Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I."

Transkripsi

1 Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya sama dengan orang yang (setan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya? (TQS Muhammad [47]: 14). Perilaku manusia ditentukan oleh pedoman yang diikuti. Apabila pedomannya benar, maka perilaku yang mengamalkan pedoman itu pun benar. Sebaliknya, ketika pedomannya salah, perilakunya yang mempraktekkannya pun dipastikan salah. Pedoman yang salah juga membuat pelakunya salah dalam menilai baik dan buruk. Akibatnya, dia akan mengira perbuatan buruk yang dilakukan seolah-olah baik. Jika ini terjadi, dipastikan dia terjerumus dalam kesesatan. Inilah di antara yang diterangkan oleh ayat ini. Berpegang pada Petunjuk Allah SWT berfirman: Afaman kâna alâ bayyinat[in] min Rabbihi (maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya). Dalam beberapa ayat sebelumnya, diterangkan tentang dua golongan manusia yang kontradiktif, baik dari segi sifat maupun nasib yang dialaminya. Pertama, orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Mereka itu ditempatkan ke dalam surga-nya, yang di bawahnya ada sungai-sungai yang mengalir. Kedua, orang-orang kafir, 1 / 5

2 yang menghabiskan hidupnya hanya untuk bersenang-senang dan makan, persis seperti layaknya binatang. Sebagai balasannya, mereka pun dimasukkan ke dalam neraka. Bahkan, di antara orang-orang kafir itu ada yang dibinasakan di dunia. Setelah itu, ayat ini kembali menegaskan perbedaan tegas antara dua golongan tersebut. Keduanya tidak sama, dan oleh karena itu tidak boleh dianggap sama. Hal ini dipahami dari huruf hamzah di awal ayat ini. Diterangkan Sihabuddin al-alusi, huruf hamzah tersebut memberikan makna li inkâri [i]stiwâihâ (untuk mengingkari penyamaan antara dua kelompok tersebut). Bisa juga untuk mengingkari, bahwa perkaranya tidak seperti yang telah disebutkan. Sedangkan man dalam frasa ini menunjuk kepada Rasulullah SAW dan orang Mukmin. Demikian penjelasan al-baghawi, al-baidhawi, dan lain-lain. Dikatakan juga oleh al-alusi, mereka adalah orang-orang Mukmin yang berpegang teguh dengan dalil-dalil agama. Sifat tersebut digambarkan ayat ini: kâna alâ (berpegang pada keterangan yang nyata). Secara bahasa, kata al- berarti alh ujjah al-wâdhi h ah (argumentasi yang jelas). Demikian menurut al-manawi, dalam Kitab al-tawqîf alâ Muhimmat al-ta ârîf. Al-Thabari juga memaknainya sebagai burhân wa h ujjah wa bayân (bukti, argumentasi, dan keterangan). Dalam ayat ini disebutkan bahwa tersebut min Rabbihi (dari Tuhannya). Menurut Ibnu Abbas, sebagaimana dikutip al-qurthubi, kata alâ di sini bermakna alâ tsabât wa yaqîn (atas ketetapan dan kepastian). Abu al- Aliyah menafsirkan bukti yang jelas itu adalah Nabi Muhammad SAW. Sedangkan al-qurthubi sendiri memaknainya sebagai wahyu. Tak jauh berbeda, menurut al-zamakhsyari adalah Alquran yang menjadi mukjizat dan seluruh mukjizat Rasulullah SAW. 2 / 5

3 Mereka itu, kata Ibnu Katsir berada Di atas bashîrah wa yaqîn (bukti dan kepastian) yang berasal dari perintah dan agama Allah, dengan petunjuk dan ilmu yang diturunkan Allah SWT dalam kitab-nya, dan dengan fitrah (sifat dasar) yang lurus yang dilekatkan kepadanya. Ada penjelasan menarik dari Fakhruddin al-razi terkait dengan sifat golongan pertama yang diterangkan ayat ini. Menurutnya, frasa: alâ (di atas bukti kebenaran) itu merupakan perbedaan yang membedakan. Sedangkan frasa: min Rabbihi (dari Tuhannya) merupakan penyempurna terhadapnya. Sebab, ketika bersifat teoritis, maka itu sudah cukup menjadi pembeda antara orang yang berpegang teguh terhadapnya dengan orang yang berkata tanpa dalil. Apabila itu berasal dari Alah SWT yang lebih kuat dan lebih jelas, maka itu menjadi lebih tinggi dan lebih terang. Inilah sifat golongan pertama. Mereka adalah orang-orang yang berpegang teguh kepada bukti yang kuat dan keterangan yang nyata dari Tuhannya. Seluruh pendapat dan tindak tanduknya didasarkan pada Alquran dan sunnah. Mengikuti Hawa Nafsu Setelah disebutkan golongan pertama beserta sifatnya, kemudian disebutkan: Kaman zuyyina lahu sûu amalihi (sama dengan orang yang [setan] menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu). Menurut al-qurthubi, mereka adalah Abu Jahal dan kaum kafir. Dikatakan juga oleh al-alusi, jika man dalam frasa sebelumnya menunjuk kepada kaum Mukmin yang berpegang teguh dengan dalil-dalil agama, maka man 3 / 5

4 dalam frasa ini menunjuk lawan mereka dari kalangan kaum musyrik. Dalam ayat ini mereka itu digambarkan sebagai orang yang menganggap baik perbuatan buruk yang mereka lakukan. Menjelaskan ayat ini, Ibnu Jariri al-thabari berkata, Orang tersebut dibuat setan menganggap baik perbuatan buruk dan jahat mereka, sehingga dia memandangnya indah. Maka dia pun menjadi orang yang menegakkan perbuatan tersebut. Kemudian disebutkan: wa[i]ttaba û ahwâahum (dan mengikuti hawa nafsunya?). Artinya, mereka mengikuti ajakan hawa nafsu mereka untuk maksiat kepada Allah dan menyembah berhala tanpa memiliki argumentasi yang kuat untuk itu. Demikian penjelasan Ibnu Jarir al-thabari. Diterangkan al-razi, frasa kaman zuyyina lahu sû`u amalihi merupakan perbedaan yang membedakan. Sedangkan frasa w a[i]ttaba û ahwâahum merupakan penyempurna. Sebab, orang yang menganggap baik perbuatan buruknya dan dilanda kekaburan, merupakan lawan dari orang yang telah jelas baginya bukti yang nyata dan mau menerimanya. Namun orang yang sedang dilanda kekaburan kadang-kadang masih mau berpikir dan kembali kepada kebenaran. Maka, dia lebih dekat dengan orang yang berpegang kepada bukti kebenaran. Tapi ada juga yang mengikuti hawa nafsunya, tidak mau mempertimbangkan bukti yang nyata dan memikirkan keterangan yang jelas. Maka, berada pada posisi paling jauh. Karena itu, Nabi SAW beserta orang Mukmin dengan orang kafir berada pada dua kutub yang berlawanan dan batas paling jauh. Secara keseluruhan, menurut al-syaukani ayat ini berarti: Bahwa tidak sama antara orang yang di atas keyakinan dari Tuhannya dengan orang yang menganggap baik perbuatan buruknya, yakni menyembah berhala, menyekutukan Allah, dan perbuatan maksiat kepada-nya, mengikuti hawa hawa nafsu mereka dalam ibadahnya, serius dalam berbagai kesesatan. Bahkan, kesamaran mengharuskan keraguan melebihi hujjah yang terang. Menurut Ibnu Katsir, ayat ini senada dengan QS al-ra d [13]: 19 dan al-hasyr [59]: 20. Kontradiksi antara dua kelompok tersebut juga diterangkan dalam ayat sebelumnya, yakni ayat 3. 4 / 5

5 Itulah sifat dua golongan yang saling kontradiktif. Yang satu berpegang teguh dengan hujjah dan argumentasi dari Allah SWT, yang tertera dalam kitab-nya, dan dijelaskan oleh Rasul-Nya; sementara yang lain mengikuti ajak setan dan hawa nafsunya. Akibatnya, kesalahan dalam menilai baik dan buruk pasti terjadi. Riba, misalnya, yang jelas-jelas buruk karena diharamkan, mereka bolehkan karena alasan manfaat material. Demikian pula dengan zina, khamr, dan perkara haram lainnya lain-lain. Sebaliknya, jihad dianggap sebagai terorisme dan jilbab dinilai membelenggu wanita. Bahkan, syariah yang diwajibkan Allah SWT dianggap kuno dan ketinggalan zaman sehingga dianggap tidak layak diterapkan. Karena sifat mereka yang berlawanan, nasib mereka pun kontradiktif. Dalam ayat selanjutnya ditegaskan bahwa surga yang penuh kenikmatan disediakan kepada orang-orang bertakwa. Yakni, orang-orang yang taat dengan syariah-nya, yang berpegang teguh dengan petunjuk-nya. Sebaliknya, orang-orang kafir ditempatkan di dalam neraka yang penuh dengan siksa. Mereka kekal di dalamnya. Masihkah kita menolak menggunakan syariah-nya sebagai pedomana hidup kita dan lebih memilih sekulerisme, demokrasi, dan paham kufur lainnya? Wal-Lâh a lam bi al-shawâb. Ikhtisar: 1. Ada perbedaan mendasar antara orang Mukmin yang berpegang teguh dengan syariah-nya dan orang yang mengikuti hawa nafsu mereka 2. Orang bertakwa disediakan surga, sedangkan orang kafir ditempatkan di neraka. 5 / 5

Oleh: Rokhmat S Labib

Oleh: Rokhmat S Labib Oleh: Rokhmat S Labib Maka apakah orang yang dijadikan (setan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh setan)? maka sesungguhnya

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan

Lebih terperinci

Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah

Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah oleh Dr. Yusuf Qardhawi KATA PENGANTAR "Zaman kekuasaan orang-orang kulit putih segera berakhir. Saya yakin mereka tidak lagi memenuhi hari-hari indah seperti

Lebih terperinci

Disebarluaskan melalui: Maktabah Raudhah al-muhibbin. Website: http://www.raudhatulmuhibbin.org e-mail: raudhatul.muhibbin@yahoo.co.id.

Disebarluaskan melalui: Maktabah Raudhah al-muhibbin. Website: http://www.raudhatulmuhibbin.org e-mail: raudhatul.muhibbin@yahoo.co.id. Judul : Trilogi JALAN KESELAMATAN Penulis : Ustadz Abdullah Roy, Lc. Desain Sampul : Ummu Zaidaan Al-Atsariyyah Disebarluaskan melalui: Maktabah Raudhah al-muhibbin Website: e-mail: raudhatul.muhibbin@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Hukum Mengolok-olok orang yang teguh menjalankan ajaran agama Ulama : Syaikh Ibnu Utsaimin Kategori : Aqidah

Hukum Mengolok-olok orang yang teguh menjalankan ajaran agama Ulama : Syaikh Ibnu Utsaimin Kategori : Aqidah Hukum Mengolok-olok orang yang teguh menjalankan ajaran agama Ulama : Syaikh Ibnu Utsaimin Kategori : Aqidah Apa hukum orang yang mengolok-olok orang-orang yang berpegang teguh dengan perintah Allah dan

Lebih terperinci

PENJELASAN TENTANG PRINSIP-PRINSIP DASAR KEIMANAN

PENJELASAN TENTANG PRINSIP-PRINSIP DASAR KEIMANAN PENJELASAN TENTANG PRINSIP-PRINSIP DASAR KEIMANAN Karya : MUHAMMAD BIN SHALEH AL- UTSAIMIN Penerjemah : ALI MAKHTUM ASSALAMY Murajaah : MUNIR FUADI RIDWAN, MA DR.MUH.MU INUDINILLAH BASRI, MA ERWANDI TARMIZI

Lebih terperinci

BIMBINGAN ISLAM UNTUK PRIBADI DAN MASYARAKAT

BIMBINGAN ISLAM UNTUK PRIBADI DAN MASYARAKAT BIMBINGAN ISLAM UNTUK PRIBADI DAN MASYARAKAT Karya : SYEIKH MUHAMMAD JAMIL ZAINU Penerjemah : DR. ABDUL MUHITH ABDUL FATTAH ALI MUSTHAFA YA'QUB AMAN NADZIR SHOLEH Murajaah : DR.MUH.MU INUDINILLAH BASRI,

Lebih terperinci

HARI KEBANGKITAN DALAM AL-QUR AN (KASUS DALAM JUZ AMMA) Oleh: Ajat Sudrajat Proodi Ilmu Sejarah FISE UNY

HARI KEBANGKITAN DALAM AL-QUR AN (KASUS DALAM JUZ AMMA) Oleh: Ajat Sudrajat Proodi Ilmu Sejarah FISE UNY HARI KEBANGKITAN DALAM AL-QUR AN (KASUS DALAM JUZ AMMA) Oleh: Ajat Sudrajat Proodi Ilmu Sejarah FISE UNY A. Pendahuluan Juz ketiga puluh, dikenal juga dengan sebutan Juz Amma, memiliki karakteristik yang

Lebih terperinci

Untuk Pribadi & Masyarakat. Oleh : Asyeikh Muhamad Jamil Zainu

Untuk Pribadi & Masyarakat. Oleh : Asyeikh Muhamad Jamil Zainu BIMBINGAN ISLAM Untuk Pribadi & Masyarakat Oleh : Asyeikh Muhamad Jamil Zainu Diterjemahkan oleh DR Abddul Muhith Abdul Fattah Ali Musthofa Ya qub Aman Nadzir Sholeh Murojaah Muh.Mu inudinillah basri Munir

Lebih terperinci

2. Sifat Mustahil. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 115

2. Sifat Mustahil. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 115 d. Al-Faṭānah Al-Faṭānah, yaitu rasul memiliki kecerdasan yang tinggi. Ketika terjadi perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendak untuk meletakkan al- Hajār al-aswād

Lebih terperinci

FATWA MUI & GERAKAN AHMADIYAH INDONSIA

FATWA MUI & GERAKAN AHMADIYAH INDONSIA FATWA MUI & GERAKAN AHMADIYAH INDONSIA Dr. H Nanang RI ISkandar, M.Sc., Ph.D Judul : Fatwa MUI & Gerakan Ahmadiyah Indonesia Penulis : Nanang RI ISkandar Editor : Bambang Dharma Putra Desain buku dan Cover:

Lebih terperinci

JIHAD MASA KINI KH S. ALI YASIR

JIHAD MASA KINI KH S. ALI YASIR JIHAD MASA KINI KH S. ALI YASIR JIHAD MASA KINI KH S. ALI YASIR Editor : Nanang RI Iskandar Desain, Setting layout : Erwan Hamdani Penerbit Darul Kutubil Islamiyah Jl. Kesehatan IX No. 12 Jakarta Pusat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beberapa diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh: Muchammad Abu Bakar, alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beberapa diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh: Muchammad Abu Bakar, alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Untuk mengetahui lebih jelas tentang penelitian ini, maka sangat penting untuk mengkaji hasil penelitian dalam permasalahan yang serupa dan telah terbit lebih

Lebih terperinci

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN KEISLAMAN

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN KEISLAMAN HAL-HAL YANG MEMBATALKAN KEISLAMAN نو قض لا سلا ABDUL AZIZ BIN ABDULLAH BIN BAZ عبد لعزيز بن عبد الله بن با Penerjemah: Abu Azka Faridy ترمجة: بو ىك فريد Murajaah: Muh. Mu inudinillah Muhammadun Abdul

Lebih terperinci

TIGA LANDASAN UTAMA. [ Indonesia ] MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB. Penerjemah : M. YUSUF HARUN, MA. Murajaah :

TIGA LANDASAN UTAMA. [ Indonesia ] MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB. Penerjemah : M. YUSUF HARUN, MA. Murajaah : TIGA LANDASAN UTAMA [ Indonesia ] ثلاثة الا صول وأدلتها ] اللغة الا ندونيسية [ MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB Penerjemah : M. YUSUF HARUN, MA ترجمة: محمد يوسف هارون Murajaah : MUNIR F. RIDWAN, MA DR.MUH.MU INUDINILLAH

Lebih terperinci

Teori Hidup Menurut Komunis

Teori Hidup Menurut Komunis Teori Hidup Menurut Komunis [ إندونييس Indonesian ]Indonesia Dinukil dari Buku: Syirik pada Zaman Dahulu dan Sekarang (2/685-730) Syaikh Abu Bakar Muhammad Zakaria Terjemah: Abu Umamah Arif Hidayatullah

Lebih terperinci

Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia

Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia 1 2 Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia 3 DAFTAR ISI INDONESIA, KHILAFAH DAN PENYATUAN KEMBALI DUNIA ISLAM Mukadimah - 5 Bab I. Sistem Pemerintahan - 14 Bab

Lebih terperinci

Cara Pengobatan Dengan Al Quran

Cara Pengobatan Dengan Al Quran Cara Pengobatan Dengan Al Quran [ Indonesia Indonesian ] Abdullah Al-Sadhan Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430 : : : : : : : : 2009-1430 2 بسم ا االله الرحمن الرحيم KEUTAMAAN

Lebih terperinci

Gaya Hidup Islami dan Jahili

Gaya Hidup Islami dan Jahili Gaya Hidup Islami dan Jahili Dalam pandangan Islam gaya hidup dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: 1) gaya hidup Islami, dan 2) gaya hidup jahili. Gaya hidup Islami mempunyai landasan yang

Lebih terperinci

KONSEP HUDUD MUHAMMAD SYAHRUR

KONSEP HUDUD MUHAMMAD SYAHRUR Aplikasi konsep batas hukum tuhan (hudud) KONSEP HUDUD MUHAMMAD SYAHRUR Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Abstract Hudud or Limits of the God s law as likely a

Lebih terperinci

BAB IV PENDAPAT AHMAD NURCHOLISH TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH

BAB IV PENDAPAT AHMAD NURCHOLISH TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH BAB IV PENDAPAT AHMAD NURCHOLISH TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH Setelah dipaparkan pendapat Ahmad Nurcholish tentang pernikahan beda agama meliputi nikah, prinsip spiritual

Lebih terperinci

Aplikasi Yufid: Telah tersedia aplikasi Kisah Muslim untuk iphone. Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org

Aplikasi Yufid: Telah tersedia aplikasi Kisah Muslim untuk iphone. Lihat aplikasi lainnya di www.yufid.org Aplikasi Yufid: Dapatkan kisah-kisah nyata penggugah jiwa. Di KisahMuslim.com, Anda akan mendapatkan: Kisah para nabi, sahabat, orang-orang shalih, para ulama. Kehidupan mereka adalah kisah indah, hingga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Bab 1 Sebuah Pengantar Dalil-dalil larangan mensesatkan, mengkafirkan sesama muslimin!

DAFTAR ISI. Bab 1 Sebuah Pengantar Dalil-dalil larangan mensesatkan, mengkafirkan sesama muslimin! DAFTAR ISI Bab 1 Sebuah Pengantar Dalil-dalil larangan mensesatkan, mengkafirkan sesama muslimin! Bab 2 Siapa Golongan Wahabi/Salafi dan Bagaimana Fahamnya? Sekelumit pengantar tentang sekte Wahabi/Salafi

Lebih terperinci

Jenis-Jenis Bid ah dan Berbagai Kondisi Para Pelakunya

Jenis-Jenis Bid ah dan Berbagai Kondisi Para Pelakunya Jenis-Jenis Bid ah dan Berbagai Kondisi Para Pelakunya ] إندوني Indonesian [ Indonesia Syaikh Khalid bin Ahmad az-zahrani Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2013-1434 نواع

Lebih terperinci

Masyarakat Merdeka. Buku Masyarakat Muslim Dalam Perspektif Al Quran dan Sunnah. Muhammad Ali al-hasyimi. Terjemah : Muzaffar Sahidu

Masyarakat Merdeka. Buku Masyarakat Muslim Dalam Perspektif Al Quran dan Sunnah. Muhammad Ali al-hasyimi. Terjemah : Muzaffar Sahidu Masyarakat Merdeka Buku Masyarakat Muslim Dalam Perspektif Al Quran dan Sunnah [ Indonesia Indonesian ] Muhammad Ali al-hasyimi Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Muhammad Thalib 2009-1430 ملسلم ملسلم

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETAATAN BERIBADAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTs SATU ATAP AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN SKRIPSI

HUBUNGAN KETAATAN BERIBADAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTs SATU ATAP AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN SKRIPSI HUBUNGAN KETAATAN BERIBADAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA DI MTs SATU ATAP AL-MINA NGAWINAN JETIS BANDUNGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh FITRIA NURMANISA NIM 111

Lebih terperinci

PERSIAPAN MENUJU HARI AKHIR

PERSIAPAN MENUJU HARI AKHIR PERSIAPAN MENUJU HARI AKHIR KHUTBAH PERTAMA اى ح ذ ى ي اى ز خ ي ق اى ى د و اى ح بح ى ج ي ى م ؤ ن ؤ ح س ع ال و ج ع و ى ي ى ص ى ه إ ى ش ا ق و ا ح خ و ج ال. ؤ ش ه ذ ؤ ل إ ى إ ل اهلل و ح ذ ل ش ش ل ى ش ه بد

Lebih terperinci

Mungkin Anda tak percaya, tapi ini fakta BACA - COBA - BISA. Kata Pengantar : Abu Sangkan

Mungkin Anda tak percaya, tapi ini fakta BACA - COBA - BISA. Kata Pengantar : Abu Sangkan Shalat KhusyuÊ Itu M U D A H Mungkin Anda tak percaya, tapi ini fakta BACA - COBA - BISA mardibros Kata Pengantar : Abu Sangkan ÉΟŠÏm 9$# Ç uη q 9$# «!$# ÉΟó Î0 Shalat Khusyu' Itu Mudah mardibros Versi

Lebih terperinci