SEGMENTASI IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE DETEKSI TEPI DAN OPERASI MORFOLOGI. Abstraksi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEGMENTASI IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE DETEKSI TEPI DAN OPERASI MORFOLOGI. Abstraksi"

Transkripsi

1 SEGMENTASI IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE DETEKSI TEPI DAN OPERASI MORFOLOGI Dr. Karmilasari *), Tri Putriyati Permata **) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 16424, Indonesia tri_putriyati@yahoo.com *) Dosen Sistem Informasi Universitas Gunadarma **) Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Gunadarma Abstraksi Sistem biometrik sebagai salah satu sistem identifikasi telah berkembang dengan pesat, salah satu yang digunakan adalah iris mata. Secara umum tahapan sistem pengenalan iris mata terdiri dari beberapa tahapan, yaitu akuisisi citra, segmentasi/lokalisasi, ekstraksi dan pengenalan. Pada penelitian ini, penulis mencoba suatu alternatif lokalisasi/segmentasi dengan memanfaatkan ciri pupil yang memiliki intensitas gelap yang homogen dan bentuk lingkaran pupil dan iris dengan menggunakan bahasa pemrograman Matlab 7.0. Pengujian sistem dilakukan dengan mengambil database yang diasumsikan telah dilakukan oleh CASIA (Chinese Academy of Sciences Institute of Automation). Database iris mata ini diambil pada CASIA versi 1.0, citra yang dihasilkan adalah citra keabuan dalam format BMP dengan ukuruan 320 x 280 piksel. Dari hasil uji coba keseluruhan citra yang terdiri dari 756 citra, tingkat keberhasilan segmentasi/lokalisasi pupil dan iris yang berhasil adalah 35.58%, yang hampir berhasil adalah 50.93% dan yang tidak berhasil adalah 13.49%. Sedangkan rata-rata keseluruhan radius pupil dan iris adalah dan , serta rata - rata waktu proses yang didapat dari keseluruhan citra adalah detik. Kata kunci : Pengenalan Iris, Segmentasi/Lokalisasi Pupil & Iris, dan Deteksi Tepi. 1. PENDAHULUAN Kemajuan teknologi terutama dalam bidang teknologi informasi pada saat ini telah berubah dengan sangat cepat seiring dengan kemajuan zaman. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan anggota tubuh secara unik untuk membedakan antara satu orang dengan orang lain, yang biasa disebut biometrik. Biometrik adalah suatu metoda untuk mengenali manusia berdasarkan pada satu atau lebih ciri-ciri fisik atau tingkah laku yang unik. Biometrik merupakan sistem pengenalan individu yang terdiri dari dua macam yaitu secara modern dan tradisional. Sistem pengenalan individu secara modern yaitu berdasarkan ciri fisik dan perilaku individu dan secara tradisional yaitu berdasarkan knowledge base (pengisian password/pin) dan token base (menggunakan kartu magnetik atau kartu pintar / smart card). Kelemahan menggunakan knowledge base (pengisian password / PIN) yaitu mudah lupa dan dapat ditebak oleh orang, sedangkan kelemahan menggunakan token base (kartu magnetik atau kartu pintar / smart card) yaitu mudah hilang, dicuri dan digandakan sehingga dapat dipalsukan oleh orang lain. Penggunaan sistem biometrik sebagai salah satu sistem identifikasi dan verifikasi sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru. Sistem biometrik menggunakan ciri-ciri fisiologis (physiological) seseorang dan tingkah laku seseorang/perilaku (behavioral) untuk mengenali atau membuktikan identitas seseorang. Yang menggunakan ciri-ciri fisik misalnya wajah (face recognition), sidik jari (fingerprint), iris mata (iris recognition) dan geometri tangan (hand geometry). Sedangkan yang menggunakan perilaku/tingkah laku misalnya tulisan tangan, suara (voice recognition) dan tanda tangan (signature). Salah satu penggunaan sistem biometrik sebagai salah satu sistem identifikasi telah berkembang dengan pesat, salah satu yang digunakan adalah iris mata. Iris mata adalah daerah berbentuk gelang pada mata yang dibatasi oleh pupil dan sclera (bagian putih dari mata). Kelebihan iris mata adalah iris memiliki tingkat penerimaan kesalahan sangat kecil, karena itu iris dapat menjadi alat biometrik

2 aplikasi identifikasi yang baik, dan iris sangat unik serta sulit untuk digandakan. Secara umum tahapan sistem pengenalan iris mata terdiri dari beberapa tahapan, yaitu akuisisi citra, segmentasi/lokalisasi, ekstraksi dan pengenalan. Pada tahapan segmentasi / lokalisasi cukup penting, karena dapat melokalisasi beberapa bagian citra dari suatu objek. Penelitian-penelitian sistem pengenalan iris terdahulu telah sebelumnya pernah dibuat oleh Daugman dan Wildes. Dimana Daugman dan Wildes, menggunakan beberapa metode dalam sistem pengenalan iris. Menurut Daugman, tahapan segmentasi/lokalisasi dilakukan dengan menggunakan integrasi dan differensiasi untuk menentukan bentuk iris yang berupa lingkaran. Setelah proses segmentasi dilakukan, untuk menentukan ekstraksi ciri suatu citra pada metode Daugman ini 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fisiologi Mata Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari luar ke dalam, lapisan lapisan tersebut adalah dari : (1) sclera/ kornea, (2) koroid/badan siliaris/iris, dan (3) retina. Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif dan kuat di sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih mata.. Struktur mata manusia berfungsi utama untuk memfokuskan cahaya ke retina. Semua komponen komponen yang dilewati cahaya sebelum sampai ke retina mayoritas berwarna gelap untuk meminimalisir pembentukan bayangan gelap dari cahaya. Kornea dan lensa berguna untuk mengumpulkan cahaya yang akan difokuskan ke retina, cahaya ini akan menyebabkan perubahan kimiawi pada sel fotosensitif di retina. Hal ini akan merangsang impuls impuls syaraf ini dan menjalarkannya ke otak. Gambar 2.1 Struktur Anatomi Mata Cahaya masuk ke mata dari media ekstenal seperti, udara, air, melewati kornea dan masuk ke dalam aqueous humor. Iris yang berada antara lensa dan aqueous humor, merupakan cincin berwarna dari serabut otot. menggunakan Metode Filter Gabor 2-D dan pada tahapan pencocokan ciri suatu citra menggunakan jarak Hamming (Hamming Distance). Sedangkan menurut Wildes, tahapan pada segmentasi/lokalisasi dapat dilakukan dengan Filter Gaussian Low pass. Sedangkan pada tahap ekstraksi ciri menggunakan metode Transformasi Hough, karena dapat menentukan parameter-parameter lingkaran dari pupil dan pada tahap pencocokan ciri iris dapat dilakukan dengan menggunakan Laplacian Filter Gaussian. Pada penelitian ini, penulis mencoba suatu alternatif lokalisasi/ segmentasi dengan memanfaatkan ciri pupil yang memiliki intensitas gelap yang homogen dan bentuk lingkaran pupil dan iris dengan menggunakan bahasa pemrograman Matlab 7.0. Cahaya pertama kali harus melewati pusat dari iris yaitu pupil. Adapun karakteristik iris adalah : Mempunyai warna yang beraneka ragam yaitu hitam, coklat, emas, biru tua, hijau, biru muda, dan abu-abu. Kesemuanya itu dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu biru, coklat, dan campuran. Memiliki guratan-guratan yang tidak sama/heterogen. Memiliki lingkaran tidak sempurna, karena tertutup oleh sebagian kelopak mata bagian atas/bawah atau bulu mata. Ukuran pupil itu secara aktif dikendalikan oleh otot radial dan sirkular untuk mempertahankan level yang tetap secara relatif dari cahaya yang masuk ke mata. Adapun karakteristik pupil adalah: Mempunyai warna yang lebih gelap dibandingkan dengan yang lain. Berbentuk lingkaran. 2.2 Pengenalan Iris (Iris Recognition) Pengenalan iris adalah suatu proses untuk mengenal seseorang dengan menganalisa pola acak dari iris. Dimana pengenalan iris bertujuan untuk mengenali suatu objek dengan cara mengekstraksi informasi yang terdapat dalam suatu citra tersebut. Iris merupakan suatu otot didalam mata yang mengatur ukuran dari pupil, mengendalikan jumlah cahaya yang masuk ke mata. Iris juga adalah bagian yang diwarnai dengan pewarna mata berdasarkan jumlah pigmen melatonin didalam otot mata. Gambar 2.2 Struktur Iris

3 Meskipun pewarnaan dan struktur iris adalah terhubung genetik, dan rincian pola tidak. Tetapi iris yang berkembang selama pertumbuhan sebelum melahirkan melalui suatu proses dari pembentukan lipat yang ketat dari jaringan selaput. Sebelum kelahiran, degenerasi terjadi sehingga menghasilkan pembukaan pupil dan acak, serta pola-pola unik dari iris. Walaupun genetik serupa, seseorang yang memiliki struktur iris yang unik dan berbeda, dapat memungkinkan untuk digunakan untuk tujuan pengenalan. 2.3 Teori-teori Sistem Pengenalan Iris Metode Daugman Menurut Daugman, pengambilan data dapat dilakukan dengan sebuah kamera video, lensa, framegrabber, dan sebuah monitor tampilan yang dihubungkan ke sebuah komputer workstation. Dalam penelitian ini, pengambilan database telah diasumsikan tersedia di Opthalmology Assosiates of Connecticut. Jumlah citra mata yang diambil sebanyak 592 iris yang berasal dari 323 orang yang berbeda (masingmasing orang sekitar 3 citra iris) dengan ukuran 480x640 monokrom 8 bits/pixel. Pada proses segmentasi ini, metode Daugman melakukan beberapa tahapan yaitu proses pengenalan citra, proses deteksi tepi, dan proses pendeteksian batas radius pupil dan iris. Proses pengenalan citra yang digunakan adalah pengenalan batas lingkar iris yang memisahkan iris dengan white sclera (bagian putih dari mata). Proses ini dilakukan oleh edge detector dan tidak akan berhasil (batas lingkar tidak terdeteksi) jika mata tertutup dan/atau tidak ada mata di depan kamera. Bentuk iris yang berupa lingkaran, untuk menentukan lokasinya dibutuhkan rumus integrasi dan differensiasi. Proses ini dilakukan dengan memperbesar rekayasa pengaburan gambar parsial, dan menambahkan batas radius r, dari integral kontur gambar yang dinormalisasi sepanjang busur radius dan pusat iris. Berikut ini rumus dari integrasi dan diferensiasi adalah : (1) Dimana * menandakan perkalian dan G σ (r) adalah fungsi smoothing (penghalusan) seperti gaussian skala σ. Lengkap operator behaves berlaku sebagai ujung detektor circular, kabur pada skala σ yang telah ditetapkan oleh intensitas pencarian untuk maksimum garis integral turunan dengan peningkatan berturutturut di radius halus skala analisis melalui tiga parameter ruang pusat dan radius koordinat (x 0, y 0, r) mendefinisikan jalan garis integrasi. Implementasi discrete untuk rumus di atas dapat menggunakan integro-differential operator, karena lebih efisien untuk mengubah susunan lilitan dan perbedaan dan untuk menyatukan, sebelum komputer yang mempunyai ciri-ciri rangkaian undersampled sums dari piksel sepanjang kontur circular untuk meningkatkan radius menggunakan terbatas perbedaan perkiraan ke turunan yang berlainan dalam seri n, (2) Dimana r merupakan kenaikan kecil dalam radius, dan mengganti lilitan dengan kontur integrals sums, dapat memperoleh melalui manipulasi discrete operator yang efisien untuk menemukan lingkaran dalam dan luar batas-batas iris, dimana θ adalah angular sampling interval yang tajam sepanjang circular arcs, dimana I (x, y) merupakan intensitas piksel yang mewakili garis kontur integral. Setelah proses segmentasi dilakukan, untuk menentukan ekstraksi ciri suatu citra iris digunakan metode filter Gabor 2-D. Dimana Daugman memperkenalkan filter ini pada tahun Property matematis yang digunakan memiliki kemampuan menyediakan informasi resolusi tinggi tentang orientasi dan isi frekuensi spasial dari struktur gambar. Dengan memperoleh koefisien yang dibutuhkan untuk fungsi kompleks ini akan menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk merepresentasikan iris dengan transformasi Gabor. Rumus Filter Gabor 2-D yaitu : (3) Dimana (x 0,y 0 ) merupakan posisi dari gambar, (α, β) merupakan panjang dan lebar gambar, dan (u 0, v 0 ) nilai modulasi. Kode akhir dari iris (256 byte) dihitung per bit dengan memproyeksikan area iris tertentu pada filter Gabor. Jumlah byte dipilih berdasarkan kapasitas tiga channel yang ada pada pita magnetik yang menjadi standar kartu kredit. Perlu diketahui bahwa nilai ini adalah batas atas kapasitas untuk merepresentasikan iris. Pencocokan ciri iris menurut Daugman, dapat dilakukan dengan jarak Hamming (Hamming Distance) yang cocok untuk pencocokan vektor biner. Hasil pencocokan ini adalah skor yang akan menentukan hasil pengenalan citra. Dengan

4 menggunakan opersai XOR sederhana antara pasangan kode akan menghasilkan Hamming Distance-nya. Berikut ini rumus untuk mencari Hamming Distance (jarak Hamming) yaitu : (4) Dimana A adalah citra metriks yang pertama dan B adalah citra metriks yang kedua. Proses ini dilakukan dengan mengetahui bahwa iris memiliki kira-kira 400 derajat kebebasan (DOF). Transformasi Fourier dari fitur ini dapat direpresentasikan dalam berbagai oktaf dan pada skala analisis yang berbeda. Lebih jauh lagi, korelasi dihasilkan oleh property bandpass dari filter Gabor Metode Wildes Sistem Wildes ini, pengambilan gambar mata dengan kualitas dan resolusi yang tinggi, digunakan kamera putih (Silicon Intensified SIT) dengan tingkat pencahayaan rendah digabungkan dengan penangkap frame standar (DASMFGM Analog) dengan resolusi 512 x 480 piksel. Diameter iris sebenarnya menjadi 256 piksel pada array sensor pada penangkapan gambar 20 cm dari mata. Proses pencahayaan yang merata tanpa mengurangi kenyamanan pengguna, digunakan sebuah array cahaya (8.5 watt lampu quartzhalogen) diarahkan pada iris. Pencahayaan merata dapat dicapai dengan meletakkan filter (panel difusi) antara iris dengan kamera. Panel ini juga membantu mendistribusikan intensitas cahaya. Lensa kamera berada pada posisi tengah dari panel difusi ini. Proses peletakan posisi mata menggunakan proses otomatis yang diarahkan oleh self positioning operator. Tujuannya adalah memberikan batasan pada tiga derajat kebebasan mata yang akan digambarkan dengan menempatkan mata di tengah array sensor pada fokus lensa. Dalam metode Wildes terdapat 2 langkah yang dapat dilakukan dalam segmentasi. Langkah pertama adalah informasi intensitas gambar dikonvert menjadi biner edge-map, kedua adalah edge point untuk memberikan nilainilai parameter garis tertentu. Berikut ini adalah rumus untuk mencari nilai intensitas threshold magnitude gambar yang terdapat pada metode Wildes yaitu : Dimana, sehingga : (5) (6) Rumus diatas adalah dua dimensi Gaussian dengan pusat (x 0,y 0 ) dan standar deviasi σ yang digunakan untuk menghaluskan gambar untuk memilih ruang skala tepi gambar. Proses segmentasi ini dilakukan dengan menggunakan filter sederhana dan operasi histogram. Tujuannya adalah mengisolasi iris dari area sekitarnya. Efisiensi komputasi dicari dengan filter Gaussian lowpass diikuti dengan subsampling sebagian. Hal ini juga membantu menghilangkan noise frekuensi tinggi. Menurut Wildes, untuk ekstraksi ciri dari citra iris dapat menggunakan metode Transformasi Hough. Dengan melakukan segmentasi kita dapat menentukan lokasi iris melalui lokasi komponenya atau dengan batas luar dan dalam iris (limbic, papillary, dan kelopak mata). Dengan Tranformasi Hough, kita dapat menentukan parameter-parameter lingkaran dari pupil. Berikut ini adalah rumus persamaan untuk mencari Transformasi Hough didefinisikan sebagai berikut : Dimana, Dengan, (7) 1, if g(x j, y j, x c, y c, r) = 0 0, otherwise (8) (9) Untuk setiap tepi (x j,y j ), g(x j,y j,x c,y c,r) = 0 dan untuk setiap parameter triple (x c,y c,r) yang merupakan point dari lingkaran tersebut. Sehingga, parameter tripel yang umum adalah untuk memaksimalkan besar jumlah edge poin yang wajar dan merupakan pilihan untuk mewakili garis yang penting. Sehingga dengan transformasi Hough kita dapat menentukan parameter lingkaran pupil dengan menggunakan deteksi tepi. Pencocokan ciri iris dapat dilakukan dengan menggunakan bandpass decomposition yang berasal dari Laplacian Filter Gaussian. Berikut ini adalah rumus untuk filter tersebut : (10). Dimana, σ merupakan standar deviasi Gaussian dan ρ merupakan jarak radius dari pusat filter. Untuk menghasilkan pengenalan, dilakukan formulasi 3 bagian yaitu untuk memilih representasi iris, menetapkan korespodensi antara model dengan gambar percobaan dan melakukan evaluasi

5 kemiripannya. Untuk memanfaatkan karakteristik ini digunakan proses dekomposisi 2-D bandbass. 2.4 Rumus Perhitungan Lingkaran Rumus perhitungan lingkaran digunakan untuk menghitung jari-jari pupil dan jari-jari iris mata. Gambar 2.3 Bentuk Lingkaran yang menggambarkan Pupil dan Iris Dari persamaan lingkaran : r² = (x a)² + (y b)²...(11) dimana, r = Jari-jari lingkaran (belum diketahui) (a,b) = Titik pusat lingkaran (belum diketahui) (x,y) = Koordinat titik sepanjang lingkaran (tepi pupil pada 8 arah sudut) 2.5 Deteksi Tepi dan Operasi Morfologi Deteksi tepi (Edge Detection) pada suatu citra adalah suatu proses yang menghasilkan tepi-tepi dari obyek-obyek citra,, tujuannya adalah : Untuk menandai bagian yang menjadi detail citra. Untuk memperbaiki detail dari citra yang kabur, yang terjadi karena error atau adanya efek dari proses akuisisi citra. Deteksi tepi berfungsi untuk mengidentifikasi garis batas (boundary) dari suatu objek yang terdapat pada citra. Dimana pada penelitian ini, menggunakan Metode Canny. Ada beberapa kriteria pendeteksi tepian paling optimum yang dapat dipenuhi oleh algoritma Canny : 1. Mendeteksi dengan baik (kriteria deteksi) Kemampuan untuk meletakkan dan menandai semua tepi yang ada sesuai dengan pemilihan parameter-parameter konvolusi yang dilakukan. Sekaligus juga memberikan fleksibilitas yang sangat tinggi dalam hal menentukan tingkat deteksi ketebalan tepi sesuai yang diinginkan. 2. Melokalisasi dengan baik (kriteria lokalisasi) Dengan Canny dimungkinkan dihasilkannya jarak yang minimum antara tepi yang dideteksi dengan tepi yang asli. 3. Respon yang jelas (kriteria respon) Hanya ada satu respon untuk tiap tepi. Sehingga mudah dideteksi dan tidak menimbulkan kerancuan pada pengolahan citra selanjutnya. Sedangkan operasi morfologi adalah teknik pengolahan citra yang didasarkan pada bentuk segmen atau region dalam citra. Ada beberapa operasi morfologi yang dapat dilakukan antara lain, yaitu dilasi, erosi, opening (pembukaan), closing (penutupan), dan filling (pengisian) : 1. Dilasi Adalah suatu proses menambahkan piksel pada batasan dari objek dalam suatu gambar sehingga nantinya apabila dilakukan operasi ini maka gambar hasilnya lebih besar ukurannya dibandingkan dengan gambar aslinya. Operasi dilasi dilakukan untuk memperbesar ukuran segmen objek dengan menambah lapisan di sekeliling objek. 2. Erosi Operasi erosi adalah kebalikan dari operasi dilasi. Pada operasi ini, ukuran objek diperkecil dengan mengikis sekeliling objek. 3. Opening (Pembukaan) Operasi pembukaan juga merupakan kombinasi antara operasi erosi dan dilasi yang dilakukan secara berurutan, tetapi citra asli dierosi terlebih dahulu baru kemudian hasilnya didilasi. Operasi ini digunakan untuk memutus bagian-bagian dari objek yang hanya terhubung dengan 1 atau 2 buah titik saja. 4. Closing (Penutupan) Operasi penutupan adalah kombinasi antara operasi dilasi dan erosi yang dilakukan secara berurutan. Citra asli didilasi terlebih dahulu, kemudian hasilnya dierosi. Operasi ini digunakan untuk menutup atau menghilangkan lubanglubang kecil yang ada dalam segmen objek. Operasi penutupan juga digunakan untuk menggabungkan 2 segmen objek yang saling berdekatan (menutup sela antara 2 objek yang sangat berdekatan). 5. Filling (Pengisian) Operasi pengisian merupakan kebalikan dari operasi pencarian batas citra. Pada operasi ini, citra masukan adalah citra batas/kontur, kemudian dilakukan pengisian sehingga diperoleh segmen objek yang solid. Prosesnya dimulai dengan menentukan titik awal pengisian yang terletak di dalam objek, kemudian bergerak ke arah titik-titik tetangganya.

6 3. ANALISIS DAN PERANCANGAN Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam sistem pengenalan iris mata. Tahapan ini dapat dilihat dalam langkah langkah sebagai berikut : pupil mengecil jika cahaya terang atau untuk penglihatan dekat. Dalam lokalisasi pupil ini, terdapat beberapa tahapan yang dapat dilakukan seperti di bawah ini : Gambar 3.1 Model Sistem Pengenalan Citra Tahapan-tahapan perancangan untuk setiap bagian dari proses pengenalan iris mata dijelaskan lebih lengkap pada tahapan berikut ini: Akuisisi Citra Di dalam suatu pengambilan data dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media, seperti kamera digital, handycam, scanner atau suatu kamera khusus yang didesain untuk akuisisi citra mata. Dengan memperhitungkan jarak dan pencahayaan. Dalam penelitian ini, proses akuisisi citra diasumsikan telah dilakukan yaitu oleh Chinese Academy of Sciences Institute of Automation (CASIA), sehingga penulis mengambil data iris mata dari database CASIA tersebut. Database iris mata ini diambil pada CASIA versi 1.0. Citra yang dihasilkan adalah citra keabuan dalam format BMP, dengan ukuruan 320 x 280 piksel. Database tersebut terdiri dari 756 citra yang diambil dari 108 objek, dari tiap objek diambil untuk mata kanan dan kiri Segmentasi/Lokalisasi Pupil dan Iris Segmentasi bertujuan untuk melokalisasi beberapa bagian citra dari suatu objek. Dalam penelitian pengenalan iris mata, segmentasi / lokalisasi terdiri dari lokalisasi pupil, lokalisasi iris, lokalisasi kelopak mata, dan sclera Lokalisasi Pupil Proses pertama setelah database CASIA kita peroleh adalah melakukan lokalisasi pupil. Pupil adalah ruangan di tengah tengah iris, ukuran pupil bervariasi dalam merespon intensitas cahaya dan memfokuskan objek (akomodasi) untuk memperjelas penglihatan, Gambar 3.2 Tahapan Lokalisasi Pupil Untuk melokalisasi bagian pupil, langkah pertama yang dilakukan adalah : 1. Deteksi Tepi Canny Untuk melihat batas-batas dari tepi yang ada pada citra mata yaitu dilakukan proses deteksi tepi dengan menggunakan deteksi tepi Canny. Deteksi tepi Canny dipilih karena dapat mendeteksi dengan baik sehingga dapat melakukan pemilihan parameter-parameter untuk menandai semua tepi, melokalisasi dengan baik sehingga dapat menghasilkan jarak yang minimum antara tepi yang dideteksi dengan tepi yang asli, dan respon yang jelas sehingga mudah dideteksi dan tidak menimbulkan kerancuan pada pengolahan citra selanjutnya. Dalam MATLAB dapat digunakan fungsi berikut ini : img=edge(handles.data1,'canny',.28); %Metode Canny edge detection Dari program di atas, nilai ambang (threshold) yang dipilih untuk menentukan deteksi tepian adalah Karena dengan nilai ambang kecil akan menghasilkan tepian yang semakin baik, sehingga tepian yang ada pada citra dapat terlihat dengan jelas. Berikut ini adalah hasil citra yang telah di deteksi tepi pada program di atas: Gambar 3.3 Citra Hasil Deteksi Tepi dengan Deteksi Tepi Canny

7 2. Operasi Morfologi (Dilasi dan Fill) Setelah proses deteksi tepi selesai, maka akan dilakukan operasi morfologi. Dimana, dalam operasi morfologi citra mata tersebut terdiri dari operasi dilasi dan fill. Dilasi adalah suatu proses menambahkan piksel pada batasan dari objek dalam suatu citra sehingga nantinya apabila dilakukan operasi ini maka citra hasilnya lebih besar ukurannya dibandingkan dengan citra aslinya. Dalam MATLAB dapat digunakan fungsi berikut ini : se=strel('line',11,90);%se adalah komponen morphologi BWdil=imdilate(img,[se]);%Dilasi Citra Kemudian setelah proses dilasi selesai, akan dilakukan operasi morfologi berikutnya yaitu fill (pengisian). Fill adalah proses untuk menentukan titik awal pengisian yang terletak di dalam objek, kemudian bergerak ke arah titiktitik tetangganya. Program yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : BWfil = imfill(bwdil,'holes'); Berikut ini adalah hasil citra yang telah di dilasi dan di fill (pengisian) pada program di atas: Gambar 3.5 Citra Hasil Euclidean Highlight 4. Penentuan Titik Radius Dari Pupil Pada bagian ini, batas pupil dideteksi dengan menggunakan deteksi titik batas dalam dan batas luar dari sebuah citra, secara umum dapat direpresentasikan sebuah lingkaran yang kosentris satu sama lain. Pencarian Titik Koordinat Lingkaran Pupil Titik pusat sebagai referensi dapat dicari dari tepian yang telah terdeteksi pada proses pendeteksian tepi dengan deteksi tepi Canny. Dari titik piksel pembentukan tepian pupil dapat diambil 8 buah titik pada arah keluar dari atau titik estimasi (perkiraan) yang terletak di tengahtengah citra. (a) (b) Gambar 3.4 Hasil Morfologi Citra (a) Hasil Dilasi Citra (b) Hasil Fill Citra 3. Euclidean Highlight Tahapan berikutnya untuk melokalisasi pupil yaitu Euclidean highlight. Dimana setelah dilakukan operasi morfologi dengan menggunakan dilasi dan fill, kita akan melakukan proses Euclidean Highlight, sehingga akan menghasilkan gambar yang berupa kilatan atau cahaya disekitar area pupil. Program yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : BWdis=bwdist(~BWfil); %Euclidean Highlight Berikut ini adalah hasil citra yang telah di Euclidean highlight pada program di atas: Gambar 3.6 Deteksi Titik Arah pencarian titik-titik tersebut masingmasing mempunyai sudut 45 derajat satu sama lain, yaitu pada arah vertikal, horizontal, dan diagonal titik pusat citra. Berikut ini adalah tabel untuk pencarian titik pusat citra : Table 3.1 Arah 8 Titik No. Arah Sumbu X Sumbu Y 1 0 x = x + 1 y x = x - 1 y = y x = x - 1 y = y x = x - 1 y = y x = x + 1 y = y x y = y x = x - 1 y 8 90 x y = y 1

8 Penentuan Titik Pusat Pupil Telah dibahas sebelumnya pada tinjauan pustaka, tentang perhitungan lingkaran. Dalam persamaan tersebut koordinat dari titik pusat (a,b) dimana a adalah koordinat pusat pada sumbu horizontal (sumbu x) dan b adalah koordinat pusat pada sumbu vertikal (sumbu y). Dimana, kedelapan koordinat titik kemudian akan digunakan untuk mencari 6 buah titik pusat yang kemudian dijumlahkan dan diambil nilai rata-ratanya untuk digunakan sebagai titik pusat lingkaran. Dengan menggunakan rumus yang ada, koordinat titik pusat pupil dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : %menghitung pusat pupil 4 langkah for n = 1 : 6 i = n; j = n+1; k = n+2; C(n) = (x(i)^2 + y(i)^2) - (x(j)^2 + y(j)^2); D(n) = 2*(x(i) - x(j)); E(n) = 2*(y(i) - y(j)); F(n) = (x(j)^2 + y(j)^2) - (x(k)^2 + y(k)^2); G(n) = 2*(x(j) - x(k)); H(n) = 2*(y(j) - y(k)); Untuk melokalisasi iris, langkah pertama yang dilakukan adalah : 1. Filter Median Untuk mengurangi noise, dapat dilakukan penapisan pada citra iris mata menggunakan matriks konvolusi yang sesuai. Karena dengan mengurangi noise (derau), maka mengurangi bagian tidak penting yang terdapat pada iris mata. Dalam program Matlab ini, untuk mengurangi noise menggunakan Filter Median. Karena dengan filter median lebih efektif menghilangkan noise (derau) yang berfrekuensi tinggi pada citra mata. Berikut ini pemakaian filter median dengan kernel 8x8 dapat dilakukan pada program dibawah ini : im2=filter2(fspecial('average',8),ha ndles.data1)/255; im2=medfilt2(im2,[8,8]); Berikut ini adalah hasil citra yang telah di Filter pada program di atas: center_y(n) = (C(n)*G(n)-(D(n)*F(n)))/(E(n)*G(n)- (D(n)*H(n))) center_x(n) = (C(n)-(E(n)*center_y(n)))/D(n) end center_y; center_x; centerin_x = round(sum(center_x)/6) centerin_y = round(sum(center_y)/6) Gambar 3.7 Pemrograman Matlab untuk Penentuan Titik Pusat Pupil Lokalisasi Iris Iris adalah daerah berbentuk gelang pada mata yang dibatasi oleh pupil dan sclera (bagian putih dari mata). Iris merupakan suatu otot didalam mata yang mengatur ukuran dari pupil, mengendalikan jumlah cahaya yang masuk ke mata. Dalam lokalisasi iris ini, terdapat beberapa tahapan yang dapat dilakukan seperti skema berikut ini : Gambar 3.9 Citra Hasil Filter Median 2. Deteksi Tepi Canny Setelah proses filter median selesai, maka kita akan mendeteksi garis tepian citra iris mata dengan menggunakan metode deteksi tepi Canny. Dalam MATLAB dapat digunakan fungsi berikut ini : BW=edge(im2,'canny',.02); Dari program di atas, nilai ambangnya (threshold) yang dipilih untuk menentukan deteksi tepian adalah Karena dengan nilai ambang kecil akan menghasilkan tepian yang semakin baik, sehingga tepian yang ada pada citra dapat terlihat dengan jelas. Berikut ini adalah hasil citra yang telah di deteksi tepi pada program di atas: Gambar 3.8 Tahapan Lokalisasi Iris Gambar 3.10 Citra Hasil Deteksi Tepi Canny

9 3. Operasi Morfologi (Dilasi Citra) Pada tahapan ini berbeda dengan lokalisasi pupil, di lokalisasi iris ini hanya menggunakan operasi dilasi saja. Karena hanya akan menentukan parameter iris mata, sehingga tidak diperlukan operasi fill (pengisian). Pada operasi dilasi ini program yang digunakan untuk lokalisasi iris mata adalah : se=strel('line',11,90); %se adalah komponen morphologi BWfinal=imdilate(BW,[se]); %Dilasi Citra Berikut ini adalah hasil citra yang telah di deteksi tepi pada program di atas: Gambar 3.11 Citra Hasil Dilasi 4. Penentuan Titik Koordinat Iris Berbeda dengan pupil, pencarian piksel demi piksel untuk lingkaran iris bergerak dari batas citra mata menuju titik tengah. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan pencarian akan bertemu titik/garis tekstur iris hasil dari deteksi tepi yang telah dideteksi. Langkah ini diharapkan memiliki keberhasilan yang lebih besar. Hal ini yang harus diperhatikan adalah citra iris mata tidak hanya iris saja, namun termasuk juga area selain iris seperti kelopak mata dan sclera. Berikut ini adalah gambar deteksi titik untuk deteksi titik iris : digunakan untuk menghitung titik pusat dan jarijari iris, perhitungannya sama dengan perhitungan parameter pupil. 4. PENGUJIAN DAN HASIL Dari hasil proses uji coba yang dilakukan pada beberapa citra mata yang digunakan sebagai objek ternyata tidak semua citra dapat ditemukan titik radius pupil dan titik radius iris. Karena setiap citra mata memiliki tingkat nilai ambangya berbeda dengan citra mata lainnya, sehingga ada beberapa citra mata tidak terdeteksi oleh program tersebut. Berikut adalah citra mata yang digunakan sebagai objek dalam proses lokalisasi pupil dan lokalisasi iris : 1. Citra mata asli yang diperoleh dari database CASIA, akan diambil beberapa sampel citra untuk mendeteksi lokalisasi pupil dan lokalisasi iris. Dari beberapa sampel data dapat berhasil dideteksi lokalisasi pupil dan lokalisasi iris. Hasil uji coba dikatagorikan menjadi 3 macam, yaitu berhasil bila hasil deteksi membentuk lingkaran tepat pada tepi pupil dan iris, sedangkan hampir berhasil bila deteksi lingkaran mendekati tepi pupil dan iris, dan tidak berhasil bila deteksi lingkaran menjauhi tepi pupil dan iris. Berikut ini salah satu gambar yang berhasil membentuk lingkaran pupil dengan sempurna dengan yang hampir mendekati tepi pupil. Gambar 4.1b adalah hasil citra mata uji coba yang berhasil ditepi tengah pupil, sedangkan gambar 4.1c adalah hasil citra mata uji coba yang hampir berhasil berada di titik tengah pupil. Gambar 3.12 Deteksi Lingkaran Iris Gambar 4.1a Citra Mata Asli Catatan : yang salah. adalah deteksi batasan iris Tanda silang pada gambar di atas menunjukkan posisi salah yang mungkin terdeteksi sebagai bagian dari lingkaran iris. Oleh sebab itu, pencarian titik berkebalikan dengan langkah yang digunakan pada titik pupil. Delapan titik koordinat pada lingkaran iris Gambar 4.1b Hasil Citra Mata Uji Coba dengan Kategori Berhasil ditepi tengah pupil.

10 Tabel 4.1 Hasil Segmentasi/Lokalisasi Keseluruhan Citra Gambar 4.1c Hasil Citra Mata Uji Coba dengan Kategori Hampir Berhasil berada di titik tengah pupil. 2. Berikut ini salah satu citra untuk mendeteksi lokalisasi iris. Gambar 4.2b adalah hasil citra mata uji coba yang berhasil membentuk lingkaran pupil dan iris, sedangkan gambar 4.2c adalah hasil citra mata yang hampir berhasil membentuk lingkaran pupil dan iris. Gambar 4.2a Citra Asli Mata. Gambar 4.2b Hasil Citra Mata Uji Coba dengan Kategori Berhasil. Gambar 4.2c Hasil Citra Mata Uji Coba dengan Kategori Hampir Berhasil. Dari hasil uji coba secara keseluruhan citra, dapat dilihat pada tabel 4.1 persentase tingkat keberhasilan segmentasi/lokalisasi pupil dan iris. Di bawah ini adalah tabel 4.1 : Kategori Segmentasi Tepi Pupil Berhasil 277 (36.64%) Hampir 385 berhasil (50.93%) Tidak berhasil 94 (12.43%) Tepi Iris 441 (58.33%) 219 (28.97%) 96 (12.70%) Tingkat Keberhasilan Pupil & Iris 269 (35.58%) 385 (50.93%) 102 (13.49%) Secara keseluruhan segmentasi / lokalisasi pupil dan iris dari 108 objek yang terdiri dari 756 citra adalah tingkat keberhasilan tepi pupil dan iris yang berhasil adalah 35.58% atau sekitar 269 citra mata, sedangkan tingkat keberhasilan tepi pupil dan iris yang hampir berhasil adalah 50.93% atau sekitar 385 citra mata, dan tingkat keberhasilan tepi pupil dan iris yang tidak berhasil adalah 13.49% atau sekitar 102 citra mata yang terdeteksi. Sedangkan rata-rata keseluruhan radius pupil dari 756 citra mata adalah , rata-rata radius iris adalah , dan rata-rata waktu proses yang didapat dari keseluruhan citra adalah detik. Sehingga dari analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa segmentasi / lokalisasi iris lebih besar keberhasilannya dibandingkan dengan pupil. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil dalam penulisan ini adalah penelitian ini telah berhasil membangun aplikasi segmentasi iris mata menggunakan metode deteksi tepi dan operasi morfologi untuk lokasisasi pupil dan lokalisasi iris. Dari hasil uji coba keseluruhan citra yang terdiri dari 756 citra mata, segmentasi/lokalisasi pupil dan iris yang berhasil adalah 35.58% atau sekitar 269 citra mata, sedangkan tingkat keberhasilan tepi pupil dan iris yang hampir berhasil adalah 50.93% atau sekitar 385 citra mata, dan tingkat keberhasilan tepi pupil dan iris yang tidak berhasil adalah 13.49% atau sekitar 102 citra mata yang terdeteksi. Sedangkan ratarata keseluruhan radius pupil dan iris adalah dan , dan rata-rata waktu proses yang didapat dari keseluruhan citra adalah detik. Dan analisa hasil uji coba yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa segmentasi / lokalisasi iris lebih besar keberhasilannya dibandingkan dengan pupil. Saran untuk pengembangan lebih lanjut dari penulisan ini adalah perlu adanya perbaikan pengujian segmentasi / lokalisasi pupil dan iris,

11 karena masih ada beberapa citra mata yang tidak dapat disegmentasi/lokalisasi pupil dan irisnya. DAFTAR PUSTAKA [1] Aris Sugiharto, Pemrograman GUI dengan MATLAB, Penerbit Andi, Yogyakarta, [2] Boles, W., B. Boashash, A human identification technique using images of the iris and wavelet transform, IEEE Transactions on Signal Processing vol. 46, [3] Chen, C.F. and Hsiao C.H., Wavelet approach to optimizing dynamic systems, IEE Proc. Control Theory Appl. Vol 146, 1999, pp [4] Daugman, J., High confidence visual recognition of persons by a test of statistical independence, IEEE Transactions on Pattern Analysis and Machine Intelligence, v. 15, n. 11,Nov [5] Darma Putra, Sistem Biometrika : Konsep Dasar, Teknik Analisis Citra, dan Tahapan Membangun Aplikasi Sistem Biometrika, Penerbit Andi, Yogyakarta, [6] Erick Paulus dan Yessica Nataliani, Cepat Mahir GUI Matlab, Penerbit Andi, Yogyakarta, [7] Firman, Dasar Matlab, diunduh pada tanggal 22 Mei 2008 [8] Gonzales, Rafael C., Digital Image Processing, Addison-Waley Publishing, [9] Karmilasari, Sistem Pengenalan Iris Mata Dengan Metode Morfologi Citra dan Pengkodean Potongan Pola Iris, Universitas Gunadarma, Disertasi, [10] Lim, Resmana and M.J.T, Reinder. Facial Landmark detection using a Gabor Filter Representation and a Genetic Search Algorith. Proceeding of ASCI 2000 conference, Lommel Belgium, [11] Marvin Ch. Wijaya dan Agus Prijono, Pengolahan Citra Digital Menggunakan Matlab, Penerbit Informatika, Bandung, [12] Rinaldi Munir, Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik, Penerbit Informatika, Bandung, [13] Smith, Kelly, Iris Patent Question, to Jim Cambier, 9 June [14] Wildes, R., Iris recognition: an emerging biometric technology, Proceedings of the IEEE Volume 85, 1997 [15] diunduh pada tanggal 28 Mei [16] diunduh pada tanggal 20 Mei 2009.

PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN)

PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata Satu Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Iris mata merupakan salah satu organ internal yang dapat di lihat dari luar. Selaput ini berbentuk cincin yang mengelilingi pupil dan memberikan pola warna pada mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman dan teknologi, teknik pengenalan individu secara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman dan teknologi, teknik pengenalan individu secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mengontrol akses menuju suatu wilayah atau material yang dilindungi, dibutuhkan teknik pengenalan individu yang handal. Seiring dengan perkembangan zaman dan

Lebih terperinci

YOGI WARDANA NRP

YOGI WARDANA NRP PENGEMBANGAN ALGORITMA SISTEM IDENTIFIKASI MATA MANUSIA BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DENGAN METODE GABOR PADA PERALATAN AOI ( AUTOMATED OPTICAL INSPECTION ) YOGI WARDANA NRP. 2107 100 115 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR M. RIZKY FAUNDRA NRP DOSEN PEMBIMBING: Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si

SEMINAR TUGAS AKHIR M. RIZKY FAUNDRA NRP DOSEN PEMBIMBING: Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si APLIKASI FILTER LOG GABOR PADA SISTEM PENGENALAN IRIS MATA (Application Log-Gabor Filter in Iris Recognition System ) SEMINAR TUGAS AKHIR M. RIZKY FAUNDRA NRP 1206100051 DOSEN PEMBIMBING: Drs. Daryono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan adalah masalah penting dalam kehidupan masyarakat pada saat ini. Terjadinya banyak tindak kejahatan dan pemalsuan identitas mengindikasikan bahwa masyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision dapat diartikan sebagai suatu proses pengenalan objek-objek berdasarkan ciri khas dari sebuah gambar dan dapat juga digambarkan sebagai suatu deduksi

Lebih terperinci

APLIKASI TRANSFORMASI HOUGH UNTUK EKSTRAKSI FITUR IRIS MATA MANUSIA

APLIKASI TRANSFORMASI HOUGH UNTUK EKSTRAKSI FITUR IRIS MATA MANUSIA Seminar Nasional Teknologi Informasi 2007 1 APLIKASI TRANSFORMASI HOUGH UNTUK EKSTRAKSI FITUR IRIS MATA MANUSIA Murinto 1) Rusydi Umar 2) Burhanuddin 3) 1,2,3) Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan

Lebih terperinci

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness 753 GLOSARIUM Adaptive thresholding (lihat Peng-ambangan adaptif). Additive noise (lihat Derau tambahan). Algoritma Moore : Algoritma untuk memperoleh kontur internal. Array. Suatu wadah yang dapat digunakan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN IRIS MATA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET

SISTEM PENGENALAN IRIS MATA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 27 (SNATI 27) ISSN: 197-522 Yogyakarta, 16 Juni 27 SISTEM PENGENALAN IRIS MATA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET Maimunah 1), Agus Harjoko 2)

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI IRIS MATA MENGGUNAKAN TAPIS GABOR WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

IDENTIFIKASI IRIS MATA MENGGUNAKAN TAPIS GABOR WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) IDENTIFIKASI IRIS MATA MENGGUNAKAN TAPIS GABOR WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) Budi Setiyono, R. Rizal Isnanto *) Abstract Biometric represents the human identification

Lebih terperinci

Implementasi Metode Hough Transform Pada Citra Skeletonisasi Dengan Menggunakan MATLAB 7.6. Intan Nur Lestari

Implementasi Metode Hough Transform Pada Citra Skeletonisasi Dengan Menggunakan MATLAB 7.6. Intan Nur Lestari Implementasi Metode Hough Transform Pada Citra Skeletonisasi Dengan Menggunakan MATLAB 7.6 Intan Nur Lestari Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya, 100, Pondok Cina, Depok

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Marka Jalan Marka jalan merupakan suatu penanda bagi para pengguna jalan untuk membantu kelancaran jalan dan menghindari adanya kecelakaan. Pada umumnya marka jalan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016 DETEKSI KEMUNCULAN BULAN SABIT MENGGUNAKAN METODE CIRCULAR HOUGH TRANSFORM ARTIKEL Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN RAMBU BERBENTUK BELAH KETUPAT

APLIKASI PENGENALAN RAMBU BERBENTUK BELAH KETUPAT APLIKASI PENGENALAN RAMBU BERBENTUK BELAH KETUPAT Andhika Pratama, Izzati Muhimmah Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR Gibtha Fitri Laxmi 1, Puspa Eosina 2, Fety Fatimah 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

kalangan yang berkecimpung di dalam sesuatu yang membutuhkan pengamanan (security) data yang sangat tinggi. Pengamanan akan data-data ini semakin dira

kalangan yang berkecimpung di dalam sesuatu yang membutuhkan pengamanan (security) data yang sangat tinggi. Pengamanan akan data-data ini semakin dira SIMULASI DAN ANALISA SISTEM BIOMETRIK BERBASIS IRIS MATA Job Richard Hasintongan Sibarani Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Sistem biometrik pada saat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH Fitri Afriani Lubis 1, Hery Sunandar 2, Guidio Leonarde Ginting 3, Lince Tomoria Sianturi 4 1 Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Budi Darma

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Citra menurut kamus Webster adalah suatu representasi atau gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda, contohnya yaitu foto seseorang dari kamera yang

Lebih terperinci

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Metha Riandini 1) DR. Ing. Farid Thalib 2) 1) Laboratorium Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS PADA MATA MANUSIA BERBASIS IMAGE PROCESSING DENGAN EUCLIDEAN DISTANCE

PENGEMBANGAN ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS PADA MATA MANUSIA BERBASIS IMAGE PROCESSING DENGAN EUCLIDEAN DISTANCE PENGEMBANGAN ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS PADA MATA MANUSIA BERBASIS IMAGE PROCESSING DENGAN EUCLIDEAN DISTANCE PADA SISTEM MEKANIKAL AUTOMATED OPTICAL INSPECTION (AOI) Ahmad Rifa i Rif an., Hendro

Lebih terperinci

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Ardi Satrya Afandi Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Depok, Indonesia art_dhi@yahoo.com Prihandoko,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection Muji Tri Nurismu

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI BAB Sistem Biometrik

LANDASAN TEORI BAB Sistem Biometrik BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Biometrik Biometrik berasal dari bahasa Yunani yaitu, bios artinya hidup dan metron berarti ukuran. Biometrik berarti mengukur karakteristik pembeda (distinguishing traits)

Lebih terperinci

Identifikasi Iris Mata Menggunakan Alihragam Wavelet Haar dan Transformasi Hough

Identifikasi Iris Mata Menggunakan Alihragam Wavelet Haar dan Transformasi Hough Identifikasi Iris Mata Menggunakan Alihragam Wavelet Haar dan Transformasi Hough Okta Silvia M 1, Febi Yanto 2 1,2 Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R.

Lebih terperinci

VERIFIKASI PERSONAL BERDASARKAN CITRA TANGAN DENGAN METODE FILTER GABOR. Abstrak

VERIFIKASI PERSONAL BERDASARKAN CITRA TANGAN DENGAN METODE FILTER GABOR. Abstrak VERIFIKASI PERSONAL BERDASARKAN CITRA TANGAN DENGAN METODE FILTER GABOR Resmana Lim & Santoso Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Siwalankerto 11-131 Surabaya Fax: 031-8436418 resmana@petra.ac.id

Lebih terperinci

Implementasi Morphology Concept and Technique dalam Pengolahan Citra Digital Untuk Menentukan Batas Obyek dan Latar Belakang Citra

Implementasi Morphology Concept and Technique dalam Pengolahan Citra Digital Untuk Menentukan Batas Obyek dan Latar Belakang Citra Implementasi Morphology Concept and Technique dalam Pengolahan Citra Digital Untuk Menentukan Batas Obyek dan Latar Belakang Citra Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN

PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN 1) Merly Indira 2) Eva Yuliana 3) Wahyu Suprihatin 4) Bertalya Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma Jl.

Lebih terperinci

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Pengolahan Citra / Image Processing : Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Teknik pengolahan citra dengan mentrasformasikan citra menjadi citra lain, contoh

Lebih terperinci

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL Makalah Nomor: KNSI-472 PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL Barep Wicaksono 1, Suryarini Widodo 2 1,2 Teknik Informatika, Universitas Gunadarma 1,2 Jl.

Lebih terperinci

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) ISSN : 1693 1173 Abstrak Pengenalan obyek pada citra merupakan penelitian yang banyak dikembangkan. Salah satunya pengenalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem analog menjadi sistem komputerisasi. Salah satunya adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem analog menjadi sistem komputerisasi. Salah satunya adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi digital pada era ini berkembang sangat pesat. Hampir setiap tahun telah ditemukan ataupun dikembangkan sebuah inovasi teknologi baru.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra 2.1.1 Definisi Citra Secara harfiah, citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Jika dipandang dari sudut pandang matematis, citra merupakan hasil pemantulan

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA PLAT NOMOR KENDARAAN BERBASIS CHAIN CODE

PENGENALAN POLA PLAT NOMOR KENDARAAN BERBASIS CHAIN CODE PENGENALAN POLA PLAT NOMOR KENDARAAN BERBASIS CHAIN CODE Muhammad Luqman Afif - A11.2009.04985 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRAK Program

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS CITRA IRIS MATA UNTUK PENGENALAN POLA (BIOMETRIC) RINGKASAN

PERBAIKAN KUALITAS CITRA IRIS MATA UNTUK PENGENALAN POLA (BIOMETRIC) RINGKASAN PERBAIKAN KUALITAS CITRA IRIS MATA UNTUK PENGENALAN POLA (BIOMETRIC) Dadang Heksaputra, Dhina Puspasari Wijaya, Sri Nilawati Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola Generalisasi Hasil penelitian ini diukur menggunakan nilai konvergen dan generalisasi. Nilai konvergen adalah tingkat kecepatan jaringan untuk mempelajari pola input yang dinyatakan dalam satuan iterasi

Lebih terperinci

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL Murien Nugraheni Prodi Teknik Informatika Fak FTI UAD Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta 55164,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK Pengolahan citra digital merupakan proses yang bertujuan untuk memanipulasi dan menganalisis

Lebih terperinci

Batra Yudha Pratama

Batra Yudha Pratama Pendeteksian Tepi Pengolahan Citra Digital Batra Yudha Pratama m111511006@students.jtk.polban.ac.id Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara

Lebih terperinci

DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN METODE CANNY DENGAN MATLAB UNTUK MEMBEDAKAN UANG ASLI DAN UANG PALSU ABSTRAKSI

DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN METODE CANNY DENGAN MATLAB UNTUK MEMBEDAKAN UANG ASLI DAN UANG PALSU ABSTRAKSI DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN METODE CANNY DENGAN MATLAB UNTUK MEMBEDAKAN UANG ASLI DAN UANG PALSU ABSTRAKSI Peredaran uang palsu dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini dikarena mudahnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Masalah masalah yang dihadapi oleh penggunaan identifikasi sidik jari berbasis komputer, yaitu sebagai berikut : 1. Salah satu masalah dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

ANALISIS PENELUSURAN TEPI CITRA MENGGUNAKAN DETEKTOR TEPI SOBEL DAN CANNY

ANALISIS PENELUSURAN TEPI CITRA MENGGUNAKAN DETEKTOR TEPI SOBEL DAN CANNY Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 28) Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 2-21 Agustus 28 ISSN : 1411-6286 ANALISIS PENELUSURAN TEPI CITRA MENGGUNAKAN DETEKTOR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dan suatu obyek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto,

Lebih terperinci

KONTROL GERAKAN BUKA TUTUP PINTU UNTUK AKSES SISTEM KEAMANAN MENGGUNAKAN POLA IRIS MATA MANUSIA

KONTROL GERAKAN BUKA TUTUP PINTU UNTUK AKSES SISTEM KEAMANAN MENGGUNAKAN POLA IRIS MATA MANUSIA KONTROL GERAKAN BUKA TUTUP PINTU UNTUK AKSES SISTEM KEAMANAN MENGGUNAKAN POLA IRIS MATA MANUSIA Nazrul Effendy 1), Khoerul Anwar 2), Ananda Dwi Mahendra 3), Beta M.G.S 4) 1,2,3,4) Jurusan Teknik Fisika,

Lebih terperinci

By Emy. 2 of By Emy

By Emy. 2 of By Emy 2 1 3 Kompetensi Mampu menjelaskan dan operasi morfologi Mampu menerapkan konsep morfologi untuk memperoleh informasi yang menyatakan deskripsi dari suatu benda pada citra mampu membangun aplikasi untuk

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Pada bab ini dibahas mengenai konsep-konsep yang mendasari ekstraksi unsur jalan pada citra inderaja. Uraian mengenai konsep tersebut dimulai dari ekstraksi jalan, deteksi tepi,

Lebih terperinci

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Junia Kurniati Computer Engineering Department Faculty of Computer Science Sriwijaya University South Sumatera Indonesia

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus BAB II DASAR TEORI 2.1 Meter Air Gambar 2.1 Meter Air Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dilakukan oleh para peneliti, berbagai metode baik ekstraksi fitur maupun metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dilakukan oleh para peneliti, berbagai metode baik ekstraksi fitur maupun metode BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian mengenai pengenalan tulisan tangan telah banyak dilakukan oleh para peneliti, berbagai metode baik ekstraksi fitur

Lebih terperinci

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Image Enhancement Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Cara-cara yang bisa dilakukan misalnya dengan fungsi transformasi, operasi matematis,

Lebih terperinci

BAB II TI JAUA PUSTAKA

BAB II TI JAUA PUSTAKA BAB II TI JAUA PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menunjang tugas akhir ini. Antara lain yaitu pengertian citra, pengertian dari impulse noise, dan pengertian dari reduksi noise.

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD Murinto, Resa Fitria Rahmawati Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad

Lebih terperinci

ANALISIS EDGE DETECTION CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROBERT DAN CANNY

ANALISIS EDGE DETECTION CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROBERT DAN CANNY Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Volume :, Nomor: 1, Februari 2016 ISSN : 2407-89X ANALISIS EDGE DETECTION CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROBERT DAN CANNY Linda Herliani Harefa Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Computer Vision Komputerisasi memiliki ketelitian yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara manual yang dilakukan oleh mata manusia, komputer dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka tentang identifikasi iris mata ataupun identifikasi citra digital sudah pernah dilakukan sebelumnya, berikut merupakan tabel perbandingan terhadap

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA

IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA Murinto 1), Eko Aribowo, Elena Yustina Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email : murintokusno@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

Jurnal Science Tech Vol. 4, No. 1, Februari

Jurnal Science Tech Vol. 4, No. 1, Februari ANALISIS DETEKSI IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE DETEKSI TEPI SOBEL Ayu Fitri Amalia 1, Handoyo Saputro 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa email: 1 ayufitriamalia@ustjogja.ac.id,

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor 1 Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor Ricky Kurniadi dan Nurul Hidayat urusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebagai tinjauan pustaka, berikut beberapa contoh penelitian telapak kaki yang sudah dilakukan oleh para peneliti yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan komputer dan alat pengambilan gambar secara digital yang semakin berkembang saat ini, sehingga menghasilkan banyak fasilitas untuk melakukan proses

Lebih terperinci

Operasi Morfologi. Kartika Firdausy - UAD blog.uad.ac.id/kartikaf. Teknik Pengolahan Citra

Operasi Morfologi. Kartika Firdausy - UAD blog.uad.ac.id/kartikaf. Teknik Pengolahan Citra Operasi Morfologi Kartika Firdausy - UAD pvisual@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: mengidentifikasi prosedur operasi morfologi menerapkan

Lebih terperinci

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI Marina Gracecia1, ShintaEstriWahyuningrum2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Katolik Soegijapranata 1 esthergracecia@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 GAMBARAN SINGKAT MENGENAI SISTEM PENGENALAN IRIS

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 GAMBARAN SINGKAT MENGENAI SISTEM PENGENALAN IRIS BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 GAMBARAN SINGKAT MENGENAI SISTEM PENGENALAN IRIS Pada masa sekarang ini sering kita jumpai system pengenalan individu melalui organ organ pada tubuh atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemalsuan identitas sering kali menjadi permasalahan utama dalam keamanan data, karena itulah muncul teknik-teknik pengamanan data seperti penggunaan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA

IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA Hal : -29 IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA Asmardi Zalukhu Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan ABSTRAK Deteksi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B Heri Setiawan, Iwan Setyawan, Saptadi Nugroho IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan sistem pendeteksi orang tergeletak mulai dari : pembentukan citra digital, background subtraction, binerisasi, median filtering,

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PREWIT DAN ROBERTS UNTUK KEAKURATAN MENDETEKSI TEPI PADA SEBUAH GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN VB.6

PERBANDINGAN METODE PREWIT DAN ROBERTS UNTUK KEAKURATAN MENDETEKSI TEPI PADA SEBUAH GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN VB.6 PERBANDINGAN METODE PREWIT DAN ROBERTS UNTUK KEAKURATAN MENDETEKSI TEPI PADA SEBUAH GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN VB.6 Siti Mujilahwati 1, Yuliana Melita Pranoto 2 1 Mahasiswa Magister Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

Identifikasi Iris Mata Menggunakan Tapis Gabor Wavelet Dan Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector Quantization (LVQ)

Identifikasi Iris Mata Menggunakan Tapis Gabor Wavelet Dan Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector Quantization (LVQ) ARTIKEL ILMIAH TERPUBLIKASI Identifikasi Iris Mata Menggunakan Tapis Gabor Wavelet Dan Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector Quantization (LVQ) oleh : R. Rizal Isnanto, ST, MM, MT Program Studi Sistem

Lebih terperinci

SEGMENTASI IRIS MATA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HOUGH

SEGMENTASI IRIS MATA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HOUGH SEGMENTASI IRIS MATA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HOUGH Yanuangga G.H.L 1, YulianaMelita, M.Kom 2 MahasiswaPascaSarjanaTeknologiInformatika 1 Dosen Teknologi Informatika 2 STTS Surabaya e-mail: 1 yanuangga_id@yahoo.com,

Lebih terperinci

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan Konvolusi Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Erick Kurniawan erick.kurniawan@gmail.com Filter / Penapis Digunakan untuk proses pengolahan citra: Perbaikan kualitas citra (image enhancement) Penghilangan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN DENGAN DETEKSI TEPI DAN KOEFISIEN KORELASI

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN DENGAN DETEKSI TEPI DAN KOEFISIEN KORELASI IDENTIFIKASI TANDA TANGAN DENGAN DETEKSI TEPI DAN KOEFISIEN KORELASI Harry Santoso Program Studi Teknik Informatika, Unika Soegijapranata Semarang harrysantoso888@gmail.com Abstract Signature is a proof

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebagai tinjauan pustaka, berikut beberapa contoh penelitian yang sudah dilakukan oleh para peneliti yang dapat digunakan sebagai acuan dan

Lebih terperinci

EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN

EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN Ilina Khoirotun Khisan Iskandar *), R. Rizal Isnanto, and Ajub Ajulian Zahra Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN Warsiti Mahasiswi Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Sp. Limun

Lebih terperinci

7.7 Pelembutan Citra (Image Smoothing)

7.7 Pelembutan Citra (Image Smoothing) 7.7 Pelembutan Citra (Image Smoothing) Pelembutan citra (image smoothing) bertujuan untuk menekan gangguan (noise) pada citra. Gangguan tersebut biasanya muncul sebagai akibat dari hasil penerokan yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL Ahmad Yunus Nasution 1, Garuda Ginting 2 1 Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma 2 Dosen Tetap STMIK Budi

Lebih terperinci

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA Yusti Fitriyani Nampira 50408896 Dr. Karmilasari Kanker Latar Belakang Kanker

Lebih terperinci

EKSTRAKSI JALAN SECARA OTOMATIS DENGAN DETEKSI TEPI CANNY PADA FOTO UDARA TESIS OLEH: ANDRI SUPRAYOGI NIM :

EKSTRAKSI JALAN SECARA OTOMATIS DENGAN DETEKSI TEPI CANNY PADA FOTO UDARA TESIS OLEH: ANDRI SUPRAYOGI NIM : EKSTRAKSI JALAN SECARA OTOMATIS DENGAN DETEKSI TEPI CANNY PADA FOTO UDARA (Menggunakan Transformasi Wavelet Untuk Penghalusan Citra ) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Keamanan data pribadi merupakan salah satu hal terpenting bagi setiap orang yang hidup di era dimana Teknologi Informasi (TI) berkembang dengan sangat pesat. Setiap orang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 SISTEM AUTENTIFIKASI DENGAN PENGENALAN IRIS Kent Kadim 0600618004 Yuwanly 0600660795 Abstrak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menginterprestasi sebuah citra untuk memperoleh diskripsi tentang citra tersebut melalui beberapa proses antara lain preprocessing, segmentasi citra, analisis

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Bentuk tubuh manusia adalah sesuatu yang unik dimana setiap orang tidak akan ada yang sama satu sama lain meskipun dia kembar. Perbedaa

1. Pendahuluan Bentuk tubuh manusia adalah sesuatu yang unik dimana setiap orang tidak akan ada yang sama satu sama lain meskipun dia kembar. Perbedaa Implementasi Perhitungan Sudut Rangka Manusia Menggunakan Matlab 7 Nugroho Dian Purnama Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya, 100, Pondok Cina, Depok Telp: (021) 78881112

Lebih terperinci

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson Veronica Lusiana Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email: verolusiana@yahoo.com Abstrak Segmentasi citra sebagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN Rudy Adipranata 1, Liliana 2, Gunawan Iteh Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital 2.1.1 Pengertian Citra Digital Citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y) dimana x dan y merupakan koordinat bidang datar, dan harga fungsi f disetiap

Lebih terperinci

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS PADA MATA MANUSIA BERBASIS IMAGE PROCESSING DENGAN EUCLIDEAN DISTANCE PADA SISTEM MEKANIKAL AUTOMATED OPTICAL INSPECTION (AOI) AHMAD RIFA I RIF AN NRP. 2106 100

Lebih terperinci

PENDETEKSI DAN VERIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE IMAGE DOMAIN SPASIAL. Abstrak

PENDETEKSI DAN VERIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE IMAGE DOMAIN SPASIAL. Abstrak PENDETEKSI DAN VERIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE IMAGE DOMAIN SPASIAL Annisa Hayatunnufus [1], Andrizal,MT [2], Dodon Yendri,M.Kom [3] Jurusan Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas

Lebih terperinci

PENGENALAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN OPERATOR PREWITT

PENGENALAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN OPERATOR PREWITT PENGENALAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN OPERATOR PREWITT SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelas Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

One picture is worth more than ten thousand words

One picture is worth more than ten thousand words Budi Setiyono One picture is worth more than ten thousand words Citra Pengolahan Citra Pengenalan Pola Grafika Komputer Deskripsi/ Informasi Kecerdasan Buatan 14/03/2013 PERTEMUAN KE-1 3 Image Processing

Lebih terperinci