BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
|
|
- Herman Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, bagaimanapun juga manusia tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi yang mempengaruhinya. Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan atau informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim, pesan atau informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga akan memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa, sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan dan tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Dalam komunikasi terdapat beberapa komponen yang mendukungnya, komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Harold Lasswell (dalam Mulyana, 2007) komponen-komponen komunikasi adalah sebagi berikut : 1. Sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender) komunikator (communicator) adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. sumber bisa seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. 2. Pesan (message) yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tersebut. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. 3. Saluran (channel) yakni alat atau wahana yang digunakan oleh sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Pada dasarnya komunikasi manusia
2 menggunakan dua saluran, yakni cahaya dan suara, meskipun kita juga dapat menggunakan kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang lain. 4. Penerima atau komunikan (reciever) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain. 5. Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. 6. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan daripenerima pesan atas isi pesan yang disampaikan. Banyak para ahli dan ilmuwan yang mendefinisikan komunikasi, di bawah ini beberapa definisi komunikasi adalah : 1. Raymons S. Ross mendefinisikan komunikasi sebagai proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemilihan bersama lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respons yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber (dalam Rakhmat, 2003). Dance mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal, ketika lambang-lambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli (dalam Rakhmat, 2003). Colin Cherry mendefinisikan komunikasi sebagai usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda. Memiliki bersama serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan mencapai tujuan (dalam Rakhmat, 2003). 2. Bernard Berelson dan Gary A. Steiner mengartikan komunikasi sebagai transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbolsimbol kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi (dalam Mulyana, 2007). Menurut William I. Gorden komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan (dalam Mulyana, 2007). Everett M. Rogers berpendapat bahwa komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (dalam Mulyana, 2007). Ketrampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan non verbal,
3 komunikasi verbal meliputi kata-kata yang diucapkan atau tertulis, sedangkan komunikasi non verbal meliputi bahasa tubuh. Komunikasi adalah berhubungan dan mengajak orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Pada kenyataannya tidak semua orang terlahir sempurna, ada beberapa orang yang terlahir dengan keistimewaan yang diberikan oleh Tuhan, misalnya tunarungu. Menurut Mufti Salim (dalam Somantri, 2007), tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya. Ia memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus untuk mencapai kehidupan lahir batin yang layak. Karena memiliki hambatan dalam pendengaran, individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara, cara berkomunikasi dengan individu tersebut menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa anak yang memiliki gangguan pendengaran atau tunarungu pasti akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi secara verbal. Akan tetapi bila anak tunarungu ditangani dengan tepat, konsisten dan sistematis maka kesulitan berkomunikasi secara verbal bisa ditanggulangi. Hal yang paling sulit dipelajari anak tunarungu adalah belajar mendengar, maka pendekatan yang diberikan pada anak tunarungu bukan hanya melalui sensor auditory (pendengaran) tetapi juga mengikut sertakan sensor visual dan taktil kinestetik (rasa raba). Penatalaksanaan terapi wicara pada anak tunarungu melalui 3 tahap, yaitu 1. Prespeech atau Prawicara Pada tahap ini kita mulai berikan latihan persepsi pendengaran dengan memperkenalkan bunyi-bunyi bahasa kepada anak dari berbagai posisi. Apabila tidak ada respon dari anak, maka kita tidak boleh langsung menyimpulkan bahwa anak tidak bisa mendengar. Anak kita pasti mendengar stimulus yang kita berikan namun dia belum mengetahui suara stimulus yang kita berikan. Maka kita harus langsung memberitahu kepada anak bunyi yang kita berikan. Contoh: stimulus suara lonceng diberikan tiga kali dan tidak ada respon dari anak, maka kita harus memperlihatkan benda yang kita perdengarkan kepada anak bahwa tadi adalah
4 suara/bunyi lonceng,dan kita minta anak untuk memegang benda tersebut. Dalam tahap ini anak sudah mendapatkan konsep bahasa suatu benda melalui tiga sensor. Apabila persepsi pendengaran anak terhadap bunyi atau suara sudah konsisten, maka kita harus mengganti program latihan pada tingkat yang lebih sulit. 2. Bahasa Menurut Joseph Bram Bahasa adalah suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol bunyi arbiter yang dipergunakan oleh para anggota suatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain. Didalam aturan secara linguistik, unsur bahasa dibagi atas tiga bagian, meliputi isi, bentuk dan penggunaan. Sebelum kita melakukan pendekatan dan terapi kepada anak, kita harus mempersiapkan materi dan alat yang kita perlukan. Misalnya, kita akan memperkenalkan kata kucing maka kita harus menyiapkan flash card (kartu bergambar) benda tersebut, buku/majalah bergambar benda tersebut, miniatur atau boneka benda tersebut. Adapun cara dalam menerapkan konsep kata diatas, sebagai berikut: a. Minta anak untuk mengidentifikasi flash card pada benda yang sama. Bila anak merespon benar maka kita berikan reward berupa pujian. Bila anak tidak merespon kita tidak langsung memberi punishment (hukuman) kepada anak. Sebaiknya arahkan anak untuk mengidentifikasi benda yang dimaksud. Dengan demikian anak akan dapat memahami instruksi dan benda yang dimaksudkan. Kita juga tetap memberi stimulus melalui auditory (suara kucing) agar anak semakin memahami konsep benda tersebut. b. Saat kita memberi stimulus auditory, jangan lupa kita harus manfaatkan miniatur dari benda tersebut. Sebelum kita memulai aktifitas di atas, sebaiknya kita tidak langsung memperlihatkan benda/alat yang akan digunakan karena akan membuat konsentrasi anak mudah beralih dan tidak fokus. Bila latihan di atas sudah konsisten kita harus melanjutkan ke materi yang lebih sulit. 3. Artikulasi Artikulasi merupakan proses penyesuain ruangan suproglottal yang tujuannya untuk memodifikasi bunyi suara laryngeal menjadi suara bicara. Penyesuain suara di daerah
5 laring terjadi dengan menaikkan dan menurunkan laring, mengatur jumlah transmisi udara melalui rongga mulut dan rongga hidung melalui katup velofaringeal dan merubah posisi mandibula (rahang bawah) dan lidah. Proses diatas yang akan menghasilkan suara dalam bicara. Sebagaimana kita ketahui bahwa anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara (seperti : tunarungu, afasia perkembangan, autisma dan lain sebagainya) tentunya akan mengalami kegagalan dalam berartikulasi. Hal ini disebabkan oleh keterlambatan maturasi organ artikulasi, maka untuk mencapai kemampuan artikulasi yang baik diperlukan oral motor exercise terlebih dahulu, latihan ini bertujuan untuk menguatkan otot-otot organ artikulasi. Setelah kita melakukan stimulasi oral motor maka kita mulai melakukan produksi suara/bunyi vokal, suku kata, kata dan seterusnya melalui sensor auditory, visual dan taktil kinestetik. (Yanti, 2008). Terapi wicara disini bukan hanya untuk membantu mereka dapat berbicara dengan individu yang lainnya melainkan membantu mereka meningkatkan ketrampilan dalam berkomunikasi, sehingga mereka pun dapat menyampaikan apa yang ingin mereka ungkapkan dengan mudah dimengerti oleh orang lain serta agar mereka dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh orang lain. Mengingat pentingnya komunikasi dalam berhubungan dengan individu yang lainnya dan ada beberapa orang yang memiliki hambatan dalam berkomunikasi, dalam hal ini tunarungu, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul Terapi Wicara Untuk Membantu Komunikasi Anak Tunarungu di SLB Yayasan Keluarga Sejahtera Manunggal Slawi Jawa Tengah.
6 B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mempelajari tindakan-tindakan yang diterapkan dalam terapi wicara terhadap anak tunarungu 2. Mempelajari sejauh mana terapi wicara dapat membantu anak tunarungu dalam berkomunikasi, 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menghambat proses terapi wicara di Sekolah Luar Biasa Yayasan Keluarga Sejahtera Manunggal Slawi Jawa Tengah. C. Manfaat Penelitian a. Manfaat secara teoritis Secara teoritis dan akademi, diharapkan dapat memperkaya literatur khususnya bidang psikologi serta dapat dijadikan sebagai bahan pembanding yang memadai untuk selanjutnya dikaji ulang dalam penelitian atau penulisan yang relevan. b. Manfaat secara praktis Diharapkan hasil penelitian ini juga dapat memberikan informasi pada seluruh pihak yang berkepentingan dalam membantu anak tunarungu meningkatkan kemampuan berkomunikasi, khususnya para terapis di Sekolah Luar Biasa Yayasan Keluarga Sejahtera Manunggal Slawi Jawa Tengah. D. Rancangan Penelitian
7 Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana dapat diuraikan menurut Satori & Komariah (2009) bahwa penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh katakata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. Penelitian ini dilakukan dengan penelitian deskriptif kualitatif, yang berlangsung dalam latar alamiah atau wajar, peneliti merupakan instrumen utama, lebih mementingkan proses daripada hasil, serta analisa datanya dilakukan untuk mengeksplorasi dan klarifikasi mengenai satu fenomena atau kenyataan yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Dalam penulisan penelitian ini, peneliti menggunakan subyek penelitian sejumlah 2 orang dan semuanya adalah siswa kelas 1 SMALB bagian B yang berusia 16 tahun, dipilihnya 2 orang subyek tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana terapi wicara membantu komunikasi anaktunarungu, karena subyek tersebut telah lama mengikuti terapi wicara dan lebih mudah untuk mengerti pertanyaan peneliti. 1. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan : a. Wawancara ( interview ) Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Metode wawancara (interview) adalah suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan mendapatkan informasi penting yang diinginkan (Zuriah, 2006). Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara semiterstruktur, menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2008) wawancara semiterstruktur termasuk dalam kategori in-depth-interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari jenis wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, ide-idenya.
8 Wawancara dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program terapi wicara dapat membantu anak tunarungu dalam berkomunikasi. Metode wawancara merupakan upaya memperoleh data melalui tanya jawab secara langsung dengan informan atau sumber, metode wawancara merupakan proses pengumpulan data melalui tatap muka (tanya jawab). Pihak yang diwawancarai sebagai informan dalam penelitian ini yaitu: 1. Terapis 2. Murid 3. Wali murid, dengan tujuan untuk menambah informasi tentang perkembangan kemampuan komunikasi anak tunarungu. b. Observasi Selain menggunakan teknik wawancara, peneliti juga menggunakan metode observasi sebagai metode pendukung dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi tidak terstruktur, menurut Faisal (dalam Sugiyono, 2008) observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Observasi atau pengamatan dilakukan secara langsung kedalam lingkungan terutama yang mempunyai hubungan dengan obyek penelitian, metode observasi merupakan metode yang paling dasar dan universal. Yaitu suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi melalui panca indra yang dilakukan secara sistematis, guna memahami dan memperlihatkan obyek yang diamatinya. Manfaat pengamatan langsung oleh M.Q Patton (dalam Sotari & Komariah, 2009) yaitu: 1) Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistih dan menyeluruh. 2) Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery. 3) Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati oleh orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
9 4) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. 5) Peneliti dapat menemukan hal-hal diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. 6) Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan suasana situasi sosial, dengan berada secara pribadi dalam lapangan peneliti mempunyai kesempatan mengumpulkan data yang kaya, yang dapat dijadikannya dasar untuk memperoleh data yang lebih banyak, lebih terinca dan lebih cermat. Hal-hal yang difokuskan untuk diobservasi yaitu: perkembangan kemampuan berbicara para tuna rungu yang mengikuti program terapi wicara. Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana anak tunarungu berkomunikasi dengan individu lainnya yang tidak mengalami gangguan pendengaran, peneliti mengobservasi bagaimana kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, kegiatan belajar di luar kelas seperti olah raga dan ketrampilan. 2. Analisa Data Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana, analisa sebagai proses untuk merinci data yang akan ditulis pada penyajian data. Menurut Sugiyono (2008), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisa data ini didasarkan pada suatu pertimbangan bahwa setelah data dikumpulkan dari lokasi penelitian, selanjutnya data dianalisis untuk mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan yang sebenarnya sehingga diharapkan dapat berguna dalam rangka pemecahan masalah. Analisa data ini terdiri dari tiga kegiatan yang bersifat interaktif, yaitu: a. Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian dan penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis
10 dari lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisa yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan kata dengan sedemikian rupa. b. Penyajian data, yaitu menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan untuk mengadakan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian data, maka peneliti dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, yaitu kegiatan menyimpulkan makna-makna dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti memilih tempat penelitiannya di SLB Manunggal Slawi Jawa Tengah. Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 oktober 2010 sampai tanggal 3 januari Instrumen Penelitian Peneliti merupakan instrumen utamanya, karena peneliti terjun langsung dalam penelitian selaku tangan pertama yang melacak data atau informasi deskriptif. Selain peneliti sebagai instrument utama, peneliti juga akan dibantu oleh instrument yang berupa alat tulis. 5. Triangulasi Menurut Wiersma (dalam Sugiyono,2008) triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber, yaitu menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber. Sumber dalam penelitian ini adalah orang tua masing-masing subyek dan terapis.
BAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLB Negeri Handayani Kabupaten Sukabumi yang beralamat di jalan Raya Karang Tengah No. 126 Cibadak. Objek dan subjek penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai etnografi komunikasi. Untuk mendukung penelitian ini, penelitian yang sudah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar
Lebih terperinciUNSUR, PRINSIP, MODEL KOMUNIKASI
UNSUR, PRINSIP, MODEL KOMUNIKASI Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Unsur-unsur komunikasi Adalah yang membuat komunikasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. subyek penelitian, data dan jenis data, teknik pengumpulan data, instrumen
BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini meliputi : lokasi penelitian, jenis dan pendekatan penelitian, subyek penelitian, data dan jenis data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, keabsahan penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan yang bermakna dari individu satu kepada individu lainnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang selalu mengadakan hubungan timbal balik satu sama lain dengan jalan berkomunikasi. Komunikasi merupakan proses penyampaian
Lebih terperinciPSIKOLOGI KOMUNIKASI. oleh : Drs. Riswandi, M.Si. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013
PSIKOLOGI KOMUNIKASI oleh : Drs. Riswandi, M.Si. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Saebani (2008 : 123) menyatakan sebagai berikut: Penelitian dilakukan di MAN Yogyakarta 3, yang terletak di Jl.
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Tylor (dalam Zuriah, 2009 : 92), penelitian kualitatif adalah 'prosedur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dimana subjek penelitian ini merupakan orang yang mengalami masalah.
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan orang, ataupun benda yang sedang diteliti, dimana subjek penelitian ini merupakan orang yang mengalami masalah. Dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Boyband Korea (Studi pada Komunitas Safel Dance Club ) mengambil. penggemar boyband Korea di Kota Yogyakarta.
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian yang berjudul Analisis Perilaku Fanatisme Penggemar Boyband Korea (Studi pada Komunitas Safel Dance Club ) mengambil lokasi penelitian di kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Melalui komunikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan sesamanya dengan salah satunya berkomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang saling mengirim
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. data deskripstif berupa kata-kata tertulis, atau lisan dari orang-orang dan perilaku
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya selaku warga negara, mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik yang berbeda-beda, sifat yang berbeda-beda dan tingkah laku yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang diciptakan ke dunia ini mempunyai keadaan fisik yang berbeda-beda, sifat yang berbeda-beda dan tingkah laku yang berbeda-beda pula. Kesempurnaan
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif.
BAB III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Tipe penelitian deskriptif adalah tipe penelitian menjelaskan makna-makna
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A B Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan desain penelitian kualitatif. Studi kasus digunakan ketika peneliti perlu memahami suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN Setiap kegiatan penelitian sejak awal harus ditentukan dengan jelas pendekatan apa yang akan diterapkan, hal ini dimaksudkan agar penelitian tersebut dapat benar-benar mempunyai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena data yang dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Lebih terperinciPengertian Komunikasi
Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purpoisive) yaitu di
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purpoisive) yaitu di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo. Rumah makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang akan digunakan dalam studi ini adalah sebuah pendekatan penelitian kualitatif yang merupakan sebuah pendekatan yang berusaha menemukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1.KOMUNIKASI Berikut ini beberapa pendapat menutut para ahli mengenai pengertian komunikasi diantaranya : menurut Barnlund komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk
Lebih terperinciKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD
KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD DI SMALB DHARMA BAKTI DHARMA PERTIWI BANDAR LAMPUNG MUJIB Pendidikan Matematika, IAIN Raden Intan Lampung,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
47 BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas tentang (1) Pendekatan dan Rancang Penelitian, (2) Kehadiran Peneliti, (3) Sumber Data Penelitian, (4) Teknik Pengumpulan Data, (5) Analisis Data,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan kegiatan pencarian data, penyelidikan dan percobaan dalam suatu bidang tertentu yang dimaksudkan dan dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta dan prinsip-prinsip
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Menurut Bogdan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.
68 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas mengacu kepada pengertian yang menyangkut proses, prinsip dan prosedur yang dipergunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawabannya.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell (1998:15) pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut manusia memerlukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Lokasi penelitian mudah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang tidak menggunakan perhitungan, akan tetapi dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Perspektif Pendekatan Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang kemampuan masyarakat pesisir memahami serta berpartisipasi terhadap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub selam Anemon jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Tipe penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, katakata,
72 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, katakata, dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini masalah yang sedang diteliti yaitu mengenai peran tutor paud dalam
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan orang, ataupun benda yang sedang diteliti, dimana subjek penelitian ini merupakan orang yang mengalami masalah. Dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan alasan penelitian yang dilakukan dalam konteks alami. Penelitian kualitatif bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di enam Sekolah Dasar Negeri yang ada di kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi yaitu SD
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Cibeunying Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Kelurahan Cibeunying merupakan satu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu tujuan penelitian serta dapat menumbuhkan kualitas dari hasil
52 BAB III METODE PENELITIAN Yang dimaksud dengan metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mencari, mengembangkan, dan menggunakan kebenaran suatu pengetahuan 1. Karena itu metode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan pada jenis penelitian lapangan (field
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini dikategorikan pada jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif. Pada penelitian lapangan, peneliti secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahluk individu maupun mahluk sosial. Salah satu keterampilan yang harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh anak baik sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai anak adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sisi lain. Orang mempunyai kecacatan fisik belum tentu lemah dalam hal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan kesempurnaan yang berbeda-beda, kesempurnaan tidak dapat hanya dilihat dari keadaan fisiknya saja. Melainkan kita harus melihat dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya. Penelitian ini digunakan untuk
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif dipilih karena penelitianya dilakukan pada kondisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penilitian 1. Jenis penelitian Jenis penilitian ini tergolong dalam penilitian lapangan (field research), yaitu metode yang mempelajari fenomena dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah SMA Negeri 4 Surakarta, yang beralamatkan di Jalan LU Adi Sucipto No 1, Kecamatan Banjarsari,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan
Lebih terperinciMenambahi atau menyempurnakan penelitian terdahulu ibid. Hlm 384 3
BAB III METODE PENELTIAN Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian atau research, yaitu usaha untuk menemukan1, mengembangkan2, mengetahui kebenaran3 suatu pengetahuan
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang pendekatan penelitian, tehnik pengumpulan data, sumber informasi, dan tehnik analisis data. A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai kegiatan terencana untuk menangkap praktik penafsiran responden dan informan terhadap dunia.1 Jenis
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dijadikan bahan acuan adalah tulisan yang disusun oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : 469-487) berjudul Quality of Communication Experience:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian mengenai tipe-tipe interaksi sosial di Panti asuhan ini, peneliti mengambil lokasi di Panti asuhan Santa Maria, Ganjuran, Bantul,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar yang dilakukan manusia. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada hakikatnya adalah sebuah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melakukan analisis daya tarik konsumen melalui sistem member produk Sophie Paris pada masyarakat desa Jurang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dua kata lainnya communion dan community berasal dari kata Latin Communicare
BAB II 2.1 Pengertian Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Kata komunikasi atau Communication secara etimologis berkaitan dengan dua kata lainnya communion dan community berasal dari kata Latin Communicare yang
Lebih terperinciKomunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).
Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Creswell (2008, hlm 53) menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif paling cocok dilakukan terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi Program Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Sosial Anak.
Lebih terperinciMateri Minggu 1. Komunikasi
T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Pola dan Pendekatan Penelitian Pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Seperti yang didefinisikan oleh Bogdan dan Taylor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Ragam budaya yang terdapat di Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi di tiap-tiap penganutnya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siswa tunarungu adalah salah satu anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam pendengaran, sehingga untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini, peneliti ingin
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui dan menjelaskan pola kemitraan antara pemerintah dan Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Seperti telah dikemukakan dalam tujuan dari penelitian ini,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Variabel penelitian merupakan suatu atribut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Muhammadiyah Jatim yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Muhammadiyah Jatim yang mempunyai produk-produk jasa syariah (simpanan dan pembiayaan). Yang berlokasi di Jl. Raya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah fieldresearch atau penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian dan juga merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kualitatif, karena datanya
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kualitatif, karena datanya yang dipaparkan akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan prosedur analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif. Moleong (2009, hlm. 6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan
BAB III METODE PENELITIAN A. BENTUK PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikaji penelitian ini menggunakan pendekatan budaya, yaitu pendekatan dengan cara melihat obyek pengkajian sebagai suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung
BAB III METODE PENELTIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang akan digunakan adalah tipe dekriptif kualitatif, yaitu tipe penelitian yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik
Lebih terperinciPenelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran , yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2013-2014, yaitu bulan September 2013 sampai dengan Januari 2014. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah: prosedur penelitian yang
62 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang di dasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang beralamat di Jl. Rajekwesi 59-A Perak Bojonegoro. Di SLB-B Putra
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang SLB-B Putra Harapan Bojonegoro merupakan salah satu sekolah luar biasa khusus penyandang cacat tunarungu yang ada di Bojonegoro yang berada di bawah naungan yayasan
Lebih terperinciMK. Pengantar Ilmu Komunikasi Sub Pokok Bahasan: Definisi Komunikasi dan Organisasi
MK. Pengantar Ilmu Komunikasi Sub Pokok Bahasan: Definisi Komunikasi dan Organisasi Oleh Fitriyah Sa atuzzamani (D1C110078) KOMUNIKASI Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Interaksi Sosial antar Pedagang ini mengambil lokasi penelitian di Kawasan Obyek Wisata Ketep Pass, Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten
Lebih terperinci05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas
Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi Fakultas 05FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM 1. PROSES KOMUNIKASI Salah satu prinsip komunikasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. HalinisesuaidenganpendapatSugiyonoyangmendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai berikut: 69
60 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena menyajikan data dalam bentuk kata-kata. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam (Tohirin, 2012:2), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan mendasar seseorang untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya dengan komunikasi. Komunikasi juga merupakan bentuk penyampaian pesan dari seseorang kepada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (single case experimental design) yang merupakan sebuah desain
56 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen kasus tunggal (single case experimental design) yang merupakan sebuah desain penelitian untuk mengevaluasi
Lebih terperinci