BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proses Penuaan (Aging) Dan Anti Penuaan (Anti Aging) Proses menjadi menua memang akan terjadi pada setiap manusia, akan tetapi proses ini bisa diperlambat atau dicegah dengan berbagai macam upaya untuk menjadi panjang umur tetapi tetap dalam kondisi sehat, sehingga tetap bisa berkarya untuk bangsa (Smith, 2001). Anti Aging Medicine (AAM) adalah ilmu yang berupaya memperlambat proses penuaan. Banyak faktor yang menyebabkan proses penuaan cepat terjadi. Untuk garis besarnya faktor ini dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain adalah pengaruh radikal bebas, penurunan kadar dan fungsi hormon, proses glikolisasi, proses metilasi, apoptosis, penurunan sistem imun dan genetik. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari gaya hidup yang salah, diet yang salah, kebiasaan hidup yang salah, polusi lingkungan, stres dan yang terakhir kemiskinan (sosial ekonomi). Karena berbagai faktor itulah terjadi proses penuaan sehingga orang menjadi tua, sakit, dan akhirnya meninggal. Tetapi kalau faktor tersebut dapat dihindari, maka proses penuaan tentu dapat dicegah, diperlambat, bahkan mungkin dihambat dan kualitas hidup dapat dipertahankan (Pangkahila, 2007). Diet yang salah, berupa mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh antara lain: kuning telur, daging, otak, dan hati dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, terutama aterosklerosis yang merupakan penyebab dari penyakit 8

2 2 jantung dan stroke. Jika hal ini tidak dicegah maka peningkatan usia harapan hidup yang mulai stabil di era modern ini dapat segera berakhir dan masyarakat akan hidup dalam kondisi yang kurang sehat, dengan kualitas hidup yang kurang baik bahkan berusia lebih pendek dari generasi sebelumnya (Stein, 2005). 2.2 Lipid Lemak juga disebut dengan lipid yaitu suatu zat yang kaya akan energi, dan berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak dalam tubuh bersumber pada makanan dan hasil produksi dari organ hati, yang bisa disimpan dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi (Lichtensein dan Jones, 2001). Secara umum lemak memiliki fungsi sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh (Nugroho, 2009). Secara klinis lemak yang penting itu antara lain: fosfolipid, trigliserida, kolesterol, dan asam lemak (Licthensein dan Jones, 2001) Fosfolipid Fospolipid merupakan senyawa lemak yang mengandung gugus fosfat, antara lain: lecithin, cephalin, sphingosin, dan sphingomyelin. Fosfolipid termasuk dalam lipid polar yang merupakan komponen utama dari semua membran biologis. Kadar fosfolipid plasma mengalami peningkatan bersamaan dengan peningkatan kadar kolesterol plasma (Lichtensein dan Jones, 2001).

3 Trigliserida Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis, kemudian masuk ke dalam plasma dalam dua bentuk yaitu sebagai kilomokron berasal dari penyerapan usus setelah makan lemak, dan sebagai VLDL (very low density lipoprotein) yang dibentuk oleh hati dengan bantuan insulin. Trigliserida ini di dalam jaringan di luar hati (pembuluh darah, otot, jaringan lemak), dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase menjadi gliserol dan asam lemak sebagai sumber energi. Sisa hidrolisis trigliserida ini dimetabolisme menjadi LDL oleh hati (Lichtensein dan Jones, 2001) Kolesterol Kolesterol memiliki struktur kimia dasar berupa steroid, yang merupakan hasil dari metabolisme makanan yang bersumber dari hewan seperti kuning telur, otak, daging dan hati. Kolesterol adalah suatu lemak tubuh yang berada dalam bentuk bebas dan ester dengan asam lemak, serta merupakan komponen utama selaput sel otak dan saraf (Murray et al., 2003). Kolesterol sangat diperlukan dalam berbagai proses metabolisme tubuh misalnya: sebagai bahan pembentuk dinding sel, membuat asam empedu, membuat vitamin D, dan sebagai bahan pembuat hormon. Delapan puluh persen kolesterol dihasilkan di hati dan sisanya dari luar tubuh berupa sumber makanan seperti daging, kuning telur, hati, susu, keju, mentega, otak, dan lain sebagainya (Murray et al., 2003).

4 4 Sel-sel dalam tubuh kita memerlukan kolesterol LDL untuk tumbuh dan berkembang, namun jumlah kolesterol yang diserap oleh sel-sel tubuh jumlahnya terbatas. Kelebihan kolesterol LDL dalam darah akan mengalami penumpukan pada dinding pembuluh darah yang dapat menyebabkan timbulnya aterosklerosis (Rader dan Hobbs, 2005). Biosintesis kolesterol dimulai dari perpindahan asetil-koa dari mitokondria ke sitosol, khususnya di peroksisom (Gambar 2.1). Tahapan biosintesis kolesterol ada lima tahap yaitu: konversi asetil-koa menjadi HMG KoA (3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA), konversi HMG KoA menjadi mevalonat, konversi mevalonat menjadi isopentil pirofosfat (IPP) bersama dengan hilangnya CO2, konversi IPP menjadi squalen, dan terakhir konversi squalen menjadi kolesterol (Guyton dan Hall, 2007).

5 5 Diet Asetil-koenzim A Asetoasetil-koenzim A Hidroksimetilglutarat-koenzim A (HMG-CoA) HMG-koA reduktase Mevalonat Mevalonat fosfat Mevalonat pirofosfat Isopentenil pirofosfat Diemetilalil Pirofosfat Isopentenil transfer RNA Protein terisoprenolat Geranil Pirofosfat Famesil Pirofosfat Squalen Ubikuinon Dolikol Kolesterol Gambar 2.1 Sintesis Kolesterol dalam Tubuh Manusia (Guyton dan Hall, 2007)

6 6 2.3 Transpor Lipid Lemak dalam darah diangkut dengan dua jalur yaitu jalur eksogen dan jalur endogen (Lichtentein dan Jones, 2001). 1. Jalur eksogen Kolesterol dan trigliserida berasal dari makanan dalam usus yang dikemas dalam bentuk partikel kilomikron, yang diangkut dalam saluran limfe lalu ke dalam darah. Trigliserida dalam kilomikron di dalam jaringan lemak dan otot mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase dan tebentuklah asam lemak bebas dan kilomikron remnan. Kilomikron remnan ukurannya mengecil tapi jumlah ester kolesterolnya tetap, dimetabolisme di hati menjadi kolesterol bebas yang akan digunakan untuk sintesis berbagai stuktur. Kemudian disimpan dalam hati sebagai kolesterol ester dan diekskresi ke empedu yang akan dikeluarkan ke usus, dan berfungsi membantu proses penyerapan lemak dari makanan. 2. Jalur endogen Kolesterol dan TG disintesis oleh hati dan diangkut secara endogen dalam bentuk very low density lipoprotein (VLDL). VLDL mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase menjadi VLDL remnan dan diubah menjadi intermediate density lipoprotein (IDL) oleh hati. IDL dipecah menjadi LDL oleh hati, dan mengalami katabolisme. HDL berperan penting dalam pengambilan kolesterol bebas di jaringan perifer, kemudian diesterifikasi menjadi kolesterol ester. Kolesterol ester mengalami perpindahan dari HDL ke VLDL sehingga kolesterol dibuang ke dalam kandung empedu sebagai

7 7 asam empedu. Hal ini mengakibatkan penimbunan kolesterol di perifer berkurang dan dapat dikatakan bersifat antiaterogenik. 2.4 Metabolisme Lipid Lipid yang diabsorbsi dari makanan dan yang disintesis oleh hepar dan jaringan adiposa, dibawa oleh darah ke berbagai jaringan dan organ tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi dan/atau disimpan sebagai cadangan lemak. Lipid sebagian besar disimpan sebagai trigliserida dalam jaringan adiposa, dapat juga ditemukan dalam otot rangka dan plasma (Klein dan Romijin, 2003). Hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, dan juga monogliserida. Gliserol larut dalam air, sehingga masuk melalui vena portal menuju ke hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini. Asam lemak dan monogliserid sebagian besar tidak larut dalam air,sehingga diangkut oleh miselus dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus. Kemudian dibentuk menjadi trigliserida dan berkumpul membentuk gelembung kilomikron. Kilomikron kemudian ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava dan bersatu dengan sirkulasi darah. Selanjutnya menuju ke hati dan jaringan adiposa (Mayes dan Botham, 2003). Kilomikron dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol di dalam hati dan jaringan adiposa, yang selanjutnya dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida, proses pembentukan trigliserida ini disebut dengan esterifikasi. Jika tubuh membutuhkan energi dari lipid, maka trigliserida akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol untuk dioksidasi menjadi energi. Proses ini disebut

8 8 dengan lipolisis. Asam lemak hasil dari lipolisis akan ditransportasikan oleh albumin menuju ke jaringan yang membutuhkannya. Asam lemak ini disebut dengan asam lemak bebas (free fatty acid), dan umumnya berupa asam lemak rantai panjang (Guyton dan Hall, 2007). Sebagian dari asam lemak bebas tidak teroksidasi dan akan mengalami reesterifikasi menjadi trigliserida di dalam jaringan adiposa, hepar dan intramuskuler. Bila reesterifikasi lebih banyak dari lipolitik, maka terjadi peningkatan konsentrasi asam lemak bebas dalam plasma yang dapat menimbulkan berbagai penyakit berhubungan dengan lipid (Guyton dan Hall, 2007). Asam lemak bebas yang digunakan sebagai energi diaktifkan oleh enzim asil-koa sintetase, dibawa ke dalam mitokondria dan oleh CPT (Carnitine Palmitoyl Transferase) diubah menjadi Asil-KoA. Asil-KoA diubah menjadi asetil-koa melalui oksidasi β, masuk ke dalam siklus sitrat untuk menghasilkan energi. Bila energi mencukupi maka asetil KoA dapat mengalami lipogenesis dan disimpan sebagai trigliserida (Guyton dan Hall, 2007). Asetil KoA mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol, selanjutnya mengalami streroidgenesis membentuk steroid. Asetil KoA juga berpotensi membentuk badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton), dan proses ini disebut ketogenesis. Badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam basa yang disebut asidosis metabolik (Guyton dan Hall, 2007).

9 9 Gambar 2.2 Transpor dan penyimpanan lemak (Michael, 2013). 2.5 Lipoprotein Lipoprotein adalah gabungan molekul lipid dan protein yang disintesis di dalam hati. Agar lipid plasma dapat diangkut dalam sirkulasi, maka susunan molekul lipid tersebut perlu dimodifikasi, yaitu dalam bentuk lipoprotein yang bersifat larut dalam air. Lipoprotein dibagi menjadi 5 bagian yaitu: kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Dari kelima lipoprotein tersebut yang penting untuk diketahui adalah LDL dan HDL.

10 Low density lipoprotein (LDL) LDL merupakan lipoprotein yang mengangkut kolesterol terbesar untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh dan pembuluh darah. LDL sering disebut kolesterol jahat karena efeknya yang aterogenik (mudah melekat pada dinding pembuluh darah), sehingga dapat menyebabkan penumpukan lemak dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Kadar LDL dalam darah sangat tergantung dari lemak yang dikonsumsi, semakin banyak lemak yang dikonsumsi, semakin menumpuk pula LDL, karena LDL merupakan lemak jenuh yang tidak mudah larut High density lipoprotein (HDL) HDL merupakan lipoprotein yang mengandung Apo-A, yang memiliki efek anti-aterogenik, sehingga disebut kolesterol baik. Fungsi utamanya adalah membawa kolesterol bebas dari dalam endotel dan mengirimkannya ke pembuluh darah untuk kemudian diesterifikasi menjadi kolesterol ester. Kolesterol ester mengalami perpindahan dari HDL ke VLDL sehingga kolesterol dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam empedu (Lichtentein dan Jones, 2001). 2.6 Dislipidemia Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai oleh peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma, berupa peningkatan kadar kolesterol total, LDL, TG, serta penurunan kadar HDL. Dislipidemia akan

11 11 mengakibatkan terjadinya aterosklerosis yang merupakan penyebab penyakit kardiovaskuler dan stroke (Gordon, 2003). Dislipidemia dapat mengenai pembuluh darah yaitu arteri koroner dan arteri perifer sehingga menyebabkan terjadinya parastesi, dypsnea dan confusion (Gordon, 2003). Diagnosis dislipidemia ditegakkan dengan pemeriksaan profil lemak serum yaitu: kolesterol total, TG, LDL dan HDL (Miller dan Reinagel, 2005). 2.7 Radikal Bebas Radikal bebas (free radical) adalah suatu senyawa atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbit luarnya. Adanya elektron yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangan dengan cara menyerang dan mengikat elektron molekul yang berada di sekitarnya. Radikal bebas tersebut dapat mengoksidasi asam nukleat, protein, lemak, bahkan DNA sel dan menginisiasi timbulnya penyakit degeneratif (Leong dan Shui, 2007). Pola makan yang tidak tepat dapat menyebabkan munculnya beragam penyakit seperti kanker, diabetes mellitus, aterosklerosis, katarak, dan penyakit jantung koroner (PJK). Hernani dan Raharjo (2005) menyatakan bahwa keberadaan radikal bebas yang bersifat sangat reaktif dan tidak stabil dalam tubuh dapat mengakibatkan kerusakan seluler, jaringan, dan genetik (mutasi). Sumber dari pembentukan radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh dan dari luar tubuh. Radikal bebas dari dalam tubuh terbentuk dari proses enzimatik dan proses

12 12 non enzimatik. Proses enzimatik berupa hasil sampingan dari proses oksidasi pada respirasi, proses pencernaan dan proses metabolisme, yang diproduksi oleh mitokondria, plasma, lisosom, retikulum endoplasma, dan inti sel. Proses non enzimatik dalam tubuh merupakan reaksi oksigen dengan senyawa organik dengan cara ionisasi dan radiasi, contohnya adalah proses inflamasi dan iskemia. Radikal bebas yang berasal dari luar tubuh didapat dari polutan, seperti asap rokok, asap kendaraan bermotor, radiasi sinar matahari, makanan berlemak, kopi, alkohol, bahan racun pestisida, dan masih banyak lagi yang lainnya (Pham-Huy et al., 2008). Proses kerusakan sel oleh radikal bebas reaktif bermula dari kerusakan membran dan rangkaian proses sebagai berikut: 1. Terjadi ikatan kovalen antara radikal bebas dengan komponen-komponen membran sehingga terjadi perubahan struktur dan fungsi reseptor. 2. Oksidasi gugus tiol pada komponen membran oleh radkal bebas yang menyebabkan proses transport terganggu. 3. Peroksidasi lipid membran sel yang mengubah fluiditas, cross- linking, struktur dan fungsi membran. Kerusakan membran lisosom menyebabkan pelepasan enzim-enzim hidrofilik lisosom yang selanjutnya mampu menjadi perantara kerusakan intraseluler, dan mempercepat kemampuan radikal bebas dalam menginduksi kerusakan sel (Halliwell dan Gutteridge, 2007). Jenis-jenis radikal bebas antara lain: radikal ion superoksida (O 2 *-) sangat reaktif, radikal peroksil (*OOH) tidak terlalu reaktif, hidrogen peroksida sangat

13 13 reaktif, radikal hidroksil (*OH) paling reaktif, dan singlet oksigen (/O 2 ). Radikal bebas terbentuk melalui 3 tahapan yaitu: 1. Tahap inisisasi: suatu proses terbentuknya radikal bebas baru yang dicetuskan oleh senyawa radikal bebas yang ada sebelumnya. 2. Tahap propagasi: reaksi berantai radikal bebas sehingga membentuk beberapa radikal bebas baru. 3. Tahap terminasi: bereaksinya senyawa radikal dengan radikal lain sehingga potensi propagasinya rendah. Bila proses ini terjadi terus menerus dalam jangka waktu bertahun-tahun maka dapat terjadi kanker, walaupun sesungguhnya tubuh manusia mampu menghasilkan antioksidan sebagai penangkal radikal bebas namun jumlahnya tidaklah cukup (Murray, 2003). 2.8 F2 Isoprostan Isoprostan adalah prostaglandin like compound yang diproduksi dari esterifikasi asam arakidonat di jaringan. Senyawa ini terbentuk dari asam eicosapentaenoic dan docosahexaenoic pada hewan dan dari asam α-linolenic pada tumbuhan. Isoprostan pertama kali ditemukan pada tahun 1967 oleh Nugteren, Vonkeman, dan Van Drop, tetapi 20 tahun kemudian direalisasikan untuk kepentingan biologis sebagai biomarker dari peroksidasi lipid (Morrow dan Robert, 2002). Peranan F2 isoprostan penting bagi pengukuran peroksidasi lipid dan stres oksidatif (Janssen, 2001). Lipid adalah target utama serangan radikal bebas, yang

14 14 menyebabkan peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid merupakan fenomena biologis, ada hubungannya dengan aterosklerosis yang penyebarannya dapat dihentikan dengan antioksidan. Keuntungan mengukur F2 isoprostan sebagai biomarker dari peroksidasi lipid adalah untuk memantau penyakit dan respon terhadap terapi, sebagai mediator stres oksidatif, dan implikasi terapeutik (Jay dan Heinecke, 2001). F2 isoprostan dianggap sebagai biomaker peroksidasi lipid yang terbaik karena merupakan salah satu marka peroksidasi lipid yang mirip dengan prostaglandin F2α (PG-F2 α) dan dianggap sangat akurat sebagai marka stres oksidatif (Baraas, 2006). F2 isoprostan diukur melalui plasma dan urin, dan sudah tersedia secara komersial dengan nama 8 iso prostaglandin F2α. Pengukuran melalui urin sering digunakan karena noninvasif, F2 isoprostan dalam urin bersifat stabil dan tidak terganggu oleh auto-oksidasi (Montuschi et al, 2004). Pengukuran isoprostan dalam cairan biologis dan atau spesimen jaringan memiliki peran penting pada proses ketidakseimbangan radikal bebas dan antioksidan dalam berbagai macam penyakit manusia termasuk jantung, paru, saraf, ginjal, dan penyakit hati (Morrow dan Roberts, 2002). Isoprostan penting dalam patofisiologi aterosklerosis, dimana F2 isoprostan meningkat selama oksidasi LDL dan berperan dalam meningkatkan aktivitas platelet serta menginduksi mitogenesis dalam sel-sel otot polos vaskuler (Hou et al., 2001). Pengukuran F2 isoprostan merupakan indikator untuk menilai peran radikal bebas pada patogenesis penyakit manusia, untuk menilai intevensi

15 15 pengobatan, dan suplementasi antioksidan (Hollman dan Arts, 2000). Konsentrasi F2 isoprostan dicairan otak naik pada awal dimensia dan berkorelasi dengan progresifitas prnyakit (Practico et al., 2001). Pemeriksaan F2 isoprostan dapat dilakukan menggunakan Kit komersial. 2.9 Antioksidan Antioksidan adalah senyawa pemberi elektron namun dalam arti biologis merupakan senyawa yang dapat meredam dampak negatif oksidan (radikal bebas) termasuk enzim-enzim dan protein-protein pengikat logam (Cadennas dan Packer, 2002). Mahluk hidup memiliki sistem pertahanan khusus untuk meredam dampak stres oksidatif yaitu berupa antioksidan. Stres oksidatif adalah ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dengan produksi antioksidan dalam tubuh (Baynes, 2005). Antioksidan bertindak mencegah pembentukan radikal bebas atau menangkap radikal bebas yang sudah ada, menetralisir dan mencegah terjadinya reaksi berantai. Oksidasi adalah reaksi kimia yang mentransfer elektron dari satu zat ke oksidator, dan dapat menghasilkan radikal bebas yang memicu reaksi berantai penyebab kerusakan sel tubuh. Antioksidan berperan penting dalam penghentian reaksi berantai ini dengan berikatan pada elektron yang tidak berpasangan tersebut sehingga mampu menghambat reaksi oksidasi lainnya. Antioksidan ada 2 jenis yaitu antioksidan internal dan antioksidan eksternal. Antioksidan internal diproduksi sendiri di dalam tubuh manusia, dan disebut juga antioksidan enzimatis. Antioksidan internal terdiri dari superoksida

16 16 dismutase (SOD), katalase, dan glutation peroksidase. Cara kerja katalase dan glutation peroksidase adalah dengan mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2, sedangkan SOD bekerja dengan cara mengkatalisis reaksi dismutase dari radikal anion superoksida menjadi H2O2 (Murray, 2003). Antioksidan eksternal (antioksidan non-enzimatis) yang berperan sebagai pencegah dan sistem pertahanan tubuh, bersumber dari non-nutrisi dan nutrisi dari sayuran dan buahbuahan. Cara kerjanya dengan menangkap radikal bebas sehingga tidak akan bereaksi dengan komponen seluler. Antioksidan eksternal antara lain vitamin A, vitamin C, vitamin E, β karoten, flavonoid, likopen yang dapat ditemukan pada sayur dan buah-buahan. Senyawa antioksidan non-enzimatis bekerja dengan cara menangkap radikal bebas (free radical scavenger) kemudian mencegah reaktivitas amplifikasinya. Vitamin C, merupakan antioksidan larut dalam air, merupakan sistem pertahanan tubuh pada senyawa oksigen reaktif dalam plasma dan sel. Vitamin C berbentuk kristal putih dengan berat molekul 176,13 dan rumus molekul C 6 H 6 O 6. Sebagai antioksidan vitamin C bekerja dengan cara memindahkan satu elektron ke senyawa Cu, menyumbang elektron ke dalam rekasi biokimia intraseluler dan ekstraseluler, menghilangkan senyawa oksigen reaktif di dalam netrofil, monosit, protein lensa dan retina, berinteraksi dengan Fe-ferritin, mencegah LDL teroksidasi, mentransfer elektron ke dalam tokoferol teroksidasi, dan mengabsorbsi logam dalam saluran pencernaan (Walingo, 2005). Vitamin E adalah suatu fitonutrien penting, yang memiliki 8 isomer yaitu 4 tokoferol (α, β, γ, δ) dan 4 tokotrienol (α, β, γ, δ) homolog. Vitamin E atau α-

17 17 tokoferol merupakan antioksidan larut dalam lemak bekerja sebagai donor ion hidrogen yang mampu mengubah radikal peroksil menjadi radikal tokoferol yang kurang reaktif, sehingga tidak mampu merusak ramtai asam lemak. Makanan kaya vitamin dan antioksidan mampu menurunkan risiko penyakit aterosklerosis dengan cara melindungi LDL dari oksidasi. Karotenoid merupakan senyawa isoprenoid C40 dan tetraterpenoid yang terdapat dalam plastida jaringan tanaman, yang berfungsi mempertahankan siklus sel (Schafer et al., 2000). Likopen dan β-karoten merupakan bagian dari karotenoid yang paling populer sebagai antioksidan yang melindungi membran sel, DNA, dan makromolekul dari kerusakan akibat ROS (Sommerburg dan Milner, 2002). Karotenoid merupakan antioksidan yang paling efektif menghilangkan singlet oxygen dengan cara physical quenching, yaitu proses dimana singlet oxygen dikembalikan ke keadaan semula tanpa konsumsi oksigen atau pembentukan produk sampingan. Likopen memiliki kecepatan 2 kali lebih cepat dari β-karoten dalam menghilangkan singlet oxygen (Campbell et al., 2007). Likopen juga bekerja dengan menangkap radikal bebas superoksid (O2*-) sehingga membentuk ikatan yang tidak reakif dan reaksi berantai radikal bebas terputus (Antocomp, 2009) Mekanisme Kerja Antioksidan terhadap Radikal Bebas Radikal bebas dapat menyerang senyawa apa saja terutama lipid dan mengakibatkan kerusakan pada sel. Keadaan seperti ini yang berlangsung terus menerus akan menimbulkan berbagai penyakit degeneratif dan memicu proses

18 18 penuaan semakin cepat. Radikal bebas memiliki elektron yang tidak berpasangan pada orbit luarnya yang mampu mengambil elektron lain dari molekul stabil disekitarnya. Molekul stabil yang elektronnya diambil oleh radikal bebas akan menjadi radikal bebas juga dan akan memulai suatu reaksi berantai yang mengakibatkan kerusakan sel. Proses pembentukan radikal bebas dalam tubuh bisa melalui pernafasan, lingkungan tidak sehat, dan makanan berlemak. Mengkonsumsi makanan tinggi lemak sangat berpotensi menghasilkan radikal bebas. Lemak mempunyai ikatan rangkap pada atom C-nya dan sangat mudah dioksidasi atau terserang peroksidasi lipid dan akan membentuk radikal peroksida lipid. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid. Antioksidan mampu meredam dampak dari radikal bebas dengan cara memberikan elektronnya dengan cuma-cuma kepada molekul radikal bebas tanpa menganggu fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas. Mekanisme kerja antioksidan tehadap oksidasi lipid secara umum adalah menghambat oksidasi lipid pada tahap awal. Oksidasi lipid memiliki 3 tahap yaitu: 1. Tahap inisiasi: senyawa turunan asam lemak bersifat tidak stabil dan sangat reaktif akibat hilangnya satu atom hidrogen. RH--R*+H* 2. Tahap propagasi: radikal bebas asam lemak akan bereaksi dengan oksigen dan membentuk radikal peroksid. R*+O2--ROO*

19 19 3. Tahap terminasi: radikal peroksida lebih lanjut akan menyerang asam lemak dan menghasilkan hidroperoksida dan radikal asam lemak baru. ROO*+RH--ROOH+R* (Droge, 2002) Aterosklerosis Aterosklerosis adalah penebalan dinding pembuluh darah pada lapisan intima. Penebalan ini sesungguhnya sudah terjadi pada saat umur 10 tahun, tetapi banyak faktor yang akan menyebabkan progesivitas proses aterosklerosis ini. Faktor faktor yang potensial menyebabkan aterosklerosis adalah dislipidemia, hipertensi, merokok, DM, alkohol, umur tua, jenis kelamin, genetik, obesitas, fisik tidak terlatih, stres, post menopause dan konsumsi karbohidrat berlebih (Rader dan Hobbs, 2005). Proses terjadinya aterosklerosis dimulai dari cedera dinding pembuluh darah akibat peningkatan radikal bebas yang kemudian diikuti dengan peningkatan permeabilitas endotel pembuluh darah. Kondisi ini akan menyebabkan LDL teroksidasi bila kadar dalam darah tinggi, dan kemudian dimakan oleh makrofag sehingga terbentuk sel busa (foam cells). Proses ini berlanjut di lapisan intima pembuluh darah secara terus menerus dengan melibatkan kolagen, ekstraseluler matriks dan sel otot polos, kemudian berproliferasi membentuk fibrofatty ateroma dan proses berlanjut menjadi ateroskleloris (Mitchell dan Schoen, 2010).

20 20 Gambar 2.3 Proses Pembentukan Aterosklerosis (Mitchell dan Schoen, 2010 Dalam proses terbentuknya aterosklerosis lipid memegang peranan penting dimana peningkatan kadar TG, LDL, penurunan kadar HDL dan peningkatan lipoprotein (PCA) memicu semakin cepat terbentuk aterosklerosis. Dislipidemia menimbulkan aterosklerosis, hal ini dibuktikan dengan: 1. Adanya derivat kolesterol plasma dan kolesterol ester pada ateroma. 2. Beratnya aterosklerosis berhubungan dengan peningkatan level kolesterol plasma. 3. Eksperimental diet yang banyak mengandung kolesterol dapat menimbulkan aterosklerosis (Mitchell dan Schoen, 2010).

21 21 Gambar 2.4 Aterosklerosis pada Arteri Koronaria (Mitchell dan Schoen, 2010) Proses terbentuknya plak pada aterosklerosis akan menyebabkan penyempitan lumen arteri, akibatnya aliran darah akan terganggu. Apabila hal ini berlanjut terus akan memungkinkan robeknya plak dan perdarahan subendotelial. Proses trombogenik mulai terjadi yang mengakibatkan penyumbatan sebagian atau keseluruhan suatu arteri koronaria. Pada saat inilah muncul berbagai gejala klinis seperti angina atau infark miokard Tomat Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan buah sayur berwarna merah yang sering dikonsumsi baik dalam bentuk segar (untuk lalapan atau salad),

22 22 dimasak dalam bentuk penyedap masakan, campuran sambal, atau dalam bentuk jus. Tomat merupakan sumber vitamin B, C, E, dan betakaroten. Vitamin C yang ada dalam dalam kandungan tomat bahkan lebih tinggi daripada vitamin C dalam buah jeruk. Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan tanaman buah yang memiliki komposisi zat gizi yang cukup lengkap dan baik. Buah tomat terdiri dari 5 10 % berat kering tanpa air dan 1 % kulit dan biji. Jika buah tomat dikeringkan maka akan didapatkan 50% dari berat keringnya terdiri dari gula gula pereduksi (glukosa dan fruktosa), sisanya asam asam organik, mineral, pigmen, vitamin dan lipid. Dalam buah tomat ini juga terkandung senyawa likopen yang merupakan senyawa alami yang memberikan warna merah pada tomat dan juga berfungsi sebagai antioksidan. Kandungan likopen dalam buah tomat dipercaya memiliki banyak manfaat antara lain menurunkan kadar kolesterol dalam darah, menurunkan berat badan, mengurangi risiko terserang kanker, meningkatkan kesuburan pada laki laki, serta memperbaiki kemampuan kulit melindungi diri dari radiasi sinar ultraviolet (Poncojari et al., 2011). Tomat juga mengandung serat makanan alami yang sangat baik bagi pencernaan manusia dan protein, maka dari itu tomat merupakan buah yang sangat sarat gizi. Dalam 180 g buah tomat matang mengandung sekitar 34,38 mg (57,3%) vitamin C, kandungan serat mencapai 1,98 g, protein sekitar 1,58 g. Untuk kandungan likopen dalam 1 kg tomat ranum adalah 14,725 mg (Regina dkk. 2008). Sedangkan hasil analisis Laboratorium Pangan Universitas Udayana kandungan likopen dalam 1 kg ekstrak tomat adalah 10,0174 mg. Likopen dari tumbuhan alami berada secara dominan dalam bentuk all- trans, bentuk paling

23 23 stabil secara termodinamika. Likopen mengalami isomerisasi cis-trans yang dipengaruhi oleh energi, cahaya, suhu, dan reaksi kimia (Sumardiono et al., 2008). Tabel 2.1 Kandungan gizi buah tomat segar (ranum) tiap 180 gram bahan (Sumardiono et al., 2008) nutrien Kebutuhan jumlah per hari (%) Kepadatan nutrisi Vitamin C 34,38 mg 57,3 27,3 Vitamin A 1121,40 IU 22,4 10,7 Vitamin K 14,22 mcg 18,8 8,5 molybdenum 9,00 mcg 12,0 5,7 Kalium 399,6 mg 11,4 5,4 Mangan 0,19 mg 9,5 4,5 Serat 1,98 g 7,9 3,8 Kromium 9,00 mcg 7,5 3,6 Vitamin B1 (thiamine) 0,11 mg 7,3 3,5 Vitamin B6 (pyridoxine) 0,14 mg 7,0 3,3 Folat 27,00 mcg 6,8 3,2 Tembaga 0,13 mg 6,5 3,1 Vitamin B3 (niacin) 1,13 mg 5,6 2,7 Vitamin B2 (riboflavin) 0,09 mg 5,3 2,5 Magnesium 19,80 mg 5,0 2,4 Besi 0,81 mg 4,5 2,1 Vitamin B5 (asam 0,44 mg 4,4 2,1 pantotenat) Phosphor 43,20 mg 4,3 2,1 Vitamin E 0,68 mg 3,4 1,6 Tryptophan 0,01 g 3,1 1,5 protein 1,53 g 3,1 1,5 Fungsi dari vitamin A yang terkandung dalam tomat adalah sebagai komponen penting dari retina (selaput jala) untuk penglihatan, membantu

24 24 pertumbuhan, dan mempunyai peranan penting dalam jaringan epitel (Muchtadi, 2008). Vitamin A stabil terhadap panas, asam dan alkali tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak pada suhu tinggi (Sapoetra dan Warsetyo, 2003). Vitamin B juga terkandung dalam buah tomat yang berperan penting dalam metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Vitamin B1 dan B6 yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit) (Sapoetra dan Warsetyo, 2003). Tomat juga kaya akan vitamin C yang memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya kolesterol. Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan sintesis kolesterol. Peran Vitamin C dalam metabolisme kolesterol adalah melalui peningkatan pembuangan kolesterol dalam bentuk asam empedu, dan meningkatkan kadar HDL. Tingginya kadar HDL akan menurunkan risiko menderita penyakit aterosklerosis (Khomsan, 2010). Vitamin E yang terkandung dalam tomat merupakan senyawa organik yang diperlukan dalam jumlah kecil tetapi sangat esensial sebagai antioksidan, pelarut lemak dan memelihara fertilitas. Vitamin E secara alamiah banyak terdapat dalam minyak tumbuhan, sayuran hijau dan kacang-kacangan. Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan hemolisis sel-sel darah merah dan anemia, penuaan dini, kulit keriput dan kemandulan. Senyawa yang merupakan

25 25 turunan vitamin E sangat beraneka ragam, namun yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi adalah dalam bentuk senyawa α-tokoferol (Sareharto, 2010). Likopen adalah senyawa antioksidan yang paling potensial yang terdapat dalam tomat. Likopen merupakan salah satu carotenoid, derivat isoprenoid yang juga dapat ditemukan pada serum manusia dan beberapa jaringan tubuh. Karotenoid dapat mencegah atau memperlambat penyakit degeneratif dengan bekerja sebagai antioksidan pemutus rantai. Karotenoid merupakan sekelompok senyawa yang mempunyai struktur berkaitan dengan β-karoten, suatu prekursor vitamin A. Penyerapan karotenoid terjadi di dalam darah dan terikat dengan lipoprotein. Karotenoid juga melindungi dari peroksidasi dengan bereaksi terhadap radikal hidroperoksil lemak (Agarwal dan Rao, 2000). Warna merah pada tomat menunjukan terjadi akumulasi likopen akibat dari menurunnya likopen siklase. Likopen dari tumbuhan alami berada secara dominan dalam bentuk alltrans, bentuk paling stabil secara termodinamika. Likopen mengalami isomerisasi cis-trans yang dipengaruhi oleh energi, cahaya, suhu dan reaksi kimia. Likopen dipercaya sebagai antioksidan yang mempunyai kemampuan melawan kerusakan sel sel tubuh akibat dari radikal bebas dalam darah dengan mengurangi efek toksik dari ROS, sehingga mampu menurunkan risiko terjadinya berbagai penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit neurodegeneratif dan aging, hal ini dikaitkan dengan kemampuan likopen sebagai imunomodulator (Agarwal dan Rao, 2000). Untuk kandungan likopen pada setiap bahan makanan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

26 26 Tabel 2.2 Kandungan Likopen pada Bahan Makanan (Sulistyowati, 2006) Menurut Argawal dan Rao (2000), aktivitas antisklerosis likopen pada tomat didasarkan pada efek stimulasi yang terjadi, baik secara oksidatif maupun non oksidatif. Pada mekanisme oksidatif likopen diduga mencegah aterosklerosis dengan memproteksi biomolekuler seluler penting, antara lain lipid dan lipoprotein. Dalam mekanisme non oksidatif, efek antisklerosis likopen bekerja sebagai agen hipokolesterolemik dengan menghambat laju HMG CoA reduktase yang berperan penting pada sintesis kolesterol serta mengaktifkan reseptor LDL, untuk struktur kimia likopen dapat dilihat pada Gambar 2.3 Gambar 2.5 Struktur Kimia Likopen (Sulistyowati, 2006). Ekstrak tomat dibuat dari tomat segar yang dihancurkan, kemudian ditambahkan pelarut etanol 1:10 untuk dimaserasi selama 24 jam sehingga dihasilkan filtrat untuk kemudian dievaporasi dan didapatkanlah ektrak kasar. Heber (2006) menyebutkan bahwa sifat bioavibilitas likopen meningkat setelah

27 27 pemasakan, jadi produk olahan tomat memiliki lebih banyak likopen yang lebih mudah dicerna dibandingkan tomat segar. Hal ini disebabkan karena likopen terikat dengan struktur sel tomat dan perubahan suhu dalam proses pengolahan dapat melepaskan likopen dari struktur sel tersebut. Sedangkan Sumardiono et al. (2004) menjelaskan bahwa likopen dalam buah yang belum diproses tersedia dalam bentuk trans, yang merupakan bentuk yang tidak mudah diserap tubuh. Pemanasan jus tomat dengan minyak jagung selama 1 jam mengubah likopen dari bentuk trans menjadi cis, sehingga meningkatkan penyerapannya oleh tubuh Hubungan Antara Pemberian Ekstrak Tomat Dengan Kadar Kolesterol Darah Sesuai dengan studi yang dilakukan Liputo et al. (2010), bahwa konsumsi vitamin A dapat meningkat konsentrasi HDL, hal ini disebabkan adanya perubahan dalam metabolisme NO. Dimana pemberian NO sintase inhibitor menurunkan kadar HDL dan meningkatkan kadar kolesterol darah. Sebaliknya pemberian donor NO menyebabkan peningkatan HDL dan menurunkan total kolesterol darah. Menurut penelitian yang dilakukan Hairunnisa (2008), Penghambatan penurunan kadar HDL kolesterol dan penghambatan kenaikan kadar LDL kolesterol serum pada tikus Wistar jantan yang diberi pakan tinggi lemak disertai jus pare (Momordica charantia) mungkin disebabkan kandungan penting dalam Momordica charantia yaitu adanya vitamin B. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prakash (2001) tomat merupakan salah satu buah yang kaya akan antioksidan (vitamin A, vitamin C, vitamin E dan likopen). Di luar sel,

28 28 vitamin C mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif, mencegah terjadinya LDL teroksidasi, mentransfer elektron ke dalam tokoferol teroksidasi dan mengabsorpsi logam dalam saluran pencernaan, selain itu juga akan meningkatkan kadar HDL dalam darah (Baraas, 2006). Menurut Rissanen (2003), likopen tomat dapat menghambat sintesis kolesterol dengan cara menghambat kerja enzim HMG-CoA reduktase, meningkatkan degradasi LDL kolesterol oleh makrofag, dan meningkatkan pengaturan reseptor LDL sehingga kadar LDL dalam darah berkurang. Hasil ini sejalan dengan pendapat Sareharto (2010) yang menyatakan bahwa konsumsi vitamin E dapat memperbaiki stabilitas oksidatif sehingga akan mengurangi kadar LDL dalam darah. Sedangkan kerja likopen melalui ikatan rangkapnya akan menyerap enegi dalam jumlah besar untuk menjadi ikatan jenuh, sehingga energi dari radikal bebas yang merupakan sumber penyakit dan penuaan dini dapat dinetralisir oleh likopen (Sulistyowati, 2006) Hubungan antara Pemberian Ekstrak Tomat dengan Kadar Trigliserida Darah Ekstrak tomat diketahui mengandung 13-oxo-octadecadienoic acid (13- oxo-oda) yang merupakan isomer dari 9-oxo-ODA yaitu agonis PPARα yang lebih kuat dibanding 9-oxo-ODA. PPARα merupakan reseptor yang berfungsi dalam oksidasi lipid. Apabila reseptor ini diaktifkan maka akan terjadi oksidasi asam lemak di jaringan sehingga akan mengurangi kadar trigliserida dalam plasma (Latifah, 2013).

29 29 Non oxidative pathways lipotoxycity Gambar 2.6 Metabolisme Trigliserida (Michael, 2013) Gambar 2.6 Metabolisme Trigliserida (Michael, 2013) 2.15 Hubungan antara Pemberian Ekstrak Tomat dengan Antioksidan Tomat mengandung vitamin C, vitamin E, vitamin B, vitamin A, karotenoid terutama likopen yang mempunyai kemampuan antioksidan menangkal radikal bebas. Likopen terutama bekerja dengan cara menangkap radikal bebas superoksid (O2*-) sehingga membentuk ikatan yang tidak reaktif dan memutus reaksi berantai radikal bebas (Antocomp, 2009). Disamping itu, menurut Heber (2006) menyatakan likopen bekerja sebagai antioksidan dengan menetralisir singlet oxygen dengan cara physical quenching dimana singlet oxygen dikembalikan ke keadaan semula tanpa konsumsi oksigen dan pembentukan produk sampingan. Penelitian Sulistyowati (2006) menunjukan peningkatan status antioksidan (vitamin C 1,45 mg/ 100ml dan vitamin E 19,40 ug/ ml) pada pemberian ekstrak tomat (likopen) pada dosis 1,08 mg/ekor tikus per hari. F2

30 30 isoprostan merupakan biomarker status antioksidan yang dapat terdeteksi lewat darah atau urin. Semakin banyak jumlah antioksidan dalam tubuh maka F2 isoprostan akan menurun Hubungan antara Pemberian Ekstrak Tomat dengan Aterosklerosis Aterosklerosis disebabkan karena kadar antioksidan dalam tubuh sangat rendah, sehingga berakibat meningkatnya gangguan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan pada endotel pembuluh darah. Peningkatan permeabilitas endotel pembuluh darah akan mengakibatkan masuknya LDL teroksidasi kedalam lapisan intima, dikuti dengan ektraseluler matriks, kolagen dan sel otos polos. Terjadi proliferasi sehingga terbentuk fibrofatty atheroma dan proses berlanjut menjadi aterosklerosis (Mitchell dan Schoen, 2013). Hasil penelitian Rissanen et al, (2003) menunjukkan bahwa kadar likopen serum yang berasal dari likopen diet (0,22-1,06 nmol/ml) berperan dalam mencegah proses awal aterosklerosis. Hal ini juga didukung hasil penelitian Sesso et al, (2004) yang menyatakan bahwa tingginya kadar likopen plasma menghambat risiko penyakit kardiovaskuler pada wanita.

31 31 Gambar 2.7 Pembentukan sel busa yang terjadi di ruang subendotel pembuluh darah. Vitamin E, C, A dan antioksidan menghambat oksidasi LDL (Sulistyowati, 2006). Dalam pembentukan aterosklerosis ada dua hal yang berperan penting yaitu kadar kolesterol LDL yang tinggi dan antioksidan yang rendah. Dengan ekstrak tomat dipercaya mampu mencegah terbentuknya aterosklerosis melalui penghambatan pembentukan kolesterol dan peningkatan kadar antioksidan darah, seperti terlihat pada Gambar 2.7.

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anti Aging Medicine (AAM) adalah ilmu yang berupaya memperlambat proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang akan terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang paling mendasar manusia memerlukan oksigen, air serta sumber bahan makanan yang disediakan alam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern cenderung hidup dengan tingkat stres tinggi karena kesibukan dan tuntutan menciptakan kinerja prima agar dapat bersaing di era globalisasi, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit degeneratif, seperti kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, stroke, sirosis hati, katarak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lemak plasma. Beberapa kelainan fraksi lemak yang utama adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid, ditandai oleh peningkatan dan/atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang dijumpai yaitu peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah sebuah gangguan metabolisme lipoprotein yang ditunjunkkan dengan adanya peningkatan kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL) kolesterol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab penuaan dini adalah merokok. Dimana asap rokok mengandung komponen yang menyebabkan radikal bebas. Radikal bebas dalam jumlah banyak akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan pola hidup serta terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan pada persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom Metabolik adalah sekumpulan gangguan metabolik dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut: obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat zaman modern ini, setiap individu sibuk dengan kegiatan masingmasing, sehingga cenderung kurang memperhatikan pola makan. Gaya hidup sedentari cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah banyak dilakukan. Perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging puyuh merupakan produk yang sedang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Meskipun populasinya belum terlalu besar, akan tetapi banyak peternakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Widman, 1989) Lemak disebut juga lipid,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan cara penggorengan. Minyak kelapa sawit merupakan jenis minyak utama yang digunakan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anti nyamuk merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi gigitan nyamuk. Jenis formula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh bermacammacam fungsi, lain untuk membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Penyebabnya adalah terjadinya hambatan aliran darah pada arteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia dibandingkan dengan jabatan, kekuasaan ataupun kekayaan. Tanpa kesehatan yang optimal, semuanya akan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001 serta Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, telah terjadi transisi epidemiologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Fast food BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Definisi fast food Fast food atau dalam bahasa Indonesia disebut makanan cepat saji merupakan makanan yang pertama sekali diciptakan di Amerika. 12 Menurut

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 mengumumkan 4 penyakit tidak menular (PTM) termasuk penyakit kardiovaskular (48%), kanker (21%), pernapasan kronis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pesatnya kemajuan teknologi telah banyak membawa perubahan pada pola hidup masyarakat secara global termasuk dalam hal pola makan. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola penyakit penyebab kematian dan kesakitan pada masyarakat saat ini telah mengalami pergeseran yaitu dari penyakit infeksi (penyakit menular) menjadi penyakit metabolik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang PENDAHULUAN Latar Belakang Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang cenderung mengkonsumsi makanan-makanan cepat saji dengan kadar lemak yang tinggi. Keadaan ini menyebabkan munculnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

Sumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen)

Sumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen) METABOLISME LIPID Metabolisme lipid secara garis besar ASAM LEMAK KOLESTEROL Sumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen) METABOLISME

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma (Anwar, 2004). Banyak penelitian hingga saat

Lebih terperinci

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita 12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat saat ini cenderung memiliki kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang aktivitas fisik, kurang olah raga, kebiasaan merokok dan pola

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian terbesar di dunia. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap tahun, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan sekumpulan penyakit jantung dan pembuluh darah arteri pada jantung, otak, dan jaringan perifer. Penyakit ini terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol dan lemak dibutuhkan tubuh sebagai penyusun struktur membran sel dan bahan dasar pembuatan hormon steroid seperti progesteron, estrogen dan tetosteron. Kolesterol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol terdapat dalam jaringan dan dalam plasma baik sebagai kolesterol bebas atau dikombinasikan dengan asam lemak rantai panjang seperti cholesteryl ester. Kolesterol

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dislipidemia A.1. Definisi Dislipidemia ialah suatu kelainan salah satu atau keseluruhan metabolisme lipid yang dapat berupa peningkatan ataupun penurunan profil lipid, meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperlipidemia merupakan penyakit yang banyak terjadi saat ini. Ada hubungan erat antara hiperlipidemia dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiperlipidemia merupakan keadaan yang terjadi akibat kadar kolesterol dan/atau trigliserida meningkat melebihi batas normal (Price & Wilson, 2006). Parameter

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pada masyarakat modern dewasa ini, penyakit jantung koroner merupakan salah satu dari masalah kesehatan yang paling banyak mendapat perhatian serius. Hal ini dikarenakan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di era modern ini terutama di daerah perkotaan di Indonesia umumnya mempunyai gaya hidup kurang baik, terutama pada pola makan. Masyarakat perkotaan umumnya

Lebih terperinci

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS) PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS) Lipogenesis adalah pembentukan asam lemak yang terjadi di dalam hati. Glukosa atau protein yang tidak segera digunakan tubuh sebagian besar tersimpan sebagai trigliserida.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar di dunia. WHO mencatat hingga tahun 2008 sebanyak 17,3 juta orang telah meninggal akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kelebihan kolesterol menjadi yang ditakuti sebagai penyebab penyempitan pembuluh darah yang disebut aterosklerosis yaitu proses pengapuran dan pengerasan pada

Lebih terperinci

VITAMIN E (α - TOKOFEROL) Dr. Inge Permadhi MS

VITAMIN E (α - TOKOFEROL) Dr. Inge Permadhi MS VITAMIN E (α - TOKOFEROL) Dr. Inge Permadhi MS Sifat Kimia Tahan terhadap proses pemanasan dan asam Tidak tahan terhadap alkali, uv dan oksigen Rusak bila lemak menjadi tengik Rusak bila terdapat mineral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian ke-11. Pada 1986 kondisi naik menjadi peringkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan ini menyebabkan peningkatan kadar total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi dan ekonomi telah membawa perubahan pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV, polusi dan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di negara maju. Di Amerika Serikat (USA) dan negara-negara Eropa, 33,3% -50% kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat di zaman modern ini erat hubungannya dengan perubahan kadar lemak darah. Masyarakat dengan kesibukan tinggi cenderung mengkonsumsi makanan tinggi

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah diketahui bahwa ketinggian menimbulkan stress pada berbagai sistem organ manusia. Tekanan atmosfer menurun pada ketinggian, sehingga terjadi penurunan tekanan

Lebih terperinci

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan Metabolisme lemak Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila Pendahuluan Manusia memiliki kebutuhan energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Reaksi hidrolisis trigliserida dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Reaksi hidrolisis trigliserida 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Reaksi hidrolisis trigliserida dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Reaksi hidrolisis trigliserida 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Goreng Minyak merupakan golongan lipida sederhana yang berwujud cair pada suhu kamar (25 o C). Minyak adalah trigliserida (TG), yaitu hasil kondensasi satu molekul gliserol

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring bertambahnya usia, daya fungsi makhluk hidup akan menurun secara progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada beberapa faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di seluruh dunia termasuk Indonesia kecenderungan penyakit mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya globalisasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di dalam tubuh dan terlibat hampir pada semua proses biologis mahluk hidup. Senyawa radikal bebas mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia, 60 % dari seluruh penyebab kematian akibat penyakit jantung adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pengaruh pemberian berbagai level tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap kadar kolesterol dan trigliserida darah pada domba Padjadjaran jantan telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat perkotaan banyak mengalami perubahan di era globalisasi ini, terutama dalam pola konsumsi makanan yang mengandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Goreng Minyak goreng merupakan salah satu bahan yang termasuk dalam lemak, baik yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Saat ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia.

BAB I PENDAHULUAN. jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola hidup yang tidak sehat, yaitu pola makan tinggi lemak terutama lemak jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia. Dislipidemia akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan

I. PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan protein. Kondisi ini memerlukan adanya berbagai langkah untuk mengatasinya. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang sebenarnya memerlukan sejumlah lemak bagi tubuhnya untuk

Lebih terperinci

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol Metabolisme lipid Transport lipid dalam plasma dan penyimpanan lemak Biosintesis lipid Lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup Metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak dan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) sampai saat ini masih menjadi suatu masalah, baik di negara maju maupun negara berkembang dan merupakan penyebab kematian nomor satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sedang berkembang menuju masyarakat industri yang membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat. Perubahan ini memberi peran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar penyakit diawali oleh adanya reaksi oksidasi yang berlebihan di dalam tubuh. Reaksi oksidasi ini memicu terbentuknya radikal bebas yang sangat aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perubahan gaya hidup masyarakat mulai banyak terjadi sejalan dengan kemajuan teknologi. Gaya hidup yang kurang aktivitas fisik mulai banyak ditemukan, bahkan sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa dekade terakhir, Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi epidemik dalam dunia kesehatan. Cara hidup modern memicu faktor risiko PJK. PJK merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis dan trombosis merupakan penyebab utama kematian di dunia. Aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Penyebab

Lebih terperinci

1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat

1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat 1.1 Pengertian Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah (dislipidemia) yaitu kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl. Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan

Lebih terperinci

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati) BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanjut Usia (Lansia) Menjadi tua (menua) merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan mempertahankan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tomat atau dalam bahasa latin disebut Lycopersicum esculentum

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tomat atau dalam bahasa latin disebut Lycopersicum esculentum I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tomat atau dalam bahasa latin disebut Lycopersicum esculentum merupakan tanaman holtikultura yang banyak dimanfaatkan sebagai campuran dalam masakan, minuman, saus, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai oleh peningkatan atau penurunan fraksi lemak dalam plasma. Kelainan fraksi lemak yang utama adalah kenaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. volume darah dan elastisitas pembuluh darah (Gunawan,Lany, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. volume darah dan elastisitas pembuluh darah (Gunawan,Lany, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi Hipertensi adalah kondisi tekanan darah tinggi. Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah

Lebih terperinci

Sintesis, pengangkutan ekskresi kolesterol

Sintesis, pengangkutan ekskresi kolesterol Sintesis, pengangkutan ekskresi kolesterol Kolesterol merupakan produk met.hewan, oleh karena itu terdapat pada semua makanan yg berasal dari jaringan hewan seperti: kuning telur, daging, hati dan otak

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan

BAB 6 PEMBAHASAN. darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan BAB 6 PEMBAHASAN Pare (Momordica charantia) mempunyai efek menurunkan kadar gula darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan kadar glukosa, sebagai anti inflamasi dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neoplasma adalah suatu massa jaringan abnormal yang berproliferasi cepat, tidak terkoordinasi melebihi jaringan normal dan dapat menetap setelah hilangnya rangsang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik secara teratur mempunyai efek yang baik terutama mencegah obesitas, penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung koroner, dan osteoporosis (Thirumalai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak dapat berkembang lagi, tetapi justru terjadi penurunan fungsi tubuh karena proses penuaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan yang sangat signifikan, banyak sekali aktivitas lingkungan yang menghasilkan radikal bebas sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran atau polusi merupakan perubahan yang tidak dikehendaki yang meliputi perubahan fisik, kimia, dan biologi. Pencemaran banyak mengarah kepada pembuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup remaja yang telah digemari oleh masyarakat yaitu mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan mengakibatkan gangguan pada organ hati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hati adalah organ terbesar dalam tubuh. Penyakit pada hati merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius. Hepatitis adalah suatu peradangan difus jaringan hati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara

Lebih terperinci

Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak

Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak Metabolisme Lipid Metabolisme LIPID Metabolisme LIPID Degradasi Lipid Oksidasi asam lemak Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak Biosintesis Lipid Biosintesis asam lemak Biosintesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) menunjukkan bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang terdiagnosis dokter mencapai 1,5%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL (low density lipoprotein), HDL (high density lipoprotein), total kolesterol dan trigliserida.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama digunakan di dunia. Parasetamol merupakan obat yang efektif, sederhana dan dianggap paling aman sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit Sindrom Metabolik Upaya pemeliharaan kesehatan meliputi aspekaspek promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif secara tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab meningkatnya prevalensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan cairan yang terdapat didalam tubuh manusia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan cairan yang terdapat didalam tubuh manusia yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Pengertian umum darah Darah merupakan cairan yang terdapat didalam tubuh manusia yang diproduksi disumsum tulang dan nodus limpa berfungsi mengirimkan zat-zat dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kopi yaitu kopi arabika dan kopi robusta (Bahara M, 2009). a. Kopi arabika, kopi arabika merupakan kopi yang terbaik mutu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kopi yaitu kopi arabika dan kopi robusta (Bahara M, 2009). a. Kopi arabika, kopi arabika merupakan kopi yang terbaik mutu dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kopi Kopi merupakan minumam stimulan yang berasal dari biji yang dipanggang. Kopi mempunyai 500 macam genus dan 6000 speies. Ada dua jenis kopi yaitu kopi arabika dan kopi robusta

Lebih terperinci