Bab III Analisis Investasi Teknologi Informasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab III Analisis Investasi Teknologi Informasi"

Transkripsi

1 Bab III Analisis Investasi Teknologi Informasi III.1 Profil Politeknik Caltex Riau Politeknik Caltex Riau (PCR) adalah satu-satunya Politeknik di kawasan Provinsi Riau yang berkedudukan di Pekanbaru. Politeknik ini didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 40/D/O/2001 tertanggal 5 Juni 2001 yang saat ini mempunyai 8 program studi. Pada awal berdirinya Politeknik Caltex Riau mempunyai 3 program studi Diploma 3, kemudian dengan perkembangan wilayah, dunia kerja, industri dan masyarakat maka saat ini berkembang menjadi 8 program studi yang terdiri dari 5 program Studi Diploma 3 (Teknik Komputer, Teknik Elektronika, Teknik Telekomunikasi, Teknik Mekatronika dan Akutansi) dan 3 Program Studi Diploma 4 (Teknik Informatika, Teknik Sistem Informasi dan Teknik Elektronika Telekomunikasi). Program Studi Diploma 4 disebut juga dengan Program Sarjana Profesional dan memiliki gelar sebutan Sarjana Sain Terapan (S.ST). Politeknik Caltex Riau selalu berusaha untuk selalu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk selalu meningkatkan dharma baktinya kepada masyarakat industri maupun masyarakat awam pada umumnya. Dharma bakti ini terangkum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Agar pelaksanaan Tri Dharma berjalan seperti yang diharapkan, dibawah ini beberapa upaya konkret yang akan dilakukan: a. Menumbuhkan motivasi kerja untuk semua unsur mendukung unit-unit yang ada di Politeknik Caltex Riau. b. Menciptakan suasana akademik yang mencerminkan komitmen untuk menjalankan tugas sesuai fungsinya. c. Mengupayakan kesinambungan program kerja dengan mencari dukungan dana diluar dana SPP. d. Selalu mengupayakan pengembangan sistem pendidikan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengakses sistem pendidikan di Politeknik Caltex Riau. e. Selalu mengupayakan efisiensi kinerja dalam pelaksanaan Tri Dharma. 31

2 32 f. Selalu mengupayakan relevansi kandungan sistem pendidikan di Politeknik Caltex Riau dengan dunia industri. III.2 Visi, Misi, dan Tujuan Politeknik Caltex Riau Politeknik Caltex Riau sebagai penyelenggara pendidikan memiliki visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai, yaitu : 1. Visi: Diakui sebagai Politeknik Unggulan yang Dapat Bersaing Secara Global. 2. Misi: a. Menyelenggarakan Sistem Pendidikan Profesional yang menghasilkan Sumber Daya Manusia, Barang dan Jasa yang berkualitas. b. Menghasilkan lulusan yang profesional/terampil dan ahli di bidangnya, berpikir terbuka (open minded) serta siap bersaing di pasar global berdasarkan kompetensi dunia industri pada tingkat nasional maupun internasional dengan menyediakan sebuah lingkungan belajar yang baik bagi mahasiswa. c. Ikut berperan aktif dalam pengembangan asosiasi profesi yang menunjang kelancaran hubungan institusional dengan masyarakat industri. d. Mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai etika, moral agama dan moral akademis. e. Mengembangkan riset terapan untuk melayani kebutuhan industri yang meliputi kebutuhan sumber daya manusia, konsultasi teknis dan penelitian 3. Tujuan Politeknik a. Membuka dan menyelenggarakan program studi yang berbasis kepada kebutuhan tenaga ahli madya profesional (Diploma III) dan Sarjana profesional (Diploma IV) khususnya pada industri-industri di Indonesia. b. Mempersiapkan lulusan Politeknik yang mampu bekerja sesuai dengan program studinya secara mandiri, maupun di bawah pengawasan dan bimbingan serta mempunyai tanggung jawab manajerial.

3 33 Dengan memperhatikan Visi dan Misi, maka tujuan dan sasaran yang akan diraih dalam periode 5 tahun mendatang yang dimulai sejak tahun 2007 (periode ) adalah sebagai berikut: a) Mengembangkan komitmen akademik 1. Mensosialisasikan visi, misi, nilai, etika, tingkah laku, dan moral akademik Politeknik Caltex Riau melalui beberapa aktivitas seperti seminar, diskusi dan pelatihan. 2. Mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif untuk melayani para pengajar (dosen) dan staf administrasi agar bekerja secara nyaman dan menyenangkan, serta menyediakan sarana dan prasarana kerja yang memadai. 3. Memperbaiki kesejahteraan para pengajar (dosen) dan staf administrasi secara berkelanjutan dengan cara yang sistematik, yang berdasarkan prestasi kerja serta melalui proyek-proyek penelitian bersama dan kerjasama dengan pihak industri. b) Mengembangkan pendidikan yang berkualitas dan relevan 1. Untuk mampu bersaing dalam persaingan global, maka sebelum tahun 2011 ditargetkan sebagian besar proses perkuliahan dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. 2. Mengembangkan pendidikan yang berkualitas dan relevan melalui pengembangan proses belajar mengajar, pengembangan bahan ajar termasuk bahan ajar berbasis web (web based teaching aid material) dan buku-buku rujukan. 3. Melengkapi laboratorium dan bengkel dengan peralatan praktikum yang terbaru dengan jumlah yang mencukupi sesuai dengan jumlah mahasiswa. 4. Meningkatkan kompetensi mahasiswa di bidang teknologi informasi, sebagai kompetensi tambahan. 5. Mengembangkan kualitas kesejahteraan mahasiswa dengan menyediakan sarana komprehensif bagi perkembangan kemampuan pribadi dan sosial seperti nilai-nilai etika dan moral akademik, minat dan bakat, enterpreneurship, organisasi kemahasiswaan, aktivitas masyarakat.

4 34 c) Mengembangkan kemampuan penelitian dan pelayanan masyarakat 1. Mengembangkan sarana dan prasarana penelitian seperti sambungan internet, jurnal ilmiah, dan buku-buku teks terbaru. 2. Mengembangkan peran laboratorium sebagai pusat penelitian untuk minat/ bidang- bidang tertentu. 3. Mengembangkan lingkungan bagi aktivitas penelitian melalui diskusi internal terjadwal, mendirikan grup riset yang berbasis pada ketertarikan dan keahlian. 4. Mengembangkan penelitian terapan yang berorientasi pada hasil akhir (end product) yang memiliki nilai tambah ekonomis secara mandiri atau bekerjasama (berkolaborasi) dengan industri, pemerintah atau lembaga lainnya di tingkat nasional dan bahkan dimungkinkan di tingkat internasional. 5. Mendorong jumlah dan kualitas publikasi ilmiah, baik tingkat nasional maupun internasional 6. Memperdayakan Lembaga penelitian dan pengabdian pada masyarakat (LP2M) agar lebih mampu mengelola persoalan penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan melengkapi dengan personal yang memiliki kemampuan dan peralatan yang layak. 7. Pemberdayaan Politeknik Caltex Riau sebagai penyelenggara pelatihan industri yang berbasis kompetensi dan bersertifikat. d) Mengembangkan Manajemen dan Organisasi 1. Mengembangkan sistem manajemen yang transparan. 2. Meningkatkan efisiensi dalam pemakaian sumber daya (listrik, air dan telepon) yang terus ditingkatkan melalui on-line monitoring yang berbasis teknologi informasi. 3. Mengembangkan manajemen pendidikan dan organisasi termasuk pengelolaan jurusan, laboratorium dan unit lainnya, melalui seminar, pertemuan dan workshop. 4. Mengembangkan sistem jaminan kualitas (Quality Assurance) terutama dalam proses penyelenggaraan dan hasil pendidikan berbasis ISO 9001:2000.

5 35 5. Mengembangkan sistem pengambilan keputusan atau DSS (Decision Support System) dalam hal jenjang karir staf, sistem informasi perpustakaan, distribusi risalah keputusan dan manajemen suku cadang. Pengembangan DSS tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi manajemen. 6. Mengupayakan adanya industrial board untuk mengelola jalur komunikasi antara Politeknik Caltex Riau dan pihak industri; dan dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum, penelitian bersama, kesempatan kerja mahasiswa dan kerjasama lainnya. 7. Mengembangkan sistem evaluasi diri secara berkala untuk pengembangan sistem Politeknik Caltex Riau dan untuk kepentingan akreditasi nasional. 8. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi internal management. 9. Menumbuhkan motivasi dan mekanisme kerja yang baik (terus menerus mengajak bekerja dengan baik & selalu memotivasi). e) Mengembangkan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia 1. Menambah jumlah dosen, asisten, teknisi dan staf administrasi, sesuai dengan kebutuhan untuk kelancaran proses belajar mengajar 2. Meningkatkan kemampuan berbahasa inggris para staf pengajar agar siap melaksanakan perkuliahan dengan menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar. 3. Meningkatkan kualitas dosen melalui studi lanjut (S2 dan S3) sesuai bidang keahliannya, pelatihan, seminar dan workshop. 4. Mengembangkan kualitas staf administrasi melalui studi lanjut atau pelatihan yang sesuai dengan bidang yang langsung terkait dengan tugas. 5. Meningkatkan ketepatan kenaikan jabatan fungsional dosen melalui perencanaan karir terpadu

6 36 III.3 Struktur Organisasi Struktur organisasi saat ini Gambar III.1 Struktur organisasi Politeknik Caltex Riau

7 37 III.4 Analisis Penilaian Investasi Teknologi Informasi Penilaian investasi teknologi informasi di Politeknik Caltex dengan tahapan seperti yang tergambar dalam Gambar III.2 Riau dilakukan 1 Pengidentifikasian proses-proses Val IT yang telah dilakukan 2 Analisis perencanaan investasi dengan business case 3 Analisis kematangan proses-proses Val IT Gambar III.2 Tahapan penilaian investasi TI 1. Mengidentifikasian proses-proses Val IT untuk melihat sejauh mana proses telah ada dan pelaksanaannya. Pengidentifikasi dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pimpinan dan tim puskom yang ada di Politeknik Caltex Riau. Kuesioner yang lebih lengkap terlampir dalam Lampiran A. 2. Menganalisis perencanaann investasi menggunakan konsep business case dengan mengambil contoh perencanaan investasii e-learning yang dilakukan oleh Politeknikk Caltex Riau pada awal periode 2008/2009. Hasil analisis ini akan menggambarkan alasan untuk dapat menolak atau menerima sebuah investasi 3. Menganalisis tingkat kematangan pelaksanaan proses-proseketiga domain proses Val IT Val IT berdasarkan panduan matrik kematangan untuk yang terlampirr dalam Lampiran C. Hasil analisis ini akan menunjukan langkah-langkah perbaikan yang perlu diperhatikan sehingga tingkat kematangan semakin baik.

8 38 III.4.1 Identifikasi Proses-proses Val IT Proses pelaksanaan analisis investasi teknologi informasi yang ada di Politeknik Caltex Riau dilakukan dengan mengidentifikasi terlebih dahulu proses-proses Val IT yang harus ada. Berdasarkan hasil survey kuesioner menjelaskan ada atau tidak adanya proses Val IT tersebut. Hasil kuesioner yang dilakukan pada Politeknik Caltex Riau dilakukan berdasarkan jawaban YA atau TIDAK yang kemudian dipersentesekan serta dilihat performanya jika ada. Kuesioner ini diberikan kepada 18 orang pegawai Politeknik Caltex Riau, seperti yang tercantum dalam Tabel III.1 dan Tabel III.2. Berdasarkan persentase jawaban YA atau TIDAK dapat diambil kesimpulan apakan sebuah proses Val IT telah dilakukan. Jika jawaban YA > (lebih besar dari) 50 % dinyatakan bahwa proses Val IT tersebut sudah dilakukan. Jika proses belum dilakukan maka akan diusulkan langkah-langkah pelaksanaannya, namun jika proses telah dilakukan akan dilihat kinerjanya dengan penilaian tertinggi dari pernyataan Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang Baik, Ragu-ragu, atau Tidak Dapat Diterapkan akan diambil sebagai kesimpulan serta akan diberikan langkahlangkah perbaikan yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan kinerja proses tersebut. Tabel III.1 Data responden per unit organisasi No Unit Organisasi Jumlah Responden 1. Pengurus Yayasan Politeknik Caltex Riau 1 (PCR) 2. Pimpinan Politeknik Caltex Riau (PCR) 17 Total 18 Untuk data responden yang lebih lengkap dapat dilihat pada tabel III.2

9 39 Tabel III.2 Data lengkap responden No Jabatan Unit Organisasi Jumlah Responden 1 Sekretaris Yayasan PCR Yayasan PCR 1 2 Wakil Direktur PCR 1 3 Asisten Direktur PCR 4 4 Kepala program studi PCR 5 5 Kepala Rumah Tangga PCR 1 6 Kepala BAAK PCR 1 7 Kepala Pusat Komputer PCR 1 8 Anggota Tim Puskom PCR 4 Total 18 Untuk bentuk kuesioner yang disebarkan dapat dilihat pada Lampiran A dan rekapitulasi hasil kuesioner dapat dilihat pada lampiran B. III Pengidentifikasian Value Governance (VG) Tujuan dan sasaran Value Governance adalah untuk dapat mengoptimalkan nilai dari sebuah investasi berbasis TI. Hasil pengidentifikasi proses Value Governance berdasarkan kuesioner yang ada pada lampiran A dapat dilihat pada Tabel III.3 Dari Tabel III.3 sebagai contoh adalah proses VG3 yaitu mendefinisikan karakteristik portofolio di Politeknik Caltex Riau belum ada, karena 49% responden menyatakan TIDAK atau belum dilaksanakannya proses tersebut. Contoh lain proses VG5 yaitu Proses membangun monitoring tata kelola yang efektif sudah ada (67% responden menyatakan YA) dengan performa dari proses ini Cukup (75% responden menyatakan Cukup). Untuk lebih lengkapnya hasil rekapitulasi kuesioner dapat dilihat pada Lampiran B.

10 Tabel III.3 Hasil pengidentifikasian proses value governance No Proses Eksistensi Performa VG1 Memastikan sudah diinformasikan dan dilaksanakannya kepemimpinan Ya Baik 1 Apakah semua pimpinan institusi sudah mempunyai pemahaman tentang isu Teknologi Informasi (TI) yang strategis, seperti ketergantungan pada TI, pemahaman akan teknologi dan kemampuannya, serta pemahaman Ya Baik mengenai dampak potensial bagi strategi bisnis institusi? 2 Apakah aturan atau tata cara pelaporan dari Pusat Komputer (PUSKOM) sudah sejalan dengan pentingnya TI bagi Politeknik Caltex Riau? Ya Baik 3 Apakah dilakukan diskusi secara rutin antara pimpinan tentang perubahan bisnis yang disebabkan teknologi saat ini atau teknologi yang baru dan terdapat tanggung jawab yang jelas di masing-masing pimpinan? Ya Baik 4 Apakah hal - hal yang merupakan nilai bagi institusi telah dipahami dan dikomunikasikan pada seluruh komponen institusi? Ya Baik 5 Apakah strategi institusi dan strategi TI sudah terintegrasi dan telah dapat menghubungkan institusi, konsep bisnis, dan tujuan TI dengan jelas serta telah dikomunikasikan secara luas dan selalu diperbaharui dengan rutin? VG2 Mendefinisikan dan mengimplementasikan proses-proses Ya Cukup 6 Apakah kerangka tata kelola yang konsisten dan prinsip kontrolnya telah didefinisikan dengan konsisten? 40 Ya Kurang Baik 7 Apakah dilakukan penilaian terhadap proses yang ada saat ini, dalam usaha mengindentifikasikan perbaikan dan perubahan yang diperlukan? Ya Baik 8 Apakah prioritas investasi TI dilakukan dalam kerangka keseluruhan perencanaan di institusi PCR? Ya Baik 9 Apakah telah dilakukan pendefinisian, pengimplementasian yang secara konsisten dari tujuan dan metrik prosesproses yang strategik bagi institusi PCR? Ya Cukup Apakah telah dilakukan pendefinisian, pengimplementasian, dan komunikasi atas peran, tanggungjawab dan 10 akuntanbilitas bagi semua personel di institusi PCR dalam hubungannya dengan portofolio dari program investasi Ya Cukup bisnis; dan layanan, aset dan sumber daya TI sehingga memungkinkan peran dan tanggungjawab ditetapkan?

11 Tabel III.3 Hasil pengidentifikasian proses value governance (Lanjutan) No Proses Eksistensi Performa 11 Apakah telah terdapat struktur organisasi yang jelas dan yang memiliki kordinasi dan komunikasi yang optimal dengan seluruh stakeholder dan fungsi bisnis lainnya? VG3 Mendefinisikan karakteristik portofolio Tidak 12 Apakah institusi PCR telah memiliki portofolio investasi TI dan dikelola sesuainya isinya? Ya Kurang Baik 13 Apakah telah dilakukan pengelompokan atau pengkategorian investasi dalam portofolio? Ya Kurang Baik 14 Apakah sudah dibuat dan dikomunikasikan kriteria evaluasi untuk setiap kategori yang dilakukan? Tidak 15 Apakah telah ditetapkan bobot untuk setiap kriteria yang dilakukan? Tidak 16 Apakah telah didefinisikan persyaratan awal dan detail untuk setiap kategori yang dilakukan? Tidak VG4 Keselarasan dan integrasi manajemen nilai dengan perencanaan keuangan institusi 17 Apakah telah dilakukan pembuatan anggaran secara keseluruhan (investasi dan operasional bisnis) dan pelaksanaan yang tepat untuk tiap periode akademik? Ya Baik 18 Apakah dilakukan analisis dampak anggaran yang dikeluarkan bagi institusi PCR dengan pelaksanaan sebenarnya? 19 Apakah perubahan anggaran dilakukan dengan prioritas investasi TI? Ya Kurang Baik 20 Apakah perencanaan investasi dilakukan dengan melihat perencanaan investasi TI yang telah ada sebelumnya? Ya Baik VG5 Membangun monitoring tata kelola yang efektif 21 Apakah ada metrik antara aktivitas dan ukuran kinerja yang telah disetujui oleh pimpinan institusi PCR? Ya Kurang Baik 22 Apakah proses pengumpulan data untuk pengawasan tata kelola dilakukan secara tepat dan efektif? 23 Apakah telah didefinisikan teknik dan metoda pelaporan yang dapat memberikan gambaran yang jelas bagi pimpinan dan Yayasan PCR? 24 Apakah telah dilakukan indentifikasi dan pengawasan atas aksi-aski yang dilakukan manajemen/pelaksana PCR? VG6 Peningkatan praktek manajemen nilai yang terus menerus 25 Apakah telah dilakukan peningkatan manajemen nilai dari proses pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya? 41 Ya Baik

12 42 III Pengidentifikasian Portfolio Management (PM) Tujuan dan sasaran Portfolio Management (PM) dalam kerangka Val IT adalah untuk memastikan bahwa perusahaan aman atau memiliki kepastian dalam mengoptimalkan nilai investasi TI dalam portofolionya. Hasil pengidentifikasi proses Portfolio Management berdasarkan kuesioner yang ada pada lampiran A dapat dilihat pada tabel III.4 berikut ini: Berdasarkan Tabel III.4 untuk proses PM1 Membangun arahan strategik dan menggabung target investasi, telah dilakukan di Politeknik Caltex Riau dikarenakan data menunjukkan 81% responden menyatakan YA, akan tetapi performa proses ini Cukup (75% responden menyatakan Cukup). Hasil rekapitulasi kuesioner lengkap dapat dilihat pada Lampiran B. 42

13 Tabel III.4 Hasil pengidentifikasian proses portfolio management No Proses Eksistensi Performa PM1 Membangun arahan strategik dan menggabung target investasi 26 Apakah telah dilakukan keselarasan antara strategi bisnis dan peran TI di Institusi? 27 Apakah terdapat pemahaman yang sama tentang peran TI oleh bisnis dan fungsi TI dan apakah hal ini telah dikomunikasikan secara luas? 28 Apakah alokasi pendanaan investasi TI telah selaras dengan arah strategis institusi baik secara finansial, non finansial dan resikonya? Ya Baik 29 Apakah strategi dan tujuan bisnis sudah diterjemahkan dalam strategi dan tujuan TI? PM2 Menentukan ketersediaan dan sumber dana Ya Baik 30 Apakah telah ditetapkan prosedur pendanaan investasi? Ya Baik PM3 Mengelola ketersediaan sumber daya manusia 31 Apakah sudah ada perhatian tentang ketersediaan sumber daya manusia untuk bisnis institusi? Ya Baik 32 Apakah dilakukan analisis kebutuhan SDM untuk bisnis institusi saat ini dan masa depan? Ya Baik 33 Apakah terdapat strategi untuk mengatasi kekurangan ataupun kelebihan SDM bisnis? Ya Baik 34 Apakah telah dilakukan perencanaan SDM bilamana terjadi perubahan bisnis institusi? 35 Apakah dilakukan pengawasan, perbaikan dan penentapan ulang proses pengalokasian SDM untuk fungsi bisnis? 36 Apakah sudah ada perhatian tentang ketersediaan sumber daya manusia untuk fungsi TI di institusi? Ya Baik 37 Apakah dilakukan analisis kebutuhan SDM untuk tim TI pada institusi saat ini dan masa depan? 38 Apakah terdapat strategi untuk mengatasi kekurangan ataupun kelebihan SDM TI? 39 Apakah telah dilakukan perencanaan SDM bilamana terjadi perubahan program investasi TI oleh Kurang Ya institusi? Baik 43

14 Tabel III.4 Hasil pengidentifikasian proses portfolio management (Lanjutan) No Proses Eksistensi Performa 40 Apakah dilakukan pengawasan, perbaikan dan penentapan ulang proses pengalokasian SDM untuk fungsi TI? PM4 Mengevaluasi dan memilih program yang akan didanai Ya Baik Apakah dilakukan evaluasi dan penilaian pada business care program investasi dengan 41 memperhatikan kemanfaatannya baik secara finansial dan nonfinasial dan resiko yang akan dihasilkan? 42 Apakah dilakukan analisis dampak investasi terhadap portfolio institusi secara keseluruhan? 43 Apakah alasan keputusan investasi yang dilakukan dikomunikasikan kepada pihak yayasan atau pemberi dana? Ya Sangat Baik 44 Apakah telah ditentukan ambang batas dan alokasi dana untuk setiap program yang telah dipilih? Ya Baik 45 Apakah telah ditetapkan target bisnis, ramalan, anggaran dan jika diperlukan kontrol yang sesuai untuk menggambarkan pengeluaran yang dilakukan dan manfaat bisnis yang dapat direalisasikan oleh program? Ya Baik PM5 Memonitor dan melaporkan kinerja portfolio investasi Ya Baik 46 Apakah kinerja portfolio investasi dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan institusi dan yayasan, sehingga dapat memberikan gambaran tingkat pencapaian yang telah dilakukan? Ya Baik PM6 Mengoptimalkan kinerja portfolio investasi 47 Apakah telah dilakukan peninjauan kembali portfolio untuk menghindari duplikasi program investasi? 48 Apakah dilakukan prioritas dan evaluasi ulang portfolio investasi jika terjadi perubahan kebutuhan maupun strategi bisnis institusi? 44

15 45 III Pengidentifikasian Investment Management (IM) Tujuan dan sasaran Investment Management (IM) untuk memastikan bahwa setiap investasi dari perusahaan dapat mengoptimalkan nilainya. Hasil pengidentifikasi proses Investment Management berdasarkan kuesioner yang ada pada lampiran B dapat dilihat pada Tabel III.5. Berdasarkan Tabel III.5 untuk proses IM1: Membangun dan mengevaluasi konsep program inisialisasi business case, telah dilakukan di Politeknik Caltex Riau dikarenakan data menunjukkan 93% responden menyatakan YA, akan tetapi performa proses ini Cukup (67% responden menyatakan Cukup). Hasil rekapitulasi kuesioner lengkap dapat dilihat pada Lampiran B. 45

16 Tabel III.5 Hasil pengidentifikasian proses investment management No Proses Eksistensi Performa IM1 Membangun dan mengevaluasi konsep program inisialisasi business case 49 Apakah telah dilakukan klarifikasi dan analisis peluang dari program investasi yang akan dilakukan? 50 Apakah telah dideskripsikan hasil bisnis yang mungkin dapat dikontribusi dengan program potensial, bentuk dari kontribusi program dan bagaimana kontribusi tersebut dapat diukur? 51 Apakah keuntungan finansial dan non-finansial dan biaya-biaya yang diperlukan selama siklus ekonomis dari program investasi telah diperkirakan? Ya Baik IM2 Memahami program kandidat dan pilihan implementasi 52 Apakah telah digunakan metoda - metoda dan teknik-teknik yang tepat dan melibatkan semua stakeholder kunci dalam membangun dan mendefinisikan hasil bisnis yang diharapkan dari program kandidit yang dipilih? 53 Apakah telah dilakukan analisis alternatif dengan menilai manfaat, resiko, biaya dan waktu yang dibutuhkan, untuk dapat memberikan outcome yang diharapkan? IM3 Membangun perencanaan program 54 Apakah telah dilakukan pendefinisian dan pendokumentasian semua proyek, termasuk hal yang diperlukan untuk membawa perubahan, imagenya, produk dan layanan, proses bisnis, kemampuan dan jumlah orang, relasi dengan stakeholder, customer, supplier dan yang lain; teknologi yang diperlukan dan restruktur organisasi proyek yang diperlukan untuk mencapai hasil bisnis yang diharapkan program? IM4 Membangun daur hidup biaya dan manfaat Ya Kurang Baik 55 Apakah telah disiapkan sebuah anggaran program yang mengambarkan daur hidup biaya dan manfaat dan manfaat finansial dan non-finansial yang sesuai? Ya Kurang Baik 56 Apakah untuk setiap keluaran/hasil utama,telah dilakukan identifikasi dan dokumentasi basis saat ini dan target kinerja yang akan dicapai; metoda untuk mengukur setiap hasil; identifikasi dan akuntabilitas yang dapat diterima untuk mencapai hasil; jadwal penyampaian yang diharapkan; dan pengawasan proses, yang termasuk dalam daftar manfaat, termasuk juga Ya Kurang Baik penjelasan resiko yang mengancam pencapaian setiap hasil? 57 Apakah telah dilakukan peninjauan ulang dan konsultasi dengan semua stakeholder dan mendapatkan persetujuan mereka tentang biaya dan manfaat yang dapat diterima? Tidak IM5 Membangun secara lengkap kandidat business case program. 46

17 Tabel III.5 Hasil pengidentifikasian proses investment management (Lanjutan) No Proses Eksistensi Performa 58 Apakah telah dibuat business case yang lengkap untuk setiap program kandidat? 59 Apakah telah ditetapkan akuntabilitas dan kepemilikan yang jelas. Akuntabilitas untuk mencapai manfaat, mengontrol biaya, mengelola resiko dan koordinasi aktivitas dan interdependensi banyak proyek harus jelas dan dimonitor? Ya Kurang Baik 60 Apakah telah dilakukan ulang yang tepat terhadap business case dan mendapatkan persetujuan aspek teknikal dari CIO dan Yayasan PCR sebagai sponsor bisnis? IM6 Mengadakan dan mengelola program Ya Baik 61 Apakah telah dilakukan perencanaa pengelolaan program, pengadaan sumber daya dan kebutuhan program untuk dapat memberikan hasil yang diharapkan? Ya Baik 62 Apakah pengelola program telah dilaksanakan sesuai kriteria utama (contoh: lingkup, jadwal, kualitas, realisasi manfaat, biaya dan resiko), mengidentifikasi penyimpangan dari rencana dan mengambil aksi pengulangan yang diperlukan? 63 Apakah telah dilakukan pengawasan terhadap penyimpngan dari rencana dan dilakukan tindakan perbaikan tepat waktu? Ya Baik IM7 Mengupdate portfolio operasional TI Tidak 64 Apakah telah dilakukan pembaharuan isi portfolio operasional TI? Tidak IM8 Memperbaharui business case Ya Kurang Baik 65 Apakah telah dilakukan pembaharuan business case untuk dapat mencerminkan status program saat ini. Apakah perubahan dilakukan saat dikaji ulang, ketika terjadi perubahan material termasuk jika terjadi perubahan resiko yang dapat diterima? Ya Kurang Baik IM9 Pengawasan dan laporan program Ya Baik 66 Apakah telah dilakukan pengawasan terhadap kinerja program dan proyek termasuk kontribusinya pada fungsi bisnis dan TI? Ya Baik 67 Apakah telah dilakukan pelaporan terhadap kinerja bisnis, perubahan yang dilakukan dan realisasi manfaat kepada pimpinan institusi dan Yayasan PCR? Ya Baik 68 Apakah telah dilakukan pengawasan dan laporan kinerja operasional (penyampaian layanan) termasuk layanan TI, aset dan sumber daya yang diciptakan atau diubah sebagai hasil dari program investasi dan ketika telah dan sedang menjadi operasional, dan melaporkan kepada yayasan PCR dan pimpinan institusi secara tepat waktu, lengkap dan bentuk akurat? IM10 Penghentian program 69 Apakah penghentian program dari portfolio investasi yang aktif ketika semua proyek dalam program telah lengkap dan terdapat persetujuan dari Yayasan dan 47

18 48 III.4.1 Analisis Perencanaan Investasi Menggunakan Konsep Business Case Berdasarkan analisis proses Val IT yang dilakukan, tahapan selanjutnya yang akan dilakukan adalah membuat business case yang dapat menggambarkan perencanaan investasi TI yang akan dilakukan. Berdasarkan survey dan wawancara yang telah dilakukan, pihak Politeknik Caltex Riau merencanakan untuk melakukan investasi e-learning sebagai wujud dari tujuan Politeknik Caltex Riau untuk mengembangkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan ajar termasuk bahan ajar berbasis web (web based teaching aid material). Berdasarkan langkah-langkah yang telah dijelaskan pada Bab II.8.2 dapat dilakukan analisis untuk setiap tahapan pengembangan business case e-learning. Langkah 1: Membangun lembar fakta-fakta dengan semua data yang relevan diikuti dengan analisis mengenai data. Data-data yang dibutuhkan diambil dengan melakukan survey dan wawancara dengan pihak-pihak yang akan terlibat dengan pelaksanaan e-learning yang akan dibangun. Data-data tersebut berkaitan dengan perencanaan investasi TI secara keseluruhan di Politeknik Caltex Riau, konsep e-learning yang akan dipilih, sasaran e-learning dibangun serta prasarana investasi TI yang tersedia. Langkah 2: Analisis Keselarasan Keselarasan yang relevan dalam hubungannya dengan investasi pengembangan e- learning. A. Memastikan pengembangan e-learning mendukung sasaran bisnis institusi. Analisis penyesuaian terhadap sasaran strategis ini dilihat dalam tiga jenis kontribusi. a. Kontribusi terhadap sasaran dan prioritas organisasi saat ini. Pengembangan e-learning yang dilakukan untuk mendukung Rencana Pengembangan Politeknik Caltex Riau. Hasil analisis setiap sasaran dapat dilihat dalam Tabel III.6.

19 49 Tabel III.6 Analisis keselarasan dengan tujuan dan sasaran strategis No Tujuan dan sasaran strategis Hasil analisis 1 Mengembangkan Komitmen Akademik 2 Mengembangkan Pendidikan yang Berkualitas dan Relevan 3 Mengembangkan Kemampuan Penelitian dan Pelayanan Masyarakat 4 Mengembangkan Manajemen dan Organisasi 5 Mengembangkan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia Dengan adanya e-learning diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dengan memberikan kesempatan untuk berbagi ilmu pengetahuan dan mempermudah pegawai dalam memberikan pelayanan dalam pendidikan, diskusi dan pelatihan bagi civitas akademika. Dengan adanya e-learning diharapkan pengembangkan pendidikan yang berkualitas dan relevan dapat dicapai, melalui pengembangan proses belajar mengajar, pengembangan bahan ajar termasuk bahan ajar berbasis web (web based teaching aid material) Dengan adanya e-learning diharapkan kemampuan penelitian para pengajar dapat dibagi dan ditularkan dengan sesama pengajar, juga bagi mahasiswa. Dengan adanya e-learning diharapkan pengembangan manajemen pengetahuan bagi organisasi dapat dibangun lebih cepat. Dengan adanya e-learning diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran bersama materi perkuliahan sehingga perbaikan yang akan dilakukan sejalan dengan materiyang telah ada sebelumnya. b. Kontribusi terhadap sasaran perusahan/organisasi induk atau dalam kontek yang lebih besar dimana organisasi tersebut beroperasi. Analisis akan hal ini tidak dapat dilakukan karena Politeknik Caltex Riau tidak memiliki organisasi induk ataupun menginduk pada organisasi lain. c. Kontribusi dalam usaha pencapaian visi dan misi organisasi. Salah satu misi dari Politeknik Caltex Riau adalah untuk menghasilkan lulusan yang

20 50 profesional/terampil dan ahli di bidangnya, berpikir terbuka (open minded) serta siap bersaing di pasar global berdasarkan kompetensi dunia industri pada tingkat nasional maupun internasional dengan menyediakan sebuah lingkungan belajar yang baik bagi mahasiswa. Dengan pengembangan e-learning diharapkan memberikan sebuah kesempatan bagi para mahasiswa dan pengajar sebuah lingkungan pendidikan yang baik dan menggunakan teknologi terkini. B. Memastikan bahwa investasi yang berhubungan dengan TI telah sesuai dengan arsitektur institusi Politeknik Caltex Riau. Analisis terhadap hubungan investasi e-learning dengan arsitektur institusi yaitu bahwa pengembangan e-learning merupakan bagian dari dari rencana pengembangan Sistem Informasi Perpustakaan. Selain itu dengan dilakukannya pengembangan e-learning ini berarti pemanfaatan infrastruktur TI yang telah ada menjadi lebih maksimal. Hal lain yang akan tercapai yaitu terjadi hubungan antara komponen dalam organisasi, termasuk proses, orang dan teknologi, untuk bekerjasama dalam menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di dunia global. Langkah 3: Analisis manfaat finansial Analisis manfaat finansial lengkap tidak dapat dilakukan karena Politeknik Caltex Riau adalah perguruan tinggi yang tidak berorientasi pada keuntungan finansial dalam melakukan investasi teknologi informasi. Analisis manfaat finansial yang dapat dilakukan adalah melihat apakah terjadi dampak finansial pada proses bisnis lainnya, antara lain dengan adanya pengurangan biaya operasional perkuliahan dikarenakan terjadi pengurangan penggunaan dana fotocopy. Hal ini disebabkan bahan dapat langsung diambil dalam sistem e-learning. Langkah 4: Analisis manfaat non-finansial Beberapa hal yang menjadi keuntungan non-finansial dengan dilakukannya pengembangan e-learning antara lain:

21 51 1. Dosen lebih mudah untuk memberikan pembelajaran yang terbaru (up to date), baik dalam pemberian materi perkuliahan, forum diskusi, atau pun evaluasi untuk mahasiswa. 2. Mahasiswa dapat menemukan dan mempelajari materi-materi perkuliahan yang diberikan dosen secara berulang-ulang sehingga dapat memantapkan penguasaan terhadap materi yang diberikan. 3. Dosen atau mahasiswa dapat saling bertukar informasi sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Pengembangan e-learning portal dapat memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk bertanya atau berpendapat tanpa harus malu, ragu, bahkan bisa dilakukan setiap saat tanpa menunggu jadwal perkuliahan berlangsung. 4. Interaksi antara dosen dengan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif, efisien, cepat, dan tanpa batasan waktu dan tempat. 5. Mahasiswa dapat belajar mandiri dengan tuntunan dosen melalui website. 6. Dapat melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran di lembaga pendidikan. 7. Mengurangi penggunaan kertas dalam operasional pembelajaran. Langkah 5: Analisis resiko Analisis resiko yan dilakukan terdiri atas 2 aspek yaitu: a. Delivery risk: Resiko yang tidak tersampaikannya kemampuan bisnis, proses bisnis, manusia, teknologi dan proyek organisasi yang diperlukan. Hasil analisis: a. Kualitas dari program dan rencana proyek (kelengkapan dan kelayakan). Tidak beresiko karena pengembangan e-learning dilakukan oleh Tim Pusat Komputer sebagai bagian dari pengembangan fasilitas pembelajaran menggunakan komputer dan merupakan bagian dari pengembangan sistem perpustakaan. b. Kejelasan mengenai ruang lingkup Ruang lingkup e-learning yang akan dibangun belum didefinisikan dengan jelas sehingga membawa resiko pada saat

22 52 pengimplementasiannya. Salah satu contoh resiko adalah kurang adanya respon dari user pada saat implementasi. c. Teknologi yang tidak terjamin Pengembangan e-learning tidak membawa resiko teknologi karena dibangun atas dasar kepatuhan akan aturan penggunaan teknologi informasi yang telah ditetapkandan digunakan sebelumnya. d. Pemenuhan dan kesesuaian dengan arsitekur dan standar teknologi Tidak beresiko karena pengembangan e-learning yang dilakukan hanya menggunakan fasilitas teknologi yang ada sehingga tidak ada perubahan arsitektur yang mendasar. e. Jangka waktu proyek Pengembangan e-learning yang dilakukan membawa resiko jangka waktu pelaksanaannya karena tidak adanya penjadwalan yang jelas dan konsisten. b. Benefit risk: Resiko mengenai tidak diperolehnya manfaat yang diharapkan. a. Ketidakselarasan dengan kebijakan dan strategi Keselarasan dengan kebijakan dan strategi tidak membawa resiko seperti yang dijelaskan pada Tabel III.6 diatas. b. Ketidakselarasan dengan standar teknik dan arsitektur Keselarasan dengan standar teknik dan arsitektur tidak membawa resiko karena lebih banyak menggunakan teknologi dan fasilitas yang telah ada. c. Kepatuhan akan kebijakan dan aturan keamanan. Resiko yang muncul dalam hubungannya dengan kebijakan dan aturan keamanan tidak muncul jika pengembangan e-learning merupakan bagian dari sistem yang telah ada sebelumnya. d. Kejelasan dan kredibilitas dari hasil bisnis yang diinginkan

23 53 Resiko ini muncul dikarenakan tidak didefinisikan dan tidak konsistennya akan konsep e-learning yang akan dikembangkan, sehingga hasil bisnis yang diharapkan setiap stakeholder berbeda-beda. e. Manfaat bagi proses pembelajaran Bagi proses pembelajaran akan membawa resiko perubahan tata cara pengajaran, dikarenakan adanya konsep e-learning yang tidak terdefinisi dengan baik. Langkah 6: Penaksiran dan optimasi resiko/pengembalian investasi berbasis TI Analisis pengoptimasi resiko/pengembalian investasi berbasis TI menggunakan Tabel III.7 yang berpedoman pada Tabel II.5, sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan pengembangan e-learning dapat dimasukkan dalam prioritas portofolio dengan mempertimbangkan nilai keuntungan non-finansial sebagai nilai cukup berharga dalam mengantikan manfaat dan target finansial. Kualifikasi dari keuntungan non-finansial harus ditingkatkan dan dimaksimalkan. Tabel III.7 Matrik keputusan investasi TI Resiko yang dihitung layak diterima (Langkah 5) Hasil analisis data daftar fakta Apakah target finansial terpenuhi? (Langkah 3) Manfaat nonfinansial yang jelas (Langkah 4) Keselarasan strategik? (Langkah 2) Y N Y Y Keputusan pada level program individual Dimasukkan dalam prioritas portofolio dengan fokus utama pada manfaat non-finansial Langkah 7: Pencatatan terstruktur dari hasil langkah sebelumnya dan dokumentasi business case Analisis langkah ini merupakan pendokumentasian langkah business case dari langkah 2 hingga langkah 6. Langkah 8: Mengkaji ulang business case selama pelaksanaan program, termasuk keseluruhan siklus hidup hasil program. Analisis langkah ini tidak dapat dilakukan karena tahapan pelaksanaan program belum selesai dilakukan.

24 54 III.4.2 Analisis Kematangan Proses-proses Val IT Berdasarkan pada beberapa uraian proses-proses Val IT yang dijelaskan pada subbab III.4.1 sebelumnya, maka untuk menetapkan pilihan strategis dan melihat sejauh mana efektifitas sebuah organisasi dalam menciptakan nilai dilakukan perbandingan benchmarking dengan mengacu pada model kematangan proses (maturity model) yang terdiri atas level 0 hingga level 5, mulai dari belum manajemen proses hingga manajemen proses yang optimal. Model kematangan adalah salah satu kakas dalam melakukan pengevaluasian diri yang sering digunakan. Setiap model kematangan terdiri atas 6 atribut kematangan yaitu: a. Kepedulian dan Komunikasi (Awareness and communication (AC)) b. Tanggung jawab dan akuntabilitas (Responsibility and accountability (RA)) c. Penentuan dan pengukuran pencapaian (Goal setting and measurement (GSM)) d. Kebijakan, standar dan prosedur (Polices, standard and procedure (PSP)) e. Keahlian dan kepakaran (Skill and expertise (SE)) f. Kakas dan otomatisasi (Tools and automation (TA)) Untuk melihat lebih detail model kematangan dan matrik atribut kematangan ketiga domain proses Val IT dapat dilihat dalam Lampiran C. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan maka representasi tingkat untuk setiap level dan atribut kematangan dari proses-proses utama dalam Val IT yang telah dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau dapat dilihat pada Gambar Raising star III.3, III.4, III.5 berikut:

25 55 a. Value Governance (VG) Gambar III.3 Tingkat kematangan proses VG b. Portfolio Management (PM) Gambar III.4 Tingkat kematangan proses PM

26 56 c. Investment Management (IM) Gambar III.5 Tingkat kematangan proses IM III.5 Analisis Proses Investasi TI di Politeknik Caltex Riau Identifikasi proses-proses Val IT telah dilakukan berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada 18 responden, diperoleh bahwa 74 % menyatakan YA untuk domain proses Value Governance dengan performa Cukup, 89% menyatakan YA untuk domain proses Portfolio Management dengan performa Baik, 79% menyatakan YA untuk domain proses Investment Management dengan performa Cukup. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada subbab sebelumnya menunjukkan bahwa proses investasi TI yang dilakukan sudah dilaksanakan namun kinerjanya dinilai masih cukup. Berdasarkan analisis dan survey yang dilakukan proses Value Governance telah dilakukan namun kinerjanya dinilai masih cukup. Hal ini disebabkan karena responden melihat bahwa penginformasian dan komunikasi dalam melaksanakan kepemimpinan telah dilakukan dengan baik, namun belum dilakukannya pendefinisian karateristik portofolio dan pendefinisian proses serta pelaksanaan proses masih dilakukan atas dasar individual dan ad hoc. Pendefinisian

27 57 karateristik portofolio yang belum dilakukan membuat investasi TI yang telah dinyatakan dalam portofolio tidak dapat memberikan nilai yang maksimal dan lebih merupakan keputusan pimpinan secara sepihak (top-down). Kondisi ini juga didukung masih belum baiknya proses keselarasan dan integrasi manajemen nilai dengan perencanaan keuangan, belum ditetapkan ukuran untuk pengontrolan dan pengawasan sehingga pembelajaran yang diperoleh belum maksimal. Berdasarkan analisis dan survey yang dilakukan proses Portfolio Management telah dilakukan dan kinerjanya dinilai baik. Hal ini disebabkan karena telah dilakukan ditetapkan prosedur pendanaan, dilakukannya pengevaluasian dan pemilihan program yang akan didanai serta dilakukannya pelaporan atas kinerja investasi yang dilakukan. Kesemua hal itu masih dilakukan ditingkat fungsi bisnis dan fungsi TI secara yang berbeda dan berfokus hanya kesesuaian dengan pendanaan, sehingga proses keselarasan antara strategi bisnis dan peran TI masih kurang baik. Kondisi ini terlihat bahwa tingkat kematangan untuk proses ini masih berada pada level 1. Berdasarkan analisis dan survey yang dilakukan proses Investment Management telah dilakukan namun kinerjanya masih cukup. Hal ini disebabkan pendefinisian konsep business case yang digunakan masih belum standar dan analisis manfaat, resiko dan biaya dilakukan hanya untuk kebutuhan persetujuan pendanaan namun tidak digunakan untuk melakukan peninjauan ulang kelayakan program selama siklus hidup ekonominya. Hal ini juga terlihat jelas dalam analisis kematangan yang dilakukan, dimana prosedur dan metrik pencapaiannya telah ada namun digunakan untuk beberapa investasi utama serta metrik finansial yang digunakan tidak konsisten dan tidak efektif pengawasannya.

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP

Bab III Analisis Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP Bab III Analisis Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP III.1 Profil Universitas Sangga Buana YPKP Universitas Sangga Buana (USB YPKP) didirikan pada tanggal 24 Agustus

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Value (Nilai) Value (Nilai) dalam bahasa Yunani axia yang berarti berharga. Terdapat perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Pada Universitas Sangga Buana YPKP IV.1. Usulan Pelaksanaan Proses-Proses Val IT Berdasarkan hasil pengidentifikasian proses-proses Val IT pada bagian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Manfaat Investasi TI, Val IT Framework 2.0, Aplikasi Metatrader 4.0, Business Case, Portofolio Investasi TI.

ABSTRAK. Kata Kunci : Manfaat Investasi TI, Val IT Framework 2.0, Aplikasi Metatrader 4.0, Business Case, Portofolio Investasi TI. PENGGUNAAN VAL IT FRAMEWORK 2.0 UNTUK MENGUKUR PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI APLIKASI METATRADER 4.0 (ONLINE TRADING) PADA PERUSAHAAN SEKURITAS ONLINE Oleh : Rani Puspita Dhaniawaty, Yeffry

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi informasi (TI) saat ini telah mengalami perubahan yang sangat besar, dari hanya sekadar alat bantu menjadi komponen proses bisnis organisasi. Organisasi

Lebih terperinci

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

Framework Penyusunan Tata Kelola TI Bab IV Framework Penyusunan Tata Kelola TI Dalam bab ini akan dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan tata kelola TI Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan tata kelola

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE Aullya Rachmawati1), Asro Nasiri2) 1,2) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

Lebih terperinci

JURNAL LPKIA, Vol.1 No.1, September 2017

JURNAL LPKIA, Vol.1 No.1, September 2017 MENGUKUR INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI ABSENSI DIGITAL DOMAIN PORTFOLIO MANAGEMENT(STUDI KASUSUNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP) 1 Renol Burjulius, 2 Khoirul Khoiria 1 Program Studi Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB IV IDENTIFIKASI VAL IT DAN BUSINESS CASE. Hasil analisis matrikulasi sebagaimana telah dikemukakan pada Bab III

BAB IV IDENTIFIKASI VAL IT DAN BUSINESS CASE. Hasil analisis matrikulasi sebagaimana telah dikemukakan pada Bab III BAB IV IDENTIFIKASI VAL IT DAN BUSINESS CASE 4.1 Identifikasi Proses Val IT 4.1.1 Analisis Identifikasi Value governance (VG) Hasil analisis matrikulasi sebagaimana telah dikemukakan pada Bab III pada

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN 2017 2020 Strategi: 1. Peningkatan relevansi melalui peningkatan kemampuan pengetahuan, keahlian

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Rencana Strategis Organisasi di Politeknik Sawunggalih Aji Perencanaan strategis teknologi informasi di Politeknik Sawunggalih Aji ini dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memberikan beberapa landasan teori, meliputi teori di bidang tata kelola TI, dan pengelolaan investasi TI yang digunakan dalam penelitian. 2.1 Definisi Sebelum lebih jauh,

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna Rini Astuti Unit Sumber Dya Informasi Institut Teknologi Bandung riniastuti2001@yahoo.com

Lebih terperinci

DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN KERJA SAMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015

DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN KERJA SAMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015 DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN KERJA SAMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015 PROPOSAL PEMBUKAAN PROGRAM STUDI (PROGRAM DIPLOMA & SARJANA) Pengusul

Lebih terperinci

Analisa Kesenjangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk Proses Pengelolaan Data Menggunakan COBIT (Studi Kasus Badan Pemeriksa Keuangan RI)

Analisa Kesenjangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk Proses Pengelolaan Data Menggunakan COBIT (Studi Kasus Badan Pemeriksa Keuangan RI) Analisa Kesenjangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk Proses Pengelolaan Data Menggunakan COBIT (Studi Kasus Badan Pemeriksa Keuangan RI) Latar Belakang Permasalahan Teknologi Informasi Kurangnya

Lebih terperinci

STANDAR MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

STANDAR MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA STANDAR MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2010 STANDAR MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Kode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) yang berkembang sangat cepat telah memasuki hampir semua bidang kehidupan, salah satunya dalam dunia bisnis. Penerapan TI dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS A. Kebijakan Umum 1. Fakultas sebagai bagian dari Universitas Andalas berpartisipasi aktif dalam gerakan menjag

BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS A. Kebijakan Umum 1. Fakultas sebagai bagian dari Universitas Andalas berpartisipasi aktif dalam gerakan menjag MANUAL MUTU INTERNAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK TAHUN 2015-2019 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas 2015 Manual Mutu FISIP Tahun 2015-2019 1 BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Manfaat yang diperolah Setelah Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai audit Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) pada Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung yang menggunakan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi LAMPIRAN Lampiran A. Hasil kuisioner Proses TI PO Menentukan Arsitektur Informasi Responden Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Persoalan tata kelola TI menyangkut beberapa hal yang perlu dipahami agar dapat membantu analisis dan pengembangan solusi. Beberapa hal yang akan mendasari untuk membantu pencapaian

Lebih terperinci

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X Bayu Endrasasana 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) saat ini menjadi teknologi yang banyak diadopsi oleh hampir seluruh organisasi dan dipercaya dapat membantu meningkatkan efisiensi proses yang

Lebih terperinci

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT 1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT 5. Tatapamong prodi yang efektif 6. Pengembangan tatapamong prodi S1 PGSD

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources Oleh : Ariyan Zubaidi 23509025 MAGISTER INFORMATIKA SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENILAIAN AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Juli 2011 BAN-PT

PENILAIAN AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Juli 2011 BAN-PT PENILAIAN AIPT Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Juli 2011 Skor AIPT Sumber Penilaian 1 Borang Perguruan Tinggi 2 Evaluasi-Diri Perguruan Tinggi (dalam %) 90 10 Total 100 Status AIPT Rentang Skor

Lebih terperinci

PENILAIAN AIPT. Skor AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Bobot (dalam %) 90

PENILAIAN AIPT. Skor AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Bobot (dalam %) 90 PENILAIAN AIPT Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi 26/02/2018 1 Skor AIPT 2 Sumber Penilaian 1 Borang Perguruan Tinggi 2 Evaluasi-Diri Perguruan Tinggi (dalam %) 90 10 Total 100 1 Status AIPT 3

Lebih terperinci

REKOMENDASI TATA KELOLA SISTEM AKADEMIK DI UNIVERSITAS X DENGAN FRAMEWORK COBIT

REKOMENDASI TATA KELOLA SISTEM AKADEMIK DI UNIVERSITAS X DENGAN FRAMEWORK COBIT REKOMENDASI TATA KELOLA SISTEM AKADEMIK DI UNIVERSITAS X DENGAN FRAMEWORK COBIT Ellysa Tjandra Universitas Surabaya ellysa@staff.ubaya.ac.id Abstrak. Universitas X adalah universitas yang telah menerapkan

Lebih terperinci

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU KEBIJAKAN AKADEMIK FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i KATA PENGANTAR ii BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB II. ARAH KEBIJAKAN 2 2.1 Kebijakan

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level

Lebih terperinci

DOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)

DOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) DOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA TOMOHON 2017 I. Visi, Misi dan Tujuan VISI Menjadi Program Studi DIII Keperawatan Yang Berdaya Saing Nasional, berlandaskan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI No. Dokumen 02-3.04.1.02 Distribusi Tgl. Efektif RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah Kode Rumpun MK Bobot (SKS) Semester

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

Herliana Widyaningrum

Herliana Widyaningrum Herliana Widyaningrum 2210 206 703 Pelayanan prima didukung TI merupakan bagian visi dan misi Instansi Pemerintah Pembangunan Infrastruktur jaringan semakin berkembang Tata kelola layanan jaringan saat

Lebih terperinci

FORMAT 1. PENILAIAN BORANG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI. Penilaian Dokumen Perorangan. Nama Perguruan Tinggi :... Nama Asesor :... Kode Panel :...

FORMAT 1. PENILAIAN BORANG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI. Penilaian Dokumen Perorangan. Nama Perguruan Tinggi :... Nama Asesor :... Kode Panel :... FORMAT 1. PENILAIAN BORANG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI Dokumen Perorangan Nama Perguruan Tinggi :... Nama Asesor :... Kode Panel :... Tanggal :... No. 1 1.1 2 1.2 3 1.3.1 4 1.3.2 5 2.1.1 6 2.1.2 7 2.1.3

Lebih terperinci

STANDAR SUASANA AKADEMIK. Visi : Kementerian Kesehatan Surakarta

STANDAR SUASANA AKADEMIK. Visi : Kementerian Kesehatan Surakarta STD-SPM.Pol//26/26 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf internasional tahun

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan

Lebih terperinci

INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR Lampiran Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 30 Tahun 2018 tentang Instrumen Akreditasi Minimum Pembukaan Program Studi Program Profesi Insinyur BAN-PT INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM

Lebih terperinci

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

Lebih terperinci

Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran

Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terselesaikannya penyusunan Program Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan sistem informasi telah melewati 3 era evolusi model yang membawa perubahan bagi keselarasan antara strategi bisnis dengan strategi SI/TI, untuk setiap organisasi

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 011/ITDel/Rek/SK/I/18. Tentang SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL INSTITUT TEKNOLOGI DEL

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 011/ITDel/Rek/SK/I/18. Tentang SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL INSTITUT TEKNOLOGI DEL SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 011/ITDel/Rek/SK/I/18 Tentang SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL INSTITUT TEKNOLOGI DEL REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL Menimbang : a. bahwa Institut Teknologi

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI What is IT Resource People Infrastructure Application Information Why IT Should be managed? Manage Information Technology Effectiveness

Lebih terperinci

STANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

STANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung STANDAR MUTU Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Program Studi S1 Teknik Elektro Halaman : 1 dari 10 Penanggung Jawab Proses Nama Jabatan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM 2012 2013 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM Jalan Swakarsa III No 10 14 Grisak Kekalik Mataram 1 Kata Pengantar Puji Syukur kepada Allah SWT,

Lebih terperinci

STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA I. VISI, MISI, DAN TUJUAN UNIVERSITAS A. VISI 1. Visi harus merupakan cita-cita bersama yang dapat memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan

Lebih terperinci

Manual Mutu FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO

Manual Mutu FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO Manual Mutu FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO Revisi : 1 Tanggal : 10 Desember 2010 Dikaji ulang oleh : Pembantu Dekan I Dikendalikan : Gugus Jaminan Mutu FP Disetujui oleh : Dekan FP Kode DAFTAR

Lebih terperinci

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI Tahun 2016-2020 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI TAHUN 2016-2020 KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Lebih terperinci

TABEL: ORIENTASI, STRATEGI, KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA PER TAHAPAN RIP UII PENDIDIKAN. Lampiran halaman 1. Orientasi (Strategic Intent)

TABEL: ORIENTASI, STRATEGI, KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA PER TAHAPAN RIP UII PENDIDIKAN. Lampiran halaman 1. Orientasi (Strategic Intent) TABEL: ORIENTASI, STRATEGI, KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA PER TAHAPAN RIP UII 2008-2038 PENDIDIKAN Excellent Koordinasi/ komitmen: Organisasi Spirit Peningkatan kualitas kurikulum peningkatan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Birokrasi yang modern merupakan tuntutan perwujudan tata kelola organisasi pemerintah yang baik atau good government governance sehingga mau tidak mau setiap lembaga

Lebih terperinci

Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Universitas Kristen Indoneisa

Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Universitas Kristen Indoneisa PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Universitas Kristen Indoneisa

Lebih terperinci

Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Revisi : 1 Tanggal : 31 Maret 2015 Dikaji ulang oleh : Pembantu Dekan I Dikendalikan : Unit Penjaminan Mutu Fakultas Pertanian Disetujui

Lebih terperinci

STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. Studi, Serta Pihak-Pihak Yang Dilibatkan.

STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. Studi, Serta Pihak-Pihak Yang Dilibatkan. STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Serta Strategi Pencapaian. 1.1.1 Jelaskan Mekanisme Penyusunan Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Program

Lebih terperinci

SK DIREKTUR SENAT POLITEKNIK TEDC BANDUNG MAHASIS WA YAYASAN ALUMNI MASYARA KAT INDUSTRI DOSEN ASOSIASI PROFESI

SK DIREKTUR SENAT POLITEKNIK TEDC BANDUNG MAHASIS WA YAYASAN ALUMNI MASYARA KAT INDUSTRI DOSEN ASOSIASI PROFESI Secara formal penyusunan visi, misi dan tujuan dilakukan dengan melibatkan para pemangku kepentingan, yang terdiri dari dosen, mahasiswa, asosiasi profesi, industri, masyarakat, alumni dan Yayasan. Rancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA RENCANA STRATEGIS 2016-2021 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 LEMBAR PENGESAHAN RENCANA STRATEGIS 2016-2021 Disahkan Oleh Direktur Pasca Sarjana UMY Diperiksa Oleh

Lebih terperinci

BAB I VISI DAN MISI INSTITUSI

BAB I VISI DAN MISI INSTITUSI BAB I VISI DAN MISI INSTITUSI 11 VISI DAN MISI Visi institusi merupakan pernyataan yang berorientasi ke masa depan tentang apa yang diharapkan oleh institusi dapat dipaparkan dengan sangat jelas dan sangat

Lebih terperinci

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI BISNIS

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI BISNIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI BISNIS Wahyuni, S.Si, MT Dosen Program Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK Perkembangan TI yang semakin canggih dan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA / LEMBAGA (RKA-KL) TAHUN 2017 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA / LEMBAGA (RKA-KL) TAHUN 2017 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA / LEMBAGA (RKA-KL) TAHUN 27 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG KAMPUS TERPADU UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG DESA BALUNIJUK KECAMATAN

Lebih terperinci

AKREDITASI PROGRAM STUDI DOKTOR

AKREDITASI PROGRAM STUDI DOKTOR EDISI SOSIALISASI Oktober 2009 BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI DOKTOR BUKU IIIB BORANG UNIT PENGELOLA PROGRAM STUDI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2009 BAN-PT: Borang Unit Pengelola

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN KERJA

PANDUAN PELAKSANAAN KERJA PANDUAN PELAKSANAAN KERJA ii LEMBAR PENGESAHAN PANDUAN PELAKSANAAN KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : PPK/UMNAw/LPM/05/01-01 Revisi : 01 Tanggal : 10

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL. Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD

PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL. Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD AGENDA GLOBALISASI DAN PENDIDIKAN AKUNTANSI PERMASALAHAN PENDIDIKAN AKUNTANSI GLOBAL MEMBENTUK

Lebih terperinci

INSTITUSI PERGURUAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2007

INSTITUSI PERGURUAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2007 AKREDITASI INSTITUSI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BUKU VI MATRIKS PENILAIAN PORTOFOLIO AKREDITASI INSTITUSI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2007 DAFTAR

Lebih terperinci

AKREDITASI INSTITUSI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2007

AKREDITASI INSTITUSI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2007 AKREDITASI INSTITUSI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BUKU VI MATRIKS PENILAIAN PORTOFOLIO AKREDITASI INSTITUSI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2007 DAFTAR

Lebih terperinci

Pembahasan. Analisa Kondisi

Pembahasan. Analisa Kondisi Pembahasan Analisa Kondisi Tingkat kematangan yang ingin dicapai adalah pada level 4 yaitu terkelola dan terukur (Managed and Measurable). Pada level ini diharapkan agar di Pemkab Malang berada pada kondisi

Lebih terperinci

Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya. Tim Penyusun

Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya. Tim Penyusun Laporan Rencana Strategis Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya Periode 2013 2017 Tim Penyusun Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya 2013 11 Daftar Isi Executive Summary Bab I. Pendahuluan...

Lebih terperinci

AKREDITASI PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI

AKREDITASI PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI BUKU IIIB BORANG UNIT PENGELOLA PROGRAM STUDI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2013 BAN-PT: Buku IIIB Borang Unit Pengelola

Lebih terperinci

STANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian

STANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian STANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL

PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE 2015-2016 PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2015 PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE 2015 2016

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA AUDIT BIDANG SARANA PRASARANA. Paraf :

PROGRAM KERJA AUDIT BIDANG SARANA PRASARANA. Paraf : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA No: Un.0/LPJM/Au.0/0/2014 Jl. Ir. H. Juanda no. 95 Ciputat 15412 Indonesia PROGRAM KERJA AUDIT BIDANG SARANA PRASARANA Auditi : Disusun Komponen audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan teknologi informasi (TI) saat ini tidak dapat diabaikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan teknologi informasi (TI) saat ini tidak dapat diabaikan, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi informasi (TI) saat ini tidak dapat diabaikan, karena proses globalisasi yang berjalan begitu cepat yang cenderung mempengaruhi cara berpikir maupun

Lebih terperinci

BAB III STANDAR PROSES

BAB III STANDAR PROSES BAB III STANDAR PROSES Bagian Kesatu Sistem Pembelajaran Pasal 11 (1) Proses pembelajaran pada Universitas Muhammadiyah Sidoarjo diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

Lebih terperinci

Strategi Penerapan SPMI : Dari Mental Turun Ke TI

Strategi Penerapan SPMI : Dari Mental Turun Ke TI PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Strategi Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi Strategi Penerapan SPMI : Dari Mental Turun Ke TI Addy Suyatno Hadisuwito

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM 2013 2014 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM Jalan Swakarsa III No 10 14 Grisak Kekalik Mataram Kata Pengantar Puji Syukur kepada Allah SWT, atas

Lebih terperinci

Manual Mutu Akademik

Manual Mutu Akademik Manual Mutu Akademik MM 01 PJM Revisi Tanggal Dikaji Oleh Disetujui Oleh Pusat Jaminan Mutu Disetujui Oleh: Revisi ke 03 Tanggal 01 Juni 2011 KATA PENGANTAR Manual Mutu Akademik ini berisi tentang kebijakan,

Lebih terperinci

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium Bab II. Analisis Situasi Bab III. Kebijakan Strategis Bab 2. Analisis Situasi SWOT Kondisi internal Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan) Kondisi eksternal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tuntutan terhadap perubahan strategis manajemen perguruan tinggi yang dipicu oleh globalisasi yang membuat persaingan antar perguruan tinggi menjadi semakin dinamis.

Lebih terperinci

STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) 2015-2028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

RIP Institusi STRATEGI KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA RIP IAIN SULTAN AMAI GORONTALO Matriks BIDANG : PENDIDIKAN

RIP Institusi STRATEGI KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA RIP IAIN SULTAN AMAI GORONTALO Matriks BIDANG : PENDIDIKAN Matriks STRATEGI KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA IAIN SULTAN AMAI GORONTALO2012-2027 BIDANG : PENDIDIKAN Komponen Orientasi (Strategic Intent) Strategi Dasar Kebijakan Dasar Indikator Kinerja 134 Tahap

Lebih terperinci

PROPOSAL PEMBUKAAN PROGRAM STUDI nama program studi. nama perguruan tinggi. logo perguruan tinggi. nama kota, bulan dan tahun

PROPOSAL PEMBUKAAN PROGRAM STUDI nama program studi. nama perguruan tinggi. logo perguruan tinggi. nama kota, bulan dan tahun PROPOSAL PEMBUKAAN PROGRAM STUDI nama program studi nama perguruan tinggi logo perguruan tinggi nama kota, bulan dan tahun 1 DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN KERJA SAMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan Dalam bab I ini akan dijelaskan latar belakang yang mendasari munculnya ide pembuatan rancangan IT Governance dengan mengacu pada kerangka kerja COBIT. Disamping itu akan dibahas juga

Lebih terperinci

Kata kunci : Investasi Teknologi Informasi, Val IT Framework 2.0, Value Governance (VG), Maturity Level.

Kata kunci : Investasi Teknologi Informasi, Val IT Framework 2.0, Value Governance (VG), Maturity Level. Pengukuran Investasi Teknologi Informasi Pada Domain Value Governance (VG) Val IT Framework 2.0 di Universitas XYZ The Information Technology Investment Measurement of Value Governance (VG) Domain Using

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Paparan hasil penelitian sebagaimana terdapat dalam bab IV telah memberikan gambaran yang utuh terkait implementasi SMM ISO di UIN Maliki Malang. Berikut disajikan beberapa

Lebih terperinci

STANDAR NON AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA TAHUN JAKARTA

STANDAR NON AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA TAHUN JAKARTA STANDAR NON AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA TAHUN 2007 2012 JAKARTA 2007 KATA PENGANTAR Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (UAJ) adalah sebuah universitas swasta yang didirikan pada tahun 1960

Lebih terperinci

MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2010 MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Kode

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN STANDAR 2 : Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu

KRITERIA PENILAIAN STANDAR 2 : Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu KRITERIA PENILAIAN STANDAR 2 : Tata pamong, kepemimpinan, BAN-PT sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu M. Budi Djatmiko Ketua Umum APTISI Pusat Ketua Umum HPT Kes Indonesia Pengaggas Akreditasi Mandiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. Visi yang dimiliki oleh BSI UMY adalah menjadi Biro yang mampu meningkatkan posisi UMY sebagai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) Jalan Semarang 5, Malang Telepon: Laman:

UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) Jalan Semarang 5, Malang Telepon: Laman: (UM) Jalan Semarang 5, Malang 65145 Telepon: 0341-551312 Laman: www.um.ac.id PERATURAN REKTOR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN PROGRAM KERJA TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR Menimbang

Lebih terperinci

PANDUAN PENGISIAN INSTRUMEN AUDIT MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM MALANG

PANDUAN PENGISIAN INSTRUMEN AUDIT MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM MALANG UNIVERSITAS ISLAM MALANG Kode :UNISMA-PPM.02.05.15 Tanggal : 25 Mei 2015 PANDUAN PENGISIAN INSTRUMEN AUDIT MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM MALANG Revisi : 1 Halaman : 1 dari 41 PANDUAN PENGISIAN INSTRUMEN

Lebih terperinci