BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI"

Transkripsi

1 BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1. GAMBARAN WILAYAH Letak Geografis dan Administrasif Ruang lingkup wilayah dalam kegiatan ini adalah wilayah Kabupaten Grobogan secara keseluruhan yang terletak di sebelah timur dari Ibukota Propinsi Jawa Tengah (Kota Semarang) dan berada diantara dua pegunungan Kendeng yang membujur dari arah barat ke timur. Secara geografis, Kabupaten Grobogan terletak diantara ' Bujur Timur ' Bujur Timur dan ' Lintang Selatan. Adapun batas-batas administrasi sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Demak, Pati, Kudus dan Blora. - Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang, Boyolali, Sragen dan Kabupaten Ngawi T (Provinsi Jawa Timur). - Sebelah Barat a : Kabupaten Semarang dan Demak. - Sebelah Timur b : Kabupaten Blora. Wilayah Kabupaten Grobogan memiliki relief daerah pegunungan kapur dan perbukitan serta daratan di bagian tengahnya, secara topografi terbagi kedalam 3 kelompok : 1. Daerah dataran rendah berada pada ketinggian sampai 50 meter di atas permukaan air laut dengan kelerengan antara 0 8% meliputi 6 kecamatan yaitu Kecamatan Gubug, Tegowanu, Godong, Purwodadi, Grobogan sebelah selatan dan Wirosari sebelah selatan. 2. Daerah perbukitan berada pada ketinggian antara meter di atas permukaan air laut dengan kelerengan 8 15 % meliputi 5 kecamatan yaitu Kecamatan Klambu, Brati, Grobogan sebelah utara dan Wirosari Sebelah Utara. 3. Daerah dataran tinggi berada pada ketinggian meter di atas permukaan air laut dengan kelerengan lebih dari 15%, meliputi wilayah kecamatan yang berada di sebelah selatan dari wilayah Kabupaten Grobogan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Program Kehutanan tentang iklim di Kabupaten Grobogan yang terletak di antara Daerah Pantai Utara bagian timur dan daerah Bengawan Solo Hulu mempunyai tipe iklim D yang bersifat 1 s/d 6 bulan kering dan 1 s/d 6 bulan basah dengan suhu minimum 26 C.

2 Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hotrikultura sebagaimana tercantum dalam dokumen Grobogan Dalam Angka (BPS 2011), kondisi hidrologi di wilayah Kabupaten Grobogan sebagai berikut : Rata-rata hari hujan tahun 2010 : 157 hari dan rata-rata curah hujan tahun 2010 : mm. Yang dimaksud dengan curah hujan adalah "Satuan Kuantitatif" hujan, yaitu tinggi/tebal hujan yang jatuh di permukaan bumi, diukur dalam satuan milimeter. Satuan curah hujan terukur yang jatuh di permukaan bumi setara dengan satu liter setiap 1 m2 satuan luas atau dapat diperkirakan dengan satu juta liter setiap satu kilometer persegi, dengan catatan air hujan tersebut tidak ada yang menguap kembali (evapotranspirasi), melimpah (run off) dan merembes ke dalam permukaan bumi (perkolasi). Wilayah Kabupaten Grobogan dilewati tiga aliran sungai yang cukup besar dan airnya selalu ada disepanjang tahun yaitu sungai Lusi, Tuntang dan Serang. Selain itu masih ada juga sungai-sungai kecil yang airnya berasal dari mata air/sendang yang berada di Kabupaten Grobogan dan sungai kecil lainnya yang merupakan sungai tadah hujan atau sungai yang ada airnya bila pada musim penghujan. Wilayah Kabupaten Grobogan masuk dalam wilayah Daerah Aliran Sungai Jratunseluna (Jragung, Tuntang, Serang, Lusi dan Juwana). Pada Sub DAS Tuntang, Serang dan Lusi Hilir sudah banyak dibangun bangunan irigasi (Dam/Waduk) seperti diantaranya Waduk Butak, Simo, Nglangon, Gambrengan, Sanggeh, Kenteng serta bendungan Kedungombo, Bendung Dumpil, Klambu, Sidorejo, Sedadi, Lanang dan jaringan irigasinya. Secara kewilayahan, sistem DAS di Kabupaten Grobogan termasuk dalam SWP Jratun Seluna dengan DAS meliputi 1. DAS Tuntang dengan sub DAS yaitu tuntang hilir (Godong, Gubug, Kedungjati, dan Tanggungharjo), Blorong ds (Gubug, Kedungjati, Tanggungharjo), Jajar Hulu (Godong, Gubug, Karangrayung, Penawangan, dan Kedungjati), Temuireng (Gubung, Karangrayung, Kedungjati, Tanggungharjo), Tuk Bening T Hulu (kedungjati, dan Tanggungharjo). 2. DAS Jragung DS dengan sub DAS yaitu Jragung Wonokerto (Gubug, Kedungjati, Tanggungharjo, dan Tegowanu), dan Klampok (Kedungjati). 3. DAS Juwana DS dengan sub DAS yaitu Landaraguna (Brati, Grobogan), Sukosungging (Wirosari). 4. DAS Serang dengan sub DAS yaitu Geyer (Geyer, Toroh, Purwodadi, Penawangan, Brati, dan Klambu), Glugu (Geyer, Toroh, Purwodadi, Brati, Grobogan, Klambu, dan Tawangharjo), Ingasjajar (Ngaringan), Karangboyo (Geyer, Karangrayung, Kedungjati), Kedungwaru (Ngaringan dan Wirosari), Lanang (Geyer, Toroh, Penawangan, Karangrayung), Medang (Gabus, Kradenan, Wirosari, dan Ngaringan), Ngantru

3 (Grobogan, Purwodadi, Pulokulon, Tawangharjo, dan Wirosari), Peganjing (Geyer, Toroh, Pulokulon, Purwodadi, Tawangharjo, dan Wirosari), Tirto (Ngaringan, Wirosari, dan Tawangharjo), dan Uter (Geyer) Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Grobogan Nama DAS Luas (Ha) Debit (m3/dtk) DAS Tuntang ,70 18,10 DAS Jragung ,60 28,40 DAS Serang ,40 123,70 DAS Juwana ,90 101,50 Sumber : RTRW Kabupaten Grobogan Tahun & BBWS Pemali Juana, 2016 Secara administratif Kabupaten Grobogan memiliki 19 Kecamatan dan 280 Desa/Kelurahan serta memiliki luas wilayah meliputi ha. Peta administrasi Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada Gambar 2.1. Nama dan luas wilayah untuk masing- masing kecamatan di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut : Tabel 2.2: Nama, luas wilayah per-kecamatan dan jumlah kelurahan di Kabupaten Grobogan Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan /Desa Administrasi (%) thd total (Ha) administrasi Luas Wilayah Terbangun (%) thd luas (Ha) administrasi Kecamatan Kedungjati 12 13,034 7% 1,141 9% Kecamatan Karangrayung 19 14,059 7% 2,083 15% Kecamatan Penawangan 20 7,418 4% 1,244 17% Kecamatan Toroh 16 11,931 6% 2,238 19% Kecamatan Geyer 13 20,120 10% 890 4% Kecamatan Pulokulon 13 13,365 7% 2,171 16% Kecamatan Kradenan 14 10,774 5% 2,019 19% Kecamatan Gabus 14 16,537 8% 2,037 12% Kecamatan Ngaringan 12 11,672 6% 1,351 12% Kecamatan Wirosari 14 15,432 8% 1,797 12% Kecamatan Tawangharjo 10 8,360 4% 1,062 13% Kecamatan Grobogan 12 10,456 5% 1,735 17% Kecamatan Purwodadi 17 7,765 4% 2,141 28% Kecamatan Brati 9 5,490 3% 1,045 19% Kecamatan Klambu 9 4,656 2% % Kecamatan Godong 28 8,678 4% 1,387 16% Kecamatan Gubug 21 7,111 4% 1,601 23% Kecamatan Tegowanu 18 5,167 3% % Kecamatan Tanggungharjo 9 6,063 3% % T O T A L , % 27,963 14% Sumber : Grobogan Dalam Angka, BPS 2015

4 Tabel 2.2.1: Luas Wilayah per Kecamatan berdasarkan Penggunaan Tanah Tahun 2016 Tanah Basah Tanah Kering Luas Total No Nama Kecamatan (ha) (ha) Wilayah (ha) 1 Kec. Kedungjati 388, , ,442 2 Kec. Karangrayung 2.355, , ,342 3 Kec. Penawangan 4.623, , ,450 4 Kec. Toroh 4.330, , ,891 5 Kec. Geyer 1.911, , ,976 6 Kec. Pulokulon 5.685, , ,100 7 Kec. Kradenan 3.915, , ,672 8 Kec. Gabus 3.901, , ,770 9 Kec. Ngaringan 4.080, , , Kec. Wirosari 4.112, , , Kec. Tawangharjo 2.502, , , Kec. Grobogan 2.871, , , Kec. Purwodadi 4.442, , , Kec. Brati 2.472, , , Kec. Klambu 2.360, , , Kec. Godong 6.510, , , Kec. Gubug 3.482, , , Kec. Tegowanu 2.721, , , Kec. Tanggungharjo 775, , ,876 Jumlah , , ,511 Sumber : Grobogan Dalam Angka, BPS 2015

5 Peta 2.1 : Peta Administrasi Kabupaten Grobogan dan Cakupan Wilayah Kajian Sumber : Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan Tahun

6 Demografi Berdasarkan hasil proyeksi penduduk akhir tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Grobogan tahun 2014 adalah sebesar orang dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,57 persen. Dari hasil angka proyeksi tersebut, diperoleh rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Grobogan masih di bawah 100 yaitu sebesar 97,90, artinya jika ada 100 penduduk perempuan maka ada 98 laki-laki. Hal ini menggambarkan bahwa jumlah penduduk wanita lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki. Tetapi bila dirinci masing-masing kecamatan di Kabupaten Grobogan, terdapat 3 kecamatan yang memiliki angka sex ratio diatas 100, yakni Ngaringan, Brati dan Klambu dengan masing masing angkanya secara berurutan 103,20; 101,70; dan 101,80; artinya di 3 kecamatan ini jumlah penduduk laki-laki masih lebih banyak dibandingkan dengan perempuannya. Sedangkan Kecamatan Tawangharjo merupakan kecamatan yang memiliki angka sex ratio paling kecil yakni 94,20. Dilihat dari golongan umur lima tahunan, dapat diperoleh piramida penduduk Kabupaten Grobogan dimana jumlah penduduk yang berusia lebih dari 50 tahun hingga usia 75 tahun ke atas berangsur-angsur berkurang jumlahnya. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, jumlah keluarga juga mengalami peningkatan dari pada tahun 2009 menjadi pada tahun 2010, dengan rata-rata anggota rumah tangga 3 orang, baik pada tahun 2009 maupun Sejalan dengan kenaikan penduduk maka kepadatan penduduk dalam kurun waktu empat tahun ( ) cenderung mengalami kenaikan, pada tahun 2010 tercatat sebesar 664 jiwa/km2, sedangkan pada tahun 2014 menjadi 684 jiwa/km2. Jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahun tidak diimbangi dengan pemerataan penyebaran penduduk di tiap kecamatan. Kepadatan penduduk di Kecamatan yang wilayahnya sebagian besar perkotaan mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan dengan kecamatan yang wilayahnya masih merupakan daerah pedesaan. Wilayah terpadat tercatat di Kecamatan Purwodadi dengan kepadatan jiwa/km dan terjarang penduduknya adalah Kecamatan Kedungjati yaitu 306 jiwa/km2.

7 Tabel Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga saat ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun Nama Kecamatan Wilayah Jumlah Penduduk (orang) Wilayah Perkotaan Perdesaan Total Tahun Tahun Tahun Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Kec. Kedungjati 5,479 1,798 5,482 1,799 5,484 1,800 5,487 1,801 5,490 1,802 5,493 1,802 34,342 11,311 34,359 11,317 34,376 11,322 34,394 11,328 34,411 11,334 34,428 11,339 39,821 13,109 39,841 13,116 39,861 13,122 39,881 13,129 39,901 13,135 39,921 13,142 Kec. Karangrayung 17,858 6,235 17,954 6,269 18,051 6,303 18,149 6,337 18,247 6,371 18,345 6,405 71,842 23,607 72,230 23,734 72,620 23,863 73,012 23,992 73,406 24,121 73,803 24,251 89,700 29,842 90,184 30,003 90,671 30,165 91,161 30,328 91,653 30,492 92,148 30,656 Kec. Penawangan 9,288 3,372 9,336 3,390 9,385 3,407 9,434 3,425 9,483 3,443 9,532 3,461 49,496 17,655 49,753 17,747 50,012 17,839 50,272 17,932 50,534 18,025 50,796 18,119 58,784 21,027 59,090 21,136 59,397 21,246 59,706 21,357 60,016 21,468 60,328 21,579 Kec. Toroh 26,329 9,655 26,458 9,702 26,588 9,750 26,718 9,798 26,849 9,846 26,980 9,894 80,444 28,676 80,838 28,817 81,234 28,958 81,632 29,100 82,032 29,242 82,434 29, ,773 38, ,296 38, ,822 38, ,350 38, ,881 39, ,415 39,279 Kec. Geyer 10,998 3,782 11,003 3,784 11,009 3,786 11,015 3,788 11,020 3,790 11,026 3,791 49,226 18,176 49,251 18,185 49,275 18,194 49,300 18,203 49,325 18,212 49,349 18,221 60,224 21,958 60,254 21,969 60,284 21,980 60,314 21,991 60,345 22,002 60,375 22,013 Kec. Pulokulon 26,428 6,814 26,547 6,845 26,666 6,875 26,786 6,906 26,907 6,937 27,028 6,969 74,260 23,485 74,594 23,591 74,930 23,697 75,267 23,803 75,606 23,911 75,946 24, ,688 30, ,141 30, ,596 30, ,053 30, ,513 30, ,974 30,987 Kec. Kradenan 15,645 4,776 15,714 4,797 15,783 4,818 15,852 4,839 15,922 4,861 15,992 4,882 60,477 19,472 60,743 19,558 61,010 19,644 61,279 19,730 61,548 19,817 61,819 19,904 76,122 24,248 76,457 24,355 76,793 24,462 77,131 24,569 77,471 24,678 77,811 24,786 Kec. Gabus 15,608 4,768 15,614 4,770 15,620 4,772 15,627 4,774 15,633 4,776 15,639 4,778 52,258 19,498 52,279 19,506 52,300 19,514 52,321 19,521 52,342 19,529 52,363 19,537 67,866 24,266 67,893 24,276 67,920 24,285 67,947 24,295 67,975 24,305 68,002 24,315 Kec. Ngaringan 9,582 3,374 9,651 3,398 9,720 3,423 9,790 3,447 9,861 3,472 9,932 3,497 56,665 18,512 57,073 18,645 57,484 18,780 57,898 18,915 58,315 19,051 58,735 19,188 66,247 21,886 66,724 22,044 67,204 22,202 67,688 22,362 68,176 22,523 68,666 22,685 Kec. Wirosari 13,040 4,834 13,123 4,865 13,207 4,896 13,292 4,927 13,377 4,959 13,463 4,991 72,767 27,043 73,233 27,216 73,701 27,390 74,173 27,566 74,648 27,742 75,126 27,920 85,807 31,877 86,356 32,081 86,909 32,286 87,465 32,493 88,025 32,701 88,588 32,910 Kec. Tawangharjo 18,809 6,699 18,939 6,745 19,069 6,792 19,201 6,839 19,334 6,886 19,467 6,933 34,972 11,130 35,213 11,207 35,456 11,284 35,701 11,362 35,947 11,440 36,195 11,519 53,781 17,829 54,152 17,952 54,526 18,076 54,902 18,201 55,281 18,326 55,662 18,453 Kec. Grobogan 24,185 6,811 24,434 6,881 24,686 6,952 24,940 7,024 25,197 7,096 25,456 7,169 50,421 14,999 50,940 15,153 51,465 15,310 51,995 15,467 52,531 15,627 53,072 15,788 74,606 21,810 75,374 22,035 76,151 22,262 76,935 22,491 77,728 22,723 78,528 22,957 Kec. Purwodadi 77,619 21,770 78,411 21,992 79,211 22,216 80,018 22,443 80,835 22,672 81,659 22,903 56,735 18,428 57,314 18,616 57,898 18,806 58,489 18,998 59,085 19,191 59,688 19, ,354 40, ,724 40, ,109 41, ,507 41, ,920 41, ,347 42,290 Kec. Brati 24,894 7,693 25,061 7,745 25,229 7,796 25,398 7,849 25,568 7,901 25,739 7,954 21,293 6,884 21,436 6,930 21,579 6,977 21,724 7,023 21,869 7,070 22,016 7,118 46,187 14,577 46,496 14,675 46,808 14,773 47,122 14,872 47,437 14,972 47,755 15,072 Kec. Klambu 9,395 3,492 9,434 3,506 9,472 3,521 9,511 3,535 9,550 3,550 9,589 3,564 25,246 9,439 25,350 9,478 25,453 9,517 25,558 9,556 25,663 9,595 25,768 9,634 34,641 12,931 34,783 12,984 34,926 13,037 35,069 13,091 35,213 13,144 35,357 13,198 Kec. Godong 12,535 3,988 12,595 4,007 12,656 4,026 12,716 4,046 12,777 4,065 12,839 4,085 66,236 21,725 66,554 21,829 66,873 21,934 67,194 22,039 67,517 22,145 67,841 22,251 78,771 25,713 79,149 25,836 79,529 25,960 79,911 26,085 80,294 26,210 80,680 26,336 Kec. Gubug 13,463 3,880 13,530 3,899 13,598 3,919 13,666 3,938 13,734 3,958 13,803 3,978 63,242 18,172 63,558 18,263 63,876 18,354 64,195 18,446 64,516 18,538 64,839 18,631 76,705 22,052 77,089 22,162 77,474 22,273 77,861 22,384 78,251 22,496 78,642 22,609 Kec. Tegowanu 11,173 2,968 11,297 3,001 11,422 3,034 11,549 3,068 11,677 3,102 11,807 3,136 42,098 12,204 42,565 12,339 43,038 12,476 43,515 12,615 43,999 12,755 44,487 12,897 53,271 15,172 53,862 15,340 54,460 15,511 55,065 15,683 55,676 15,857 56,294 16,033 Kec. Tanggungharjo 12,443 3,885 12,503 3,904 12,563 3,922 12,623 3,941 12,684 3,960 12,745 3,979 26,973 8,786 27,102 8,828 27,233 8,871 27,363 8,913 27,495 8,956 27,627 8,999 39,416 12,671 39,605 12,732 39,795 12,793 39,986 12,854 40,178 12,916 40,371 12,978 Sumber: Instrumen Profil Sanitasi Kab Grobohan Tahun 2016, diolah.

8 Tabel Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan saat ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun Nama Kecamatan Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk ( Orang/Ha ) Tahun Tahun Kec. Kedungjati 0.05% 0.05% 0.05% 0.05% 0.05% 0.05% Kec. Karangrayung 0.54% 0.54% 0.54% 0.54% 0.54% 0.54% Kec. Penawangan 0.52% 0.52% 0.52% 0.52% 0.52% 0.52% Kec. Toroh 0.49% 0.49% 0.49% 0.49% 0.49% 0.49% Kec. Geyer 0.05% 0.05% 0.05% 0.05% 0.05% 0.05% Kec. Pulokulon 0.45% 0.45% 0.45% 0.45% 0.45% 0.45% Kec. Kradenan 0.44% 0.44% 0.44% 0.44% 0.44% 0.44% Kec. Gabus 0.04% 0.04% 0.04% 0.04% 0.04% 0.04% Kec. Ngaringan 0.72% 0.72% 0.72% 0.72% 0.72% 0.72% Kec. Wirosari 0.64% 0.64% 0.64% 0.64% 0.64% 0.64% Kec. Tawangharjo 0.69% 0.69% 0.69% 0.69% 0.69% 0.69% Kec. Grobogan 1.03% 1.03% 1.03% 1.03% 1.03% 1.03% Kec. Purwodadi 1.02% 1.02% 1.02% 1.02% 1.02% 1.02% Kec. Brati 0.67% 0.67% 0.67% 0.67% 0.67% 0.67% Kec. Klambu 0.41% 0.41% 0.41% 0.41% 0.41% 0.41% Kec. Godong 0.48% 0.48% 0.48% 0.48% 0.48% 0.48% Kec. Gubug 0.50% 0.50% 0.50% 0.50% 0.50% 0.50% Kec. Tegowanu 1.11% 1.11% 1.11% 1.11% 1.11% 1.11% Kec. Tanggungharjo 0.48% 0.48% 0.48% 0.48% 0.48% 0.48% Kabupaten Grobogan 0.57% 0.57% 0.57% 0.57% 0.57% 0.57% Sumber: Instrumen Profil Sanitasi Kab Grobogan Tahun 2016, diolah Pertumbuhan rata-rata penduduk pertahun di Kabupaten Grobogan berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Grobogan pada tahun 2010 sampai tahun 2015 adalah 0,57%. Tingkat pertumbuhan rata-rata tertinggi per kecamatan adalah di Kecamatan Tegowanu dan Terendah di Kecamatan Kedungjati.

9 Tata Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Grobogan Tahun telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan No. 7 Tahun Penataan ruang wilayah Kabupaten bertujuan mewujudkan ruang Kabupaten yang produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan sebagai pusat pertumbuhan wilayah di bagian timur Jawa Tengah dengan berbasis sektor pertanian dan didukung oleh sektor perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan pariwisata. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten, meliputi: a) Pengembangan sistem pusat pelayanan dengan mengintegrasikan pusat pelayanan perkotaan dan perdesaan di seluruh wilayah Kabupaten terutama dalam koridor pengembangan Kedungsepur. b) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana wilayah secara terpadu guna mendukung posisi strategis Kabupaten di bagian timur Jawa Tengah. c) Pengembangan kawasan peruntukan industri dan kawasan agropolitan Kutosaringan yang berdaya saing dalam skala pelayanan nasional. d) Pengembangan sentra pemasaran hasil komoditas unggulan Kabupaten yang didukung peningkatan produktifitas hasil komoditasnya. e) Pengelolaan fungsi kawasan sesuai daya dukung lahan, daya tampung kawasan, dan konservasi sumberdaya alam demi pengembangan wilayah berkelanjutan. f) Pengembangan kawasan pertanian pangan berkelanjutan dalam mendukung ketahanan pangan nasional. g) Peningkatan fungsi kawasan untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten meliputi :

10 a) Strategi untuk mewujudkan pengembangan sistem pusat pelayanan dengan mengintegrasikan pusat pelayanan perkotaan dan perdesaan di seluruh wilayah Kabupaten terutama dalam koridor pengembangan Kedungsepur, meliputi: a) Meningkatkan peran dan fungsi kawasan perkotaan Purwodadi sebagai simpul strategis pengembangan wilayah koridor Kedungsepur; b) Memantapkan dan mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan PKL; c) Mendorong pertumbuhan kawasan perkotaan baru yang dipromosikan sesuai dengan kewenangan kabupaten; d) Mengembangkan kawasan perkotaan PPK di wilayah Kabupaten; e) Meningkatkan peran dan fungsi kawasan perdesaan; dan f) Meningkatkan dan mengembangkan jangkauan pelayanan PPL. b) Strategi untuk mewujudkan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana wilayah secara terpadu guna mendukung posisi strategis Kabupaten di bagian timur Jawa Tengah, meliputi: a) Meningkatkan aksesibilitas antar pusat perkotaan, antar pusat desa, antar pusat perkotaan dan pusat desa; dan b) Mengembangkan sistem jaringan prasarana wilayah secara menyeluruh dengan memprioritaskan dan mengintegrasikan sistem prasarana transportasi, pengairan, energi, telekomunikasi dan lingkungan. c) Strategi untuk mewujudkan pengembangan kawasan peruntukan industri dan kawasan agropolitan Kutosaringan yang berdaya saing dalam skala pelayanan nasional, meliputi: a) Mengembangkan kawasan peruntukan industri untuk mewujudkan nilai tambah dan meningkatkan perekonomian daerah; b) Mempersiapkan dan mengembangkan kawasan industri yang mampu mendukung pengembangan wilayah Kedungsepur; c) Mengembangkan kawasan peruntukan pertanian secara terpadu; d) Mengembangkan kegiatan agroindustri di kawasan agropolitan Kutosaringan; e) Meningkatkan pelayanan perdesaan dan pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan agropolitan Kutosaringan; dan f) Memantapkan kawasan sentra produksi dan kawasan pemasaran. d) Strategi untuk mewujudkan pengembangan sentra pemasaran hasil komoditas unggulan Kabupaten yang didukung peningkatan produktifitas hasil komoditasnya, meliputi: a) Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan pemasaran hasil komoditas unggulan kabupaten; b) Membangun sentra pemasaran baru; c) Meningkatkan peran PKL sebagai pengumpul dan distribusi hasil komoditas unggulan; d) Meningkatkan aksesibilitas antar pusat produksi dan pusat pemasaran.

11 e) Strategi untuk mewujudkan pengelolaan fungsi kawasan sesuai daya dukung lahan, daya tampung kawasan, dan konservasi sumberdaya alam demi pengembangan wilayah berkelanjutan, meliputi: a) Menetapkan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung; b) Mewujudkan kawasan hutan dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas Daerah Aliran Sungai; c) Melestarikan fungsi dan daya dukung lingkungan di kawasan perlindungan setempat; d) Mengarahkan sebagian kawasan rawan bencana sebagai kawasan lindung; e) Melestarikan fungsi dan daya dukung lingkungan di kawasan karst; f) Mengembangkan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan; g) Melestarikan sumber air dan mengembangkan sistem cadangan air untuk musim kemarau; h) Memelihara kawasan peninggalan sejarah dan situs budaya sebagai objek penelitian dan pariwisata; i) Mengoptimalkan pengelolaan kawasan peruntukan hutan produksi dan hutan rakyat; dan j) Mengembangkan kawasan peruntukan pertambangan dan peruntukan industri berwawasan lingkungan. f) Strategi untuk mewujudkan pengembangan kawasan pertanian pangan berkelanjutan dalam mendukung ketahanan pangan nasional, meliputi: a) Menetapkan kawasan pertanian pangan berkelanjutan secara optimal untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat Kabupaten dan menunjang keberadaan kawasan permukiman; b) Mempertahankan luasan lahan sawah beririgasi teknis dan mengembangkan lahan sawah beririgasi teknis baru pada kawasan potensial; c) Mengoptimalkan kawasan pertanian lahan kering; dan d) Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur yang mendukung pengembangan pertanian. g) Strategi untuk mewujudkan peningkatan fungsi kawasan untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara, meliputi: a) Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara; b) Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya; c) Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan budi daya terbangun; dan d) Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/tni.

12 Kebijakan dan strategi penataan ruang yang ada terjabarkan melalui rencana tata ruang mencakup wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang menggambarkan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Pola ruang mengindisikasikan distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Kawasan rawan bencana alam di wilayah Kabupaten Grobogan terdiri atas kawasan rawan banjir, kawasan rawan tanah longsor dan kawasan rawan kekeringan. Kawasan rawan banjir meliputi sebagian wilayah Kecamatan Tegowanu, Kecamatan Grobogan, Kecamatan Karangrayung, Kecamatan Geyer, Kecamatan Brati, Kecamatan Toroh, Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Klambu, Kecamatan Penawangan, Kecamatan Kedungjati, Kecamatan Godong dan Kecamatan Gubug. Kawasan rawan tanah longsor meliputi sebagian wilayah Kecamatan Klambu, Kecamatan Brati, Kecamatan Grobogan, Kecamatan Kedungjati, Kecamatan Tanggungharjo, Kecamatan Karangrayung, Kecamatan Toroh, Kecamatan Geyer, Kecamatan Tawangharjo, Kecamatan Wirosari, Kecamatan Pulokulon, Kecamatan Kradenan dan Kecamatan Gabus. Kawasan rawan kekeringan meliputi sebagian wilayah Kecamatan Ngaringan, Kecamatan Wirosari, Kecamatan Tawangharjo, Kecamatan Gabus, Kecamatan Kradenan, Kecamatan Pulokulon, Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Geyer, Kecamatan Penawangan, Kecamatan Karangrayung, Kecamatan Kedungjati, Kecamatan Brati, Kecamatan Toroh, Kecamatan Grobogan, Kecamatan Tanggungharjo dan Kecamatan Tegowanu.

13 7 01 Mei 2012

14 7 01 Mei 2012

15 Sosial dan Budaya Peningkatan pendidikan merupakan faktor terpenting dalam pembangunan di Indonesia. Baik dilihat dari sudut pandang penduduk sebagai obyek pembangunan maupun sebagai subyek pembangunan. Keberhasilan pembangunan disuatu daerah dapat ditengarai salah satunya dengan tingginya tingkat pendidikan penduduknya. Tentunya hal ini tidak lepas dari sarana pendidikan yang tersedia di daerah tersebut. Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pendidikan adalah terpenuhinya sarana pendidikan seperti jumlah sekolah dan juga tenaga pendidik. Pada tingkat pendidikan SD diketahui ada 851 Sekolah Dasar yang dilayani oleh 4733 guru. Sekolah Dasar yang ada tersebut secara akumulasi memiliki murid, yang berarti rata-rata setiap Sekolah Dasar memiliki 172 murid. Tabel 2.8: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Sarana Pendidikan No Nama Kecamatan Umum Agama SD SLTP SMA SMK MI MTs MA 1 Kedungjati Karangrayung Penawangan Toroh Geyer Pulokulon Kradenan Gabus Ngaringan Wirosari Tawangharjo Grobogan Purwodadi Brati Klambu Godong Gubug Tegowanu Tanggungharjo Jumlah Sumber: Grobogan dalam Angka, 2015 Fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Grobogan antara lain meliputi Rumah Sakit baik yang dikelola pemerintah maupun swasta, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Apotek dan Posyandu. Jika dilihat dari jumlah eksisting fasilitas kesehatan masih belum optimal pelayanannya dan dari segi jumlahnya masih sangat kurang. Fasilitas kesehatan terbesar yaitu rumah sakit jumlahnya hanya 4 (empat) unit dan terletak di Kecamatan Purwodadi. Untuk fasilitas puskesmas persebarannya merata di seluruh kecamatan.

16 Tabel 2.9. Jumlah penduduk miskin per kecamatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2016 No Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK) 1 Kedungjati 8,522 2 Karangrayung 14,335 3 Penawangan 6,735 4 Toroh 13,363 5 Geyer 16,992 6 Pulokulon 28,505 7 Kradenan 18,225 8 Gabus 13,763 9 Ngaringan 15, Wirosari 13, Tawangharjo 11, Grobogan 17, Purwodadi 10, Brati 7, Klambu 4, Godong 9, Gubug 10, Tegowanu 7, Tanggungharjo 6,638 Jumlah 234,396 Sumber: Grobogan Dalama Angka, 2015 Jenis rumah di Kabupaten Grobogan pada tahun 2016 terdiri dari rumah permanen, semi permanen dan non permanen. Jumlah jenis rumah terbanyak didominasi rumah non permanen dengan jumlah unit, sedangkan untuk jenis permanen dan semi permanen berturut- turut sebesar dan unit rumah. Tabel Jumlah rumah per kecamatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2016 Jenis Rumah No Nama Kecamatan Semi Non Jumlah Permanen Permanen Permanen 1 Kedungjati Karangrayung Penawangan Toroh Geyer Pulokulon Kradenan Gabus Ngaringan Wirosari Tawangharjo Grobogan Purwodadi Brati

17 Jenis Rumah No Nama Kecamatan Semi Non Jumlah Permanen Permanen Permanen 15 Klambu Godong Gubug Tegowanu Tanggungharjo Jumlah Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2015 Mengacu pada hasil Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Perkotaan yang merupakan kegiatan Dinas Cipta Karya Tata Ruang & Kebersihan Kabupaten Grobogan Tahun 2011 diperoleh kawasan kumuh di 4 (empat) Kawasan Perkotaan seluas 117,987 hektar dengan perincian sebagaimana berikut : 1. Kawasan kumuh di kawasan perkotaan Godong seluas 17 hektar meliputi Desa Bugel, Desa Godong, Desa Ketitang dan Desa Klampok; 2. Kawasan kumuh di kawasan perkotaan Gubug seluas 11 hektar meliputi Desa Gubug, Desa Kemiri, Desa Kuwaron dan Desa Pranten; 3. Kawasan kumuh di kawasan perkotaan Purwodadi seluas 60,936 hektar meliputi Kelurahan Kuripan, Kelurahan Danyang, Kelurahan Purwodadi, sebagian Desa Ngraji, sebagian Desa Karanganyar, sebagian Desa Getasrejo dan sebagian Desa Menduran; 4. Kawasan kumuh di kawasan perkotaan Wirosari seluas 29,051 hektar meliputi Desa Kelurahan Wirosari dan Kelurahan Kunden.

18 Kelembagaan Pemerintah Daerah Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Grobogan dibentuk dengan peraturan daerah, yaitu : 1. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Susunan Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan; 2. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Susunan Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Grobogan; 3. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Grobogan; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Susunan Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Grobogan. Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Grobogan berbentuk: 1. Sekretariat Daerah; merupakan unsur staf dipimpin oleh sekretaris daerah 2. Sekretariat DPRD; merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD, dipimpin oleh sekretaris dewan 3. Dinas daerah; merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh kepala dinas 4. LEMTEKDA; merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah, dapat berbentuk badan, kantor, dan rumah sakit. Lembaga teknis daerah yang berbentuk badan dipimpin oleh kepala badan, yang berbentuk kantor dipimpin oleh kepala kantor, dan yang berbentuk rumah sakit dipimpin oleh direktur Inspektorat; merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh inspektur 5. Kecamatan; merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten, dipimpin oleh camat, 6. Kelurahan; merupakan wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dalam wilayah kecamatan, dipimpin oleh lurah Selain perangkat daerah tersebut di atas dalam rangka menggerakan perekonomian daerah di Kabupaten Grobogan, telah dibentuk 5 BUMD, yaitu 1. PD BPR BKK Purwodadi 2. PD BPR Purwa Artha 3. PD Purwa Aksara 4. PD Aneka Usaha Pertanian, dan 5. PDAM

19 Tugas Pokok dan Fungsi Sekretaris Daerah, Asisten, Kepala Bagian, Staf Ahli dan Sekretaris DPRD. 1. Sekretaris Daerah Kabupaten Grobogan Sekretaris Daerah mempunyai tugas pokok dan kewajiban membantu Bupati dalam menyusun perumusan kebijakan, mengoordinasikan dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan, pengelolaan keuangan, sarana dan prasarana penyelenggaraan pemerintahan daerah, administrasi, organisasi dan tata laksana, pengelolaan sumberdaya aparatur serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah Asisten Pemerintahan Asisten Pemerintahan mempunyai tugas pokok membantu tugas Sekretaris Daerah dalam melaksanakan dan mengoordinasikan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan dan mengoordinasikan pelaksanaan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang penyelenggaraan pemerintahan umum, otonomi daerah, pemerintahan desa, pertanahan, hukum dan hak azasi manusia serta hubungan masyarakat dan keprotokolan. a. Kepala Bagian Tata Pemerintahan Kepala Bagian Tata Pemerintahan mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pembinaan di bidang penyelenggaraan tata pemerintahan yang meliputi pemerintahan umum, otonomi daerah dan administrasi pertanahan. b. Kepala Bagian Pemerintahan Desa Kepala Bagian Pemerintahan Desa mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman, petunjuk teknis pembinaan di bidang penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan yang meliputi administrasi, kelembagaan, perangkat dan kekayaan desa/kelurahan. c. Kepala Bagian Hukum dan Hak Asazi Manusia Kepala Bagian Hukum dan Hak Asazi Manusia mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang hukum, perundang- undangan, pengkajian produk hukum dan bantuan hukum, mendokumentasikan produk hukum, mempublikasikan serta pengoordinasian pelaksanaan hak azasi manusia di daerah.

20 d. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Keprotokolan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Keprokolan mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang pelaksanaan pembinaan hubungan masyarakat dan layanan keprotokolan pada acara resmi yang bersifat kenegaraan/daerah.

21 1.2. Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas pokok membantu tugas Sekretaris Daerah dalam melaksanakan dan mengoordinasikan pembinaan penyelenggaraan pemberdayaan ekonomi, pelaksanaan pembangunan dan kesejahteraan rakyat, mengoordinasikan pelaksanaaan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang perekonomian, pembangunan, kesejahteraan rakyat serta pengolahan data. a. Kepala Bagian Perekonomian Kepala Bagian Perekonomian mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis dan pembinaan di bidang perekonomian daerah, sumberdaya alam, pertambangan dan energi, sarana prasarana perekonomian, peningkatan produksi pertanian, industri, Badan Usaha Milik Daerah, lembaga keuangan dan pengelolaan/kelestarian lingkungan hidup. b. Kepala Bagian Pembangunan Kepala Bagian Pembangunan mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang pelaksanaan dan penyelenggaraan pembangunan di daerah. c. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas pokok pengoordinasian bahan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan pembangunan di bidang kesejahteraan rakyat, kehidupan beragama, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, pemuda, olah raga, pariwisata dan penanganan masalah sosial. d. Kepala Bagian Pengolahan Data Kepala Bagian Pengolahan Data mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis bidang pengolahan data, pengembangan program jaringan dan sistem komunikasi dan informasi data.

22 1.3. Asisten Administrasi Asisten Administrasi mempunyai tugas pokok membantu tugas Sekretaris Daerah dalam melaksanakan dan mengoordinasikan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan pemerintahan dan kebijakan daerah bidang administrasi, pendayagunaan aparatur, organisasi dan ketatalaksanaan, kepegawaian, keuangan, ketatausahaan pimpinan, umum, perlengkapan dan asset daerah serta persandian. a. Kepala Bagian Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Kepala Bagian Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kebijakan daerah di bidang organisasi, kelembagaan daerah, ketatalaksanaan, pendayagunaan aparatur dan akuntabilitas kinerja yang meliputi penataan kelembagaan perangkat daerah, pelaksanaan analisis jabatan, penetapan formasi jabatan, naskah kedinasan, penyusunan standar kompetensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sumberdaya aparatur serta pengelolaan administrasi kepegawaian di lingkungan Sekretariat Daerah. b. Kepala Bagian Keuangan Kepala Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan perumusan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang pengelolaan keuangan, perencanaan anggaran, perbendaharaan, verifikasi, akuntansi dan pelaporan, serta mengoordinasikan administrasi pengelolaan keuangan sesuai peraturan perundang- undangan di bidang keuangan di lingkungan Sekretariat Daerah. c. Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan administrasi umum di bidang Tata Usaha Pimpinan yang meliputi Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah dan Asisten Sekretaris Derah.

23 d. Kepala Bagian Umum Kepala Bagian Umum mempunyai tugas pokok mengoordinasikan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang administrasi umum, kesekretariatan, sandi dan telekomunikasi, rumah tangga, perlengkapan dan pemeliharaan. 2. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Sekretariat Daerah mempunyai tugas dan tanggung jawab membantu sebagian tugas Sekretaris Daerah dalam melaksanakan kegiatan teknis sesuai dengan keahlian, keterampilan dan spesialisasinya masing-masing dan bersifat mandiri. 3. Staf Ahli Bupati 3.1. Staf Ahli Bupati Bidang Hukum dan Politik Staf Ahli Bupati Bidang Hukum dan Politik mempunyai tugas pokok melakukan telaahan, kajian dan memberikan saran, masukan serta pertimbangan kepada Bupati di bidang hukum dan politik Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan mempunyai tugas pokok melakukan telaahan, kajian dan memberikan saran, masukan serta pertimbangan 3.3. Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan mempunyai tugas pokok melakukan telaahan, kajian dan memberikan saran, masukan serta pertimbangan kepada Bupati di bidang pembangunan.

24 3.4. Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia mempunyai tugas pokok melakukan telaahan, kajian dan memberikan saran, masukan serta pertimbangan kepada Bupati di bidang kemasyarakatan dan sumberdaya Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan, Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan mempunyai tugas pokok melakukan telaahan, kajian dan memberikan saran, masukan serta pertimbangan kepada Bupati di bidang ekonomi dan keuangan. 4. Sekretaris DPRD Kabupaten Grobogan Sekretaris DPRD mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan menyediakan serta mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah Dasar keberadaan dinas yang ada di Kabupaten Grobogan adalah Peraturan Daerah No 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Dinas-Dinas Daerah, dimana di dalam Peraturan Daerah ini dinas-dinas yang ada di lingkungan Kabupaten Grobogan adalah: 1. Dinas Pendidikan, 2. Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Olahraga; 3. Dinas Kesehatan; 4. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi; 5. Dinas Perhubungan, Informasi, dan Transmigrasi; 6. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 7. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 8. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi; 9. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura; 10. Dinas Peternakan dan Perikanan; 11. Dinas Kehutanan dan Perkebunan; 12. Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan; 13. Dinas Pengairan; 14. Dinas Bina Marga; dan 15. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

25 Sedangkan berdasar pada Peraturan Daerah No 9 tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Lembaga Teknis Daerah, maka Lembaga Teknis Daerah yang ada di Kabupaten Grobogan terdiri dari: 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, selanjutnya dapat disebut Bappeda; 2. Badan Kepegawaian Daerah, selanjutnya dapat disebut BKD; 3. Inspektorat Daerah, selanjutnya dapat disebut Inspektorat; 4. Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindangan Anak dan Keluarga Berencana; 5. Badan Pemberdayaan Masyarakat; 6. Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat, selanjutnya dapat disebut Bakesbanglinmas; 7. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu selanjutnya dapat disebut BPPT; 8. RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiharjo; 9. Badan Ketahanan Pangan, selanjutnya dapat disebut BKP; 10. Badan Lingkungan Hidup, selanjutnya dapat disebut BLH; 11. Kantor Perpustakaan Daerah; 12. Kantor Arsip Daerah; dan 13. Kantor Satpol PP.

26 Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Grobogan

27 Gambar 2.2 : Bagan Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan & Pengelolaan Sanitasi di Kabupaten Grobogan

28 2.2. KEMAJUAN PELAKSANAAN SSK SSK adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi tentang potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK Kabupaten Grobogan merupakan penjabaran dari strategi sanitasi yang memuat empat sub sektor pilar utama sanitasi yaitu sub sektor air limbah domestik, sub sektor persampahan, sub sektor drainase, dan sub sektor PHBS. Penyusunan dokumen SSK Kabupaten/Kota ini berdasarkan Buku Putih Sanitasi (BPS) di mana BPS sebagai dokumen yang memuat data dasar kondisi sanitasi Kabupaten/Kota saat ini. Kedudukan SSK diantara dokumen perencanaan di bidang sanitasi lainnya yang terdapat di Kabupaten Grobogan adalah sebagai pelengkap dan penyempurna dokumen-dokumen perencanaan bidang sanitasi yang telah ada, seperti : 1. SSK Kabupaten Grobogan merupakan pelengkap dari dokumen perencanaan resmi yang ada di Kabupaten Grobogan, seperti RPJMD tahun , Renstra SKP tahun dan Renja SKPD tahun 2016; 2. SSK Kabupaten Grobogan merupakan penjabaran secara lengkap sebagian dari RPIJM tahun khususnya dalam bidang sanitasi (air limbah, persampahan dan drainase); 3. SSK Kabupaten Grobogan akan menjadi masukan bagi penyusunan RPJMD untuk kepala daerah periode berikutnya ( ); 4. Penyusunan SSK Kabupaten Grobogan mengacu pada dokumen perencanaan tata ruang wilayah (RTRW tahun ) Kabupaten Grobogan, khususnya berkaitan dengan zonasi pembangunan sarana sanitasi.

29 Air Limbah Domestik Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, selain visi dan misi sanitasi juga diperlukan penajaman dari visi dan misi tersebut yang dituangkan menjadi sebuah tujuan, sasaran serta strategi untuk mewujudkan visi dan misi yang telah disusun. Di dalam sub sektor air limbah domestik, terdapat beberapa tujuan dan sasaran serta strategi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.9 Kemajuan Pelaksanaan SSK bidang Air Limbah Domestik SSK Tahun SSK (saat ini) Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini (2016) (1) (2) (3) (4) Optimalisasi dan Mengoptimalkan pengelolaan air limbah di perkotaan dan perdesaan yang bersih, sehat dan berwawasan lingkungan untuk perbaikan kesehatan masyarakat efektifitas pelayanan penyedotan lumpur tinja ke IPLT Ngembak dengan menambah cakupan pelayanan dari 11,4% menjadi 40% pada Tahun Berkurangnya praktek BABS menjadi 25 % di wilayah Kabupaten Grobogan pada tahun 2017 Meningkatkan cakupan kepemilikan jamban keluarga dengan penggunaan tangki septik dari 56.7% menjadi 76.3% pada akhir tahun Meningkatnya jumlah dan cakupan layanan pengelolaan air limbah secara komunal dari 20 unit menjadi 100 unit di Tahun 2016 di Kabupaten Grobogan sudah 0% BABS Tahun 2016 di Kabupaten Grobogan yang menggunakan Tangki septik individual berkisar 76.3% Cakupan layanan eksisting sekitar 0.1% Tahun 2016 IPLT Ngembak sedang dilakukan Revitalisasi Kabupaten Grobogan telah ODF di tahun 2016, artinya sudah tidah ada masyarakat yang melakukan BABS Tahun 2016 di Kabupaten Grobogan yang menggunakan Tangki septik individual berkisar 76.3% Cakupan layanan Ipal Komunal di Kabupaten Grobogan berkisar 600 KK

30 SSK Tahun SSK (saat ini) Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini (2016) (1) (2) (3) (4) wilayah padat kumuh Pengembangan perangkat peraturan perundangan dan perencanaan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan pembangunan prasarana dan sarana air limbah pemukiman. meningkatkan peran serta dan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan air limbah miskin di akhir tahun 2021 Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala perkotaan pada akhir tahun 2017 Meningkatkan anggaran Anggaran APBD/APBD- Desa untuk air limbah sebesar 3% pada tiap tahunnya Meningkatkan jumlah dana sektor swasta baik dengan dana CSR maupun penanaman modal investasi Peningkatan Jumlah Jamban yang dibangun secara swadaya/nonsubsidi oleh masyarakat sebesar 10 Milyar selama lima tahun sampai Tahun 2021 Sumber: Pokja AMPL Kabupaten Grobogan Tahun 2016

31 Pengelolaan Persampahan Di dalam sub sektor persampahan, terdapat beberapa tujuan dan sasaran serta strategi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.10 Kemajuan Pelaksanaan SSK bidang Pengelolaan Persampahan SSK Tahun SSK (saat ini) Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini (2016) (1) (2) (3) (4) Peningkatan sampah wilayah perkotaan yang dapat terangkut/dikelola di TPA menjadi 80% di Peningkatan tahun 2021 cakupan pelayanan Penyediaan sarana pengelolaan prasarana TPST persampahan (tempat pengolahan perkotaan sampah terpadu) di 6 (enam) ibu kota kecamatan pada tahun 2021 Penetapan Perda dan Perbup yang mengatur pedoman teknis tentang pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana Pengembangan persampahan pada kelembagaan, Tahun peraturan dan perundangan Meningkatkan Status dan kapasitas institusi pengelola dalam penerapan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat Pengurangan sampah Meningkatnya partisipasi masyarakat

32 SSK Tahun SSK (saat ini) Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini (2016) (1) (2) (3) (4) semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya dalam pengelolaan sampah dengan sistem 3R skala rumah tangga dari 1,7 % menjadi 5% pada tahun 2021 Terbentuknya dan terbinanya kelompok pengelola sarana prasarana persampahan di lingkungan permukiman dan sekolah. Meningkatnya jumlah dana dari APBD Propinsi dan APBN sebesar 10 Milyar dalam peningkatan pengelolaan Pengembangan Persampahan di alternatif sumber Kabupaten Grobogan pendanaan pada Tahun Meningkatnya dana CSR dan investasi sektor swasta dalam pengelolaan persampahan Sumber: Pokja AMPL Kabupaten Grobogan Tahun 2016

33 Drainase Perkotaan Di dalam sub sektor drainase, terdapat beberapa tujuan dan sasaran serta strategi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.11 Kemajuan Pelaksanaan SSK bidang Drainase Perkotaan SSK Tahun SSK (saat ini) Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini (2016) (1) (2) (3) (4) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan peraaturan perundangaundangan mengenai Drainase Lingkungan Meningkatkan perencanaan pengelolaan sistem drainase secara menyeluruh dan terpadu dalam penanganan banjir dan genangan. Berkurangnya luas genangan di Kabupaten Grobogan memprioritaskan penanganan di wilayah permukiman di akhir Tahun 2017 Meningkatnya intensitas upaya penyadaran Perilaku Hidup Tersedianya Regulasi drainase lingkungan pada tahun Tersedianya dokumen perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi di akhir tahun 2017 Berkurangnya luas genangan di Kabupaten Grobogan sebesar 15% dengan memprioritaskan penanganan di wilayah permukiman di akhir Tahun 2017 Meningkatnya peran media dan masyarakat dalam penyadaran perilaku hidup bersih

34 SSK Tahun SSK (saat ini) Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini (2016) (1) (2) (3) (4) Bersih dan Sehat secara terus menerus di sub drainase dan sehat di 30 desa/kelurahan rawan banjir pada akhir tahun lingkungan. Pengembangan alternatif sumber pendanaan Meningkatnya jumlah dana dari APBD Propinsi dan APBN sebesar 5 Milyar dalam peningkatan pengelolaan Persampahan di Kabupaten Grobogan pada Tahun Sumber: Pokja AMPL Kabupaten GroboganTahun 2016

35 2.3. PROFIL SANITASI SAAT INI Pembangunan di Kabupaten Grobogan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan yang berkelanjutan agar mekanisme pengelolaan, pemanfaatan sumber daya yang ada diharapkan akan bermuara kepada kualitas lingkungan yang memenuhi standar kehidupan. Persoalan penting yang memerlukan prioritas penanganan dalam peningkatan kualitas lingkungan adalah pengelolaan sanitasi, baik sanitasi dalam kedudukan sebagai salah satu kegiatan sektoral yang menjadi bagian dari program pengelolaan lingkungan maupun sanitasi sebagai bagian dari sistem pengembangan kawasan di wilayah permukiman. Sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan, peningkatan kualitas sanitasi di Kabupaten Grobogan lebih difokuskan kepada upaya peningkatan kualitas sanitasi yang berbasis masyarakat. Sedangkan sebagai subsistem pengembangan kawasan, peningkatan kualitas sanitasi di Kabupaten Grobogan difokuskan kepada penataan drainase lingkungan, pengelolaan persampahan dan pencegahan kontaminasi terhadap air tanah oleh limbah hasil kegiatan manusia khususnya di lingkungan pemukiman yang padat penduduk dan atau pusat-pusat kegiatan masyarakat serta peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas penyediaan air minum bagi masyarakat. Seiring dengan aktifitas pembangunan yang meningkat dengan bertambahnya penduduk akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, apabila tidak dikelola dengan baik maka akan dapat menimbulkan masalah di bidang sanitasi. Hal ini akan menyebabkan adanya pencemaran lingkungan, menurunnya kualitas lingkungan dan estetika serta kemungkinan timbulnya penyakit sehingga merugikan masyarakat di sekitarnya. Kebiasaan masyarakat membuang sampah dan limbah rumah tangga ke saluran drainase, sungai-sungai dan pada tempat-tempat yang bukan peruntukannya ikut memperburuk kondisi sanitasi di Kabupaten Grobogan. Dari semua persoalan sanitasi di Kabupaten Grobogan, penyebab utamanya adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang sanitasi yang berakibat kepada kurangnya kesadaran terhadap pentingnya sanitasi dalam kehidupan.

36 2.3.1 Pengelolaan Air Limbah Domestik Kelembagaan Undang-Undang Republik Indonesia 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air; 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Utilitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Keputusan Menteri Republik Indonesia 1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih; 2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

37 Petunjuk Teknis 1. Petunjuk Teknis Nomor KDT Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan; 2. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi Pengolahan Air Sistem Berpindah-pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik; 3. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis engelolaan Drainase Perkotaan; 4. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus; 5. Petunjuk Teknis Nomor KDT Man P judul Manual Teknis MCK. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Perda Kabupaten Grobogan No. 9 Tahun 2007 tentang Retribusi Penyedotan Kakus. Aspek Institusional Instansi Pemerintah Kabupaten Grobogan yang menangani dan terkait dalam pengelolaan limbah cair antara lain: Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Grobogan.

38 Sistem dan Cakupan Pelayanan Pengelolaan air limbah permukiman dapat dilakukan dengan sistem on-site atau sistem off-site atau kombinasi dari kedua sistem ini : Sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site system) adalah sistem penanganan air limbah domestik melalui jaringan pengumpul yang diteruskan ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Sistem off-site diterapkan pada kawasan Kepadatan > 100 org/ha Bagi kawasan berpenghasilan rendah dapat menggunakan sistem septic tank komunal (descentralised water treatment) dan pengaliran dengan konsep perpipaan shallow sewer. Dapat juga melalui sistem kota/modular bila ada subsidi tarif. Bagi kawasan terbatas untuk pelayanan sambungan rumah disarankan menggunakan basis modul. Sistem ini hanya menggunakan 2 atau 3 unit pengolahan limbah yang paralel. Sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) adalah sistem penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara individual dan atau komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan, yang pengolahannya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber. Sistem on-site diterapkan pada: Kepadatan < 100 org/ha Kepadatan > 100 org/ha sarana on site dilengkapi pengolahan tambahan seperti kontak media dengan atau tanpa aerasi Jarak sumur dengan bidang resapan atau cubluk > 10 m Instalasi pengolahan lumpur tinja minimal untuk melayani penduduk urban > jiwa atau bergabung dengan kawasan urban lainnya

39 Sistem Terpusat/Off-site System Kabupaten Grobogan tidak memiliki sistem pengolahan air limbah terpusat (IPAL terpusat). Hal ini disebabkan kepadatan penduduk dan kondisi topografi Kabupaten Grobogan tidak memungkinkan untuk dibangunnya sarana IPAL terpusat. Kabupaten Grobogan sudah mempunyai Unit Pengolah Lumpur Tinja (IPLT), IPLT ini ibangun pada tahun 1999 di area TPA Ngembak. Jumlah personel yang bertugas dalam operasional IPLT berjumlah 2 (dua) orang dari Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Grobogan. IPLT Ngembak didesain mampu mengolah limbah lumpur tinja sebanyak 15 m3/hari. Jumlah ini hanya mampu melayani sekitar 15% dari jumlah penduduk Kabupaten Grobogan. Sistem Pengolahan lumpur tinja di IPLT Grobogan menggunakan rangkaian pengolahan fisik-biologis, dengan unit pengolahan tangki imhoff, kolam anaerobik, kolam fakultatif, kolam maturasi, dan bak pengering lumpur. Kondisi pelayanan di IPLT Ngembak belum optimal, dimana masih dijumpai kerusakan/retak bangunan pada beberapa bagian. Gambar 3.2. IPLT di Area TPA Ngembak Kondisi cakupan pelayanan Air Limbah (penyedotan tinja) untuk Kabupaten Grobogan yang dilaksanakan oleh Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Grobogan sangat minimal, dikarenakan keterbatasan sarana dan prasara serta masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan tanki septic sesuai standar kesehatan, maka diperkirakan sedikit dari jumlah total penduduk Kabupaten Grobogan yang mampu dilayani. Untuk pelayanan pengangkutan tinja, sementara ini hanya dilayani oleh 2 mobil tinja, yaitu 1 dari Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Grobogan dan 1 mobil tinja swasta.

40 Sistem IPAL Komunal IPAL dengan sistem komunal tidak terlalu banyak terdapat di Grobogan. Paling tidak ada empat lokasi di Grobogan. Keempat lokasi tersebut dibangun dengan skema Pembangunan Sarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM). Pada tahun 2010 telah dilakukan kegiatan SLBM di 4 (empat) Kecamatan yaitu : Kec. Brati (Ds. Menduran, Ds. Katekan), Kec. Ngaringan (Ds. Sarirejo, Ds. Kalangdosari, Ds. Sendangrejo, Ds. Trowolu), Kec. Wirosadi (Ds. Mojorejo), Kec. Karangrayung (Ds. Jetis, Ds. Karangsono, Ds. Cekel) Teknologi yang digunakan untuk IPAL Komunal program SLBM menggunakan skema pengolahan dengan menggunakan komponen: 1. Komponen toilet berupa inlet dari rumah berasal dari WC, kamar mandi, dapur dan cucian. Air limbah dapur dilengkapi dengan grease trap 2. Komponen pemipaan sekunder dari rumah ke pipa utama (house connection) menggunakan pipa PVC dilengkapi bak kontrol 3. Komponen pemipaan utama menggunakan PVC dilengkapi bak kontrol 4. Komponen IPAL terdiri atas inlet, bak sedimentasi, baffle reaktor dan anaerobik filter 5. Komponen pembuangan: sungai Gambar 3.3. Konstruksi IPAL Komunal di Desa Jetis Kec. Karangrayung yang dibangun Tahun Sistem setempat/on-site system Pada sistem onsite ada dua jenis sarana yang digunakan untuk menampung kotoran tinja manusia yaitu cubluk dan septik tank. Cubluk adalah lubang yang digali didalam tanah dengan diameter 1.5 m sedalam 2m dan biasanya diberi dinding batu kosong untuk memudahkan penyerapan air ke dalam tanah. Air dan kotoran dari kakus dialirkan ke dalam lubang ini. Adapun kriteria pemakaian cubluk adalah sebagai berikut : 1) Mempunyai lahan pekarangan cukup (>500 m2) 2) Ditempatkan berjarak > 10 m dari sumber air 3) Kedalaman air tanah > 3 m 4) Dasar galian berjarak > 50 cm dari muka air tanah 5) Jenis tanah tidak mudah longsor

41 6) Digunakan diperumahan dengan kepadatan penduduk rendah dan di pedesaan 7) Diupayakan tidak dimasuki air hujan dan air permukaan 8) Ditutup agar tidak bau dan tidak dimasuki serangga (lalat dan nyamuk) 9) Dihubungkan dengan kakus yang menggunakan leher angsa 10) Perencanaan lubang cubluk untuk dapat menampung lumpur anggota rumah tangga dengan rate 30 ltr/org.thn 11) Lubang diuruk setelah penuh dan dibiarkan lumpur jadi kompos selama setengah tahun 12) Kompos dapat dikeluarkan dan kemudian dijadikan pupuk, dan kemudian lubang tersebut dapat dipergunakan kembali 13) Ketika lubang cubluk penuh dan menunggu proses pengkomposan, perlu disediakan cubluk cadangan/baru. Septic tank adalah bak di dalam tanah dari pasangan batu kedap air yang terdiri dari dua kompertemen yang dibatasi oleh sekat berlubang utuk meningkatkan effisiensi pengendapan. Bangunan septic tank dilengkapi bidang peresapan air. Air dan kotoran dari kakus dialirkan ke bak ini, dan kemudian terjadi proses pengendapan yang memisahkan antara lumpur dan cairan/supernatan. Air kemudian dialirkan ke bidang peresapan (terdiri dari batu koral dilapisi ijuk) untuk diresapkan ke dalam tanah. Lumpur kotoran pada septic tank berakumulasi sampai penuh (biasanya s/d 2 tahun) untuk siap di sedot oleh truk tinja dan dibawa ke Instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT). Adapun kriteria penggunaan septic tank adalah sebagai berikut : 1) Pembuatannya memerlukan cukup pendanaan. 2) Dilengkapi dengan bidang resapan untuk meresapkan cairan supernatan yang keluar dari tangki septik. 3) Bagi kepadatan hunian dengan > 100 org/ha dan belum ada sistem sewerage dan sistem komunal, maka bidang resapan perlu digantikan dengan anaerobik bio filter. 4) Luas dan dalam bidang resapan tergantung permeabilitas tanahnya yg dilhitung dari hasil tes perkulasi. 5) Bagi daerah yang muka air tanahnya tinggi (kawasan pasang surut) dianjurkan penggunaan septic tank vertikal dan dilengkapi bio filter. 6) Kondisi air payau akan mempengaruhi degradasi bahan organik yang prosesnya lebih lambat, maka proses di septic tank dan biofilter harus kedap terhadap air payau.

42 Diagram Sistem Sanitasi (DSS) Pengelolaan Air Limbah Domestik A B C D E F Input User Interface Penampungan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan/ Daur Kode/Nama Aliran Ulang - - Air Limbah (AL 1) WC Sentor Tangki Septik Sungai - - Air Limbah (AL 2) WC Sentor Tangki Septik Tanah Air Limbah (AL 3) Jumbleng Sungai Truk Tinja - Air Limbah (AL 4) WC Sentor Tangki Septik (Swasta) IPLT WC Sentor - - Septick tank/ IPAL Komunal Sungai Air Limbah (AL 5)

43 A B C D E F Input User Interface Penampungan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan/ Daur Kode/Nama Aliran Ulang Air Limbah (AL 6) WC Sentor Sungai MCK Umum/ MCK Plus - - Septick tank/ IPAL Komunal Sungai Air Limbah (AL 7) Grey Water (Air Curah dari dapur,air untuk - - Air Limbah (AL 8) Pembuangan langsung Tangki Septik Sungai mandi, air cucian pakaian Air Limbah (AL 9) Pembuangan Kamar Mandi Sungai Air Limbah (AL 10) Pembuangan Air Cuci Pakaian Sungai

44 A B C D E F Input User Interface Penampungan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan/ Daur Kode/Nama Aliran Ulang Air Limbah (AL 11) Pembuangan Cucian Dapur Tanah Sumber : POKJA Sanitasi/AMPL Kab. Grobogan 2016

45 Tabel 2.15 Cakupan layanan air limbah domestik saat ini di Kabupaten Grobogan Akses Layak (KK) No Nama Kec Jml Penduduk (KK) On-Site Off-Site Tangki Tangki Tangki Septik MCK Septik IPAL IPAL IPAL Septik Komunal *** Komunal Komunal Kawasan Kota Individual ( 10KK) ( 10KK) (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) Akses Dasar (KK) Tangki Saptik Individual Belum Aman *** 1 Kec. Kedungjati Kec. Karangrayung Kec. Penawangan Kec. Toroh Kec. Geyer Kec. Pulokulon Kec. Kradenan Kec. Gabus Kec. Ngaringan Kec. Wirosari Kec. Tawangharjo Kec. Grobogan Kec. Purwodadi Kec. Brati Kec. Klambu Kec. Godong Kec. Gubug Kec. Tegowanu Kec. Tanggungharjo Cubluk BABS (KK) *

46 No Jenis Tabel 2.16 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik Satuan Jumlah/ Kapasitas Berfungsi Kondisi Tdk berfungsi Keterangan (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) SPAL Setempat (Sistem On-Site) Tangki Septik Komunal < 10 1 KK 2 MCK unit 3 Truck Tinja unit 4 IPLT : Kapasitas M3/hari SPAL Terpusat (Sistem Off-Site) 1 Tangki Septik Komunal >10 2 KK Ipal Komunal unit 3 Ipal Kawasan unit 4 Ipal Terpusat Tahap Pelaksanaan : Lokasi : 2015 Study Kelayakan : 2015 DED : 2016 Pembangunan : 2017 Pengadaan Armada & OP : 2018 Sumber: Instrumen Sanitarian dan Bappeda Kab Grobogan Tahun 2016

47 Peta 3.1 Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik

48 Tabel Sistem Pengelolaan Air Limbah yang ada di Kabupaten Grobogan Kelompok Fungsi Teknologi yang digunakan Jenis Data (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data a b Sekunde C D e User Interface SLBM Komunal Jumlah 20 unit (5.776 DCTRK Jiwa) User Interface Tempat Cuci Makanan / Piring Jumlah 53,4 % total Penduduk Survey EHRA User Interface WC Jongkok dan WC Duduk Jumlah 71,3 % total Penduduk Survey EHRA User Interface WC helikopter dan Pembuangan Jumlah 5 % total Penduduk Survey EHRA langsung(kebun,sawah) Penampungan Awal Tangki Septik Jumlah 68 % total Penduduk Survey EHRA Penampungan Awal Jumbleng Jumlah 21 % total Penduduk Dinkes Pengaliran Truck Tinja juml ah arm ada Pengolahan IPLT Nama Akhir IPLT Kapasita Pembuanga Sungai s NA n/ Daur MA Ulang Pembuanga SUN n/ Daur Ulang 1 bh (3000 lt) milik Pemkab, 4 bh (3000 lt) milik swasta Ngembak DCTRK dan Survey SSA DCTRK 15 m3/hari DCTRK S. Tuntang, S. DCTRK Serang, S. Lusi Kompos Jumlah 3 m3/bln DCTRK Sedangkan menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, Fasilitas sanitasi individual terutama sarana buang air besar telah mencapai unit (71,64%) yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten Grobogan. Pada umumnya masyarakat merasa puas dengan fasilitas sanitasi tersebut kecuali jamban cemplungan/cubluk terbuka, yang sering menimbulkan bau tidak enak serta lalat dan nyamuk. Tabel 3.23 merangkum jumlah KK yang memiliki sarana dan mempunyai akses terhadap jamban di Kabupaten Grobogan. Membuang limbah air mandi, cuci dan dapur langsung ke saluran drainase masih sering dijumpai. Kebiasaan ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip sanitasi yang baik, dan oleh karena itu kebiasaan ini harus ditinggalkan. Tabel 3.23 Jumlah KK yang memiliki Sarana dan Akses Jamban di Kabupaten Grobogan NO Puskesmas Puskesmas Jiwa Jumlah KK jml KK memiliki jamban Jamban Jml pendd Akses jamban Sehat % TOTAL % Sehat % 1 Kedungjati Kedungjati , , ,56 2 Tanggungharjo Tanggungharjo , , ,29 3 Karangrayung Karangrayung I , , ,00 Karangrayung II , , ,00

49 NO Puskesmas Puskesmas Jamban Jumlah jml KK memiliki Jml pendd Akses jamban jamban Jiwa KK Sehat % TOTAL % Sehat % 4 Penawangan Penawangan I , , ,00 Penawangan II , , ,00 5 Toroh Toroh I , , ,55 Toroh II , , ,45 6 Geyer Geyer I , , ,74 Geyer II , , ,37 7 Pulokulon Pulokulon I , , ,86 Pulokulon II , , ,27 8 Kradenan Kradenan I , , ,00 Kradenan II , , ,00 9 Gabus Gabus I , , ,54 Gabus II , , ,91 10 Ngaringan Ngaringan , , ,52 11 Wirosari Wirosari I , , ,00 Wirosari II , , ,00 12 Tawangharjo Tawangharjo , , ,99 13 Grobogan Grobogan , , ,74 14 Purwodadi Purwodadi I , , ,64 Purwodadi II , , ,02 15 Brati Brati , , ,82 16 Klambu Klambu , , ,00 17 Godong Godong I , , ,57 Godong II , , ,43 18 Gubug Gubug I , , ,01 Gubug II , , ,61 19 Tegowanu Tegowanu , , , , , ,18 Sumber : Dinas Kesehatan, 2012 Note : 1. jamban sehat : jamban permanen maupun jumbleng tertutup (tdk dapat dihinggapi lalat) yang memiliki jarak minimal 10 m dari sumber air tanah dan minimal 3 m dari muka air tanah 2. Wilayah diluar dampingan Plan Indonesia

50 Tabel 3.24 Jumlah Keluarga yang mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH JUMLAH NO KECAMATAN PUSKESMAS KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA MEMILIKI SEHAT KELUARGA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Kedungjati Tanggungharjo Karangrayung Penawangan Toroh Geyer Pulokulon Kradenan Gabus Ngaringan Wirosari Tawangharjo Grobogan Purwodadi Brati Klambu Godong Gubug Tegowanu Kedungjati Tanggungharjo Karangrayung I Karangrayung II Penawangan I Penawangan II Toroh I Toroh II Geyer I Geyer II Pulokulon I Pulokulon II Kradenan I Kradenan II Gabus I Gabus II Ngaringan Wirosari I Wirosari II Tawangharjo Grobogan Purwodadi I Purwodadi II Brati Klambu Godong I Godong II Gubug I Gubug II Tegowanu ,0 27,3 60,2 79,3 51,6 59,8 33,1 89,8 74,4 46,4 74,7 60,7 55,5 6,6 72,5 36,9 81,6 61,6 50,1 56,8 92,5 71,9 70,4 97,2 27,3 20,7 83,1 49,2 83,4 35, ,6 21,4 13,7 10,3 22,6 13,4 40,8 7,2 14,3 37,5 17,4 40,4 27,7 32,3 12,6 11,4 13,1 23,7 4,2 26,8 87,2 70,7 19,8 14,5 18,0 44,2 10,3 16,2 91,0 11, JUMLAH (KAB/KOTA) , , ,0 Sumber : Profil Kesehatan daerah Kab. Grobogan ,8 41,7 68,4 35,5 57,3 38,8 78,3 30,7 64,5 22,5 86,7 68,5 57,8 71,4 40,8 46,0 44,5 50,1 25,8 45,2 82,9 71,9 55,3 89,1 43,9 75,3 28,8 89,7 61,5 31, Kesadaran Masyarakat dan PMJK Peran serta serta masyarakat dan gender dalam penanganan limbah cair di Kabupaten Grobogan dalam pengolahan air limbah dapat di kategorikan sebagai berikut : a. Bagi masyarakat yang sudah sadar dan mampu secara finansial untuk penanganan limbah cair tidak mengalami kesulitan, artinya secara teknis dan kebutuhan sarana prasarana dapat secara langsung disediakan oleh si pemrakarsa. b. Bagi masyarakat yang belum sadar dan mayoritas tidak mampu (secara finansial) sangat sulit untuk penanganan limbah cair di lingkungannya hal ini keterbatasan akan kesadaran dan biaya yang harus dikeluarkan. Secara keseluruhan Peran serta masyarakat dan gender dalam penanganan limbah cair di Kabupaten Grobogan dalam pengolahan air limbah belum maksimal, masih mengandalkan kegiatan atau proyek dari Pemerintah Kabupaten Grobogan, baik penyediaan sarana prasarana maupun perawatannya. Beberapa kegiatan yang pernah dilakukan oleh pemerintah pusat, provinsi maupun daerah untuk menstimulasi pemberdayaan peran serta masyarakat dalam sektor sanitasi sebenarnya sudah banyak.

51 Contoh beberapa kegiatan yang ada telah menunjukkan respon yang positip dari masyarakat dan relatif cukup berhasil adalah sebagai berikut : 1. kegiatan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dan Pamsimas Komponen B. Program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Sampai periode Juni 2012 lalu program ini telah menjangkau 10 kecamatan di Kabupaten Grobogan. Hasil yang telah dicapai sebanyak Kepala Keluarga yang telah membangun jamban sehat tanpa subsidi pemerintah. Bila itu diestimasi maka partisipasi masyarakat dengan swadaya murni melalui program ini mencapai Rp 12 milyar 2. kegiatan SLBM (Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat). Program SLBM (Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat) adalah program yang diluncurkan oleh pemerintah pusat dengan mekanisme sumber pendanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat miskin dalam mengakses sarana jamban sehat. Program ini dilakukan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat merasa lebih menghargai dan memiliki sarana tersebut apabila kelak sudah terbangun.

52 Tabel 3.25 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat No Sub Sektor 1. Air Limbah Domestik: Onsite Individual 2. Air Limbah Domestik: Onsite Individual 3. Air Limbah Domestik: Onsite Individual 4. Air Limbah Domestik: Onsite Individual 5. Air Limbah Domestik: Onsite Individual 6. Air Limbah Domestik: Onsite Komunal Nama Program / Proyek / Layanan Program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) Pamsimas (Pelayanan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) P2KP/PNPM-MP/PNPM Perdesaan. Dengan sasaran pembangunan jamban sehat untuk Program Fasilitasi Stimulan Perbaikan Kualitas Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat. (Sumber dana :Bantuan Provinsi Gemasutra (Gerakan Masyarkat Menuju Sehat Sejahtera) Program SLBM (Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat) Pelaksana/PJ Dinas Kesehatan, Bappeda, Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan bekerjasama dengan NGO Plan International Dinas Kesehatan, Bappeda, bekerjasama dengan NGO Plan International Indonesia Kondisi Sarana Saat ini Aspek PMJK Tahun Mulai Tidak Fungsi Rusak PM JDR MBR Fungsi 2008 v v v v 2009 v v v v Bappeda, dan Bappermas v v v v Bappeda, dan Bappermas v v v v Lintas sektor dengan leading sektor dari BP3AKB Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan 2009 v v v V 2009 v v V

53 Tabel Pengelolaan Sarana Jamban Keluarga dan MCK oleh Masyarakat Jumlah Jumlah MCK dengan IPAL Komunal Tahun MCK Pddk miskin Jamban Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Masyarakat No. Des/Kecamatan RT RW (KK) Keluarga RT RW CBO Penerima Program dibangun 1 Kecamatan Ngaringan - Desa Trowolu Desa Sendangrejo Desa Sarirejo Desa Kalangdosari Kec. Wirosari - Desa Mojorebo Kec. Karangrayung - Desa Jetis Desa Karangsono Desa Cekel Desa Dempel Desa Ketro Desa Sendangharjo Desa Nampu Dikelola RT Jumlah Sanimas Dikelola RW Dikelola CBO Dikelola Lainnya Tahun Sanimas dibangun 4 Kec. Brati - Desa Menduran Desa Katekan Desa Kronggen Desa Lemahputih Desa Temon Kec. Klambu - Desa Klambu Desa Kandangrejo Desa Jenengan

54 Pemetaan Media Studi media merupakan salah satu studi yang dilakukan oleh pokja Sanitasi Kabupaten Grobogan dalam rangka melengkapi data untuk buku putih. Studi media dilakukan dengan tujuan: 1. Mengetahui pengalaman-pengalaman dan kapasitas pemerintah kabupaten dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pemasaran sosial termasuk di sini adalah media yang digunakan, jenis kegiatan, isu-isu yang diangkat, khalayak sasaran dan catatan pembelajarannya 2. Mengetahui pandangan media massa terhadap isu-isu sanitasi yang akan diangkat oleh pemda dan peluang-peluang kerjasama dengan media massa 3. Mengetahui pola pencarian informasi rumah tangga terkait dengan isu-isu kesehatan dan isu sosial lainnya 4. Mendapatkan informasi mengenai konsumsi dan preferensi media dan kegiatankegiatan kemasyarakatan khalayak yang potensial menjadi saluran komunikasi isu-isu sanitasi. Selain itu manfaat lain dari studi ini adalah terinformasikannya program pembangunan sanitasi kabupaten, pokja SANITASI kabupaten kepada nara sumber yang diwawancarai (instansi pemerintah dan media massa). Mengingat studi media memerlukan update sebelum kampanye dilakukan, metode yang digunakan adalah metode pemantauan cepat (rapid appraisa methods). Metode ini merupakan cara yang cepat dan murah untuk mengumpulkan informasi mengenai pandangan dan masukan dari populasi sasaran dan stakeholders lainnya mengenai media komunikasi. Peta Media dengan Responden SKPD Pengumpulan data dari SKPD dilakukan dengan mewawancarai narasumber di masingmasing SKPD yang berhubungan dengan sanitasi. Adapun pertanyaan yang diajukan pada narasumber yaitu: Apa saja kegiatan komunikasi untuk masyarakat serta kegiatan pemasaran sosial lainnya yang pernah dilakukan? Isu apa saja yang diangkat? Siapa khalayak sasaran yang dituju? Media apa saja yang digunakan? (media massa, luar ruang, alternatif) Kalau media massa lokal yang digunakan, media massa yang mana saja yang diajak kerjasama? Dan bagaimana bentuk kerjasamanya? Apa yang menarik yang bisa dijadikan pelajaran dari kegiatan-kegiatan pemasaran sosial yang pernah dilakukan ini? Untuk Kabupaten Grobogan, wawancara dilakukan dengan narasumber dari 6 (enam) SKPD/dinas yaitu Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi, Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan, Badan Lingkungan Hidup, Bappeda, Dinas Kesehatan dan Bappermas. Rangkuman hasil survey peta media dengan narasumber dari SKPD/Instansi Pemerintah Daerah Kab. Grobogan dapat dilihat pada Tabel 3.27

55 Tabel 3.27 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Grobogan No Kegiatan 1 Sosialisasi SLBM untuk desa-desa yang mendapat DAK Sanitasi 2 Penyuluhan Langsung dan menggunakan media cetak elektronik dan Lomba PHBS Tingkat Kabupaten 3 Pemicuan STBM dan Pemasaran Sanitasi Mulai Tahun Dinas Pelaksana Tujuan Kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci 2009 Dinas Cipta Karya Tata RuangMengetahui kebutuhan Masyarakat Buang Air Besar pada dan Kebersihan Kab. masyarakat bidang DAK tempatnya. Perencanaan Grobogan Sanitasi dan pelaksanaan fisik oleh masyarakat 2009 Dinas Kesehatan Kab. Grobogan Meningkatakan kesadaran masyarakat terkait dengan PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat) 2008 Badan Perencanaan Sosialisasi program STBM Masyarakat Pembangunan Daerah Kab. (Sanitasi Total Berbasis Sasaran Grobogan Masyarakat) Masyarakat Sanitasi dasar dalam rumah tangga Lokasi Stop BABS dan CTPS 4 Sosialisasi kepedulian lingkungan 2008 Badan Lingkungan Hidup Kab. Meningkatkan kepedulian Kelompok masyarakat Masalah lingkungan hidup hidup, pelaksanaan adipura dan car Grobogan masyarakat terhadap (Kelompok tani, free day lingkungan hidup pengusaha, pemangku kepentingan) dan dinas/ instansi terkait 5 Pelatihan pembuatan kompos dan 2010 Badan Lingkungan Hidup Kab. Meningkatkan kepedulian Kelompok masyarakat Masalah pengelolaan pengelolaan sampah rumah tangga Grobogan dan Dinas masyarakat terhadap (Kelompok sampah rumah tangga Pertanian lingkungan hidup tani/masyarakat) maupun limbah peternakan 6 Leaflet tentang pembuatan kompos 2008 Badan Lingkungan Hidup Kab. Meningkatkan kepedulian Masyarakat/Guru/Siswa Masalah lingkungan hidup dan sekolah Adiwiyata Grobogan masyarakat/siswa terhadap lingkungan hidup 7 Sosialisasi perubahan perilaku BABS, 2010 Bapermas Kab. Grobogan Merubah prilaku masyarakat Masyarakat pedesaan CTPS dan PHBS terkait dengan BABS, CTPS dan PHBS Keikutsertaan maasyarakat dalam program BABS, CTPS dan PHBS 8 Sosialisasi Grobogan Peduli Sanitasi 2010 Dinas Perhubungan Informasi Meningkatakan pemahaman Masyarakat dan Komunikasi Kab. akan pentingnya sanitasi di Grobogan Grobogan masyarakat dan pemangku kepentingan Kabupaten Program BABS, CTPS dan PHBS

56 Tabel 3.28 Media komunikasi yang mengangkat isu sanitasi air limbah ada di Kabupaten Grobogan Isu yang Pendapat No Nama Media Jenis Acara Pesan Kunci Diangkat Media 1 Radio Suara Mrapen Abadi (Suoer Radio) 2 Radio Purwodadi FM 3 Website grobogan.go. id 4 Website Dinkes.grobogan.go. id 5 Website jatengprov.go. id 6 Website sanitasi.or.id 7 Website sanitasi.or.id 8 Website kompas.com Talkshow 30 menit setia p minggu dan ILM (Iklan Talkshow 60 menit setia p minggu dan ILM Cuci Tanga n Pakai Sabun STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) Mendorong Pentingnya CTPS di Masyarakat Pentingnya Pemahaman STBM i Masyarakat (Iklan Artikel Sanitasi Program Peningkata n Kesehatan Masyaraka Artikel BABS (Buan g Air Besar Sembaranga n) Artikel Artikel Artikel Artikel Grobogan bebas BAB S (Buang Air Besar Sembaranga BABS (Buan g Air Besar Sembaranga BABS (Buan g Air Besar Sembaranga n) BABS (Buan g Air Besar Sembaranga d 40% Warga Masyarakat Grobogan Belum Memiliki WC Grobogan / Teru s Berpacu Terbebas dari BABS Grobogan Bangun Jamban Perayaan Senila 10 0 Desa d i Grobogan Bebas Dua Desa Buang di Grobogan Percontohan World Bank Positif Kedalamann ya memadai Positif Sangat mendalam dan Partisipatif Positif Kedalamann ya memadai Positif Sangat mendalam dan Partisipatif Positif Kedalamann ya memadai Positif Sangat mendalam dan Partisipatif Positif Sangat mendalam dan Partisipatif Positif Sangat mendalam dan Partisipatif

57 9 Website solopos.com 10 Website solopos.com Artikel Artikel Sembaranga 11 Website sindu.co.id Artikel BABS (Buan g Air Besar Sembaranga n) Persampahan Pemkab Kekurangan Truk Pengangkut Sampah BABS 49 Desa (Buan di g Air Grobogan Besar bebas BABS MENDORONG SANITASI SEHAT ALA GROBOGAN- Tidak Punya WC, Dilarang Bikin KTP Positif Kedalamann ya memadai Positif Sangat mendalam dan Partisipatif Positif Sangat mendalam dan Partisipatif

58 No Nama Media Jenis Acara Isu yang Diangkat 12 Koran Suara Merdeka Artikel Kebersihan dan persampaha 13 Koran Suara Merdeka Artikel n BABS (Buan g Air Besar Sembarangan Pesan Kunci TNI-Polri Bant u Pemkab Raih Seratus Desa Dinyatakan Bebas BABS Pendapat Media Positif Sangat mendalam dan Positif Sangat mendalam dan WAWANCARA KELOMPOK MASYARAKAT Survey cepat pemetaan media juga dilakukan dengan responden masyarakat, survey terbagi menjadi 3 (tiga) kelompok masyarakat yaitu ibu-ibu, bapak-bapak dan remaja. Dari hasil wawancara dengan kelompok masyarakat didapatkan kesimpulan bahwasanya masyarakat Kabupaten Grobogan sumber informasi biasanya didapatkan dari menonton televisi (63%), membaca surat kabar (16%) dan mendengarkan radio (11%), sedangkan yang menjawab dari papan pengumuman yang ada di kelurahan / di balai desa (0%). Surat kabar yang sering dibaca adalah Suara Merdeka (75%), hal ini sesuai dengan slogan Suara Merdeka sebagai korannya masyarakat Jawa Tengah. Stasiun TV yang paling sering ditonton Metro TV (38%), dan RCTI (30%). Radio yang sering didengar masyarakat Grobogan adalah RSPD (27%), Radio Pop (10%). Sedangkan informasi sanitasi yang sering didengar adalah sector persampahan (31%), CTPS (28%), limbah (11%), air bersih (11%). Menurut hasil survei bahwa tema surat kabar yang paling diminati oleh masyarakat adalah berita, hiburan dan kriminal, sedangkan untuk acara radio yang paling diminati adalah lagu, talk show / kontak pendengar serta acara kesenian daerah. Sedangkan untuk informasi masalah sanitasi biasanya ibu-ibu mendapatkannya dari PKK di wilayah masing pada saat mengikuti kegiatan arisan, pengajian ataupun saat penyuluhan kesehatan. Rincian hasil survey peta media dapat dilihat pada Tabel Tabel 3.29 Hasil Survey Cepat Pemetaan Media dengan Responden Masyarakat No. Pertanyaan Jawaban Remaja Ibu-ibu Bapak-bapak Over All n % n % n % n % 1 Penting tidaknya sektor sanitasi 2 informasi atau berita tentang sanitasi Penting % % % % tidak penting 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% Surat Kabar 3 19% 3 25% 6 16% Radio 3 19% 1 8% 4 11% TV % 6 38% 8 67% 24 63% Papan Reklame 0% 0% 0 0% Lainnya 3 19% 0% 3 8% Tidak tahu 1 6% 0% 1 3% Surat Kabar yang sering dibaca? Kompas 0 0% 0 0% 0% 0 0% Jawa Pos 0 0% 0 0% 2 17% 2 6% SM 7 70% 8 80% 9 75% 24 75%

59 No. Pertanyaan Jawaban Remaja Ibu-ibu Bapak-bapak Over All n % n % n % n % Solo Pos 1 10% 0 0% 1 8% 2 6% Lainnya 0 0% 0 0% 0% 0 0% Tidak/Jarang baca 2 20% 2 20% 0% 4 13% Radio yang sering didengar? RRI 1 10% 0% 0% 1 3% RSPD 4 40% 3 30% 1 10% 8 27% RCTFM 2 20% 0% 0% 2 7% Radio Pop 0% 0% 3 30% 3 10% Lainnya 0% 1 10% 1 10% 2 7% Tidak 3 30% 6 60% 5 50% 14 47% TV yang sering dilihat? TVRI 0% 2 13% 0% 2 5% RCTI 4 40% 5 31% 2 18% 11 30% SCTV 4 40% 2 13% 1 9% 7 19% Metro TV 2 20% 5 31% 7 64% 14 38% TV Lokal 0% 0% 0% 0 0% Lainnya 0% 2 13% 0% 2 5% Tidak tahu 0% 0% 0% 0 0% tidak/jarang nonton TV 0% 0% 1 9% 1 3% Jenis acara TV yang sering ditonton? Sinetron 3 30% 2 18% 1 9% 6 19% Musik Pop 1 10% 0% 0% 1 3% Musik Dangdut 1 10% 0% 0% 1 3% Kuis 0% 0% 0% 0 0% Berita 5 50% 6 55% 9 82% 20 63% Infotainment 0% 3 27% 0% 3 9% Lainnya 0% 0% 1 9% 1 3% Tidak tahu 0% 0% 0% 0 0% Umumnya, dari siapa atau dari mana Bapak/Ibu/Saudara mendapatkan informasi tentang masalah air bersih, sampah, saluran air limbah rumah tangga? Ketua RT 2 20% 2 13% 3 25% 7 18% RW 0% 1 6% 0% 1 3% Lurah 2 20% 1 6% 1 8% 4 11% Kader Pos 1 10% 0 0% 1 8% 2 5% Petugas Pusk 2 20% 3 19% 2 17% 7 18% Lainnya 2 20% 4 25% 0% 6 16% Spanduk 0% 1 6% 3 25% 4 11% Poster 0% 1 6% 0% 1 3% Billboard 1 10% 1 6% 0% 2 5% Leaflet 0% 1 6% 1 8% 2 5% Lainnya 0% 1 6% 1 8% 2 5% Tidak ada 0% 0% 0% 0 0% sumber informasi yang paling Bapak/Ibu/Saudara percayai, tentang masalah air bersih, sampah, saluran air limbah rumah tangga Tokoh Agama 0% 2 14% 0% 2 6% Kelurahan/RT 1 10% 1 7% 3 27% 5 14% Guru 4 40% 9 64% 5 45% 18 51% Media Massa 4 40% 0% 0% 4 11% Papan Reklame 1 10% 1 7% 3 27% 5 14% Lainnya 0% 1 7% 0% 1 3%

60 No. Pertanyaan Jawaban Remaja Ibu-ibu Bapak-bapak Over All n % n % n % n % 9 Pertemuan apa yang pernah Bapak/Ibu/Saudara ikuti di RT/RW/Kelurahan/Desa tempat tinggal Bapak/Ibu/Saudara? Arisan 1 10% 3 25% 0% 4 13% Pengajian 6 60% 3 25% 0% 9 28% Rapat RT 2 20% 5 42% 6 60% 13 41% Penyuluhan 1 10% 0% 2 20% 3 9% Kesehatan Lainnya 0% 1 8% 2 20% 3 9% Tidak pernah 0% 0% 0% 0 0% Penyuluhan atau sosialisasi apa saja yang pernah Bapak/Ibu/Saudara ikuti? 11 Jenis kesenian tradisional apa yang Bapak/Ibu/Saudara biasanya tonton? 12 Kegiatan yang orang ramai berkumpul, seperti pesta rakyat, apa saja yang pernah Bapak/Ibu/Saudara hadiri? sampah 3 30% 3 21% 5 42% 11 31% limbah 1 10% 2 14% 1 8% 4 11% drainase 0% 1 7% 1 8% 2 6% air bersih 2 20% 1 7% 1 8% 4 11% CTPS 1 10% 6 43% 3 25% 10 28% lainnya 3 30% 1 7% 1 8% 5 14% ketoprak 4 40% 4 40% 1 9% 9 29% ledek 3 30% 0% 0% 3 10% wayang kulit 1 10% 4 40% 8 73% 13 42% tari 2 20% 1 10% 0% 3 10% Lainnya 0% 1 10% 0% 1 3% tidak ada 0% 0% 2 18% 2 6% Peringatan hari 4 40% 3 27% 5 42% 12 36% besar upacara adat 5 50% 8 73% 4 33% 17 52% festival daerah 1 10% 0% 1 8% 2 6% lainnya 0% 0% 1 8% 1 3% tidak ada 0% 0% 1 8% 1 3% Apakah jenis media komunikasi yang ada, sudah efektif dalam menginformasikan program sanitasi? Ya 7 70% 9 90% 7 70% 23 77% Tidak 3 30% 1 10% 3 30% 7 23% Sumber : Survey Cepat Peta Media PPSP Ta. 2016

61 Partisipasi Dunia Usaha Peluang dunia usaha dalam penyediaan sarana prasarana air limbah sebenarnya sangat besar, tetapi di Kabupaten Grobogan masih sedikit yang terjun di dalam sektor ini. Beberapa peluang yang dapat diambil perannya oleh dunia usaha adalah sebagai berikut: 1. Peluang Usaha bidang WC Umum, Secara Finansial, bisnis WC Umum dipusat pusat keramaian memang menggiurkan. Jumlah penggunanya dalam satu hari lebih banyak daripada MCK Pemukiman. Sementara kemampuan membayar dari penggunanya juga lebih baik. 2. Septic Tank, Setiap rumah dan gedung pasti membutuhkan Septic Tank untuk urusan pembuangan Sanitasinya. Bisnis septic Tank kurang berkembang namun dengan berjalannya waktu dan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk berpola hidup lebih sehat, sehingga peluang ini memberikan kesempatan bagi pebisnis untuk mengembangkan inovasi model dan bahan septic tank, dengan bentuk tanki plastik yang diperkuat fiber dll, dengan ukuran 0,5 1 m3, yang didesain sepraktis dan seeffisien mungkin dengan mempertimbangkan titik lubang kurasan dll. 3. Sedot Tinja. Tumbuhnya perumahan di kota-kota besar yang masing2 menempatkan septic Tank yang sewaktu-waktu harus selalu di sedot dan usaha ini akan semakin memberikan nilai keuntungan yang semakin baik apabila dilengkapi dengan IPLT ( Instalasi Pengolah Lumpur Tinja ). 4. Sewerage system, kalau punya modal besar dapat membangun sendiri intalasi ini. Dari instalasi ini biasanya dibangun intregate atau menyatu dengan instalasi Pengolah Lumpur Tinja ( IPLT). Peran dunia usaha dalam hal ini adalah peran serta dari sektor swasta dan lembaga non pemerintah dalam pengelolaan air limbah. Mengandalkan pemerintah agar memperbaiki dan membangun sarana sanitasi air limbah jelas membutuhkan dana yang besar. Dari data jumlah kepemilikan jamban di Kabupaten Grobogan yang hanya berkisar 71%, inilah saatnya peluang pihak swasta untuk ikut serta dalam pengadaan sarana air limbah yang terjangkau, cepat dan aman. Tabel 3.30 merangkum daftar mitra potensial dalam pengelolaan sektor persampahan baik dengan dana CSR-nya maupun yang akan langsung secara profesional menggeluti bisnis sektor air limbah.

62 Tabel 3.30 Daftar Mitra Potensial Dalam Pengelolaan Persampahan No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama 1 Bank Jateng 2 PT. Pertamina 3 Bank BNI, BRI, BCA, Danamon, Mandiri, Panin Bank. Pembangunan sarana IPAL Komunal Pembangunan Infrastruktur air limbah dan Promosi Sanitasi Penyediaan sarana pengolahan air limbah In Kind In Kind In Kind 4 5 PT. Telkom, PT. Telkomsel, PT. Indosat. PT. Djarum Kampanye PHBS dan promosi higien. Penyediaan sarana pengolahan air limbah komunal/jamban sehat individu. In Kind/in cash In Kind/in cash 6 PT. PLN PDAM Kab Grobogan/BPR. Purwa Artha/BPR- BKK Penyediaan sarana pengolahan air limbah komunal/jamban sehat individu Penyediaan sarana pengolahan air limbah komunal/jamban sehat In Kind/in cash In Kind/in cash

63 No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama Purwodadi. individu. Penyediaan sarana 8. PT. Askes pengolahan air limbah komunal/jamban sehat individu. Penyediaan sarana 9. PT. Pos Indonesia pengolahan air limbah komunal/jamban sehat individu. Penyediaan sarana pengolahan air limbah 10. PT. Unilever komunal/jamban sehat individu dan Kampanye PHBS/CTPS. Penyediaan sarana 11. pengolahan air limbah NGO Plan International komunal/jamban sehat dan LSM sejenisnya individu dan Kampanye PHBS/CTPS. In Kind/in cash In Kind/in cash In Kind/in cash In Kind/in cash Di Kabupaten Grobogan sudah mulai terlihat keterlibatan pihak non-pemerintah dalam pengadaan dan pemenuhan jamban. Berikut daftar partisipasi dunia usaha/swasta dalam sektor air limbah : Tabel 3.31 Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Grobogan No Nama Provider Tahun mulai Jenis kegiatan operasi a B c D 1 NGO Plan Internasional Indonesia 2 Paguyuban Pengusaha Sanitasi Grobogan (Papsigro) 2005 Plan International Indonesia telah membantu di Kabupaten Grobogan mulai tahun 2005, yang bergerak dalam bidang : Pendidikan, kesehatan, sanitasi dan air minum, sponshorship dan komunikasi, perlindungan anak. Jumlah personel : 46 orang. Sumber pendanaan Pan berasal dari sponsorship Negara masju (+ 18 negara). Salah satunya adalah keterlibatan LSM / NGO Plan yang turut berperan aktif dalam program STBM Memproduksi jamban murah dan sehat, dengan harga paket mulai Rp ,- /buah sampai Rp ,- / buah. Satu paket terdiri dari konstruksi closet local, bis beton, dan pipa PVC. Area pemasaran telah mencakup 10 (sepuluh) kecamatan yaitu Kec. Tegowanu, Kedungjati, Karangrayung, Godong, Penawangan, Klambu, Brati, Tawangharjo, Wirosari dan Kradenan. 4 OCHA sedot tinja 2009 Usaha sedot tinja mulai beroperasi tahun Alamat : Jl. Syang Kata Blok C2 / Penganten Ayodya. Jumlah personel : 3 orang. Jumlah armada truk tinja : 1 buah.

64 2.3.2 Pengelolaan Persampahan Undang-Undang Republik Indonesia 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang persampahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Keputusan Menteri Republik Indonesia Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL Petunjuk Teknis 1. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah.

65 2. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah Organik Skala Lingkungan. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Peraturan Daerah Kab. Grobogan Nomor 7 tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Kelembagaan Instansi Pemerintah Grobogan yang menangani dan terkait dalam pengelolaan sampah (limbah padat) antara lain : Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Grobogan dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan. Tabel 3.34 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Persampahan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan Bappeda dan DCTRK sampah skala kab/kota, Menyusun rencana program Bappeda dan DCTRK persampahan dalam rangka pencapaian ar Menyusun et rencana anggaran Bappeda dan DCTRK program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan DCTRK dan BLH sampah di sumber sampah Menyediakan sarana pengumpulan DCTRK (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat DCTRK Penampungan Sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan DCTRK v v sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA DCTRK Menyediakan sarana composting DCTRK dan BLH v v PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke DCTRK v TPS Mengelola sampah di TPS DCTRK v Mengangkut sampah dari TPS ke TPA DCTRK Mengelola TPA DCTRK Melakukan pemilahan sampah* DCTRK v Melakukan penarikan retribusi sampah DCTRK Memberikan izin usaha DCTRK/BLH/KPT Perijinan pengelolaan sampah Terpadu PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan DCTRK layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, DCTRK/BLH/Dinkes dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi terhadap - pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi DCTRK/BLH/Bappeda/Dinkes terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi DCTRK/Bappeda

66 FUNGSI terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat DCTRK/BLH/Bappeda/Dinkes Tabel 3.35: Peta Peraturan Persampahan Kabupaten Grobogan Peraturan PERSAMPAHAN a. Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini b. Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah c. Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah d. Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS e. Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS f. Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA g. Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah h. Retribusi sampah atau kebersihan Ketersediaan Ada (Sebutkan) Pelayanan kebersihan di 6 kecamatan (Kota Purwodadi, Kota Grobogan, kota Wirosari, kota Godong, Kota Kradenan, Kota Gubug) Melakukan pengumpulan dan pengangkutan serta pengelolaan sampah Mengikutsertakan masyarakat dalam mengurangi timbulan sampah Setiap warga wajib menyediakan sarana persampahan Sekolahan, badan, kantor dan warga diharapkan melakukan 3R untuk mengurangi sampah dan bertanggung jawab sampai ke TPS Pengelolaan sampah menggunakan sistem modul. Jadi warga, kantor, badan usaha bertanggung jawab sampai TPS. TPS ke TPA menjadi tanggung jawab DKP Bisa bekerja sama Sesuai lampiran Perda no 7 tahun 2001 Tidak Ada Efektif Dilaksa nakan Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksa nakan v Tidak Efektif Dilaksa nakan Keterangan Perda Kab. Grobogan Nomor 7 tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Persampa han/keber sihan.

67 Sistem dan Cakupan Pelayanan Berdasarkan hasil Survey EHRA, sebagian pengelolaan sampah rumah tangga di Kabupaten Grobogan dilakukan dengan cara sederhana oleh masyarakat yaitu dengan cara Dibakar (65,4%), Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk (11,6%), Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah (11,2%), Dibuang ke sungai/kali/laut/danau (3,4%), Dikumpulkan dan dibuang ke TPS (2,6%), Dibiarkan saja sampai membusuk (1,3%). Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Tida k ta hu La in-lai n,4 1,1 Dibua ng ke laha n kosong/kebun/huta n da n dibiarka n membus uk 11,6 Dibiarka n sa ja s ampa i membus uk Dibua ng ke s un gai/ka l i/laut/da na u 1,3 3,4 Dibua ng ke da lam lub ang tetapi tida k ditutup dengan tana h 11,2 Dibuang ke da l am luba ng dan ditutup dengan tana h 2,9 Diba ka r 65,4 Dikumpu lka n da n di buang ke TPS 2,6 Dikum pulka n ol eh kolektor informa l ya ng mend aur ul ang,1,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 Gambar 3.9 Pengelolaan Persampahan Rumah Tangga di Kab. Grobogan

68 Tabel 3.36 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Input A B C D E F Pengangkutan Pengolahan Penampungan Pengumpulan Akhir Pembuangan Akhir/ Kode/Nama User Interface Sementara Setempat Terpusat Daur Ulang Aliran (TPS) (Semi) - AL 1 Tempat Sampah Gerobak Sampah TPS Dump Truck TPA Sampah Organik AL 2 Tempat Sampah Sungai AL 3 Tempat Sampah Bank sampah

69 Input A B C D E F Pengangkutan Pengolahan Penampungan Pengumpulan Akhir Pembuangan Akhir/ Kode/Nama User Interface Sementara Setempat Terpusat Daur Ulang Aliran (TPS) (Semi) - - AL 4 Tempat Sampah TPS Container Arm Roll truck TPA AL 5 Tempat Sampah Dibakar AL 1 Sampah Anorganik Tempat Sampah Gerobak Sampah TPS Dump Truck TPA AL 2 Tempat Sampah Sungai

70 Input A B C D E F Pengangkutan Pengolahan Penampungan Pengumpulan Akhir Pembuangan Akhir/ Kode/Nama User Interface Sementara Setempat Terpusat Daur Ulang Aliran (TPS) (Semi) AL 3 Tempat Sampah Bank sampah - - AL 4 Tempat Sampah TPS Container Arm Roll Truck TPA AL 5 Tempat Sampah Dibakar Sumber : POKJA AMPL Kab. Grobogan, 2016

71 Nama Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Sumber : POKJA AMPL Kab. Grobogan, 2016 Sampah Dikelola Mandiri di Sumber Sampah Terproses 3R Tabel 2.31 Timbulan sampah per kecamatan Volume Timbulan Sampah Sampah Terangkut ke TPA Sampah Tidak Terproses (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) Kec. Kedungjati 39, , ,535 Kec. Karangrayung 89, , ,220 Kec. Penawangan 58, , ,838 Kec. Toroh 106, , ,604 Kec. Geyer 60, , ,582 Kec. Pulokulon 100, , ,789 Kec. Kradenan 76, , ,908 Kec. Gabus 67, , ,452 Kec. Ngaringan 66, , ,242 Kec. Wirosari 85, , ,083 Kec. Tawangharjo 53, , ,825 Kec. Grobogan 74, , ,971 Kec. Purwodadi 134, , ,198 Kec. Brati 46, , ,086 Kec. Klambu 34, , ,049 Kec. Godong 78, , ,795 Kec. Gubug 76, , ,418 Kec. Tegowanu 53, , ,505 Kec. Tanggungharjo 39, , ,482 Total

72 Tabel 2.29 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan No Jenis Prasarana / Sarana Satuan Jumlah/ luas total terpakai Kapasitas / daya tampung* Ritasi /hari Kondisi Keterangan** Rusak Rusak M3 Baik ringan Berat (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viiii) (ix) (x) 1 Pengumpulan Setempat - Gerobak unit kali/ hr - Becak/Becak Motor unit kali/ hr - Kendaraan Pick Up unit Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Bak sampah unit (beton/kayu/fiber) Jam - Container unit kali/ hr - Transfer Stasiun unit 4 24 Jam - SPA (Stasiun unit Peralihan Antara) 4 -

73 3. Pengangkutan - Dump Truck unit kali/ hr - Arm Roll Truck unit kali/ hr - Compactor Truck unit 0 4 Pengolahan Sampah - Sistem 3R unit Incinerator unit 0 5 TPA/TPA Regional Konstruksi:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka Operasional: lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka - Luas total TPA Pagergunung yg Ha 1,8 - terpakai - Luas total TPA Darupono yg terpakai Ha 0,9 - Luas sel Landfill Ha - - Daya tampung TPA (M3/har Pagergunung i) Daya tampung TPA (M3/har Darupono i) Alat Berat - Bulldozer unit Whell/truck loader unit Excavator / backhoe unit Truk tanah unit 0 7 IPL: Sistem

74 kolam/aerasi/.. Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): - Efluen di Inlet - Efluen di Outlet Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Bidang Kebersihan dan Pertamanan Kab Grobogan, 2016

75 Tabel Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Grobogan Kelompok Fungsi Tegnologi yang Jenis data Sekunder (perkiraan) nilai data Sumber data digunakan Jumlah Pasar (baik Pasar User Interface Pasar Induk maupun pasar desa) 30 bh DCTRK Jumlah sampah terangkut DCTRK (hanya di Kec. Purwodadi, Wirosari, 48 m3/hr User Interface Terminal Jumlah Terminal 5 bh DCTRK Jumlah sampah terangkut menjadi satu dgn pasar DCTRK DCTRK User Interface Rumah Tangga Jml KK 7018 kk User Interface Perorangan Kantin Rumah Makan Toko 651 Pelanggan DCTRK DCTRK Pengumpulan Setempat Tong sampah di tepi jalan Jml 150 unit Pengumpulan Setempat Container Jml 21 unit DCTRK Penampungan Sementara (TPS) TPS besar Jml 13 unit DCTRK Penampungan Sementara (TPS) TPST Jml 2 unit DCTRK Pengangkutan Gerobak sampah Jml 68 unit DCTRK Pengangkutan Dump truck Jml 3 bh DCTRK Pengangkutan Motor Sampah Jml 12 bh DCTRK Pengangkutan Armroll Jml 3 bh DCTRK Pengangkutan Truck terbuka Jml - bh DCTRK (Semi)Pengolahan Akhir terpusat TPA Nama TPA DCTRK TPA Sampah terangkut 106,06m Ngembak / hari DCTRK Pembuangan Akhir / Daur Ulang Produksi kompos Jml produksi 3 5 DCTRK Pembuangan Akhir / Daur Ulang Tanah (dibakar) Jml KK 65% total n/bulan penduduk DCTRK

76 Kelompok Fungsi Tegnologi yang Jenis data Sekunder (perkiraan) nilai data Sumber data digunakan Kab. plastik Grobogan putih : 5,967 ton, plastik hitam : 3,653 ton, kertas/kardus : 3,474 Pembuangan Akhir / Daur Ulang Daur Ulang Plastik Jml ton PEMULUNG Pembuangan Akhir / Daur Ulang Sungai Nama sungai S. Glugu DCTRK

77 Peta 3.2 Peta Cakupan Pelayanan Persampahan

78 Penanganan Persampahan Perkotaan Penanganan terhadap permasalahan persampahan di Kabupaten Grobogan selama ini hanya menjadi tanggungjawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Grobogan/Dinas`Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan. Seharusnya berdasarkan Perda Kab. Grobogan Nomor 7 tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan pada pasal 5 (angka 1) menyebutkan bahwa badan atau orang penghasil sampah berkewajiban membersihkan, mengumpulkan dan membuang sampah dari sumber sampah ke TPS atau container sampah. Tetapi selama ini yang terjadi adalah semua tahapan pengelolaan persampahan dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan/ Dinas`Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kab. Grobogan. Partisipasi dari masyarakat maupun stakeholder lain dalam pengelolaan persampahan sangatlah rendah, sehingga beban kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan semakin berat. Sarana prasarana pengelolaan persampahan di Kabupaten Grobogan sangat terbatas dan belum memadai untuk menjangkau semua wilayah administrasi. Biaya pengelolaan yang besar menjadi kendala dalam peningkatan kapasitas pengelolaan persampahan. Dengan alasan tersebut, kondisi pelayanan persampahan di Kabupaten Grobogan saat ini baru melayani 6 (enam) Ibu Kota Kecamatan (Kecamatan Purwodadi, Toroh, Wirosari, Kradenan, Godong dan Gubug) yang menggunakan pengolahan sistem open dumping (Pengolahan di Lokasi). Adapun pembagian Pelayanan sampah dan pembuangannya akhir sampah dapat dilihat pada Tabel dan rincian sebagai berikut: TPA Desa Ngembak di Kecamatan Purwodadi melayani Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Toroh dan Kecamatan Grobogan; TPA Desa Mojorebo di Kecamatan Wirosari akan melayani Kecamatan Wirosari, dan kradenan; TPA Desa Godong di Kecamatan Godong melayani Kecamatan Godong. TPA Desa Gubug di Kecamatan Godong melayani Kecamatan Gubug. NO Tabel 3.38 Pelayanan Persampahaan Eksisting di Kabupaten Grobogan Tahun 2010 NAMA IBU KOTA KECAMATAN (IKK) JUMLAH PENDUDUK 2010 (JIWA) PERKOTAAN JUMLAH PENDUDUK TERLAYANI SAAT INI (JIWA) JUMLAH TIMBULAN SAMPAH TH (M3/HARI) JUMLAH TIMBUNAN SAMPAH TERANGKUT TH (M3/HARI) INFORMASI TPA NAMA TPA LUAS (HA) IKK Purwodadi ,0 101,46 TPA Ngembak 4,5 Ha 2 IKK Grobogan ,6 5,00 TPA Ngembak 3 IKK Wirosari ,5 15,00 TPA Mojorebo 2 Ha 4 IKK Kradenan ,4 9,00 TPA Mojorebo 5 IKK Gubug ,9 15,00 TPA Gubug 0.3 Ha 6 IKK Godong ,4 12,58 TPA Godong 1 Ha TOTAL KABUPATEN Sumber : Hasil Analisis Pokja PPSP.

79 Tabel 3.38.b Peta Layanan Persampahan IKK Terlayani IKK Purwodadi Desa/Kelurahan Terlayani Kel. Purwodadi Kel. Kunden Kel. Kuripan Kel. Danyang Jenis Pelayanan Produksi sampah terangkut : Sampah RT : 25 m3 Sampah perdagangan : 2 m3 Sampah pasar : 35 m3 Lain-lain : 40 m3 IKK Grobogan Ds. Grobogan Jumlah Pelanggan : Pelanggan RT : Rumah Pelanggan Produksi sampah Toko : terangkut 451 buah/unit : Sampah RT : 5 m3 Sampah perdagangan : - m3 Sampah pasar : - m3 TPA TPA Ngembak TPA Ngembak Jumlah Pelanggan : Pelanggan RT : 150 Rumah IKK Gubug Desa Kuwaron Desa Gubug Produksi sampah terangkut : Sampah RT : 7,5 m3 Sampah perdagangan : 3 m3 Sampah pasar : 4,5 m3 TPA Gubug IKK Wirosari Kel. Kunden Kel. Wirosari Jumlah Pelanggan : Pelanggan RT : 200 Rumah Pelanggan Toko : 150 Produksi sampah terangkut : Sampah RT : 6 m3 Sampah perdagangan : 3 m3 Sampah pasar : 6 m3 TPA Wirosari IKK Godong Ds. Bugel Ds. Godong Jumlah Pelanggan : Pelanggan RT : 70 Rumah Pelanggan Toko : 45 Produksi sampah terangkut : Sampah RT : 4 m3 Sampah perdagangan : 2 m3 Sampah pasar : 4 m3 TPA Godong IKK Kradenan Ds. Kuwu Ds. Kradenan Jumlah Pelanggan : Pelanggan RT : 100 Rumah Pelanggan Toko : 80 buah/unit Produksi sampah terangkut : Sampah RT : 4 m3 Sampah perdagangan : 1,5 m3 Sampah pasar : 3,5 m3 TPA Wirosari Jumlah Pelanggan : Pelanggan RT : 70 Rumah Pelanggan Toko : 45 buah/unit

80 Guna mendukung terselenggaranya pelayanan kebersihan kepada masyarakat diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana, teknologi dan peran masyarakat yang besar dalam kontribusinya sebagai pengguna jasa kebersihan. Berikut merupakan kondisi, jumlah sarana prasarana persampahan dan ruang lingkup kegiatan pelayanan kebersihan yang yang ada : 1). Sarana dan Prasarana a. Pengumpulan NO JENIS SARANA JUMLAH 1. Becak Sampah Kota Purwodadi IKK Gubug IKK godong IKK Wirosari IKK Kredenan IKK Grobogan 48 buah 4 buah 4 buah 4 buah 4 buah 4 buah b. Pemindahan NO JENIS SARANA JUMLAH Kontainer Lands Kontainer 1. Kontainer dan Landasan 19 unit 14 unit Kontainer a. Kontainer Jl. Hayam Wuruk b. Kontainer RSUD c. Kontainer Plendungan d. Kontainer Pasar Pagi e. Kontainer Pasar Induk f. Kontainer Jl. Brigjen Katamso g. Kontainer Pasar Nglejok h. Kontainer Pasar Danyang i. Kontainer Pasar Wirosari j. Kontainer Pasar Kuwu - 1 unit - 1 unit 2 unit 2 unit 1 unit 1 unit 2 unit 1 unit 2 unit 2 unit 1 unit - 1 unit - 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit k. Kontainer Pasar Gubug l. Kontainer Pasar 2 unit 2 unit Godong m. Kontainer 2 unit 2 unit Perum Pondok 1 unit 1 unit Grobogan NO JENIS SARANA JUMLAH 2. TPS (Tempat Penampungan Sampah Sementara) a. TPS GOR b. TPS Stadion c. TPS Graha Mukti d.tps Dinkes e. TPS SMP 3 f. TPS MAN 18 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit

81 g. TPS SMKN 1 h. TPS SMP 2 i. TPS Pasar Pagi j. TPS Gang Tirto k. TPS KODIM l. TPS Setda m. TPS Perhutani n. TPS SMP 1 o. TPS (armada) Keliling Kota 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit c. Pengangkutan NO JENIS SARANA JUMLAH 1. Dump Truk Dump truk volume 8 m3 Dump truk volume 6 m3 3 buah 1 buah 2. Arm Roll Truk volume 6 m3 3 buah 3. Pick Up volume 3 m3 1 buah d. Alat Berat NO JENIS SARANA JUMLAH 1. Whell loader 1 buah e. Tempat Penampungan Akhir (TPA) 1). TPA Ngembak Purwodadi Luas Lahan Jarak ke Permukiman terdekat Rencana pemakaian Rata-rata timbulan sampah (IKK Purwodadi dan IKK Grobogan) Rata-rata timbulan sampah yang dikelola Sistem pengelolahan sampah : 4,5 Ha : 0,5 Km : 1993 s/d 2008 (14 th) : 177 m 3 / hari : 106,06m 3 / hari : Open Dumping Informasi lainnya terkait TPA Ngembak. Jumlah personel dalam pengelolaan sampah di TPA sebanyak 12 orang (terdiri dari Ka. UPTD : 1 orang; Pengelola Kompos : 5 orang; administrasi : 3 orang; operator bulldozer : 1 orang dan penjaga : 1 orang). Jumlah dan jenis sarana di TPA berupa rumah dan mesin kompos sebanyak 3 unit, bulldozer 1 unit. Rata-rata biaya operasional harian untuk pengelolaan sampah sebesar Rp ,-/tahun. Pemulung di TPA Ngembak berkisar antara 39 orang, dengan perkiraan jumlah barang bekas yang dikumpulkan yaitu plastik putih : 5,967 ton, plastik hitam : 3,653 ton, kertas/kardus : 3,474 ton. Di lokasi TPA Ngembak telah dilakukan proses pengomposan dengan produksi kompos/panen : 3 5 ton/bulan, dengan volume sampah yang diolah menjadi kompos : 4 5 ton/bulan.

82 Gambar 3.10 Kondisi TPA Ngembak Kec. Purwodadi 2). TPA Godong Luas Lahan Jarak ke Permukiman terdekat Rencana pemakaian Rata-rata timbulan sampah Rata-rata timbulan sampah yang dikelola Sistem pengelolahan sampah : 1 Ha : 3 Km : (3,5 th) : 25,4 m 3 / hari : 10 m 3 / hari : Open Dumping 3). TPA Gubug Luas Lahan Jarak ke Permukiman terdekat Rencana pemakaian Rata-rata timbulan sampah Rata-rata timbulan sampah yang dikelola Sistem pengelolahan sampah : 0,3 Ha : 2 Km : (1,05 th) : 27,9 m 3 / hari : 15,48 m 3 / hari : Open Dumping 4). TPA Mojorebo Wirosari Luas Lahan Jarak ke sungai terdekat Rencana pemakaian Rata-rata timbulan sampah (IKK Kradenan dan IKK Wirosari) Rata-rata timbulan sampah yang dikelola Sistem pengelolahan sampah : 2 Ha : 1 Km : (7 th) : 35,3 m 3 / hari : 15 m 3 / hari : Open Dumping Diagram Sistem Sanitasi Pelayanan Persampahan di Perkotaan. Pengelolaan sampah di Kabupaten Grobogan pada operasional penanganan sampah dari sumber timbulan sampai TPA melalui beberapa tahapan subsistem, yaitu penyapuan untuk areal layanan jalan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pengolahan di tempat pemrosesan akhir. Bagan Pembagian dan Alur Penanganan Sampah dapat dilihat pada Gambar di bawah ini:

83 GEROBAK TPS WARGA KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH UMUM PENYAPUAN DAN PEMBERSIHAN SAMPAH JALAN TPS PASAR KONTAINER KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH PASAR TERMINAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH Gambar 3.11 Diagram Sistem Sanitasi Sektor Persampahan Waktu Pelaksanaan Pelayanan a. Penyapu Jalan Pagi hari dipekerjakan mulai pukul WIB ; Siang hari (dialokasi tertentu), dipekerjakan mulai pukul WIB; Sore hari (dialokasi tertentu), dipekerjakan mulai pukul WIB b. Becak Sampah Pagi hari dipekerjakan mulai pukul WIB; Siang hari dipekerjakan mulai pukul WIB; Sore hari dipekerjakan mulai pukul WIB; c. Armada Pick Up Dioperasionalkan untuk pengambilan sampah tambahan dari sumber samapah yang sudah terdaftar sebagai langganan dan melakukan pembersihan sampah kerja bhakti masyarakat. Pad waktu tertentu dioperasionalkan untuk pengambilan sampah di luar kota satu hari dalam satu minggu. Rute yang diwajibkan meliputi : keliling Kota Purwodadi mengangkut sampah yang tersisa atau tidak terjangkau oleh becak/armada dan membersihakan material bekas bahan bangunan, tebangan warga yang berserakan ditepi jalan dan rute luar kota IKK Kuwu, Wirosari, Grobogan, Godong dan Gubug untuk Gubug untuk patroli kebersihan. d. Armada Arm Roll/ Dump Truk e. Armada Arm Roll / Dump Truk

84 Diporasionalkan pagi hari mulai pukul WIB, siang hari mulai pukul dan malam hari mulai pukul WIB. Pembagian tugas dan rute pengambilan dan pengangkutan sampah dari TPS dan TPA diatur sebagai berikut : Arm Roll No Polisi H 920 LS ( 6 m3) Rute yang diwajibkan meliputi : Container Pasar Nglejok 1 (satu) kali, Container Plendungan 2 (dua) kali, ke TPA Ngembak serta dari Container Pasar Umum Wirosari 2 (dua) kali dan Pasar Umum Kuwu 1 (satu) kali ke TPA Mojorebo Arm Roll No Polisi K 9588 F ( 6 m3) Rute yang diwajibkan meliputi Container Pasar Pagi 2 (dua) kali, Container Banaran 1 (satu), ke TPA Ngembak serta dari Container Pasar Umum Godong 2 (dua) kali, Pasar Umum Gubug 2 (dua) kali ke TPA Gubug dan TPA Karanganyar Godong Arm Roll No Polisi H 918 LS ( 6 m3) - Siang Hari Rute yang diwajibkan meliputi : Coontainer Pasar Danyang 1 (satu) kali, Container Terminal Induk 1 (satu) kali, Container Terminal Lama 2 (dua) kali, Container RSU dr. Soedjati 1 (satu) kali, Container Grobogan 1 (satu) kali, ke TPA Ngembak. - Malam Hari Rute yang diwajibkan shift malam hari meliputi 2 (dua) Container Pasar Induk Purwodadi 2 (dua) kali ke TPA Ngembak Dump Truck No Polisi K 9532 F ( 8 m3) Rute yang diwajibkan meliputi : TPS GOR, TPS Stadion, TPS Pasar Glendoh, Transfer Depo Plendungan, TPS An Nur, TPS Graha Mukti, TPS Perumda, TPS Dinas Kesehatan, TPS SMP 3, TPS MAN, TPS SMKN I, TPS SMP 2 ke TPA Ngembak Dump Truk No Polisi H 950 F Rute yang diwajibkan meliputi : Pasar Pagi, keliling kota, TPS Gang Tirto, TPS KODIM, TPS Setda, TPS Perhutani, TPS SMP 6, TPS SMP I ke TPA Ngembak Dump Truk SMP I TPA Ngembak Rute yang diwajibkan meliputi : TPS MAN, SMKN I, TPS SMP 2, Tranfer Depo Plendungan, Keliling Kota dan TPS Perhutani. Kegiatan Lain-Lain Kegiatan komposting dilakukan untuk mengolah sampah organik yang ada sehingga dapat memberikan nilai lebih terhadap pendapatan Pemerintah Daerah kabupaten Grobogan, khususnya Dinas Ciptakarya, Kebersihan dan Tata Ruang.

85 Kegiatan Komposting dilakukan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngembak Kota Purwodadi dan Kebun Pembibitan Plendungan Kota Purwodadi, dengan luasan 3x8 m = 24 m 2 Dari kegiatan komposting yang dilakukan selama 70 hari pertama, diharapkan menghasilkan kompos sebanyak 700 kg Gambar 3.12 Kegiatan Komposting dan Kebun Pembibitan Plendungan Kota Purwodadi Kesadaran Masyarakat dan PMJK Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berupa penanganan sampah di rumah masing-masing, tetapi belum dilakukan pemilahan di tingkat rumah tangga. Sebagian besar masyarakat melakukan pemusnahan sendiri dengan cara ditimbun atau dibakar, terutama pada permukiman dengan tingkat kepadatan penduduk yang rendah. Pada pengelolaan sampah sudah ada keterlibatan perempuan sejak dari tingkat rumah tangga sampai tingkat kelurahan dan kecamatan.

86 Tabel 3.39 : Pengelolaan persampahan di tingkat kelurahan/kecamatan Jenis kegiatan Dikelola oleh Masyarakat RT RW Dikelola oleh Sektor Formal di tingkat Kelurahan/Kecamatan Dikelola Pihak Swasta Keterangan L P L P L P L P Pengumpulan sampah dari rumah Pemilhan sampah di TPS Dari 10 Responden survey yang dilakukan Pengangkutan Sampah ke TPS Pengangkutan sampah ke TPA Pemilahan sampah di TPA Para Penyapu Jalan Sumber Data: Survey PMJK

87 Tabel 3.40: Pengelolaan persampahan di tingkat Kabupaten Grobogan Jenis Kegiatan Pengumpulan sampah dari rumah Pemilahan sampah di TPS Pengangkutan Sampah ke TPS Pengangkutan sampah ke TPA Pemilahan sampah di TPA Dikelola oleh Kabupaten Dikelola oleh Masyarakat Dikelola oleh Sektor Formal di Tingkat Dikelola Pihak Swasta L P L P L P L P Para Penyapu Jalan 8 26 Pemilah dan pengompos di TPA Sumber Data: Survey SSA Tabel 3.41 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Sektor Persampahan. Nama Program / No Proyek / Layanan 1. PNPM-MP/P2KP Pengolahan pupuk organik dari limbah peternakan (Alat Pengolah Pupuk Organik/APPO) Pembuatan bak sampah. Pelaksana/PJ Bappermas, Bappeda Kondisi Sarana Saat ini Aspek PMJK Tahun Mulai Tidak Fungsi Rusak PM JDR MBR Fungsi 2009 v v v v 2. Gemasutra Pembuatan tong sampah 3. (kegiatan BLH) Pengolahan sampah dari sumbernya. Biogas ternak/industri tahu 4. Pengelolaan Persampahan menjadi Pupuk Organik ( Sumbangan Dana CSR dari Bank Danamon) 5. Program rumah kompos (APPO) BP3AKB 2009 v v BLH 2010 v v BLH 2010 v v Dinas Peternakan, Tanaman Pangan dan Hortikultura. Dinas Peternakan dan Perikanan v v

88 No Nama Program / Proyek / Layanan Pelaksana/PJ Dinas Kehutanan dan Perkebunan Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat ini Fungsi Tidak Fungsi Aspek PMJK Rusak PM JDR MBR Pemetaan Media Program sanitasi sektor persampahan belum menjadi primadona sebagai bahan berita, tetapi akhir-akhir ini berita tentang permasalahan persampahan khususnya tentang TPA yang sering menimbulkan ekses sosial kemasyarakatan banyak diangkat di media massa, seperti kasus TPA Bantargebang-Jakarta, TPA Bandung, TPA Jatibarang dll. Begitu juga di berita tentang permasalahan persampahan yang belum tertangani dengan baik beberapa kali dimuat di media. Beberapa berita yang terekam di dunia maya/cetak yang memuat berita persampahn dapat dilihat pada Tabel. Tabel 3.42 Berita Persampahan Kabupaten Grobogan di Media Massa Partisipasi Dunia Usaha Pengolahan Drainase Lingkungan Undang-Undang Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai. Keputusan Presiden Republik Indonesia Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih. Petunjuk Teknis

89 1. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan. 2. Petunjuk Teknis Nomor KDT Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan Tahun Kelembagaan Instansi Pemerintah Kabupaten Grobogan yang menangani dan terkait dalam pengelolaan drainase antara lain : Dinas Pekerjaan Umum Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Badan Lingkungan Hidup. Dinas Pengairan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Grobogan.

90 Tabel 3.47 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat PERENCANAAN Menyusun target Bappeda dan DCTRK pengelolaan sampah skala kab/kota, Menyusun rencana program Bappeda dan DCTRK persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana Bappeda dan DCTRK anggaran program persampahan dalam rangka PENGADAAN pencapaian target SARANA Menyediakan sarana DCTRK dan BLH pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan sarana DCTRK pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat DCTRK v v Penampungan Sementara (TPS) Membangun sarana DCTRK pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA DCTRK Menyediakan sarana DCTRK dan BLH v v composting PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah DCTRK v dari sumber ke TPS Mengelola sampah di TPS DCTRK v Mengangkut sampah dari TPS DCTRK ke TPA Mengelola TPA DCTRK Melakukan pemilahan sampah* DCTRK v Melakukan penarikan DCTRK retribusi sampah Memberikan izin usaha DCTRK/BLH/KPT Perijinan pengelolaan sampah Terpadu PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur DCTRK penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, Melakukan dll) sosialisasi DCTRK/BLH/Dinkes peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi - terhadap pelanggaran pengelolaan MONITORING sampah DAN EVALUASI Melakukan DCTRK/BLH/Bappeda/Dinkes monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala Melakukan kab/kota monitoring dan DCTRK/Bappeda

91 FUNGSI evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Swasta Kabupaten/Kota DCTRK/BLH/Bappeda/Dinkes Masyarakat Tabel Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Grobogan Ketersediaan Pelaksanaan Peraturan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksanak an Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Ket. DRAINASE LINGKUNGAN Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan - v v v v v Sistem dan Cakupan Pelayanan Pada saat ini di Kabupaten Grobogan telah terdapat beberapa prasarana drainase, yaitu saluran drainase, bangunan pelengkap dan pembuangan akhir. Saluran drainase, bangunan pelengkap dan pembuangan akhir yang ada belum merupakan suatu jaringan sistem yang menyeluruh, saluran yang ada sebagian besar hanya digunakan sebagai

92 prasarana setempat saja. Adapun Sistem Sanitasi Pengelolaan drainase lingkungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan drainase lingkungan Input Greey water Air hujan - Atap bangunan - Halaman - Jalan User Interface - Pembuangan kamar mandi - Tempat cuci makanan/piring Penamp ungan Awal Pengaliran - Selokan / parit talang - Selokan / parit Pengolah an Akhir Pembuangan / Daur Ulang Kode/Na ma Aliran - Sungai Aliran drainase 1 - Sungai Aliran drainase 2 Tabel Sistem pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Kelompok Fungsi User interface - Teknologi yang digunakan Pembuangan kamar mandi - Tempat cuci makanan/pirin g Jenis Data Sekunder Jumlah KK (Perkiraan ) Nilai Data 53,4% dari total jumlah KK atau sekitar KK Penampungan Awal Pengangkutan/ pengaliran Selokan/parit/sal ur an pembuang (avour) Pembuangan akhir Sungai Nama sunga i Sumber Data Survey EHRA - - Dinas Cipta Karya dan Dinas S. Glugu, S. Lusi, S. Serang, S. Tuntang Dinas Pengairan, BBWS Pemali Juana Sistem jaringan drainase di dalam wilayah kota dibagi menjadi 2 yakni : drainase utama (major drainage) dan drainase lokal (minor drainage). Sistem drainase mayor dan minor dapat dibedakan menurut sifat, kriteria dan peruntukannya Drainase Makro Sistem drainase induk yang ada di wilayah Kabupaten Grobogan adalah sistem drainase alam, yaitu suatu sistem yang menggunakan sungai dan anak sungai sebagai sistem primer penerima air buangan dari saluran saluran sekunder dan tersier yang ada. Keseluruhan sistem tersebut berfungsi untuk menyalurkan air hujan dan limbah rumah tangga. Sebagian dari saluran drainase sekunder yang ada di Grobogan juga

93 menggunakan saluran irigasi sebagai saluran pembuangannya. Pada dasarnya terdapat 3 (sungai) sungai utama ( Sungai Serang, Sungai Lusi dan Sungai Tuntang ) sebagai badan penerima air akhir di wilayah Grobogan. Sungai sungai tersebut membelah wilayah studi dari sisi selatan ke utara dan bermuara di Laut Jawa Drainase Mikro Drainase mikro berupa saluran saluran pembuang dari suatu kawasan, dimana sistem yang ada masih menjadi satu antara pembuangan air hujan dengan limbah rumah tangga. Pada umumnya saluran drainase yang ada mengikuti alur jalan yang ada dan belum terbagi menurut hirarki sistem aliran maupun sistem blok pelayanan. Secara umum jaringan drainase yang ada berupa saluran alami dan saluran buatan, baik saluran terbuka atau tertutup, saluran pasangan/beton maupun saluran galian tanah. Saluran drainase yang ada sebagian besar menjadi satu dengan saluran drainase jalan. Pada Tabel 3.51 merangkum panjang drainase perkotaan wilayah Ibu Kota Kecamatan (IKK) di Kabupaten Grobogan. Tabel Panjang Drainase Perkotaan Wilayah Ibu Kota Kecamatan (IKK) di Kabupaten Grobogan No Nama IKK Panjang Saluran (m) Saluran Primer Saluran Sekunder Saluran Tersier 1 Purwodadi Grobogan Tawangharjo Pulokulon Kradenan Wirosari Gabus Ngaringan Geyer Brati Godong Klambu Karangrayung Toroh Tanggungharjo Gubug Kedungjati Tegowanu Penawangan JUMLAH Sumber : Hasil Analisis, 2016 Untuk wilayah daerah genangan dan banjir diatas baru dua wilayah yang sudah ada perencanaan drainasenya, yaitu Kota Purwodadi dan Gubug, sedangkan wilayah yang alain belum ada. Berdasarkan perencanaan drainase yang ada dapat digambarkan kondisi jaringan drainase di dua kota tersebut sebagai berikut : A. Kondisi drainase kota Purwodadi Kota Purwodadi dilalui oleh beberapa sungai besar yang berfungsi sebagai pengendali banjir. Aliran drainase diarahkan ke sungai sungai yang ada. Sistem drainase

94 melayani area seluas ,00 Ha. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya genangan yaitu : Terdapat permukiman di daerah rendah Dimensi saluran belum sesuai debit Banyak jaringan yang rusak Sistem drainase belum terpadu Meluapnya air dari saluran irigasi Saluran drainase yang ada di Kota Purwodadi sebagian besar telah dibuat permanen dengan sistem tertutup di bawah trotoir. Saluran drinase utama yang pada tahun 1986 direncanakan oleh PT. Indulexco Consulting Group Indonesia, PT. Sura Agung Consultants Indonesia dan Scott And Furphy Consulting Group Australia telah dilaksanakan pembangunannya dan telah difungsikan, namun karena kurangnya kepedulian masyarakat menyebabkan saluran tersebut tidak berfungsi secara maksimal. - Saluran Utama pertama (b): Jl. Siswa Miharja ke Utara melintas Jl. Cempaka I, Jl. Piere Tendean, kemudian ke Barat melewati bawah pertokoan sampai pertigaan Jl. Jend. A Yani dan Jl. Untung Suropati. - Saluran Utama ke dua (c) Dari Jl. Suhada (depan KODIM) ke Selatan kemudian ke Barat, melintasi Jl. Letjen. MT. Haryono, Jl. Kol. Sugiyono sedikit ke arah Barat Daya, melintas Jl. Usaha lalu menyatu dengan Saluran Utama ke tiga. - Saluran Utama ke tiga (d): Dari Jl. Jend. A. Yani (Jalan menuju Semarang) di ujung pertokoan, ke arah Utara melintas Jl. Niti Karya menuju Sungai Lusi. Saluran Utama yang lain ada pada Jl. Srikaya ke Utara menuju sungai Lusi - Saluran Pengglontor Kota (a): Berada di Jl. Pangeran Diponegoro ke Utara membelok ke Barat (Jl. Soponyono V), menyatu dengan saluran dari Jl. Untung Suropati ke Utara dan menjadi satu dengan Saluran Utama ke tiga. Air untuk pengglontor kota ini diambil dari waduk Kedung Ombo dengan debit (Q) = 50 1/dt. Alur pembuangan akhir pada sistem jaringan drainase di kota Purwodadi sebagian diarahkan ke Sungai Lusi dan Sungai Glugu sedang lainnya ke Sungai Grobogan Tabel 3.52 Saluran Drainase Utama Yang Ada di Kota Purwodadi NO LOKASI SALURAN PROFIL PROFIL DIMENSI 0 B1 B2 H 1 Jl. Kyai Busro (A1) Pas. Terbuka - 0,60 1,85 0,90 2 Jl. Kyai Busro (A2) Sal. Tanah - 0,60 1,85 0,90 3 Jl. Kyai Busro Iv (A3) Sal. Tanah - 0,70 0,80 0,70 4 Jl. Kyai Busro Iv (A4) Sal. Tanah - 0,70 0,80 0,70 5 Jl. Getas Pendawa V (A5) Sal. Tanah - 1,30 1,90 1,00 6 Jl. Getas Pendawa V (A6) Sal. Tanah - 0,60 2,00 0,80 KONDISI

95 NO LOKASI SALURAN PROFIL PROFIL DIMENSI 0 B1 B2 H 7 Jl. Getas Pendawa Raya V (A7) Sal. Tanah - 1,00 2,00 0,60 8 Jl. Getas Pendawa Raya V (A8) Sal. Tanah - 1,00 2,00 0,60 9 (A9) Sal. Tanah - 1,00 1,70 0,50 10 (A10) Sal. Tanah - 1,00 1,70 0,50 11 Jl. Gatot Subroto (B1) Pas. Terbuka - 1,10 1,10 1,00 12 Jl. Gatot Subroto (B2) Pas. Terbuka - 1,20 1,20 1,00 13 Jl. Pegadaian (B3) Pas. Terbuka - 1,00 1,90 0,90 14 Jl. Pegadaian (B4) Pas. Terbuka - 0,30 0,50 0,60 15 Jl. Jend. Sudirman (B5) Pas. Tertutup - 0,80 0,80 1,00 16 Jl. Suhada (B6) Pas. Tertutup - 1,10 1,10 1,00 17 Jl. Brigjend.Katamso (B7) Pas. Tertutup - 1,20 1,20 0,90 18 Jl. Brigjend.Katamso (B8) Pas. Tertutup - 1,20 1,20 1,20 19 Jl. Brigjend.Katamso (B9) Gorong-Gorong - 1,80 1,80 1,50 20 Jl. Brigjend.Katamso (B10) Gorong-Gorong - 1,20 1,20 1,20 21 Jl. Brigjend.Katamso (B11) Pas. Tertutup - 0,80 0,80 1,30 22 Jl. Kol. Sugijono (B12) Pas. Tertutup - 1,20 1,20 1,00 23 Jl. Kol. Sugijono (B13) Pas. Tertutup - 1,20 1,20 1,00 24 Jl. Kol. Sugijono (B14) Pas. Tertutup - 1,45 1,45 1,20 25 Jl. Ampera (B16) Pas. Terbuka - 0,50 0,70 0,60 26 Jl. Ampera (B15) Sal. Tanah - 0,50 0,80 0,60 27 Jl. Srikaya I (N17) Pas. Terbuka - 1,40 1,40 1,50 28 Jl. Slametmriyadi (B 18) Pas. Terbuka - 0,35 0,50 0,50 29 Jl. Sudirman (B 19) Pas. Tertutup - 0,75 0,75 0,80 30 Jl. Palembahan (C1) Pas. Terbuka - 0,80 0,80 0,40 31 Jl. Dr, Sutomo (C2) Sal. Tanah - 0,90 1,60 0,60 32 Jl. Hayam Wuruk (C3) Sal. Tanah - 0,80 1,20 0,60 33 Jl. Hayam Wuruk (C4) Sal. Tanah - 0,60 1,20 0,70 34 Jl. Banaran Iii (C5) Pas. Terbuka - 0,30 0,30 0,30 35 Jl. Banaran Iii (C6) Pas. Terbuka - 0,50 0,50 0,30 36 Jl. Hayam Wuruk (C7) Pas. Terbuka - 0,55 0,55 0,35 37 Jl. Hayam Wuruk (C8) Sal. Tanah - 1,20 2,00 0,65 38 Jl. Pemuda (C9) Sal. Tanah - 1,50 2,70 0,65 39 Jl. Pemuda (C10) Sal. Tanah - 0,50 1,50 0,60 40 Jl. Hayam Wuruk (C11) Pas. Terbuka - 1,00 1,50 1,40 41 Jl. Banaran Ii (C12) Pas. Terbuka - 0,35 0,35 0,60 42 Jl. Banaran Ii (C13) Pas. Terbuka - 0,35 0,35 0,60 43 Jl. Jetis Timur (C14) Sal. Tanah - 1,20 1,60 0,45 44 Jl. Piere Tendean (C15) Pas. Terbuka - 2,80 2,80 0,65 45 Jl. Piere Tendean (C16) Pas. Terbuka - 1,80 1,80 0,70 46 Jl. Cempaka I (C17) Pas. Terbuka - 0,47 0,47 0,50 47 Jl. Cempaka I (C18) Pas. Terbuka - 0,30 0,30 0,50 48 Jl. Gajah Mada (D1) Pas. Terbuka - 1,40 1,40 1,40 49 Jl. Soponyono V (D2) Pas. Terbuka - 3,80 4,90 1,55 50 Jl. Banyuono (D3) Pas. Terbuka - 0,40 0,50 0,50 51 Jl. Soponyono Ii (D4) Pas. Terbuka - 1,70 3,50 1,20 52 Jl. Soponyono Iii (D5) Pas. Terbuka - 0,60 0,60 1,00 53 Jl. Soponyono Iii (D6) Pas. Terbuka - 0,70 0,70 0,82 54 Jl. Soponyono Iii (D7) Pas. Terbuka - 0,30 0,30 0,62 55 Jl. Banyuono (D8) Pas. Terbuka - 0,55 0,55 0,72 56 Jl. Banyuono (D9) Pas. Terbuka - 0,55 0,55 0,65 57 Jl. Soponyono Ii (D10) Pas. Terbuka - 0,50 0,50 0,20 58 Jl. Soponyono Ii (D11) Pas. Terbuka - 0,48 0,48 0,45 59 Jl. Soponyono I (D12) Pas. Terbuka - 0,25 0,25 0,36 60 Jl. Soponyono I (D13) Pas. Terbuka - 0,50 0,50 0,60 61 Tm. Pahlawan (14) Sal. Tanah - 1,50 2,00 0,60 KONDISI

96 NO LOKASI SALURAN PROFIL PROFIL DIMENSI 0 B1 B2 H 62 Jl. Letjen. Suprapto (D15) Pas. Tertutup - 0,80 0,80 0,90 63 Jl. P. Diponegoro (E1) Pas. Tertutup - 1,10 1,10 1,10 64 Jl. Gajah Mada (E2) Pas. Terbuka - 1,15 1,15 1,23 65 Jl. Tentara Pelajar (F1) Sal. Tanah - 1,20 2,90 1,00 66 Jl. Brigjen. Sudiarto (F2) Sal. Tanah - 0,80 1,90 0,50 67 Jl. Tentara Pelajar (F3) Sal. Tanah - 0,80 2,20 0,65 68 Jl. Tentara Pelajar (F4) Sal. Tanah - 1,00 3,20 1,30 69 Jl. Tentara Pelajar (F5) Sal. Tanah - 1,30 3,00 0,80 70 Jl. Dr. Sutomo (F6) Pas. Terbuka - 1,00 1,00 0,80 71 Jl. Ki Ageng Selo (F7) Pas. Tertutup - 0,90 1,40 1,00 72 Jl. Ki Ageng Selo (F8) Pas. Tertutup - 1,60 1,60 1,20 73 Jl. P. Diponegoro (F9) Pas. Tertutup - 1,40 1,40 1,20 74 Jl. Dr. Sutomo (F10) Sal. Tanah - 0,90 1,60 0,50 75 Jl. Palembahan (F11) Pas. Terbuka - 0,60 0,60 0,50 Sumber : Master Plan Drainase Kota Purwodadi, 1996 KONDISI Selain saluran-saluran utama yang telah dibangun terdapat pula alur-alur alam yang cukup membantu sistem pembuangan air hujan dan buangan rumah tangga di Purwodadi. Saluran-saluran tersebut adalah: - Pembuang di desa Sambak - Saluran alam di Dukuh Cebok - Saluran di Jl. Hayam Wuruk - Saluran di Jl. Pemuda - Saluran di sebelah Selatan Jl. Jend. A. Yani (belakang rumah penduduk).

97 Peta 3.3 Peta Jaringan Drainase Makro Kabupaten Grobogan

98 B. Sistem Drainase Kota Gubug Di Kota Gubug, sistem drainase yang ada saat ini melayani area kota seluas 383,325 Ha dengan jumlah penduduk yang terlayani jiwa.terdiri dari sistim drainase primer,sekunder dan lokal.yang berfungsi sebagai sistim primer yaitu KB 15 yang melintasi kota Gubug sebagai badan penerima air dari sistim drainase sekunder.sedngkan drainase sekunder adalah badan penerima air dari saluran- saluranlokal yang berasal dari kawasan pemukiman, perkantoran, perdagangan dan sebagainya. Saluran drainase ada di kota Gubug sebagian besar telah dibuat permanen baik terbuka ataupun tertutup,terutama saluran drainase sekitar jalan besar. Sedangkan yang berada ditengah kampung saluran drainasenya masih berupa saluran tanah. Adapun sistem pengelolaan drainase di kota Gubug terbagi menjadi : 1. Sistem primer dikelola oleh PSDA 2. Sistem sekunder dikelola oleh pemerintah Kabupaten. Sistem lokal dikelola oleh pemerintah Kabupaten Grobogan bersama-sama dengan masyarakat. Yang berfungsi sebagai drainase primer dikota Gubug adalah KB 15 dimana kondisi yang ada sekarang ini telah berkurang kapasitasnya akibat tingkat sedimentasi yang tinggi KB 16 terletak di sebelah barat kota Gubug yang mengalir dari selatan manuju ke utara, dimana meneyebabkan banjir karena aliran balik. Tabel Kapasitas Bank Full Kb 15 Kota Gubug No. Lokasi A (m 2 ) R (m) I apabila muka airnya tinggi akan V (m/dt ) (m 3 /dt) 1. Sebelum jembatan rel KA 37,875 2,17 0,0051 3,86 146,2 s/d sesudah sal. Sekunder 2. Sesudah sal. Sekunder 2 59,61 2,525 0,0022 2,9 172,87 s/d sebelum jembatan 3. Sebelum jembatan Smg- Pwd s/d sesudah sal. Sek.3 76,00 2,91 0,0011 2,25 171,00 Sumber : Perencanaan sistem Drainase Kota Gubug, 2004 Q Secara garis besar sistem drainase sekunder di Kota Gubug terbagi menjadi empat bagian wilayah pelayanan sebagai berikut: 1. Saluran sekunder dari B.G. 3 di desa Kunjen mengalir ke barat kearah KB 15 melayani daerah sebelah selatan jalan kereta api 2. Saluran sekunder dari B.G. 5 mengalir ke barat ke arah KB 15 melayani daerah antara jalan A. Yani dan jalan kereta api 3. Saluran sekunder dari B.G. 7 mengalir ke barat kearah KB 15 melayani daerah antara Jalan A. Yani sampai desa Pranten. Sistem drainase lokal yang ada berupa saluran permanen dan saluran tanah dengan kondisi kotor, banyak endapan, rumput dan kapasitas yang tidak memadai. Air untuk penggelontoran Kota didapat dari saluran irigasi sekunder Gubug di B.G. 3, B.G. 6 lewat saluran drainase sekunder yang ada. Berdasarkan informasi dari instansi

99 terkait, pamong, masyarakat setempat dan survey lapangan, daerah-daerah yang sering terjadi genangan apabila terjadi hujan adalah sebagai berikut: - Sawah di sebelah jembatan timbang - Sepanjang Jl. A.Yani mulai dari terminal hingga ujung Jl. Suhada - Jalan masuk ke terminal - Ujung Jl. Bayangkara ke arah Jl. A. Yani - Sawah di belakang Terminal Gubug - Jalan ke arah Pranten - Jalan depan SD Pranten dan Balai Desa Pranten - Pertigaan depan Pasar Gubug - Jl. Letjen Suprapto

100 No Lokasi/daerah genangan 1 Sawah yang dibatasi Jl. A. Yani, KB 15 dan saluran air baku Daerah sekitar jembatan timbang sampai dengan SMPN 2 Sepanjang Jl. A. Yani mulai dari terminal hingga ujung Jl. Suhada 3 Sawah di belakang terminal sampai dengan jalan kereta api Tabel Daerah Banjir Dan Genangan di Kota Gubug penye bab hujan deras, air buangan tidak dapat masuk ke KB 15 karena muka air KB yang tinggi sedangkan syphon dibawah saluran air baku mampet sehingga hujan deras air saluran terbendung drainase mampet dan kapasitas tidak memadai hujan deras, air buangan tidak dapat masuk ke KB 15 karena muka air KB 15 yang tinggi sehingga air terbendung dan terjadi aliran balik ke arah kota, gorong-gorong mampet Data enangan luas (ha) tinggi Kerugian yang ditimbulkan (jam) frekuensi (cm) kali sawah tergenang sehingga tidak bisa ditanami/padi mati, aktifitas jembatan timbang dan SMPN 1, kali terganggu menggangu arus lalu lintas kali sawah tergenang sehingga tidak bisa ditanami/padi mati 4 Jalan masuk ke terminal hujan dan inlet drain tidak berfungsi 0, tiap huja 5 Ujung Jal. Bayangkara ke arah Jl. A. hujan dan inlet drain tidak berfungsi 0, tiap Yani huja 6 Jalan ke arah Pranten (mbak ijo) hujan dan inlet drain tidak berfungsi 0, tiap huja 7 Sepanjang jalan depan SD Pranten I hujan dan inlet drain tidak berfungsi 0, tiap dan balai desa Pranten huja 8 Pertigaan pasar Gubug seberang hujan, inlet drain tidak berfungsi dan 0, tiap pangkalan ojek saluran mampet huja 9 Sepanjang jalan Letjen Suprapto (jalan ke arah kedungjati), depan kantor kades Kuwaron Sumber : Perencanaan sistem Drainase Kota Gubug, 2016 hujan dan inlet drain tidak berfungsi 0, n tiap huja n rusaknya badan jalan rusaknya badan jalan dan bahu jalan rusaknya badan jalan dan bahu jalan rusaknya badan jalan dan bahu jalan rusaknya badan jalan dan bahu jalan rusaknya bahu jalan

101 Permasalahan Genangan Genangan dengan parameter luas genangan, tinggi genangan, dan lamanya genangan merupakan permasalahan utama yang menjadi fokus perhatian studi. Terjadinya genangan pada beberapa lokasi di wilayah studi secara pasti akan menimbulkan permasalahan berkelanjutan pada system interaksi sosial, ekonomi, budaya, dan aspek interkasi masyarakat lainnya. Berdasarkan hasil survey EHRA ditemukan bahwa sebagian besar rumah tangga (73,9%) tidak mengalami banjir secara rutin dalam kurun waktu tertentu. Sebagian lainnya (26,1%) rumah tangga saja yang mengalami banjir dalam kurun waktu tertentu secara rutin. Selengkapnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Genangan Air / banjir Ti da k a da gena ngan a i r 73,9 Ada genangan a i r (banj i r) 26,1,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 Gambar 3.13 Genangan Air/Banjir di kab. Grobogan Frekuensi genangan mencapai lebih dari satu kali setahun dialami oleh 4,8 % rumah tangga sementara satu tahun sekali terjadi genangan dialami oleh 11 %, sebulan sekali dialami oleh 0,1 % rumah tangga, dan sebagian besar rumah tangganya sebesar 82,3% tidak pernah mengalami banjir dalam waktu setahun ini. Frekuensi terjadinya banjir Ti dak ta hu 1,9 Sekal i ata u beberapa da l a m s ebul a n,1 Bebera pa kal i da l a m s eta hun 4,8 Sekal i da l a m s eta hun 11,0 Ti da k perna h 82,3,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 Gambar 3.14 Frekuensi Terjadinya Banjir dalam Setahun Terakhir

102 Berdasarkan wawancara diketahui bahwa dari 26,1 % responden yang mengalami banjir, genangan akibat banjir cukup lama terjadi sampai lebih dari satu hari yaitu sebanyak 35,8%, banjir selama satu hari dialami oleh 10,6%, banjir selama setengah hari dialami oleh 14,5% dan cukup banyak yang mengalami banjir selama beberapa jam 13,5 % dan kurang dari satu jam sebanyak 23 %. Prosentase tinggi air yang masuk ke rumah yang paling besar adalah setumit orang dewasa (45,7%), setengah lutut orang dewasa (24,5%), selutut orang dewasa (15,6%), sepinggang orang dewasa (9,6%), sebahu orang dewasa (3,9%). Selengkapnya dapat tergambarkan pada Grafik dibawah ini. Tinggi air yang masuk ke dalam rumah saat banjir Waktu Surut bajir Ti dak tahu,4 Tidak tahu 2,5 Lebih tinggi dari orang dewasa Sebahu orang dewasa Sepinggang orang dewasa Selutut orang dewasa Setengah lutut orang dewasa Setumit orang dewasa,4,9 9,6 15,6 24,5 45,7 Lebih dari 1 hari Satu hari Setengah hari Antara 1-3 jam Kurang dari 1 jam 10,6 14,5 13,5 23,0 35,8,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 45,0 50,0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 Gambar 3.15 Tinggi Air yang Masuk ke dalam rumah dan waktu surut banjir Di Kabupaten Grobogan menurut data dari Dinas Pengairan Kabupaten Grobogan, beberapa wilayah kecamatan yang merupakan daerah genangan air dan banjir, diantaranya di Kecamatan Purwodadi, Gubug, Klambu, Brati, Ngaringan, Klambu, Grobogan, Godong dan Tegowanu. NO Tabel 3.55 Data Genangan di Kabupaten Grobogan NAMA KALI / SUNGAI KECAMATAN LOKASI DESA Lama Genangan (jam) Tinggi Genangan (cm) 1 TUNTANG KEDUNGJATI 1 KARANGLANGU WATES JUMO KEDUNGJATI NGOMBAK PADAS DERAS 2 30 GUBUG 1 TRISARI ROWOSARI NGROTO PAPANREJO GUBUG KUWARON PRANTEN JATIPECARON BATUR AGUNG RINGIN HARJO RINGIN LOR GINGGANG TANI JEKETRO GLAPAN 3 80 Luas Genangan (Ha) KET.

103 NO NAMA KALI / SUNGAI KECAMATAN LOKASI DESA Lama Genangan (jam) Tinggi Genangan (cm) Luas Genangan (Ha) KET. 15 SABAN MLILIR KEMIRI K.B.1 DAN K.B. 15 TEGOWANU 1 SUKOREJO MEDANI GEBANGAN MANGUNSARI KEJAWAN KARANGPASAR TANJUNGSARI KEDUNGWUNGU CANGKRING PEPE CURUK TUNJUNG HARJO TANGGIREJO 8 80 GUBUG 1 ROWOSARI KUWARON GUBUG JRAGUNG TEGOWANU 1 KEBONAGUNG TLOGOREJO TAJEMSARI KARANGPASAR CANGKRING PEPE TLOGOMULYO JAJAR BARU / JAJAR LAMA KARANGRAYUNG 1 KARANGRAYUNG MOJOAGUNG MANGIN PANGKALAN RAWOH 2 30 GODONG 1 ANGGASWANGI KEMLOKO GUCI SUMBERAGUNG KLAMPOK GUYANGAN WERDOYO GODONG KETITANG GLUGU GEYER 1 JAMBANGAN ASEMRUDUNG 2 30 TOROH 1 BANDUNGHARJO GENENGSARI TUNGGAK 2 30 PURWODADI 1 NAMBUHAN KANDANGAN NGRAJI KALONGAN DANYANG LUSI PURWODADI 1 PURWODADI KEDUNGREJO KARANGANYAR KURIPAN 8 50

104 NO NAMA KALI / SUNGAI KECAMATAN LOKASI Lama Genangan (jam) Tinggi Genangan (cm) DESA 5 PUTATSARI PULOREJO NGLOBAR 8 60 Luas Genangan (Ha) KET. BRATI 1 KRONGGEN KARANGSARI LEMAHPUTIH TEMON JANGKUNGHARJO MENDURAN 3 40 KLAMBU 1 KANDANGREJO KLAMBU MENAWAN SELOJARI 4 80 Sumber : Data Kesbanglinmas Kab. Grobogan, Dinas Pengairan Kab. Grobogan Kesadaran Masyarakat dan PMJK Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Grobogan secara keseluruhan belum maksimal, hal ini terlihat dari prilaku masyarakat terhadap pemeliharaan sarana drainase lingkungan. Sehingga perangkat Desa/gampong/lingkungan diharapkan secara aktif dapat menggiatkan masyarakat dalam melakukan gotong-royong di wilayah masing-masing termasuk membersihkan drainase dari sampah-sampah dan sedimen penyebab penyumbatan saluran. Beberapa hal masih terlihat perilaku masyarakat terhadap sarana drainase adalah sebagai berikut : a. Masyarakat masih terbiasa membuang limbah rumah tangga/home industri tanpa melalui proses pengolahan limbah terlebih dahulu. b. Masih ada masyarakat yang membuat sampah di saluran drainase. c. Masih ada masyarakat yang membuang air besar (BAB) di saluran drainase. d. Masih ada masyarakat yang mendirikan bangunan diatas drainase. e. Masih randahnya kesadaran masyarakat terhadap manfaat dan fungsi drainase yang sesungguhnya.

105 Tabel Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan / Kelurahan No Kelurahan/Desa Kondisi Drainase Pembersihan Bangunan Di Atas Jumlah Pengelola oleh Saat Ini Drainase Saluran Tidak Pemerintah Masyarakat Tidak RT RW Lancar Mampet Rutin Kelurahan Swasta Ada Rutin Kota (RT /RW) Ada I Kedungjati Prigi 5 18 v v v v 2 Ngombak 9 26 v v v v 3 Kentengsari 8 26 v v v v 4 Karanglangu 7 39 v v v v 5 Panimbo 5 18 v v v v 6 Padas 7 22 v v v v 7 Deras 6 28 v v v v 8 Klitikan 4 11 v v v v 9 Kedungjati v v v v v 10 Kalimaro 6 29 v v v v 11 Jumo 9 30 v v v v 12 Wates 5 26 v v v v II Karangrayung Gunungtumpeng 4 20 v v v v 2 Ketro 7 43 v v v v 3 Sendangharjo v v v v 4 Karanganyar 4 21 v v v v 5 Parakan 3 14 v v v v 6 Nampu v v v v 7 Karangsono 6 35 v v v v 8 Jetis 4 22 v v v v 9 Telawah 5 27 v v v v 10 Cekel 3 21 v v v v 11 Mangin 6 38 v v v v 12 Sumberjosari v v v v v 13 Mojoagung 9 46 v v v v 14 Pangkalan 3 20 v v v v

106 No Kelurahan/Desa Kondisi Drainase Pembersihan Bangunan Di Atas Jumlah Pengelola oleh Saat Ini Drainase Saluran Tidak Pemerintah Masyarakat Tidak RT RW Lancar Mampet Rutin Kelurahan Swasta Ada Rutin Kota (RT /RW) Ada 15 Rawoh 3 19 v v v v 16 Dempel 3 20 v v v v 17 Termas 3 13 v v v v 18 Putatnganten 6 29 v v v v 19 Temurejo 3 22 v v v v III Penawangan Lajer v v v v 2 sedadi 7 56 v v v v 3 Bologarang 5 25 v v v v 4 Karangwader 6 32 v v v v 5 Toko 3 16 v v v v 6 Pengkol 7 34 v v v v 7 Leyangan 4 21 v v v v 8 Watupawon 4 11 v v v v 9 Tunggu 4 14 v v v v 10 Jipang 2 18 v v v v 11 Kramat 4 14 v v v v 12 Curut 3 11 v v v v 13 Wedoro 2 13 v v v v 14 Kluwan 5 31 v v v v 15 Karangpaing 3 17 v v v v 16 Pulutan 2 26 v v v v 17 winong 5 17 v v v v 18 Wolo 4 37 v v v v 19 Ngeluk 2 14 v v v v 20 Penawangan 4 21 v v v v IV Toroh Dimoro v v v v 2 Genengadal 8 49 v v v v

107 No Kelurahan/Desa Kondisi Drainase Pembersihan Bangunan Di Atas Jumlah Pengelola oleh Saat Ini Drainase Saluran Tidak Pemerintah Masyarakat Tidak RT RW Lancar Mampet Rutin Kelurahan Swasta Ada Rutin Kota (RT /RW) Ada 3 Sindurejo v v v v v 4 Bandungrejo v v v v 5 Genengsari 6 41 v v v v 6 Kenteng v v v v 7 Nrandah 8 36 v v v v 8 Tunggak 7 55 v v v v 9 Boloh v v v v 10 Plosoharjo v v v v 11 Tambirejo v v v v 12 Depok v v v v v 13 Krangganharjo 4 41 v v v v 14 Sugihan v v v v 15 Pilangpayung 8 48 v v v v 16 Katong 8 30 v v v v V Geyer Rambat 5 17 v v v v 2 Kalangbancar 4 14 v v v v 3 Juworo 9 31 v v v v 4 Monggot 8 48 v v v v 5 Ngrandu v v v v 6 Bangsari 8 41 v v v v 7 Karanganyar 8 42 v v v v 8 Asemrudung 6 60 v v v v 9 Jambangan 7 54 v v v v 10 Geyer v v v v 11 Ledokdawan 9 46 v v v v 12 Sobo 8 35 v v v v 13 Suruh 6 37 v v v v VI Pulokulon

108 No Kelurahan/Desa Kondisi Drainase Pembersihan Bangunan Di Atas Jumlah Pengelola oleh Saat Ini Drainase Saluran Tidak Pemerintah Masyarakat Tidak RT RW Lancar Mampet Rutin Kelurahan Swasta Ada Rutin Kota (RT /RW) Ada 1 Randurejo 8 43 v v v v 2 Mlowokarangtalun 9 38 v v v v 3 Pojok v v v v 4 Jatiharjo 7 40 v v v v 5 Sidorejo v v v v 6 Tuko v v v v 7 Panunggalan 8 58 v v v v 8 Mangunrejo v v v v 9 Jetaksari 7 35 v v v v 10 Pulokulon v v v v 11 Jambon v v v v 12 Karangharjo 8 48 v v v v 13 Sambungharjo v v v v VII Kradenan Bago 6 25 v v v v 2 Simo 8 41 v v v v 3 Rejosari 9 48 v v v v 4 Pakis v v v v 5 Crewek 6 37 v v v v 6 Banjarsari 6 32 v v v v 7 Kradenan 9 59 v v v v v 8 Sambongbangi 7 42 v v v v 9 Sengonwetan 4 32 v v v v 10 Banjardowo 6 41 v v v v 11 Kalisari 7 49 v v v v 12 Kuwu 6 33 v v v v v 13 Grabagan 6 29 v v v v 14 Tanjungsari 3 20 v v v v VIII Gabus

109 No Kelurahan/Desa Kondisi Drainase Pembersihan Bangunan Di Atas Jumlah Pengelola oleh Saat Ini Drainase Saluran Tidak Pemerintah Masyarakat Tidak RT RW Lancar Mampet Rutin Kelurahan Swasta Ada Rutin Kota (RT /RW) Ada 1 Kenyongan 4 34 v v v v 2 Suwatu 5 18 v v v v 3 Nglinduk 8 22 v v v v 4 Palem 8 52 v v v v 5 Sulursari 8 48 v v v v 6 Tlogotirto 5 37 v v v v 7 Gabus v v v v 8 Pandanharum 7 48 v v v v 9 Tunggulrejo 7 47 v v v v 10 Tahunan 5 33 v v v v 11 Bendoharjo 7 46 v v v v 12 Kalipang 7 28 v v v v 13 Karangrejo 6 41 v v v v 14 Banjarejo 9 48 v v v v IX Ngaringan Sendangrejo 6 22 v v v v 2 Sarirejo 6 15 v v v v 3 Kalangdosari 9 35 v v v v 4 Kalanglundo v v v v 5 Trowolu 5 42 v v v v 6 Pendem 3 20 v v v v 7 Bandungsari v v v v 8 Ngaringan 4 24 v v v v 9 Ngarap-arap 5 34 v v v v 10 Belor 7 30 v v v v 11 Tanjungharjo v v v v 12 Sumberagung v v v v X Wirosari Sambirejo 6 33 v v v v

110 No Kelurahan/Desa Kondisi Drainase Pembersihan Bangunan Di Atas Jumlah Pengelola oleh Saat Ini Drainase Saluran Tidak Pemerintah Masyarakat Tidak RT RW Lancar Mampet Rutin Kelurahan Swasta Ada Rutin Kota (RT /RW) Ada 2 Tanjungrejo 7 36 v v v v 3 Kunden v v v v v 4 Tambahrejo 7 37 v v v v 5 Kropak 4 30 v v v v 6 Kalirejo 5 34 v v v v 7 Dapurno 6 22 v v v v 8 Mojorebo 3 27 v v v v 9 Wirosari 7 31 v v v v v 10 Gedangan 4 20 v v v v 11 Tambakselo v v v v 12 Karangasem 5 44 v v v v 13 Dokoro v v v v 14 Tegalrejo 8 45 v v v v XI Tawangharjo Pulongrambe 4 21 v v v v 2 Mayahan 8 39 v v v v 3 Jono v v v v 4 Selo v v v v 5 Tawangharjo 5 33 v v v v 6 Tarub 4 36 v v v v 7 Pojok 5 35 v v v v 8 Plosorejo 7 37 v v v v 9 Godan 8 31 v v v v 10 Kemaduhbatur 9 28 v v v v XII Grobogan Getasrejo 6 40 v v v v v 2 Rejosari 4 24 v v v v 3 Tanggungharjo 6 38 v v v v 4 Teguhan 8 48 v v v v

111 No Kelurahan/Desa Kondisi Drainase Pembersihan Bangunan Di Atas Jumlah Pengelola oleh Saat Ini Drainase Saluran Tidak Pemerintah Masyarakat Tidak RT RW Lancar Mampet Rutin Kelurahan Swasta Ada Rutin Kota (RT /RW) Ada 5 Ngabenrejo 5 33 v v v v 6 Grobogan v v v v v 7 Karangrejo v v v v 8 Putatsari 8 64 v v v v 9 Lebak 8 45 v v v v 10 Lebengjumuk 3 14 v v v v 11 Sedayu 5 24 v v v v 12 Sumberjatipohan 6 40 v v v v XIII Purwodadi Candisari 6 39 v v v v 2 Genuksuran 6 40 v v v v 3 Danyang 9 56 v v v v v 4 Kalongan v v v v v 5 Ngraji 6 65 v v v v 6 Kandangan v v v v 7 Nambuhan v v v v 8 Waru Kr anyar 5 34 v v v v 9 Nglobar 3 23 v v v v 10 Kedungrejo 7 29 v v v v 11 Karanganyar 7 42 v v v v 12 Purwodadi v v v v v 13 Kuripan v v v v v 14 Ngembak 7 52 v v v v 15 Cingkrong 8 56 v v v v 16 Pulorejo 5 32 v v v v 17 Putat 8 36 v v v v XIV Brati Klambu 7 49 v v v v 2 Jangkungharjo 4 36 v v v v

112 No Kelurahan/Desa Kondisi Drainase Pembersihan Bangunan Di Atas Jumlah Pengelola oleh Saat Ini Drainase Saluran Tidak Pemerintah Masyarakat Tidak RT RW Lancar Mampet Rutin Kelurahan Swasta Ada Rutin Kota (RT /RW) Ada 3 Temon 6 23 v v v v 4 Lemahputih 4 25 v v v v 5 Tirem 6 22 v v v v 6 Karangsari 7 27 v v v v 7 Kronggenan v v v v 8 Katekan 6 31 v v v v 9 Tegalsumur 7 21 v v v v XV Kandangrejo 4 24 v v v v 2 Selojari 4 12 v v v v 3 Taruman 8 23 v v v v 4 Penganten 7 21 v v v v 5 Klambu 6 27 v v v v 6 Menawan 7 20 v v v v 7 Terkesi 5 35 v v v v 8 Jenengan 4 11 v v v v 9 Wandakemiri 2 11 v v v v XVI Godong Tungu 2 14 v v v v 2 Pahesan 1 10 v v v v 3 Latak 7 26 v v v v 4 Sumurgede 4 28 v v v v 5 Sambung 4 21 v v v v 6 Ketangirejo 7 29 v v v v 7 Anggaswangi 2 8 v v v v 8 Guci 3 8 v v v v 9 Werdoyo 4 15 v v v v 10 Guyangan 3 16 v v v v 11 Gundi 2 14 v v v v

113 No Kelurahan/Desa Kondisi Drainase Pembersihan Bangunan Di Atas Jumlah Pengelola oleh Saat Ini Drainase Saluran Tidak Pemerintah Masyarakat Tidak RT RW Lancar Mampet Rutin Kelurahan Swasta Ada Rutin Kota (RT /RW) Ada 12 Jatilor 7 23 v v v v 13 Sumberagung 3 9 v v v v 14 Bringin 2 13 v v v v 15 Klampok 3 18 v v v v 16 Kemloko 7 21 v v v v 17 Godong 4 37 v v v v v 18 Bugel 3 25 v v v v v 19 Ketitang 2 14 v v v v 20 Kopek 2 13 v v v v 21 Dorolegi 4 27 v v v v 22 Rajek 3 17 v v v v 23 Harjowinangun 4 15 v v v v 24 Karanggeneng 4 17 v v v v 25 Wanutunggal 3 7 v v v v 26 Manggarwetan 4 20 v v v v 27 Manggarmas 4 30 v v v v 28 Tinanding 3 11 v v v v XVIII Gubug Penadaran 5 23 v v v v 2 Gelapan 5 18 v v v v 3 Ngroto 6 25 v v v v 4 Ginggangtani 4 19 v v v v 5 jeketro 3 13 v v v v v 6 Saban 2 11 v v v v 7 Milir 6 24 v v v v 8 Kemiri 4 21 v v v v 9 Papanrejo 4 19 v v v v 10 Kunjeng 4 20 v v v v 11 Trisari 4 14 v v v v

114 No Kelurahan/Desa Kondisi Drainase Pembersihan Bangunan Di Atas Jumlah Pengelola oleh Saat Ini Drainase Saluran Tidak Pemerintah Masyarakat Tidak RT RW Lancar Mampet Rutin Kelurahan Swasta Ada Rutin Kota (RT /RW) Ada 12 Kuwaron 9 35 v v v v v 13 Rowosari 5 20 v v v v 14 Gubug v v v v v 15 Pranten 3 9 v v v v 16 Jatipecaron 4 13 v v v v 17 Baturagung 5 29 v v v v 18 Tambakan 5 20 v v v v 19 Ringinkidul 3 10 v v v v 20 Ringinharjo 6 24 v v v v 21 Tlogomulyo 6 31 v v v v XVIII Tegowanu Kebonagung 3 22 v v v v 2 Tlogorejo 4 17 v v v v 3 Medani 2 6 v v v v 4 Sukorejo 8 18 v v v v 5 Tanggirejo 4 8 v v v v 6 Mangunsari 2 10 v v v v 7 Gebangan 1 3 v v v v 8 Kejawan 2 8 v v v v 9 Tegowanu Wetan 4 19 v v v v 10 Tegowanu Kulon 3 18 v v v v 11 Tajemsari 4 12 v v v v 12 Karang Pasar 2 9 v v v v 13 Kedungwungu 5 20 v v v v 14 Pepe 3 18 v v v v 15 Curug 2 11 v v v v 16 Cangkring 2 10 v v v v 17 Gaji 2 10 v v v v 18 Tunjungharjo 3 21 v v v v

115 No Kelurahan/Desa Kondisi Drainase Pembersihan Bangunan Di Atas Jumlah Pengelola oleh Saat Ini Drainase Saluran Tidak Pemerintah Masyarakat Tidak RT RW Lancar Mampet Rutin Kelurahan Swasta Ada Rutin Kota (RT /RW) Ada XIX Tanggungharjo Ringinpitu 5 33 v v v v 2 Mrisi 5 30 v v v v 3 Ngabakrejo 4 27 v v v v 4 Kapung 5 19 v v v v 5 Kaliwenang 3 19 v v v v 6 Sugihmanik 8 36 v v v v 7 Tanggungharjo 6 41 v v v v 8 Brabo 3 32 v v v v 9 Padang 4 24 v v v v Tabel Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat No 1. Sub Sektor Drainase Lingkungan Pembangunan saluran Drainase di Kecamatan Purwodadi Nama Program / Proyek / Layanan P2KP Pelaksana/PJ Bappermas Tahun Mulai 2009 Kondisi Sarana Saat ini Aspek PMJK Tidak Fungsi Rusak PM JDR MBR Fungsi v v 2. Pembangunan saluran Drainase di Kecamatan Purwodadi PLPBK Bappeda/Bappermas 2012 v v Keterangan : PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah

116 Pemetaan Media Peran media sangat penting dalam mengkampanyekan program sanitasi dan meliput perkembangan sanitasi di masyarakat. Saat ini, dengan teknologi informasi yang berkembang sangat pesat mau tidak mau kampanye program sanitasi harus memanfaatkan media baik cetak maupun maya. Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia relatif tinggi, sehingga dengan memanfaatkan media maya kampanye program sanitasi dapat efektif dan efisien. Walaupun program sanitasi belum menjadi primadona sebagai bahan berita, tetapi akhir-akhir ini berita tentang sanitasi banyak menghiasi laman berita baik di media cetak/maya. Hal ini tak lepas dari fenomena pemasanan global dan target MDG s yang gencar disuarakan oleh semua elemen dan stakeholder yang terlibat. Beberapa berita yang terekam di dunia maya/cetak dapat dilihat pada Tabel. Tabel 3.58 Rekapitulasi Berita Sanitasi Sektor Drainase Lingkungan di Media Massa No Nama Media Jenis Acara Isu yang Diangkat Pesan Kunci Pendapat Media 1 Website Artikel Genangan Kurangi Genangan Positif Banjir Air, 160 Biopori Kedalamannya Disiapkan memadai 2 psda.jatengprov.go.id Artikel Genangan Tanggul Sungai Positip, Banjir Cabean Kedalamannya 3 news.okezone.com Artikel Genangan Dimint Banjir Rendam memadai Negatif, Banjir Dua Desa, Jalur Kedalamannya Utama memadai 4 Solopos.com Artikel Genangan Banjir Grobogan-Kudus Banjir, drainase Kota Purwodadi Positif Kedalamannya 5 Suaramerdeka.com Artikel Genangan Banjir perlu ditata Drainase Kota Perlu Dinormalkan 6 okezone.news Banjir Rendam Grobogan, 1 Orang Tewas Tersengat Listrik 7 Solopos.com Artikel Genangan Banjir Banjir landa sebelas desa di Tegowanu, Grobogan memadai Positif Kedalamannya memadai Negatif, Kedalamannya memadai Negatif, Kedalamannya memadai

117 Partisipasi Dunia Usaha Partisipasi dunia usaha untuk sektor drainase lingkungan di Kabupaten Grobogan masih minim. Belum terdapat data akan keterlibatan dunia usaha yang berskala besar pernah dilakukan di Kabupaten Grobogan. Harapannya, dunia usaha melalui dana CSR-nya berminat untuk ikut andil dalam penataan drainase lingkungan. Tak kalah pentingnya adalah setiap pembangunan pabrik/gedung/toko sebagai tempat usaha harus memperhatikan aspek teknis, sosial, budaya setempat mengalir ke tempat yang semestinya. sehingga air limbah domestik dan air hujan dapat Tabel Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Lingkungan Yang Ada di Kabupaten Grobogan No Nama Provider Tahun mulai Jenis kegiatan 1 - operas Tabel Mitra Potensial dalam Pengelolaan Drainase Lingkungan

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN digilib.uns.ac.id 66 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Grobogan terletak pada posisi 68 ºLU dan & 7 ºLS dengan ketinggian rata-rata 41 meter dpl dan terletak antara

Lebih terperinci

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan Misi Kabupaten Grobogan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011 2016 sebagai berikut : V I S

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Dilihat dari peta Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Grobogan terletak diantara dua pegunungan kendeng yang membujur dari arah ke timur dan berada

Lebih terperinci

Pengembangan Kawasan Industri Dalam Perspektif Rencana Tata Ruang Wilayah KABUPATEN GROBOGAN

Pengembangan Kawasan Industri Dalam Perspektif Rencana Tata Ruang Wilayah KABUPATEN GROBOGAN Workshop Penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Industri Pengembangan Kawasan Industri Dalam Perspektif Rencana Tata Ruang Wilayah KABUPATEN GROBOGAN Purwodadi, November 2014 PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Grobogan 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang    Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Grobogan 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH, STAF AHLI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika pembangunan yang berjalan pesat memberikan dampak tersendiri bagi kelestarian lingkungan hidup Indonesia, khususnya keanekaragaman hayati, luasan hutan dan

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tidak tercapainya beberapa sasaran tersebut diatas disebabkan karena beberapa hal, antara lain : PROSE NTASE

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tidak tercapainya beberapa sasaran tersebut diatas disebabkan karena beberapa hal, antara lain : PROSE NTASE IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja disusun berdasarkan Rencana Strategis 2011 2016 dan Rencana Kerja Tahun 2014. Adapun Capaian Sasaran Dinas Bina Marga tahun 2014 tampak sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Letak Penelitian ini diakukan di Kabupaten Grobogan yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Dilihat dari Peta Provinsi Jawa Tengah,

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) BPS KABUPATEN GROBOGAN BADAN PUSAT STATISTIK No. 78/12/ Th. I, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 209.271 RUMAH TANGGA, TURUN 18,38

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG L PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009 POLEWALI MANDAR SIPAMANDAQ S I PAM AN D AQ PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BALANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR : 2 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR : 2 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR : 2 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN STAF AHLI BUPATI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 45 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum 1. Letak Geografis Secara geografis Kabupaten Grobogan memiliki posisi daerah yang terletak di antara 110 15 BT - 111 25 BT dan

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA A. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA A. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 8 TAHUN 2008 TANGGAL : 24 JUNI 2008 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA A. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DAERAH WALIKOTA WAKIL WALIKOTA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 2 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 2 TAHUN BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN STAF AHLI KABUPATEN BONDOWOSO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1. BAB I PENDAHULUAN Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.5 Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan urusan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Grobogan Tahun 2015 KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Grobogan Tahun 2015 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas bimbingan dan karunia-nya, kami dapat menyajikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Grobogan Tahun 2015,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

Kota Salatiga terletak antara Lintang Selatan dan antara , ,64 Bujur Timur.

Kota Salatiga terletak antara Lintang Selatan dan antara , ,64 Bujur Timur. BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Wilayah menjelaskan kondisi umum Kota Salatiga yang mencakup: kondisi fisik, kependudukan, administratif, keuangan dan perekonomian daerah,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA, SEKRETARIAT DPRD DAN STAF AHLI KOTA MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA, SEKRETARIAT DPRD DAN STAF AHLI KOTA MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA, SEKRETARIAT DPRD DAN STAF AHLI KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI Struktur organisasi, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, TIPE, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JAYAWIJAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN,

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI PEMERINTAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG : PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA SUKABUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SUKABUMI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Kabupaten Pasuruan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2.1 Visi Misi Sanitasi

2.1 Visi Misi Sanitasi Penyiapan kerangka pembangunan sanitasi adalah merupakan milestone kedua dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dimana didalamnya terdapat sebuah tahapan yaitu formulasi visi misi. Berdasarkan Permendagri

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM AIR LIMBAH

DESKRIPSI PROGRAM AIR LIMBAH Lampiran V : Deskripsi Program / Kegiatan DESKRIPSI PROGRAM AIR LIMBAH No. Uraian Deskripsi 1. Program Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 2. Judul Kegiatan Pembangunan sarana

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45 BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 2.1. Kondisi Fisik Kabupaten Purwakarta 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107º30

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Sejarah Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau Indonesia. Ibukotanya terletak di Bagansiapiapi, kota terbesar,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN ANGGARAN 2008 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 1 TAHUN 2008

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN ANGGARAN 2008 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 1 TAHUN 2008 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN ANGGARAN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 1 ABSTRAK : a. Bahwa Untuk Melaksanakan Pasal 181 ayat (1) Undang Undang Nomor 32

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 23 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Badan Perpustakaan, Arsip dan Pengembangan Sistem Informasi (BAPAPSI) mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah

Lebih terperinci

Gambaran Umum Wilayah

Gambaran Umum Wilayah Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geogrfis, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten Minahasa Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan adalah Amurang,

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH II PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.107,2016 Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH. ORGANISASI. TATA LAKSANA. Kedudukan. Susunan Organisasi. Tugas. Fungsi. Tata

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI STRATEGI SANITASI KABUPATEN 2013-2017 BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Monitoring evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI - 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA DUMAI KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 09 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2008 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 8-2003 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 89, 2007 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAHAN DAERAH. Perangkat Daerah. Organisasi.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi dan misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kabupaten Tana Toraja dalam rangka mencapai visi dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berkembangnya suatu kota, tentu memerlukan berbagai sarana dan prasarana perkotaan yang memadai dalam perkembangannya ke depan. Dengan bertambahnya penduduk

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.Q Tahun 2006

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.Q Tahun 2006 BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.Q Tahun 2006 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang

Lebih terperinci