PENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING
|
|
- Veronika Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) PENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING Muhammad M Munir, Indra Sidharta, Soeharto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya sidharta@me.its.ac.id Abstrak Pada proses pengecoran aluminium 6061 dengan metode cetakan pasir sering terjadi cacat pada hasil coran yang salah satunya adalah cacat shrinkage. Upaya untuk mencegah terjadinya cacat shrinkage pada benda coran salah satunya adalah exothermic. Exothermic dibuat dari bahan exothermic yang dapat mempertahankan panas logam cair yang ada di sehingga dapat mengisi kekurangan logam cair yang terjadi pada benda cor akibat cacat shrinkage. Dibutuhkan penelitian tentang pengaruh volume exothermic untuk mencegah terjadinya cacat shrinkage pada benda kerja hasil coran. Penelitian ini dilakukan dengan cara simulasi software finite element dan eksperimen pengecoran logam aluminium Benda coran berbentuk kubus, open yang berbentuk tabung dan sistem saluran yang digunakan adalah bottom horizontal gating system. Simulasi dilakukan pada pengecoran tanpa, biasa dan exothermic. Volume divariasikan dengan cara merubah ukuran diameter yang mempunyai tinggi tetap dan ketebalan material exothermic juga tetap 5mm hingga didapatakan volume efektif tanpa terjadi cacat shrinkage pada benda coran. Eksperimen pengecoran dilakukan untuk mengetahui pengaruh volume exothermic sebenarnya pada proses pengecoran. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semakin besar volume exothermic, semakin kecil terjadinya cacat shrinkage pada benda coran. Exothermic lebih efektif dibandingkan dengan biasa dalam upaya mencegah cacat shrinkage. Untuk benda uji kubus dengan volume mm 3 (p = l = t = 77mm), volume biasa yang dibutuhkan adalah ,43mm 3 (ø90 dan tinggi = ) sedangakan apabila menggunakan exothermic volume yang dibutuhkan lebih kecil yaitu ,93mm 3 (ø5, tinggi = dan tebal selimut = 5mm). Kata Kunci volume exothermic, cacat shrinkage, alumunium I. PENDAHULUAN Banyak dijumpai produk komponen otomotif, komponen pesawat terbang dan produk lainnya berbahan baku aluminium 6061 yang berbentuk sederhana maupun rumit merupakan hasil dari pengecoran dengan menggunakan metode cetakan pasir. Pada proses pengecoran aluminium 6061 dengan metode cetakan pasir sering terjadi cacat pada hasil coran yang salah satunya adalah cacat penyusutan (shrinkage). Cacat penyusutan (shrinkage) dapat dicegah salah satunya dengan saluran penambah () yang harus membeku lebih lambat dari produk cor. Agar dapat berfungsi lebih efektif digunakan exothermic yang dapat mempertahankan panas logam cair agar tidak mudah terlepas dari sehingga proses solidifikasi lebih lambat. Dimensi biasa juga dapat dikurangi dengan exothermic sehingga kebutuhan volume logam cair yang dituang semakin berkurang. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Exothermic Exothermic merupakan saluran penambah yang mempunyai selimut terbuat dari material exothermic yang dapat menahan panas logam cair yang ada didalam tidak keluar. Selain itu material exothermic dapat menghasilkan energi panas ketika terjadi reaksi kimia sehingga temperatur logam cair yang ada di dalam exothermic tidak cepat membeku[3]. Terlihat dari gambar ilustrasi dibawah ini yang tanpa pelapis terjadi solidifikasi yang lebih cepat daripada dengan insulasi maupun dengan exothermic. Gambar 1. Ilustrasi Natural, insulating dan exothermic [4]. Exothermic lebih efektif digunakan untuk pengecoran benda yang relatif besar yang apabila menggunakan biasa akan memerlukan ukuran yang lebih besar sehingga logam cair yang digunakan dalam pengecoran akan lebih banyak. Exothermic dibuat dengan cara mencampurkan material exothermic pada pasir cetak pada daerah. Selain itu material exothermic juga dapat dibentuk seperti selimut atau selongsong (sleeve) dengan dimensi dan ketebalan tertentu yang disisipkan pada rongga atau diletakkan di luar cetakan[4]. Exothermic yang berbentuk selimut (sleeve) dapat dibuat dengan metode pembuatan inti yaitu bahan exothermic dicampur dengan air kemudian dikeraskan dengan cara dibakar, pengeringan udara atau menggunakan gas CO 2 [5]. Secara umum bahan pembentuk exothermic terdiri atas bahan tahan temperatur tinggi (refraktori), bahan yang menyebabkan terjadinya reaksi kimia (oksidasi) sehingga menimbulkan panas pada selimut (sleeve) dan bahan pengikat untuk dapat menyatukan bahan bahan pembentuknya[6]. Bahan bahan yang digunakan untuk membuat exothermic diantaranya adalah : a. Pasir Silika digunakan sebagai insulasi yang tahan terhadap temperatur tinggi. b. Pasir Zircon digunakan untuk menahan panas sama seperti pasir silika.
2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) c. Bentonit atau water glass digunakan sebagai pengganti clay untuk mengikat atau juga sebagai perekat. d. Serbuk Aluminium. e. Iron oxide (Fe 3 O 4 ). f. Potassium Nitrate sebagai katalis pada reaksi exothermic. Reaksi kimia pada exothermic terjadi antara iron oxide (Fe 3 O 4 ) dengan bubuk aluminium (Aluminium powder) yang dipicu oleh temperatur logam cair lebih dari 300 o C dan menghasilkan energi panas. 3Fe 3 O 4 + 8Al = 4Al 2 O 3 + 9Fe kJ Penggunaan exothermic meningkatakan efisiensi penambah mencapai 70% sehingga dapat dibuat lebih kecil daripada normal. Selain iron oxide, material oksida yang dapat digunakan adalah oksida tembaga, oksida nikel, oksida kobalt dan oksida mangan[7]. B. Cacat shrinkage Adanya shrinkage sering ditandai dengan munculnya cekungan pada permukaan coran dan atau perubahan geometri sebagai akibat dari tekanan udara luar yang lebih besar dari tekanan didalam rongga-rongga shrinkage. Pada setiap pembuatan cetakan (mould) harus selalu memperhitungkan terjadinya penyusutan (shrinkage) setelah terjadi pembekuan. Hal itu terjadi karena adanya perubahan fase dari material cair menjadi padat sehingga akan terjadi perubahan volume. Jadi jika dibandingkan dengan ukuran pada rongga cetak, ukuran produk akan berbeda, yaitu ukurannya menjadi lebih kecil dibandingkan rongga cetaknya. Gambar 2 Cacat penyusutan (shringkage)[3]. C. Perencanaan Langkah-langkah perencanaan berdasarkan pendekatan Foseco Non Ferrous Foundryman s Handbook[8]. Menentukan nilai modulus (C%) C% = 14% untuk natural feeder. Menentukan nilai shrinkage pada paduan yang akan dicor (S%). Memperkirakan berat logam cair yang ada di dalam (W F ). W C adalah berat benda coran. W F = W C 100 S% C % 100 D. Studi Literatur Sebelumnya Yudhi Hermawan[1], melakukan penelitian tugas akhir dengan judul Simulasi Z-Cast dan Pengecoran Alumunium 6061 Variasi Letak Penambah Buta (Blind Riser) dan Temperatur Tuang Terhadap Cacat Shrinkage. Penelitian dilakukan dengan cara simulasi menggunakan software Z-Cast dan eksperimen. Berdasarkan hasil simulasi dan eksperimen didapatkan bahwa penambah buta (blind ) yang diletakkan ditengah spesimen paling efektif dalam meminimalisir terbentuknya cacat shrinkage dan temperatur tuang yang baik untuk alumunium 6061 pada penelitian ini adalah C, dimana cacat shrinkage yang terjadi pada benda coran relatif kecil. Richard A. Hardin, dkk[2] melakukan penelitian yang berjudul Riser Sleeve Properties for Steel Casting and Effect of Sleeve Type on Casting Yield yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh sleeve terhadap kecepatan solidifikasi dan menentukan tipe sleeves yang sesuai dan efektif untuk pengecoran baja. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan simulasi menggunakan software magmasoft dan eksperimen pengecoran menggunakan exothermic dengan KALMINEX 2000 dan insulation sleeve KALMIN 70. Dimensi benda coran yang akan dibuat berbentuk kubus dan plat kotak. Percobaan untuk mengetahui performa dari exothermic KALMINEX 2000 dilakukan dengan cara mengukur laju solidifikasi logam cair didalam menggunkan thermocouple dibandingkan dengan cetakan yang tanpa menggunkan exothermic atau biasa. (a) (b) Gambar 3. Grafik laju pendinginan baja pada (a) dan grafik perubahan temperatur pada sleeve (sand 1 TC) dan cetakan pasir (sand 2 TC) (b) [2]. Pada Gambar 3 grafik (a) membandingkan laju solidifikasi antara penggunaan biasa (no sleeve) dan KALMINEX 2000 (with sleeve) bahwa laju pendinginan exothermic lebih lambat dari pada menggunakan biasa dengan selisih mencapai kurang lebih 1300 detik. Pada gambar grafik (b) menunjukkan bahwa bahan exothermic mampu menghasilkan panas yang lebih besar daripada biasa mencapai C. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan sleeve dapat memperlambat laju pendinginan dibandingkan dengan biasa. (a) (b) Gambar 4 Grafik laju pendinginan baja pada (a) Insulation sleeve KALMIN 70 dan (b) exothermic KALMINEX 2000[2]. Hasil percobaan dan simulasi menggunakan software didapatkan antara penggunaan Insulation sleeve KALMIN 70 dan exothermic KALMINEX 2000 dapat dilihat dari grafik gambar 4. Dapat diketahui pada grafik yang membandingkan laju solidifikasi antara penggunaan Insulation sleeve KALMIN 70 dan KALMINEX 2000 bahwa laju pendinginan exothermic lebih lambat dari
3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) pada menggunkan Insulation sleeve KALMIN 70 mencapai kurang lebih 300 detik. Sehingga penggunaan KALMINEX 2000 lebih baik daripada KALMIN 70. III. METODE PENELITIAN Data awal dibutuhkan untuk melakukan perencanaan, simulasi dan proses pengecoran sebenarnya. Data tersebut merupakan data data yang mempunyai potensi berpengaruh pada permasalahan dan mendukung analisa dari permasalahan. Data data tersebut meliputi : Dimensi benda coran Benda coran berbentuk kubus sesuai dengan Indian Standart : 2009 untuk pengujian sleeve. adapun dimensinya sebagai berikut : Gambar 5. Dimensi benda coran Material benda coran Jenis material coran yang digunakan adalah Aluminium 6061, yang mempunyai berat jenis (ρ) = 2,7 gr/cm 3 = 0,0975 lb/in 3 dan temperatur melting = 625 o C. Material pasir cetak Material pasir cetak yang digunakan adalah pasir silika. A. Perencanaan sistem saluran dan Perancangan dimensi sistem saluran berdasarkan perhitungan sesuai dengan perencanaan American Foundrymen s Society (AFS) [9]. Setelah mendapatkan posisi shrinkage dilakukan simulasi kedua dengan memberikan biasa pada posisi shrinkage tersebut yang dimensinya sesuai dengan hasil perhitungan hingga didapatkan volume efektif biasa. Simulasi selanjutnya yaitu mengganti biasa dengan exothermic hingga didapatkan volume exothermic yang mampu mencegah terjadinya cacat shrinkage pada benda coran. Dari hasil simulasi akan didapatkan proses solidifikasi, letak shrinkage yang terjadi, persentase shrinkage dan temperatur pendinginan setiap detik. C. Eksperimen Pengecoran Eksperimen pengecoran dilakukan untuk mengetahui fenomena variasi volume exothermic dalam kegiatan pengecroan sebenarnya. Tahap tahap eksperimen pengecora adalah Pembuatan pola dan sistem saluran Pembuatan rangka cetak Pembuatan exothermic Persiapan alat dan bahan pembuatan cetakan pasir Pembuatan cetakan pasir Peleburan material aluminium 6061 Penuangan aluminium cair ke dalam cetakan Pembongkaran cetakan pasir Inspeksi hasil pengecoran Pengambilan Data eksperimen merupakan pengambilan data hasil pengukuran atau pengamatan yang dilakukan selama kegiatan penelitian. Data tersebut meliputi : 1. Parameter penuangan yang meliputi waktu tuang, ketinggian penuangan dan temperatur tuang. 2. Pengukuran temperatur pada menggunakan alat ukur yang thermocouple tipe k yang dipasang sesuai gambar 7 dengan peralatan akuisisi hasil perancangan sendiri. 3. Pengamatan visual terhadap shrinkage 4. Pengukuran volume shrinkage Gambar 6. Sistem saluran yang direncanakan Perencanaan biasa dilakukan dengan pendekatan teori Foseco Non Ferrous Foundryman s Handbook[8]. Dimensi yang didapatkan berdasarkan perhitungan adalah : Tinggi L = 75 mm Diameter D = 50 mm B. Simulasi Software Simulasi dengan software dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan exothermic dengan variasi volume terhadap 1 cacat shrinkage yang terjadi. Simulasi pertama dilakukan pada benda cor tanpa saluran penambah untuk mengetahui posisi shrinkage yang terjadi. Gambar 7. Skema pengukuran temperatur dan peletakan thermocopule (a) tampak atas dan (b) tampak samping Eksperimen pengecoran yang dilakukan meliputi eksperimen pengecoran tanpa, pengecoran dengan biasa volume efektif hasil simulasi dan pengecroan dengan exothermic volume efektif. IV. DATA HASIL SIMULASI DAN EKSPERIMEN A. Data Hasil Simulasi Simulasi dilakukan pada pengecoran logam tanpa, pengecoran logam dengan biasa dan pengecroan logam dengan exothermic. Simulasi difokuskan pada proses solidifikasi dari benda cor yang berbentuk kubus
4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) dengan dimensi panjang 77mm, lebar 77mm dan tinggi 77mm dengan dimensi sistem saluran dan volume yang disesuaikan hasil perhitungan dianggap sudah ideal. Parameter yang digunakan dalam simulasi disesuaikan dengan kondisi pengecoran sebenarnya meliputi : - Material pasir = pasir silika - Material = exothermic - Material logam cair = Aluminium Al-Mg-Si - Cara penuangan = Gravity filling - Temperatur ruang dan Temperatur awal cetakan = 27 0 C - Temperatur tuang = C dan koefisien perpindahan panas antara logam cair dengan cetakan = 200 W/m 2 K. Tabel 1. Variasi jenis, volume dan dimensi pada simulasi Simulasi Pengecoran tanpa Pengecoran dengan biasa Pengecoran dengan Exothermic Jenis Volume (mm 3 ) ø (mm) t (mm) Tebal material exothermic (mm) Riser biasa , Riser biasa , Riser biasa , Riser biasa , Riser biasa Riser biasa , Riser biasa , Riser biasa , Riser biasa , Exothermic , Exothermic , Exothermic , Exothermic , Exothermic Exothermic , Exothermic , Exothermic , Exothermic , Exothermic , Hasil simulasi didapatkan letak dan persentase cacat shrinkage serta perubahan tempertur logam cair yang ada di setiap detik. Berdasarkan hasil simulasi pengecoran tanpa didapatkan lokasi cacat shrinkage berada ditengah bagian atas benda kerja. oleh karena itu diperlukan yang dipasang pada bagian atas benda kerja untuk mengisi kekurangan logam cair akibat shrinkage. Gambar 9. Lokasi cacat shrinkage hasil simulasi setiap variasi volume biasa Persentase cacat shrinakage yang terjadi pada benda kerja dapat diliahat pada grafik gambar 10 dan hasil simulasi perubahan temperatur logam cair yang ada di ditunjukkan pada gambar 11. Gambar 10. Persentase cacat shrinkage hasil simulasi setiap variasi volume biasa Gambar 8 lokasi cacat shrinkage pada pengcroan tanpa Penggunaan biasa bertujuan untuk mencegah terjadinya cacat shrinkage pada benda kerja. Pada gambar 9 ditunjukkan pengaruh penggunaan biasa dengan variasi volume yang hingga tidak terjadi cacat shrinkage. Gambar 11. Temperatur pada logam cair yang ada di untuk setiap variasi volume biasa hasil simulasi
5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) Simulasi pengecoran dengan exothermic bertujuan untuk mengetahui volume efektif dari exothermic. Menurut teori, volume exothermic lebih kecil dibandingkan volume biasa. Dilakukan variasi volume dengan cara mengurangi diameter biasa sebesar 5mm hingga terjadi cacat shrinkage pada benda kerja. hasil simulasi dapat dilihat pada gambar 12 untuk letak cacat shrinakge. Gambar 14. Temperatur pada logam cair yang ada di untuk setiap variasi volume exothermic hasil simulasi B. Data Hasil Eksperimen Adapun data parameter penuangan dan data hasil pengematan visual yang didapat dari penelitian pada masing masing cetakan adalah sebagai berikut. Tabel 2. Parameter penuangan aluminium cair Cetakan Temperatur Tinggi penuangan Waktu Penuangan di tungku Tuang (s) ( o (cm) C) Tanpa Dengan biasa ø90mm Dengan exothermic ø55mm Tabel 3. Hasil pengamatan secara visual pada benda kerja Cetakan Gambar benda hasil coran Keterangan Gambar 12. Lokasi cacat shrinkage hasil simulasi setiap variasi volume biasa Tanpa Dimensi benda : - Panjang = 77mm - Lebar = 77mm - Tinggi = 77mm Cacat shrinkage terletak pada bagian atas benda kerja. membentuk cekungan dengan kedalaman paling besar dipusat benda kerja 3mm Gambar 13. Persentase cacat shrinkage yang terjadi pada benda coran untuk setiap variasi volume exothermic hasil simulasi Hasil simulasi yang menunjukkan perubahan temperatur logam cair yang ada di exothermic ditunjukkan pada gambar 14. Dengan biasa ø90mm dan tinggi Dimensi benda : - Panjang = 77mm - Lebar = 77mm - Tinggi = 77mm Tidak terjadi cacat shrinkage pada benda kerja. bekerja efektif mencegah terjadinya cacat shrinkage pada benda coran.
6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) Dengan exothermic ø55mm dan tinggi Dimensi benda : - Panjang = 77mm - Lebar = 77mm - Tinggi = 77mm Cacat shrinkage terjadi pada daerah tengah bagian atas benda coran yang membentuk cekungan lebih kecil dengan diameter 16mm dengan kedalaman 3mm. Tabel 4. Hasil pengamatan secara visual pada Cetakan Gambar hasil coran Keterangan Dengan biasa ø90mm dan tinggi Dengan exothermic ø55mm dan tinggi Cacat shrinkage terjadi pada bagian atas biasa membentuk cekungan dengan kedalaman mencapai 12mm. Cacat shrinkage terjadi pada bagian atas exothermic membentuk cekungan kebagian dalam hingga mencapai bagian atas benda coran. Selain pengamatan visual didapatkan data pengukuran volume shrinkage untuk mengetahui persentase shrinkage hasil pengecoran. Tabel 5. Pengukuran cacat shrinkage pada benda cor Volume shrinkage Benda hasil pengecoran ml (cm 3 %Shrinkage ) di benda cor Tanpa 74 17,5 Dengan biasa ø90mm 0 0 Dengan exothermic ø55mm 2 0,47 Tabel 6. Pengukuran cacat shrinkage pada Volume shrinkage Benda hasil pengecoran ml (cm 3 %Shrinkage ) di Dengan biasa ø90mm 52 0,98 Dengan exothermic ø55mm V. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pada simulasi pengecoran tanpa dilakukan untuk mengetahui letak dan persentase cacat shrinakage yang terjadi pada benda coran. Hasil dari simulasi didapatkan terjadi cacat shrinkage pada benda coran kubus standar. Selain disebabkan karena tidak menggunakan saluran penambah shrinkage terjadi karena benda kerja yang relatif tebal sehingga pembekuan yang tidak seragam terjadi pada logam cair yang menyebabkan daerah pembekuan terakhir terletak di tengah. Simulasi biasa dilakukan untuk mendapatkan volume yang mampu mencegah terjadinya cacat shrinkage. Simulasi dilakukan dengan menggunakan volume yang dijadikan acuan yaitu ,44mm 3 dan dilakukan penambahan pada variabel diameter sebesar 5mm jika masih terjadi cacat shrinkage pada benda kerja. Dari hasil simulasi didapatkan volume efektif untuk menanggulangi cacat Shrinkage pada benda kerja kubus adalah yang mempunyai volume ,43mm 3. Dari gambar 9 dan 10 dapat dilihat bahwa semakin besar volume biasa cacat shrinkage terletak pada dan persentase cacat shrinkage pada benda coran akan berkurang. Riser biasa yang mempunyai volume yang besar akan lebih mudah mencegah cacat shrinkage, dikarenakan yang mempunyai volume yang besar dapat memperlambat solidifikasi logam cair. logam cair yang tersedia di lebih banyak sehingga kebutuhan untuk mengisi benda cor yang menyusut akan terpenuhi sebelum logam cair di mengalami pembekuan sendiri. Semakin besar volume waktu yang dibutuhkan untuk mencapai temperatur solidus semakin lama sehingga dapat memberikan kesempatan logam cair untuk mengisi volume yang terjadi penyusutan pada benda kerja (lihat gambar 11). Berdasarkan hasil simulasi pengecoran menggunakan exothermic volume yang paling efektif adalah volume ,93mm 3. Dari gambar 14 ditunjukkan bahwa semakin besar volume exothermic laju pendinginan logam cair yang di lebih lambat. Hal ini dipengaruhi adanya penambahan selongsong material exothermic mampu mempertahankan temperatur logam cair yang ada di agar pendinginan lebih lambat disebabkan karena material exothermic sebagai insulasi yang dapat mencegah panas keluar melalui material exothermic dan exothermic menghasilkan panas sendiri dari adanya reaksi kimia yang mengahasilkan energi panas. Perbandingan hasil simulasi antara biasa dengan exothermic bertujuan untuk mengetahui efektifitas exothermic dalam menanggulangi cacat shrinkage. Dimensi yang akan dibandingkan adalah biasa dengan exothermic yang mempunyai volume yang sama ,93mm 3 diameter 55mm dan tinggi. Gambar 15. Hasil simulasi letak cacat Shrinkage dengan volume yang sama pada pengecoran logam dengan menggunakan: (a) Riser biasa dan (b) Exothermic Pada pengecoran dengan biasa dengan volume ,93mm 3, persentase cacat shrinkage yang terbentuk adalah 18,62% pada benda kerja sedangkan pada pengecoran dengan exothermic tidak terjadi cacat pada benda kerja, hanya terjadi penyusutan pada yang menandakan bekerja efektif. Perbedaan pengecoran dengan biasa dan exothermic adalah ketika logam cair dituang kedalam cetakan temperatur mengalami penurunan disebabkan karena perpindahan panas logam cair yang ada di ke udara
7 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) melalui open, jika menggunakan biasa perpindahan panas melalui pasir cetak dan perpindahan panas melalui exothermic jika pada pengecoran menggunakan exothermic. Perpindahan panas melalui pasir cenderung lebih cepat dibandingkan melalui exothermic karena exothermic selain berfungsi sebagai bahan insulasi juga dapat menghasilkan energi panas dari hasil reaksi kimia exothermic. Logam cair yang ada di exothermic temperaturnya ditahan dalam kondisi liquid lebih lama daripada biasa, sehingga logam cair dapat mengisi benda coran apabila terjadi cacat shrinkage. Berbeda dengan pasir cetak yang perindahan panasnya relatif cepat sehingga logam cair yang ada di lebih cepat membeku dan tidak bekerja secara efektif untuk mencegah cacat shrinkage. temperatur pasir cetak. Hal ini menunjukkan bahwa exothermic menimbulkan energi panas ketika terisi logam cair. Energi panas tersebut yang dapat mempertahan kan temperatur logam cair yang ada di agar tetap tinggi. Sedangkan pasir cetak lebih bersifat insulator yang hanya menghambat panas logam cair. Gambar 17 Temperatur dinding exothermic pada pengecoran dengan exothermic dan temperatur dinding pasir cetak pada pengecoran dengan biasa Gambar 16 Temperatur logam cair di pada pengecoran logam menggunakan biasa dan exothermic dengan volume yang sama ,93mm 3 hasil simulasi. Hasil eksperimen pengecoran logam tanpa menunjukkan terjadinya cacat shrinkage pada bagian atas benda coran. Volume cacat shrinkage yang terbentuk mencapai 17,5% dari benda coran. Dibutuhkan saluran penambah () yang diletakkan dibagian atas benda coran untuk mengisi kekurangan logam cair di bagian benda coran yang terjadi cacat shrinkage. Hasil eksperimen pengecoran logam dengan biasa menunjukkan pada benda kerja tidak terjadi cacat shrinkage, tetapi pada terjadi penyusutan volume yang ditunjukkan dengan bentuk cekung pada bagian atas dengan persentase 0,98% dari volume biasa. Hal ini menunjukkan bahwa bekerja secara efektif dalam mencegah terjadinya cacat shrinkage pada benda coran. Hasil eksperimen pengecoran logam dengan exothermic menunjukkan pada benda coran terjadi cacat shrinkage 0,47%, pada juga terjadi penyusutan volume yang ditunjukkan dengan bentuk rongga pada bagian tengah dengan persentase 1,05% dari volume biasa. Hal ini menunjukkan bahwa exothermic tidak efektif dalam mencegah terjadinya cacat shrinkage pada benda coran. Cacat shrinkage juga terjadi pada logam cair di yang menunjukkan bahwa logam cair yang ada di mengisi benda coran yang menyusut tetapi tidak efektif. Hal ini disebabkan karena temperatur tuang terlalu rendah yaitu C, sehingga logam cair yang ada di exothermic terlebih dahulu membeku sebelum sepenuhnya mengisi rongga akibat penyusutan pada benda coran. Jika membandingkan efektifitas material exothermic dan pasir cetak dapat dilihat pada gambar 17 yang didapatkan dari pengukuran temperatur pada kegiatan eksperimen, bahwa temperatur exothermic lebih tinggi dibandingkan dengan VI. KESIMPULAN 1. Semakin besar volume exothermic dapat mengurangi terjadinya cacat shrinkage pada benda coran. Tetapi semakin besar exothermic yang digunakan maka biaya produksi pengecoran semakin tinggi digunakan untuk pembuatan exothermic. Exothermic dapat mempertahankan temperatur logam cair di dengan berfungsi sebagai insulasi dan menghasilkan panas dari reaksi exothermic-nya sehingga logam cair tersebut dapat mengisi volume benda coran yang berkurang akibat cacat shrinkage. 2. Volume exothermic berpengaruh terhadap volume logam cair yang akan mengisi cacat shrinkage pada benda kerja. Jika volume lebih kecil daripada volume yang berkurang akibat cacat shrinkage pada benda coran, akan terjadi kekurangan logam cair untuk mencegah terjadinya cacat shrinkage. 3. Volume exothermic yang dapat mencegah cacat shrinkage lebih kecil daripada volume biasa. Berdasarkan hasil simulasi, volume exothermic yang dapat mencegah terjadinya cacat shrinkage untuk benda uji standar berbentuk kubus dengan dimensi p = l = t = 77mm adalah ,93mm 3 (ø55mm, tinggi = dan tebal selimut = 5mm). Sedangkan volume biasa untuk benda uji yang sama adalah ,43mm 3 (ø90 dan tinggi = ) DAFTAR PUSTAKA [1] Hermawan, Yudhi, Simulasi Z-CAST dan Pengecoran Alumunium 6061 Variasi Letak Penambah Buta (Blind Riser) dan Temperatur Tuang Terhadap Cacat Shrinkage, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. [2] Richard A. H, Thomas J.W dan Beckermann C, Riser Sleeves Properties for Steel Casting and the Effect of Sleeve Type on Casting Yield. Proceeding of the 67th SFSA Technical and Operating Conference. The University of Iowa, Iowa City.
8 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) [3] BEELY, P.R FOUNDRY TECHNOLOGY. OXFORD: BUTTERWORTH-HEINEMANN. [4] The Metal Casting Operation <URL: g_operation.html> [5] Jain P. L Principles of Foundry Technology 4 th edition. New-Delhi: Tata McGraw-Hill Education. [6] Strauss. K dan Boddey F. R UNITED STATES PATENT OFFICE: Exothermically Reacting Sleeves Risers. Great Britain. [7] Taylor F. H, Flemings M. C, Wulff J Foundry Engineering, Wiley Estern Limited. [8] Brown, John. R Foseco Non Ferrous Foundryman s Handbook. 11 th edition. Oxford: Butterworth-Heinemann. [9] American Foundrymen s Society Training & Research Institute Basic Principle of Gating and Risering. Golf&Wolf Roads Des Plainers Illinois.
STUDI SIMULASI DAN EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN DINDING EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 METODE SAND CASTING
Sidang Tugas Akhir (TM 091486) STUDI SIMULASI DAN EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN DINDING EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 METODE SAND CASTING oleh : Rachmadi Norcahyo
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 Studi Simulasi Dan Eksperimen Pengaruh Ketebalan Dinding Exothermic Riser Terhadap Cacat Shrinkage Pada Pengecoran Aluminium 6061 Metode Sand
Lebih terperinciPENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING
TUGAS AKHIR Surabaya, 15 Juli 2014 PENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING Oleh : Muhammad MisbahulMunir NRP. 2112 105 026 Dosen
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 Nurhadi
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Variasi Dimensi Cil dalam (Internal Chill) terhadap Cacat Penyusutan (Shrinkage) pada Pengecoran Aluminium 6061
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-271 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Dimensi Cil dalam ( Chill) terhadap Cacat Penyusutan (Shrinkage) pada Pengecoran Aluminium
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN CRANKSHAFT MESIN SINAS METODE PENGECORAN PASIR DENGAN BAHAN FCD 600
PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN CRANKSHAFT MESIN SINAS METODE PENGECORAN PASIR DENGAN BAHAN FCD 600 Moh Nur Harfianto, Soeharto, Bambang sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (4) ISSN: 7-59 (-97 Print) F-66 Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Kayu dengan Pengikat Semen pada Pasir Cetak terhadap Cacat Porositas dan Kekasaran Permukaan Hasil Pengecoran
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 Oleh: NURHADI GINANJAR KUSUMA NRP. 2111106036 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciCacat shrinkage. 1 1,0964 % Bentuk : merupakan HASIL DAN ANALISA DATA. 5.1 Hasil Percobaan
5.1 Hasil Percobaan TUGAS AKHIR METALURGI BAB 5 HASIL DAN ANALISA DATA Hasil percobaan yang telah dilakukan di dapatkan cacat shrinkage yang cukup besar pada bagian pertemuan bagian silinder dan balok.
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () ISSN: -97 Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Kayu Dengan Pengikat Semen Pada Pasir Cetak Terhadap Cacat Porositas Dan Kekasaran Permukaan Hasil Pengecoran Aluminium Alloy
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN POROS ENGKOL (CRANKSHAFT) FCD 600 MENGGUNAKAN PENGECORAN PASIR
PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN POROS ENGKOL (CRANKSHAFT) FCD 600 MENGGUNAKAN PENGECORAN PASIR Oleh: Muhamad Nur Harfianto 2111 105 025 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Soeharto,
Lebih terperinciPengaruh Bentuk Riser Terhadap Cacat Penyusutan Produk Cor Aluminium Cetakan Pasir
Pengaruh Bentuk Riser Terhadap Cacat Penyusutan Produk Cor Aluminium Cetakan Pasir (Soejono Tjitro) Pengaruh Bentuk Riser Terhadap Cacat Penyusutan Produk Cor Aluminium Cetakan Pasir Soejono Tjitro Dosen
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN
ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN Oleh: M.Nawarul Fuad Shibu lijack LATAR BELAKANG Fungsi velg sebagai roda
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR
ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR Latar belakang Pengecoran logam Hasil pengecoran aluminium
Lebih terperinciPEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING
PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING URZA RAHMANDA, EDDY WIDYONO Jurusan D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya
Lebih terperinciGambar 1 Sistem Saluran
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen gating system! Sistem saluran (gating system) didefinisikan sebagai jalan masuk atau saluran bagi logam cair yang dituangkan dari ladel
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK KAYU MERANTI TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) 1-6 1 STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK KAYU MERANTI TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 Achmad Rifqi
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Penambahan Abu Serbuk Kayu Meranti Terhadap Karakteristik Pasir Cetak dan Cacat Porositas Hasil Pengecoran Aluminium 6061
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 Analisa Pengaruh Penambahan Abu Serbuk Kayu Meranti Terhadap Karakteristik Pasir Cetak dan Cacat Porositas Hasil Pengecoran Aluminium 6061 Arfiansyah
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar
Minggu Pokok Bahasan 1 I. Pendahuluan sejarah dari teknologi pengecoran, teknik pembuatan coran, bahanbahan yang biasa digunakan untuk produk coran di tiap industri, serta mengetahui pentingnya teknologi
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.0 Hari Subiyanto 1), Subowo 2), Gathot D.W 3), Syamsul Hadi
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM
ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM Indreswari Suroso 1) 1) Program Studi Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta
Lebih terperinciTUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN
TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN Disusun Oleh Nama Anggota : Rahmad Trio Rifaldo (061530202139) Tris Pankini (061530200826) M Fikri Pangidoan Harahap (061530200820) Kelas : 3ME Dosen
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Jenis Saluran pada Aluminium Sand Casting terhadap Porositas Produk Toroidal Piston
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-126 Studi Eksperimen Pengaruh pada Aluminium Sand Casting terhadap Porositas Produk Toroidal Piston Rizal Mahendra Pratama dan Soeharto Jurusan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) B-80
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-80 Studi Eksperimental Pengaruh Model Sistem Saluran dan Variasi Temperatur Tuang terhadap Prosentase Porositas, Kekerasan dan
Lebih terperinciPengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Pengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron) *Yusuf Umardani a, Yurianto a, Rezka
Lebih terperinciPENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST
PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST Ikwansyah Isranuri (1),Jamil (2),Suprianto (3) (1),(2),(3) Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU Jl. Almamater,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DAN ANALISA SISTEM SALURAN TERHADAP CACAT PENGECORAN PADA BLOK SILINDER (CYLINDER BLOCK) FCD 450 DENGAN MENGGUNAKAN PASIR CETAK KERING
RANCANG BANGUN DAN ANALISA SISTEM SALURAN TERHADAP CACAT PENGECORAN PADA BLOK SILINDER (CYLINDER BLOCK) FCD 450 DENGAN MENGGUNAKAN PASIR CETAK KERING Oleh: Agung Tri Hatmoko 2111 105 017 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciK. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.
K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang Jl Menoreh Tengah X/22 Semarang e-mail: roziqinuwh@gmail.com helmy_uwh@yahoo.co.id i.syafaat@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM
ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM SUHADA AMIR MUKMININ 123030037 Pembimbing : IR. BUKTI TARIGAN.MT IR. ENDANG ACHDI.MT Latar Belakang CACAT CACAT PENGECORAN Mempelajari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Saat ini proses pengecoran sudah sangat luas aplikasinya di bidang industri, pengecoran adalah proses pembentukan logam dengan cara memasukan logam cair kedalam cetakan
Lebih terperinciPENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A
PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A Agus Salim Peneliti pada Bidang Peralatan Transportasi Puslit Telimek LIPI ABSTRAK Telah dilakukan pengecoran
Lebih terperinciANALISA PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP ADANYA CACAT PENGECORAN PADA BLOK SILINDER (CYLINDER BLOCK) FCD 450
1 ANALISA PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP ADANYA CACAT PENGECORAN PADA BLOK SILINDER (CYLINDER BLOCK) FCD 450 Agung Tri H, Soeharto, Bambang Sudarmanta, Putu Suwarta Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN GFN PASIR SILIKA SEBAGAI BAHAN CETAKAN PASIR TERHADAP JENIS BAHAN LOGAM YANG DICETAK. Abstrak
Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1, Juni 21 ISSN : 1979-5858 ANALISA PEMILIHAN GFN PASIR SILIKA SEBAGAI BAHAN CETAKAN PASIR TERHADAP JENIS BAHAN LOGAM YANG DICETAK Eko Edy Susanto Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN RISER TERHADAP CACAT PENYUSUTAN DAN CACAT POROSITAS PRODUK COR ALUMINIUM CETAKAN PASIR
125 PENGARUH UKURAN RISER TERHADAP CACAT PENYUSUTAN DAN CACAT POROSITAS PRODUK COR ALUMINIUM CETAKAN PASIR I Harmonic Krisnawan 1, Bambang Kusharjanta 2, Wahyu Purwo Raharjo 2 1 Mahasiswa Program Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan Aluminium dan Logam paduan Aluminium didunia industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat ini, menuntut manusia untuk melaksanakan
Lebih terperinciMomentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN
Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal. 12-19 ISSN 0216-7395 ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN TITANIUM (Ti) TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM DAUR ULANG BERBAHAN ALUMINIUM
Lebih terperinciBAB III PROSES PENGECORAN LOGAM
BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM 3.1.Peralatan dan Perlengkapan dalam Pengecoran Tahap yang paling utama dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan memahami peralatan dan perlengkapannya. Dalam Sand
Lebih terperinciPENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam
PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam ABSTRAK Porositas merupakan salah satu jenis cacat coran yang sering terjadi
Lebih terperinciRedesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting
TUGAS AKHIR Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting Disusun : EKO WAHYONO NIM : D 200 030 124 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciStudi Penambahan Gula Tetes Pada Cetakan Pasir Terhadap Kuantitas Cacat Blow-hole
Studi Penambahan Gula Tetes Pada Cetakan Pasir Terhadap Kuantitas Cacat Blow-hole Tedy Purbowo Alumni Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Soejono Tjitro Dosen Fakultas
Lebih terperinciVARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK
VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK Bambang Suharnadi Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM suharnadi@ugm.ac.id Nugroho Santoso Program
Lebih terperinciMODIFIKASI GATING SYSTEM UNTUK MENGATASI CACAT SHRINKAGE PADA BAGIAN GROOVE PADA PRODUK PUMP CASING F-60 DENGAN MATERIAL AISI 304
MODIFIKASI GATING SYSTEM UNTUK MENGATASI CACAT SHRINKAGE PADA BAGIAN GROOVE PADA PRODUK PUMP CASING F-60 DENGAN MATERIAL AISI 304 Dony Perdana 1*, Eddy Gunawan 2 dan Miftahul Munif 3 1 Dosen, Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 1 PENGARUH MODEL SISTEM SALURAN PADA PROSES PENGECORAN LOGAM Al-Si DENGAN PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP
Lebih terperinci11 BAB II LANDASAN TEORI
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Velg Sepeda Motor [9] Velg atau rim adalah lingkaran luar logam yang sudah di desain dengan bentuk sesuai standar (ISO 5751 dan ISO DIS 4249-3), dan sebagai tempat terpasangnya
Lebih terperinciMODUL PDTM PENGECORAN LOGAM
MODUL PDTM PENGECORAN LOGAM OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085736430673 TIM PDTM SMK PGRI 1 NGAWI 1 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Judul modul ini adalah Modul Pengecoran.
Lebih terperinciBAB IV SIMULASI DAN ANALISIS CETAKAN RING, CONE DAN BLADE
BAB IV SIMULASI DAN ANALISIS CETAKAN RING, CONE DAN BLADE Hasil perancangan cetakan sistem penambah dan sistem saluran pada bab III yang menghasilkan model cetakan dalam proses pengecoran belum dapat dipastikan
Lebih terperinciBab III Metode Penelitian
Bab III Metode Penelitian III.1 Flowchart Penelitian Tahap-tahap dalam penelitian ini dijelaskan pada flowchart Gambar III.1. Hasil Uji Struktur Mikro dan Uji Keras Hasil Uji Struktur Mikro dan Uji Keras
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang berfungsi sebagai tempat piston dan ruang bakar pada mesin otomotif. Pada saat langkah kompresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pengecoran casting adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan kedalam rongga cetakan yang
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai Studi Pustaka Identifikasi masalah Rencana Kerja dan Desain
Lebih terperinciXI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA. Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar
XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA A. Sub Kompetensi Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu
Lebih terperinciPENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM
Pengaruh Jarak Dari Tepi Cetakan Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekerasan Pada Coran Aluminium PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM H. Purwanto e-mail
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR
INDUSTRI INOVATIF Vol. 6, No., Maret 06: 38-44 ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR ) Aladin Eko Purkuncoro, )
Lebih terperinciPERANCANGAN PENGECORAN KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA
KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA Arianto Leman S., MT Disampaikan dalam : PELATIHAN PENGEMBANGAN RINTISAN PENGECORAN SKALA MINI BAGI GURU-GURU SMK DI YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciPROSES MANUFACTURING
PROSES MANUFACTURING Proses Pengerjaan Logam mengalami deformasi plastik dan perubahan bentuk pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih rendah dan perubahan sifat mekanik tidak seberapa.
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN
PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN Mukhtar Ali 1*, Nurdin 2, Mohd. Arskadius Abdullah 3, dan Indra Mawardi 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian ditunjukkan pada Gambar 3.1: Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran
Lebih terperinciPengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu
Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Cu Bambang Tjiroso 1, Agus Dwi Iskandar 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik
Lebih terperinciREKAYASA PERANCANGAN CORAN BAJA MENGGUNAKAN BANTUAN PERANGKAT LUNAK SIMULASI SOLIDCAST STUDY KASUS PRODUK LINK TRACK
REKAYASA PERANCANGAN CORAN BAJA MENGGUNAKAN BANTUAN PERANGKAT LUNAK SIMULASI SOLIDCAST 8.2.5 STUDY KASUS PRODUK LINK TRACK ( ) ( ) ( ) (1) Dosen Jurusan Teknik Pengecoran Logam (2) Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN NECK RISER TERHADAP CACAT PENYUSUTAN DAN CACAT POROSITAS PADA PROSES PENGECORAN ALUMINIUM MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR SKRIPSI
PENGARUH UKURAN NECK RISER TERHADAP CACAT PENYUSUTAN DAN CACAT POROSITAS PADA PROSES PENGECORAN ALUMINIUM MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciPENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352
PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM Hera Setiawan 1* 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352 * Email: herasetiawan6969@yahoo.com
Lebih terperinciKomposisi Distribusi Butir Pasir Cetak terhadap Tingkat
Komposisi Distribusi Butir Pasir Cetak terhadap Tingkat (Slamet) KOMPOSISI DISTRIBUSI BUTIR PASIR CETAK TERHADAP TINGKAT PRODUKTIFITAS AKIBAT CACAT PRODUK COR (Studi Kasus di IKM Budi Jaya Logam Kecamatan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn
ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn Teguh Raharjo, Wayan Sujana Jutusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi dustri Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR
TUGAS AKHIR ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR Disusun : Arief Wahyu Budiono D 200 030 163 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciJurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :
PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADUAN AL-SI (SERI 4032) TERHADAP HASIL PENGECORAN Ir. Drs Budiyanto Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses produksi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Material Rockwool. Dalam studi kali ini, material rockwool sebelum digunakan sebagai bahan isolasi termal dalam tungku peleburan logam ialah dengan cara membakar
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 2, OKTOBER 2014 1 PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si Oleh: Poppy Puspitasari, Tuwoso, Eky Aristiyanto
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN GETARAN MEKANIK VERTIKAL TERHADAP PEMBENTUKAN SEGREGASI MAKRO PADA PADUAN EUTEKTIK Sn Bi
STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN GETARAN MEKANIK VERTIKAL TERHADAP PEMBENTUKAN SEGREGASI MAKRO PADA PADUAN EUTEKTIK Sn Bi Zaneta Zhafirah, Yeni Muriani Zulaida, ST., MT., Anistasia Milandia, ST., MT. Jurusan
Lebih terperinciMODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM
MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM Materi ini membahas tentang pembuatan besi tuang dan besi tempa. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan teknik pengecoran dalam perkembangan
Lebih terperinciPengaruh Modulus Cor Riser Terhadap Cacat Penyusutan Pada Produk Paduan Al-Si
Pengaruh Modulus Cor Riser Terhadap Cacat Penyusutan Pada Produk Paduan Al-Si (Soejono Tjitro, et al.) Pengaruh Modulus Cor Riser Terhadap Cacat Penyusutan Pada Produk Paduan Al-Si Soejono Tjitro Dosen
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN
ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra Yogyakarta INTISARI Setiap logam akan mengalami perubahan fasa selama proses pengecoran,
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 21 PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si Oleh: Poppy Puspitasari 1), Tuwoso 2), Eky Aristiyanto
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN
ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL KUNINGAN Bravian Alifin Rezanto 123030041 Pembimbing : IR. BUKTI TARIGAN, MT IR. ENDANG ACHDI, MT Latar Belakang Tujuan 1. Untuk mempelajari
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN
Fakultas Program Studi Kelompok Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Bobot Semester Mata Kuliah Prasarat RENCANA PEMBELAJARAN Teknik Teknik Mesin Mata Kuliah Keahlian Berkarya Teknik Peng Logam
Lebih terperinciANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR
ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR Abdul HayMukhsin 1), Muhammad Syahid, Rustan Tarakka 1*) 1) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin,
Lebih terperinciPEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03
PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan
Lebih terperinciPenyaringan (Filtration)
Penyaringan (Filtration) Kemajuan terbesar dalam menghadapi masalah inklusi adalah perkembangan filter modern untuk logam cair. Pada paduan ringan (massa jenis ringan), terdapat penggunaan teknik penyaringan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL
TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL Disusun untuk memenuhi dan syarat guna memperoleh gelar
Lebih terperinciKONTRAK KULIAH PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
KONTRAK KULIAH PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG Nama Mata Kuliah/SKS Kode Mata Kuliah Kelompok Mata Kuliah Semester Hari Pertemuan/Jam Tempat Kuliah Dosen :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kehidupan manusia semakin maju sehingga menuntut manusia untuk berkembang. Karena kehidupan manusia yang bertambah maju maka berbagai bidang teknologi
Lebih terperinciProses Pengecoran Hingga Proses Heat Treatment Piston Di PT. Federal Izumi Manufacturing NAMA : MUHAMMAD FAISAL NPM : KELAS : 4IC04
Proses Pengecoran Hingga Proses Heat Treatment Piston Di PT. Federal Izumi Manufacturing NAMA : MUHAMMAD FAISAL NPM : 24410682 KELAS : 4IC04 ABSTRAKSI Muhammad Faisal. 24410682 PROSES PELEBURAN HINGGA
Lebih terperinciTUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI
TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen otomotif, kemasan makanan, minuman, pesawat, dll. Sifat tahan korosi dari Aluminium diperoleh karena terbentuknya
Lebih terperinciMETODOLOGI. Langkah-langkah Penelitian
METODOLOGI Langkah-langkah Penelitian 7. Centrifugal Casting Proses centrifugal casting yang dilakukan adalah pengecoran sentrifugal horisontal dengan spesifikasi sebagai berikut : Tabung Cetakan Diameter
Lebih terperinciAnalisa Proses Perpindahan Panas pada Pengecoran Paduan Al-12%Si dengan Metode Elemen Hingga
A492 Analisa Proses Perpindahan Panas pada Pengecoran Paduan Al-12%Si dengan Metode Elemen Hingga Muhammad Bahtiyar Firdaus, Mas Irfan P. Hidayat, Dian Mughni Fellicia Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat, yang kemudian mempengaruhi meningkatnya kebutuhan proses produksi yang sebagian besar menggunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:
37 III. METODE PENELITIAN III.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan abu sekam di Politeknik Negeri Lampung pada tanggal 11 Desember hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengecoran logam merupakan suatu proses pembuatan benda yang dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari pembuatan pola, cetakan, proses peleburan, menuang, membongkar
Lebih terperinciJurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 6 No. 4, Oktober 2017 ( )
Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Pengaruh Permeabilitas Cetakan Pasir dan Penambahan Silikon(Si) pada Proses Pengecoran Terhadap Kekerasan, Porositas dan Struktur Mikro Alumunium Silikon (Al-Si) Sihar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05% Pengecoran suhu cetakan 250 C Pengecoran
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI
Teknika : Engineering and Sains Journal Volume, Nomor, Juni 207, 67-72 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-446 print PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini di dunia industri pengecoran logam di Indonesia masih banyak menggunakan metode sand casting. Metode sand casting adalah sebuah metode yang digunakan
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP POROSITAS PADA CETAKAN LOGAM DENGAN BAHAN ALUMINIUM BEKAS
PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP POROSITAS PADA CETAKAN LOGAM DENGAN BAHAN ALUMINIUM BEKAS Sri Harmanto Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl Prof. Sudarto, S.H., Tembalang, Kotak Pos
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12
D.20. Analisa Pengaruh Pengecoran Ulang terhadap Sifat Mekanik... (Samsudi Raharjo) ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12 Samsudi Raharjo, Fuad Abdillah dan Yugohindra
Lebih terperinciANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak
ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS Boedijanto, Eko Sulaksono Abstrak Bahan baku handle rem sepeda motor dari limbah piston dengan komposisi Al: 87.260, Cr: 0.017, Cu: 1.460,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan bahan dasar velg racing sepeda motor bekas kemudian velg tersebut diremelting dan diberikan penambahan Si sebesar 2%,4%,6%, dan 8%. Pengujian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah memiliki berat jenis yang ringan, ketahanan terhadap korosi,
Lebih terperinciBAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN
BAB V PROSES PENGECORAN Bertitik tolak pada cara kerja proses ini, maka proses pembuatan jenis ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Proses penuangan. 2. Proses pencetakan. Proses penuangan adalah proses
Lebih terperinciPENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT
PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT Prima Eko Susanto 1, Hendra Suherman 1, Iqbal 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGECORAN LOGAM AL-SI MENGGUNAKAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 2, OKTOBER 2014 1 ANALISIS HASIL PENGECORAN LOGAM AL-SI MENGGUNAKAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK Oleh: Poppy Puspitasari, Abdurrohman Khafiddin Jurusan
Lebih terperinci