ANALISIS TINGGI VERTIKAL SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN FASILITAS VITAL DAN PENANGGULANGAN BANJIR
|
|
- Bambang Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS TINGGI VERTIKAL SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN FASILITAS VITAL DAN PENANGGULANGAN BANJIR ( Studi Kasus : Beda Tinggi Pelabuhan Perak Dan Kampus ITS ) Kuswondo, Dr.Ir. Muhamad Taufik, Khomsin ST,MT Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS, Surabaya, 60111, Indonesia m.alfarizy@gmail.com Abstrak Indonesia adalah Negara kepulauan, oleh karena itu ketersediaan data spasial yang terintegrasi menjadi syarat yang mutlak yang harus dimiliki oleh Indonesia. Oleh karena itu Badan Informasi Spasial ( BIG ) sebagai pihak yang berwenang mengatur data spasial yang ada di Indonesia telah menyusun sebuah standar, salah satunya adalah SNI No yang mengatur tentang Jaring Kontrol Vertikal ( JKV ). Akan tetapi implementasi dari standar ini masih belum bisa dilakukan karena mengingat bahwa setiap pulau di Indonesia memiliki medan gaya berat yang berbeda. Implementasi dari SNI tersebut untuk wilayah Surabaya dilakukan dengan menentukan nulai Muka Laut Rata Rata ( MLR ) yang merupakan nilai pendekatan dari Geoid Surabaya. Nilai MLR surabaya yaitu sebesar 1,7609 meter terhadap rambu pasut kemudian diteruskan dengan melakukan pengukuran beda tinggi dengan menggunakan waterpas terhadap titik titik yang telah ditentukan sebagai JKV, kemudian titik titik tersebut juga dilakukan pengamatan GPS untuk mendapatkan tinggi terhadap ellipsoid. Dari dua metode pengukuran tersebut telah didapatkan dua koordinat tinggi yang berbeda yaitu tinggi terhadap ellipsoid dan tinggi terhadap geoid, kemudian dari kedua data tinggi tersebut terdapat selisih beda tinggi rata rata yaitu sebesar 30,589 meter. Analisa komparatif data tinggi tersebut bertujuan untuk menentukan tinggi suatu daerah terhadap MLR untuk kemudian dapat memberikan rekomendasi dalam pengembangan fasilitas vital daerah tersebut agar apabila terjadi kenaikan permukaan air laut maupun terjadi peningkatan volume air diwilayah tersebut fasilitas yang ada tidak tergenang air. Sejauh ini Stasiun Pasar Turi memiliki resiko banjir yang besar bersama dengan Kampus ITS dibandingkan dengan fasilitas vital lainnya yaitu berada pada 2,843 meter dan 2,420 meter terhadap MLR. Kata kunci : SNI No , MLR, Tinggi GPS, Geoid, Fasilitas Vital. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah yang cukup luas yaitu terdiri dari km 2 luas wilayah laut dan km² wilayah darat dengan total luas wilayah Indonesia adalah km². Indonesia sendiri memiliki pulau sekitar pulau yang tersebar keseluruh wilayah Indonesia ( Bakosurtanal ). Dengan wilayah yang cukup luas tersebut sampai saat ini Indonesia masih belum memiliki model geoid yang dianggap paling mendekati dengan Muka Laut Rata Rata ( MLR ) di wilayah perairan Indonesia, maka untuk berbagai macam keperluan seringkali menggunakan model geoid global sebagai acauan referensi tinggi seperti WGS 84. Dalam keperluan pengembangan fasilitas vital seperti bandara, stasiun kereta api, pelabuhan dan fasilitas vital lain, sistem referensi ketinggian yang digunakan berbeda beda, hal ini dikarenakan belum ada penerapan dari Standar Nasional Indonesia ( SNI ) yang mengatur tentang datum vertikal. Sejauh ini pengembangan Jaring Kontrol Vertikal ( JKV ) diperkirakan akan selesai dalam kurun waktu 18,6 tahun untuk memperoleh tinggi Tanda Tinggi Geodesi ( TTG ) terhadap MLR ( Badan Standarisasi Nasional ). Di Surabaya sendiri 1
2 pengamatan JKV orde satu diamati di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Secara praktis ketinggian suatu wilayah seringkali didapatkan dengan pengamatan oleh Global Position System ( GPS ). Sedangakan ketinggian yang didapatkan dari GPS merupakan ketinggian diatas ellipsoid bukan diatas geoid, ellipsoid sendiri merupakan bentuk matematika dari permukaan bumi sedangkan geoid merupakan bidang dimana besar gaya gravitasi bumi di semua titik memiliki besar yang sama ( Equipotensial ), dengan kata lain bidang geoid sejajar dengan permukaan air laut rata rata atau MLR atau bisa disebut juga tinggi terhadap geoid merupakan tinggi yang sebenarnya. 1.2 Perumusan Masalah Dalam peneltian ini rumusan masalah yang diangkat adalah : 1. Bagaimana mendapatkan tinggi terhadap MLR dari pengamatan GPS 2. Bagaimana posisi fasilitas vital Surabaya terhadap MLR. 1.3 Batasan Masalah Dalam tugas akhir ini batasan masalah yang diambil adalah : 1. Penentuan datum vertikal yang diperoleh dari pengamatan pasang surut yang diamati di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. 2. Distribusi data tinggi MLR terhadap dua titik terdekat dari pelabuhan dengan menggunakan Waterpass. 3. Pengukuran beda tinggi dilakukan terhadap peil ke titik titik yang sudah ditentukan 4. Pengamatan titik tinggi menggunakan GPS, Waterpass, dan pengamatan pasang surut. 1.4 Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah : 1. Mendapatkan nilai MLR sebagai acuan dasar titik tinggi di Surabaya. 2. Pemodelan matematika konversi tinggi GPS ke tinggi MLR di wilayah surabaya. 3. Mendefinisikan informasi ketinggian yang terdapat di fasilitas vital yang ada di Surabaya. 1.5 Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari tugas akhir ini adalah : 1. Mengetahui referensi tinggi yang digunakan pada fasilitas vital yang ada di Surabaya. 2. Meyeragamkan referensi tinggi untuk pengembangan fasilitas vital di Surabaya. 3. Model matematika yang didapatkan berguna dalan mentransformasikan koordinat tinggi yang didapatkan dari pengamatan GPS kedalam koordinat tinggi yang mengacu pada MLR. BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian penentuan datum vertikal ini berada pada koordinat 07 o LS dan 112 o yang lebih tepat berada di pelabuhan tanjung perak. Pada lokasi ini akan dilakukan pengamatan pasang surut untuk mendapatkan Muka Laut Rata Rata ( MLR ). Lokasi ini dipilih karena menjadi salah satu lokasi dalam menentukan datum vertikal nasional. Sedangkan untuk fasilitas vital yang diambil adalah Stasiun Gubeng, dan Stasiun Pasar Turi. Untuk pengujian beda tinggi akan dilakukan pengukuran beda tinggi dari pelabuhan Perak ke BM ITS 01 yang berada di kampus ITS Sukolilo. 2
3 Perangkat keras yang digunakan pada pengolahan data adalah : Satu unit notebook. Satu unit printer. Gambar 2.1. Lokasi Penelitian Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ( Google earth, Peta RBI ). b. Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Sistem Operasi Windows 7 Ultimate 32 bit Matlab Autodesk Land Desktop 2004 Topcon tools Microsoft Office Bahan Penelitian Bahan atau data yang digunakan di dalam penelitian ini antara lain : a. Data pengamatan pasang surut periode 1 juni 30 juni b. Beda tinggi dari pengukuran waterpass c. Data observasi GPS 2.3 Metodologi Penelitian Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah : Gambar 2.2. Lokasi Jaring Kerangka Kontrol Vertikal ( JKV ) 2.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat Penelitian Alat yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi perangkat keras dan perangkat lunak : a. Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan pada pengukuran lapangan adalah: GPS Geodetik Waterpass Gambar 2.3 Diagram Alir Penelitian 3
4 Tahapan kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini secara ringkas dapat dilihat pada gambar 2.4 di bawah ini : Gambar 2.4 Diagram Alir Tahap Pengolahan Data Penjelasan dari diagram alir di atas adalah sebagai berikut : 1. Pengukuran GPS dilaksanakan di beberapa titik yang sudah direncanakan, yaitu di titik titik BM yang terletak di masing masing fasilitas vital dan titik titik yang dijadikan sebagai kerangka jaring pengukuran. Pada titik yang berada di lokasi fasilitas vital, pengolahan data cukup pada pengolahan yang dilakukan dengan menggunakan softwere Topcon tools ( post processing ) hingga dapat koordinat titik fasilitas tersebut yang mengacu pada ellipsoid global WGS Pada titik titik yang dijadikan jaring kerangka pengolahan data GPS dilanjutkan dengan perataan jaring sehingga koordinat pada kerangka jaring merupakan koordinat yang terkoreksi. Sehingga koordinat tersebut dapat di tampalkan ( oveylay ) dengan data lain 3. Data yang kedua adalah data pengamatan pasang surut yang berada di lokasi penelitian yaitu di Pelabuhan Perak Surabaya. Pengolahan data pasang surut dilakukan hingga dapat komponen pasang surut yaitu S 0, M 2, S 2,N 2, K 1, O 1, M 4, MS 4. Setelah komponen tersebut didapatkan maka pengolhan lebih lanjut dilkukan untuk mendapatkan nilai MSL. 4. Data yang ketiga adalah data pengukuran beda tinggi. Pengukuran beda tinggi dimulai dari titik palm yaitu rambu pasang surut dengan tujuan agar beda tinggi yang diukur terikat pada MLR atau juga disebut MSL.Bedatinggi yang telah diikatkan pada MLR tersebut didistribusikan ke titik titik yang dijadikan sebagai jaring kerangka kontrol sehingga pengukuran beda tinggi yang dilakukan disemua lokasi penelitian terikat pada MLR. Pengolahan lebih lanjut dengan perataan terhadap data beda tinggi yang diukur pada titik jaring kerangka kontrol. 5. Dari data pengukuran GPS dan pengukuran beda tinggi tersebut digabungkan untuk mendapatkan selisih tinggi antara pengukuran GPS dan pengukuran beda tinggi waterass sehingga didapatkan selisih atau dalam hal ini disebut sebagai undulasi praktis. 6. Setelah didapatkan undulasi praktik tersebut maka dilakukan pengujian, apakah undulasi tersebut ekuivalen atau memiliki nilai yang sama di daerah penelitian atau tidak. 7. Apabila hasil pengujian ekuivalensi tersebut berhasil maka model matematika tersebut dapat diterapkan untuk merubah koordinat tinggi GPS yang telah diambil di fasilitas vital yang telah ditentukan. Jika pengujian tidak berhasil maka perlu ada perhitungan ulang untuk menentukan selisih tinggi ellipsoid dan tinggi MLR. 8. Tahap selanjutnya adalah menganalisa ketinggian yang tercantum pada fasilitas vital terhadap ketinggian yang didapatkan dari pengamatan ini. Analisa ini bermaksud untuk mendapatkan referensi yang 4
5 digunakan oleh fasilitas fital dalam menentukan ketinggian fasilitas tersebut. 9. Penarikan kesimpulan dilakukan setelah semua proses diatas selesai dilakukan sehingga kesimpulan didapatkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. 10. Tahap terakhir adalah pembuatan laporan. Laporan dibuat dengan mendeskripsikan semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian. HASIL DAN ANALISIS 3.1. Pengamatan GPS Secara prinsip pengukuran GPS pada penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu untuk menentukan posisi titik ( BM ) dan juga mencari tinggi masing masing titik atau BM tersebut. Akan tetapi yang paling ditekankan dalam penelitian ini adalah koordinat tinggi dan beda tinggi ( H ). Titik titik yang digunakan sebagai kaerangka jaring kontrol vertikal dipilih sesuai disain jaring yang telah ditentukan, titik titik tersebut adalah antara lain : NO Table 3.1 Identifikasi Titik Titik Jaring NAMA TITIK KOORDINAT PENDEKATAN LATITUDE LONGITUDE H ( m ) 1 TTG '33"S '59"E BM LJ K/001/ '21"S '56"E TB '20"S '16"E BM KMS U '11"S '17"E BM PENURUNAN TANAH NO '47"S '01"E Sedangkan untuk titik titik uji yang diukur pada masing masing fasilitas vital yang ada di Surabaya adalah antara lain : NO Tabel 3.2. Identifikasi Titik Titik Uji NAMA TITIK KOORDINAT PENDEKATAN LATITUDE LONGITUDE H ( m ) 1 BM ITS '45"S '26"E DTK '07"S '27"E BM '04"S '16"E NO NAMA TITIK KOORDINAT PENDEKATAN LATITUDE LONGITUDE H ( m ) 4 STA ST. GUBENG 7 15'52"S '12"E BM BATAS KECAMATAN BM SUBSIDEN BAKO 7 15'22"S '33"E '55"S '54"E BM S E INISIAL Table 3.3. Data GPS observasi JKV NAMA BASELINE OBSERVATION ( M ) DN DE DH PLN TTG d d2 PLN TB d3 TB 1 TTG d4 KMS PLN d5 KMS TB d6 BM 01 KMS d7 BM 01 PLN Dari data diatas kemudian dilakukan perataan jarring untuk titik titik yang dijadikan sebagai titik JKV dan hasilnya adalah sebagai berikut : Table 3.4. Koordinat hasil perataan Jaring NAMA N ( M ) E ( M ) H ( M ) TTG TB PLN KMS BM Sedangkan koordinat fasilitas vital diolah langsung dengan menggunakan softwere Topcon Tools, sehingga didapat koordinatnya. 5
6 Table 3.5. Koordinat Fasilitas Vital Northing Easting Name H (m) (m) (m) BM ITS DTK BM STA ST. GUBENG BM BM BM BATAS KEC BM SUBSIDEN BAKO BM TTG 1030 PERAK Pengolahan Pasang Surut Tahap pengolahan pasang surut dilakukan sesuai dengan tahap perhitungan yang sudah baku, yaitu : Dari skema tersebut kemudian data diolah sesuai prosedur. Dari hasil pengolahan maka didapat konstanta pasang surut yaitu : Tabel 3.6. Konstanta Pasut NAMA KOMPONEN SIMBOL NILAI A ( cm ) g Tengah Harian (Semi Diurnal) Principal Lunar M Principal Solar S Larger Lunar elliptic N Luni Solar Semi Diurnal K Harian (Diurnal) Luni Solar Diurnal K Principal Lunar Diurnal O Principal Solar Diurnal P Komponen Lain M MS So Dari hasil diatas maka dapat dicari jenis atau karakter dari pasang surut yang ada di pelabuhan perak Surabaya yaitu dengan menggunakan rumus : Dari rumus diatas didapat nilai F yaitu 1,7542 sehingga diketahui bahwa jenis pasut yang terdapat di pelabuhan perak adalah tipe campuran dengan tipe tunggal yang menonjol ( Mixed, Mainly Diurnal ). Dari datas diatas juga diketahui bahwa muka laut rata rata berada pada 176,09 cm terhadap rambu pasang surut. Grafik yang dapat menjelaskan kondisi pasang surut yang terdapat di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya adalah : Gambar 3.1 Skema Perhitungan Pasang Surut Dengan Menggunakan Metode Admiralty 6
7 Dari data diatas kemudian dilakukan pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan MATLAB untuk diolah menggunakan metode perataan parameter. Dengan mendistribusikan terlebih dahulu tinggi geoid terhadap BM pasang surut yaitu TTG Setelah dilakukan pengolahan beda tinggi antara rambu pasang surut dengan TTG 1030 didapat ketinggian BM TTG 1030 terhadap MLR adalah 2,5439 m. Hasil dari proses perataan sehingga diketahui bahwa : Grafik 3.1. Grafik kondisi pasang surut pelabuhan perak 3.3. Analisa Beda Tinggi Dengan Waterpass Pada tahap pengukuran yang pertama ditunjukan untuk mendapatkan nilai beda tinggi pada Jaring Kerangka Vertikal ( JKV ) yang kemudian akan dilakukan perataan untuk mendapatkan nilai tinggi secara akurat, karena faktanya dilapangan pengukuran dengan menggunakan waterpass memiliki berbagai kesalahan yang dapat mempengaruhi kualitas data tersebut. Table 3.7 Hasil Pengukuran Waterpas ( semua satuan dalam Meter ) VEKTOR SLAG ^H D ERROR JARAK TTG PLN PLN TB TB TTG PLN TB 1 TB 1 JMP JMP PLN PLN JMP JMP BM 01 BM 01 PLN NO Tabel 3.8. Tinggi KKV NAMA INISIAL PATOK TINGGI ( M ) 1 a TTG b PLN c TB d BM KMS JMP e BM Analisa Komparatif Penentuan Tinggi Dengan Menggunakan GPS Dan Waterpas. Apabila suatu titik tetap dilakukan pengukuran GPS dan juga dilakukan pengukuran waterpas maka akan didapatkan sebuah perbedaan tinggi yang tidak konstan, hal ini dikarenakan terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas data yang dihasilkan dari kedua metode tersebut. Hal hal tersebut berupa spesifikasi alat, metode ( teristrial dan ekstrateristrial ), dan kesalahan pengukuran. Dari penelitian ini telah didapatkan data tinggi dari dua metode pengukuran terhadap beberapa titik ikat yang telah ditentukan sebagai dasar dalam pengembangan fasilitas vital yang ada disurabaya. Secara praktik nya untuk mendapatkan tinggi terhadap MLR ( H ) dari pengamatan GPS ( h ) melalui selisihnya ( N ) adalah sebahai berikut : H = h N H = h 30,589 Dari data diatas didapatkan selisih tinggi antara GPS dan waterpas, yaitu : 7
8 Tabel 3.9. Perbandingan Tinggi GPS ( h ) Dan Tinggi Waterpas ( H ) NAMA PATOK H ( M ) h ( M ) SELISIH (M) TTG PLN TB BM KMS JMP BM Tabel Selisih Beda Tinggi dari Pengukuran GPS ( Dh ) dan Waterpas ( DH ), Semua satuan dalam Meter. NO NAMA BASELINE DH Dh SELISIH ( Dh DH ) 1 PLN TTG PLN TB TB 1 TTG KMS PLN KMS TB BM 01 KMS BM 01 PLN Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa nilai dari perbedaan tinggi yang dihasilkan GPS dan Waterpass berkisar antara 30,515 m sampai dengan 30,656 m dengan rata rata selisih adalah m. sedangkan dari table 4.10 dapat dilihat perbedaan beda tinggi antar titik yang dihasilkan oleh GPS dan waterpass memiliki simpangan antara m sampai dengan 0,123 m dengan rata rata simpangan sebesar 0,0214 m. Berikut grafik yang dapat menjelaskan perbedaan terbut : Grafik 3.3. grafik perbedaan beda tinggi ( Dh DH ) 3.5. Tinggi Fasilitas Vital Di Surabaya Dari hasil diatas maka didapatkan selisih antara tinggi GPS dengan tinggi waterpas adalah sebesar 30,589 meter, nilai ini didapatkan dari rata rata selisih tinggi titik KKV. Maka dari itu tinggi fasilitas vital yang ada disurabaya adalah sebagai berikut : Tabel Tinggi Fasilitas Vital Surabaya Terhadap MLR NAMA TITIK MILIK LOKASI TITIK HEIGHT ( m ) BM ITS 01 ITS BUNDERAN ITS DTK BM 16 STA ST. GUBENG BM BATAS KECAMATAN BM SUBSIDEN BAKO BM 01 JL. HUSADA UTAMA INDAH JL. PROF.DR. MUSTOPO JL. GUBENG MASJID, ST. GUBENG JL. GENTENG KALI BIG PARKIRAN ST. PASAR TURI DEPAN KANTOR SURABAYA Grafik 3.2. Selisih Tinggi GPS dan Waterpas 8
9 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari penelitian diatas dan setelah dilakukan analisa maka ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil yaitu antara lain : 1. Nilai MLR Surabaya dari data pengamatan pasang surut selama periode 1 juni 30 juni 2012 adalah 1,7609 meter terhadap rambu pasang surut 2. Perbedaan tinggi dari pengamatan GPS dan pengukuran waterpas yang diikatkan dengan MLR adalah sebesar 31,111 meter. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan tinggi terhadap MLR ( Z ) dari data pengamatan GPS ( h ) diwilayah yang tercakup oleh titik yang terdapat dalam penelitian ini adalah dengan persamaan sebagai berikut : Z = h N Z = h 31,111 meter Dengan selisih pada masing masing titik adalah sebagai berikut : TTG 1030 = m PLN = m TB 1 = m BM KMS JMP = m BM 01 = m 3. Sedangkan dari pengukuran beda tinggi yang dilakukan dengan GPS dan waterpas memiliki simpangan antara 0,089 meter sampai dengan 0,123 meter dengan rata rata simpangan 0,021 meter. Dengan nilai perbedaan apada masing masing titik adalah sebagai berikut : PLN TTG 1030 = m PLN TB 1 = m TB 1 TTG 1030 = m KMS PLN = 0.02 m KMS TB 1 = m BM 01 KMS = m BM 01 PLN = m 4. Ketinggian fasilitas vital diatas MLR adalah sebagai beikut : a. Kampus ITS ( 2,794 m ) b. Kantor Pemkot Surabaya ( 3,995 m ) c. Stasiun Pasar Turi ( 2,014 m ) d. Stasiun Gubeng ( 6,249 m ) e. Jembatan Merah Plaza ( 3,736 m ) 4.2 Saran Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk pengembangan fasilitas vital yang ada di Surabaya, ketinggian fasilitas vital tersebut disarankan diikatkan dengan titik titik yang terdapat dalam penelitian ini, atau setidaknya diikatkan dengan TTG 1030 sebagai BM pasut sehingga ketinggia fasilitas vital tersebut terikatdengan Muka Laut Rata Rata ( MLR ), untuk dapat mencegah terjandinya genangan air dilokasi fasilitas vital tersebut. DAFTAR PUSTAKA Abidin, H.Z., Andreas, H., Maulana, D., Hendrasto, M,. Gamal, M., Suganda, O.K Penentuan Tinggi Ortometrik Gunung Semeru Berdasarkan Data Survey GPS Dan Model Geoid EGM PROC. ITB Sains & Tek. Vol. 36A, No. 2, 2004, Abidin, H.Z., Jones, A., Kahar, J Survey Dengan GPS. Pradnya Paramita. Jakarta Abidin, H.Z., Sutisna, S., Padmasari, T., Kahar. J., Villanueva. K.j., Geodetic Datum Of Indonesia Maritime Boundaries : Status And Problems. Cairo, Egypt, April Badan Standarisasi Nasional Jaring Kontrol Vertikal Dengan Menggunakan Sipat Datar. Pusat Sistem Jaringan Dan Standarisasi Nasional. Badan Koordinasi Survey Dan Pemetaan Nasional ( BAKOSURTANAL ). Bogor. Featherstone. W.E., dan Khun. M Height Systems And Vertical Datums : A Review In The Australian Context. Firmansyah, R.L., Penyatuan Datum Vertikal Dalam Kaitannya Dengan Pekerjaan 9
10 Pemasangan Pipa Transmisi Gas Bawah Laut JawaSumatra. Program Studi Teknik Geodesy dan Geomatika. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Fitri, Listiyo., dan Leni, Heliani, S, Evaluasi Model Geoid Di Pulau Jawa. Media Teknik No. 4 Tahun XXX Edisi Nopember 2008 ISSN Gaol, L.K Sistem Geodetik Global 1984 ( WGS 84 ) dalam Menentukan Gravitasi Normal ( Gn ). Prosiding Seminar Geoteknologi Kontribusi Ilmu Kebumian Dalam Pembangunan Berkelanjutan Bandung 3 Desember 2007 ISBN : Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI. Bandung. Grant, D.B., dan Blick, G.H A National Vertical Datum Independent A Local Mean Sea Level?. Wellington. New Zaeland. Lestariya, Amin, W., dan Ramdani D Analisa Komparatif Penentuan Tinggi Dengan GPS dan Sipat Datar. Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 12 No. 1 Agustus. Mutiara, Ira Anjasmara Sistem Tinggi. Pendidikan dan Pelatihan ( DIKLAT ) Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota. Surabaya. Poerbandono., dan Djunarsyah, E Survey Hidrografi. Refika Aditama. Bandung Rachmayanti, Ida, A., Yuwono, Guruh Danar Penentuan HWS ( Height Water Spring ) Dengan Menggunakan Komponen Pasut Untuk Penentuan Elevasi Dermaga. Program Studi Teknik Geomatika ITS Sukolilo. Surabaya. Syafri, Irawan., dan Wuriyati, A Kondisi Datum Ketinggian Wilayah Sungai Di Pulau Jawa. Bul. Pusair. 10
Kuswondo ( )
Kuswondo ( 3508100013 ) Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah yang cukup luas yaitu terdiri dari 3.257.357 km 2 luas wilayah laut dan 1.919.440 km² wilayah darat dengan total luas wilayah Indonesia
Lebih terperinciOrthometrik dengan GPS Heighting Kawasan Bandara Silvester Sari Sai
Orthometrik dengan GPS Heighting Kawasan Bandara Silvester Sari Sai STUDI PENENTUAN TINGGI ORTHOMETRIK MENGGUNAKAN METODE GPS HEIGHTING (STUDI KASUS: KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN BANDARA ABDURAHMAN
Lebih terperinciOleh : Ida Ayu Rachmayanti, Yuwono, Danar Guruh. Program Studi Teknik Geomatika ITS Sukolilo, Surabaya
PENENTUAN HWS (HIGH WATER SPRING) DENGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN PASUT UNTUK PENENTUAN ELEVASI DERMAGA (Studi Kasus: Rencana Pembangunan Pelabuhan Teluk Lamong) Oleh : Ida Ayu Rachmayanti, Yuwono, Danar Guruh
Lebih terperinciPerbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square
1 Perbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square Miftakhul Ulum dan Khomsin Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Oktober 2013
PEMBUATAN PETA JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERBABU Andriyana Lailissaum¹ ), Ir. Sutomo Kahar, M.si 2), Ir. Haniah 3) Abstrak Mendaki gunung adalah kegiatan yang cukup berbahaya. Tidak sedikit orang yang telah
Lebih terperinciPenggunaan Egm 2008 Pada Pengukuran Gps Levelling Di Lokasi Deli Serdang- Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara
Penggunaan Egm 2008 Pada Pengukuran Gps Levelling Di Lokasi Deli Serdang- Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara Reza Mohammad Ganjar Gani, Didin Hadian, R Cundapratiwa Koesoemadinata Abstrak Jaring Kontrol
Lebih terperinciPembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi
G186 Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi Muhammad Didi Darmawan, Khomsin Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI
ANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI 19-6726-2002 Pristantrina Stephanindra, Ir.Yuwono MT Program Studi Teknik Geomatika, Fakultas Teknik
Lebih terperinciPengamatan Pasang Surut Air Laut Sesaat Menggunakan GPS Metode Kinematik
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6 No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-178 Pengamatan Pasang Surut Air Laut Sesaat Menggunakan GPS Metode Kinematik Ahmad Fawaiz Safi, Danar Guruh Pratomo, dan Mokhamad
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN DRAFT DAN LEBAR IDEAL KAPAL TERHADAP ALUR PELAYARAN (Studi Kasus: Alur Pelayaran Barat Surabaya)
Studi Penentuan Draft dan Lebar Ideal Kapal Terhadap Alur Pelayaran STUDI PENENTUAN DRAFT DAN LEBAR IDEAL KAPAL TERHADAP ALUR PELAYARAN Putu Angga Bujana, Yuwono Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus
Lebih terperinciURGENSI PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS LAUT DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DAN GLOBALISASI. Oleh: Nanin Trianawati Sugito*)
URGENSI PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS LAUT DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DAN GLOBALISASI Oleh: Nanin Trianawati Sugito*) Abstrak Daerah (propinsi, kabupaten, dan kota) mempunyai wewenang yang relatif
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-202
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-202 Studi Perbandingan Ketelitian Nilai Melalui Matahari dan Global Positioning System (GPS) Terhadap Titik BM Referensi (Studi
Lebih terperinciANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL
ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Ketelitian data Global Positioning Systems (GPS) dapat
Lebih terperinciIDA AYU RACHMAYANTI T.GEOMATIKA FTSP-ITS 2009
IDA AYU RACHMAYANTI 3505 100 018 T.GEOMATIKA FTSP-ITS 2009 TUGAS AKHIR PENENTUAN HIGH WATER SPRING DENGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN PASUT UNTUK PENENTUAN ELEVASI DERMAGA (Studi Kasus: Rencana Pelabuhan Teluk
Lebih terperinciOleh: Ikhsan Dwi Affandi
ANALISA PERUBAHAN NILAI MUKA AIR LAUT (SEA LEVEL RISE) TERKAIT DENGAN FENOMENA PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) ( Studi Kasus : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ) Oleh: Ikhsan Dwi Affandi 35 08 100 060
Lebih terperinciANALISA PENENTUAN POSISI HORISONTAL DI LAUT DENGAN MAPSOUNDER DAN AQUAMAP
ANALISA PENENTUAN POSISI HORISONTAL DI LAUT DENGAN MAPSOUNDER DAN AQUAMAP Khomsin 1, G Masthry Candhra Separsa 1 Departemen Teknik Geomatika, FTSLK-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia
Lebih terperinciSPESIFIKASI PEKERJAAN SURVEI HIDROGRAFI Jurusan Survei dan Pemetaan UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
SPESIFIKASI PEKERJAAN SURVEI HIDROGRAFI Jurusan Survei dan Pemetaan UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Spesifikasi Pekerjaan Dalam pekerjaan survey hidrografi, spesifikasi pekerjaan sangat diperlukan dan
Lebih terperinciPERBANDINGAN AKURASI PREDIKSI PASANG SURUT ANTARA METODE ADMIRALTY DAN METODE LEAST SQUARE
Sidang Tugas Akhir PERBANDINGAN AKURASI PREDIKSI PASANG SURUT ANTARA METODE ADMIRALTY DAN METODE LEAST SQUARE Miftakhul Ulum 350710021 Pendahuluan 2 Latar Belakang Pasut fenomena periodik dapat diprediksi
Lebih terperinciMembandingkan Hasil Pengukuran Beda Tinggi dari Hasil Survei GPS dan Sipat Datar
Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi No. 2 Vol. 1 ISSN 2338-350X Desember 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Membandingkan Hasil Pengukuran Beda Tinggi dari Hasil Survei GPS dan Sipat Datar
Lebih terperinciPemetaan Undulasi Kota Medan Menggunakan Hasil Pengukuran Tinggi Tahun 2010
Jurnal Itenas Rekayasa LPPM Itenas 1 Vol. XVII ISSN: 1410-3125 Januari 2013 Pemetaan Undulasi Kota Medan Menggunakan Hasil Pengukuran Tinggi Tahun 2010 Hary Nugroho, Rinaldy Jurusan Teknik Geodesi, Institut
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengolahan Data Data GPS yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah hasil pengukuran secara kontinyu selama 2 bulan, yang dimulai sejak bulan Oktober 2006 sampai November 2006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri lebih dari buah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri lebih dari 17.000 buah pulau (Kahar, dkk., 1994). Indonesia setidaknya memiliki lima buah pulau besar yaitu Pulau
Lebih terperinciPengujian Ketelitian Hasil Pengamatan Pasang Surut dengan Sensor Ultrasonik (Studi Kasus: Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-212 Pengujian Ketelitian Hasil Pengamatan Pasang Surut dengan Sensor Ultrasonik (Studi Kasus: Desa Ujung Alang, Kampung Laut,
Lebih terperinciOPTIMASI JARING PADA PENGUKURAN ORDE-3 MENGGUNAKAN PERATAAN PARAMETER
OPTIMASI JARING PADA PENGUKURAN ORDE-3 MENGGUNAKAN PERATAAN PARAMETER Yeni Arsih Sriani, Mokhamad Nur Cahyadi Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Software aplikasi hitungan pasut ini dibuat menggunakan bahasa program Borland
Lebih terperinciAbstrak PENDAHULUAN.
PENENTUAN BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT DAERAH ANTARA PROVINSI JAWA TIMUR DAN PROVINSI BALI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 PENENTUAN BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT DAERAH
Lebih terperinciPENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-399 PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN
Lebih terperinciDepartemen Teknik Geomatika, FTSLK-ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia Abstrak
ANALISA PENENTUAN BATAS LAUT ANTARA PROVINSI DKI JAKARTA DAN PROVINSI BANTEN BERDASARKAN UU NOMOR 23 TAHUN 2014 (Studi Kasus : 22 Pulau di Kepulauan Seribu) Yuwono 1, Deasy Rosyida Rahmayunita 2 1,2 Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gambar situasi adalah gambaran wilayah atau lokasi suatu kegiatan dalam bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan atribut (Basuki,
Lebih terperinciDESAIN SEBARAN TITIK KERANGKA DASAR PEMETAAN DETAIL SITUASI KAMPUS UPI BANDUNG. Oleh: Jupri *), Dede Sugandi **), Nanin T. Sugito ***) Abtrak
DESAIN SEBARAN TITIK KERANGKA DASAR PEMETAAN DETAIL SITUASI KAMPUS UPI BANDUNG Oleh: Jupri *), Dede Sugandi **), Nanin T. Sugito ***) Abtrak Saat ini kampus utama UPI melakukan pembangunan besar-besaran.
Lebih terperinciBEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG SISTEM DAN KERANGKA REFERENSI KOORDINAT UNTUK DKI JAKARTA. Hasanuddin Z. Abidin
BEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG SISTEM DAN KERANGKA REFERENSI KOORDINAT UNTUK DKI JAKARTA Hasanuddin Z. Abidin Jurusan Teknik Geodesi, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung 40132 e-mail : hzabidin@gd.itb.ac.id
Lebih terperinciAnalisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 1 Analisis Perbedaan Perhitungan pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS Andhika Prastyadi Nugroho dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Informasi pasang surut (pasut) laut dibutuhkan bagi Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan di dunia yang memiliki wilayah perairan yang cukup luas. Luas laut
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Geodesi dan Keterkaitannya dengan Geospasial
BAB II DASAR TEORI 2.1 Geodesi dan Keterkaitannya dengan Geospasial Dalam konteks aktivitas, ruang lingkup pekerjaan ilmu geodesi umumnya mencakup tahapan pengumpulan data, pengolahan dan manipulasi data,
Lebih terperinciJurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Mahasiswa : Cherie Bhekti Pribadi (3509100060) Dosen Pembimbing : Dr. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, MSc Udiana Wahyu D, ST. MT Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Lebih terperinciPerbandingan Hasil Pengolahan Data GPS Menggunakan Hitung Perataan Secara Simultan dan Secara Bertahap
Perbandingan Hasil Pengolahan Data GPS Menggunakan Hitung Perataan Secara Simultan dan Secara Bertahap BAMBANG RUDIANTO, RINALDY, M ROBBY AFANDI Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciTugas Akhir. Andhika Prastyadi N Teknik Geomatika FTSP ITS
Tugas Akhir ANALISIS PERBEDAAN PERHITUNGAN ARAH KIBLAT PADA BIDANG REFERENSI BOLA DAN ELLIPSOID Andhika Prastyadi N 3509 100 031 Teknik Geomatika FTSP ITS 1 Latar Belakang Umat Muslim (QS 2:144) Kiblat
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUKURAN
BAB III METODE PENGUKURAN 3.1 Deskripsi Tempat PLA Penulis melaksanakan PLA (Program Latihan Akademik) di PT. Zenit Perdana Karya, yang beralamat di Jl. Tubagus Ismail Dalam No.9 Bandung. Perusahaan ini
Lebih terperinciTugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika
Tugas 1 Survei Konstruksi Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB Krisna Andhika - 15109050 TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2012 Latar Belakang
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Oktober 2016
PEMODELAN GEOID LOKAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Studi Kasus: Universitas Diponegoro Semarang Galih Rakapuri, Bambang Sudarsono, Bambang Darmo Yuwono *) Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik,
Lebih terperinciStudi Anomali Gayaberat Free Air di Kota Surabaya
Studi Anomali Gayaberat Free Air di Kota Surabaya Enira Suryaningsih dan Ira Mutiara Anjasmara Departemen Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
A703 Analisa Ketelitian Geometrik Citra Pleiades 1A dan Worldview-2 untuk Pembuatan Peta Dasar Rencana Detail Tata Ruang Perkotaan (Studi Kasus: Surabaya Pusat) Ricko Buana Surya, Bangun Muljo Sukojo,
Lebih terperinciPENENTUAN CHART DATUM DENGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN PASUT UNTUK PENENTUAN KEDALAMAN KOLAM DERMAGA
PENENTUAN CHART DATUM DENGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN PASUT UNTUK PENENTUAN KEDALAMAN KOLAM DERMAGA PENENTUAN CHART DATUM DENGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN PASUT UNTUK PENENTUAN KEDALAMAN KOLAM DERMAGA Oleh : Ari
Lebih terperinciPENENTUAN DAERAH REKLAMASI DILIHAT DARI GENANGAN ROB AKIBAT PENGARUH PASANG SURUT DI JAKARTA UTARA
PENENTUAN DAERAH REKLAMASI DILIHAT DARI GENANGAN ROB AKIBAT PENGARUH PASANG SURUT DI JAKARTA UTARA Veri Yulianto*, Wahyu Aditya Nugraha, Petrus Subardjo Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Oseanografi,
Lebih terperinciDatum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus
Datum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus 31/03/2015 8:34 Susunan Lapisan Bumi Inside eartth Datum geodetik atau referensi permukaan atau georeferensi adalah parameter sebagai acuan untuk mendefinisikan
Lebih terperinciDESAI SEBARA TITIK KERA GKA DASAR PEMETAA DETAIL SITUASI KAMPUS UPI BA DU G. Abtrak
DESAI SEBARA TITIK KERA GKA DASAR PEMETAA DETAIL SITUASI KAMPUS UPI BA DU G OLEH : DRS. JUPRI, MT. DRS. DEDE SUGA DI, M.SI. A I TRIA AWATI SUGITO, ST., MT. PRODI SURVEY PEMETAA DA I FORMASI GEOGRAFIS FAKULTAS
Lebih terperinciPenentuan Batas Pengelolaan Wilayah Laut Antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
G199 Penentuan Batas Pengelolaan Wilayah Laut Antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Rainhard S Simatupang 1), Khomsin 2) Jurusan
Lebih terperinciSURVEI HIDROGRAFI PENGUKURAN DETAIL SITUASI DAN GARIS PANTAI. Oleh: Andri Oktriansyah
SURVEI HIDROGRAFI PENGUKURAN DETAIL SITUASI DAN GARIS PANTAI Oleh: Andri Oktriansyah JURUSAN SURVEI DAN PEMETAAN UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG 2017 Pengukuran Detil Situasi dan Garis Pantai
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PASANG SURUT DI PERAIRAN KALIANGET KEBUPATEN SUMENEP
KARAKTERISTIK PASANG SURUT DI PERAIRAN KALIANGET KEBUPATEN SUMENEP Mifroul Tina Khotip 1, Aries Dwi Siswanto 2, Insafitri 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo
Lebih terperinciGEODESI FISIS Isna Uswatun Khasanah
GEODESI FISIS Isna Uswatun Khasanah Infromasi Personal Isna Uswatun Khasanah ST., M.Eng S1 Teknik Geodesi UGM S2 Teknik Geomatika UGM Email : ikhasanah31@gmail.com Hp : 085310591597 / 085729210368 Outline
Lebih terperinciAPLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API (Studi Kasus: Stasiun pasar turi Surabaya-Stasiun Lamongan kota) Budy Pribadi 1, Agung Budi Cahyono ST, MSc,
Lebih terperinciPENENTUAN CHART DATUM DENGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN PASUT UNTUK PENENTUAN KEDALAMAN KOLAM DERMAGA
PENENTUAN CHART DATUM DENGAN MENGGUNAKAN KOMPONEN PASUT UNTUK PENENTUAN KEDALAMAN KOLAM DERMAGA Oleh : Ari Juna Benyamin, Danar Guruh, Yuwono Program Studi Teknik Geomatika ITS Sukolilo, Surabaya - 60111
Lebih terperinciAbstrak. Ria Widiastuty 1, Khomsin 1, Teguh Fayakun 2, Eko Artanto 2 1 Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya, 60111
Alternatif Peta Batas Laut Daerah Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 Tahun 2012 (Studi Kasus: Perbatasan Antara Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik) ALTERNATIF PETA BATAS LAUT DAERAH BERDASARKAN
Lebih terperinciStudi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Jun, 2013) ISSN: 2301-9271 1 Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill Firman Amanullah dan Khomsin Jurusan
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Jumlah Titik Ikat Terhadap Peningkatan Ketelitian Posisi Titik pada Survei GPS
Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi Itenas No.2 Vol. 01 ISSN 2338-350x Oktober 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Pengaruh Penambahan Jumlah Titik Ikat Terhadap Peningkatan Ketelitian Posisi
Lebih terperinciEVALUASI TITIK KONTROL TINGGI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DENGAN METODE PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKAL BENCH MARK (BM)
EVALUASI TITIK KONTROL TINGGI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DENGAN METODE PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKAL BENCH MARK (BM) Ispen Safrel Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciKOMPARASI HASIL PENGAMATAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN KABUPATEN PATI DENGAN PREDIKSI PASANG SURUT TIDE MODEL DRIVER
KOMPARASI HASIL PENGAMATAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN KABUPATEN PATI DENGAN PREDIKSI PASANG SURUT TIDE MODEL DRIVER Muhammad Ramdhan 1) 1) Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN METODA
BAB 2 DATA DAN METODA 2.1 Pasut Laut Peristiwa pasang surut laut (pasut laut) adalah fenomena alami naik turunnya permukaan air laut secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi bendabenda-benda
Lebih terperinciPEMBUATAN PETA INTERAKTIF KAMPUS ITS SUKOLILO SURABAYA BERBASIS WEB
PEMBUATAN PETA INTERAKTIF KAMPUS ITS SUKOLILO SURABAYA BERBASIS WEB Ardana Jati Adyatmanto 3508 100 057 Jurusan Teknik Geomatika ITS Surabaya, 6 Juni 2012 Latar Belakang Kampus ITS Peta Minimnya media
Lebih terperinciPERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011
PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011 OLEH: AULIA MUSTIKA AKBARI 3507 100 016 DOSEN PEMBIMBING: DR.ING. IR. TEGUH HARIYANTO, MSC. TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN KOORDINAT DAN ELEVASI DENGAN ALAT TOTAL STATION DAN GPS GEODETIC DI FOLDER SANGATTA KAB. KUTAI TIMUR ABSTRACT
ANALISA PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN KOORDINAT DAN ELEVASI DENGAN ALAT TOTAL STATION DAN GPS GEODETIC DI FOLDER SANGATTA KAB. KUTAI TIMUR Denny Suheny Ari Sasmoko Adi, ST., MT Syahrul, ST., M,Eng Jurusan
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION
ANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION SIAM ARIFAL EFFENDI, MUHAMMAD TAUFIK, EKO YULI HANDOKO Program
Lebih terperinciMengapa proyeksi di Indonesia menggunakan WGS 84?
Nama : Muhamad Aidil Fitriyadi NPM : 150210070005 Mengapa proyeksi di Indonesia menggunakan WGS 84? Jenis proyeksi yang sering di gunakan di Indonesia adalah WGS-84 (World Geodetic System) dan UTM (Universal
Lebih terperinciKonsep Geodesi untuk Data Spasial. by: Ahmad Syauqi Ahsan
Konsep Geodesi untuk Data Spasial by: Ahmad Syauqi Ahsan Geodesi Menurut definisi klasik dari F.R. Helmert, Geodesi adalah sebuah sains dalam pengukuran dan pemetaan permukaan bumi. Pembahasan tentang
Lebih terperinciANALISIS KETELITIAN AZIMUT PENGAMATAN MATAHARI DAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) (Studi Kasus: Kampus ITS Sukolilo, Surabaya)
ANALISIS KETELITIAN AZIMUT PENGAMATAN MATAHARI DAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM () Yuwono 1, Mohammad Luay Murtadlo 2 1,2 Teknik Geomatika, FTSLK-ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia Email: yuwono@geodesy.its.ac.id
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Oktober 2015
PEMODELAN GEOID INDONESIA DENGAN DATA SATELIT GOCE Maylani Daraputri, Yudo Prasetyo, Bambang Darmo Yuwono *) Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik, Unversitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Kota Semarang berada pada koordinat LS s.d LS dan
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Semarang berada pada koordinat 6 0 55 34 LS s.d. 7 0 07 04 LS dan 110 0 16 20 BT s.d. 110 0 30 29 BT memiliki wilayah pesisir di bagian utara dengan garis pantai
Lebih terperinciAnalisa Perubahan Garis Pantai Akibat Kenaikan Muka Air Laut di Kawasan Pesisir Kabupaten Tuban
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Analisa Perubahan Garis Pantai Akibat Kenaikan Muka Air Laut di Kawasan Pesisir Kabupaten Tuban Liyani, Kriyo Sambodho, dan Suntoyo Teknik Kelautan, Fakultas
Lebih terperinciJaring kontrol vertikal dengan metode sipatdatar
Standar Nasional Indonesia Jaring kontrol vertikal dengan metode sipatdatar ICS 3524070 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isii Prakata iii 1 Ruang lingkup 1 2 Istilah dan definisi 1 3 Klasifikasi
Lebih terperinciBadan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jl. A. H. Nasution No. 264 Bandung
ANALISIS KOMPONEN HARMONIK PENGAMATAN PASANG SURUT MENGGUNAKAN ALAT PENGAMAT PASANG SURUT BERBASIS SENSOR ULTRASONIK (STUDI KASUS: DESA UJUNG ALANG, KAMPUNG LAUT, CILACAP) ANALISIS KOMPONEN HARMONIK PENGAMATAN
Lebih terperinciPasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino
Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino G181 Iva Ayu Rinjani dan Bangun Muljo Sukojo Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl.
Lebih terperinciStudi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit
Studi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit Mifta Nur Rohmah 1), Dr. Ir. Muhammad Taufik 2) Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas
Lebih terperinciANALISA BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI DARI DATA ASTER GDEM TERHADAP DATA BPDAS (STUDI KASUS : SUB DAS BUNGBUNTU DAS TAROKAM)
ANALISA BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI DARI DATA ASTER GDEM TERHADAP DATA BPDAS (STUDI KASUS : SUB DAS BUNGBUNTU DAS TAROKAM) Yogyrema Setyanto Putra, Muhammad Taufik Program Studi Teknik Geomatika, Fakultas
Lebih terperinciGambar 6. Peta Kecamatan di DAS Sunter.
8 Gambar 5. Peta Tutupan lahan DAS Sunter (BPDAS Ciliwung-Cisadane 4.6.2 Kecamatan di DAS Sunter Daerah Aliran Sungai (DAS) Sunter memiliki beberapa kecamatan seperti yang terlihat pada gambar 6. Kecamatan
Lebih terperinciPenentuan Tinggi Orthometrik Gunung Semeru Berdasarkan Data Survei GPS dan Model Geoid EGM 1996
PROC. ITB Sains & Tek. Vol. 36 A, No. 2, 2004, 145-157 145 Penentuan Tinggi Orthometrik Gunung Semeru Berdasarkan Data Survei GPS dan Model Geoid EGM 1996 Hasanuddin Z. Abidin 1), Heri Andreas 1), Dinar
Lebih terperinciAnalisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)
Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya) Iva Nurwauziyah, Bangun Muljo Sukojo, Husnul Hidayat Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas
Lebih terperinciPengaruh Perubahan UU 32/2004 Menjadi UU 23/2014 Terhadap Luas Wilayah Bagi Hasil Kelautan Terminal Teluk Lamong antara
A393 Pengaruh Perubahan UU 32/2004 Menjadi UU 23/2014 Terhadap Luas Wilayah Bagi Hasil Kelautan Terminal Teluk Lamong antara, dan Melisa Ayuningtyas, Khomsin Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciBab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas
Bab III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas Perencanaan Dermaga Data Lingkungan : 1. Data Topografi 2. Data Pasut 3. Data Batimetri 4. Data Kapal
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP
ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Metode Real Time Point Precise Positioning (RT-PPP) merupakan teknologi
Lebih terperinciAnalisa Pergeseran Titik Pengamatan GPS pada Gunung Merapi Periode Januari-Juli 2015
A389 Analisa Pergeseran Titik Pengamatan GPS pada Gunung Merapi Periode Januari-Juli 2015 Joko Purnomo, Ira Mutiara Anjasmara, dan Sulistiyani Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEKNOLOGI GPS UNTUK PEMANTAUAN PENURUNAN PADA JEMBATAN MERR II-C SURABAYA. Teguh Hariyanto 1, Achmad Frandik 1
PEMANFAATAN TEKNOLOGI GPS UNTUK PEMANTAUAN PENURUNAN PADA JEMBATAN MERR II-C SURABAYA GPS TECHNOLOGY FOR MONITORING SUBSIDENCE IN MERR II-C SURABAYA BRIDGE Teguh Hariyanto 1, Achmad Frandik 1 1 Jurusan
Lebih terperinciKL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 1 PENDAHULUAN
Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Bab 1 PENDAHULUAN Bab PENDAHULUAN Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 1
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Aninda Nurry M.F ( ) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D
SEMINAR TUGAS AKHIR Oleh: Aninda Nurry M.F (3510100010) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D PENDAHULUAN Contoh: Bagian Tengah :Danau, Waduk Contoh: Sub DAS Brantas Landsat 7 diperlukan
Lebih terperinciKAJIAN DEVIASI VERTIKAL ANTARA PETA TOPOGRAFI DENGAN DATA SITUASI ORIGINAL TAMBANG BATUBARA. Abstrak
KAJIAN DEVIASI VERTIKAL ANTARA PETA TOPOGRAFI DENGAN DATA SITUASI ORIGINAL TAMBANG BATUBARA Putra Nur Ariffianto 1, Khomsin 1, Fathur Rohman 2 1 Program Studi Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. topik permasalahan yang lebih fokus. Analisa kinerja sistem polder Pluit ini dibantu
BAB III METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Awal dari studi ini adalah identifikasi masalah yang mengarahkan penelitian pada topik permasalahan yang lebih fokus. Analisa kinerja sistem polder Pluit ini
Lebih terperinciGambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas
MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA A. Tujuan Praktikum - Praktikan memahami dan mampu melakukan register peta raster pada MapInfo - Praktikan mampu melakukan digitasi peta dengan MapInfo B. Tools MapInfo
Lebih terperinciMODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA
MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA A. Tujuan Praktikum - Praktikan memahami dan mampu melakukan register peta raster pada MapInfo - Praktikan mampu melakukan digitasi peta dengan MapInfo B. Tools MapInfo
Lebih terperinciSTUDI KEANDALAN ALAT ETS GOWIN TKS 202 DALAM PENGUKURAN SITUASI. Mikho Henri Darmawan,Ir.Chatarina N.MT, Danar Guruh P.ST,MT
STUDI KEANDALAN ALAT ETS GOWIN TKS 0 DALAM PENGUKURAN SITUASI Mikho Henri Darmawan,Ir.Chatarina N.MT, Danar Guruh P.ST,MT Jurusan Teknik Geomatika ITS-Sukolilo, Surabaya 60 Abstrak Pekerjaan pengukuran
Lebih terperinciANALISA VARIASI HARMONIK PASANG SURUT DI PERAIRAN SURABAYA AKIBAT FENOMENA EL-NINO
Bangun Muljo Sukojo 1, Iva Ayu Rinjani 1 1 Departemen Teknik Geomatika, FTSLK-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia e-mail: 1 bangun_ms@geodesy.its.ac.id Abstrak Pengaruh fenomena El Nino
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR RG
SIDANG TUGAS AKHIR RG 091536 KAJIAN KETELITIAN PLANIMETRIS CITRA RESOLUSI TINGGI PADA GOOGLE EARTH UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1: 10000 KECAMATAN BANJAR TIMUR KOTA BANJARMASIN NOORLAILA HAYATI 3507100044
Lebih terperinciBAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA PEMASANGAN
BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA PEMASANGAN 3.1 Pendahuluan Pada kegiatan verifikasi posisi pipa bawah laut pasca pemasangan ini akan digunakan sebagai data untuk melihat posisi aktual dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geodesi merupakan ilmu yang mempelajari pengukuran bentuk dan ukuran bumi termasuk medan gayaberat bumi. Bentuk bumi tidak teratur menyebabkan penentuan bentuk dan
Lebih terperinciPEMETAAN PARTISIPATIF BATAS KELURAHAN DI KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA
PEMETAAN PARTISIPATIF BATAS KELURAHAN DI KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA PEMETAAN PARTISIPATIF BATAS KELURAHAN DI KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA Yanto Budisusanto, Khomsin, Renita Purwanti, Aninda Nurry
Lebih terperinciPerencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), 2720 (201928X Print) C82 Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur Aninda Rahmaningtyas, Umboro Lasminto, Bambang
Lebih terperinciMODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA
MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA A. Tujuan Praktikum - Praktikan memahami dan mampu melakukan register peta raster pada MapInfo - Praktikan mampu melakukan digitasi peta dengan MapInfo B. Tools MapInfo
Lebih terperinciMateri : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TEKNIS PENGUKURAN DAN PEMETAAN KOTA Surabaya, 9 24 Agustus 2004 Materi : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT
Lebih terperinciAnalisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661
A369 Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech I Gede Brawiswa Putra, Mokhamad Nur Cahyadi Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciPENENTUAN MODEL GEOID LOKAL DELTA MAHAKAM BESERTA ANALISIS
BAB III PENENTUAN MODEL GEOID LOKAL DELTA MAHAKAM BESERTA ANALISIS 3.1 Penentuan Model Geoid Lokal Delta Mahakam Untuk wilayah Delta Mahakam metode penentuan undulasi geoid yang sesuai adalah metode kombinasi
Lebih terperinciPROSES DAN TIPE PASANG SURUT
PROSES DAN TIPE PASANG SURUT MATA KULIAH: PENGELOLAAN LAHAN PASUT DAN LEBAK SUB POKOK BAHASAN: PROSES DAN TIPE PASANG SURUT Oleh: Ir. MUHAMMAD MAHBUB, MP PS Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNLAM Pengertian
Lebih terperinciPURWARUPA SISTEM INFORMASI KADASTER 3D BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH SUSUN PENJARINGAN SARI, KOTA SURABAYA)
Purwarupa Sistem Informasi Kadaster 3D Berbasis Web (Studi Kasus : Rumah Susun Penjaringan Sari, Kota Surabaya) PURWARUPA SISTEM INFORMASI KADASTER 3D BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH SUSUN PENJARINGAN
Lebih terperinci