Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi, Salam sejahtera bagi kita semua.
|
|
- Yuliani Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Keynote Speech KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN The 2nd International Forum: Towards more efficient and inclusive financial services Jakarta, 23 Oktober 2014 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi, Salam sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat: - Bp. Agus D. W. Martowardojo Gubernur Bank Indonesia - Anggota Dewan Kommisioner OJK - Bp. Budi G. Sadikin CEO Bank Mandiri, - Mr. Sarvesh Suri Indonesia Country Manager IFC - Para pembicara dan narasumber I. Pendahuluan Hadirin sekalian yang berbahagia. 1. Pertama-tama, saya ingin menyampaikan apresiasi kepada Bank Mandiri melalui Mandiri Institute berkerja sama dengan International Finance Corporation (IFC) yang telah menyelenggarakan International Forum yang ke dua ini, dengan tema Towards more efficient and inclusive financial services dan saya juga berharap Bank Mandiri menjadi yang terdepan dalam pelaksanaan program-program nasional financial inclusion. 2. Kesempatan ini merupakan kesempatan yang berharga bagi kami sebagai regulator untuk menyampaikan prespektif kami tentang bagaimana mewujudkan industri jasa keuangan yang lebih inklusif dan kontributif terhadap kesejahteraan masyarakat luas. Forum ini juga memberikan kesempatan kepada kami untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif dalam mengembangkan kebijakan atau aturan yang mendorong lebih efektifnya program-program financial inclusion secara nasional. 1
2 Tidak optimalnya Microfinance dalam pengentasan kemiskinan Pergeseran Paradigma dr Microfinance ke II. Pergeseran Paradigma dari Microfinance ke Bapak Ibu hadirin sekalian 3. Dalam dua dekade terakhir ini kita selalu memandang bahwa permasalahan utama dalam peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat adalah ketiadaan akses terhadap pendanaan. Untuk itu, berbagai skim kredit mikro dan kecil yang diberikan kepada keluarga kurang beruntung dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) diluncurkan untuk membuka akses terhadap pembiayaan dalam rangka pengentasan kemiskinan dan penurunan tingkat pengangguran. 4. Beberapa lembaga keuangan formal seperti Unit Mikro dari Perbankan Komersial, Badan Kredit Desa, Koperasi, Pegadaian dan Lembaga Perkreditan Desa serta Lembaga Keuangan Non formal seperti Baitul Mal Wat Tanwil dan Non Government Organization telah masuk dan melakukan ekspansi di sektor kredit UMKM, permasalahan rendahnya akses keuangan ini masih tetap signifikan. 5. Berbagai program kredit mikro yang telah dicanangkan tersebut ternyata belum optimal dalam membuka akses keuangan masyarakat yang tercermin dari Indeks kita yang masih sekitar 20%, tergolong rendah di Asia. 6. Penyediaan kredit mikro hanyalah merupakan bagian dari sesuatu yang lebih besar yaitu financial inclusion. Penyediaan kredit mikro bukanlah sesuatu yang paling dibutuhkan bagi masyarakat di daerah terpencil. Sebelum mereka membutuhkan akses terhadap pendanaan mereka akan lebih membutuhkan bentuk jasa keuangan lainnya seperti layanan rekening tabungan, asuransi, pengiriman uang dan pendidikan keuangan yang lebih baik. 7. Oleh karena itu, dibutuhkan pergeseran paradigma dari fokus hanya ke microfinance yang lebih fokus hanya pada sisi supply yaitu penyediaan akses pendanaan, ke yang lebih komprehensif yaitu financial inclusion yang fokus pada tidak hanya sisi supply tetapi juga sisi demand dan infrastructure. 2
3 Kebutuhan akan Besar: Puluhan juta jiwa Unbanked Peluang dan tantangan dari pergeseran paradigma ke 8. Kebutuhan akan program financial inclusion yang lebih efektif dan efisien sangatlah besar. Puluhan juta masyarakat kita tidak dapat mengakses layanan keuangan, baik karena faktor penyebaran jaringan lembaga jasa keuangan formal yang tidak merata, struktur geografis dan populasi yang tersebar, ketiadaan agunan dan literasi keuangan yang rendah. Bahkan menurut sumber Bank Dunia, lebih dari 2,5 miliar orang dewasa di dunia diperkirakan tidak memiliki akses terhadap jasa keuangan formal dan sebagian besar masyarakat berpenghasilan rendah. 9. Oleh karena itu, pergeseran paradigma ini bukan hanya merupakan agenda nasional tetapi juga internasional. Dalam forum internasional Asia Microfinance Forum di Shanghai beberapa bulan yang lalu saya mengemukakan bahwa saat ini kita ditengah-tengah pergeseran paradigma ini dan untuk itu kita harus meresponse dengan kebijakan yang tepat karena pergeseran paradigma tersebut tentunya akan menimbulkan peluang dan tantangan, seperti: Produk/jasa keuangan yang lebih beragam. Cakupan tidak lagi terbatas hanya kredit mikro, tetapi juga produk-produk keuangan lainnya, termasuk tabungan, asuransi, dan sistem pembayaran. Platform baru. Besar peluang untuk menggunakan teknologi digital dan telekomunikasi untuk mencapai masyarakat yang belum terjangkau. Terciptanya pasar baru. Inisiatif ini tidak hanya untuk masyarakat miskin tetapi juga untuk masayarkat yang tergolong unbanked pada semua tingkat pendapatan. Melibatkan pihak atau penyedia jasa baru. Pihak-pihak yang terlibat tidak hanya bank atau Lembaga Keuangan Mikro, tetapi juga bisa melibatkan pemerintah melalui program prorakyat miskin dan perusahaan telekomunikasi. Tantangan baru untuk regulator. Bagaimana regulator dapat mengeluarkan kebijakan dan peraturan untuk mendorong financial inclusion yang berimbang antara aspek sosial dan aspek komersial dengan tetap tidak mengorbankan aspek kehati-hatian. 3
4 10. Program financial inclusion harus mendorong sinergi di semua sisi. mendorong sinergi di sisi Supply, Demand dan Infrastruktur - Sisi supply diperlukan industri yang menawarkan produk atau layanan keuangan yang customer driven disertai infrastruktur finansial yang baik seperti delivery channel yang memiliki cakupan luas namun murah. - Sisi demand seperti kapabilitas keuangan, edukasi dan kepercayaan publik serta akses keuangan yang berkualitas. memiliki tujuan yang lebih holistik - Dua sisi ini akan dapat berjalan dengan baik jika difasilitasi oleh sisi infrastruktur berupa regulasi dan kebijakan yang mendukung. 11. Semakin disadari bahwa financial inclusion ini tidak hanya berbicara bagaimana menyediakan akses kredit bagi masyarakat kurang mampu dan UMKM, namun memiliki tujuan yang lebih holistik yaitu mengurangi angka kemiskinan, melakukan distribusi pendapatan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas dan sustainable tanpa mengorbankan dan bahkan menopang stabilitas sistem keuangan. agenda Nasional III. Education dan Capability dalam Kerangka Bapak Ibu hadirin sekalian 12. Indonesia merupakan salah satu negara dengan perekonomian terbesar di ASIA dengan jumlah penduduk yang begitu besarnya dan kondisi geografis yang sangat tersebar sebagai negara kepulauan. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi terwujudnya industri jasa keuangan yang lebih inklusif menjangkau seluruh lapisan masyarakat. 13. inclusion ini telah menjadi perhatian bagi Pemerintah bersama dengan Bank Indonesia dan OJK melalui peluncuran Strategi Nasional Keuangan Inklusif yang memberikan arah bagi upaya perluasan akses layanan keuangan bagi masyarakat miskin/kurang beruntung dan UMKM. 4
5 Literasi Keuangan menjadi penting. Hasil survey literasi keuangan. Siapa yang bertanggung jawab terhadap Edukasi Keuangan Masyarakat? Confict of Interest bila Edukasi Keuangan dilakukan oleh Industri Menuntut peran Pemerintah dan Otoritas dalam Edukasi Keuangan Menciptakan Masyarakat yang punya Capability 14. Dalam pergeseran paradigma menuju financial inclusion ini literasi keuangan menjadi sangat penting. Hasil survei yang yang kami lakukan pada tahun ini yang mencakup 20 provinsi di Indonesia dengan responden memberikan gambaran rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia. Walaupun 59,7% dari masyarakat kita telah menggunakan jasa/produk keuangan tetapi hanya 21,8% dari masyarakat kita memiliki literasi keuangan yang cukup. 15. Yang menjadi isu adalah siapa yang bertanggung jawab terhadap penyediaan edukasi keuangan kepada masyarakat ini. Ada yang beranggapan bahwa penyedia produk/jasa keuanganlah yang seharusnya bertanggung jawab, karena apabila nasabah mereka merasakan manfaat dari produk/jasa keuangan yang mereka tawarkan maka mereka akan semakin loyal untuk menggunakan layanan lembaga keuangan tersebut. 16. Namun demikian, conflict of interest akan muncul karena ada anggapan bahwa sebagian besar lembaga keuangan tidak akan membiarkan nasabahnnya untuk tahu semua hal mengenai produk/jasa keuangan yang ditawarkan dan edukasi keuangan ini tidak serta merta secara langsung meningkatkan keuntungan mereka. Sehingga akan sulit untuk mengharapkan hanya pada industri jasa keuangan untuk melakukan edukasi. 17. Untuk itu, Pemerintah bersama Otoritas Keuangan harus berperan aktif dalam edukasi keuangan ini. Dalam mendukung peningkatan literasi keuangan masyarakat, Otoritas Jasa Keuangan meletakkan Program Literasi Keuangan sebagai salah satu program kerja prioritas. Dengan literasi keuangan yang lebih baik diharapkan masyarakat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan produk/jasa keuangan serta memiliki keyakinan untuk berhubungan dengan lembaga jasa keuangan, sehingga akan lebih luas masyarakat yang memanfaatkan produk dan jasa keuangan. 18. Dengan literasi keuangan yang memadai berarti menciptakan masyarakat yang memiliki kemampuan keuangan (financial capability) yang berarti selain menyediakan akses keuangan juga melengkapi individu dengan keterampilan praktis yang 5
6 memungkinkan mereka untuk mengelola uang mereka dengan cara yang baik, meminimalkan risiko dan meningkatkan kesejahteraan mereka. 19. Masyarakat yang financially capable akan mampu memperoleh keuntungan lebih dari tersedianya jasa keuangan dan menghindari bahaya penyalahgunaan produk dan jasa keuangan. Demikian juga, industri jasa keuangan juga berpotensi mendapatkan keuntungan dari semakin besar dan loyalnya basis nasabah mereka. 20. Selanjutnya, pertanyaan yang akan sulit dijawab adalah mana yang lebih dahulu edukasi keuangan ataukah ketersediaan produk/jasa keuangan. Tidak mungking mengandalkan jaringan fisik lembaga keuangan Branchless Services lebih luas dan murah Pilot Project Branchless Banking IV. Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Mendorong Bapak Ibu hadirin sekalian 21. Banyak penduduk berpenghasilan rendah terus merasakan kekurangan akses terhadap jasa keuangan formal atau semi formal. Terutama mereka yang tinggal daerah terpincil dan/atau memiliki kepadatan penduduk yang rendah sehingga menjadi terlalu mahal biaya transaksinya apabila harus menghadirkan jaringan fisik lembaga keuangan formal yang dekat dengan mereka. 22. Saya memiliki keyakinan bahwa layanan keuangan tanpa kantor, memiliki potensi yang besar untuk memberikan layanan keuangan kepada masyarakat lebih luas dengan biaya yang jauh lebih rendah. Dengan bantuan tehnologi akan memungkinkan jasa keuangan untuk dapat menjangkau masyarakat kurang mampu di daerah terpencil. 23. Hasil pilot project branchless banking yang dilakukan Bank Indonesia pada bulan Mei November 2013 yang mengikutsertakan 5 Bank dan 2 perusahaan telekomunikasi menunjukkan optimisme akan keberhasilan membawa sektor keuangan formal kepada masyarakat yang tergolong unbanked. 6
7 Kisah sukses Digital Finance di China dan Bangladesh Arah pengaturan Laku Pandai Tantangan masih besar dalam Brachless Services 24. Dalam forum Asia Microfinance Forum di Shanghai juga mengemuka bagaimana China berhasil mengembangkan Digital Finance yang didukung oleh mencapai 800 ribu Banking Agent. Saat ini China merupakan negara yang memiliki penetrasi bank account cukup tinggi dengan hampir 90% dari rumah tangga memiliki paling tidak satu bank account. Begitu juga di Banglades yang di kenal dengan Bkash yang bisa mencapai transaksi US$1,5 juta per hari dengan sekitar 90 ribu Agen yang tersebar dipenjuru negri. 25. Akhir tahun ini kami akan mengeluarkan pengaturan terkait Layanan Keuangan Tanpa Kantor (LKTK) dalam rangka Keuangan Inklusif atau yang dapat kita sebut dengan LAKU PANDAI. Pengaturan ini akan memberikan kerangka pengembangan dan prinsip kehati-hatian yang meliputi - Produk (mengatur mengenai fitur produk keuangan: Tabungan Basic saving account, Kredit Mikro dan Asuransi Mikro); - Cakupan (mengatur wilayah operasional dan persyaratan bank pelaksana); - Tenaga Pelaksana (mengatur tenaga pemasar dan Agen) - Tehnologi & Delivery Channel (mengatur device, real time online dan interoperability); dan - Beberapa isu lainnya seperti management risiko, pelaporan, persetujuan, perjanjian kerja sama, edukasi dan perlindungan konsumen serta APU & PPT. 26. Saya optimis pengaturan ini akan meberikan iklim pengaturan yang akan mendukung pengembangan Layanan Keuangan Tanpa Kantor (LKTK) dalam rangka mendorong Keuangan Inklusif yang lebih efisien dan efektif dalam menjangkau masyarakat yang kurang beruntung dan didaerah terpencil. 27. Namun demikian, tantangan yang kita hadapi tentunya masih cukup besar, antara lain: infrastruktur tehnology yang masih terbatas di remote area dan rendahnya literasi keuangan masyarakat. 7
8 Access vs Usage of Services Customer centric dalam pengembanga n layanan keuangan. Pemanfaatan Tehnologi dalam survey Low income class rentan terhadap fraud. Butuh edukasi dan protection. 28. Isu lainnya yang saya kuatirkan juga akan muncul adalah antara Access dan Usage. Terbukanya akses apabila tidak dioptimalkan akan menciptakan tingginya dormant account yang bisa diakibatkan oleh rendahnya literasi keuangan atau karena produk keuangan yang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. 29. Untuk itu pengembangan produk keuangan harus customer centric. Kita dapat memanfaatkan pengembangan tehnologi layanan keuangan tanpa kantor ini untuk survey kebutuhan produk keuangan masyarakat maupun sarana edukasi keuangan masyarakat. Kita dapat mencontoh praktik di beberapa negara seperti Philipine, Bolivia dan Peru. Studi di negara-negara tersebut memperlihatkan bahwa dengan mengingatkan untuk menabung melalui pesan singkat (SMS) saja terbukti mengkatkan tabungan sebesar 6%. 30. Tidak kalah pentingnya adalah terkait dengan proteksi nasabah. Masyarakat berpenghasilan rendah dengan keterbatasan pengetahuan mengenai tehnologi dan keuangan akan rentan terhadap fraud. Untuk itu kita perlu dimahami risikonya dan bagaimana kita melindungi mereka dari risiko tersebut dan tentunya mekanisme recovery bagi mereka untuk mendapatkan uang mereka kembali apabila mereka jadi korban fraud. Peran Bank Pemerintah dalam Financal. V. Peran Bank Pemerintah dalam Bapak Ibu hadirin sekalian 31. Di beberapa negara seperti China dan Vietnam, Bank Pemerintah banyak berperan sebagai penyedia jasa keuangan utama bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan UMKM. Di Indonesia sendiri, prosentasi nilai penyaluran kredit Bank Pemerintah di Indonesia pada UMKM telah mencapai 46,6% dari total penyaluran kredit perbankan kepada UMKM. Ini menunjukkan peranan yang cukup besar. 32. Dalam membuka akses terhadap pendanaan, terdapat tiga tantangan yang harus dihadapi oleh Bank-Bank Pemerintah: 8
9 a. Yang pertama, bagaimana Bank Pemerintah dapat menyediakan akses pendanaan yang memungkinkan secara komersial bagi masyarakat miskin dan UMKM. b. Kedua, bagaimana Bank Pemerintah berkolaborasi dengan pelaku usaha lain (LKM) dalam menyediakan akses pendanaan (chanelling) dan pada saat bersamaan melaksanakan edukasi keuangan. c. Ketiga, bagaimana Bank Pemerintah menjadi lebih inovatif dan memanfaatkan perkembangan tehnologi dalam mengurangi biaya akses, seperti penggunaan mobile banking atau kerjasama dengan kantor pos, untuk mewujudkan inklusi keuangan dengan biaya yang lebih rendah. VI. Penutup Bapak Ibu hadirin sekalian, Sisi Commercial dan Social dari harus balance Butuh Tracking keberhasilan program inclusion Kelebihan keberadaan OJK dalam mensukseskan 33. Sebelum saya mengakhir pemaparan ini, saya ingin menyampaikan dua hal lain yang menurut hemat saya perlu dipertimbangkan untuk efektifnya suatu program financial inclusion. - Pertama adalah bahwa financial inclusion itu melibatkan dua sisi, sisi komersial dan sisi sosial. Dua sisi tersebut harus ditempatkan di posisi yang sama agar sustainable; dan - Kedua adalah bahwa kita harus memiliki mekanisme dan infrastruktur (pengumpulan data pada tingkat nasional dan daerah serta analisis) untuk dapat melakuan tracking apakah hasil akhir dari financial inclusion strategy kita ini sesuai dengan yang diharapkan. 34. Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan yang memiliki kewenangan melakukan pengaturan dan pengawasan seluruh sektor jasa keuangan diharapkan akan lebih menajamkan pelaksanaan program-program nasional financial inclusion, yaitu melalui: - Pertama, strategi/program inklusi keuangan dan monitoring pencapaiannya dapat dilakukan lebih komprehensif dan terintegrasi. 9
10 Apresiasi terhadap Mandiri dan Support dari OJK - Kedua, dengan diamatkannya OJK untuk melakukan edukasi dan perlindungan konsumen keuangan dan masyarakat, juga menjadi nilai tambah tersendiri untuk mengakselerasi lebih inklusifnya keuangan kita khususnya sisi demand. 35. Apa yang dilakukan oleh Mandiri Institute adalah bagian dari pemikiran besar mengenai apa sarana yang diperlukan, apa produk yang cocok, serta bagaimana edukasi yang tepat, yang diperlukan untuk mendorong sistem keuangan yang lebih inklusif di Indonesia. 36. Pemikiran seperti ini memberi tambahan perspektif ke depan bagi pengambil kebijakan, dan juga bagi dunia usaha yang terlibat (baik perbankan maupun perusahaan telekomunikasi). OJK terus mendorong studi-studi seperti ini lebih lanjut ke depan. 37. Keterlibatan pihak-pihak lain seperti perusahaan telekomunikasi, pasar modal, asuransi, dana pensiun dan industri keuangan lainnya. Dan tentunya dukungan dari Pemerintah, Bank Indonesia, serta kerjasama Perbankan dengan Agent Banking, para Peneliti (universitas, lembaga penelitian seperti Mandiri Insitute) saya yakini akan menghasilkan sinergi yang lebih menguntungkan bagi semua, termasuk bagi masyarakat pengguna layanan. 38. Semoga apa yang didiskusikan hari ini akan mendorong pembangunan layanan keuangan bagi seluruh masyarakat Indonesia. 39. Demikian yang dapat saya sampaikan. Terima kasih Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jakarta, 23 Oktober 2014 Muliaman D. Hadad Ketua Dewan Komisioner OJK 10
yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya kita dapat berkumpul pada hari ini dalam acara Pembukaan Pasar Keuangan Rakyat.
S A M B U T A N KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PEMBUKAAN PASAR KEUANGAN RAKYAT Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta 20 Desember 2014 Assalaamu alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh,
Lebih terperinciYang Terhormat : Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Bapak Ir. H Achmad Diran;
Pointers Sambutan Ketua Dewan Komisioner OJK Peluncuran Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (LAKU PANDAI) Bank BTN Tangkiling, Palangkaraya, 25 Mei 2015 Assalamu alaikum Warahmatullahi
Lebih terperinciSAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OJK PADA PENANDATANGANAN MOU ANTARA KEMENAKER, BI, OJK DAN BNP2TKI Jakarta, 16 Februari 2015
SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OJK PADA PENANDATANGANAN MOU ANTARA KEMENAKER, BI, OJK DAN BNP2TKI Jakarta, 16 Februari 2015 Yang saya hormati, - Gubernur Bank Indonesia, Bp. Agus DW Martowardojo, - Menteri
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS IKNB OTORITAS JASA KEUANGAN
KEYNOTE SPEECH KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS IKNB OTORITAS JASA KEUANGAN Sosialisasi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor Berbasis Teknologi Informasi dan Peraturan Nomor 31/POJK.05/2016 Tentang Usaha Pergadaian.
Lebih terperinciSambutan Ketua Umum IBI Seminar e-money sebagai Sarana untuk Mengembangkan Literasi Keuangan 8 Mei 2014, Hotel Four Seasons, Jakarta
Sambutan Ketua Umum IBI Seminar e-money sebagai Sarana untuk Mengembangkan Literasi Keuangan 8 Mei 2014, Hotel Four Seasons, Jakarta Yang kami hormati, Bapak Agus Sugiharto Direktur Literasi dan Edukasi
Lebih terperinciInklusi Keuangan dan (TPAKD) Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah. UIN Syarif Hidayatullah, Juli 2017
Inklusi Keuangan dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) UIN Syarif Hidayatullah, 17-18 Juli 2017 OUTLINE I. Inklusi dan Literasi Keuangan II. Pembentukan TPAKD III. Program Kerja TPAKD Provinsi
Lebih terperinciSambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA Peresmian Kantor OJK Palangkaraya Palangkaraya, 25 Mei 2015
Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA Peresmian Kantor OJK Palangkaraya Palangkaraya, 25 Mei 2015 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan Salam Sejahtera Bagi
Lebih terperinciLAPORAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN INDONESIA FINTECH FESTIVAL & CONFERENCE
LAPORAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN INDONESIA FINTECH FESTIVAL & CONFERENCE FINTECH TO IMPROVE FINANCIAL INCLUSION & EFFICIENCY Indonesia Convention Exhibition (ICE) Serpong, 30 Agustus
Lebih terperinciPointers Sambutan Ketua Dewan Komisioner OJK Peluncuran Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan (SPKK) Jakarta, 18 Mei 2017
Pointers Sambutan Ketua Dewan Komisioner OJK Peluncuran Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan (SPKK) Jakarta, 18 Mei 2017 Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera
Lebih terperinciSambutan Utama. Gubernur Agus D.W. Martowardojo. Pada Seminar Internasional IFSB. Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam
Sambutan Utama Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Seminar Internasional IFSB Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam Jakarta, 31 Maret 2015 Bismillahirrahmanirrahiim, Yang Terhormat: Tn.
Lebih terperinciKETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Ke-69 Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 Kita Dukung Suksesi Kepemimpinan
Lebih terperinciJakarta, 5 Desember Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,
Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Pada Launching Road Map Keuangan Berkelanjutan dan Buku Pedoman Energi Bersih yang dilanjutkan dengan Seminar Nasional Jakarta, 5 Desember 2014 Assalamu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Lembaga Perbankan dan Sistem Lembaga Keuangan Non-Bank. keuangan yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem keuangan Indonesia pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi Sistem Lembaga Perbankan dan Sistem Lembaga Keuangan Non-Bank. Lembaga keuangan yang masuk dalam
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG. SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA LAUNCHING PEMASARAN ASURANSI MIKRO KECELAKAAN, KESEHATAN DAN MENINGGAL DUNIA MELALUI BRI Link.
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA LAUNCHING PEMASARAN ASURANSI MIKRO KECELAKAAN, KESEHATAN DAN MENINGGAL DUNIA MELALUI BRI Link. TANGGAL 3 JUNI 2016 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN
Lebih terperinciSAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Pada Gerakan Nasional Cinta (GeNTa) Pasar Modal Istora Senayan, Jakarta, 12 Npvember 2014
SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Pada Gerakan Nasional Cinta (GeNTa) Pasar Modal Istora Senayan, Jakarta, 12 Npvember 2014 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat Siang
Lebih terperinciATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA
RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016 TENTANG PENINGKATAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN UNTUK KONSUMEN DAN/ATAU
Lebih terperinciTENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN
Yth. Direksi/Pengurus Pelaku Usaha Jasa Keuangan, baik yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional maupun syariah, di tempat, SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /SEOJK.07/2017
Lebih terperinciHighlights May Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 1,250 20,000. kabupaten. provinsi di wilayah timur Indonesia
Highlights May 2017 Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 93 kabupaten 4 provinsi di wilayah timur Indonesia Jawa Timur Populasi: 38.8 juta Responden: 6,873 Wilcah: 447 desa Selatan
Lebih terperinciJakarta, 18 Desember (Daftar selanjutnya optional, dapat tidak disebutkan nama, cukup institusinya)
Sambutan Deputi Gubernur Bank Indonesia Seminar Nasional Penyaluran Bantuan Sosial secara Non Tunai sebagai Strategi Perluasan Akses Keuangan Masyarakat Jakarta, 18 Desember 2017 Yang kami hormati: 1.
Lebih terperinci2 d. bahwa melalui layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking) tersedia produk-produk keuangan yang dapat dijangkau, sederhana, mudah dipahami,
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.350, 2014 KEUANGAN. OJK. Layanan. Tanpa Kantor. Keuangan Inklusif. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5628) PERATURAN OTORITAS JASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi berbagai lapisan masyarakat.sekitar tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di era teknologi seperti saat ini banyak sekali muncul inovasi dari layanan keuangan yang bermanfaat bagi berbagai lapisan masyarakat.sekitar tahun 2012Bank Indonesia
Lebih terperinciSambutan Presiden RI Pd Strategi Nasional Literasi Keuangan, tgl 19 Nov. 2013, di JCC Selasa, 19 November 2013
Sambutan Presiden RI Pd Strategi Nasional Literasi Keuangan, tgl 19 Nov. 2013, di JCC Selasa, 19 November 2013 SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA PELUNCURAN CETAK BIRU STRATEGI NASIONAL LITERASI KEUANGAN, Â DI
Lebih terperinciSAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PENANDATANGANAN NOTA KESEPAHAMAN OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA
SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PENANDATANGANAN NOTA KESEPAHAMAN OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA Jakarta, Senin 29 Februari 2016 Yang saya hormati, -
Lebih terperinciPENINGKATAN AKSES PEMBIAYAAN BAGI KUKM (Tantangan dan Harapan)
9/12/2015 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PENINGKATAN AKSES PEMBIAYAAN BAGI KUKM (Tantangan dan Harapan) Disampaikan Oleh: Choirul Djamhari LOGO SEMINAR STIMA IMMI
Lebih terperinciInformasi dalam buku ini bersumber dari National Strategy for Financial Inclusion Fostering Economic Growth and Accelerating Poverty Reduction
Informasi dalam buku ini bersumber dari National Strategy for Financial Inclusion Fostering Economic Growth and Accelerating Poverty Reduction (Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Juni 2012)
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita semua
SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA SERAH TERIMA PENGALIHAN FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN JASA KEUANGAN DI SEKTOR PERBANKAN DARI BANK INDONESIA KEPADA
Lebih terperinci- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.07/2016 TENTANG PENINGKATAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN BAGI KONSUMEN DAN/ATAU MASYARAKAT I. UMUM Saat ini pengetahuan
Lebih terperinciKETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR
Keynote Speech KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR Dengan tema Outlook Ekonomi dan Pasar Modal 2016 Balroom Hotel JW Marriot, Jakarta, 19 November 2015 Assalamu alaikum
Lebih terperinciKeuangan Inklusif dan Penanggulangan Kemiskinan
Keuangan Inklusif dan Penanggulangan Kemiskinan Bambang Widianto Deputi Seswapres Bidang Kesra/ Sekretaris Eksekutif TNP2K Juni 2014 OVERVIEW Ada kaitan kuat antara kemiskinan, inklusi sosial-ekonomi dan
Lebih terperinciPara Direktur Kepatuhan Perbankan dan Pimpinan Perbankan lainnya;
KEPALA EKSEKUTIF PENGAWASAN PERBANKAN OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR FORUM KOMUNIKASI DIREKTUR KEPATUHAN PERBANKAN PENERAPAN TATA KELOLA DAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN JAKARTA,
Lebih terperinciSAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PENANDATANGANAN NOTA KESEPAKATAN OJK-KEJAKSAAN RI Jakarta, 3 Juni 2016
SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PENANDATANGANAN NOTA KESEPAKATAN OJK-KEJAKSAAN RI Jakarta, 3 Juni 2016 Yang saya hormati: - Jaksa Agung Republik Indonesia, Bp H.M. Prasetyo
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5849 KEUANGAN OJK. Modal. BPR. Jaringan Kantor. Kegiatan Usaha. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 34). PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciPeresmian Forum Sistem Pembayaran Indonesia
Sambutan Gubernur Bank Indonesia Peresmian Forum Sistem Pembayaran Indonesia Jakarta, 27 Agustus 2015 Yang kami hormati, Menteri Keuangan RI, Bapak Bambang Brodjonegoro Menteri Perdagangan RI, Bapak Thomas
Lebih terperinci- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN WILAYAH JARINGAN KANTOR BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN MODAL
Lebih terperinciOtoritas Jasa Keuangan: Membuka Akses dan Melindungi Konsumen Keuangan. Muliaman D Hadad
Otoritas Jasa Keuangan: Membuka Akses dan Melindungi Konsumen Keuangan Muliaman D Hadad Kuliah Umum Universitas Bakrie Jakarta, 22 Desember 2014 Agenda 2 Tentang OJK Upaya Membuka Akses Keuangan Masyarakat
Lebih terperinciJakarta, 10 Maret 2011
SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,
Lebih terperinciMemperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik
Sambutan Gubernur Bank Indonesia Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik Diskusi dan Peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan Yang kami hormati, Jakarta,
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.07/2016 TENTANG PENINGKATAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN BAGI KONSUMEN DAN/ATAU
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. LAKU PANDAI Laku pandai disingkat dari layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif, yaitu program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penyediaan layanan perbankan
Lebih terperinciPERAN STRATEGIS OJK DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI KEUANGAN YANG INOVATIF
PERAN STRATEGIS OJK DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI KEUANGAN YANG INOVATIF Disampaikan oleh Mulya E. Siregar Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I pada Banking Journalist Academy (BJA) IV 2016 Jakarta, 30
Lebih terperinciFREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) Pedoman Uji Coba Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui Unit Perantara Layanan Keuangan
1. Apakah yang dimaksud dengan Aktivitas layanan sistem pembayaran dan keuangan melalui UPLK? Aktivitas layanan sistem pembayaran dan perbankan terbatas melalui agen yang selanjutnya disebut dengan UPLK
Lebih terperinciPeran Sektor Jasa Keuangan dalam Pembiayaan Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan
Peran Sektor Jasa Keuangan dalam Pembiayaan Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan Seminar Jakarta Food Security Summit 3 Muliaman D Hadad, Phd. Ketua Dewan Komisioner Jakarta, 13 Februari 2015 1 Pembiayaan
Lebih terperinciSambutan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Launching Call For Paper IKNB
Sambutan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Launching Call For Paper IKNB - Asuransi & Dana Pensiun Meningkatkan Peran Statistik & Aktuaria untuk Merevitalisasi Industri Asuransi dan Dana Pensiun
Lebih terperinci- 3 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas.
PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 8 /PBI/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) I. UMUM Seiring perkembangan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Financial inclusion merupakan suatu upaya yang bertujuan meniadakan segala bentuk hambatan terhadap akses masyarakat dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan perbankan dengan
Lebih terperinciStrategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia. Direktorat Literasi & Edukasi Keuangan Malang, 26 Januari 2015
Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia Direktorat Literasi & Edukasi Keuangan Malang, 26 Januari 2015 Cerdas mengelola ı wisely, future wealthy Masa depan Manage sejahtera wisely, ı future wea Strategi
Lebih terperinciYang terhormat, - Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri, Bapak H. Irman,
Yang terhormat, - Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri, Bapak H. Irman, - Bapak/Ibu Pimpinan/Pejabat di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, - Bapak/Ibu Pimpinan/Pejabat
Lebih terperinciSambutan Peluncuran Program Desmigratif Jakarta, 11 September 2017
Sambutan Peluncuran Program Desmigratif 2017 Jakarta, 11 September 2017 Yth Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Bapak Muhammad Hanif Dhakiri Yth Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Lebih terperinciPERTEMUAN TAHUNAN INDUSTRI JASA KEUANGAN MEMACU PERTUMBUHAN Jakarta, 18 Januari 2018
Page1 Short Version Kamis, 18 Januari 2018 20:56:30 PERTEMUAN TAHUNAN INDUSTRI JASA KEUANGAN MEMACU PERTUMBUHAN Jakarta, 18 Januari 2018 Yang Kami muliakan, Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. H. Joko
Lebih terperinciData Akses ke Lembaga Keuangan Formal
Inklusi Keuangan Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ditandai dengan terciptanya suatu sistem keuangan yang stabil dan memberi manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Institusi keuangan memainkan
Lebih terperinciTinjauan Kebijakan Ekonomi Indonesia Moekti P. Soejachmoen
Tinjauan Kebijakan Ekonomi Indonesia Inklusi Keuangan di Indonesia Moekti P. Soejachmoen Publikasi Ikhtisar Kebijakan Singkat ini merupakan hasil dari Aktivitas Kebijakan Ekonomi di Indonesia yang dilakukan
Lebih terperinci- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Untuk mewujudkan perekonomian
Lebih terperinciAssalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
SAMBUTAN ANGGOTA DEWAN KOMISIONER BIDANG EDUKASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA SEMINAR NASIONAL PEMBERDAYAAN KONSUMEN DAN PENINGKATAN KAPASITAS LEMBAGA JASA KEUANGAN DALAM PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR
Lebih terperinciekonomi melalui pengentasan kemiskinan dan pemerataan pendapatan sambil tetap menjaga stabilitas sistem keuangan.
Sambutan Pembukaan Dr. Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia Seminar Nasional Keuangan Inklusif: Pentingnya Keuangan Inklusif dalam Meningkatkan Akses Masyarakat dan UMKM terhadap Fasilitas Jasa
Lebih terperinciRencana Aksi. Perlindungan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan. Departemen Perlindungan Konsumen OJK Jakarta, 18 September 2017
Rencana Aksi Perlindungan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan Departemen Perlindungan Konsumen OJK Jakarta, 18 September 2017 Agenda 01 Penjelasan Singkat Dasar Hukum PK di Sektor Jasa Keuangan Strategi Perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi. Saat ini layanan sistem pembayaran yang melibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menghasilkan inovasi-inovasi baru hampir diseluruh sektor perekonomian. Perkembangan sistem pembayaran merupakan
Lebih terperinciBismillahi rahmani rahiim,
Pidato Utama Seminar IDB: Mencetak Sumber Daya Manusia yang Kompetitif bagi Pemberdayaan Ekonomi Dr. Hendar (Deputi Gubernur, Bank Indonesia) Jakarta, 13 Mei 2016 Bismillahi rahmani rahiim, Yang saya hormati:
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
1 BAB I LATAR BELAKANG I.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan di industri perbankan, kini setiap bank berlomba untuk meningkatkan jasa dalam bentuk servis kepada masyarakat. Sebagaimana kita ketahui
Lebih terperinciMenjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi
Sambutan Gubernur Bank Indonesia Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Diskusi dan Peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan Yang kami hormati, Jakarta, 10
Lebih terperinciArah dan Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah
Arah dan Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah Bogor, 6 November 2017 Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan Agenda Perkembangan Keuangan dan Perbankan Syariah Global Nasional Dasar Hukum
Lebih terperinciTANTANGAN DAN PELUANG BAGI INDUSTRI BPR KE DEPAN
TANTANGAN DAN PELUANG BAGI INDUSTRI BPR KE DEPAN AGENDA PRESENTASI I. PERKEMBANGAN INDUSTRI BPR II. TANTANGAN DAN PELUANG INDUSTRI BPR KE DEPAN A. FINANCIAL INCLUSION B. BRANCHLESS BANKING C. MEA 2015
Lebih terperinciMeningkatkan Finansial Inklusi Melalui Digitalisasi Perbankan
Meningkatkan Finansial Inklusi Melalui Digitalisasi Perbankan Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat penetrasi layanan perbankan yang rendah. Dibanding negara berkembang lainnya, Indonesia
Lebih terperinciBRANCHLESS BANKING UNTUK MENINGKATKAN FINANCIAL INCLUSION: Mendorong Akses Perbankan untuk Lebih Pro-Poor
BRANCHLESS BANKING UNTUK MENINGKATKAN FINANCIAL INCLUSION: Mendorong Akses Perbankan untuk Lebih Pro-Poor Bambang Widianto Deputi Seswapres Bidang Kesra dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris Eksekutif
Lebih terperinciYth. Direksi/Pengurus Pelaku Usaha Jasa Keuangan, baik yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional maupun secara syariah,
-1- Yth. Direksi/Pengurus Pelaku Usaha Jasa Keuangan, baik yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional maupun secara syariah, di Tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1/SEOJK.07/2014
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.03/2014 TENTANG LAYANAN KEUANGAN TANPA KANTOR DALAM RANGKA KEUANGAN INKLUSIF
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.03/2014 TENTANG LAYANAN KEUANGAN TANPA KANTOR DALAM RANGKA KEUANGAN INKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI STRATEGI NASIONAL LITERASI KEUANGAN INDONESIA. Oleh: Dr. Agus Sugiarto Direktur Literasi dan Edukasi, Otoritas Jasa Keuangan
IMPLEMENTASI STRATEGI NASIONAL LITERASI KEUANGAN INDONESIA Oleh: Dr. Agus Sugiarto Direktur Literasi dan Edukasi, Otoritas Jasa Keuangan GENERIC MODEL LAYANAN SiPINTAR (Simpanan, Investasi, dan Asuransi)
Lebih terperinciPERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: Mendorong KUR untuk Lebih Pro-Poor
PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: oleh: Bambang Widianto Deputi Seswapres Bidang Kesra dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris Eksekutif TNP2K PT Bank Mandiri, Tbk. Jakarta,
Lebih terperinciPPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017
PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017 Pada 2016, penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 258,7 juta jiwa dan sekitar 85 persen
Lebih terperinciSTRATEGI NASIONAL LITERASI KEUANGAN INDONESIA (Revisit 2017)
200 100 500 STRATEGI NASIONAL LITERASI KEUANGAN INDONESIA (Revisit 2017) SEKAPUR SIRIH Peningkatan literasi keuangan telah menjadi isu global. Pemberdayaan konsumen melalui literasi keuangan diyakini
Lebih terperinciTINJAUAN KEBIJAKAN INKLUSI KEUANGAN DI INDONESIA
TINJAUAN KEBIJAKAN INKLUSI KEUANGAN DI INDONESIA ROBERTO AKYUWEN Analis Eksekutif Senior Bidang Pengembangan LKM, GDSK OJK dan Penasehat IMFEA Disampaikan pada Seminar Nasional Keuangan Mikro I Jakarta,
Lebih terperinciPidato Sambutan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan pada Seminar IFSB bertema Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islami
Pidato Sambutan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan pada Seminar IFSB bertema Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islami Jakarta, 31 Maret 2015 Bismillahirrahmanirrahiim, Yang terhormat
Lebih terperinciPOINTERS SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN KICK-OFF PROGRAM JARING OJK
POINTERS SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN KICK-OFF PROGRAM JARING OJK Kampung Bodia, Takalar, Sulsel, 11 Mei 2015 Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Pagi dan salam sejahtera bagi kita
Lebih terperinci2017, No mengikat untuk seluruh lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da
No.169, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Lembaga Jasa Keuangan. Emiten. Perusahaan Publik. Keuangan Berkelanjutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH Diskusi dan Peluncuran Buku Inovasi 17 Bank
KEYNOTE SPEECH Diskusi dan Peluncuran Buku Inovasi 17 Bank Integrasi Ekonomi ASEAN 2015: Peluang atau Ancaman Bagi Perbankan Nasional DR. DARMIN NASUTION Pusat Data Analisa Tempo & Independent Research
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disebut dengan OJK) menyebutkan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disebut dengan OJK) menyebutkan dalam situsnya bahwa kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap layanan keuangan pada saat ini tidak
Lebih terperinciWELCOME ADDRESS. Dr. Firdaus Djaelani. Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan
WELCOME ADDRESS Disampaikan Oleh: Dr. Firdaus Djaelani Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan Seminar Nasional REVITALISASI MODAL VENTURA
Lebih terperinciEvolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion. BANK INDONESIA November 2013
1 Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion BANK INDONESIA November 2013 Kepadatan Bank LAYANAN AKSES KEUANGAN DI INDONESIA 2 Dengan melihat pertumbuhan ekonomi (PDRB)dan kinerja bank (DPK dan kredit)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan inklusif. Keuangan inklusif ini lebih dipergunakan atau ditujukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hanya sekitar 19% masyarakat di Indonesia yang mampu untuk melakukan akses layanan keuangan secara tepat dan benar. Sedangkan jasa layanan keuangan merupakan salah
Lebih terperinciNo. 16/12/DPAU Jakarta, 22 Juli 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA
No. 16/12/DPAU Jakarta, 22 Juli 2014 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital Dalam Rangka Keuangan Inklusif Melalui Agen Layanan Keuangan Digital
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemajuan informasi dan teknologi yang pesat serta era globalisasi memberikan pengaruh yang besar terhadap sistem perekonomian, baik ekonomi makro maupun mikro. Di antara
Lebih terperinciLAPORAN KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS INDUSTRI KEUANGAN NON BANK KEPADA WAKIL KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN
LAPORAN KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS INDUSTRI KEUANGAN NON BANK KEPADA WAKIL KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA ACARA LAUNCHING SISTEM INFORMASI PERIZINAN DAN REGISTRASI TERINTEGRASI (SPRINT)
Lebih terperinciTerm of References Kompetisi Inklusi Keuangan (KOINKU) Perluasan Akses Keuangan Melalui Pembiayaan Mikro
Term of References Kompetisi Inklusi Keuangan (KOINKU) Perluasan Akses Keuangan Melalui Pembiayaan Mikro LATAR BELAKANG Inklusi keuangan (financial inclusion) telah menjadi salah satu kebijakan pemerintah
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.34, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Modal. BPR. Jaringan Kantor. Kegiatan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5849) PERATURAN OTORITAS JASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, institusi keuangan memiliki peran penting melalui fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ditandai dengan terciptanya suatu sistem keuangan yang stabil dan memberi manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam hal ini, institusi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak terjadinya krisis tahun 1998, perekonomian Indonesia belum sepenuhnya pulih kembali. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang berada di atas 8% sebelum
Lebih terperinciPerbankan Komersial dan UKM
01 Ikhtisar Data 02 Laporan Tinjauan Bisnis 04 122 PT Bank Central Asia Tbk 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola Pendukung Bisnis 06 Tanggung Jawab Sosial Tinjauan Perbankan Komersial dan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/12/PBI/2017 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI FINANSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/12/PBI/2017 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI FINANSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perkembangan teknologi
Lebih terperinci- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAYANAN KEUANGAN TANPA KANTOR DALAM RANGKA KEUANGAN INKLUSIF.
- 2 - huruf d perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif; Mengingat : 1._.Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
Lebih terperinciRancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (LAKU PANDAI)
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: XX/POJK.YY/2014 TENTANG LAYANAN KEUANGAN TANPA KANTOR DALAM RANGKA KEUANGAN INKLUSIF ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.YY/2014 TENTANG LAYANAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendapatkan referensi yang sesuai dengan penelitian yang ingin dilakukan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini perlu melakukan peninjauan terhadap berbagai penelitian-penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya guna mendapatkan referensi yang
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH. Pada Seminar Nasional MENUJU PENDIRIAN BANK PERTANIAN (IPB International Convention Center, Bogor, 11 Mei 2009)
KEYNOTE SPEECH Pada Seminar Nasional MENUJU PENDIRIAN BANK PERTANIAN (IPB International Convention Center, Bogor, 11 Mei 2009) Assalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Gubernur Bank Indonesia Rektor
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/12/PBI/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI FINANSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/12/PBI/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI FINANSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perkembangan teknologi dan sistem
Lebih terperinciIndonesia Fintech Festival and Conference 2016
-Keynote Speech Gubernur Bank Indonesia- Indonesia Fintech Festival and Conference 2016 Jakarta, 30 Agustus 2016 Yang kami hormati: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Bpk Darmin Nasution Ketua Otoritas
Lebih terperinciPERLINDUNGAN dan PEMBERDAYAAN NASABAH BANK DALAM ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 1
PERLINDUNGAN dan PEMBERDAYAAN NASABAH BANK DALAM ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 1 Muliaman D. Hadad 2 I. Pendahuluan Fungsi lembaga perbankan sebagai perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana
Lebih terperinciTeknologi Digital Tingkatkan Peluang Pengusaha Kecil Selasa, 30 Agustus 2016
Teknologi Digital Tingkatkan Peluang Pengusaha Kecil Selasa, 30 Agustus 2016 Presiden mendorong berbagai pihak untuk mengembangkan teknologi keuangan yang mampu meningkatkan akses layanan perbankan bagi
Lebih terperinciRoadmap Keuangan Syariah Indonesia
Roadmap Keuangan Syariah Indonesia 2015-2019 Keselarasan Nilai Ekonomi Syariah Nilai-nilai ekonomi syariah memiliki kesamaan dengan nilai-nilai luhur dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia 7 Keselarasan
Lebih terperinciCETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN
CETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN Kelompok Kerja Edukasi Masyarakat Di Bidang Perbankan 2007 1. Pendahuluan Bank sebagai lembaga intermediasi dan pelaksana sistem pembayaran memiliki peranan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciSURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016
SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016 1 PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 SURVEI NASIONAL 2013 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan mengamanatkan Otoritas Jasa Keuangan untuk
Lebih terperinci