ANALISIS TEKSTUAL PENYAJIAN ANDUNG DALAM KEMATIAN PADA MASYARAKAT TOBA DESA SIGUMPAR KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TEKSTUAL PENYAJIAN ANDUNG DALAM KEMATIAN PADA MASYARAKAT TOBA DESA SIGUMPAR KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN"

Transkripsi

1 ANALISIS TEKSTUAL PENYAJIAN ANDUNG DALAM KEMATIAN PADA MASYARAKAT TOBA DESA SIGUMPAR KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Skripsi Sarjana Dikerjakan O l e h MEDINA HUTASOIT NIM : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat toba adalah masyarakat yang sangat menghormati norma-norma adat yang diwariskan nenek moyangnya kepada mereka baik upacara perkawinan dan kematian. Kesetiaan terhadap praktek adat tersebut mereka buktikan dengan pembagian energi yang besar terhadap praktek pesta adat pada masyarakat toba khususnya dalam hal andung pada adat kematian. Dalam hal ini, adat adalah suatu tatanan tingkah laku yang lazim di ikuti dan dilakukan yang diatur dalam norma-norma, aturan-aturan yang diwariskan nenek moyang kepada generasi berikutnya (Lothar Schriner 1972:18) Dalam tulisan ini akan membahas tentang andung toba yang merupakan salah satu musik vokal bagi masyarakat toba di desa sigumpar kecamatan lintong nihuta kabupaten humbanghasundutan. Andung merupakan suatu nyanyian ratapan dalam konteks kematian atau kemalangan. Secara umum andung adalah berisi tentang kesedihan atau penderitaan hidup. Wujud dari kemalangan ini adalah kesedihan dan dukacita misalnya pada saat kematian orang tua, dan anggota keluarga. Ini adalah sebuah lagu ratapan kematian dikalangan orang batak toba, isi dari pada andung tersebut biasanya berupa kisah hidup orang yang meninggal dunia dan dinyanyikan (diandungkan) dihadapan jasadnya. Ketika melakukan andung ini orang-orang yang melayat dapat mengetahui dan mengenal sifat-sifat dari orang yang meninggal tersebut. Andung sebagai salah satu warisan budaya yang pernah hidup dan berperan kuat didalam masyarakat batak toba yang sampai saat ini masih dipakai. Hannya orang tua-tua tertentu saja yang masih dapat menguasai hata andung dan hannya mereka yang masih dapat melakukan andung dengan menggunakan hata andung dengan benar. Berbeda halnya dengan andung bahwa andung-andung masih hidup subur dan sangat 1

3 kuat peranannya hingga sekarang ini. Bahkan andung-andung masih senang mendengar lagulagu yang bernada andung-andung. Kekuatan andung-andung ialah bahwa ia menyimpan sebuah semangat hidup dibalik isinya yang sering berisikan tentang kesedihan dan penderitaan hidup. Banyak pendapat mendefenisikan bahwa andung berarti tangis atau ratap. Namun andung harus dibedakan dari tangis yang biasa, karena andung diutarakan dengan bentuk melodi tertentu yang diulang-ulang dengan teks yang tertentu pula. Mangandung berarti melakukan andung atau ratap, sedangkan orang yang melakukan andung disebut pangandung. Siahaan (1964 : 70) mengatakan teks andung merupakan sejenis sastra lisan yang berisi curahan perasaan untuk meratapi jenazah orang yang dikasihi. Dalam teks andung banyak digunakan ungkapan-ungkapan tertentu yang tidak lazim dalam penghidupan sehari-hari. Penulis memandang keberadaan andung saat ini dalam konteks kematian mempunyai fungsi/tujuan sebagai suatu ekspresi dukacita yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan adat yang bermakna menghormati orang yang meninggal (serta roh/tondi orang itu dan tondi yang duluan meninggal) dan merupakan sebagai semacam komunikasi antara dunia ini dan dunia lain (yang sudah meninggal) agar permohonan dari dunia ini dapat di ajukan kepada nenek moyang dan tuah/berkat dari mereka dapat diberikan kepada orang yang hidup terutama ahli warisnya. Syair- syair dari lagu andung bervariasi sehubungan dengan subjek yang diandungkannya. Namun pada umumnya dapat membawa ekspresi dukacita, kesedihan dari orang yang berdukacita. Andung ini juga memakai beberapa macam ikon-ikon tangisan, dalam hal mangandung, sipangandung itu akan menggerakkan tangannya secara teratur dan berulang kali, yaitu dari arah orang yang meninggal tersebut kearah jantungnya sendiri dengan makna untuk mengambil sahala/berkat dari orang mati kepada dirinya atau kepada keturunan, gerakan ini disebut Mangalap tondi ni namate/mangalap sahala ni na mate. Proses mentansfer sahala ini dianggap sangat penting bagi proses penyembuhan luka yang 2

4 dialami komunitas karena meninggalnya seseorang dan juga untuk menguatkan komunitas berdukacita serta komunitas yang lebih luas dalam konteks dalihan na tolu yaitu hula-hula, dongan tubu dan boru 1 pada masa depan. Selain gerakan ini, orang yang mangandung terkadang menyentuh muka (pipi) orang yang meninggal tersebut terkadang bergoyanggoyang atau menggerakkan tangan dengan kuat dan penuh perasaan sambil meratap. Semua gerakan ini dan yang lain juga merupakan suatu aspek komunikatif dari kegiatan meratap dalam ritus kematian orang batak toba. Dalam andung (ratapan) ini hannya ada suara tangisan yang langsung keluar tanpa adanya musik yang mengiringi, karena dalam sistem adat batak toba apabila seseorang yang meninggal muda dan keturunannya masih kecil tidak dapat menerima adat yang lengkap. Isi dari syair orang mangandung tersebut biasanya tentang kejadian yang menimpanya pada saat kejadian berlangsung dan merupakan ungkapan perasaan dari sipenyaji. Oleh karena itu, kata-kata yang diucapkan tidak sembarangan tetapi ada aturan atau norma tersendiri dalam penyampaian kata-kata tersebut. Biasanya dalam mangandung ini bisa juga diiringi dengan ende (lagu) yang dibawakan oleh salah satu orang disekitarnya kemudian diikuti oleh andung-andung. Seorang yang melakukan andung disebut pangandung, sedangkan pekerjaan melakukan andung disebut mangandung. Seseorang yang melantunkan andung-andung disebut mangandung-andung. Hata andung adalah bahasa ratapan dipakai untuk meratapi kerabat atau kenalan yang meninggal. Selanjutnya Sibarani (1999 : 84-85) menjelaskan bahwa andung-andung dalam prosa liras yang dikumandangkan untuk mengekspresikan perasaan sedih baik karemditinggal kekasih, teman, anak, orangtua atau karena kesedihan lain. Andung-andung umumnya mempunyai ritme yang sama dengan andung namun berbeda dalam hal tujuannya. Didalam 1 Hula-hula yaitu kelompok marga istri. Dongan tubu yaitu teman sesama marga. Boru yaitu kelompok marga yang mengambil istri dari anak kita (anak perempuan). 3

5 andung kata-katanya harus menggunakan hata andung, sedangkan andung-andung tidak harus menggunakan bahasa andung dan tidak selalu berhubungan dengan kematian. Andungandung menggambarkan tentang perjalanan hidup atau penderitaan seseorang. Fungsi dari andung ini dalam masyarakat toba antara lain adalah bahasa ratapan, bentuk ini dipakai pada waktu meratapi orang yang meninggal. Kata-kata yang dipergunakan lain dari yang dipakai sehari-hari. Misalnya kata anak disebut menjadi sinuan tunas (putra), boru sinuan beu (putri), amang parsinuan (ayah), inang pangintubu (ibu). Andung ini bisa juga dikatakan sebagai sarana komunikasi untuk memberitahukan atau sebagai tanda bahwa ada orang yang meninggal dunia terhadap orang-orang disekitarnya. Pada waktu mangandung orang yang meninggal tersebut, maka penyaji mengungkapkan segala keluh kesah didalam kehidupannya, seperti contoh boasama lao ho, tinggalhononmu ma hape hami na dison, lungun nai pakkilaanki di bahen ho. Artinya: kenapa kau pergi, kau tinggalkan nya rupanya kami disini, sedih hatiku kau buat. Jadi, andung ini bisa dikatakan sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan/isi hati sipenyaji tentang penderitaan yang dialami dalam hidupnya. Semua keluh kesah diungkapkan didalam andung tersebut. Sipenyaji terus menerus mangandung dihadapan jenazahnya sampai puas mengungkapkan perasaannya. Biasanya mereka tidak perlu lagi dengan aktivitas atau kegiatan lain, sipenyaji terlarut dalam duka yang mendalam dan terus mengungkapkan perasaan yang ada dalam hatinya, kata-kata yang diungkapkan mengalir secara spontan. Dengan menyajikan andung tersebut maka sipenyaji merasa puas karena sudah mengungkapkan perasaan yang ada dalam hatinya. Selain itu andung-andung ini juga banyak berfungsi sebagai pengisi waktu bersifat hiburan. Andung-andung yang menggambarkan kesedihan hidup misalnya andung-andung ni na so marina ratapan karena tidak mempunyai ibu. Andung-andung ini biasanya sangat sedih karena dalam batak toba ketika seseorang tidak mempunyai ibu lagi, orang-orang pun pada umumnya tidak mempedulikan atau tidak menghargai anak-anak yang ditinggalkan oleh 4

6 ibunya tadi. Sebagaimana berpendapat bahwa andung dan andung-andung pada prinsipnya nya adalah sama. Memang sekilas tidak ada bedanya, tetapi bila ditelusuri lebih jauh akan kita temukan persamaan dan perbedaan diantara keduannya. Andung-andung adalah tiruan dari andung dan yang ditiru adalah irama (ritme) nya. Selanjutnya penulisan ini lebih memfokuskan pada penyajian andung pada pesta adat kematian khususnya pada orang yang saur matua. Saur matua yaitu seseorang yang meninggal dunia dalam posisi titir maranak, titir marboru, marpahompu sian anak marpahompu sian boru. Biasanya pesta adat kematian orang yang saur matua pada masyarakat toba berlangsung antara 3-4 hari tergantung permintaan yang meninggal juga tetapi dalam penyajian andung ini berlangsung 1-2 hari saja, karena hari ke 3 adalah persiapan untuk memperlengkapi apa yang perlu dalam pesta tersebut kemudian hari terakhir orang yang meninggal tersebut diangkat/dibawa keluar halaman tempat pesta tersebut. Dalam memenuhi pesta adat kematian di masyarakat toba penyaji andung atau salah satu dari anggota keluarga tersebut diharapakan memiliki peran aktif, artinya tugas dia bukan hannya menyajikan andung tetapi begitu pesta adatnya dimulai dia harus aktif mengikuti jalannya pesta adat kematian tersebut dan memahami seluk beluk permasalahan diantara kelompok keluarga, sehingga pada saat dia menyajikan andung dia bisa memaparkan keadaan, menyampaikan maksud keinginan serta mendamaikan apabila ada terjadi permasalahan dalam kelurga tersebut. Dengan demikian penyaji andung memiliki peran yang penting dalam lingkungan keluarga pemilik pesta adat tersebut karena difungsikan juga mewakili orang atau kelompok yang akan menyampaikan kata-kata nasehat. Walaupun penyaji andung memiliki peran yang penting bagi pesta adat kematian masyarakat toba tetapi tidak juga menjadi keharusan tergantung keinginan sipenyaji. Akan tetapi melihat keadaan saat ini tradisi atau kebiasaan meratap seperti ini ditentang oleh Greja (pinpinan/ajaran) yang menganggap bahwa penghormatan roh-roh nenek 5

7 moyang melalui andung-andung, serta benang-benang penghubung yang masih ada diantara tradisi ratapan dan kultus tondi (roh) adalah berlawanan dengan ajaran dogmatis/teologis dari Greja Protestan. Respon dari greja adalah untuk menggantikan tradisi andung dengan lagulagu greja (ende huria). Proses ini diungkapkan dalam ucapan ganti andung gabe ende artinya ganti andung menjadi lagu greja. Lagu-lagu tersebut diambil dari buku nyanyian greja (buku ende) dan berasal dari lagu greja eropa yang dibawa oleh para penginjil pada masa penginjilan di tapanuli. Buku ende itu adalah buku nyanyian yang sah dari greja kristen batak protestan. Dari uraian diatas ada beberapa hal yang menarik untuk disaji secara Etnomusikologi dalam bentuk karya ilmiah yaitu: berhubungan dengan analisis makna tekstual andung sehingga nyanyian itu dapat mempengaruhi orang dalam suasana duka. Maka penulis meneliti lebih lanjut dan membuat kedalam bentuk karya ilmiah dengan judul Analisis Tekstual Penyajian Andung dalam pesta adat Kematian pada Masyarakat Toba di Desa Sigumpar Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbahas. 6

8 1.2 Pokok Permasalahan Ada beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam tulisan ini yaitu: 1. Mengetahui makna dan struktur teks yang terkandung dalam andung tersebut. 2. Bagaimana cara penyajian andung dalam pesta adat kematian masyarakat toba di desa sigumpar kecamatan lintong nihuta kabupaten humbanghasundutan. 3. Mengetahui fungsi andung bagi masyarakat toba dari nyanyian tersebut. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan membuat suatu deskripsi tentang makna struktur teks yang terdapat dalam andung 2. Untuk mengetahui dan membuat suatu deskripsi tentang penyajian andung dalam pesta adat kematian masyarakat toba di desa sigumpar kecamatan lintong nihuta kabupaten humbanghasundutan. 3. Untuk mengetahui fungsi andung tersebut pada masyarakat toba di desa sigumpar kecamatan lintong nihuta Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: 1. Untuk memahami makna budaya batak toba dari aspek andung terutama dalam kematian. 2. Sarana untuk memperluas tentang andung terhadap kesenian batak toba. 7

9 3. Sebagai perbendaharaan dokumentasi musik tradisional toba yang kemudian dapat sebagai bahan perbandingan bagi yang memerlukannya atau untuk bahan penelitian selanjutnya. 1.4 Konsep dan Teori yang Dipergunakan Konsep Untuk memberikan pemahaman yang sama dalam tulisan ini perlu diuraikan kerangka konsep yang digunakan sebagai landasan berpikir dalam penulisan yaitu: Andung merupakan nyanyian ratapan atau musik vokal yang ada pada masyarakat toba yang disajikan pada konteks kematian dimana syair atau teksnya biasanya berisi uraian situasi yang pernah dilakukan oleh orang yang meninggal tersebut sewaktu hidup. Nyanyian merupakan bagian dari musik. Secara umum musik terbagi atas tiga bagian yaitu: Musik vokal, musik instrunmental dan gabungan antara instrumental dan vokal. Musik vokal adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ujar manusia seperti mulut, bibir, lidah dan kerongkongan yang memiliki irama, nada atau ritem, dinamik, melodi dan mempunyai polapola serta aturan untuk bunyi tersebut. Musik vokal dapat juga disebut sebagai nyanyian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Poerwadarminta (1985:680), bahwa nyanyian adalah sesuatu yang berhubungan dengan suara/bunyi yang berirama yang merupakan alat/media untuk menyampaikan maksud seseorang atau tanpa iringan musik. Berdasarkan uraian diatas maka nyanyian andung dapat disebut juga sebagai musik vokal karena menghasilkan bunyi yang memiliki irama, nada, dinamik dan pola-pola melodi. Analisis dapat diartikan menguraikan suatu hal atau ide kedalam setiap bagian-bagian sehingga dapat diketahui bagaimana sifat, perbandingan, fungsi maupun hubungan dari bagian-bagian tersebut. Analisis yang penulis maksud disini adalah menguraikan struktur teks 8

10 serta makna yang terkandung dalam teks tersebut. Adapun yang dimaksud tekstual adalah segala aspek-aspek yang berhubungan dengan teks. Jadi makna tekstual adalah pengertian yang lebih mendalam tentang aspek-aspek yang berhubungan dengan teks (Sumarjono 1990:42). Dalam hal ini makna teks yang dimaksud adalah suatu pengertian yang lebih mendalam tentang aspek-aspek yang berhubungan dengan teks andung dalam masyarakat toba. Makna adalah suatu yang tersirat dibalik bentuk dan aspek isi suatu kata atau teks yang kemudian terbagi menjadi dua bagian yaitu makna konotatif dan makna denotatif. Makna konotatif adalah makna kata yang mengandung arti tambahan atau disebut makna sebenarnya (Keraf 1991:25) Teknik adalah sesuatu yang berhubungan dengan cara-cara (Ali 1990:180). Sedangkan penyajian adalah menyangkut proses penyampaian, memberikan dan mempertunjukkan (Ibid : 163). Jadi teknik penyajian yang dimaksud dalam tulisan ini adalah merupakan cara-cara yang digunakan sebagai proses penyampaian atau mempertunjukkan dalam hal ini andung. Pengertian adat menurut Koentjaraningrat adalah kompleksitas norma-norma umum yang berda diatas individu yang sifatnya mantap dan kontinu dan yang mempunyai sifat memaksa atau sanksi (1986:199) Kematian menyangkut arti yang sangat luas yaitu akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan. 9

11 1.4.2 Teori Sebagai landasan dalam membahas permasalahan penelitian ini penulis menguraikan teori yang relevan dengan Etnomusikologi: Menurut Merriam (1964:87) salah satu sumber atau bahan yang paling jelas mengenai perilaku manusia dalam hubungannya dengan musik adalah teks. Dalam hal ini andung merupakan bahan yang dapat menjelaskan perilaku manusia dalam hubungannya dengan musik. Untuk dapat memahami arti yang lebih mendalam dari aspek-aspek teks dari nyanyian andung maka perlu dilakukan suatu kajian tekstual. Menurut Echols dan Shadily (1986:380) kajian tekstual adalah suatu penyelidikan atau pemeriksaan yang dilakukan dengan memakai metode ilmiah atau mengkaji isi karangan atau isi teks sebuah nyanyian. Untuk menganalisis teks nyanyian penggunaan dan fungsi musik, penulis mengacu kepada tulisan Merriam (1964:187) menyebutkan satu yang paling penting untuk mengerti tata tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan musik adalah melalui teks nyanyian. Teks tentu saja adalah bahasa tingkah laku yang lebih dari bunnyi musik, mereka merupakan suatu kesatuan yang integral dari musik. Lebih lanjut Merriam (1964:233) mengatakan bahwa penggunaan dan fungsi musik merupakan hal yang penting dibahas, karena hal ini menyangkut makna musik, menyangkut aspek timbal balik antara objek dan subjek serta bagaimana efek musik terhadap manusia pemiliknya dan kelanjutannya perlu ditambah pula bahwa etnomusikologi adalah studi musik dalam kebudayaan, suara musik adalah hasil proses tingkah laku dan kepercayaan orang yang mempunyai musik tersebut. Musik adalah produk manusia yang mempunyai eksistensi keadaan hidup dan tingkah laku yang menghasilkannya (terjemahan Marc Pellman.1992:3) Tekstual merupakan hal yang paling penting dalam tulisan ini, dimana tekstual yang dipakai dalam penyajian andung adalah kata-kata sehari-hari dan kata-kata yang berbentuk 10

12 kiasan (metafora). Kemudian untuk membahas masalah metafora penulis mengacu kepada apa yang dikatakan Field (1974:197) ada dua masalah yang mendasar sekali yang tersirat yaitu: (1) Bahasa dalam musik, meliputi hubungan tekstual, sifat puitis, gaya bahasa didalam struktur nyanyian, dan (2) Musik didalam bahasa, meliputi eksistensi sifat (properties) keunikan dari bahasa. Hal ini tentu untuk melihat eksisistensi akan adanya konsep didalam pemikiran masyarakat pendukung suatu kebudayaan yang mempertimbangkan kata-kata musikal (teks) yang ada dalam tradisi musik mereka yang tentu berhubungan dengan teori masyarakat (ethno-theory) yang empunnya kebudayaan tersebut. Dalam mendeskripsikan andung, sesuai yang dikemukakan Netll (1963:98) ada dua pendekatan didalam mendeskripsikan musik yaitu: (1) kita dapat menganalisis dan mendeskripsikan musik dari apa yang kita dengar, dan (2) kita dapat menganalisis musik tersebut diatas kertas dan mendeskripsikan apa yang kita lihat. Selanjutnya menurut Carles Seeger mengemukakan seperti yang ditulis Netll (1964:100) mengemukakan dua tujuan pendeskripsian musikal yaitu preskriptif dan deskriptif dapat disebut sebagai notasi yang tidak lebih dari untuk membantu mengingat pemain terhadap musikal pada saat melakukan pertunjukan. Sedang deskriptif adalah notasi yang menuliskan semua karakter musikal secara rinci dari suatu komposisi musik yang pembaca tidak mengetahui sebelumnya. Berkenan dengan kebutuhan transkripsi dalam penulisan ini maka notasi dipakai adalah dengan pendekatan deskriptif karena notasi deskriptif ini dapat juga diartikan sebagai notasi yang digunakan untuk menuliskan semua bunyi musik yang telah disajikan dari apa yang didengar. Dalam membahas andung ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan seperti aspek psikologis, tekstual serta dalam konteks kebudayaan (seperti fungsi dan penggunaannya) maka teori yang dipergunakan disesuaikan dengan pembahasan yang akan dilakukan. Berkaitan dengan musikologis, Malm (1977:8) mengatakan bahwa ada beberapa karakteristik yang harus diperhatikan ketika mendeskripsikan melodi, yaitu: (1) Scale (tangga 11

13 nada), (2) Nada dasar, (3) Range (wilayah nada), (4) Frequency of notes (jumlah nada-nada), (5) Prevalent intervals (interval yang dipakai), (6) Cadence patterns (pola-pola kadensa), (7) Melodic formulas (formula-formula melodi), (8) Contour (kontur) Berkaitan dengan tekstual andung, Curt Sacs (1962:66) menulis tentang logogenik dan melogenik. Logogenik adalah nyanyian yang mengutamakan teks daripada melodinya, karena melodinya merupakan perulangan-perulangan saja. Sedangkan melogenik adalah sebaliknya dimana yang diutamakan adalah melodinya karena teks merupakan perulangan saja. Berdasarkan teori ini kita dapat melihat apakah andung lebih mengutamakan teks daripada melodi atau sebaliknya. 1.5 Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif. Penelitian deskriptif adalah bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu untuk menentukan frekuensi atau penyebaran dari suatu gejala ke gejala lain dalam suatu masyarakat (Koentjaraningrat 1990:29). Sedangkan meurut Hadari dan Mimi Martini (1994:176) penelitian yang bersifat kualitatif yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring data/informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi aspek/bidang kehidupan tertentu dalam objeknya. Penelitian ini tidak mempersoalkan sampel dan populasi sebagaimana dalam penelitian kuantitatif. Sejalan dengan itu, Bogdan dan Taylor (dalam Meleong 1988:3), mengungkapkan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku masyarakat yang dapat diamati. Adapun teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 12

14 1.5.1 Pemilihan Lokasi Penelitian Sebagai suatu musik (nyanyian) yang dalam pewarisannya secara oral tradisi, maka dapat dipastikan setiap kali penyajian akan muncul suatu perbedaan bahkan oleh penyaji yang samapun. Namun perbedaan itu dalam batas-batas toleransi sehingga tidak merubah persepsi dan makna dari nyanyian itu. Demikian juga halnya dengan andung batak toba, setiap kali penyajian pasti ada perubahan dari penyajian sebelumnya misalnya dari setiap kata-kata yang diandungkan dari sebelumnya pasti ada perbedaannya. Untuk kepentingan penulisan ini, penulis mengambil studi kasus pada seorang penyaji andung (seorang natuatua) yang sudah dianggap terbiasa dalam mangandung yaitu Op Bronson hutasoit. Op bronson ini berasal dari desa sigumpar kecamatan lintong nihuta kabupaten humbang hasundutan yaitu tempat tinggal dia berada disana. Biasanya setiap ada orang meninggal Op bronson ini tidak pernah lupa untuk mangandung, seperti halnya disebut seperti sudah terbiasa dalam mangandung. Sewaktu penulis juga melakukan wawancara terhadap Op Bronson tersebut, dia juga mengatakan sebuah pendapat seperti ini molo boi nian diganti ma andung on gabe endeende na mate artinya kalau bias menurut saya juga diganti aja andung jadi nyanyiannyanyian untuk orang meninggal Studi Kepustakaan Untuk mendukung informasi yang penulis peroleh tentang andung, penulis juga mencari buku-buku yang relevan terhadap masalah-masalah yang dibahas. Walaupun demikian sepanjang yang penulis ketahui, buku-buku yang menjelaskan secara lengkap dan terperinci mengenai andung batak toba belum dapat ditemukan. Buku yang ada hannyalah memberikan gambaran secara umum tentang seni dan nyanyian tradisional batak toba. Dalam hal ini juga penulis menggunakan referensi dari internet dan sebagian besar dari beberapa skripsi yang relevan dengan objek yang diteliti. 13

15 1.5.1 Penelitian Lapangan (Observasi) Teknik pengumpulan data dengan observasi adalah metode yang digunakan dengan menggunakan pengamatan dan pengundaraan untuk menghimpun data penelitian. Menurut Bungin (2007:115) metode observasi merupakan kerja pancaindra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya. Dalam meneliti andung ini, penulis meneliti langsung kelapangan. Penulis melakukan penelitian pada bulan April 2012 dengan mendatangi sebuah rumah duka yang baru meninggal yaitu Op Sandika hutasoit yang berumur 59 tahun. Penulis menghadiri adat pesta kematian Op Sandika hutasoit yang dilaksanakan didepan halaman rumahnya. Adapun lokasi penelitian ini adalah didesa sigumpar kecamatan lintong nihuta kabupaten humbang hasundutan Wawancara Salah satu teknik pengumpulan data dan informasi di peroleh dengan melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi dengan cara bertannya langsung. Adapun teknik wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara berfokus (focused interview) yaitu membuat pertanyaan yang berpusat terhadap pokok permasalahan. Selain itu juga melakukan wawancara bebas (free interview) yaitu pertanyaan yang tidak hannya berfokus pada pokok permasalahan saja tetapi pertannyaan berkembang kepokok permasalahan lainnya yang bertujuan untuk memperoleh data lainnya namun tidak menyimpang dari pokok permasalahan (Koentjaraningrat 1985:139). Disamping itu penulis juga melakukan wawancara sambil lalu (casual interview) yaitu dimana penulis tidak mempunyai persiapan sebelumnya, dan orang yang diwawancarai itu secara kebetulan berjumpa disuatu tempat. Melong menawarkan sebaiknya menggunakan wawancara berstruktur penulis dan wawancara tidak berstruktur (1997: ). Pada wawancara berstruktur penulis menyusun daftar 14

16 pertanyaan pada pokok permasalahn saja, sedangkan pada wawancara tidak berstruktur tannya jawab, penulis lakukan seperti dalam percakapan sehari-hari dengan melihat keadaan dan ciri khas dari informan. Dengan melakukan teknik wawancara tersebut, maka penulis mendapatkan banyak informasi tentang objek yang diteliti. untuk merekam wawancara penulis menggunakan handphone dan juga menggunakan catatan untuk mencatat hal-hal yang berhubungan dengan andung seperti aspek-aspek sosialnya dan sebagainya. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara terhadap beberapa informan yaitu: Op bronson br hts, Ibu masnida br Aritonang, Op jujur br marbun dan Op ropatina br hts. Wawancara dilakukan dengan menggunakan bahasa batak toba dan selanjutnya diterjemahkan oleh penulis sendiri Kerja Laboratorium Semua data yang diperoleh dan hasil wawancara dan hasil pengamatan dilapangan selanjutnya akan di telaah dan diolah dalam kerja laboratorium dengan pendekatanpendekatan etnomusikologis, dan jika ada data yang dirasa kurang lengkap maka penulis melengkapinya dengan menjumpai informan kunci atau informan lain dalam hal ini dilakukan berulang-ulang. Dalam mengolah data penulis melakukan proses menjaring data, menyeleksi data, menambah data yang kurang, memodifikasi teori, klasifikasi data dan memformulasi data. Setelah melakukan kerja laboratorium, maka penulis membuatnya kedalam sebuah tulisan ilmiah berbentuk skripsi sesuai dengan teknik-teknik penulisan karya ilmiah. Dengan demikian tulisan ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca dan menambah wawasan pengetahuan dibidang etnomusikologi. 15

17 BAB II ETNOGRAFI UMUM MASYARAKAT DESA SIGUMPAR KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Pada bab II ini saya akan menguraikan tentang keadaan lingkungan masyarakat yang tinggal di desa sigumpar, seperti lokasi lingkungan alam dan demografi, mata pencaharian dan sistem bahasa, serta etnografi umum masyarakatdesa sigumpar seperti sistem religi, sistem kekerabatan maupun sistem keseniannya. Beberapa aspek tersebut menurut penulis juga penting untuk dijelaskan, karena selain untuk mengenalkan daerah penelitian penulis kepada pembaca, beberapa aspek seperti sistem bahasa, sistem kekerabatan dan sistem keseniannya juga berhubung dengan Andung. Penyajian Andung pada masyarakat desa sigumpar menggunakan bahasa batak Toba dan disajikan pada waktu ada orang yang meninggal, dan biasanya orang yang menyajikan andung ini adalah pada umumnya salah satu kerabat dari orang yang meninggal tersebut. Penulis juga berpendapat bahwa sistem kesenian juga menjadi aspek yang sangat penting untuk dibahas disini, karena Andung merupakan salah satu bentuk seni vokal dari kebudayaan musikal Toba. Berikut ini akan dijelaskan beberapa aspek tersebut secara umum. 2.1 Lokasi Lingkungan Alam dan Demografi Daerah yang penulis ambil sebagai lokasi penelitian adalah desa sigumpar kecamatan lintong nihuta, kabupaten humbang hasundutan. Jarak desa sigumpar dari ibu kota provinsi Sumatera utara lumayan jauh. Bila ditempuh dengan naik bus sekitar ± 7 jam. Desa sigumpar adalah lumayan berpotensi dalam bidang pertanian, padi, sayur-sayuran dan terutama dalam penghasilan kopi. Masyarakat luar sering datang berkunjung ke daerah ini karena terkenal penghasil kopi, yang mana disebut dengan Kopi Lintong. Dengan suhu yang sangat begitu dingin dan tanah yang lumayan subur membuat daerah ini sangat cocok untuk kegiatan 16

18 pertanian. Hasil dari usaha yang mereka lakukan biasanya ada yang di dagangkan kepasar dan sebagian di ekspor ke luar negeri. 2.2 Masyarakat Toba di Desa Sigumpar Masyarakat toba didesa sigumpar selain mengenai besar kecilnya jumlah penduduk dalam kesatuan masyarakat juga menghadapi soal perbedaan asa dan kompleksitas dari unsur kebudayaan, biasanya membedakan kesatuan masyarakat yang ada di desa sigumpar berdasarkan kepada kriteria mata pencaharian dan sistem ekonomi, yang mencakup beberapa macam yaitu: masyarakat peternak, masyarakat peladang, masyarakat petani pedesaan. Sebagai masyarakat orang batak toba mengakui kehidupan sosial mereka tidak dapat terlepas dari kebudayaan yang dimiliki. Konsep kebudayaan masyarakat ini secara keilmuwan telah dibahas secara luas dari sudut disiplin ilmu sosiologi dan antropologi. Hal ini diungkapkan oleh Koentjaraningrat tentang kebudayaan itu sebagai ungkapan dari ide, gagasan dan tindakan manusia dalam memenuhi keperluan hidup sehari-hari yang diperoleh melalui proses belajar dan mengajar. Masyarakat yang berbudaya hidup dari berbagai faktor yang menentukan cara kehidupan masyarakat, disamping lingkungan dan teknologi faktor lain adalah organisasi sosial dan politik yang berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Unsur-unsur itu disebut dengan inti kebudayaan meliputi kemampuan pengetahuan masyarakat terhadap sumber daya yang ada Mata Pencaharian Pada umunya pekerjaan masyarakat desa sigumpar adalah bercocok tanam padi disawah dan di ladang, selain itu didesa sigumpar juga terkenal dengan penanaman kopi yang biasa di sebut dengan kopi lintong. Selain itu masyarakat desa sigumpar bermata pencaharian 17

19 sebagai pegawai dan wiraswasta. Pasar induk kopi di desa sigumpar kabupaten humbang hasundutan yang diproyeksikan untuk menampung hasil panen petani kopi di rencanakan sudah dapat beroperasi. Dengan adanya pasar induk ini petani kopi dapat menjual biji kopi mentah dengan harga lebih tinggi, sehingga kesejahteraan petani kopi daerahnya meningkat. Dalam berwiraswasta juga bidang usaha yang banyak dikelola oleh masyarakat dalam usaha kerajinan tangan seperti usaha penenunan ulos dan ukiran kayu. Saat ini sudah cukup banyak juga yang memulai merambah kebidang usaha jasa dan bertani. Untuk mendukung peningkatan produtivitas bertani seperti menanam padi di sawah, bapak bupati desa sigumpar menyediakan lahan yang akan di olah oleh desa sigumpar untuk menanam padi dan juga memperbaiki saluran irigasi, selain itu sebagian juga lahan di dapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap keluarga mendapatkan tanah tetapi tidak boleh menjualnya selain tanah ulayat ataupun tanah yang dimiliki perseorangan. Tanaman yang sering ditanam diladang adalah tebu, tanaman ubi, sayur-sayuran dan mentimun. Peternakan juga salah satu mata pencaharian desa sigumpar antara lain, peternakan kerbau, babi, kambing, ayam dan bebek. Beberapa tahun kemudian dilaksanakan percobaan penanaman tanaman seperti kentang dan kol, masyarakat pun menyambut baik usaha ini. Hasil produk pertanian yang ada sebagian di jual kepasar dan sebagian ada juga di ekspor hingga keluar negri. Desa sigumpar memiliki pemukiman yang khas berupa desa-desa tertututp yang membentuk kelompokkelompok kecil masyarakatnya. Biasanya kelompok ini adalah kumpulan marga/klan atau masih memiliki hubungan kekerabatan dalam dalihan na tolu. Desa-desa tertutup ini disebut huta. Adapun nama-nama huta di desa sigumpar antara lain huta banjar panova, banjar inaina, banjar gadong, dan banjar ganjang. Disekitar huta tersebut biasanya dekat dengan bahal yang biasanya terdapat pohon baringin, biasanya disebut juga dengan hariara (pohon beringin) ada dua jenis rumah adat yang ada didalam huta batak yaitu rumah dan sopo yang saling berhadapan. Diantara kedua deretan bangunan tersebut terdapat halaman yang luas 18

20 (alaman) yang menjadi tempat kegiatan orang tua maupun anak-anak. Kedua bangunan ini meskipun secara sekilas kelihatan sama sebenarnya berbeda dari sisi konstruksi dan fungsi Sistem Bahasa Desa sigumpar merupakan salah satu daerah di kabupaten humbang hasundutan yang penduduknya adalah mayoritas suku batak toba. Bahasa batak toba merupakan bahasa yang menetap dipakai disana. Hampir seluruh masyarakat batak toba menggunakan bahasa batak toba sebagai media komunikasi dalam percakapan formal maupun percakapan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat batak toba juga memiliki aksara yang disebut surat batak adalah nama aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa batak. Surat batak masih berkerabat dengan aksara nusantara lainnya. Aksara ini memiliki beberapa varian bentuk tergantung bahasa dan wilayah. Secara garis besar ada lima varian surat batak di sumatra yaitu karo, toba, dairi, simalungun dan mandailing. Aksara ini wajib diketahui oleh para datu (dukun) yaitu orang yang dihormati oleh masyarakat batak karena menguasai ilmu sihir, ramal, dan penanggalan. Kini aksara ini masih dapat ditemui dalam berbagai pustaha yaitu kitab tradisional masyarakat batak. Masyarakat batak toba juga mengenal ina ni surat yaitu huruf-huruf pembentuk dasar huruf aksara batak. Selama ini ina ni surat yang dikenal terdiri dari: a, ha, ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra, ma, ta, sa, ya, nga, la, ya, nya, ca, nda, mba, i, u. Nda dan Mba adalah konsonan rangkap yang hanya ditemukan dalam variasi batak karo sedangkan Nya hanya digunakan di mandailing akan tetapi dimasukkan juga dalam alfabat toba walaupun tidak digunakan. Aksara Ca hanya terdapat di karo sedangkan di angkolamandailing huruf Ca ditulis dengan menggunakan huruf Sa dengan sebuah tanda diakritik yang bernama tompi di atasnya. Ina ni Surat adalah induk dari surat batak yang merupakan huruf-huruf pembentuk yang menjadi huruf dasar dalam penulisan aksara batak. Ada 19 ina 19

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat toba adalah masyarakat yang sangat menghormati norma-norma adat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat toba adalah masyarakat yang sangat menghormati norma-norma adat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat toba adalah masyarakat yang sangat menghormati norma-norma adat yang diwariskan nenek moyangnya kepada mereka baik upacara perkawinan dan kematian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan kepada masyarakat Batak Toba saja. Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang

BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan kepada masyarakat Batak Toba saja. Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Batak terdiri dari beberapa etnik yaitu Toba, Simalungun, Karo, Angkola/Mandailing dan Pakpak Dairi. Namun sekarang ini sebutan Batak hanya ditunjukkan

Lebih terperinci

ANALISIS TEKSTUAL PENYAJIAN ANDUNG DALAM KEMATIAN PADA MASYARAKAT TOBA DESA SIGUMPAR KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

ANALISIS TEKSTUAL PENYAJIAN ANDUNG DALAM KEMATIAN PADA MASYARAKAT TOBA DESA SIGUMPAR KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN ANALISIS TEKSTUAL PENYAJIAN ANDUNG DALAM KEMATIAN PADA MASYARAKAT TOBA DESA SIGUMPAR KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Skripsi Sarjana Dikerjakan O l e h MEDINA HUTASOIT NIM : 080707012

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu kabupaten yang tekstur wilayahnya bergunung-gunung. Tapanuli Utara berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau, beragam suku bangsa, kaya akan nilai budaya maupun kearifan lokal. Negara mengakui perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. Umumnya manusia sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Budaya daerah adalah sebuah ciri khas dari sekelompok suatu Etnik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Budaya daerah adalah sebuah ciri khas dari sekelompok suatu Etnik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya daerah adalah sebuah ciri khas dari sekelompok suatu Etnik yang memiliki kebiasaan, aturan, serta norma yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan antara sesama manusia berlangsung sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan antara sesama manusia berlangsung sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan antara sesama manusia berlangsung sebagai bentuk komunikasi dan situasi. Kehidupan semacam inilah terjadi interaksi, dari hasil interaksi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi sumatera utara dewasa ini mencatat adanya suku Batak dan Suku Melayu sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Adat istiadat merupakan konsepsi pemikiran yang lahir sebagai rangkaian pemikiran manusia yang bersumber dari hakikat kemajuan akalnya. Sebelumnya disebut bahwa adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap suku bangsa memiliki kekhasan pada budayanya masing-masing. Tujuh unsur kebudayaan universal tersebut dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku bangsa. Unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang dilatarbelakangi kebudayaan yang beranekaragam. Sebagai bangsa besar, Indonesia merupakan negara yang di kawasan nusantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. [Type text] BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keturunan maka penerus silsilah orang tua dan kekerabatan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keturunan maka penerus silsilah orang tua dan kekerabatan keluarga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan kebahagiaan, kebanggaan, penerus keturunan, serta harta kekayaan pada sebuah keluarga. namun tidak semua keluarga dapat memperoleh keturunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri atas berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Salah satunya adalah etnis Batak. Etnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merayakan upacara-upacara yang terkait pada lingkaran kehidupan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat Karo. Upacara atau perayaan berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan manusia. Hal inilah kemudian yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis di Provinsi Sumatera Utara, suku Batak terdiri dari 5 sub etnis yaitu : Batak Toba (Tapanuli), Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Bungaran A. Simanjuntak, Konflik, status dan kekuasaan orang Batak Toba, Yogyakarta, Jendela, 2002, hal 10

BAB I PENDAHULUAN. 1 Bungaran A. Simanjuntak, Konflik, status dan kekuasaan orang Batak Toba, Yogyakarta, Jendela, 2002, hal 10 BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1 LATAR BELAKANG MASALAH Orang Batak Toba sebagai salah satu sub suku Batak memiliki perangkat struktur dan sistem sosial yang merupakan warisan dari nenek moyang. Struktur

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA

BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA Adat bagi masyarakat Batak Toba merupakan hukum yang harus dipelihara sepanjang hidupnya. Adat yang diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upacara adat disebut kerja, yang pertama disebut Kerja Baik yaitu upacara adat

BAB I PENDAHULUAN. upacara adat disebut kerja, yang pertama disebut Kerja Baik yaitu upacara adat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap Etnis yang ada di Indonesia mempunyai kebudayaan maupun kepercayaan, sehingga Indonesia merupakan Negara yang terkenal akan kebudayaan yang bermacam-macam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan suatu pranata dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai

I. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai suku bangsa, golongan, dan lapisan sosial. Sudah tentu dalam kondisi yang demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Peristiwa penting tersebut dikaitkan dengan upacaraupacara yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki kebudayaan sendiri yang menjadi ciri khas bagi setiap suku tersebut. Salah satu suku yang terdapat di Indonesia

Lebih terperinci

11. TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi di masyarakat yang. bersangkutan. Koentjaranigrat (1984: )

11. TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi di masyarakat yang. bersangkutan. Koentjaranigrat (1984: ) 11. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Upacara Adat Upacara adalah sistem aktifitas atau rangkaian atau tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam dari kebudayaan yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, system mata pencaharian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Perempuan merupakan kaum yang sering di nomor duakan di kehidupan sehari-hari. Perempuan seringkali mendapat perlakuan yang kurang adil di dalam kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya, suku dan kesenian yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Salah satu suku yang terdapat di Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh setiap masyarakat dalam kelompok masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku memiliki bahasa daerah tersendiri yang membedakan bahasa suku yang satu dengan bahasa

Lebih terperinci

P E N D A H U L U A N

P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Sebagaimana telah kita ketahui, Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari berbagai-bagai pulau dari Sabang sampai Merauke, dan didiami oleh berbagai-bagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan

Lebih terperinci

GLOSARIUM. (menerangkan arti kata yang terdapat dalam bahasa Batak Toba sehubungan dengan judul. yang melanggar aturan.

GLOSARIUM. (menerangkan arti kata yang terdapat dalam bahasa Batak Toba sehubungan dengan judul. yang melanggar aturan. GLOSARIUM (menerangkan arti kata yang terdapat dalam bahasa Batak Toba sehubungan dengan judul tesis ini) Ban : Hukum atau siasat gereja dalam memberi sanksi kepada jemaat yang melanggar aturan. Bona pasogit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi merupakan kebiasaan dalam suatu masyarakat yang diwariskan secara turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam suatu masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, budaya ada di dalam masyarakat dan lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh setiap kelompok

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki beranekaragam suku bangsa, tentu memiliki puluhan bahkan ratusan adat budaya. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh masyarakat adat batak toba. Sistem ini dalam arti positif merupakan suatu sistem dimana seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari masyarakat karena mencakup aktivitas masyarakat dari tiap tiap

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari masyarakat karena mencakup aktivitas masyarakat dari tiap tiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan unsur kebudayaan yang dalam kehidupannya tidak lepas dari masyarakat karena mencakup aktivitas masyarakat dari tiap tiap daerah tempat kesenian itu

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional, dan bahasa daerah. Semua etnis memiliki budaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dari kebiasaan dari masing-masing suku-suku tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dari kebiasaan dari masing-masing suku-suku tersebut. BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural, hal ini terbukti dengan banyaknya suku bangsa di Indonesia yang mempunyai budaya berbedabeda. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami wacana dengan baik dan tepat diperlukan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. memahami wacana dengan baik dan tepat diperlukan bekal pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung kebahasaannya meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan terlepas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan terlepas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan terlepas selama manusia itu ada dalam berbagai interaksi sosialnya, baik itu konflik perorangan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada bab ini merupakan penjelasan tentang gambaran secara umum wilayah penelitian, yang tidak hanya mengenai lokasi penelitian melainkan juga meliputi penduduk,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara ini memiliki beragam adat budanya dan hukum adatnya. Suku-suku

I. PENDAHULUAN. negara ini memiliki beragam adat budanya dan hukum adatnya. Suku-suku I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah suatu negara majemuk yang dikenal dengan keaneka ragaman suku dan budayanya, dimana penduduk yang berdiam dan merupakan suku asli negara ini memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan bunyi yang terorganisir dan tersusun menjadi karya yang dapat dinikmati oleh manusia. Musik memiliki bentuk dan struktur yang berbeda-beda dan bervariasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan unsur-unsur budi daya luhur yang indah, misalnya; kesenian, sopan santun, ilmu pengetahuan. Hampir setiap daerah yang ada di berbagai pelosok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki aneka corak budaya yang beraneka ragam. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia terhadap perbedaan suku bangsa dan budaya yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Setiap daerah masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suku Batak Toba merupakan salah satu suku besar di Indonesia. Suku Batak merupakan bagian dari enam ( 6) sub suku yakni: Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pak-pak Dairi, dan Batak Angkola Mandailing.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI 2.1. Letak Geografis Desa Sigaol Marbun merupakan salah satu desa di Kecamatan Palipi yang berada di Kabupaten Samosir. Kecamatan Palipi terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang memiliki kebudayaan tersendiri. Salah satu unsur kebudayaan itu adalah musik 1. Musik di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, istilah Batak sebenarnya sudah jarang sekali dipakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, istilah Batak sebenarnya sudah jarang sekali dipakai untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terlebih dahulu harus diketahui apa itu sebenarnya Batak. Di zaman sekarang ini, istilah Batak sebenarnya sudah jarang sekali dipakai untuk merujuk kepada semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di pulau Sumatera, berbatasan dengan Aceh disebelah utara dan dengan Sumatera Barat serta Riau disebelah selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Angkola sampai saat ini masih menjalankan upacara adat untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi masyarakat Angkola. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak.

BAB I PENDAHULUAN. istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hula - hula dalam adat Batak Toba adalah keluarga laki-laki dari pihak istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak. Hula - hula merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung unsur-unsur irama, melodi, dan tempo. Disamping itu, musik juga merupakan hasil dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu adalah sesuatu yang difikirkan, dilakukan, diciptakan oleh manusia. Manusia adalah makhluk

Lebih terperinci

BAB II MUSIK TIUP PADA UPACARA ADAT KEMATIAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN

BAB II MUSIK TIUP PADA UPACARA ADAT KEMATIAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN BAB II MUSIK TIUP PADA UPACARA ADAT KEMATIAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN 2.1 Deskripsi Masyarakat Batak Toba di Kota Medan 2.1.1 Etnografi Kota Medan Kota Medan merupakan ibukota provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk simbol yang mengandung arti yang beraneka ragam salah satunya digunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti melakukan batasan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti melakukan batasan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I ini berisi pendahuluan yang membahas latar belakang penelitian. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti melakukan batasan masalah dan rumusan masalah. Tujuan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. proses, atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. proses, atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2007:482) konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang sangat umum dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai Negara yang banyak memiliki beragam

Lebih terperinci

BAB II TRADISI KEBUDAYAAN MUSIK BATAK TOBA. yang tinggal di Sumatera Utara. Empat kelompok etnik lainnya yaitu Pakpak,

BAB II TRADISI KEBUDAYAAN MUSIK BATAK TOBA. yang tinggal di Sumatera Utara. Empat kelompok etnik lainnya yaitu Pakpak, BAB II TRADISI KEBUDAYAAN MUSIK BATAK TOBA 2.1 Gambaran Umum Masyarakat Batak Toba Batak Toba merupakan salah satu suku dari lima kelompok etnik suku Batak yang tinggal di Sumatera Utara. Empat kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang terdiri dari beragam budaya dan ragam bahasa daerah yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia atau disebut dengan Nusantara adalah sebuah Negara yang terdiri dari banyak Pulau dan sebuah Bangsa yang memiliki berbagai kebudayaan etnik, agama,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan diwariskan secara turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara Indonesia. Sumatera Utara memiliki keanekaragaman suku dan budaya. Suku yang berada di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepustakaan Yang Relevan Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah dalam suatu penelitian. Paparan atau konsep-konsep tersebut bersumber

Lebih terperinci

BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960

BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960 BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960 Alur dalam bab ini dimulai dengan deskripsi sejarah, dan terbentuknya Desa Hutajulu, kemudian menjelaskan desa dan seluruh isi desa tersebut hingga tahun 1960 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau, dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. Keberagaman budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batak Angkola bermukim di daerah Tapanuli Bagian Selatan yang merupakan. Etnis Angkola bekerja sebagai petani dan beragama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Batak Angkola bermukim di daerah Tapanuli Bagian Selatan yang merupakan. Etnis Angkola bekerja sebagai petani dan beragama Islam. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa Indonesia yang terletak di Sumatera Utara. Nama Batak Merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasi beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum, 1 dimana setiap perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum, 1 dimana setiap perilaku dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum, 1 dimana setiap perilaku dan tindakan masyarakatnya diatur oleh hukum. Salah satu hukum di Indonesia yang telah lama berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan (Sumarsono, 2004: 21).Selanjutnya, dengan bahasa orang-orang dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. perasaan (Sumarsono, 2004: 21).Selanjutnya, dengan bahasa orang-orang dapat berinteraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan buah pikiran dan perasaan (Sumarsono, 2004: 21).Selanjutnya, dengan bahasa orang-orang dapat berinteraksi

Lebih terperinci

Gambar 2. Silsilah si Raja Batak. c. Posisi duduk dalam ritual Batak

Gambar 2. Silsilah si Raja Batak. c. Posisi duduk dalam ritual Batak b. Tarombo Tarombo adalah silsilah, asal usul menurut garis keturunan ayah atau patrilineal dalam suku Batak. Sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat suku bangsa Batak untuk mengetahui silsilahnya agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adat Batak Toba atau yang disebut (Jabu) juga sangat sangat banyak ditemukan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adat Batak Toba atau yang disebut (Jabu) juga sangat sangat banyak ditemukan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Samosir merupakan sebuah pulau yang terletak ditengah-tengah Danau Toba. Daerah ini merupakan pusat kebudayaan masyarakat Batak Toba. Di pulau inilah lahir si

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Permasalahan Suku Batak memiliki lima sub suku, yaitu suku Toba, Simalungun, Karo, Pak-Pak atau Dairi, dan Angkola-Mandailing. Setiap sub suku tersebut memiliki ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di seluruh nusantara. Setiap daerah memiliki suku asli dengan adatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malinowyki mengemukakan bahwa cultural determinan berarti segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Malinowyki mengemukakan bahwa cultural determinan berarti segala sesuatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia, sekaligus sebagai salah satu unsur pokok dalam pembangunan manusia dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara, khususnya daerah di sekitar Danau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan

I. PENDAHULUAN. terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang di dalamnya terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan kebiasaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki aneka budaya yang beranekaragam. Indonesia memiliki lima pulau besar yaitu, Pulau Sumatera,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang lain, baik itu komunikasi Verbal maupun Non verbal. Dimana tanpa adanya komunikasi maka

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam Penelitian ini dilakukan di Desa Janji Hutanapa, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hansundutan. Desa ini memiliki batas-batas administratif

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN BIOGRAFI SINGKAT GUNTUR SITOHANG

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN BIOGRAFI SINGKAT GUNTUR SITOHANG BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN BIOGRAFI SINGKAT GUNTUR SITOHANG Pada bab II ini penulis akan membahas gambaran umum lokasi penelitian dan biografi singkat Guntur Sitohang. Namun sebelum membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkol dan

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkol dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Sumatera Utara memiliki beberapa suku Batak yaitu suku Batak Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkol dan Batak Simalungun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan etnis budaya, dimana setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai ia meninggal. Biasanya pada usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari yang terendah: Mate di Bortian (meninggal dalam kandungan), Mate Posoposo

BAB I PENDAHULUAN. Dari yang terendah: Mate di Bortian (meninggal dalam kandungan), Mate Posoposo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa Indonesia yang terletak di Sumatera Utara. Nama Batak merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan menjadi identitasnya masing-masing. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki beragam kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa budaya Indonesia yang terkikis oleh budaya barat sehingga generasi muda hampir melupakan budaya bangsa sendiri. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paranak dan pihak perempuan atau parboru. Perkawinan mengikat kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. paranak dan pihak perempuan atau parboru. Perkawinan mengikat kedua belah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam adat Batak Toba, penyatuan dua orang dari anggota masyarakat melalui perkawinan tidak bisa dilepaskan dari kepentingan kelompok masyarakat bersangkutan.

Lebih terperinci