BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. a.pelaksanaan model pola asuh orang tua dalam mengkomunikasikan nilai moral pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. a.pelaksanaan model pola asuh orang tua dalam mengkomunikasikan nilai moral pada"

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1.Umum a.pelaksanaan model pola asuh orang tua dalam mengkomunikasikan nilai moral pada anak dilingkungan keluarga wanita karier yang berprofesi sebagai PNS di Kota Bandung, sebagian besar telah mengacu pada konsep-konsep pendidikan nilai dan pendidikan secara umum. Keadaan ini dilihat dari pola asuh yang dilakukan secara sistematis metodologis. Di dalam melaksanakan pola asuh anak tersirat komponenkomponen pendidikan, seperti : a) Visi dan Misi yang ingin di capai, b) Landasan nilai, moral yang disampaikan kepada anak, c) Sumber dan media yang digunakan dalam pola asuh orang tua, e) metode pola asuh yang digunakan, dan f) Evaluasi atau penilaian terhadap keberhasilan pendidikan dan pembinaan nilai moral yang telah dilakukan. b.model pola asuh orang tua dalam mengkomunikasikan nilai moral pada anak dilingkungan keluaga wanita karier yang berprofesi sebagai PNS di Kota Bandung memiliki keunggulan dan kekurangan. Keunggulannya sebagai berikut: a). Para orang tua pada hakekatnya telah dapat merumuskan dan memiliki kesamaan visi dan misi yang terarah. b). Jenis landasan nilai yang dikominukasikan pada hakekatnya meliputi nilai agama yang dianutnya, nilai ideologi negara dan nilai budaya yang berlaku di masyarakat. Nilai agama memiliki posisi yang sangat strategis dan 299

2 300 melandasi bagi nilai-nilai lainnya, oleh karena itu penyampaiannya lebih diutamakan. c) Para orang tua sudah memiliki sumber acuan pola asuh yang dipergunakan dalam mengkomunikasikan nilai moral kepada anaknya. d) Jenis dan penataan media di rumah banyak bernuansa religius dan telah memiliki perencanaan dan melibatkan anak secara langsung agar dapat mengemas kebersamaan dalam merealisasikan nilai-nilai moral oleh anggota keluarga. e) Pola pengasuhan yang dikembangkan para orang tua cenderung mengutamakan prinsip demokratis dengan mengutamakan tauladan dan nasehat. f) Para orang tua sudah melakukan evaluasi terhadap hasil pola asuh dalam mengkomunikasikan nilai moral, baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung walaupun dengan bentuk yang berbeda. Hasil evaluasi terhadap nilai moral anak akan dijadikan bahan masukan bagi pembinaan berikutnya. Adapun kekurangannya yaitu : a) Tidak semua orang tua menempatkan keimanan dan ketaqwaan sebagai prioritas utama yang akan dicapai. b) Nilai agama dipandang oleh orang tua sebagai nilai yang memiliki posisi paling strategis, tetapi ada orang tua yang merasa tidak mampu untuk menyampaikan nilai moral ideologi dan budaya karena berhubungan dengan hukum positif yang berlaku serta perkembangan peristiwa yang sangat cepat sehingga menyerahkan kepada sekolah. c) Pengalaman memperoleh didikan masa kecil orang tua yang dijadikan acuan dalam mendidik anak sekarang dapat mengandung kelemahan karena sudah jauh berbeda dengan tuntutan kehidupan dan zaman seperti sekarang ini.d) Tidak semua keluarga responden memiliki mushola rumah e) Masih ada orang tua yang memberikan sanksi pisik terhadap anak yang dianggap lalai melaksanakan nilai moral. f) Adanya ancaman sanksi yang lebih keras lagi dari orang tua terhadap anak

3 301 apabila hasil evaluasi menunjukkan penyimpangan prilaku dari nilai moral, merupakan tindakan yang tidak mendidik g) Sebagian orang tua belum memanfaatkan penggunaan hasil tes psikologi sebagai bahan evaluasi tentang, potensi, minat, pemahaman dan sikap nilai moral c.pengembangan model pola asuh orang tua dalam mengkomunikasikan nilai moral pada anak dilingkungan keluaraga wanita karier, dapat dirumuskan sebagai berikut; a) Memiliki visi dan misi yang akan dicapai sekaligus sebagai tolak ukur keberhasilan dari pencapaian usaha yang akan dilakukan.visinya adalah, membentuk anak memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, berkepribadian yang baik, berguna bagi nusa bangsa dan agama, serta mampu berbakti kepada kedua orang tua. Misinya adalah menjungjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai agama, ideologi negara, dan budaya dalam kehidupan sehari-hari. b) Jenis nilai moral yang dikomunikasikan oleh orang tua kepada anak di lingkungan keluarga harus berlandaskan nilai moral agama, ideologi negara dan budaya sesuai dengan peran anak secara komprehensif sebagai makhluk Tuhan, warga negara yang baik dan warga masyarakat dalam rangka hidup bermasyarakat. c) Sumber acuan yang dapat dijadikan pedoman belajar bagi orang tua adalah kesadaran akan perintah agama yang dianutnya, belajar dari buku, media, serta keberhasilan keluarga lain tentang pendidikan anak. Sedangkan media yang dipergunakan dapat berbentuk isi kitab suci Al Quran dan hadist bagi yang beragama Islam, tayangan peristiwa-peristiwa yang terjadi di televisi serta media cetak, do a dan surat-surat pendek yang terpangpang di dinding kamar, foto keluarga, foto/gambar yang bernuansa religius serta mushola tempat sholat. d) Upaya orang tua dalam membantu anak untuk memiliki dan

4 302 mengembangkan nilai moral, harus dibangun dan dikembangkan orang tua melalui prilaku tauladan, nasihat, pembiasaan, teguran, sekaligus pujian. Metode yang paling diutamakan dan dominan penggunaannya adalah tauladan dan nasihat melalui pola asuh yang demokratis, didukung oleh rasa kebersamaan dalam merealisasikan nilainilai moral, keharmonisan hubungan orang tua (ayah-ibu), kemesraan hubungan orang tua dengan anak, pelibatan anak dalam penataan lingkungan keluarga, latihan dan pembiasaan anak-anak sejak usia dini, konsistensi dan kesatuan perilaku orang tua, penciptaan suasana keterbukaan, dan komunikasi dialogis. e) Evaluasi yang dilakukan oleh orang tua dimaksudkan untuk mengetahui sikap dan prilaku anak terhadap nilai moral yang telah disampaikan serta dapat dijadikan masukan untuk perbaikan dalam menyampaikan nilai moral selanjutnya. Cara yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi nilai moral anak adalah mengamati langsung berbagai sikap dan perilaku anak dalam berbagai situasi, baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Sedangkan secara tidak langsung dengan mencari informasi dari pihak ketiga misalnya sekolah melalui wali kelas, kepada teman-temannya saat berkunjung ke rumah, atau tes psikologi kepada psikolog. 2.Khusus a.komitmen terhadap visi dan misi, integritas serta konsistensi perilaku orang tua menentukan efektifitas komunikasi dan edukasi nilai moral kepada anak. b.landasan nilai moral agama, budaya, dan ideologi yang terintegrasi merupakan acuan materi esensial dalam membina dan mengembangkan nilai moral kehidupan anak sebagai mahluk Tuhan yang beriman dan bertaqwa, makhluk sosial, dan warga negara yang baik.

5 303 c.tauladan dan nasihat melalui pola asuh autoritatif, didukung oleh keharmonisan dan kemesraan hubungan orang tua dengan anak, konsistensi dan kesatuan perilaku orang tua, penciptaan suasana keterbukaan, dan komunikasi dialogis, merupakan unsur utama mencapai keberhasilan membantu anak memiliki dan mengembangkan nilai moral. d.kesadaran terhadap perintah agama dan kewajiban membina nilai moral kepada anak merupakan sumber acuan mendidik yang paling utama demi keselamatan dunia dan akhirat. e.sikap orang tua yang konsisten dan menghindari dualisme, menentukan pendidikan anak dalam mempelajari prinsip-prinsip yang dianut orang tua tentang nilai moral. f.upaya orang tua mengkomunikasikan nilai moral pada anak mudah diterima apabila berangkat dari dunia anak-anaknya. g.bantuan orang tua dalam memberikan solusi dari masalah nilai moral yang dialami anak, akan dimaknai oleh anak apabila dilandasi adanya kewibawaan yang diakui. h.kaidah-kaidah nilai moral yang diimplementasikan secara langsung oleh anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari merupakan unsur esensial bagi orang tua dalam membimbing anak menginternalisasi nilai moral. i.perencanaan dan pelibatan anak dalam menata media serta penyusunan aturan bersama-sama merupakan wahana untuk saling menerima, menautkan diri, dan menghadirkan diri dalam mematuhi nilai moral. j.keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama membina nilai moral anak, dalam pengembangannya perlu kerjasama dengan pihak sekolah dan masyarakat sebagai satu kesatuan sistem yang saling menentukan.

6 304 B. Implikasi 1.Pentingnya Mengkomunikasikan Nilai Moral Pada Anak Di Lingkungan Keluarga. Kesimpulan penelitian ini mengimplikasikan pentingnya orang tua mengkomunikasikan nilai moral pada anak di lingkungan keluarga wanita karier yang berprofesi sebagai PNS di Kota Bandung. Bagaimanapun sibuknya sebagai seorang wanita karier harus mampu mendidik anak dengan baik terutama dalam mengkomunikasikan nilai moral sebelum anak mengenal nilai lain dari masyarakat luas. Keluarga dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak-anaknya, harus mampu memberikan bekal nilai, moral dan norma sebelum anak terjun kemasyarakat. Keluarga sebagai anggota masyarakat harus mampu menstransfer nilai sosial masyarakat yang dianutnya dalam kehidupan keluarga. Sehingga anak mengenal bagaimana aturan nilai, moral dan norma yang berlaku di keluarga dan masyarakat. Untuk itulah seorang ibu dalam keluarga harus mampu memberikan suri teladan bagi anak-anaknya tentang berbagai sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai, moral dan norma yang dianut masyarakat. Kedekatan seorang ibu dengan anak akan memberikan ketenangan bagi anak, rasa aman dan kasih sayang yang hangat akan membuat anak patuh dan taat pada perintah dan nasehat orang tuanya. Keteladanan dan nasehat dalam suasana demokratis dari kedua orang tua adalah cara mendidik yang paling baik dalam sebuah keluarga, sehingga anak akan mudah diarahkan dan mengikuti aturan main yang ada dalam keluarga dan masyarakat. Selain itu juga suasana yang harmonis dalam sebuah keluarga

7 305 merupakan sebuah syarat dalam pelaksanaan pendidikan nilai, dimana semua anggota keluarga merasa nyaman, terlindungi dan tentram di dalamnya, sehingga akan muncul sikap saling menghargai, menyayangi dan saling memiliki satu sama lain sebagai anggota keluarga. 2.Pentingnya Mengkomunikasikan Nilai Moral dalam Pendidikan Formal Temuan penelitian ini mengimplikasikan bahwa pola asuh orang tua dalam mengkomunikasikan nilai moral pada anak dilingkungan keluarga wanita karier yang berprofesi sebagai PNS di Kota Bandung, mampu menjadikan anak memiliki nilai moral yang baik dalam bersikap dan berperilaku. Temuan penelitian ini semakin memperkokoh posisi pendidikan umum dalam pendidikan formal sebagai upaya mewujudkan manusia yang berakhlak mulia, baik sebagai individu, anggota keluarga, maupun anggota masyarakat. Untuk itu pengembangan potensi yang dimiliki anak didik, merupakan aktivitas yang penting dalam membina kepribadian. Potensi yang harus dikembangkan pada diri anak adalah potensi kognitif, afektif dan psikomotor. Pengembangan potensi ini perlu diperhatikan dalam memberdayakan individu, yang dalam pelaksanaanya harus didahulukan secara terintegrasi dan utuh. Pengembangan kemampuan pikir harus seimbang dengan rasa dan bertindak dalam diri anak. Bersama dengan pengembangan potensi ini ditanamkan pula kesadaran terhadap dirinya serta lingkungan dimana ia hidup. 3.Pentingnya Mengkomunikasikan Nilai Moral dalam Pendidikan Umum Mengkomunikasikan nilai moral dalam keluarga, secara implikatif pada dasarnya berada dalam ruang dan waktu pada masyarakat yang berubah. Kehidupan masyarakat yang luas mengisyaratkan pentingnya setiap keluarga memiliki berbagai

8 306 pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk menyelenggarakan fungsi pendidikan sebagai lembaga pendidikan umum. Secara implisit pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki orang tua menjadikan keluarga sebagai lembaga yang kondusif dalam menyiapkan anak untuk mampu menghadapi tantangan dalam hidup ditengah-tengah masyarakat yang berubah. Dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang didapat di dalam keluarga akan diaplikasikan untuk perannya sebagai hamba Allah, anggota masyarakat dan warga negara yang baik. Pelaksanaan pendidikan nilai moral pada dasarnya mencakup semua aspek kehidupan, yaitu aspek individu dan aspek sosial. Aspek individu seperti fisik, intelektual, moral atau etik, dan spiritual. Sedangkan aspek sosial menyangkut pertumbuhan diri sebagai anggota keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga pendidikan nilai moral dalam pendidikan umum bersifat luas dan menyeluruh, tidak mengenal tingkatan usia dan jenis kelamin, tidak mengenal tingkatan pendidikan dan pekerjaan, miskin atau kaya, pejabat atau rakyat, dan sebagainya. Semuanya harus memiliki nilai, moral dan norma yang baik, yang sesuai dengan aturan main masyarakatnya itu sendiri, sehingga tumbuh manusia yang paripurna, kafah dan manusiawi. Tanggungjawab dalam mengkomunikasikan nilai moral tidak hanya terletak pada keluarga, sekolah maupun pemerintah, tetapi semua unsur lapisan masyarakat mempunyai tanggungjawab yang sama. Keluarga, sekolah, pemerintah dan masyarakat harus mampu menjalankan fungsinya masing-masing terhadap pelaksanaan pendidikan nilai bagi generasi penerus bangsa dengan baik, agar

9 307 terbentuk generasi muda yang mampu menyikapi diri dan membangun bangsa ini lebih baik dari sebelumnya. C. Rekomendasi 1. Bagi Pelaksanaan Pendidikan Nilai Moral dalam Keluarga. a.keluarga dalam era globalisasi atau era modern ini, sangat berbeda dengan keluarga pada masa lampau. Pada masa lampau, ibu sebagai pendidik utama lebih banyak tinggal di rumah dan menghabiskan banyak waktu dengan anak-anaknya. Pada masa sekarang, karena berbagai faktor seorang ibu harus bekerja di luar rumah menjadi wanita karier seperti juga seorang ayah. Keluarga dengan wanita bekerja di luar rumah, akan berpengaruh terhadap kondisi keluarga. Salah satu kondisi yang harus diperhatikan adalah pendidikan anak. Pendidikan anak pada keluarga dengan wanita bekerja membutuhkan sebuah pola yang tepat agar tidak menjadi sebuah permasalahan pada masa-masa berikutnya. Yang harus diperhatikan oleh orang tua adalah bagaimana memanfaatkan sisa waktu di rumah yang sebentar mampu dimanfaatkan untuk berkomunikasi secara efektif dan berkwalitas kepada anak dan memberikan kasih sayang. Dengan meningkatkan kualitas dan intensitas komunikasi diharapkan tercipta suatu kondisi keluarga yang kondusif. Model pola asuh orang tua untuk mengkomunikasikan nilai moral pada anak dilingkungan keluarga wanita karier yang berprofesi sebagai PNS di Kota Bandung, dapat digunakan sebagai salah satu rujukan oleh orang tua atau pendidik lain dalam rangka mengkomunikasikan nilai moral kepada anaknya. Pemanfaatan model ini dalam pendidikan keluarga mampu mempribadikan nilai moral dan dapat menjadikan anak memiliki jati diri

10 308 sesuai dengan budaya masyarakatnya. Di samping itu model yang diajukan ini dapat memperkaya model-model pendidikan nilai yang telah ada sebelumnya. b.keluarga sebagai wadah pendidikan yang pertama dan utama bagi pengembangan pribadi, jangan sampai lengah dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan nilai moral. Jika fungsi keluarga ini terabaikan, akan berdampak pada perkembangan pribadi anak. Bila ini terjadi, anak akan menjadi sosok yang tidak mempunyai acuan dan pedoman dalam berperilaku dan hidup ditengah-tengah masyarakat. Pribadi seperti ini dalam kehidupannya akan mudah terombang ambing dalam arus pergaulan yang merusak nilai moral kemanusiaan. Ia akan menjadi pribadi yang destruktif baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, masyarakat maupun bangsa dan negaranya. c.sebaiknya pemerintah atau instansi terkait, dapat memberikan kebijakan bagi para wanita karier sebagai PNS yang sedang hamil dengan memberikan cuti yang cukup untuk mengurus anak mereka sehingga mencapai perkembangan yang optimal termasuh kesehatan dan kebutuhan kasih sayang terhadap anaknya. d.perlu adanya komunikasi yang terprogram dan terus menerus antara sekolah dengan orang tua siswa untuk menyelaraskan nilai moral yang dibinakan di sekolah dengan di rumah sekaligus mengevaluasi sikap dan prilaku anak terhadap nilai moral tersebut, sehingga komunkasi ini terjalin sebagai bentuk kerjasama dan tanggung jawab bersama orang tuan dan sekolah. 2. Bagi Pengembangan Nilai Moral dalam Pendidikan Umum a.dalam konteks penelitian pendidikan umum hendaknya kajian-kajian mengenai nilai digali dari nilai-nilai agama dan budaya bangsa, sehingga kita tidak

11 309 terjebak ke dalam pembenaran teori-teori barat yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya di Indonesia. Pada akhimya pendidikan nilai dapat dipijakkan kepada realita dan lingkungan sosial budaya bangsa Indonesia. b.perlu menempatkan guru-guru yang berasal dari penduduk setempat yang memahami budaya siswanya. Penempatan ini dimaksudkan agar nilai moral yang telah diterima anak dari keluarga dapat selaras dengan nilai moral di sekolah terutama tingkat pendidikan dasar. Dengan menempatkan guru yang demikian, maka ia dapat menjadi mitra orang tua dalam menanamkan nilai moral budaya masyarakatnya secara simultan. Guru juga dapat dengan mudah menangani masalah-masalah yang dihadapi anak didik, karena ia dan siswanya memiliki persepsi nilai moral yang relatif sama. c.lembaga pendidikan non formal dapat memberikan program-program pendidikan umum bagi keluarga wanita karier agar dapat memberikan bekal terhadap pola asuh pendidikan anak yang lebih baik dalam mengkomunikasikan nilai moral yang sesuai dengan norma masyarakat dan agama yang dianutnya. d.berbahasa santun dalam kehidupan sehari-hari hendaknya dipertahankan karena melalui bahasa yang santun kebersamaan, kegotong royongan, kerukunan hidup akan terbina dengan baik. Demikian pula aturan pergaulan keluarga akan berdampak positif pada keakraban, dan rasa memiliki serta kasih sayang dalam lingkungan kekerabatan pada keluarga besar maupun masyarakat luas..3.bagi Kehidupan Masyarakat Modern a.kecenderungan pendidikan keluarga di masyarakat modern terhadap anak-anak mereka diserahkan kepada pembantu rumah tangga, sehingga warna pribadi anak

12 310 adalah gambaran dari pribadi pembantu, dan terkadang lebih parah lagi yang membentuk pribadinya lingkungan luar yang tidak terkontrol, mereka hidup bebas, bergaul tanpa norma dan moral yang baik.. Untuk itulah orang tua harus berusaha memberikan perhatian terhadap anak dengan meluangkan sedikit waktu tapi berkwalitas dalam mengkomunikasikan nilai moral bersama anak, menggunakan waktu libur untuk bercengkrama bersama keluarga atau melakukan perjalanan wisata secara terprogram ketempat-tempat yang menambah pengetahuan terhadap anak, dan lain sebagainya. b.untuk menyikapi pengaruh negatif globalisasi dalam kehidupan masyarakat modern, pendidikan nilai, moral dalam keluarga harus ditanamkan sejak dini, yaitu sejak anak lahir kedunia ini dengan penuh kasih sayang dan dalam pengasuhan ibu kandungnya. Ada kecenderungan kehidupan masyarakat modern pengasuhan bayi diurus oleh orang lain, dan terkadang ibunya tidak mau menyusui, bayinya cukup diberi susu bubuk, bubur yang sudah siap saji. Perlakuan semacam ini menurut para ahli akan berpengaruh terhadap sikap mental anak.. Apabila anak sejak dini dikenalkan aturan main nilai, moral dan norma yang baik dalam keluarga, anak akan memiliki landasan dalam bergaul di masyarakat. c.berdasarkan kecenderungan di atas, alangkah baiknya apabila pihak pemerintah dalam hal ini yang berhubungan dengan urusan pernikahan (KUA) dapat mewajibkan para calon pengantin untuk mengikuti pendidikan pra nikah diantaranya tentang pendidikan awal pola asuh anak dalam keluarga. Sehingga mereka mendapatkan bekal untuk mendidik anak lebih baik sesuai dengan perkembangan anak secara psikologis maupun secara kesehatan,

13 311 4.Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian model pola asuh orang tua untuk mengkomunikasikan nilai moral pada anak dilingkungan keluarga wanita karier yang berprofesi sebagai PNS di Kota Bandung, sudah barang tentu bukan sesuatu yang bisa dikatakan sempurna. Diberbagai sisi dari segi penelitian masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki oleh peneliti selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut peneliti menyarankan kepada para peneliti lainnya yang menaruh minat dan perhatian untuk memahami fenomena yang terjadi pada model pola asuh orang tua dalam mengkomunikasikan nilai moral pada anak dilingkungan keluarga wanita karier hendaknya : (1) memperluas areal penelitian, misalnya dengan jumlah keluarga sumber penelitian yang lebih banyak, (2) menelaah sejauh mana kedekatan seorang anak dengan ibunya yang berprofesi sebagai wanita karier, (3) bagaimana peran pembantu rumah tangga dalam mengkomunikasikan nilai moral terhadap anak, dan sebagainya.

14 312

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber kebahagiaan dan kebersamaan. Mereka membuat kehidupan menjadi manis, tempat menggantungkan harapan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Religius (religiosity) merupakan ekspresi spiritual seseorang yang berkaitan dengan sistem keyakinan, nilai, hukum yang berlaku. Religiusitas diwujudkan dalam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari semua tahapan-tahapan kegiatan penelitian ini, penulis menyusun

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari semua tahapan-tahapan kegiatan penelitian ini, penulis menyusun BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Dari semua tahapan-tahapan kegiatan penelitian ini, penulis menyusun kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian sebagai berikut. A. Kesimpulan Perencanaan pendidikan tauhid

Lebih terperinci

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan pendidikan di dalam masyarakat. Sekolah sebagai organisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN 1. Penelitian ini membuktikan bahwa keluarga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kedisiplinan anak dalam melaksanakan norma-norma sekolah, dalam hal ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah dipupuk sejak dini sehingga generasi penerus bangsa mampu menjadi pemimpin berdedikasi tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya. Bahkan keduanya saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak ketika dilahirkan di dunia dalam keadaan lemah tanpa pertolongan orang lain, terutama orang tuanya mereka tidak bisa berbuat banyak. Di balik keadaan yang lemah

Lebih terperinci

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa Disusun oleh Saifulloh el Faruq dan Rouhdy Rangga, untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kependudukan. Di era globalisasi saat ini, realita

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi

Lebih terperinci

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI. Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI. Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin Contoh Proposal Disertasi KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin A. Latar Belakang Masalah Telah menjadi pendapat umum bahwa pendidikan adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha pembinaan dan pengembangan generasi muda terus ditingkatkan sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus berlangsung baik didalam pendidikan formal sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai karakter yang ada pada diri anak bangsa seperti rasa peduli terhadap etika dan sopan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN 74 BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Karakter Siswa di Madrasah Tsanawiyah YMI Wonopringgo Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum berarti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupannya pada taraf hidup yang lebih baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh Azam Rizqi Muttaqin NIM. FO.5.4.10.135 Persoalan pendidikan hingga kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan suatu jawaban atas berbagai masalah yang mereka hadapi. Mencari jawaban tersebut tidaklah mudah, manusia harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggungjawab dalam

BAB I P E N D A H U L U A N. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggungjawab dalam BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggungjawab dalam mengembangkan kemampuan anak secara optimal. Kemampuan yang harus dikembangkan bukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam 148 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab IV, maka berikut ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan. Secara umum, kesimpulan ini berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Permasalahan moral banyak dibicarakan pada akhir abad 20 dan abad 21 ini. Dari hasil mengamati dan membaca fenomena yang akhir-akhir ini terjadi banyak peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini, akan diuraikan simpulan dan saran berdasarkan hasil analisis temuan dan pembahasan dalam penelitian yang diuraikan berdasarkan fokus pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan

Lebih terperinci

Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional

Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional Oleh Dr. Siti Halimah, M.Pd. Disampaikan pada acara seminar dan tadabur

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates (munadlir@yahoo.co.id) ABSTRAK Pendidikan di sekolah sampai saat kini masih dipercaya sebagai media yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib, peraturan dengan penuh rasa tanggung jawab dan disiplin. Di

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib, peraturan dengan penuh rasa tanggung jawab dan disiplin. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga formal sebagai wadah untuk kegiatan proses belajar mengajar tertib dan lancar, maka seluruh siswa harus mematuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses pembelajaran Akidah Akhlak merupakan pembelajaran yang lebih menekankan penguasaan teori dan praktik, karena mata pelajaran Akidah Akhlak berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mampu memproduksi film sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi adegan-adegan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah hal yang perlu diperhatikan lagi di negara ini. Pendidikan juga dibuat oleh pemerintah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya.

Lebih terperinci

KODE ETIK GURU INDONESIA

KODE ETIK GURU INDONESIA KODE ETIK GURU INDONESIA MUKADIMAH Guru Indonesia tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya. Keluarga membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pendidikan yang berbasis agama. Setiap lembaga pendidikan harus bisa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pendidikan yang berbasis agama. Setiap lembaga pendidikan harus bisa 112 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN 1. Kesimpulan Umum Pembinaan sopan santun adalah suatu hal yang sangat penting dilakukan setiap lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan umum baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Toleransi adalah Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya (Hasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, banyak peristiwa-peristiwa menyimpang yang terjadi di kalangan pelajar, mulai dari tawuran, seks bebas, pembunuhan, sekelompok pemuda-pemuda yang berbuat

Lebih terperinci

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan manusia melalui pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitan Pendidikan merupakan bahasan penting dalam setiap insan. Keberadaannya dianggap suatu hal yang mendasar dan pokok dalam setiap kehidupan manusia. Kerap kali pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional khususnya pasal 1 ayat 1. Pasal tersebut menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Fokus Penelitian, Penegasan Istilah. A. Latar Belakang Di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan saja, tetapi harus disertai dengan kesehatan mental dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jika Anda bertanya apa manfaat pendidikan, maka jawabannya sederhana: Pendidikan membuat orang menjadi lebih baik dan orang baik tentu berperilaku mulia. Begitulah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan psikolog tidak terlepas dari pembinaan dan pendidikan orangtua, masyarakat dan lembaga pendidikan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan yang bermula dari seluruh negara di dunia yang dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan early childhood

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat dan bagi negaranya. Hal ini selaras dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana pengembangan potensi diri dalam meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi perilaku anak yang semakin hilangnya nilai-nilai karakter bangsa. Hilangnya nilai-nilai karakter bangsa

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi ini, melihat realitas masyarakat baik kaum muda maupun tua banyak melakukan perilaku menyimpang dan keluar dari koridor yang ada, baik negara, adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi 99 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar yang penting untuk kemajuan bangsa, karena dengan adanya pendidikan sebuah bangsa akan mencapai kemajuan, baik dalam pengembangan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, dan TOPIK BAHASAN PAI

VISI, MISI, TUJUAN, dan TOPIK BAHASAN PAI VISI, MISI, TUJUAN, dan TOPIK BAHASAN PAI Oleh: DRS. H. ACENGKOSASIH,M.Ag. Visi PAI Visi matakuliah Pendidikan Agama Islam adalah menjadikan para lulusan Universitas Pendidikan Indonesia sebagai sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting dalam sebuah kehidupan. Hasbullah mengatakan Pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai

Lebih terperinci

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA (Studi Situs SMK 1 Blora) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah memberikan pendidikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1314, 2014 KEMENDIKBUD. Instruktur. Kursus Dan Pelatihan. Kompetensi. Kualifikasi. Standar. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 409 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dalam bab ini dirumuskan beberapa kesimpulan penelitian, implikasi

Lebih terperinci

SOSOK GURU IMPARTIALITY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

SOSOK GURU IMPARTIALITY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SOSOK GURU IMPARTIALITY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Karman Lanani Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan PMIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unveristas Khairun E-mail: karmanlanani@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

Diunduh dari Bab Dampak Modernisasi Bagi Keluargaku Bahan Alkitab: 1 Samuel 1: 1-16, Efesus 5: A.

Diunduh dari Bab Dampak Modernisasi Bagi Keluargaku Bahan Alkitab: 1 Samuel 1: 1-16, Efesus 5: A. Bab IX Dampak Modernisasi Bagi Keluargaku Bahan Alkitab: 1 Samuel 1: 1-16, Efesus 5: 22-33 A. Pengantar Berdoa Kami mengucap syukur pada-mu Tuhan sumber ilmu pengetahuan dan berkat Untuk segala penyertaanmu

Lebih terperinci

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 A. KUALIFIKASI PEMBIMBING STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN Standar kualifikasi pembimbing pada kursus

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia baik fisik maupun moril, sehingga pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan bangsa didasarkan pada karakter yang harus dimiliki oleh generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki kebiasaan-kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diingat bahwa tidak semua informasi yang diperoleh anak dari

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diingat bahwa tidak semua informasi yang diperoleh anak dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini tidak menutup kemungkinan anak akan dengan mudah mendapat informasi dari luar melalui media apapun. Hal yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moral merupakan suatu peraturan yang sangat penting ditegakkan pada suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta pelindung bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya hidup manusia, kenyataan semacam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia untuk mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Berdasarkan hasil analisis

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Berdasarkan hasil analisis 368 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN A. Kesimpulan Sasaran utama penelitian ini adalah untuk memberi jawaban terhadap permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat mengatur kehidupan dunia dengan memanfaatkan teknologi sebagai. sarana meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

I. PENDAHULUAN. dapat mengatur kehidupan dunia dengan memanfaatkan teknologi sebagai. sarana meningkatkan kesejahteraan hidupnya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna bila dibandingkan mahluk ciptaan lainnya. Perbedaan mendasar yang dapat dilihat adalah terletak pada akal dan

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MENGOKOHKAN FUNGSI KELUARGA

KOMUNIKASI MENGOKOHKAN FUNGSI KELUARGA KOMUNIKASI MENGOKOHKAN FUNGSI KELUARGA Tjondrorini & Mardiya Hari keluarga yang kita peringati pada tanggal 29 Juni setiap tahunnya tentu merupakan hari yang istimewa bagi semua keluarga di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecepatan arus informasi dan semakin majunya teknologi sekarang ini yang dikenal dengan era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan karakter saat ini banyak diperbincangkan. Berbagai persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kognitif anak-anak ialah kreatif, bebas dan penuh imajinasi. Imajinasi anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

Lebih terperinci

KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN

KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa guru Indonesia menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang unik. Keunikan tersebut karena melibatkan subjek berupa manusia dengan segala keragaman dan ciri khasnya masing-masing.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke-21 yang ditandai dengan globalisasi teknologi dan informasi, telah membawa dampak yang luar biasa bagi peran guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam

Lebih terperinci