSPRIMENTAL/STUDI INTERVENSI Studi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan sengaja diberikan tindakan/intervensi tertentu dengan kelompok lain yang sama tetapi
Lebih terperinciEPIDEMIOLOGI VETERINER. Screening dan diagnostic test
EPIDEMIOLOGI VETERINER Screening dan diagnostic test PKH UB - 2013 Epidemiology : the study of patterns of disease and health in populations. For particular disease, epidemiology provides information about
Lebih terperinciStudi epidemiologi deskriptif
Studi epidemiologi deskriptif Penelitian Crosectional Adalah rancangan studi epidemiologi yg memepelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit
Lebih terperinciBIOSTATISTIKA DAN EPIDEMIOLOGI (MMS-4411)
BAHAN AJAR BIOSTATISTIKA DAN EPIDEMIOLOGI (MMS-4411) Disusun oleh: Dr. Danardono, MPH. PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA
Lebih terperinciUKURAN ASOSIASI DALAM EPIDEMIOLOGI. Putri Handayani, M. KKK
UKURAN ASOSIASI DALAM EPIDEMIOLOGI Putri Handayani, M. KKK Tipe ukuran yang digunakan dalam epidemiologi Ukuran asosiasi Merefleksikan kekuatan atau besar asosiasi antara suatu eksposur/faktor risiko dan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
Lebih terperinciJangan Sembarangan Minum Antibiotik
Jangan Sembarangan Minum Antibiotik Beragamnya penyakit infeksi membuat kebanyakan orang segera berobat ke dokter meski hanya penyakit ringan. Rasanya tidak puas jika dokter tidak memberi obat apapun dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi dokter gigi tidak terlepas dari kemungkinan untuk berkontak secara langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien. Penyebaran
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD TUGUREJO KOTA SEMARANG TAHUN 2015
FAKTOR RISIKO KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD TUGUREJO KOTA SEMARANG TAHUN 2015 Nur Sofia Hestuningtyas *), dr. Zaenal Sugiyanto, M.Kes **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **)
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PENDUDUK USIA TAHUN DI KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER
ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PENDUDUK USIA 20 65 TAHUN DI KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi
Lebih terperinciPengembangan Kurikulum Berbasis Patient Safety di Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran - UGM
Pengembangan Kurikulum Berbasis Patient Safety di Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran - UGM Andreasta Meliala andremeliala@fetp.org MAGISTER MANAJEMEN RUMAHSAKIT-UGM Paradigma Baru Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi di rumah sakit merupakan masalah yang cukup besar pada pelayanan kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan case control yaitu membandingkan antara
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah observasional analitik menggunakan pendekatan case control yaitu membandingkan antara sekelompok orang terdiagnosis
Lebih terperinciStatistik Non-Parametrik. Saptawati Bardosono
Statistik Non-Parametrik Saptawati Bardosono Uji statistik non-parametrik: Chi-square test Fisher-test Kolmogorov-Smirnov McNemar test Korelasi rank Mann Whitney Wilcoxon Chi-squared test tabel 2X2 Pada
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO INFEKSI SALURAN KEMIH DI BAGIAN RAWAT INAP RSU MOKOPIDO TOLITOLI TAHUN Hermiyanty
FAKTOR RISIKO INFEKSI SALURAN KEMIH DI BAGIAN RAWAT INAP RSU MOKOPIDO TOLITOLI TAHUN 2012 Hermiyanty Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Tadulako
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.
7 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas anak di dunia. Diare menjadi penyebab kedua kematian pada anak di bawah lima tahun, sekitar
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Ravika Chandrawati Universitas Malahayati Email: ravikachandra89@gmail.com Abstrack: Risk Factors
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. defisiensi besi sebanyak 25 sebagai kasus dan 37 anak dengan Hb normal
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada 62 data rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Subyek penelitian ini adalah anak dengan diagnosis
Lebih terperinciPENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI
PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI Oleh: TIM PPI RS BHAYNGKARA WAHYU TUTUKO BOJONEGORO DAFTAR ISI: Daftar isi... 2 I. Pendahuluan...3 II. Perencanaan program pengendalian infeksi berbasis Akreditasi rumah
Lebih terperinciJENIS RISET. Saptawati Bardosono
JENIS RISET Saptawati Bardosono PENDAHULUAN Penelitian adalah proses pendekatan dengan pembuktian ilmiah untuk mendapatkan tambahan dan memperdalam ilmu di bidang tertentu Proses pembuktian dapat terjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode case control dilakukan terlebih dahulu kemudian pengambilan data
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan menggunakan metode case control. Pengambilan data variabel dependen pada metode
Lebih terperinciUKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI
UKURAN FREKWENSI KEJADIAN PENYAKIT UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI FITRA YELDA Secara garis besar kejadian dapat berupa : Morbiditas /kesakitan Mortalitas / kematian Ada 3 macam parameter matematis yang digunakan
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO INFEKSI NOSOKOMIAL PADA PASIEN ANAK DI RUANG HCU DAN PICU RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
FAKTOR RISIKO INFEKSI NOSOKOMIAL PADA PASIEN ANAK DI RUANG HCU DAN PICU RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar
Lebih terperinci06/03/2018 TUJUAN. Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif. Pertemuan 4 - Epidemiologi
TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif Pertemuan 4 - Epidemiologi Adalah studi yang menggambarkan karakteristik & sebaran masalah kesehatan/ penyakit;
Lebih terperinci2. Proporsi Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Contoh: Proporsi 12/(12+20)= 0,375
OLEH KELOMPOK IV 1. Rasio merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut Contoh: Keracunan makanan terdapat 32 orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada umumnya Tuberkulosis terjadi pada paru, tetapi dapat
Lebih terperinci30/10/2015. Tujuan epidemiologi kebidanan :
Pengertian, tujuan dan kegunaan Terjadinya penyakit / masalah kesehatan reproduksi Faktor resiko terjadinya masalah kesehatan reproduksi Ukuran-ukuran status kesehatan epidemiologi yang terkait dalam kespro
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi kasus-kontrol (case control) yaitu suatu penelitian untuk menelaah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting dalam. pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Transfusi darah merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara benar, transfusi darah dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Meningioma merupakan tumor otak primer yang berasal jaringan. meninges dan merupakan salah satu tumor primer yang cukup sering
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningioma merupakan tumor otak primer yang berasal jaringan meninges dan merupakan salah satu tumor primer yang cukup sering terdiagnosis. Prevalensi meningioma
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.
20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control. Pendekatan case control adalah suatu penelitian non-eksperimental yang menyangkut bagaimana
Lebih terperinciBIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI. Oleh: Hartini Sri Utami
BIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI Oleh: Hartini Sri Utami Definisi Bias adalah kesalahan sistematis dalam memilih subjek penelitian atau mengumpulkan data yang menyebabkan taksiran yang salah (incorrect estimates)
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Derajat kesehatan penduduk merupakan salah satu indikator kualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan penduduk merupakan salah satu indikator kualitas sumber daya manusia. Pencapaian kualitas sumber daya manusia sejak dini sangat berhubungan dengan
Lebih terperinciCATATAN TUTORIAL OPTIMA
CATATAN TUTORIAL OPTIMA Quantitative Qualitative Analytic Descriptive Experimental Non-experimental Observational Randomizes Clinical Trial Non-randomized Clinical Trial Survey Case report Cross-sectional
Lebih terperinciPada sebuah penelitian potong lintang berbasis populasi peneliti ingin mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi.
Pada sebuah penelitian potong lintang berbasis populasi peneliti ingin mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi. Ternyata didapatkan hubungan dengan obesitas, merokok, dan aktifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare Departemen Kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Survei
Lebih terperinciUKURAN FREKUENSI PENYAKIT. Bentuk Dasar ukuran frekuensi Penyakit Jenis Ukuran frekuensi Penyakit
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT Bentuk Dasar ukuran frekuensi Penyakit Jenis Ukuran frekuensi Penyakit Seberapa besar masalah flu burung di Indonesia? Tidak terlalu banyak Mulai banyak? Tentu Tidak Paling sederhana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada arteri yang mendarahi lengan atau kaki. Arteri dalam kondisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas), edema dan tanda objektif adanya
Lebih terperinci2-RP. Penguasaan Pengetahuan. Kemampuan. kerja. Kemampuan. Manajerial. Sikap dan Tata Nilai 5-PBS 1-CP 2-RP 3-RE
RP-S1-SLK-02 Kurikulum 2014, Edisi : September-2014.Revisi : 00 Hal: 1 dari 7 A. CAPAIAN PEMBELAJARAN (Learning outcome) : CP 5.1 : Menganalisis data di bidang kedokteran/kesehatan, pertanian/perikanan/kelautan
Lebih terperinciSTUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK (OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL) Putri Handayani, M. KKK
STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK (OBSERVASIONAL DAN EKSPERIMENTAL) Putri Handayani, M. KKK Epidemiologi Studi yg mempelajari distribusi dan determinant status atau kejadian yg berhubungan dengan kesehatan pada
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013
ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2013 Indra Josua M. Tambunan, 2014 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr, MS, MM, M.Kes, AIF.. Kanker serviks
Lebih terperinciTRANSISI EPIDEMIOLOGI
TRANSISI EPIDEMIOLOGI Kemajuan pembangunan yang telah dicapai secara menyeluruh telah mempengaruhi berbagai perkembangan dalam kehidupan manusia. Kondisi infrastruktur yang membaik serta berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia masih merupakan pembunuh utama balita di seluruh dunia, berdasarkan perkiraan WHO setiap tahun pneumonia membunuh balita sebanyak 1 juta sebelum ulang tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan semakin meningkat. Istilah infeksi nosokomial diperluas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial atau infeksi yang didapat dari fasilitas pelayanan kesehatan semakin meningkat. Istilah infeksi nosokomial diperluas dengan istilah Healthcare Acquired
Lebih terperinci