BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membangun sebuah Network Intrusion Prevention System (NIPS), penulis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membangun sebuah Network Intrusion Prevention System (NIPS), penulis"

Transkripsi

1 85 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1.Spesifikasi Kebutuhan Sistem Untuk membangun sebuah Network Intrusion Prevention System (NIPS), penulis menggunakan aplikasi open-source snort yang akan di-install di Backtrack 3. Pada dasarnya snort merupakan sebuah Intrusion Detection System (IDS), sehingga hanya memerlukan Libpcap yang merupakan suatu packet capture library dan juga memerlukan PCRE (Perl Compatible Regular Expression) library yang merupakan fungsi dalam regular expression pattern matching. Namun pada Snort Inline membutuhkan packet queing libraries, yaitu Libnet dan Libipq library, yang digunakan untuk mengijinkan firewall melakukan queue paket dari kernel ke snort inline. Libipq digunakan oleh snort untuk dapat berhubungan dengan iptables. Penggunaan Libnet harus versi 1.0.x, karena apabila selain versi tersebut snort inline tidak dapat dijalankan. inline : Berikut ini adalah daftar piranti lunak yang dibutuhkan dalam pemasangan snort Snort Libpcap PCRE-8.00

2 86 LibNet-1.0.2a IPTables Bridge-utils Backtrack 3 ARP-Scan Prosedur Operasional Instalasi Snort Inline Sebelum melakukan instalasi, semua piranti lunak dipindahkan ke /usr/src, kemudian konsole dipindahkan ke direktori. Instalasi PCRE # unzip pcre-8.00 # cd pcre-8.00 #./configure # make # make install Instalasi Libnet # tar xvzf Libnet-1.0.2a # cd Libnet-1.0.2a

3 87 #./configure # make # make install Installasi Libipq # tar xvjf iptables tar.bz2 # cd iptables # make install-devel Installasi Arp-scan # tar xvf arp-scan-1.7.tar.gz # cd arp-scan # make && make install Instalasi Snort Inline # tar xvzf snort tar.gz # cd snort #./configure --enable-inline \

4 88 --enable-dynamicplugin \ --enable-decoder-preprocessor-rules # make # make install Pada instalasi snort inline, penulis tidak menggunakan patch snort_inline, karena snort versi sudah memiliki kemampuan sebagai mode inline. Implementasi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini berdasarkan networkbased IPS, sehingga memerlukan dua NIC, dimana salah satu NIC digunakan sebagai bridge, yang akan meneruskan paket yang telah dianalisis ke segmen jaringan selanjutnya Konfigurasi Sistem Konfigurasi Snort Inline Untuk menentukan konfigurasi snort, penulis mengubah file snort.conf yang berada di /etc/snort/snort.conf. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan konfigurasi snort, yaitu : var HOME_NET var HOME_NET digunakan untuk menentukan alamat IP yang digunakan pada jaringan lokal. Nilai awal dari variabel ini adalah

5 89 any. Penulis mengisi variabel ini dengan /24, yang berarti alamat IP adalah IP address yang didaftarkan sebagai jaringan lokal. Sehingga menjadi var HOME_NET /24 var EXTERNAL_NET var EXTERNAL_NET digunakan untuk menentukan alamat IP diluar jaringan lokal. Nilai awal dari variabel ini adalah any. Tanda! digunakan sebagai negasi. Penulis mengatur selain dari IP address sebagai jaringan eksternal. Sehingga menjadi var EXTERNAL_NET! /24 var DNS_SERVERS var DNS_SERVERS digunakan untuk menentukan alamat IP server DNS yang digunakan di dalam jaringan. Penulis mengatur alamat IP sebagi server DNS. Sehingga menjadi var DNS_SERVERS var RULE_PATH var RULE_PATH digunakan untuk menentukan letak direktori rules. Penulis mengatur /etc/snort/rules sebagai lokasi dari folder rule. Sehingga menjadi var RULE_PATH /etc/snort/rules

6 90 output alert_csv: /var/log/csv.out timestamp, sig_id, src, dst, msg. Penulis menggunakan csv ( coma separated values ) sebagai output dari data alert. /var/log/csv.out merupakan lokasi dimana file output nanti akan disimpan. Setelah menentukan lokasi maka ditentukan timestamp, sig_id, src, dst, msg sebagai isi dari file csv.out. timesatamp merupakan catatan waktu kapan alert dihasilkan, sig_id merupakan id rule dari alert tersebut, src merupakan IP address pengirim yang mengirimkan paket data yang dianggap sebagai serangan, dst merupakan IP address dari tujuan paket data tersebut, dan msg merupakan isi dari massage dari alert. include classification.config classification.config merupakan file klasifikasi dari rule snort. Dan lokasi dari classification.config harus dicantumkan, sehingga menjadi include /etc/snort/rules/classification.config include /etc/snort/rules/reference.config reference.config merupakan file dari referensi rules yang ada, yang berisi alamat website tentang file rule tersebut. Dan lokasi dari reference.config harus dicantumkan, sehingga menjadi include /etc/snort/rules/reference.config

7 Konfigurasi Snort Rule Rule pada Snort digunakan untuk menentukan paket tersebut dianggap serangan atau bukan. Rule terdiri dari dua bagian yaitu rule header dan rule option. Rule header terdiri dari tindakan (action), IP address source dan IP address destination, Protokol dan Port. Sedangkan pada Rule Option memiliki beberapa keyword yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pada penulisan ini, penulis hanya menggunakan beberapa kata kunci pada rule option, diantaranya : - msg: akan mencetak pesan dari alert yang ditunjukkan pada file log - gid: merupakan bagian mana saja dari snort yang menghasilkan alert. Untuk gid 1berhubungan dengan snort namun gid kebih dari 100 untuk preprocessor dan decoder - sid: digunakan untuk identifikasi snort rules. - rev: mengidentifikasikan revisi dari snort rules - classtype: mengklasifikasikan serangan - content: digunakan untuk mencari isi yang spesifik pada paket payload dan memicu tanggapan (response) berdasarkan paket tersebut. - metadata: menambahkan informasi mengenai alert melalui angka

8 92 - flow: digunakan untuk menghubungkan TCP stream reassembly dan berlaku untuk arah tertentu pada lalu lintas jaringan. - reference: digunakan untuk mencari informasi lebih detail mengenai rule tersebut Contoh rule : drop udp any any -> $HOME_NET 53 (msg:"dns zone transfer UDP"; flow:to_server; content:" FC "; metadata:policy security-ips drop, service dns; reference:arachnids,212; reference:cve, ; sid:1948; rev:10;) Snort memiliki fitur untuk membantu pengguna atau administrator dalam membuat rule sendiri, yang mana disesuaikan pada tipe serangan dan tanggapan yang akan dilakukan ketika serangan terjadi. Dengan fitur ini, memungkinkan untuk membuat rule yang mampu mendeteksi teknik-teknik pada serangan MITM terutama pada jaringan LAN. Pada Snort Inline, rule action dapat dibuat menjadi drop, sdrop atau reject. Apabila menggunakan drop maka akan memanggil IPTables untuk mendrop paket dan mencatat ke log file. Sedangkan sdrop, akan memanggil IPTables tetapi dicatat dalam log file. Dan pada reject akan men-drop paket, mencatat ke file log dan kemudian

9 93 mengirimkan TCP reset jika protokolnya TCP atau ICMP port unreachable message jika protokolnya UDP. Snort akan memantau paket yang datang dan mencocokannya dengan rule yang telah dibuat, dan apabila cocok maka akan menampilkan pesan melalui msg rule option Implementasi Serangan MITM Penyerangan DNS Spoofing Berikut ini adalah tampilan situs web sebelum terjadinya serangan DNS Spoofing : Gambar 4.1 situs web sebelum serangan DNS Spoofing

10 94 Berikut ini adalah proses yang terjadi pada mesin penyerang pada saat menjalankan DNS Spoofing. Dalam hal ini alamat IP dialihkan ke alamat IP penyerang. Sehingga apabila ada pengguna yang akan mengakses situs tersebut akan secara otomatis dialihkan sesuai dengan alamat IP yang telah ditentukan oleh penyerang, pada kasus ini yaitu Gambar 4.2 Proses serangan DNS Spoofing

11 Berikut ini adalah tampilan situs web setelah terjadinya serangan DNS Spoofing : 95 Gambar 4.3 situs web setelah serangan DNS Spoofing Pada gambar diatas menunjukkan bahwa situs web telah dialihkan ke alamat IP Penyerang, sehingga menyerupai situs aslinya. Jika pengguna memasukkan username dan password, maka penyerang dapat mengetahuinya dengan mudah.

12 Penyerangan ARP Spoofing Berikut ini adalah proses pada penyerangan ARP Spoofing : Gambar 4.4 Proses Penyerangan ARP Spoofing Gambar diatas menunjukkan proses serangan ARP Spoofing pada mesin penyerang yaitu ketika terjadinya pengalihan seluruh proses komunikasi pada alamat IP ke komputer penyerang yang kemudian diteruskan ke komputer tujuan.

13 97 Berikut ini adalah proses penyadapan komunikasi data : Gambar 4.5 Proses Penyadapan ARP Spoofing Gambar diatas menunjukkan proses penyadapan komunikasi data pada alamat IP Disini terlihat jelas bahwa peyerang dapat melihat seluruh aktifitas pada alamat IP tersebut.

14 Penyerangan MAC Flooding Berikut ini adalah proses pada penyerangan MAC Flooding yang terjadi pada komputer penyerang. Gambar dibawah ini menunjukkan pengiriman paket data berupa alamat IP dan MAC dengan jumlah yang sangat besar pada perangkat jaringan seperti switch atau router. Perangkat tersebut akan terlihat sibuk atau bekerja tidak normal. Jika perangkat jaringan tersebut tidak mampu menanganinya, maka perangkat tersebut akan beralih fungsi menjadi hub, sehingga transmisi data tidak langsung ketujuan melainkan keseluruh host/ komputer yang terhubung pada perangkat tersebut. Gambar 4.6 Proses Penyerangan MAC Flooding

15 Implementasi Sistem IPS Berikut ini adalah halaman script Administrasi IPS pada saat pertama kali dijalankan. Gambar 4.7 Tampilan Administrasi Pertama kali

16 100 Pada halaman ini pengguna diminta untuk mengisi alamat IP LAN yang ditujukan untuk mengisi variabel HOME_NET pada file snort.conf. Saat pengisian alamat IP tersebut, terdapat validasi berupa : - Format inputan harus terdiri tidak boleh lebih dari 3 angka. - Format inputan dalam 3 angka tidak boleh lebih dari Format inputan harus tediri dari angka saja. Gambar 4.8 Tampilan Administrasi IP LAN

17 101 Setelah selesai mengisi alamat IP LAN, maka dilanjutkan dengan mengisi Subnet dari alamat IP LAN. Subnet yang bisa digunakan antara (CLASS-C). Apabila mengisi diluar kelas C, maka akan diminta mengisi kembali subnet. Pengisian subnet akan dimasukkan pada file snort.conf yang digunakan untuk mengisi subnet pada variabel HOME_NET. Selain itu pengisian tersebut juga otomatis mengisi variabel EXTERNAL_NET. Setelah selasai mengisi maka langkah selanjutnya adalah mengisi nilai alamat IP DNS Server. Gambar 4.9 Tampilan Subnet IP LAN

18 Berikut ini adalah halaman pengisian alamat IP DNS Server, dimana pada halaman ini memiliki validasi yang sama pada halaman IP LAN. 102 Gambar 4.10 Tampilan IP DNS

19 103 Setelah selesai mengisi alamat IP LAN dan DNS Server, maka langkah selanjutnya menuju pada halaman home yang merupakan halaman utama dari script ips.sh. Halaman home terdiri dari 5 pilihan, diantaranya : 1. Start IPS 2. View Alert 3. Determination IPS Daemon 4. Search 5. Exit Gambar 4.11 Halaman Menu Script Administrasi

20 104 Ketika memilih Start IPS maka script ips.sh terlebih dahulu akan memeriksa apakah IPS Daemon dijalankan atau tidak. Apabila tidak, maka akan terdapat dua pilihan mode snort, diantaranya : 1. Snort Inline 2. Snort Inline Daemon 3. Back to home page Apabila pengguna memilih Snort Inline maka akan dijalankan dengan membukan konsole baru dan ips.sh akan terhenti hingga snort tersebut di close. Apabila pengguna memilih Snort Inline Daemon maka snort akan dijalankan sebagai daemon dan halaman akan dikembalikan ke halaman home. Apabila pengguna memilih Back to home page, maka akan kembali ke halaman home. Gambar 4.13 Pilihan Snort

21 105 Ketika pengguna memilih mode Snort Inline, maka akan melakukan pengecekan terhadap ketersediaan Bridge dan IPTables. Jika keduanya belum tersedia, maka akan segera diaktifkan. Gambar 4.14 Tampilan Setelah Memilih Snort

22 Berikut ini adalah tampilan snort inline dijalankan setelah melalui proses pengaktifan Bridge dan IPTables, dimana akan membuka konsole baru. 106 Gambar 4.15 Tampilan Konsole Snort

23 107 Ketika pengguna memilih Snort Inline Daemon maka akan dilakukan pengecekan ketersediaan Bridge dan IPTables. Setelah Bridge dan IPTables telah aktif maka snort daemon akan dijalankan. Gambar 4.16 Setelah Memilih Snort Daemon

24 108 Apabila pengguna memilih View Alert pada halaman home, maka konsole baru akan terbuka dan berisi alert yang berhasil ditangkap oleh IPS. Dimana pada View Alert menampilkan tanggal, waktu, id rule yang mendeteksi serangan, protokol yang digunakan, IP Source, IP Destination, dan message dari rule. Pada kolom message akan menampilkan pesan yang berisi serangan yang berhasil dicegah. Pada gambar dibawah ini terlihat bahwa teknik serangan MITM telah dicegah oleh sistem IPS.. Gambar 4.17 Gambar View Alert

25 Berikut ini adalah halaman Determination yang akan menampilkan PID snort daemon dan terdiri dari 2 pilihan, yaitu : Kill Snort daemon Process 2. Back to home Apabila pengguna memilih Kill Snort daemon Process maka snort yang berjalan sebagai daemon akan di hentikan. Dan apabila user memilih Back to home maka pengguna akan kembali ke halaman home. Gambar 4.18 Determination IPS

26 110 Pada halaman search, IPS akan menampilkan daftar alamat IP yang telah melakukan serangan MITM. Dihalaman ini pengguna dapat memasukan alamat IP dan kemudian IPS akan menampilkan jumlah paket serangan yang telah dikirim oleh alamat IP tersebut. Gambar 4.19 Search

27 Desain Topologi IPS Pada bagian ini menjelaskan landasan dasar bagaimana desain dan implementasi IPS. Dalam hal ini penulis mengimplmentasikan Network-Based IPS (NIPS). Penempatan sistem ini sangatlah penting, karena berkaitan dengan akurasi dan efektifitas pendeteksian serangan. Pada perancangan NIPS penulis menggunakan IPTables sebagai firewall. Firewall akan melakukan blocking dan membolehkan komunikasi data sesuai dengan rule yang telah dibuat sebelumnya pada snort. Apabila terjadi serangan maka IPS akan memanggil firewall untuk melakukan blocking terhadap serangan tersebut dengan memutus koneksi atau hanya men-drop paket data. Dengan mengimplementasikan NIPS, maka diperlukan bridging mode pada sistem tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengarahkan seluruh komunikasi data agar melawati sistem NIPS.

28 112 Gambar 4.20 Desain dan Implementasi Snort 4.6. Evaluasi Sistem NIPS dengan Snort Snort Inline diimplementasikan pada sistem operasi Bactrack 3 dengan menggunakan IPTables sebagai firewall dianggap telah mampu untuk menghentikan alur data yang dicurigai sebagai serangan. Karena pada dasarnya snort melakukan pendeteksian paket data berdasarkan rule.namun beberapa masalah yang kerap terjadi adalah dalam hal instalasi dan konfigurasi. Selain itu masalah yang tak kalah

29 113 pentingnya adalah terjadinya false positive dan false negative, yaitu apabila terjadi false positive maka paket data yang sebenarnya dianggap sebagai serangan, sehingga paket tersebut akan di-blok. Hal ini berakibat terganggunya kinerja jaringan komputer. Lain halnya jika terjadi false negative, yaitu sistem tidak mampu mendeteksi serangan yang sebenarnya, sehingga serangan dapat lolos dari IPS. Penggunaan script administrasi yang telah dibuat sangat membantu dalam hal pengoperasian, konfigurasi dan memantau output alert yang dihasilkan oleh aplikasi, karena dengan menggunakan script tersebut penggunaan aplikasi lebih efektif.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membangun sebuah network intrusion detection system (NIDS), dapat

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membangun sebuah network intrusion detection system (NIDS), dapat 53 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Sistem Untuk membangun sebuah network intrusion detection system (NIDS), dapat menggunakan aplikasi open source SNORT yang di install pada PC

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 76 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Kasus MITM Pada Jaringan Lokal Serangan Man in The Middle merupakan suatu satu cara yang efektif untuk menyadap komunikasi data. Serangan tersebut sangat merugikan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut ini adalah spesifikasi sistem dari perangkat yang digunakan dalam implementasi Intrusion detection system (IDS) pada jaringan di PT. Triputra Agro

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Berikut adalah diagram alir kerangka berpikir dalam melakukan

BAB 3 METODOLOGI. Berikut adalah diagram alir kerangka berpikir dalam melakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Kerangka Berpikir penelitian ini: Berikut adalah diagram alir kerangka berpikir dalam melakukan Gambar 3. 1 Diagram Alir Kerangka Berpikir 25 26 Dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KEAMANAN DATA LAPORAN RESMI INTRUSION DETECTION SYSTEM SNORT

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KEAMANAN DATA LAPORAN RESMI INTRUSION DETECTION SYSTEM SNORT Nama Anggota Kelompok : LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KEAMANAN DATA 1. Mursidayanti Aprilia R. 2110121037 2. Nanda Pratyaksa 2110121038 3. Adam Shidqul Aziz 2110121039 Kelas : 3 D4 IT B LAPORAN RESMI INTRUSION

Lebih terperinci

THREAT PACKET ANALYSIS USING SNORT

THREAT PACKET ANALYSIS USING SNORT THREAT PACKET ANALYSIS USING SNORT 1. Introduction Dalam sebuah jaringan komputer, keamanan menjadi salah satu bagian yang terpenting dan harus di perhatikan untuk menjaga validitas dan integritas data

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI INTRUSION DETECTION SYSTEM UNTUK PENINGKATAN KEAMANAN JARINGAN PT TRIPUTRA AGRO PERSADA

IMPLEMENTASI INTRUSION DETECTION SYSTEM UNTUK PENINGKATAN KEAMANAN JARINGAN PT TRIPUTRA AGRO PERSADA IMPLEMENTASI INTRUSION DETECTION SYSTEM UNTUK PENINGKATAN KEAMANAN JARINGAN PT TRIPUTRA AGRO PERSADA Aldo Febrian Jurusan Teknik Informatika, School of Computer Science, Binus University Jl. Kebon Jeruk

Lebih terperinci

MODUL 3 INTRUSION DETECTION SYSTEM SNORT

MODUL 3 INTRUSION DETECTION SYSTEM SNORT MODUL 3 INTRUSION DETECTION SYSTEM DG SNORT TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep IDS dg snort di linux 2. Mahasiswa memahami cara membuat rule pada snort 3. Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi System yang digunakan Dalam penilitian ini kami hanya menggunakan software saja yang ditunjukan sebagai IDS ( Intrusion Detection System ), yang dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Program Program yang dibuat penulis bertujuan untuk menangkap paket-paket data yang penulis inginkan pada komputer di jaringan berbeda. Agar tujuan dari pembuatan

Lebih terperinci

TUJUAN PEMBELAJARAN: DASAR TEORI

TUJUAN PEMBELAJARAN: DASAR TEORI Modul 5 Intrusion Detection System [Snort] TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep Intrusion Detection System 2. Mahasiswa mampu melakukan installasi dan konfigurasi SNORT sebagai

Lebih terperinci

MODUL 7 INTRUSION DETECTION SYSTEM [SNORT]

MODUL 7 INTRUSION DETECTION SYSTEM [SNORT] MODUL 7 INTRUSION DETECTION SYSTEM [SNORT] TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep IDS di linux 2. Mahasiswa memahami konsep IDS : Snort yang ada di linux 3. Mahasiswa mampu melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI IDS PADA WIRELESS NETWORK SECURITY BERBASIS MIKROTIK DI H&W Net

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI IDS PADA WIRELESS NETWORK SECURITY BERBASIS MIKROTIK DI H&W Net ANALISIS DAN IMPLEMENTASI IDS PADA WIRELESS NETWORK SECURITY BERBASIS MIKROTIK DI H&W Net Andre Wicaksono Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Alby Fajriansyah Binus University, Jakarta, DKI

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Sistem Jaringan Pada tahap implementasi sistem, dilakukan konfigurasi sistem pada laptop yang digunakan sebagai IDS Snort. Selain itu, dilakukan pula konfigurasi dasar

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung PERANCANGAN ATURAN PENCEGAHAN TERHADAP SERANGAN DENIAL OF SERVICE MENGGUNAKAN METODE INTRUSION PREVENTION SYSTEM (IPS) (STUDI KASUS : TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG) TUGAS AKHIR Disusun

Lebih terperinci

INTRUCTION DETECTION SYSTEM [SNORT. Kelompok 1. Muhammad Nawawi. Oleh : Muhammad Nawawi Fadlul fikri Abid famasyah

INTRUCTION DETECTION SYSTEM [SNORT. Kelompok 1. Muhammad Nawawi. Oleh : Muhammad Nawawi Fadlul fikri Abid famasyah INTRUCTION DETECTION SYSTEM [SNORT Kelompok 1 Oleh : Muhammad Nawawi 2110131001 Fadlul fikri 2110131004 Abid famasyah 2110131016 Muhammad Nawawi A.TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang

Lebih terperinci

Certified Network Associate ( MTCNA ) Modul 6

Certified Network Associate ( MTCNA ) Modul 6 Certified Network Associate ( MTCNA ) Modul 6 Firewall Firewall Sebuah layanan keamanan jaringan yang melindungi jaringan Internal dari jaringan Eksternal. Contoh : Internet Berposisi ditengah tengah antara

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE IPS (INTRUSION PREVENTION SYSTEM) TERHADAP SERANGAN BACKDOOR DAN SYNFLOOD

IMPLEMENTASI METODE IPS (INTRUSION PREVENTION SYSTEM) TERHADAP SERANGAN BACKDOOR DAN SYNFLOOD IMPLEMENTASI METODE IPS (INTRUSION PREVENTION SYSTEM) TERHADAP SERANGAN BACKDOOR DAN SYNFLOOD TUGAS AKHIR Disusun Oleh : TOMY CANDRA DERMAWAN 09560468 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

INTRUSION DETECTION SYSTEM [SNORT]

INTRUSION DETECTION SYSTEM [SNORT] INTRUSION DETECTION SYSTEM [SNORT] TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep IDS di linux 2. Mahasiswa memahami konsep IDS : Snort yang ada di linux 3. Mahasiswa mampu melakukan

Lebih terperinci

IDS, Dingap, dan Honeypot Ethical Hacking and Countermeasures (PAI ) Program Studi Teknik Informatika, Unsoed

IDS, Dingap, dan Honeypot Ethical Hacking and Countermeasures (PAI ) Program Studi Teknik Informatika, Unsoed IDS, Dingap, dan Honeypot Ethical Hacking and Countermeasures (PAI 083213) Program Studi Teknik Informatika, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2011/2012 IDS, Dingap, dan Honeypot

Lebih terperinci

BAB 3 Metode dan Perancangan Sistem

BAB 3 Metode dan Perancangan Sistem BAB 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1. Kebutuhan Sistem Dalam penelitian ini membutuhkan beberapa perangkatperangkat, rincian perangkat-perangkat yang digunakan dalam penelitian ditampilkan beserta spesifikasi

Lebih terperinci

Intrusion Detection System

Intrusion Detection System Intrusion Detection System Intrusion Detection System (IDS) adalah suatu tindakan untuk mendeteksi adanya trafik paket yang tidak diinginkan dalam sebuah jaringan atau device. Sebuah IDS dapat diimplementasikan

Lebih terperinci

SISTEM KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN FIREWALL IPTABLES DAN SNORT

SISTEM KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN FIREWALL IPTABLES DAN SNORT SISTEM KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN FIREWALL IPTABLES DAN SNORT FAIRUS ELVIRA Alumni Angkatan 2006 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika M. FICKY DUSKARNAEN Dosen Universitas Negeri

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGAMANAN JARINGAN MENGGUNAKAN INTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS) DAN IP TABLES BERBASIS LINUX DI LAB POLITEKNIK TELKOM

IMPLEMENTASI PENGAMANAN JARINGAN MENGGUNAKAN INTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS) DAN IP TABLES BERBASIS LINUX DI LAB POLITEKNIK TELKOM IMPLEMENTASI PENGAMANAN JARINGAN MENGGUNAKAN INTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS) DAN IP TABLES BERBASIS LINUX DI LAB POLITEKNIK TELKOM Lukman Budi Prasetio lukman.horaiy@gmail.com Henry Rossi Andrian Henry.andrian@gmail.com

Lebih terperinci

FIREWALL dengan Iptables

FIREWALL dengan Iptables FIREWALL dengan Iptables Pendahuluan Firewall merupakan bagian perangkat keamanan jaringan dan merupakan suatu cara atau mekanisme yang diterapkan baik terhadap perangkat keras (hardware), perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM Aplikasi ini dijalankan pada platform Win32, dan dibuat dengan menggunakan bahasa C#. NET. Untuk menjalankan aplikasi ini, dibutuhkan suatu komponen library khusus yang dijalankan

Lebih terperinci

TUGAS KEAMANAN JARINGAN SNORT

TUGAS KEAMANAN JARINGAN SNORT TUGAS KEAMANAN JARINGAN SNORT OLEH : NAMA : MARDIAH NIM : 09011281320005 SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDERALAYA 2017 Target : www.unsri.ac.id IP : 103. 241.4.11 Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN UJI COBA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN UJI COBA BAB 4 IMPLEMENTASI DAN UJI COBA 4.1 Pengenalan Software Sebelum Simulasi 4.1.1 Packet Tracer Uji coba dan simulasi dilakukan dengan menggunakan Packet Tracer v5.3.3. Berikut ini merupakan tampilan awal

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN SERANGAN DDOS (DISTRIBUTED DENIAL OF SERVICE) MENGGUNAKAN IDS (INTRUSION DETECTION SYSTEM)

PENDETEKSIAN SERANGAN DDOS (DISTRIBUTED DENIAL OF SERVICE) MENGGUNAKAN IDS (INTRUSION DETECTION SYSTEM) PENDETEKSIAN SERANGAN DDOS (DISTRIBUTED DENIAL OF SERVICE) MENGGUNAKAN IDS (INTRUSION DETECTION SYSTEM) (Studi Kasus : Universitas Pasundan) TUGAS AKHIR Di susun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era teknologi yang terus berkembang seperti sekarang ini layanan internet menjadi hal yang sangat dibutuhkan, baik dilingkungan perkantoran, hingga pendidikan. Dengan

Lebih terperinci

1. Jalankan komputer Linux Backtrack. Buka jendela Terminal. 2. Pada jendela Terminal window, ketikan perintah berikut, dan lanjutkan dengan Enter:

1. Jalankan komputer Linux Backtrack. Buka jendela Terminal. 2. Pada jendela Terminal window, ketikan perintah berikut, dan lanjutkan dengan Enter: PROJECT 11 Snort Kebutuhan Projek: Sebuah komputer Linux machine, real atau virtual. Bisa menggunakan BackTrack 5 virtual machine. Komputer kedua yang diinstal Nmap. Bisa menggunakan Windows XP atau Windows

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya jaringan internet saat ini membantu manusia untuk saling berkomunikasi serta bertukar informasi. Tetapi tidak semua informasi bersifat terbuka

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dengan memanfaatkan ruleset signature Snort, kemudian menjalankan dan mengkonfigurasinya dengan benar,

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM KEAMANAN INTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS)

ANALISA SISTEM KEAMANAN INTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS) ANALISA SISTEM KEAMANAN INTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS) DENGAN METODE SIGNATURE- BASED DAN PENCEGAHANNYA BERBASIS FIREWALL DI PT. MENARA NUSANTARA PERKASA Aan Bayumi Anuwar Zendri Oktara Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Pada bab ini, berisikan tentang perancangan IDS Snort dan metode yang digunakan dalam melakukan proses investigasi serangan. Metode yang digunakan adalah model proses

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Firewall Fortianalyzer Pada bagian ini akan dilakukan implementasi dan pengujian sistem yang sudah dibuat berdasarkan perancangan

Lebih terperinci

TASK 5 JARINGAN KOMPUTER

TASK 5 JARINGAN KOMPUTER TASK 5 JARINGAN KOMPUTER Disusun oleh : Nama : Ilham Kholfihim M NIM : 09011281419043 JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 ANALISIS PERBANDINGAN CAPTURING NETWORK TRAFFIC

Lebih terperinci

Reza Muhammad

Reza Muhammad Analisa Network dengan TCPdump Reza Muhammad withoutfx@telkom.net Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA INSTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS) SNORT DAN SURICATA DALAM MENDETEKSI SERANGAN DENIAL OF SERVICE PADA SERVER LINUX

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA INSTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS) SNORT DAN SURICATA DALAM MENDETEKSI SERANGAN DENIAL OF SERVICE PADA SERVER LINUX ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA INSTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS) SNORT DAN SURICATA DALAM MENDETEKSI SERANGAN DENIAL OF SERVICE PADA SERVER LINUX Tugas Akhir Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan

Lebih terperinci

Gambar 13.1 Sniffing pada jaringan antara router 1 dan 2

Gambar 13.1 Sniffing pada jaringan antara router 1 dan 2 A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa mampu melakukan sniffing dengan wireshark dan tcpdump dan tahu keuntungan dan kelemahan kedua software tersebut 2. Siswa mampu melakukan analisa paket layer transport OSI

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dijelaskan pengujian dari sistem keamanan yang telah dirancang.dalam melakukan pengujian pada sistem keamanannya digunakan beberapa keadaan pengujian yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Perancangan Router OS Debian 6.0 QUAGGA PROSES ROUTING WEB INTERFACE MANAJEMAN BANDWIDTH HTB TOOL INPUT USER Gambar 3.1 Alur Kerja Interface Router dan Server Bandwidth

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Ancaman keamanan terhadap penyedia layanan web semakin meningkat

BAB 1. PENDAHULUAN. Ancaman keamanan terhadap penyedia layanan web semakin meningkat BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman keamanan terhadap penyedia layanan web semakin meningkat seiring dengan meningkat pesatnya pemanfaatan web sebagai media penyebaran informasi, baik untuk bisnis

Lebih terperinci

Percobaan : Choirunnisa L.H / D4 LJ IT. Dengan Switch

Percobaan : Choirunnisa L.H / D4 LJ IT. Dengan Switch Percobaan : Dengan Switch Dibuat sebuah topologi jaringan yang dihubungkan dengan switch. Topologi berikut berada dalam satu jaringan yaitu jaringan 192.168.10.0/24. Diatur 3 PC terhubung dengan satu switch,

Lebih terperinci

Gambar 1. Topologi Jaringan Scanning

Gambar 1. Topologi Jaringan Scanning Nama : Riki Andika NIM : 09011181320015 Keamanana Jaringan Komputer_Tugas 4 Intrusion Detection System (IDS) adalah sebuah sistem yang melakukan pengawasan terhadap traffic jaringan dan pengawasan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Kebutuhan Perangkat Keras

BAB III METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Kebutuhan Perangkat Keras 19 BAB III METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem 3.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras Pada penelitian yang dilakukan, adapun perangkat keras (hardware) yang dibutuhkan untuk menunjang implementasi pada sistem

Lebih terperinci

Pendahuluan Tinjauan Pustaka

Pendahuluan Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Keamanan jaringan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan mengingat semakin banyaknya ancaman terhadap integritas data pada suatu jaringan komputer. Bentuk ancaman kian beragam dan

Lebih terperinci

UJI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN - PAKET 2

UJI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN - PAKET 2 MODUL PEMBAHASAN MATERI UJI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN - PAKET 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 1 SMK TARUNA PEKANBARU Jl.Rajawali Sakti No.90 Panam (0761) 566947 Pekanbaru 28293 email: www.smktaruna98_pku@yahoo.com

Lebih terperinci

Posisi Firewall. Switch LAN Firewall

Posisi Firewall. Switch LAN Firewall FIREWALL Firewall atau yang lebih dikenal pelindung jaringan private dapat berupa aplikasi yang dikhususkan untuk melindungi jaringan lokal kita atau hardware (contohnya : router + firewall) yang diposisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Snort Snort merupakan aplikasi atau perangkat lunak berbasis opensource yang memiliki keunggulan untuk mengetahui adanya indikasi penyusupan pada jaringan berbasis TCP/IP secara

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN KEAMANAN JARINGAN DENGAN MENGGUNAKAN IPS (INTRUSION PREVENTION SYSTEM) PADA UNIT INFOKOM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

SIMULASI PERANCANGAN KEAMANAN JARINGAN DENGAN MENGGUNAKAN IPS (INTRUSION PREVENTION SYSTEM) PADA UNIT INFOKOM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG SIMULASI PERANCANGAN KEAMANAN JARINGAN DENGAN MENGGUNAKAN IPS (INTRUSION PREVENTION SYSTEM) PADA UNIT INFOKOM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat khususnya teknologi internet, menyebabkan teknologi ini menjadi salah satu media utama pertukaran informasi. Tidak

Lebih terperinci

Praktikum Jaringan Komputer 2. Modul 3 BRIDGE FIREWALL dengan Netfilter

Praktikum Jaringan Komputer 2. Modul 3 BRIDGE FIREWALL dengan Netfilter Praktikum Jaringan Komputer 2 Modul 3 BRIDGE FIREWALL dengan Netfilter TUJUAN: 1. Mahasiswa memahami fungsi dari firewall 2. Mahasiswa mampu menggunakan aplikasi netfilter sebagai firewall 3. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian PC sebagai node yang dilindungi dalam skenario ini, dikonfigurasi untuk menjalani service/layanan web dengan spesifikasi

Lebih terperinci

Jurnal JARKOM Vol. 2 No. 2 Juni2015

Jurnal JARKOM Vol. 2 No. 2 Juni2015 SIMULASI SISTEM DETEKSI PENYUSUP DALAM JARINGAN KOMPUTER BERBASIS WEB INTERFACE SERTA PENCEGAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEAMANAN Sukma Ageng Prihasmoro 1, Yuliana Rachmawati 2, Erfanti Fatkhiyah 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

Mengamankan Sistem Informasi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom

Mengamankan Sistem Informasi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom Mengamankan Sistem Informasi Gentisya Tri Mardiani, S.Kom Bentuk Pengamanan Preventif contoh: Recovery contoh: Cara Pengamanan Mengatur akses (access control) Menutup service yang tidak digunakan Memasang

Lebih terperinci

2.1. Firewall BAB II. LANDASAN TEORI Riadi (2011:73) berpendapat bahwa Firewall adalah sebuah sistem atau kelompok sistem yang menerapkan sebuah aturan akses kontrol terhadap lalu lintas jaringan yang

Lebih terperinci

Pertemuan III. Referensi Model TCP/IP

Pertemuan III. Referensi Model TCP/IP Pertemuan III Referensi Model TCP/IP Sasaran Pertemuan 3 - Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan metode pengendalian masukan dan keluaran beberapa definisi mengenai Interfacing Protokol Komunikasi Bahasa

Lebih terperinci

Koneksi TCP sebelum Spoofing

Koneksi TCP sebelum Spoofing MODUL 4 SNIFFING, SPOOFING DAN SESSION HIJACKING SERTA COUNTERMEASURENYA TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep sniffing dan session hijacking 2. Mahasiswa mampu menangani masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan informasi dan komunikasi dewasa ini menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan informasi dan komunikasi dewasa ini menjadi sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi dan komunikasi dewasa ini menjadi sangat penting di masyarakat. Seiring kemajuan dan perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih dengan

Lebih terperinci

1. Persiapan. 2. Pendahuluan

1. Persiapan. 2. Pendahuluan 1. Persiapan Sebelum mulai, diharapkan pembaca sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai TCP/IP karena hal ini merupakan dasar dari penggunaan IPTables. Ada (sangat) banyak resource yang mendokumentasikan

Lebih terperinci

IMPLENTASI VLAN. Gambar Jaringan VLAN BAGAIMANA VLAN BEKERJA

IMPLENTASI VLAN. Gambar Jaringan VLAN BAGAIMANA VLAN BEKERJA IMPLENTASI VLAN VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi

Lebih terperinci

TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep dasar firewall 2. Mahasiswa mampu melakukan proses filtering menggunakan iptables

TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep dasar firewall 2. Mahasiswa mampu melakukan proses filtering menggunakan iptables MODUL 3 KONFIGURASI FIREWALL [IPTABLES] TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep dasar firewall 2. Mahasiswa mampu melakukan proses filtering menggunakan iptables DASAR TEORI Firewall

Lebih terperinci

BAB III Firewall Sebagai Pelindung dalam Jaringan Komputer

BAB III Firewall Sebagai Pelindung dalam Jaringan Komputer BAB III Firewall Sebagai Pelindung dalam Jaringan Komputer Pendahuluan Firewall merupakan sebuah tembok yang membatasi suatu sistem jaringan yang ada di baliknya dari berbagai macam ancaman dan gangguan

Lebih terperinci

UJI KOMPETENSI KEAHLIAN

UJI KOMPETENSI KEAHLIAN WORKSHOP PEMBAHASAN MATERI UJI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN - PAKET 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 1 STT ATLAS NUSANTARA MALANG Jalan Teluk Pacitan 14, Arjosari Malang 65126 Telp. (0341) 475898,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Tahapan implementasi sistem merupakan tahap penerjemahan perancangan berdasarkan hasil analisis serta penerapan kebutuhan pada keadaan yang sebenarnya.

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. komputer, printer dan peralatan lainnya (biasa disebut node) yang terhubung

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. komputer, printer dan peralatan lainnya (biasa disebut node) yang terhubung BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Jaringan Komputer 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer merupakan hubungan komunikasi kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya (biasa disebut

Lebih terperinci

BAB 15 KEAMANAN JARINGAN DENGAN FIREWALL

BAB 15 KEAMANAN JARINGAN DENGAN FIREWALL BAB 15 KEAMANAN JARINGAN DENGAN FIREWALL Tujuan Instruksional Umum Siswa mampu menjelaskan mengenai firewall Tujuan Instruksional Khusus Siswa mampu menjelaskan secara umum apa itu firewall Siswa mampu

Lebih terperinci

JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA

JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA TUGAS JARINGAN KOMPUTER Nama : Yonatan Riyadhi NIM : 09011181419009 Kelas : SK 5A Nama Dosen : Dr. Deris Stiawan M.T JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 CAPTURE DAN

Lebih terperinci

FIREWALL NUR FISABILILLAH, S.KOM, MMSI

FIREWALL NUR FISABILILLAH, S.KOM, MMSI FIREWALL NUR FISABILILLAH, S.KOM, MMSI PENGENDALIAN II: MELINDUNGI ASET ORGANISASI Ada dua cara dalam melindungi aset organisasi dalam jaringan komputer, yaitu: SECARA ADMINISTRATIF / FISIK, dengan membuat

Lebih terperinci

KEAMANAN JARINGAN FIREWALL DI HOST DAN SERVER KEAMANAN JARINGAN

KEAMANAN JARINGAN FIREWALL DI HOST DAN SERVER KEAMANAN JARINGAN KEAMANAN JARINGAN FIREWALL DI HOST DAN SERVER KEAMANAN JARINGAN KELOMPOK 4 CANDRA FADHILLAH FADHLI YAHYA ICA YOLANDA ISHADHOL ALMANDA NANCY LEE TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA BATAM

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI KEAMANAN JARINGAN INTRUSION DETECTION SYSTEM (SNORT)

LAPORAN RESMI KEAMANAN JARINGAN INTRUSION DETECTION SYSTEM (SNORT) LAPORAN RESMI KEAMANAN JARINGAN INTRUSION DETECTION SYSTEM (SNORT) Oleh : Akbar Nadzif 2103141043 Dosen Pengampu : Ferry Astika Saputra PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN TEKNIK INFOR MATIKA

Lebih terperinci

IP Subnetting dan Routing (1)

IP Subnetting dan Routing (1) IP Subnetting dan Routing (1) 1. Tujuan - Memahami prinsip subnetting - Memahami prinsip routing statis 2. Alat Percobaan PC Router dengan 2 NIC 6 unit PC Workstation 6 unit PC Server 1 unit Hub / Switch

Lebih terperinci

Jurnal JARKOM Vol. 2 No. 1 Desember 2014

Jurnal JARKOM Vol. 2 No. 1 Desember 2014 SIMULASI SISTEM DETEKSI PENYUSUP DALAM JARINGAN KOMPUTER BERBASIS WEB INTERFACE SERTA PENCEGAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEAMANAN Sukma Ageng Prihasmoro 1, Yuliana Rachmawati 2, Erfanti Fatkhiyah 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Cloud computing merupakan teknologi yang menggunakan jaringan intenet untuk mengakses layanannya. Layanan yang disediakan seperti Software as Service (SaaS), Platform

Lebih terperinci

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP Agenda Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP 2 Protokol Definisi : A rule, guideline, or document which guides how an activity should be performed. Dalam ilmu komputer, protokol adalah konvensi

Lebih terperinci

3. apa yang anda ketahui tentang firewall? A. Pengertian Firewall

3. apa yang anda ketahui tentang firewall? A. Pengertian Firewall 3. apa yang anda ketahui tentang firewall? A. Pengertian Firewall Tembok api atau dinding api adalah suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk bisa melaluinya

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Perangkat keras dan perangkat lunak dalam suatu sistem komputer mempunyai peranan penting dalam menentukan kinerja sebuah sistem. Sistem dapat bekerja

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer KOMPETENSI DASAR Menguasai konsep firewall Mengimplementasikan

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS HOST BASED INTRUSION DETECTION SYSTEM BERBASIS SNORT

STUDI ANALISIS HOST BASED INTRUSION DETECTION SYSTEM BERBASIS SNORT STUDI ANALISIS HOST BASED INTRUSION DETECTION SYSTEM BERBASIS SNORT Dwi Kuswanto Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan dwikuswanto@if.trunojoyo.ac.id

Lebih terperinci

Mastering Iptables Seri 1 dan Seri 2

Mastering Iptables Seri 1 dan Seri 2 Tutorial Mastering Iptables Seri 1 dan Seri 2 PT. Ardelindo 1991 menuliskan tutorial-tutorial singkat dan praktis yang dapat digunakan sebagai bahan referensi guna implementasi linux di perusahaan maupun

Lebih terperinci

Herdudi Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak PENDAHULUAN

Herdudi Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak PENDAHULUAN RANCANGAN PENGAMANAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE IPS (INTRUSION PREVENTION SYSTEM) TERHADAP SERANGAN PORTSCANNING BERBASIS PORTSENTRY PADA MAN 2 PALEMBANG Herdudi Jurusan Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN BAB III PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN 3.1 Perencanaan Kebutuhan Situs web kini mulai digandrungi oleh pelaku sektor bisnis untuk memasarkan produknya, melalui situs web yang berfungsi sebagai media

Lebih terperinci

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menjelaskan hasil yang didapatkan selama penelitian yang telah dilakukan berdasarkan perumusan & tujuan penelitian, yaitu: 1) penerapan algoritma density k-means

Lebih terperinci

SISTEM KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN SNORT

SISTEM KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN SNORT SISTEM KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN SNORT Denny Wijanarko Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember E-mail: dennywijanarko@gmail.com ABSTRACT Network security is an aspect that is

Lebih terperinci

Pertemuan III. Referensi Model TCP/IP

Pertemuan III. Referensi Model TCP/IP Pertemuan III Referensi Model TCP/IP Protokol Komunikasi Bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi. Tatacara komunikasi yang harus disepakati oleh komputer yang ingin melaksanakan komunikasi. Komputer-komputer

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SNORT BASE IPS (Intrusion Prevention Systems) Pada Local Area Network (Studi Kasus : SMA Kristen 1 Salatiga) Artikel Ilmiah.

RANCANG BANGUN SNORT BASE IPS (Intrusion Prevention Systems) Pada Local Area Network (Studi Kasus : SMA Kristen 1 Salatiga) Artikel Ilmiah. RANCANG BANGUN SNORT BASE IPS (Intrusion Prevention Systems) Pada Local Area Network (Studi Kasus : SMA Kristen 1 Salatiga) Artikel Ilmiah Peneliti : Bryan Zico Octavian (672011015) Wiwin Sulistyo, ST.,

Lebih terperinci

Wireshark. Netstat. Berikut ini keterangan dari output netstat diatas :

Wireshark. Netstat. Berikut ini keterangan dari output netstat diatas : Wireshark Program wireshark merupakan salah satu program networking yang digunakan untuk monitoring traffic networking, sniffing dsb, lebih umum dikenal sebagai sniffing (mengendus) tools. Wireshark secara

Lebih terperinci

Analisis Packets dengan aplikasi Wireshark

Analisis Packets dengan aplikasi Wireshark Nama: Villia Putriany NIM: 09031381419103 Kelas: Sibil 4A Analisis Packets dengan aplikasi Wireshark WIRESHARK adalah satu dari sekian banyak tool Network Analyzer yang dipakai oleh orang orang yang bekerja

Lebih terperinci

Load Balancing Sambungan ke Internet dan Monitoring Jaringan

Load Balancing Sambungan ke Internet dan Monitoring Jaringan Load Balancing Sambungan ke Internet dan Monitoring Jaringan Onno W. Purbo Dalam operasi jaringan, ada banyak hal yang sering kali membuat pusing kepala kita sebagai administrator jaringan. Hal yang paling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian VRRP VRRP (Virtual Routing Redundancy Protocol) merupakan salah satu protokol open source redundancy yang artinya dapat digunakan di berbagai merek perangkat dan dirancang

Lebih terperinci

IDS (Intrusion Detection Systems )

IDS (Intrusion Detection Systems ) IDS (Intrusion Detection Systems ) Nama Anggota Kelompok : Ilham Saifullah (120010017) Eko Denis Setyawan (120010039) Denny Irawan (120010032) I Putu Krisna Perdana Putra (120010143) Intrusion Detection

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN SERANGAN MAC ADDRESS DENGAN MENGGUNAKAN WIDS (WIRELESS INTRUSION DETECTION SYSTEM) BERBASIS SNORT SKRIPSI

PENDETEKSIAN SERANGAN MAC ADDRESS DENGAN MENGGUNAKAN WIDS (WIRELESS INTRUSION DETECTION SYSTEM) BERBASIS SNORT SKRIPSI PENDETEKSIAN SERANGAN MAC ADDRESS DENGAN MENGGUNAKAN WIDS (WIRELESS INTRUSION DETECTION SYSTEM) BERBASIS SNORT SKRIPSI Oleh : HANDUNG FIRSTO TAMA 1034010041 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep dasar firewall 2. Mahasiswa mampu melakukan proses filtering menggunakan iptables

TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep dasar firewall 2. Mahasiswa mampu melakukan proses filtering menggunakan iptables MODUL 3 KONFIGURASI FIREWALL [IPTABLES] TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep dasar firewall 2. Mahasiswa mampu melakukan proses filtering menggunakan iptables DASAR TEORI Firewall

Lebih terperinci

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut : 51 Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dikarenakan biaya, waktu dan tempat yang tidak memungkinkan untuk dapat mengimplementasikan perancangan penulis secara langsung, maka penulis mensimulasikan jaringan

Lebih terperinci

PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN SPMI - UBD

PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN SPMI - UBD PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN SPMI - UBD SPMI UBD Universitas Buddhi Dharma Jl. Imam Bonjol No. 41 Karawaci, Tangerang Telp. (021) 5517853, Fax. (021) 5586820 Home page : http://buddhidharma.ac.id Disetujui

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi traffic monitoring dan SMS server. Terdiri dari Sierra Aircard 875

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi traffic monitoring dan SMS server. Terdiri dari Sierra Aircard 875 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan Awal 4.1.1 Instalasi Program Yang Digunakan Berikut adalah gambaran cara penginstalan program yang akan digunakan untuk menjalankan aplikasi traffic monitoring

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. pembuatan VLAN, pengujian terhadap pembuatan monitoring bandwith dan

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. pembuatan VLAN, pengujian terhadap pembuatan monitoring bandwith dan BAB IV PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem yang dilakukan merupakan pengujian terhadap aplikasi pada PC Router yang telah selesai dibuat. Dimulai dari Pengujian terhadap authentifikasi, pengujian terhadap

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

Gambar 3.1 Perancangan Sistem BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem monitoring yang terbagi menjadi dua bagian, sistem bagian pertama adalah objek yang akan dimonitor, sistem bagian kedua merupakan

Lebih terperinci