EVALUASI PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS, INDRAGIRI HULU, RIAU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS, INDRAGIRI HULU, RIAU"

Transkripsi

1 EVALUASI PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS, INDRAGIRI HULU, RIAU RAJA ADE SAPUTRA A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 RINGKASAN RAJA ADE SAPUTRA. Evaluasi Pemupukan pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT Tunggal Perkasa Plantation, Indragiri Hulu, Riau. (Dibimbing oleh ADE WACHJAR). Kegiatan magang bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan kemampuan kerja baik secara teknis di lapangan maupun manajerial, meningkatkan keterampilan penulis dalam memahami proses kegiatan kerja di perkebunan kelapa sawit secara nyata, dan dapat memahami secara khusus aspek pemupukan tanaman kelapa sawit baik dari segi teknis maupun manajerial. Kegiatan magang telah dilaksanakan di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT Tunggal Perkasa Plantation (PT Asra Agro Lestari, Tbk.), Indragiri Hulu, Riau. Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari bulan Februari hingga bulan Juli Metode yang digunakan dalam kegiatan magang adalah bekerja langsung di lapangan sebagai karyawan, pendamping mandor, dan pendamping asisten. Pengumpulan data dan informasi magang dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung dalam mencari data primer maupun data sekunder. Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung melalui pengamatan penulis di lapangan meliputi ketepatan jenis, ketepatan waktu, ketepatan dosis, ketepatan cara pemupukan, jumlah HK yang dipakai pada pemupukan, gejala kekurangan hara tanaman, diskusi langsung dengan buruh harian lepas (BHL) dan staf. Data sekunder yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan adalah sejarah dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta, kondisi tanaman, organisasi dan manajemen dan data produksi dari areal perkebunan tersebut, juga data yang terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan kebun, dosis pemupukan kebun, dan data lainnya yang terkait. Baik data primer maupun data sekunder dianalisis dengan metode deskriptif. Kebun Radang Seko Banjar Balam merupakan kebun yang terletak paling ujung dibandingkan dengan kebun lain yang ada di PT Tunggal Perkasa

3 Plantations. Sebagian besar tanaman kelapa sawit di kebun ini yaitu tanaman belum menghasilkan (TBM). Pada tahun 2009 produksi di Kebun Radang Seko Banjar Balam yaitu sebesar 49.7 ton. Pemupukan di Kebun Radang Seko Banjar Balam pada semester 1 tahun 2010 dilaksanakan dengan sistem blok ke blok. Kelebihan dari pelaksanaan sistem tersebut adalah lebih efisien dari segi tenaga kerja, waktu, biaya dan mempermudah dalam pengawasan. Kegiatan pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama serta penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Pelaksanaan pemupukan di Kebun Radang Seko Banjar Balam secara umum telah mengacu pada prinsip 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat. Pemupukan dilakukan secara manual dengan metode pelansiran pupuk ke dalam blok secara tuntas terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan penaburan.

4 EVALUASI PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS, INDRAGIRI HULU, RIAU Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Raja Ade Saputra A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

5 Judul : EVALUASI METODE PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS, INDRAGIRI HULU, RIAU Nama : RAJA ADE SAPUTRA NIM : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr Ir Ade Wachjar, MS NIP Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr NIP Tanggal Lulus :

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Januari 1988 di Langgam, Riau. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Raja Anis dan Ibu Nurteti. Tahun 2000 penulis lulus dari SDN 022 Pekanbaru, kemudian pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SMPN 10 Pekanbaru. Selanjutnya penulis lulus dari SMAN 1 Pekanbaru pada tahun Tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD). Pada tahun 2007 penulis diterima senagai mahasiswa di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini dibuat sebagai tugas akhir penulis untuk memenuhi syarat kelulusan S1 pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil kerja dan analisis dari kegiatan magang yang telah dilaksanakan penulis selama 4 bulan di kebun kelapa sawit PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak dan Ibu penulis serta seluruh keluarga besar atas doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis. 2. Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama pelaksanaan magang dan penyusunan skripsi. 3. Bapak Ir Supijatno, MSi. dan Bapak Ir Adolf Pieter Lontoh, MS. selaku dosen penguji. 4. Ibu Prof Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS. selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani studi. 5. Bapak Ir H. Sembiring dan keluarga besar PT Tunggal Perkasa Plantation, Indragiri Hulu, Riau, terutama Bapak Tatang sebagai asisten di Afdeling Viktor yang telah memberi bimbingan dan masukan kepada penulis. 6. Temanteman Agronomi dan Hortikultura angkatan 43 dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Bogor, Januari 2011 Penulis

8 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 4 TINJAUAN PUSTAKA... 5 Syarat Tumbuh Kelapa sawit... 5 Pemupukan... 6 METODE MAGANG... 9 Tempat dan Waktu... 9 Metode Pelaksanaan... 9 Pengamatan dan Pengumpulan Data Analisis Data dan Informasi KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan Letak Geografis Keadaan Iklim dan Tanah Luas Areal dan Tata Guna Lahan Keadaan Tanaman dan Produksi Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN Aspek Teknis Pembibitan Perawatan Tanaman Pengambilan Sampel Daun Pengendalian Gulma Pemupukan Pemanenan Aspek Manajerial Karyawan Non Staf Karyawan Staf PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 59

9 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun Jumlah Staf dan Non Staf di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau, Tahun Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP Norma Standar Pemberian Material Herbisida pada TBM Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit Alatalat Panen Kelapa Sawit yang Digunakan di PT Tunggal Perkasa Plantations Faktor Kualitas Pabrik Kelapa Sawit PT Tunggal Perkasa Plantations Perbandingan Efisiensi Pemupukan Manual dan Fertilizer Spreader Ketepatan Dosis Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP Waktu Pemupukan Kelapa Sawit di Afdeling Viktor PT TPP Ketepatan Penaburan Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP Kehilangan Pupuk Urea di Afdeling Viktor PT TPP... 53

10 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Penanaman dan Perawatan Mucuna bracteata Gulma Dominan di Afdeling Viktor Susunan Janjangan Kosong pada TBM Kelapa Sawit Pengambilan Pupuk di Gudang Pemupukan Secara Mekanis (Fertilizer Spreader) Pemupukan Secara Manual pada Kelapa Sawit TBM Pelaksanaan Pengangkutan dan Pengeceran Pupuk Dengan Truk dan Sepeda Motor Pelansiran Untilan Pupuk ke Dalam Blok... 45

11 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di PT Tunggal Perkasa Plantations Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor di PT Tunggal Perkasa Plantations Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten/Kepala Afdeling di PT Tunggal Perkasa Plantations Curah Hujan dan Hari Hujan di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau Periode Kelas Kesesuaian Lahan di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau Peta PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau Struktur Organisasi di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau Sistem Perhitungan Premi Pemanen PT Tunggal Perkasa Plantations Kriteria Kelas Pemanen di PT Tunggal Perkasa Plantations... 72

12 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan produsen crude palm oil (CPO) terbesar di dunia setelah mampu menggeser Malaysia. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan produk turunannya telah menjadi komoditas perdagangan internasional yang menyumbang devisa terbesar bagi negara dari ekspor nonmigas tanaman perkebunan. Pengusahaan kebun kelapa sawit nasional dilakukan oleh perkebunan besar swasta (PBS), perkebunan rakyat (PR), dan perkebunan besar negara (PBN) telah menyebar di 19 provinsi. Selain sumber penyumbang devisa bagi negara, kelapa sawit juga berperan dalam meningkatkan pendapatan petani sekaligus memberikan kesempatan kerja yang luas (Yahya, 1990). Perkembangan areal tanaman kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun. Indonesia menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar dengan luas areal sebesar 7.07 juta hektar dan produksi CPO mencapai juta ton dengan perincian hektar merupakan perkebunan rakyat (PR) dengan produksi ton minyak sawit, hektar merupakan perkebunan besar Negara (PBN) dengan produksi sebesar ton minyak sawit, serta hektar perkebunan besar swasta (PBS) dengan produksi sebesar ton minyak sawit (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009). Produksi CPO Indonesia mengalami peningkatan cukup pesat. Pada tahun 1998 produksi CPO sebesar 5.9 juta ton meningkat pada tahun 2008 menjadi 17.5 juta ton sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil CPO terbesar di dunia. Meskipun demikian, Indonesia belum bisa memenuhi permintaan pasar terhadap minyak kelapa sawit dunia yang mencapai 33.7 juta ton pada tahun Jumlah ekspor untuk produk kelapa sawit Indonesia berupa CPO dan produk turunannya mencapai lebih dari 18.1 juta ton pada tahun 2008 dan menghasilkan devisa lebih dari US$ 14 milyar (Direktur Jendral Perkebunan, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa prospek usaha kelapa sawit masih sangat baik. Pencapaian hasil produksi kelapa sawit yang tinggi dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu : faktor lingkungan, faktor genetik dan teknik budidaya. Faktor

13 2 lingkungan meliputi iklim, dan kelas kesesuaian lahan. Faktor genetik meliputi penggunaan bahan tanam/varietas tanaman kelapa sawit yang unggul. Teknik budidaya kelapa sawit merupakan faktor yang penting dalam memaksimalkan potensi produksi kelapa sawit. Teknik budidaya yang tidak sesuai dengan standar rekomendasi dapat mempengaruhi produksi tandan buah segar (TBS). Sebagai contoh akibat kesalahan pemupukan dapat menurunkan produksi TBS hingga 13 % dari produksi normal (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Dengan produksi yang tinggi, CPO yang dihasilkan juga akan tinggi sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut di antaranya memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah (CPO atau crude palm oil) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau palm kerner oil) yang tidak berwarna. CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan industri pangan, industi sabun, industri baja, industri tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif. Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup baik, karena permintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Oleh karena itu, sebagai negara tropis yang masih memiliki lahan cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan pekebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing maupun skala perkebunan rakyat. Melihat besarnya prospek kelapa sawit di Indonesia, maka diperlukan adanya upaya peningkatan produktivitas untuk meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit. Salah satu upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk secara efisien dan efektif. Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan

14 3 tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi penyediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal. Pemupukan pada tanaman kelapa sawit bertujuan untuk menyediakan kebutuhan hara bagi tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh baik dan mampu berproduksi maksimal dan menghasilkan minyak berkualitas baik (Adiwiganda dan Siahaan, 1994). Untuk meningkatkan produksi maksimal kelapa sawit, maka dalam pelaksanaan pemupukan harus mengacu pada tujuh tepat, yaitu tepat jenis, dosis, waktu, cara, penempatan, bentuk formulasi, dan rotasi. Pupuk merupakan salah satu sumber unsur hara utama yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Setiap unsur hara memiliki peranan masingmasing dan dapat menunjukkan gejala tertentu pada tanaman apabila ketersediaannya dalam tanah sangat kurang. Penyediaan hara dalam tanah melalui pemupukan harus seimbang, yaitu disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Untuk mencapai kondisi tanah yang subur diperlukan kombinasi pemakaian pupuk organik dan anorganik. Unsur hara utama yang mendapat perhatian dalam pemupukan tanaman kelapa sawit meliputi N, P, K, Mg, Cu, dan B. Tanaman memperoleh unsur hara dari beberapa sumber, yaitu tanah, residu bahan organik, dan pupuk buatan yang diberikan pada tanaman (Sutarta et al., 2003). Biaya pemupukan menyangkut beberapa komponen langsung, antara lain harga pupuk, kebutuhan pupuk/ha, transportasi, alat, dan sarana yang digunakan dalam pelaksanaan pemupukan. Selain itu, beberapa faktor penunjang seperti gudang, jalan, sistem pengawetan tanah, drainase, dan perawatan tanaman juga memerlukan cara pengolahan yang tepat. Dengan demikan diperlukan pengkajian yang lebih jauh mengenai potensi, sumber daya alam dan manusia dalam menentukan kebijakan pemupukan, terutama di daerah pengembangan mengingat potensi sumber daya serta sarana yang ada sangat beragam.

15 4 Tujuan Kegiatan magang bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan kemampuan kerja baik secara teknis di lapangan maupun manajerial, meningkatkan keterampilan penulis dalam memahami proses kegiatan kerja di perkebunan kelapa sawit secara nyata, dan dapat memahami secara khusus aspek pemupukan tanaman kelapa sawit baik dari segi teknis maupun manajerial.

16 TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat meter di atas permukaan laut (dpl). Akan tetapi, pertumbuhan tanaman dan produktivitas yang optimal akan tercapai jika ditanam di lokasi dengan ketinggian maksimum 400 meter dpl (Sukamto, 2008). Menurut Pahan (2008), lahan adalah matriks tempat tanaman berada. Tanpa lahan, tanaman kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara komersial. Lahan yang optimal untuk kelapa sawit harus mengacu pada tiga faktor yaitu lingkungan, sifat fisik lahan dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah. Tanah yang baik digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah Latosol, Podzolik, Alluvial, dan Gambut. Untuk memperoleh hasil maksimal dalam budidaya kelapa sawit perlu memperhatikan sifat fisik dan kimia tanah di antaranya struktur tanah dan drainase tanah baik, kedalaman solum tanah lebih dari 80 cm, tekstur tanah ringan serta memiliki reaksi tanah (ph) Jumlah curah hujan dan lamanya penyinaran matahari memiliki korelasi dengan fluktuasi produksi kelapa sawit. Curah hujan ideal untuk tanaman kelapa sawit berkisar mm per tahun dan tersebar merata sepanjang tahun. Jumlah penyinaran ratarata sebaiknya tidak kurang dari 6 jam per hari. Temperatur optimum untuk tanaman kelapa sawit antara o C. Keadaan angin tidak terlalu berpengaruh karena tanaman kelapa sawit lebih tahan terhadap angin kencang dibandingkan dengan tanaman lainnya. Kelapa sawit tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti Podsolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Regosol, Andosol, Organosol, dan Aluvial. Tanaman kelapa sawit akan tumbuh baik pada tanah yang gembur, subur, berdrainase baik, permeabilitas sedang, dan membuat solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan padas (Fauzi et al., 2006). Derajat keasaman (ph) tanah sangat terkait dengan ketersediaan hara yang diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada ph , tetapi ph optimumnya berada antara Tanah berph rendah dapat ditingkatkan

17 6 dengan cara pengapuran. Tanah tersebut biasanya dijumpai pada daerah pasang surut terutama tanah gambut (Lubis, 1992). Pemupukan Budidaya kelapa sawit meliputi beberapa tahapan kegiatan yaitu persiapan areal, pembibitan, penanaman, sensus pokok, penyulaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman (HPT), pengendalian gulma, kastrasi, penunasan, pemanenan, dan pemanfaatan limbah. Salah satu dari kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif yaitu pemupukan. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, kurang lebih 30 % dari total biaya produksi atau % dari biaya pemeliharaan sehingga menuntut pihak praktisi perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya mulai dari pengadaan hingga aplikasinya di lapangan baik secara teknis maupun manajerial (Winarna, Darmosarkoro dan Sutarta, 2003). Praktik pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pupuk yang bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui hasil panen (TBS) serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit. Persiapan pemupukan terbagi menjadi tiga yaitu persiapan pupuk, organisasi penguntilan dan persiapan lapangan. Karung bekas (bekas pembungkus pupuk) dikumpulkan oleh tim pengecer dan disusun di tempat untilan. Selanjutnya, karung tersebut diserahkan ke kantor afdeling guna memastikan jumlah untilan yang dibawa ke lapangan sekaligus mengecek apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada yang hilang (Pahan, 2008).

18 7 Aspek manajerial pemupukan tanaman kelapa sawit terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Perencanaan Rencana pemupukan untuk setiap aplikasi dibuat oleh asisten afdeling. Rencana tersebut dibuat empat rangkap yaitu untuk administratur, asisten kepala, bagian gedung dan asisten afdeling yang bersangkutan. Lembar rencana pemupukan berisi afdeling, tahun tanam, blok, luas, jumlah pokok produktif, jenis pupuk, dosis per pohon, jumlah pupuk dan waktu pemupukan (Winarna et al., 2003). Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan asisten afdeling. Asisten afdeling harus membuat rencana pemupukan mingguan dan harian. Rencana tersebut merupakan pedoman dalam pelaksanaan di lapangan. Selain itu, asisten juga harus membuat peta rencana pemupukan harian dan menggambarkan arah pelaksanaan pemupukan. (Winarna et al., 2003). Organisasi Dalam satu afdeling, kegiatan pemupukan dipimpin oleh asisten afdeling dibantu oleh mandor I dan mandor pupuk. Mandor pupuk membawahi karyawan bergantung pada luas areal divisi atau afdeling. Kegiatan pemupukan tersebut menggunakan norma prestasi penabur ha/hk atau kg/hk, bergantung pada dosis per pokok, topografi areal dan keterampilan penabur. Sebaiknya, diusahakan agar tidak terjadi penggantian tenaga penabur. Selain itu, jumlah takaran harus sesuai dengan jumlah penabur (Pahan, 2008). Pelaksanaan Dalam pelaksanaan pemupukan, pupuk diecer ke blok oleh tenaga kerja yang tersedia. Penaburan pupuk sesuai jalurnya (barisan) masingmasing. Pupuk ditabur di sekeliling piringan penuh, tidak dibenarkan penaburan yang terputusputus. Pada sistem benam, lubang bekas pemupukan ditutup kembali. Jarak tabur pupuk bergantung pada perkembangan pohon, tepatnya jalur penaburan harus di bawah proyeksi ujung tajuk (Winarna et al., 2003).

19 8 Pengawasan Mengingat biaya pemupukan cukup mahal, maka diperlukan pengawasan di lapangan dengan intensif dan ketat oleh mandor pupuk, mandor besar, asisten serta asisten kepala hingga manajer. Kebutuhan unsur hara bagi tanaman kelapa sawit pada setiap fase pertumbuhannya berbedabeda. Jumlah unsur hara yang ditambahkan melalui pupuk harus mempertimbangkan kehilangan hara akibat pencucian, penguapan, penambahan hara dari tanaman penutup tanah, hara yang terikat dari udara, serta potensi fisik dan kimia tanah. Menurut Sianturi (2005) untuk mencapai keseimbangan unsur hara yang optimum pada perkebunan kelapa sawit dibutuhkan pamupukan yang berdasarkan rekomendasi dari penelitian lebih lanjut dalam kurun waktu yang relatif lama. Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang penting dalam kegiatan produksi tanaman, tetapi dalam pelaksanaannya tidak mudah karena harus memperhatikan tingkat efisiensi atau penghematan. Hal yang menyangkut efisiensi meliputi tingkat keefektifan pemupukan (tepat jenis, dosis, waktu, cara, tempat, formulasi, dan rotasi), perimbangan hara, dan harga pupuk (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Selain itu, di dalam pelaksanaan pemupukan harus memperhitungkan tingkat keefisienan dari segi waktu dan tenaga kerja.

20 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT Tunggal Perkasa Plantation, Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, selama empat bulan mulai bulan Februari hingga Juni Metode Pelaksanaan Kegiatan magang meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut aspek teknis di lapangan dan aspek manajerial. Kegiatan pada dua bulan pertama penulis melaksanakan kegiatan sebagai pekerja harian lepas dengan kegiatan di kebun yang diikuti meliputi: pembibitan, penanaman sisipan, kastrasi, pengendalian gulma, pemupukan, rawat parit, penunasan dan pengendalian hama penyakit serta pemanenan. Penulis akan mencatat prestasi kerja baik yang dapat dicapai mandor maupun karyawan harian lepas (KHL) lainnya, standar kerja, bahan dan alat yang digunakan serta jumlah tenaga kerja dalam setiap kegiatan teknis. Kegiatan penulis sebagai KHL dapat dilihat pada Lampiran 1. Bulan ketiga penulis melaksanakan kegiatan sebagai pendamping mandor. Posisi sebagai pendamping mandor memilik tugas manajerial, seperti apel pagi, menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan, mengorganisir karyawan, memberikan motivasi dan menghitung biaya operasional dalam setiap kegiatan. Selain itu, penulis juga melakukan kegiatan administratif seperti membuat rencana kerja, rincian kerja, mengisi buku mandor serta membuat laporan harian alokasi tenaga kerja. Kegiatan penulis sebagai pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 2. Bulan keempat yang merupakan bulan terakhir, penulis diberi tanggung jawab sebagai pendamping asisten divisi yang juga melaksanakan tugastugas menyangkut aspek manajerial yang lebih tinggi di atas mandor. Kegiatan pendamping asisten antara lain mempelajari kegiatan manajerial tingkat divisi, membantu mengelola dan mengawasi tenaga kerja serta pembuatan jurnal harian. Kegiatan penulis sebagai pendamping asisten dapat dilihat pada Lampiran 3.

21 10 Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengumpulan data dan informasi magang dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung dalam mencari data primer maupun data sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan aspek teknis dari kegiatankegiatan di kebun dan diskusi dengan mandor dan asisten divisi. Data primer yang diamati pada kegiatan pemupukan meliputi distribusi pupuk; aplikasi pemupukan secara manual mulai dari penguntilan pupuk, pengangkutan dan pengeceran pupuk ke lapangan, penaburan pupuk, pengumpulan karung bekas untilan pupuk; aplikasi pemupukan secara mekanis; keefektifan pemupukan yaitu tepat jenis, tepat cara dan tepat tempat, tepat dosis, dan tepat waktu. Data sekunder yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan adalah sejarah dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta, kondisi tanaman, organisasi dan manajemen dan data produksi dari areal perkebunan tersebut, juga data yang terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan kebun, dosis pemupukan kebun, dan data lainnya yang terkait. Data dan informasi yang didapat setiap harinya ditulis dalam jurnal harian penulis. Setelah itu, data dipisahkan berdasarkan kegiatan yang dilakukan maupun berdasarkan status penulis. Analisis Data dan Informasi Hasil dari kegiatan magang digunakan sebagai bahan analisis untuk bahan skripsi yang ditekankan pada aspek kegiatan pemupukan. Hasilnya berupa data pengamatan, pengumpulan informasi, dan data mengenai segi teknis dan manajemen di kebun. Data primer diperoleh dengan metode diskusi dan pengamatan lapangan. Untuk mengambil data dari pengamatan ketepatan dosis dan ketepatan cara (jarak penaburan pupuk dari pohon) pada TBM, penulis mengambil 30 sampel pohon dari 3 orang pemupuk (tiap orang 10 pohon). Pengamatan dilakukan pada orang yang sama. Alat yang digunakan untuk pengamatan dosis yaitu timbangan dan ember. Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang pupuk yang akan

22 11 diberikan pada tanaman sampel, lalu dimasukkan ke dalam ember. Setiap kali jalan pemupuk membawa ember yang berisi pupuk 12 kg. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur jarak penaburan pupuk dari pohon yaitu meteran. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan mempelajari laporan manajemen (arsip kebun, laporan bulanan, dan laporan tahunan) serta dokumentasi kebun. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif.

23 KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Pada tahun 1918 terdapat tiga perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dengan luas lahan ha yang berada di Air Molek, Riau. Perusahaan tersebut adalah NV Cultur Maatachappij Indragiri milik Swiss, Indragiri Rubber Limited (IRL) dan Klawat Syndicate yang merupakan joint venture antara perusahaan Inggris dengan Strut Company Malaysia. Ketiga perusahaan tersebut dinasionalisasikan oleh pemerintah Republik Indonesia (RI) pada tahun 1963 dan pengelolaannya diserahkan kepada PT Perkebunan Indragiri (PT PI) yang kemudian dilikuidasi kembali oleh pemerintah RI dan diserahkan kepada PT Kulit Aceh Raya Kapten Markam (PT Karkam). Pada tahun 1964 PT Karkam diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Setelah itu, pada tahun perkebunan tersebut diserahkan kepada PT Aslam Karkam II (PT Askar II) dan pada tahun perkebunan tersebut diserahkan kembali kepada PT Perkebunan Indragiri. Pada Tahun perkebunan PT Karkam dilikuidasi kembali oleh Pemerintah RI dan diserahkan kepada PT Berdikari Jakarta dengan status Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada tahun 1971, PT Berdikari diserahkan kepada pemilik lama yaitu IRL CMI (PT Plantagen) yang berpusat di Zurich, Swiss serta Klawat Syndicate dan diubah namanya menjadi PT Indragiri Raya. Pada tahun 1973 masa kontrak PT Indragiri Raya telah habis sehingga PT Indragiri Raya dinasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia melalui Departemen Pertanian pada tahun 1973, dan arealnya dibagi menjadi: (1) PTP IV seluas ha, (2) NES II seluas ha, (3) perluasan desa seluas 604 ha, dan (4) PT Tunggal Investment seluas ha. Pada tahun 1975 PT Tunggal Investmen mulai beroperasi dengan komoditi olah berupa karet dan kelapa sawit. Pada tahun 1979 nama PT Tunggal Investmen diubah menjadi PT Tunggal Perkasa Plantations (PT TPP ). Pada bulan September 1983, Astra Group masuk dalam PT TPP, dan sejak saat itu PT TPP hanya memfokuskan perusahaan pada pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas produksi 70 ton/hari.

24 13 Sadang Mas yang merupakan joint venture antara Salim Mas Group dan Sinar Mas Group juga ikut ambil bagian dalam PT TPP dan kapasitas pabrik ditingkatkan menjadi 30 ton/jam. Lalu pada bulan Juni 1991, Astra Group melalui PT Astra Agro Niaga membeli 100 % saham, sehingga sekarang PT TPP resmi dimiliki secara total oleh Astra Agro Niaga. Pada tahun 1998, PT Astra Agro Niaga, sebagai holder PT Tunggal Perkasa Plantations mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta dan namanya diubah menjadi PT Astra Agro Lestari Tbk. Profil Perusahaan PT Tunggal Perkasa Plantations (PT TPP) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit yang berada di bawah naungan PT Astra Agro Lestari, Tbk. Produk utama yang dihasilkan oleh PT TPP adalah minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit (kernel). PT TPP terletak di Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. PT TPP memiliki areal kebun kelapa sawit dengan luas Hak Guna Usaha (HGU) sebesar ha dengan areal tanam seluas ha dan memiliki pabrik pengolahan Crude Plam Oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas olah 60 ton/jam. Jumlah karyawan PT TPP adalah orang yang terdiri atas 50 orang staf, 482 orang karyawan bulanan, karyawan harian tetap, dan karyawan harian lepas. Letak Geografis Secara geografis PT Tunggal Perkasa Plantations berada antara Lintang Selatan dan antara Bujur Timur. PT TPP terletak di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Lirik dan Kecamatan Pasir Penyu dengan batasbatas wilayah sebagai berikut: sebelah barat berbatasan dengan Desa Sungai Lala dan Jati Rejo, Kecamatan Sungai Lala; sebelah timur berbatasan dengan Desa Sungai Sagu, Desa Sungai Karas Desa Japura Kecamatan Lirik, Desa Kongsi Empat Kecamatan Pasir Penyu; sebelah utara berbatasan dengan Desa Radang Seko, Desa Banjar Balam Kecamatan Lirik, serta sebelah

25 14 selatan yang berbatasan dengan Desa Kembang Harum, Desa Air Molek Kecamatan Pasir Penyu. Keadaan Iklim dan Tanah PT Tunggal Perkasa Plantations mempunyai dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Puncak musim hujan terjadi pada bulan Oktober dan November, sedangkan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juni dan Juli. Ratarata curah hujan selama 10 tahun terakhir ( ) adalah mm/tahun dengan ratarata hari hujan adalah 135 hari/tahun. Ratarata bulan kering 1.9 bulan/tahun dan ratarata bulan basah 9.2 bulan/tahun. Menurut klasifikasi SchmidthFerguson, iklim di PT TPP termasuk tipe iklim B (basah). Keadaan curah hujan bulanan di PT Tunggal Perkasa Plantation dapat dilihat pada Lampiran 4. Temperatur udara ratarata antara C. Jenis tanah PT TPP terdiri atas dua ordo, yang menurunkan lima subgroup, yaitu Inceptisol (Fluvaquepts, Aquic Dystrudepts) dan Ultisols (Typic, Hapludults, Typic Kanhapludults, Typic kandiudults) dengan fisiografi pada sebagian areal berbentuk flat, rolling, dan rendahan. Sifatsifat tanah lapisan atas dari kebun kelapa sawit PT TPP semuanya bereaksi sangat masam dengan phh 2 O (1:5) < 4.5. Keadaan tanah yang sangat masam tersebut juga disertai dengan kandungan kationkation basa (Ca, Mg, K, dan Na) yang sangat rendah, sehingga kapasitas tukar kation (KTK) dan kejenuhan basanya (KB) juga rendah atau sangat rendah. Kemampuan tanah yang rendah dalam pertukaran kation tersebut diperburuk oleh adanya tekstur tanah yang kasar, yaitu tanah pasir (sand) atau tanah berpasir (sandy). Kandungan fosfor (P) dan Kalium (K) potensial tanah ekstrak HCl 25 % semua contoh tanah termasuk sangat rendah. Sedangkan P tersedia ekstrak Bray 1 dan K dapat ditukar bervariasi dari sangat rendah sampai sedang atau tinggi, walaupun demikian sebagian besar termasuk sangat rendah (Astra Agro Lestari, 2008). Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kelapa sawit di PT TPP terdiri atas dua kelas, yaitu kelas S2 (cukup sesuai) dan kelas S3 (sesuai marjinal). kelas S2 mencakup areal seluas ha (49.1 %) dengan pembatas utama retensi hara (ph masam dan sebagian KTK rendah). Kelas S3 seluas ha (50.9 %) dengan

26 15 pembatas utama adalah lereng agak curam, tekstur agak kasar serta drainase terhambat. Adapun klasifikasi kelas kesesuaian lahan PT TPP dapat dilihat pada Lampiran 5. Luas Areal dan Tata Guna Lahan Luas hak guna usaha PT Tunggal Perkasa Plantations adalah ha dengan areal tanam seluas ha yang terbagi atas lima kebun, yaitu Kebun Sei Sagu ha, Kebun Sei Meranti ha, Kebun Sei Lala ha, Kebun Redang Seko ha, dan kebun Plasma KKPA (Kredit Koperasi Primer Anggota) ha. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations dapat dilihat pada Lampiran 6. PT TPP memiliki pabrik pengolahan crude palm oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas 60 ton/jam. Keadaan Tanaman dan Produksi Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di PT Tunggal Perkasa Plantations adalah jenis Tenera yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian Perkebunan Marihat. Jarak tanam yang digunakan adalah 9 m x 9 m x 9 m dengan jarak antar barisan 7.79 m dan jarak dalam barisan 9 m sehingga populasi per hektarnya 143 pokok. Akan tetapi di lapangan menunjukkan bahwa populasi tanaman ratarata lebih rendah dari populasi yang seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya tanaman yang mati karena terserang hama dan penyakit, kemiringan tempat, dan sebagainya. Produktivitas dan bobot janjang ratarata (BJR) TBS kebun Radang Seko Banjar Balam (RSBB) PT TPP tahun dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun Tahun Luas Produksi Produktivitas BJR Areal (ha) Jumlah TBS (tandan) Bobot TBS (ton) (ton/ha) (kg/tandan) Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

27 16 Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan Perkebunan Kelapa Sawit PT Tunggal Perkasa Plantations merupakan salah satu unit usaha dari PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AAL). Struktur organisasi PT AAL berdasarkan susunan garis dan staf dengan kekuasaan tertinggi dipegang oleh presiden komisaris, sedangkan operasional perusahaan dipegang oleh presiden direksi, direktur area, dan administratur. PT Tunggal Perkasa Plantations dipimpin oleh seorang administratur yang bertanggung jawab kepada dewan direksi. Administratur dibantu oleh seorang deputi administratur, kepala tata usaha (KTU), kepala pabrik, kepala kebun, kepala teknik, dan staf administratur. Struktur organisasi PT Tunggal Perkasa Plantations dapat dilihat pada Lampiran 7. Administratur bertugas sebagai penjamin kesinambungan pertumbuhan perusahaan melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi kebun dan pabrik, menjamin operasionalisasi kebun dan pabrik agar berjalan efektif dan efisien guna mencapai target yang ditetapkan dengan menerapkan aturan yang berlaku, baik internal maupun eksternal perusahaan atau pemerintah, menjamin keselarasan operasional kebun dan pabrik dengan lingkungan di sekitarnya termasuk masalah territorial dan community development, serta menjamin ketersediaan kader pimpinan di unit organisasinya. Kepala kebun berperan untuk menjamin kualitas dan kuantitas panen yang disesuaikan dengan target yang ditetapkan, menjamin aplikasi perawatan, menjamin terjadinya peningkatan produktivitas tanaman, menjamin operasional kebun agar berjalan efektif, efisien, dan mengikuti kaidah sistem manajemen yang berlaku, serta menjamin ketersediaan kader pimpinan dan sumberdaya manusia di unit organisasinya. Dalam menjalankan tugasnya, kepala kebun dibantu oleh kepala afdeling yang bertugas menjamin tercapainya target minimal produksi kebun sesuai dengan kualitas yang ditetapkan, menjamin produksi yang dihasilkan terangkut ke pabrik, menjamin tercapainya kondisi perawatan standar kebun dan tanaman bebas hama dan penyakit, menjamin tersedianya tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan produksi serta menjamin produktivitas tenaga kerja, menjamin keamanan unit kerja, serta menjamin perencanaan dan pemakaian biaya sesuai dengan kebutuhan atau perencanaan.

28 17 Kepala afdeling bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola afdeling secara menyeluruh, baik dalam hal teknis maupun administrasi afdeling. Pengelolaan teknis meliputi pengarahan dan instruksi kerja kerani afdeling, mandor satu, mandor, dan pekerja, melakukan pengawasan dan pengontrolan pelaksanaan pekerjaan serta mengevaluasi hasil kerja lapangan. Pengelolaan administrasi yang dilakukan oleh asisten divisi meliputi pembuatan rencana kerja harian, bulanan, dan tahunan, memeriksa dan mengevaluasi laporan kerja mandor, laporan manajemen dan laporan lainnya, serta membuat bon permintaan dan pengeluaran barang (BPPB). Dalam melaksanakan tugasnya asisten afdeling dibantu oleh mandor satu, mandor panen, dan mandor rawat untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada di lapangan serta kerani afdeling yang bertugas menangani dan mencatat seluruh kegiatan administrasi dan keuangan afdeling. Setiap mandor panen memiliki satu orang kerani panen yang bertugas untuk mencatat seluruh produksi buah matang dan jumlah janjangan yang didapat oleh setiap pemanen. Status pegawai di PT Tunggal Perkasa Plantation terdiri atas karyawan tetap yang disebut serikat karyawan utama (SKU) dan buruh harian lepas (BHL). Jumlah karyawan staf dan non staf PT Tunggal Perkasa Plantation dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Tunggal Perkasa Plantation, Indragiri Hulu, Riau, Tahun 2009 No. Status Pegawai Jumlah (orang) 1. Staf Karyawan Bulanan Serikat Karyawan Utama (SKU) Buruh Harian Lepas (BHL) Jumlah Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010) Hari kerja karyawan dalam seminggu adalah 6 hari dengan lama jam kerja 7 jam/hari kecuali hari Sabtu yaitu 5 jam/hari. Buruh harian lepas bekerja sesuai dengan ada tidaknya pekerjaan atau bergantung pada rotasi kerja suatu kegiatan, bila pekerjaan telah selesai BHL diliburkan dan akan mulai bekerja kembali pada rotasi baru.

29 18 PT Tunggal Perkasa Plantations dalam menunjang kesejahteraan karyawannya menyediakan perumahan yang dilengkapi sarana air bersih dan listrik, tempat peribadatan, klinik kesehatan, lapangan olahraga, koperasi, dan sarana pendidikan. Koperasi yang berada dalam lingkungan perusahaan menyediakan kebutuhan seharihari bagi karyawan. Keberadaan koperasi diharapkan dapat membantu karyawan dalam memperoleh barangbarang kebutuhan pokok. Sarana pendidikan yang berada dalam lingkungan perusahaan adalah taman kanakkanak dan sekolah dasar. Perusahaan juga menyediakan kendaraan antar jemput bagi anakanak karyawan yang berada pada jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).

30 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan yang dilaksanakan bertujuan untuk melakukan seleksi sehingga hanya bibit yang baik yang ditanam di lapangan, untuk memelihara bibit secara intensif sehingga pertumbuhannya jagur dan seragam, meminimalkan gangguan pada masa pertumbuhan, menentukan tingkat kematian kecambah dan mengatur penggantian secara dini. Pada saat penulis melaksanakan kegiatan magang, di PT Tunggal Perkasa Plantations sedang tidak melaksanakan kegiatan penanaman kecambah sehingga penulis hanya melakukan pengawasan, penyiraman, dan pemupukan. Sistem pembibitan yang digunakan di PT TPP adalah sistem double stage. Luas areal pembibitan di PT TPP yaitu ha. Penyiraman bibit. Penyiraman pembibitan di PT TPP dilakukan sebanyak dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari dengan kebutuhan air sebanyak 1 2 liter/hari. Semakin tua umur bibit, semakin besar pula debit air yang diberikan. Penyiraman tidak mesti dilakukan setiap hari, jika pada malam hari hujan turun dengan debit air lebih besar dari 8 mm maka penyiraman pagi hari ditiadakan, sedangkan jika hujan turun pada pagi hari dengan debit air lebih besar dari 8 mm maka tidak dilakukan penyiraman. Penyiraman bibit menggunakan dua sistem, yaitu sumi sansui dan drip irrigation. Mekanisme penyiraman dengan menggunakan sumi sansui, yaitu dengan memanfaatkan tekanan sehingga air yang masuk ke dalam pipa akan tersebar melalui lubang kecil yang terdapat pada pipa bagian atas. Pipa sumi sansui berdiameter 2 inci dengan banyak lubang halus yang dirancang ke arah kanan kiri secara berselangseling. Drip irrigation atau irigasi tetes merupakan sistem penyiraman dengan meletakkan selang infus pada setiap media pembibitan.

31 20 Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu efiseinsi dalam penggunaan air dan meminimalkan kehilangan media tanam dan pupuk. Pemupukan bibit. Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis dan umur bibit yang mengikuti standar rekomendasi pemupukan. Pupuk diaplikasikan dengan cara menabur pupuk di atas tanah polybag secara melingkar dengan jarak 4 5 cm dari pangkal bibit dan tidak boleh mengenai daun atau akar. Akar yang terbuka terlebih duhulu harus dibumbun dengan tanah halus. Pemupukan dilakukan dan diselesaikan petak demi petak. Pemupukan dilakukan setelah 1 jam penyiraman pertama. Perawatan Tanaman Perawatan tanaman merupakan suatu usaha untuk meningkatkan atau menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman guna mendapatkan tanaman yang sehat dan berproduksi sesuai yang diharapkan. Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit dibagi atas dua, yaitu pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Pasa fase TBM, pemeliharaan dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sehat dan jagur (pertumbuhan vegetatif), sedangkan untuk fase TM pemeliharaan ditujukan untuk memperoleh produksi optimal. Penanaman dan perawatan legume cover crop (LCC). Di Afdeling V Kebun Bandar Balam Radang Seko PT Tunggal Perkasa Plantations jenis LCC yang ditanam adalah Mucuna bracteata. Peningkatan pertumbuhan Mucuna bracteata merupakan salah satu item project improvement dari Afdeling V. Satu pohon sawit ditanam empat bibit Mucuna bracteata yang berbentuk ondolondol (bibit stek yang dibungkus media tumbuh dengan menggunakan plastic yang dibentuk bulatbulat) sehingga satu hektar membutuhkan 572 bibit Mucuna bracteata. Mucuna bracteata memiliki ciriciri berdaun lebar yang berwarna hijau, batang berwarna ungu untuk batang muda dan berwarna hijau dan berbulu untuk batang tua, serta berkembang biak dengan menggunakan stolon. Seperti halnya tanaman penutup tanah lainnya, Mucuna bracteata berfungsi sebagai pengikat nitrogen, menahan terjadinya erosi, menyimpan air, dan menahan pertumbuhan

32 21 gulma. Standar perawatan Mucuna bracteata di PT TPP dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP Umur Rotasi Rawat Gawangan Rotasi Rawat Piringan (bulan) Chemis (kali/bulan) Manual (kali/bulan) Chemis (kali/bulan) Manual (kali/bulan) Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010) Standar perawatan Mucuna bracteata yaitu 4 HK/ha. Pupuk yang digunakan yaitu Rock Phosphate (RP) dengan dosis 125 kg per hektar. Kegiatan penanaman dan perawatan Mucuna bracteata di lapangan dapat dilihat pada Gambar 1. (a) (b) Gambar 1. Penanaman (a) dan Perawatan Mucuna bracteata (b) Rawat parit dan pembuatan parit. Kegiatan rawat parit dilakukan secara manual dengan norma kerja 20 m/hk. Merawat parit meliputi kegiatan pembersihan bibir parit, melebarkan bibir parit, dan melancarkan aliran air parit. Pembersihan dilakukan selebar 1 m dari bibir parit, bibir parit harus bersih dari gulma dan pelepah yang jatuh, kemudian pelepah tersebut ditumpuk bersama di gawangan mati. pelebaran bibir parit dilakukan apabila lebar bibir parit yang ada kurang dari 1.5 m, tanah dicangkul untuk kemudian diletakkan di sekitar bibir parit. Pelepah dan sampahsampah yang ada di parit harus dinaikkan sampai parit tersebut bersih hingga kedalaman 1 m.

33 22 Pembuatan tapak timbun. Tapak timbun berfungsi untuk melindungi tanaman dari genangan air saat curah hujan tinggi pada daerah rendah dan areal pasang surut atau dekat dengan aliran air sungai, menghindari pencucian unsur hara atau hilangnya pupuk akibat aliran air, dan menghindari pengikisan tanah oleh air sehingga akan memperkokoh akar tanaman. Tapak timbun dibuat melingkari tanaman sawit. Standar ukuran dalam pembuatan tapak timbun yaitu jarijari 2 m dengan tinggi timbunan mencapai 0.5 m. Pada jarak 0.5 m dari tanaman sawit dibuat cekung ke dalam atau pangkal tanaman tidak boleh tertimbun, hal ini untuk mempermudah penyerapan air. Alat yang digunakan untuk pembuatan tapak timbun adalah cangkul. Tanah yang digunakan menimbun merupakan tanah galian di sekitar tanaman sawit. Permukaan tapak timbun diratakan dan dipadatkan agar tetap tahan dari hujan dan aliran air bawah. Rawat piringan (circle). Piringan adalah areal di sekeliling pohon sawit yang memberikan ruang untuk pertumbuhan tanaman sehingga harus dibersihkan untuk mempermudah pengumpulan brondolan sewaktu panen dan tempat untuk penaburan pupuk. Rawat piringan adalah membersihkan piringan dari gulmagulma yang merugikan tanaman dalam hal persaingan unsur hara, pupuk, dan air. Pada tanaman menghasilkan (TM), jarijari piringan minimal ditambah 15 cm dari ujung daun terluar. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan cara membabad gulma hingga mencapai tinggi cm dari permukaan tanah, kemudian sisanya dibersihkan menggunakan cangkul atau dapat langsung dicangkul tanpa dibabad terlebih dahulu. Pencangkulan gulma dilakukan dari arah dalam ke luar piringan. Norma kerja pada perawatan piringan secara manual adalah 0.5 HK/ha. Pada perawatan piringan secara kimia, dilakukan penyemprotan herbisida dengan rotasi 90 hari atau 4 kali dalam setahun. Piringan setelah disemprot harus bebas dari segala jenis gulma dan rumputrumputan. Untuk memudahkan penyemprotan, maka cara penyemprotan untuk tanaman menghasilkan (TM) adalah mengelilingi piringan searah jarum jam (ke kanan). Tangan sebelah kanan digunakan untuk menyemprot dan tangan sebelah kiri digunakan untuk menyibakkan daun saat penyemprotan, sehingga bahan kimia tidak mengenai

34 23 daun yang dapat menyebabkan kematian. Bila pada saat pelaksanaan pekerjaan pengendalian gulma, dijumpai piringan yang masih bersih sesuai standar maka piringan tersebut bisa ditinggalkan (perawatan selektif). Norma kerja pada perawatan piringan secara kimia adalah 0.25 HK/ha. Rawat pasar pikul (path). Pasar pikul adalah jalan yang berada di tengahtengah barisan tanaman yang berfungsi sebagai jalan pekerja rawat dan jalan pengangkut panen dari dalam blok ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Standar lebar pasar pikul adalah m yang letaknya searah barisan tanaman untuk areal datar dan mengikuti kontur untuk daerah berbukit. Jalan panen harus ada pada setiap dua barisan tanaman dan harus bebas dari gulma, tunggul/sisasisa kayu, anak kayu, dan kacangkacangan. Rawat pasar pikul dilakukan secara manual dan kimia. Perawatan secara kimia untuk jalan panen dilakukan rutin dengan rotasi 90 hari atau 4 kali setahun dengan norma kerja 0.05 HK/ha. Rawat tempat pengumpulan hasil (TPH). TPH atau tempat pengumpulan hasil adalah suatu tempat yang dibuat khusus untuk mengumpulkan hasil panen (TBS dan brondolan) dari dalam blok, sehingga hasil panen terkumpul dan dapat diketahui hasil per karyawan pemanen dan mempercepat pengangkutan. Ukuran TPH umumnya 4 m x 3 m. Perawatan TPH dilakukan rutin secara kimia dengan rotasi 90 hari atau 4 kali dalam setahun. TPH harus bersih dari segala jenis gulma. Pekerjaan rawat TPH dilakukan bersama dengan kegiatan rawat piringan dan rawat jalan panen dengan norma kerja 0.5 HK/ha. Rawat gawangan. Gawangan adalah areal yang berada di luar piringan tanaman. Areal tersebut harus dikendalikan dari gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman, serta menciptakan kondisi yang tidak terlalu lembab agar penyerbukan dapat lebih lancar dan mencegah berkembangnya penyakit tanaman. Selain itu, pengendalian gulma pada gawangan dapat memberi peluang cahaya matahari sampai ke permukaan tanah. Rawat gawangan adalah membersihkan gulma dari sekelompok anak kayu yang ada di gawangan yang dianggap merugikan tanaman maupun menyulitkan pekerjaan panen baik di pasar pikul, piringan, dan sekitar parit/sungai. Penyiangan gawangan bertujuan untuk membuang semua jenis gulma yang merugikan, baik secara teknis maupun ekonomis. Perawatan gawangan dilakukan dengan weeding

35 24 manual dan dongkel anak kayu (DAK). Gawangan harus bebas dari gulma kelompok kayukayuan, pakispakisan, bambu, kerisan, dan sebagainya. Rotasi dongkelan umumnya bervariasi antara hari. Hal ini disebabkan siklus hidup dari gulma yang pengendaliannya dengan cara didongkel sejak dari biji hingga tumbuh muda umumya berkisar hari. Pelaksanaan DAK adalah dengan membongkar semua gulma yang termasuk anak kayu dan menghindarkan pembabadan gulma. Pembabadan gulma dapat mengakibatkan tertinggalnya akar atau sebagian dari batang tanaman yang dapat tumbuh dan bertunas kembali. Norma kerja pada pekerjaan rawat gawangan secara manual adalah 1.5 HK/ha. Pemangkasan pelepah (prunning). Pemangkasan pelepah pada tanaman kelapa sawit adalah pekerjaan memotong pelepah daun tua yang dianggap sudah kurang produktif. Pemotongan daun tua yang sudah kurang produktif tersebut bertujuan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif, mempermudah pelaksanaan panen, mengurangi salah satu faktor yang menghalangi penyerbukan secara alami, cahaya dapat masuk lebih merata sehingga proses asimilasi dan sirkulasi angin dapat lebih baik, mendorong penyaluran zat hara yang diserap tanaman pada daun yang lebih produktif, dan mengurangi brondolan yang menyangkut pada cabang. Untuk menjaga keseimbangan aspek vegetatif dan generatif maka jumlah cabang optimum disesuaikan dengan unsur tanaman. Selain itu tujuan akhir dari pemeliharaan cabang adalah untuk mendapatkan produksi yang optimum karena berkaitan dengan fotosintesis. Pada tanaman muda, pelepah yang harus disisakan adalah pelepah, pada tanaman dewasa pelepah, dan untuk tanaman tua pelepah. Pekerjaan prunning dilakukan secara rutin pada tanaman menghasilkan (TM). Alat yang digunakan untuk prunning adalah dodos besar atau egrek, bergantung pada ketinggian tanaman. Prunning maksimum boleh dilakukan dalam bentuk songgo dua (dua pelepah di bawah tandan paling bawah harus ditinggalkan). Tujuan pemangkasan pelepah yang dilakukan dengan songgo dua adalah untuk memudahkan pelaksanaan panen karena tanaman sudah cukup tinggi, dan memberikan keleluasaan perkembangan tandan untuk menghindari adanya tandan terjepit. Pemotongan pelepah harus dilakukan sedekat mungkin

36 25 dengan pohon. Hal dilakukan agar brondolan yang jatuh tidak tersangkut pada cabang. Semua pelepah yang telah dipotong harus disusun rapi di gawangan mati dengan posisi telungkup. Penyusunan pelepah tidak boleh mengganggu pasar pikul dan piringan. Pada areal yang curam, pelepah disusun mengikuti kontur untuk menahan aliran air. Tujuan penyusunan pelepah adalah untuk menjaga kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi erosi, memudahkan kegiatan perawatan dan panen, merangsang pertumbuhan akar, dan sebagai sumber bahan organik. Tenaga kerja yang digunakan untuk pemangkasan pelepah adalah tenaga kerja harian maupun borongan. Rotasi penunasan yang dilakukan adalah 1 kali per tahun. Pengambilan Sampel Daun (LSU) Leaf Sample Unit (LSU) yaitu suatu unit sampel daun yang diambil dari kelompok lahan dengan tanaman yang diamati mewakili dan homogen. Manfaat LSU adalah sebagai indikator status hara tanaman yang menggambarkan kecukupan hara, indikasi kekurangan dan kelebihan hara yang menjadi pertimbangan dalam pemberian dosis pupuk. Dasar pembagian LSU yaitu umur tanaman, jenis tanah, keseragaman kultur teknis, topografi lahan, dan varietas tanaman. Pengambilan LSU sebaiknya pada pagi hari yaitu pukul WIB dan tidak dibenarkan sore hari, apabila malam hujan 20 mm maka LSU ditunda esok harinya dan apabila pada saat LSU sedang berjalan, turun hujan, maka ditunda sampai hujan berhenti dan rintikrintik hujan tidak ada lagi. Jumlah pokok sampel yang diambil yaitu pokok per blok LSU. Penetapan pokok sampel bergantung pada sistem, misalnya 12 x 13, artinya tiap 12 pokok dalam barisan dan tiap 13 baris, mulai diambil pokok ke3 setiap masuk barisan LSU, kondisi pokok sampel relatif sama dengan kondisi tanaman di blok tersebut. Pokok yang tidak boleh dijadikan sampel yaitu pokok sakit atau abnormal, tumbuh miring, di pinggir jalan, pinggir parit atau sungai, tanaman sisipan, dan di sekelilingnya ada tanaman kosong atau tidak ditanam. Pemilihan pelepah untuk LSU yaitu pelepah ke17 untuk TM 4 tahun ke atas, pelepah ke9 untuk TBM 2 3 tahun, dihitung dari pelepah satu yaitu pelepah yang paling muda yang telah membuka sempurna. Cara pengamatan

37 26 sampel daun yaitu daun disimpan dalam kantong plastik yang bersih dan diberi label, tidak boleh terkena tanah, kotoran/debu, dan pupuk, tidak boleh terkena sinar matahari langsung, tidak boleh terkena keringat atau asap rokok. Pengendalian Gulma Pengendalian gulama di perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk sanitasi, memudahkan pemeliharaan, taksasi, dan panen. Gulma yang dominan tumbuh di areal perkebunan PT TPP adalah Nephrolepis biserata, Imperata cylindrica, Scleria sumatrensis, Mikania micrantha, Borreria alata, Ottochloa nodosa, Melastoma malabatricum, Ageratum conyzoides. Pengendalian gulma dilakukan secara manual dan kimiawi. Pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan pengendalian gulma dilakukan secara manual. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan untuk piringan, pasar pikul, dan tempat pengumpulan hasil (TPH) serta untuk pengendalian ilalang (Imperata cylindrica). Gulma yang dominan di Afdeling Viktor PT TPP dapat dilihat pada Gambar 2. (a) (b) Gambar 2. Gulma Dominan di Afdeling Viktor : (a) Imperata cylindrica dan (b) Dicranopteris linearis Pengendalian gulma secara kimia. Pengendalian gulma secara kimia dilakukan pada circle (piringan), path (pasar pikul), dan tempat pengumpulan hasil (TPH) atau lebih dikenal dengan sebutan CPT (circle, path, dan TPH). Circle merupakan areal di sekeliling pohon dengan jarijari meter dari pohon. Circle harus dibersihkan dari semua jenis gulma untuk memudahkan penaburan pupuk, serta untuk memudahkan pemanenan. Pemberantasan gulma di piringan dikendalikan dengan cara circle weeding chemis (CWC) dan circle weeding manual (CWM). Penggunaan herbisida disesuaikan dengan jenis gulma

38 27 yang tumbuh di piringan. Norma standar penggunaan materi herbisida pada TBM dapat diliht pada Tabel 4. Tabel 4. Norma Standar Pemberian Material Herbisida pada TBM No. Deskripsi Material Dosis l/ha/ rotasi 1. CPT: Cricle Weeding, Path dan TPH Round Up Ally 2. Rawat gawangan a. Weeding Ally Chemist (WC) Gramoxone. b. Lalang Spot Lalang Round Up Wiping Lalang Round Up Sumber: PT Tunggal Perkasa Plantation 2010 TBM 1 TBM 2 TBM 3 Rotasi l/ha/ Dosis Rotasi l/ha/ Dosis Rotasi (kali/ thn l/ha/ (kali/ thn l/ha/ (kali/ thn) rotasi thn) rotasi thn) l/ha/ thn Path (jalan angkong atau pasar pikul) merupakan jalan panen di tengah barisan tanaman yang diperuntukkan bagi pemanen guna memudahkan pelaksanaan panen, mempermudah pengangkutan hasil, dan juga memudahkan dalam perawatan. Tempat pengumpulan hasil (TPH) merupakan tempat untuk mengumpulkan tandan buah segar dan brndolam sehingga memudahkan dalam pengangkutan buah ke pabrik kelapa sawit. Pengendalian gulma di jalan angkong dan TPH dilakukan secara kimiawi dengan rotasi 60 hari dan kebutuhan HK sebesar 0.3 HK/ha. Pengendalian gulma manual (dongkel anak kayu). Dongkel anak kayu (DAK) merupakan kegiatan mendongkel gulma baik yang berada di piringan maupun di gawangan tanaman kelapa sawit dengan menggunakan cangkul. Gulma atau anak kayu yang didongkel di antaranya Clidemia hirta, teki, putihan, anak sawit, dan semua jenis tanaman berkayu lainnya yang tumbuh di piringan dan gawangan kelapa sawit. Pemupukan Pemupukan merupakan kegiatan penaburan pupuk di lahan perkebunan kelapa sawit sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan perusahaan yang didasarkan pada analisis daun dan analisis tanah. Analisis daun di PT TPP dilakukan satu tahun sekali yaitu pada akhir semester satu (bulan Juni). Hasil analisis daun digunakan sebagai rekomendasi pemupukan pada tahun berikutnya.

39 28 Analisis daun dilakukan per blok tanaman, sehingga dosis pupuk per blok tidak sama. Pemupukan dilakukan dengan rotasi dua kali setahun. Tujuan dari pemupukan adalah untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan untuk meningkatkan produksi untuk tanaman menghasilkan (TM). PT Tunggal Perkasa Plantation melakukan pemupukan dengan dua jenis, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pemupukan organik dengan menggunakan limbah padat berupa tandan kosong (tankos) dan pupuk kandang. Sedangkan pemupukan anorganik menggunakan pupuk kimia/buatan seperti pupuk tunggal (ZA, MOP, RP, Kieserit, dan Borat) dan pupuk majemuk (NPK 15:15:15 dan NPK 12:12:17). Pada saat magang penulis hanya melakukan pengamatan kegiatan pemupukan pada fase TBM. Pemupukan organik (janjangan kosong dan pupuk kandang). Janjangan kosong (JJK) merupakan sisa proses pengolahan tandan buah kelapa sawit oleh pabrik dengan produksi JJK sekitar 23 % dari tandan buah segar (TBS). Potensi JJK sebagai pupuk organik berkaitan dengan kandungan haranya yang cukup tinggi. JJK kelapa sawit mengndung unsur hara N, P, K, dan Mg yang dibutuhkan tanaman. Satu ton JJK kepala sawit setara dengan 3 kg Urea, 0.6 kg RP, 12 kg MOP, dan 2 kg Kieserit. Di PT Tunggal Perkasa Plantation JJK diaplikasikan dengan dosis 60 ton/ha. Aplikasi JJK kelapa sawit banyak mengalami masalah di lapangan, di antaranya adalah tumpukan JJK menutupi jalan dan menghambat proses pekerjaan panen dan rawat pada blok tersebut. Selain itu, truk yang mengangkut JJK dari pabrik sering kali melebihi kapasitas truk. Hal tersebut menyebabkan JJK JJK akan berjatuhan dan tercecer di sepanjang jalan yang dilalui. Alat yang digunakan untuk menyusun JJK adalah gancu/tajok dan angkong untuk melansir janjangan kosong. JJK disusun rapi di sekeliling pohon sawit dengan jarak 1 2 meter dari batang sawit, seperti terlihat pada Gambar 3.

40 29 Gambar 3. Susunan Janjangan Kosong pada TBM Kelapa Sawit Selain janjangan kosong, PT Tunggal Perkasa Plantation jaga menggunakan pupuk kandang. Pupuk kandang yang diaplikasikan di kebun merupakan kotoran ayam yang dipasok dari daerah Sumatra Barat. Pada beberapa kejadian, pupuk kandang yang dikirim ke kebun sudah tidak murni lagi karena telah dicampur dengan sekam dan tanah. Pupuk kandang mengandung 0.5 % N, 0.25 % P 2 O 5, dan 0.5 % K 2 O. Pemupukan dilakukan secara manual dengan menggunakan sistem target, 20 karung/orang/hari. Pupuk kandang dimasukkan ke dalam rorak yang telah disediakan di dekat pohon sawit dengan dosis 20 kg/rorak. Ukuran rorak panjang 1 m, lebar 20 cm, dan dalam 30 cm. Pemupukan anorganik. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada semester satu (Januari Juni) dan semester dua (Juli Desember). Jenis pupuk yang digunakan merupakan pilihan berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis yang ditetapkan oleh Direktorat Pengembangan Produksi dan Kontrol PT Astra Agro Lestari, Tbk. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk majemuk (NPK), RP, MOP, Urea, Borate, dan Kieserit. Penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan dengan kisaran curah hujan mm/bulan, sedangkan penaburan pupuk RP, MOP, Urea, Borate, dan Kieserit dapat dilakukan kapan saja (tidak bergantung pada musim). Pemupukan dilakukan secara manual dan mekanis. Pemupukan manual dilakukan pada daerah bergelombang atau rolling. Pemupukan dilakuan secara berkelompok yang terdiri atas mandor pupuk, pengumpul karung, pelangsir pupuk, dan beberapa orang penabur yang disesuaikan dengan jumlah pupuk yang

41 30 akan ditabur. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik, kain untuk menggendong, dan takaran. Pemupukan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan fertilizer spreader dan hanya dilakukan untuk daerah datar atau flat. Pemanenan Pemanenan adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang panen dari pohonnya, selanjutnya bersamasama brondolannya dikumpulkan untuk diangkut ke pabrik. Pemanenan merupakan kegiatan inti dari operasional kebun kelapa sawit untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi, mendapatkan jumlah minyak dan kernel (rendemen) yang tinggi, mendapatkan mutu minyak yang tinggi, biaya panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan baik sehingga mencapai umur produktif yang lama. Kriteria panen. kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria panen kelapa sawit dapat ditentukan yaitu buah matang yang telah membrondol, minimal sudah terdapat 10 brondolan yang lepas dari TBS/janjang atau 2 brondolan/kg berat janjang. Mutu panen buah yang baik ditentukan oleh derajat kematangan buah yang akan mempengaruhi rendemen minyak dan ALB. Tingkat kematangan buah dinyatakan dengan fraksi tandan atau buah luar yang memberondol dapat seperti tercantum pada Tabel 5. Tabel 5. Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit Fraksi % Brondolan Lepas Derajat Kematangan Buah dalam memberondol Sangat mentah Mentah Matang Matang I Matang II Lewat matang I Lewat matang II Sumber: PT Tunggal Perkasa Plantation (2010)

42 31 Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemanen adalah memotong buah mentah dan meninggalkan brondolan di piringan. Untuk menanggulangi hal tersebut yang paling baik dilakukan adalah kontrol sesering mungkin di TPH dan ancak panen karena kerugian akibat memotong buah mentah yaitu kehilangan sebagian potensi produksi minyak, mengganggu kelestarian produksi, dan merugikan pabrik kelapa sawit. Sedangkan kerugian meninggalkan brondolan adalah kerugian secara ekonomis bagi perusahaan. Oleh karena itu di PT TPP pemanen diharuskan berpasangan untuk mengutip semua brondolan yang ada di piringan dan sekitarnya. Pengawasan panen pada PT TPP dilaksanakan oleh mandor panen, krani panen, mandor 1, asisten afdeling, dan kepala kebun. Sistem panen. Sistem panen yang digunakan di PT TPP merupakan sistem panen hancak tetap. Sistem tersebut sangat baik digunakan pada areal yang sempit, topografi berbukit atau curam, dan tahun tanam yang berbedabeda. Pada sistem tersebut pemanen diberi ancak dengan luas areal ha per orang dan tidak berpindahpindah. Luas ancak panen bergantung pada umur tanaman. Pada tanaman yang masih muda ancak panen lebih besar daripada tanaman yang lebih tua. Hal tersebut disebabkan tanaman kelapa sawit yang masih muda lebih mudah dipanen dan lebih mudah dalam pengangkutan. Rotasi panen. Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Di PT TPP rotasi panen yang digunakan adalah 6/7 artinya areal dibagi 6 seksi dan dipanen selama 6 hari dalam 7 hari. Rotasi panen yang digunakan adalah rotasi panen yang normal karena proses pematangan buah adalah ± 7 hari. Akan tetapi sering kali rotasi panen berubah bergantung pada kondisi kerapatan buah. Taksasi produksi. Sebelum dilakukan pemanenan, perlu dilakukan taksasi produksi harian yang dilakukan sehari sebelum panen. Angka kerapatan panen (taksasi) adalah perkiraan jumlah pohon yang dapat dipanen dari seluruh pohon yang ada dalam blok, yang dihitung secara acak dari sejumlah pohon tertentu dari masingmasing blok. Sistem perhitungan yang digunakan adalah dengan mengamati pokok sampel pada gawangan sampel yang berada pada areal atau blok yang akan dipanen. Umumnya dari satu areal diambil 10 % sebagai pokok sampel. Data yang dicatat dalam taksasi produksi harian di antaranya

43 32 adalah jumlah bunga, buah hitam, buah mengkal, dan buah masak. Data jumlah bunga digunakan untuk memperkirakan produksi buah 6 bulan yang akan datang. Jumlah buah hitam digunakan untuk estimasi produksi semester ini. Jumlah buah mengkal digunakan untuk memperkirakan produksi rotasi panen berikutnya. Sedangkan data buah masak digunakan untuk taksasi produksi rotasi minggu ini. Alatalat panen. Alatalat panen yang digunakan untuk memotong TBS dari pokoknya digunakan dodos dan egrek. Dodos digunakan untuk memotong TBS pada tanaman yang masih pendek dan mudah dijangkau, sedangkan untuk tanaman yang lebih tinggi (tinggi > 3 m) digunakan egrek. Alatalat yang sering digunakan dalam pelaksanan panen di PT TPP tercantun pada Tabel 6. Tabel 6. Alatalat Panen Kelapa Sawit yang Digunakan di PT Tunggal Perkasa Plantations No. Nama Alat 1. Dodos 2. Egrek 3. Angkong 4. Gancu 5. Kapak Tomasun 6. Karung 7. Batu asah Sumber: Hasil Pengamatan di Lapangan (2010). Kegunaan Pemotong tandan buah pada tanaman yang masih pendek Pemotong tandan buah pada tanaman yang sudah tinggi Alat angkut TBS dan brondolan dari pasar pikul ke TPH Alat angkut TBS dari pokok ke pasar pikul/ke angkong Memotong tandan buah yang panjang Tempat brondolan Pengasah dodos, egrek, kapak, dan lainlain Pelaksanaan panen. pelaksanaan panen dilakukan sesuai dengan ancak yang telah ditentukan. Satu orang pemanen dapat juga memanen lebih dari satu ancak dalam satu hari sesuai dengan pembagian hanca. Pemanen dalam mengerjakan hanca sering kali dibantu oleh satu atau dua orang dan biasa disebut kenek. Kenek tersebut membantu pemanen dalam mengutip brondolan yang jatuh di piringan, mengangkut tandan ke TPH, dan sebagai pemanen cadangan. Pemanen dalam memotong buah matang terlebih dahulu memotong pelepah yang menyangga buah tersebut atau yang mengganggu pelaksanaan panen. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pemotongan tandan buah yang akan dipanen. Pelepah yang sudah dipotong kemudian disusun membentuk huruf U mengelilingi pokok atau membentuk huruf I sebagai gawangan mati dengan ujung pelepah mengarah utaraselatan. Pemotongan tandan pada TM yang tinggi dilakukan dengan egrek, sedangkan pada tanaman yang pendek dengan

44 33 menggunakan dodos. TBS yang sudah dipanen kemudian diangkut ke TPH dengan menggunakan angkong. Di PT TPP panjang tangkai dari pangkal buah ± 1 cm yang berbentuk huruf V (cangkem kodok). Alat yang digunakan untuk memotong tangkai panjang adalah kampak yang disebut Tomasun. Nama Tomasun merupakan gabungan dari dua nama pekerja PT TPP Tomi dan Asum yang menemukan alat tersebut. Kapak tersebut menghasilkan potongan seperti hurup V atau seperti cangkem kodok. Pada tangkai buah diberi nomor sesuai pemanen di hancak tersebut. Buah yang sudah di TPH disusun rapi dengan tangkai buah menghadap ke jalan untuk mempermudah pengangkut melihat nomor panen serta mempermudah krani buah dan mandor panen dalam melakukan pengecekan buah mentah. Basis dan premi panen. Pada kegiatan panen di perkebunan kelapa sawit dikenal istilah basis. Di PT Tunggal Perkasa Plantations untuk panen diterapkan basis borong. Basis borong adalah target tonase atau jumlah janjang berdasarkan berat janjang ratarata (BJR) tertentu yang harus didapatkan oleh seorang pemanen dalam satu hari sebagai dasar untuk menghitung premi panen. Premi panen merupakan pemberian pendapatan tambahan di luar gaji pokok yang disesuaikan dengan prestasi kerja (PK). Sistem perhitungan premi pemanen dapat dilihat pada Lampiran 8. Besarnya basis borong ditentukan oleh tahun tanam dan topografi areal panen. Besarnya pemberian premi ditentukan oleh kriteria tahun tanam tanaman kelapa sawit dan kriteria kelas pemanen. Kriteria kelas pemanen dapat dilihat pada Lampiran 9. Premi panen selain diberikan kepada pemanen juga diberikan kepada mandor panen, kerani panen, mandor transportasi, dan mandor satu. Premi mandor panen adalah 1.5 kali dari ratarata premi pemanen yang diawasi dikalikan faktor kualitas; premi mandor satu adalah 1.5 kali dari ratarata premi mandor panen yang ada di afdeling dikalikan faktor kualitas; serta premi kerani panen dan mandor transportasi adalah 1.25 kali dari ratarata pendapatan premi pemanen yang ada di wilayahnya dikalikan faktor kualitas. Faktor kualitas ditentukan berdasarkan rendemen dan kandungan asam lemak bebas (ALB) harian pabrik, seperti tertera pada Tabel 7. Tabel 7. Faktor Kualitas Pabrik Kelapa Sawit di PT Tunggal Perkasa

45 34 Plantations No. Rendemen (%) ALB (%) Faktor Kualitas (%) 1. > 23.5 < < < Berapapun > < 22 Berapapun 50 Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010) Aspek Manajerial Karyawan Non staf Penggerak utama dalam suatu organisasi suatu perusahaan adalah sistem manajerial. Sistem manajerial yang baik didukung dengan sumber daya manusia yang handal dapat memberikan pengaruh yang positif bagi suatu perusahaan. Setelah penulis mengikuti kegiatankegiatan secara langsung di lapangan sebagai BHL, maka selanjutnya penulis berstatus sebagai pendamping mandor. Mandor adalah manajer tingkat bawah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan semua kegiatan di lapangan. Mandor harus mampu memotivasi pekerja untuk bekerja sesuai dengan standar operasional perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh mandor bertujuan untuk meningkatkan keefektifan bekerja. Setiap mandor bertanggung jawab terhadap hasil kerja yang dikoordinirnya dengan selalu berpedoman pada Lembar Rencana Kerja (LRK) yang telah ditetapkan kepala afdeling dan perusahaan. Setiap hari mandor mengisi buku kerja mandor yang berisi daftar hadir pekerja setelah selesai kegiatan dan prestasi kerja yang diperolehnya pada hari itu. Buku kerja mandor merupakan alat yang digunakan dalam pengawasan pekerja. Mandor harus bisa memberi motivasi dan mengarahkan pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan, karena hal inilah yang menentukan tercapainya target atau tidak suatu pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang diawasi oleh mandor bervariasi antara 5 25 orang. Seorang mandor mempunyai kegiatankegiatan wajib yang harus diikuti, di antaranya apel pagi bersama BHL, briefing bersama kepala afdeling atau kepala

46 35 kebun untuk mendapatkan pengarahan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan, briefing tentang teknik aplikasi pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan perusahaan (SOP), mengisi daftar hadir pekerja sebelum dan sesudah bekerja, mengawasi pekerjaan secara langsung serta mengarahkan pekerja agar bekerja lebih efektif, menghitung dan melaporkan hasil pekerjaan meliputi prestasi kerja pekerja dan kualitas pekerjaan serta masalah yang dihadapi kepada kepala afdeling. Selain itu, mandor juga mempunyai kewajiban mengurus pengambilan material dan mempersiapkan tenaga kerja. Mandor I. Tingkatan yang berada di bawah kepala afdeling adalah mandor I. Mandor I adalah orang yang mengatur semua kegiatan yang ada di lapangan. Fungsi dan tanggung jawab seorang mandor I lebih luas dibandingkan dengan mandormandor lainnya. Mandor I mempunyai tugas untuk mengontrol semua jenis pekerjaan yang dilakukan, sekaligus memberikan penilaian terhadap hasil kerja tersebut. Mandor I mempunyai hak untuk menegur mandor lain jika mandor tersebut melakukan kesalahan dalam melakukan suatu pekerjaan. Mandor I berwenang untuk mengecek semua jenis kegiatan, baik kegiatan administrasi (permintaan dan penerimaan barang) sebelum mendapat persetujuan dari kepala afdeling. Selain itu, mandor I menjamin bahwa pekerjaan yang dilakukan selesai dan sesuai dengan norma/target serta membuat laporan harian hasil kerja dan melaporkan masalahmasalah yang dihadapi ke kepala afdeling. Kegiatan yang dilaksanakan penulis selama menjadi pendamping mandor yaitu sebagai pendamping mandor pupuk, mandor rawat, mandor semprot, dan mandor panen. Semua mandor tersebut berada di bawah mandor I. Mandor pupuk. Tugas mandor pupuk adalah membuat perencanaan blok/petak yang akan dipupuk atas persetujuan asisten afdeling, membuat permintaan bahan/bon gudang yang disetujui asisten afdeling dan kepala kebun, meminta kendaraan pengangkutan pupuk ke krani afdeling, menghitung tenaga kerja yang hadir untuk menentukan luasan yang akan dipupuk, apel pagi dan memberikan pengarahan kepada keryawan, mengawasi pengambilan pupuk di gudang, mengikuti dan mengawasi distribusi pupuk dari gudang ke lapangan, mengontrol dan mengawasi pelaksanaan pemupukan.

47 36 Mandor rawat. Mandor rawat merupakan karyawan non staf yang termasuk dalam serikat karyawan utama (SKU). Mandor rawat bertugas merencanakan dan mengawasi seluruh kegiatan perawatan, mengatur ancak perawatan, mengatur kebutuhan tenaga kerja dan material yang akan digunakan, dan memeriksa kualitas pekerjaan. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan pemeliharaan adalah pengendalian gulma, pemeliharaan jalan dan jembatan, pemeliharaan TPH, dan pengendalian hama dan penyakit. Mandor rawat mengawasi semua kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan secara manual. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan oleh petugas HPT. Mandor semprot. Penyemprotan merupakan salah satu kegiatan dalam pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Selama berstatus sebagai mandor semprot kegiatan yang dilakukan penulis adalah melakukan pengawasan pengambilan herbisida di gudang dan pelaksanaan kegiatan penyemprotan di lapangan. Tugas mandor semprot adalah menentukan areal yang akan disemprot atas persetujuan asisten afdeling, melakukan apel pagi untuk memberikan pengarahan dan pengabsenan karyawan, mengawasi pekerjaan di lapangan dan mengawasi penggunaan herbisida. Setelah kegiatan di lapangan, mandor semprot mengisi absen karyawan, menghitung penggunaan bahan yang dipakai. Mandor panen. Tugas mandor panen adalah membuat perencanaan blok/petak yang harus dipanen atas persetujuan kepala afdeling, kemudian melakukan apel pagi dengan karyawan, sambil memberikan pengarahan tentang standar pelaksanaan panen dan keselamatan kerja. Pada saat itu dilakukan juga pengabsenan karyawan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja pemanen. Mandor panen kemudian memberi ancak kepada masingmasing pemanen dan melaksanakan pengawasan panen. Setelah pelaksanaan pemanenan, mandor panen menerima laporan hasil panen dari pemanen, menghitung jumlah TBS yang dipanen pada hari tersebut, mengisi absen karyawan, mengisi krani buah, dan mengisi Buku Kerja Mandor (BKM). Norma kerja ditentukan oleh berapa banyak TBS yang dihasilkan pada hari itu. Bagi pemanen yang melebihi basis maka pemanen tersebut berhak mendapatkan premi. Karyawan Staf

48 37 Kepala afdeling (asisten) merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan dan halhal penting lainnya dalam suatu luasan areal tertentu (divisi). Asisten bertanggung jawab kepada asisten senior (kepala kebun) dan administratur. Asisten bertugas merencanakan dan mengkoordinasikan program kerja dan target mingguan serta bulanan sesuai program kerja kebun, mengevaluasi hasilhasil kegiatan dan mengarahkan pemecahan masalah di tingkat afdeling, melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan kegiatan lapangan, melakukan pengawasan dan penilaian terhadap prestasi mandor, dan melakukan administrasi afdeling dengan dibantu oleh krani kantor. Kegiatan administrasi tesebut, antara lain membuat Lembar Rencana Kerja (LRK) yaitu rencana kerja per item pekerjaan yang berisi rencana luas areal yang akan dikerjakan, rencana tenaga, dan rencana material yang akan digunakan.

49 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan baik vegetatif maupun generatif. Keefektifan pemupukan berhubungan dengan tingkat atau persentase hara pupuk yang diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Efisiensi pemupukan terkait dengan tindakan rekomendasi pemupukan dan manajemen operasional. Jadi peningkatan keefektifan dan efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui perbaikan manajemen operasional dan rekomendasi pemupukan. Di samping itu, pemupukan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman menyerap unsur hara dari tanah dan udara. Hara yang diserap tanaman berasal dari tanah dan dari pupuk yang diaplikasikan. Beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan pemupukan adalah: (1) tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman; (2) tanaman kelapa sawit memerlukan hara yang banyak untuk mencapai pertumbuhan dan produksi yang tinggi; (3) penggunaan varietas unggul membutuhkan hara yang lebih banyak; (4) unsur hara yang terangkut berupa produksi tidak seluruhnya dikembalikan ke dalam tanah. Oleh karena itu pemupukan mempunyai tujuan agar tanaman mampu tumbuh normal dan berproduksi sesuai dengan potensinya, serta untuk mempertahankan atau meningkatkan kesuburan tanah. Pemupukan pada periode TBM bertujuan untuk membangun kerangka vegetatif tanaman yang kokoh dan jagur untuk menunjang sasaran produksi yang optimal pada masa TM. Pemupukan dengan dosis yang tepat dan interval yang teratur bila didukung oleh faktorfaktor pemeliharaan akan memperpendek masa TBM. Pemupukan pada periode TM bertujuan untuk mencapai status hara tanah dan tanaman yang optimal untuk menghasilkan produktivitas yang maksimal.

50 39 Perencanaan Pemupukan Perencanaan pemupukan harus dibuat sebaik mungkin karena berkaitan dengan penyediaan biaya, material pupuk, dan tenaga kerja yang jumlahnya relatif besar. Perencanaan tahunan digunakan untuk mengetahui besarnya biaya operasional tahunan. Perencanaan semesteran/triwulanan bertujuan untuk mengetahui waktu penyediaan material pupuk. Perencanaan bulanan/mingguan bertujuan untuk persiapan tenaga kerja, pembagian pupuk di gudang, kesiapan unit transportasi, dan kesiapan lapangan. Dalam pelaksanaan pekerjaan pemupukan ada beberapa hal yang harus direncanakan/dipersiapkan, antara lain menentukan kebutuhan material pupuk meliputi jenis pupuk dan jenis pupuk yang akan diaplikasikan, kecukupan tenaga kerja yang dibutuhkan, waktu pelaksanaan pemupukan, kesiapan lapangan (blok) dilihat dari keadaan piringan yang bersih dari gulma, sarana dan prasarana (alat transportasi pupuk, alat takar until, dan alat takar tabor tabur yang telah dikalibrasi), serta perihal administrasi pemupukan. Pengelolaan Pemupukan Pengelolaan pemupukan dimulai sejak pupuk diterima di gudang sampai dengan diaplikasikan di lapangan. Kehilangan pupuk (hara pupuk) dapat terjadi pada setiap tahap kegiatan, baik saat di gudang, pengangkutan, pengeceran, dan saat aplikasi pupuk. Gudang Pupuk Di gudang pupuk terdapat 3 kegiatan yaitu penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran pupuk. Pada saat penerimaan dilakukan pengecekan tentang jenis, jumlah, dan kondisi pupuk. Penyimpanan pupuk di gudang harus dipastikan bahwa pupuk tidak terkena air (bocor) dan tidak terekspos sinar matahari langsung (panas). Penempatannya juga diatur sehingga pada saat pengeluaran pupuk dapat dilakukan secara first in first out (FIFO) setiap jenis pupuk. Kegiatan pengambilan pupuk di gudang dapat dilihat pada Gambar 4.

51 40 Gambar 4. Pengambilan Pupuk di Gudang Prosedur penerimaan pupuk di gudang yaitu sebelum pupuk diturunkan oleh petugas gudang maka terlebih dahulu transportir menghitung jumlah pupuk perbaris di dalam truk; petugas gudang memeriksa kemasan pupuk (keutuhan dan keaslian kemasan); petugas gudang mengatur penempatan susunan pupuk di gudang dan menyusun rapi; melakukan uji petik oleh petugas gudang sebanyak ± 5 % dari jumlah pupuk yang diterima untuk menentukan berat ratarata pupuk; mencatat penerimaan pupuk ke form rekapitulasi penerimaan pupuk berdasarkan hasil uji petik. Prosedur administrasi permintaan pupuk di gudang adalah membuat berita acara penerimaan barang (BAPB) yang ditandatangani kepala gudang, KTU dan administratur; menyampaikan konfirmasi penerimaan pupuk dalam waktu tidak lebih dari 5 hari setelah BAPB ditandatangani kepada Region Head/GM Treasury/GM Accounting/AVP Purchassing; membuat bukti penerimaan barang; menandatangani surat jalan dan diserahterimakan kepada kepala gudang melalui transportir. Distribusi Pupuk Distribusi pupuk yang dilakukan di Afdeling Viktor PT Tunggal Perkasa Plantations yaitu dengan menggunakan dump truck. Distribusi pupuk organik (JJK dan pupuk kandang) dilaksanakan langsung mengggunakan dump truck. Pupuk JJK diangkut dari pabrik dan diletakkan di samping jalan kebun untuk kemudian diaplikasikan sesuai dengan cara yang telah ditentukan perusahaan. Aplikasi pupuk kandang dilaksanakan dengan pengeceran langsung ke blokblok yang akan

52 41 dipupuk tanpa diuntil terlebih dahulu. Distibusi pupuk tersebut terbilang efisien jika dilihat dari waktu. Pupuk anorganik diangkut dari gudang PT TPP lalu disimpan di gudang afdeling untuk diuntil terlebih dahulu sebelum diaplikasikan ke lapangan sesuai dengan cara yang telah ditentukan perusahaan. Aplikasi Pemupukan Aplikasi pemupukan berpedoman pada rekomendasi dan luas areal yang akan dipupuk. Dari luas areal yang akan dipupuk dapat diketahui jumlah pokok yang kemudian dapat ditentukan kebutuhan pupuk. Di PT Tunggal Perkasa Plantation aplikasi pemupukan dilakukan secara manual dan mekanis dengan menggunakan fertilizer spreader. Pemupukan secara mekanis (fertilizer spreader). Dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit serta untuk meningkatkan keefektifan pemupukan, PT Tunggal Perkasa Plantation melaksanakan pemupukan dengan fertilizer spreader. Pemupukan secara manual dilakukan untuk lahanlahan yang tidak bisa dilewati fertilizer spreader. Pemupukan menggunakan fertilizer spreader mulai dilaksanakan di PT TPP pada bulan April Pemupukan dengan fertilizer spreader tidak dapat diaplikasikan di semua kebun karena hanya dilakukan untuk daerah datar atau flat. Pemupukan secara mekanis dengan menggunakan fertilizer spreader dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Pemupukan Secara Mekanis (Fertilizer Spreader) (1) Persiapan Areal

53 42 Sebelum dilakukan aplikasi pemupukan dengan menggunakan fertilizer spreader, sebaiknya diperhatikan kebersihan areal. Persiapan lahan dilakukan secara mekanik dengan menggunakan buldoser sehingga jalan bebas dari lubang dan gundukan tanah serta tunggul/atau anak kayu. Selain itu juga penumpukan pelepah pada gawangan mati agar diatur sehingga tidak menumpuk terlalu tinggi, disarankan 23 tumpukan pelepah serta di dalam blok tidak terlalu banyak parit/titi panen, sehingga traktor tidak terlalu sering bergerak memutar (belok). (2) Pelaksanaan pemupukan Sebelum dilakukan pemupukan, baik manual maupun mekanis harus diketahui dulu dosis yang digunakan, jumlah pupuk, luas areal yang dipupuk, dan jumlah pohon per hektar. Khusus untuk pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader harus dikalibrasi dulu dosis yang digunakan. Bagianbagian fertilizer spreader terdiri atas flow control berfungsi sebagai pengkalibrasi dan pengatur dosis pupuk, deflector berfungsi sebagai pengatur arah dan jarak sebaran pupuk, blower berfungsi sebagai tempat pengeluaran pupuk, dan hopper berfungsi sebagai tempat penampung pupuk. Aplikasi pemupukan dimulai dengan menyiapkan pupuk di gudang pupuk yang kemudian dibawa dengan truk untuk diecer ke lahan aplikasi. Traktor dan emdek digabungkan menjadi satu dengan posisi emdek di bagian belakang traktor. Setelah pupuk diecer di lahan aplikasi, pupuk kemudian disimpan pada tempat yang memakai alas supaya pupuk tidak tercecer. Pupuk diletakkan pada jalan poros atau jalan yang memisahkan antar blok, hal tersebut untuk memudahkan dalam proses pemupukan dengan menggunakan fertilizer spreader. Setelah pupuk diecer, pupuk kemudian dimasukkan ke dalam fertilizer spreader melalui jaringan dari besi untuk menjaga keamanan loader pupuk dan menyaring pupuk apabila masih ada bongkahanbongkahan pupuk atau sampah. Fertilizer spreader Emdek350 (Turbo Spin) dapat memuat pupuk sebanyak 750 kg akan tetapi pada aplikasi di lapangan pupuk yang dimuat hanya sekitar kg setiap kali sebar. Dengan target supaya pupuk tidak tercecer dan terbuang percuma. Setelah fertilizer spreader diisi pupuk maka pemupukan segera dimulai. Pemupukan dimulai pada areal yang dekat dengan jalan. Traktor bergerak

54 43 melewati jalan pikul sesuai dengan yang telah ditentukan. Pada saat aplikasi pemupukan dilaksanakan, operator traktor dibantu oleh seorang helper yang bertugas mengatur flow control. (3) Dampak aplikasi pemupukan mekanis (fertilizer spreader) Pada hasil penerapan pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader harus dilakukan pengujian alat terlebih dahulu dan kalibrasi dosis pupuk sesuai dengan dosis yang digunakan, agar kegiatan pemupukan dapat berjalan dengan baik. Aplikasi pemupukan yang dilakukan menghasilkan mutu yang lebih baik karena sebaran pupuknya lebih seragam dan merata di semua tempat, hal tersebut akan memungkinkan untuk tudung akar lebih leluasa dalam menyerap unsur hara. Pupuk yang disebar semuanya tidak ada yang berbentuk bongkahan karena semuanya sudah melewati proses penyaringan, hal tersebut akan mengakibatkan tanaman lebih efektif lagi dalam penyerapan unsur hara. Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa hal yang menghambat sebelum pelaksanaan kegiatan pemupukan dengan fertilizer spreader. Beberapa hambatan tersebut, yaitu masih terdapat beberapa jalan pikul yang dipisahkan oleh parit, sehingga menyulitkan traktor untuk mencapai jalur tersebut. Ada beberapa blok yang jalan pikulnya tidak terlihat karena tertutup oleh gulma yang sangat rapat, terutama pada daerah yang berada di tengah blok. Banyak pohon sawit yang berada di daerah rendahan, sehingga pada saat musim hujan akan tergenang/terendam air. Pohon yang terendam pada saat aplikasi tidak boleh dipupuk, pohon tersebut dipupuk apabila genangannya sudah surut, sehingga aplikasi pemupukan dilakukan dengan manual dan dilakukan keesokan harinya untuk memupuk beberapa pohon yang tergenang. Pemupukan secara manual. Pemupukan secara manual dilakukan pada daerah bergelombang atau rolling dan pada tanaman belum menghasilkan (TBM). Organisasi pemupukan terdiri atas penguntil pupuk, pelansir, penabur, pengumpul karung, dan mandor untuk mengawasi dan mengarahkan jalannnya pemupukan. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik, kain untuk menggendong, dan takaran. Pemupukan secara manual pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dapat dilihat pada Gambar 6.

55 44 Gambar 6. Pemupukan Secara Manual pada Kelapa Sawit TBM (1) Penguntilan pupuk Penguntilan pupuk dilakukan di gudang afdeling dan dilakukan sehari sebelum kegiatan pemupukan dilaksanakan. Sistem penguntilan pupuk yang dilaksanakan yaitu dari setiap satu sak pupuk yang beratnya ratarata 50 kg diuntil menjadi dua bagian sama banyak yaitu setiap until 25 kg. Keterampilan tenaga kerja penguntil sangat diperlukan karena tidak menggunakan alat takar until. Dari hasil pengamatan penulis terhadap penimbangan sampel untilan, maka diperoleh bahwa kegiatan penguntilan mempunyai ratarata ketepatan 93.5 % per karung untilan pupuk. Ketersediaan karung sangat penting dalam penguntilan karena merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan penguntilan pupuk selain dosis/untilan dan tenaga kerja. (2) Pengangkutan dan pengeceran pupuk Untilan pupuk yang telah disiapkan diangkut ke blokblok yang akan dipupuk dengan menggunakan truk. Selanjutnya pengeceran pupuk dilakukan dengan kendaraan sepeda motor yang menggunakan keranjang, jika jarak blok yang akan dipupuk dari gudang tidak terlalu jauh atau kondisi infrastruktur jalan yang kurang memadai. Kendaraan pengangkut pupuk dari gudang ke lapangan harus sudah dipastikan kesiapannya sehari sebelum kegiatan pemupukan. Pengangkutan dan pengeceran pupuk dilakukan setelah apel pagi. Pengeceran pupuk dilakukan sesuai dengan instruksi dari mandor. Pelaksanaan pengangkutan dan pengeceran pupuk dapat dilihat pada Gambar 7.

56 45 (a) Gambar 7. Pelaksanaan Pengangkutan dan Pengeceran Pupuk dengan Truk (a) dan Sepeda Motor (b) (3) Pelangsiran dan penaburan pupuk Untilan pupuk yang telah tersebar di lapangan atau di pinggir jalan lalu dilansir oleh beberapa orang ke penabur pupuk seperti pada Gambar 8. Cara tersebut cukup efisien dari segi waktu karena penabur tidak perlu membawa untilan tersebut, cukup hanya memanggil pelansir. Pemupukan sudah menggunakan alat takar yang telah dikalibrasi dengan tepat. Dengan demikian unsur hara yang didapat masingmasing pohon bisa sesuai dengan rekomendasi dosis per pohon. Alat tabur yang digunakan adalah mangkok dan gelas plastik. (b) Gambar 8. Pelansiran Untilan Pupuk ke Dalam Blok Penaburan pupuk harus dilakukan secara merata dan tipis serta ditaburkan pada tempattempat yang telah ditentukan seperti rumpukan pelepah dan bibir piringan. Mandor pupuk bertugas mengawasi kerja penabur pupuk, memastikan bahwa penabur menggunakan takaran yang telah dikalibrasi dan memastikan

57 46 semua pokok terpupuk dengan dosis yang sama. Sistem pemupukan yang diterapkan adalah sistem pemupukan tunggal. Sistem pemupukan tunggal yaitu setiap afdeling yang memupuk tidak boleh ada pekerjaan lain selain kegiatan pemupukan. (4) Pengumpulan karung bekas untilan pupuk Karung bekas pupuk digulung setiap 10 lembar karung. Kegiatan tersebut berfungsi sebagai kontrol jumlah pupuk yang dibawa ke lapangan, selain itu juga untuk pemeriksaan apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada pupuk yang hilang. Kemudian karung bekas pupuk tersebut diletakkan di gudang dan ditata rapi. Karung bekas pupuk tersebut biasa digunakan untuk membuat tapak kuda pada arealareal miring (meminimalisir erosi dan pencucian pupuk), sebagai tempat batu (pada perbaikan jalan), maupun sebagai alas brondolan buah sawit pada TPH. Efisiensi Aplikasi Pemupukan Mekanis dan Pemupukan Manual Dari hasil pengamatan di lapangan aplikasi pemupukan dengan fertilizer spreader memiliki sebaran pupuk yang merata dan seragam. Pada pemupukan manual seringkali masih ada pupuk yang ditabur dalam bentuk bongkahan, sedangkan dengan fertilizer spreader tidak ada yang berbentuk bongkahan kerena semuanya sudah melewati proses penyaringan. Hal ini akan mengakibatkan tanaman lebih efektif lagi dalam menyerap unsur hara. Losses atau kehilangan hara pada pemupukan manual lebih besar dibandingkan dengan pemupukan fertilizer spreader, karena pada pemupukan manual digunakan tenaga kerja yang cukup banyak sekitar orang setiap satu kali pemupukan. Sedangkan kebutuhan tenaga kerja dalam pemupukan mekanis lebih sedikit hanya membutuhkan 3 orang yaitu 1 orang sebagai operator traktor dan 2 orang sebagai helper pada fertilizer spreader. Helper bertugas untuk memasukkan pupuk ke dalam hopper yang berfungsi sebagai tempat penampung pupuk. Pemupukan mekanis dengan fertilizer spreader membutuhkan biaya investasi yang lebih besar dari pemupukan manual yaitu untuk pembelian traktor dan fertilizer spreader, hanya dapat diterapkan pada areal datar sampai landai dengan kemiringan lereng 0.5 0, serta terjadi pemadatan tanah pada jalan pikul

58 47 yang dilewati fertilizer spreader. Selain itu juga pertumbuhan gulma dan kompetisi penyerapan hara dengan gulma lebih terjadi dibandingkan dengan pemupukan manual, karena pada pemupukan yang menggunakan Fertilizer spreader pupuk yang disebar lebih merata ke semua permukaan tanah yang memungkinkan gulma yang hidup di sana akan lebih cepat untuk hidup. Efisiensi pemupukan berdasarkan cara aplikasinya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Perbandingan Efisiensi Pemupukan Manual dan Fertilizer Spreader Uraian Manual Fertilizer Spreader Prestasi kerja Investasi Tenaga kerja Kualitas aplikasi Pengawasan Distribusi Kehilangan hara Pertumbuhan gulma Kompetisi penyerapan hara dengan gulma Pemadatan tanah Areal aplikasi Optimalisasi 1.58 ha/hk Kecil Banyak Kurang terjamin Intensif Tidak merata Terjadi/ada Normal Terjadi Tidak terjadi Tidak terbatas Resiko tinggi 6.4 ha/hk Besar Sedikit Terjamin/seragam Tidak intensif Merata Terjadi/ada Lebih cepat Lebih terjadi Terjadi Kemiringan 05 0 Resiko minimum Sumber: Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010) Keefektifan Pemupukan Pekerjaan pemupukan dinyatakan berhasil dengan baik (tuntas) apabila pemupukan dilaksanakan secara blok ke blok yang artinya semua blok terpupuk dengan dosis yang sesuai. Tidak ada pemupukan yang dilakukan pada suatu blok dalam keadaan tidak tuntas (selesai), kecuali terjadi hujan besar secara tibatiba. Pemupukan yang dilakukan juga harus sesuai dengan prinsip 5 T yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat agar keefektifan pemupukan dapat tercapai. Tepat jenis. Jenis pupuk yang diaplikasikan pada pemupukan di Afdeling Viktor Kebun Radang Seko Banjar Balam ditetapkan berdasarkan rekomendasi Function Tanaman, PT Astra Agro Lestari Tbk. Jenis pupuk yang digunakan telah sesuai dengan kebutuhan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk yang diaplikasikan adalah pupuk tunggal dan pupuk campuran. Pupuk tunggal yang

59 48 digunakan yaitu MOP untuk memenuhi kebutuhan unsur K, Rock Phosphate (RP) untuk memenuhi unsur P, Dolomite dan Kieserite untuk memenuhi kebutuhan unsur Mg, dan Urea untuk memenuhi kebutuhan unsur N. Pupuk campuran yang digunakan yaitu NPK Nitrogen merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman, pembentukan protein, sintesis klorofil, membantu proses metabolisme, dan pada tanaman muda diperlukan untuk menunjang agar saat TM batangnya sehat dan kuat. Gejala defisiensi N umumnya dijumpai pada tanaman di tanah mineral, antara lain daun pada pelepah tua berwarna hijau pucat sampai kuning. Fosfor merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk energi pada proses asimilasi, mendorong pembentukan perakaran pada awal pertumbuhan tanaman, dan meningkatkan daya absorbsi hara dari dalam tanah. Gejala defisiensi P yaitu tanaman tumbuh kerdil dengan pelepah yang pendek, tajuk berbentuk piramida terbalik, dan batang yang meruncing. Kalium merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk membantu proses fotosintesis pada daun dan metabolisme tanaman, menjaga keseimbangan Mg dalam tanaman, penting dalam menentukan jumlah dan pembentukan ukuran janjangan, serta penting dalam ketahanan tanaman dalam serangan penyakit. Gejalah defisiensi K yaitu pelepah daun tua pada bagian bawah berwarna kuningtua kecokelatan dan berbintik orange (orange spot). Magnesium merupakan unsur hara penting yang dalam penyusunan klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Gejala defisiensi Mg yaitu tampak dari helai daun tua sebagian menguning dan sebagian lagi tetap berwarna hijau. Daun tampak berwarna kuning khususnya jika terkena sinar matahari. Tepat dosis. Setiap pupuk yang diaplikasikan harus diupayakan dapat diserap tanaman secara maksimal. Oleh karena itu perlu ditetapkan dosis yang tepat untuk masingmasing tanaman. Apabila dosis pemupukannya kurang, tanaman tidak dapat tumbuh sesuai harapan, demikian juga apabila dosisnya berlebihan. Dosis adalah jumlah satuan pupuk (biasanya dalam gram atau kilogram) yang diberikan pada pohon kelapa sawit pada tiap aplikasi.

60 49 Dosis aplikasi pupuk di kebun PT TPP ditetapkan oleh bagian riset dan development (R & D) berdasarkan hasil proses analisis tanah, analisis daun, analisis produksi per blok, dan pemeriksaan visual tiap tahun. Penulis hanya mengamati ketepatan dosis pupuk NPK pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dengan dosis 500 gram per pohon. Penulis mengambil 30 sampel ember dari 3 orang pemupuk (tiap orang 10 sampel ember). Setiap kali jalan pemupuk membawa ember yang berisi pupuk 12 kg. Standar perusahaan yaitu 24 pohon per ember. Hasil pengamatan ketepatan dosis pemupukan NPK disajikan dalam Tabel 9. Sampel Ember Tabel 9. Ketepatan Dosis Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP Bobot Pupuk per Ember (kg) Standar Kebun (pohon) Pengamatan (Penabur ke) Ratarata.... (pohon) Ketepatan Dosis (%) Rata rata Sumber: Pengamatan di lapangan (2010) Berdasarkan Tabel 9 di atas terlihat bahwa ratarata persen ketepatan dosis pemupukan secara umum adalah persen. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan dosis pemupukan NPK mendekati ketepatan dosis 100 persen. Pemberian dosis pupuk untuk tiap pohon di Afdeling Viktor ini bisa dikatakan sudah tepat dosis, karena kebutuhan pupuk tiap blok yang telah ditentukan afdeling teraplikasi seluruhnya dengan baik tanpa ada kekurangan dan kelebihan. Pekerja penabur telah menggunakan alat takar pupuk yang telah dikalibrasi terlebih dahulu, alat tabur yang digunakan yaitu mangkok plastik untuk dosis 500 gram dan gelas plastik untuk 200 gram.

61 50 Tepat waktu. Penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan dengan kisaran curah hujan mm/bulan, sedangkan penaburan pupuk RP, MOP, Borate, dan Kieserit dapat dilakukan kapan saja tidak bergantung pada musim. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada semester satu (Januari Juni) dan semester dua (Juli Desember). Salah satu faktor yang berpengaruh penting dalam keefektifan pemupukan adalah curah hujan. Hal tersebut sangat menentukan tingkat penyerapan hara pupuk oleh tanaman dan kemungkinan kehilangan hara pupuk akibat penguapan (volatilisasi), pencucian (leaching), aliran permukaan (run off) dan erosi. Waktu yang tepat untuk pemupukan adalah pada awal dan akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan saat curah hujan rendah, tidak pada musim kemarau (CH < 75 mm) dan curah hujan tinggi (CH > 250 mm). Jika pemupukan dilakukan pada bulan dengan curah hujan tinggi, akan menyebabkan terjadinya pencucian. Jika pemupukan dilakukan pada bulan dengan curah hujan yang rendah, maka tanaman tidak mampu mengabsorbsi unsur hara. Hasil pengamatan penulis selama magang di perusahaan ini, pelaksanaan pemupukan sudah sesuai dengan rekomendasi pemupukan yang telah ditetapkan perusahaan. Waktu pelaksanaan pemupukan tersebut dapat berubah, bergantung pada ketersediaan jumlah pupuk di gudang dan ketepatan waktu datangnya pupuk ke gudang. Pengamatan waktu pemupukan untuk Urea, NPK, dan Kieserite di Afdeling Viktor dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Waktu Pemupukan Kelapa Sawit di Afdeling Viktor PT TPP Jenis pupuk Bulan Rekomendasi Bulan Realisasi Urea NPK Kieserite Februari/Juni Februari/Maret/Mei Februari/Maret/Mei Sumber: Kantor Afdeling Viktor (2010) Maret/Juni Februari/Maret/Mei Februari/Maret/Mei Tepat cara dan tepat tempat. Cara aplikasi pupuk sebagian besar sudah tepat yaitu dengan cara ditebar secara merata pada piringan pohon, pupuk tidak menggumpal karena dilakukan penguntilan terlebih dahulu. Jika di lapangan

62 51 masih ditemukan pupuk yang menggumpal maka sebelum ditabur, pupuk tersebut dihancurkan terlebih dahulu oleh pelansir pupuk. Penempatan pupuk dilakukan dengan mempertimbangkan penyebaran akar tanaman yang aktif menyerap unsur hara dalam tanah (1 1.5 meter dari pohon). Pengamatan ketepatan cara dilakukan oleh penulis dengan mengambil 30 sampel tanaman dari 3 orang pemupuk (masingmasing 10 sampel tanaman). Penulis hanya mengamati ketepatan cara pada pemupukan NPK di Blok 5, dengan menghitung ratarata jarak pupuk yang ditabur dari pokok kemudian dibandingkan dengan standar perusahaan (150 cm). Hasil pengamatan ketepatan penaburan pupuk NPK dari pokok kelapa sawit disajikan dalam Tabel 11. Tanaman ke Tabel 11. Ketepatan Penaburan Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP Jarak Standar Penaburan Pupuk dari Pokok (cm) Penabur ke (cm) Ratarata jarak dari pohon (cm) Ketepatan Penaburan Pupuk dari Pokok (%) Ratarata Sumber: Pengamatan di lapangan (2010) Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa ratarata ketepatan penaburan pupuk NPK dari pokok kelapa sawit adalah persen. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ketepatan penaburan pupuk NPK dari pokok kelapa sawit mendekati 100 persen. Kehilangan Pupuk Kehilangan pupuk dapat terjadi mulai dari penerimaan pupuk di gudang, penguntilan pupuk, pemuatan untilan ke kendaraan untuk mengecer, pengeceran untilan ke lapangan, serta penuangan pupuk ke ember dan penaburan pupuk,

63 52 walaupun kehilangannya pada setiap tahap tersebut sangat sedikit. Kehilangan pupuk tersebut akan menimbulkan kerugian dalam hal biaya serta berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada saat penguntilan, kehilangan pupuk sering terjadi akibat penggunaan karung yang tidak layak untuk penguntilan dan pengikatan untilan yang tidak kuat (bocor). Pada saat pemuatan untilan ke kendaraan juga terjadi kehilangan pupuk. Karyawan pemuat umumnya melemparkan untilan ke dalam kendaraan sehingga sering menyebabkan karung untilan tersebut bocor lalu pupuknya tercecer. Pada saat pengeceran pupuk, kehilangan pupuk terjadi saat untilan dari kendaraan dilemparkan ke tepi jalan. Lemparan tersebut dapat menyebabkan terbukanya ikatan untilan dan pecahnya karung sehingga pupuk tercecer. Kehilangan pupuk tersebut dapat diminimalisir dengan adanya kontrol mandor terhadap karyawan untuk mengikat untilan dengan kuat, penggunaan karung yang tidak bocor, pemuatan dan pengeceran untilan pupuk dengan hatihati, serta penuangan pupuk ke ember harus hatihati. Pada saat magang penulis melakukan pengamatan kehilangan pupuk Urea mulai dari penguntilan pupuk, pengeceran pupuk, penuangan pupuk ke ember, dan penaburan pupuk dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Kehilangan Pupuk Urea di Afdeling Viktor PT TPP No. Uraian Penguntilan pupuk Pengeceran pupuk Penuangan pupuk ke ember Penaburan pupuk Kehilangan Pupuk Urea dari Aplikasi 4 ton (kg) (%) Total kehilangan Sumber: Pengamatan di lapangan (2010) Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa kehilangan pupuk tertinggi terjadi saat pengeceran pupuk ke lapangan dan kehilangan pupuk yang terendah terjadi saat penaburan pupuk ke pohon kelapa sawit. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa

64 53 kehilangan pupuk Urea yang terjadi tidak tinggi yaitu hanya 0.19 persen dari 4 ton Urea. Faktor Penunjang dan Hambatan Pelaksanaan Pemupukan Pemupukan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi status pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya akan menentukan produksi TBS. Oleh karena itu pelaksanaan pemupukan di lapangan harus dilakukan dengan benar dan tepat waktu. Faktor penunjang kegiatan pemupukan di lapangan antara lain: (1) perencanaan yang dilakukan dengan cermat yaitu penentuan rekomendasi pupuk, jenis pupuk dan penyediaan pupuk yang cukup dan tepat waktu; (2) organisasi kerja yang meliputi tenaga kerja dan trasportasi; (3) kontrol dan pengawasan. Kontrol terhadap pekerjaan pemupukan harus dilaksanakan secara seksama guna menghindari terjadinya kesalahan aplikasi di lapangan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, banyak sekali permasalahan yang ditemui selama kegiatan pemupukan. Permasalahan tersebut antara lain kesulitan dalam penentuan jumlah kebutuhan pupuk secara tepat disebabkan jumlah pohon saat penentuan rekomendasi yang berdasarkan tegakan perhektar (SPH) berbeda dengan jumlah dan kondisi pohon yang ada di lapangan, sehingga perlu diadakan sensus pohon secara rutin untuk menentukan jumlah tanaman dan keadaan blok. Ketidaksiapan lapangan untuk dilaksanakannya pemupukan, yaitu piringan belum siap dipupuk karena gulma belum dikendalikan; hambatan karena hujan lebat, sehingga blok yang akan dipupuk menjadi banjir dan jalan rusak; kesalahan yang dilakukan tenaga kerja pada saat berlangsungnya kegiatan pemupukan di lapangan, antara lain masih adanya beberapa pohon yang belum dipupuk, penaburan pupuk di piringan yang tidak sesuai dengan standar perusahaan. Ada beberapa hal yang sering menjadi kendala dan penghambat dalam pelaksanaan pemupukan antara lain karena kondisi infrastruktur yang kurang baik, seperti jalan rusak sehingga kendaraan yang digunakan untuk pengeceran pupuk mengalami kesulitan melalui jalan tersebut. Hambatan juga terjadi karena topografi areal/blok yang bergelombang, areal/blok yang berawarawa, serta jumlah titi panen yang kurang dan tidak layak juga menjadi kendala bagi para penabur untuk masuk ke dalam blok.

65 54 Hal yang menjadi kendala di atas perlu mendapat perhatian khusus karena dapat menimbulkan kerugian dan mempengaruhi keefektifan pemupukan. Misalnya pemupukan akan membutuhkan waktu yang lama, ada tanaman yang belum mendapatkan pupuk, dan kehilangan pupuk karena tercecer.

66 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pelaksanaan pemupukan di PT Tunggal Perkasa Plantation secara umum sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) pemupukan yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari proses pelaksanaan pemupukan yang menggunakan metode penguntilan untuk mengemas pupuk. Di Afdeling Viktor Kebun Radang Seko Banjar Balam menguntilan tidak dilakukan berdasarkan jumlah pohon per until, tetapi hanya membagi tiap sak pupuk menjadi dua bagian yang sama banyak. Alat takar pupuk yang baku dan dikalibrasi telah digunakan dengan baik sesuai dosis dan jenis pupuk. Pemupukan dilakukan dengan metode pelansiran pupuk ke dalam blok secara tuntas terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan penaburan, serta penaburan pupuk dari tengah blok (pasar tengah). Dengan demikian pemberian pupuk pada tiap tanaman diharapkan dapat tepat sesuai dosis per pohon. Pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader menjadi prioritas dalam pemupukan, karena hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyebaran pupuk lebih merata di atas permukaan tanah, sehingga menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata dan perkembangan akar dapat lebih seimbang. Selain itu tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit sehingga memudahkan pengawasan sehingga pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Pelaksanaan kegiatan magang telah memberikan pengetahuan pada penulis dalam teknik budidaya tanaman kelapa sawit dan pengetahuan tentang pengelolaan pemupukan tanaman kelapa sawit. Penulis juga memperoleh pengalaman kerja dari berbagai posisi kerja, yaitu sebagai buruh harian lepas (KHL), pendamping mandor, dan pendamping asisten. Saran Pelaksanaan pemupukan di PT Tunggal Perkasa Plantation secara umum telah mengacu pada prinsip 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat agar tetap dipertahankan pada pelaksanaan pemupukan

67 56 selanjutnya. Perlu adanya peningkatan kegiatan infrastruktur, mengingat pentingnya kegiatan tersebut untuk melancarkan kegiatan kebun seperti pemupukan. Peningkatan pengawasan pemupukan dan sistem pemupukan juga harus ditingkatkan untuk memperlancar aplikasi pemupukan di lapangan. Sistem pemupukan dengan penguntilan dapat membantu meningkatkan ketepatan dosis pemupukan dan mempermudah operasi di lapangan.

68 DAFTAR PUSTAKA Adiwiganda, R. dan M. M. Siahaan Kursus Manajemen Perkebunan Dasar Bidang Tanaman. Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Medan. Medan. 68 hal. Direktorat Jenderal Perkebunan Statistik Perkebunan Indonesia Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian. Jakarta. 57 hal. Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa, R. Hartono Kelapa Sawit: Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Edisi revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hal. Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutandi Pupuk dan Pemupukan. Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 208 hal. Lubis, A.U Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Marihat Bandar Kuala. Pematang Siantar. 435 hal. Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Gajah Mada University Press. Yokyakarta. 605 hal. Pahan, I Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 411 hal. PT Astra Agro Lestari Laporan Akhir Survey Tanah dan Evaluasi Lahan untuk Perkebunan Kelapa Sawit Tingkat Semi Detail Skala 1 : Areal Perkebunan PT Tunggal Perkasa Plantations Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. PT AAL. Jakarta. 310 hal. Sianturi, R. F Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Inti Pir Trans PT Agrowijaya Sei Tungkal Jambi. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. (Tidak Dipublikasikan) Sukamto Lima Puluh Delapan Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 83 hal. Sutarta, E. S, S. Rahutomo, W. Darmosarkoro dan Winarna Peranan unsur hara dan sumber hara pada pemupukan tanaman kelapa sawit, hal. 81. Dalam W. Darmosarkoro, E. S. Sutarta dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

69 58 Winarna, W. Darmosarkoro dan E. S. Sutarta Teknologi pemupukan tanaman kelapa sawit. hal Dalam W. Darmosarkoro, E. S. Sutarta dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Yahya, S Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 52 hal.

70 LAMPIRAN

71 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di PT Tunggal Perkasa Plantations Tanggal Uraian Kegiatan Tiba di lokasi Lapor, apel pagi di kantor besar Pembagian lokasi magang Menunggu diantarkan ke lokasi magang Penyulaman Mucuna sp. Penyulaman Mucuna sp. Penyulaman Mucuna sp. Penyulaman Mucuna sp. Olahraga Libur Pembuatan RTH Pembuatan RTH Pembuatan RTH Pembuatan RTH Pemupukan NPK Olahraga Libur Pemupukan (pupuk kandang) Pemupukan (pupuk kandang) Pemupukan (pupuk kandang) Pemupukan (pupuk kandang) Pemupukan (pupuk kandang) Olahraga Libur Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar....(satuan/HK) bibit 150 bibit 150 bibit 45 bibit 150 bibit 40 bibit 150 bibit 40 bibit 150 bibit 1 RTH 2 RTH 2 RTH 50 kg 150 kg 150 kg 4 karung 13 karung 20 karung 6 karung 20 karung 20 karung 4 karung 17 karung 20 karung 5 karung 20 karung 20 karung 4 karung 16 karung 20 karung Lokasi Mes ATC PT TPP Kantor besar PT TPP Kantor besar PT TPP Mes ATC PT TPP Blok 2 afd V Blok 2 afd V Blok 4 afd V Blok 4 afd V Gor TPP Blok 9 afd V Blok 9 afd V Blok 9 afd V Blok 9 afd V Blok 4 afd V Gor TPP Blok 24 afd V Blok 24 afd V Blok 24 afd V Blok 24 afd V Blok 24 afd V Gor TPP

72 61 Lampiran 1. (Lanjutan) Tanggal Uraian Kegiatan Pemupukan NPK Perawatan Mucuna sp. Perawatan Mucuna sp. Perawatan Mucuna sp. Perawatan Mucuna sp. Olahraga Libur Praktek panen didampingi oleh mandor Praktek panen didampingi oleh mandor Pemupukan Kieserite Pemupukan Kieserite Pemupukan Kieserite Olahraga Libur Penyemprotan CWC Penyemprotan lalang Penyembrotan CWC Membuat tapak timbun Rawat parit Olahraga Libur Rawat gawangan DAK Rawat gawangan DAK Inisial pruning (TM 1) Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar....(satuan/HK) kg 250 kg 250 kg 0.25 ha 0.25 ha 0.25 ha 0.25 ha 0.25 ha 4 jjg 60 jjg 7 jjg 60 jjg 100 kg 250 kg 250 kg 0.2 ha 0.5 ha 0.5 ha 0.3 ha 0.5 ha 0.5 ha ha 2.5 ha 17 pohon Lokasi Blok 21 afd V Blok 8 afd V Blok 8 afd V Blok 8 afd V Blok 8 afd V Gor TPP Blok 10 afd U Blok 10 afd U Blok 21,22 afd V Blok 19 afd V Blok 20 afd V Gor TPP Blok 17 afd V Blok 17 afd V Blok 18 afd V Blok 7 afd V Blok 7 afd V Gor TPP Blok 9 afd V Blok 9 afd V Blok 5 afd R

73 62 Lampiran 1. (Lanjutan) Tanggal Uraian Kegiatan Inisial pruning (TM 1) Penguntilan pupuk urea Olahraga Libur Pemupukan mekanis (Fertilizer spreader) Pemupukan mekanis (Fertilizer spreader) Memancang untuk penyisipan Penyemprotan resam Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar....(satuan/HK) pohon 6.4 ha/ jam 2 kep 10 kep 10 kep Lokasi Blok 5 afd R Gudang afd V Gor TPP Blok 4, 5 afd T Blok 8,9 afd T Blok 7 afd W Blok 1 afd V

74 63 Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor di PT Tunggal Perkasa Plantations Tanggal Uraian Kegiatan Mengawasi penguntilan pupuk urea Olahraga Libur Mengawasi pemupukan urea Mengawasi pemupukan NPK Perawatan Mucuna sp. Perawatan Mucuna sp. Membantu persiapan acara pernikahan asisten Membantu persiapan acara pernikahan asisten Membantu persiapan acara pernikahan asisten Mengambil pupuk di gudang TPP Mengawasi pemupukan NPK Pengukuran daun ke 3 dan 9 Mengikuti training mandor pupuk Mengikuti training mandor pupuk Olahraga libur Mengawasi pemupukan kieserite Mengawasi pemupukan kieserite Mengawasi penyisipan Mucuna sp. Mengawasi penyisipan Mucuna sp. Jumlah KHL yang Diawasi (orang) Prestasi Kerja Luas Areal yang Diawasi (ha) Lama Kegiatan (jam) Lokasi Gudang afd V Gor TPP Blok 25 afd V Blok 15 afd V Blok 11 afd V Blok 11 afd V Pekanbaru Pekanbaru Pekanbaru Gudang TPP Blok 12 afd V Blok 5 afd V ATC TPP ATC TPP Gor TPP Blok 22 afd V Blok 22 afd V Blok 2 afd V Blok 2 afd V Blok 2 afd V

75 64 Lampiran 2. (Lanjutan) Tanggal Uraian Kegiatan Olahraga Libur Mengikuti training pemupukan mekanis Kunjungan ke pabrik TPP Kunjungan ke pabrik TPP Mengawasi penyemprotan resam Mengawasi pemupukan NPK Olahraga Jumlah KHL yang Diawasi (orang) Prestasi Kerja Luas areal yang Diawasi (ha) Lama kegiatan (jam) Lokasi Gor TPP ATC TPP Pabrik TPP Pabrik TPP Blok 17 afd V Blok 18 afd V Gor TPP

76 Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten/Kepala Afdeling di PT Tunggal Perkasa Plantations 65 Tanggal Uraian Kegiatan Libur Membantu mengerjakan data untuk review selasa Review kantor besar TPP Memonitoring pemupukan urea Mengawasi perbaikan gudang afdeling V Memonitoring pengendalian gulma (DAK) Olahraga Libur Membantu mengerjakan data untuk review selasa Review kantor besar TPP Kantor afdeling Viktor Memonitoring pemupukan dolomit Libur Olahraga Libur Membantu mengerjakan data untuk review selasa Review kantor besar TPP Alkimatisasi Mucuna sp. Alkimatisasi Mucuna sp. Jumlah Mandor yang Diawasi (orang) Prestasi Kerja Luas Areal yang Diawasi (ha) Lama Kegiatan (jam) Lokasi Kantor afd S Kantor besar TPP Blok 20 afd V Gudang afd V Blok 9 afd V Gor TPP Kantor afd S Kantor besar TPP Blok 1 afd V Gor TPP Kantor afd S Kantor besar TPP Blok 14 afd R Blok 14 afd R

77 66 Lampiran 3. (Lanjutan) Tanggal Uraian Kegiatan Alkimatisasi Mucuna sp. Olahraga Libur Membantu mengerjakan data untuk review selasa Review kantor besar TPP Persiapan persentasi Persiapan persentasi Persiapan persentasi Olahraga Libur Membantu mengerjakan data untuk review selasa Review kantor besar TPP dan persentasi di kantor pabrik Jumlah Mandor yang Diawasi (orang) 2 Prestasi Kerja Luas Areal yang Diawasi (ha) Lama kegiatan (jam) Lokasi Blok 14 afd R Gor TPP Kantor afd S Kantor besar TPP Kantor afdeling V Kantor afdeling V Kantor afdeling V Gor TPP Kantor afd S Kantor besar TPP.

78 67 Lampiran 4. Curah Hujan dan Hari Hujan di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau Periode Bulan Rataan CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH Januari Februari Maret April Mei Juni Juli agustus September Oktober November Desember Jumlah BB BK Keterangan : CH = Curah Hujan Q = HH = Hari Hujan = BB = Bulan Basah = (tipe Iklim B) BK = Bulan Kering Q = Nilai untuk menentukan batasbatas tipe iklim berdasarkan klasifikasi SchmidthFerguson Klasifikasi iklim menurut SchmidthFerguson A = Daerah sangat basah F = Daerah kering B = Daerah basah G = Daerah sangat kering C = Daerah agak basah H = Daerah ekstrim kering D = Daerah sedang E = Daerah agak kering

79 Lampiran 5. Kelas Kesesuaian Lahan di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau Persyaratan tumbuh/karakteristik Lahan Suhu (tc) Suhu tahunan ratarata ( C) Ketersediaan Air (wa) Curah hujan tahunan ratarata (mm) Jumlah bulan kering (bulan) < 2 Ketersediaan Oksigen (oa) Kelas drainase Baik sedang Keadaan Perakaran (rc) Tekstur tanah (permukaan) Fraksi kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Gambut: Kedalaman (cm) Kedalaman (cm), bila berlapis dengan bahan mineral/pengkayaan mineral Kematangan Ketersediaan Hara (nr) KTK liat (meq(+)/kg) Kejenuhan Basa (%) Kelas Kesesuaian Lahan S1 S2 S3 N Halus, agak halus, sedang < 15 >100 < 60 < 140 Sapric* >16 > Agak Terhambat Sapric, hemic* Terhambat, agak cepat Agak kasar Hemic, fibric* < 4.2 >7.0 < 20 > 35 < 1250 >4000 > 4 Sangat terhambat, cepat Kasar >55 <50 >200 >400 Fibric ph H2O >0.8 Toksisitas (xc) Salinitas (ds/m) < >4 Sodisitas (xn) Alkalinitas/ESP (%) Toksisitas sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm) > < 60 Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Tingkat bahaya erosi (eh) < 8 Very low 8 16 Low moderat severa >30 Very severe Bahaya Banjir (fh) Banjir F0 F1 F2 >F2 Penyiapan Tanah (lp) Batuan permukaan (%) < >40 Singkapan batuan (%) < Keterangan : * = yang dominan Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010) > 25

80 Lampiran 6. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau Utara OA = Afdeling Alfa OW= Afdeling Wisky OA = Afdeling Alfa OW = Afdeling Wisky

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan 16 KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Pada tahun 1918 terdapat tiga perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dengan luas lahan sebesar 28 000 ha yang berada di Air Molek, Riau. Perusahaan tersebut adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Geografi

KEADAAN UMUM. Letak Geografi 8 KEADAAN UMUM PT. Sari Lembah Subur (SLS) merupakan anak perusahaan dari PT. Astra Agro Lestari, Tbk yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. PT. SLS adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional, selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga mengarah pada kesejahteraan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI Oleh PUGUH SANTOSO A34103058 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis, Jacq) DI PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION, KABUPATEN MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN OLEH HARYO PURWANTO A24051955 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kelapa sawit (Elaesis guineesis Jacq.) merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada tanaman penghasil minyak nabati

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG KONDISI UMUM LOKASI MAGANG PT Windu Nabatindo Abadi adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate (SCME), Bangun Koling

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh SUER SEPWAN ANDIKA A24052845 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Idealnya setiap kebun harus sudah dievaluasi lahannya secara benar. Evaluasi Kelas Kesesuaian Lahan (KKL) pada suatu perkebunan kelapa sawit sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 11 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT. Panca Surya Agrindo terletak di antara 100 0 36-100 0 24 Bujur Timur dan 100 0 04 100 0 14 Lintang Utara, di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Produksi Tandan Buah Segar 4.1.1. Kebun Rimbo Satu Afdeling IV Hasil dari sensus pokok produktif pada tiap blok sampel di masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kenampakan Secara Spasial Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang Citra yang digunakan pada penelitian ini adalah Citra ALOS AVNIR-2 yang diakuisisi pada tanggal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. Aspek Teknis PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT Socfindo, Perkebunan Bangun Bandar Medan, Sumatera Utara, dimulai pada tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012. Metode Pelaksanaan

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh IKA WULAN ERMAYASARI A24050896 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Keefektifan pemupukan berkaitan dengan tingkat hara pupuk yang diserap tanaman. Pupuk dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Efesiensi pemupukan berkaitan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN 54 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS SUMATERA BARAT. PT. Bakrie Pasaman Plantations ini bernaung dibawah PT. Bakrie

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 9 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Wilayah dan Administratif PT. Intisawit Perkasa terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Lokasi perkebunan dapat dicapai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB PENURUNAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB PENURUNAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT 1 ANALISIS FAKTOR PENYEBAB PENURUNAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI LALA, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS, INDRAGIRI HULU, RIAU ANA YUNITA S A24061855 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian dan Letak Geografis Lokasi penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII. PT. Perkebunan Nusantara VIII, Perkebunan Cikasungka bagian Cimulang

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku 50 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM 3.1.1. Lokasi PKPM Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku V Jorong, kecematan Tanjung Mutiara, kabupaten Agam, provinsi

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P.

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P. SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : 0901618 JURUSAN : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P. Sembiring STIP-AP Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebuan

Lebih terperinci

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP 38 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP (CLP GROUP) dengan nama P.T. SUBUR ARUM MAKMUR kebun Senamanenek I (PT.

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Tambusai Estate terletak di antara 100 0 37-100 0 24 Bujur Timur dan 1 0 04-1 0 14 Lintang Utara yang terletak di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk 35 PEMBAHASAN Pahan (2008) menyebutkan bahwa pemupukan kelapa sawit dilakukan pada tiga tahap perkembangan tanaman, yaitu tahap pembibitan, TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), dan TM (Tanaman Menghasilkan).

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MUSTIKA PT SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh CINDY CHAIRUNISA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kualitas Lahan Kualitas lahan yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian lahan dalam penelitian ini adalah iklim, topografi, media perakaran dan kandungan hara sebagaimana

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif KEADAAN UMUM Wilayah Administratif Lokasi PT Sari Aditya Loka 1 terletak di Desa Muara Delang, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Jarak antara perkebunan ini dengan ibukota Kabupaten

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, Agustus 2014

Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, Agustus 2014 Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, 19-21 Agustus 2014 IMPLEMENTASI PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) POLA MASYARAKAT PADA

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PANTAI BUNATI ESTATE PT. SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh Camellia Kusumaning Tyas A34104031 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SIME DARBY GROUP, MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN oleh HULMAN IRVAN A24052646

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian di Indonesia berpeluang besar dalam peningkatan perekonomian rakyat dan pembangunan perekonomian nasional.adanya

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Bumitama Gunajaya Agro (BGA) berawal dari pengusahaan perkebunan kelapa sawit berskala kecil di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah yang dimulai pada tahun 1998

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok Sistem manajemen perkebunan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas Kebun (Estate) yang dikepalai oleh seorang Estate Manager. Seorang Estate Manager membawahi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 5 November 2009 PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG PT Bina Sains Cemerlang merupakan perusahaan yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Bukit Pinang Estate (BPE), Sungai Pinang Estate (SPE), dan Sungai Pinang Factory (SPF). Masing-masing

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. SOCFIN INDONESIA, KEBUN TANAH GAMBUS, LIMA PULUH, BATU BARA, SUMATERA UTARA Oleh : GUNTUR SYAHPUTRA PURBA A 34104049 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996- IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Informasi Umum 1. Sejarah Perusahaan PT. SOCFINDO merupakan suatu usaha kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan dari negeri belgia. Perusahaan ini berdiri pada

Lebih terperinci

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT. (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION,

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT. (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, KABUPATEN MUSI RAWAS, PROPINSI SUMATERA SELATAN OLEH EKY PERDANA A24052775

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama Indonesia. Tanaman yang produk utamanya terdiri dari minyak sawit (CPO) dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatif yang normal sehingga dapat memberikan produksi tandan buah

Lebih terperinci

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilam (Pogostemon sp.) merupakan salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri (essential oil). Di dalam dunia perdagangan Intemasional minyak nilam sering

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

Teknis Penanaman Baru dan Replanting. PT. Bumitama Gunajaya Agro, Februari 2017 Suroso Rahutomo

Teknis Penanaman Baru dan Replanting. PT. Bumitama Gunajaya Agro, Februari 2017 Suroso Rahutomo Teknis Penanaman Baru dan Replanting PT. Bumitama Gunajaya Agro, Februari 2017 Suroso Rahutomo Pendahuluan Kelapa Sawit 2015 Negara Swasta Rakyat Luas (juta ha) CPO (juta ton) Produktivitas (ton CPO/ ha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Produktivitas Produktivitas mengandung pengertian perbandingan hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan (input). Menurut Dewan Produktivitas Nasional

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konservasi Tanah Salah satu faktor yang cukup penting dan peranannya sangat besar dalam usaha perkebunan kelapa sawit adalah kondisi sumberdaya lahannya. Keadaan tanah kebun inti I

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2009 di PTP Nusantara VI pada unit usaha Rimbo Satu Afdeling IV (Gambar Lampiran 5), Rimbo Dua Afdeling

Lebih terperinci

OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A

OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG MINAMAS PLANTATION, MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A24053121 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun 12 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka Intipersada Estate

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci