PENGARUH GAYA NEGOSIASI TERHADAP HASIL NEGOSIASI PADA INDUSTRI KONSTRUKSI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH GAYA NEGOSIASI TERHADAP HASIL NEGOSIASI PADA INDUSTRI KONSTRUKSI INDONESIA"

Transkripsi

1 PENGARUH GAYA NEGOSIASI TERHADAP HASIL NEGOSIASI PADA INDUSTRI KONSTRUKSI INDONESIA Nama mahasiswa : Hanifah Nebrian Sukma NRP : Jurusan : Teknik Sipil FTSP-ITS Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang N., ST., MT. Christiono Utomo, ST., MT., PhD. Abstrak Kegiatan rutin di dunia konstruksi diwarnai dengan kolaborasi, konflik dan negosiasi. perlu ditempatkan sebagai upaya pertama untuk menyelesaikan sengketa dan memberikan kesempatan untuk kedua belah pihak. Latar belakang teknis dan organisasi yang berbedabeda menyebabkan perbedaan pendapat diantara para ahli pada tujuan kesuksesan kerja sama dalam industri konstruksi di Indonesia. Berbagai gaya negosiasi dalam konstruksi perlu dipelajari dan diteliti karena akan menjadi akar dari kolaborasi yang sukses. Tugas Akhir ini membahas hubungan antara gaya negosiasi dengan hasil negosiasi dari beberapa macam karakter negosiator di dunia konstruksi menggunakan metode survei. Responden yang dipilih dari developer swasta antara lain Facility Manager, Project Manager dan Design Manager. Dalam survei digunakan metode sampling yaitu simple random sampling. Seluruh sampel memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Data yang didapat kemudian dianalisa regresi berganda. Selanjutnya didapatkan nilai dan persamaan sehingga dapat diketahui gaya dan hasil negosiasi mana yang paling dominan. Ada tujuh hasil hubungan antara gaya dan hasil negosiasi. Gaya negosiasi yang paling dominan yang ada pada developer swasta di kota Surabaya adalah Collaborating, sedangkan hasil negosiasi yang paling dominan adalah Relationship Maintained. Kata kunci : konstruksi, konflik, negosiasi, survei. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan proyek konstruksi semakin pesat di Indonesia. Seperti pada umumnya rutinitas di dunia konstruksi diwarnai dengan kolaborasi, konflik dan negosiasi. Para ahli duduk bersama dalam satu meja dengan pihak lain untuk menangani proyek dimana masing-masing mewakili keahlian mereka. perlu ditempatkan sebagai upaya pertama untuk menyelesaikan sengketa dan memberikan kesempatan yang adil untuk kedua belah pihak. Penelitian ini pada dasarnya dilakukan untuk mengidentifikasi beberapa gaya negosiasi di industri konstruksi di Indonesia dan menentukan gaya yang paling dominan dalam rangka memperbaiki gaya 1 negosiasi antara para pelakunya. Kuesioner dibuat mengacu pada kriteria persyaratan di bidang konstruksi, antara lain pengalaman mengenai proyek dan sikap ketika terlibat dalam sebuah negosiasi. Survei direncanakan akan dilakukan pada developer swasta di kota Surabaya dengan cara mengirim kuesioner. Latar belakang teknis dan organisasi yang berbeda-beda menyebabkan perbedaan pendapat diantara para ahli seperti Facility Manager, Project Manager dan Design Manager pada tujuan kesuksesan kerja sama dalam industri konstruksi di Indonesia. Berbagai gaya negosiasi dalam konstruksi perlu dipelajari dan diteliti karena akan menjadi akar dari kolaborasi yang sukses. yang buruk dalam praktek konstruksi mungkin menimbulkan: 1. Penghambat pemutusan masalah Para profesional yang ahli di bidang pekerjaan mereka masing-masing dan membawa keahlian mereka untuk memecahkan masalah menyebabkan argumen antara berbagai pihak akibat tidak adanya kesamaan pandangan. Sebaliknya, masing-masing anggota tim bersaing untuk melaksanakan tujuan yang memberikan manfaat maksimal kepada perusahaan mereka. 2. Mempengaruhi proses pengambilan keputusan Para profesional memiliki strategi dan taktik yang berbeda dalam berinteraksi dengan pihakpihak yang terlibat negoisasi, yang masingmasing memiliki bermacam gaya negosiasi dan kemampuan pemecahan masalah. Situasi ini dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang negatif. 3. Kurangnya kesepakatan bersama Kedua pihak bersaing untuk memenangkan negosiasi dan bertujuan mencapai keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pihak lain menimbulkan kurangnya kesepakatan bersama. Selain itu, tujuan dari perjanjian tersebut tidak tercapai. Hasil negosiasi sangat dipengaruhi oleh gaya negosiasi dari pengambil keputusan/negosiator. Masing-masing dengan kombinasi yang sama maupun berbeda akan menghasilkan keputusan negosiasi yang berbeda. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang hubungan antara gaya dengan hasil negosiasi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan dalam Tugas Akhir ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Gaya dan hasil negosiasi apakah yang paling dominan yang ada pada developer swasta di kota Surabaya.

2 b. Bagaimana hubungan antara gaya dengan hasil negosiasi yang didapat dari hasil survei kuesioner. 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui macam-macam gaya negosiasi diantara para profesional di developer swasta di Surabaya. b. Untuk menentukan gaya negosiasi yang paling dominan untuk masing-masing profesional antara lain Facility Manager, Project Manager dan Design Manager. c. Untuk mengetahui hubungan antara gaya dengan hasil negosiasi. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, ruang lingkup studi adalah gaya negosiasi dalam pembangunan terutama dalam manajemen proyek di industri konstruksi di Indonesia, khususnya di kota Surabaaya. Berbagai jenis gaya negosiasi diidentifikasi dengan menggunakan metode survei yang diikuti oleh para profesional. adalah kunci dari kolaborasi yang sukses maka harus diterapkan gaya dan metodologi yang sesuai. Dalam penelitian ini, survei dilakukan dua kali, pertama adalah pilot survey (survei pendahuluan) dan kemudian diikuti dengan survei di populasi besar. Survei pendahuluan dilakukan untuk responden dalam lingkup yang kecil untuk merekomendasikan/ memberikan komentar dan menyarankan kuesioner. Isi kuesioner dalam survei ini mengacu pada gaya dan hasil negosiasi. Selanjutnya, studi tentang perancangan kuesioner adalah metode dasar survei karena kuesioner dikirim kepada responden diluar lingkup. Umpan balik akan dikumpulkan dalam waktu satu bulan dan dianalisa menggunakan analisis statistik, kemudian disajikan dalam grafik untuk menunjukkan gaya negosiasi yang paling dominan. 1.5 Sistematika Penulisan Secara garis besar, Tugas Akhir ini disusun dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang uraian latar belakang masalah dalam penelitian ini. Kemudian dilanjutkan dengan perumusan masalah yang diangkat berdasarkan uraian latar belakang. Berikutnya akan dikemukakan tujuan, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan tentang dasar teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, meliputi: pengertian negosiasi serta beberapa gaya negosiasi dan hasil negosiasi menurut literatur yang telah terbit. BAB III METODOLOGI Bab ini akan menjelaskan metode dan rumusan yang dipakai dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Untuk mempermudah alur metodologi juga digambarkan dalam bentuk bagan alir. BAB IV ANALISA KUESIONER Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil survei kuesioner yang masing-masing akan ditabelkan kemudian disusun persamaannya sehingga bisa ditarik kesimpulan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisa persamaan dari bab sebelumnya dan memberikan saran untuk penelitian serupa di masa mendatang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terminologi Istilah-istilah yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini antara lain: a. Negotiate : Berbicara dalam rangka memutuskan atau menyetujui sesuatu; untuk mendapatkan lebih, melewati atau melalui sesuatu yang sulit (Concise Oxford Dictionary 10 th edition). b. Negotiation : Diskusi dimana orang-orang mencoba untuk memutuskan atau menyetujui sesuatu (Concise Oxford Dictionary 10 th edition). c. Negotiation style : Merencanakan, membuat, atau mengatur secara khusus untuk menangani perjanjian atau sengketa. (Concise Oxford Dictionary 10 th edition). d. Construction : Tindakan atau metode membangun atau membuat sesuatu yang dibangun. (Concise Oxford Dictionary 10 th edition). e. Conflict : Suatu perselisihan serius atau argumen, biasanya satu masalah berlarut-larut; Sebuah keadaan pikiran dimana seseorang mengalami benturan menentang perasaan atau kebutuhan; Sebuah perjuangan bersenjata yang berkepanjangan; Sebuah ketidakcocokan serius antara dua atau lebih pendapat, prinsip, atau kepentingan. (Concise Oxford Dictionary 10 th edition). 2

3 Pengertian adalah suatu proses dinamis dari penyesuaian atau persetujuan antara dua pihak atau lebih, membawa tujuan masing-masing yang saling bertentangan dengan niat untuk mencapai kesepakatan agar sukses meraih keuntungan maksimum kepada pihak mereka. (Marsh, 2000) Gaya Gaya negosiasi mengacu pada karakteristik negosiator tertentu ketika berurusan dengan pihak lain selama negosiasi dan kolaborasi. Gaya negosiasi yang berbeda-beda disebabkan oleh perbedaan latar belakang dan pengalaman negosiator. Belajar dari gaya negosiator lain adalah cara terbaik untuk meningkatkan keberhasilan tujuan. (Smith, 1991) Gaya dalam Kegiatan Konstruksi Gaya negosiasi dalam bidang konstruksi adalah perilaku negosiasi yang digunakan oleh para profesional pelaku negoisasi ketika bernegosiasi masalah harga dan metode pengembalian (reimburstment). dalam industri konstruksi pada dasarnya melibatkan para ahli bermacam-macam baik dari klien maupun kontraktor. Kedua belah pihak memiliki prioritas mereka sendiri dan bernegosiasi dengan gaya yang berbeda untuk tawaran kontrak dan berusaha mendapatkan manfaat maksimal kepada pihak mereka Masalah-masalah yang Muncul pada Kebanyakan masalah umum dalam negosiasi telah ditemukan dan checklist untuk setiap masalah disajikan untuk pedoman negosiator. Negosiator perlu memulai negosiasi dengan gaya "win-win" dengan sengaja untuk mengatur pikiran dan tujuan untuk menang saja. Enggan untuk mengubah gaya negosiasi akan menyebabkan kesulitan bagi suatu organisasi. Selain itu, negosiator perlu tetap dengan satu keputusan, tanpa pilihan menyerah tanpa alasan apapun dari lawan. (Smith, 1991). Alih-alih bernegosiasi, justru tidak diizinkan tawar-menawar karena perunding harus menekan kepentingan seseorang untuk memenuhi kebutuhan kedua belah pihak. (Fisher dan Ury, 1991) Metode Lima metode pendekatan (Mora,1998) untuk gaya negosiasi yang lebih baik untuk mencegah masalah tidak relevan untuk negosiasi berikutnya. Pada model negosiasi umumnya dibutuhkan negosiator yang mampu memisahkan masalah menjadi faktor dasar dan menganalisa masing-masing bagian dari itu. Setiap negosiator memiliki kedudukan sendiri, atau menyesuaikan dengan persyaratan untuk menuju penyelesaian negosiasi. (Fisher dan Ury, 1991). 2.3 Gaya Dan Hasil Gaya Istilah gaya dan hasil negosiasi yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari karya Holley dkk (2005). Holley dkk mengenalkan dua perbedaan dan pendekatan yang sangat berbeda untuk tawar-menawar yang dinamakan Distributive Bargaining and Mutual Gain Bargaining. Pendekatan pertama yaitu Distributive Bargaining menerangkan negosiasi sebagai penggunaan metode menang-kalah dimana keuntungan dari satu pihak adalah beban dari pihak yang lain. Sedangkan pendekatan kedua yaitu Mutual Gain Bargaining yang merupakan representasi dari negosiasi menerangkan pengamalan penggunaan pemecahan masalah bersama. Dalam kepustakaan negosiasi, orientasi dari metode menang-kalah disebut sebagai Assertiveness sedangkan orientasi dari pemecahan masalah bersama disebut sebagai Cooperatives. Gambar 2.1 Tingkat Assertiveness dan Cooperativeness dari Gaya (Johnson dan Johnson, 1991; Friend dan Cook, 1992; Matthews, 1998; Holley dkk, 2005) Lebih lanjut lagi Holley dkk (2005) menyebutkan bahwa, Kecenderungan Assertiveness lebih mungkin terlibat dalam perilaku Distributive Bargaining, sementara Cooperativeness lebih mungkin menggunakan pendekatan Mutual Gain Bargaining. Dengan demikian, penilaian terhadap kecenderungan diri dapat membantu menguji tingkat Assertiveness dibanding Cooperativeness seperti dapat dilihat pada Gambar 2.1. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diuji dan dibahas, yaitu variabel gaya negosiasi dan variabel hasil negosiasi. Mengacu pada literatur Matthews (1998), pengukuran Assertiveness dan Cooperativesness memerlukan pertimbangan dari lima gaya negosiasi yang berbeda dimana kelimanya mirip dengan gaya negosiasi menurut Rahim (1983). Kelima gaya negosiasi menurut Rahim, 1983; Johnson dan Johnson, 1991; Friend dan Cook, 1992; Matthews, 1998; adalah: 3

4 1. Competing / Bersaing Negosiator yang menunjukkan gaya ini berarti merupakan orang yang berorientasi pada hasil, percaya diri, tegas, difokuskan terutama pada lini terbawah, memiliki kecenderungan untuk memaksakan pandangan mereka pada pihak lain, dan secara ekstrim dapat menjadi agresif dan mendominasi. (Matthews, 1998). Gaya ini masuk kategori Assertiveness tinggi namun rendah Cooperativeness. 2. Avoiding / Menghindari Negosiator yang menunjukkan gaya ini bersifat pasif, lebih memilih untuk menghindari konflik, membuat upaya untuk menarik diri dari situasi atau memberikan tanggung jawab ke pihak lain. Mereka tidak berhasil menunjukkan perhatian yang memadai atau membuat upaya jujur untuk mendapatkan solusi. (Matthews, 1998). Gaya ini baik Assertiveness maupun Cooperativeness sama-sama rendah. 3. Collaborating / Bersinergi Negosiator yang menunjukkan gaya ini menggunakan gaya komunikasi yang terbuka dan jujur, memusatkan perhatian untuk mencari solusi kreatif yang saling memuaskan kedua belah pihak, terbuka untuk mengeksplorasi solusi baru dan yang jarang diketahui orang, dan menyarankan banyak alternatif untuk dipertimbangkan. (Matthews, 1998). Gaya ini baik Assertiveness maupun Cooperativeness sama-sama tinggi. 4. Accomodating / Mengakomodasi Negosiator yang menunjukkan gaya ini membuat upaya untuk menjaga hubungan dengan pihak lain, berusaha menghilangkan konflik, mengecilkan perbedaan, dan yang paling perhatian terhadap pemuasan kebutuhan pihak lain. (Matthews, 1998). Gaya ini masuk kategori Assertiveness rendah namun tinggi Cooperativeness. 5. Compromising / Berkompromi Negosiator yang menunjukkan gaya ini merupakan orang yang memiliki tujuan menemukan jalan tengah, menyisihkan perbedaan, sering terlibat dalam memberi dan menerima pengorbanan, dan menerima kepuasan untuk mencapai kebutuhan kedua belah pihak. (Matthews, 1998). Gaya ini baik Assertiveness maupun Cooperativeness seimbang/sama-sama di pertengahan Hasil Negoisasi Dalam rutinitas manajemen proyek, penggunaan gaya negosiasi yang berbeda disebabkan latar belakang profesi yang berbeda. Taksonomi merupakan sistem yang menghubungkan satu kategori dengan kategori yang lain dengan penyertaan kelas ratarata. Dalam thesisnya, Cheung (2006) menggabungkan faktor matriks untuk hasil negosiasi dan kaitannya dengan gaya negosiasi. Terdapat tujuh hasil negosiasi yaitu: Problem solving, Conflict escalation, Relationship deterioration, Inaction, Further disagrement, Relationship maintained, dan Conflict reduction. Taksonomi gaya dan hasil negosiasi selangkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut: Gambar 2.2 Keseluruhan Taksonomi Pengembangan Gaya dan Hasil Ketujuh variabel/faktor hasil negosiasi tersebut didasarkan pada penelitian eksploratif oleh Cheung menggunakan analisa faktor. Faktor-faktor ini lebih jauh dikenali sebagai salah satu hasil negosiasi: Fungsional atau Disfungsional (Rahim, 2001). Faktorfaktor tersebut (Cheung, 2006; Rahim, 2001) adalah: 1. Problem solving / Terpecahkan masalah Pemecahan masalah adalah hasil negosiasi yang diinginkan dalam resolusi konflik dan tujuan utama dari setiap negosiasi. 2. Conflict escalation / Meningkatnya konflik Conflict escalation ditandai dengan tingkat konflik yang lebih tinggi setelah negosiasi. 3. Relationship deterioration / Memburuknya hubungan Faktor ini berkaitan dengan memburuknya hubungan antara pihak yang bersengketa. Hubungan antara negosiator bisa menjadi faktor penting dalam menangani konflik. Jadi, dengan hubungan yang memburuk kesempatan kerjasama di masa depan menjadi jauh. 4. Inaction / Kelambanan penyelesaian konflik Hal ini ditandai dengan penarikan dari dan penundaan proses negosiasi. Inaction seringkali tidak diharapkan karena kesempatan untuk diselesaikannya sengketa menjadi jauh. 5. Further disagreement / Ketidaksetujuan lebih lanjut Hasil ini merupakan hal terakhir yang diinginkan setiap negosiator. Further disagreement terjadi ketika negosiasi dan pertentangan mencapai jalan buntu. 4

5 6. Relationship maintained / Terpeliharanya hubungan Sebuah hasil negosiasi dideskripsikan sebagai terpeliharanya hubungan jika mencakup banyak hasil yang positif, seperti misalnya beberapa kebutuhan dari semua pihak terpuaskan dan terjaga interaksi di masa depan. 7. Conflict reduction / Menurunnya konflik Hasil negosiasi disebut conflict reduction jika terdapat kemungkinan yang lebih kecil untuk terjadinya sengketa di masa depan. BAB 3 METODOLOGI 3.1 Konsep Penelitian Tugas Akhir ini berisi penelitian survei untuk mengetahui gaya dan hasil negosiasi dari beberapa macam karakter negoisator dalam dunia konstruksi. Dengan metode survei, ada beberapa langkah teknis yang harus diikuti. Langkah pertama yang dilakukan adalah perencanaan awal. Topik yang dipilih adalah penelitian atas dasar kajian literatur. Langkah selanjutnya adalah menyusun isi pertanyaan dalam kuesioner. Pertanyaan dalam kuesioner telah dibuat mudah dipahami dan tidak ada pernyataan yang samar karena responden memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda. Untuk memeriksa efektivitas kuesioner, telah dilakukan survei pendahuluan yang dilakukan pada para ahli; yaitu dosen. Komentar dan saran yang didapat dari survei pendahuluan didiskusikan dengan pembimbing dalam hal jika perlu dilakukan perubahan isi kuesioner. Untuk penelitian ini, kuesioner dikirimkan ke masingmasing responden. Target populasi yang disurvei adalah seluruh developer swasta di kota Surabaya. Feedback/tanggapan kemudian dikumpulkan dan diolah menggunakan metode Analisa Regresi Berganda. 3.2 Populasi, Sampel, dan Sampling Populasi yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah developer swasta di industri konstruksi di Surabaya. Dalam survei digunakan metode simple random sampling dimana sampel yang diambil secara acak dalam sebuah grup yang telah dipilih memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Dalam penelitian ini, jumlah kuesioner yang dikirim ke responden developer swasta adalah 150 buah. Setelah itu data tanggapan dari survei dikumpulkan dan jumlahnya harus minimal Pengumpulan Data dan Kuesioner Fokus kritis bagian ini adalah pendekatan untuk gaya dan hasil negosiasi dalam industri konstruksi Indonesia, seperti yang ditunjukkan di bawah ini: a. Menggunakan Rahim Organizational Conflict Inventory-II / (Rahim dkk, 2000). adalah salah satu instrumen yang lebih baru dikembangkan, dengan penekanan pada kecenderungan individu, keyakinannya dalam menjaga keseimbangan jumlah konflik dalam organisasi, dan kepedulian terhadap efektivitas dalam mengelola konflik. Dari pengumpulan data, ada lima gaya negosiasi yang berbeda (Rahim, 1983) yang mempengaruhi hasil negosiasi yang telah dianalisa menggunakan analisa regresi berganda. Sejalan dengan penelitian dan survei, gaya Collaborating didefinisikan sebagai gaya yang paling dominan untuk negosiasi dalam industri konstruksi Indonesia. Oleh karena itu, gaya negosiasi yang paling dominan bisa diambil sebagai patokan untuk konstruksi di Indonesia profesional di masa depan. Selain itu, dengan memahami gaya negosiasi di Indonesia, ini akan membantu mereka untuk menyelesaikan konflik dan berimprovisasi dalam negosiasi. b. Data dari responden dikumpulkan melalui kuesioner. Bagian berikutnya membahas kuesioner yang diatur ulang sesuai dengan gaya dan hasil negosiasi. c. Nilai rata-rata dihitung dari lima faktor gaya negosiasi dan tujuh faktor hasil negosiasi. Dengan demikian, gaya dan hasil yang menampilkan nilai rata-rata yang lebih tinggi dapat dipandang sebagai gaya yang paling dominan dibandingkan dengan yang lain. d. Terhadap hasil dari poin (c), dilakukan analisa regresi berganda yang digunakan untuk meneliti hubungan antara variabel dependen dan variabel independen tunggal beberapa gaya dan hasil negosiasi. Gambar 3.1. Simple Random Sampling 5

6 Tabel 3.1 Nomer Pertanyaan pada Kuesioner Gaya Gaya negosiasi Nomer pertanyaan pada kuesioner Collaborating 1, 5, 12, 22, 23, 28 Accommodating 2, 3, 10, 11, 13, 19, 24 Competing 8, 9, 18, 21, 25 Compromising 4, 7, 14, 15, 20, 27 Avoiding 6, 16, 17, 26 Variabel Pertanyaan Pada Kuesioner Gaya Tabel 3.2 Variabel Pertanyaan Gaya Gaya No. Variabel Pertanyaan Sumber kepustakaan 1 Saya menggunakan pengaruh saya agar ide Collaborating Accommodating saya diterima 2 Saya berusaha bekerja dengan yang lain untuk menemukan solusi masalah yang sesuai dengan harapan kami 3 Saya bertukar informasi akurat dengan yang lain sehingga kami dapat memecahkan masalah bersama 4 Saya berusaha membawa semua kepentingan dan kekhawatiran pada forum sehingga masalah dapat diatasi dengan cara yang terbaik 5 Saya berkolaborasi dengan yang lain agar keputusan dapat diterima semua pihak 6 Saya berusaha bekerja dengan yang lain untuk pemahaman yang tepat dari suatu masalah 7 Saya selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan pihak lain 8 Saya menghindari berkata tepat sasaran dan mencoba untuk menjaga konflik saya dengan yang lain 9 Saya berusaha mengakomodasi keinginan yang lain 10 Saya menyerah pada keinginan yang lain 11 Saya memudahkan konsesi kepada yang lain 12 Saya sering mengikuti saran pihak yang lain Competing Compromising Avoiding 13 Saya berusaha untuk memenuhi harapan yang lain 14 Saya mencoba untuk menyelidiki masalah dengan yang lain untuk mencari solusi yang akan diterima semua pihak 15 Saya menggunakan otoritas saya untuk membuat keputusan yang menguntungkan saya 16 Saya menggunakan keahlian saya untuk membuat keputusan yang menguntungkan saya 17 Saya umumnya kuat dalam mengejar sisi masalah 18 Adakalanya saya menggunakan kekuasaan saya untuk memenangkan situasi yang kompetitif 19 Saya mencoba untuk mengintegrasikan ide-ide saya dengan yang lain agar tercapai keputusan bersama 20 Saya mencoba mencari jalan tengah untuk memecahkan kebuntuan 21 Saya mengusulkan jalan tengah untuk memecahkan kebuntuan 22 Saya bernegosiasi dengan yang lain sehingga dicapai kompromi 23 Saya berprinsip give and take sehingga kompromi dapat dicapai 24 Saya mencoba untuk menghindari pertukaran yang tidak menyenangkan dengan yang lain 25 Saya menghindari diskusi terbuka mengenai perbedaan pendapat saya dengan yang lain 26 Saya menjauhi perselisihan dengan pihak lain 27 Saya menghindari pertikaian dengan pihak lain 28 Saya mencoba untuk tetap menjaga perbedaan pendapat saya dengan yang lain pada diri sendiri untuk menghindari perasaan tidak enak 6

7 Tabel 3.3 Nomer Pertanyaan pada Kuesioner Hasil Hasil negosiasi Nomer pertanyaan pada kuesioner Problem solving 1, 2, 11, 12, 16 Conflict escalation 7, 8, 18, 19 Relationship deterioration 13, 14, 15, 21 Inaction 5, 6 Further disagreement 3, 4 Relationship maintained 9, 10 Conflict reduction 17, 20 Variabel Pertanyaan Pada Kuesioner Hasil Tabel 3.4 Variabel Pertanyaan Hasil No. Variabel Pertanyaan Hasil Problem Solving Relationship Maintained Conflict Reduction Conflict Escalation Relationship Deterioration 1 Solusinya memuaskan kedua belah pihak 2 Ditemukan solusi optimal dan kreatif pemecahan masalah 3 Tercipta lingkungan yang minim konflik 4 Tercapai kepatuhan antara kedua belah pihak 5 Tingkat konflik berkurang 6 Kebutuhan beberapa pihak terpuaskan, namun ada yang tidak 7 Hubungan semua pihak tetap baik pada interaksi mendatang 8 Sulit dicapai kata sepakat 9 Menurunnya sengketa di masa mendatang mungkin terjadi 10 Kurangnya informasi dasar yang dibutuhkan untuk membangun solusi terhadap konflik 11 Perselisihan sulit untuk diselesaikan 12 Terjadi konflik yang lebih tinggi 13 Konflik pekerjaan makin berat 14 Saya mengabaikan kebutuhan dan harapan pihak lain 15 Solusi pengembangan kurang optimal, Sumber kepustakaan 7 Inaction Further Disagreement sehingga sumber daya terbuang 16 Konflik kerja berubah menjadi konflik hubungan 17 Proses negosiasi dalam pengambilan keputusan hanya mementingkan satu pihak 18 Persoalan itu ditunda sampai waktu yang lebih baik 19 Saya menarik diri dari situasi yang mengancam 20 Ada perselisihan lebih lanjut atau konflik yang meluas 21 Jalan buntu mulai timbul Sebuah survei kuesioner dirancang berdasarkan yang dimodifikasi untuk penelitian ini di bawah bimbingan penasihat, dalam rangka mengumpulkan data terkait dan menganalisis kuesioner. Dua jenis data ini digabungkan dalam kuesioner, yaitu: indikator untuk gaya negosiasi dan indikator hasil negosiasi berdasar pada negosiasi baru-baru ini dilakukan oleh responden. Tabel 3.2 terdiri dari 28 pertanyaan, Tabel 3.4 terdiri dari 21 pertanyaan; kesemuanya dimodifikasi untuk disesuaikan dengan konteks konstruksi (Cheung dkk, 2004). Setiap kuesioner yang disertakan dengan skala persetujuan yang diisi oleh responden karena pendapat mereka. Skala yang telah digunakan adalah Likert- Scale. Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Angka 1-5 berdasar pada perjanjian. Nomor 1 mewakili "sangat tidak setuju", angka 5 mewakili "sangat setuju" sedangkan nomor 3 berarti "setuju". Para responden diminta untuk menilai tingkat pencapaian yang akan menunjukkan perilaku mereka terhadap gaya yang sesuai dan hasil dari gaya yang digunakan. Skala persetujuan Setuju Sangat tidak setuju Sangat setuju 3.4 Analisa Data Menentukan Gaya dan Hasil yang Dominan Manajemen data dan analisa menggunakan Analisa Statistik. Dengan menghitung nilai rata-rata

8 masing-masing kelima faktor, diperoleh nilai rata-rata lima gaya negosiasi. Perbedaan antara skor dianalisa; gaya yang menampilkan nilai rata-rata lebih tinggi dapat dilihat sebagai gaya negosiasi yang paling dominan digunakan dibandingkan dengan gaya yang lain. Rumus yang digunakan adalah: Dimana : A = variabel terikat X i = variabel bebas ( i = 1, 2, 3,, n) Hubungan Antara Gaya dengan Hasil Untuk informasi lebih lanjut mengenai hubungan antara gaya dan hasil negosiasi, harus menggunakan analisis regresi berganda. Kemudian didapatkan koefisien yang mewakili hasil negosiasi yang dipengaruhi oleh gaya negosiasi. Model regresi linier berganda melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Modelnya : Y X X A n 1 n X n Dimana : Y = variabel terikat X i = variabel bebas ( i = 1, 2, 3,, n) 0 = intersep i = koefisien regresi ( i = 1, 2, 3,, n) Model penduganya adalah : Y b b X b X... b X n n 1 i Tahapan Penelitian Penulisan proposal tugas akhir ini akan dikerjakan menurut langkah-langkah di bawah ini: 1. Menentukan latar belakang masalah 2. Menentukan rumusan masalah 3. Meninjau kepustakaan dan mempersiapkan survei 4. Memilih metode survei 5. Merencanakan sampel yang akan di-survei 6. Merencanakan isi kuesioner 7. Mengadakan survei pendahuluan 8. Memeriksa isi kuesioner 9. Melakukan survei dengan mengirim kuesioner kepada responden 10. Rekapitulasi/pengumpulan data 11. Analisa data dan pembahasan 12. Kesimpulan hasil analisa data 2 n 2 X i 8 Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian BAB IV ANALISA KUESIONER 4.1 Pengantar Bab ini membahas tentang studi empiris analisa statistik dari gaya dan hasil negosiasi dari survei yang telah dilakukan, menampilkan metode pendekatan dan menemukan hubungan antara gaya dan hasil negosiasi. Hasil dari penelitian ini sangat penting dikarenakan regresi berganda dari model matematika gaya dan hasil negosiasi akan digunakan sebagai penerapan dari perantara negosiasi dalam pengembangan dukungan negosiasi. 4.2 Metode Pendekatan dan Data Metode Pendekatan Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, metode pendekatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menggunakan Rahim Organizational Conflict Inventory-II / (Rahim dkk, 2000). adalah salah satu instrumen yang lebih baru dikembangkan, dengan penekanan pada kecenderungan individu, keyakinannya dalam menjaga keseimbangan jumlah konflik dalam organisasi, dan kepedulian terhadap efektivitas dalam mengelola konflik. Dari pengumpulan data, ada lima gaya negosiasi yang berbeda (Rahim, 1983) yang

9 mempengaruhi hasil negosiasi yang telah dianalisa menggunakan analisa regresi berganda. Sejalan dengan penelitian dan survei, gaya Collaborating didefinisikan sebagai gaya yang paling dominan untuk negosiasi dalam industri konstruksi Indonesia. Oleh karena itu, gaya negosiasi yang paling dominan bisa diambil sebagai patokan untuk konstruksi di Indonesia profesional di masa depan. Selain itu, dengan memahami gaya negosiasi di Indonesia, ini akan membantu mereka untuk menyelesaikan konflik dan berimprovisasi dalam negosiasi. b. Data dari responden dikumpulkan melalui kuesioner. Bagian berikutnya membahas kuesioner yang diatur ulang sesuai dengan gaya dan hasil negosiasi. c. Nilai rata-rata dihitung dari lima faktor gaya negosiasi dan tujuh faktor hasil negosiasi. Dengan demikian, gaya dan hasil yang menampilkan nilai rata-rata yang lebih tinggi dapat dipandang sebagai gaya yang paling dominan dibandingkan dengan yang lain. d. Terhadap hasil dari poin (c), dilakukan analisa regresi berganda yang digunakan untuk meneliti hubungan antara variabel dependen dan variabel independen tunggal beberapa gaya dan hasil negosiasi Data Bagian ini menampilkan metodologi dari survei kuesioner yang dilakukan, berisi pengumpulan dan analisa data. A. Pengumpulan Data Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan kuesioner berdasarkan yang telah dimodifikasi untuk mengumpulkan data. Dua jenis data yang dikumpulkan adalah gaya negosiasi dan hasil negosiasi dengan mengacu pada negosiasi yang baru-baru ini dilakukan oleh responden. Untuk data gaya negosiasi digunakan 28 pertanyaan dari dengan memodifikasi pertanyaannya agar sesuai dengan konteks konstruksi. (Cheung, 2006). Skala Likert lima poin digunakan untuk mengukur tingkat persetujuan terhadap setiap pertanyaan yang diajukan. Skor tertinggi menunjukkan persetujuan yang lebih tinggi. Adapun jenis data kedua yaitu hasil negosiasi, adalah didasarkan pada tinjauan pustaka (Rahim, 1983) pada hasil negosiasi yang mungkin diambil di bawah pengaruh dari lima gaya negosiasi disarankan oleh Holley dkk (2005). Para responden diminta untuk menilai tingkat pencapaian berkenaan dengan hasil diperinci pada lima poin Skala Likert. Daftar tersebut disusun dengan mengidentifikasi staf penting dalam suatu perusahaan konstruksi. B. Gambaran Statistik Responden Kuesioner Dari seluruh kuesioner yang dikirimkan ke developer di kota Surabaya, didapatkan umpan balik sebanyak 38 kuesioner atau sekitar 30% dari seluruh kuesioner yang telah dikirimkan Komposisi jabatannya dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 4.1 Komposisi Jabatan Responden Responden Jabatan Jumlah (%) Developer Facility manager Swasta Project Manager Design Manager 6 16 Total Hasil Penelitian Sub-bab ini membahas tentang studi empiris analisa statistik dari gaya dan hasil negosiasi dari survei yang telah dilakukan, menampilkan metode pendekatan dan menemukan hubungan antara gaya dan hasil negosiasi. Hasil dari penelitian ini sangat penting karena model matematika yang didapat dari analisa regresi berganda gaya dan hasil negosiasi akan digunakan sebagai penerapan dari perantara negosiasi dalam pengembangan dukungan negosiasi, maupun digunakan untuk penelitian lanjutan Gaya Hasil dari penelitian terhadap 38 kuesioner gaya negosiasi yang telah dikirimkan kembali dapat dipaparkan dalam tabel berikut: Tabel 4.2 Rata-rata dan Standar Deviasi Gaya Responden 9

10 memiliki hampir semua gaya seimbang; Project Manager cenderung memiliki gaya Collaborating; sementara Design Manager cenderung memiliki gaya Competing. Tabel 4.4 Rata-rata dan Standar Deviasi Gaya Developer Swasta di Surabaya Gaya Rata-rata Standar Deviasi 1. Collaborating 3,425 1, Competing 3,389 1, Accommodating 3,319 1, Compromising 3,010 0, Avoiding 2,818 0,776 Tabel 4.3 Rata-rata dan Standar Deviasi Gaya Developer Swasta di Surabaya Hasil Penelitian terhadap kuesioner hasil negosiasi dapat dipaparkan dalam tabel berikut: Tabel 4.5 Rata-rata dan Standar Deviasi Hasil Responden Gambar 4.2 Nilai Rata-rata Gaya Masing-masing Jenis Gaya Pada gambar 4.2 ditampilkan nilai rata-rata gaya negosiasi dari masing-masing kelompok responden. Setiap kelompok responden memiliki gaya negosiasi yang dominan. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa gaya negosiasi tidak tergantung pada latar belakang organisasi responden melainkan tergantung pada peran responden dan penunjukannya pada saat negosiasi berlangsung. Facility Manager 10

11 Tabel 4.6 Rata-rata dan Standar Deviasi Hasil Developer Swasta di Surabaya Setelah menghitung nilai rata-rata kelima hasil negosiasi, ringkasannya dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Rata-rata Hasil Developer Swasta di Surabaya Hasil Rata-rata Standar Deviasi 1. Relationship Maintained 3,850 0, Problem Solving 3,674 0, Inaction 2,917 0, Conflict Reduction 2,903 0, Further Disagreement 2,578 0, Conflict Escalation 2,665 0, Relationship Deterioration 2,329 0,137 Keterangan: 1 = Relationship Maintained, 2 = Conflict Reduction, 3 = Further Disagreement Tabel 4.6 ditampilkan secara grafis pada Gambar 4.3 dan 4.4. terlihat pada Gambar 4.3 setiap kelompok responden memiliki hasil negosiasi yang berbeda-beda berdasarkan gaya negosiasi yang mereka terapkan. Angka tersebut menunjukkan bahwa hasil negosiasi tidak tergantung pada jenis organisasi tempat responden bekerja, tapi lebih pada peran mereka dan penunjukan pada saat negosiasi berlangsung Hubungan Antara Gaya dengan Hasil Hubungan antara gaya dan hasil negosiasi dieksplorasi menggunakan Analisa Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis), suatu teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel dependen/terikat tunggal dan beberapa variabel independen/bebas (Aiken dan West, 1991). Dalam penelitian ini, untuk masing-masing model regresi, variabel dependen adalah salah satu dari tujuh taksonomi hasil negosiasi, sedangkan variabel independen adalah gaya negosiasi. Maka kemudian didapatkan tujuh model regresi. Variabel untuk masingmasing taksonomi hasil negosiasi dihitung untuk analisa regresi berganda. Pada akhirnya, bentuk persamaan regresi berganda dimana Y mewakili setiap variabel hasil negosiasi dan X merupakan variabel gaya negosiasi adalah: Y a b X b X b X b X n n (4.1) Gambar 4.3 Nilai Rata-rata Hasil Masing-masing Jenis Hasil Identifikasi faktor dalam taksonomi menentukan apakah hasilnya akan fungsional atau disfungsional. Untuk memudahkan pembahasan, hasil statistik dari kedua jenis hasil negosiasi disajikan pada Tabel 4.7. Nilai R 2 merupakan efek gabungan dari seluruh taksonomi dalam ramalan. Sebuah nilai F digunakan untuk menguji signifikansi R (Bluman, 2004). Hipotesis penelitian ini adalah: H o : ρ = 0 dan H 1 : ρ 0 (4.2) Gambar 4.4 Nilai Rata-rata Hasil Masing-masing Kelompok Responden Dimana ρ merupakan koefisien korelasi populasi untuk korelasi berganda, rumus untuk F adalah: 2 R / k F 2 (4.3) (1 R ) /( n k 1) 11

12 Dimana n adalah jumlah dari berbagai grup data (x1, x2,... y) dan k adalah jumlah variabel independen. Derajat kebebasan adalah d.f.n = n-k dan d.f.d = n-k-1. Hasil serupa juga dilaporkan oleh sejumlah penelitian sejenis dalam analisis faktor eksploratori gaya dan hasil negosiasi (Cheung, 2006) dan dalam gaya konflik organisasi (Gross dan Guerroro, 2000). Hasil perhitungan Analisa Regresi Berganda disusun pada tabel berikut: Tabel 4.8 Hasil Akhir Analisa Regresi Berganda Dari hasil analisa regresi berganda di atas, terdapat tujuh persamaan yang didapatkan: 1. Problem Solving y = 6, , x1-0, x2-0, x3-0, x4-0, x5 (4.4) Dalam persamaan ini, jika nilai gaya Collaborating, Accomodating, dan Avoiding adalah 1 maka menunjukkan bahwa untuk mencapai hasil negosiasi ini harus membuat nilai Competing dan Compromising kecil. Atau dengan kata lain, negosiator harus menghindari gaya Competing dan Avoiding agar tercapai hasil pemecahan masalah. 2. Relationship Maintained y = 5, , x1-0, x2-0, x3 + 0, x4-0, x5 (4.5) Dalam persamaan ini, gaya Compromising menjadikan negosiasi mencapai hasil terpeliharanya hubungan. 3. Conflict Reduction y = -1, , x1 + 0, x2 + 0, x3-0, x4-0, x5 (4.6) Dalam persamaan ini Collaborating, Accomodating, dan Competing menjadikan hasil negosiasi yang berakhir dengan penurunan konflik. Hal ini menunjukkan bahwa menurunnya konflik akan terjadi sebagai hasil negosiasi, jika nilai x1, x2 atau x4 setidaknya 1, dengan syarat bahwa nilai dari x3 dan x5 juga 1. Ini berarti bahwa konflik yang timbul selama proses negosiasi dapat dikurangi dengan menyajikan salah satu gaya stakeholder. 4. Conflict Escalation y = -2, , x1 + 0, x2 + 0, x3 + 0, x4 + 0, x5 (4.7) Dari persamaan di atas, gaya negosiasi Acomodating dan Compromising dapat menurunkan konflik. Jika tidak, akan terjadi bertambahnya konflik selama proses negosiasi berlangsung dalam kondisi ini. Hasil ini bertentangan dengan hasil dari Conflict Reduction/persamaan (4.6). 5. Relationship Deterioration y = -3, , x1 + 0, x2 + 0, x3-0, x4 + 0, x5 (4.8) Relationship Deterioration bisa saja terjadi dalam setiap kondisi dari gaya negosiasi, kedua gaya yaitu Collaborating dan Compromising dapat menurunkan nilai dari kemungkinan rusaknya hubungan. 6. Inaction y = -2, , x1 + 0, x2-0, x3-0, x4 + 0, x5 (4.9) Kemungkinan terjadi hasil negosiasi Inaction dapat dikurangi dengan diterap-kannya gaya Collaborating, Acomodating dan Avoiding. 7. Further Disagreement y = -1, , x1 + 0, x2 + 0, x3 + 0, x4 + 0, x5 (4.10) Gaya Collaborating dan Acomodation akan mengurangi besarnya ketidaksetujuan, tetapi tidak akan berpengaruh banyak bila gaya Competing dan Avoiding tetap diterapkan. 12

13 4.4 Pembahasan Hasil akhir dari penelitian ini merupakan jawaban dari perumusan masalah dalam Tugas Akhir ini, yaitu: a. Gaya negosiasi yang paling dominan yang ada pada developer swasta di kota Surabaya adalah Collaborating, sedangkan hasil negosiasi yang paling dominan adalah Relationship Maintained. Hal tersebut dapat diperlihatkan pada hasil survei kuesioner pada tabel dan gambar berikut ini: 2. Competing 3,389 1,219 21,2% 3. Accommodating 3,319 1,064 20,8% 4. Compromising 3,010 0,807 18,9% 5. Avoiding 2,818 0,776 17,7% Tabel 4.9 Rata-rata dan Standar Deviasi Gaya Developer Swasta di Surabaya Ratarata Deviasi Standar Persentase Gaya 1. Collaborating 3,425 1,034 21,5% Tabel 4.10 Rata-rata dan Standar Deviasi Hasil Developer Swasta di Surabaya Ratarata Deviasi Standar Persentase Hasil 1. Relationship Maintained 3,850 0,060 18,4% 2. Problem Solving 3,674 0,089 17,6% 3. Inactions 2,917 0,220 13,9% 4. Conflict Reduction 2,903 0,265 13,9% 5. Further Disagreement 2,578 0,227 12,3% 6. Conflict Escalation 2,665 0,168 12,7% 7. Relationship Deterioration 2,329 0,137 11,1% Hasil yang didapat tersebut bisa dipengaruhi oleh perilaku masyarakat Indonesia yang banyak menerapkan sistem musyawarah untuk mufakat, sehingga pada saat melakukan negosiasi mayoritas berorientasi pada tercapainya kesepakatan bersama. Dengan mengetahui gaya negosiasi yang paling dominan, akan membantu negosiator untuk menyelesaikan konflik dan mengembangkan negosiasi. b. Hubungan antara gaya dengan hasil negosiasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Hubungan Antara Gaya dan Hasil Developer Swasta di Surabaya BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil akhir dari penelitian ini merupakan jawaban dari perumusan masalah dalam Tugas Akhir ini, yaitu: a. Gaya negosiasi yang paling dominan yang ada pada developer swasta di kota Surabaya adalah Collaborating, sedangkan hasil negosiasi yang paling dominan adalah Relationship Maintained. b. Hubungan antara gaya dengan hasil negosiasi: 1. Problem Solving y = 6, , x1 + 0, x2-0, x3 + 0, x4-0, x5 2. Relationship Maintained y = 5, , x1-0, x2-0, x3 + 0, x4-0, x5 3. Conflict Reduction y = 1, , x1 + 0, x2-0, x3 + 0, x4-0, x5 4. Conflict Escalation y = 2, , x1-0, x2 + 0, x3-0, x4 + 0, x5 5. Relationship Deterioration y = 3, , x1 + 0, x2 + 0, x3-0, x4 + 0, x5 6. Inaction y = 2, , x1-0, x2 + 0, x3-0, x4 + 0, x5 7. Further Disagreement y = 1, , x1-0, x2 + 0, x3-0, x4 + 0, x5 5.2 Saran Tentunya penelitian Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk penelitian-penelitian sejenis selanjutnya disarankan untuk juga menganalisa gaya dan hasil negosiasi dengan cara analisa kuantitatif agar didapatkan hasil yang lebih akurat lagi. Analisa kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. Selain analisa kuantitatif, juga tak lupa untuk dilakukan monitor terhadap hasil yang didapatkan. 13

PENGARUH GAYA NEGOSIASI TERHADAP HASIL NEGOSIASI PADA INDUSTRI KONSTRUKSI INDONESIA (STUDI KASUS DEVELOPER SWASTA DI KOTA SURABAYA)

PENGARUH GAYA NEGOSIASI TERHADAP HASIL NEGOSIASI PADA INDUSTRI KONSTRUKSI INDONESIA (STUDI KASUS DEVELOPER SWASTA DI KOTA SURABAYA) PENGARUH GAYA NEGOSIASI TERHADAP HASIL NEGOSIASI PADA INDUSTRI KONSTRUKSI INDONESIA (STUDI KASUS DEVELOPER SWASTA DI KOTA SURABAYA) HANIFAH NEBRIAN SUKMA 3104 100 073 Dosen Pembimbing: Cahyono Bintang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GAYA NEGOSIASI MANAJER PROYEK TERHADAP HASIL NEGOSIASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DI KOTA BANDUNG (076K)

ANALISIS PENGARUH GAYA NEGOSIASI MANAJER PROYEK TERHADAP HASIL NEGOSIASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DI KOTA BANDUNG (076K) ANALISIS PENGARUH GAYA NEGOSIASI MANAJER PROYEK TERHADAP HASIL NEGOSIASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DI KOTA BANDUNG (076K) Felix Hidayat 1, Rizky Aditya Martadipura 2 1 Staff Pengajar, Komunitas

Lebih terperinci

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM HP : Lucky B Pangau.

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM   HP : Lucky B Pangau. Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI Lucky B Pangau,SSos MM E-mail : lucky_pangau@yahoo.com HP : 0877 3940 4649 Lucky B Pangau Seni Negosiasi 1 NEGOSIASI Adalah proses komunikasi yang gunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen proyek adalah suatu perencanaan dan pengendalian proyek yang telah ditekankan pada pola kepemimpinan, pembinaan kerja sama, serta mendasarkan

Lebih terperinci

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Resolusi dan Alternatif Resolusi Konflik (3) Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto 1 Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menentukan alternatif resolusi konflik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teknologi Konstruksi (Construction Technology) yaitu mempelajari metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teknologi Konstruksi (Construction Technology) yaitu mempelajari metode BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen proyek konstruksi adalah suatu metode untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur yang dibatasi oleh waktu dengan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Komunikasi Bisnis Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si.

Bahan Ajar Komunikasi Bisnis Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. Bahan Ajar Komunikasi Bisnis Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. Oxford Dictionary : Negosiasi didefinisikan sebagai : pembicaran dengan orang lain dengan maksud untuk mencapai kompromi atau kesepakatan

Lebih terperinci

merasa perlu untuk menawar kembali

merasa perlu untuk menawar kembali Negosiasi merupakan kata serapan bahasa inggris yang berasal dari kata negotiate yang berarti : merundingkan, bermusyawarah. Negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai kesepakatan melalui diskusi. Negosiator

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian, akan dibahas mengenai variabel penelitian, masalah penelitian, subjek penelitian, metode pengambilan data, alat ukur yang digunakan, prosedur

Lebih terperinci

BAB 3 HUBUNGAN PENGECER DENGAN PEMASOK DAN TEKNIK NEGOSIASI

BAB 3 HUBUNGAN PENGECER DENGAN PEMASOK DAN TEKNIK NEGOSIASI BAB 3 HUBUNGAN PENGECER DENGAN PEMASOK DAN TEKNIK NEGOSIASI I. Pentingnya Hubungan Pengecer dengan Pemasok Hubungan antara pengecer, dalam hal ini pengelola toko dengan pemasok atau suplier merupakan tahapan

Lebih terperinci

TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK

TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK TUJUAN : Peserta dapat melihat, memahami dan menempatkan dirinya secara proporsional, sebagai konselor, konsultan, dan resolver terhadap berbagai potensi konflik

Lebih terperinci

Materi Kuliah Manajemen Konstruksi Dosen: Emma Akmalah, Ph.D. Pendahuluan

Materi Kuliah Manajemen Konstruksi Dosen: Emma Akmalah, Ph.D. Pendahuluan Materi Kuliah Manajemen Konstruksi Dosen: Emma Akmalah, Ph.D. Pendahuluan Secara umum, yang dimaksud dengan mengorganisir adalah mengatur sumber daya perusahaan atau proyek dalam suatu gerak yang harmonis

Lebih terperinci

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 KONFLIK ORGANISASI Salah satu yang sering muncul dalam upaya melakukan inovasi organisasi adalah terjadinya konflik di dalam organisasi. Sebagaimana lazim diketahui bahwa suatu organisasi secara keseluruhan

Lebih terperinci

KONFLIK DALAM KELOMPOK. Sepanjang individu berinteraksi dengan individu lain, konflik tidak mungkin terhindarkan. Konflik dapat terjadi dalam

KONFLIK DALAM KELOMPOK. Sepanjang individu berinteraksi dengan individu lain, konflik tidak mungkin terhindarkan. Konflik dapat terjadi dalam KONFLIK DALAM KELOMPOK. Sepanjang individu berinteraksi dengan individu lain, konflik tidak mungkin terhindarkan. Konflik dapat terjadi dalam menentukan suatu tujuan atau dalam menentukan metode yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nusantara, bahwasannya konflik ini sudah terjadi sejak lama.

BAB I PENDAHULUAN. Nusantara, bahwasannya konflik ini sudah terjadi sejak lama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada saat ini di SMA Terpadu Krida Nusantara sering terjadi perselisihan atau konflik antar angkatan.hal ini diperkuat oleh pernyataan oleh Bapak Rosadi Turjamil

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Software Requirement Engineering Requirements Negotiation Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 SILABUS MATA

Lebih terperinci

Negosiasi dengan Hati

Negosiasi dengan Hati Negosiasi Tanpa kita sadari, setiap hari kita sesungguhnya selalu melakukan negosiasi. Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan terjadi hampir di setiap aspek kehidupan kita. Selain itu

Lebih terperinci

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Resolusi dan Alternatif Resolusi Konflik (1) Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto 1 Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menentukan alternatif resolusi konflik

Lebih terperinci

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN Modul ke: DIPLOMASI Metode Pertarungan dan Penutupan Negosiasi: 1.Mengenal metode pertarungan dan taktik negosiasi. 2.Menghadapi metode pertarungan. 3.Penutupan negosiasi Fakultas

Lebih terperinci

Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis

Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis P R E P A R E D B Y : I R M A M. N A W A N G W U L A N, M B A M G T 4 0 1 - H U K U M B I S N I S S E M E S T E R G A N J I L 2 0 1 4 U N I V E R S

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Tinjauan Umum Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan kajian pustaka berbagai sumber yang berkaitan dengan manajemen konstruksi, khususnya mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu hanya

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu hanya BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu hanya meneliti pada waktu tertentu. Data-data yang diteliti dan diolah merupakan data temuan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Skema bagan alir dalam tahapan penelitian kajian tentang manajemen kualitas dengan kegagalan kosntruksi dapat dilihat pada gambar skema di bawah ini :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian 3.1.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap pemegang kartu Santika Important Person

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang timbul dalam setiap proyek konstruksi, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang timbul dalam setiap proyek konstruksi, salah satunya adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri konstruksi adalah industri yang tengah berkembang pesat di negeri ini. Seiring berkembangnya industri konstruksi, semakin banyak pula permasalahan yang timbul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian survey adalah salah satu jenis penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi

Lebih terperinci

Strategi dan Seni dalam

Strategi dan Seni dalam Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI Lucky B Pangau,SSos MM E-mail : lucky_pangau@yahoo.com HP : 0877 3940 4649 Lucky B Pangau Seni Negosiasi 1 NEGOSIASI Adalah proses komunikasi yang gunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM NEGOSIASI BISNIS

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM NEGOSIASI BISNIS MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM NEGOSIASI BISNIS PAM.MM02.011.01 BUKU PENILAIAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

Yogie Afdhal Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP. Abstract

Yogie Afdhal Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP. Abstract PERSEPSI GURU TENTANG GAYA PENGELOLAAN KONFLIK OLEH KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN Yogie Afdhal Jurusan Administrasi Pendidikan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KONFLIK ENI WIDIASTUTI

MANAJEMEN KONFLIK ENI WIDIASTUTI MANAJEMEN KONFLIK ENI WIDIASTUTI Definisi: Perselisihan internal maupun eksternal akibat adanya perbedaan gagasan, nilai atau perasaan antar 2 orang atau lebih. (Marquis dan Huston, 2010) Konflik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri konstruksi dianggap sebagai industri yang memiliki tingkat fragmentasi tinggi. Terpecah-pecahnya suatu proyek konstruksi ke dalam beberapa paket pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepat terhadap suatu persoalan dan obyek yang diteliti, yaitu strategi konsultan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepat terhadap suatu persoalan dan obyek yang diteliti, yaitu strategi konsultan BAB III METODOLOGI PENELITIAN III. 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan desain pendekatan survei. Survei yakni pengamatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah rangkaian kerja yang terdiri dari serangkaian prosedur yang diperlukan untuk memperoleh informasi guna menjawab masalah penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan. 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan disajikan gambaran data penelitian yang didapat dari hasil jawaban responden, proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data tersebut.

Lebih terperinci

MASALAH SENGKETA DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

MASALAH SENGKETA DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI MASALAH SENGKETA DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI Mukhamad Afif Salim, Agus Bambang Siswanto Program Studi Teknik Sipil Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Email : afifsalim@untagsmg.ac.id 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KOMUNIKASI BISNIS NEGOSIASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si, Psi. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA.

KOMUNIKASI BISNIS NEGOSIASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si, Psi. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA. KOMUNIKASI BISNIS Modul ke: NEGOSIASI BISNIS Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si, Psi. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA www.mercubuana.ac.id TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum

Lebih terperinci

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 Metodologi Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1 Desain Penelitian Disain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kausal (causal study), yang merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Y, dimana variabel X dalam penelitian ini adalah relationship marketing, sebagai

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Y, dimana variabel X dalam penelitian ini adalah relationship marketing, sebagai BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian yang akan dibahas adalah variabel X dan variabel Y, dimana variabel X dalam penelitian ini adalah relationship marketing,

Lebih terperinci

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI. Prinsip-Prinsip dan Dimensi Dalam Proses Negosiasi. Public Relations. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom.

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI. Prinsip-Prinsip dan Dimensi Dalam Proses Negosiasi. Public Relations. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom. TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN Modul ke: DIPLOMASI Prinsip-Prinsip dan Dimensi Dalam Proses Negosiasi Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Drs. Dwi Prijono Soesanto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini, persaingan bisnis yang terjadi menuntut setiap perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini, persaingan bisnis yang terjadi menuntut setiap perusahaan untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, persaingan bisnis yang terjadi menuntut setiap perusahaan untuk lebih meningkatkan efektivitas dari setiap aktivitas yang dilakukan di dalam perusahaan.

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG KISAH. 1. Menunjuk Ketua Suku dan Dukun. 2. Mendandani Ketua Suku dan Dukun sesuai Adat Suku. 3. Membuat Yel-yel Suku.

LATAR BELAKANG KISAH. 1. Menunjuk Ketua Suku dan Dukun. 2. Mendandani Ketua Suku dan Dukun sesuai Adat Suku. 3. Membuat Yel-yel Suku. LATAR BELAKANG KISAH 1. Menunjuk Ketua Suku dan Dukun (syaratnya : harus mempunyai kemampuan negosiasi dan mengartikulasikan pendapat dengan baik) 2. Mendandani Ketua Suku dan Dukun sesuai Adat Suku (bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan data demi tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yang bersangkutan. Oleh sebab itu untuk memperolehnya

Lebih terperinci

Kamar Kecil. Merokok. Agenda. Telepon selular

Kamar Kecil. Merokok. Agenda. Telepon selular 1 Kamar Kecil Merokok Agenda Telepon selular 2 Menjelaskan manfaat dari negosiasi yang efektif. Menjelaskan lima tahap negosiasi. Menekankan persiapan dan negosiasi berbasiskepentingan Menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 GAYA PENANGANAN KONFLIK PADA CREDIT UNION KELING KUMANG KANTOR SENTRAL DI SINTANG

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 GAYA PENANGANAN KONFLIK PADA CREDIT UNION KELING KUMANG KANTOR SENTRAL DI SINTANG GAYA PENANGANAN KONFLIK PADA CREDIT UNION KELING KUMANG KANTOR SENTRAL DI SINTANG Resali resali@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Alasan dan tujuan penelitian adalah

Lebih terperinci

Ali Ridho,SE. M.Si.

Ali Ridho,SE. M.Si. MODUL PERKULIAHAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN HARGA TRANFER PENGERTIAN DAN TUJUAN HARGA TRANSFER, METODE HARGA TRANSFER, PENETAPAN HARGA SERVICE DARI KANTOR PUSAT, DAN ADMINISTRASI HARGA TRANSFER Fakultas

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai sebuah konsep. Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai yang

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai sebuah konsep. Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai yang BAB III METODE PENELITIAN A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di dalam suatu penelitian. Menurut F.N. Kerlinger (Kasmadi dkk. 2013)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian berkaitan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

Lebih terperinci

MANAJEMEN KONFLIK OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS

MANAJEMEN KONFLIK OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS MANAJEMEN KONFLIK OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS APA YANG DIMAKSUD DENGAN KONFLIK? BEBERAPA PENGERTIAN : *Konflik adalah perjuangan yang dilakukan secara sadar dan langsung antara individu dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barang mereka kepada pemakai akhir. Di antara produsen dan pemakai terdapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Pengujian Kuesioner Penelitian Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian ini. Pengujian ini meliputi analisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian deskriptif dan penelitian kuantitatif, serta menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelian sekaligus memuaskan konsumen. Kepuasan akan tercapai dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelian sekaligus memuaskan konsumen. Kepuasan akan tercapai dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi setiap perusahaan, di lain pihak keadaan tersebut memunculkan persaingan yang semakin ketat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

KONFLIK DAN NEGOSIASI

KONFLIK DAN NEGOSIASI BAB XI KONFLIK DAN NEGOSIASI Konflik Definisi Konflik Proses yang dimulai ketika satu pihak menganggap pihak lain secara negatif mempengaruhi atau akan secara negatif mempengaruhi sesuatu yang menjadi

Lebih terperinci

Universitas Indonesia. Pengaruh proses perencanaan..., Leonard, FT UI, 2009

Universitas Indonesia. Pengaruh proses perencanaan..., Leonard, FT UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu proyek, perencanaan biasanya dilakukan untuk memastikan bahwa suatu pekerjaan dilakukan sesuai dengan kualitas yang diinginkan; dalam jangka waktu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjamurnya maskapai-maskapai penerbangan swasta baik yang besar

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjamurnya maskapai-maskapai penerbangan swasta baik yang besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun belakangan ini setelah era monopoli penerbangan oleh pemerintah melalui BUMN berakhir, bisnis penerbangan meningkat pesat itu ditandai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi

Lebih terperinci

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015 MEMIMPIN TIM Nama Kelompok Nuriza Bania 041013081 Bagas Koro Samudra 041013121 Pratidina Eka Putri 041013142 Ivana Cristine Tarigan 041013151 Ranni Hayunda 041013283 Elvanisha 041113050 Okky Dwi Setiawan

Lebih terperinci

Fitri Aulia Pratiwi Drs. Syamsul Arif, M.Pd

Fitri Aulia Pratiwi Drs. Syamsul Arif, M.Pd HUBUNGAN PEMAHAMAN ISI DAN PEMAHAMAN CIRI KEBAHASAAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI JUAL BELI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA HANGTUAH BELAWAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Fitri Aulia Pratiwi Drs.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai paradigma penelitian, objek/subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, jenis data, metode pengumpulan data, identifikasi variabel, definisi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sarana untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2004:13), pengertian objek penelitian yaitu : Objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dekade terakhir, kualitas jasa semakin mendapatkan banyak perhatian bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI TUGAS AKHIR Oleh: I Nyoman Gede Mahardika NIM: 1204105121 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 00:

Lebih terperinci

Kata kunci : Perubahan biaya, Faktor, Regresi, Korelasi

Kata kunci : Perubahan biaya, Faktor, Regresi, Korelasi ABSTRAK Pelaksanaan proyek konstruksi tidak luput dari masalah-masalah yang harus dihadapi, salah satunya adalah perubahan biaya. Perubahan biaya pelaksanaan proyek terhadap perubahan rencana anggaran

Lebih terperinci

Negosiasi : This is how we do it!

Negosiasi : This is how we do it! Negosiasi : This is how we do it! disusun oleh : Praluki Herliawan Universitas Islam Bandung Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2 Negosiasi Pengertian Negosiasi Negosiasi menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah cara mengadakan penelitian dengan menunjukkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah cara mengadakan penelitian dengan menunjukkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah cara mengadakan penelitian dengan menunjukkan jenis dan tipe penelitian yang diambil. (Arikunto. S, 2006: 79). Setiap penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk ditetapkan, hal ini untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin

Lebih terperinci

PENGARUH PENYELIDIKAN TANAH TERHADAP PENYIMPANGAN PEMANCANGAN

PENGARUH PENYELIDIKAN TANAH TERHADAP PENYIMPANGAN PEMANCANGAN PENGARUH PENYELIDIKAN TANAH TERHADAP PENYIMPANGAN PEMANCANGAN Dian Widianti, I Putu Artama Wiguna, Tri Joko Wahyu Adi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl.

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN BAB III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Sebagai penuntun dalam alur berfikir dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: BUDAYA

Lebih terperinci

MEKANISME KELUHAN PEKERJA

MEKANISME KELUHAN PEKERJA PROSEDUR TPI-HR-Kebijakan-04 Halaman 1 dari 7 MEKANISME KELUHAN PEKERJA Halaman 2 dari 7 Pendahuluan Keluhan didefinisikan sebagai masalah yang nyata atau dirasakan yang dapat memberikan alasan untuk mengajukan

Lebih terperinci

Tatyana Dumova Point Park University, USA. Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa

Tatyana Dumova Point Park University, USA. Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa Tatyana Dumova Point Park University, USA Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa Abstrak Fokus studi ini adalah penilaian, komponen penting dari pengajaran dan pembelajaran. Mengkaji kegunaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Konflik. tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Konflik. tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Konflik 1. Pengertian Manajemen Konflik Menurut Johnson ( Supraktiknya, 1995) konflik merupakan situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penulisan dalam rangka menulis sebuah laporan. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penulisan dalam rangka menulis sebuah laporan. Penelitian ini dilakukan untuk 39 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menulis sebuah laporan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KONFLIK. Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr.

MANAJEMEN KONFLIK. Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr. MANAJEMEN KONFLIK Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr. Konflik: percekcokan; perselisihan; pertentangan (KBBI) Konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci :Keamanan, Kemudahan, Jaminan Kerahasiaan, Ketepatan, Keakuratan, Pelayanan, Loyalitas dan Kepuasan.

ABSTRAK. Kata Kunci :Keamanan, Kemudahan, Jaminan Kerahasiaan, Ketepatan, Keakuratan, Pelayanan, Loyalitas dan Kepuasan. ABSTRAK Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi khususnya internet yang telah banyak dimanfaatkan oleh banyak orang, E-commercemerupakan cara baru dalam melakukan transaksi di internet. Dunia perbankan

Lebih terperinci

Perilaku Keorganisasian IT

Perilaku Keorganisasian IT Perilaku Keorganisasian IT-021251 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MANAJEMEN KONFLIK Pengertian Kelompok Kelompok? Perilaku kelompok? Dua karakteristik pokok dari kelompok,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Bab ini akan menyajikan data data yang telah peneliti dapatkan dari para responden. Data tersebut kemudian diolah dengan bantuan program SPSS 15.0 for Windows. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian seperti saat ini, kenyataannya bahwa banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian seperti saat ini, kenyataannya bahwa banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kondisi perekonomian seperti saat ini, kenyataannya bahwa banyak perusahaan-perusahaan menghadapi persaingan semakin ketat dalam menjual produk atau jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat sangat membantu mempermudah kegiatan dan keperluan kehidupan manusia. Namun manusia tidak bisa menipu diri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pemilihan Tanah Abang sebagai lokasi penelitian karena sekitar 80% pedagang yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konflik Konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistic antara dua atau lebih pihak, konflik organisasi adalah ketidak sesuaian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. sistematis untuk memudahkan langkah-langkah yang akan diambil. Begitu

III. METODOLOGI PENELITIAN. sistematis untuk memudahkan langkah-langkah yang akan diambil. Begitu 29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Studi Literatur Dalam melakukan penelitian ilmiah harus dilakukan teknik penyusunan yang sistematis untuk memudahkan langkah-langkah yang akan diambil. Begitu pula yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Pada pembahasan bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang akan digunakan sebagai bagian dari desain penelitian. Metode penelitian bertujuan menentukan

Lebih terperinci

PENGARUH ANTARA PENGELOLAAN KONFLIK DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU SD NEGERI GUGUS 03 KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

PENGARUH ANTARA PENGELOLAAN KONFLIK DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU SD NEGERI GUGUS 03 KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU 287 PENGARUH ANTARA PENGELOLAAN KONFLIK DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU SD NEGERI GUGUS 03 KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU 0812-7558-2660 Universitas Riau ABSTRACT In accordance with

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dengan adanya metode penelitian ini diharapkan agar setiap langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) obyek penelitian adalah suatu atribut atau penilaian orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian pasti mutlak diperlukan metode yang akan digunakan. Karena dengan menggunakan metode, maka terdapat cara untuk menyelesaikan sebuah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dayanya dengan baik. Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur

BAB IV METODE PENELITIAN. dayanya dengan baik. Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur 27 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang baik perlu dirancang aktivitas dan sumber dayanya dengan baik. Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku literatur, dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku literatur, dan 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Sumber Data 3.1.1 Penelitian kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku literatur, dan sumber berupa tulisan yang berhubungan dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah deskriptif kuantitatif, dimana penulis mencoba memberikan suatu gambaran tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan cara utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu, dengan kata

Lebih terperinci

BAB IX KETERAMPILAN BERNEGOSIASI. Ahmad Sumiyanto, SE MSI Program Studi D3 TI Fakultas Ilmu Komputer Universitas Amikom Yogyakarta

BAB IX KETERAMPILAN BERNEGOSIASI. Ahmad Sumiyanto, SE MSI Program Studi D3 TI Fakultas Ilmu Komputer Universitas Amikom Yogyakarta BAB IX KETERAMPILAN BERNEGOSIASI Ahmad Sumiyanto, SE MSI Program Studi D3 TI Fakultas Ilmu Komputer Universitas Amikom Yogyakarta NEGOSIASI Adalah sebuah proses usaha untuk menemukan kesepakatan diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri konstruksi merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian bangsa, dimana konstribusi industri konstruksi akan meningkat sejalan dengan kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER

Lebih terperinci