Peningkatan Keselamatan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Generasi Baru
|
|
- Siska Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Peningkatan Keselamatan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Generasi Baru Pelajaran Berharga dari Chernobyl dan Fukushima Daiichi Energi nuklir digunakan untuk membangkitkan listrik dan terhubung ke jaringan listrik komersial pertama kali pada tahun 1954 di Obninsk, Rusia (dulu Uni Soviet). Kemudian, pada 1956, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) komersial pertama di Calder Hall, Inggris terhubung ke jaringan listrik nasional. Berdasarkan data dari InternaLonal Atomic Energy Agency (IAEA) sampai pada tanggal 4 Februari 2016, PLTN yang sedang beroperasi di seluruh dunia adalah sebanyak 442 unit, terletak di 31 negara dengan kapasitas terpasang mw. Sementara itu, 66 PLTN masih dalam tahap pembangunan dan direncanakan akan menambah daya terpasang hingga mw. Dalam sejarah pengoperasian PLTN sejak tahun 1954 hingga saat ini, tercatat beberapa insiden terkait keselamatan operasional PLTN. Sebagian besar insiden tersebut termasuk dalam Design Basis Accident (DBA) dan dapat ditanggulangi secara efisien sehingga Ldak berkembang menjadi kecelakaan yang fatal (severe accident). Meskipun demikian, tercatat ada dua kecelakaan fatal yang membuat PLTN diragukan sistem keselamatannya. Dua kecelakaan tersebut terjadi pada PLTN Chernobyl unit 4 pada tahun 1986 di Chernobyl, Ukraina (waktu itu masih dikuasai Uni Soviet) dan PLTN Fukushima I (Daiichi) pada tahun 2011 di Jepang. Kecelakaan PLTN Chernobyl, 1986 PLTN berjenis RBMK (Reaktor Bolshoy Moshchnosty Kanalny, reaktor kanal berdaya Lnggi) di Chernobyl ini sebenarnya beroperasi tanpa masalah sejak awal komisioningnya pada tahun Pada pagi hari, tanggal 26 April 1986, sebuah pecobaan dilakukan pada unit 4 (dari 6 unit reaktor). Tujuannya untuk mencoba menggunakan energi dari turbin setelah reaktor dimalkan secara Lba- Lba sebagai sumber energi listrik darurat untuk mendinginkan reaktor. Ironisnya, percobaan yang bertujuan meningkatkan keselamatan reaktor ini malah berakhir dengan kecelakaan nuklir terburuk sepanjang sejarah. Kecelakaan ini berawal dari ditariknya semua batang kendali reaktor dan dibloknya semua sinyal yang dapat mengakl]an fitur- fitur keselamatan reaktor untuk kepenlngan percobaan. Hal tersebut diperburuk oleh desain reaktor (graphite moderated pressure tube type reactor) yang memang kurang memenuhi standar keselamatan. Desain RBMK memiliki koefisien reaklvitas ubalik void posilf, sehingga kelka muncul gelembung udara akibat aliran pendingin yang berkurang, daya termal reaktor akan naik. Penarikan batang kendali reaktor untuk meningkatkan daya reaktor hingga mencapai level yang diinginkan untuk kepenlngan percobaan berdampak pada meningkatnya penguapan air pendingin (void formalon) di bagian bawah reaktor. Hal ini kemudian menyebabkan daya reaktor terus meningkat akibat koefisien reaklvitas umpan balik void posilf. Hanya dalam waktu 4 delk, daya reaktor mencapai 100 kali daya maksimal dari desain, kemudian turun beberapa saat dan naik kembali sampai 500 kali lipat. Akibatnya, bahan bakar pecah, memanaskan pendingin air di sekitarnya dan menyebabkan ledakan uap yang menghancurkan tembok beton pengungkung reaktor serta melepaskan material radioaklf ke lingkungan. Penyebab kecelakaan PLTN Chernobyl adalah desain reaktor yang Ldak memiliki fitur keselamatan memadai. Koefisien reaklvitas void posilf menyebabkan kenaikan daya termal yang dihasilkan reaktor apabila muncul gelembung udara akibat penurunan kecepatan aliran pendingin. Desain batang kendali juga turut berperan dalam terjadinya kecelakaan karena memiliki waktu turun yang lambat. Kombinasi dari dua kelemahan desain itu menyebabkan reaktor menjadi Ldak stabil kelka dimalkan dan dapat melelehkan bahan bakar karena panas yang terlalu Lnggi. Kelemahan desain tersebut diperparah dengan budaya keselamatan staf dan operator PLTN Chernobyl yang kala itu masih rendah sehingga banyak aturan keselamatan yang diabaikan. Sistem kendali saat terjadi kecelakaan atau malfungsi yang masih sepenuhnya dilakukan oleh manusia juga terbukl dapat mengubah kecelakaan nuklir menjadi bencana. Kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi, 2011
2 Enam unit reaktor di PLTN Fukushima Daiichi berjenis BWR (Boiling Water Reactor, reaktor air mendidih), dengan pengungkung primer berjenis Mark- I untuk unit 1 sampai 5 dan Mark- II untuk unit 6. Keenam unit ini beroperasi dengan normal semenjak komisioningnya pada tahun Pada tanggal 11 Maret 2011, Jepang diguncang gempa terbesar yang pernah tercatat di negara tersebut, mencapai skala 9. Saat gempa terjadi, hanya unit 1-3 yang sedang beroperasi, sementara unit 4-6 sedang dimalkan untuk dilakukan inspeksi ruln. Setelah terjadinya gempa, semua unit yang beroperasi di PLTN Fukushima Daiichi telah berhasil dimalkan secara otomals dengan selamat, tetapi seluruh fasilitas kehilangan sumber daya listrik eksternal karena kerusakan jaringan yang diakibatkan gempa bumi. Walaupun reaktor telah berhasil dimalkan, air pendingin tetap harus dialirkan untuk menghilangkan panas sisa (decay heat) reaktor. Listrik yang dibutuhkan untuk memompa air pendingin reaktor kemudian disuplai dari generator diesel darurat, sehingga masalah kehilangan daya listrik ini dapat segera teratasi. Beberapa saat setelah gempa bumi terjadi, tsunami dengan kelnggian lebih dari 13 meter melanda, membanjiri fasilitas PLTN Fukushima Daiichi yang hanya didesain untuk menahan tsunami dengan kelnggian 10 meter. Tsunami ini mengakibatkan generator diesel darurat yang mensuplai air pendingin (kecuali untuk unit 6) terendam dan mal, mengakibatkan total blackout. Imbasnya, semua pompa air pendingin Ldak dapat beroperasi. Usaha alternalf untuk mendinginkan reaktor dilakukan dengan menginjeksikan air menggunakan mesin- mesin pemadam kebakaran. Namun, untuk unit 1 sampai 3 terjadi situasi yang mana air Ldak dapat langsung diinjeksikan ke dalam pengungkung reaktor (Reactor Pressure Vessel, RPV). Sehingga, selama beberapa saat, bahan bakar dalam lapisan kelongsong Ldak terendam air pendingin. Akibatnya, lapisan kelongsong rusak dan material radioaklf pun keluar ke RPV. Selain itu, reaksi kimia antara zirkonium (yang merupakan lapisan kelongsong bakar) dengan uap air pada suhu Lnggi akan menghasilkan gas hidrogen. Kemudian, material radioaklf dan gas hidrogen bersama uap air keluar dari RPV ke pengungkung primer reaktor (Primary Containment Vessel, PCV) melalui katup uap keselamatan (Safety Relief Valves, SRVs) yang berfungsi mengurangi tekanan pada RPV. Hal tersebut membuat tekanan di dalam PCV meningkat sehingga harus dilakukan venlng untuk mengurangi tekanan. Akan tetapi, meskipun venlng telah dilakukan, karena adanya akumulasi gas hidrogen, terjadi hydrogen explosion di service level unit 1 dan 3 PLTN Fukushima Daiichi, disusul oleh unit 4 yang pada waktu itu kosong karena sedang diinspeksi. Ledakan di unit 4 diduga karena mendapatkan aliran gas hidrogen dari unit 3. KeLga ledakan tersebut menghancurkan struktur atas dari bangunan reaktor unit 1, 3 dan 4, mengakibatkan terlepasnya material radioaklf voláll ke lingkungan. Secara desain, reaktor PLTN Fukushima Daiichi dapat dikatakan memenuhi standar keselamatan karena dapat dimalkan secara otomals kelka terjadi gempa bumi tanpa menggunakan daya listrik eksternal. Selain itu, desain struktur bangunan reaktor juga dapat menahan gempa bumi sebesar itu tanpa ada kebocoran material radioaklf. Sehingga, dapat dikatakan bahwa kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi disebabkan oleh terjangan tsunami yang membanjiri fasilitas dan merendam generator listrik darurat sehingga Ldak dapat beroperasi untuk mendinginkan reaktor. Hal ini menunjukkan adanya kesalahan pada penempatan generator listrik darurat, yang seharusnya dihindarkan dari banjir, terutama jika dibangun di kawasan rawan gempa bumi dan tsunami. Yang perlu diketahui, PLTN Fukushima Daiichi bukanlah satu- satunya PLTN di Jepang yang diterjang tsunami. Ada seldaknya empat PLTN yang paling dekat dengan episentrum gempa bumi, yaitu PLTN Onagawa yang dioperasikan oleh Tohoko Electric Power Company, PLTN Fukushima I (Daiichi) dan Fukushima II (Daini) yang dioperasikan oleh TEPCO (Tokyo Electric Power Company), serta PLTN Tokai yang dioperasikan oleh Japan Atomic Power Company. PLTN di Onagawa, Fukushima Daini dan Tokai dapat langsung dimalkan dengan selamat setelah gempa bumi dan tsunami terjadi. Sebuah contoh yang sangat posilf tentang keselamatan PLTN saat terjadi gempa bumi dan tsunami diberikan oleh PLTN Onagawa. PLTN ini memiliki jarak 60 km lebih dekat dengan episentrum gempa bumi dibandingkan PLTN Fukushima Daiichi, sehingga tsunami yang menerjang juga sedikit lebih Lnggi. Desain PLTN Onagawa yang lebih baru dan lebih memperlmbangkan adanya bencana gempa bumi dan tsunami di
3 kawasan pembangunannya terbukl dapat mengatasi bencana alam tersebut tanpa ada masalah berarl]. Bahkan, sebuah situs berita internasional memberitakan bahwa setelah tsunami terjadi, gedung olahraga di fasilitas PLTN Onagawa digunakan sebagai tempat pengungsian warga di sekitar Onagawa yang kehilangan rumah mereka karena diterjang tsunami. Hal itu terjadi karena fasilitas PLTN Onagawa dianggap sebagai tempat yang paling aman. Terlebih lagi, tersedia listrik yang Ldak didapatkan di tempat mereka Lnggal karena kerusakan jaringan listrik. Keberhasilan Tohoko Electric Power Company dalam mengatasi masalah bencana ini menjadi contoh yang dapat dilru dalam pembangunan PLTN baru di seluruh dunia. Sistem Keselamatan Reaktor Nuklir Generasi Baru Reaktor nuklir yang dibangun antara tahun , seperl PLTN Chernobyl dan PLTN Fukushima Daiichi, adalah reaktor nuklir Generasi II. Reaktor nuklir yang dibangun mulai tahun 1980 (Generasi III) mengembangkan desain dari reaktor Generasi II dengan memperbaiki beberapa aspek, terutama dalam hal keselamatan. Reaktor Generasi III sudah mulai menggunakan sistem keselamatan pasif, yaitu reaktor didesain untuk dapat stabil dengan sendirinya tanpa memerlukan sumber energi listrik eksternal. Sampai saat ini, belum ada satupun reaktor Generasi III yang mengalami kecelakaan. Contoh reaktor nuklir Generasi III adalah ABWR (Advanced Boiling Water Reactor) pada unit 6 PLTN Kashiwazaki- Kariwa di Jepang. PLTN ini dapat dimalkan dengan selamat pada dua gempa besar yang dialami Jepang pada tahun 2007 dan Dengan memperlmbangkan kecelakaan yang terjadi di Chernobyl dan Fukushima Daiichi, PLTN yang akan dibangun di Indonesia haruslah menggunakan reaktor nuklir yang benar- benar memenuhi standar keselamatan yang terbaru saat ini. Sehingga, selayaknya dipilih reaktor nuklir Generasi III+ atau bahkan Generasi IV yang memiliki revolusi desain dan fitur keselamatan yang jauh lebih baik dibanding generasi- generasi sebelumnya. Selain itu, keekonomisan, efeklvitas penggunaan bahan bakar dan teknologi anl- proliferasi (teknologi untuk menghindari penggunaan material nuklir untuk pembuatan senjata nuklir) menjadi kelebihan utama pada reaktor Generasi IV. Sampai saat ini, dari enam jenis reaktor nuklir generasi keempat, Lga diantaranya sedang ditelil kemungkinan untuk dibangun di Indonesia, yaitu VHTR (Very High Temperature Reactor), MSR (Molten Salt Reactor), dan LFR (Liquid Metal- cooled Fast Reactor). KarakterisFk keselamatan Very High Temperature Reactor (VHTR) VHTR merupakan reaktor nuklir yang beroperasi pada spektrum netron termal dan menggunakan pendingin gas helium pada tekanan bar. Bahan bakar reaktor ini berbentuk TRISO (Tristructural Isotropic) dan dilapisi bola grafit (pebble). Reaktor ini dapat memanaskan gas helium sampai lebih dari 900 oc, sehingga dapat digunakan untuk proses- proses termal suhu Lnggi selain untuk menghasilkan listrik. Misalnya dalam proses pencairan batubara atau radiolisis hidrogen. Lapisan grafit yang Ldak dapat meleleh pada suhu sangat Lnggi (hingga 2000 oc) inilah yang menjamin Ldak adanya lelehan bahan bakar atau material radioaklf yang keluar dari spebble. Koefisien umpan balik reaklvitas VHTR negalf, sehingga jika parameter keselamatan terlampaui, reaktor dapat stabil dengan sendirinya. Dengan demikian, kecelakaan seperl Chernobyl Ldak akan terjadi pada VHTR. Reaktor ini juga dapat didesain untuk didinginkan menggunakan konveksi alami. Saat reaktor kehilangan seluruh daya listrik (total blackout), seperl yang terjadi pada PLTN Fukushima Daiichi, reaktor yang sudah mal dapat didinginkan dengan aliran konveksi udara dibantu penyemprotan air dari penampungan di atas reaktor. KarakterisFk keselamatan Molten Salt Reactor (MSR). MSR atau reaktor garam lebur memiliki konsep yang sangat berbeda dibanding reaktor jenis lainnya. Bahan bakar berupa uranium atau plutonium dilarutkan dalam garam fluorida cair. Reaktor ini dapat didesain untuk beroperasi dalam spektrum netron termal (menggunakan moderator grafit) atau dalam spektrum netron cepat (tanpa moderator). Reaktor ini menarik karena dapat digunakan sebagai reaktor pembiak termal dengan bahan bakar berupa thorium dan sebagai reaktor pembiak cepat dengan bahan bakar uranium alam (tanpa pengayaan).
4 MSR beroperasi dalam suhu Lnggi, nominalnya 750 derajat C, sehingga dapat pula digunakan sebagai sumber panas pada proses termal atau proses yang membutuhkan listrik dan kalor, misalnya produksi hidrogen. Karena bahan bakar yang berbentuk cair, pengendalian reaktor dapat dilakukan dengan mengatur laju aliran bahan bakar dalam reaktor ataupun dengan menggunakan batang kendali. Dalam kondisi suhu reaktor melebihi batas keselamatan, hukum alam yaitu pelelehan material dan gravitasi akan membantu memalkan reaktor tanpa perlu pemompaan yang membutuhkan energi listrik. Bahan bakar panas akan melelehkan sumbat pipa (freeze valve) dan ke tangki penampungan darurat di bawah reaktor, yang geometrinya dibuat sedemikian rupa sehingga reaktor dapat mal dalam beberapa saat saja. Bahan bakar dan material radioaklf lain akan membeku dengan sendirinya seiring dengan turunnya suhu, sehingga Ldak bocor ke dalam tanah ataupun lepas ke udara SeperL halnya VHTR, koefisien umpan balik reaklvitas pada MSR juga negalf. Sehingga, jika parameter keselamatan terlampaui, reaktor dapat stabil dengan sendirinya dan masih dapat dikendalikan dengan selamat. Fitur keselamatan pasif yang dimiliki MSR inilah yang dapat menjadi solusi untuk mencegah kecelakaan seperl pada PLTN Chernobyl dan Fukushima Daiichi terulang kembali. KarakterisFk keselamatan Liquid Metal- cooled Fast Reactor/Lead- cooled Fast Reactor (LFR) LFR merupakan reaktor nuklir yang beroperasi dengan spektrum netron cepat, menggunakan lelehan metal seperl Lmbal atau campuran Lmbal- bismuth sebagai pendingin. Karena spektrum netronnya, reaktor ini dapat menggunakan bahan bakar berupa uranium alam dan berguna untuk membakar unsur transuranik, sehingga limbah yang dihasilkan akan memiliki volume dan radioaklvitas lebih rendah dibanding limbah reaktor konvensional. LFR beroperasi pada tekanan rendah karena LLk didih lelehan metal yang sangat Lnggi pada tekanan atmosfer (1.745 derajat C untuk Lmbal dan derajat C untuk campuran Lmbal- bismuth). LFR dapat dioperasikan pada suhu 550 derajat C, sehingga memungkinkan untuk digunakan untuk proses termal kategori suhu sedang sampai rendah, misalnya untuk disllasi air laut. Karena menggunakan pendingin lelehan metal, kehilangan pendingin karena pendidihan seperl yang terjadi pada kecelakaan di PLTN Chernobyl dan PLTN Fukushima Daiichi (keduanya berpendingin air) hampir Ldak mungkin terjadi. Hal itu disebabkan karena suhu operasi reaktor (± 550 derajat C) masih sangat jauh di bawah LLk didih lelehan metal. Batang kendali juga dapat didesain untuk turun dengan cepat ke dalam reaktor meskipun Lmbal memiliki densitas cukup Lnggi. LFR dapat didesain untuk memanfaatkan aliran konveksi alami pada pendingin, sehingga saat pompa kehilangan daya, secara otomals reaktor akan dingin dengan sendirinya. LFR juga didesain dengan koefisien umpan balik reaklvitas negalf, sehingga kelka parameter keselamatan terlampaui, reaktor dapat tetap terkondisi dan terkendali. Karena reaktornya berbentuk kolam (pool- type reactor), kehilangan pendingin yang berimbas pada kenaikan reaklvitas pun bisa dihindari. Kesimpulan PLTN merupakan pembangkit listrik dengan rekam jejak keselamatan terbaik di dunia. Sepanjang sejarahnya, insiden dalam pengoperasian PLTN hampir semuanya dapat ditanggulangi secara efeklf sehingga Ldak sampai menyebabkan kecelakaan yang fatal. Meskipun demikian, ada dua kecelakan fatal yang terjadi dalam sejarah pengoperasian PLTN yaitu Chernobyl dan Fukushima. Dari dua kecelakaan fatal ini, banyak pelajaran yang dapat diambil untuk meningkatkan system keselamatan PLTN agar kejadian serupa Ldak terulang lagi. Standar keselamatan yang lebih Lnggi telah diterapkan dalam desain reaktor Generasi III ke atas. Reaktor Generasi IV seperl VHTR, MSR dan LFR memiliki fitur keselamatan lebih baik dari generasi sebelumnya, mengandalkan keselamatan intrinsik alih- alih sistem eksternal. Kecelakaan- kecelakaan yang pernah terjadi sebelumnya Ldak memiliki peluang untuk terulang pada reaktor Generasi IV. Level keselamatan alamiah yang Lnggi ini menjadikan reaktor Generasi IV layak untuk diaplikasikan secara komersial.
5 *) Diperiksa oleh : Andhika Putra Dwijayanto, Feri Wibisono, Dwi Rahayu (Tim Kajian Nuklir PPI Dunia)
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) didesain berdasarkan 3 (tiga) prinsip yaitu mampu dipadamkan dengan aman (safe shutdown), didinginkan serta mengungkung produk
Lebih terperinciREAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)
REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin
Lebih terperinciREAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)
REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK) RINGKASAN RBMK berasal dari bahasa Rusia "Reaktory Bolshoi Moshchnosti Kanalynye" (hi-power pressure-tube reactors: Reaktor pipa tekan berdaya
Lebih terperinciREAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)
REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK) RINGKASAN RBMK berasal dari bahasa Rusia "Reaktory Bolshoi Moshchnosti Kanalynye" (hi-power pressure-tube reactors: Reaktor pipa tekan berdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pengembangan pemanfaatan energi nuklir dalam berbagai sektor saat ini kian pesat. Hal ini dikarenakan energi nuklir dapat menghasilkan daya dalam jumlah besar secara
Lebih terperinciAnalisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)
Bab 2 Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga nuklir secara umum tidak berbeda dengan pembangkit listrik
Lebih terperinciDefinisi PLTN. Komponen PLTN
Definisi PLTN PLTN adalah sebuah pembangkit daya thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hampir 50 persen dari kebutuhan, terutama energi minyak dan gas bumi.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah energi merupakan salah satu hal yang sedang hangat dibicarakan saat ini. Di Indonesia, ketergantungan kepada energi fosil masih cukup tinggi hampir 50 persen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat di dunia. Saat ini Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke 16 di dunia dan dalam
Lebih terperinciREAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)
REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR) RINGKASAN Reaktor Air Didih adalah salah satu tipe reaktor nuklir yang digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Reaktor tipe ini menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumsi energi listrik dunia dari tahun ke tahun terus meningkat. Dalam hal ini industri memegang peranan penting dalam kenaikan konsumsi listrik dunia. Di Indonesia,
Lebih terperinciBERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR
BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR RINGKASAN Beberapa tipe Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah Reaktor Air Tekan (Pressurized Water Reactor, PWR), Reaktor Air Tekan Rusia (VVER),
Lebih terperinciPEMBANGKIT PENGENALAN (PLTN) L STR KTENAGANUKLTR
PENGENALAN (PLTN) PEMBANGKIT L STR KTENAGANUKLTR I _ Sampai saat ini nuklir khususnya zat radioaktif telah dipergunakan secara luas dalam berbagai bidang seperti industri, kesehatan, pertanian, peternakan,
Lebih terperinciNomor 36, Tahun VII, April 2001
Nomor 36, Tahun VII, April 2001 Mengenal Proses Kerja dan Jenis-Jenis PLTN Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang luar biasa besarnya. Tenaga nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui
Lebih terperinciREAKTOR PENDINGIN GAS MAJU
REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU RINGKASAN Reaktor Pendingin Gas Maju (Advanced Gas-cooled Reactor, AGR) adalah reaktor berbahan bakar uranium dengan pengkayaan rendah, moderator grafit dan pendingin gas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Memperoleh energi yang terjangkau untuk rumah tangga dan industri adalah aktivitas utama pada masa ini dimana fisi nuklir memainkan peran yang sangat penting. Para
Lebih terperinciMAKALAH FISIKA DAN KIMIA DASAR 2B DAMPAK MASALAH LINGKUNGAN LEDAKAN REAKTOR NUKLIR FUKUSHIMA
MAKALAH FISIKA DAN KIMIA DASAR 2B DAMPAK MASALAH LINGKUNGAN LEDAKAN REAKTOR NUKLIR FUKUSHIMA Anggota Kelompok: Pratama Arief Ramadhan (55415378) Danando Syah Putra (51415559) Kelas 1IA07 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya cadangan minyak bumi, gas dan batubara di Indonesia,membuat kita harus segera memikirkan
Lebih terperinciAnalisis netronik 3-D tentang Skenario SUPEL pada BWR
1 DESKRIPSI RISET I (Daur Ulang Secara Langsung Limbah Nuklir dengan Metode SUPEL Menuju Zero Release Waste) 1.1 Deskripsi singkat Kebutuhan energi global yang terus meningkat menjadi salah satu pendorong
Lebih terperinciSYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA
SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Disamping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Laju konsumsi energi dunia terus mengalami kenaikan. Laju konsumsi energi primer (pemanfaatan sumber daya energi) total dunia pada tahun 2004 kurang lebih 15 TW sebesar
Lebih terperinci2. Prinsip kerja dan Komponen Utama PLTN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) DAN JENIS-JENIS REAKTOR PLTN (Yopiter L.A.Titi, NRP:1114201016, PascaSarjana Fisika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh November (ITS Surabaya) 1. Pendahuluan Nuklir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa mendatang penggunaan bahan bakar berbasis minyak bumi harus dikurangi karena semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan dampak
Lebih terperinciREAKTOR PEMBIAK CEPAT
REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Elemen bakar yang telah digunakan pada reaktor termal masih dapat digunakan lagi di reaktor pembiak cepat, dan oleh karenanya reaktor ini dikembangkan untuk menaikkan rasio
Lebih terperinciMAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Di Susun Oleh: 1. AFRI YAHDI : 2013110067 2. M.RAZIF : 2013110071 3. SYAFA RIDHO ILHAM : 2013110073 4. IKMARIO : 2013110079 5. CAKSONO WIDOYONO : 2014110003
Lebih terperinciPENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR
PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi
Lebih terperinciTUGAS. Di Susun Oleh: ADRIAN. Kelas : 3 IPA. Mengenai : PLTN
TUGAS Mengenai : PLTN Di Susun Oleh: ADRIAN Kelas : 3 IPA MADRASAH ALIYAH ALKHAIRAT GALANG TAHUN AJARAN 2011-2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam
Lebih terperinci10 Negara yang Punya Reaktor Nuklir Terbesar Di Dunia Minggu, Oktober 21, 2012 Azmi Cole Jr.
Hari, Tanggal: Minggu, 21 Oktober 2012 Hal/Kol : http://zonapencarian.blogspot.com/2012/10/10- negara-yang-punya-reaktor-nuklir.html Sumber: WWW.ZONAPENCARIAN.BLOGSPOT.COM 10 Negara yang Punya Reaktor
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Di Susun Oleh: 1. Nur imam (2014110005) 2. Satria Diguna (2014110006) 3. Boni Marianto (2014110011) 4. Ulia Rahman (2014110014) 5. Wahyu Hidayatul
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012), maka peningkatan kebutuhan
Lebih terperinciTUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI
TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI Dosen : Hasbullah, S.Pd., MT. Di susun oleh : Umar Wijaksono 1101563 PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN
SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN PROTEKSI BAHAYA INTERNAL SELAIN KEBAKARAN DAN
Lebih terperinciKAJIAN PERKEMBANGAN PLTN GENERASI IV
KAJIAN PERKEMBANGAN PLTN GENERASI IV Yohanes Dwi Anggoro, Dharu Dewi, Nurlaila, Arief Tris Yuliyanto Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN), BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
Lebih terperinciAplikasi Sistem Keselamatan Pasif pada Reaktor Nuklir
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 43 Aplikasi Sistem Keselamatan Pasif pada Reaktor Nuklir Nur Syamsi Syam, Anggoro Septilarso Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Jakarta n.syam@bapeten.go.id,
Lebih terperinci2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar
- Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. - PLTN dikelompokkan
Lebih terperinciREACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION
REACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION Puradwi I.W. Bidang Analisis Risiko dan Mitigasi Sistem P2TKN-BATAN NATIONAL BASIC PROFESSIONAL TRAINING COURSE ON NUCLEAR SAFETY PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Lebih terperinciPARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL
LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL
Lebih terperinciRISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK
RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK RINGKASAN Apabila ada sistem perpipaan reaktor pecah, sehingga pendingin reaktor mengalir keluar, maka kondisi ini disebut kecelakaan
Lebih terperinciEVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN.
EVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN Rizki Budi Rahayu 1, Riyatun 1, Azizul Khakim 2 1 Prodi Fisika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Lebih terperinciPERHITUNGAN REAKTIVITAS UMPAN BALIK AKIBAT KOMPAKSI BAHAN BAKAR DAN KEBOCORAN YANG DISEBABKAN OLEH GEMPA PADA HTR-10 DENGAN CODE MVP
PERHITUNGAN REAKTIVITAS UMPAN BALIK AKIBAT KOMPAKSI BAHAN BAKAR DAN KEBOCORAN YANG DISEBABKAN OLEH GEMPA PADA HTR-10 DENGAN CODE MVP Uswatun Chasanah 1, Riyatun 1, Azizul Khakim 2 1 Prodi Fisika, FMIPA,
Lebih terperinciBab 2 PENDEKATAN TERHADAP PERTAHANAN BERLAPIS
Bab 2 PENDEKATAN TERHADAP PERTAHANAN BERLAPIS 15. Pertahanan berlapis merupakan penerapan hierarkis berbagai lapisan peralatan dan prosedur untuk menjaga efektivitas penghalang fisik yang ditempatkan di
Lebih terperinciPENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran
Lebih terperinciMakalah Fisika Modern. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Dosen pengampu : Dr.Parlindungan Sinaga, M.Si
Makalah Fisika Modern Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Modern Dosen pengampu : Dr.Parlindungan Sinaga, M.Si Disusun Oleh : Iif Latifah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan listrik di Indonesia semakin meningkat, sedangkan bahan bakar fosil akan segera habis. Oleh karena itu dibutuhkan pembangkit listrik yang dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. mekanisme yang banyak digunakan untuk menghasilkan energi nuklir melalui
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Reaktor Secara umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi
Lebih terperinciREAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)
REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU) RINGKASAN Setelah perang dunia kedua berakhir, Kanada mulai mengembangkan PLTN tipe reaktor air berat (air berat: D 2 O, D: deuterium) berbahan bakar uranium alam. Reaktor
Lebih terperinciCONTOH KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI. Kejadian Awal Terpostulasi. No. Kelompok Kejadian Kejadian Awal
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA CONTOH KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI Kejadian Awal Terpostulasi No. Kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini menyangkut dengan keamanan dan pemanfaatan teknologi alternatif untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Isu penggunaan energi nuklir tengah menjadi suatu isu global dimana hal ini menyangkut dengan keamanan dan pemanfaatan teknologi alternatif untuk kebutuhan
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA - 2 - CONTOH KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI Kejadian Awal Terpostulasi No. Kelompok
Lebih terperinciNUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Lecture Presentation NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY By : NANIK DWI NURHAYATI, S,Si, M.Si Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Lebih terperinciMODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN
MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN Muhammad Ilham, Annisa Khair, Mohamad Yusup, Praba Fitra Perdana, Nata Adriya, Rizki Budiman 121178, 12115, 121177, 121118, 12116, 12114 Program Studi Fisika, Institut
Lebih terperinciRESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN
RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bising energi listrik juga memiliki efisiensi yang tinggi, yaitu 98%, Namun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan energi paling cocok dan nyaman bagi rumah tangga dan berbagai bidang industri karena selain energi llistrik itu tidak menimmbulkan bising energi listrik
Lebih terperinciEVALUASI KESELAMATAN REAKTOR AIR MENDIDIH (BWR) DALAM PENGAWASAN REAKTOR DAYA
EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR AIR MENDIDIH (BWR) DALAM PENGAWASAN REAKTOR DAYA Oleh: Budi Rohman Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Lebih terperinciReactor Safety System and Safety Classification BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Tujuan Keselamatan... 3 1.2. Fungsi Keselamatan Dasar... 3 1.3. Konsep Pertahanan Berlapis... 6 BAB II SISTEM KESELAMATAN REAKTOR DAYA PWR DAN BWR... 1 2.1. Pendahuluan...
Lebih terperinciPENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945. Sedemikian
Lebih terperinciAsisten : Astari Rantiza/ Tanggal Praktikum : 24 Februari 2015
MODUL FNB 1 MODUL ANALISIS KESELAMATAN PLTN Ali Akbar, Ahmad Sibaq Ulwi, Anderson, M Jiehan Lampuasa, Qiva Chandra Mahaputra, Sarah Azzahwa 121299, 12127, 121286, 121262, 121265, 121219 Program Studi Fisika,
Lebih terperinciBAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi
BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi 3.1 Konfigurasi Teras Reaktor Spesifikasi utama dari HTTR diberikan pada tabel 3.1 di bawah ini. Reaktor terdiri
Lebih terperinciREAKTOR AIR TEKAN TIPE RUSIA (VVER)
REAKTOR AIR TEKAN TIPE RUSIA (VVER) RINGKASAN Kepanjangan VVER dalam bahasa Rusia adalah VODO-VODYANOI ENERGETICHESKY REAKTOR VVER, Jika diartikan dalam bahasa Inggris adalah WATER-WATER POWER REACTOR
Lebih terperinciMITIGASI DAMPAK KEBAKARAN
LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN III.1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Skema pressurized water reactor (http://www.world-nuclear.org/, September 2015)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aliran multifase merupakan salah satu fenomena penting yang banyak ditemukan dalam kegiatan industri. Kita bisa menemukannya di dalam berbagai bidang industri seperti
Lebih terperinciASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI
ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI Oleh NAUSA NUGRAHA SP. 04 02 02 0471 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. ditimbulkan oleh semakin berkurangnya sumber energi fosil serta dampak
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Energi Nuklir Energi nuklir merupakan salah satu energi alternatif atas masalah yang ditimbulkan oleh semakin berkurangnya sumber energi fosil serta dampak lingkungan yang ditimbulkannya
Lebih terperinciPENGUJIAN KEANDALAN PEMBANGKIT UAP
PENGUJIAN KEANDALAN PEMBANGKIT UAP RINGKASAN Pengujian keandalan pembangkit uap telah dilakukan selama 6 tahun sejak tahun 1975 dan dilanjutkan pada tahun 1993 sampai 1997. Natrium Phosphat yang digunakan
Lebih terperinciPENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT
PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Reaktor pembiak cepat (Fast Breeder Reactor/FBR) adalah reaktor yang memiliki kemampuan untuk melakukan "pembiakan", yaitu suatu proses di mana selama reaktor
Lebih terperinciEFEK PERUBAHAN KETINGGIAN COOLER TERHADAP KECEPATAN ALIRAN AIR PADA SIMULASI SISTEM PASIF
EFEK PERUBAHAN KETINGGIAN COOLER TERHADAP KECEPATAN ALIRAN AIR PADA SIMULASI SISTEM PASIF Dian Ariswara 1, Sukmanto Dibyo 2, G.Bambang Heru 2, Mulya Juarsa 2 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciRISET KEUTUHAN PENGUNGKUNG REAKTOR SAAT TERJADI KECELAKAAN PARAH
RISET KEUTUHAN PENGUNGKUNG REAKTOR SAAT TERJADI KECELAKAAN PARAH RINGKASAN Pengungkung (containment) reaktor nuklir adalah dinding pelindung terluar yang mencegah emisi produk belah (Fision Product, FP)
Lebih terperinciREAKTOR AIR TEKAN (PRESSURIZED WATER REACTOR, PWR)
REAKTOR AIR TEKAN (PRESSURIZED WATER REACTOR, PWR) RINGKASAN Dalam PLTN tipe Reaktor Air Tekan, air ringan digunakan sebagai pendingin dan medium pelambat neutron (moderator neutron). Teras reaktor diletakkan
Lebih terperinciSISTEM KESELAMATAN REAKTOR CANDU DALAM PENANGGULANGAN KECELAKAAN PARAH
3258 SISTEM KESELAMATAN REAKTOR CANDU DALAM PENANGGULANGAN KECELAKAAN PARAH Tjipta Suhaemi Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN Serpong ABSTRAK SISTEM KESELAMATAN REAKTOR CANDU DALAM PENANGGULANGAN
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA - 2 - KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI (PIE) 1.1. Lampiran ini menjelaskan definisi
Lebih terperinciANALISIS PERFORMA UNTUK SISTEM TURBIN DAN KOMPRESOR. Oleh Sri Sudadiyo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN
ANALISIS PERFORMA UNTUK SISTEM TURBIN DAN KOMPRESOR Oleh Sri Sudadiyo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN Sigma Epsilon ISSN 0853-9103 ABSTRAK ANALISIS PERFORMA UNTUK SISTEM TURBIN DAN
Lebih terperinciSKRIPSI UPAYA PEMERINTAH JEPANG DALAM PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI PASCA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI 2011
SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH JEPANG DALAM PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI PASCA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI 2011 Japanese Government Effort to Overcome Energy Crisis after Earthquake and Tsunami Disaster 2011 Disusun
Lebih terperinciMANAJEMEN KESELAMATAN PLTN PASCA KECELAKAAN FUKUSHIMA DAIICHI UNIT 1~4
MANAJEMEN KESELAMATAN PLTN PASCA KECELAKAAN FUKUSHIMA DAIICHI UNIT 1~4 Sahala M. Lumbanraja, Rr. Arum Puni Riyanti, Yohanes Dwi Anggoro Pusat Pengembangan Energi Nuklir-BATAN Jl. Kuningan Barat Mampang
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinciBAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM
BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM 3.1. Siklus Bahan Bakar Nuklir Siklus bahan bakar nuklir (nuclear fuel cycle) adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pemanfaatan
Lebih terperinciFAQ tentang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
PERTANYAAN : FAQ tentang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) BAGAIMANAKAH HUBUNGAN ANTARA ENERGI NUKLIR DENGAN FENOMENAPEMANASAN AKIBAT GAS KARBONDIOKSIDA (CO 2 ) JAWABAN RINGKAS Strategi pengurangan
Lebih terperinciSAATNYA MENGAKHIRI ABAD NUKLIR (Pelajaran dari Fukushima)
SAATNYA MENGAKHIRI ABAD NUKLIR (Pelajaran dari Fukushima) Dian Abraham Peneliti Hukum Nuklir Disampaikan dalam Seminar Belajar dari Kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi Jepang dan
Lebih terperinciANALISIS DESAIN ECCS TERHADAP FREKUENSI KERUSAKAN TERAS PADA PWR
ANALISIS DESAIN ECCS TERHADAP FREKUENSI KERUSAKAN TERAS PADA PWR D. T. Sony Tjahyani, Surip Widodo Bidang Pengkajian dan Analisis Keselamatan Reaktor Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aliran dua fasa berlawanan arah, banyak dijumpai pada aplikasi reaktor nuklir, jaringan pipa, minyak dan gas. Aliran dua fasa ini juga memiliki karakteristik yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sedang beroperasi menghentikan operasinya atau shutdown karena getaran gempa
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi PLTN di Jepang Pasca Tsunami Krisis terjadi setelah gempa besar yang memaksa unit 1, 2 dan 3 yang sedang beroperasi menghentikan operasinya atau shutdown
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di dunia industri terutama dibidang petrokimia dan perminyakan banyak proses perubahan satu fluida ke fluida yang lain yang lain baik secara kimia maupun non kimia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fase merupakan keadaan dari suatu zat, dapat berupa padat, gas maupun cair. Dalam kehidupan sehari-hari selain aliran satu fase, kita juga temukan aliran multi fase.
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN PROTEKSI BAHAYA INTERNAL SELAIN KEBAKARAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reaktor nuklir membutuhkan suatu sistem pendingin yang sangat penting dalam aspek keselamatan pada saat pengoperasian reaktor. Pada umumnya suatu reaktor menggunakan
Lebih terperinciGUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014
Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014 Hari, tanggal Selasa, 21 Oktober 2014 Sumber Berita http://palingaktual.com/
Lebih terperinciSISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN
LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN
Lebih terperinciPengaruh Variasi Temperatur Keluaran Molten Salt Reactor Terhadap Efisiensi Produksi Hidrogen dengan Sistem High Temperature Electrolysis (HTE)
Pengaruh Variasi Temperatur Keluaran Molten Salt Reactor Terhadap Efisiensi Produksi Hidrogen dengan Sistem High Temperature Electrolysis (HTE) Elsa Melfiana *, Andang Widi Harto,, Alexander Agung, * Program
Lebih terperinci235 U + n 148 La + 85 Br + 3n
1 A. Definisi dan Sejarah Reaktor Nuklir Reaktor nuklir adalah alat yang didesain untuk mempertahankan reaksi berantai, di mana aliran neutron yang stabil dan terkontrol dihasilkan dari reaksi fisi suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan bejana tekan vertikal dan simulasi pembebanan eksentrik pada nozzle dengan studi kasus pada separator kluster 4 Fluid
Lebih terperinciKEJADIAN AWAL, INSIDEN DAN KECELAKAAN
BASIC PROFESSIONAL TRAINING COURSE ON NUCLEAR SAFETY JULY 19 30, 2004 KEJADIAN AWAL, INSIDEN DAN KECELAKAAN Anhar R. Antariksawan Bidang Analisis Risiko dan Mitigasi Kecelakaan P2TKN E-mail: anharra@centrin.net.id
Lebih terperinciLAMPIRAN FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENETAPKAN KONDISI-KONDISI BATAS UNTUK OPERASI YANG AMAN
LAMPIRAN FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENETAPKAN KONDISI-KONDISI BATAS UNTUK OPERASI YANG AMAN A.1. Daftar parameter operasi dan peralatan berikut hendaknya dipertimbangkan dalam menetapkan
Lebih terperinciEVALUASI KESELAMATAN REAKTOR TIPE PWR PADA KECELAKAAN PUTUSNYA JALUR UAP UTAMA
EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR TIPE PWR PADA KECELAKAAN PUTUSNYA JALUR UAP UTAMA Oleh Andi Sofrany Ekariansyah Pusat Teknologi Reaktor Keselamatan Nuklir BATAN ABSTRAK EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR TIPE PWR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan tenaga listrik terus meningkat. Tenaga listrik digunakan pada berbagai lini kehidupan seperti rumah tangga, perkantoran, industri baik home industry,
Lebih terperinciGeneration Of Electricity
Generation Of Electricity Kelompok 10 : Arif Budiman (0906 602 433) Junedi Ramdoner (0806 365 980) Muh. Luqman Adha (0806 366 144) Saut Parulian (0806 366 352) UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciANALISA KRONOLOGI KECELAKAAN REAKTOR CHERNOBYL 1
ANALISA KRONOLOGI KECELAKAAN REAKTOR CHERNOBYL 1 Nanang Triagung Edi Hermawan 2 ABSTRAK ANALISA KRONOLOGI KECELAKAAN REAKTOR CHERNOBYL. Pemanfaatan teknologi nuklir untuk pembangkitan energi telah memberikan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA 2 PERSYARATAN KHUSUS DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT Lampiran ini menguraikan
Lebih terperinciK3 KEBAKARAN. Pelatihan AK3 Umum
K3 KEBAKARAN Pelatihan AK3 Umum Kebakaran Hotel di Kelapa Gading 7 Agustus 2016 K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN FENOMENA DAN TEORI API SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN FENOMENA & TEORI API Apakah...? Suatu proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kebutuhan energi listrik pada zaman globalisasi ini, Indonesia melaksanakan program percepatan pembangkitan listrik sebesar 10.000 MW dengan mendirikan
Lebih terperinci3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN
44 3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Industri susu adalah perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang mempunyai usaha di bidang industri
Lebih terperinciPratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS
Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900
Lebih terperinci