Tanggal Bimbingan dengan dosen pembimbing

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tanggal Bimbingan dengan dosen pembimbing"

Transkripsi

1 LAMPIRAN

2 KONTRAK BELAJAR PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN KOMPREHENSIF (KONTRAK BELAJAR PBLK) PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN USU DI LINGKUNGAN II KELURAHAN GEDUNG JOHOR KECAMATAN MEDAN JOHOR TANGGAL 11 JUNI 07 JULI 2012 No. Kegiatan 1. Bimbingan dengan dosen pembimbing Tanggal Orientasi lahan Pengumpulan data Penyusunan Instrumen Pengkajian Konsul Pembimbing 3. Pengelolaan Pelayanan Kesehatan * Pengumpulan data dan menganalisa masalah 2. Kasus Kelolaan Pengkajian kasus kelolaan Merumuskan masalah keperawatan kasus kelolaan Mempriorotaskan masalah dan menentukan intervensi

3 keperawatan Konsul dengan pembimbing Implemenasi Kasus kelolaan Konsul Laporan dengan pembimbing Evaluasi Kegiatan Konsul laporan dengan pembimbing Penyelesaian laporan akhir Keterangan: : Hari Minggu : Dinas di Kampus : Kegiatan

4 Tabel POA No Kegiatan 1. Meninjau Lokasi PBLK 2. Mengkaji masalah lansia 3. Menentukan judul & POA 4. Konsul Judul PBLK 5. Mengumpulkan bahan 6. Mengkaji lansia kelolaan 7. Entry data 8. Menentukan diagnosa dan intervensi 9. Konsul diagnosa dan intervensi 10. Implementasi pada pasien kelolaan 11. Menyusun Evaluasi 12. Melakukan Evaluasi 13. Menyusun laporan presentasi hasil implementasi dan evaluasi kegiatan 14. Konsul Laporan PBLK 15. Memperbaiki laporan PBLK 16. Mengumpulkan laporan PBLK Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

5 Kuesioner Kemampuan Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga Lansia yang Mengalami Penyakit Kronis Beri tanda ceklist pada pilihan yang menjadi pilihan Anda ( ) NO Pernyataan Ya Tidak 1. Mengenal Masalah Kesehatan Apakah keluarga merasakan adanya masalah kesehatan pada lansia? 2. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan lansia untuk mendukung kesehatannya? 3. Apakah keluarga mengetahui perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi pada lansia? 4. Apakah keluarga menjaga dan memeriksakan 5. kesehatan lansia secara teratur? Membuat Keputusan Tindakan Kesehatan yang Tepat Apakah keluarga dapat langsung mengenali ketika penyakit lansia sedang kambuh? 6. Apakah keluarga berdiskusi bersama dalam menentukan tempat pengobatan lansia? 7. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami lansia? 8. Memberikan Perawatan kepada Lansia yang Sakit Ketika lansia mengalami nyeri di bagian kepala, biasanya saya memijat kepala lansia. 9. Saya melakukan kompres air hangat/dingin ketika lansia mengalami nyeri sendi. 10. Saya selalu memotivasi lansia untuk berolahraga ringan. 11. Saya membedakan makanan bagi lansia dengan makanan yang akan disajikan kepada keluarga. 12. Saya mengingatkan lansia merawat diri atau kebersihan dirinya. 13. Saya membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak dapat dipenuhi oleh lansia secara mandiri 14. Saya menyarankan lansia untuk beristirahat saja apabila lansia sedang sakit (tidak perlu banyak bergerak) 15. Saya menjaga dan mempertahankan fisik lansia dengan melakukan kegiatan bersama dalam batas kemampuan lansia. 16. Saya mengingatkan lansia untuk minum obat

6 Memodifikasi Lingkungan Rumah 17. Saya memantau lantai agar tidak licin maupun basah. 18. Saya selalu memastikan bahwa penerangan di rumah khususnya kamar mandi baik, tidak terlalu terang maupun redup. 19. Saya menata barang-barang di rumah sebaik mungkin agar lansia tidak perlu sampai menggapai ataupun 20. membungkuk ketika akan mengambil sesuatu. Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang ada Apakah keluarga membawa lansia ke tempat pelayanan kesehatan apabila kondisi lansia tidak memungkinkan lagi untuk dirawat dirumah? 21. Apakah keluarga lebih memilih untuk membawa lansia berobat ke dokter daripada membeli obat langsung ke apotik? 22. Apakah keluarga meminta bantuan kepada petugas kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan yang dialami lansia? 23. Apakah keluarga percaya terhadap kinerja tenaga kesehatan? 24. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada?

7 PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN RENTANG PERGERAKAN (RANGE OF MOTION/ROM) DI KELURAHAN GEDUNG JOHOR MEDAN 1. Latar Belakang Penuaan adalah proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Walaupun proses penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada kenyataannya hal ini menjadi beban bagi setiap manusia yang mengalami proses ini. Penuaan merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Proses penuaan biologis yang dialami lansia relatif tidak akan menimbulkan perubahan buruk apabila daya tahan tubuh dan kesehatannya terpelihara. Namun munculnya penyakit kronis diusia lanjut seperti Hipertensi mengakibatkan tingkat ketergantungan lansia terhadap orang lain sangat tinggi. Hal ini dikarenakan penurunan kekuatan otot dan penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas. Body Mechanic (mekanika tubuh) adalah suatu usaha mengoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi risiko cedera sistem muskuloskeletal. Mekanika tepat juga memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan. Mekanika tubuh meliputi rentang gerak, gaya berjalan, latihan dan toleransi aktivitas, kesejajaran tubuh, dan posisi tubuh yang aman saat bekerja. Mekanika tubuh yang baik yakni yang dapat memelihara dan mempertahankan kekuatan otot serta memelihara pergerakan sendi, salah satunya dengan ROM (Range of Motion) yaitu kemampuan klien untuk menggerakan sendi agar tidak terjadi kekakuan, pembengkakan, nyeri, keterbatasan sendi dan gerakan yang tidak seimbang. ROM (Range of Motion) adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.

8 ROM adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). Dengan melakukan ROM secara teratur diharapkan dapat meningkatkan kekuatan otot secara bertahap dan ROM sebagai bentuk latihan untuk mencegah depormitas sendi dan kontraktur sendi yang dapat menyebabkan pleksi sendi yang permanent. Oleh karena alasan tersebut, perawat memberikan pendidikan kesehatan pada lansia kelolaan yang mengalami penurunan kekuatan otot dan kekakuan agar kekuatan otot lansia kembali maksimal dan dapat memenuhi kebutuhan pribadinya secara mandiri. Disamping itu, lansia juga dapat mengambil tindakan pengobatan yang tepat, mengubah gaya hidupnya dan mengurangi aktivitas yang dapat membahayakannya. 2. Satuan Acara Pengajaran 2.1 Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit, klien dan keluarga di Kelurahan Gedung Johor Medan akan mampu melakukan latihan rentang pergerakan (ROM) Khusus Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit, klien dan keluarga di Kelurahan Gedung Johor Medan akan dapat: 1) Menyebutkan pengertian ROM 2) Menyebutkan tujuan ROM 3) Menyebutkan manfaat ROM 4) Menjelaskan prinsip dasar latihan ROM 5) Pembagian ROM 3. Pokok Bahasan Range of Motion

9 4. Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian ROM 2. Tujuan ROM 3. Manfaat ROM 4. Prinsip dasar latihan 5. Sasaran Nenek N, H, Y, S, M 6. Waktu dan Tempat Di rumah lansia binaan 7. Metode - Ceramah, - Praktek, - Diskusi. 8. Media - Leaflet 9. Strategi Kegiatan Tahap Kegiatan Penyuluh Pendahuluan 1. Perkenalan 2. Menjelaskan manfaat mengetahui latihan ROM 3. Penjelasan TIK 4. Cakupan materi Penyajian Menjelaskan : Pengertian ROM Tujuan ROM Kegiatan Klien Mendengar Bertanya Mendengar Bertanya Metode Media dan Estimasi alat Waktu Ceramah Leaflet 5 Ceramah Leaflet 20 dan

10 Manfaat ROM Prinsip Dasar Latihan ROM Pembagian ROM Praktek gerakan ROM oleh klien dibantu perawat Penutup - Memberi kesempatan kepada peserta penyuluhan untuk bertanya - Mempraktekkan gerakan ROM oleh klien dibantu keluarga - Bertanya kepada peserta penyuluhan bagaimana perasaannya setelah mengikuti penyuluhan - Menyimpulkan materi penyuluhan - Menutup pertemuan dan memberi salam - Membagikan leaflet Mempraktekkan Diskusi Umpan balik Diskusi Leaflet 5 8. Evaluasi Evaluasi Struktur: - Penggunaan media yang lengkap, kondisi tempat yang kondusif. - Penyuluh menguasai materi dan mampu menyampaikan informasi kesehatan kepada peserta - Peserta berperan aktif selama proses penyuluhan

11 Evaluasi Proses - Proses penyuluhan dapat terlaksana sesuai dengan perencaan Evaluasi Hasil - 50 % dari materi penyuluhan dapat dijelaskan oleh klien dan keluarga 9. Materi Penyuluhan 9.1 Pengertian Range of Motion (ROM) Range of motion atau rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan transfersal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan transfersal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah. Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). 9.2 Tujuan ROM 1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot 2. Memelihara mobilitas persendian 3. Merangsang sirkulasi darah 4. Mencegah kelainan bentuk 5. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan 6. Memperlancar eliminasi Alvi dan Urin 7. Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian. 8. Memberi kesempatan perawat dan pasien untuk berinteraksi atau berkomunikasi

12 9.3 Manfaat ROM 1. Memperbaiki tonus otot 2. Meningkatkan mobilisasi sendi 3. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan 4. Meningkatkan massa otot 5. Mengurangi kehilangan tulang 9.4 Prinsip Dasar Latihan ROM 1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dilatih minimal 2 kali sehari. 2. ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan klien. 3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur klien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring. 4. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan ROM adalah leher, jari lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. 5. ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang mengalami proses penyakit atau kelemahan. 6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah dilakukan 9.5 Pembagian Range of Motion (ROM) 1. ROM Pasif Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan klien dengan bantuan perawat atau keluarga pada setiap gerakan ROM. Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi, tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (Suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.

13 2. ROM Aktif Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif. 9.6 Gerakan ROM 1. Leher Angkat dagu ke arah atas Kembalikan posisi kepala ke awal Tekuk kepala ke belakang sejauh mungkin Miringkan kepala kearah bahu kiri dan kanan Putar kepala 2. Bahu Angkat lengan keatas ke arah kepala Kembalikan lengan ke posisi awal Gerakkan lengan ke belakang tubuh dengan posisi tetap lurus Angkat lengan ke samping dengan telapak tangan kearah atas Kembalikan posisi lengan kearah tubuh Tekuk siku dan gerakkan ke depan Tekuk siku dan gerakkan kearah atas ke belakang Gerakkan bahu dengan lingkaran penuh 3. Siku Tekuk siku sehingga sejajar dengan lengan atas Luruskan siku keposisi awal Luruskan siku sejauh mungkin 4. Lengan Bawah Putar lengan bawah dengan posisi tangan terbuka ke atas Putar lengan bawah dengan posisi tangan terbuka ke bawah.

14 5. Pergelangan Tangan Gerakkan telapak tangan ke bawah Gerakkan telapak tangan sejajar dengan lengan bawah Gerakkan tangan ke atas kearah bahu Tekuk pergelangan tangan ke arah dalam Tekuk pergelangan tangan ke arah luar 6. Jari Kepalkan tangan Luruskan jari/terbuka Tekuk jari ke belakang Jauhkan masing-masing jari Gabung jari secara bersama-sama 7. Ibu Jari Gerakkan ibu jari kearah telapak tangan Gerakkan kembali ibu jari menjauh Gerakkan ibu jari ke samping Gerakkan ibu jari ke dalam Sentuh jari-jari dengan ibu jari 8. Pinggul Gerakkan kaki ke depan Gerakkan kaki ke posisi sejajar Gerakkan ke arah belakang menjauhi posisi sejajar Gerakkan kaki kesamping menjauhi kaki lain Gerakkan kaki ke dalam, ke kaki lain Gerakkan telapak kaki dan kaki ke dalam Gerakkan telapak kaki dan kaki keluar Gerakkan kaki memutar

15 9. Lutut Angkat tumit ke belakang tubuh Kembalikan kaki ke posisi awal 10. Pergelangan Kaki Gerakkan telapak kaki sehingga jari ke atas Gerakkan telapak kaki sehingga jari kaki kebawah 11. Kaki Putar telapak kaki ke dalam Putar telapak kaki ke luar Kepitkan jari kaki Luruskan jari kaki Jauhkan masing-masing jari Gerakkan masing-masing jari ke arah dalam DAFTAR PUSTAKA Maryam, R.Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta; Salemba Medika. Stanley, Mickey dan Patricia. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC Stockslager, Jaime dan Liz Schaeffer. (2008). Asuhan Keperawatan Geriatrik. Edisi 2. Jakarta: EGC

16 1. I. Pengkajian Lansia I Identitas a. Inisial kepala keluarga : Nenek N b. Usia : 60 tahun c. Tempat/Tanggal Lahir : Medan/ 11 Januari 1952 d. Pendidikan : Tidak Sekolah e. Agama : Islam f. Suku : Jawa g. Alamat : Jln. Eka Jaya III, Lingk II Kelurahan Gedung Johor Medan h. Tipe Keluarga : Keluarga besar (Extended Family) Ket : : Perempuan : Laki-Laki : Klien : Meninggal (Perempuan) : Meninggal (Laki-Laki) : Tinggal Serumah

17 II. Riwayat Kesehatan Keluarga Nenek N mengatakan bahwa ibunya dulu mengalami hipertensi dan pernah juga terserang stroke, yakni lumpuh pada bagian tubuh sebelah kanan. III. Riwayat Kesehatan Saat Ini Nenek pernah terserang stroke, dan saat ini nenek mengalami kelemahan pada ekstremitas kiri bagian atas dan bawah. Kekuatan otot lengan maupun kaki nenek bernilai 4. Nenek tampak berjalan dengan pelan dan pincang. Nenek N juga mengeluhkan nyeri di sendi-sendi kaki dan tangan, serta nyeri di pinggangnya. Nenek N sering kebas, kesemutan dan kaku di ekstremitas atas maupun bawah pada saat bangun tidur di pagi hari. Nenek tidak bisa memastikan kondisi-kondisi yang bagaimana saja yang dapat menimbulkan nyeri. Tetapi apabila cuaca dingin, nyeri sendi nenek akan timbul. Nenek juga mengalami hipertensi. Nenek juga sering merasa pusing, sakit kepala dan berat di tengkuk. Apabila tekanan darah nenek sedang naik dan menimbulkan nyeri kepala, biasanya nenek tidak bisa tidur semalaman. IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Nenek N mengalami stroke pertama kali tiga tahun yang lalu. Pada saat itu nenek bangun tidur dan mengeluhkan bagian tubuh sebelah kiri tidak bisa digerakkan. Nenek menjalani terapi dan akhirnya tangan dan kaki nenek bisa digerakkan walaupun tidak pulih maksimal. Tetapi kemudian nenek terserang stroke kembali sekitar 7 bulan yang lalu. Tangan dan kaki sebelah kiri tidak bisa digerakkan kembali. Kemudian nenek menjalani terapi lagi dan akhirnya tangan dan kaki nenek dapat digerakkan, tetapi kekuatannya sangat lemah. Nenek tampak berjalan pincang. Sejak dulu, Nenek N juga mengalami hipertensi dan rematik. Apabila rematik nenek kambuh, nenek merasakan nyeri yang sangat menyakitkan. Nenek juga mengalami maag kronik.

18 V. Riwayat sehari-hari a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit Sehat adalah suatu keadaan dimana badan terasa enak, tidak merasa pening dan dapat melakukan aktivitas, hati pun terasa senang. Sedangkan sakit adalah saat beliau merasa lesu dan lunglai, tidak dapat berbuat apa-apa dan terasa nyeri. b. Kebiasaan Setiap hari nenek menghabiskan waktunya duduk di teras rumah sambil menjaga kedai yang ada di rumah. Nenek juga menjaga cucunya apabila anak nenek sedang bekerja dan belanja. Nenek juga sering bepergian bersama anak maupun besannya ke rumah sanak saudara di provinsi lain. c. Pola nutrisi Klien mengatakan biasanya sarapan pada pukul WIB, sarapan lontong, siang hari makan nasi antara pukul WIB, sedangkan pada malam hari terkadang lansia makan nasi atau makan roti pada pukul WIB. Di malam hari nenek lebih sering makan kue daripada makan nasi karena nenek tidak selera makan. Nenek N suka makan ikan. Kalau untuk sayur, nenek akan makan sayur yang disukai oleh nenek. d. Pola istirahat dan tidur Nenek biasanya istirahat di siang hari pada pukul WIB. Di malam hari biasanya nenek tidur pada pukul WIB. Nenek tidak mengalami kesulitan dalam tidur, tetapi ketika hipertensi nenek sedang kambuh, maka nenek akan sangat sulit tidur karena nyeri kepala yang dirasakan oleh nenek. Nenek bangun dipagi hari pada pukul WIB. Tiap malam klien selalu terbangun 3-4 kali untuk BAK. e. Pola eliminasi Klien mengatakan BAK lancar. Klien mengalami masalah dalam BAK. Nenek mengalami masalah dalam BAK, yakni sebelum sampai ke kamar mandi, urine nenek sudah keluar (inkontinensia). Klien mengatakan tidak bisa menahan keinginan untuk BAK dalam waktu

19 yang lama. Ini yang menyebabkan nenek sering terbangun dimalam hari untuk BAK. Kebiasaan BAB nenek biasanya tidak teratur biasanya klien BAB sekali dalam 2-3 hari dengan konsistensi yang keras. Tetapi seminggu terakhir, nenek ada mengkonsumsi ramuan tradisional dari pedagang keliling dan akhirnya BAB nenek seminggu ini lancar. f. Kebiasaan olahraga Nenek N jarang berolah raga di pagi hari. Nenek mengatakan karena kaki kiri nenek mengalami kelemahan, maka nenek tidak berani berjalan jauh untuk berolahraga. g. Kemampuan melakukan aktivitas Nenek tidak mampu lagi melakukan pekerjaan rumah yang ringan sekalipun. Nenek hanya mampu merawat dirinya sendiri, misalnya mandi. Dalam hal berpakaian, untuk memakai pakaian bawah, nenek tidak bisa secara mandiri melakukannya, nenek biasanya dibantu oleh anaknya. Dalam hal makan, biasanya anak nenek akan menyiapkan makanan nenek, dan nenek hanya tinggal makan. h. Rekreasi Nenek N sering melakukan rekreasi bersama anak dan besannya. Biasanya nenek akan mengunjungi rumah sanak saudara selama kurang lebih 1 minggu. Di rumah biasanya rekreasi nenek hanyalah menonton tv. VI. Riwayat psikologi Nenek N tidak pernah merasa stress dalam menjalani kehidupan. Walaupun nenek mengalami banyak penyakit, tetapi nenek tetap semangat dalam menjalani hidup. Terkadang nenek juga merasa kesepian karena suami nenek bekerja di luar kota dan hanya beberapa kali pulang ke rumah dalam setahun. Tetapi kesepian itu terobati dengan kelucuan dari cucu nenek yang selalu menemaninya sepanjang hari.

20 VII. Riwayat sosial Klien sudah lama tinggal di daerah Lingkungan II jalan Eka Jaya dan memiliki hubungan yang baik dengan tetangga lingkungan sekitar. Nenek merupakan seorang yang peramah dan memiliki kebutuhan yang tinggi akan sosialisasi. Nenek selalu menyapa tetangga-tetangga yang lewat di depan rumahnya dan tetangga nenek pun sering duduk-duduk di teras rumah nenek untuk cerita-cerita. VIII. Riwayat spiritual dan kultural Klien tidak pernah lupa untuk sholat lima waktu. Apabila kondisi kesehatan nenek mengizinkan, biasanya nenek akan mengikuti pewiridan. Pewiridan tersebut diadakan setiap hari rabu yang dinamakan dengan arisan silaturahmi. IX. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum Klien terlihat rapi, bersih, dan ramah. Klien tampak berjalan dengan pincang. b. Tanda-tanda vital TD = 170/90 mmhg, HR = 81x/i, RR = 20/i, T = afebris c. Kepala Bentuk kepala klien normal dan anatomis, kulit kepala bersih, penyebaran rambut merata, rambut mulai menipis dan warna rambut putih, tidak ada pembengkakan/benjolan, tidak ada lesi ataupun kelainan pada kepala. d. Mata Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+), edema (-), kemampuan membaca sudah berkurang dan sudah mengalami rabun dekat.

21 e. Telinga Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak mempunyai masalah dengan pendengarannya, klien masih dapat mendengar dengan jelas. f. Hidung Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan. g. Mulut/Tenggorokan Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran uvula. h. Sistem pernafasan Klien tidak ada gangguan pernafasan seperti sesak nafas, (-) pernapasan cuping hidung, suara pernapasan vesikuler dengan frekuensi 23x/i, ronchi (-), wheezing (-). i. Sistem kardiovaskular Frekuensi nadi 81x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur (-), dan CRT < 2 detik. j. Abdomen Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati, peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang maag sejak dulu. k. Sistem gastrointestinal Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare. l. Sistem genitourinari Klien mengalami gangguan genitourinari (perkemihan) yakni inkontinensia, klien tidak bisa menahan BAK dalam waktu yang lama, sebelum sampai di kamar mandi biasanya urine nenek sudah keluar.

22 m. Sistem muskuloskeletal Tampak tubuh nenek sebelah kiri mengalami kelemahan. Kekuatan otot lengan bernilai 4 dan kekuatan otot kaki juga bernilai 4. Nenek juga tidak sanggup lagi untuk melakukan pekerjaan rumah. Nenek juga sering mengalami kebas dan kaku pada ekstremitas atas maupun bawah. n. Sistem neurologi Keadaan status mental klien baik dan emosi stabil. Klien berbicara dengan normal dan jelas. Klien tidak ada gangguan neurologi. Klien masih dapat mengingat kejadian-kejadian di masa lampau maupun yang baru terjadi. X. Pemeriksaan penunjang - XI. Riwayat terapi Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit rematik dan hipertensi secara teratur dari dokter yang ada di puskesmas. XII. Hasil Pengkajian Keluarga Nenek N Berdasarkan hasil pengkajian dengan kuesioner tentang kemampuan keluarga dalam merawat lansia dengan penyakit kronik hasilnya yakni Perawatan Cukup. Dalam hal mengenal masalah kesehatan pada lansia, keluarga Nenek N dapat merasakan adanya masalah kesehatan pada lansia dan dapat mengenali perubahan-perubahan kesehatan pada lansia. Ini sangat bermanfaat sekali dalam mengenal masalah kesehatan pada lansia, karena ketika keluarga mengetahui bahwa kondisi lansia sedang tidak baik, keluarga langsung dapat mengambil tindakan. Tetapi keluarga tidak mengetahui apa-apa saja kebutuhan yang diperlukan lansia untuk mendukung kesehatannya dan keluarga tidak memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Banyak masalah kesehatan yang terjadi pada lansia,

23 oleh karena itu, penting sekali untuk memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Dalam hal membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, keluarga berdiskusi dalam menentukan tempat pengobatan bagi lansia dan keluarga tidak menyerah dalam menghadapi masalah yang dialami lansia. Dalam hal ini, keluarga tidak dapat langsung mengenali ketika penyakit lansia sedang kambuh. Keluarga dapat mengetahui apabila lansia mengeluh akan kondisinya dan apabila lansia sudah tidak beraktivitas lagi (hanya tidur-tiduran saja), ketika ini terjadi berarti lansia sedang sakit. Dalam memberikan perawatan kepada lansia yang sakit, keluarga sebisa mungkin membantu lansia untuk mengurangi keluhan yang dirasakan lansia, misalnya ketika lansia sedang mengalami nyeri kepala, keluarga akan melakukan masase di daerah kepala lansia. Keluarga juga membedakan makanan bagi lansia dengan makanan yang akan disajikan kepada keluarga, membantu lansia dalam memenuhi kebutuhan seharihari yang tidak dapat dipenuhi oleh lansia secara mandiri, menyarankan lansia untuk beristirahat apabila lansia sedang sakit (tidak perlu banyak bergerak), dan mengingatkan lansia untuk minum obat. Dalam hal memodifikasi lingkungan rumah, keluarga selalu memantau lantai agar tidak licin maupun basah. Tetapi untuk hal penerangan di rumah, keluarga tidak terlalu memperhatikan. Begitu juga dengan barang-barang di rumah tidak diatur dengan baik. Hal ini akan dapat menimbulkan resiko cedera bagi lansia. Keluarga juga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. Ketika lansia sudah tidak memungkinkan lagi untuk dirawat di rumah, maka keluarga akan membawa lansia ke pelayanan kesehatan terdekat. Keluarga juga lebih memilih untuk meminta bantuan dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan daripada langsung ke apotik untuk membeli obat atas inisiatif sendiri. Setelah didapatkan hasil pengkajian kemampuan keluarga dalam merawat lansia, maka keluarga nenek N masih perlu untuk mendapatkan pendidikan dan penyuluhan kesehatan, diantaranya tentang apa-apa saja

24 kebutuhan yang diperlukan lansia untuk mendukung kesehatannya dan pentingnya memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Nenek N banyak menderita penyakit kronis, diantaranya hipertensi, stroke, rematik, dan maag. Jadi sangat penting sekali untuk mengontrol kesehatan lansia secara teratur ke pelayanan kesehatan. Agar kondisi kesehatan lansia tetap terjaga. Dalam hal merawat lansia yang sedang sakit kronis, keluarga masih kurang maksimal dalam melakukannya, ini dikarenakan pengetahuan keluarga yang tidak memadai. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan kepada keluarga bagaimana cara merawat lansia yang sedang sakit dan memberikan pengetahuan tentang penyakit yang diderita oleh lansia, agar pemahaman keluarga akan penyakit tersebut bertambah. Keluarga juga perlu untuk mendapatkan pendidikan kesehatan tentang cara memodifikasi rumah untuk menghindari terjadinya cedera/jatuh pada lansia.

25 Analisa Data NO Data Analisa Data Masalah 1. DS : - Klien mengatakan bahwa sendi-sendinya sering terasa kebas dan nyeri, baik sendi kaki maupun tangan. - Klien mengatakan bahwa saat bangun tidur, ekstremitas klien terasa kaku. Pinggang klien juga sering terasa nyeri. - Klien mengatakan apabila tekanan darah klien sedang naik, maka kepala klien akan terasa sangat nyeri. Tengkuk klien juga terasa berat. DO : - Wajah klien meringis. - TTV TD : 170/90mmHg HR : 81x/i RR : 20x/i - Klien memegangi kakinya dan mengurut-urut kakinya. - Skala nyeri bernilai 6 Proses menua Perubahan perfusi/aliran darah ke jaringan dan ekstremitas berkurang Kurang atau tidak lancarnya peredaran darah ke tubuh Menurunnya cairan synovial, menurunnya kadar esterogen, peningkatan kadar asam urat, penurunan kadar kalsium pada tulang Nyeri Nyeri Kronik 2. DS : - Klien mengatakan tidak dapat menahan keinginan untuk BAK dalam waktu yang lama. Proses menua Inkontinensia

26 - Klien mengatakan sebelum Ia sampai di kamar mandi, urinenya sudah keluar. - Klien mengatakan terbangun di malam hari sebanyak 3-4 kali tiap malam. Penurunan fungsi kerja persyarafan, salah satunya adalah saraf yang mengatur sistem perkemihan Hiperrefleksi Destrusor DO : - Klien mengalami inkontinensia urine - Nokturia - Urgensi - Sering berkemih Bladder Spastik Inkontinensia 3. DS : - Klien mengatakan bahwa semenjak mengalami stroke tangan dan kakinya mengalami kelemahan. - Klien mengatakan bahwa Ia sudah sulit untuk bergerak bebas, terkadang aktivitas sehari-hari dibantu oleh anaknya. Klien tidak mampu untuk melakukan pekerjaan rumah. - Dalam hal berpakaian, klien dibantu oleh anaknya untuk memakai pakaian bawah dan anak klien juga selalu menyediakan nasi klien apabila klien mau makan. Proses patologi pada sistem pembuluh darah otak Penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau emboli Pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri Hambatan mobilitas fisik DO : - Keterbatasan untuk bergerak bebas - Keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik Gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke bagian otak

27 kasar (makan) - Penurunan aktivitas - Kekuatan otot lengan dan kaki bernilai 4 - Melambatnya pergerakan Kelemahan pada bagian tubuh Hambatan mobilitas fisik 4. DS : - Klien mengatakan bahwa kaki dan tangannya lemah dan tidak bertenaga. - Klien tampak pincang sewaktu berjalan. - Klien mengatakan bahwa Ia sering mengalami pusing dan nyeri kepala karena hipertensi. Proses patologi pada sistem pembuluh darah otak Penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau emboli Resiko Tinggi Cedera DO : - TTV : TD 170/90 mmhg HR 81 x/i RR 20 x/i - Klien tampak berjalan lambat dan pincang. - Kekuatan otot lengan dan Pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri Gangguan fungsi otak

28 kaki ka/ki bernilai 4. yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke bagian otak Kelemahan pada bagian tubuh Resiko Tinggi Cedera

29 Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d skala nyeri 6, wajah meringis, klien memegangi dan menguruturut kaki serta lengannya. 2. Gangguan pola eliminasi : Inkontinensia Urine b/d proses menua, penurunan fungsi kerja persyarafan yang mengatur sistem perkemihan, hiperrefleksi destrusor d/d nokturia, keluarnya urine sebelum mencapai kamar mandi, dan urgensi. 3. Hambatan mobilitas fisik b/d Pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri, gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke bagian otak d/d keterbatasan untuk bergerak bebas, keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar (makan), penurunan aktivitas, kekuatan otot lengan dan kaki bernilai 4 (empat), melambatnya pergerakan. 4. Resiko tinggi cedera b/d pernah mengalami stroke ringan akibat pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri, gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke bagian otak d/d kekuatan otot lengan dan kaki bernilai 4, keterbatasan dalam ruang gerak, klien sering pusing dan nyeri kepala karena hipertensi.

30 Intervensi Keperawatan NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d skala nyeri 6, wajah meringis, klien memegangi dan mengurut-urut kaki serta lengannya. Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang. Kriteria Hasil : Skala nyeri berkurang Wajah tampak tenang Mendemostrasikan teknik-teknik menurunkan nyeri dengan baik 1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), catat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. 2. Kaji faktor-faktor yang menyebabkan nyeri muncul. 3. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit kronis rematik dan diskusikan bersama tentang keluhan dan masalah kesehatan yang dialami klien. 4. Anjurkan klien untuk mandi air hangat dan anjurkan kepada keluarga untuk membantu lansia dalam menyediakan air panas untuk mandian. 1. Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program. 2. Untuk meminimalkan resiko timbulnya nyeri. 3. Mengajarkan kepada keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami oleh klien. 4. Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. 5. Ajarkan kepada keluarga tentang teknik penghilang nyeri dengan melakukan kompres panas. Sediakan waslap untuk 5. Kompres panas dapat menurunkan nyeri sendi dan memperlancar aliran darah.

31 mengkompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. 6. Ajarkan pasien cara menghilangkan nyeri punggung melalui tirah baring dengan menggunakan matras yang keras dan tidak menggulung. 7. Berikan masase lembut. Ajarkan kepada keluarga teknik masase dan jelaskan manfaatnya. 8. Dorong penggunaan teknik masase 9. Berikan pendidikan kesehatan tentang diet bagi pasien rematik kepada keluarga dan klien dan diskusikan bersama. 10. Anjurkan klien untuk rutin mengkonsumsi obat dari dokter. Ajarkan kepada keluarga untuk selalu mengingatkan klien untuk minum obat dan selalu mengawasi klien dalam mengkonsumsi obat. 11. Anjurkan kepada keluarga untuk membawa lansia ke tempat pelayanan 6. Agar posisi/postur tulang belakang tetap terjaga. 7. Meningkatkan relaksasi otot. 8. Memberikan rasa nyaman sehingga dapat mengurangi nyeri. 9. Mengendalikan nyeri rematik dari diet sehari-hari. 10. Sebagai antiimflamasi dan efek analgesik dalam mengurangi nyeri. 11. Untuk tetap menjaga kesehatan lansia melalui tindakan preventif

32 kesehatan terdekat guna memeriksakan kondisi kesehatan lansia secara teratur. (pencegahan). 2. Gangguan pola eliminasi : Inkontinensia Urine b/d proses menua, penurunan fungsi kerja persyarafan yang mengatur sistem perkemihan, hiperrefleksi destrusor d/d nokturia, keluarnya urine sebelum mencapai kamar mandi, dan urgensi. Tujuan : Mempertahankan pola eliminasi urine yng optimum. Kriteria Hasil : Tidak terjadi inkontinensia Klien dapat menahan BAK dalam waktu yang normal. 1. Jelaskan dan diskusikan kepada klien dan keluarga tentang masalah yang dihadapi oleh lansia. 2. Anjurkan kepada klien dan keluarga untuk selalu mengganti pakaian lansia apabila sudah basah. 3. Ajarkan teknik memperkuat sfingter dan struktur pendukung kandung kemih (misalnya latihan otot pelvis, latihan menghentikan dan memulai lagi berkemih). 4. Jelaskan kepada lansia bahwa hal itu mungkin membutuhkan latihan selama beberapa minggu untuk mencapai peningkatan. 1. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan yang dihadapi lansia. 2. Pakaian basah dapat mengiritasi kulit lansia. 3. Untuk memperkuat otot perkemihan lansia. 4. Agar lansia lebih berkomitmen dalam melakukan latihan selama beberapa minggu. 5. Batasi pemasukan zat yang mengandung cola, kopi, teh, dan coklat). 5. Dapat mengiritasi kandung kemih.

33 3. Hambatan mobilitas fisik b/d Pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri, gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke bagian otak d/d keterbatasan untuk bergerak bebas, keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar (makan), penurunan aktivitas, kekuatan Tujuan : Mobilitas fisik dapat terpenuhi Kriteria Hasil: Melakukan aktivitas secara mandiri sesuai dengan kemampuan Meminta bantuan untuk aktivitas yang diluar kemampuan. 1. Kaji kebutuhan akan bantuan pelayanan kesehatan di rumah 2. Kaji kebutuhan akan pendidikan kesehatan dan diskusikan bersama klien dan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami oleh lansia. 3. Jelaskan manfaat ROM pada keluarga dan klien serta ajarkan kepada keluarga dan klien gerakan latihan ROM. 4. Motivasi keluarga untuk selalu membantu dan mengingatkan lansia untuk melakukan gerakan ROM. 5. Anjurkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan klien yang tidak bisa dilakukan secara mandiri oleh lansia. 6. Ajarkan teknk ambulasi dan perpindahan yang aman 7. Berikan lingkungan di dalam maupun di luar rumah yang aman bagi lansia. 1. Untuk meminimalkan masalah yang mungkin akan dihadapi klien. 2. Meningkatkan pengetahuan lansia dan keluarga akan kondisi kesehatannya. 3. Untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot. 4. Agar hasil yang diperoleh dari latihan ROM lebih maksimal. 5. Agar pemenuhan kebutuhan lansia tetap terpenuhi. 6. Untuk mencegah cedera/jatuh pada lansia. 7. Mencegah terjadi jatuh pada lansia

34 otot lengan dan kaki bernilai 4 (empat), melambatnya pergerakan 8. Dorong klien untuk mempertahankan postur tegak 8. Memaksimalkan sendi 4. Resiko tinggi cedera b/d mengalami ringan pecahnya pembuluh otak, permeabilitas dinding pernah stroke akibat dinding darah perubahan pembuluh darah dan perubahan viskositas kualitas maupun darah Tujuan : Tidak terjadi cedera/ cedera dapat dihindari. Kriteria Hasil : TTV normal Resiko cedera diminimalkan Lansia dapat mendemonstrasikan teknik-teknik dalam menghindari cedera/jatuh. 1. Kaji kemampuan klien secara fungsional dan kaji TTV klien. 2. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dan lansia tentang cedera pada lansia dan diskusikan kepada keluarga dan klien tentang hal-hal yang dapat menyebabkan cedera pada lansia. 3. Anjurkan kepada keluarga untuk menciptakan penerangan yang aman, khususnya di kamar mandi 4. Pastikan bahwa lantai kamar mandi dalam tidak licin dan lantai kamar mandi luar tidak basah/becek. Ganti alas kaki apabila sudah sangat basah. 1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan 2. Untuk menghindari terjadinya trauma fisik 3. Meminimalkan resiko jatuh 4. Pengawasan terhadap lansia lebih ditingkatkan. sendiri, gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh 5. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan diet untuk penderita hipertensi. Diskusi bersama klien dan keluarga tentang bahaya hipertensi. 5. Agar keluarga memahami kondisi klien dan bahaya dari penyakit kronik yang dialami.

35 gangguan aliran darah ke bagian otak d/d kekuatan otot lengan dan kaki bernilai 4, keterbatasan dalam ruang gerak, klien sering pusing dan nyeri kepala karena hipertensi 6. Anjurkan kelurga untuk selalu mengawasi klien ketika berjalan (khusunya ketika terbangun di malam hari untuk BAK). 7. Anjurkan kepada lansia untuk selalu berpegangan pada benda atau sesuatu yang bisa dipegang ketika berjalan. Dan tidak melakukan aktivitas apabila kepala pusing atau sedang tidak bertenaga 6. Mengurangi resiko jatuh pada lansia. 7. Meminimalkan resiko terjadinya jatuh pada lansia.

36 NO Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Waktu Implementasi Keperawatan Evaluasi 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d skala nyeri 6, wajah meringis, klien memegangi dan mengurut-urut kaki serta lengannya. Kamis, 21 Juni Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), mencatat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. Hasil pengkajian nyeri : lokasi nyeri di sekitar sendi-sendi lengan maupun kaki dan daerah pinggang skala nyeri 6 wajah klien meringis klien mengurut-urut sendi-sendi kakinya yang memperberat nyeri yakni cuaca dingin, mandi air dingin, dan banyak beraktivitas. 2. Mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya nyeri sendi pada lansia. Hasil pengkajian faktor-faktor : Memakan makanan yang mengandung kacang-kacangan, seperti tahu, tempe, sayur kacang panjang, buncis, dll. Memakan makanan berlemak Mandi air dingin, cuaca yang dingin. 3. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien S : - Klien dan keluarga mengatakan bahwa mereka mengerti mengenai rematik, tanda dan gejala, dan cara penanggulangannya. - Klien mengatakan bahwa kompres air panas membuat sendi-sendinya lebih nyaman. - Klien mengatakan bahwa Ia bersedia untuk mengikuti saran dari perawat yakni mandi dengan air hangat. O : - TTV : TD 170/90 mmhg HR 79 x/i RR 24 x/i - Wajah klien tampak tenang

37 dan keluarga tentang penyakit kronis rematik dan diskusikan bersama tentang keluhan dan masalah kesehatan yang dialami klien. 4. Menganjurkan klien untuk mandi air hangat dan menganjurkan kepada keluarga untuk membantu lansia dalam menyediakan air panas untuk mandian. 5. Melakukan kompres air panas ke sendi-sendi lengan dan kaki maupun pinggang klien serta mengajarkan kepada keluarga tentang teknik penghilang nyeri dengan melakukan kompres panas. Sediakan waslap untuk mengkompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. 6. Mengajarkan pasien cara menghilangkan nyeri punggung melalui tirah baring dengan menggunakan matras yang keras dan tidak menggulung. - Skala nyeri berkurang (bernilai 4) - Keluarga dan klien mengerti akan rematik dan penanggulangannya. A : Kompres hangat dapat menurunkan nyeri dan membuat otot lebih rileks, skala nyeri berkurang. Masalah teratasi sebagian. Sabtu, 23 Juni Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), catat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. Hasil pengkajian nyeri : P : Intervensi dilanjutkan dengan melakukan kompres hangat untuk menurunkan nyeri. S : - Klien dan keluarga mengatakan bahwa mereka mengerti akan diet untuk penderita rematik.

38 Skala nyeri 4 Nyeri di sendi lengan dan kaki Nyeri di pinggang tidak ada lagi. Wajah klien tampak lebih tenang 2. Melakukan masase pada ekstremitas atas dan bawah. Mengajarkan kepada keluarga teknik masase dan menjelaskan manfaatnya. 3. Memotivasi dan mendorong keluarga untuk melakukan penggunaan teknik masase 4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet bagi pasien rematik kepada keluarga dan klien dan mendiskusikannya bersama. 5. Menganjurkan klien untuk rutin mengkonsumsi obat dari dokter. Mengajarkan kepada keluarga untuk selalu mengingatkan klien untuk minum obat dan selalu mengawasi klien dalam mengkonsumsi obat. 6. Menganjurkan kepada keluarga untuk membawa lansia ke tempat pelayanan kesehatan terdekat guna memeriksakan kondisi kesehatan lansia secara teratur. - Klien mengatakan bahwa dengan dilakukannnya masase, sendi-sendinya terasa enak dan nyeri berkurang. - Keluarga mengatakan akan merencanakan diet khusus untuk lansia dan membedakan menu harian lansia dengan anggota keluarga yang lain. - Keluarga mengatakan akan melakukan teknik masase dan selalu mengingatkan lansia untuk minum obat secara teratur. O : - TTV : TD 180/90 mmhg HR 80 x/i RR 21 x/i - Skala nyeri berkurang (bernilai 3) - Wajah klien tampak santai - Keluarga dan klien mengerti akan pendidikan kesehatan tentang diet khusus bagi penderita rematik. A : Masalah teratasi sebagian, yang ditandai dengan

39 menurunnya nyeri. P : Intervensi dilanjutkan dengan melakukan masase pada daerah sendi-sendi. 2. Gangguan pola eliminasi : Inkontinensia Urine b/d proses menua, penurunan fungsi kerja persyarafan yang mengatur sistem perkemihan, hiperrefleksi destrusor d/d nokturia, keluarnya urine sebelum Kamis, 21 Juni Menjelaskan dan mendiskusikan bersama klien dan keluarga tentang masalah yang dihadapi oleh lansia. 2. Menganjurkan kepada klien dan keluarga untuk selalu mengganti pakaian lansia apabila sudah basah. 3. Mengajarkan teknik memperkuat sfingter dan struktur pendukung kandung kemih (misalnya latihan otot pelvis, latihan menghentikan dan memulai lagi berkemih). 4. Menjelaskan kepada lansia bahwa hal itu mungkin membutuhkan latihan selama beberapa minggu untuk mencapai peningkatan. S : O : - Klien mengatakan mengerti akan masalah yang terjadi dan bersedia untuk melakukan latihan untuk memperkuat otot perkemihan. - Klien mengatakan bahwa Ia dapat melakukan gerakan tersebut, dan akan melakukannya selama beberapa minggu kedepan. - Keluarga mengatakan mengerti akan masalah kesehatan lansia dan keluarga mau untuk memotivasi lansia untuk melakukan latihan otot sfingter.

40 mencapai mandi, urgensi. kamar dan - TTV : TD 170/90 mmhg HR 79 x/i RR 24 x/i - Klien dapat menjelaskan kembali caracara melatih otot sfingter dengan baik dan mau melakukan latihan tersebut. A: Masalah teratasi sebagian. P: Intervensi dilanjutkan. Sabtu, 23 Juni Mendiskusikan bersama klien dan keluarga tentang masalah yang dihadapi oleh lansia dan kemajuan latihan yang telah dilakukan oleh klien. 2. Mengajarkan teknik memperkuat sfingter dan struktur pendukung kandung kemih (misalnya latihan otot pelvis, latihan menghentikan dan memulai lagi berkemih). 3. Menjelaskan kepada lansia bahwa hal itu S : - Klien mengatakan telah melakukan latihan tersebut, tetapi belum ada perubahan. - Klien mengatakan akan mengurangi konsumsi makanan yang dilarang. - Keluarga mengatakan bahwa mereka akan selalu mengingatkan lansia untuk tidak mengkonsumsi makanan yang dilarang.

41 mungkin membutuhkan latihan selama beberapa minggu untuk mencapai peningkatan. 4. Menganjurkan kepada lansia untuk membatasi pemasukan zat yang mengandung cola, kopi, teh, dan coklat). 5. Menganjurkan kepada keluarga untuk tidak menyediakan makanan yang dilarang untuk dikonsumsi oleh klien. O : - TTV : TD 180/90 mmhg HR 80 x/i RR 21 x/i - Klien mau mengikuti saran perawat untuk menjauhi makanan yang dilarang dan tetap melakukan latihan sfingter otot. A : Masalah teratasi sebagian. P : Intervensi dilanjutkan.

42 3. Hambatan mobilitas fisik b/d Pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri, gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke bagian otak d/d keterbatasan untuk bergerak bebas, keterbatasan kemampuan untuk melakukan Selasa, 26 Juni Mengkaji kebutuhan akan bantuan pelayanan kesehatan di rumah. (klien tidak memerlukan alat bantu khusus untuk berpindah/berjalan, klien masih bisa melakukan mobilisasi tanpa harus menggunakan alat bantu). 2. Mengkaji kebutuhan akan pendidikan kesehatan dan diskusikan bersama klien dan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami oleh lansia. (klien perlu untuk meningkatkan kekuatan otot lengan dan kaki sebelah kiri dengan melakukan ROM, agar kekuatan otot maksimal sehingga lansia dapat beraktivitas secara mandiri). 3. Menjelaskan manfaat ROM pada keluarga dan klien serta mengajarkan kepada keluarga dan klien gerakan latihan ROM. 4. Memotivasi keluarga untuk selalu membantu dan mengingatkan lansia untuk melakukan gerakan ROM. 5. Mengingatkan lansia untuk selalu melakukan latihan gerakan ROM sesering mungkin tiap hari dan lansia harus tetap berhati-hati dalam melakukan gerakan. Agar tidak terjadi cedera pada lansia. S : - Klien mengatakan bahwa Ia tidak bisa bergerak bebas karena kelemahan pada kaki dan lengannya. - Klien mengatakan akan melakukan ROM untuk mengembalikan kekuatan lengan dan tangannya seperti semula. - Keluarga klien mengatakan akan selalu memotivasi dan membantu lansia untuk melakukan ROM O : - TTV : TD 180/90 mmhg HR 82 x/i RR 22 x/i - Klien antusias dalam melatih gerakan ROM, dan berkomitmen untuk melakukan gerakan tersebut. Keluarga

43 keterampilan motorik kasar (makan), penurunan aktivitas, kekuatan otot lengan dan kaki bernilai 4 (empat), melambatnya pergerakan. A : juga mengerti akan gerakan dan mau untuk membantu lansia dalam melakukan gerakan tersebut. Masalah teratasi sebagian. P : Intervensi dilanjutkan. Jumat, 29 Juni 1. Mengkaji perkembangan latihan gerakan ROM yang telah dilakukan klien selama beberapa hari ini. 2. Memotivasi keluarga untuk selalu membantu S : - Klien mengatakan bahwa Ia melatih lengan dan kakinya setiap hari dan Ia

44 2012 dan mengingatkan lansia untuk melakukan gerakan ROM. 3. Menganjurkan kepada keluarga untuk memenuhi kebutuhan klien yang tidak bisa dilakukan secara mandiri oleh lansia. 4. Mengajarkan teknk ambulasi dan perpindahan yang aman. 5. Memberikan lingkungan di dalam maupun di luar rumah yang aman bagi lansia. 6. Mendorong klien untuk mempertahankan postur tegak merasakan lengan dan kakinya terasa lebih ringan dan nyaman. - Klien megatakan bahwa Ia mengerti akan teknik ambulasi dan perpindahan yang aman. - Keluarga mengatakan bahwa mereka selalu membantu lansia untuk memenuhi kebutuhan pribadi yang tidak bisa dilakukan secara mandiri oleh lansia. O : - TTV : TD 170/90 mmhg HR 81 x/i RR 22 x/i - Klien merasa lengan dan kakinya nyaman dan ringan, kekuatan otot otot klien sedikit bertambah, tetapi belum maksimal. A : Masalah teratasi sebagian

45 P : Intervensi dilanjutkan. 4. Resiko tinggi cedera b/d pernah mengalami stroke ringan akibat pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri, gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke bagian otak d/d kekuatan Jumat, 22 Juni Mengkaji kemampuan klien secara fungsional (klien masih dapat melakukan beberapa kegiatan secara mandiri, tetapi klien membutuhkan keluarga untuk selalu membantu memenuhi kebutuhan dan mengawasi lansia). 2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dan lansia tentang cedera pada lansia dan mendiskusikan kepada keluarga dan klien tentang hal-hal yang dapat menyebabkan cedera pada lansia. 3. Menganjurkan kepada keluarga untuk menciptakan penerangan yang aman, khususnya di kamar mandi 4. Memastikan bahwa lantai kamar mandi dalam tidak licin dan lantai kamar mandi luar tidak basah/becek. Mengganti alas kaki apabila sudah sangat basah. 5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan diet untuk penderita hipertensi. Mendiskusikan bersama klien dan keluarga tentang bahaya hipertensi. S : - Klien mengatakan akan lebih berhati-hati ketika berjalan dan beraktivitas. - Keluarga mengatakan bahwa mereka akan selalu menjaga kondisi rumah, khususnya penerangan agar adekuat dan lantai agar tidak licin. O : - TTV : TD 180/90 mmhg HR 80 x/i RR 23 x/i - Klien masih merasakan pusing dan sakit kepala. - Klien dan keluarga mendengarkan penyuluhan dengan antusias dan bersedia

46 otot lengan dan kaki bernilai 4, keterbatasan dalam ruang gerak. 6. Menganjurkan kepada lansia untuk selalu berpegangan pada benda atau sesuatu yang bisa dipegang ketika berjalan. Dan tidak melakukan aktivitas apabila kepala pusing atau sedang tidak bertenaga untuk melakukan hal-hal yang dapat mencegah kejadian cedera/jatuh pada lansia. - Klien bersedia untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan tekanan darah. A : Masalah teratasi sebagian. P : Intervensi dilanjutkan. Senin, 25 Juni Mengkaji kembali pengetahuan keluarga tentang pencegahan terjadinya cedera/jatuh pada lansia. 2. Mengobservasi dan mengevaluasi tentang penerangan rumah, khususnya kamar mandi. Menganjurkan agar penerangan adekuat. (kondisi penerangan rumah dan kamar mandi adekuat, tidak terlalu terang dan tidak terlalu remang). 3. Memastikan bahwa lantai kamar mandi dalam tidak licin dan lantai kamar mandi luar tidak basah/becek. Ganti alas kaki apabila sudah sangat basah. Memotivasi keluarga untuk selalu menjaga lantai tetap kering dan tidak licin. S : - Klien mengatakan bahwa Ia selalu berhati-hati ketika berjalan. - Keluarga mengatakan bahwa mereka selalu mengawasi lansia ketika berjalan.

47 (kondisi lantai rumah dan kamar mandi bersih dan tidak licin). 4. Menganjurkan kelurga untuk selalu mengawasi klien ketika berjalan (khusunya ketika terbangun di malam hari untuk BAK). 5. Menganjurkan kepada lansia untuk selalu berpegangan pada benda atau sesuatu yang bisa dipegang ketika berjalan. Dan tidak melakukan aktivitas apabila kepala pusing atau sedang tidak bertenaga O : - TTV : TD 180/90 mmhg HR 82 x/i RR 22 x/i - Klien lebih berhati-hati dalam beraktivitas, kondisi penerangan rumah dan kamar mandi adekuat, kondisi lantai bersih dan tidak licin. A : Masalah teratasi sebagian. P : Intervensi dilanjutkan.

48 Ringkasan Terminasi Saat terminasi, Nenek N mengatakan merasa lebih nyaman setelah melakukan anjuran perawat. Setelah melakukan latihan gerakan ROM, kekuatan otot lansia sedikit meningkat, walaupun belum maksimal. Untuk mengurangi nyeri, Nenek N juga telah menerapkan cara-cara yang telah diajarkan oleh perawat, yakni diantaranya kompres dengan air hangat dan masase. Dalam mengatasi inkontinensia, Nenek juga tetap melakukan latihan otot sfingter, tetapi masih belum menampakkan hasil. Saat menerapkan cara-cara perawatan tersebut, klien dibantu oleh keluarganya. Keluarga mengerti saat-saat dimana kondisi kesehatan lansia sedang tidak baik, karena keluarga telah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang tanda dan gejala suatu penyakit. Keluarga juga mengatakan bahwa mereka akan secara rutin memeriksakan kesehatan lansia, karena mereka takut jika sewaktuwaktu lansia terserang stroke kembali. Keluarga telah memahami betapa tingginya resiko cedera/jatuh pada lansia. Oleh sebab itu, keluarga telah memodifikasi kondisi rumah, dan selalu mengawasi lansia ketika berjalan dan beraktivitas.

49 2. I. Pengkajian Lansia II Identitas a. Inisial kepala keluarga : Nenek Y b. Usia : 80 tahun c. Tempat/Tanggal Lahir : Jateng/ 11 November 1930 d. Pendidikan : Tidak Sekolah e. Agama : Islam f. Suku : Aceh g. Alamat : Jln. Eka Dame Lingk. V Kelurahan Gedung Johor Medan h. Tipe Keluarga : Keluarga dengan tiga generasi (Extended Family) Genogram

50 Ket : : Perempuan : Laki-Laki : Klien : Meninggal (Perempuan) : Meninggal (Laki-Laki) : Tinggal Serumah II. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan. Penyakit yang sering dialami oleh klien adalah penyakit-penyakit yang berhubungan dengan cuaca seperti batuk, pilek, demam. III. Riwayat Kesehatan Saat Ini Saat ini Nenek Y mengeluhkan nyeri di kepala dan pinggangnya. Nenek Y sejak dulu mengalami hipertensi dan nyeri rematik. Nenek Y sering merasa nyeri dan kebas/kesemutan di ekstremitas atas maupun bawah dan nyeri di daerah pinggang. Nenek tidak tahan untuk berdiri atau duduk dalam waktu yang lama, biasanya apabila nyeri mulai timbul, nenek segera berbaring. Nenek mengalami hipertensi. Nenek sering mengalami pusing dan sakit kepala. Nenek juga mengeluhkan kekuatan ekstremitas atas maupun bawah menurun. Lengan nenek selalu bergetar dan kakinya tidak tahan lagi untuk jalan jauh. IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Sejak dulu, Nenek S mengalami hipertensi dan rematik. Apabila nyeri rematik Nenek Y kambuh, anak nenek akan membeli obat rematik ke apotik. Nenek Y juga mengatakan apabila tekanan darah nenek sedang naik, nenek akan

51 merasakan tengkuknya berat dan kepalanya pusing. Nenek biasanya berobat ke puskesmas di dekat rumahnya. V. Riwayat sehari-hari a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit Sehat adalah suatu keadaan dimana badan terasa nyaman, tidak merasa pening dan dapat melakukan aktivitas. Sedangkan sakit adalah saat beliau tidak dapat berbuat apa-apa dan terasa nyeri. b. Kebiasaan Setiap pagi nenek terbangun ketika cucunya mau mandi untuk bersiapsiap ke sekolah, selesai nenek mandi dan sarapan, nenek menyapu halaman depan rumah. Setelah itu, nenek akan duduk-duduk di teras rumah sambil berbincang-bincang dengan Nenek P yang ada di sebelah rumah. c. Pola nutrisi Klien mengatakan biasanya sarapan pada pukul WIB, sarapan lontong atau bubur, siang hari makan nasi antara pukul WIB, sedangkan pada malam hari terkadang lansia makan nasi atau makan roti pada pukul WIB. Di malam hari nenek biasanya tidak selera makannenek Y tidak suka makan sayur dan ikan, karena nenek takut termakan duri ikan. Biasanya nenek mengkonsumsi tempe dan tahu dalam potongan kecil. d. Pola istirahat dan tidur Nenek biasanya istirahat di siang hari pada pukul WIB, hanya tidur-tiduran saja. Sekedar untuk meluruskan pinggang dan merilekskan badan. Disiang hari nenek tidak pernah tertidur pulas. Di malam hari biasanya nenek naik ke tempat tidur pukul WIB, dan benar-benar tertidur biasanya dua jam kemudian yakni pukul WIB. Nenek bangun dipagi hari pada pukul WIB, bersamaan dengan terbangunnya cucu Nenek Y untuk mandi. Masalah tidur yang dirasakan oleh klien yakni hanya pada waktu memulai tidur, biasanya diperlukan waktu sekitar 2 jam agar tertidur nyenyak. Tiap malam klien selalu terbangun 2-4 kali untuk BAK.

52 e. Pola eliminasi Klien mengatakan BAK lancar, sesuai dengan jumlah cairan yang diminum yaitu 8-9 x/hari. Klien mengatakan tidak bisa menahan lebih lama lagi hasrat untuk BAK, ketika ada keinginan untuk BAK, maka harus segera dikeluarkan. Ini yang menyebabkan nenek sering terbangun dimalam hari untuk BAK. Kebiasaan BAB tidak teratur, biasanya klien BAB sekali dalam 2-3 hari dan biasanya konsistensi BAB nenek Y keras. f. Kebiasaan olahraga Nenek Y jarang berolah raga di pagi hari. Tetapi terkadang nenek jalan-jalan pagi didepan rumah. Nenek mengatakan bahwa badannya lemah dan mudah lelah, jadi nenek jarang berolahraga dan jalan yang jaraknya jauh dari rumahnya. Kaki nenek tidak dapat lagi berjalan jauh, itu sebabnya nenek mengurangi aktivitasnya termasuk olahraga. g. Kemampuan melakukan aktivitas Biasanya di pagi hari setelah selesai mandi dan sarapan, nenek menyapu halaman depan rumah, tetapi untuk pekerjaan rumah yang lain, nenek sudah tidak mampu. Nenek hanya mampu untuk merawat dirinya sendiri misalnya mandi, berpakaian, BAB dan BAK serta makan, walaupun nasi yang akan dimakan disediakan terlebih dahulu oleh anak klien. h. Rekreasi Nenek Y sudah jarang melakukan rekreasi karena keterbatasan kekuatan dan aktivitas nenek. Biasanya anak-anak nenek yang akan datang ke rumah untuk mengunjungi nenek. Di rumah biasanya rekreasi nenek hanyalah menonton tv. VI. Riwayat psikologi Nenek Y tidak merasa stress dalam menjalani kehidupan beliau walaupun harus menjalani pengobatan secara teratur akibat penyakit hipertensi dan

53 rematik yang dialaminya. Bagi beliau penyakit harus tetap dilawan dengan semangat dan tabah. Nenek juga merasa senang karena diperhatikan oleh anak-anak beliau dan masih dapat mengurus dirinya sendiri walaupun dengan bantuan. VII. Riwayat sosial Klien sudah lama tinggal di daerah Lingkungan V jalan Eka dame dan memiliki hubungan yang baik dengan tetangga lingkungan sekitar. Walaupun nenek jarang mendatangi rumah tetangga untuk bersosialisasi, tetapi nenek selalu menyapa tetangganya yang melewati depan rumahnya. Nenek tidak bisa lagi datang ke rumah tetangga karena mengalami kelemahan dan keletihan. Nenek hanya dapat berbincang-bincang dengan lansia yang tinggal disebelah rumahnya. VIII. Riwayat spiritual dan kultural Klien tidak pernah lupa untuk sholat lima waktu karena klien mengatakan merasa bahwa kehidupan ini adalah berkat dari Tuhan. Dalam adat Jawa beliau juga selalu memegang erat nilai dan norma sesuai budaya beliau yaitu untuk selalu ramah pada setiap orang. Tetapi belakangan ini klien sudah jarang mengikuti pewiridan karena tidak sanggup jalan jauh. Dan biasanya klien sholat di rumah saja. IX. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum Klien terlihat ramah, rapi, dan bersih, tercermin dari caranya berpakaian. Jari-jari klien tampak tremor. Klien berjalan dengan pelan dan hati-hati. b. Tanda-tanda vital TD = 170/100 mmhg, HR = 86x/i, RR = 23x/i, T = afebris c. Kepala Bentuk kepala klien normal dan anatomis, tidak ada pembengkakan/benjolan, tidak ada lesi ataupun kelainan pada kepala,

54 kulit kepala bersih, penyebaran rambut merata, rambut mulai menipis dan warna rambut putih. d. Mata Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+), edema (-), mata cekung, kemampuan membaca sudah berkurang dan sudah mengalami rabun dekat. e. Telinga Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak mempunyai masalah dengan pendengarannya, klien masih dapat mendengar dengan jelas. f. Hidung Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan. g. Mulut/Tenggorokan Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran uvula. h. Sistem pernafasan Klien tidak ada gangguan pernafasan seperti sesak nafas, (-) pernapasan cuping hidung, suara pernapasan vesikuler dengan frekuensi 23x/i, ronchi (-), wheezing (-). i. Sistem kardiovaskular Frekuensi nadi 86x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur (-), dan CRT < 2 detik. j. Abdomen Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati, peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang maag sejak dulu.

55 k. Sistem gastrointestinal Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare. l. Sistem genitourinari Klien mengatakan tidak ada gangguan genitourinari (perkemihan). m. Sistem muskuloskeletal Klien mengatakan merasa sehat dan nyaman walaupun 3 bulan yang lalu pernah merasakan nyeri pada kaki beliau. Klien mengalami kelemahan otot baik pada otot lengan ka/ki bernilai 4. Klien agak membungkuk sewaktu berjalan, tidak ada pembengkakan sendi, edema dan fraktur. n. Sistem neurologi Keadaan status mental klien baik dan emosi stabil. Klien berbicara dengan normal dan jelas. Klien tidak ada gangguan neurologi. Hanya sistem persyarafan yang mengatur fungsi motorik untuk ekstremitas atas sudah mulai mengalami penurunan fungsi yang dapat dilihat dari tangan klien selalu tremor. X. Pemeriksaan penunjang - XI. Riwayat terapi Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit rematik dan hipertensi secara teratur dari dokter yang ada di puskesmas, maupun obat yang dibeli sendiri dari apotik. XII. Hasil Pengkajian Keluarga Nenek Y Berdasarkan hasil pengkajian dengan kuesioner tentang kemampuan keluarga dalam merawat lansia dengan penyakit kronik hasilnya yakni Perawatan Cukup. Dalam hal mengenal masalah kesehatan pada lansia, keluarga merasakan adanya masalah pada kesehatan lansia. Kekurangan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yakni keluarga tidak mengetahui perubahan-perubahan kesehatan pada lansia, keluarga tidak mengetahui kebutuhan lansia untuk mendukung kesehatannya, dan keluarga juga tidak memeriksakan kesehatan

56 lansia secara teratur. Dalam hal membuat keputusan kesehatan yang tepat, hal ini dapat dilakukan dengan baik oleh keluarga. Keluarga berdiskusi bersama dalam menentukan tempat pengobatan lansia. Keluarga tidak menyerah dalam menghadapi masalah kesehatan yang dihadapi lansia. Dalam memberikan perawatan kepada lansia yang sakit, ketika lansia mengalami nyeri kepala, keluarga melakukan masase di daerah kepala. Keluarga dan klien tidak tahu bagaimana cara untuk mengurangi nyeri di sendi-sendi dan keluarga juga jarang untuk memotivasi lansia dalam hal berolahraga karena menurut keluarga berbahaya bagi lansia untuk melakukan olahraga karena tremor (penurunan kekuatan) yang dialami oleh lansia. Biasanya keluarga membedakan makanan untuk lansia dan untuk anggota keluarga yang lain. Makanan yang disajikan kepada lansia tidak terlalu mengandung banyak garam. Keluarga selalu mengingatkan lansia untuk merawat diri dan kebersihan dirinya dan keluarga membantu apabila lansia tidak dapat melakukannya secara mandiri. Apabila lansia sedang sakit, keluarga menyarankan untuk beristirahat dan meminum obat. Dalam hal memodifikasi lingkungan rumah, keluarga sudah melakukan hal yang cukup baik diantaranya selalu memantau apakah lantai licin maupun basah dan membersihkannya apabila lantai tersebut licin maupun basah. Keluarga selalu memantau kondisi penerangan rumah, khususnya di kamar mandi. Tetapi keluarga kurang menata barang-barang dengan lebih rapi sehingga memungkinkan lansia untuk menggapai maupun membungkuk ketika akan mengambil sesuatu. Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yakni puskesmas yang berada di dekat rumah. Keluarga percaya akan kinerja petugas tenaga kesehatan. Tetapi ketika keluarga sudah mengenal apa-apa saja obat yang biasa digunakan ketika lansia berobat, maka untuk selanjutnya keluarga membeli sendiri obat tersebut ke apotik tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter yang ada di puskesmas. Perawatan keluarga dinilai Cukup dalam merawat lansia. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam merawat lansia, perlu diberikan pendidikan kesehatan baik kepada keluarga maupun klien. Dalam hal mengenal masalah kesehatan lansia keluarga tidak mengetahui perubahan-perubahan kesehatan pada lansia, keluarga tidak mengetahui kebutuhan lansia untuk

57 mendukung kesehatannya, dan keluarga juga tidak memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Perlu diberikan pendidikan kesehatan terkait dengan hal tersebut. Dalam merawat lansia yang sedang sakit, keluarga belum memiliki pengetahuan yang cukup. Perlu diberikan penyuluhan tentang penyakit yang dialami lansia dan bagaimana cara-cara perawatan yang tepat. Keluarga sudah cukup menerapkan cara-cara dalam mencegah terjadinya cedera/jatuh pada lansia, tetapi belum maksimal. Oleh karena itu perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang cara-cara meminimalkan resiko terjadinya cedera/jatuh pada lansia. Dalam hal pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga membawa lansia ke puskesmas ketika penyakit kronis lansia sedang kambuh. Tetapi keluarga terkadang membeli obat ke apotik tanpa resep dokter. Ini merupakan tindakan yang tidak baik bagi kesehatan lansia. Perlu diberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar selalu berkonsultasi dengan dokter dan membeli obat dengan resep dokter.

58 Analisa Data NO Data Analisa Data Masalah 1. DS : - Klien mengeluhkan nyeri di daerah pinggang, setiap sendi-sendi kaki maupun tangan. - Klien mengatakan nyeri bertambah apabila klien duduk dan berdiri dalam waktu yang lama dan banyak beraktivitas. Perubahan yang berhubungan dengan proses penuaan Perubahan perfusi/ aliran darah ke jaringan dan ektremitas berkurang Gangguan rasa nyaman : nyeri DO : - Tampak lansia sedang memegangi kakinya dan wajahnya meringis. - Skala nyeri 4. Kurang /tidak lancarnya peredaran darah Kurangnya cairan sinovial di sendi Nyeri 2. DS : Proses menua Resiko tinggi cedera

59 Klien mengatakan bahwa kaki dan tangannya lemah, lengannya selalu bergetar, dan klien mengatakan tidak sanggup jalan jauh. Penebalan pembuluh darah, perubahan sirkulasi darah, nutrisi kurang DO : - TTV TD 170/100 mmhg HR 86 x/i RR 23 x/i - Klien berjalan lambat - Kekuatan otot lengan ka/ki bernilai 4 dan kaki tidak tahan lagi berdiri dalam waktu yang lalu. Penurunan aliran darah ke sel terutama otak Ketidakseimbangan nutrisi dan suplai O 2 Kekuatan otot menurun Resiko tinggi cedera 3. DS : Klien mengatakan bahwa Ia sudah sulit untuk bergerak bebas, terkadang aktivitas sehari-hari dibantu oleh anaknya. Apabila ingin makan, anak nenek akan menyediakan nasinya dan nenek tinggal makan. Proses menua Penebalan pembuluh darah, perubahan sirkulasi darah, nutrisi kurang Hambatan Mobilitas Fisik

60 DO : - Kesulitan bergerak - Keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar (makan) - Penurunan aktivitas - Kekuatan otot lengan bernilai 4 (Tremor) - Melambatnya pergerakan Penurunan aliran darah ke sel terutama otak Ketidakseimbangan nutrisi dan suplai O 2 Kekuatan dan massa otot menurun Hambatan mobilitas fisik Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d skala nyeri 4, wajah meringis. 2. Resiko tinggi cedera b/d proses menua, kelemahan, ketidakseimbangan nutrisi dan O 2 d/d klien berjalan lambat, kekuatan otot lengan ka/ka bernilai 4 dan kaki tidak tahan lagi berdiri dalam waktu yang lama. 3. Hambatan mobilitas fisik b/d proses menua, kekuatan dan massa otot menurun d/d kesulitan bergerak, keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar (makan), penurunan aktivitas, kekuatan otot lengan bernilai 4 (tremor), dan melambatnya pergerakan.

61 Intervensi Keperawatan NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang. 1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), catat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. 1. Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program. menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen d/d skala nyeri 4, wajah meringis. Kriteria Hasil : Skala nyeri berkurang Wajah tampak tenang Mendemostra-sikan teknik-teknik menurunkan nyeri dengan baik Berpartisipasi dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan. Dapat beristirahat dan tidur 2. Kaji faktor-faktor yang menyebabkan nyeri muncul. 3. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit kronis rematik dan diskusikan bersama tentang keluhan dan masalah kesehatan yang dialami klien. 4. Anjurkan klien untuk mandi air hangat dan anjurkan kepada keluarga untuk membantu lansia dalam menyediakan air panas untuk mandian. 5. Ajarkan kepada keluarga tentang teknik penghilang nyeri dengan melakukan kompres panas. Sediakan waslap untuk 2. Untuk dapat meminimalkan faktor-faktor penyebab nyeri. 3. Mengajarkan kepada keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami oleh klien. 4. Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. 5. Kompres panas dapat memperlancar aliran darah dan menurunkan nyeri.

62 mengkompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. 6. Berikan masase lembut. Ajarkan kepada keluarga teknik masase dan jelaskan manfaatnya. 7. Dorong penggunaan teknik masase 8. Berikan pendidikan kesehatan tentang diet bagi pasien rematik kepada keluarga dan klien dan diskusikan bersama. 9. Anjurkan klien untuk rutin mengkonsumsi obat dari dokter. Ajarkan kepada keluarga untuk selalu mengingatkan klien untuk minum obat dan selalu mengawasi klien dalam mengkonsumsi obat. 10. Anjurkan kepada keluarga untuk membawa lansia ke tempat pelayanan kesehatan terdekat guna memeriksakan kondisi kesehatan lansia secara teratur. 6. Meningkatkan relaksasi otot. 7. Memberikan rasa nyaman sehingga dapat mengurangi nyeri. 8. Mengendalikan nyeri rematik dari diet sehari-hari. 9. Sebagai antiimflamasi dan efek analgesik dalam mengurangi nyeri. 10. Agar kondisi kesehatan lansia tetap terjaga dengan tindakan preventif.

63 2. Resiko tinggi cedera b/d proses menua, kelemahan, ketidakseimbangan nutrisi dan O 2 d/d klien berjalan lambat, kekuatan otot lengan ka/ka bernilai 4 dan kaki tidak tahan lagi berdiri dalam waktu yang lama. Tujuan : Tidak terjadi cedera/ cedera dapat dihindari. Kriteria Hasil : Resiko cedera diminimalkan Lansia dapat mendemonstra-sikan teknik-teknik dalam menghindari cedera/jatuh. 1. Kaji kemampuan klien secara fungsional 2. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dan lansia tentang cedera pada lansia dan diskusikan kepada keluarga dan klien tentang hal-hal yang dapat menyebabkan cedera pada lansia. 3. Anjurkan kepada keluarga untuk menciptakan penerangan yang aman, khususnya di kamar mandi. 4. Pastikan bahwa lantai kamar mandi dalam tidak licin dan lantai kamar mandi luar tidak basah/becek. Ganti alas kaki apabila sudah sangat basah. 1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan. 2. Untuk menghindari terjadinya trauma fisik 3. Meminimalkan resiko jatuh 4. Pengawasan terhadap lansia lebih ditingkatkan. 5. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan diet untuk penderita hipertensi. Diskusi bersama klien dan keluarga tentang bahaya hipertensi. 5. Pusing dan sakit kepala dapat meningkatkan resiko jatuh. Oleh karena itu, hipertensi klien harus ditangani. 6. Anjurkan kelurga untuk selalu mengawasi klien ketika berjalan (khusunya ketika terbangun di malam hari untuk BAK). 6. Mengurangi resiko jatuh pada lansia.

64 7. Anjurkan kepada lansia untuk selalu berpegangan pada benda atau sesuatu yang bisa dipegang ketika berjalan. Dan tidak melakukan aktivitas apabila kepala pusing atau sedang tidak bertenaga 7. Meminimalkan resiko terjadinya jatuh pada lansia. 3. Hambatan mobilitas fisik b/d proses menua, kekuatan dan massa otot menurun d/d kesulitan bergerak, keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar Tujuan : Mobilitas fisik dapat terpenuhi Kriteria Hasil: Melakukan aktivitas secara mandiri sesuai dengan kemampuan Meminta bantuan untuk aktivitas yang diluar kemampuan. 1. Kaji kebutuhan akan bantuan pelayanan kesehatan di rumah. 2. Kaji kebutuhan akan pendidikan kesehatan dan diskusikan bersama klien dan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami oleh lansia. 3. Jelaskan manfaat ROM pada keluarga dan klien serta ajarkan kepada keluarga dan klien gerakan latihan ROM. 4. Motivasi keluarga untuk selalu membantu dan mengingatkan lansia untuk melakukan gerakan ROM. 1. Untuk meminimalkan masalah yang mungkin akan dihadapi klien. 2. Meningkatkan pengetahuan lansia dan keluarga akan kondisi kesehatannya. 3. Untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot. 4. Agar hasil yang diperoleh dari latihan ROM lebih maksimal. (makan), penurunan aktivitas, kekuatan 5. Ajarkan teknk ambulasi dan perpindahan yang aman 5. Untuk mencegah cedera/jatuh pada lansia. otot lengan bernilai 4 (Tremor), dan 6. Berikan lingkungan di dalam maupun di luar rumah yang aman bagi lansia. 6. Mencegah terjadi jatuh pada lansia.

65 melambatnya pergerakan. 7. Dorong klien untuk mempertahankan postur tegak 7. Memaksimalkan sendi

66 Implementasi Keperawatan & Evaluasi NO Diagnosa Keperawatan Waktu Implementasi Keperawatan Evaluasi 1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen d/d skala nyeri 4, wajah meringis. Senin, 25 Juni Mengkaji keluhan nyeri, mencatat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), mencatat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. Hasil pengkajian nyeri : Lokasi di sendi-sendi lengan dan kaki Nyeri di daerah pinggang Skala nyeri 4 Nyeri bertambah apabila klien kebanyakan duduk dan berdiri. 2. Mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan nyeri muncul (faktor-faktor yang bisa menyebabkan nyeri muncul yakni dari makanan dan aktivitas, apabila klien kebanyakan duduk maupun beraktivitas, maka nyeri pinggang klien akan kambuh). 3. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit kronis rematik dan mendiskusikan bersama tentang S : O : - Klien mengatakan mengerti akan penjelasan penyakit kronis tersebut dan bersedia untuk mematuhi aturan-aturan dalam menanggulangi rematik tersebut. - Klien mengatakan bahwa nyeri di sendi lengan dan kaki maupun pinggangnya berkurang. - Keluarga klien mengerti akan cara dan manfaat kompres air hangat dan bersedia untuk melakukannya apabila lansia sedang mengalami nyeri. - TTV : TD 180/100 mmhg

67 Rabu, 26 Juni 2012 keluhan dan masalah kesehatan yang dialami klien. 4. Menganjurkan klien untuk mandi air hangat dan menganjurkan kepada keluarga untuk membantu lansia dalam menyediakan air panas untuk mandian. 5. Melakukan kompres hangat pada sendi-sendi lengan dan kaki serta daerah pinggang klien. Mengajarkan kepada keluarga tentang teknik penghilang nyeri dengan melakukan kompres panas. Sediakan waslap untuk mengkompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. 1. Mengkaji keluhan nyeri, mencatat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), mencatat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. Hasil pengkajian nyeri : Lokasi nyeri di sendi-sendi lengan dan kaki serta daerah pinggang. Skala nyeri 3 2. Mengevaluasi tentang pelaksanaan kompres hangat pada daerah sendi-sendi. 3. Melakukan masase pada ekstremitas atas HR 76 x/i RR 23 x/i - Nyeri lansia berkurang (skala 3), klien tampak tenang dan nyaman. Keluarga bersedia untuk melakukan intervensi tersebut pada klien. A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan. S : - Klien mengatakan bahwa Ia telah menerapkan kompres hangat tetapi dengan air yang diisi ke botol. - Klien mengatakan bahwa dengan dilakukan masase, lengan dan kakinya terasa lebih nyaman dan nyerinya berkurang.

68 maupun bawah serta daerah pinggang. Mengajarkan kepada keluarga teknik masase dan menjelaskan manfaatnya. 4. Mendorong penggunaan teknik masase kepada klien oleh keluarga. 5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet bagi pasien rematik kepada keluarga dan klien dan diskusikan bersama. 6. Menganjurkan klien untuk rutin mengkonsumsi obat dari dokter. Ajarkan kepada keluarga untuk selalu mengingatkan klien untuk minum obat dan selalu mengawasi klien dalam mengkonsumsi obat. 7. Menganjurkan kepada keluarga untuk membawa lansia ke tempat pelayanan kesehatan terdekat guna memeriksakan kondisi kesehatan lansia secara teratur. O : - TTV : TD 180/90 mmhg HR 77 x/i RR 21 x/i - Skala nyeri menurun ketika dimasase (bernilai 2). - Klien tampak tenang dan rileks. - Keluarga dapat mendemostrasikan dengan baik cara masase dan mengerti manfaatnya. A : Masalah teratasi teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan. 2. Resiko tinggi cedera b/d proses menua, kelemahan, ketidakseimbangan Selasa, 26 Juni Mengkaji kemampuan klien secara fungsional (klien masih mampu mandi sendiri, berpakaian, tetapi untuk makan biasanya anak klien akan menyediakan nasi di piring, kemudian klien tinggal makan). 2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada S : - Klien mengatakan bahwa Ia akan selalu berhati-hati ketika berjalan dan beraktivitas - Keluarga mengatakan bahwa

69 nutrisi dan O 2 d/d klien berjalan lambat, kekuatan otot lengan ka/ka bernilai 4 dan kaki tidak tahan lagi berdiri dalam waktu yang lama. keluarga dan lansia tentang cedera pada lansia dan mendiskusikan kepada keluarga dan klien tentang hal-hal yang dapat menyebabkan cedera pada lansia. 3. Menganjurkan kepada keluarga untuk menciptakan penerangan yang aman, khususnya di kamar mandi. 4. Menganjurkan kepada keluarga untuk memastikan bahwa lantai kamar mandi dalam tidak licin dan lantai kamar mandi luar tidak basah/becek. Mengganti alas kaki apabila sudah sangat basah. 5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan diet untuk penderita hipertensi. Mendiskusi bersama klien dan keluarga tentang bahaya hipertensi. O : mereka setuju atas saran yang diberikan, yakni menjaga lantai dan penerangan rumah tetap baik. - TTV: TD 180/100 mmhg HR 78 x/i RR 21 x/i - Klien dan keluarga sangat antusias dalam mendengarkan pendidikan kesehatan yang disampaikan. A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan. Kamis, 28 Juni 1. Mengevaluasi sejauh mana modifikasi rumah yang dilakukan oleh keluarga (lantai kamar mandi bersih dan tidak licin, penerangan di rumah dan kamar mandi juga S : Klien mengatakan akan selalu berpegangan apabila hendak berjalan ke

70 2012 adekuat). 2. Menganjurkan kelurga untuk selalu mengawasi klien ketika berjalan (khusunya ketika terbangun di malam hari untuk BAK). 3. Menganjurkan kepada lansia untuk selalu berpegangan pada benda atau sesuatu yang bisa dipegang ketika berjalan. Dan tidak melakukan aktivitas apabila kepala pusing atau sedang tidak bertenaga O : kamar mandi dan tidak memaksakan diri untuk bergerak apabila kepala sedang pusing. - TTV TD 180/100 mmhg HR 79 x/i RR 20 x/i - Klien dan keluarga bersedia untuk mengikuti anjuran perawat. A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

71 3. Hambatan mobilitas fisik b/d proses menua, kekuatan dan massa otot menurun d/d kesulitan bergerak, keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar (makan), penurunan aktivitas, kekuatan otot lengan bernilai 4 (Tremor), dan melambatnya pergerakan. Selasa, 26 Juni Mengkaji kebutuhan akan bantuan pelayanan kesehatan di rumah. (ada beberapa aktivitas yang masih dapat dilakukan oleh klien, tetapi ada juga yang tidak dapat dilakukan oleh klien, dan klien membutuhkan bantuan dari keluarganya). 2. Mengkaji kebutuhan akan pendidikan kesehatan dan mendiskusikan bersama klien dan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami oleh lansia. (klien perlu untuk meningkatkan kekuatan otot lengan dan kaki sebelah kiri dengan melakukan ROM, agar kekuatan otot maksimal sehingga lansia dapat beraktivitas secara mandiri). 3. Menjelaskan manfaat ROM pada keluarga dan klien serta mengajarkan kepada keluarga dan klien gerakan latihan ROM. 4. Memotivasi keluarga untuk selalu membantu dan mengingatkan lansia untuk melakukan gerakan ROM. S : O : - Klien mengatakan bahwa lengan dan kakinya terasa lemah, dan Ia tidak dapat lagi berjalan jauh. - Klien mengatakan akan melakukan ROM untuk mengembalikan kekuatan lengan dan tangannya seperti semula. - Keluarga klien mengatakan akan selalu memotivasi dan membantu lansia untuk melakukan ROM - TTV : TD 180/100 mmhg HR 78 x/i RR 21 x/i - Klien dengan senang melatih gerakan ROM, dan mengatakan bahwa Ia akan melakukan gerakan tersebut. Keluarga juga mengerti

72 akan gerakan dan mau untuk membantu lansia dalam melakukan gerakan tersebut. A : Masalah teratasi sebagian Kamis, 27 Juni Mengevaluasi perkembangan latihan gerakan ROM pada klien (kondisi lengan dan kaki klien belum mengalami perkembangan yang signifikan) 2. Memotivasi keluarga untuk selalu membantu dan mengingatkan lansia untuk melakukan gerakan ROM. 3. Mengajarkan teknik ambulasi dan perpindahan yang aman 4. Memberikan lingkungan di dalam maupun di luar rumah yang aman bagi lansia. 5. Memotivasi klien dan mendorong klien untuk mempertahankan postur tegak P : Intervensi dilanjutkan. S : O : - Klien mengatakan bahwa setiap hari Ia melatih gerakan ROM. - Klien mengatakan bahwa lengan dan kakinya terasa enak, ringan dan tidak kaku maupun kebas ketika selesai melakukan gerakan ROM. - Keluarga mengatakan bahwa mereka selalu memotivasi dan membantu klien untuk melakukan gerakan ROM. - Kekuatan otot klien belum meningkat (bernilai 4)

73 - Klien mendemonstrasikan teknik ambulasi dan perpindahan yang aman dengan baik A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan.

74 Ringkasan Terminasi Saat terminasi, Nenek Y mengatakan bahwa Ia akan terus melakukan latihan untuk meningkatkan kekuatan ototnya, agar Ia bisa melakukan aaktivitas pemenuhan kebutuhannya secara mandiri. Walaupun belum menampakkan hasil yang maksimal ktika melakukan gerakan ROM, tetapi klien merasakan ekstremitasnya sangat nyaman setelah melakukan gerakan tersebut. Klien juga senang melakukan gerakan itu karena keluarganya juga membantu klien dan selalu memotivasi dan memberikan semangat kepada klien. Dalam menurunkan nyeri, keluarga melakukan teknik kompres hangat dan masase untuk membantu klien menurunkan nyeri sendi di lengan, kaki, serta pinggang. Menurut keluarga dan klien, cara ini cukup untuk menurunkan nyeri dan membuat lansia merasa nyaman. Klien juga menyadari pentingnya memodifikasi rumah agar meminimalkan resiko jatuh bagi lansia. Keluarga berusaha untuk selalu memperhatikan saat lansia sedang beraktivitas dan sebisa mungkin mengawasi lansia sewaktu terbangun di malam hari untuk BAK ke kamar mandi. Keluarga juga harus senantiasa mengawasi lansia ketika berjalan, disaat lansia sedang pusing dan sakit kepala karena hipertensi.

75 3. I. Pengkajian Lansia III Identitas a. Inisial kepala keluarga : Nenek M b. Usia : 80 tahun c. Tempat/Tanggal Lahir : Jawa/ 14 Juni 1930 d. Pendidikan : Tidak Sekolah e. Agama : Islam f. Suku : Jawa g. Alamat : Jln. Eka Murni Lingk. V Kelurahan Gedung Johor Medan h. Tipe Keluarga : Keluarga dengan tiga generasi (Extended Family) Genogram

76 Ket : : Perempuan : Laki-Laki : Klien : Meninggal (Perempuan) : Meninggal (Laki-Laki) : Tinggal Serumah II. Riwayat Kesehatan Keluarga Nenek M tidak terlalu mengetahui riwayat kesehatan keluarganya, karena keluarga Nenek M tidak lagi menjalin komunikasi dengan keluarga yang ada di Jawa. Seingat Nenek M, keluarganya tidak pernah menderita penyakit yang serius. III. Riwayat Kesehatan Saat Ini Saat ini Nenek M mengeluhkan kalau Ia sering mengalami merasakan nyeri di sendi-sendi kaki dan tangan. Nenek juga merasakan kebas pada pagi hari. Nenek mengatakan bahwa tekanan darahnya sering meningkat belakangan ini dan nenek juga sering mengalami sakit kepala. IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Sejak dulu, Nenek M mengalami hipertensi. Nenek M juga mengatakan apabila tekanan darah nenek sedang naik, nenek akan merasakan tengkuknya berat dan kepalanya pusing. Nenek biasanya berobat ke puskesmas di dekat rumahnya.

77 V. Riwayat sehari-hari a) Persepsi lansia terhadap sehat sakit Sehat adalah suatu keadaan dimana badan terasa nyaman, tidak merasa pening dan dapat melakukan aktivitas. Sedangkan sakit adalah saat beliau tidak dapat berbuat apa-apa dan terasa nyeri. b) Kebiasaan Setiap pagi nenek akan membantu cucu tirinya untuk memasak, mencuci piring dan membersihkan rumah. Nenek juga akan pergi ke kedai apabila ada barang-barang belanjaan yang kurang. c) Pola nutrisi Klien mengatakan biasanya sarapan pada pukul WIB, sarapan lontong atau nasi goreng, makan siang yakni pukul WIB, dan makan malam pada pukul WIB. Makan siang dan malam biasanya nenek makan nasi. Nenek suka makan ikan dan sayur. Porsi makan nenek lumayan banyak dan tidak ada masalah dalam nafsu makan. d) Pola istirahat dan tidur Klien biasanya tidur di siang hari pada pukul WIB, biasanya klien tidur siang lebih dari 2 jam. Biasanya klien tidur siang dengan nyenyak. Di malam hari klien tidak tentu tidurnya jam berapa, biasanya berkisar antara WIB. Klien terbangun 2-3 kali di malam hari untuk BAK. e) Pola eliminasi Klien mengatakan BAK lancar. Keinginan untuk BAK biasanya tidak bisa ditahan dan harus segera dikeluarkan. Klien setiap malam terbangun di malam hari untuk BAK dengan frekuensi 2-3 kali. Kebiasaan BAB satu kali dalam 2-3 hari dan BAB klien terasa keras. f) Kebiasaan olahraga Nenek tidak pernah berolah raga di pagi hari. Nenek hanya menganggap bahwa dengan hanya melakukan pekerjaan rumah, itu sudah tergolong olahraga.

78 g) Kemampuan melakukan aktivitas Klien masih mampu untuk beraktivitas sederhana dirumah seperti mencuci piring, menyapu rumah, menyuci baju dan bantu-bantu anaknya masak. h) Rekreasi Nenek sudah jarang melakukan rekreasi. Kalaupun beliau jalan-jalan, biasanya beliau hanya mengunjungi keluarga (famili). Nenek hanya menonton tv di rumah. VI. Riwayat psikologi Nenek M pernah mengalami disaat ketiga anaknya meninggal. Anak pertama meninggal umur 2 bulan karena sakit, anak kedua meninggal umur 40 hari karena demam, dan anak ketiga meninggal sewaktu baru dilahirkan. Nenek M juga mengalami kesedihan sewaktu suaminya meninggal dan akhirnya Ia diajak oleh anak tirinya untuk tinggal bersamanya. VII. Riwayat sosial Klien jarang keluar rumah, klien juga jarang bersosialisasi ke tempat tetangga disekitar rumah. VIII. Riwayat spiritual dan kultural Klien tidak pernah lupa untuk shalat. Klien selalu berusaha untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Klien sudah jarang mengikuti pewiridan karena klien tidak sanggup lagi berjalan jauh. IX. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum Klien terlihat rapi dan bersih, tercermin dari caranya berpakaian. Klien dapat berorientasi dengan baik pada orang lain dan lingkungan sekitar.

79 b. Tanda-tanda vital TD = 190/100 mmhg, HR = 82x/i, RR = 24x/i, T = afebris c. Kepala Bentuk kepala klien normal dan anatomis, kulit kepala bersih, penyebaran rambut merata, rambut mulai menipis dan warna rambut putih, tidak ada pembengkakan/benjolan, tidak ada lesi ataupun kelainan pada kepala. d. Mata Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+), edema (-), mata cekung (-), kemampuan membaca sudah berkurang dan sudah mengalami rabun dekat. e. Telinga Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak mempunyai masalah dengan pendengarannya, klien masih dapat mendengar dengan jelas. f. Hidung Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan. g. Mulut/Tenggorokan Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran uvula. h. Sistem pernafasan Frekuensi pernapasan klien 24x/i, pernapasan reguler. Klien mengatakan bahwa Ia kadang mengalami gangguan pernafasan seperti sesak nafas, pernapasan cuping hidung (-), retraksi dada (-), suara pernapasan vesikuler. Ronchi (-), wheezing (-).

80 i. Sistem kardiovaskular Frekuensi nadi 82x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur (-), dan CRT < 2 detik. j. Abdomen Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati, peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang maag sejak dulu. k. Sistem gastrointestinal Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare. l. Sistem genitourinari Klien mengatakan tidak ada gangguan genitourinari (perkemihan). m. Sistem muskuloskeletal Walaupun klien tampak lemah, tetapi klien masih mampu beraktivitas dengan baik. Kekuatan otot klien maksimal. n. Sistem neurologi Klien tidak pernah mengalami stroke. Keadaan status mental klien baik dan emosi stabil. Klien berbicara dengan normal dan jelas. Klien tidak ada gangguan neurologi. X. Pemeriksaan penunjang - XI. Riwayat terapi Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit hipertensi.

81 XII. Hasil Pengkajian Keluarga Nenek M Hasil kuesioner kepada keluarga nenek M diperoleh Perawatan Baik. Walaupun perawatan yang diberikan oleh keluarga dinilai baik, tetapi ada beberapa hal yang harus diperbaiki atau lebih dimaksimalkan. Dalam hal mengenal masalah kesehatan lansia, keluarga merasakan adanya masalah kesehatan pada lansia. Tetapi keluarga tidak mengetahui kebutuhan lansia untuk mendukung kesehatannya, keluarga tidak mengetahui perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi pada lansia, keluarga juga tidak memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Dalam hal membuat keputusan kesehatan, keluarga berdiskusi bersama dalam menentukan tempat pengobatan lansia dan keluarga tidak merasa menyerah dalam menghadapi masalah lansia. Keluarga tidak dapat langsung mengenali ketika penyakit lansia sedang kambuh. Dalam memberikan perawatan kesehatan kepada lansia, keluarga melakukan apa yang dapat dilakukan oleh keluarga. Keluarga juga membedakan makanan untuk lansia dan untuk anggota keluarga yang lain. Keluarga mengingatkan lansia untuk selalu menjaga kebersihan diri dan apabila lansia tidak mampu melakukan secara mandiri, keluarga akan membantu lansia. Keluarga juga selalu mengingatkan lansia dalam meminum obat. Tetapi keluarga kurang dalam hal memotivasi lansia untuk berolahraga dan keluarga tidak tahu cara merawat lansia dengan nyeri sendi. Dalam hal memodifikasi lingkungan rumah, cara-cara yang dilakukan keluarga sudah tepat dan maksimal. Keluarga juga mengerti bahwa cara-cara itu dilakukan untuk menghindari terjadinya cedera/jatuh pada lansia. Dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga selalu membawa lansia yang sakit untuk berobat ke puskesmas, keluaraga berkonsultasi dengan dokter dalam mengatasi masalah kesehatan lansia, dan tidak pernah membeli sembarangan obat ke apotik.

82 ANALISA DATA NO DATA ANALISA DATA MASALAH 1. DS : - Klien mengatakan bahwa Ia merasakan nyeri pada sendisendinya, sendisendinya juga sering terasa kebas, baik sendi kaki maupun tangan. Begitu juga dengan tulang belakang klien juga sering terasa nyeri. - Klien mengatakan setelah Ia mandi dengan air dingin, sendisendinya terasa kebas dan ngilu-ngilu. Proses menua Perubahan perfusi/aliran darah ke jaringan dan ekstremitas berkurang Kurang atau tidak lancarnya peredaran darah ke tubuh Menurunnya cairan synovial, menurunnya kadar esterogen, peningkatan kadar asam urat, penurunan kadar kalsium pada tulang Nyeri Nyeri DO : - Wajah klien meringis. - TTV TD : 190/100mmHg HR : 82x/i RR : 24x/i - Klien memegangi kakinya dan menguruturut kakinya. - Skala nyeri bernilai 4 2. DS : - Klien bertanya-tanya tentang hipertensi yang dideritanya - Klien juga bertanya tentang diet yang tepat untuk penderita hipertensi Tidak terpapar dengan informasi tentang hipertensi Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan penyakit yang diderita yakni hipertensi Ansietas Ansietas

83 DO : - TD 190/100 mmhg - Wajah klien tampak bingung dan selalu bertanya-tanya DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d skala nyeri 4, wajah meringis, klien memegangi dan menguruturut kaki serta lengannya. 2. Ansietas b/d kurang terpapar dengan informasi dan kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita yakni hipertensi d/d klien bertanya-tanya tentang penyakit hipertensi dan diet pada penderita hipertensi, wajah klien tampak bingung dan bertanya-tanya, TD 190/100mmHg.

84 Intervensi Keperawatan NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional 1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang. 1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), catat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. 1. Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program. synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d skala nyeri 4, wajah meringis, klien memegangi dan mengurut-urut kaki serta lengannya. Kriteria Hasil : Skala nyeri berkurang Wajah tampak tenang Mendemostra-sikan teknik-teknik menurunkan nyeri dengan baik Berpartisipasi dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan. Dapat beristirahat dan tidur 2. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit kronis rematik dan diskusikan bersama tentang keluhan dan masalah kesehatan yang dialami klien. 3. Anjurkan klien untuk mandi air hangat dan anjurkan kepada keluarga untuk membantu lansia dalam menyediakan air panas untuk mandian. 4. Ajarkan kepada keluarga tentang teknik penghilang nyeri dengan melakukan kompres panas. Sediakan 2. Mengajarkan kepada keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami oleh klien. 3. Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari.

85 waslap untuk mengkompres sendisendi yang sakit beberapa kali sehari. 5. Berikan masase lembut. Ajarkan kepada keluarga teknik masase dan jelaskan manfaatnya. 4. Sensitivitas pada pana dapat menghilangkan dan luka dermal dapat di sembuhkan. 6. Dorong penggunaan teknik masase 5. Meningkatkan relaksasi otot. 7. Berikan pendidikan kesehatan tentang diet bagi pasien rematik kepada keluarga dan klien dan diskusikan bersama. 8. Anjurkan klien untuk rutin mengkonsumsi obat dari dokter. Ajarkan kepada keluarga untuk selalu mengingatkan klien untuk minum obat dan selalu mengawasi klien dalam mengkonsumsi obat. 6. Memberikan rasa nyaman, dapat mengurangi nyeri. 7. Mengendalikan nyeri rematik dari diet sehari-hari. 9. Anjurkan kepada keluarga untuk

86 membawa lansia ke tempat pelayanan kesehatan terdekat guna memeriksakan kondisi kesehatan lansia secara teratur. 8. Sebagai antiimflamasi dan efek analgesik dalam mengurangi nyeri. 2. Ansietas b/d kurang terpapar dengan informasi dan kurang Tujuan : Ansietas berkurang/ hilang. 1. Kaji seberapa jauh pengetahuan keluarga dan klien terkait dengan hipertensi. 9. Tetap menjaga kesehatan lansia melalui tindakan preventif (pencegahan). 1. Untuk mengetahui apa intervensi selanjutnya yang akan diberikan. pengetahuan tentang penyakit yang diderita yakni hipertensi d/d klien bertanya-tanya tentang penyakit hipertensi dan diet pada penderita hipertensi, Kriteria Hasil : Wajah klien tenang TTV dalam batas normal Klien dan keluarga mengerti akan hipertensi, cara 2. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kepada klien dan keluarga, diskusikan bersama hal-hal yang tidak dimengerti oleh klien dan keluarga. 3. Berikan pendidikan kesehatan tentang diet khusus penderita hipertensi dan diskusikan bersama klien dan keluarga. 2. Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga akan hipertensi. 3. Mengontrol hipertensi melalui diet khusus.

87 wajah klien tampak bingung dan bertanyatanya, TD 190/100mmHg. penanggulangan, dan diet yang tepat. Klien dan keluarga menerapkan teknikteknik dalam penanggulangan hipertensi. 4. Bantu klien untuk menyusun menu harian sesuai dengan diet khusus penderita hipertensi. 5. Ajarkan teknik relaksasi yakni tarik napas dalam, distraksi, dan teknik lima jari. 4. Membantu keluarga dan klien untuk langsung menerapkan pola diet sehat pada hipertensi. 6. Bantu klien untuk mengubah pola hidup yang sekarang dengan pola hidup sehat yang membantu klien untuk menurunkan tekanan darah klien. 7. Ajarkan latihan gerakan ROM pada klien. 5. Untuk meningkatkan relaksasi klien agar tekanan darah tetap terkontrol. 6. Pola hidup sehat sangat berpengaruh untuk mengontrol tekanan darah. 7. Memperlancar aliran darah dan meningkatkan kebugaran klien, agar tidak mudah cemas.

88

89 Implementasi Keperawatan dan Evaluasi NO Diagnosa Keperawatan Waktu Implementasi Keperawatan Evaluasi 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d skala nyeri 4, wajah meringis, klien memegangi dan mengurut-urut kaki serta lengannya. Kamis, 21 Juni Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), catat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. Nyeri di sendi-sendi lengan dan kaki Skala nyeri 4 Yang memperberat yakni aktivitas yang berlebihan. 2. Mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan nyeri muncul. 3. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit kronis rematik dan mendiskusikan bersama tentang keluhan dan masalah kesehatan yang dialami klien. 4. Menganjurkan klien untuk mandi air hangat dan menganjurkan kepada keluarga untuk membantu lansia dalam menyediakan air panas untuk mandian. 5. Mengajarkan kepada keluarga tentang teknik penghilang nyeri dengan melakukan kompres panas. Sediakan S : - Klien dan keluarga mengatakan bahwa mereka telah memahami tentang rematik serta penanggulangannya. - Klien mengatakan bahwa Ia bersedia untuk mengikuti saran dari perawat yakni mandi dengan air hangat. - Klien mengatakan bahwa kompres air panas membuat sendi-sendinya terasa lebih nyaman. O : - TTV : TD 190/100 mmhg HR 81 x/i RR 24 x/i - Skala nyeri berkurang (bernilai 3) - Keluarga mendemostrasikan cara

90 waslap untuk mengkompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. 6. Menganjurkan pasien cara menghilangkan nyeri punggung melalui tirah baring dengan menggunakan matras yang keras dan tidak menggulung. kompres air hangat untuk menurunkan nyeri. - Keluarga dan klien mengerti akan rematik dan penanggulangannya. A : Kompres hangat dapat menurunkan nyeri dan membuat otot lebih rileks, skala nyeri berkurang. Masalah teratasi sebagian. P : Intervensi dilanjutkan dengan melakukan kompres hangat untuk menurunkan nyeri. Sabtu, 23 Juni Mengkaji keluhan nyeri, mencatat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), mencatat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. Lokasi nyeri di sendi-sendi lengan dan kaki. S : - Klien mengatakan telah menerapkan teknik kompres hangat dengan dibantu oleh keluarga dan nyeri sendi klien berkurang.

91 Skala nyeri bernilai 3 2. Mengevaluasi tentang teknik kompres hangat apakah telah diterapkan. Begitu juga dengan mandi menggunakan air hangat, apakah keluarga membantu klien untuk menyediakan air hangat untuk mandian. 3. Melakukan masase ke sendi-sendi lengan dan kaki. Mengajarkan kepada keluarga teknik masase dan menjelaskan manfaatnya. 4. Memotivasi dan mendorong keluarga untuk menerapkan penggunaan teknik masase pada lansia. 5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet bagi pasien rematik kepada keluarga dan klien dan mendiskusikan bersama. 6. Menganjurkan klien untuk rutin mengkonsumsi obat dari dokter. Mengajarkan kepada keluarga untuk selalu mengingatkan klien untuk minum obat dan selalu mengawasi klien dalam mengkonsumsi obat. 7. Menganjurkan kepada keluarga untuk membawa lansia ke tempat pelayanan kesehatan terdekat guna memeriksakan kondisi kesehatan lansia secara teratur. O : - Klien mengatakan dengan teknik masase ini, nyeri klien berkurang. - TTV : TD 200/100 mmhg HR 86 x/i RR 19 x/i - Wajah klien tampak tenang dan nyaman - Skala nyeri berkurang (bernilai 2) A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan.

92 2. Ansietas b/d kurang terpapar dengan informasi dan kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita yakni hipertensi d/d selasa, 26 Juni Mengkaji seberapa jauh pengetahuan keluarga dan klien terkait dengan hipertensi. (klien dan keluarga kurang mendapatkan informasi tentang hipertensi dan penanggulangannya, yang diketahui oleh klien dan keluarga adalah hanya mengurangi konsumsi garam). S : - Klien mengatakan bahwa sekarang Ia lebih mengerti akan hipertensi dan cara penanggulangannya. - Keluarga klien juga bersedia untuk membantu klien dalam mengontrol tekanan darahnya. klien bertanya-tanya tentang penyakit hipertensi dan diet pada penderita hipertensi, wajah klien tampak 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kepada klien dan keluarga, mendiskusikan bersama hal-hal yang tidak dimengerti oleh klien dan keluarga. (banyak hal yang ditanyakan oleh keluarga dan klien terkait dengan hipertensi) O : - TTV : TD 200/100 mmhg HR 79 x/i bingung dan bertanya- RR 21 x/i tanya, 190/100mmHg. TD 3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet khusus penderita hipertensi dan diskusikan bersama klien dan keluarga. - Klien mengerti akan penanggulangan hipertensi dan diet khusus hipertensi. A : Masalah teratasi sebagian

93 Jumat, 29 Juni Mengevaluasi kembali pendidikan kesehatan yang telah diberikan mengenai hipertensi kepada klien dan keluarga, dan mendiskusikan bersama hal-hal yang tidak dimengerti oleh klien dan keluarga. 2. Membantu klien dan keluarga dalam menyusun daftar menu harian yang dapat dikonsumsi oleh lansia. 3. Mengajarkan klien teknik relaksasi yakni tarik napas dalam, distraksi dan teknik lima jari. 4. Membantu klien untuk mengubah pola hidup yang sekarang dengan pola hidup sehat yang membantu klien untuk menurunkan tekanan darah klien. 5. Melatih gerakan ROM pada klien. Mengajarkan gerakan ROM pada klien dan keluarga. 6. Memotivasi dan memberi dorongan kepada keluarga untuk membantu klien dalam melakukan gerakan ROM. P : Intervensi dilanjutkan. S : Klien mengatakan bahwa Ia akan menuruti diet khusus bagi penderita hipertensi dan menerapkan teknik-teknik relaksasi. O : - TTV : TD 220/100 mmhg HR 86 x/i RR 24 x/i - Klien mendemostrasikan teknik-teknik relaksasi dengan baik. - Klien dan keluarga mendemostrasikan gerakan ROM dengan baik. A : Masalah teratasi sebagian

94 P : Intervensi dilanjutkan

95 Ringkasan Terminasi Saat terminasi, Nenek M mengatakan bahwa kondisinya sekarang lebih baik dari kemaren. Cara-cara yang telah diajarkan oleh perawat, dapat mengurangi keluhan atau masalah kesehatan yang dialami klien. Begitu juga dengan keluarga, kemampuan keluarga dalam merawat lansia dan pengetahuan keluarga akan penyakit dan masalah kesehatan lansia semakin meningkat. Klien mengatakan akan menerapkan cara yang telah diajarkan untuk menurunkan nyeri. Keluarga juga mengatakan bahwa akan turut membantu lansia dalam menerapkan cara-cara yang telah diajarkan. Keluarga sekarang telah mengetahui apa-apa saja kebutuhan yang diperlukan oleh lansia untuk mendukung kesehatannya. Melalui pendidikan kesehatan juga keluarga telah dapat mengetahui perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi pada lansia dan dapat mengenali apabila penyakit lansia sedang kambuh, serta keluarga juga mengatakan akan memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Keluarga mengetahui pentingnya olahraga bagi lansia yang dapat dilakukan melalui gerakan ROM, keluarga mengatakan bahwa mereka akan selalu memotivasi lansia untuk tetap melakukan gerakan ROM. Dalam hal memodifikasi rumah, keluarga sudah menerapkannya dengan baik sejak dulu. Keluarga menyadari akan resiko tinggi akan cedera/jatuh pada lansia. Berdasarkan hasil observasi, kondisi penerangan kamar mandi dan rumah keluarga adekuat serta kondisi lantai bersih dan tidak licin. Pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh keluarga juga telah dimanfaatkan dengan baik, keluarga membawa lansia ke puskesmas yang ada di dekat rumah untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah yang dihadapi lansia.

96 4. I. Pengkajian Lansia IV Identitas a. Inisial kepala keluarga : Nenek H b. Usia : 80 tahun c. Tempat/Tanggal Lahir : Balige/ 23 Desember 1932 d. Pendidikan : Tidak Sekolah e. Agama : Islam f. Suku : Batak g. Alamat : Jln. Eka Jaya II, Lingk II Kelurahan Gedung Johor Medan h. Tipe Keluarga : Keluarga besar (Extended Family) Ket : : Perempuan : Laki-Laki : Klien : Meninggal (Perempuan) : Meninggal (Laki-Laki) : Tinggal Serumah

97 II. Riwayat Kesehatan Keluarga Nenek H mengatakan bahwa keluarganya jarang-jarang menderita penyakit yang serius seperti diabetes maupun hipertensi. Nenek H mengatakan bahwa keluarganya hanya menderita sakit yang ringan dan nyeri-nyeri di sendi (pegal-pegal). III. Riwayat Kesehatan Saat Ini Saat ini, nenek hanya mengalami kebas dan nyeri di sendi-sendi kaki maupun lengan. Pinggang nenek juga sering terasa nyeri. Sewaktu bangun tidur, nenek sering merasa kebas, kaku, sampai-sampai tidak bisa bergerak. Di pagi hari saat bangun tidur, ekstremitas atas maupun bawah terasa kaku. Apabila ini terjadi maka klien akan mengalami hambatan dalam beraktivitas. IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Nenek H pernah menjalani operasi usus buntu tiga tahun yang lalu. Sedangkan dari dulu nenek H sudah mengalami rematik. V. Riwayat sehari-hari a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit Sehat adalah suatu keadaan dimana badan terasa enak, tidak merasa kebas dan nyeri di sendi-sendi kaki dan lengan, tidak kaku, dapat bergerak bebas dan dapat melakukan aktivitas. Sedangkan sakit adalah saat beliau merasa nyeri, kebas, kaku, dan tidak dapat beraktivitas. b. Kebiasaan Ketika bangun tidur, nenek biasanya menggerak-gerakkan badannya terlebih dahulu, setelah itu turun dari tempat tidur. Nenek juga sering jalan-jalan pagi di sekitar rumah. c. Pola nutrisi Klien mengatakan biasanya sarapan pada pukul WIB, sarapan nasi dan minumnya teh manis, siang hari makan nasi antara pukul WIB, sedangkan pada malam hari terkadang lansia makan nasi atau makan roti pada pukul WIB. Di malam hari nenek lebih

98 sering makan kue daripada makan nasi karena nenek tidak selera makan. Nenek suka sayur terong, daun ubi, sawi pahit, kol dan wortel. Nenek juga suka mengkonsumsi pepaya. d. Pola istirahat dan tidur Nenek biasanya istirahat di siang hari pada pukul WIB. Biasanya nenek hanya tiodur-tiduran saja, sekedar untuk berbaring di tempat tidur agar pinggang nenek tidak capek karena seharian berdiri dan duduk. Di malam hari biasanya nenek tidur pada pukul WIB sampai subuh. Nenek tidak mengalami kesulitan dalam tidur. Tiap malam klien selalu terbangun 4 kali untuk BAK. e. Pola eliminasi Klien mengatakan BAK lancar. Klien tidak mengalami masalah dalam BAK. Tetapi nenek tidak dapat menahan keinginan untuk BAK dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, nenek sering terbangun di Kebiasaan BAB nenek biasanya teratur, tetapi biasanya klien BAB sekali dalam 2 hari. f. Kebiasaan olahraga Nenek N sering berolah raga di pagi hari. Jalan-jalan pagi disekitar rumah sambil menggerak-gerakkan badan. Nenek mengatakan dengan berolahraga setiap pagi, badannya terasa ringan dan enak. g. Kemampuan melakukan aktivitas Nenek hanya mampu melakukan pekerjaan rumah yang ringan. Sesekali nenek mencuci bajunya sendiri, karena nenek tidak ingin merepotkan cucunya. Dalam memenuhi kebutuhan pribadi nenek, seperti mandi, makan, dll, nenek masih dapat melakukan semuanya dengan mandiri. h. Rekreasi Nenek H jarang melakukan rekreasi. Biasanya anak-anaknya yang akan datang mengunjunginya. Di rumah biasanya rekreasi nenek hanyalah menonton tv.

99 VI. Riwayat psikologi Nenek H terkadang sedih apabila mengingat suaminya yang telah meninggal.tetapi nenek tidak pernah mau berlarut-larut dalam kesedihan. VII. Riwayat sosial Klien sudah lama tinggal di daerah Lingkungan II jalan Eka Jaya dan memiliki hubungan yang baik dengan tetangga lingkungan sekitar. Nenek merupakan seorang yang peramah dan memiliki kebutuhan yang tinggi akan sosialisasi. Nenek sering mengunjungi rumah tetangganya untuk cerita-cerita. VIII. Riwayat spiritual dan kultural Klien tidak pernah lupa untuk sholat lima waktu. Apabila kondisi kesehatan nenek mengizinkan, biasanya nenek akan mengikuti pewiridan. Pewiridan tersebut diadakan setiap hari rabu IX. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum Klien terlihat rapi, bersih, dan ramah. b. Tanda-tanda vital TD = 120/80 mmhg, HR = 80x/i, RR = 20/i, T = afebris c. Kepala Bentuk kepala klien normal dan anatomis, kulit kepala bersih, penyebaran rambut merata, rambut mulai menipis dan warna rambut putih, tidak ada pembengkakan/benjolan, tidak ada lesi ataupun kelainan pada kepala. d. Mata Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+), edema (-), mata cekung, kemampuan membaca sudah berkurang dan sudah mengalami rabun dekat.

100 e. Telinga Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak mempunyai masalah dengan pendengarannya, klien masih dapat mendengar dengan jelas. f. Hidung Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan. g. Mulut/Tenggorokan Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran uvula. h. Sistem pernafasan Klien tidak ada gangguan pernafasan seperti sesak nafas, (-) pernapasan cuping hidung, suara pernapasan vesikuler dengan frekuensi 23x/i, ronchi (-), wheezing (-). i. Sistem kardiovaskular Frekuensi nadi 81x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur (-), dan CRT < 2 detik. j. Abdomen Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati, peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang maag sejak dulu. k. Sistem gastrointestinal Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare. l. Sistem genitourinari Klien mengalami gangguan genitourinari (perkemihan) yakni inkontinensia, klien tidak bisa menahan BAK dalam waktu yang lama, sebelum sampai di kamar mandi biasanya urine nenek sudah keluar.

101 m. Sistem muskuloskeletal Tampak tubuh nenek sebelah kiri mengalami kelemahan. Kekuatan otot lengan bernilai 4 dan kekuatan otot kaki juga bernilai 4. Nenek juga tidak sanggup lagi untuk melakukan pekerjaan rumah. n. Sistem neurologi Keadaan status mental klien baik dan emosi stabil. Klien berbicara dengan normal dan jelas. Klien tidak ada gangguan neurologi. X. Pemeriksaan penunjang - XI. Riwayat terapi Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit rematik dan hipertensi secara teratur dari dokter yang ada di puskesmas, maupun obat yang dibeli sendiri dari apotik. XII. Hasil Pengkajian Keluarga Nenek H Berdasarkan hasil pengkajian dengan kuesioner tentang kemampuan keluarga dalam merawat lansia dengan penyakit kronik hasilnya yakni Perawatan Baik. Dalam hal mengenal masalah kesehatan pada lansia, keluarga Nenek H dapat merasakan adanya masalah kesehatan pada lansia dan dapat mengenali perubahan-perubahan kesehatan pada lansia. Ini sangat bermanfaat sekali dalam mengenal masalah kesehatan pada lansia, karena ketika keluarga mengetahui bahwa kondisi lansia sedang tidak baik, keluarga langsung dapat mengambil tindakan. Tetapi keluarga tidak mengetahui apa-apa saja kebutuhan yang diperlukan lansia untuk mendukung kesehatannya dan keluarga tidak memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Banyak masalah kesehatan yang terjadi pada lansia, oleh karena itu, penting sekali untuk memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Dalam hal membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, keluarga berdiskusi dalam menentukan tempat pengobatan bagi lansia dan keluarga tidak menyerah dalam menghadapi masalah yang dialami lansia. Dalam hal ini,

102 keluarga tidak dapat langsung mengenali ketika penyakit lansia sedang kambuh. Keluarga dapat mengetahui apabila lansia mengeluh akan kondisinya dan apabila lansia sudah tidak beraktivitas lagi (hanya tidur-tiduran saja), ketika ini terjadi berarti lansia sedang sakit. Dalam memberikan perawatan kepada lansia yang sakit, keluarga sebisa mungkin membantu lansia untuk mengurangi keluhan yang dirasakan lansia, misalnya ketika lansia sedang mengalami nyeri kepala, keluarga akan melakukan masase di daerah kepala lansia. Ketika klien mengalami nyeri di sendi juga keluarga membuat air panas di botol dan diguling-gulingkan ke daerah yang nyeri. Keluarga juga membantu lansia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak dapat dipenuhi oleh lansia secara mandiri, menyarankan lansia untuk beristirahat apabila lansia sedang sakit (tidak perlu banyak bergerak), dan mengingatkan lansia untuk minum obat. Tetapi keluarga tidak membedakan makanan yang disajikan ke lansia dengan makanan kepada anggota keluarga yang lain. Dalam hal memodifikasi lingkungan rumah, keluarga selalu memantau lantai agar tidak licin maupun basah. Untuk hal penerangan di rumah, keluarga juga memperhatikan keadekuatan cahaya. Begitu juga dengan barang-barang di rumah diatur dengan baik. Hal ini akan dapat meminimalkan resiko cedera bagi lansia. Keluarga juga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. Ketika lansia sudah tidak memungkinkan lagi untuk dirawat di rumah, maka keluarga akan membawa lansia ke pelayanan kesehatan terdekat. Keluarga juga lebih memilih untuk meminta bantuan dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan daripada langsung ke apotik untuk membeli obat atas inisiatif sendiri. Setelah didapatkan hasil pengkajian kemampuan keluarga dalam merawat lansia, maka keluarga nenek H masih perlu untuk mendapatkan pendidikan dan penyuluhan kesehatan, diantaranya tentang apa-apa saja kebutuhan yang diperlukan lansia untuk mendukung kesehatannya dan pentingnya memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Dalam hal merawat lansia yang sedang sakit kronis, keluarga sudah menerapkan cara-cara yang benar. Tetapi untuk diet khusus bagi lansia dengan penyakit kronis hendaknya dibedakan dengan makanan anggota keluarga yang lain. Agar kondisi kesehatan tetap lansia.

103 Analisa Data NO Data Analisa Data Masalah 1. DS : - Klien mengatakan bahwa sendi-sendinya sering terasa kebas dan nyeri, baik sendi kaki maupun tangan. Begitu juga dengan tulang belakang klien juga sering terasa nyeri. - Klien mengatakan apabila tekanan darah klien sedang naik, maka kepala klien akan terasa sangat nyeri. Tengkuk klien juga terasa berat. DO : - Wajah klien meringis. - TTV TD : 120/80mmHg HR : 80x/i RR : 20x/i - Klien memegangi kakinya dan mengurut-urut kakinya. - Skala nyeri bernilai 5 Proses menua Perubahan perfusi/aliran darah ke jaringan dan ekstremitas berkurang Kurang atau tidak lancarnya peredaran darah ke tubuh Menurunnya cairan synovial, menurunnya kadar esterogen, peningkatan kadar asam urat, penurunan kadar kalsium pada tulang Nyeri Nyeri Kronik 2. DS : - Klien mengatakan apabila bangun pagi, kaki dan tangan nenek terasa kebas, kaku, dan nyeri. - Klien mengatakan apabila tangan dan kakinya kaku, Proses menua Perubahan perfusi/aliran darah ke jaringan dan ekstremitas berkurang Hambatan mobilitas fisik

104 maka klien akan kesulitan dalam bergerak dan beraktivitas. Kurang atau tidak lancarnya peredaran darah ke tubuh DO : - Keterbatasan untuk bergerak bebas - Keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar - Sendi-sendi lengan dan kaki kebas, kaku, dan nyeri. Menurunnya cairan synovial, menurunnya kadar esterogen, peningkatan kadar asam urat, penurunan kadar kalsium pada tulang Nyeri Hambatan Mobilitas Fisik Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d skala nyeri 5, wajah meringis, klien memegangi dan menguruturut kaki serta lengannya. 2. Hambatan mobilitas fisik b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d keterbatasan untuk bergerak bebas, keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar, sendi-sendi lengan dan kaki kebas, kaku, dan nyeri.

105

106 Intervensi Keperawatan NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d skala nyeri 5, wajah meringis, klien memegangi dan mengurut-urut kaki serta lengannya. Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang. Kriteria Hasil : Skala nyeri berkurang Wajah tampak tenang Mendemostrasikan teknik-teknik menurunkan nyeri dengan baik 1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), catat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. 2. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit kronis rematik dan diskusikan bersama tentang keluhan dan masalah kesehatan yang dialami klien. 3. Anjurkan klien untuk mandi air hangat dan anjurkan kepada keluarga untuk membantu lansia dalam menyediakan air panas untuk mandian. 1. Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program. 2. Mengajarkan kepada keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami oleh klien. 3. Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. 4. Ajarkan kepada keluarga tentang teknik penghilang nyeri dengan melakukan kompres panas. Sediakan waslap untuk mengkompres sendisendi yang sakit beberapa kali sehari. 4. Sensitivitas pada pana dapat menghilangkan dan luka dermal dapat di sembuhkan.

107 5. Mengajarkan pasien cara menghilangkan nyeri punggung melalui tirah baring dengan menggunakan matras yang keras dan tidak menggulung. 6. Berikan masase lembut. Ajarkan kepada keluarga teknik masase dan jelaskan manfaatnya. 7. Dorong penggunaan teknik masase 8. Berikan pendidikan kesehatan tentang diet bagi pasien rematik kepada keluarga dan klien dan diskusikan bersama. 9. Anjurkan kepada keluarga untuk membedakan diet lansia dengan makanan yang akan disajikan ke anggota keluarga yang lain. 10. Anjurkan klien untuk rutin mengkonsumsi obat dari dokter. Ajarkan kepada keluarga untuk selalu mengingatkan klien untuk minum 5. Menjaga postur dan posisi tulang belakang, agar tetap nyaman. 6. Meningkatkan relaksasi otot. 7. Memberikan rasa nyaman sehingga dapat mengurangi nyeri. 8. Mengendalikan nyeri rematik dari diet sehari-hari. 9. Agar kesehatan lansia tetap terjaga. 10. Sebagai antiimflamasi dan efek analgesik dalam mengurangi nyeri.

108 obat dan selalu mengawasi klien dalam mengkonsumsi obat. 11. Anjurkan kepada keluarga untuk membawa lansia ke tempat pelayanan kesehatan guna memeriksakan kondisi kesehatannya secara teratur 11. Untuk tetap mengontrol kondisi kesehatan lansia dan melakukan tindakan pencegahan (preventif). 2. Hambatan mobilitas fisik b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d keterbatasan untuk bergerak bebas, keterbatasan kemampuan untuk Tujuan : Mobilitas fisik dapat terpenuhi Kriteria Hasil: Melakukan aktivitas secara mandiri sesuai dengan kemampuan Meminta bantuan untuk aktivitas yang diluar kemampuan. 1. Kaji kebutuhan akan bantuan pelayanan kesehatan di rumah 2. Kaji kebutuhan akan pendidikan kesehatan dan diskusikan bersama klien dan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami oleh lansia. 3. Jelaskan manfaat ROM pada keluarga dan klien serta ajarkan kepada keluarga dan klien gerakan latihan ROM. 4. Motivasi keluarga untuk selalu membantu dan mengingatkan lansia untuk melakukan gerakan ROM. 1. Untuk meminimalkan masalah yang mungkin akan dihadapi klien. 2. Meningkatkan pengetahuan lansia dan keluarga akan kondisi kesehatannya. 3. Untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot. 4. Agar hasil yang diperoleh dari latihan ROM lebih maksimal. melakukan keterampilan motorik 5. Ajarkan teknk ambulasi dan perpindahan yang aman. 5. Untuk mencegah cedera/jatuh pada lansia.

109 kasar, sendi-sendi lengan dan kaki kebas, kaku, dan nyeri. 6. Berikan lingkungan di dalam maupun di luar rumah yang aman bagi lansia. 7. Dorong klien untuk mempertahankan postur tegak 6. Mencegah terjadi jatuh pada lansia. 7. Memaksimalkan sendi

110 Implementasi keperawatan & Evaluasi NO. Diagnosa Keperawatan Waktu Implementasi Keperawatan Evaluasi 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d skala nyeri 5, wajah meringis, klien memegangi dan mengurut-urut kaki serta lengannya. Rabu, 27 Juni Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), mencatat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. Hasil pengkajian nyeri : lokasi nyeri di sekitar sendi-sendi lengan maupun kaki dan daerah pinggang ekstremitas terasa kaku dan kebas di pagi hari. skala nyeri 5 wajah klien meringis klien mengurut-urut sendi-sendi kakinya yang memperberat nyeri yakni cuaca dingin, mandi air dingin, dan banyak beraktivitas. klien tampak meringis, lesu dan lemah. 2. Mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya nyeri sendi pada lansia. Hasil pengkajian faktor-faktor : S : - Klien dan keluarga mengatakan bahwa mereka mengerti mengenai rematik, tanda dan gejala, dan cara penanggulangannya. - Klien tampak nyaman dan tenang. - Klien mengatakan bahwa kompres air panas membuat sendi-sendinya lebih nyaman. - Klien mengatakan bahwa Ia biasanya mandi dengan air hangat, tetapi karena belakangan ini cuaca dan suhu sangat panas, maka Ia mandi air dingin, dan akhirnya rematik klien kambuh lagi. Memakan makanan yang berlemak. Memakan makanan yang mengandung O : - TTV :

111 kacang-kacangan, seperti tahu, tempe, sayur kacang panjang, buncis, dll. Mandi air dingin, cuaca yang dingin. 3. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit kronis rematik dan mendiskusikan bersama tentang keluhan dan masalah kesehatan yang dialami klien. 4. Menganjurkan klien untuk mandi air hangat dan menganjurkan kepada keluarga untuk membantu lansia dalam menyediakan air panas untuk mandian. 5. Melakukan kompres air panas ke sendi-sendi lengan dan kaki maupun pinggang klien serta mengajarkan kepada keluarga tentang teknik penghilang nyeri dengan melakukan kompres panas. Menyediakan waslap untuk mengkompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. 6. Memotivasi dan mendorong keluarga untuk melakukan kompres air hangat ke sendi klien. 7. Mengajarkan pasien cara menghilangkan nyeri punggung melalui tirah baring dengan menggunakan matras yang keras dan tidak menggulung. TD 110/80 mmhg HR 85 x/i RR 22 x/i - Wajah klien tampak tenang - Skala nyeri berkurang (bernilai 4) - Keluarga dan klien banyak bertanya tentang rematik. - Keluarga dan klien mengerti akan rematik dan penanggulangannya. - Keluarga bersedia untuk menerapkan teknik penurun nyeri yang telah diajarkan, A : Kompres hangat dapat menurunkan nyeri dan membuat otot lebih rileks, skala nyeri berkurang. Masalah teratasi sebagian.

112 P : Intervensi dilanjutkan dengan melakukan kompres hangat untuk menurunkan nyeri. Jumat, 29 Juni Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), catat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. Hasil pengkajian nyeri : Skala nyeri 4 Nyeri di sendi lengan dan kaki Nyeri di daerah pinggang. 2. Melakukan masase pada ekstremitas atas dan bawah. Mengajarkan kepada keluarga teknik masase dan menjelaskan manfaatnya. 3. Memotivasi dan mendorong keluarga untuk melakukan penggunaan teknik masase 4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet bagi pasien rematik kepada keluarga dan klien dan mendiskusikannya bersama. 5. Menganjurkan agar diet lansia dibedakan dengan makanan untuk anggota keluarga yang lain. S : - Klien mengatakan bahwa dengan dilakukannnya masase, sendi-sendinya terasa enak dan nyeri berkurang. - Klien dan keluarga mengatakan bahwa mereka mengerti akan diet untuk penderita rematik. - Keluarga mengatakan akan merencanakan diet khusus untuk lansia dan membedakan menu harian lansia dengan anggota keluarga yang lain. - Keluarga mengatakan akan melakukan teknik masase dan selalu mengingatkan lansia untuk minum obat secara teratur. - Keluarga mengatakan bahwa mereka akan membawa lansia

113 6. Menganjurkan klien untuk rutin mengkonsumsi obat dari dokter. Mengajarkan kepada keluarga untuk selalu mengingatkan klien untuk minum obat dan selalu mengawasi klien dalam mengkonsumsi obat. 7. Mengajurkan kepada keluarga untuk memeriksakan kesehatan lansia secara teratur ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. O : untuk memeriksakan kesehatannya secara teratur ke puskesmas yang ada di dekat rumah. - TTV : TD 120/80 mmhg HR 85 x/i RR 21 x/i - Skala nyeri berkurang (bernilai 2) - Wajah klien tampak santai - Keluarga dan klien mengerti akan pendidikan kesehatan tentang diet khusus bagi penderita rematik. - Keluarga bersedia untuk memeriksakan kesehatan klien secara teratur. A :

114 Masalah teratasi sebagian, yang ditandai dengan menurunnya nyeri. P : Intervensi dilanjutkan 2. Hambatan mobilitas fisik b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d keterbatasan untuk bergerak bebas, keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar, sendi-sendi lengan dan kaki kebas, Kamis, 28 Juni Mengkaji kebutuhan akan bantuan pelayanan kesehatan di rumah. (klien tidak memerlukan alat bantu khusus untuk berpindah/berjalan, klien masih bisa melakukan mobilisasi tanpa harus menggunakan alat bantu, klien hanya membutuhkan keluarga untuk membantu lansia dalam memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi secara mandiri). 2. Mengkaji kebutuhan akan pendidikan kesehatan dan diskusikan bersama klien dan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami oleh lansia. (klien perlu untuk meningkatkan kekuatan otot lengan dan kaki sebelah kiri dengan S : - Klien mengatakan di saat bangun tidur, ekstremitas- nya kebas dan kaku, Ia tidak bisa bergerak bebas karena kelemahan pada kaki dan lengannya. - Klien mengatakan akan melakukan ROM untuk mengembalikan kekuatan lengan dan tangannya seperti semula. - Keluarga klien mengatakan akan selalu memotivasi dan membantu lansia untuk melakukan ROM O :

115 kaku, dan nyeri. melakukan ROM, agar kekuatan otot maksimal sehingga lansia dapat beraktivitas secara mandiri). 3. Menjelaskan manfaat ROM pada keluarga dan klien serta mengajarkan kepada keluarga dan klien gerakan latihan ROM. 4. Memotivasi keluarga untuk selalu membantu dan mengingatkan lansia untuk melakukan gerakan ROM. 5. Mengingatkan lansia untuk selalu melakukan latihan gerakan ROM sesering mungkin tiap hari dan lansia harus tetap berhati-hati dalam melakukan gerakan. Agar tidak terjadi cedera pada lansia. - TTV : TD 110/80 mmhg HR 81 x/i RR 21 x/i - Klien mendemonstrasikan gerakan ROM dengan baik, klien antusias dalam melatih gerakan ROM, dan berkomitmen untuk melakukan gerakan tersebut. Keluarga juga mengerti akan gerakan dan mau untuk membantu lansia dalam melakukan gerakan tersebut. A : Masalah teratasi sebagian. P : Intervensi dilanjutkan.

116 Sabtu, 30 Juni Mengkaji perkembangan latihan gerakan ROM yang telah dilakukan klien selama beberapa hari ini. (klien mengatakan bahwa Ia melakukan latihan ROM dan hasilnya ekstremitasnya terasa nyaman, tidak kebas dan kaku). 2. Memotivasi keluarga untuk selalu membantu dan mengingatkan lansia untuk melakukan gerakan ROM. 3. Menganjurkan kepada keluarga untuk memenuhi kebutuhan klien yang tidak bisa dilakukan secara mandiri oleh lansia. 4. Mengajarkan teknik ambulasi dan perpindahan yang aman. 5. Memberikan lingkungan di dalam maupun di luar rumah yang aman bagi lansia. 6. Mendorong klien untuk mempertahankan postur tegak S : - Klien mengatakan bahwa Ia melatih lengan dan kakinya setiap hari dan Ia merasakan lengan dan kakinya terasa lebih ringan dan nyaman. - Klien megatakan bahwa Ia mengerti akan teknik ambulasi dan perpindahan yang aman. - Keluarga mengatakan bahwa mereka selalu membantu lansia untuk memenuhi kebutuhan pribadi yang tidak bisa dilakukan secara mandiri oleh lansia. O : - TTV : TD 170/90 mmhg HR 81 x/i RR 22 x/i - Klien merasa lengan dan

117 kakinya nyaman dan ringan, kekuatan otot otot klien sedikit bertambah, tetapi belum maksimal. A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan.

118 Ringkasan Terminasi Saat terminasi, tampak kondisi klien jauh lebih baik. Klien tampak tenang dan nyaman, nyeri yang dirasakan sudah berkurang. Klien mengatakan akan menerapkan cara tersebut agar nyeri sendi yang dirasakannya berkurang dan Ia dapat beraktivitas dengan bebas. Begitu juga dengan gerakan ROM yang telah diajarkan oleh perawat, dapat mengurangi kebas dan kaku pada ekstremitas klien. Keluarga juga telah mengetahui apa-apa saja kebutuhan yang diperlukan lansia untuk mendukung kesehatannya dan pentingnya memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Dalam hal merawat lansia yang sedang sakit kronis, keluarga sudah menerapkan cara-cara yang benar. Untuk diet khusus bagi lansia dengan penyakit kronis, keluarga juga berencana untuk membedakan antara diet lansia dengan makanan anggota keluarga yang lain. Agar kondisi kesehatan tetap lansia.

119 5. I. Pengkajian Lansia V Identitas a. Inisial kepala keluarga : Nenek S b. Usia : 80 tahun c. Tempat/Tanggal Lahir : Jawa/ 1945 d. Pendidikan : Sekolah Rakyat (SR) e. Agama : Islam f. Suku : Jawa g. Alamat : Jln. Eka Lembah, Lingk. II Kelurahan Gedung Johor Medan h. Tipe Keluarga : Keluarga dengan tiga generasi (Extended Family) Genogram

120 Ket : : Perempuan : Laki-Laki : Klien : Meninggal (Perempuan) : Meninggal (Laki-Laki) : Tinggal Serumah II. Riwayat Kesehatan Keluarga Nenek S mengatakan bahwa di keluarganya banyak yang mengalami hipertensi. Selebihnya hanya penyakit-penyakit biasa, misalnya batuk, demam, influenza. III. Riwayat Kesehatan Saat Ini Saat ini Nenek S mengeluhkan kalau Ia sering mengalami pusing dan berat di tengkuk. Nenek mengatakan bahwa tekanan darahnya sering meningkat belakangan ini. Nenek S merasakan nyeri di sendi-sendi kaki dan tangan. Nenek juga merasakan kebas pada pagi hari. IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Sejak dulu, Nenek S mengalami hipertensi. Nenek juga pernah dirawat di rumah sakit karena hipertensinya. Nenek mengalami maag kronik sejak dulu. Nenek juga sejak dulu sering mengalami nyeri di lutut, pinggang, dan tungkai kaki. Sering terasa kebas dan kadang kaku. Terdapat pembengkakan di leher nenek S sebelah kiri. Diameternya sekitar 3,5cm. Ini dialami sejak lebih dari 10

121 tahun. Nenek S tidak mengalami nyeri dan benjolan ini sama sekali tidak mengganggu. Itu sebabnya Nenek S tidak memeriksakan benjolan itu ke dokter. V. Riwayat sehari-hari a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit Sehat adalah suatu keadaan dimana badan terasa nyaman, tidak merasa sakit dan nyeri. Sedangkan sakit adalah saat nenek tertidur di tempat tidur dan tidak dapat beraktivitas. b. Kebiasaan Setiap pagi nenek mengantar cucunya ke sekolah. Kadang nenek akan menunggu di sekolah, kadang langsung pulang ke rumah. c. Pola nutrisi Klien mengatakan biasanya sarapan pada pukul WIB, sarapan nasi, makan siang yakni pukul WIB, dan makan malam pada pukul WIB. Makan siang dan malam biasanya nenek kadang makan kadang tidak. Nenek sering bermasalah dengan selera makannya. Nenek tampak kurus, berat badan nenek saat ini 25kg. d. Pola istirahat dan tidur Klien kadang tidur di siang hari kadang tidak, apabila tidur biasanya tidak sampai satu jam. Di malam hari biasanya klien naik ke tempat tidur pada pukul WIB. Terkadang klien susah tidur, dan baru bisa tidur pada tengah malam. Klien terbangun 2-3 kali di malam hari untuk BAK. e. Pola eliminasi Klien mengatakan BAK lancar. Keinginan untuk BAK biasanya tidak bisa ditahan dan harus segera dikeluarkan. Klien setiap malam terbangun di malam hari untuk BAK dengan frekuensi 2-3 kali. Kebiasaan BAB teratur yakni tiap hari. f. Kebiasaan olahraga Nenek setiap pagi jalan-jalan di sekitar rumah menghirup udara segar.

122 g. Kemampuan melakukan aktivitas Klien masih mampu untuk beraktivitas sederhana dirumah seperti mencuci piring, menyapu rumah, menyuci baju dan bantu-bantu anaknya masak. h. Rekreasi Nenek sudah jarang melakukan rekreasi. Kalaupun beliau jalan-jalan, biasanya beliau hanya mengunjungi keluarga (famili). Nenek hanya menonton tv di rumah. VI. Riwayat psikologi Nenek S tidak pernah larut dalam kesedihan, nenek adalah seorang yang ramah dan periang. Jika ada masalah, nenek jarang menyimpannya dalam hati, biasanya nenek akan bertukar pikiran atau berdiskusi dengan anak nenek. VII. Riwayat sosial Klien sering berkunjung ke rumah tetangga pada pagi dan sore hari. Bertukar cerita dengan tetangga sebelah rumah. VIII. Riwayat spiritual dan kultural Klien tidak pernah lupa untuk shalat. Klien juga selalu mengikuti pewiridan apabila kondisi kesehatannya memungkinkan. IX. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum Klien terlihat rapi dan bersih, tercermin dari caranya berpakaian. Klien dapat berorientasi dengan baik pada orang lain dan lingkungan sekitar. b. Tanda-tanda vital TD = 180/90 mmhg, HR = 86x/i, RR = 24x/i, T = afebris

123 c. Kepala Bentuk kepala klien normal dan anatomis, kulit kepala bersih, penyebaran rambut merata, rambut mulai menipis dan warna rambut putih, tidak ada pembengkakan/benjolan, tidak ada lesi ataupun kelainan pada kepala. d. Mata Letak mata simetris kanan dan kiri, tidak dijumpai adanya tanda-tanda anemis ataupun ikterus, pupil isokor ka/ki 3mm, refleks cahaya (+), edema (-), mata cekung (-), kemampuan membaca sudah berkurang dan sudah mengalami rabun dekat. e. Telinga Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, kedua telinga bersih kiri dan kanan. Klien tidak mempunyai masalah dengan pendengarannya, klien masih dapat mendengar dengan jelas. f. Hidung Bentuk hidung anatomis, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda tanda perdarahan maupun peradangan, penciuman klien tidak terganggu, klien masih mengenal bau-bauan. g. Mulut/Tenggorokan Mulut bersih, tidak dijumpai peradangan ataupun stomatitis, gigi klien sudah mulai berkurang jumlahnya, tidak ada tanda-tanda pembesaran uvula. h. Sistem pernafasan Frekuensi pernapasan klien 24x/i, pernapasan reguler. Klien mengatakan bahwa Ia kadang mengalami gangguan pernafasan seperti sesak nafas, pernapasan cuping hidung (-), retraksi dada (-), suara pernapasan vesikuler. Ronchi (-), wheezing (-). i. Sistem kardiovaskular Frekuensi nadi 86x/i, irama reguler dan tetap, irama jantung sama dengan radialis, bunyi jantung S1 dan S2 normal, Gallop (-), Murmur (-), dan CRT < 2 detik.

124 j. Abdomen Bentuk soepel, tidak ada tanda-tanda ascites, tidak ada nyeri ulu hati, peristaltik (+). Pencernaan baik, klien tidak ada mengeluhkan tentang maag sejak dulu. k. Sistem gastrointestinal Klien tidak ada gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti diare. l. Sistem genitourinari Klien mengatakan tidak ada gangguan genitourinari (perkemihan). m. Sistem muskuloskeletal Walaupun klien tampak lemah, tetapi klien masih mampu beraktivitas dengan baik. Kekuatan otot klien maksimal. n. Sistem neurologi Klien tidak pernah mengalami stroke. Keadaan status mental klien baik dan emosi stabil. Klien berbicara dengan normal dan jelas. Klien tidak ada gangguan neurologi. X. Pemeriksaan penunjang - XI. Riwayat terapi Klien mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit hipertensi. XII. Hasil Pengkajian Keluarga Nenek M Hasil kuesioner kepada keluarga nenek M diperoleh Perawatan Cukup. Dalam hal mengenal masalah kesehatan lansia, keluarga merasakan adanya masalah kesehatan pada lansia. Tetapi keluarga tidak mengetahui kebutuhan lansia untuk mendukung kesehatannya, keluarga tidak mengetahui perubahanperubahan kesehatan yang terjadi pada lansia, keluarga juga tidak memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Dalam hal membuat keputusan kesehatan, keluarga berdiskusi bersama dalam menentukan tempat pengobatan lansia dan keluarga tidak merasa menyerah dalam menghadapi masalah lansia. Keluarga dapat langsung mengenali ketika penyakit lansia sedang kambuh.

125 Dalam memberikan perawatan kesehatan kepada lansia, keluarga melakukan apa yang dapat dilakukan oleh keluarga. Keluarga juga membedakan makanan untuk lansia dan untuk anggota keluarga yang lain. Keluarga mengingatkan lansia untuk selalu menjaga kebersihan diri dan apabila lansia tidak mampu melakukan secara mandiri, keluarga akan membantu lansia. Keluarga juga selalu mengingatkan lansia dalam meminum obat. Keluarga selalu memotivasi lansia untuk berolahraga. Keluarga tidak tahu cara merawat lansia dengan nyeri sendi. Dalam hal memodifikasi lingkungan rumah, cara-cara yang dilakukan keluarga sudah tepat dan maksimal. Keluarga juga mengerti bahwa cara-cara itu dilakukan untuk menghindari terjadinya cedera/jatuh pada lansia. Dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga selalu membawa lansia yang sakit untuk berobat ke puskesmas, keluarga berkonsultasi dengan dokter dalam mengatasi masalah kesehatan lansia. Tetapi terkadang keluarga membeli sembarangan obat ke apotik tanpa resep dokter

126 ANALISA DATA NO DATA ANALISA DATA MASALAH 1. DS : - Klien mengatakan bahwa dipagi hari Ia merasakan nyeri pada sendi-sendinya, sendi-sendinya juga sering terasa kebas, baik sendi kaki maupun tangan. Begitu juga dengan tulang belakang klien juga sering terasa nyeri. DO : - Wajah klien meringis. - TTV TD : 180/90mmHg HR : 86x/i RR : 24x/i - Klien memegangi kakinya dan mengurut-urut kakinya. - Skala nyeri bernilai 5 Proses menua Perubahan perfusi/aliran darah ke jaringan dan ekstremitas berkurang Kurang atau tidak lancarnya peredaran darah ke tubuh Menurunnya cairan synovial, menurunnya kadar esterogen, peningkatan kadar asam urat, penurunan kadar kalsium pada tulang Nyeri Nyeri 2. DS : - Klien bertanya-tanya tentang hipertensi yang dideritanya - Klien juga bertanya tentang diet yang tepat untuk penderita hipertensi DO : - TD 180/90 mmhg - Wajah klien tampak bingung dan selalu bertanya-tanya Tidak terpapar dengan informasi tentang hipertensi Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan penyakit yang diderita yakni hipertensi Ansietas Ansietas

127 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d skala nyeri 5, wajah meringis, klien memegangi dan menguruturut kaki serta lengannya. 2. Ansietas b/d kurang terpapar dengan informasi dan kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita yakni hipertensi d/d klien bertanya-tanya tentang penyakit hipertensi dan diet pada penderita hipertensi, wajah klien tampak bingung dan bertanya-tanya, TD 180/90mmHg.

128 Intervensi Keperawatan NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang. 1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), catat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. 1. Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program. pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d skala nyeri 5, wajah meringis, klien memegangi dan menguruturut kaki serta lengannya. Kriteria Hasil : Skala nyeri berkurang Wajah tampak tenang Mendemostra-sikan teknik-teknik menurunkan nyeri dengan baik Berpartisipasi dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan. Dapat beristirahat dan tidur 2. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit kronis rematik dan diskusikan bersama tentang keluhan dan masalah kesehatan yang dialami klien. 3. Anjurkan klien untuk mandi air hangat dan anjurkan kepada keluarga untuk membantu lansia dalam menyediakan air panas untuk mandian. 4. Ajarkan kepada keluarga tentang teknik penghilang nyeri dengan 2. Mengajarkan kepada keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami oleh klien. 3. Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. 4. Sensitivitas pada pana dapat menghilangkan dan luka dermal

129 melakukan kompres panas. Sediakan waslap untuk mengkompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. 5. Berikan masase lembut. Ajarkan kepada keluarga teknik masase dan jelaskan manfaatnya. 6. Dorong penggunaan teknik masase 7. Berikan pendidikan kesehatan tentang diet bagi pasien rematik kepada keluarga dan klien dan diskusikan bersama. 8. Anjurkan klien untuk rutin mengkonsumsi obat dari dokter. Ajarkan kepada keluarga untuk selalu mengingatkan klien untuk minum obat dan selalu mengawasi klien dalam mengkonsumsi obat. dapat di sembuhkan. 5. Meningkatkan relaksasi otot. 6. Memberikan rasa nyaman sehingga dapat mengurangi nyeri. 7. Mengendalikan nyeri rematik dari diet sehari-hari. 8. Sebagai antiimflamasi dan efek analgesik dalam mengurangi nyeri.

130 2. Ansietas b/d kurang terpapar dengan informasi dan kurang pengetahuan Tujuan : Ansietas berkurang/ hilang. 1. Kaji seberapa jauh pengetahuan keluarga dan klien terkait dengan hipertensi. 1. Untuk mengetahui apa intervensi selanjutnya yang akan diberikan. tentang penyakit yang diderita yakni hipertensi d/d klien bertanya-tanya tentang penyakit hipertensi dan diet pada penderita hipertensi, wajah klien tampak bingung dan bertanya-tanya, TD 190/100mmHg. Kriteria Hasil : Wajah klien tenang TTV dalam batas normal Klien dan keluarga mengerti akan hipertensi, cara penanggulangan, dan diet yang tepat. Klien dan keluarga menerapkan teknikteknik dalam penanggulangan hipertensi. 2. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kepada klien dan keluarga, diskusikan bersama halhal yang tidak dimengerti oleh klien dan keluarga. 3. Berikan pendidikan kesehatan tentang diet khusus penderita hipertensi dan diskusikan bersama klien dan keluarga. 4. Bantu klien untuk mengubah pola hidup yang sekarang dengan pola hidup sehat yang membantu klien untuk menurunkan tekanan darah klien 2. Meningkatkan pemahaman klien dan keluarga akan hipertensi. 3. Mengontrol hipertensi melalui diet khusus. 4. Pola hidup sehat sangat berpengaruh untuk mengontrol tekanan darah.

131 Implementasi Keperawatan dan Evaluasi NO Diagnosa Keperawatan Waktu Implementasi Keperawatan Evaluasi 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses menua, menurunnya cairan synovial kadar kalsium pada tulang dan estrogen dan peningkatan asam urat d/d skala nyeri 5, wajah meringis, klien memegangi dan menguruturut kaki serta lengannya. Senin, 25 Juni Mengkaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), catat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. Nyeri di sendi-sendi lengan dan kaki Skala nyeri 4 Yang memperberat yakni aktivitas yang berlebihan. 2. Mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan nyeri muncul. 3. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang penyakit kronis rematik dan mendiskusikan bersama tentang keluhan dan masalah kesehatan yang dialami klien. 4. Menganjurkan klien untuk mandi air hangat dan menganjurkan kepada keluarga untuk membantu lansia dalam menyediakan air panas untuk mandian. 5. Mengajarkan kepada keluarga tentang teknik S : - Klien dan keluarga mengatakan bahwa mereka telah memahami tentang rematik serta penanggulangannya. - Klien mengatakan bahwa Ia bersedia untuk mengikuti saran dari perawat yakni mandi dengan air hangat. - Klien mengatakan bahwa kompres air panas membuat sendi-sendinya terasa lebih nyaman. O : - TTV :

132 penghilang nyeri dengan melakukan kompres panas. Sediakan waslap untuk mengkompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. 6. Menganjurkan pasien cara menghilangkan nyeri punggung melalui tirah baring dengan menggunakan matras yang keras dan tidak menggulung. TD 180/90 mmhg HR 81 x/i RR 24 x/i - Skala nyeri berkurang (bernilai 3) - Keluarga mendemostrasikan cara kompres air hangat untuk menurunkan nyeri. - Keluarga dan klien mengerti akan rematik dan penanggulangannya. A : Kompres hangat dapat menurunkan nyeri dan membuat otot lebih rileks, skala nyeri berkurang. Masalah teratasi sebagian. P : Intervensi dilanjutkan dengan

133 melakukan kompres hangat untuk menurunkan nyeri. Rabu, 27 Juni Mengkaji keluhan nyeri, mencatat lokasi nyeri dan intensitas skala (0-10), mencatat faktor yang memperberat tanda-tanda rasa sakit non - verbal. Lokasi nyeri di sendi-sendi lengan dan kaki. Skala nyeri bernilai 3 2. Mengevaluasi tentang teknik kompres hangat apakah telah diterapkan. Begitu juga dengan mandi menggunakan air hangat, apakah keluarga membantu klien untuk menyediakan air hangat untuk mandian. 3. Melakukan masase ke sendi-sendi lengan dan kaki. Mengajarkan kepada keluarga teknik masase dan menjelaskan manfaatnya. 4. Memotivasi dan mendorong keluarga untuk menerapkan penggunaan teknik masase pada lansia. 5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet bagi pasien rematik kepada keluarga dan klien dan mendiskusikan bersama. 6. Menganjurkan klien untuk rutin mengkonsumsi obat dari dokter. Mengajarkan S : O : - Klien mengatakan telah menerapkan teknik kompres hangat dengan dibantu oleh keluarga dan nyeri sendi klien berkurang. - Klien mengatakan dengan teknik masase ini, nyeri klien berkurang. - TTV : TD 200/90 mmhg HR 85 x/i RR 20 x/i - Wajah klien tampak tenang dan nyaman - Skala nyeri berkurang (bernilai 2)

134 kepada keluarga untuk selalu mengingatkan klien untuk minum obat dan selalu mengawasi klien dalam mengkonsumsi obat. 7. Menganjurkan kepada keluarga untuk membawa lansia ke tempat pelayanan kesehatan terdekat guna memeriksakan kondisi kesehatan lansia secara teratur. A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan. 2. Ansietas b/d kurang terpapar dengan informasi dan kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita yakni hipertensi d/d klien bertanya-tanya tentang penyakit hipertensi dan diet pada penderita hipertensi, wajah klien tampak bingung dan bertanya-tanya, TD 190/100mmHg. Selasa, 26 Juni Mengkaji seberapa jauh pengetahuan keluarga dan klien terkait dengan hipertensi. (klien dan keluarga kurang mendapatkan informasi tentang hipertensi dan penanggulangannya, yang diketahui oleh klien dan keluarga adalah hanya mengurangi konsumsi garam). 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi kepada klien dan keluarga, mendiskusikan bersama hal-hal yang tidak dimengerti oleh klien dan keluarga. (banyak hal yang ditanyakan oleh keluarga dan klien terkait dengan hipertensi). 3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet khusus penderita hipertensi dan diskusikan bersama klien dan keluarga. S : O : - Klien mengatakan bahwa sekarang Ia lebih mengerti akan hipertensi dan cara penanggulangannya. - Keluarga klien juga bersedia untuk membantu klien dalam mengontrol tekanan darahnya. - TTV : TD 180/90 mmhg

135 HR 79 x/i RR 21 x/i - Klien mengerti akan penanggulangan hipertensi dan diet khusus hipertensi. Kamis, 29 Juni Mengevaluasi kembali pendidikan kesehatan yang telah diberikan mengenai hipertensi kepada klien dan keluarga, dan mendiskusikan bersama hal-hal yang tidak dimengerti oleh klien dan keluarga. 2. Membantu klien dan keluarga dalam menyusun daftar menu harian yang dapat dikonsumsi oleh lansia. 3. Mengajarkan klien teknik relaksasi yakni tarik napas dalam, distraksi dan teknik lima jari. 4. Membantu klien untuk mengubah pola hidup yang sekarang dengan pola hidup sehat yang membantu klien untuk menurunkan tekanan darah klien. 5. Melatih gerakan ROM pada klien. Mengajarkan gerakan ROM pada klien dan keluarga. S : Klien mengatakan bahwa Ia akan menuruti diet khusus bagi penderita hipertensi dan menerapkan teknikteknik relaksasi. O : - TTV : TD 190/100 mmhg HR 83 x/i RR 24 x/i

136 6. Memotivasi dan memberi dorongan kepada keluarga untuk membantu klien dalam melakukan gerakan ROM. - Klien mendemostrasikan teknikteknik relaksasi dengan baik. - Klien dan keluarga mendemostrasikan gerakan ROM dengan baik. A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

137 Ringkasan Terminasi Saat terminasi, Nenek S mengatakan bahwa kondisinya sekarang lebih baik dari kemaren. Cara-cara yang telah diajarkan oleh perawat, dapat mengurangi keluhan atau masalah kesehatan yang dialami klien. Begitu juga dengan keluarga, kemampuan keluarga dalam merawat lansia dan pengetahuan keluarga akan penyakit dan masalah kesehatan lansia semakin meningkat. Klien mengatakan akan menerapkan cara yang telah diajarkan untuk menurunkan nyeri. Keluarga juga mengatakan bahwa akan turut membantu lansia dalam menerapkan cara-cara yang telah diajarkan. Keluarga sekarang telah mengetahui apa-apa saja kebutuhan yang diperlukan oleh lansia untuk mendukung kesehatannya. Melalui pendidikan kesehatan juga keluarga telah dapat mengetahui perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi pada lansia dan dapat mengenali apabila penyakit lansia sedang kambuh, serta keluarga juga mengatakan akan memeriksakan kesehatan lansia secara teratur. Keluarga mengetahui pentingnya olahraga bagi lansia yang dapat dilakukan melalui gerakan ROM, keluarga mengatakan bahwa mereka akan selalu memotivasi lansia untuk tetap melakukan gerakan ROM. Dalam hal memodifikasi rumah, keluarga sudah menerapkannya dengan baik sejak dulu. Keluarga menyadari akan resiko tinggi akan cedera/jatuh pada lansia. Berdasarkan hasil observasi, kondisi penerangan kamar mandi dan rumah keluarga adekuat serta kondisi lantai bersih dan tidak licin. Pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh keluarga juga telah dimanfaatkan dengan baik, keluarga membawa lansia ke puskesmas yang ada di dekat rumah untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah yang dihadapi lansia.

138 PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI KELURAHAN GEDUNG JOHOR KECAMATAN MEDAN JOHOR 1. Latar Belakang Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya Berdasarkan JNC VII seorang dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik > 140 mmhg dan diastolik > 90 mmhg. Seseorang yang berusia 50 tahun dengan tekanan darah sitolik lebih dari > 140 mmhg lebih berisiko menderita penyakit kardiovaskular daripada hipertensi diastolik. Risiko menderita penyakit kardiovaskular dimulai pada tekanan darah 115/75 mmhg, menambah 2 kali pada setiap penambahan 20/10 mmhg. Seseorang yang mempunyai tekanan darah normal pada usia 55 tahun, 90% nya berisiko menjadi hipertensi. Berbagai faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada usia lanjut dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti stres, obesitas, nutrisi serta gaya hidup; serta faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti genetik, usia, jenis kelamin dan etnis. Oleh sebab itu, penyuluhan ini bertujuan untuk menjelaskan pada lansia tentang hipertensi dan mengajarkan lansia bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertensi. 2. Satuan Acara Pengajaran 2.1 Umum Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan lansia akan mampu menjelaskan tentang hipertensi pada lansia. 2.1 Khusus Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan lansia akan dapat: 1) Menyebutkan Pengertian Hipertensi

139 2) Menyebutkan Penyebab Hipertensi 3) Menyebutkan Tanda dan Gejala Hipertensi 4) Menjelaskan Komplikasi dari Hipertensi 5) Menjelaskan Penanggulangan Hipertensi 3. Pokok Bahasan Hipertensi 4. Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian Hipertensi 2. Penyebab Hipertensi 3. Tanda dan Gejala 4. Komplikasi Hipertensi 5. Penanggulangan Hipertensi 5. Pengorganisasian Penyuluh : Leloisa Nova, S.Kep 6. Sasaran Penyuluhan Ny. N, Ny.Y, Ny.M, dan Ny.S 7. Waktu dan Tempat Di rumah lansia binaan 8. Metode Ceramah dan Diskusi 9. Media Leaflet

140 10. Strategi Kegiatan Tahap Kegiatan Penyuluh Pendahuluan 5. Perkenalan 6. Menjelaskan manfaat mengetahui penanggulangan hipertensi 7. Penjelasan TIK 8. Cakupan materi Penyajian Menjelaskan : 1.1 Pengertian Hipertensi 1.2 Penyebab Hipertensi 1.3 Tanda dan Gejala Hipertensi 1.4 Komplikasi Hipertensi 1.5 Penanggulangan Hipertensi Penutup - Memberi kesempatan kepada peserta penyuluhan untuk bertanya - Bertanya kepada peserta penyuluhan bagaimana perasaannya setelah mengikuti penyuluhan - Menyimpulkan materi penyuluhan - Menutup pertemuan dan memberi salam - Membagikan leaflet Kegiatan Klien Mendengar Bertanya Mendengar Bertanya Media dan Estimasi Metode alat Waktu Ceramah Leaflet 5 Ceramah dan Diskusi Leaflet 20 Umpan balik Diskusi Leaflet Evaluasi Evaluasi Struktur: - Penggunaan media yang lengkap, kondisi tempat yang kondusif. - Penyuluh menguasai materi dan mampu menyampaikan informasi kesehatan kepada peserta - Peserta berperan aktif selama proses penyuluhan Evaluasi Proses - Proses penyuluhan dapat terlaksana sesuai dengan perencaan Evaluasi Hasil - 50 % dari materi penyuluhan dapat dijelaskan oleh klien dan keluarga.

141 HIPERTENSI I. Pengertian Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Hipertensi sering ditemukan pada usia lanjut. Tekanan darah dimana tekanan sistoliknya diatas 140mmHg dan tekanan diastolic diatas 90mmHg. Jenis-jenis hipertensi : 1. Hipertensi esensial Merupakan suatu bentuk tekanan darah tinggi yang tidak diketahui penyebabnya atau tanpa tanda-tanda kelainan di dalam tubuh. 2. Hipertensi sekunder Merupakan tekanan darah tinggi yang penyebabnya dapat diidentifikasi. 3. Hipertensi sistolik terisolasi Pada hipertensi ini, tekanan sistolik mencapai 140 mmhg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmhg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. 4. Hipertensi maligna Merupakan hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. II. Etiologi Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara : 1. Jantung memompa lebih kuat sehinnga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. 2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya

142 tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosclerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara mengerut karena perangsangan syaraf atau hormon di dalam darah. 3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Faktor-faktor yang memicu penyebab hipertensi tersebut adalah sebagai berikut : a. Faktor keturunan Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. b. Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih). c. Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alkohol, minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin). Faktor faktor yang mempengaruhi fisio-genesis hipertensi esensial adalah keturunan atau adanya bakat genetik dan pengaruh faktor luar seperti : makanan yang banyak mengandung garam natrium klorida, tinggi protein dan minuman yang mengandung alkohol yang banyak mengandung natrium. Pada hipertensi sekunder, penyebabnya terdiri dari kelainan organik seperti penyakit ginjal, kelainan pada kortek, adrenalin, feokromositama, dan

143 toksemia gravidarum, adanya pemakaian obat-obatan sejenis dengan kortikosteroid, serta kegemukan. Feokeromositama adalah tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrine (adrenalin) atau norepirefrin (noradrenalin). Stress cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu. Jika stress telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal. Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder : 1. Penyakit ginjal Stenosis arteri renalis Pielonefritis Glomerulonefritis Tumor-tumor ginjal Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan) Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal) Terapi penyinaran yang mengenai ginjal 2. Kelainan hormonal Hiperaldosteronisme Sindroma chusing Feokromositoma 3. Obat-obatan Pil KB Kortikosteroid Siklosporin Eritropoietin Kokain Penyalahgunaan alcohol Kayu manis (dalam jumlah sangat besar) 4. Penyebab lainnya Koartasio aorta Preeklamsi pada kehamilan

144 Porfiria intermitten akut Keracunan timbal akut III. Gejala Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan, yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun paa seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak dapat diobati, bisa timbul gejala berikut : - Sakit kepala - Kelelahan - Mual - Muntah - Sesak nafas - Gelisah - Pandangan menjadi kabur, yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. IV. Komplikasi Komplikasi akibat hipertensi adalah perdarahan di otak, stroke, dan pembesaran jantung. V. Penanggulangan Hipertensi Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Langkah awal biasanya adalah merubah pola hidup penderita :

145 1. penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas ideal. 2. merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol arah tinggi. Selanjutnya mengurangi pemakaian dalam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang cukup) dan mengurangi alkohol. Jumlah garam dibatasi, konsumsi garam dapur tidak lebih dari 1/4 1/2 sendok teh/hari. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (jerohan, minyak kelapa). Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan kering yang asin) Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink). Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang). Sayuran dan buah-buahan. Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk. Stop konsumsi daging kambing dan durian Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi. 3. olahraga aerobic yang tidak terlalu berat. Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darah terkendali. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama menit sebanyak 3-4 kali seminggu. 4. Berhenti mero kok dan mengurangi konsumsi alkohol. 5. Istirahat bila tegang atau lelah, lakukan latihan pelemasan otot. 6. Bila dokter memberi resep, minumlah obat secara teratur sesuai petunjuk dokter (jangan berhenti minum obat atas inisiatif sendiri)

146 Contoh menu makanan pada pasien hipertensi

147 HIPERTENSI PADA LANSIA Pengertian Tekanan darah dimana tekanan sistoliknya diatas 140mmHg dan tekanan diastolic diatas 90mmHg. Penyebab Hipertensi Primer : masalah pada jantung dan pembuluh darah, penuaan, keturunan, stress psikologik. Hipertensi Sekunder : kegemukan, kolesterol, malas berolahraga (tidak aktif), alkohol atau garam dalam makanan, penyakit ginjal, obat-obatan, kelainan hormonal, kebiasaan merokok. Tanda dan Gejala Sakit Kepala Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk Perasaan berputar dan serasa ingin jatuh Berdebar dan detak jantung terasa cepat Telinga berdenging Kelelahan Mual, muntah, gangguan pencernaan Sesak napas Mudah marah Pandangan menjadi kabur Susah tidur Sesak napas Telinga Gelisah, kecemasan dan kegugupan Penanggulangan 1. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya. 2. Merubah pola makan : Jumlah garam dibatasi, konsumsi garam dapur tidak lebih dari 1/4 1/2 sendok teh/hari. Hindari makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (jerohan, minyak kelapa). Hindari makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan kering yang asin)

148 Hindari makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buahbuahan dalam kaleng, soft drink). Hindari makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang). Banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk. Stop konsumsi daging kambing dan durian Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi. 3. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama menit sebanyak 3-4 kali seminggu. 4. Berhenti mero kok dan mengurangi konsumsi alkohol. 5. Istirahat bila tegang atau lelah, lakukan latihan pelemasan otot. 6.Bila dokter memberi resep, minumlah obat secara teratur sesuai petunjuk dokter (jangan berhenti minum obat atas inisiatif sendiri) SEHAT DI MASA TUA HIPERTENSI PADA LANSIA Disusun oleh: Leloisa Nova

149 Pre Planning Penyuluhan Kesehatan Penanganan Nyeri Rematik Di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor A. Latar Belakang Reumatik adalah penyakit kelainan pada sendi yang menimbulkan nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal (sendi, tulang, jaringan ikat dan otot). Dari sekitar lebih dari 100-an penyakit reumatik sebagian besar tidak berbahaya, namun sangat mengganggu karena rasa nyerinya. Memang ada penyakit reumatik yang dapat menimbulkan kematian tetapi sangat jarang sekali dan biasanya perjalanan penyakitnya berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Yang paling ditakuti dari penyakit reumatik ini bila tidak diobati dengan benar adalah akan menimbulkan kecacatan baik ringan seperti kerusakan sendi maupun berat seperti kelumpuhan. Yang sering terjadi adalah kurangnya kualitas hidup seseorang yang berakibat terbatasnya aktifitas, depresi sampai berimbas pada status sosial ekonomi seseorang atau sebuah keluarga. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah penyakit reumatik ini tidak berhubungan dengan stroke tetapi berhubungan dengan gaya hidup, pekerjaan, imunitas dan beberapa penyakit berhubungan dengan genetika. Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh perawat terhadap kelima lansia binaan, seluruhnya menderita Reumathoid Artritis. Mereka mengatakan bahwa mereka sering merasa nyeri pada kakinya yang dimulai dari pangkal paha, lutut, dan pergelangan kakinya, lebih terasa bila terlalu banyak berjalan atau terlalu lama berdiri. Klien juga sering kesulitan untuk bangkit setelah duduk lama. Dan untuk meringankan keluhan nyeri klien istirahat duduk sambil memijat-mijat kakinya. Berdasarkan hal diatas perawat ingin memberikan penyuluhan kesehatan mengenai penanganan nyeri rematik agar klien dan keluarga lebih mengerti dan dapat melakukan perawatan pada nyeri tersebut.

150 B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit, diharapkan lansia dan keluarga lansia akan mampu memahami dan menangani nyeri pada penyakit rematik. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang nyeri rematik selama 30 menit, lansia dan keluarga akan mampu : Menyebutkan pengertian nyeri Menyebutkan penyebab nyeri Menyebutkan cara mengurangi keluhan nyeri Mengidentifikasi ramuan tradisional untuk mengatasi nyeri rematik dan cara pengolahannya. C. SASARAN Ny.N, Ny.S, Ny.M, Ny.Y, dan Ny. H beserta keluarga setiap lansia. D. METODE 1. Ceramah 2. Diskusi E. WAKTU DAN TEMPAT PENYULUHAN Di rumah lansia binaan F. MEDIA Leaflet

151 G. PELAKSANAAN KEGIATAN No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu 1 Pembukaan Memberi salam dan berkenalan Mengingatkan kontrak Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan 2 Kegiatan Inti Menjelaskan pengertian nyeri Menjelaskan penyebab nyeri Menyebutkan cara mengurangi keluhan nyeri Menjelaskan ramuan tradisional untuk mengatasi nyeri rematik dan cara pengolahannya Memberikan kesempatan untuk bertanya jika ada yang kurang jelas. Menjawab salam Mendengar Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan Bertanya jika ada hal yang kurang jelas. 5 menit 20 menit 3 Penutup Mengevaluasi pengetahuan keluarga lansia dan lansia binaan. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan. Memberi salam. Menjawab pertanyaan. Mendengarkan dan memperhatikan Menjawab salam 5 menit H. EVALUASI 1. Evaluasi Struktur Kesiapan lansia dan keluarga mengikuti penyuluhan Media yang digunakan sesuai dengan topik dan tepat guna Tempat sesuai dan kondusif untuk pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas yang disepakati oleh mahasiswa

152 2. Evaluasi Proses Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai waktu yang direncanakan Lansia dan keluarga kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan Suasana dalam kegiatan penyuluhan kondusif 3. Evaluasi Hasil Setelah mengikuti penyuluhan maka lansia dan keluarga keluarga mampu menjawab 80 % pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh saat evaluasi. I. REFERENSI Dalimartha, S. (2003). Sembilan Puluh Enam Resep Tumbuhan Obat untuk Rematik. Jakarta. Penebar Swadaya Dewi, I (2002). Seri Pengalaman Obat Tradisional Menyembuhkan Mereka. Jakarta, Trubus. Reeves, C.J. (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC Sibuea, H, dkk (1992). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. FKUI Utami, P. (2003). Tanaman Obat Untuk Mengatasi Rematik dan Asam Urat Jakarta. Agromedia Pustaka

153 D O K U M E N T A S I

154 Dokumentasi pada Ny. S

155 Dokumentasi pada Ny.M

156 Dokumentasi pada Ny.Y

157 Dokumentasi pada Ny.H

158 Dokumentasi pada Ny.N

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) I Hari pertama Senin/17 Juni 09.00-10.30 1. Mengkaji kemampuan secara fungsional

Lebih terperinci

nonfarmakologi misalnya, teknik

nonfarmakologi misalnya, teknik LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Hari Pertama Hari/ tanggal/ Waktu Rabu, 20 Mei 2015 Pukul 09.00-10.30 No. Implementasi DX 1. 9. Mengkaji keluhan nyeri meliputi lokasi, karakteristik, awitan/durasi, frekuensi,

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S. LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA KETUA: TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom Ns. Emira Apriyeni, S.kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN Lampiran 1 88 SURAT IJIN PENELITIAN Lampiran 2 89 SURAT IJIN SURVEI AWAL PENELITIAN Lampiran 3 90 SURAT IJIN PENELITIAN Lampiran 4 91 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION) SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION) DISUSUN OLEH: HUSNUL UMAM 1311166500 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU 2014 SATUAN ACARA

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS Topik Sub Topik : Nyeri sendi degeneratif (Osteoartritis) : Pengertian Osteoartritis, Penyebab osteoarthritis, Tanda-tanda nyeri sendi (osteoartritis), Cara

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN

CATATAN PERKEMBANGAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi 1. Rabu, 10.00 5. Mengkaji faktor penyebab dan mengevaluasi S : Ny. L mengaku mengalami

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF LAMPIRAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF Pokok bahasan Sub Pokok bahasan : Latihan fisik rentang derak/ Range Of Motion (ROM) : Mengajarkan latihan

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 83 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Data Fokus Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Juni 2011 jam 16.00 WIB pada keluarga Tn.L (60th). Tn.L merupakan kepala keluarga dari Ny. N (51th) dan kedua anaknya

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

ROM (Range Of Motion)

ROM (Range Of Motion) Catatan : tinggal cari gambar ROM (Range Of Motion) A. Pengertian Range Of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena

Lebih terperinci

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : Lampiran 1 PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : 1401100002 NO KEGIATAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan A. Penentuan Judul B. Mencari Literatur C. Studi Pendahuluan D. Menyusun

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE Oleh: Kelompok : 1A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN 2014 SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan : Mobilisasi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia

Lebih terperinci

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal 19-01-2009 A. Data identitas Data yang diperoleh dari pasien adalah : Nama kepala keluarga Tn. G, pendidikan SD dan beliau

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM)

SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM) SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM) Dosen Pembimbing: Iis Fatimawati, S.Kep.Ns,M.Kes Oleh : Astriani Romawati 141.0020 Lina Ayu Dika 141.0057 Miftachul Rizal H. 141.0064 Varinta Putri P. 141.0103

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014 Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. M : Laki-laki : 34 thn : Sudah Menikah : Islam

Lebih terperinci

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL Versi : 1 Tgl : 17 maret 2014 1. Pengertian Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik maupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Lebih terperinci

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi KELOMPOK G AKLIMA, S.Kep ISMARDI, S.Kep MAYLINDA, S.Kep MILA YUSNA, S.Kep ANDRIE FAUZY, S.Kep AZRIYANI NURMAN, S.Kep FITRIANTI NURDIN, S.Kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Data Umum Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada keluarga Tn A alamat Jl kunir Rt 08 Rw 8 kelurahan sambiroto kecamatan tembalang.

Lebih terperinci

Mata Ajar                   : Keperawatan Komunitas. Pokok Pembahasan    : Rematik (Artritis reumatoid dan Osteoartritis)

Mata Ajar                   : Keperawatan Komunitas. Pokok Pembahasan    : Rematik (Artritis reumatoid dan Osteoartritis) SAP Rematik Ditulis pada Kamis, 24 Maret 2016 02:51 WIB oleh damian dalam katergori SAP tag SAP, gout, rematik, endokrin http://fales.co/blog/sap-rematik.html SATUAN ACARA PENYULUHAN Mata Ajar : Keperawatan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG 1. IDENTITAS KLIEN Nama : Jenis Kelamin : Umur : Suku : Alamat : Agama : Pendidikan : Status Perkawinan : Tanggal

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi Dx I Selasa, 03 08.00 1. Mengkaji identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan

Lebih terperinci

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik LAMPIRAN 1 Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien Stroke Non Hemoragik A. Pengertian Latihan aktif dan pasif / ROM adalah merupakan suatu kebutuhan manusia untuk melakukan pergerakan

Lebih terperinci

Mitos Sixpack Orang menghabiskan uang jutaan setiap tahun untuk mendapatkan tubuh ideal. Sekarang ini terdapat sekitar 200 lebih alat-alat latihan untuk perut. Sebagian alat-alat ini tidak berguna sama

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. DX 1 Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Rabu, 08.30 1. Melakukan pengkajian pada tingkat 25 Mai 2016 mobilisasi dengan tingkatan 0-4 2. Melakukan

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi Lampiran CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No DX Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi 1 Rabu/ 20 Mei 10.30 1. Melakukan S: klien mengatakan 2015 pengkajian pola waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses menua (aging process) adalah akumulasi secara progresif dari berbagai perubahan patofisiologi organ tubuh yang berlangsung seiring dengan berlalunya waktu dan

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan 1. Mengkaji kekuatan otot/kemampuan fungsional mobilitas sendi yaitu kekuatan otot 1

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan 1. Mengkaji kekuatan otot/kemampuan fungsional mobilitas sendi yaitu kekuatan otot 1 Lampiran Senin, 2 Juni CATATAN PERKEMBANGAN 1 15.00 15.40 16.30 17.00 1. Mengkaji kekuatan otot/kemampuan fungsional mobilitas sendi yaitu kekuatan otot 1 2. Memberikan penguatan positif selama aktivitas

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK. Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian :

FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK. Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian : FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK 1. Identitas Klien Nama : Umur : Alamat : Pendidikan : Tanggal masuk ke panti wredha : Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian : 2. Status

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA Identitas Pasien Nama : Tn.D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 67 Tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil Senam Hamil Pengertian Senam Hamil Senam ibu hamil adalah jenis olahraga yang ringan untuk ibu hamil, olahraga ini bisa dilakukan untuk ibu hamil yang usia kandungannya di atas 6 bulan. Usia kandungan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran I PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama :Tn. G Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 25 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA OLEH : MEYRIA SINTANI NIM : 2012.C.04a.0314 YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 20 Juni 2010 pada keluarga Tn. L (45 th), dengan alamat Sambiroto kecamatan Tembalang, Semarang. Keluarga ini

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi CATATAN PERKEMBANGAN No. Hari/tanggal Dx /pukul 1 Rabu 19 juni 2013 14.45 WIB 15.00 WIB 15.05 WIB 15.25 WIB Implementasi Keperawatan Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi pada aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara

Lebih terperinci

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak : SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak : Saat ini, wanita yang tengah hamil tidak menjadi halangan untuk tetap berolahraga

Lebih terperinci

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S I. Data umum 1. Nama Kepala Keluarga : Tn. Setyo 2. Alamat dan telpon : Rt 03/ 16, Dukuh Ngawen 3. Komposisi Keluarga : 4 orang NO Nama Jenis Kelamin Hubungan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY PENGANTAR Usila sebagai akronim usia lanjut mengandung konotasi ganda. Disatu pihak ia dikaitkan dengan kelemahan, ketidak mampuan, ketidak

Lebih terperinci

PENJELASAN PENELITIAN. : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor

PENJELASAN PENELITIAN. : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor Lampiran 1 PENJELASAN PENELITIAN Judul Penelitian Peneliti : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor : Annisah Sepwika Sari NIM :

Lebih terperinci

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR Disusun Oleh Sigit Bangun H P17320308067 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PROGRAM

Lebih terperinci

ANAMNESIS. I. Identitas. 1. Nama : Ny. Bandi. 3. Jenis Kelamin : Perempuan. 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw.

ANAMNESIS. I. Identitas. 1. Nama : Ny. Bandi. 3. Jenis Kelamin : Perempuan. 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw. ANAMNESIS I. Identitas 1. Nama : Ny. Bandi 2. Umur : 55 tahun 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw.08, Jakarta Barat 5. Status Pernikahan : Sudah menikah 6.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOBILISASI DAN PENCEGAHAN STROKE BERULANG DI RUANGAN SYARAF RSUP DR. M DJAMIL PADANG

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOBILISASI DAN PENCEGAHAN STROKE BERULANG DI RUANGAN SYARAF RSUP DR. M DJAMIL PADANG SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOBILISASI DAN PENCEGAHAN STROKE BERULANG DI RUANGAN SYARAF RSUP DR. M DJAMIL PADANG Oleh : KELOMPOK C13 FIRDA DAMBA WAHYUNI 1110324071 MAHARANI Z 0810321011 VIVI OKTASARI

Lebih terperinci

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat:

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 11 BAB II RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 22 Januari 20007 jam 07.30 WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 1. Biodata. a. Identitas

Lebih terperinci

Lampiran 7 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama responden Umur :. :. Menyatakan bersedia menjadi subyek (responden) dalam penelitian dari : Nama

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian pada Ny. S dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 sedangkan pasien masuk RSU Dr. Kariadi tanggal 8 Mei 2007 1. Biodata Biodata pasien Ny. S, 25 tahun, jenis

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA 4.1 Pelakasanaan Pendampingan Keluarga 4.1.1 Kunjungan 1 Hari/Tanggal : Sabtu, 30 Juli 2016 Jenis Kegiatan : Perkenalan dengan keluarga KK dampingan.

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN STATUS KESEHATAN DENGAN GEJALA DEPRESI PADA USIA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL WILAYAH

Lebih terperinci

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur 1.2.1 Pengkajian Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkaiian

Lebih terperinci

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL Kelompok 3 : 1. Asti salin (14001) 2. Intan kusumajati (14012) 3. Magdalena (14015) 4. Nawangsari (14020) 5. Nia rifni (14021) 6. Niken Ayu (14022) 7. Pascalia (14023) 8. Ratna A (14024) 9. Siska R (14025)

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA Pendahuluan Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama

Lebih terperinci

untuk Mencegah Sakit Punggung

untuk Mencegah Sakit Punggung 5 Hal yang Bisa Anda Lakukan untuk Mencegah Sakit Punggung WISNUBRATA Kompas.com - 25/09/2017, 07:45 WIB Ilustrasi sakit punggung dan pinggang(grinvalds) KOMPAS.com - Sakit punggung adalah penyakit yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Kecemasan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Peneliti

Lebih terperinci

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang 3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan) SENAM REFLEKSI Senam refleksi dilakukan dengan menggabungkan gerakan tubuh dan teknik pengaturan pernapasan. Tujuannya adalah memperbaiki fungsi-fungsi otot-otot yang berhubungan dengan alat-alat/organ

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS DISUSUN OLEH: PUTU EKA ANGGA RIANTINI P. 17420112108 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011). Menurut Organisasi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori 1. Stroke Non Hemoragik Menurut kriteria WHO, stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi mendadak dengan tanda dan gejala klinis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak ( GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan

Lebih terperinci

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut: A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM NYERI HAID. Sasaran Penyuluhan : Keluarga Bapak Buang Budi Santosa Khususnya Saudari Rahayu I.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM NYERI HAID. Sasaran Penyuluhan : Keluarga Bapak Buang Budi Santosa Khususnya Saudari Rahayu I. SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM NYERI HAID Topik : Senam Nyeri Haid Sasaran Penyuluhan : Keluarga Bapak Buang Budi Santosa Khususnya Saudari Rahayu I. A Pemberi materi Tempat : Kelompok PSIK A6 : Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia diselenggarakan secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebiasaan duduk dapat menimbulkan nyeri pinggang apabila duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan otot punggung akan menjadi tegang

Lebih terperinci

Lampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian myalgia 2. Jenis Myalgia Fibromyalgia

Lampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian myalgia 2. Jenis Myalgia Fibromyalgia Lampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian Myalgia adalah nyeri otot yang merupakan gejala dari banyak penyakit dan gangguan pada tubuh. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot yang salah

Lebih terperinci

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A. Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : 09.30 A. LATAR BELAKANG Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT Disusun oleh: ANISA RATNA N P.17424213046 INTAN NUR FATIMAH P.17424213068 RETNO FITRIYANI

Lebih terperinci

Latihan Olah Nafas Zhen Qi

Latihan Olah Nafas Zhen Qi Latihan Olah Nafas Zhen Qi Meditasi adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar untuk memusatkan banyak titik perhatian ke satu titik perhatian. Salah satu teknik meditasi yang terkait dengan olah

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi,

Lebih terperinci

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di

Lebih terperinci

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya tingkat sosial dalam kehidupan masyarakat dan ditunjang pula oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada peningkatan usia harapan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile

Lebih terperinci

CHECKLIST KELUHAN UROGENITAL. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

CHECKLIST KELUHAN UROGENITAL. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai : CHECKLIST KELUHAN UROGENITAL Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai : No Aspek yang dinilai Nilai 0 1 2 Anamnesis 1 Memberi salam dan memperkenalkan diri keduanya 0 : melakukan< 2 3 Menanyakan identitas

Lebih terperinci

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA Pendahuluan Taraf kesehatan masyarakat yang meningkat disertai meningkatnya fasilitas kesehatan berdampak pada semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

Hubungan Karakteristik Ibu dan Asuhan yang diterima selama persalinan dengan Kejadian Persalinan Patologis di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2006

Hubungan Karakteristik Ibu dan Asuhan yang diterima selama persalinan dengan Kejadian Persalinan Patologis di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2006 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik Ibu dan Asuhan yang diterima selama persalinan dengan Kejadian Persalinan Patologis di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2006 A. Indentitas Responden 1.

Lebih terperinci