BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
|
|
- Lanny Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, dunia pendidikan pun mengikuti kemajuan tersebut dengan terus melakukan pembaruan terhadap kurikulum, baik dalam bidang sains, sosial, ataupun dalam bidang bahasa. Untuk memperdalam semua bidang studi tersebut, bahasa mempunyai peran sentral dalam meningkatkan kemampuan siswa baik dalam berkomunikasi dengan lingkungan maupun menyerap dan memahami suatu ilmu pengetahuan. Hal ini, sesuai dengan teori Akhadiah yang menyatakan bahwa bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan kunci penentu keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (Sukoyo, 2013: 24), pernyataan tersebut diperkuat oleh Yudiono yang berpendapat bahwa bahasa memiliki peranan yang besar bagi proses berpikir seseorang (Sukoyo, 2013: 24). Selain itu Carney (1990) defined languange as a set of a few specified vocal symbol that help the human beings to communicate with others (Javed, Juan & Nazli, 2013: 130). Dalam hal ini, bahasa merupakan alat berpikir yang utama, segala macam pengertian, ide, konsep, pikiran, dan angan-angan kita dilahirkan dengan bahasa. Oleh karena itu, pengembangan dan pemahaman tentang bahasa sangat diperlukan sebagai pelancar komunikasi. Seperti yang telah diketahui dalam komunikasi berbahasa terdapat empat keterampilan yang memiliki keterkaitan erat sebagai proses berpikir yang mendasari bahasa, meliputi: keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan membaca, dan yang paling khusus yaitu keterampilan menulis. Kurikulum 2013 menyatakan bahwa pembelajaran bahasa berbasis teks. Rohmadi & Nasucha (2010: 11) berpendapat teks merupakan bahasa tulis berupa rentetan kata-kata dan kalimat-kalimat, tetapi sebenarnya yang penting dicermati adalah teks itu terdiri atas makna-makna, sehingga dapat disimpulkan bahwa teks itu sangat berkaitan dengan kegiatan menulis. 1
2 Keterampilan menulis sangat perlu dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia karena menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang memiliki sifat ekspresif, dengan menulis seseorang akan mengungkapkan, menggambarkan maksud, gagasan, perasaan dengan bebas, seseorang dapat mengolah kata dan mengekspresikan apa yang sedang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bentuk tulisan, oleh sebab itulah keterampilan menulis memiliki sifat yang ekspresif. Selain itu, menulis memiliki sifat produktif, dengan menulis seseorang akan terbiasa mengungkapkan ide gagasan perasaan dalam bentuk tulisan dengan demikian keterampilan menulis dapat mendorong seseorang untuk menghasilkan suatu produk tulisan yang dapat berguna bagi orang lain. Menulis bukan hanya menuangkan ide gagasan namun juga memberikan informasi kepada pembaca. Hakim (2005: 15) menyatakan menulis adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan (teks), pendapat di atas searah dengan pernyataan Bryne yang mengemukakan keterampilan menulis pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan menuangkan simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas, sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan dengan pembaca (Slamet, 2007: 106). Kegiatan menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran, sesuai dengan pernyataan Dalman (2013: 1) menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan mengungkapkannya secara tersurat. Menulis dapat berarti menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan ialah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir kritis (Tarigan dalam Dalman, 2013: 1). Seperti yang telah dijelaskan para ahli dalam kutipan di atas, kegiatan menulis dapat melatih peserta didik untuk bersikap kritis, berpikir logis dan sistematis, serta bersifat kreatif 2
3 dalam menyampaikan ide, gagasan, dan perasaan. Salah satunya dengan menulis pengalaman-pengalaman yang telah dialami, seperti halnya menulis kembali pengalaman dalam bernegosiasi dalam bentuk teks. Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak akan pernah lepas dari berinteraksi dengan orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung, salah satu kegiatan interaksi antar-manusia yang sering dilakukan adalah kegiatan tawar-menawar, berunding menemukan kesepakatan atau kegiatan bernegosiasi. Oleh karena itulah, dalam kurikulun 2013 terdapat materi baru yaitu menulis teks negosiasi untuk kelas X SMA/SMK yang terdapat dalam KD 1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi. Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan. Pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan cara yang baik tanpa merugikan salah satu pihak (Kemendikbud, 2014: 121). Mahsun (2014: 18-22) mengemukakan jenis teks berdasarkan genre-nya, yaitu (1) teks penceritaan (sastra), teks yang didalamnya menceritakan tentang suatu peristiwa baik sungguh-sungguh ataupun hanya rekaan. Teks ini termasuk dalam jenis teks tunggal di antaranya teks cerita ulang, naratif, anekdot, dan eksemplum keempat jenis teks tersebut memiliki satu topik yang sama yaitu tentang cerita; (2) teks faktual, teks yang isinya berdasarkan kenyataan yang terjadi, teks genre faktual dibagi menjadi dua buah jenis teks, yaitu teks deskripsi dan teks prosedur/arahan; dan (3) teks tanggapan, teks yang isinya berupa opini seseorang untuk menjelaskan sesuatu hal. Teks genre tanggapan dibagi menjadi dua buah teks, yaitu teks eksposisi dan teks eksplanasi. Menurut Mahsun teks negosiasi termasuk dalam genre teks tanggapan dengan tujuan sosial mengasosiasikan hubungan, informasi barang dan layanan, dengan struktur teks negosiasi meliputi orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, dan penutup. Masyarakat dan siswa pada khususnya, diharapkan mengetahui aturan-aturan menulis teks negosiasi dan mampu menulis teks negosiasi dengan benar karena negosiasi merupakan kegiatan yang secara tidak sadar sering digunakan dalam 3
4 kehidupan sehari-hari. Pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa teks negosiasi adalah suatu uraian dalam bentuk tulisan mengenai interaksi sosial yang berfungsi mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan. Selain itu, belajar membuat teks negosiasi sama dengan belajar memecahkan masalah. Hal tersebut membuat siswa berpikir kritis menanggapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun kemampuan menulis mutlak diperlukan dalam kehidupan modern pada kenyataannya kegiatan menulis tidak terlalu diperhatikan dan kurang ditangani secara sungguh-sungguh dalam pembelajaran bahasa. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk menifestasi kompetensi berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi mendengar, berbicara, dan membaca. Dibanding tiga kompetensi berbahasa yang lain, kompetensi menulis secara umum boleh dikatakan lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun (Nurgiantoro, 2013: 422). Hal ini sejalan dengan pendapat Alwasilah dikutip dari Rohmadi & Nasucha (2010: 4) yang mengatakan bahwa menulis merupakan mata pelajaran yang paling diabaikan, baik di sekolah lanjutan maupun diperguruan tinggi. Kegiatan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling sukar dikuasai siswa dan juga paling sulit diajarkan oleh guru, hal ini terlihat dari beberapa hasil dari pekerjaan siswa SMA Negeri di Kabupaten Ngawi khususnya kelas X mengenai keterampilan menulis yang masih di bawah standar. Hal ini, terjadi tidak hanya karena menulis merupakan kegiatan yang sulit seperti pendapat Alwasilah di atas namun juga dipengaruhi beberapa faktor baik faktor eksternal maupun faktor internal. Faktor eksternal menurut Syah (2005: 144) merupakan faktor dari luar diri siswa yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Salah satunya adalah faktor dari pendekatan belajar (approach to learning), yakni faktor jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa utuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi baru. Berdasarkan riset yang peneliti lakukan pada siswa SMA di Kabupaten Ngawi khususnya kelas X, faktor eksternal yang mempengaruhi hasil menulis siswa yaitu (1) faktor lingkungan, banyaknya masyarakat yang mengatakan bahwa 4
5 bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang mudah dan tidak perlu didalami bahkan ada yang mengatakan tidak perlu dipelajari, hal inilah salah satu penyebab kurangnya keterampilan siswa dalam menulis, siswa lebih memilih memecahkan rumus matematika, menghafalkan materi IPA ataupun IPS, dan lebih mementingkan pelajaran yang lebih menarik daripada menuliskan pengalaman, menceritakan hal menarik dalam tulisan, dan mempelajari bahasa Indonesia. Faktor lingkungan yang kurang memperhatikan bahkan meremehkan pelajaran bahasa Indonesia inilah yang menjadi salah satu penyebab kurangnya daya tarik siswa dalam kegiatan tulis-menulis hal ini berakibat pada sulitnya siswa mendapat bahan acuan dan referensi untuk menulis, kurangnya acuan dan referensi menyebabkan siswa sulit mencari topik atau tema sebagai bahan tulisan yang akan menyebabkan siswa sulit mengembangkan tulisan sehingga siswa hanya menulis seadanya tanpa memperhatikan kualitas tulisan karena siswa kesulitan dalam menyusun kalimat baku. Selain itu, (2) faktor ekternal yang mempengaruhi hasil menulis siswa mengarah kepada penggunaan model pembelajaran yang masih menggunakan pembelajaran konvensional, di mana hanya guru yang aktif dalam memberikan materi secara ceramah, guru mendominasi kelas sehingga siswa hanya memperhatikan kemudian mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama keterampilan menulis siswa tidak berlatih memproduksi tulisan namun hanya mempelajari, menghafalkan, dan mengerti teori mengenai sebuah teks. Akibatnya dalam ranah kognitif siswa menguasai pelajaran bahasa Indonesia dengan nilai yang baik namun, dalam ranah psikomotorik nilai siswa kurang memadai karena kurangnya latihan menulis saat pembelajaran bahasa. Selain faktor eksternal seperti yang telah dijelaskan di atas, keterampilan siswa dalam menulis juga dipengaruhi oleh faktor internal. Syah (2005: 144) mengatakan faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Berdasarkan riset yang dilakukan di SMA Negeri 1 dan 2 Ngawi ditemukan faktor internal yang mempengaruhi keterampilan menulis siswa, yaitu (1) motivasi dan minat menulis siswa yang kurang, sering kali siswa menganggap kegiatan menulis merupakan suatu pembelajaran yang sulit sehingga 5
6 menyebabkan minat dalam menyampaikan ide gagasan dalam bentuk tulisan sangat rendah, selain itu bagi siswa kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan yang membosankan, mereka lebih memilih untuk mengerjakan soal yang berbentuk pilihan ganda daripada menulis. Selain motivasi dan minat siswa yang kurang, (2) faktor internal yang lebih menonjol adalah penguasaan kosakata siswa, kurangnya penguasaan kosakata yang dimiliki membuat produktivitas kurang sehingga keterampilan menulis siswa terhambat, hal inilah yang menjadi penyebab internal kurangnya keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Tinggi rendah penguasaan kosakata siswa sangat mempengaruhi hasil menulis siswa, dalam hal ini kosakata memiliki peranan penting dalam kegiatan menulis, melalui kata-kata ide pikiran, gagasan, dan perasaan dapat tersampaikan. Pernyataan tersebut searah dengan pendapat Tarigan (2011) Kosakata juga berhubungan erat dengan cara berbahasa seseorang, semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin baik pula keterampilan berbahasanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurbaya (2011: 201) yang menyatakan peguasaan kosakata dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa sehingga kemampuan memahami makna kata menjadi prasyarat untuk menguasai aspek keterampilan berbahasa. Penguasaan kosakata dalam suatu bahasa oleh seseorang juga menjadi kunci untuk memahami berbagai informasi yang tertuang dalam bahasa tulis maupun dalam bahasa lisan. Hal ini menunjukkan, bahwa penguasaan kosakata dan kemampuan memahami informasi memiliki hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Hakim (2005: 136) menyatakan semakin kaya kosakata dan bahasa yang kita kuasai maka akan semakin leluasa kita menulis dan berimajinasi. Seseorang yang masih sangat terbatas dan masih miskin kosakata dan bahasanya, maka dalam menulis pun akan terasa monoton dan menjemukan. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata seseorang dapat mempengaruhi tingkat keterampilan berbahasa, salah satunya adalah keterampilan menulis, hasil menulis dari siswa yang menguasai kosakata tinggi tentu akan berbeda dengan hasil tulisan siswa yang penguasaan kosakatanya rendah. 6
7 Berdasar pada analisis di atas, peneliti mencoba menerapkan model Group Investigation (GI), yang merupakan salah satu model pembelajaran cooperative learning, di mana model pembelajaran ini berpusat pada siswa, dalam kegiatan belajar mengajar siswa aktif mencari materi sendiri secara berkelompok. Hal ini berdasar pada pendapat Kurniasih & Sani (2015: 71) yang mengatakan model pembelajaran Group Investigation (GI) adalah salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang memiliki titik tekan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi atau segala sesuatu mengenai materi pelajaran yang dipelajari. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Hal ini dipertegas pendapat Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan group investigation adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa model GI mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran Group Investigation (GI) maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran discovery learning yang akan diterapkan pada kelas kontrol. Pada dasarnya model discovery learning adalah proses belajar yang di dalamnya tidak disajikan suatu konsep dalam bentuk jadi (final), namun peserta didik dituntut untuk mengorganisasi sendiri cara belajarnya dalam menemukan konsep, pernyataan di atas berdasar pada pendapat Jerome Bruner yang mengemukakan discovery learning atau yang dikenal dengan belajar penemuan. Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik (Trianto, 2011: 38). Artikel ilmiah dari jurnal internasional Journal of Education and Practice yang ditulis oleh Pitoyo; Waluyo; Suwandi; Andayani (2014) yang berjudul The Effect of Group Investigation Learning Model, Accelerated Learning Team and Role Playing on Elementary School Students Writing Skills Viewed from Cognitive Style. Menerangkan bahwa Group Investigation (GI) mempunyai 7
8 pengaruh terhadap keterampilan menulis ditinjau dari gaya kognitif. Penelitian ini menerangkan bahwa dengan menggunakan model GI hasil menulis siswa menjadi lebih baik daripada menggunakan model lain seperti accelerated learning team dan role playing. Hanya saja penelitian yang dilakukan oleh Pitoyo dkk, membandingkan model pembelajaran GI dengan dua model lain yaitu accelerated learning Team dan role playing, suatu model pembelajaran yang sudah terlalu umum digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan dalam penelitian ini model GI dibandingkan dengan model pembelajaran discovery learning. Di mana model discovery learning merupakan suatu model yang lebih terbaru dibandingkan model kontrol yang digunakan dalam penelitian artikel di atas selain itu, model discovery learning sesuai dengan kurikulum Berdasarkan penelitian terdahulu keterampilan menulis siswa yang menggunakan pembelajaran GI lebih baik daripada model lainnya untuk lebih menguatkan lagi bahwa model GI efektif dalam mempengaruhi keterampilan menulis siswa maka penggunaan model yang lebih inovatif. Berdasarkan pada penelitian yang pernah dilakukan di atas memicu peneliti menganalisis model group investigation dalam mempengaruhi keterampilan menulis siswa dengan membandingkan dengan model pembelajaran discovery learning. Mengacu pada pemikiran-pemikiran di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian guna menguji ada tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan penguasaan kosakata siswa terhadap keterampilan menulis teks negosiasi siswa. 8 B. Identifikasi Masalah Keterampilan menulis teks negosiasi merupakan keterampilan menulis yang penting dipelajari siswa, berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan sebagai berikut: SMA Negeri di Kabupaten Ngawi khususnya SMA Negeri 1 dan 2 Ngawi telah menggunakan kurikulum 2013, dalam kurikulum 2013 menuntut siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran namun teks negosiasi merupakan materi baru yang tidak terdapat dalam kurikulum sebelumnya, hal ini membuat siswa
9 cenderung pasif dalam pembelajaran, selain karena materi pelajaran yang baru penggunaan model pembelajaran yang masih konvensional di mana guru yang menjadi pusat perhatian, dan siswa yang hanya memperhatikan penyampaian guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru membuat siswa mejadi kurang bersemangat dan terlihat cenderung pasif saat pembelajaran dilakukan. Siswa jarang melakukan praktik menulis hal ini membuat siswa kurang mahir dalam menyampaikan ide gagasan dalam bentuk tulisan. Pembelajaran yang selama ini diperoleh siswa hanya berbasis menghafalkan teori dan mengerjakan soal yang terdapat dalam bukunya sehingga siswa hanya menulis sesuai dengan contoh yang ada di dalam buku, hanya mengganti perkata agar terlihat tidak sama, kurang mampu mengembangkan kerangka dan topik, sehingga dalam satu kelas terdapat topik dan karangan yang sama. Model pembelajaran yang kurang efektif seperti inilah yang menyebabkan keterampilan menulis siswa kurang baik. Model pembelajaran yang efektif sangat berpengaruh terhadap keterampilan menulis siswa, banyak sekali model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Namun, dalam hal ini belum banyak guru yang mengetahui mengenai pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat untuk keterampilan menulis. Oleh sebab itu, penulis menguji pengaruh dari penggunaan salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu model group investigation yang akan dibandingkan dengan model pembelajaran discovery learning. Selain permasalahan model pembelajaran, penguasaan kosakata siswa di SMA Negeri 1 Ngawi maupun SMA Negeri 2 Ngawi khususnya kelas X masih heterogen, ada yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dan ada pula yang memiliki penguasaan kosakata rendah, hal ini mempengaruhi hasil tulisan siswa. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas agar penelitian lebih fokus dan terarah maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut. 1. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional, sehingga pembelajaran kurang efektif. Peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran group investigation dan discovery learning dalam pembelajaran teks negosiasi. 9
10 2. Penguasan Kosakata Penguasaan kosakata siswa masih heterogen, ada siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dan ada pula siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah. 3. Keterampilan Menulis Kurangnya praktik menulis yang dilakukan dalam pembelajaran bahasa sehingga siswa masih cenderung belajar dengan menghafal teori daripada praktik menulis. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan menulis teks negosiasi antara siswa yang diajar dengan model Group Investigation (GI) dengan siswa yang diajar dengan model discovery Learning (sebagai kontrol) pada siswa kelas X SMA Negeri di Kabupaten Ngawi? 2. Apakah terdapat perbedaan keterampilan menulis teks negosiasi antara siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dengan siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah pada siswa kelas X SMA Negeri di Kabupaten Ngawi? 3. Apakah ada interaksi antara penggunaan model Group Investigation (GI) dan penguasaan kosakata terhadap keterampilan menulis teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri di Kabupaten Ngawi? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, 1. Perbedaan keterampilan menulis teks negosiasi antara pembelajaran yang menggunakan model Group Investigation (GI) dengan pembelajaran yang menggunakan model discovery learning (sebagai kontrol) pada siswa kelas X SMA Negeri di Kabupaten Ngawi. 2. Perbedaan keterampilan menulis teks negosiasi antara siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dengan siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah pada siswa kelas X SMA Negeri di Kabupaten Ngawi. 3. Interaksi antara penggunaan model Group Investigation (GI) dan penguasaan kosakata dalam mempengaruhi keterampilan menulis teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri di Kabupaten Ngawi. 10
11 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan secara teoretis maupun praktis oleh pihak-pihak tekait. Secara rinci manfaat tersebut diuraikan sebagai berikut. 1. Secara Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah khazanah teoretis yang terkait dengan penggunaan model Group Investigation (GI), penguasaan kosakata, dan pengaruhnya terhadap keterampilan menulis teks negosiasi. Dengan demikian, diharapkan dapat menunjukkan pentingnya variabel model Group Investigation (GI) dan penguasaan kosakata terhadap keterampilan menulis teks negosiasi. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap teori pembelajaran yang bersangkutan dengan keterampilan menulis teks negosiasi serta variabel-variabel yang mendukung yaitu penggunaan model Group Investigation (GI) dan penguasaan kosakata. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan khususnya bidang pengajaran bahasa dan dapat dijadikan referensi atau bahan masukan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan keterampilan menulis teks negosiasi, penggunaan model pembelajaran, dan penguasaan kosakata. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan keterampilan siswa dalam menulis dan penguasaan kosakata siswa dengan pembelajaran yang menyenangkan. b. Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan guru mengenai penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI). Selain itu, dengan adanya model-model baru diharapkan dapat memotivasi dan meningkatkan inovasi guru dalam membentuk model pembelajaran baru sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi menyenangkan. c. Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam memfasilitasi dan mengembangkan potensi siswa, terutama dalam bidang menuangkan ide/gagasan yaitu keterampilan menulis d. Peneliti lain 11
12 12 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuwan, dapat memberikan masukan, dan menjadi acuan agar kelak dalam melakukan penelitian sejenis lebih berbobot, bernilai lebih mendalam, lebih berinovasi tinggi, dan lebih mengembangkan kreativitas yang lebih sempurna.
PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sifat dan tata laku seseorang yang diusahakan untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah. Materi yang diajarkan terus mengalami perubahan seiring perkembangan dan perubahan kurikulum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam setiap perkembangan siswa, baik dari segi intelektual, sosial maupun emosional. Karena bahasa merupakan penunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari
` I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal untuk memajukan suatu bangsa karena kemajuan bangsa dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa yang meliputi mendengar atau menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). Pada fungsi ini bahasa menjadi penarik yang mempercepat berkembangnya penguasaan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa terbagi menjadi empat aspek. Salah satu aspek kemampuan tersebut adalah kemampuan menulis. Menulis berkaitan dengan kemampuan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilannya dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Di dalam sebuah proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar dilakukan siswa dan guru di sekolah. Siswa mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. Kegiatan Belajar Mengajar
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah. Materi yang diajarkan terus mengalami perubahan seiring perkembangan dan perubahan kurikulum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik komunikasi langsung maupun tidak langsung. Dalam dunia pendidikan, bahasa memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran bahasa yang berlangsung di dunia. Salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia ini adalah meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting disekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu berbahasa dan bersastra, akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif untuk mengungkapkan ide, pikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, melalui pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja (2005:1), menyatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran berbahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan pengajaran keterampilan-keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang berbahasa. Keterampilan-keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berfikir, serta keterampilan ekspresi
Lebih terperinciJurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan
Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkecuali, seperti yang telah diamanatkan dalam Undang undang Dasar. dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali, seperti yang telah diamanatkan dalam Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keterampilan menulis menjadi keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi siswa, baik selama mereka mengikuti pendidikan di sekolah maupun dalam kehidupannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia ialah dengan berusaha meningkatkan kualitas guru melalui berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa dan pengetahuan kebahasaan. Keterampilan berbahasa mencakup 4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan
Lebih terperinci2015 KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang wajib diajarkan kepada semua siswa mulai dari tingkatan Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peranan penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan berbahasa meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tidak akan lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam berkomunikasi dengan tujuan menyampaikan ide,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang wajib dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan Bahasa Indonesia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berperan penting dalam dunia pendidikan, yaitu pada saat menyampaikan materi kepada peserta didik di sekolah khususnya saat penyampaikan materi bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang telah ditetapkan disetiap jenjang pendidikan baik itu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk yang bersifat individu juga sebagai makhluk yang bersifat sosial. Sebagai makhluk sosial manusia cendrung hidup berkelompok, misalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru yang berhasil akan selalu memerhatikan tujuan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kokom (2014, hlm. 3) pembelajaran didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan sehari-hari dalam lingkungan sekolah siswa tidak akan terlepas dengan aktifitas menulis. Hal tersebut dikarenakan dari menulis siswa memindahkan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI
PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan dinamika peradaban yang terus bergerak menuju arus globalisasi, bahasa Indonesia memiliki peran yang penting dan strategis dalam proses komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang telah ditetapkan disetiap jenjang pendidikan baik itu SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan berbahasa yang terdiri dari keterampilan menyimak, membaca, berbicara, menulis dan satu sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan pikirannya secara ilmiah dalam komunikasi ilmiah. Sarana yang digunakan dalam pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam
21 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai pendekatan, strategi, metode, dan media pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa dan mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dengan baik dan benar. Keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa mempunyai kedudukan yang sangat penting. Tanpa bahasa, seseorang tidak dapat berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tulisan dalam mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu gagasan atau informasi dari pihak pembicara atau penulis kepada pihak pendengar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi, menyampaikan pendapat, ide, gagasan, dan menuangkan hasil karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar pelajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN Berbicara adalah salah satu dari keterampilan bahasa yang ditekankan pencapaiannya melalui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Di era informasi sekarang ini kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik komunikasi langsung maupun tidak langsung. Dalam dunia pendidikan, bahasa memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yaitu menulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai pendekatan, strategi pembelajaran dan media pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar yang digunakan di lembaga pendidikan, mulai dari lembaga pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir, serta keterampilan ekspresi
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh
Lebih terperinci2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan bahasa yang dapat diperoleh siswa, salah satunya adalah keterampilan menulis. Keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Adapun yang termasuk perangkat program pengajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat menulis, siswa dituntut berpikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang sangat penting bagi manusia. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya. Peningkatan mutu pendidikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, komunikasi antara penutur dan pendengarnya dapat berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi kehidupan sosial, budaya, dan masyarakat. Tirtarahardja (2005:226) mengatakan bahwa sebagai
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025
KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017/2018 KEMAMPUAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kemampuan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu kegiatan yang harus dikuasai oleh siswa, karena dengan menulis siswa mampu mengemukakan ide, pengalamanan serta pengetahuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di bangku Sekolah Dasar merupakan langkah awal siswa dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh siswa di bangku Sekolah Dasar berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Djamarah dan Zain (2006:76), menyatakan Sebagai salah satu sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Apa pun yang termasuk perangkat program pengajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah. Berdasarkan Kurikulum 2013 yang bertujuan untuk meningkatkan mutu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini keterampilan berbahasa kiranya tidaklah terlalu berlebihan apabila dikatakan sebagai ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar.
Lebih terperinciM 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 merupakan upaya penyempurnaan dari kurikulum terdahulu yang dianggap banyak kekurangan. Dalam kurikulum ini mata pelajaran bahasa Indonesia banyak mengalami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menguatkan kedudukan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menguatkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam pendidikan sekolah sebagai penghela dan pembawa ilmu pengetahuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya pendidikan merupakan salah satu aspek utama bagi setiap insan manusia dalam meningkatkan mutu dan kualitas kehidupan di masa depan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan empat keterampilan. Keterampilan merupakan salah satu unsur kompetensi yang harus dimiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia memiliki satuan pendidikan berupa kurikulum. Armstrong, dkk (2009, hlm. 172) menyatakan bahwa kurikulum adalah perencanaan yang lengkap
Lebih terperinciBAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa. Keterampilan berbahasa mempunyai
Lebih terperinci