Hubungan antara Kadar Zn, Se, dan Co pada Rambut Siswa Sekolah Dasar dengan Pendapatan Orang Tua MEGA BINZIRIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan antara Kadar Zn, Se, dan Co pada Rambut Siswa Sekolah Dasar dengan Pendapatan Orang Tua MEGA BINZIRIA"

Transkripsi

1 Hubungan antara Kadar Zn, Se, dan Co pada Rambut Siswa Sekolah Dasar dengan Pendapatan Orang Tua MEGA BINZIRIA SEKOLAH PASCASARJANA KIMIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 Abstract MEGA BINZIRIA. Correlation between the Concentration of Trace Elements Zn, Se, and Co in Hair Children Elementary School and their Parents Income. Supervised by DONDIN SAJUTHI and HENDRA ADIJUWANA Zinc, selenium, and cobalt are an essential microelements required for the children. The quality of food consumed by the students related to their parents income. The purpose of this research was to observe the relationship between the concentration of Zn, Se, and Co in hair elementary school and their parents income. The analysis of Zn, Se, and Co has been determined by atomic absorption spectroscopy method ( AAS). The research data was processed by one way ANOVA analysis. The ranges in concentrations of Zn, Se, and Co was to ppm, to 1.22 ppm, and 7.64 to ppm, respectively. Of the elements studied Zn was found to have the highest concentration and Se the lowest. The average concentration of Zn in girl s hair about four times (626.8 ppm) higher than boy s hair (146.8 ppm). The highest concentration of Se was found in boy s hair from lowincome parents but in girl s hair from high-income parents. Keywords : microelement, hair, elementary school, parents income.

3 Halaman Pengesahan Judul Tesis: Hubungan antara Kadar Zn, Se, dan Co pada Rambut Siswa Sekolah Dasar dengan Pendapatan Orang Tua Nama : Mega Binziria NIM : G Disetujui Komisi Pembimbing, Prof. drh. Dondin Sajuthi, MST, Ph.D Ketua Ir. Hendra Adijuwana, MST Anggota Diketahui Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pascasarjana Kimia Prof. DR. Purwantiningsih Sugita, M.S Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr Tanggal Ujian : 4 Juli 2011 Tanggal Lulus :

4 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Karunia- Nya sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Proposal penelitian ini berjudul Analisis Unsur Runut Esensial Pada Rambut Siswa Sekolah Dasar Serta Korelasinya Dengan Taraf Penghasilan Orang Tua. Disadari bahwa penulisan proposal penelitian ini dapat mengalami perubahan seiring dengan dilakukan tahapan penelitian dan perbaikan dari komisi pembimbing. Dengan demikian proposal penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam melaksanakan penelitian. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Komisi Pembimbing Prof.drh. Dondin Sajuthi, MST, Ph.D dan Ir. Hendra Adijuwana, MST yang telah meluangkan waktunya untuk mengoreksi secara detail. Semoga tesis ini bermanfaat bagi khalayak, khususnya masyarakat akademisi dan masyarakat umumnya. Amin Bogor, November 2010 Mega Binziria

5 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. vi vii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang.. 1 Rumusan Masalah.. 3 Hipotesis. 4 Batasan Masalah 4 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian.. 4 TINJAUAN PUSTAKA 5 Rambut.. 6 Zink 9 Selenium 13 Kobalt 14 Spektroskopi Absorpsi Atom 16 BAHAN DAN METODE. 18 Waktu dan Tempat Penelitian 18 Bahan dan Alat.. 18 Teknik Pengambilan Sampel. 18 Prosedur Kerja.. 19 Penetapan Kadar Air 19 Preparasi Sampel 19

6 Preparasi Larutan Standar.. 20 Analisis Logam Zn, Se, dan Co dalam Sampel. 20 Analisis Statistik. 21 HASIL DAN PEMBAHASAN.. 22 Hasil Analisis Kimia 22 Analisis Statistik 22 Unsur Runut Zink 23 Unsur Runut Selenium 27 Unsur Runut Kobalt 32 SIMPULAN DAN SARAN 36 DAFTAR PUSTAKA. 38 LAMPIRAN 42

7 DAFTAR TABEL Halaman 1 Pengelompokkan Pendapatan Orang Tua Siswa. 5 2 Angka Kecukupan Zn per hari Angka Kecukupan Se per hari 14 4 Rerata Unsur Zn, Se, dan Co pada Rambut Siswa Laki-laki-Perempuan Korelasi Zn, Se, Co terhadap Pendapatan Orang Tua 23 6 Uji Duncan Unsur Se terhadap Pendapatan Orang Tua Uji Duncan Unsur Se terhadap Interaksi antara Pendapatan Orang Tua dengan Jenis Kelamin 31 8 Uji Duncan Unsur Co terhadap Pendapatan Orang Tua 34 9 Uji Duncan Unsur Co terhadap Interaksi antara Pendapatan Orang Tua dengan Jenis Kelamin 35 i

8 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Mekanisme Reaksi Rantai Samping Protein Struktur Folikel Rambut Manusia Bagan Metabolisme Zink dalam Tubuh 11 4 Bagan Metabolisme Kobalamin dalam Tubuh Struktur kobalamin Skema Alat Spektofotometer Serapan Atom Histogram Rerata Unsur Zn pada Rambut Siswa laki-laki dan Perempuan terhadap Pendapatan Orang Tua 24 8 Histogram Rerata Unsur Se pada Rambut siswa laki-laki dan Perempuan terhadap Pendapatan Orang Tua 28 9 Histogram Rerata Unsur Co pada Rambut Siswa Laki-laki dan Perempuan terhadap Pendapatan Orang Tua.. 32

9 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Bagan Alir Penelitian 43 2 Hasil Analisis Unsur Zn, Se, dan Co pada Rambut Siswa Analisis Ragam Unsur Zn, Se, dan Co Uji t Unsur Zn, Se, dan Co dengan Pendapatan Orang 47 5 Rerata Unsur Zn, Se, dan Co pada Rambut siswa Quisener Pola Makan Siswa 49 7 Respon Quisener Pola Makan Siswa 51 iii

10 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang membangun disegala bidang. Salah satu faktor yang dianggap penting dalam memacu pembangunan disamping faktorfaktor lainnya adalah faktor gizi karena berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Secara klasik pengertian gizi dapat diartikan sebagai sarana penyedia energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Pengertian gizi dalam artian lebih luas selain untuk kesehatan, gizi dihubungkan dengan potensi ekonomi seseorang dalam memenuhi kebutuhan gizi karena dapat mempengaruhi perkembangan otak dan perilaku, kemampuan belajar dan produktivitas kerja (Almatsier 2006) Gizi dapat juga diartikan sebagai proses dari organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme yang dipergunakan untuk pemeliharaan hidup, pertumbuhan fungsi organ tubuh dan produksi. Gizi yang baik adalah gizi yang seimbang artinya asupan zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan. Kesetimbangan zat gizi yang tidak terpenuhi dalam jangka waktu lama dapat membuat seseorang mempunyai status gizi yang buruk. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi gizi buruk secara langsung, yaitu anak tidak mendapat makanan bergizi seimbang, anak tidak mendapat asupan gizi yang memadai, dan anak mungkin menderita penyakit infeksi (Dinkes 2004). Kesetimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi sangat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, kecerdasan, kesehatan, dan aktivitas anak. Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang ditentukan oleh jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasukan, distribusi dalam keluarga dan kebiasaan makan seseorang (Almatsier 2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dapat ditimbulkan oleh penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab tidak langsung salah satunya adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutu gizinya (Soekiman 2010).

11 2 Lampung merupakan provinsi yang berada paling selatan dari pulau Sumatra. Aktivitas penduduk provinsi Lampung sebagian besar bergerak di bidang pertanian, perkebunan, budidaya perikanan dan hanya sebagian kecil sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Untuk menata tempat tinggal penduduk Lampung, pemerintah propinsi Lampung membangun beberapa kompleks perumahan. Way Halim Permai merupakan salah satu kawasan perumahan yang berada di kota Bandar Lampung. Kompleks perumahan ini mempunyai bangunan sekolah dasar juga sarana kebutuhan masyarakat seperti puskesmas dan pasar tradisional. Berdasarkan data statistik Indonesia tahun mengenai tingkat kemiskinan dan laju pertumbuhan 30 provinsi yang ada di Indonesia, provinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang mampu menurunkan tingkat kemiskinan. Ada suatu keterkaitan antara pendapatan dan gizi, besarnya pendapatan akan menentukan akses pangan secara ekonomi, jumlah dan kualitas pangan, serta daya beli pangan sehingga akan memberi dampak pada konsumsi dan gizi nutrisi (Suyatno 2010). Suatu biomonitor potensial untuk mendiagnosis status nutrisi seseorang dapat dilakukan dengan analis rambut (Cun et al. 1985). Rambut merupakan protein yang dapat berfungsi sebagai jaringan pengeluaran bagi unsur esensial, unsur non esensial dan unsur yang bersifat toksik. Unsur-unsur yang tidak dapat diolah kembali umumnya akan menyatu dengan pertumbuhan rambut, konsentrasi unsur yang terdapat dalam rambut tetap selama struktur rambut tidak berubah. Analisis rambut memiliki kelebihan ketika mendeteksi keberadaan unsur logam dibandingkan analisis darah dan analisis urin dimana kedua analisis ini kurang dapat memberikan indikasi jalur pengeluaran unsur dari dalam tubuh (Ayodele et al. 2010). Penelitian yang menggunakan rambut sebagai media untuk mendeteksi keberadaan unsur yang terdapat dalam tubuh telah banyak dilakukan seperti Ogboko et al (2009) meneliti kadar unsur Pb dan Cd dalam rambut dan saliva pada anak-anak yang hidup di daerah penghasil biji-bijian dengan memperhatikan faktor sosial-ekonomi serta lingkungan tempat mereka tinggal. Cun et al (1985) meneliti kadar Zn dalam rambut dan darah pada anak-anak prasekolah di Cina yang mengalami pica, anorexia dan pertumbuhan yang lambat. Chen et al

12 3 (1980) menyelidiki hubungan antara penyakit keshan yaitu penyakit kelainan jantung pada anak-anak dengan selenium, Ulvi et al (2002) meneliti kadar Zn serta Cu pada rambut penderita epilepsi. Unsur runut memiliki empat peran penting bagi kehidupan organism : 1. Sebagai pembentuk struktur enzim, merupakan bagian inti dari katalis agar dapat berlangsungnya reaksi biologis. 2. Beberapa dari unsur runut berperan sebagai donor atau aseptor elektron pada reaksi reduksi atau oksidasi. 3. Beberapa unsur runut berperan sebagai transport dan pelepas oksigen dalam tubuh. 4. Beberapa unsur runut mempunyai peran struktural, memberikan kestabilan dan struktur tiga dimensinya merupakan molekul biologis yang penting (Nielsen & Hunt 1988). Dalam tubuh mineral zink dan selenium berguna untuk pertumbuhan, kecerdasan, dan daya imun. Pemberian suplemen selenium dapat dengan nyata meningkatkan IQ anak (Hamim 2008). Kobalt dibutuhkan oleh tubuh dalam bentuk vitamin B 12 berfungsi mencegah terjadinya anemia. Defisiensi mineral mikro Zn, Se, dan Co dapat menyebabkan ganguan dalam metabolisme tubuh maupun dalam perkembangan IQ. Terpenuhinya kebutuhan mineral dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh pola makan, taraf pendapatan, dan lingkungan tempat tinggal. Rumusan Masalah Unsur-unsur mineral merupakan zat gizi yang mutlak diperlukan untuk melakukan fungsi tubuh dan harus dipenuhi melalui makanan (Almatsier 2006). Melihat besarnya peran pendapatan dalam pemenuhan kebutuhan pangan maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kadar unsur yang ada pada rambut siswa SDN I Way Halim terhadap pendapatan orang tua. Penelitian ini memfokuskan pada analisis kadar unsur Zn, Se, dan Co.

13 4 Hipotesis Terdapat hubungan antara kadar unsur runut Zn, Se, dan Co pada rambut siswa terhadap pendapatan orang tua melihat besarnya peran pendapatan dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Dengan semakin tinggi tingkat pendapatan orang tua diharapkan kadar unsur runut semakin tinggi sesuai dengan kisaran kadar unsur runut dalam rambut. Batasan Masalah Untuk mendapatkan gambaran konsentrasi unsur runut Zn, Se, dan Co pada siswa sekolah dasar (SD) serta korelasinya dengan taraf pendapatan orang tua, penelitian ini menggunakan siswa SD kelas satu Negeri I Way Halim Permai di provinsi Lampung sebagai sempel penelitian. Penelitian ini menggunakan metode AAS sebagai metode untuk menganalisis unsur runut dalam rambut. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsur runut Zn, Se, dan Co pada rambut siswa SDN I Way Halim Permai di provinsi Lampung serta untuk mendapatkan informasi keterkaitan taraf pendapatan orang tua dengan kadar unsur runut. Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mendeteksi secara dini level status kadar unsur siswa, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan dengan memberikan berbagai suplemen mikro yang diperlukan sesuai dengan batas anjuran yang ditentukan.

14 5 TINJAUAN PUSTAKA Makanan bergizi merupakan makanan yang diperlukan untuk melakukan proses metabolisme, mengandung unsur yang diperlukan tubuh dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan. Gizi yang baik turut berperan dalam pencegahan terjadinya berbagai macam penyakit infeksi dan mendukung tumbuh kembang anak yang optimal. Ketercukupan makanan bergizi ini dapat dipengaruhi oleh pola makan dan pendapatan orang tua. Pengaturan pola makan sehari-hari yang seimbang seperti tertuang pada Pedoman Umum Gizi Seimbang Direktorat Gizi Masyarakat RI antara lain adalah mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam serta memenuhi kecukupan energi. Pendapatan sangat berpengaruh dalam memenuhi akses pangan secara ekonomi, jumlah dan kualitas pangan, serta daya beli pangan sehingga memberi dampak pada konsumsi dan gizi seseorang. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung terhadap taraf penghasilan dengan mengacu tingkat pengeluaran penduduk Lampung maka diperoleh tingkat pengeluaran penduduk lampung tahun 2009 minimal sebesar Rp (enam ratus tiga puluh ribu rupiah) berarti pendapatan penduduk lampung sedikit diatas taraf pengeluaran penduduk lampung. Acuan yang digunakan oleh BPS dalam menentukan taraf penghasilan berdasarkan tingkat pengeluaran karena pengeluaran merupakan indikator riil yang paling mendekati dengan pendapatan yang dihasilkan. Dari hasil survei yang dilakukan di SDN I Way Halim provinsi Lampung pendapatan orang tua dapat dikelompokkan seperti pada Tabel 1 Tabel 1 Pengelompokan Pendapatan Orang Tua Rendah (Rp) Sedang (Rp) Tinggi (Rp) > sampai dengan >

15 6 Pendapatan berpengaruh besar dalam mempengaruhi status gizi seseorang. Status gizi yang baik atau optimal terjadi bila zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh terpenuhi dan digunakan secara efisien sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan. Status gizi dikatakan lebih bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebih, sedangkan status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi seseorang dipengaruhi oleh konsumsi makan yang ditentukan oleh jumlah dan jenis pangan yang dibeli (Almatsier 2006). Keadaan sosial ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor yang menentukan jumlah makanan yang tersedia dalam keluarga sehingga menentukan status gizi keluarga tersebut. Wayne (2004) yang melakukan penelitian mengenai keterlibatan orang tua pada kompetisi sosial serta akademik murid-murid Taman Kanak-Kanak di daerah urban meyimpulkan bahwa anak-anak yang berasal dari orang tua berpenghasilan tinggi memiliki sifat lebih kooperatif, memiliki kontrol diri dan perkembangan kognitif lebih baik dibandingkan anak-anak yang tumbuh dengan penghasilan orang tua rendah. Rambut Rambut adalah bagian tubuh dari mahluk hidup yang mengandung 88 % protein keratin. Protein keratin merupakan rantai polipeptida, bila protein ini diuraikan lagi maka akan dihasilkan asam-asam amino. Akar rambut mengandung protein keratin yang kaya gugus sulfhidril (-SH) dan gugus disulfida (-S-S-). Gugus sulfhidril (-SH) dan disulfida (S-S) mempunyai kemampuan mengikat unsur-unsur yang masuk ke dalam tubuh (Nnorom et al. 2005). Proses pengikatan unsur-unsur pada rambut dapat dijelaskan sebagai berikut:

16 7 + Zn 2+ Zn + 2H + Gambar 1 Reaksi Ion Zn 2+ dengan Rantai Samping Sistein (Nnorom et al. 2005). Struktur rambut terdiri dari lapisan dalam (medula), korteks, dan lapisan luar yang kuat (kutikula) seperti terlihat pada gambar berikut Gambar 2 Folikel Rambut Manusia (Bergfield 2007). Rambut merupakan salah satu media penelitian yang memiliki potensi sangat luas. Penelitian yang menggunakan media rambut dapat mencakup bidang pengobatan, biologi, ilmu perkembangan lingkungan, forensik, kedokteran dan

17 8 sosoial-ekonomi. Beberapa pertimbangan rambut sebagai media penelitian unsur runut karena didalam rambut unsur runut terakumulasi dengan konsentrasi lebih besar dari pada dalam darah maupun dalam urin, rambut mampu memberikan informasi historial sehingga dapat digunakan mengukur unsur runut dalam menentukan status nutrisi (Nnorom et al. 2005), selain itu rambut juga merupakan jaringan yang ideal untuk studi epidemologi karena pada saat pengambilannya tidak menimbulkan rasa sakit, tempat pembuangan yang normal, mudah dikumpulkan, disimpan dan dianalisis. Analisis rambut memiliki kelebihan ketika mendeteksi keberadaan unsur runut dibandingkan analisis darah dan analisis urin, karena kedua analisis tersebut tidak dapat menggambarkan kondisi dalam jangka waktu lampau mengenai banyaknya racun dari unsur runut di dalam tubuh. Analisis darah mengukur komponen yang terserap sementara dalam sirkulasi sebelum pembuangan dan penyimpanan, sedangkan analisis urin hanya mencerminkan kadar unsur runut beracun yang dilepaskan dari darah oleh ginjal untuk jangka waktu pendek, yakni beberapa jam saja. Oleh sebab itu dengan melakukan penelitian pada rambut maka kita dapat mengungkapkan data kelebihan, kekurangan dari unsur runut. Unsur runut yang akan di deteksi berada pada daerah kutikula, daerah ini disusun oleh polimerisasi protein dengan matriks protein sulfur yang homogen, dan bagian rambut yang aktif menyerap unsur runut dari makanan adalah matriks sel pada papilla dari kantung rambut (Bergfield 2007). Penggunan rambut sebagai media untuk mengevaluasi unsur runut yang terdapat dalam tubuh telah banyak dilakukan seperti Ogboko et al (2009) melakukan penelitian mengenai kadar Pb serta Cd pada rambut dan saliva pada anakanak yang hidup di daerah penghasil biji-bijian dengan memperhatikan faktor sosialekonomi serta lingkungan tempat mereka tinggal. Penelitian yang dilakukan oleh Ogboko et al memberikan kesimpulan bahwa faktor sosial ekonomi tidak mempengaruhi konsentrasi unsur Pb dan Cd yang terdapat di dalam rambut. Ulvi et al (2002) meneliti kadar Zn serta Cu pada penderita epilepsi, Vasconcellos et al (1999) meneliti keterkaitan antara logam Hg dan Se dalam rambut orang Indian Brazil yang tinggal di daerah pengolahan tambang emas secara tradisional

18 9 menggunakan amalgama. Cun et al (1985) meneliti kadar Zn dalam rambut dan darah pada anak-anak prasekolah di Cina yang mengalami pica, anorexia dan pertumbuhan yang lambat. Hambidge (1982) melakukan penelitian di Denver Colorado menyatakan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga berpenghasilan tinggi dan keluarga berpenghasilan sedang dengan asumsi status nutrisinya baik mengalami defisiensi Zn yang ditunjukkan dengan pertumbuhan tubuh kurus, lemahnya indra perasa dan hilangnya nafsu makan. Zink Zink merupakan salah satu mineral mikro yang bersimbol Zn dengan nomor atom 30, bobot atom 65 yang terletak pada periode ke empat sistem periode unsur. Pada tahun 1934, seorang ilmuwan menyatakan bahwa mineral Zn diperlukan untuk kehidupan baik pada hewan maupun manusia. Kejadian defisiensi Zn pertama kali diketahui ada tahun 1955 ketika penyakit parakeratosis pada babi dinyatakan sebagai akibat defisiensi Zn. Defisiensi Zn pada manusia pertama kali diketahui dari penduduk Cina yang mengalami kurang gizi menunjukkan rendahnya konsentrasi Zn dalam plasma darah mereka. Zn dalam bentuk ion sangat esensial bagi kehidupan karena terdapat hampir dalam semua sistem biologis, dengan fungsi yang beragam sebagai pengaturan katalisis. Terdapat 200 metallo-enzim sangat tergantung pada Zn antara lain reaksi oksido-reduktase, isomerase, transferase, hidrolase, liase, dan ligase. Proses lain yang diatur oleh Zn adalah ekspresi gen metalotionein, apotopis (kematian sel) dan pengenalan sinaptik (Sutiari & Indiriyani 2007). Zn ada pada semua organ, jaringan, dan alat sekresi tubuh, zink akan tersimpan dalam jumlah yang cukup besar pada jaringan epidermal seperti kulit, rambut, dan kuku. Zn sangat berperan luas terutama hubungannya dengan berbagai penyakit sebagai akibat lemahnya pertahanan tubuh. Defisiensi Zn diketahui dapat mengurangi daya konsentrasi (mudah mengantuk), mengurangi daya penyembuhan luka, ketajaman organ pengecap rasa, kulit kering dan kasar, anemia, dan penurunan bobot badan. Defisiensi Zn juga menunjukkan keterkaitannya dengan masalah belajar dan perilaku pada anak-anak. Manisfestasi perilaku akibat defisiensi Zn antara lain murung,

19 10 dipresi, tempramen, dan antagonis (Marlowe 1988). Peran penting Zn dalam meningkatkan kecerdasan seseorang sangat besar karena (1) Zink berperan untuk meningkatkan pertumbuhan dan regenerasi sel otak besar. Sel otak besar merupakan zat utama dalam perkembangan intelegensi (2) Daerah ingat otak besar memerlukan Zn dalam jumlah yang sangat banyak, kekurangan Zn menyebabkan penurunan daya ingat. (3) Kekurangan Zn akan memperlambat jalannya pesan ke syaraf Absorpsi Zn berlangsung di usus halus, yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Adanya asam amino histidina, sisteina, lisina, glisina dan asam-asam organik seperti asam sitrat, asam pikolinis dapat meningkatkan daya larut dan memudahkan absorpsi dari Zn, sedangkan asam oksalat, pitat, serat, dan tanin serta beberapa kation divalent seperti Ca 2+, Fe 2+, Cu 2+ dapat menjadi inhibitor proses absorpsi Zn. Makanan yang banyak mengandung unsur Zn antara lain kerang, terigu, coklat, daging, hati, keju, susu skim, ikan tuna, kacang-kacangan, serealia, buah-buahan, sayur-sayuran, minyak goreng, dan mentega. Ketercukupan mineral Zn sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tubuh. Metabolisme Zn dalam tubuh seperti pada bagan berikut

20 11 Zn dalam makanan Sel Saluran Cerna Di simpan sebagian sebagai metalotionin Sebagian hilang melalui Feses dan saluran cerna yang dibuang Zn diikat oleh albumin dan transferin Darah mengangkut Zn yang terikat oleh albumin dan transferin Hati Pankreas Zn digunakan membentuk enzim pencernaan dan dikeluarkan ke dalam saluran pencernaan metalotionin Darah membawa Zn ke jaringan tubuh lain Sebagaian hilang melalui urin,kulit,rambut Gambar 3 Bagan Metabolisme Zn dalam Tubuh.

21 12 Kebutuhan manusia akan mineral Zn per hari seperti pada Tabel 2 (Mulyaningsih 2009) Tabel 2 Angka Kecukupan Zn per hari Kelompok Umur (Tahun) Zn (mg) Bayi Anak Pria Wanita Wanita menyusui 6 bln pertama 19 Wanita menyusui 6 bln ke dua 16 Kebutuhan Zn pada laki-laki lebih besar dari pada perempuan karena proses pembentukkan semen, semen mengandung Zn 100 kali lebih banyak dari dalam darah (Widowati et al. 2008). Kadar Zn dalam rambut disarankan antara μg/g pada orang dewasa (Caulfield 2006), sedangkan pada anak-anak berkisar antara ppm ( Marlowe et al ).

22 13 Selenium Selenium memiliki simbol Se, dengan nomor atom 34, serta bobot atom Unsur ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1817 oleh Jakob Berzelius. Kegunaan selenium ditemukan pada tahun 1957 ketika selenium menunjukkan kemampuannya mencegah nekrosis hati pada tikus percobaan (Olson, 1988). Rayman (2000) meriview fakta-fakta yang menunjukkan peran selenium dalam pencegahan kanker, penyakit jantung, infeksi virus, fungsi imun, mood dan reproduksi. Selenium merupakan unsur runut yang diperlukan oleh asam amino seperti selenosistein sebagai salah satu dari jenis selenoprotein. Selenoprotein merupakan komponen struktural enzim antioksidan thioredoxin reduktase dan glutathione peroksidase yang dapat menangkal radikal bebas, membantu metabolisme sel darah merah dalam sitoplasma dan mencegah kerusakan kromosom pada kultur jaringan. Selenium penting bagi tubuh dengan jumlah sedikit, sedangkan bila dalam jumlah yang cukup banyak selenium akan menjadi racun bagi tubuh. Penelitian yang dilakukan oleh Yang et al (1983) menunjukkan bahwa keracuanan selenium dapat diindikasikan dari rambut menjadi kering, rapuh mudah rontok dari kulit kepala serta semua rambut bagian tubuh mengalami kerontokkan dengan ruam yang menimbulkan rasa sangat gatal, kuku menjadi rapuh dan terdapat spot putih disepanjang lapisan permukan diikuti dengan patahnya dinding kuku dan akhirnya terlepas. Kekurangan unsur selenium menyebabkan penyakit kardiomiopati (jantung) pada anak-anak yang dikenal sebagai penyakit Keshan di negara Cina. Ilmuwan Cina yang melakukan penelitian menyimpulkan bahwa defisiensi selenium menyebabkan penduduk lebih rentan terhadap defisiensi zat gizi yang lain (Olson 1988). Komponen-komponen selenium pada makanan dapat berupa senyawa organik dan anorganik. Selenad sebagian besar merupakan komponen senyawa anorganik yang ditemukan pada hewan dan tumbuhan (daun dan tangkai), sedangkan selenometionin sebagian besar merupakan komponen selenium organik yang terdapat pada padi, biji-bijian, kacang-kacangan, dan kedelai. Makanan yang mengandung kadar selenium tinggi terdapat pada daging, makanan laut, beras, kacang polong,

23 14 kacang brazil, kacang almond, bawang putih, jamur, kubis, kembang kol, wortel, lobak, selada, semangka, labu dan mentimun. Besarnya kandungan selenium pada bahan makanan sangat tergantung pada jumlah mineral selenium dalam tanah. Selenium mudah hilang pada saat pencucian, proses pemasakkan dan penyimpanan bahan makanan (Pialang 2006). Selenium mudah diabsorpsi oleh tubuh serta diekskresi melalui urine dan feses. Sebagai mikronutrien selenium dapat mengikat mineral toksis seperti merkuri, kobalt, timbal, arsen, kadmium agar lebih mudah diekskresi. Selenium bersama vitamin E, A dan C secara senergis dapat berperan sebagai antioksidan (Widowati 2008). Tabel 3 berikut menampilkan angka kecukupan mineral Se per hari yang dibutuhkan manusia (Hanim 2008) Tabel 3 Angka Kecukupan Se per hari Kelompok Umur (Th) laki-laki Perempuan (μg/hari) (μg/hari) Bayi 0-6 bulan bulan Anak Remaja Dewasa > Ibu hamil semua umur 60 Ibu menyusui semua umur 70 Kadar selenium pada rambut menurut Caulfield (2006) adalah antara μg/g, sedangkan pada anak-anak antara ppm (Marlowe et al. 1983). Kobalt Kobalt merupakan unsur kimia mempunyai nomor atom 27 dan bobot atom Kobalt merupakan nutrisi esensial yang dapat mengurangi anemia dengan meningkatkan produksi sel darah merah serta berperan menormalkan fungsi semua sel. Tubuh memerlukan kobalt dalam jumlah yang kecil. Unsur nutrisi ini dapat

24 15 diperoleh pada mikroorganisme, tumbuh-tumbuhan dan hewan. Kebutuhan kobalt harus disuplai dalam bentuk aktifnya yaitu dalam bentuk vitamin B 12 (kobalamin). Defisiensi kobalt pada manusia menampakkan gejala yang sama dengan defisiensi vitamin B 12 yaitu anemia dan ganguan sistem syaraf. Proses adsorpsi kobalt terjadi pada bagian atas usus halus dengan bantuan protein khusus yaitu transferin dan feritin. Mekanisme metabolisme kobalt mengikuti mekanisme metabolisme vitamin B 12.. Metabolisme kobalamin dalam tubuh sebagai berikut Kobalamin dalam makanan Duodenum, cairan lambung dan tripsin Kobalamin dilepas dari faktor R oleh tripsin lalu diikat oleh faktor instrik (IF) dalam lambung Kobalamin diikat oleh faktor R (rapid elektrophoretik mobility) dalam lambung Kobalamin-IF diikat oleh reseptor khusus dan diabsorpsi pada mikrovili usus halus Kobalamin-IF dalam sel mukosa dilepaskan menghasilkan B 12 bebas B 12 TC II ke hati dan jaringan tubuh lainnya B 12 bebas diikat oleh transkobalamin II (TC-II) Gambar 4 Metabolisme Kobalamin dalam Tubuh

25 16 Adapun struktur vitamin B 12 sebagai berikut: Gambar 5 Struktur Kobalamin (Lippard 1994) Vitamin B 12 yang mengandung kobalt biasanya diberikan untuk penderita anemia dan wanita hamil. Kobalamin ditemukan dalam, ikan, daging, hati, ginjal, dan susu. Kadar kobalt yang terdapat pada rambut menurut Caulfield (2006) adalah μg/g. Angka kecukupan vitamin B 12 untuk anak- anak usia 7-9 tahun sebesar 0.9 µg. Spektroskopi Absorpsi Atom (AAS) Pancaran AAS (Atom Absorption Spectroscopy) merupakan metode standar yang telah digunakan sejak 1960 untuk menganalisis unsur mineral. Penggunaan metode AAS sangat luas dalam berbagai bidang karena memiliki prosedur yang paling selektif, spesifik, memiliki sensitifitas tinggi, dapat menentukan konsentrasi unsur dalam jumlah sangat rendah, waktu yang diperlukan dalam pelaksanaannya

26 17 cepat dan mudah dilakukan. Spektroskopi Serapan Atom (AAS) merupakan suatu teknik analisis yang sangat spesifik karena garis spektrum absorpsi atom sangat sempit dan energi transisi elektronnya bersifat karateristik untuk setiap unsur, energi yang dipancarkan sama dengan panjang gelombang garis spektrum unsur yang dianalisis, dan sampel yang akan dianalisis tidak perlu dilakukan pemisahan unsur yang satu dari unsur lainnya. Skema umum dari alat AAS adalah sebagai berikut Gambar 6 Skema Alat Spektroskopi Serapan Atom (Anshori 2005) Prinsip pengukuran pada metode AAS adalah pengabsorpsi oleh atom, dimana atom-atom akan mengabsorpsi radiasi emisi dari lampu katoda cekung dengan panjang gelombang tertentu. Proses pengatomisasian larutan sampel pada metode ini dilakukan dalam nyala api. Absorpsi yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi unsur sehingga konsentrasi unsur dalam sampel dapat ditentukan.

27 18 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2010 hingga Maret 2011 bertempat di laboratorium Kimia Anorganik Departeman Kimia MIPA IPB, dan Laboratorium Bersama Departemen Kimia IPB. Alat dan Bahan Instrumen AAS merupakan perangkat alat yang digunakan untuk menganalisis unsur runut yang terdapat dalam rambut. Instrumen AAS yang digunakan Shimadzu tipe AA-7000, bahan yang digunakan adalah rambut siswa, aseton, n-heksena, etil alkohol, air bebas ion, kertas saring Whatman no.42, HCl pekat, HNO 3 pekat, H 2 SO 4 pekat, HClO 4 pekat Teknik Pengambilan Sampel Sampel rambut diperoleh dari siswa kelas satu SD Negeri I Way Halim provinsi Lampung. Sampel diambil secara random dari setiap kelompok pendapatan orang tua yang telah ditetapkan, yaitu pendapatan rendah, sedang, dan tinggi. Besarnya pendapatan orang tua siswa diperoleh dari data pribadi siswa yang terarsip dalam admistrasi sekolah. Pengambilan sampel rambut siswa ini telah mendapat persetujuan pihak orang tua siswa dan sekolah. Jumlah keseluruhan siswa yang diambil rambutnya sebagai sampel adalah 36 siswa. Sampel terbagi dari 6 siswa lakilaki dan 6 siswa perempuan dari tingkat pendapatan orang tua tinggi, 6 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan dari pendapatan orang tua sedang, serta 6 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan dari pendapatan orang tua rendah. Pengelompokkan taraf pendapatan orang tua tinggi bila pendapatan di atas Rp (dua juta rupiah), taraf pendapatan sedang bila pendapatan diatas Rp (satu juta) sampai Rp (dua juta rupiah) dan rendah bila taraf pendapatan orang tua di bawah Rp (satu juta rupiah). Setiap siswa diambil rambutnya sebanyak 2 g. Rambut yang diambil adalah 7 cm dari akar rambut kepala, rambut yang telah dipotong dimasukkan ke dalam plastik serta diberi nama siswa yang bersangkutan.

28 19 dan disimpan sampai saat digunakan untuk preparasi analisis (Wang et al. 2008). Siswa-siswa yang telah diambil rambutnya di beri suatu quisener yang akan diisi oleh orang tua siswa untuk mengetahui kebiasaan makan yang disajikan dan jenis makanan yang sukai oleh siswa. Prosedur Kerja Sebanyak dua gram rambut yang telah diambil dari daerah bagian kepala direndam ke dalam 65 ml campuran n-heksana, etil alkohol dan aseton ( 4:2:1 v/v) selama 1.5 jam, perendaman dilakukan sebanyak 2 kali kemudian sampel disaring dan dicuci dengan air bebas ion sebanyak 4 kali, setelah itu sampel kembali direndam kedalam 65 ml aseton selama 15 menit kemudian sampel disaring dan dicuci dengan air bebas ion sebanyak 3 kali, setelah itu sampel dikeringkan pada temperatur ruang ( Wang et al ). Penetapan Kadar Air Sampel rambut yang telah bersih sebanyak satu gram dimasukkan ke dalam botol timbang yang telah diketahui bobot keringnya. Botol timbang yang telah diisi sampel dimasukkan ke dalam oven pada suhu 70 0 C selama 3 hari (Ogboko et al. 2009). Setelah pemanasaan botol timbang yang berisi sampel dimasukkan kedalam desikator sampai mencapai suhu kamar kemudian dilakukan penimbangan sampai diperoleh bobot tetap setelah itu sampel disimpan ke dalam kantung plastik kedap udara. Perhitungan kadar air dilakukan dengan menggunakan rumus Kadar air (%) = [ (a-b) / a ] x 100 % a = bobot sampel sebelum pemanasan (g) b = bobot sampel setelah pemanasan (g) Preparasi Sampel Sebanyak satu gram sampel bersih yang telah dipotong kecil-kecil dimasukkan ke dalam erlenmayer 50 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 pekat.

29 20 Sampel yang telah ditambahkan HNO 3 pekat dibiarkan dalam lemari asam selama 1 jam untuk mengurangi gas yang dihasilkan. Pendestruksian sampel dilakukan pada hotplate dengan suhu 120 selama 1 jam, kemudian sampel dibiarkan pada lemari asam selama ± 24 jam. Setelah 24 jam dilakukan penambahkan H 2 SO ml ke dalam larutan sampel dan sampel dipanaskan kembali selama 1 jam, setelah itu ditambahkan campuran HClO 4 : HNO 3 (2:1) sebanyak 12 tetes, sampel dipanaskan kembali sampai terjadi perubahan dari warna coklat - kuning tua - kuning muda. Selanjutnya sampel dipindahkan dari hotplate untuk ditambahkan air bebas ion sebanyak 4 ml dan HCl pekat 1.2 ml, kemudian sampel dipanaskan kembali 15 menit. Larutan sampel yang telah dingin kemudian disaring dan dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml kemudian ditambahkan air bebas ion sampai batas tanda garis labu erlenmayer. Larutan sampel yang dihasilkan dapat digunakan untuk menganalisis kadar Zn, Se, dan Co dengan AAS ( Yang et al,1983 ). Preparasi Larutan Standar Pembuatan larutan standar Zn dilakukan dengan mempersiapkan 5 buah labu ukur yang bervolume 50 ml. Pembuatan larutan standar Zn dengan konsentrasi 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, dan 1 ppm dapat dilakukan dengan mengambil larutan kerja sebanyak 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml yang dimasukkan ke dalam setiap labu ukur bervolume 50 ml kemudian ditambahkan aquadest sampai tanda garis pada leher labu erlenmayer. Pengukuran absorbans dari masing-masing larutan standar dilakukan dengan instrumen AAS pada panjang gelombang nm kemudian absorbans yang dihasilkan dibuat kurva standar. Perlakuan yang sama untuk membuat larutan standar Se dengan konsentrasi 10, 20, 40, dan 60 ppb dan Co dengan konsentrasi 0.2, 0.4, dan 1 ppm dengan pengukuran absorbans menggunakan panjang gelombang nm untuk Se, dan nm untuk Co. Analisis Logam Zn, Se, dan Co dalam Sampel Penentuan konsentrasi Zn, Se, dan Co dilakukan dengan teknik kurva standar yang berupa garis linear sehingga dapat ditentukan konsentrasi sampel dari absorbans

30 21 yang terukur setelah konsentrasi pengukuran diketahui maka kandungan dalam sampel ditentukan dengan perhitungan berikut M = C x V x F B Dimana M = kandungan logam dalam sampel (µg/g) C = konsentrasi yang diperoleh dari kurva standar (µg/g) V = volume larutan sampel (ml) F = faktor pengenceran B = bobot sampel (gr) Analisis Statistik Pengolahan data hasil penelitian ini dilakukan analisis statistik rerata, dan simpangan baku. Nilai secara statistik dibandingkan dengan menggunakan analisis varians (ANOVA) one-way, nilai signifikant p dengan memperhitungkan populasi perbedaan jenis kelamin. Analisis korelasi antara unsur runut esensial pada rambut dan taraf pendapatan orang tua dilakukan menggunakan uji Pearson SPSS versi 13.0 ( Forte et al ).

31 22

32 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Kimia Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara kadar Zn, Se, dan Co pada rambut siswa SD dengan pendapatan orang tua yang dilakukan pada SDN I Way Halim Lampung diperoleh bahwa kadar unsur tertinggi pada rambut adalah unsur Zn dan kadar unsur terendah adalah unsur Se. Kisaran unsur Zn, Se, dan Co berturutturut adalah ppm, ppm, dan ppm (Lampiran 5). Kisaran unsur Zn, Se, dan Co yang diperoleh pada penelitian ini lebih tinggi dari pada kisaran hasil penelitian yang dilakukan Marlowe et al (1983). Dari penelitian ini diperoleh rerata unsur Zn, Se, dan Co pada rambut siswa laki-laki dan perempuan sebagai berikut Tabel 4 Rerata Kadar Unsur Zn, Se, dan Co pada Rambut siswa laki-laki dan Perempuan Jenis Unsur Siswa Laki-laki Siswa Perempuan Zn Se Co Pada Tabel 4 ditunjukkan bahwa rerata kadar unsur Zn pada rambut siswa parempuan (626.9 ppm) empat kali lebih tinggi dibandingkan pada siswa laki-laki (146.8 ppm). Data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya dilakukan uji analisis secara statistik. Analisis Statistik Pengolahan statistik konsentrasi unsur runut Zn, Se, dan Co diperoleh dari sampel rambut siswa SDN I Way Halim Lampung. Pada pengolahan data digunakan

33 23 dua faktor yang ingin diteliti pengaruhnya terhadap kadar unsur Zn, Se, dan Co, yaitu faktor pendapatan orang tua (rendah, sedang, dan tinggi), faktor jenis kelamin (laki dan perempuan), dan tiga interaksi yaitu interaksi pendapatan terhadap kadar unsur, interaksi jenis kelamin terhadap kadar unsur, dan interaksi antara pendapatan dan jenis kelamin terhadap kadar unsur. Uji korelasi yang dilakukan pada data rerata kadar unsur Zn, Se, dan Co secara umum terhadap pendapatan orang tua ditunjukan seperti pada Tabel 5 berikut Tabel 5 Korelasi rerata Zn, Se, Co terhadap Pendapatan Orang Tua Unsur R P Keterangan Zn tidak berbeda nyata Se tidak berbeda nyata Co tidak berbeda nyata Pada Tabel 5 ditunjukkan bahwa unsur Zn, Se, dan Co tidak berkorelasi terhadap pendapatan orang tua. Untuk selanjutnya tiap unsur akan dibahas dibawah ini. Unsur Runut Zink Berdasarkan hasil analisis korelasi secara umum kadar unsur Zn terhadap pendapatan orang tua memberikan hasil tidak berbeda nyata. Uji t kadar Zn pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan mempunyai nilai p = memberikan hasil berbeda sangat nyata (< 0.01), hal ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi kadar unsur Zn pada rambut (Lampiran 4). Analisis ragam unsur Zn menyatakan juga bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi kadar unsur Zn pada rambut (Lampiran 3).

34 24 Rerata kadar Zn dalam semua tingkat pendapatan orang tua, baik pada rambut siswa laki-laki maupun perempuan dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 7 K o n s e n t r a s i Z n ( p p m ) Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Siswa Laki-laki Siswa Perempuan Pendapatan Orang-Tua Gambar 7 Rerata Unsur Zn pada Rambut Siswa Laki-laki dan Perempuan terhadap Pendapatan Orang Tua Pada Gambar 7 ditunjukkan bahwa kadar Zn rata-rata pada anak perempuan lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki untuk semua tingkat pendapatan orang tua. Rerata kadar unsur Zn tertinggi (747.8 ppm) pada kelompok siswa perempuan terdapat pada pendapatan orang tua tinggi yaitu lebih besar dari Rp. 2.5 juta, sedangkan rerata kadar unsur Zn terendah (111.4 ppm) terdapat pada kelompok siswa laki-laki dengan tingkat pendapatan orang tua rendah yaitu lebih kecil dari Rp. 1 juta. Perbedaan tingginya kadar unsur Zn dapat dipengaruhi oleh proses absorpsi mineral Zn dalam tubuh. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses ini antara lain ukuran dan kebutuhan tubuh, kadar Zn pada makanan, serta terdapatnya zat-zat yang dapat mengganggu absorpsi Zn seperti mineral kalsium, fitat dan vitamin D (Piliang & Djojosoebagio 2006). Jenis makanan yang baik sebagai sumber Zn antara lain adalah daging, makanan laut, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, dan sayur-

35 25 sayuran. Pola makan siswa dari quisener yang diisi oleh orang tua siswa diperoleh data bahwa lebih dari 60 % siswa laki-laki tidak menyukai sayur-sayuran sedangkan siswa perempuan menyukai sayur dengan jenis yang sangat beragam seperti sawi, kol, kacang panjang, labu, dan kentang, bayam, kangkung, dan wortel. Semua siswa menyukai makanan laut antara lain ikan, udang dan cumi-cumi, tetapi siswa kurang mengkonsumsi daging sapi lebih cenderung mengkonsumsi daging ayam. Hasil dari quisener yang diberikan kepada orang tua didapatkan juga data bahwa siswa laki-laki SDN I Way Halim kecendrungan minum susu 2-3 kali dalam sehari sedangkan siswa perempuan hanya 1 kali dalam sehari. Kecendrungan ini dapat menyebabkan kandungan kalsium dalam tubuh siswa laki-laki lebih tinggi dari siswa perempuan. Kalsium berbentuk kalsium susu atau kalsium fosfat dapat mengurangi absorpsi Zn dan kesetimbangan Zn (Widowati et al. 2008). Kalsium dengan jumlah yang berlebih dalam plasma akan menjadi inhibitor kompetitif terhadap absopsi Zn (Huwae 2006), hal ini diperkirakan sebagai penyebab kadar Zn pada rambut siswa laki-laki lebih rendah dari siswa perempuan. Perbedaan kadar Zn pada siswa perempuan dan laki-laki dapat pula dikarenakan perbedaan aktivitas diantara keduanya. Pengeluaran Zn berlebihan dapat terjadi karena pengeluaran keringat cukup banyak (Nielsen & Hunt 1988). Besarnya zink yang dikeluarkan melalui keringat berkisar antara 1-3 mg sedangkan melalui urin berkisar mg (Guthrie 1971). Berkurangnya kadar unsur Zn dalam tubuh dapat disebabkan oleh ekskresi yang berlebihan (Gibson 1990). Tingkat aktivitas yang tinggi juga berperan dalam berkurangnya kadar Zn pada tubuh (Rospond 2009). Anak laki-laki umumnya memiliki aktivitas fisik lebih tinggi serta kecendrungan untuk bergerak lebih aktif dibandingkan anak perempuan, sehingga ekskresi Zn melalui keringat pada anak lakilaki lebih besar. Selain itu kebutuhan Zn tubuh anak laki-laki lebih besar dari anak perempuan hal ini yang juga menyebabkan anak laki-laki memiliki kadar Zn pada rambut lebih rendah dari anak perempuan. Siswa SDN I Way Halim Lampung yang memiliki kadar unsur Zn rendah dapat disebabkan pemanfaatan unsur Zn dalam tubuhnya tidak maksimal walaupun bahan makanan yang dikonsumsi mengandung mineral Zn. Pemanfaatan secara

36 26 maksimal unsur Zn tergantung dari kandungan Zn dari makanan yang dikonsumsi yang dapat diabsorpsi oleh tubuh (ketersediaan biologis Zn). Adapun jenis makanan yang menggangu ketersediaan biologis Zn adalah serat dan fitat. Penelitian yang dilakukan Cun et al (1985) menyatakan bahwa rendahnya asupan kadar Zn pada penduduk Cina karena sebagaian besar penduduk Cina lebih suka mengkonsumsi sayuran dan sereal tetapi kurang mengkonsumsi produk-produk yang dihasilkan oleh hewan. Rendahnya asam amino histidina pada menu makanan juga akan mempengaruhi proses absorpsi Zn. Gangguan pada dinding saluran pencernaan merupakan salah satu faktor penyebab terganggunya absorpsi Zn karena dinding saluran pencernaan menghasilkan metalotionein yang mengatur absorpsi Zn. Rendahnya kadar suatu mineral dapat terjadi pada keluarga yang berpenghasilan tinggi karena orang tua kurang mampu memilih makanan yang bergizi dan memvarasikan jenis makanan yang dikonsumsi (Sajogyo 1994). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cole et al menyatakan bahwa rendahnya kadar unsur Zn dalam tubuh dapat disebabkan karena kurangnya variasi jenis makanan dan pengetahuan orang tua terhadap jenis makanan yang banyak mengandung gizi nutrisi untuk pertumbuhan anak. Oleh karena itu siswasiswa yang memiliki kadar unsur Zn rendah dapat sarankan untuk meningkatkan kadar Zn dengan melakukan perbaikkan pola makan dan pengetahuan orang tua mengenai makanan yang bergizi sehingga kebutuhan dan kesetimbangan zat gizinya terjaga, serta bila perlu dapat dilakukan pemberian suplemen yang sesuai. Besarnya kadar Zn yang diperoleh pada siswa SDN I Way Halim Lampung dalam penelitian ini masih dapat ditorelir oleh tubuh mengacu pada besarnya kebutuhan Zn tubuh untuk pertumbuhan yang optimal. Berdasarkan acuan Angka Kecukupan Gizi (AKG) kebutuhan maksimal kadar Zn dalam tubuh adalah 10 mg/hari (Mulyaningsih 2009). Toksisitas Zn yang berasal dari makanan jarang terjadi, toksisitas Zn terjadi sebagai akibat dari makanan atau minuman yang terkontaminasi dari wadah/ tempat yang dilapisi Zn. Untuk mencegah agar tidak terjadi toksisitas akibat tingginya konsentrasi Zn pada tubuh sebaiknya makanan yang

37 27 dikemas dalam kaleng terlapisi oleh Zn dihindari atau tidak sering dikonsumsi dan dianjurkan mengkonsumsi makanan dalam keadaan segar. Dari Gambar 7 ditunjukkan adanya perbedaan kadar unsur Zn antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan dalam semua tingkat pendapatan orang tua. Hal ini sesuai dengan analisis ragam terhadap unsur Zn bahwa yang mempengaruhi kadar unsur Zn dalam rambut adalah faktor jenis kelamin (Lampiran 3). Uji Duncan yang dilakukan terhadap unsur Zn juga menunjukkan bahwa ada beda nyata antara jenis kelamin laki dan perempuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi kadar unsur Zn pada rambut adalah jenis kelamin. Unsur Runut Selenium Nilai korelasi unsur runut Se secara umum memberikan hasil tidak berbeda nyata terhadap pendapatan orang tua. Hasil uji t unsur Se terhadap jenis kelamin lakilaki dan perempuan memberikan hasil tidak berbeda nyata dengan nilai p = 0.884, hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi kadar Se (Lampiran 4). Hasil analisis ragam terhadap kadar unsur Se memberikan juga hasil bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi kadar Se pada rambut (Lampiran 3). Rerata kadar Se dalam semua kelompok pendapatan orang tua, baik pada rambut siswa laki-laki maupun perempuan dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 8

38 28 K o n s e n t r a s i S e ( p p m ) 1,40 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 0,00 1,220 0,879 0,092 0,127 0,142 0,178 Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Pendapatan Or-Tu Siswa Laki-laki Pendapatan Or-Tu Siswa Perempuan Pendapatan Orang Tua Gambar 8 Rerata Unsur Se pada Rambut Siswa Laki-laki dan Perempuan terhadap Pendapatan orang Tua Pada Gambar 8 ditunjukkan bahwa siswa perempuan memiliki kadar Se lebih tinggi dari siswa laki-laki. Selain itu siswa perempuan dan siswa laki-laki yang memiliki kadar unsur Se tertinggi berada pada tingkat pendapatan orang tua yang berbeda. Makanan yang banyak mengandung unsur selenium antara lain terdapat pada daging, makanan laut, telur, beras, kacang-kacangan, bawang putih, jamur, labu, semangka, dan sayuran. Pola makan dari hasil quisener yang diisi oleh orang tua siswa didapatkan bahwa secara umum tidak terlalu berbeda antara anak laki-laki dan perempuan, tetapi dalam mengkonsumsi sayuran lebih dari 60 % siswa perempuan mengkonsumsi sayur dengan jenis yang lebih bervariasi dibandingkan anak laki-laki. Semua siswa menyukai telur dan makanan laut, tahu dan tempe merupakan lauk yang selalu tersedia dalam pola makan siswa sehari-hari. Tahu, tempe yang berbahan pokok kacang kedelai merupakan salah satu sumber selenium yang cukup baik.

39 29 Faktor yang mempengaruhi kadungan selenium dalam makanan adalah protein, karena selenium lebih mudah terikat pada protein (Olson et al. 1988). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kadar unsur Se tertinggi siswa laki-laki tardapat pada tingkat pendapatan orang tua rendah. Tingginya kadar selenium pada siswa laki-laki ini dapat disebabkan anak tidak memilih dalam mengkonsumsi makanan, sekalipun jumlah yang dikonsumsi tidak terlalu banyak tetapi anak menyukai semua jenis makanan serta lebih bervariasi. Pola makan dapat menjadi penyebab rendahnya kadar Se pada tubuh anak. Pola makan berkaitan dengan kebiasaan makan anak (Almatsier 2006). Keluarga-keluarga yang mempunyai penghasilan tinggi dan mempunyai kemampuan membeli bahan pangan dalam jumlah yang cukup, tetapi mempunyai anak dengan status gizi rendah hal ini dikarenakan orang tua kurang pandai dalam memilih jenis pangan yang dibeli sehingga bahan pangan yang dibeli memiliki kualitas gizi kurang baik dan kurang beragam serta belum terbiasanya orang tua membuat perencanaan pengeluaran keluarga sehingga hasilnya menjadi kurang baik (Sajogyo 1994). Dengan mengkonsumsi makanan yang lebih beraneka ragam maka kesetimbangan zat gizi dapat tercukupi karena setiap bahan makanan akan saling melengkapi zat-zat gizi yang dikandungnya. Penelitian yang dilakukan Ernawati (2006) mengenai hubungan status sosial terhadap status gizi anak menemukan bahwa tidak ada hubungan tingkat pendapatan terhadap tingkat konsumsi protein disebabkan kurangnya pengetahuan orang tua dalam mengatur belanja bahan pangan, mutu bahan pangan dan keanekaragaman pangan yang dibeli. Selenium dalam tubuh selain berasal dari makanan juga dari air minum. Air minum digunakan orang tua siswa untuk memasak dan minum mengandung unsur selenium 0.05 ppm. Kadar ini sesuai dengan standar WHO bahwa kadar Se dalam air minum adalah 0.05 mg/l. Kadar Se pada siswa yang berasal dari pendapatan orang tua rendah dapat pula terpenuhi dari asupan air minum. Kadar selenium tertinggi pada siswa perempuan berasal dari pendapatan orang tua tinggi. Pola makan yang diperoleh dari quisener, siswa perempuan termasuk kelompok yang tidak memiliki masalah dalam mengkonsumsi jenis makanan. Siswa perempuan menyukai berbagai sayur dan lauk pauk serta peran orang tua yang sangat berpengaruh dalam

40 30 menyediakan makanan yang beraneka ragam serta intensitas pemberian jenis makanan yang bervariasi memberi pengaruh kadar selenium pada tubuh anak. Selain dari makanan yang dikonsumsi asupan selenium pada anak juga didapatkan dari air minum. Rendahnya kadar selenium dalam tubuh dapat menyebabkan daya tahan tubuh labih rentan terhadap infeksi (Rayman 2000). Selain memiliki daya imun tubuh yang lemah, siswa yang memiliki kadar selenium rendah dalam tubuh memiliki mood yang kurang baik seperti gelisah, gugup, suka membuat keonaran. Rendahnya kadar selenium dalam tubuh dapat disebabkan ganguan pada proses absorpsi dan pola makan yang kurang baik, karenanya siswa yang memiliki kadar Se rendah dapat meningkatkan kadar unsur Se dalam tubuhnya dengan mengatur pola makan, serta pemberian suplemen sesuai anjuran. Yang et al (1983) melakukan penelitian kadar Se pada anak-anak mendapatkan kisaran Se ppm. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yang et al maka tingginya kadar Se yang diperoleh pada siswa SDN I Way Halim Lampung masih dapat ditolerir. Pada Gambar 8 ditunjukkan bahwa kadar unsur Se tidak didominasi oleh satu jenis kelamin dan satu kelompok pendapatan, hal ini sesuai dengan hasil analisis ragam terhadap unsur Se bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi kadar Se yaitu pendapatan dan interaksi pendapatan terhadap jenis kelamin (Lampiran 3). Karena ada dua faktor yang mempengaruhi kadar Se yaitu pendapatan dan interaksi pendapatan terhadap jenis kelamin, maka tidak diketahui apakah perbedaan kadar unsur dipengaruhi oleh pendapatan atau interaksi pendapatan terhadap jenis kelamin, oleh karena itu dilakukan uji Duncan untuk melihat yang berperan dalam menentukan kadar Se pada rambut. Hasil uji Duncan terhadap pendapatan orang tua seperti pada Tabel 6 berikut

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Kimia Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara kadar Zn, Se, dan Co pada rambut siswa SD dengan pendapatan orang tua yang dilakukan pada SDN I Way Halim Lampung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1 Pengelompokan Pendapatan Orang Tua. Rendah (Rp) Sedang (Rp) Tinggi (Rp) > sampai dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1 Pengelompokan Pendapatan Orang Tua. Rendah (Rp) Sedang (Rp) Tinggi (Rp) > sampai dengan 5 TINJAUAN PUSTAKA Makanan bergizi merupakan makanan yang diperlukan untuk melakukan proses metabolisme, mengandung unsur yang diperlukan tubuh dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan. Gizi yang baik turut

Lebih terperinci

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Data hasil pengujian sampel rambut pada penelitian ini diperoleh dengan metode instrumental analisis aktivasi neutron (IAAN), dimana kadar unsur Co, Zn dan Fe dalam

Lebih terperinci

Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA

Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Kontribusi Tingkat Kontribusi Tingkat Protein Konsumsi Zat Pemilihan Konsumsi Protein Besi Besar Lauk Zat Lauk Daya Protein Hewani Pengetahuan Keluarga Lauk Sayuran Besi

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pelatihan dan Pendidikan Baby Sitter Rabu 4 November 2009 Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti makanan Ilmu gizi adalah ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata Paham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan oleh logam berat cukup membahayakan kehidupan. Salah satu logam berbahaya yang menjadi bahan pencemar tersebut adalah Timbal (Pb). Timbal

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. juta penduduk Indonesia (Siagian, 2003). Asupan yang cukup serta ketersediaan

I PENDAHULUAN. juta penduduk Indonesia (Siagian, 2003). Asupan yang cukup serta ketersediaan I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Kalsium dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh berada

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Sampel yang digunakan adalah gorengan berlapis tepung yang diolah sendiri. Jenis gorengan yang diolah mengacu pada hasil penelitian pendahuluan mengenai jenis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menyusui merupakan aspek yang sangat penting untuk kelangsungan hidup bayi guna mencapai tumbuh kembang bayi atau anak yang optimal. Sejak lahir bayi hanya diberikan ASI hingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu jenis ikan olahan yang dikemas dalam kaleng. Ikan tuna memiliki kualitas daging yang sangat baik, lembut, dan lezat, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Prevalensi anemia di Indonesia cukup tinggi pada periode tahun 2012 mencapai 50-63% yang terjadi pada ibu hamil, survei yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Indonesia,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI Skripsi ini ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi Disusun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 1 GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 2 PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunankesehatan Tdk sekaligus meningkat kan mutu kehidupan terlihat dari meningkatnya angka kematian orang dewasa karena penyakit degeneratif

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa) EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa) D 03 Putut Har Riyadi*, Apri Dwi Anggo, Romadhon Prodi Teknologi Hasil Perikanan, Universitas

Lebih terperinci

Vitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin

Vitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin Vitamin Pengertian Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (vitamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Serat Di Indonesia sayur cukup mudah diperoleh, petani pada umumnya menanam guna mencukupi kebutuhan keluarga. Pemerintah juga berusaha meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan

Lebih terperinci

MAKALAH GIZI ZAT BESI

MAKALAH GIZI ZAT BESI MAKALAH GIZI ZAT BESI Di Buat Oleh: Nama : Prima Hendri Cahyono Kelas/ NIM : PJKR A/ 08601241031 Dosen Pembimbing : Erwin Setyo K, M,Kes FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Keterangan: A = Agen (Agent) P = Pejamu (Host) L = Lingkungan

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Kadar Logam Berat Timbal (Pb) Pada Kerang Bulu (Anadara antiquata) Setelah Perendaman dalam Larutan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle.) dan Belimbing Wuluh

Lebih terperinci

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dengan semakin meluasnya kawasan pemukiman penduduk, semakin meningkatnya produk industri rumah tangga, serta semakin berkembangnya Kawasan

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

Lebih terperinci

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian seperti tampak pada Gambar 3.1. identifikasi masalah penentuan titik sampling penentuan metode sampling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran segar adalah bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh (Ayu, 2002). Di samping sebagai sumber gizi, vitamin dan mineral,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN 1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu jenis organisme laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Berdasarkan data DKP (2005), ekspor rajungan beku sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu yang akhirnya akan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu yang akhirnya akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seluruh lapisan masyarakat indonesia. Kebutuhan akan minyak goreng setiap tahun mengalami peningkatan karena makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa

Lebih terperinci

NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN

NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN Oleh Rizka Apriani Putri, M.Sc Jurdik Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Email : rizka_apriani@uny.ac.id Makalah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen

Lebih terperinci

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG 12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG Makanlah Aneka Ragam Makanan Kecuali bayi diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya Triguna makanan; - zat tenaga; beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa ini terjadi pertahapan perubahan yang sangat cepat. Status kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. masa ini terjadi pertahapan perubahan yang sangat cepat. Status kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa dimana pertumbuhan manusia, pada masa ini terjadi pertahapan perubahan yang sangat cepat. Status kesehatan dan gizinya dapat mudah terpengaruhi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kemajuan sektor perindustrian di Indonesia yang semakin meningkat

PENDAHULUAN. Kemajuan sektor perindustrian di Indonesia yang semakin meningkat I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sektor perindustrian di Indonesia yang semakin meningkat membawa dampak bagi masyarakat Indonesia. Dampak positif dari industriindustri salah satunya yaitu terbukanya

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pendahuluan di Lapangan (Jenis Gorengan Berlapis Tepung Terlaris, Jenis Tepung, serta Merek dan Jumlah Rokok Terbanyak Dikonsumsi) Penelitian pendahuluan di

Lebih terperinci

MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK

MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK Dr Darwin Pangaribuan Dosen Universitas Lampung Bahan presentasi Seminar Perawat dan Guru Balai Keratun 6 Juni 2010 Disamping itu kekurangan gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan yang cepat pada tubuh remaja membawa

Lebih terperinci

LOGO VITAMIN DAN MINERAL

LOGO VITAMIN DAN MINERAL LOGO VITAMIN DAN MINERAL Widelia Ika Putri, S.T.P., M.Sc Vitamin - Zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil - Pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh - Zat pengatur pertumbuhan

Lebih terperinci

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT Nur Indrawaty Liputo Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Disampaikan pada Seminar Apresiasi Menu Beragam Bergizi Berimbang Badan Bimbingan

Lebih terperinci

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel. 24 III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1 Materi Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel. 3. Bahan yang digunakan untuk

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang paling baik adalah pada masa menjelang dan saat prenatal, karena: (1) penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses

BAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan makhluk hidup. Seperti struktur yang membentuk makhluk hidup, komponen yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMK N 1 Sukoharjo 1. Keadaan Demografis SMK Negeri 1 Sukoharjo terletak di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Benoa merupakan salah satu pelabuhan yang terdapat di provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal dan berbagai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Pra-Sekolah Anak pra-sekolah / anak TK adalah golongan umur yang mudah terpengaruh penyakit. Pertumbuhan dan perkembangan anak pra-sekolah dipengaruhi keturunan dan faktor

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

7 Manfaat Daun Singkong

7 Manfaat Daun Singkong 7 Manfaat Daun Singkong Manfaat Daun Singkong Penduduk asli negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan pohon singkong. Pohon singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang panjang sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi bukan tanaman asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini tumbuh dan menyebar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan PENDAHULUAN Latar Belakang Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan merupakan salah satu komponen dalam budidaya ternak yang berperan penting untuk mencapai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Organik Cair Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab pencemaran berupa zat atau bahan yang dianggap tidak memiliki manfaat bagi masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim seorang wanita (1). Di mana dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Proses pengambilan sampel dilakukan di Perairan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah gizi yang paling tinggi kejadiannya di dunia sekitar 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah gizi yang paling tinggi kejadiannya di dunia sekitar 500 juta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia secara klinis didefinisikan sebagai tidak cukupnya massa sel darah merah (hemoglobin) yang beredar di dalam tubuh. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter

I. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ion renik (trace) adalah ion yang terdapat di perairan dalam jumlah yang sangat sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter (Haslam, 1995).

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan GIZI & PANGAN PENDAHULUAN Gizi seseorang tergantung pada kondisi pangan yang dikonsumsinya Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan

Lebih terperinci

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja) NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja) dr. Maria Ulfa, MMR Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Zat besi Besi (Fe) adalah salah satu mineral zat gizi mikro esensial dalam kehidupan manusia. Tubuh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mineral Mikro Organik Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makluk hidup. Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu sebagai senyawa

Lebih terperinci

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI MAKALAH PENELITIAN PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI Oleh : Arnoldus Yunanta Wisnu Nugraha L2C 005 237

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani menyebabkan semakin meningkatnya konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhover, ketika menelaah garis garis hitam pada spectrum matahari. Sedangkan yang memanfaatkan prinsip serapan atom

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran terhadap lingkungan hidup akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian pemerintah, khususnya pihak akademisi, terutama terhadap kehadiran polutan beracun

Lebih terperinci

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN 60 Lampiran 1 Persetujuan Responden FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Nama Judul : Lina Sugita : Tingkat Asupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang dewasa ini sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor (Chandra,

Lebih terperinci

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3. Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan

Lebih terperinci

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK Oleh : Titian Rahmad S. H0506010 JURUSAN/PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 MINERAL Mineral merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi Sampel dalam penelitian ini adalah wanita dewasa dengan rentang usia 20-55 tahun. Menurut Hurlock (2004) rentang usia sampel penelitian ini dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ANALYSIS OF LEAD, COPPER, AND ZINC IN FRESH COW S MILKS COMMERCIAL

Lebih terperinci

Tips kesehatan, berikut ini 7 makanan yang menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh anda :

Tips kesehatan, berikut ini 7 makanan yang menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh anda : Tips Alami Turunkan Kolestrol Dengan Cepat Sahabat, tips kesehatan. Dalam keadaan normal atau stabil, kolesterol memang memiliki beberapa fungsi penting dalam tubuh manusia. Beberapa fungsi kolesterol

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah gizi yang sering terjadi di dunia dengan populasi lebih dari 30%. 1 Anemia lebih sering terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi potong merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi terutama bidang industri di Indonesia memiliki dampak yang beragam. Dampak positifnya adalah pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat, di sisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah atau jumlahnya kurang dari kadar normal. Di Indonesia prevalensi anemia pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan subsektor peternakan provinsi Lampung memiliki peranan yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan ini sejalan

Lebih terperinci

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA 19 SERI BACAAN ORANG TUA JAGUNG Bahan Pangan Alternatif Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN ZAT BESI (Fe) PADA BUAH KELOR DAN DAUN KELOR (Moringa oleifera) YANG TUMBUH DI DESA MATAJANG KEC. DUA BOCCOE KAB.

ANALISIS KANDUNGAN ZAT BESI (Fe) PADA BUAH KELOR DAN DAUN KELOR (Moringa oleifera) YANG TUMBUH DI DESA MATAJANG KEC. DUA BOCCOE KAB. ANALISIS KANDUNGAN ZAT BESI (Fe) PADA BUAH KELOR DAN DAUN KELOR (Moringa oleifera) YANG TUMBUH DI DESA MATAJANG KEC. DUA BOCCOE KAB. BONE 1 Andi Nurahma, 2 Alimin, 3 Wa Ode Rustiah 1,3 Jurusan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KECUKUPAN KONSUMSI MAKANAN PADA SISWI SMP NEGERI 19 KOTA MAKASSAR TAHUN 2009

ABSTRAK GAMBARAN KECUKUPAN KONSUMSI MAKANAN PADA SISWI SMP NEGERI 19 KOTA MAKASSAR TAHUN 2009 ABSTRAK GAMBARAN KECUKUPAN KONSUMSI MAKANAN PADA SISWI SMP NEGERI 19 KOTA MAKASSAR TAHUN 2009 SRI SYATRIANI * & ASTRINA ARYANI** (*Dosen STIK Makassar & ** Alumni STIK Makassar) Masa remaja merupakan masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan dampak masalah gizi pada remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, dapat karena kekurangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok Pengetahuan tentang merokok yang perlu diketahui antara lain meliputi definisi merokok, racun yang terkandung dalam rokok dan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok.

Lebih terperinci