LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2011 (LAKIP) UPT BPPTK LIPI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2011 (LAKIP) UPT BPPTK LIPI"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 0 (LAKIP) UPT BPPTK LIPI PT UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

2

3 A BERSAM MER KEB JUT NGGAAN

4 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 0 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI PENGEMBANGAN PROSES dan TEKNOLOGI KIMIA GADING, KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA

5

6 PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) pada satuan kerja Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (UPT. BPPTK- LIPI) merupakan laporan tahunan yang menggambarkan akuntabilitas kinerja instansi. LAKIP merupakan kewajiban instansi pemerintah dalam rangka menginformasikan kinerja selama satu tahun kegiatan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Media akuntabilitas memuat informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang memberi amanah atau pihak yang memberikan delegasi atau wewenang. Melalui media inilah secara formal dapat dilakukan pertanggungjawaban dan bahan untuk menjawab berbagai permasalahan yang diminta oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk menentukan fokus perbaikan kinerja yang berkesinambungan. Harapan kami semoga laporan akuntabilitas ini dapat menginformasikan kinerja instansi UPT BPPTK LIPI selama Tahun 0. Kepala UPT BPPTK-LIPI Hardi Julendra, S.Pt.,M.Sc

7 RINGKASAN EKSEKUTIF UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (BPPTK LIPI) Yogyakarta merupakan institusi setingkat eselon III yang pendiriannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nomor : 0/tahun 00 tanggal Juni 00. Tugas Pokok dan fungsi UPT BPPTK sesuai SK Kepala LIPI tersebut di atas adalah melaksanakan pengembangan, pemanfaatan dan penerapan hasil penelitian di bidang proses dan teknologi kimia dan lingkungan, pangan dan pakan, farmasi dan teknologi lingkungan. Sedangkan fungsi yang diselenggarakan oleh UPT BBPTK LIPI adalah :.Mempersiapkan rencana, memantau, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang proses dan teknologi kimia..melakukan kerjasama dengan lembaga penelitian lain, baik di lingkungan LIPI maupun di luar LIPI dalam rangka mengembangkan proses dan teknologi secara kimia yang diperlukan oleh masyarakat. 3.Melakukan uji tekno ekonomi dari skala penelitian ke dalam skala pilot plant. 4.Melakukan pengembangan hasil proses dan teknologi kimia dan memproduksinya. 5.Melakukan pemanfaatan hasil penelitian di bidang proses dan teknologi kimia yang diperlukan oleh masyarakat dan telah dibuktikan melalui uji coba pemasyarakatannya baik kualitas maupun kuantitasnya. 6.Melakukan pemasyarakatan semua hasil-hasil penelitian bidang kimia. 7.Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga. Fungsi yang diselenggarakan pada dasarnya mencakup pengembangan, pengelolaan dan penerapan hasil penelitian dalam bidang proses dan teknologi kimia untuk kepentingan masyarakat luas. Dalam melaksanakan fungsi tersebut UPT BPPTK mendapatkan anggaran untuk melaksanakan beberapa program kegiatan penelitian dan pengembangan seperti Tematik, Iptekda dan Insentif Peneliti dan Perekayasa. Pada tabel dibawah ini terlihat Jumlah Pagu Anggaran pada tahun 0 dan hasil penyerapan. Nama Anggaran Jumlah (Rp) Serapan (Rp) Sisa (Rp) %serapan DIPA ( ) 00% IPTEKDA INSENTIF RISTEK % 99,68% ,96% (PKPP) Total

8 Anggaran tersebut di atas didukung oleh SDM BPPTK per Desember Tahun 0 sebanyak 64 orang yang terdiri dari Peneliti, 9 kandidat peneliti, 6 Teknisi fungsional, 5 Teknisi dan 3 orang administrasi. Sesuai Rencana Implementatif dan IKU, UPT BPPTK-LIPI telah memperoleh beberapa capaian strategis sebagai berikut :.Pencapaian Penetapan Kinerja (PK) di UPT BPPTK-LIPI menggambarkan bahwa dari indikator kinerja. indikator tidak dilakukan UPT BPPTK-LIPI, sedangkan 0 indikator dilaksanakan dengan capaian 9 indikator sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada awal tahun, hanya indikator yang tidak tercapai targetnya..terdapat satu indikator yang melebihi target sasaran pada sasaran meningkatnya hasil dan kapasitas penelitian yang diukur dari peningkatan jumlah publikasi dan HKI. HKI, yang semula ditargetkan buah dapat tercapai sampai dengan 5 buah HKI dari kegiatan bidang pakan dan pangan. 3.Adapun capaian PK yang tidak mencapai target sasaran adalah rencana penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dikarenakan adanya peraturan moratorium PNS. 4.Ditinjau dari aspek keuangan, rata-rata realisasi anggaran terserap 99.98%, capaian terendah adalah pada anggaran tematik. Sedangkan capaian PK rata-rata adalah 93,3%. Dari beberapa capaian tersebut menggambarkan bahwa UPT BPPTK-LIPI telah melaksanakan kinerjanya dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta rencana implementatif yang telah ditetapkan. 3 Januari 0 Hardi Julendra S,Pt., M.Sc Kepala UPT BPPTK-LIPI 3

9 DAFTAR ISI PENGANTAR 5 DAFTAR TABEL RINGKASAN EKSEKUTIF 5 DAFTAR LAMPIRAN 4 DAFTAR ISI PENDAHULUAN 7 Latar Belakang 8 Struktur Organisasi 8 Tugas Pokok dan Fungsi 9 Sistematika Penyajian RENCANA IMPLEMENTATIF DAN PENETAPAN KINERJA 0 Umum 4 Program dan kegiatan Arah dan Tujuan 6 Rencana Implementatif UPT BPPTK-LIPI 3 Program Utama 39 Lingkungan Strategis yang Berpengaruh 3 Strategi 39 Penetapan Kinerja Tahun 0 AKUNTABILITAS KINERJA 4 Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun Komponen analisis Capaian Kinerja Akuntabilitas Keuangan PENUTUP 48 Kesimpulan 48 Rekomendasi 4

10 DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel. Kegiatan UPT BPPTK-LIPI Tahun 0 Tabel. Road map kegiatan program teknologi kimia dan lingkungan Tabel 3. Road map kegiatan program pakan 3 Tabel 4. Road map kegiatan program pangan 4 Tabel 5. Penetapan kinerja UPT-BPPTK LIPI tahun Tabel 6. Pagu anggaran 0 Tabel 7. Penyerapan pagu anggaran tahun 0 Tabel 8. Pencapaian kinerja anggaran tahun 0 DAFTAR LAMPIRAN 50 Struktur organisasi UPT BPPTK-LIPI 5 Rencana kinerja tahunan 0 5 Roadmap rencana Implementatif UPT BPPTK-LIPI Pengukuran kinerja kegiatan UPT BPPTK LIPI tahun 0 Pengukuran pencapaian sasaran UPT BPPTK LIPI tahun 0 5

11 6

12 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Terwujudnya tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan harapan semua pihak, langkah untuk mewujudkan hal tersebut telah dituangkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang di antaranya adalah Inpres Nomor 7 tahun 999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Inpres Nomor 5 Tahun 004 tentang Percepatan pemberantasan korupsi. UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(BPPTK LIPI) Yogyakarta merupakan institusi setingkat eselon III yang pendiriannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nomor : 0/tahun 00 tanggal Juni 00. Organisasi ini berkedudukan di Desa Gading, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang berada di bawah Kedeputian Bidang IPT dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI. Semenjak tahun 00 terdapat peningkatan yang signifikan terutama dalam bentuk pengembangan sumber daya manusia, fisik dan sarana dan prasarana. Pesatnya perkembangan UPT BPPTK-LIPI Yogyakarta adalah karena adanya anggapan masyarakat bahwa UPT BPPTK-LIPI adalah representatif LIPI yang ada didaerah atau pintu gerbang LIPI di daerah khususnya Pulau Jawa Bagian Tengah dan Timur. Karena anggapan tersebut UPT BPPTK-LIPI bertanggungjawab besar untuk terus meningkatkan performa.pengembangan UPT BPPTK-LIPI Yogyakarta dilaksanakan secara bertahap. Perkembangan tersebut merupakan tahapan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Implementatif UPT BPPTK LIPI Yogyakarta tahun Tahun 0 adalah periode 5 tahun ke- dalam proses perkembangan UPT BPPTK-LIPI. Pada lima tahun kedua telah mulai dibangun beberapa sarana pendukung sehingga beberapa kegiatan telah menghasilkan beberapa produk dan HKI berupa paten. Usaha optimalisasi kegiatan terus dilanjutkan mengikuti perubahan dan perkembangan dinamika organisasi. Dengan perkembangan tersebut hasil pengukuran kinerja UPT BPPTK-LIPI dapat dilihat dari produk-produk yang dihasilkan dari kegiatan usaha penguasaan teknologi yang kemudian diimplementasikan untuk membentuk produk unggul. Beberapa di antaranya telah didaftarkan paten, dilaksanakan kerjasama produksi dan inkubasi UKM. UPT BPPTK-LIPI juga berusaha meningkatkan perannya untuk mengembangkan usaha masyarakat berbasis iptek melalui pelatihanpelatihan pada masyarakat serta pendampingan, supervisi dan konsultasi program yang d i ke m b a n g ka n d a n d i l a ks a n a ka n o l e h pemerintah daerah. Produk-produk baru yang dihasilkan sementara dibatasi sampai pembentukan prototip produk. Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) yang telah ditetapkan, peran yang harus dilaksanakan UPT BPPTK-LIPI Yogyakarta terutama meliputi pengembangan iptek dan implementasi hasilhasil penelitian untuk kepentingan masyarakat. Kerjasama, baik kerjasama penyelenggaraan kegiatan pengembangan kompetensi, kerjasama produksi maupun inkubasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), telah dilaksanakan dan mengalami perkembangan. Hal itu menunjukkan bahwa UPT BPPTK-LIPI Yogyakarta telah menunjukkan usaha untuk secara aktif memberi kontribusi yang Besar, Signifikan, dan Nyata te r h a d a p p e m b a n g u n a n n a s i o n a l d a n pelaksanaan misi LIPI yang telah disepakati dan tertuang dalam Renstra LIPI

13 PENDAHULUAN.. Tugas Pokok dan Fungsi UPT BPPTK-LIPI Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-Yogyakarta, disingkat UPT BPPTK-LIPI Yogyakarta adalah satuan kerja setingkat esselon III, dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia nomor 0/M/00, tanggal Juni 00, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia. Lokasi UPT BPPTK-LIPI Yogyakarta ada dua yaitu Desa Gading, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul yang berjarak sekitar 3,5 km dari Yogyakarta dan Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul yang berjarak sekitar 0 km dari kota Yogyakarta. Tugas Pokok UPT BPPTK-LIPI adalah melaksanakan pengembangan, pemanfaatan dan penerapan hasil penelitian di bidang proses dan teknologi kimia, pangan dan pakan, farmasi dan teknologi lingkungan. Fungsi yang diselenggarakan oleh UPT BBPTK -LIPI adalah :.Mempersiapkan rencana, memantau, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang proses dan teknologi kimia;.melakukan kerjasama dengan lembaga penelitian lain, baik di lingkungan LIPI maupun di luar LIPI dalam rangka mengembangkan proses dan teknologi secara kimia yang di perlukan oleh masyarakat. 3.Melakukan uji teknoekonomi dari skala penelitian ke dalam skala pilot plan hasil proses dan teknologi kimia. 4.Melakukan pengembangan hasil proses dan teknologi kimia dan memproduksinya untuk kepentingan masyarakat luas. 5.Melakukan pemanfaatan hasil penelitian di bidang proses dan teknologi kimia yang di perlukan oleh masyarakat dan telah dibuktikan melalui uji coba pemasyarakatannya baik kualitas maupun kuantitasnya. 6.Melakukan pemasyarakatan hasil-hasil penelitian bidang kimia. 7.Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga. Kegiatan-kegiatan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi di atas ditekankan pada pengembangan, pemanfaatan dan penerapan hasil penelitian di bidang proses dan teknologi kimia, pangan, pakan, farmasi dan teknologi lingkungan. Fungsi yang diselenggarakan pada dasarnya mencakup pengembangan, pengelolaan dan penerapan hasil penelitian dalam bidang proses dan teknologi kimia untuk kepentingan masyarakat luas. Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi maka penelitian-penelitian dalam bidang-bidang tersebut telah lama dilaksanakan kecuali bidang farmasi dan teknologi lingkungan sehingga akumulasi hasil-hasil yang diperoleh dipandang telah mencukupi untuk digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan organisasi. 3. Struktur Organisasi Struktur Organisasi UPT BPPTK-LIPI menurut Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor : 0/tahun 00 tanggal Juni 00 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Proses dan teknologi Kimia merupakan satuan kerja setingkat esselon III. Sesuai SK Kepala LIPI tersebut UPT BPPTK- LIPI dipimpin oleh seorang Ka UPT dan dibantu oleh Subag TU, tiga seksi dan kelompok fungsional KEPALA SUB. BAG TATA USAHA SEKSI RANCANG BANGUN SEKSI SEKSI PROGRAM dan KERJASAMA SARANA dan PRASARANA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 8

14 4. Sistematika Penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja LIPI tahun 0 didasarkan pada Rencana Implementatif, Rencana Kinerja Tahunan dan Capaian UPT BPPTK-LIPI tahun 0. Laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :.Ringkasan Eksekutif, yang secara integratif memberikan gambaran singkat tentang seluruh isi laporan..pendahuluan, menjelaskan susunan organisasi, tugas pokok dan fungsi UPT BPPTK- LIPI, serta ringkasan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai tugas pokok dan fungsi UPT BPPTK. 3.Rencana Implementatif, menjelaskan secara ringkas Rencana Implementatif, Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 0. 4.Akuntabilitas Kinerja UPT BPPTK-LIPI, menjelaskan secara ringkas dan menyeluruh pencapaian kinerja tahun 0 serta analisisnya dikaitkan dengan pertangungjawaban kepada publik terhadap pencapaian sasaran untuk tahun 0. 5.Penutup, yang isinya menyimpulkan isi Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 0 dan rekomendasi bagi perbaikan kinerja di masa datang. 9

15 PENDAHULUAN 0

16 BAB II RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, DAN PENETAPAN KINERJA 0.. Umum Dalam melaksankan tugas pokok dan fungsi, U P T B P P T K L I P I m e l a k u k a n ke g i a t a n pengembangan, pemanfaatan dan penerapan hasil penelitian di bidang proses dan teknologi kimia, pangan, pakan, farmasi dan teknologi lingkungan. Fungsi yang diselenggarakan pada dasarnya mencakup pengembangan, pengelolaan dan penerapan hasil penelitian dalam bidang proses dan teknologi kimia untuk kepentingan masyarakat luas... Arah dan Tujuan Sesuai dengan VISI LIPI maka ditetapkan arah dan tujuan UPT BPPTK LIPI yaitu menjadi satuan kerja yang unggul, profesional dan humanis dalam pengembangan dan implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang proses dan teknologi kimia, pangan dan pakan, farmasi dan teknologi lingkungan. Berdasarkan arah dan tujuan UPT BPPTK-LIPI tersebut ditetapkan kegiatan utama yaitu mengimplementasikan hasil-hasil penelitian untuk kesejahteraan masyarakat luas. Untuk mengoperasionalkan rencana ini, UPT BPPTK-LIPI Yogyakarta melaksanakan kegiatan sebagai berikut :. Menumbuh kembangkan budaya iptek serta meningkatkan kemampuan berbasis kompetensi di lingkungan UPT BPPTK-LIPI Yogyakarta. Turut berpartisipasi aktif dalam usaha menciptakan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society).. Melaksanakan pengembangan iptek dan implementasi hasil-hasil penelitian bidang proses Pangan, Pakan, Teknologi Kimia dan Lingkungan dengan penekanan pada usaha peningkatan nilai tambah bahan dan produk lokal, melaksanakan layanan jasa iptek untuk menjawab permintaan dan kebutuhan masyarakat. memenuhi 3.Menjalin kerjasama dengan para stakeholders untuk pengembangan produk-produk unggul dengan daya komparatif dan kompetitif dari bahan lokal. 4. Mengimplementasikan iptek melalui mekanisme inkubasi Usaha skala Kecil dan Menengah. 5.Melaksanakan usaha penguatan institusi melalui pengembangan sumber daya yang terencana dengan memperhatikan perkembangan paradigma, kondisi serta daya dukung lingkungan. Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi maka bidang kegiatan yang ditekuni meliputi pengembangan, pemanfaatan dan penerapan hasil penelitian di bidang proses dan teknologi kimia, pangan dan pakan, farmasi dan teknologi lingkungan. Penelitian-penelitian dalam bidangbidang tersebut telah lama dilaksanakan kecuali bidang farmasi dan teknologi lingkungan sehingga akumulasi hasil-hasil yang diperoleh dipandang telah mencukupi untuk digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan usaha implementasinya.

17 A.Sumber Daya Manusia ( SDM ) B.Program Sumber daya manusia (SDM) merupakan unsur yang memiliki peran sangat penting dalam suatu organisasi. Kualitas SDM akan menentukan kinerja suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Bagi lembaga penelitian, manusia merupakan sumberdaya utama dalam kegiatan sehingga perlu dikelola dengat tepat. Bukan hanya dalam konteks peneliti, tetapi juga komponen lain SDM seperti administrasi dan teknisi juga harus dikelola dengan tepat. Kondisi SDM di UPT BPPTK-LIPI saat ini memiliki lima permasalahan yaitu komposisi tingkat pendidikan terutama untuk peneliti belum ideal, pembagian beban kerja yang masih belum merata, perencanaan pengembangan kompetensi SDM non peneliti yang masih belum o pt im a l, d a n terd a p at kec e n d e r u n ga n penurunan jumlah SDM administrasi karena faktor usia/pensiun. Kelima permasalahan tersebut sangat menentukan kinerja lembaga penelitian dan dianggap perlu menjadi perhatian utama di UPT BPPTK-LIPI saat ini. Peningkatan jumlah pejabat fungsional, terutama fungsional peneliti, ditujukan untuk membentuk tim di berbagai bidang yang akan meneruskan program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Sedangkan peningkatan kuantitas dan kualitas SDM untuk bidang administrasi dan SDM pendukung dilakukan secara bertahap, diharapkan dengan perbandingan antara Peneliti dan Administrasi yang ideal dan Kuantitas yang mendukung diharapkan Implementatif peneilitian dapat tercapai secara optimal. Program teknis penelitian dan pengembangan disusun mengikuti pola program yang telah ditetapkan dalam Renstra LIPI di mana kegiatan-kegiatan UPT BPPTK-LIPI dikelompokkan dalam kegiatan tematik dan non tematik (IPTEKDA, PKPP, KOMPETITIF). C.Topik Kegiatan dalam Program Topik Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kelompok program prioritas di LIPI dan diarahkan untuk menuju ke arah yang disepakati oleh Kelompok Kegiatan. Berbagai egiatan yang bersifat membangun kemampuan peneliti tetap difasilitasi melalui kegiatan tematik dan sumber anggaran lain baik dari dalam maupun dari luar LIPI sejauh selaras dengan tugas pokok dan fungsi BPPTK- LIPI. Dari dalam DIPA Program yang akan dilaksanakan adalah Pemanfaatan Bahan Pangan dan Bahan Kimia untuk industri/ukm dan Tata Kelola Pendukung Penelitian Kimia D. Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pengawasan / Monitoring merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Di mana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan d ikata ka n p ent in g ka ren a ta n p a a d a nya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, dan PENETAPAN KINERJA 0 Selaras dengan kebijakan yang telah ditetapkan dalam Renstra Koordinatif Kedeputian Bidang IPT LIPI, kebijakan dalam peningkatan SDM dan penentuan arah kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:

18 E. Anggaran Pada Tahun Anggaran 0 DIPA UPT BPPTK-LIPI mendadaptkan Anggaran sebesar Rp ,-.Anggaran tersebut antara lain berupa kegiatan Pembayaran Gaji Rp , Penyelenggaran Opersional danpemeliharan Perkantoran Rp ,Peningkatan Jasa Pelayanan Litbang Iptek ( PNBP ) Rp ,- Program Penelitian, Penguasaan, Pemanfaatan IPTEK Rp ,- dan Perencanaan Rapat Kerja Tahunan Rp ,-. Pada Tahun Anggaran 0 di UPT BPPTK-LIPI juga mendapatkan tambahan Anggaran dari sumber Insentif peneliti dan Perekayasa sebesar Rp ,- dan Anggaran Iptekda sebesar Rp ,- Total Anggaran kegiatan Baik berupa Tematik, DIKTI dan Iptekda adalah sebesar Rp Program Utama Program Utama UPT BPPTK-LIPI tahun mengacu pada program utama LIPI, yaitu Program Peningkatan Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan IPTEK (P3IPTEK) yang dilaksanakan sesuai dengan arah yang digariskan dalam RPJPN Berkenaan dengan program dan kegiatan UPT BPPTK-LIPI maka tahun 0 terdapat 5 kegiatan Tematik, kegiatan Iptekda dan 3 kegiatan Insentif Peneliti dan Perekayasa. Semua kegiatan tersebut bersumber dari kegiatan utama yaitu penelitian dan pengembangan bidang proses dan teknologi kimia.tujuan utama dari kegiatan yang dilaksanakan adalah terkembangnya kompetensi institusi sebagai pelaksana pengembangan iptek dan implementasi hasil-hasil penelitian dalam bidang proses dan teknologi kimia, pangan dan pakan, farmasi dan teknologi lingkungan secara berkelanjutan. Kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi kolektif yang terbangun dari kompetensi-kompetensi individu peneliti sesuai dengan bidang keilmuan masingmasing yang ditekuni. Untuk kepentingan pengembangan kompetensi ini, program-program kerja disusun berdasarkan kelompok-kelompok bidang keilmuan atau keahlian dengan tujuan-tujuan kegiatan yang fokus serta mengedepankan perkembangan kebutuhan masyarakat pengguna iptek dan isu-isu penting yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi UPT BPPTK-LIPI Yogyakarta.4. Strategi Strategi-strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut :.Mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif bagi pengembangan profesionalisme dalam bidang pengembangan dan implementasi iptek..melengkapi sarana dan prasarana khususnya peralatan laboratorium dan peralatan proses yang mendukung kegiatan implementasi iptek aplikatif. 3.Mengutamakan pengembangan kompetensi pada implementasi hasil penelitian bidang-bidang proses dan teknologi kimia, pangan dan pakan, farmasi dan teknologi lingkungan secara berkelanjutan. 4.Menyusun perencanaan kegiatan secara terintegrasi yang difokuskan pada bidang-bidang proses dan teknologi kimia, pangan dan pakan, farmasi dan teknologi lingkungan dengan memperhatikan skala prioritas. 5.Menyuburkan kemitraan yang sinergis dengan para stakeholders dalam melaksanakan usaha menciptakan kehidupan masyarakat berbasis iptek. 6.Melakukan sosialisasi hasil perkembangan dan implementasi iptek kepada masyarakat untuk memenuhi peran institusi sebagai mediator teknologi termasuk penanggulangan bencana. 3

19 Program Dalam tahun 0, Program UPT BPPTK-LIPI ada (dua) program kegiatan penelitian yang di biayai dari APBN LIPI dan APBN di luar LIPI, Program yang dibiayai didalam APBN LIPI kegiatanya/ outputnya ada ( dua ) kegiatan yaitu Pemanfaatan Bahan Pangan dan Bahan Kimia untuk industri/ UKM dan Kegiatan Tata Kelola Pendukung Penelitian Kimia dan (satu) program lainnya yang peng anggarannya melalui institusi luar LIPI. APBN LIPI a. Kegiatan Tematik (DIPA UPT BPPTK-LIPI) b. Kegiatan Penugasan Khusus/IPTEKDA (DIPA BPK LIPI). APBN Luar LIPI Kegiatan Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (Anggaran KNRT) mengacu pada Program LIPI dan Program Prioritas BAPPENAS, serta kegiatan prioritas UPT BPPTK-LIPI yang di kelompokan dalam Kegiatan pemanfaatan Bahan Pangan dan Bahan kimia untuk Industri/UKM. Kegiatan Pemanfatan Bahan Pangan dan Bahan Kimia untuk Industri/UKM difokuskan sebagai berikut: a.penelitian Penguasaan Teknologi b.ilmu pengetahuan terapan Sedangkan untuk kegiatan di luar DIPA UPT BPPTK-LIPI, dikelompokkan dalam urutan: a. Sumber Energi Baru dan Terbarukan b. Ketahanan Pangan Kegiatan Sesuai program dan strategi yang ditetapkan, UPT BPPTK-LIPI menentukan beberapa kegiatan sebagai berikut : Program Indikator Kinerja Tata Kelola -Terbangunnya penguatan Pendukung dan kompetensi SDM penelitian Kimia -Terwujudnya profesionalisme peneliti -Terwujudnya proses kegiatan administrasi secara lebih optimal dan efisien -Tersiapkanya sarana/prasarana laboratorium Litbang Pemanfaatan Bahan Pangan dan Bahan Kimia untuk Industri/ UKM -Terbangunnya penguatan dan kompetensi SDM -Terwujudnya profesionalisme peneliti -Terwujudnya proses kegiatan administrasi secara lebih optimal dan efisien -Tersiapkannya arana/prasarana laboratorium litbang Komponen Anggaran Pengelolaan Gaji, Honorarium dan Tunjangan DIPA UPT BPPTK LIPI Penyelenggaran Operasional dan pemeliharaan DIPA UPT BPPTK LIPI perkantoraan Perencanaan rapat kerja tahunan UPT DIPA UPT BPPTK LIPI Peningkatan Jasa Pelayanan Litbang iptek ( PNBP ) DIPA UPT BPPTK Pengembangan Makanan Kaya Folat Dari Bahan Pangan Lokal DIPA UPT BPPTK LIPI Pengembangan Bioaditif Sebagai Pemacu Pertumbuhan DIPA UPT BPPTK LIPI dan Imunitas ternak 4 RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, dan PENETAPAN KINERJA 0.5. Program dan Kegiatan

20 Difusi dan pemanfaatan IPTEK penugasan khusus- (IPTEKDA) Pengembangan Makanan Fungsional Berbasis Umbi Umbian Bagi Penderita Diabetus Militus DIPA UPT BPPTK LIPI Pengembangan Produk Bioetanol Berbahan Baku Biomasa DIPA UPT BPPTK LIPI Pengembanagan Agen Proteksi Protein dan Penurunan Produksi Metan Pada ternak Ruminansia DIPA UPT BPPTK LIPI Penguatan Program Penggemukan ternak sapi Potong dengan Sistem Kereman di Wilayah Kecamatan Sokaraja Purwokerto DIPA BPK LIPI Penguatan Penggemukan Sapi DIPA BPK LIPI Potong Semi Intensif Menggunakan Pakan Silase Komplit dan Aditif Lemofit Menuju Usaha Agrobisnis Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa Karakterisasi Jamur Pelapuk Putih Pendegradasi Lignin pada Bagas yang berpotensi sebagai senyawa Berbasis Lignoselulosa Anggaran KRT Pengembangan Makanan Fungsional Mengandung Antioksidan Berbahan Baku Ubi Jalar Unggu yang aman dikonsumsi bagi Penderita Diabetes Mellitus Anggaran KRT Teknologi Pembuatan Antibiotik dari Tepung Cacing Anggaran KRT Tanah ( Lumbricus Rubellus) sebagai Pemacu Pertumbuhan ( Growth Promotor ) Ayam Broiler dengan Metode Granulasi Tabel. Kegiatan UPT BPPTK- LIPI Tahun 0 5

21 Rencana Strategis (Renstra) Implementatif UPT BPPTK-LIPI Tahun mengacu pada Renstra LIPI dan Renstra Koordinatif Kedeputian Bidang IPT LIPI Tahun Berdasarkan Rencana Strategis LIPI maka VISI LIPI adalah menjadi lembaga ilmu pengetahuan nasional berkelas dunia yang dapat mendorong terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, cerdas, kreatif, integratif dan dinamis yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang humanis. Sesuai dengan visi tersebut UPT BPPTK LIPI menetapkan arah dan tujuan yaitu menjadi satuan kerja yang unggul, profesional dan humanis dalam pengembangan dan implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di bidang proses dan teknologi kimia, pangan dan pakan, farmasi dan teknologi lingkungan. Berdasarkan Visi LIPI maka ditetapkan Misi LIPI sebagai berikut : RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, dan PENETAPAN KINERJA 0.6. Rencana Implementatif UPT BPPTK- LIPI Sesuai dengan misi LIPI maka UPT BPPTK LIPI Yogyakarta mempunyai kegiatan utama yaitu mengimplementasikan hasil-hasil penelitian untuk kesejahteraan masyarakat luas. Untuk mengoperasionalkan rencana ini, UPT BPPTK LIPI Yogyakarta membentuk empat program kegiatan yaitu teknologi kimia dan lingkungan, program pangan, program pakan, diseminasi.menciptakan great science dan invensi yang dapat mendorong inovasi dalam rangka meningkatkan daya saing perekonomian nasional..mendorong (meningkatkan) pemanfaatan pengetahuan dalam proses penciptaan good governance yang dapat memantapkan NKRI. 3.Turut serta dalam proses pencerahan kehidupan masyarakat dan kebudayaan berdasarkan prisip-prinsip ilmu pengetahuan dan kaidah etika keilmuan. dan Implementasi IPTEK. A BERSAM MER KEB JUT NGGAAN 4.Memperkuat peran Indonesia (yang didukung ilmu pengetahuan) dalam pergaulan internasional. 5.Memperkuat infrasruktur kelembagaan (Penguatan manajemen dan sistem) 6

22 Roadmap Implementatif UPT BPPTK- LIPI Tabel. Roadmap kegiatan program Teknologi Kimia dan Lingkungan KEGIATAN Pengembangan Produksi Bioetanol Berbahan Biomassa*) TARGET TAHUN Terkuasainya sistem dan Optimasi metoda teknologi proses pembuatan bioetanol (Pre treatment Lignoselulosa) Terkuasainya sistem dan Optimasi metoda teknologi proses pembuatan bioetanol (Sakarifikasi dan Fermentasi) Terkuasainya metoda pemurnian crude bioetanol mencapai kadar 95 % - 99% Optimasi metoda pemurnian crude bioetanol men capai kadar 95 % - 99% Diperoleh sistem pemurnian bioetanol PJTU : Kimia/ Pertanian Peneliti : 4 orang Teknisi : 3 orang Anggaran : Sumber : Tematik Alat : Fermentor, Output : bioetanol dari lignoselulosa, (satu) Karya tulis ilmiah SDM : Teknik Kimia /Kimia/Mikro biologi Sumber : Tematik /Dikti Alat : Fermentor, Destilator Output : bioetanol kemurnian + 6 %, (satu) Karya tulis ilmiah SDM : Teknik Kimia / Kimia Sumber : Tematik /Kompetitif/ Dikti /Insentif Alat : Destilator Output : metode pe murnian bioetanol, (satu) Karya tulis ilmiah SDM : Teknik Kimia / Kimia Sumber : Tematik Alat : Distilasi, Menara Adsorber, Tangki Produk Output : bioetanol grade bahan bakar, (satu) Karya tulis ilmiah SDM : Teknik Mesin / Teknik Kimia Sumber : Tematik Alat : Mesin Bakar, Motor Output : dokumen ujicoba, (satu) Karya tulis ilmiah *) Terkait program unggulan di Kedeputian Bidang IPT Road map lengkap ada pada lampiran 7

23 RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, dan PENETAPAN KINERJA 0 TEKNOLOGI KIMIA dan LINGKUNGAN 8

24 Program Teknologi Kimia dan Lingkungan Selama tahun 0, Program Teknologi Kimia dan Lingkungan UPT BPPTK-LIPI telah melakukan kegiatan diseminasi teknologi kepada masyarakat, salah satunya adalah teknologi biogas. Kegiatan tersebut telah mampu memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang biogas dan memicu upaya pemanfaatan biogas di masyarakat dari b e r b a ga i ka l a n ga n s e p e r t i praktisi, akademisi, kelompok tani d a n t e r n a k s e r t a ke p a d a m a sya ra kat s e ca ra u m u m. Kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan tentang teknologi biogas untuk dua orang staf PT Iltahbi Energia Jakarta pada tanggal 4-5 April 0, Bimbingan Teknis untuk masyarakat peternak dan petani di Kabupaten Gunungkidul dengan bekerjasama dengan Kapedal Kab Gunungkidul dan BLH Propinsi Yogyakarta pada tanggal 4 Oktober 0 dan 3 November 0, serta kegiatan pengembangan teknologi biogas (teknologi kompresi, penyimpanan dan konversi menjadi listrik) melalui kerjasama dengan CASINDO (NGO dari Belanda) - Universitas Muhamadiyah Yogyakarta Universitas Diponegoro Semarang. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan semakin banyak pemanfaatan biogas di masyarakat sebagai salah satu sumber energi alternatif yang terbarukan, sehingga dapat mendukung terwujudnya ketahanan energi bagi Indonesia. Kegiatan Teknologi Kimia dan Lingkungan di tahun 0 mendapatkan dana dari DIPA dan DIKTI, Anggaran kegiatan yang berasal dari DIPA mengusung judul penelitian Pengembangan Produk Bioetanol Berbahan Baku Biomassa Pabrik pengolahan gula tebu Madukismo di Bantul, Yogyakarta yang merupakan pemasok gula tebu terbesar di daerah Yogyakarta dan sekitarnya, menghasilkan limbah padat yang cukup banyak jumlahnya, di antaranya yaitu limbah bagase/ampas tebu. Dalam proses produksi di pabrik gula, ampas tebu dihasilkan sebesar 90% dari setiap tebu yang diproses, berpotensial sebagai bahan baku bioetanol. Berdasarkan senyawa penyusunnya, bagase tebu merupakan salah satu bahan baku utama penghasil bioetanol dalam kelompok bahan lignoselulosa. Pada penelitian tahun pertama (tahun 00), dilakukan proses awal konversi bagase tebu menjadi bioetanol. Konversi dilakukan melalui beberapa tahap yaitu delignifikasi dan hidrolisis. Delignifikasi secara kimiawi perlakuan NaOH M dengan pemanasan 0 menit diperoleh nilai lignin sebesar 6,48%. Delignifikasi secara biologi yang paling optimal adalah bagas yang diperlakukan dengan Jamur Tiram Biru selama 4 minggu dengan nilai lignin sebesar 5,50%. Pada tahun 0 sampai dengan Tahap II ini telah dilakukan optimasi proses hidrolisis selulosa menjadi gula sederhana melalui proses SSF (Simultaneous Saccharification and Fermentation) atau Sakarifikasi dan Fermentasi Serentak. Kadar etanol yang d i h a s i l ka n d a r i p e r l a k u a n delignifikasi bagas secara kimia sebesar 3,4 % berat bagas. Sedangkan kadar etanol yang dihasilkan dari perlakuan bagas secara biologi yaitu sebesar 0,33 gr/l atau setara,4% berat bagas. gula yang termanfaatkan hanya 5%, sisanya berupa tetes tebu (molase) dan air. Limbah hasil pengolahan gula tebu tersebut selama ini hanya dimanfaatkan sebagai pakan dan sisanya dibakar. Bahan ini sangat 9

25 RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, dan PENETAPAN KINERJA 0 Proses SSF pada bagas inkubasi 4 hari Proses SSF pada bagas inkubasi 3 hari Adapun kegiatan yang dibiayai oleh kegiatan DIKTI berjudul Karakterisasi Isolat jamur Pelapuk Putih Pendegradasi Lignin pada Bagas yang Berpotensi sebagai Senyawa Berbasis Lignoselulosa. Dari hasil penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa Pengembangan Komposisi bagas t e rd i r i h e m i s e l u l o s a 0 %, selulosa 5%, dan lignin 6%, serta ph 6,45 dan kadar air sebesar %. Media terbaik untuk pertumbuhan jamur pelapuk putih adalah Malt Ekstrak Agar (MEA). Suhu inkubasi yang m e m b e r i ka n p e r t u m b u h a n terbaik bagi jamur adalah 5 C. ph medium yang memberikan pertumbuhan terbaik adalah ph netral. Semua isolat memperlihatkan reaksi positif untuk oksidasi asam tanat dan asam galat, meskipun dengan derajat yang berbeda-beda antar isolat. Hal tersebut diperlihatkan oleh pencokelatan media di sekeliling koloni. Pertumbuhan koloni jamur pelapuk putih tercepat berturut-turut adalah Marasmius superio, Tremetes versicolor, Polyporus, dan Pleuorotus sp. Degradasi lignin pada bagas dengan jamur pelapuk putih Pleurotus sp., menghasilkan nilai terbaik dibanding dengan jamur pelapuk putih lainnya dengan waktu inkubasi 30 hari yaitu 8,79% 0

26 Produk dan hasil penelitian A B C D Keterangan : Gambar a, b, c, dan d adalah Isolat jamur pelapuk putih yang berpotensi dapat memecahkan lignin sebagai bahan baku bioetanol

27 H I J K L M N O P RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, dan PENETAPAN KINERJA 0 G Gambar diatas adalah uji delignifikasi oleh jamur pelapuk putih yang berpotensi untuk memecah lignin Kerangan Alat :.Autoclave TOMY: untuk sterilisasi alat-alat gelas dan medium..laminar air Flow: sebagai tempat proses inokulasi isolat jamur. 3.Hot Plate: untuk memanas kan medium 4.Oven: mengeringkan bahan 5.Soxlet: untuk ekstraksi Alat yang digunakan dalam penelitian

28 Pengenalan Gen-Set dan Filter Biogas LIPI Kunjungan Biogas Model Tangki Terapung Pupuk Organik Hasil Samping Biogas Kunjungan Biogas Model Tangki Terapung Kunjungan Biogas Model Kubah Tertanam Model Sistem Kompresi Biogas Portabel Kegiatan Diseminasi Biogas program Teknologi kimia dan lingkungan Pengenalan Sistem Kompresi Biogas Alat Peraga Uji Biogas 3

29 4 RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, dan PENETAPAN KINERJA 0

30 Tabel. 3 Roadmap kegiatan program Pakan KEGIATAN Peneltian sumber daya hayati yang berasal dari bakteri asam laktat dan bahan alam berpotensi untuk immunostimulator dan growth promotor pada ternak unggas. TARGET TAHUN Ditemukannya minimal Isolat yang teruji secara invitro memenuhi syarat sebagai probiotik Ditemukannya hasil screening bahan alam sebagai penyusun bioaditif dan teruji secara in vitro dan in vivo Ditemukannya formulasi bioaditif sebagai Immunomodulator Diperolehnya produk mikro organisma dan substrat yang mengandung bioaktif, tepung cacing tergranulasi, skala laboratorium Diperolehnya produk dengan skala produksi 00 pack/bulan yang telah terdaftar Sdm : Mikrobiologi, Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp ,Sumber : Tematik Peralatan : Spray dryer, Spektro, Inkubator, Freeze Dryer Output : Karya tulis : (dua), contoh sediaan : (satu) Sdm : Nutrisi pakan Ternak Anggaran : Rp ,Sumber : Tematik Peralatan : Spray dryer, Spektro, Inkubator, Freeze Dryer Output : Karya tulis : (dua), contoh sediaan : (satu) Sdm : Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp ,Sumber : Tematik Peralatan : ternak dan kandang uji, SEM Output : Karya tulis : (dua) Sdm : Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp ,000,Sumber : Tematik Peralatan : Spray dryer, Output : Karya tulis : (dua), contoh produk : (satu) Sdm : Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp ,Sumber : Tematik Peralatan : Spray dryer, Output : (MOU buah), Merk dagang = buah Road map lengkap ada pada lampiran 5

31 PAKAN 6 RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, dan PENETAPAN KINERJA 0

32 Program Pakan Perkembangan terbaru dalam dunia peternakan adalah tuntutan adanya kualitas produk hasil ternak yang aman dan sehat bagi konsumen. Tingginya kadar kolesterol dan beberapa asam lemak jenuh dapat menjadi ancaman bagi kesehatan sehingga perlu upaya untuk peningkatan kualitas hasil ternak dengan pendekatan nutrisi (nutritional approach). Pada tahun 0004, kegiatan pengembangan pakan diarahkan pada dihasilkannya produk peternakan yang sehat dan aman bagi kesehatan manusia sebagai konsumennya. Untuk menunjang capaian produk pangan asal ternak yang sehat dan aman, perlu perhatian terhadap kuantitas dan kualitas bahan dan produk pakan. Ketersediaan pakan baik secara kuantitas dan kualitas merupakan faktor utama penentu keberhasilan usaha peternakan unggas maupun ruminansia. Kendala utama dalam penyediaan pakan ternak adalah sulitnya bahan baku pakan, kadar zat makanan (nutrient) yang terkandung dalam bahan baku p a ka n re n d a h ku a l i t a s nya sehingga belum memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi keterbatasan rendahnya kualitas bahan pakan adalah dengan pengembangan teknologi pengolahan pakan, peningkatan asupan nutrient melalui pemberian suplemen pakan (feed supplement) dan peningkatan utilitas pakan dengan pemberian aditif pakan (feed additive). Pemberian suplemen dan aditif pakan ditujukan tidak hanya untuk mengejar aspek produktivitas ternak, namun sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan ke a m a n a n p r o d u k t e r n a k terhadap konsumen. Tantangan terbesar dalam pengembangan teknologi p e n g o l a h a n p a ka n a d a l a h mencakup tiga aspek yaitu peningkatan kualitas pakan, daya simpan dan nilai ekonomisnya. Mengingat sebagian besar bahan baku pakan khususnya pakan ternak ruminansia bersumber dari limbah tanaman pangan dan agroindustri, teknologi yang akan dikembangkan harus mampu mengatasi keterbatasan bahan pakan, seperti kadar serat tinggi, rendahnya protein kasar dan keberadaan senyawa toksik (racun) pada beberapa hijauan. Pendekatan suplementasi pakan juga ditujukan untuk mengatasi salah satu ataupun beberapa unsur zat makanan makro maupun mikro sehingga dicapai suatu keseimbang an (balanced nutrient), sedangkan pemberian aditif pakan berperan dalam aktivasi dan optimasi proses metabolisme zat makanan dalam sistem pencernaan ternak. Melalui pendekatan pengolahan pakan, pemberian suplemen dan aditif tersebut diharapkan optimasi produktivitas ternak dapat meningkatkan efesiensi sekaligus kualitas produk ternak. Kualitas produk ternak yang dihasilkannya memiliki kriteria sehat dan aman bagi kesehatan manusia serta upaya yang menunjang kegiatan konservasi lingkungan. Kegiatan penelitian bidang pakan dan nutrisi ternak dikategorikan dalam kegiatan penelitian pengembangan bioaditif untuk meningkatkan pertumbuhan (growth promotor), mendukung sistem kekebalan (immunostimulator) serta modifikasi pakan (modified feed) untuk peningkatan nilai tambah produk ternak yang aman dan sehat. 7

33 Pembuatan bioaditif dilakukan dengan memanfaatkan peranan bakteri asam laktat dengan kombinasi bahan organik yang mengandung bioaktif yang memiliki aktivitas antimikrobia dan menstimulasi sistem kekebalan tubuh ternak. Produk yang dihasilkan dari aplikasi produk bioaditif yang aman dan kaya akan nutrient esensial diharapkan akan memberikan kontribusi dalam penyediaan bahan pangan hewani sebagai sumber protein utama, aman dan menyehatkan. Pengembangan bioaditif sebagai pemacu pertumbuhan dan imunitas ternak merupakan kegiatan unggulan BPPTK. Kegiatan ini dirancang untuk membantu program pengembangan peternakan yang dilaksanakan di Puslit Bioteknologi LIPI dan mendukung program pemerintah dalam rangka menuju swa sembada daging pada tahun 04. Kegiatan Penelitian Program Pakan pada tahun 0 salah satunya adalah Pengembangan Agen Proteksi Protein dan Penurunan Produksi Metan pada Ternak Ruminansia. RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, dan PENETAPAN KINERJA 0 3 gambar,,3,4 adalah rangkaian proses counting protozoa rumen dari cairan rumen melalui teknologi fistula pada sapi 4 Gambar hasil penelitian 8

34 Selain kegiatan penelitian diatas program kegiatan pakan yang juga dibiayai dari Anggaran DIPA berjudul Pengembangan Bioaditif Sebagai Pemacu Pertumbuhan dan Imunitas Ternak. Dari kegiatan terasebut menghasilkan kesimpulan daiantaranya :.Penelitian ini menghasilkan suatu produk bioaditif pakan yang berupa granul larut air, terdiri dari ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) 0%, ekstrak tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) 0%, dan kultur kering bakteri asam laktat (Pediococcus acidilacti) x08 CFU..Produk bioaditif tersebut mempunyai efektivitas terhadap baktreri patogen namun tidak berpengaruh terhadap bakteri non patogen (bakteri asam laktat), mempunyai aksi anti-coccidia, dan growth promotor yang diindikasikan dari kenaikan berat badan ayam, dan efisiensi pakan (nilai FCR menurun). Selaian Anggaran yang didapat dari sumber DIPA Program pakan pada tahun ini juga mendapatkan Anggaran dari Program DIKTI, adapun kegiatan yang dilaksanakan dengan judul Teknologi Pembuatan Antibiotik dari Tepung Cacing Tanah ( Lumbricus Rubellus ) sebagai Pemacu Pertumbuhan ( Growth Promotor )Ayam Broiler dengan Metode Granulasi dengan kesimpulan sebagai berikut :.Granul yang dihasilkan mengandung zat bioaktif (ekstrak tepung cacing tanah) berkisar antara,55%, berupa butiran berwarna coklat muda-coklat, berbau seperti esktrak tepung cacing tanah (amis), dengan kadar air 0%, sifat alir granul 0 g/detik, ukuran partikel terdistribusi normal, dan kompresibilitas granul <0%. Suspensi granul yang didispersikan air minum unggas berupa larutan berwarna coklat muda kekuningan, berbau amis, berasa manis, ph netral (6-7), dan viskositas mendekati air (0 -,5 dpa.s)..uji invitro menunjukkan bahwa granul pada taraf 0,6% dan,04% lebih baik dibandingkan taraf penambahan ekstrak kering tepung cacing tanah. Hasil uji in vivo menunjukkan bahwa pemberian aditif pakan berupa granul ekstrak tepung cacing tanah memberikan respon terhadap kenaikan berat hidup ayam. Pemberian pakan lokal dengan usus yang terinfeksi kuman koksi usus yang telah ditreatment menggunakan fitobiotik pencegah koksi penambahan aditif pakan granul TCT mampu menaikkan berat hidup dan efisiensi ransum. Hal yang sama juga ditunjukkan dari penambahan aditif pakan pada ransum komersial yang memberikan efek yang sama dengan penambahan aditif komersial. Hal ini menunjukkan bahwa aditif granul TCT mampu bersinergi dengan substansi yang ada di pakan komersial dan mampu bersaing dengan aditif komesial. 3 4 Proses pembuatan fitobiotik menggunakan metoda granulasi 9

35 30 RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, dan PENETAPAN KINERJA 0

36 Tabel. 4 Roadmap kegiatan program Pangan KEGIATAN TARGET TAHUN Identifikasi dan karakterisasi bahan baku lokal berbasis umbi-umbian untuk pembuatan makanan fungsional bagi penderita DM Pengembangan dan pengujian secara in vivo produk makan an fungsional berbasis umbiumbian bagi penderita DM Pengujian produk makanan fungsional untuk diabetes secara klinis PJTU : Teknologi Pangan Peneliti : Gizi, kimia pangan, teknologi proses Teknisi : 3 orang Sumber : Tematik Alat : cooking line Output : produk makanan bagi penderita DM, jurnal PJTU : Teknologi Pangan Peneliti : Gizi, kimia pangan, teknologi proses Teknisi : 3 orang Sumber : Tematik Alat : cooking line, Output : produk makanan bagi penderita DM, jurnal, draft paten Pengembangan makanan PJTU : Tek. Pangan fungsional berbasis umbi- Peneliti : Teknologi pangan, Teknologi umbian proses, sosial ekonomi, kimia pangan Teknisi : 3 orang Anggaran : Sumber : Tematik Alat : Pengering, penepung dan penyaring Output : tepung umbi 03 Pemanfaatan zat aktif antidiabetis dalam pembuatan produk makanan fungsional berbasis umbi-umbian bagi penderita DM *** 04 Pengujian produk makanan fungsional berbasis umbiumbian bagi penderita DM yang mengandung zat aktif anti diabetis secara invivo*** ***) Dilaksanakan dalam sinergi kegiatan dengan Pusat Penelitian Kimia Road map lengkap ada pada lampiran 3

37 RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, dan PENETAPAN KINERJA 0 PANGAN 3

38 Program Pangan Ketahanan pangan adalah hal yang sangat strategis dan penting karena pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Pembangunan ketahanan pangan di Indonesia telah ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 996 tentang pangan yang dirumuskan sebagai usaha untuk m e w u j u d ka n ke t e rs e d i a a n pangan bagi seluruh rumah tangga dalam jumlah yang cukup, mutu, dan gizi yang layak, aman d i ko n s u m s i, m e ra t a s e r t a terjangkau oleh setiap individu. Saat ini, ketahanan pangan belum tercapai oleh seluruh rumah tangga. Masih banyak rumah tangga yang belum mampu mewujudkan ketersedian pangan yang cukup terutama dalam hal mutu/tingkat gizinya. Dalam hal ini keanekaragaman pangan menjadi salah satu pilar dalam ketahanan pangan. Keanekaragaman sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan konsumsi masyarakat menuju pangan yang beragam dan bergizi seimbang. Berbagai sumber pangan lokal pada beberapa wilayah masih dapat dikembangkan untuk memenuhi keanekara gaman konsumsi pangan masyarakat pada wilayah yang bersang kutan. Konsumsi pangan yang beraneka ragam diharapkan dapat m e m e n u h i ke c u ku p a n g i z i seseorang baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Namun s e ka ra n g i n i te l a h te r j a d i perubahan dalam pola konsumsi sebagai bagian dari perubahan g a y a h i d u p. Te r d a p a t kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan siap saji dengan kalori tinggi namun rendah zat gizi lainnya. Adanya ketidakseimbangan dalam pola konsumsi ini telah mendorong timbulnya berbagai masalah kesehatan. Diet tinggi lemak dan tinggi kalori berkaitan erat dengan peningkatan prevalensi obesitas yang sering menjadi pemicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif di antaranya hiperkolesterol dan diabetes mellitus. Menyikapi hal tersebut, menjadi sangat perlu dilakukan penelitian mengenai makanan sehat untuk mencegah terjadinya penyakit degeneratif tersebut. Dalam hal ini, penelitian pembuatan makanan sehat dilakukan dengan menggunakan bahan pangan lokal. Ketersediaan bahan pangan lokal cukup berkesinambungan sehingga dapat terjaga keberlanjutan produksi makanan sehat yang akan dilakukan. Produk-produk pangan yang dikembangkan ini berasal dari b a h a n p a n ga n l o ka l h a s i l pertanian diantaranya yaitu umbiumbian, pangan sumber protein nabati (kacang-kacangan) dan rumput laut. Umbi-umbian m e r u p a ka n b a h a n p a n ga n sumber karbohidrat. Makanan sehat yang dibuat dari umbiumbian, mengandung serat, indeks glikemik yang rendah serta senyawa aktif yang dapat bermanfaat bagi para penderita diabetes mellitus. Kegiatan makanan fungsional untuk penderita diabetes melitus merupakan kegiatan unggulan program pangan yang bersinergi dengan salah satu kegiatan di Puslit Kimia LIPI. Bahan pangan lainnya yang dikembangkan yaitu kacangkacangan sebagai sumber protein. 33

39 3 4 RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, dan PENETAPAN KINERJA 0 Gambar disamping secara ber urutan adalah proses pembuatan biskuit untuk penderita diabetes melitus dari ubi ungu dokumentasi kegiatan Bahan pangan sumber protein dipilih mengingat fungsi protein yang sangat penting bagi tubuh. Dalam pembuatan makanan sehat dari sumber protein nabati ini akan dilakukan optimasi proses, termasuk proses fermentasi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai cerna protein dalam tubuh. Dengan demikian diperoleh makanan sehat dengan tingkat kecernaan protein yang tinggi dalam tubuh sehingga dapat memperlancar metabolisme. Untuk meningkatkan nilai gizi bahan pangan perlu diperkaya misalnya dengan zat besi dan folat. Selain itu, posisi geografis Indonesia yang merupakan pertemuan berbagai patahan bumi dan jalur gunung berapi di dunia, mengakibatkan potensi/frekuensi bencana alam berupa gempa bumi, gelombang tsunami dan letusan gunung berapi di Indonesia cukup tinggi. Kondisi tersebut menuntut sebuah budaya sadar bencana yang harus dikembangkan/diperkenalkan di masyarakat. UPT BPPTK LIPI sebagai salah satu institusi IPTEK, memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan teknologi yang menunjang upaya sadar bencana tersebut. Pada Tahun 0 Program pangan melakukan kegiatan Penelitian yang berjudul Pengembangan Makanan Fungsional Berbasis Umbi-umbian bagi Penderita Diabetes Millitus. Dari Hasil Penelitian tersebut mendapatkan kesimpulan bahwa Hasil uji invivo menunjukkan bahwa biskuit berbasis ubi jalar putih aman dikonsumsi bagi penderita Diabetes Melitus karena tidak menimbulkan kenaikan kadar gula darah. Selaian Kegiatan Penelitian Pengembangan Makanan Fungsional berbasis Umbi umbian bagi penderita Diabetes Millitus Program kegiatan Pangan juga mengadakan penelitan yang berjudul makanan kaya folat dengan judul Pengembangan makanan dari bahan pangan Lokal dengan hasil, diantara berbagai kacang kacangan tepung kacang hijau dengan perendaman suhu 80C merupakan tepung yang kaya folat dan disukai oleh konsumen sehingga potensial sebagai bahan pembuatan biscuit. 34

40 Selaian Kegiatan program yang dibiayai oleh Anggaran DIPA Progam kegiatan Pangan juga mendapatkan dana dari DIKTI, kegiatan yang berjudul Pengembangan Makanan Fungsional Mengandung Antioksidan Berbahan Baku Ubi jalar Ungu yang Aman Dikonsumsi Bagi Penderita Diabetus Mellitus, kegiatan penelitian ini menyimpulkan bahwa, formulasi tepung ubi jalar putih yang diperkaya dengan ekstrak antioksidan dari tepung ubi jalar ungu dapat dijadikan produk cookies sebagai alternatif makanan camilan bagi penderita Diabetes Melitus. Proses ekstraksi ubi jalar ungu jenis mangsi untuk anti oksidan yang akan digunakan sebagai aditif pada pangan fungsional

41 36 RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, dan PENETAPAN KINERJA 0

42 DISEMINASI dan IMPLEMENTASI IPTEK 37

43 Tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan mengamanatkan bahwa UPT BPPTK LIPI Yogyakarta berkewajiban mengembangkan iptek terapan dan mengefektifkan usaha pemanfaatan iptek, terutama hasil-hasil penelitian, untuk kepentingan masyarakat. Dengan pengertian yang lebih luas, satuan kerja ini diharapkan dapat menunjang efektivitas kegiatan LIPI untuk membentuk masyarakat berbasis ilmu pengetahuan yang berkemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya nasional secara inovatif dan berkelanjutan. Jalinan kerjasama (networking) dilakukan dengan pihak perguruan tinggi dan lembaga penelitian terkait membantu dalam analisis dan pendalaman kajian objek yang diteliti dalam bentuk kerjasama penelitian. Peningkatan kerjasama dengan industri, UKM dan badan usaha lainnya diharapkan akan berdampak kemudahan dalam komersialisasi produk. Alih teknologi kepada masyarakat dalam sosialisasi dalam bentuk pelatihan dan pameran dalam kegiatan kemasyarakatan. Hasil-hasil penelitian dilaksanakan terutama melalui tiga alur pendekatan: Kerjasama Industri, Inkubasi Usaha skala Kecil dan Menengah (UKM), dan Pengembangan Produksi Skala Terbatas. Kerjasama Industri dilaksanakan untuk beberapa produk yang memiliki peluang untuk diangkat langsung ke skala industri melalui kerjasama produksi dengan investor atau industri yang telah beroperasi. Kerjasama ini dapat juga dilaksanakan dalam bentuk layanan industri dari UPT BPPTK LIPI Yogyakarta melalui pembuatan kontrak kerjasama 38 RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, dan PENETAPAN KINERJA 0 Program Diseminasi dan Implementasi IPTEK

44 .7. Lingkungan Strategis yang Berpengaruh Ada tiga faktor utama yang berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi UPT BPPTK- LIPI, yaitu:.sumber Daya Manusia Pengembangan Sumberdaya manusia yang optimal dapat dilakukan bila didukung dengan pengembangan kompetensi individual staf terutama menyangkut dengan disiplin keilmuan dan bidang keahlian/ kepakaran dari masing-masing pelaksana kegiatan, di tahun 04 diharapkan semua staf mampu menguasai bidang keahlian atau kompetensinya masing-masing. Untuk mencapai tuntutan terhadap kualitas peneliti dan fungsional lainnya maka perlu peningkatan beberapa komponen diantaranya : Komposisi Tiingkat pendidikan, Pembagian Beban Kerja yang merata, Pengembangan SDM Peneliti dan Non Peneliti dan Komposisi SDM yang merata antara Administrasi dan Peneliti. Sarana dan Prasarana Fisik Peralatan litbang yang sudah tua dan belum memadai dan sebagian sudah tidak layak pakai. Gedung laboratorium yang terbatas, UPT BPPTKLIPI hanya mempunyai Laboratorium padahal staf penelitinya 30 orang, harapanya ditahun yang akan datang ada penambahan sarana dan prasarana laboratorium. 3. Dana Anggaran DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Tahun Anggaran 0 memuat rincian dua output yaitu Pemanfaatan Bahan Pangan dan Bahan Kimia untuk Industri/UKM dan Tata kelola Pendukung Penelitian kimia, pada tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada UPT BPPTK- LIPI tahun 0 dan anggaran lainnya adalah sebesar Rp Penetapan Kinerja Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji rencanan tahunan yang akan dicapai di setiap instansi, maka penetapan kinerja menjadi salah satu kontrak kinerja yang harus dilaksanakan serta diwujudkan pada akhir tahun dan dijadikan dasar evaluasi kinerja dan penilaian, dengan adanya penetapan kinerja ini di harapkan penyerapan pagu anggaran mampu menunjukan serta mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada masyarakat. Penetapan kinerja ini salah satu upaya untuk membangun pemerintahan yang transparan, partisipatif, akuntabel dan berorentasi hasil, yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik secara transparan dan akuntabel. Penetapan Kinerja ini akan menggambarkan Capaian Kinerja UPT BPPTK LIPI dalam satu tahun 0 dengan mempertimbangan sumber daya yang dikelolanya. UPT BPPTK-LIPI membuat penetapan kinerja tahun 0 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 0, selengkapnya disajikan pada lampiran 4, yang disusun dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 0, seperti terlihat pada Lampiran 3. 39

45 40 RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK- LIPI 00-04, dan PENETAPAN KINERJA 0

46 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 0 UPT BPPTK LIPI mengukur tingkat capaian kinerja dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran. Indikator kinerja sasaran ditetapkan dalam Penetapan Kinerja tahun 0 (PK) yang sudah ditetapkan. Rincian tingkat capaian kinerja dapat dilihat dalam tabel 5. 4

47 Tabel. 5 Penetapan Kinerja UPT BPPTK LIPI tahun 0 Indikator Target Realisasi Presentasi a.jumlah SDM yang menyelesaiakn pendidikan b.jumlah SDM yang naik jabatan Fungsional % Meningkatkan kualitas pengetahuan para peneliti yang diukur dari pening katan pendidikan dan jenjang pada jabatan fungsional 00% Meningkatnya hasil dan penelitian yang diukur dari peningkatan jumlah publikasi dan HKI a.jumlah Publikasi Ilmiah Nasional b.jumlah Publikasi Internasional c.jumlah HKI % 00% 00% Meningkatnya kreativitas dalam men ciptakan Iptek yang bernilai ekonomis yang diukur dari jumlah a.jumlah Contoh Prodak yang digunakan Masyarakat b.jumlah HKI yang digunakan Masyarakat % 3 00% Jumlah Kerjasama 00% 4 Memperkuat jaringan antara UPT Balai Pengembangan Proses Dan Teknologi Kimia LIPI dengan Industri dan pihak terkait lainnya dalam me ningkatkan adopsi inovasi yang diukur dari jumlah kerjasama Tersedianya Timbangan ilmiah dan rekomendai untuk menjawab isu nasional Jumlah Dokumen Rekomendasi/ kebijakan Jumlah keikutsertaan pameran 00% 6 Meningkatnya perilaku " rasional " dalam masyarakat melalui terdisemi nasinya informasi teknologi hasil litbang ke masyarakat/industri a.jumlah keikut sertaan dalam kegiatan pemasyaran iptek/ seminar b.jumlah penyelenggaran seminar % 7 Meningkatnya akses terhadap pengetahuan yang diukur dari frekuensi interaksi dan jumlah keikut sertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan internasional 0 0 Jumlah keikutsertaan dalam organisasi Meningkatnya peran LIPI dalam pergaulan dunia internasional melalui peningkatan kerjasama UPT Balai Pengembangan Proses Dan Teknologi Kimia dengan Lembaga Litbang dan perguruan tinggi dari Negara lain, dan ikut serta dalam organisasi dan ber bagai pertemuan ilmiah regional dan internasional Tersedianya Sarana dan Prasarana kegiatan penelitian yang memenuhi kebutuhan Jumlah sarana dan prasarana Jumlah Laporan Administrasi 00% 0 Terwujudnya Tata Kelola Organisasi yang baik ( Good Corporote Gover nance) yang dapat diukur dengan terlaksananya perencanaan, pe laksanaan dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan akuntabel yang tertib dan taat azas Terbinanya SDM yang diukur dari ter penuhinya kebutuhan guna me laksanakan tugas sesuai kompetensi satuan kerja a.jumlah Penerimaan CPNS b.jumlah Pegawai yang mengikuti diklat/training c.jumlah Pegawai sedang me ngikuti pendidikan % % 00% 4 AKUNTABILITAS KINERJA No Sasaran Strategis

48 3.. Komponen analisis capaian Kinerja Komponen Adapun peneliti yang sudah menyelesaikan tingkat pendidikannya sebagai berikut : Ahmad Sofyan, SPt (menyelesaikan studi S di UGM) dengan beasiswa Ristek). Hernawan, S.Si (menyelesaikan studi S di UGM) dengan beasiswa LIPI). Anastasia Wheni, S.Si (menyelesaikan studi S di Keio University Jepang ) dengan beasiswa INPEX. Naik Jabatan : Satriyo Krido Wahono, ST (dari Kandidat Peneliti ke Peneliti Pertama). Ir. Kismurtono (dari Peneliti Madya IV/a ke Peneliti Madya IV/b). Komponen Meningkatnya hasil dan kapasitas penelitian yang diukur dari peningkatan jumlah publikasi dan HKI. Jumlah publikasi ilmiah Nasional yang dihasilkan pada tahun 0 sesuai dengan target yang ditentukan, adapaun Publikasi Ilmiah Iternasional dapat terealisai 00 %, Publikasi Ilmiah Internasional dengan Judul Innovation in polymer science and technology 0 ( IPST 0 ) Capaian HKI pada tahun 0 UPT BPPTK LIPI sudah sesuai dengan sasaran yang ditergetkan, bahkan realisanya melampaui target, yang ditargetkan. Jumlah HKI No Judul Penemu Nomor Ekstrak Tepung Cacing Tanah Larut Air Terenkapsulasi Sebagai Agensia Antimikroba Patogen dan Metode Pembuatannya Hendra Herdian, S.Pt., M.Sc. dkk P Sediaan Antikoksidia Berbahan Dasar Herbal Untuk Unggas dan Proses Pembuatannya Hardi Julendra, S.PT, M.Sc dkk P Minuman Sereal Siap Saji Berbahan dasar Edamame danproses Pembuatannya Ir. M Angwar dkk P Sediaan Antibakteri Alami Sebagai Imbuhan Pakan Unggas dan Proses Pembuatannya Septi Nur Hayati, S.Farm, A.pt dkk P Ahmad Sofyan, S.pt, M.Sc dkk P Hardi Julendra, S.PT, M.Sc dkk P Sediaan Inokulum Silase dan Proses Pembuatannya 6 Formulasi Pakan Tambahan Organik Untuk Meningkatkan Performa Ternak Komponen 3 Hasil litbang UPT BPPTK-LIPI tahun 0 telah berhasil dikerjasamakan dengan pihak ke 3 untuk dikomersialisasikan, adapun produk hasil litbang tersebut dapat dilihat pada komponen 3 Jumlah contoh produk yang digunakan masyarakat. a.sabun transparan c.gudeg Kaleng b.lingzhie d.edamame Instan Sedangkan produk yang bersumber dari HKI yang digunakan masyarakat a.edamame Instan Komponen 4 Memperkuat jaringan antara LIPI dengan industri dan pihak terkait (stakeholder) lainnya dalam meningkatkan adopsi inovasi yang diukur dari jumlah kerja sama dan juga komersialisasi produk dan teknologi yang meningkatkan daya saing potensi lokal. Hasil capaian kerjasama yang telah dilakukan UPT BPPTK-LIPI dapat dilihat pada komponen 4 No Nama Produk Kegunaan Institusi Gudeg Kaleng Produk Makanan Kemasan Kaleng Restoran Bu Tjitro Edamame Instan Produk Makanan/ Minuman CV.Greensoya Agrindo 43

49 Komponen 5 Berdasarkan Renstra dan kewenangan UPT BPPTK-LIPI tidak ad output tentang rekomendasi timbangan ilmiah untuk menjawab isu-isu nasional Komponen 6 Untuk meningkatkan perilaku rasional dalam masyarakat UPT BPPTK LIPI melakukan upaya desiminasi hasil litbang ke masyarakat/industri dalam bentuk keikutsertaan pameran seperti terlihat pada komponen di bawah ini Benteng Vredebur Yogyakarta 30 September Oktober 0 LIPI EXPO, Klaster ketahanan pangan, energi dan IPTEKDA Gedung Bidakara Jakarta 7-9 November 0 Juara stand terbaik; Inisiasi kerja sama dengan KADIN Yogyakarta dan UKM olahan singkong Ekspose produk gudeg dan rendang kaleng Pada komponen 7, diuraikan tentang peran aktif Sumber Daya Manusia untuk mengikuti kegiatan Seminar Nasional dan Internasional. Komponen 7 Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses 0 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Undip 6 Juli September 0 Fakultas Biologi UGM di Yogyakarta The International Conference on Biological Science Faculty of Biology UGM (ICBS BIO-UGM 0) 3 Workshop and seminar of Dry and Heat Resistant Food-Borne Fungi and Mycotoxin -3 November 0 Analysis 4 Seminar Pemanfaatan Bahan Alam untuk Penanggulangan Penyakit Infeksi 5 Workshop dan seminar Indo K-Ring untuk 7-8 Juni 0 penguatan UKM 6 Seminar nasional prospek dan potensi sumber daya peternakan lokal dalam menunjang ketahananpangan hewani 5 Desember 0 4 Oktober 0 Teknik Kimia Fakultas Teknik Undip Semarang AKUNTABILITAS KINERJA Pameran Hari Pangan Sedunia Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Yogyakarta Fakultas Teknologi Pertanian UGM bekerja sama dengan CBS-KNAW Fungal Biodeversity Centre, Utrecht The Netherlands dan RomerLAB di Fakultas Teknologi Pertanian UGM Fakultas Farmasi UGM bekerja sama dengan Center for Natural Antiinfective Research (C-NAiR) UGM BAPPEDA kab.gunungkidul Yogyakarta Fak. Peternakan Universitas Djendral Soedirman Komponen 8 Untuk meningkatkan peran UPT BPPTK LIPI dalam pergaulan ilmiah baik nasional maupun internasional staf UPT BPPTK LIPI ikut serta dalam organisasi, asosiasi, berdasarkan kompetensi, beberapa organisasi tersebut dapat dilihat pada komponen dibawah ini Asosiasi Membrane Internasional yang bertempat di singapura, Asosiasi Algae Internasional ( NAA ) yang bertempat di USA California dan Asosiasi Chemical Engineering yang bertempat di USA New-York, Wolrd Poultry Science Association (WPSA) bertempat di Belanda. Oraganisasi Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia ( PATPI ), Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Komponen 9 Program pengembangan UPT BPPTK LIPI tahun 0, pengaadaan sarana dan prasaranapenelitian belum tersedia karena sarana dan prasarana yang terdapat masih dapat memfasilitasi kegiatan yang ada 44

50 Komponen 0 Untuk mewujudkan tata kelola organisasi yang baik, UPT BPPTK LIPI telah memenuhi proses perencanaan dan pengawasanyang terbukti dalam dokumentasi administrasi, pada tahun 0 semua dokumen tersebut dilaporkan dalam bentuk paket laporan administrasi. Komponen a. Sesuai peraturan bersama Menteri Negara pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan, Nomor 0/SPB/M.PAN-RB/8/0, Nomor Tahun 0 dan Nomor 4/PMK.0/0 Tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut tahun 0 yang menargetkan jumlah penerimaan 4 orang di tunda sehingga pada tahun 0 belum ada realisai masalah penerimaan CPNS b. Sesuai target jumlah pegawai yang mengikuti diklat/training tercapai 00% realisasi jumlah pegawai yang mengikuti diklat/training dapat dilihat pada tabel No Nama Jenis Diklat Drh. Muhammad Faiz Karimy Pelatihan Kultur Cell dan Immuno Histo Kimia Miftahussolikhah, S.TP Pelatihan Preparasi bahan herbal dan uji in-vitro/in-vivo 3 Ema Damayanti, S.Si Pelatihan Bioprocess dan bioengineering 4 Septi Nurhayati, S, Farm, Apt Pelatihan Dry and heat resistant food-borne fungi ang mycotoxin Analysis 5 Satriyo Krido Wahono, ST Diklat R&D Manajemen Development 6 Ahmad Sofyan, S. Pt. M.Sc Diklat R&D Manajemen Development 3.3. Akuntabilitas Keuangan Sebagai Lembaga Institusi Pemerintah sudah menjadi tanggungjawab untuk melaksanakan kewenangan yang diberikan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya, Dalam ahir tahun anggaran Lembaga/Institusi harus dapat mempertanggungjawabkan kebijakan, program dan kegiatanya yang dilaksanakan termasuk pula kegiatan erat yang terkait dengan pendayagunaan birokrasi pemerintah yaitu berupa kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia. Pada Tahun 0 Reformasi penataan keuangan negara saat ini salah satunya telah menerapkan value for money atau yang lebih dikenal dengan konsep, Efektif, Efisien dan Ekonomi Dalam rangka pencapaian akuntabilitas keuangan, penyusunan baik itu perencanaan maupun pelaksanaan harus mengunakan prinsip prinsip diantaranya : Displin Keuangan, Transparansi Keuangan, Keadilan Keuangan, dan Efisien dan Efektifitas keuangan. Sebagai Laporan Akuntabilitas Keuangan yang menggunakan prinsip Transparansi Keuangan Capaian kinerja Tahun Anggarn 0 UPT BPPTK LIPI sebesar 99.96%. Anggaran penyerapan baik itu Anggaran yang bersumber dari DIPA, DIKTI dan Iptekda seperti tabel 6. 45

51 Tabel.6 Pagu anggaran 0 No Pagu ( Rp ) Kegiatan A. Program Pelaksanaan Anggaran DIPA Gaji, Honorarium, Lembur dan Uang Maka Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 3 Perencanaan Rapat Kerja Tahunan UPT 4 Peningkatan Jasa Pelayanan Litbang Iptek ( PNBP ) 5 Program Penelitian, Penguasaan, dan Pemanfaatan IPTEK Total Anggaran DIPA Karakterisasi Jamur Pelapuk Putih Pendegradasi Lignin pada Bagas yang berpotensi sebagai Senyawa Berbasis Lignoselulosa Teknologi Pembuatan Antibiotik dari Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) sebagai Pemacu Pertumbuhan (Growth Promotor) Ayam Broiler dengan Metode Granulasi Total Anggaran DIKTI AKUNTABILITAS KINERJA B.Program Kegiatan DIKTI Pengembangan Makanan Fungsional Mengandung Antioksidan Berbahan Baku Ubi Jalar Ungu yang AmanDikonsumsi Bagi Penderita Diabetus Millitus C.Program Kegiatan Iptekda Penguatan Program Penggemukan Ternak Sapi Potong dengan Sistem Kereman di Wilayah Kecamatan Sokaraja Purwokerto Penguatan Penggemukan Sapi Potong Semi Intensif Mengguna kan Pakan Silase Komplit dan Aditif Lemofit Menuju Usaha Agro bisnis Terpadu Total Anggaran Iptekda Secara Keseluruhan Penyerapan Anggaran di UPT BPPTK LIPI dapat dilihat pada tabel di samping ini Nama Anggaran DIPA Program Program PNBP Kegiatan Insentif Ristek ( DIKTI ) Karakterisasi Jamur Pelapuk Putih Pen degradasi Lignin pada Bagas yang berpotensi sebagai Senyawa Berbasis Lignoselulosa Pengembangan Makanan Fungsional Me ngandung Antioksidan Berbahan Baku Ubi Jalar Ungu yang AmanDikonsumsi Bagi Penderita Diabetus Millitus Teknologi Pembuatan Antibiotik dari Tepung Cacing Tanah ( Lumbricus Rubellus ) sebagai Pemacu Pertumbuhan ( Growth Promotor ) Ayam Broiler dengan Metode Granulasi ) Kegiatan Iptekda Penguatan Program Penggemukan Ternak Sapi Potong dengan Sistem Kereman di Wilayah Kecamatan Sokaraja Purwokerto Penguatan Penggemukan Sapi Potong Semi Intensif Menggunakan Pakan Silase Komplit dan Aditif Lemofit Menuju Usaha Agrobisnis Terpadu Tabel.7 Penyerapan pagu anggaran Serapan % Serapan Sisa Jumlah % (84.9.4) 00% % % % ,6 % % % Total Penyerapan Secara Rata - Rata 99.96% 46

52 Berdasarkan kepada Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 00 UPT BPPTK-LIPI telah berhasil menjalankan kegiatan tersebut sebesar 99,96%, dilihat dari pencapaian secara administrasi dan substansi kegiatan. Dasar pencapaian tersebut telah selaras dengan tugas pokok dan fungsi, rencana implementatif dan indikator kinerja utama (IKU) yang telah ditetapkan UPT BPPTK-LIPI. Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) pada satuan kerja Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia telah berhasil mencapai beberapa capaian dari kinerja anggaran sebagai berikut : Pencapaian kinerja anggaran Nama Anggaran Jumlah (Rp) Serapan (Rp) Sisa (Rp) %serapan DIPA ( ) 00% IPTEKDA INSENTIF RISTEK % 99,68% (PKPP) Total ,96% Tabel.8 Pencapaian kinerja anggaran Dari tabel diatas, total pencapaian kinerja anggaran adalah 99,96 %, angka tersebut didapat dari kinerja anggaran DIPA (00%), Iptekda (00%), Insentif Ristek (99,68%), pada Penyerapan DIPA terdapat ( ) kekurangan ini pada Output Kegiatan Tata Kelola Pendukung Penelitian kimia berupa Belanja Pegawai. Dari beberapa capaian tersebut menggambarkan bahwa UPT BPPTK-LIPI telah melaksanakan kinerjanya dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta rencana implementatif yang telah ditetapkan. 47

53 BAB IV PENUTUP. Pencapaian kinerja atau PK sudah sesuai dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) di UPT BPPTK-LIPI yang menggambarkan bahwa dari indikator kinerja, 9 indikator kinerja telah tercapai. Sedangkan indikator tidak tercapai dikarenakan diluar kewenangan UPT BPPTK-LIPI, dan indikator tidak tercapai karena adanya penundaan (moratorium) penerimaan CPNS LIPI tahun 0.. Capaian IKU yang melebihi target sasaran terlihat pada sasaran meningkatnya hasil dan kapasitas penelitian yang diukur dari peningkatan jumlah publikasi dan HKI. HKI yang ditargetkan buah paten dapat tercapai sampai dengan 6 buah paten. 3. Ditinjau dari aspek keuangan UPT BPPTK-LIPI telah berhasil menjalankan kegiatan tersebut sebesar 99,96%. Rekomendasi Bila dilihat secara keseluruhan, walaupun tingkat capaian indikator kinerja utama hampir 00% dapat tercapai, namun masih ada hal-hal lainnya yang harus diperhati kan demi memperbaiki kinerja UPT BPPTK-LIPI lebih baik lagi, yaitu sebagai berikut:. Perlunya perencanaan dan pemetaan Sumber Daya Manusia sehingga kedepan tidak terjadi lagi kekurangan pembayaran Gaji Pegawai. 48 PENUTUP Kesimpulan

54 LAMPIRAN 49

55 PROGRAM dan KERJASAMA SEKSI SARANA dan PRASARANA SEKSI Kepala : Hardi Julendra S.Pt., M.Sc Sub. Bag Tata Usaha : Hendra Herdian S.Pt., M.Sc Seksi Rancang Bangun : Ahmad Sofyan S.Pt., M.Sc Seksi Program dan Kerjasama : Satriyo Krido Wahono, ST Seksi Sarana dan Prasarana : Ir. M Angwar Koordinator Program Pangan : Ir. M Kurniadi, MTA Koordinator Program Teknologi Kimia dan Lingkungan : Ir. M Kismurtono Koordinator Program Pakan : Ema Damayanti, S.Si RANCANG BANGUN SEKSI KEPALA KOORDINATOR PROGRAM TEKNOLOGI KIMIA dan LINGKUNGAN KOORDINATOR PROGRAM PANGAN PROGRAM PAKAN KOORDINATOR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB. BAG TATA USAHA STRUKTUR ORGANISASI UPT BPPTK-LIPI 50

56 5. Meningkatnya hasil dan penelitian yang diukur dari peningkatan jumlah publikasi dan HKI.Peningkatan jumlah publikasi.peningkatan Jabatan Fungsional.Peningkatan pendidikan. Meningkatnya kualitas pengetahuan para peneliti yang diukur dari peningkatan pendidikan dan jenjang pada jabatan fungsional Indikator Kinerja Uraian Sasaran LIPI Internasional 7 Nasional orang 3 orang 3 Rencana Tingkat Capaian (Target) Penelitian, Penguasaan dan Peman faatan IPTEK (P3IPTEK) 4 PROGRAM Makalah Makalah Jumlah Publikasi Nasional (PKPP) Jumlah Publikasi Nasional (Iptekda) Jumlah Publikasi Nasional (PNBP) Jumlah Publikasi Internasional (Tematik) Jumlah Publikasi Internasional (Kompetitif) 4.Penelitian Insentif Peneliti dan Pe rekayasa PKPP 5.Iptekda 3.Penelitian Insentif KRT.Penelitian Kompetitif.Kegiatan Tematik 6.Kerjasama (PNBP) Jumlah Publikasi Internasional (Insentif KRT) Makalah Jumlah Publikasi Nasional (Insentif KRT) 3.Penelitian Insentif KRT.Penelitian Kompetitif Jumlah Publikasi Nasional (Tematik) Jumlah Publikasi Nasional (Kompetitif).Kegiatan Tematik Makalah Makalah Makalah Makalah Makalah Makalah Orang Jumlah SDM yang naik Jabatan Fungsional Bidang Kimia Balai Pengembangan Proses Dan Teknologi Kimia - LIPI Orang 7 Jumlah SDM yang me lanjutkan pendidikan Bidang Kimia 6 Indikator Kinerja Balai Pengembangan Proses Dan Teknologi Kimia - LIPI 5 Uraian Satuan Kegiatan Rencana Tingkat Capaian (Target) 9 Ket RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) 0 Instansi : UPT BPPTK YOGYAKARTA

57 5 buah 3 Rencana Tingkat Capaian (Target) 3. Meningkatnya Hasil litbang unggulan 4 Contoh Produk kreativitas dalam yang dipakai masyarakat menciptakan iptek yang bernilai ekonomis yang di ukur dari jumlah hasil yang dipakai.peningkatan HKI Indikator Kinerja Uraian Sasaran LIPI 4 PROGRAM Makalah Jumlah Publikasi Internasional (Iptekda) Jumlah Publikasi Internasional (PNBP) 5.Iptekda 3.Penelitian Insentif KRT.Kegiatan Tematik Jumlah Contoh Produk Yang Digunakan (Kompetitif) Jumlah Contoh Produk Yang Digunakan (Insentif KRT) Jumlah HKI (Iptekda).Penelitian Kompetitif Jumlah HKI (PKPP) 4.Penelitian Insentif Peneliti dan Pe rekayasa PKPP 5.Iptekda Jumlah HKI (Insentif KRT) 3.Penelitian Insentif KRT Jumlah HKI (PNBP) Jumlah Contoh Produk Yang Digunakan (Tematik) Jumlah HKI (Kompetitif).Penelitian Kompetitif 6.Kerjasama (PNBP) Jumlah HKI (Tematik).Kegiatan Tematik 6.Kerjasama (PNBP) Makalah 7 Jumlah Publikasi Internasional (PKPP) 6 Indikator Kinerja Satuan 4.Penelitian Insentif Peneliti dan Pe rekayasa PKPP 5 Uraian Kegiatan 4 8 Rencana Tingkat Capaian (Target) 9 Ket

58 53 Kerjasama meningkat 4. Memperkuat jaringan antara BPPTK - LIPI dengan industri dan pihak terkait lainnya dalam me ningkatkan adopsi inovasi yang diukur dari jumlah kerja sama. Indikator Kinerja Uraian Sasaran LIPI HKI 3 Rencana Tingkat Capaian (Target) 4 PROGRAM Jumlah HKI yang di gunakan (Insentif KRT) Jumlah HKI yang di gunakan (PKPP) Jumlah HKI yang di gunakan (Iptekda) 4.Penelitian Insentif Peneliti dan Pe rekayasa PKPP 5.Iptekda Jumlah HKI (PNBP) Balai Pengembangan Jumlah Kerjasama Proses Dan Teknologi UPT BPPTK - LIPI Kimia - LIPI 6.Kerjasama (PNBP) 3.Penelitian Insentif KRT.Penelitian Kompetitif Jumlah HKI yang di gunakan (Tematik) Jumlah HKI yang di gunakan (Kompetitif).Kegiatan Tematik Jumlah Contoh Produk Yang Digunakan (PNBP) Jumlah Contoh Produk Yang Digunakan (Iptekda) 6.Kerjasama (PNBP) 7 6 Jumlah Contoh Produk Yang Digunakan (PKPP) 5 Indikator Kinerja Satuan 4.Penelitian Insentif Peneliti dan Pe rekayasa PKPP 5.Iptekda Uraian Kegiatan 8 Rencana Tingkat Capaian (Target) 9 Ket

59 54 Mengadakan pameran dan promosi Iptek dan lainnya Melaksanakan pertemuan ilmiah, seminar, dan lainnya 6. Meningkatnya perilaku rasional dalam masyarakat melalui terdisemi nasinya informasi teknologi hasil litbang ke masyarakat industri 7. Meningkatnya akses terhadap pengetahuan yang diukur dari frekuensi interaksi dan jumlah ke ikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan internasional. Peningkatan saran kebijakan ke LIPI maupun ke pihak Luar LIPI. 5. Tersedianya timbangan ilmiah dan rekomendasi untuk menjawab isu nasional Indikator Kinerja Uraian Sasaran LIPI 6 Kali Kali 3 Rencana Tingkat Capaian (Target) 4 PROGRAM 6 Indikator Kinerja 6.Kerjasama (PNBP) 4.Penelitian Insentif Peneliti dan Pe rekayasa PKPP 5.Iptekda Jumlah Keikutsertaan dalam seminar(iptekda) Jumlah Keikutsertaan dalam seminar (PNBP) Jumlah Keikutsertaan dalam seminar (Insentif KRT) Jumlah Keikutsertaan dalam seminar (PKPP) 3.Penelitian Insentif KRT.Penelitian Kompetitif Jumlah Keikutsertaan dalam seminar(tematik) Jumlah Keikutsertaan dalam seminar (Kompetitif).Kegiatan Tematik Balai Pengembangan Jumlah Keikutsertaan Proses Dan Teknologi pameran UPT BPPTK Kimia - LIPI LIPI Balai Pengembangan Jumlah Kebijakan Proses Dan Teknologi UPT BPPTK - LIPI Kimia - LIPI 5 Uraian Kali 7 Satuan Kegiatan Rencana Tingkat Capaian (Target) 9 Ket

60 55 Peningkatan keikut sertaan dalam organisasi dan berbagai pertemuan ilmiah regional dan internasional 8. Meningkatnya peran LIPI dalam pergaulan dunia internasional melalui peningkatan kerjasama UPT BPPTK - LIPI dengan lembaga litbang dan perguruan tinggi dari Negara lain, dan ikut serta dalam organisasi dan berbagai per temuan ilmiah regional dan internasional 9. Tersedianya Sarana dan Prasarana kegiatan penelitian yang memenuhi kebutuhan.mulai dibangunnya sarana dan prasarana untuk Bioinformatics dan Metrologi kimia. 0.Terwujudnya Tata Semakin kecilnya tingkat Kelola Organisasi kesalahan dalam yang Baik (Good pengelolaan administrasi Corporate keuangan dan inventaris, Governance).Tersedianya Sarana dan Prasarana di bidang Kimia Indikator Kinerja Uraian Sasaran LIPI 6 Indikator Kinerja Balai Pengembangan Jumlah Laporan Proses Dan Teknologi Administrasi UPT Kimia - LIPI BPPTK - LIPI Dokumen Dokumen Jumlah sarana dan prasarana penelitian UPT BPPTK - LIPI Jumlah Perencanaan Pembangunan Prasarana BPPTK - LIPI Balai Pengembangan Jumlah keikutsertaan Proses Dan Teknologi dalam organisasi Kimia Kimia - LIPI 5 Uraian Balai Pengembangan Proses Dan Teknologi Kimia - LIPI Balai Pengembangan Proses Dan Teknologi Kimia - LIPI 4 PROGRAM Laboratorium 3 Kali 3 Rencana Tingkat Capaian (Target) Dokumen Dokumen Laboratorium Kali 7 Satuan Kegiatan Rencana Tingkat Capaian (Target) 9 Ket

61 56 dari tahun-tahun sebelumnya, yang tercermin dalam hasil pemeriksaan dari pihak internal maupun dari dari luar LIPI. yang dapat diukur dengan terlaksana nya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan yang ber kualitas dan akuntabel yang tertib dan taat azas..terbinanya SDM yang diukur dari terpenuhinya ke butuhan guna melaksananakan tugas sesuai kompetensi satuan kerja 3.Peningkatkan untuk meningkatkan tingkat pendidikan SDM.Penambahan jumlah PNS baru minimal se jumlah pegawai UPT BPPTK - LIPI yang akan pensiun pada tahun berikutnya.peningkatkan pem binaan, dilakukan untuk meningkatkan kompetensi SDM untuk meningkatkan kompetensi Indikator Kinerja Uraian Sasaran LIPI 6 Orang 6 Orang 4 Orang 3 Rencana Tingkat Capaian (Target) 4 PROGRAM Orang Balai Pengembangan Jumlah Pegawai sedang Proses Dan Teknologi mengikuti pendidikan Kimia - LIPI Rencana Tingkat Capaian (Target) Dr. Ir. Suharwadji, M.App.Sc NIP Yogyakarta, 0 Januari 0 Orang Balai Pengembangan Jumlah Keikutsertaan Proses Dan Teknologi Training / Kursus Kimia Kimia - LIPI 7 Satuan Orang 6 Indikator Kinerja Balai Pengembangan Jumlah penerimaan Proses Dan Teknologi CPNS UPT BPPTK - LIPI Kimia - LIPI 5 Uraian Kegiatan 9 Ket

62 ROADMAP RENCANA IMPLEMENTATIF UPT BPPTK LIPI Teknologi Kimia dan Lingkungan Karakterisasi isolat jamur pelapuk putih pendegradasi lignin pada bagas yang berpotensi sebagai senyawa berbasis lignoselulosa Pemanfaatan Limbah Proses Produksi Bioetanol Berbahan Baku Biomassa Terkuasainya sistem dan Optimasi metoda teknologi proses pembuatan bioetanol (Pre treatment Lignoselulosa) Terkuasainya sistem dan Optimasi metoda teknologi proses pembuatan bioetanol (Sakarifikasi dan Fermentasi) Terkuasainya metoda pemurnian crude bioetanol mencapai kadar 95 % - 99% Optimasi metoda pemurnian crude bioetanol men capai kadar 95 % - 99% Diperoleh sistem pemurnian bioetanol PJTU : Kimia/ Pertanian Peneliti : 4 orang Teknisi : 3 orang Anggaran : Sumber : Tematik Alat : Fermentor, Output : bioetanol dari lignoselulosa, (satu) Karya tulis ilmiah SDM : Teknik Kimia /Kimia/Mikro biologi Sumber : Tematik /Dikti Alat : Fermentor, Destilator Output : bioetanol kemurnian + 6 %, (satu) Karya tulis ilmiah SDM : Teknik Kimia / Kimia Sumber : Tematik /Kompetitif/ Dikti /Insentif Alat : Destilator Output : metode pe murnian bioetanol, (satu) Karya tulis ilmiah SDM : Teknik Kimia / Kimia Sumber : Tematik Alat : Distilasi, Menara Adsorber, Tangki Produk Output : bioetanol grade bahan bakar, (satu) Karya tulis ilmiah Mempelajari delignifikasi bagas menggunakan delapan jenis jamur pelapuk putih Diperoleh data kandungan enzim ekstraseluler jamur pelapuk putih terpilih, dan contoh produk starter jamur untuk delignifikasi bagas** Aplikasi inokilum pada pembuatan bioetanol berbasis bagas*** SDM : Pertanian, Teknik Kimia, Kimia, Sumber : Insentif Alat : laminar flow, autoclave, digester untuk delignifikasi, vakum evaporator, alat gelas Output : Jurnal regular nasional terakreditasi ( buah) SDM : Pertanian, Teknik Kimia, Kimia, Sumber : Insentif Alat : laminar flow, autoclave, digester untuk delignifikasi, vakum evaporator, alat gelas Output : Jurnal regular nasional terakreditasi ( buah) SDM : Teknik Mesin / Teknik Kimia Sumber : Tematik Alat : Mesin Bakar, Motor Output : dokumen ujicoba, (satu) Karya tulis ilmiah Karakterisasi limbah produksi bioetanol dari bahan baku lignoselulosa*** Pengembangan sistem terpadu pemanfaatan limbah produksi bioetanol dari bahan baku lignoselulosa *** SDM : Teknik Lingkungan, Kimia Sumber : Insentif/ Kompetitif Alat : HPLC, Spektrofotometer Output : Jurnal regular nasional terakreditasi ( buah) SDM : Pertanian, Teknik Lingkungan, Kimia Sumber : Insentif/ Kompetitif Alat : Area Pertanian, Peternakan, Alat Produksi Output : Jurnal regular nasional terakreditasi ( buah) Pengembangan Produksi Bioetanol Berbahan Biomassa*) TARGET TAHUN 57 KEGIATAN

63 KEGIATAN Pengembangan Teknik Penyimpanan biogas terpadu untuk meningkatkan produktifitas di UKM-Tahu TARGET TAHUN Terkuasainya sistem dan optimasi metode teknologi pe nyimpanan biogas ter padu untuk meningkatkan produktifitas di UKM Tahu PJTU : Tek. Kimia Peneliti : 3 orang Teknisi : 3 orang Anggaran : Sumber : Dikti Alat : Biogas reaktor (fixed dome) Output :gas metana (BBG), (satu) karya tulis ilmiah Mengembangkan teknologi pembuatan film dari bahan dasar pati Pemanfaatan Pati sebagai Bahan Dasar Alternatif Pembuatan Cangkang Kapsul (Hard Capsule) PJTU : Biopolimer Peneliti : 3 orang Teknisi : 3 orang Anggaran : Sumber : Tematik Alat : Pencetak kapsul Output : (satu) dokumen paket teknologi film, (satu) Karya Tulis Ilmiah Menumbuhkembang kan kemandirian UMKM berbasis rumput laut di Kabupaten Gunungkidul melalui perbaikan proses produksi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk berbasis rumput laut *) Terkait program unggulan di Kedeputian Bidang IPT **) Dilaksanakan jika pengajuan dana penelitian terpenuhi ***) Dilaksanakan dalam sinergi kegiatan dengan Pusat Penelitian Kimia 58 Teknisi : orang Anggaran: Sumber : IPTEKDA Alat : Pengering dan Packaging Output : Produk Olahan Rumput Laut Pengembangan Usaha Produksi Olahan Rumput Laut di Kabupaten Gunungkidul- PJTU: Biopolimer Peneliti: orang Yogyakarta

64 Pangan Pengembangan produk makanan fungsional me ngandung anti oksidan untuk diabetes Pengujian produk makanan fungsional mengandung anti oksidan untuk diabetes secara in vivo**) Pengujian produk makanan fungsional me ngandung anti oksidan untuk diabetes secara klinis**) Uji pasar dan sosialisasi produk makanan fungsional me ngandung anti oksidan untuk diabetes**) PJTU : Bioteknologi Peneliti : Gizi, kimia pangan, teknologi proses, farmasi Teknisi : 3 orang Anggaran : Sumber : Dikti Alat : cooking line Output : biskuit fortifikasi Fe PJTU : Bioteknologi Peneliti : Gizi, kimia pangan, teknologi proses, farmasi Teknisi : orang Sumber : Kompetitif /dikti Alat : ekstraktor Output : produk makanan, jurnal PJTU : Bioteknologi Peneliti : Gizi, kimia pangan, teknologi proses, farmasi Teknisi : orang Sumber : Kompetitif /dikti Alat : isolator equipment Output : produk makanan, jurnal PJTU : Bioteknologi Peneliti : Gizi, kimia pangan, teknologi proses, farmasi, sosial ekonomi Teknisi : orang Sumber : Kompetitif/dikti Alat : cooking line Output : produk makanan, jurnal PJTU : Bioteknologi Peneliti : Gizi, kimia pangan, teknologi proses, farmasi Teknisi : orang Sumber : Kompetitif/dikti Alat : Output : produk makanan, jurnal, draft paten Identifikasi dan karakterisasi bahan Pengembangan makanan baku lokal berbasis fungsional berbasis umbiumbi-umbian untuk umbian pembuatan makanan fungsional bagi penderita DM Pengembangan dan pengujian secara in vivo produk makan an fungsional berbasis umbiumbian bagi penderita DM Pengujian produk makanan fungsional untuk diabetes secara klinis Pemanfaatan zat aktif antidiabetis dalam pembuatan produk makanan fungsional berbasis umbi-umbian bagi penderita DM *** Pengujian produk makanan fungsional berbasis umbiumbian bagi penderita DM yang mengandung zat aktif anti diabetis secara invivo*** PJTU : Tek. Pangan Peneliti : Teknologi pangan, Teknologi proses, sosial ekonomi, kimia pangan Teknisi : 3 orang Anggaran : Sumber : Tematik Alat : Pengering, penepung dan penyaring Output : tepung umbi PJTU : Teknologi Pangan Peneliti : Gizi, kimia pangan, teknologi proses Teknisi : 3 orang Sumber : Tematik Alat : cooking line Output : produk makanan bagi penderita DM, jurnal PJTU : Teknologi Pangan Peneliti : Gizi, kimia pangan, teknologi proses Teknisi : 3 orang Sumber : Tematik Alat : cooking line, Output : produk makanan bagi penderita DM, jurnal, draft paten Identifikasi dan karakterisasi potensi sorgum sebagai makanan fungsional PJTU : Tek. Pangan Peneliti : Teknologi pangan, Teknologi proses, sosial ekonomi, kimia pangan Teknisi : 3 orang Anggaran : Sumber : Tematik Alat : Pengering, penepung dan penyaring Output : tepung sorgum Pengembangan makanan fungsional berbasis bahan pangan lokal sorgum Uji efektifitas biskuit fortifikasi Fe pada remaja putri (lanjutan 009) 59 KEGIATAN TARGET TAHUN

65 KEGIATAN Pengembangan makanan fungsional berbasis bahan pangan lokal kacangkacangan TARGET TAHUN Pengembangan produk makanan kaya folat Optimasi proses pembuatan produk dan inisiasi pengujian in vivo makanan kaya folat Pengujian lanjut an in vivo produk makanan kaya folat Produksi makanan kaya folat serta Uji pasar dan sosialisasi produk makanan kaya folat PJTU : Teknologi Pangan Peneliti : Teknologi Proses, Kimia pangan Teknisi : 3 orang Sumber : Tematik /Dikti/insentif/ kompetitif Alat : Pengering, penepung dan penyaring Output : tepung kacang-kacangan PJTU : Teknologi Pangan Peneliti : Teknologi Proses, Kimia pangan Teknisi : 3 orang Sumber : Tematik/ Dikti/insentif/ kompetitif Alat : cooking line Output : produk makanan, jurnal, PJTU : Teknologi Pangan Peneliti : Teknologi Proses, Kimia pangan, sosial ekonomi Teknisi : 3 orang Sumber : Tematik/ Dikti/insentif/ kompetitif Alat : cooking line Output : produk makanan, jurnal PJTU : Teknologi Pangan Peneliti : Teknologi Proses, Kimia pangan, sosial ekonomi Teknisi : 3 orang Sumber : Tematik/ Dikti/insentif/ kompetitif Alat : cooking line Output : produk makanan, jurnal Usaha Peningkatan Kapasitas Produksi Gudeg dalam kemasan kaleng Pop Up Pengembangan produk dan pengemasan makanan untuk siaga bencana**) Optimasi proses dan pengemasan makanan untuk siaga bencana**) PJTU : Teknologi Pangan Peneliti : Teknologi Proses, Mikrobiologi, Kimia Pangan, sosial ekonomi Teknisi : 3 orang Sumber : Iptekda Alat : canning line, packing line, process line Output : contoh produk, jurnal PJTU : Teknologi Pangan Peneliti : Teknologi Proses, Mikrobiologi, Kimia Pangan, sosial ekonomi Teknisi : 3 orang Sumber : Kompetitif/ Insentif Ristek Alat : canning line, packing line, process line Output : produk makanan, jurnal, draft paten Litbang makanan sehat siaga bencana dalam kemasan kaleng memanfaatkan bahan baku lokal PJTU : Teknologi Pangan Peneliti : Teknologi Proses, Mikrobiologi, Kimia Pangan Teknisi : 3 orang Sumber : Kompetitif/ Insentif Ristek Alat : Output : data base, contoh produk 60 *) Terkait program unggulan di Kedeputian Bidang IPT **) Dilaksanakan jika pengajuan dana penelitian terpenuhi ***) Dilaksanakan dalam sinergi kegiatan dengan Pusat Penelitian Kimia

66 Pakan Ditemukannya minimal Isolat yang teruji secara invitro memenuhi syarat sebagai probiotik Ditemukannya hasil screening bahan alam sebagai penyusun bioaditif dan teruji secara in vitro dan in vivo Ditemukannya formulasi bioaditif sebagai Immunomodulator Sdm : Mikrobiologi, Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp ,Sumber : Tematik Peralatan : Spray dryer, Spektro, Inkubator, Freeze Dryer Output : Karya tulis : (dua), contoh sediaan : (satu) Sdm : Nutrisi pakan Ternak Anggaran : Rp ,Sumber : Tematik Peralatan : Spray dryer, Spektro, Inkubator, Freeze Dryer Output : Karya tulis : (dua), contoh sediaan : (satu) Sdm : Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp ,Sumber : Tematik Peralatan : ternak dan kandang uji, SEM Output : Karya tulis : (dua) Diseminasi formula sumber daya hayati yang berasal bakteri asam laktat dan bahan alam berpotensi untuk immuno-stimulator dan growth promotor pada ternak unggas** Penelitian sumber daya hayati yang berasal dari cacing tanah untuk immunomodulator dan growth promotor pada ternak unggas. Dibuatnya tepung cacing tanah yang di buat menggunakan metode enkapsulasi **) Dibuatnya tepung cacing tanah yang dibuat mengguna kan metode granulasi **) Sdm : Nutrisi pakan ternak, Mikrobiologi Anggaran : Rp ,Sumber : DIKTI Peralatan : Spray dryer, Spektro, Inkubator, Freeze Dryer Output : Karya tulis : (dua), contoh produk : (satu), draft patent : (satu) Sdm : Nutrisi pakan ternak, Mikrobiologi Anggaran : Rp ,Sumber : DIKTI Peralatan : Spray dryer, Spektro, Inkubator, Freeze Dryer Output : Karya tulis : (dua), contoh produk : (satu), draft patent : (satu) Diperolehnya produk mikro organisma dan substrat yang mengandung bioaktif, tepung cacing tergranulasi, skala laboratorium Diperolehnya produk dengan skala produksi 00 pack/bulan yang telah terdaftar Sdm : Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp ,000,Sumber : Tematik Peralatan : Spray dryer, Output : Karya tulis : (dua), contoh produk : (satu) Sdm : Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp ,Sumber : Tematik Peralatan : Spray dryer, Output : (MOU buah), Merk dagang = buah Peneltian sumber daya hayati yang berasal dari bakteri asam laktat dan bahan alam berpotensi untuk immunostimulator dan growth promotor pada ternak unggas. TARGET TAHUN 6 KEGIATAN

67 Pemanfaatan Biomassa Mikroba dan Mineral Organik Sebagai Aditif Pakan untuk Meningkat kan Produktivitas dan Imunitas Ternak Ruminansia 00 0 Ditemukannya se jumlah bahan lokal yang berpotensi sebagai methanogenesis depresor, protecting protein. Formulasi untuk mengoptimalisasi bahan sebagai methanogenesis depresror, proteksi protein Sdm : Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp ,Sumber : Tematik Peralatan : Invitro Gas test, inkubator, ternak fistula, spektro. Output : Karya tulis : bahan terkarakteristik : (dua) Sdm : Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp , Sumber: tematik Peralatan : Invitro Gas test, inkubator, ternak fistula, spektro Output : Karya tulis : (dua), bahan terkarakteristik : (dua 0 03 Peningkatan Produktivitas dan Imunitas Ternak Ruminansia (Sapi Potong) dengan Pemberian Aditif Organik Peningkatan Produktivitas dan Imunitas Ternak Ruminansia (Sapi Potong) dengan Pemberian Aditif Organik Sdm : Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp ,Sumber : Tematik Peralatan : Invitro Gas test, inkubator, ternak fistula, spektro. Output : Karya tulis :, bahan terkarakteristik : (dua) Sdm : Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp , Sumber: tematik Peralatan : Invitro Gas test, inkubator, ternak fistula, spektro Output : Karya tulis : (dua), bahan terkarakteristik : (dua) Peningkatan Produktivitas dan Imunitas Sapi Perah dengan Pemberian Aditif Organik (In Vitro)** Sdm : Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp ,Sumber : IPKPP Peralatan : Invitro Gas test, inkubator, ternak fistula, spektro. Output : Karya tulis :, bahan ter karakteristik : (dua) Peningkatan Produktivitas dan Imunitas Sapi Perah dengan Pemberian Aditif Organik (In vivo)** Sdm : Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp , Sumber: IPKPP Peralatan : Invitro Gas test, inkubator, ternak fistula, spektro Output : Karya tulis : (dua), bahan terkarakteristik: (dua) 04 Penelitian sumber daya hayati yang memiliki potensi sebagai methanogenesis depressor dan proteksi degradasi protein TARGET TAHUN 6 KEGIATAN

68 KEGIATAN Implementasi Kegiatan Pakan Ternak (Program IPTEKDA) TARGET TAHUN Terbentuknya kerjasama usaha ternak di Kab. Bantul, Kab. Banyumas (Tahun I)** Terbentuknya Terbentuknya kerjasama usaha kerjasama usaha ternak di Kab.Bantul, ternak di Kab. Kab. Banyumas Bantul, (Tahun III) (Tahun II)** Kab. Bandung (Tahun I)** Sdm : Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp ,Sumber : Iptekda Peralatan : Kandang ternak Output : Dokumen kerjasama Sdm : Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp ,Sumber : Iptekda Peralatan : Kandang ternak Output : Dokumen kerjasama 03 Terbentuknya kerjasama usaha ternak di Kab. Bandung (Tahun II)** 04 Terbentuknya kerjasama usaha ternak di Kab. Bandung (Tahun III)** Sdm : Nutrisi pakan ternak Anggaran : Rp ,Sumber : Iptekda Peralatan : Kandang ternak Output : Dokumen kerjasama Pengembangan Usaha Pembimbitan dan Penggemukan Domba Garut dengan Suplementasi I mbuhan Pakan LemoFit di Pondok Pesantren Al Basyariyah Desa Arjasari Penggemukan ternak sapi potong dengan sistem kereman di wilayah kecamatan sokaraja purwokerto Terbentuknya kerjasama usaha ternak sapi potong Penguatan kerjasama usaha ternak sapi potong Sdm : Nutrisi pakan ternak, Anggaran : Rp ,Sumber : Iptekda Peralatan : Kandang ternak Output : Dokumen kerjasama Sdm : Nutrisi pakan ternak, Anggaran : Sumber : Iptekda Peralatan : Kandang ternak Output : Dokumen kerjasama 63 *) Terkait program unggulan di Kedeputian Bidang IPT **) Dilaksanakan jika pengajuan dana penelitian terpenuhi ***) Dilaksanakan dalam sinergi kegiatan dengan Pusat Penelitian Kimia

69 Uraian 64.Kegiatan Tematik.Penelitian Kompetitif 3.Penelitian Insentif KRT 4.Penelitian PKPP 5.Iptekda 6.Kerjasama (PNBP).Kegiatan Tematik.Penelitian Kompetitif 3.Penelitian Insentif KRT 4.Penelitian PKPP 5.Iptekda 6.Kerjasama (PNBP).Kegiatan Tematik.Penelitian Kompetitif 3.Penelitian Insentif KRT 4.Penelitian PKPP 5.Iptekda 6.Kerjasama (PNBP).Kegiatan Tematik.Penelitian Kompetitif 3.Penelitian Insentif KRT 4.Penelitian PKPP 5.Iptekda 6.Kerjasama (PNBP) Penerapan Penelitian Balai Pengembang Kepemerintah an Proses dan Teknologi Kimia an yang baik Penelitian Balai Pengembang an Proses dan Teknologi Kimia Program Makalah Makalah Makalah Makalah Makalah Makalah Makalah Makalah Makalah Makalah Makalah Makalah Orang Jumlah SDM yang naik Jabatan Fungsional Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Jumlah Publikasi Nasional (Tematik) Jumlah Publikasi Nasional (Kompetitif) Jumlah Publikasi Nasional (Insentif KRT) Jumlah Publikasi Nasional (PKPP) Jumlah Publikasi Nasional (Iptekda) Jumlah Publikasi Nasional (PNBP) Jumlah Publikasi Internasional (Tematik) Jumlah Publikasi Internasional (Kompetitif) Jumlah Publikasi Internasional (Insentif KRT) Jumlah Publikasi Internasional (PKPP) Jumlah Publikasi Internasional (Iptekda) Jumlah Publikasi Internasional (PNBP) Jumlah HKI (Tematik) Jumlah HKI (Kompetitif) Jumlah HKI (Insentif KRT) Jumlah HKI (PKPP) Jumlah HKI (Iptekda) Jumlah HKI (PNBP) Jumlah Contoh Produk Yang dihasilkan (Tematik) Jumlah Contoh Produk Yang dihasilkan (Kompetitif) Jumlah Contoh Produk Yang dihasilkan (Insentif KRT) Jumlah Contoh Produk Yang dihasilkan (PKPP) Jumlah Contoh Produk Yang dihasilkan (Iptekda) Jumlah Contoh Produk Yang dihasilkan (PNBP) Orang 4 Satuan Jumlah SDM yang menyelesaikan pendidikan bidang Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia 3 Indikator Kinerja Kegiatan Target Realisasi Prosentase Capaian Target Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) Tahun 0 Instansi : UPT BPPTK YOGYAKARTA

70 65 Jumlah Keikutsertaan pameran Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Jumlah Keikutsertaan dalam seminar (Tematik) Jumlah Keikutsertaan dalam seminar (Kompetitif) Jumlah Keikutsertaan dalam seminar (Insentif KRT) Jumlah Keikutsertaan dalam seminar (PKPP) Jumlah Keikutsertaan dalam seminar (Iptekda) Jumlah Keikutsertaan dalam seminar (PNBP) Jumlah keikutsertaan dalam organisasi Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Jumlah sarana dan prasarana penelitian Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Jumlah Perencanaan Pembangunan Prasarana Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Jumlah Laporan Administrasi Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Jumlah penerimaan CPNS Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Jumlah SDM Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia yang sedang melanjutkan Pendidikan Jumlah Keikutsertaan Training / Kursus Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Jumlah HKI yang digunakan (Tematik) Jumlah HKI yang digunakan (Kompetitif) Jumlah HKI yang digunakan (Insentif KRT) Jumlah HKI yang digunakan (PKPP) Jumlah HKI yang digunakan (Iptekda) Jumlah HKI yang digunakan (PNBP) Jumlah Kerjasama Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Jumlah Kebijakan Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia.Kegiatan Tematik.Penelitian Kompetitif 3.Penelitian Insentif KRT 4.Penelitian PKPP 5.Iptekda 6.Kerjasama (PNBP) Penelitian Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Penelitian Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Penelitian Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia.Kegiatan Tematik.Penelitian Kompetitif 3.Penelitian Insentif KRT 4.Penelitian PKPP 5.Iptekda 6.Kerjasama (PNBP) Penelitian Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Penelitian Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Penelitian Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Penelitian Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Penelitian Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Penelitian Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Penelitian Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Indikator Kinerja 3 Uraian Kegiatan Program Kali Kali Kali Kali Kali Kali Kali Laboratorium Dokumen Dokumen Orang Orang Prosentase Capaian Target Hardi Julendra, S Pt, Msc Kepala UPT BPPTK- LIPI Kali - 6 Realisasi - 5 Target 4 Satuan

71 66 4.Memperkuat jaringan antara Ke deputian Bidang IPT LIPI dengan industri dan pihak terkait lainnya dalam meningkatkan adopsi inovasi yang di ukur dari jumlah kerja sama. 5.Tersedianya timbangan ilmiah dan rekomendasi untuk menjawab isu nasional 6.Meningkatnya perilaku rasional dalam masyarakat melalui terdisemi nasinya informasi teknologi hasil litbang ke masyarakat industri 7. Meningkatnya akses terhadap pengetahuan yang diukur dari frekuensi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan internasional. 3.Meningkatnya kreativitas dalam menciptakan iptek yang bernilai ekonomis yang diukur dari jumlah hasil yang dipakai.meningkatnya hasil dan penelitian yang diukur dari peningkatan jumlah publikasi dan HKI Melaksanakan pertemuan ilmiah, seminar, dan lainnya Mengadakan pameran dan promosi Iptek dan lainnya Peningkatan saran kebijakan ke LIPI maupun ke pihak Luar LIPI Kerjasama meningkat Hasil litbang unggulan yang dipakai masyarakat.peningkatan HKI 6 Kali kali - HKI Contoh Produk Nasional Internasional.Peningkatan jumlah publikasi Orang.Peningkatan Jabatan Fungsional 3 4 Realisasi 3 Orang 3 Target.Peningkatan kelulusan pendidikan.meningkatnya kualitas pengetahuan para peneliti yang diukur dari peningkatan pendidikan dan jenjang pada jabatan fungsional Indikator Uraian SASARAN Prosentase Capaian Target Pengukuran Pencapaian Sasaran Tahun 0 Instansi : UPT BPPTK YOGYAKARTA

72 Orang Prosentase Capaian Target Hardi Julendra, S Pt, Msc Kepala UPT BPPTK- LIPI Realisasi 6 Orang 4 Orang.Penambahan jumlah PNS baru di Balai pengembangan proses dan teknologi kimia.peningkatan SDM yang melanjutkan pendidikan 3.Peningkatkan pembinaan, dilakukan untuk meningkatkan kompetensi SDM untuk meningkatkan kompetensi (Jumlah Keikut sertaan Training / Kursus Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia) paket dokumen -.Mulai dibangunnya sarana dan prasarana Semakin kecilnya tingkat kesalahan dalam pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris, dari tahun-tahun sebelumnya, yang tercermin dalam hasil pemeriksaan dari pihak internal maupun dari dari luar LIPI alat penunjang Laboratorium.Tersedianya Sarana dan prasarana Laboratorium di Balai pengembangan proses dan teknologi kimia 9.Tersedianya Sarana dan Prasarana kegiatan penelitian yang memenuhi kebutuhan 0.Terwujudnya Tata Kelola Organisasi yang Baik (Good Corporate Governance) yang dapat diukur dengan terlaksananya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan akuntabel yang tertib dan taat azas..terbinanya SDM yang diukur dari terpenuhinya kebutuhan guna melaksananakan tugas sesuai kompetensi satuan kerja 3 Kali 3 Peningkatan keikutsertaan dalam organisasi dan berbagai pertemuan ilmiah regional dan internasional Target 8.Meningkatnya peran LIPI dalam pergaulan dunia internasional melalui peningkatan kerjasama Kedeputian Bidang IPT LIPI dengan lembaga litbang dan perguruan tinggi dari Negara lain, dan ikut serta dalam organisasi dan berbagai pertemuan ilmiah regional dan internasional Indikator Uraian SASARAN

73 A BERSAM MER KEB JUT NGGAAN

100% 2010-2014 HSDPA TEKNOLOGI KIMIA& LINGKUNGAN KEUANGAN KEPEGAWAIAN U I K I. Enter. Alt

100% 2010-2014 HSDPA TEKNOLOGI KIMIA& LINGKUNGAN KEUANGAN KEPEGAWAIAN U I K I. Enter. Alt 00% 200-204 HSDPA UPT BPPTK LIPI TATA USAHA RANCANG BANGUN PROGRAM&KERJASAMA SARANA&PRASARANA TEKNOLOGI KIMIA& LINGKUNGAN PAKAN PANGAN PENELITI TEKNISI ADMINISTRASI& KEPEGAWAIAN KEUANGAN R E I M P L U

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan faktor utama penentu keberhasilan usaha peternakan, karena sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan biaya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi Kandungan nutrien biomineral tanpa proteksi dan yang diproteksi serta mineral mix dapat dilihat pada Tabel 7. Kandungan nutrien biomineral

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al., PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar populasi ternak sapi di Indonesia dipelihara oleh petani peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al., 2011). Usaha peningkatan produktivitas

Lebih terperinci

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA UPT LOKA PENGEMBANGAN SIGNAL DAN NAVIGASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA UPT LOKA PENGEMBANGAN SIGNAL DAN NAVIGASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA UPT LOKA PENGEMBANGAN SIGNAL DAN NAVIGASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2013 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PENGANTAR. sangat digemari oleh masyarakat. Sate daging domba walaupun banyak. dipopulerkan dengan nama sate kambing merupakan makanan favorit di

PENGANTAR. sangat digemari oleh masyarakat. Sate daging domba walaupun banyak. dipopulerkan dengan nama sate kambing merupakan makanan favorit di PENGANTAR Latar Belakang Domba termasuk ternak ruminansia kecil dengan potensi daging yang sangat digemari oleh masyarakat. Sate daging domba walaupun banyak dipopulerkan dengan nama sate kambing merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan penyuplai kebutuhan daging terbesar bagi kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan yang sedang mengalami peningkatan

Lebih terperinci

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Salah satu jenis pakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima).

PENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima). 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber perolehan protein untuk ternak berasal dari bahan nabati dan hewani. Bahan-bahan sumber protein nabati diperoleh dari tanaman. Bagian tanaman yang banyak mengandung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Tanaman Singkong Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang cukup potensial di Indonesia selain padi dan jagung. Tanaman singkong termasuk

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan hewan ternak perah lainnya. Keunggulan yang dimiliki sapi perah tersebut membuat banyak pengusaha-pengusaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pisang merupakan buah-buahan dengan jenis yang banyak di Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok dan masih banyak lagi. Menurut Kementrian

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI 2010-2014 KATA PENGANTAR Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai peran dan tugas melaksanakan pengkajian, pengujian, pengembangan,

Lebih terperinci

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA BALAI BESAR PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2013

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA BALAI BESAR PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2013 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA BALAI BESAR PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2013 2013 KATA PENGANTAR Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian pemanfaatan limbah agroindustri yang ada di Lampung sudah banyak dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam ransum ruminansia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Sayuran Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai konsekuensi logis dari aktivitas serta pemenuhan kebutuhan penduduk kota. Berdasarkan sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong. Pemanfaatan limbah industri gula tebu sebagai pakan alternatif merupakan

Lebih terperinci

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat Pembangunan peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi (M BOE) Gambar 1.1 Pertumbuhan Konsumsi Energi [25]

BAB I PENDAHULUAN. Energi (M BOE) Gambar 1.1 Pertumbuhan Konsumsi Energi [25] BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan populasi penduduk yang semakin meningkat mengakibatkan konsumsi energi semakin meningkat pula tetapi hal ini tidak sebanding dengan ketersediaan cadangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan subsektor peternakan provinsi Lampung memiliki peranan yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan ini sejalan

Lebih terperinci

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt Sampah merupakan limbah yang mempunyai banyak dampak pada manusia dan lingkungan antara lain kesehatan, lingkungan, dan sosial ekonomi.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian Masalah yang sering dihadapi oleh peternak ruminansia adalah keterbatasan penyediaan pakan baik secara kuantitatif, kualitatif, maupun kesinambungannya sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat-zat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kekurangan konsumsi protein diduga sebagai salah satu penyebab gizi buruk di Indonesia. Hal ini yang diakibatkan oleh rendahnya taraf perekonomian sebagian besar masyarakat.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Minyak daun cengkeh merupakan hasil penyulingan daun cengkeh dengan menggunakan metode penyulingan (uap /steam). Minyak daun cengkeh berbentuk cair (oil) dan

Lebih terperinci

Profile Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Profile Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Profile Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi mempunyai tugas melaksanakan penelitian di bidang elektronika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan peternakan dimasa mendatang bertujuan untuk mewujudkan peternakan yang modern, efisien, mandiri mampu bersaing dan berkelanjutan sekaligus dapat memberdayakan

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah limbah tidak dapat lepas dari adanya aktifitas industri, termasuk industri ternak ayam pedaging. Semakin meningkat sektor industri maka taraf hidup masyarakat meningkat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Pakan Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam broiler merupakan salah satu ternak yang penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Ransum merupakan faktor yang penting dalam peningkatan produksi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan menjadi salah satu faktor penentu dalam usaha peternakan, baik terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan tercapai bila mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton

BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 184 juta ton pada tahun 2002. Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Singkong atau ubi kayu merupakan salah satu bahan makanan pokok di Indonesia. Banyak sekali produk olahan yang berasal dari singkong, salah satunya adalah tepung

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

Lebih terperinci

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA AgroinovasI SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA Ternak ruminansia seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan rusa dan lain-lain mempunyai keistimewaan dibanding ternak non ruminansia yaitu

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 2, Juni 2014

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 2, Juni 2014 IPTEKS BAGI KTT SAPI POTONG DESA LAU KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS YANG MENGHADAPI PERMASALAHAN PENYEDIAAN PAKAN BERKUALITAS C. I. Sutrisno, B. Sulistiyanto, S. Sumarsih, C. S. Utama Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang sempurna, dan diciptakannya manusia di bumi sebagai kholifah yang seharusnya kita memperhatikan,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Berdasarkan hasil analisa proksimat, kandungan zat makanan ransum perlakuan disajikan pada Tabel 10. Terdapat adanya keragaman kandungan nutrien protein, abu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Hampir semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita terdapat dalam susu. Susunan nilai gizi yang sempurna ini

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan protein hewani dapat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan protein hewani dapat PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan protein hewani menjadi hal penting yang harus diperhatikan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan protein hewani dapat dipenuhi dari produk peternakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sub sektor peternakan dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat merupakan fungsi integral dalam pembangunan sektor pertanian secara keseluruhan.

Lebih terperinci

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN 1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien Biskuit Rumput Lapang dan Daun Jagung Komposisi nutrien diperlukan untuk mengetahui kandungan zat makanan yang terkandung di dalam biskuit daun jagung dan rumput

Lebih terperinci

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39 Ketersediaan sumber pakan hijauan masih menjadi permasalahan utama di tingkat peternak ruminansia. Pada musim kemarau tiba mereka terpaksa harus menjual dengan harga murah untuk mengatasi terbatasnya hijauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas) Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas) PENDAHULUAN Sebagaimana kita ketahui, di negara Indonesia banyak ditumbuhi pohon nanas yang tersebar di berbagai

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG III. KERANGKA PIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Pikiran Pangan fungsional mendapat nilai tertinggi kedua berdasarkan hasil penilaian konsumen terhadap pangan berdasarkan kepentingannya (Astawan, 2010),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus memikirkan ketersediaan pakan. Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam pemeliharaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki banyak ragam tumbuhan hijauan,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki banyak ragam tumbuhan hijauan, PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Indonesia memiliki banyak ragam tumbuhan hijauan, diantaranya adalah jenis ketela pohon. Ketela pohon merupakan salah satu jenis tanaman pertanian utama di Indonesia.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perunggasan merupakan salah satu penyumbang sumber pangan hewani yang

I. PENDAHULUAN. perunggasan merupakan salah satu penyumbang sumber pangan hewani yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkembang pesat dengan kemajuan tekhnologi hingga saat ini. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang pesat tersebut diikuti pula dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Fermentasi Fermentasi merupakan teknik yang dapat mengubah senyawa kompleks seperti protein, serat kasar, karbohidrat, lemak dan bahan organik lainnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung tersedianya sampah khususnya sampah organik. Sampah organik yang berpeluang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ubi jalar adalah tanaman yang tumbuh menjalar di dalam tanah dan menghasilkan umbi. Ubi jalar dapat di tanam pada lahan yang kurang subur, dengan catatan tanah tersebut

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di Indonesia, dihadapkan pada kendala pemberian pakan yang belum memenuhi kebutuhan ternak. Ketersediaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelinci adalah salah satu ternak penghasil daging yang dapat dijadikan sumber protein hewani di Indonesia. Sampai saat ini masih sangat sedikit peternak yang mengembangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras. Disebut beras analog karena bentuknya yang oval menyerupai beras, tapi tidak terproses

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Tanaman tebu di Indonesia banyak ditanam oleh para petani kecil baik atas usaha sendiri maupun atas usaha kerjasama dengan pabrik gula atau pabrik gula yang menyewa

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI KABUPATEN PURWOREJO Menimbang a. bahwa

Lebih terperinci

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39 Jawabannya tentu tidak. Ada beberapa teknologi pengawetan hijauan pakan ternak seperti silase, hay, amoniasi, fermentasi. Namun masing-masing teknologi tersebut mempnuyai kekurangan dan kelebihan. Salah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Sayuran Menurut Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Salah satu limbah yang banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti

I. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti daging, telur dan susu, semakin meningkat seiring meningkatnya pengetahuan dan pendapatan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktivitas ternak ruminansia sangat tergantung oleh ketersediaan nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan produktivitas ternak tersebut selama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pasal 373 ayat (4) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pembinaan yang bersifat umum dan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki beragam ekosistem sangat cocok bila bahan pangan pokok penduduknya beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah

Lebih terperinci

LKj LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA UPT LOKA PENGEMBANGAN SIGNAL DAN NAVIGASI LAPORAN KINERJA UPT LOKA PENGEMBANGAN SIGNAL DAN NAVIGASI-LIPI

LKj LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA UPT LOKA PENGEMBANGAN SIGNAL DAN NAVIGASI LAPORAN KINERJA UPT LOKA PENGEMBANGAN SIGNAL DAN NAVIGASI-LIPI LKj LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA UPT LOKA PENGEMBANGAN SIGNAL DAN NAVIGASI 2014 LAPORAN KINERJA UPT LOKA PENGEMBANGAN SIGNAL DAN NAVIGASI-LIPI KATA PENGANTAR Laporan Kinerja UPT Loka Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelor merupakan salah satu tanaman sayuran yang multiguna. Hampir semua bagian dari tanaman kelor ini dapat dijadikan sumber makanan karena mengandung senyawa aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh manusia guna memenuhi asupan gizi dan sebagai faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Salah satu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah TINJAUAN PUSTAKA Ampas Sagu Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan alternatif dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah mempunyai proporsi pemanfaatan yang besar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2014 BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan pakan, yang mana ketersedian pakan khususnya untuk unggas harganya dipasaran sering

Lebih terperinci

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA SIDa.F.30 Pengembangan Kilang Nabati Berbasis Tanaman Tebu untuk Produksi Bioetanol, Pangan, dan Pakan Peneliti/Perekayasa: Ir. Banon Rustiaty Dr. Ir. Agus Eko Tjahjono, M.Eng. Ir. Sigit Setiadi, M.Eng.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas ternak dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah pakan. Davendra, (1993) mengungkapkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan berat badan maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Perkembangan kebutuhan energi dunia yang dinamis di tengah semakin terbatasnya cadangan energi fosil serta kepedulian terhadap kelestarian lingkungan hidup, menyebabkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ransum merupakan campuran bahan pakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting dalam pemeliharaan ternak,

Lebih terperinci

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc Kinerja Pencernaan dan Efisiensi Penggunaan Energi Pada Sapi Peranakan Ongole (PO) yang Diberi Pakan Limbah Kobis dengan Suplemen Mineral Zn dan Alginat Tyas Widhiastuti Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal. No.397, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 43/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Nutrien Berbagai Jenis Rumput Kadar nutrien masing-masing jenis rumput yang digunakan berbeda-beda. Kadar serat dan protein kasar paling tinggi pada Setaria splendida, kadar

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternak Indonesia pada umumnya sering mengalami permasalahan kekurangan atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai pakan

Lebih terperinci

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012 Kode Kegiatan : SIDa.F.61 PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN BAHAN BAKU LOKAL SEBAGAI PAKAN IKAN LAUT (IKAN KERAPU) DAN IKAN AIR TAWAR (IKAN NILA & IKAN MAS) DI PROPINSI SUMATERA BARAT Ir. DEDY YANIHARTO, MSc.

Lebih terperinci