GEOLOGI DAN PENGEMBANGAN DAERAH
|
|
- Iwan Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GEOLOGI DAN PENGEMBANGAN DAERAH Pembangunan adalah mengadakan atau membuat atau mengatur sesuatu yang belum ada. Pengembangan adalah memajukan atau memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang telah ada. Pembangunan dan pengembangan dilakukan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan dan pengembangan itu dapat merupakan pembangunan fisik atau pengembangan fisik dan dapat merupakan pembangunan sosial ekonomi atau pengembangan sosial ekonomi. Baik pembangunan dan pengembangan memerlukan perencanaan dan pengawasan. Karena memerlukan kupasan data, proses perencanaan itu harus didahului dengan pengumpulan data lewat penelaahan dan survei. Untuk itu, Perencanaan mendapat bantuan / input dari berbagai ilmu. Salah satu disiplin ilmu yang membantu / menginput data dalam perencanaan pembangunan dan pengembangan suatu wilayah adalah Geologi. Sumbangsih data Geologi untuk pembangunan dan pengembangan daerah sebagian besar dituangkan dalam bentuk peta-peta tematik tertentu. Adapun macam peta tersebut adalah antara lain: Peta Geologi, Peta Zona Kerentanan Tanah, Peta Geomorfologi, Peta Geologi Lingkungan, Peta Kestabilan Lereng, Peta Penyebaran Potensi Sumber Daya Alam, dan sebagainya. Data data selain peta peta tematik tertentu adalah antara lain: informasi keteknikan suatu batuan, tanah, atau lahan; informasi mengenai cara penanggulangan dan pencegahan terhadap potensi terjadinya bahaya bencana kebumian, informasi mengenai optimalisasi suatu bahan galian, dan sebagainya.
2 Melalui Geologi, masyarakat dan Pemerintah setempat diharapkan dapat mengetahui wilayah mana saja yang dapat dibangun dan dikembangkan, serta dihindari; mengetahui jenis jenis sumberdaya alam yang berpotensi untuk dikembangkan, dan sebagainya. Intinya adalah mereka lebih mengenal dan memahami daerah tempat mereka tinggal. Tentu saja agar mereka lebih mengenal dan memahami daerah tempat mereka tinggal diperlukan peran serta para Ahli Geologi / Peneliti Geologi yang memberikan penjelasan secara komprehensif. Daftar Pustaka Jayadinata, T, Johara Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan & Wilayah. Penerbit ITB. Bandung Sosialisi Kebumian bersama MAN 1 Lampung Barat dan SD N Gunung Sugih 2016 Mengenal kebencanaan dikalangan masyarakat dilakukan sejak dini, ini merupakan salah satu tujuan dari diadakanya sosialisasi. Wawasan kebencanaan menjadi bekal ilmu yang bermanfaat untuk masyarakat yang bertempat tinggal di daerah rawan kebencanaan. Seperti diketahuai bahwa indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak potensi bencana, diantaranya Gempabumi, Gunung Api, Tsunami, Longsor dan lainlainya. Kegiatan sosialisasi kebumian diadakan pada tanggal 28
3 Septebmber 2016 bagi MAN 1 Lampung Barat, dan 29 Septebmber 2016 untuk SD N Gunung Sugih dengan bertempat di gedung aula UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana Liwa. kegiatan sosialisasi dihadiri oleh total 80 peserta, dengan rincian 35 siswa dan 5 guru dari MAN 1 Lampung Barat, serta 35 siswa dan 5 guru dari SD N Gunung Sugih. gambar 1. Foto Bersama Guru dan Murid MAN 1 Lampung Barat gambar 2. Pemberian materi sosialisasi
4 gambar 3. Pemberian materi sosialisasi gambar 4. Pemberian materi sosialisasi
5 gambar 5. Pemberian Hadiah kepada Peserta terbaik dalam kegiatan sosialisasi kebumian Dalam kutipan Flipchart Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Children Science Support 2012, yang berjudul Indonesia Rawan Bencana yang dicetak oleh COMPRES menerangkan mengenai 5 point mitigasi pokok yang sangat perlu dikuasai oleh setiap masyarakat. Pertama adalah masyarakat memiliki pengetahuan mengenai kebencanaan, contohnya masyarakat tahu apa yang dimaksud gempabumi serta penyebabnya. kedua masyarakat memahami kondisi lingkungan tempat tinggal. Ketiga masyarakat paham mengenai tindakan penyelamatan diri terhadap berbagai jenis bencana, semisal apa yang perlu dilakukan ketika ada gempa bumi atau tsunami serta bencana lainya. Selanjutnya masyarakat dapat membentuk ke siap siagaan dalam bentuk komunitas. Terakhir dapat berkoordinasi dengan aparat terkait yang berhubungan dengan siaga bencana, seperti BMKG, BPBD, BNPB dan Informasi Televisi serta Radio informasi lokal.
6 gambar 6. Pemberian informasi Teknologi gambar 7. Pemberian informasi Teknologi TEKTONIK dan KEBENCANAAN Seperti diketahui daerah dengan tektonik aktif akan selalu mengalami suatu peristiwa yang dinamakan gempabumi. Secara umum gempabumi dibagi menjadi dua, yaitu gempabumi tektonik
7 dan gempabumi vulkanik. Masing-masing dari gempabumi akan menghasilkan potensi bencana sekunder (susulan) seperti tsunami, likuifaksi, dan longsor. Gempabumi Aceh 2004 (9 SR), gempabumi Sinchuan 2008 (7,9 SR), dan gempabumi Padang 2009 (7,9 SR) adalah contoh dari gempabumi yang menghasilkan bencana sekunder tsunami, likuifaksi, dan longsor yang besar. Tsunami akan dihasilkan ketika terjadi gempabumi dangkal di laut dengan kekuatan > 6 SR dan kedalaman epicenter + 10 km. Jika gempabumi tersebut terjadi dekat dengan pesisir, maka tsunami yang akan dihasilkan akan sangat mungkin mencapai daerah pesisir dengan membentuk tembok laut setinggi + 30 m. jika ini terjadi maka daerah pesisir akan tersapu dan menyebabkan kerugian material maupun jiwa jika daerah pesisir tersebut berpenghuni. Likuifaksi adalah fenomena berubahnya sifat sedimen dari keadaan padat menjadi keadaan cair yang disebabkan oleh tegangan siklik (tegangan geser bolak-balik) pada waktu terjadi gempabumi kuat (Seed, 1982). Proses tersebut terjadi karena hilangnya kekuatan sedimen akibat tekanan air pori berlebih sehingga kekuatan sedimen hampir seluruhnya digantikan oleh tekanan air pori. Likuifaksi akan mengakibatkan penurunan dan kegagalan pada fondasi (kerusakan infrastruktur). Salah satu penyebab longsor selain kenaikan tekanan air pori di lereng adalah getaran gempabumi yang kuat. Seperti pada gempabumi Padang 2009, banyak lereng yang mengalami kegagalan akibat getaran gempabumi yang terjadi menyebabkan kerugian material dan jiwa. Umumnya daerah di Indonesia terbentuk oleh endapan vulkanik muda dan bertopografi perbukitan yang memiliki kemiringan lereng curam. Endapan ini menghasilkan
8 tanah yang tidak terkonsolidasi dengan baik, lepas-lepas, dan memiliki daya serap tinggi. Karakteristik tersebut menyebabkan tanah berpotensi longsor jika mengalami gangguan dari luar maupun dari dalam tubuh tanah. Kegiatan Bimbingan Penelitian Perwakilan Universitas Bengkulu UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana Liwa merupakan satuan kerja yang bergerak lebih ke arah kebencanaan dalam tugas dan fungsinya yang disiratkan dalam visi dan misi sekarang ini. Dalam hal ini dibutuhkan segala aspek ke ilmuan yang berhubungan bidang kebencanaan. Dalam hal ini ilmu kebumian merupakan salah satu yang sesuai, diantaranya ada geologi, geofisika, geokimia, dan lainya. Pada tanggal Januari 2016 telah dilakukan kegiatan penelitian bersama perwakilan Universitas Bengkulu dengan tujuan menentukan lokasi sesar Liwa menggunakan metode Resistivity dan Seismik Refraksi serta maintenance jaringan stasiun GPS di Lampung Barat guna memantau pergerakan tanah di Sumatera. Lokasi penelitian terletak di Way Robok, Liwa, Lampung Barat. Gambar 1. Kunjungan mahasiswa Universitas
9 Bengkulu disambut KA UPT LIPI Liwa. Dari Aspek geologi teknik dan tektoniknya, daerah Liwa dan sekitarnya didominasi oleh batuan volkanik dan di dalam zona tektonik aktif mempunyai problema-problema khusus. Selain itu daerah ini rawan terhadap gempabumi. Aktivitas gempa bumi berupa pembentukan rekahan dan sesar-sesar baru, reaktifasi dari rekahan/sesar lama dan tremor (ground motion) bisa merupakan bencana langsung untuk peradaban manusia; disamping itu bisa juga berinteraksi dengan batuan dan tanah di tempat kejadian, kemudian men trigger suatu bencana alam yang lain seperti gerakan tanah dan amblasan ( ground subsidience )( Danny H. Natawidjaja dan Saiman kesumawardharma, 1995 :522). Pada hari pertama 20 januari 2016 team melakukan survey didaerah Way Robok, guna penentuan lokasi lintasan pengukuran. Rencana pengukuran dengan minimal 2 lintasan yang masingmasing berjarak lebih dari 100 m. Rencana arah lintasan akan memotong sesar yang arahnya berdarsarkan informasi dari jurnal yang disusun oleh A. Koswara dan Santoso (1995) Bahwa struktur yang berkembang di daerah Liwa dan sekitarnya adalah sesar mendatar berarah baratlaut-tenggara dan sesar normal berarah hampir timur laut-baratdaya. Sebelumnya kita melihat sebagian besar lokasi penelitian berupa persawahan dengan kadar air yang banyak, sehingga tidak memungkinkan untuk pengukuran. maka dari itu kita bergeser sekitar 1.5 km ke arah barat dari tempat pencucian mobil di pinggir jalan disana ada bukit hampir memotong daerah patahan, tetapi pada ujungnya terpotong sedikit oleh sungai. Akhirnya tempat ini diputuskan menjadi aera lintasan pertama, 100 meter ke timur mendekati jalan juga terdapat bukit kemungkinan sekitar 70 meter kedua lintasan ini berarah utara selatan sesuai true magnetic kompas.
10 Gambar 2. Personil dari LIPI dan perwakilan Universitas Bengkulu melakukan pengukuran Resistivity untuk identifikasi patahan Liwa Pada hari kedua dilakukan pengukuran dengan resistivity, dan hasil investigasi untuk sesar masih belum terlihat hal itu disimpulkan setelah dilakukan pengolahan data dikarenakan jarak lintasan yang kurang lebar sehingga belum bisa menembus lapisan tanah tufa. kemungkinan pada saat cuaca yang mendukung dilain kesempatan bisa menambah panjang lintasan sehingga penetrasi yang diinginkan untuk melihat patahan bisa teracapai. Gambar 3. Maintenance dan download data GPS di Stasiun Batu Besi, Lampung Barat Pada hari pertama juga setelah survey lapangan penentuan Lintasan, menuju desa Batu Besi, Lampung Barat guna memindah dan mengganti aki di stasiun GPS Batu Besi yang berada di
11 dalam SD N Batu Besi. setelah itu menuju stasiun GPS yang berada pada polsek Liwa. Data yang diperoleh ini kemuadian nantinya akan di investigasi lebih lanjut dikumpulkan dalam database akan terlihat perubahan pergerakan tanah di sumatera. Stasiun-stasiun ini kerjasama dari berbagai instansi penelitian yang sekarang dilakukan digagasi oleh Peneliti Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Universitas Bengkulu (UNIB) dan Earth Obeservatory of Singapore ( EOS ). Jalur Evakuasi Bencana Sekolah Kejadian bencana di wilayah Liwa, Lampung Barat meninggalkan cerita pilu tentang nasib anakanak di sekolah. Berbagai sumber mengatakan bahwa, dampak dan akibat dari bencana yang terjadi, anak-anak dapat mengalami tekanan psikis seperti perasaan takut, stress bahkan trauma yang tidak mudah untuk dihilangkan begitu saja. Mereka bukan hanya menjadi korban langsung akibat peristiwa bencana yang terjadi, tetapi dalam banyak kejadian kehilangan hak mereka atas pendidikan karena kegiatan belajar mengajar tergangu atau tidak bisa dilangsungkan untuk waktu yang sangat lama. UPT LIWA sebagai satuan kerja yang memiliki visi Menjadi institusi yang berperan aktif dalam pengembangan dan penyebarluasan IPTEK kebumian, memiliki peranan dalam memberikan pengarahan, pemasyarakatan dan penyebarluasan
12 informasi mitigasi bencana kebumian untuk meningkatkan kemampuan mitigasi dan adaptasi bencana kebumian. Untuk itu, UPT LIWA menginisiasi penyusunan zona evakuasi bencana sekolah yang merupakan hasil kerjasama dengan pihak sekolah SMPN Sekuting Terpadu yang berada di kota Liwa, Lampung Barat. Kegiatan ini di awali dengan melibatkan siswa dalam program school watching dimana siswa dituntut untuk mengenali lingkungan sekolahnya sendiri yang diharapkan anakanak sekolah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pengurangan risiko bencana dan cara tanggap bencana. Sosialisasi Kebumian dan Kebencanaan Daerah Lampung Barat termasuk di dalamnya mempunyai tingkat kerawanan terhadap gempa bumi yang tinggi. Hal ini disebabkan kota Liwa terletak pada zona patahan besar Sesar Sumatera segmen Ranau yang merupakan tempat sumber gempa akibat adanya pergerakan aktif sesar tersebut. Gempa yang terjadi tahun 1933
13 dan 1994 telah menyebabkan korban jiwa, harta benda dan bangunan infrastrruktur yang cukup besar. Sumber pusat gempa lainnya terdapat di sebelah barat Sumatera di samudera Hindia yang merupakan pertemuan lempeng Hindia Australia dengan lempeng Eurasia. Getaran gempa yang ditimbulkan dapat mencapai kota-kota yang berada di propinsi Lampung. Disamping itu, pusat gempa yang terdapat di samudera Hindia ini dapat pula berpotensi menimbulkan tsunami jika pergerakan kulit bumi di bawah laut tersebut terdapat dislokasi vertikal. Kerawanan bencana lainnya yang terdapat di Lampung Barat adalah gerakan tanah/longsoran. Hal ini ditunjang oleh kondisi topografi yang berupa perbukitan dan kondisi tanah dan batuan yang mudah longsor. Hingga saat ini, di setiap daerah yang rawan bencana memerlukan suatu wadah yang dapat menginformasikan macam-macam bencana yang mungkin tanpa disadari akan terjadi pada daerah tempat tinggal mereka. Masyarakat mengeluhkan kurangnya upaya sosialisasi mengenai penanggulangan bencana minimal tindakan preventif ketika bencana alam akan terjadi. Sosialisasi yang dibutuhkan masyarakat ini, tentunya harus diupayakan bentuk penyampaiannya secara sederhana dan dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga informasi dapat mereka terima dengan mudah. Optimalitas dalam sosialisasi tersebut tentunya dapat membantu mengurangi resiko akibat bencana sebagai upaya mitigasi bencana. Manakala kita hidup di wilayah rawan bencana maka seyogyanya kita berusaha mengantisipasinya bila sewaktu-waktu terjadi bencana. Semua ini baru kita dapat lakukan apabila kita telah mengetahui segala sesuatu tentang kebumian serta bahaya dan dampak yang akan ditimbulkannya. Dengan kondisi demikian, pengetahuan tentang kebumian khususnya yang berhubungan dengan kebencanaan perlu dilakukan pada masyarakat khususnya anak usia dini di lingkungan sekolah dapat lebih siap dalam menghadapi bencana apapun.
Pekan Teknologi BPTM 2016
Pekan Teknologi BPTM 2016 Gambar 1. Pembukaan Pekan Teknologi BPTM 2016 Pekan Teknologi Mineral dengan tema Berbagi, berinovasi, dan bersinergi telah dilaksanakan pada tanggal 28 November sampai dengan
Lebih terperinciGEOLOGI DAN PENGEMBANGAN DAERAH
GEOLOGI DAN PENGEMBANGAN DAERAH Pembangunan adalah mengadakan atau membuat atau mengatur sesuatu yang belum ada. Pengembangan adalah memajukan atau memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang telah ada.
Lebih terperinciPekan Teknologi BPTM 2016
Pekan Teknologi BPTM 2016 Gambar 1. Pembukaan Pekan Teknologi BPTM 2016 Pekan Teknologi Mineral dengan tema Berbagi, berinovasi, dan bersinergi telah dilaksanakan pada tanggal 28 November sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Konsekuensi tumbukkan lempeng tersebut mengakibatkan negara
Lebih terperinciKeluarga Besar UPT LUTPMB LIWA mengucapkan mohon maaf lahir dan batin selamat hari raya Idul Fitri dan kemenangan 1438 H
Keluarga Besar UPT LUTPMB LIWA mengucapkan mohon maaf lahir dan batin selamat hari raya Idul Fitri dan kemenangan 1438 H Kunjungan dan Sosialisi Guru dan Murid TK Kartika 02 Guru dan murid TK kartika setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunikan geologi kepulauan Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Ketiga lempeng
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Padang secara geografis berada dipertemuan patahan Lempeng Indo dan Eurasia yang menyebabkan aktivitas tektonik sangat aktif. Peristiwa gempa September 2009 di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis, posisi Indonesia yang dikelilingi oleh ring of fire dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik), lempeng eura-asia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil disekelilingnya. Dengan 17.508 pulau, Indonesia menjadi negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
Lebih terperinciSosialisasi Kebumian dan Kebencanaan
Sosialisasi Kebumian dan Kebencanaan Daerah Lampung Barat termasuk di dalamnya mempunyai tingkat kerawanan terhadap gempa bumi yang tinggi. Hal ini disebabkan kota Liwa terletak pada zona patahan besar
Lebih terperinciGambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di antara pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasific. Pada
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki wilayah yang luas dan terletak di garis khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudera, berada dalam
Lebih terperinciPOTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)
POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA Oleh : Hendro Murtianto*) Abstrak Aktivitas zona patahan Sumatera bagian tengah patut mendapatkan perhatian,
Lebih terperinciPenyebab Tsunami BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah peristiwa/rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor non-alam maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang subduksi Gempabumi Bengkulu 12 September 2007 magnitud gempa utama 8.5
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan antara lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Australia dan lempeng Pasifik merupakan jenis lempeng samudera dan bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan yang menurut letak geografisnya berada pada daerah khatulistiwa, diapit Benua Asia dan Australia dan juga terletak diantara
Lebih terperinciPELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL
PELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL Oleh: Rahayu Dwisiwi SR, M.Pd, Yusman Wiyatmo, M.Si, Joko Sudomo, M.A, Surachman, M.S ABSTRAK Pengabdian Pada Masyarakat ini bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sarat akan potensi bencana gempa bumi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sarat akan potensi bencana gempa bumi dan tsunami yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Ini merupakan dampak dari wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 141 BT merupakan zona pertemuan empat lempeng tektonik aktif dunia, yaitu:
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 ).
1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (http://wordpress.com/2010/10/25
BAB I PENAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan mengalami bencana alam yang disebabkan oleh banjir, tsunami, gempabumi, tanah longsor, letusan gunung berapi. Frekuensi
Lebih terperinciFaktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam tampak semakin meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh proses alam maupun manusia itu sendiri. Kerugian langsung berupa korban jiwa, harta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.
BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang sangat rawan bencana. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya berbagai bencana yang melanda berbagai wilayah secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia mengalami serangkaian bencana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia mengalami serangkaian bencana bumi, dimulai dari letusan gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami karena wilayah nusantara dikepung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanahdengan permeabilitas rendah, muka air tanah dangkal berkisar antara 1
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Gorontalo merupakan salah satu kota di Indonesia yang rawan terjadi banjir. Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi berkisar antara 106 138mm/tahun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di sepanjang pesisir barat pulau Sumatera bagian tengah. Provinsi ini memiliki dataran seluas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dinamika bentuk dan struktur bumi dijabarkan dalam berbagai teori oleh para ilmuwan, salah satu teori yang berkembang yaitu teori tektonik lempeng. Teori ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam yang kompleks sehingga menjadikan Provinsi Lampung sebagai salah satu daerah berpotensi tinggi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan Indonesia tersebar sepanjang nusantara mulai ujung barat Pulau
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tergolong rawan terhadap kejadian bencana alam, hal tersebut berhubungan dengan letak geografis Indonesia yang terletak di antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Penelitian
Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia, dan lempeng Pasifik. Pada daerah di sekitar batas
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN
KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN 1950-2013 Samodra, S.B. & Chandra, V. R. Diterima tanggal : 15 November 2013 Abstrak Pulau Sumatera dan Pulau Jawa merupakan tempat yang sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia, lempeng Pasifik dan lempeng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia yaitu : lempeng Hindia-Australia di sebelah selatan, lempeng Eurasia di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah lama diakui bahwa Negara Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia serta diantara
Lebih terperinciBAPPEDA Kabupaten Probolinggo 1.1 LATAR BELAKANG
1.1 LATAR BELAKANG merupakan wilayah dengan karateristik geologi dan geografis yang cukup beragam mulai dari kawasan pantai hingga pegunungan/dataran tinggi. Adanya perbedaan karateristik ini menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Memperoleh pangan yang cukup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia agar berada dalam kondisi sehat, produktif dan sejahtera. Oleh karena itu hak untuk memperoleh
Lebih terperinciRingkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014
\ 1 A. TATANAN TEKTONIK INDONESIA MITIGASI BENCANA GEOLOGI Secara geologi, Indonesia diapit oleh dua lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang subduksinya dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Posisi Indonesia dalam Kawasan Bencana
Kuliah ke 1 PERENCANAAN KOTA BERBASIS MITIGASI BENCANA TPL 410-2 SKS DR. Ir. Ken Martina K, MT. BAB I PENDAHULUAN Bencana menjadi bagian dari kehidupan manusia di dunia, sebagai salah satu permasalahan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gempa bumi sebagai suatu kekuatan alam terbukti telah menimbulkan bencana yang sangat besar dan merugikan. Gempa bumi pada skala kekuatan yang sangat kuat dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahaya gempabumi cukup tinggi. Tingginya ancaman gempabumi di Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah yang memiliki ancaman bahaya gempabumi cukup tinggi. Tingginya ancaman gempabumi di Kabupaten Bantul telah dibuktikan
Lebih terperinciANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST
ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST Oleh : Rahmat Triyono,ST,MSc Kepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang Email : rahmat.triyono@bmkg.go.id Sejak Gempabumi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah Indonesia dipengaruhi oleh aktifitas lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Lempeng tektonik mengalami dislokasi atau pemindahan/pergeseran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menempati wilayah zona tektonik tempat pertemuan tiga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menempati wilayah zona tektonik tempat pertemuan tiga lempeng besar yaitu, lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Pergerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maslah Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik menjadikan kawasan Indonesia ini memiliki kondisi geologi yang sangat kompleks. Selain menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan : (a) latar belakang, (b) perumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) ruang lingkup penelitian dan (f) sistematika penulisan. 1.1. Latar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah khatulistiwa, di antara Benua Asia dan Australia, serta diantara Samudera Pasifik dan Hindia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Barat memiliki garis pantai sepanjang lebih kurang 375 km, berupa dataran rendah sebagai bagian dari gugus kepulauan busur muka. Perairan barat Sumatera memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dan dilihat secara geografis, geologis, hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana, bahkan termasuk
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG MITIGASI BENCANA DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG MITIGASI BENCANA DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa
Lebih terperinciKEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008
KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008 DEVY K. SYAHBANA, GEDE SUANTIKA Bidang Pengamatan Gempabumi dan Gerakan Tanah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada periode bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, pasal 6 ayat (1), disebutkan bahwa Penataan Ruang di selenggarakan dengan memperhatikan kondisi fisik wilayah
Lebih terperinciTINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP
TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP Lailla Uswatun Khasanah 1), Suwarsito 2), Esti Sarjanti 2) 1) Alumni Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan daerah yang rawan terhadap bencana gempabumi tektonik. Hal ini disebabkan karena Indonesia terletak pada kerangka tektonik yang didominasi oleh interaksi
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK
MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO Oleh: Yusman Wiyatmo Jurdik Fisika FMIPA UNY, yusmanwiyatmo@yahoo.com, HP: 08122778263 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara astronomi berada pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis Indonesia terletak di antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kepulauan Indonesia secara astronomis terletak pada titik koordinat 6 LU - 11 LS 95 BT - 141 BT dan merupakan Negara kepulauan yang terletak pada
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Selama peradaban manusia, gempa bumi telah dikenal sebagai fenomena alam yang menimbulkan efek bencana yang terbesar, baik secara moril maupun materiil. Suatu gempa
Lebih terperinciTPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN BERBASIS MITIGASI BENCANA
TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 13 PERENCANAAN TATA RUANG BERBASIS MITIGASI BENCANA GEOLOGI 1. Pendahuluan Perencanaan tataguna lahan berbasis mitigasi bencana geologi dimaksudkan untuk mengantisipasi
Lebih terperinciUJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat!
UJI KOMPETENSI SEMESTER I Latihan 1 Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat! 1. Bencana alam yang banyak disebabkan oleh perbuatan manusia yang tidak bertanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempabumi sangat sering terjadi di daerah sekitar pertemuan lempeng, dalam hal ini antara lempeng benua dan lempeng samudra akibat dari tumbukan antar lempeng tersebut.
Lebih terperincitektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu wilayah yang sangat aktif kegempaannya. Hal ini disebabkan oleh letak Indonesia yang berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama yaitu
Lebih terperinciPENGENALAN. Irman Sonjaya, SE
PENGENALAN Irman Sonjaya, SE PENGERTIAN Gempa bumi adalah suatu gangguan dalam bumi jauh di bawah permukaan yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda di permukaan. Gempa bumi datangnya sekonyong-konyong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian Utara, dan
Lebih terperinciPELATIHAN TEKNIK PENYELAMATAN DIRI DARI DAMPAK BENCANA ALAM GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SLB B KARNNA MANOHARA YOGYAKARTA
PELATIHAN TEKNIK PENYELAMATAN DIRI DARI DAMPAK BENCANA ALAM GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SLB B KARNNA MANOHARA YOGYAKARTA Oleh Rahayu Dwisiwi SR, M.Pd. dkk. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Beberapa tahun terakhir
Lebih terperinciPuslit Geoteknologi LIPI Jl. Sangkuriang Bandung Telepon
Tim Peneliti Gempa, tergabung dalam LabEarth bagian dari Poklit Gempa dan Geodinamika, telah berhasil memetakan besar dan lokasi gempa-gempa yang terjadi di masa lalu serta karakteristik siklus gempanya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara geografis Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng benua Eurasia, lempeng samudra Hindia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Indonesia (Bock, dkk., 2003)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak pada tiga pertemuan lempeng besar dunia yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Pasifik di bagian timur, dan Lempeng Eurasia di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riau merupakan Provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Sumatra. Pulau Sumatra merupakan Pulau di bagian barat gugusan kepulauan Nusantara. Pulau Sumatra berada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab
134 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi masyarakat terhadap
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana dan keadaan gawat darurat telah mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat secara signifikan, terutama yang berhubungan dengan kesehatan. Berdasarkan data dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara dimana terdapat pertemuan 3 lempeng tektonik utama bumi. Lempeng tersebut meliputi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak diantara tiga lempeng utama dunia, yaitu Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
Lebih terperinciGEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA
GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA Disusun Oleh: Josina Christina DAFTAR ISI Kata Pengantar... 2 BAB I... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Tujuan... 3 1.3 Rumusan Masalah... 4 BAB II... 5 2.1 Pengertian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya membentang diantara benua Asia dan Australia serta diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerusakan. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan bumi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia disebut sebagai Negara kaya bencana gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi (Prasetya dkk., 2006). Di antara semua bencana alam, gempa bumi biasanya
Lebih terperinciINVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG. HENNY JOHAN, S.Si
INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG HENNY JOHAN, S.Si Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA FKIP UNIB ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dengan morfologi yang beragam, dari daratan sampai pegunungan serta lautan. Keragaman ini dipengaruhi
Lebih terperinciC I N I A. Pemetaan Kerentanan Tsunami Kabupaten Lumajang Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Dosen, FTSP, Teknik Geofisika, ITS 5
C I N I A The 2 nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) Pemetaan Kerentanan Tsunami Kabupaten Lumajang Menggunakan Sistem Informasi Geografis Amien Widodo 1, Dwa Desa Warnana
Lebih terperinciMELIHAT POTENSI SUMBER GEMPABUMI DAN TSUNAMI ACEH
MELIHAT POTENSI SUMBER GEMPABUMI DAN TSUNAMI ACEH Oleh Abdi Jihad dan Vrieslend Haris Banyunegoro PMG Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh disampaikan dalam Workshop II Tsunami Drill Aceh 2017 Ditinjau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Ketiga lempeng tersebut bergerak dan saling bertumbukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. semakin kuat gempa yang terjadi. Penyebab gempa bumi dapat berupa dinamika
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi regangan elastis batuan dalam bentuk patahan atau pergeseran lempeng bumi. Semakin besar energi yang dilepas semakin kuat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggaunggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor non-alam maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Gerakan ketiga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia terletak di jalur pertemuan 3 lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Gerakan ketiga lempeng tersebut
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan & Sasaran... 3 1.3.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang ada di dalamnya. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terletakm pada 3 pertemuan lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletakm pada 3 pertemuan lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia dibagian utara, lempeng Indo-Australia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terutama Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa merupakan bagian dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bencana alam tanah longsor sering melanda beberapa wilayah di Indonesia, terutama Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa merupakan bagian dari cincin api yang melingkari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala Richter sehingga dapat menyebabkan terjadinya tsunami. Halini
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 LATAR BELAKANG. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
Lebih terperincimenyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana telah menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari upaya responsif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan dengan tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah penduduk lebih
Lebih terperinci