BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah
|
|
- Hartono Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Dengan demikian kebudayaan berarti hal-hal yang bersangkutan dengan akal. (Koentjaraningrat, 1969: 76). Kebudayaan mencakup pengertian sangat luas. Kebudayaan merupakan keseluruhan hasil kreativitas manusia yang sangat kompleks, didalamnya berisi struktur-struktur yang saling berhubungan, sehingga merupakan kesatuan yang berfungsi sebagai pedoman dalam kehidupan. Kebudayaan adalah sebagai sistem, artinya kebudayaan merupakan satuan organis, dan rangkaian gejala, wujud dan unsur-unsur yang berkaitan satu dengan yang lain. (Widiarto, 2009: 10). Menurut Koentjaraningrat Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan, tindakan, pemikiran dan hasil karya manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dihasilkan melalui proses belajar. Wujud kebudayaan sebagai suatu 7
2 kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat disebut sistem sosial, mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri yang terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lainnya. (Widiarto, 2005: 10). Dalam buku Tri Widiarto yang berjudul Psikologi Lintas Budaya Indonesia, Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa kebudayaan adalah budi daya manusia dalam hidup masyarakat. Sementara itu kebudayaan juga sering disamakan dengan istilah kultur atau culture (dalam bahasa Inggris). Sebenarnya istilah tersebut berasal dari kata Colere (bahasa Latin) artinya mengelola atau mengerjakan bangunan yaitu mengolah tanah menjadi lahan pertanian (Widiarto, 2009: 11). Dalam buku Soekmono yang berjudul Sejarah Kebudayaan Indonesia, menjelaskan bahwa manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat, tidak mungkin kedua-duanya dipisahkan. Ada manusia ada kebudayaan, tidak akan ada kebudayaan jika tidak ada pendukungnya yaitu manusia. Kebudayaan ini tidak dapat seseorang memilikinya semata-mata oleh karena ia menjadi anak dari manusia tetapi ia harus belajar, ia harus berusaha untuk menjadikan kebudayaan itu miliknya. Karunia yang dilimpahkan kepada manusia untuk dapat mengajar, diajari dan belajar itu yang memungkinkan kebudayaan itu dapat berlangsung turun temurun. (Soekmono, 1973: 9-10). 8
3 Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat isatiadat, norma-norma, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya melainkan merupakan warisan masa lampau yang dapat melalui pendidikan formal atau informal. Selanjutnya kebudayaan juga merupakan keseluruhan hasil kreativitas manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang saling berhubungan, sehingga merupakan kesatuan yang berfungsi sebagai pedoman dalam kehidupan. Adanya kait mengait diantara unsur-unsur itulah sehingga dapat dikatakan bahwa kebudayaan adalah sebagai sistem (Widiarto, 2005:11). Ada beberapa definisi kebudayaan yang dikemukan oleh beberapa para ahli: 1. Edward Burnett tylor E.B. Tylor mengatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan lain yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perikemanusiaan yang normatif yaitu mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak. (Arum Pratiwi, 2010: 15). 9
4 2. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soermardi Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soermardi, merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan pada keperluan masyarakat. (Soerjono Soekanto, 1969: 40). 3. Melville dan J. Herskovits Melville J. Herskovits menyatakan bahwa segala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan oleh adanya kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat dan kebudayaan sebagai sesuatu yang super-organik artinya kebudayaan berada diatas sesuatu kenyataan karena kebudayaan yang turun-temurun dari generasi ke generasi tetap hidup, meskipun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran. (Soerjono Soekanto, 1969: 40). 4. Potter Potter mengatakan bahwa kebudayaan adalah nilai-nilai, kepercayaan, sikap dan adat yang terbagi dalam satu kelompok dan berlanjut dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya akan dipakai oleh seseorang atau sekelompok orang dengan nyaman dari waktu ke waktu tanpa memikirkan rasionalisasinya. (Arum Pratiwi, 2010: 16). 10
5 5. Herritage Herritage Dictionary mengatakan bahwa kebudayaan adalah suatu keseluruhan dari pola pirilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seni agama, kelembagaan dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia. (Arum Pratiwi, 2010: 16). 6. Sultan Takdir Alisyahbani Sultan Takdir Alisyahbani mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi karena kebudayaan sangat luas, semua tingkah laku dan perbuatan tercakup didalamnya dan dapat diungkapkan pada cara berpikir termasuk perasaan karena perasaan juga merupakan maksud dari pikiran. (Noorkasiani, 2009: 12). 2. Wujud Kebudayaan dan Unsur-unsur Kebudayaan 1. Wujud kebudayaan Dalam buku Tri Widiarto, Psikologi Lintas Budaya Indonesia, menurut Koentjaraningrat wujud kebudayaan ada tiga yaitu: a. Wujud Kebudayaan Sebagai Idea Wujud kebudayaan sebagai idea menempati kedudukan yang utama dan dapat berupa pikiran, gagasan, renungan, cita-cita, konsepkonsep dan teori. 11
6 b. Wujud Kebudayaan Sebagai Tingkah Laku Wujud kebudayaan sebagai tingkah laku dapat berupa kegiatan aktivitas manusia dalam pergaulan dalam masyarakat. Jenis kebudayaan tingkah laku dapat dilihat dan diamati karena bersifat transparan atau konkret. c. Kebudayaan Sebagai Benda Fisik Wujud kebudayaan fisik dapat berupa hasil karya manusia berbentuk benda. Karena bersifat konkret maka dapat dilihat, dirasakan, dipegang, dan dipindahkan. Kebudayaan fisik beraneka ragam dari tingkat yang sederhana sampai tingkat yang canggih. 2. Unsur-unsur Kebudayaan Dalam unsur-unsur kebuadayaan yang universal merupakan unsurunsur yang pasti bisa didapatkan di semua kebudayaan di dunia (Koentjaraningrat, 1974: 12). Unsur-unsur kebudayaan dikelompokan menjadi cabang-cabang kebudayaan yang tetap. Kebudayaan dapat dibagi ke dalam unsur-unsur, sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, filsafat, dan religi. Disamping itu ada pula yang membagi kebudayaan kedalam unsur-unsur seperti : pola-pola komunikasi, bentuk-bentuk jasa, pertukaran barang dan jasa, bentukbentuk hak milik, kontrol sosial, praktek religi dan magi, metodologi, filsafat, ilmu, kesenia dan rekreasi. (Widiarto, 2009: 15). Dalam buku 12
7 Pengantar Antropologi ada tujuh unsur-unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat ialah: 1. Sistem Teknologi Sistem timbul karena manusia mampu menciptakan peralatan yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia mampu menciptakan peralatan, yang sudah dilakukan dari jaman dahulu. Manusia mampu menciptakan pakaian dari kulit binatang buruhannya, menciptakan transportasi menggunakan binatang, menciptakan rumah, menciptakan batu dan kayu untuk digunakan dalam berburu dan bercocok tanam, dan manusia mampu memnciptakan perahu untuk digunakan dalam penyebarangan sungai. Peralatan mengalami kompleksitas dari yang sangat sederhana menjadi moderen dan serba cepat serta instan. 2. Sistem Mata Pencaharian Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan pelatan dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup. Pencaharian masyarakat tradisional, diantaranya: Berburu dan meramu, beternak, dan bercocok tanam di ladang. 13
8 3. Bahasa Bahasa merupakan wujud budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berinteraksi, baik secara lisan, tulisan maupun bahasa isyarat. 4. Kesenian Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Oleh karena itu para pelukis terdahulu, awalnya mereka memperhatikan bentuk teknik pembuatan dan motif-motif perhiasan. Setelah melihat dan mengetahui, akan dengan mudah untuk menciptakan yang baru. 5. Agama/Religi Asal mula agama/religi adalah kesadaran manusia akan adanya jiwa. Kepercayaan kepada suatu keyakinan bahwa hal-hal yang dipercayai itu benar dan nyata. Semua aktivitas manusia yang berkaitan dengan kepercayaan atau agama didasarkan pada suatu getaran jiwa, yang disebut emosi keagamaan (religius emotion). Emosi keagamaan inilah yang membuat manusia melakukan tindakan yang bersifat keagamaan. 14
9 6. Sistem Ilmu dan Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang dapat diketahui, diterima dan dipahami oleh manusia dalam penggunaan panca indranya. 7. Sistem Organisasi Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu hidup bersama dengan orang lain untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Untuk mencapai tujuan-tujuan hidup tertentu yang tidak dapat dicapai sendiri, manusia bersama-sama dengan manusia lain dalam masyarakat akan membentuk perkumpulan/organisasi sosial. Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk masyarakat baik formal maupun non formal. 3. Tradisi Tradisi atau kebiasaan merupakan suatu gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu lama dan dilakukan secara turuntemurun dimulai dari nenek moyang. Tradisi yang telah membudaya akan menjadi sumber dalam berakhlak dan berbudi pekerti seseorang. Tradisi dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. (Coomans, 1987: 73). 15
10 Bagian yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adaya ini, suatu tradisi dapat punah. Selain itu tradisi juga dapat diartikan sebagai kebiasaan bersama dalam masyarakat yang secara otomatis akan mempengaruhi aksi dan reaksi dalam kehidupan sehari-hari para anggota masyarakat. (Coomans, 1987: 73). 4. Masyarakat Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang menarik untuk dikaji karena masyarakat adalah suatu paham yang sangat luas dan dapat dipandang dari banyak sudut. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat. Dalam hal ini masyarakat dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan karena kebudayaan tidak bisa timbul tanpa adanya masyarakat. (Koentjaraningrat, 1969: 98). Ada beberapa pengertian masyarakat menurut beberapa ahli: 1. J. L. Gillin dan J. P. Gilin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. 2. Selo Soemardjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. 3. Paul B. Harton dan C. Hunt mengatakan bahwa masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam 16
11 waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu dan mempunyai kebudayaan yang sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut. 4. Linton mengatakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial. 5. Koentjaraningrat mengatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat rasa indentitas yang sama. 5. Persalinan a. Pengertian Persalinan Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Persalinan adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dapat juga dikatakan sebagai persalinan normal dimana persalinan yang dimulai secara spontan dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir. Adapun persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. 17
12 Lahirnya bayi hidup dan plasenta dari dalam uterus dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa menggunakan alat pertolongan, dan tanpa melukai ibu dan bayi. (Shinta Siswoyo, 2010: 1). Dalam buku Asuhan Kebidanan Masa Persalinan Shinta Siswoyo dkk mengatakan bahwa, kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dan keluarganya. Ada tiga beberapa pengertian tentang persalinan antara lain: a. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang mampu hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. b. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uteri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir dengan atau tanpa bantuan jadi persalinan menggunakan kekuatan ibu sendiri. c. Persalinan adalah pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir biasa. Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila diambil keputusan untuk melakukan campur tangan ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Tiap campur tangan bukan saja membawa keuntungan potensial, tetapi juga resiko potensial pada sebagian besar kasus penanganan yang terbaik yang terbaik dapat berupa observasi yang 18
13 cermat. Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab persalinan sehingga dalam memberikan asuhan bidan dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut. Faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu power, pas sage, passanger, psykologi, dan penolong. (Purwaningsih, 2011: 25). b. Jenis-jenis Persalinan berdasarkan cara melahirkan Ada 3 jenis persalinan menurut Shinta Siswoyo Putri, antara lain: 1. Persalinan Normal (spontan) Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi. 2. Persalinan Buatan Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan dari tenaga luar. 3. Persalinan Anjuran Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan. B. Penelitian yang Relevan Serilaila dan Triratnawati, dalam jurnal Humaniora yang berjudul Tingginya Animo Suku Banjar Bersalin kepada Bidan Kampung, penelitian dilakukan pada tahun 2009 di suku Banjar. Kesimpulan dari penelitian tersebut 19
14 ialah peneliti melakukan penelitian dan melibatkan 8 ibu yang pernah bersalin dengan dukun beranak sebagai informan. Pertolongan persalinan oleh dukun beranak di masyarakat suku Banjar dan kebiasaan yang terkait dengan persalinan selalu diiringi dengan berbagai macam upacara. Hal tersebut dilakukan karena masalah kehamilan, perkawinan dan kematian merupakan lingkaran hidup yang dianggap sebagai masa yang penuh dengan ancaman dan bahaya. Diperlukan adanya suatu usaha untuk menetralkan sehingga masa-masa tersebut dapat dilalui dengan selamat. Pada masyarakat tradisional masalah kesehatan terkait erat dengan budaya setempat sebab sebenarnya banyak masyarakat yang menganggap bahwa kelahiran adalah proses alami bukan sebuah proses medis. Peran dukun beranak mencerminkan budaya dan struktur sosial di masyarakat dan dukun beranak bekerja full time dan dapat dipanggil oleh siapa saja, selain itu pembayarannya murah dan sesuai dengan kemampuan klien. Perbedaan yang mendasari dalam penelitian adalah lokasi penelitian karena Serilaila dan Triratnawati melakukan penelitian di suku Banjar Kalimantan Selatan dan penelitian ini membahas tentang kepercayaan dan upacara yang dianut masyarakat suku Banjar, sedangkan penelitian Tradisi Melahirkan dilakukan di desa Taramana Kecamatan Alor Timur Laut Kabupaten Alor dan penelitian ini membahas secara luas bagaimana dukun beranak dalam membantu proses persalinan dan pasca persalinan. sedangkan persamaannya sama-sama membahas tentang kepercayaan masyarakat terkhususnya ibu kepada dukun beranak. 20
15 Penelitian lainnya yang diteliti oleh Rina Anggorodi, dalam jurnal Makara, Kesehatan yang berjudul Dukun Bayi Dalam Persalinan Oleh Masyarakat Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2009 di beberapa desa antara lain desa Tobimiita, desa Inalobu, dan desa Lapulu, Kabupaten Kendari Sulawesi Tenggara. Penelitian ini membahas tentang salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia adalah persalinan dengan pertolongan oleh dukun bayi. Masyarakat lebih senang ditolong oleh dukun beranak, hal tersebut disebabkan oleh tradisi dan adat istiadat setempat dan juga dukun dianggap sebagai orang yang memiliki kekuasaan karismatis yaitu kemampuan atau wibawa yang khusus terdapat dalam dirinya. Kemampuan dukun bayi diperoleh secara turun-temurun dari ibu kepada anak atau dari keluarga dekat lainnya. Dalam penelitian ini adalah menemukan cara atau strategi untuk membangun jaringan diantara masyarakat, dukun bayi dan bidan dalam melaksanakan kesehatan maternal secara bersamasama. Pada penelitian Rina Anggorodi dan penelitian ini memiliki persamaan, sama-sama membahas tentang masyarakat yang lebih memilih jasa dukun beranak dalam membantu proses persalinan dan pasca persalinan. penelitian tersebut memiliki perbedaan objek penelitian karena Rina Anggorodi melakukan penelitian di beberapa desa yaitu desa Tobimiita, desa Inalobu, dan desa Lapulu Kabupaten Kendari Sulawesi Tenggara dan juga dalam penelitian Rina lebih menekankan kesehatan dan kerja sama antara bidan dan dukun beranak untuk membantu proses 21
16 persalinan dan pasca persalinan, sedangkan dalam penelitian ini lebih membahas secara luas bagaimana dukun beranak dalam membantu proses persalinan dan pasca persalinan di desa Taramana Kecamatan Alor Timur Laut Kabupaten Alor. 22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi
Lebih terperinciGEOGRAFI BUDAYA Materi : 7
GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 Agus sudarsono 1 VII. KEBUDAYAAN 2 A. BUDAYA DAN KEBUDAYAAN Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya
MODUL PERKULIAHAN Masyarakat & Budaya FAKULTAS Bidang Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ILMU KOMUNIKASI Public relations/ MK 42005 Yuni Tresnawati,S.Sos., M.Ikom. Humas 5 Abstract Dalam pokok bahasan
Lebih terperinciKEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan
Lebih terperinciBudaya. Oleh: Holy Greata. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Modul ke: Budaya Fakultas Psikologi Oleh: Holy Greata Program Studi Psikologi Pengertian "Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehldupan
Lebih terperinciKEBUDAYAAN & MASYARAKAT
KEBUDAYAAN & MASYARAKAT Pengantar Sosiologi FITRI DWI LESTARI MASYARAKAT Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kebudayaan dan Kesenian. 1. Kebudayaan sebagai proses pembangunan Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mendeskripsikan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai macam suku dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih dilaksanakan dan dijaga keberadaannya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Dalam buku Tri Widiarto yang berjudul Psikologi Lintas Budaya
BAB II KAJIAN TEORI A. Kebudayaan Kebudayaan mencakup pengertian sangat luas. Kebudayaan merupakan keseluruhan hasil kreativitas manusia yang sangat kompleks, di dalamnya berisi struktur-struktur yang
Lebih terperinciKONSEP-KONSEP POKOK DALAM ANTROPOLIGI: KEBUDAYAAN
KONSEP-KONSEP POKOK DALAM ANTROPOLIGI: KEBUDAYAAN Oleh: Suyatno, Ir., MKes. KEBUDAYAAN??? KE BUDAYA AN BUDAYA Sosioantro 2 adaptasi tantangan manusia Alam : (REAKSI) KEBUDAYAAN Geografis, Geologis, Iklim,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan etnis budaya, dimana setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut memiliki
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri, mulai dari lagu kedaerahan, pakaian adat, rumah adat sampai ke makanan
Lebih terperinciPENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN
PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN Pengertian dasar sejarah kebudayaan yang dimaksudkan di sini adalah pembahasan umum mencakup pembahasan mengenai istilah dan definisi kebudayan, perbedaan kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa kebudayaan merupakan ukuran dalam hidup dan tingkah laku manusia. Kebudayaan tercakup hal-hal bagaimana tanggapan
Lebih terperinciHuman Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat
Human Relations Modul ke: Kebudayaan dan Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Istilah kebudayaan merupakan tejemahan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Kebudayaan
BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan: hal-hal yang bersangkutan dengan
Lebih terperinciKEBUDAYAAN DALAM ILMU ANTROPOLOGI
KEBUDAYAAN DALAM ILMU ANTROPOLOGI Tatap Muka Minggu ke-7 Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Andalas Kebudayaan adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan manusia,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN A. Landasan Teori 1. Kebudayaan Banyak orang mengartikan kebudayaan dalam arti yang terbatas yaitu pikiran, karya, dan semua hasil karya manusia yang memenuhi
Lebih terperinciMasyarakat dan Kebudayaan Indonesia Masyarakat : ( - مشاركة -(شارك kaum/komunitas Budaya : Pola pikir/tradisi/kebiasaan Kebudayaan : Wujud material
Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia Masyarakat : ( - مشاركة -(شارك kaum/komunitas Budaya : Pola pikir/tradisi/kebiasaan Kebudayaan : Wujud material dari budaya (benda/fisik) حضر مدن (ثقف- ثقافة ( Arab
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam Bab II ini penulis akan menjelaskan kajian teori yang akan digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian yang berjudul pergeseran makna Tangkin bagi masyarakat Dayak Kanayatn
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti
Lebih terperinciBAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial
BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar Kebudayaan merupakan proses dan hasil dari kehidupan masyarakat. Tidak ada mayarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan, hanya saja kebudayaan yang dimiliki masyarakat
Lebih terperinciTEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan nasional dalam pandangan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PERSIAPAN MENTAL GURU PAUD BERBASIC BUDAYA
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PERSIAPAN MENTAL GURU PAUD BERBASIC BUDAYA oleh: Om,J Disampaikan di TK an nur sleman (17 juli 2011) A. Pengertian Budaya Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
Lebih terperinciBudaya Budaya = pikiran; akal budi (KBBI, 2002:169) Berasal dari kata Buddayah(Sansekerta), yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi, artinya budi
D E F I N I S I Budaya Budaya = pikiran; akal budi (KBBI, 2002:169) Berasal dari kata Buddayah(Sansekerta), yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi, artinya budi atau akal. Kebudayaan berarti hal-hal
Lebih terperinciILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR Manusia dan Kebudayaan Drs. Ermansyah, M.Hum. 2013 Manusia sebagai Makhluk Budaya Manusia makhluk Tuhan yang mempunyai akal. Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat
Lebih terperinciUAS-Basic Culture Social Sciences
UAS-Basic Culture Social Sciences MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA Fungsi akal dan budi bagi manusia 1. Dua kekayaan manusia yang paling utama adalah akal dan budi 2. Muncul tuntutan hidup yang lebih daripada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Definisi Kebudayaan Dalam buku Tri Widiarto (Koentjaraningrat) mendefinisikan etimologi istilah kebudayan atau budaya berasal dari kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arti budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia, yang juga berstatus daerah istimewa. Yogyakarta terletak 450 km arah timur kota jakarta dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, letak Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. Indonesia yang terkenal dengan banyak pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena bangsa Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan keanekaragaman budaya merupakan
Lebih terperinciKEBUDAYAAN. 1. Pengertian
SISTEM BUDAYA Setiap manusia memiliki unsur dalam dirinya yang disebut Perilaku, yaitu : suatu totalitas dari gerak motoris, persepsi, dan fungsi kognitif. Salah satu unsur perilaku adalah gerak sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya yang berada di daerah-daerah di dalamnya. Kebudayaan itu sendiri mencakup pengertian yang sangat luas. Kebudayaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai harganya.kata budaya
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN A. Deskripsi Teoretis 1. Hakikat Tradisi dan Kebudayaan Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat.
Lebih terperinciPERTEMUAN MINGGU KE 5
PERTEMUAN MINGGU KE 5 WUJUD KEBUDAYAAN Talcott Parsons bersama A.L. Kroeber pernah menganjurkan untuk membedakan wujud kebudayaan sebagai suatu sistem dari ide-ide dan konsep-konsep dari wujud kebudayaan
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciKONTRAK KULIAH ETIKA PROFESI D O S E N : M A I M U N A H, S S I, M K O M
KONTRAK KULIAH ETIKA PROFESI D O S E N : M A I M U N A H, S S I, M K O M KULIAH 1. Kuliah selama 2 x 50 menit 2. Keterlambatan masuk kuliah maksimal 30 menit dari jam masuk kuliah 3. Selama kuliah tertib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling melengkapi satu sama lain. Menurut Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi (Darwis,2008:40) kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena, masyarakat adalah pencipta sekaligus pendukung kebudayaan. Dengan demikian tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
Lebih terperinci2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 1. Tradisi Mitoni sebagai Kebudayaan A. Kajian Pustaka Perkumpulan manusia dalam sebuah masyarakat, akan melahirkan banyak hal baru didalamnya. Baik bersifat
Lebih terperinciMakalah dengan judul PROGRAM PEMBELAJARAN DI TK PERSPEKTIF BUDAYA LOKAL. Oleh : Joko Pamungkas.M.Pd.
Makalah dengan judul PROGRAM PEMBELAJARAN DI TK PERSPEKTIF BUDAYA LOKAL Oleh : Joko Pamungkas.M.Pd. Betul betul telah disampaikan pada seminar guru guru TK se Kabupaten Bantul Dengan Yogyakarta, 27 desember
Lebih terperinciAntropologi Psikologi
Modul ke: Antropologi Psikologi Wujud dan Unsur Kebudayaan Fakultas PSIKOLOGI Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi. Program Studi Psikologi Wujud Kebudayaan Koentjaraningrat menyebutkan kebudayaan ada tiga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peran adalah serangkaian rumusan yang membahas perilaku-perilaku yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peran Peran adalah serangkaian rumusan yang membahas perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu (Biddle dan Thomas). Peranan berasal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Kebudayaan Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budhi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberagaman suku bangsa di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat - istiadat dan kepercayaan pada setiap suku bangsa. Tentunya dengan adanya adatistiadat tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning bangsa (kebudayaan itu menjadi cermin besar yang menggambarkan peradaban suatu bangsa). Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anton M. Moeliono dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Analisis adalah 1.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Analisis Menurut Anton M. Moeliono dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Analisis adalah 1. penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenar-benarnya;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran sebagai aktor, sebagimana manusia itu dapat memberikan sumbangan dan memfasilitasi kehidupan yang mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. animisme dan dinamisme. Masyarakat tersebut masih mempercayai adanya rohroh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum Islam masuk ke Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan masyarakatnya sudah menganut agama dan kepercayaan tertentu, seperti memeluk agama Budha, Hindu
Lebih terperinciKEBUDAYAAN. Sosped Fapet UHN
KEBUDAYAAN Sosped Fapet UHN 2013 1 1. Pengertian Kebudayaan Pd umumnya, istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian yaitu seni suara, seni tari dan seni-seni lainnya. Namun bila diartikan
Lebih terperinciPertemuan 1. Pembahasan. 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika
Pertemuan 1 Pembahasan 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika 1 1.1. Norma Manusia adalah makhluk ciptaan Allah Manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan diantaranya adalah kebutuhan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki keragaman etnis dan budaya. Keragaman budaya tersebut menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan perlu dikembangkan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR Mata Kuliah : SOSIOLOGI DAN KEBUDAYAAN PERTANIAN Semester : I/II Pertemuan Ke : 3 Pokok Bahasan : KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang diungkapkan dalam bentuk cara bertindak, berbicara, berfikir, dan hidup. Daerah kebudayaan Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Manusia merupakan makhluk individu dan juga makhluk sosial yang hidup saling membutuhkan. Sebagai makhluk sosial manusia saling berinteraksi satu dengan lainnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang
1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Adat "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang berarti "cara", "kebiasaan" dengan makna berulang kali. Merupakan nama kepada pengulangan perbuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi dialihkan oleh Kerajaan Sunda/Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang. Artinya, Kerajaan
Lebih terperinciMANUSIA DAN KEBUDAYAAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN PENDAHULUAN Manusia dalam hidup kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Hubungan yang erat antara manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan sistem nilai yang terkandung dalam sebuah masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan yang membentuk lapis-lapis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
Lebih terperinciBAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT. Nusak Dengka, dan makna perayaan Limbe dalam masyarakat tersebut.
BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT Bab ini merupakan pembahasan atas kerangka teoritis yang dapat menjadi referensi berpikir dalam melihat masalah penelitian yang dilakukan sekaligus menjadi
Lebih terperinciMenurut E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat
SITI IRENE ASTUTI D SITI IRENE ASTUTI D Menurut E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi yang telah mendarah daging berurat dan berakar. Kebiasaan ini dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tiap kelompok manusia memiliki corak, watak, kaidah, norma, etika, moral, serta tradisi dan adat istiadat yang dilakukan dengan turun temurun dari generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan bagian yang melingkupi kehidupan manusia. Kebudayaan yang diiringi dengan kemampuan berpikir secara metaforik atau perubahan berpikir dengan
Lebih terperinciBAB IV RESEPSI MASYARAKAT DESA ASEMDOYONG TERHADAP TRADISI BARITAN. Secara definitif resepsi sastra berasal dari kata recipere (Latin), reception
88 BAB IV RESEPSI MASYARAKAT DESA ASEMDOYONG TERHADAP TRADISI BARITAN A. Analisis Resepsi 1. Pengertian Resepsi Secara definitif resepsi sastra berasal dari kata recipere (Latin), reception (Inggris),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam. Begitupun negara Indonesia. Dengan banyak pulau dan suku
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Setiap negara memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Mulai dari bahasa, makanan, pakaian sampai kebudayaan yang beraneka ragam. Begitupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional di Indonesia, harus didahului dengan pengetahuan tentang latar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman mengenai peranan pendidikan dalam pembangunan nasional di Indonesia, harus didahului dengan pengetahuan tentang latar belakang sosial budaya bangsa Indonesia.
Lebih terperinciInisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT
Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Saudara mahasiswa, kita berjumpa kembali dalam kegiatan Tutorial Online yang ketiga untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, tarian dan adat istiadat yang dimiliki oleh setiap suku bangsa juga sangat beragam. Keanekaragaman
Lebih terperinciTARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera Selatan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain dikarenakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman 1. Definisi Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi
Lebih terperinciPERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PASCA KONFLIK LAHAN ANTARA WARGA DENGAN TNI DI DESA SETROJENAR KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN RINGKASAN SKRIPSI
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PASCA KONFLIK LAHAN ANTARA WARGA DENGAN TNI DI DESA SETROJENAR KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN RINGKASAN SKRIPSI Oleh : UMI NURROISAH NIM. 10413244010 JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai
Lebih terperinciBAB II MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
BAB II MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA B. HAKEKAT MANUSIA SEBAGAI MAKLUK BUDAYA Manusia adalah salah satu makhluk Tuhan di dunia. Makhluk Tuhan di alam ini dapat dibagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah memiliki keanekaragaman budaya yang tak terhitung banyaknya. Kebudayaan lokal dari seluruh
Lebih terperincikebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang museum Tjong A Fie serta kebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam Kamus Besar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya perbedaan
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN
PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat sosiologi dalam kehidupan. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu menciptakan pola bagi kehidupannya berupa kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil cipta
Lebih terperinciSOSIOLOGI PERTANIAN ( )
SOSIOLOGI PERTANIAN (130121112) Pertemuan ke-3 MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN AGRARIS (1) Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menemukan perbedaan masyarakat dan kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerankan Yip Man ini adalah Donnie Yen. Tepatnya pada tanggal 18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 2008 cerita mengenai Kungfu Wing Chun dibuat menjadi sebuah film yang berjudul Ip Man. Film ini menceritakan kisah seorang praktisi beladiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan budaya. Hal ini menyebabkan daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki kebudayaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. menyangkut segala sesuatu yang baik atau buruk sebagai abstraksi,
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Teori 1. Nilai Nilai adalah segala sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu yang baik atau buruk sebagai abstraksi, pandangan, atau
Lebih terperinciJURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)
JURNAL SKRIPSI MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI Oleh: DESI WIDYASTUTI K8409015 FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara merupakan kebanggaan yang luar biasa bagi negaranya sendiri. Begitu juga dengan keanekaragaman
Lebih terperinci