Rancang Bangun Alat Ukur Efisiensi Lampu Pijar Berbasis Mikrokontroler
|
|
- Widya Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Rancang Bangun Alat Ukur Efisiensi Lampu Pijar Berbasis Mikrokontroler Yuanita Adriana, Prawito, Arief Sudarmaji Departemen Fisika, FMIPA UI, Kampus UI Depok ABSTRACT Telah dibuat alat ukur efisiensi lampu pijar berbasis mikrokontroler. Alat ukur ini mengimplementasikan prinsip dasar fotometri. Sistem ini menggunakan sensor cahaya (OPT101) untuk mengukur nilai intensitas lampu serta dilengkapi pengendalian posisi sensor tersebut ke sumber cahaya (lampu pijar), selain itu juga terdapat pengendali daya lampu (tegangan AC Alternating Current) yang dapat diatur melaluli software LabVIEW. Pembacaan daya listrik menggunakan sensor arus (CSLW6B1) dan pengkondisi sinyal precision rectifier (sebagai pembaca tegangan). Seluruh sistem ini dibawah pengendalian mikrokontroler dan hasil pengukuran dari pengolahan data akan ditampilkan pada LCD dan LabVIEW. Kata Kunci : Efisiensi; Lampu; Pijar; Fotometri; Intensitas. ABSTRACT Microcontroller-based Measuring Instrument for Incandescent Lamp Efficiency has been created. This instrument is built bassed on photometry principles. The system uses a light sensor (OPT101) to measure the light intensity values as well as controls the position of the sensor that is fitted to the light source (incandescent lamp). It also controls the lamp power (AC voltage - Alternating Current) which can be set through control and monitoring efficiency incandescent lamp program using LabVIEW software. The lamp power is measured using current sensor (CSLW6B1) and precision rectifier. The entire system under the controlled of the microcontroller and the measurement results and the processed data will be displayed on the LCD text and control and monitoring the efficiency of incandescent lamp program using LabVIEW software. Keywords: Efficiency; Lamp; Incandescent; Photometry; Intensity. 1. PENDAHULUAN Lampu listrik adalah suatu piranti yang mengubah energi listrik menjadi energi cahaya. Energi radian yang dipancarkan persatuan waktu disebut daya radian atau fluks radian. Tidak semua tenaga listrik tersebut berubah menjadi fluks radian, beberapa bagian terbuang sebagai
2 Gambar 1.1. Konversi Tenaga Listrik Menjadi Fluks Cahaya [1] panas. Fluks radian yang tinggal hanya sebagian kecil saja terletak dalam interval panjang gelombang ( nm) yang dapat merangsang indera penglihatan mata yang normal. Bagian dari fluks radian yang mempengaruhi indera penglihat disebut fluks cahaya. Proses konversi ini digambarkan dengan diagram aliran seperti terlihat pada gambar 1.1. [1] Produksi lampu pijar yang beredar di masyarakat tidak mencantumkan nilai efisiensi lampu, biasanya hanya mencantumkan nilai daya lampu dalam satuan Watt, sehingga tidak diketahui berapa besarnya efisiensi lampu tersebut. Efisiensi lampu atau efikasi luminus adalah nilai yang menunjukkan besar efisiensi pengalihan energi listrik ke cahaya dan dinyatakan dalam satuan Lumen per Watt. Pada lampu pijar, kurang lebih 90% daya yang digunakan dilepaskan sebagai radiasi panas dan hanya 10% yang dipancarkan dalam radiasi cahaya kasat mata. Efisiensi yang sangat rendah ini disebabkan karena pada temperatur kerja, filamen wolfram meradiasikan sejumlah besar radiasi infra merah. Untuk mengetahui nilai efisiensi tersebut, maka diperlukan suatu alat ukur untuk mengukur nilai efisiensi lampu pijar.dengan memanfaatkan komponen elektronika yang telah berkembang pesat, maka dapat dibuat suatu sistem pengukuran efisiensi lampu pijar berbasis mikrokontroler dengan prinsip fotometri sebagai landasan teori. 2. TINJAUAN TEORITIS Cahaya adalah suatu bentuk energi, yaitu energi pancaran. Cahaya tampak adalah pancaran energi yang membuat retina mata menjadi sensitif. Yang dapat dilihat mata hanya sebagian kecil saja. Secara eksperimen diperoleh bahwa mata sensitif pada daerah yang kecil dari
3 panjang gelombang yang dipancarkan oleh lampu, sehingga kita dapat membedakan intensitas antara dua sumber cahaya, yaitu dengan menghitung jumlah daya (Watt ataupun Joule/det) yang dipancarkan oleh cahaya tampak. Pelajaran tentang mengukur dan membandingkan besaranbesaran cahaya disebut fotometri. Jumlah fluks pancaran yang sama, oleh mata tidak sama pengaruhnya untuk warna-warna yang berbeda. [2] 2.1. Besaran Fotometri Terdapat beberapa besaran fotometri, diantaranya : a. Fluks Cahaya Fluks cahaya (luminous flux) adalah arus cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber. Memiliki simbol F dengan satuan Lumen (Lm). [2] = 4 (2.1) Keterangan : F = Fluks Cahaya (Lm) π = 3,14 I = Kuat penerangan (Cd) b. Kuat Penerangan / Intensitas Penerangan Kuat penerangan (luminous intensity) adalah banyaknya cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber titik persatuan sudut ruang (steradian). Memiliki simbol I dengan satuan Candela. [2] = Ω (2.2) Keterangan : I = Kuat penerangan (Cd) df = Fluks Cahaya (Lm) dω= Sudut Ruang c. Derajat Pancaran Derajat pancaran adalah banyaknya fluks cahaya yang jatuh tegak lurus pada satu
4 satuan luas permukaaan (kuat penerangan pada bidang yang diterangi). Memiliki simbol E dengan satuan Lumen/luas atau Lux. [2] = = = (2.3) Keterangan : E = Derajat Pancaran (Lux) df = Fluks Cahaya (Lm) da= Luas Bola (m 2 ) π = 3,14 I = Kuat penerangan (Cd) R = Jarak (m) d. Derajat Penerangan Derajat penerangan (brightness) adalah kuat cahaya persatuan luas permukaan. Memiliki simbol B dengan satuan Cd/m 2. [2] = (2.4) Keterangan : B = Derajat Penerangan (Cd/m 2 ) A = Luas Permukaan (m 2 ) I = Kuat penerangan (Cd) e. Efisiensi Luminus Efisiensi Luminus (luminous efficiency) adalah rasio antara fluks cahaya yang dihasilkan suatu sumber cahaya listrik terhadap daya listrik (P) yang digunakan sebagai masukan dalam Watt. [3] η = (2.5)
5 Keterangan : η = Efisiensi Luminus (Lm/Watt) F = Fluks Cahaya (Lm) P = Daya Listrik (Watt) 2.2. Hukum Fotometri Terdapat dua hukum dalam fotometri, yaitu : a. Hukum Kuadrat Terbalik Titik P adalah sumber cahaya dengan kuat penerangan I, jika A, B dan C adalah permukaan bola yang berjari-jari 1m, 2m dan 3m dari titik P dan mempunyai sudut ruang yang sama maka: : : = = = = = = (2.6) Jadi, penerangan pada sebuah permukaan yang tegak lurus cahaya jatuh berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari permukaan tersebut ke sumber. [2] Gambar 2.1. Hukum Kuadrat Terbalik [2] b. Hukum Cosinus Lambert Hukum kuadrat terbalik dipakai untuk cahaya jatuh tegak lurus permukaan. Jika arah cahaya jatuh tidak tegak lurus yaitu membuat sudut θ dengan sudut normal maka luasnya
6 Gambar 2.2. Hukum Cosinus Lambert [2] menjadi Acos θ. Penerangan pada sebuah titik diatas suatu permukaan berbanding lurus dengan cosinus sudut antara cahaya jatuh dan arah normal. Hal ini disebut Hukum cosinus dari Lambert. [2] = cos (2.7) Keterangan : E = Derajat Pancaran (Lux) I θ = Besarnya kuat penerangan pada arah tersebut (Cd) d = Jarak dari sumber (m 2 ) Maka, dapat dikatakan suatu permukaan ternyata sama terangnya jika dilihat dari arah manapun.!! = (2.8) Keterangan : I = Kuat Penerangan (Cd) A = Luas Permukaan (m 2 ) θ = Sudut ( 0 ) 3. METODA PENELITIAN Untuk mengetahui nilai efisiensi suatu lampu pijar, dibutuhkan beberapa parameter yang harus terukur yaitu derajat pancaran, jarak lampu dengan pendeteksi intensitas cahaya dan daya
7 listrik yang dibutuhkan lampu. Dengan parameter-parameter tersebut maka akan didapatkan suatu nilai efisiensi lampu dengan perhitungan sebagai berikut: η = π" = π#$ %& (3.1) Keterangan: η = Efisiensi Lampu (Lm/Watt) π = 3.14 I = Kuat Penerangan (Cd) P = Daya Listrik (Watt) E = Derajat Pancaran (Lux) R = Jarak (m) V = Tegangan (V) i = Arus (A) Dalam perancangan alat ukur ini dibutuhkan suatu perangkat yang dapat mendeteksi parameter yang dibutuhkan tersebut. Maka dirancanglah sebuah sistem agar hal tersebut dapat terlaksana. Perancangan dapat terlihat diblok diagram pada gambar 3.1. Gambar 3.1 merupakan blok diagram dari sistem alat ukur efisiensi lampu pijar. Pengukuran nilai derajat pancaran lampu pijar menggunakan rangkaian sensor cahaya. Pengukuran jarak lampu terhadap pendeteksi derajat pancaran menggunakan rangkaian up-down counter. Pengukuran nilai daya listrik yang dibutuhkan lampu pijar menggunakan rangkaian sensor arus dan rangkaian precision rectifier sebagai pengkondisi sinyal untuk pengukuran nilai tegangan. Pada sistem terdapat pengendalian jarak lampu pijar terhadap pendeteksi intensitas cahaya (dalam hal ini yaitu rangkaian sensor cahaya). Pengendalian tersebut dilakukan dengan cara mengatur arah putaran motor DC rotary encoder yang pada bagian sumbunya tersambung dengan ulir. Hal ini diharapkan dengan berputarnya motor DC rotary encoder tersebut maka ulirpun juga akan bergerak berputar sesuai pergerakan arah motor. Rangkaian sensor cahaya diletakan pada ulir,sehingga saat ulir berputar maka rangkaian sensor cahaya akan bergerak maju atau mundur (sesuai arah putaran motor). Pengendalian dilakukan oleh
8 Gambar 3.1. Blok Diagram rangkaian mikrokontroler dengan rangkaian tambahan driver motor. Output dari rangkaian updown counter yang merupakan pulsa dari cacahan rotary encoder akan digunakan sebagai input pada pengendalian tersebut. Terdapat pula pengendalian nilai tegangan AC pada lampu. Pengendalian dilakukan dengan cara menggunakan variabel transformator yang pada bagian knop pemutarnya disadap dengan sumbu motor DC. Sama seperti sebelumnya, pengendalian dilakukan oleh rangkaian mikrokontroler dengan rangkaian tambahan driver motor. Perkalian output rangkaian precision rectifier dan rangkaian sensor arus akan digunakan sebagai input pada pengendalian ini tersebut. Sistem ini juga menggunakan sebuah sensor suhu yang diletakan berdekatan dengan sensor cahaya yang berfungsi untuk memonitor suhu OPT101 serta tampilan berupa LCD dan LabVIEW. Penambahan tampilan menggunakan LabVIEW bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari hubungan antara derajat pancaran (E) dengan Jarak (R) dimana pada tampilan LabVIEW akan menampilkan grafik dari kedua hubungan tersebut. Selain sebagai display,
9 LabVIEW juga digunakan untuk pengaturan daya lampu yang diinginkan. 4. HASIL Telah dilakukan pengukuran nilai efisiensi lampu pijar 25, 40, 60, 75 dan 100 Watt dengan merk yang sama. Dimana pengukuran dilakukan dengan memvariasikan nilai daya lampu dan jarak antara lampu dengan sensor cahaya. Variasi daya lampu yang dapat dilakukan yaitu % dari jenis daya lampu pijar dengan interval 10%. Tabel 4.1. Nilai Efisiensi Lampu Pijar Watt Jenis Lampu Pijar LPR η (%) Kes.Peng (%) 100 Watt 15,23 2,24 0, Watt 10,64 1, Watt 9,82 1,44 0, Watt 6,35 0,93 0, Watt 5,15 0, PEMBAHASAN Pada lampu pijar 75 dan 100 Watt, pemberian variasi power lampu yang dapat diberikan hanya %. Hal tesebut dikarenakan pada saat power lampu yang diberikan 30%, pada saat perpindahan jarak tertentu, tidak terjadi perubahan nilai derajat pancaran. Hal tersebut dikarenakan daya yang diberikan sangat kecil dibandingkan dengan spesifikasi lampu sehingga filamen pada lampu belum memanas secara maksimal. Akibat belum memanasnya filamen pada lampu, cahaya yang dipancarkan relatif kecil sehingga alat ukur derajat pancaran yang digunakan tidak dapat membedakan nilai E pada jarak tertentu (rata-rata pada jarak terjauh). Pada lampu pijar 60 Watt, pemberian variasi power lampu yang dapat diberikan hanya %. Lampu pijar 40 Watt, %. Lampu pijar 25 Watt, %. Dari variasi jarak yang diberikan maka dapat dibuat suatu grafik hubungan antara derajat pancaran (E) dengan satuan Lux dan jarak (R) dengan satuan meter. Terlihat Semakin jauh jarak antara sensor cahaya dengan lampu pijar maka E yang terukur akan semakin kecil. Sebaliknya semakin dekat jarak antara sensor cahaya dengan lampu pijar maka E yang terukur akan semakin besar. Sehingga menghasilkan grafik hiperbola. Hal ini sesuai dengan salah satu
10 Gambar 5.1. Grafik Hubungan R dan E hukum fotometri yaitu hukum kuadrat terbalik. Terkadang nilai tegangan yang terukur pada lampu terlihat tidak stabil, yaitu terjadi kenaikan atau penurunan tegangan sekitar 1-2 V AC. Hal ini disebabkan gangguan pada sumber tegangan PLN. Nilai daya yang terukur pada lampu tidak sama dengan daya yang diatur pada pemograman LabVIEW. Hal ini disebabkan sistem pemograman pada mikrokontroler diberikan nilai tolerasi sebesar 5% dari daya yang diatur. Diberikan nilai toleransi tersebut karena sangat sulit untuk mengatur nilai daya yang sesuai dengan yang diinginkan. Hal tersebut disebabkan karena ketidakstabilan nilai adc yang terukur untuk pengukuran nilai tegangan dan arus lampu. Sehingga saat daya lampu yang terukur belum sesuai dengan yang diinginkan tetapi hanya berbeda 5% dari daya yang diinginkan maka sistem akan menganggap nilai tersebut sesuai dengan daya yang diinginkan. Nilai jarak yang terukur pada sistem tidak memperlihatkan kenaikan interval jarak 8 cm pada saat 64 cm menuju 57 cm dan pada saat 33 cm menuju 26 cm melainkan kenaikan interval sebesar 8 cm. Hal tersebut diakibatkan sistem pemograman pada mikrokontroler tidak digunakan
11 Gambar 5.2.Tampilan Hasil Pengukuran LabVIEW fungsi = pada pengecekan nilai counter, melainkan fungsi. Sama seperti pengecekan daya lampu, sangat sulit untuk mengatur nilai counter yang sesuai dengan yang diinginkan. Sehingga saat jarak yang terukur sama atau telah melewati nilai jarak yang diinginkan, maka sistem akan menganggap nilai tersebut sesuai dengan nilai jarak yang diinginkan. Terlihat pada tabel 4.1. nilai efisiensi dari lampu pijar 100 Watt saat power 100% sebesar 15,23 Lm/Watt. Dari nilai efisiensi yang terukur dalam satuan Lumen/Watt, maka dapat diketahui efisiensi lampu pijar dalam satuan %. Dimana efisiensi tersebut akan dibandingkan dengan efisiensi cahaya total dari sumber cahaya yaitu 680 Lm/Watt. [1] Hal tersebut dikarenakan Lumen adalah kesetaraan fotometrik dari Watt, yang memadukan respon mata pengamat standar. [15] Berikut perhitungan efisiensi lampu dalam persen : '()(*+)(,-./0 = :8 2;28< = 100% (5.1) '()(*+)(,-./0 = A, CDE = 100% = 2,24% Tabel 5.1. merupakan referensi efisiensi lampu pijar dari berbagai sumber. Terlihat nilai Lumen Per Watt dari lampu pijar berada pada range 5 hingga 25. Hal tersebut sesuai dengan
12 Tabel 5.1. Referensi Nilai Efisiensi Lampu Pijar Watt Lampu Pijar LPR η(%) Sumber 40 Watt 12,5 1, Watt 14,5 2,1 100 Watt 17,5 2,6-12 < &pg=pa6&lpg=pa6&dq=efisiensi+lampu+pijar+dal am+lumen+per+watt&source=bl&ots=0m76hh9or M&sig=aMYT4Y8akzrGlDoAscpSGvRw9U8&hl=id &sa=x&ei=hrgfulixoovjrafw7ogadq&ved=0c EkQ6AEwBw#v=onepage&q=efisiensi%20lampu%2 0pijar%20dalam%20lumen%20per%20watt&f=true 40 Watt Watt _chapter2.pdf - < booklighting.pdf Watt 11, Watt 13,3-75 Watt 14,7-100 Watt Watt 10,4 - Sears, F W dan Zemansky, M W Fisika Untuk 40 Watt 11,7 - Universitas III, Optika dan Fisika Atom. Jakarta : 60 Watt 13,9 - Binacipta. ( ). 100 Watt 16, Pijar 12 <10 /indo/chapter%20%20lighting%20%28bahasa%20in donesia%29.pdf pengukuran yang dilakukan oleh alat ukur yang dibuat. Hanya saja terdapat perbedaan nilai efisiensi lampu pijar jika dibandingkan dengan referensi yang ada, dimana data yang didapat, selalu dibawah nilai referensi. Hal tersebut diakibatkan beberapa faktor, diantaranya perbedaan
13 merk lampu yang dijadikan pengukuran dan keakuratan pengukuran pada sensor-sensor yang dipakai sebagai alat ukur untuk parameter-parameter yang diperlukan dalam pengukuran. 6. KESIMPULAN Dari pengamatan data yang sudah dilakukan, maka penulis mempunyai kesimpulan diantaranya : 1. Alat ukur efisiensi lampu pijar dapat digunakan untuk mengukur efisiensi lampu pijar 25, 40, 60,75 dan 100 Watt. 2. Nilai Efisiensi lampu pijar 100 Watt yang terukur saat daya maksimal sebesar 15,23 Lm/Watt (2,24%). 3. Nilai Efisiensi lampu pijar 75 Watt yang terukur saat daya maksimal sebesar 10,64 Lm/Watt (1,56%). 4. Nilai Efisiensi lampu pijar 60 Watt yang terukur saat daya maksimal sebesar 9,82 Lm/Watt (1,44%). 5. Nilai Efisiensi lampu pijar 40 Watt yang terukur saat daya maksimal sebesar 6,35 Lm/Watt (0,93%). 6. Nilai Efisiensi lampu pijar 25 Watt yang terukur saat daya maksimal sebesar 5,15 Lm/Watt (0,75%). 7. Terjadi hubungan kuadrat terbalik antara E (derajat pancaran) dengan R (jarak antara sensor cahaya dengan lampu pijar). 7. SARAN Dalam pengujiannya ternyata Alat Ukur Efisiensi Lampu Pijar masih kurang maksimal. Oleh karena itu, penulis mempunyai beberapa saran yang berguna untuk pembuatan selanjutnya. 1. Memperhatikan komponen yang dipakai (dalam bentuk datasheet-nya ataupun kondisi komponen serta nilai toleransi). 2. Memperhatikan keamanan rangkaian agar aman dan tidak gampang rusak (tidak short). 8. DAFTAR ACUAN [1] Sears, F W dan Zemansky, M W Fisika Untuk Universitas III, Optika dan Fisika Atom. Jakarta : Binacipta. ( ).
14 [2] Sarojo, Ganijanti Abi Seri Fisika Dasar : Gelombang dan Optika, Edisi ketiga. Jakarta : Jurusan Fisika FIPIA Universitas Indonesia. ( ). [3] Sears, Francis Wetson Optics, Third Edition. Addison-Wesley Publishing Company, Inc. ( ). [4] dibuka pada tanggal 13 Mei 2012 pukul 20:12 WIB. [5] Prabowo, Sapto Adi Pemakaian Lampu Pijar Sebagai Kumparan Hambat Pada Lampu TL. Skripsi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok. (3-7). dibuka pada tanggal 16 Juli 2012 pukul 15:13 WIB. [7] dibuka pada tanggal 17 Juni 2010 pukul 21:34 WIB. [8] dibuka pada tanggal 5 Desember 2011 pukul WIB. [9] Sanjaya, Agung Hadi Rancang Bangun Sistem Mekanika Alat Ukur Intensitas Cahaya dengan Variasi Sudut Gelombang Menggunakan Kisi Difraksi sebagai Monokromator. Tugas Akhir Jurusan Fisika Instrumentasi Industri, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia. Depok. [10] dibuka pada tanggal 17 Juli 2012 pukul 21:11 WIB. [11] dibuka pada tanggal 3 September 2012 pukul 9:03 WIB. dibuka pada tanggal 3 September 2012 pukul 9:24 WIB. [13] dibuka pada tanggal 3 September 2012 pukul 9:32 WIB. [14] dibuka pada tanggal 2 September 2012 pukul 11:27 WIB. %20Lighting%20%28Bahasa%20Indonesia%29.pdf dibuka pada tanggal 11 November 2012 pukul 23:49 WIB.
15 dibuka pada tanggal 11 November 2012 pukul 22:09 WIB
Pembuatan Alat Ukur Pola Distribusi Intensitas Difraksi Cahaya Berbasis Mikrokontroller
Pembuatan Alat Ukur Pola Distribusi Intensitas Difraksi Cahaya Berbasis Mikrokontroller Akhmad Yuniar, Prawito Departemen Fisika Instrumentasi, FMIPA UI, Kampus UI Depok, 16424 akhmad_yun@yahoo.com, prawito@sci.ui.ac.id
Lebih terperinciPemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu
Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan
III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya
Lebih terperinciRANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir
RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA Tugas Akhir Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada program Studi
Lebih terperinciCAHAYA. Cahaya: Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat.
CAHAYA Cahaya: Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat. Energi panas di radiasikan / dipancarkan pada suatu media oleh suatu
Lebih terperinciMAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO
MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi
Lebih terperinciDiode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.
Par LED W PAR LED (Parabolic Light Emitting Diode) Tidak bisa dielakkan bahwa teknologi lampu LED (Light Emitting Diode) akan menggantikan lampu pijar halogen, TL (tube lamp) dan yang lain. Hal ini karena
Lebih terperinciTUGAS TEKNIK OPTIK RESUME FOTOMETRI DAN RADIOMETRI
TUGAS TEKNIK OPTIK RESUME FOTOMETRI DAN RADIOMETRI Disusun oleh: Alfany Hardiyanty (2409 100 009) JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 2011
Lebih terperinciAPLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)
APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) Ery Safrianti 1, Rahyul Amri 2, Setiadi 3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jalan Subrantas
Lebih terperinciRANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGONTROLAN INTENSITAS PENERANGAN LAMPU PIJAR MENGGUNAKAN PENGATURAN FASA SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR)
RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGONTROLAN INTENSITAS PENERANGAN LAMPU PIJAR MENGGUNAKAN PENGATURAN FASA SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR) Tugas Akhir Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
40 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian dan analisa dari sistem yang dibuat sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan perangkat keras maupun perangkat lunak, sehingga penulis dapat mengetahui
Lebih terperinciSISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER
SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER Ary Indah Ivrilianita Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Sistem pengendali lampu menggunakan mikrokontroler ATMega
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November
23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dalam sektor pencahayaan yang berfungsi untuk pencahayaan jalan perkotaan, industri, dan pencahayaan rumah. Banyak ilmuwan menciptakan
Lebih terperinciANALISIS TEGANGAN ELEMEN FOTO VOLTAIK DENGAN VARIASI DAYA DAN JARAK SUMBER CAHAYA
ANALISIS TEGANGAN ELEMEN FOTO VOLTAIK DENGAN VARIASI DAYA DAN JARAK SUMBER CAHAYA Oleh: Edi Istiyono Staf Pengajar FMIPA UNY Abstract The purposes of experiment is to observe relationship between power
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar
Lebih terperinciBAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini
BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS Tindak lanjut dari perancangan pada bab sebelumnya adalah pengujian sistem. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini diperlukan
Lebih terperinciANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR
Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan alat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)
Lebih terperinciRingkasan Tugas Akhir / Skripsi. Nama, NPM : Jonathan Prabowo, Drs. Arief Sudarmaji, M.T
Ringkasan Tugas Akhir / Skripsi Nama, NPM : Jonathan Prabowo, 1006806425 Pembimbing : 1. r. Prawito 2. rs. Arief Sudarmaji, M.T Judul (Indonesia) : Rancang Bangun Alat Ukur Konsentrasi Gula Terlarut Berbasiskan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51
RANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 Tugas Akhir Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (DIII) Disusun oleh : SANYOTO
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PROTEKSI BEBAN BERLEBIH DAN OTOMATISASI LAMPU MENGGUNAKAN SENSOR LDR
RANCANG BANGUN PROTEKSI BEBAN BERLEBIH DAN OTOMATISASI LAMPU MENGGUNAKAN SENSOR LDR TUGAS AKHIR Disusun Oleh: DIANA NUR FITASARI J0D 006 007 PROGRAM STUDI DIPLOMA III INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termoelektrik merupakan material yang terbuat dari semikonduktor yang salah satu kegunaannya untuk keperluan pembangkit tenaga listrik. Material semikonduktor dapat
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENGATUR LEVEL KECEPATAN MOTOR DC PADA ALAT PELAPISAN (DIP COATING) BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN PENGATUR LEVEL KECEPATAN MOTOR DC PADA ALAT PELAPISAN (DIP COATING) BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR Disusun Oleh : Phutrie Dewi Pertiwi J0D007059 PROGRAM STUDI DIII INSTRUMENTASI
Lebih terperinciBAB III. Perencanaan Alat
BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan
BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro
22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober
Lebih terperinciPERANCANGAN PROGRAMMABLE POWER SUPPLY 30 V 10 A BERBASIS MICROCONTROLLER
PERANCANGAN PROGRAMMABLE POWER SUPPLY 30 V 10 A BERBASIS MICROCONTROLLER Jumari Suprayitno Program Studi Fisika Instrumentasi Elektronika Departemen Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE)
HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE) Ullin Dwi Fajri A 1, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 2, Rini Nur Hasanah,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6
Lebih terperinciPengukuran dengan Tang Meter Dan Lux Meter
JOB SHEET Pengukuran dengan Tang Meter Dan Lux Meter I. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa dapat menggunakan Tang Meter dan Lux Meter. 2. Mahasiswa terampil mempergunakan Tang Meter dan Lux Meter dengan baik
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM KONTROL SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR Diajukan guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan tingkat diploma Program Studi DIII Instrumentasi
Lebih terperinciPengembangan Model Pengukuran Intensitas Cahaya dalam Fotometri
Abstrak Pengembangan Model Pengukuran Intensitas Cahaya dalam Fotometri 1, W. Hartati & Suprijadi 1 Program Magister Pengajaran Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ITB Jl. Ganesha no.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Regulator tegangan merupakan sebuah rangkaian yang dapat melakukan pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber tegangan AC yang bernilai tetap
Lebih terperinciPengembangan Model Pengukuran Intensitas Cahaya dalam Fotometri
Pengembangan Model Pengukuran Intensitas Cahaya dalam Fotometri Abstrak 1, W. Hartati & 2 Suprijadi 1 Program Magister Pengajaran Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ITB Jl. Ganesha no.
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560
RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MOBIL ROBOT PENCARI CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER PIC16F84
RANCANG BANGUN MOBIL ROBOT PENCARI CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER PIC16F84 Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (DIII) Disusun oleh: Darwanto J0D007025 PROGRAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. daripada meringankan kerja manusia. Nilai lebih itu antara lain adalah kemampuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti sekarang ini, selain untuk meringankan kerja manusia, alat-alat yang digunakan oleh manusia diharapkan mempunyai nilai lebih daripada meringankan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari skripsi meliputi gambaran alat, cara kerja sistem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PADA RUANG PENGERING
RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PADA RUANG PENGERING TUGAS AKHIR Diajukan guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan tingkat diploma Program Studi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER
Rancang Bangun Sistem Monitoring Beban dan Indikator RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER Donny Prasetyo Santoso 1*,Indhana Sudiharto.
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari
Sistem Pendorong pada Model Mesin Pemilah Otomatis Cokorda Prapti Mahandari dan Yogie Winarno Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma J1. Margonda Raya No.100, Depok 15424
Lebih terperinciPEMBUATAN PERANGKAT SENSOR SUHU DAN CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR
PEMBUATAN PERANGKAT SENSOR SUHU DAN CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (DIII) Disusun Oleh : Alan Sukma Putra J0D 007 008 PROGRAM
Lebih terperinciRANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL
RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL Sutedjo ¹, Rusiana², Zuan Mariana Wulan Sari 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis
BAB III PERANCANGAN 3.1. Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis Mikrokontroler Arduino 3.1.1 Spesifikasi Detektor Tegangan Detektor tegangan ini berperan sebagai pendeteksi besaran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Tugas akhir ini dilakukan di gedung rektorat Unila. Proses tugas akhir dilakukan dengan penyiapan alat dan bahan, pengumpulan data bangunan, hingga menyusun
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)
Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1) 1 Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi listrik semakin meningkat dan penggunaan daya listrik pada sebuah bangunan bergantung pada pemakaiannya. Seperti halnya penggunaan daya listrik
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii ABSTRACT... xiv INTISARI...
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SENSOR JARAK GP2Y0A02YK0F UNTUK MEMBUAT ALAT PENGUKUR KETINGGIAN PASANG SURUT (PASUT) AIR LAUT
PENGEMBANGAN SENSOR JARAK GP2Y0A02YK0F UNTUK MEMBUAT ALAT PENGUKUR KETINGGIAN PASANG SURUT (PASUT) AIR LAUT DEVELOPMENT OF THE DISTANCE SENSOR GP2Y0A02YK0F TO BUILD A LEVEL METER OF TIDE SEA Abdul Muid
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT UKUR INDEKS BIAS KACA DENGAN METODE BREWSTER BERBASIS MIKROKONTROLER
RANCANG BANGUN ALAT UKUR INDEKS BIAS KACA DENGAN METODE BREWSTER BERBASIS MIKROKONTROLER Fajrina Ashri, Prawito, Lingga Hermanto Departemen Fisika, Sarjana FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424 fajrina.ashri@gmail.com
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT UKUR SUMBER AC/DC SECARA OTOMATIS
PERANCANGAN ALAT UKUR SUMBER AC/DC SECARA OTOMATIS Edi Putra Harahap 1 *, Ir. Arnita, M.T. 1, Mirza Zoni, S.T, M.T. 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta E-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termometer atau yang sudah kita kenal sebagai alat pengukur dan pendeteksi suhu merupakan sebuah alat yang sudah biasa digunakan sebagai alat acuan untuk menentukan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik
Lebih terperinciWIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK
WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER Disusun oleh : Andre Yosef M 0722080 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl.Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem serta realisasi perangkat keras pada perancangan skripsi ini. 3.1. Gambaran Alat Alat yang akan direalisasikan adalah sebuah alat
Lebih terperinciRANGKAIAN OTOMATISASI RUANGAN BERBASISKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535
RANGKAIAN OTOMATISASI RUANGAN BERBASISKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Latar Belakang Pralatan-peralatan modern yang ada saat ini baik dalam bidang perkantoran, perumahan, pertokoan, perindustrian maupun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam
Lebih terperinciSEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535
3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris
Lebih terperinciRancang Bangun Pengendalian Intensitas Cahaya dengan Smartphone Android Melalui Bluetooth Berbasis Mikrokontroler
LAPORAN AKHIR Rancang Bangun Pengendalian Intensitas Cahaya dengan Smartphone Android Melalui Bluetooth Berbasis Mikrokontroler Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN ZAT CAIR BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN PENAMPIL LCD
RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN ZAT CAIR BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN PENAMPIL LCD Yefri Hendrizon, Wildian Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi,
Lebih terperinciDENGAN PENGATURAN SUHU DAN KECEPATAN PENGADUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi memberikan kemudahan yang membantu menyelesaikan pekerjaan dengan efektif dan efesien waktu. Terutama adanya pergeseran teknologi konvensional
Lebih terperinciPENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.
PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar Abstrak Penerapan teknologi otomatis dengan menggunakan sistem
Lebih terperinciRANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER
RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Cahya Firman AP 1, Endro Wahjono 2, Era Purwanto 3. 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2. Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3.
Lebih terperinciEL317 Sistem Instrumentasi 5-1. (Part-2 Chp-5) Hubungan spektrum optis dan energi
EL317 Sistem Instrumentasi 5-1 Divais Elektrooptis (Part-2 Chp-5) Hubungan spektrum optis dan energi detektor optis umumnya menyangkut efek kuantum energi foton E p = h = h c frekuensifoton bergantung
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengatur suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor
Lebih terperinciPENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK
PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK Martono Dwi Atmadja *, Harrij Mukti Kristiana, Farida Arinie Soelistianto Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai bulan Januari 2015,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai bulan Januari 2015, bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung.
Lebih terperinciPENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM
PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1
Lebih terperinciPENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS
PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS 1) Bima Brilliando Agam, 2) Yushardi, 2) Trapsilo Prihandono 1) Mahasiswa S-1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa ini sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa ini sangat pesat, terutama dibidang teknologi elektronika. Komputer merupakan salah satu alat elektronika
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino
BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembuatan rangkaian dan program. Seperti pengambilan data pada pengujian emisi gas buang dengan
Lebih terperinciTugas Akhir Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (D III) Disusun oleh : QODARUDIN ROBBANI J0D004047
RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING TEMPERATUR MULTICHANNEL PADA INSTRUMENTASI INDUSTRI DENGAN LM 35 MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER MCS-51 BERBASIS WEB SERVER Tugas Akhir Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan
Lebih terperinciJurnal Einstein 4 (3) (2016): 1-7. Jurnal Einstein. Available online
Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein Rancang Bangun Penghitung Obat Secara Otomatis Dengan Menggunakan Mikrokontroler At89s51 Memanfaatkan Inframerah Dan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN Gambaran Alat
BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi Gravity Light nya. Bahasan perancangan dimulai dengan penjelasan alat secara keseluruhuan yaitu penjelasan singkat
Lebih terperinciPEMBUATAN KLINOSTAT 2-D DENGAN PEROTASI MOTOR DC D06D401E SKRIPSI. (Bidang Minat Elektronika, Instrumentasi, Dan Komputasi)
PEMBUATAN KLINOSTAT 2-D DENGAN PEROTASI MOTOR DC D06D401E SKRIPSI (Bidang Minat Elektronika, Instrumentasi, Dan Komputasi) I Made Oka Guna Antara JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciVOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia
bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Perancangan Perangkat Keras Hasil perancangan alat penetas telur berbasis Mikrokontroler ATMega8535 ini terbagi atas pabrikasi box rangkaian dan pabrikasi rangkaian
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka
59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat
Lebih terperinciPerancangan Alat Ukur Daya Listrik Lampu Pijar Menggunakan ADC TLV2543 Dengan Tampilan Komputer
Perancangan Alat Ukur Daya Listrik Lampu Pijar Menggunakan ADC TLV2543 Dengan Tampilan Komputer Harda Elnanda 1,Bambang Sutopo 2 1 Penulis, Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Elektro UGM 2 Dosen Pembimbing,
Lebih terperinciPrototipe Sistem Monitoring Penggunaan Daya Motor Listrik 3 Fasa Berbasis Java Programing
Received: March 2017 Accepted: March 2017 Published: April 2017 Prototipe Sistem Monitoring Penggunaan Daya Motor Listrik 3 Fasa Berbasis Java Programing Akhyar Muchtar 1*, Umar Muhammad 2, Ainul Mariyah
Lebih terperinciSINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK
SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) Tri Prasetya F. Ir. Yahya C A, MT. 2 Suhariningsih, S.ST MT. 3 Mahasiswa Jurusan Elektro Industri, Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciRancang Bangun Alat Ukur Getaran Mesin Sepeda Motor Menggunakan Sensor Serat Optik
Rancang Bangun Alat Ukur Getaran Mesin Sepeda Motor Menggunakan Sensor Serat Optik Nadia Yudia Putri*, Harmadi, Wildian Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, JurusanFisika FMIPAUniversitasAndalas
Lebih terperinci: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK
MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI WATER LEVEL CONTROL SYSTEM BERBASIS PC OLEH: I MADE BUDHI DWIPAYANA NIM
TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI WATER LEVEL CONTROL SYSTEM BERBASIS PC UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH: I MADE BUDHI DWIPAYANA NIM. 0605031010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Krisis energi bukanlah permasalahan yang baru, namun sudah menjadi hal yang diprediksikan pasti akan terjadi. Sumber energi minyak yang selama ini menjadi andalan akan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,
41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciAPLIKASI FUZZY LOGIC UNTUK PERANCANGAN ALAT PENGATURAN OTOMATIS INTENSITAS PENERANGAN RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SKRIPSI
1 APLIKASI FUZZY LOGIC UNTUK PERANCANGAN ALAT PENGATURAN OTOMATIS INTENSITAS PENERANGAN RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SKRIPSI MERY ALVIYANTI 150821021 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
diperkuat oleh rangkainan op-amp. Untuk op-amp digunakan IC LM-324. 3.3.2.2. Rangkaian Penggerak Motor (Driver Motor) Untuk menjalankan motor DC digunakan sebuah IC L293D. IC L293D dapat mengontrol dua
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LED ( Light Emitting Diode) Dioda cahaya atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-emitting diode) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak
Lebih terperinci5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input
Lebih terperinci