BAB III IMLEK BAGI WARGA MUSLIM TIONGHOA DI DAERAH SURABAYA JAWA TIMUR. A. Tradisi Yang Dilakukan Oleh Warga Muslim Tionghoa Ketika Hari Imlek

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III IMLEK BAGI WARGA MUSLIM TIONGHOA DI DAERAH SURABAYA JAWA TIMUR. A. Tradisi Yang Dilakukan Oleh Warga Muslim Tionghoa Ketika Hari Imlek"

Transkripsi

1 BAB III IMLEK BAGI WARGA MUSLIM TIONGHOA DI DAERAH SURABAYA JAWA TIMUR A. Tradisi Yang Dilakukan Oleh Warga Muslim Tionghoa Ketika Hari Imlek Tiba. Warga Muslim Tionghoa berpandangan bahwa selama prosesi tertentu Imlek tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam, akan tetap mereka ikuti. Hanya sebagian kecil dari tradisi Imlek yang sengaja mereka hindari, di antaranya soal prosesi sesembahan yang biasanya ditandai dengan pembakaran dupa. Menurut Ustadz Hasan Basri, yang merupakan Office Manager Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Surabaya, Imlek adalah tradisinya orang Tionghoa dalam menyambut tahun baru China. Imlek juga bisa diartikan sebagai wujud rasa syukur terhadap kebesaran Tuhan. Sebenarnya imlek adalah pergantian musim dari musim panen ke musim tandur (bercocok tanam). 1 Tahun baru Imlek, yang tahun ini jatuh pada tanggal 31 Januari 2014, merupakan hari pertama bulan pertama dari tahun yang baru (1 Cia Gwee). Masyarakat Tionghoa menyebutnya dengan Goan Tan Chun Ciat atau Fajar Pertama Musim Semi. Mereka menyambut dan merayakan hari itu dengan meriah. 1 Hasan Basri, wawancara, Surabaya, 21 Mei 2014

2 44 Terlebih lagi di negara yang mempunyai empat musim, di mana musim semi berarti pula Kehidupan Baru. 2 Menurut Ustadz Hasan Basri juga, warga etnis Tionghoa yang memeluk agama Islam tidak ada ritual khusus dalam perayaan imlek. Para etnis Tionghoa Muslim hanya merayakan secara sederhana, seperti, makan-makan bersama keluarga besar, silaturahmi ke kerabat yang juga merayakan imlek. Tidak jauh beda dengan para pemeluk muslim non Tionghoa pada saat hari raya Idul Fitri. Tidak ada tujuan khusus dalam perayaan imlek. 3 Biasanya beberapa hari setelah perayaan Imlek ada yang namanya Cap Go Meh. Menurut beliau juga, Cap Go Meh ialah akhir dari tradisi imlek di mana Cap Go Meh merupakan sesembahan bagi para leluhur yang adatnya dilakukan oleh keluarga leluhur tersebut. Tentang darimana asal usul dan apa tujuan sebenarnya Cap Go Meh tersebut, beliau tidak menjelaskan secara detail, yang jelas, Cap Go Meh adalah akhir dari tradisi imlek di mana pelaksanaannya dilakukan setelah satu bulan lamanya. Cap Go Meh atau malam ke-15, merupakan penutup dari seluruh rangkaian acara Tahun Baru Imlek. Biasa disebut pula Goan Siauw atau Purnama Pertama di Musim Semi. Asal mula keramaian Cap Go Meh dimulai pada masa 2 Yoest MSH, Tradisi Dan Kultur Tionghoa (Jakarta: Gerak Insan Mandiri,2004), 18 3 Hasan Basri, wawancara, Surabaya, 21 Mei 2014.

3 45 Dinasti Han (206 SM-220 SM). Kebiasaan menggantung lentera warna-warni di atas pintu masuk, dilakukan masyarakat pada zaman itu. 4 Pada awal abad ke-18, di Semarang masih sering dijumpai anak-anak hartawan yang berkeliling di jalan-jalan dengan mengenakan pakaian opera yang bersulam indah, menaiki gerobak hias. Arak-arakan ini biasa disebut Ceng Gee. Hari raya Goan Siau ini selamanya dirayakan dengan ramai-ramai, seperti tatkala Baginda Raja Tong Djwee Tjong yang bertahta kerajaan di negeri Cina. Semua penduduk di negeri Cina merayakan hari raya Goan Siau itu dengan memasang Ki Au Po Sioe Ting (artinya ting (loleng) untuk pengharapan selamat dan sentosa panjang umur), kecuali orang yang ada didalam kesusahan kematian tidak turut merayakan hari ini. Dan lagi orang-orang yang mengerti surat, dalam hari raya Goan Siau ini semua berkumpul dengan senang hati akan membuat cangkriman (teka-teki) yang halus, begitu juga orang yang suka bepergian, iapun sama membuat wayang, mainan ayunan dan keramaian lain-lainnya. 5 Pelaksanaannya dilakukan di tempat para anggota keluarga tersebut. Cap Go Meh yang dilakukan oleh warga etnis Tionghoa non-muslim ialah dengan melakukan sembahyang untuk leluhur mereka yang sudah lama meninggal, sedangkan para etnis Tionghoa muslim tidak ikut melakukan ritual sembahyang 4 MSH, Tradisi Dan Kultur Tionghoa, Basuki Soedjatmiko, Hari Raya Tionghoa Tempo Doeloe Di Hindia Belanda Tahun 1885 (Surabaya: Rama Press Surabaya, 1983), 30-31

4 46 tersebut, tapi, mereka hanya makan lontong Cap Go Meh yang disantap bersama dengan opor ayam layaknya hari raya Idul Fitri. 6 Keteguhan menjaga tradisi warisan leluhur bernilai budaya tinggi yang dilakukan Muslim Tionghoa, kiranya patut kita acungi jempol. Terbukti perbedaan akidah dan keyakinan itu tidak lantas menjadikan hubungan kekerabatan antara mereka tercerai-berai. Di dalam tradisi apapun, pasti terkandung nilai-nilai sosial. Tak terkecuali dalam perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Pada perayaan imlek, nilai-nilai sosial yang ada adalah berkumpulnya seluruh anggota keluarga besar seperti hari raya Idul Fitri dan perayaan-perayaan lainnya. Sedangkan untuk perayaan Cap Go Meh, sebuah tradisi yang juga untuk mengikat sebuah keluarga yang tercerai berai. 7 Acara Cap Go Meh tidak saja dilakukan di pulau Jawa, tetapi juga di Sumatera, Sulawesi dan Jakarta. Di kelenteng Kim Tek Ie (Jakarta) kerap diadakan pertunjukan Wayang Potehi dan Opera Peranakan. Namun, di masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto dan selama 32 tahun dikungkung, serta seiring dengan perubahan zaman, perayaan Cap Go Meh di Indonesia tidak begitu semarak. Hanya diisi dengan kegiatan ritual di kelenteng atau rumah tangga saja. 6 Ibid, wawancara Hasan Basri. 7 Ibid.

5 47 Baru setelah Orde Reformasi dan masa pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sampai dengan sekarang, perayaan Cap Go Meh bisa dilaksanakan lagi oleh masyarakat etnis Tionghoa dengan semarak dan penuh sukacita. 8 Dalam perayaan Cap Go Meh ini, orang-orang Tionghoa menurunkan kue keranjang dari atas meja abu leluhur mereka. Malam itu juga kue keranjang tersebut akan digoreng seperti layaknya pisang goreng. Pertama kue dibuka bungkusnya, lalu dipotong-potong persegi agak tipis. Kemudian kita membuat tepung yang dicampur dengan telur, lada, garam, dan kapur sirih agar tepung jadi renyah. Kue China atau Kue Keranjang menurut orang Jawa Timur ini sebenarnya kue ini bernama Kue Nien-kao (Nie-kwee) atau Kue Tahunan, karena kue keranjang ini pada zaman dulu kala hanya dibuat dan muncul setahun sekali saja. Dalam sejarah Tiongkok sendiri tercatat, bahwa pada zaman dulu kue Nien-kao ini menjadi makanan populer di harian Tahun Baru Imlek. Malah konon kabarnya, orang Tionghoa di Tiongkok, sebelum mereka makan nasi mereka biasanya makan dulu Kue Nien-kao ini dulu, terutama pada harian Tahun Baru. Maksudnya agar tahun itu lebih baik dari tahun yang sudah-sudah. 9 Tradisi perayaan Tahun Baru Imlek di berbagai tempat tidak sama, karena di kalangan bangsa Tionghoa, di manapun mereka berada, akan terpengaruh oleh 8 Yoest, Tradisi Dan Kultur Tionghoa, Marcus A.S, Hari-Hari Raya Tionghoa (Jakarta: Marwin, 2002), 93.

6 48 daerah dan tempat tinggal mereka. Perayaan Tahun Baru Imlek di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan berlainan dengan yang diadakan di daerah lain. 10 Bagi kalangan Muslim Tionghoa, terkadang sulit untuk menilai apakah merayakan Tahun Baru Imlek dilarang atau tidak. Karena dalam pandangan Islam, tahun baru imlek mengundang kontroversi (pro dan kontra). Yang pro menyatakan, imlek hanyalah bagian tradisi budaya leluhur China. Karenanya, kalangan Muslim Tionghoa di Indonesia pun banyak yang merayakannya, namun tanpa nuansa ritual keagamaan. Bahkan, Muslim Tionghoa di Yogyakarta pernah merayakan Imlek di Masjid Syuhada atas izin MUI setempat, setelah diperlihatkan sejumlah data dan fakta bahwa perayaan imlek tidak terkait dengan agama tertentu (Kong Hu Cu). 11 Sedangkan bagi Komunitas Tionghoa yang berada di Surabaya, menurut Ustadz Hasan Basri, mereka selalu merayakannya di Masjid Muhammad Cheng Hoo yang berada di Surabaya yang juga merupakan gedung Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia yang ada di Jawa Timur. Keteguhan menjaga tradisi warisan leluhur bernilai budaya tinggi yang dilakukan Muslim Tionghoa, kiranya patut kita acungi jempol. Terbukti perbedaan akidah dan keyakinan itu tidak lantas menjadikan hubungan kekerabatan antara mereka tercerai-berai. 10 Ibid; Andriayanie, Muslim Tionghoa Indonesia dalam /artikel/muslim-tionghoa-indonesia/ (12 Mei 2012)

7 49 Bagi warga Muslim Tionghoa, makna Imlek bukan hanya sebatas merayakan tahun baru Cina dengan harapan beroleh keselamatan dan kemakmuran di masa mendatang. Namun lebih dari itu, dalam Imlek juga mereka temukan tertanamnya nilai luhur ukhuwah sebagaimana Islam sangat menganjurkan memeliharanya, yaitu dengan cara memperkokoh tali persaudaraan dan persatuan sebagai sebuah ikatan yang tulus dan teguh. 12 Imlek juga identik dengan Ang Pao dan Mercon atau petasan. Seperti biasanya Tahun Baru Imlek tidak ketinggalan Ang Pao atau Salam Tempel. Pada anak-anak kecil dan remaja ABG yang belum menikah, biasanya menerima bungkusan berupa amplop kecil berwarna merah yang berisi uang dari yang jumlahnya kecil seperti, 2000 atau bahkan seribu dan sampai yang jumlahnya besar seperti 50ribu bahkan 100ribu. Ang Pao tersebut diterima setelah mereka memberi hormat dan mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek kepada orang tuanya atau keluarga lebih tua yang telah menikah. Selain itu, mereka akan mengenakan pakaian baru. Orang tua mereka akan memberikan doa selamat dan berkah nyata kepada mereka dengan Ang Pao tersebut. 13 Imlek rasanya tak lengkap jika tak ada mercon atau petasan. Ada kebiasaan kuno dari mereka yang merayakan Tahun Baru Imlek, yakni mereka 12 The Siauw Ciap, Cina Muslim Di Indonesia ( Jakarta: Yayasan Ukhuwah Islamiyah, 1986), MSH, Tradisi Dan Kultur Tionghoa; 20

8 50 pasti akan memasang mercon atau petasan. Orang Tionghoa menyebut mercon dengan kata Phao-chu yang artinya Ledakan Bambu. Lantas mengapa mercon dikatakan mereka Ledakan Bambu? Padahal, bukankah mercon sama sekali tidak ada bambunya atau tidak memakai bambu? Tetapi begitulah kenyataannya. Dahulu kala, bahan peledak atau mesiu yang memang ditemukan di Tiongkok dibuat dari bambu. Batang bambu dipotong mulai ruas/buku yang satu ke ujung ruas lainnya,lalu di taruh ke dalam kobaran api. Karena kobaran api dengan hawa yang panas, kemudian menciptakan sebuah ledakan yang bunyinya cukup memekakkan daun telinga: poong.. dor.. dor.. begitulah awal lahirnya Phao-chu, yang kemudian dikenal dengan mercon. 14 Imlek juga identik dengan warna merah dan emas. Merah dan emas dilambangkan kemakmuran dan kejayaan serta kesejahteraan. Warna merah dan emas tidak hanya dipakai untuk imlek saja tapi juga dipakai untuk kelahiran, pernikahan dan acara-acara lainnya yang melambangkan keceriaan dan kebahagiaan. 15 B. Nilai-Nilai Sosial dan Ekonomi Yang Terkandung Dalam Tradisi Imlek Bagi Warga Muslim Tionghoa Di Daerah Surabaya Jawa Timur. Ahli filsafat Tionghoa mengatakan, tingkat tertinggi yang dapat dicapai manusia adalah kedudukan sebagai orang yang arif bijaksana, yaitu suatu 14 Ibid, Oei Him Hwie, Wawancara, Surabaya, 10 Juni 2014.

9 51 tingkat di mana diri pribadinya sudah sama dengan alam semesta (identification of the individual with universe). Dengan demikian apakah dirasa perlu manusia meninggalkan masyarakat, dan perlukah ia mengakhiri hidup ini? Semua pendapat tadi menggambarkan suatu sudut pandang yang menganjurkan agar orang-orang menjauhi jaring-jaring keduniawian yang penuh dengan godaan dan kesengsaraan. Hanya dengan jalan demikianlah pembebasan terakhir dapat tercapai. 16 Filsafat jenis ini pada umumnya dikenal dengan nama Filsafat Mengenai Dunia Lain (other word philosophy) yang bersifat idealisme dan pesimistis dunia lain. Ada juga filsafat lain yang menitik beratkan hal-hal yang terdapat di dalam masyarakat, yang membicarakan hubungan antar manusia, tentang nilai-nilai moral, etika, sosial, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Filsafat ini pada umumnya disebut Filsafat Mengenai Dunia Ini (this worldly philosophy), yang bersifat realis optimis. Pada masyarakat Jawa umumnya rencana-rencana, keputusan-keputusan serta orientasi tingkah laku mereka tunjukkan pada persepsi waktu masa kini. Sedangkan kehidupan orang priyayi selain persepsi waktu masa kini, juga mempunyai persepsi waktu masa yang lalu, berkenaan dengan nostalgianya akan 16 P Hariyono, Kultur Cina dan Jawa: Pemahaman Menuju Asimilasi Kultural (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1991), 35.

10 52 benda-benda pusaka, kegemarannya untuk mengusut silsilah, sejarah kepahlawanan, karya-karya pujangga kuno, dan sebagainya Nilai Sosial dalam Perayaan Imlek Di dalam tradisi apapun, pasti terkandung nilai-nilai social. Tak terkecuali dalam perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Pada perayaan imlek, nilai-nilai social yang ada adalah berkumpulnya seluruh anggota keluarga besar seperti hari raya Idul Fitri dan perayaan-perayaan lainnya. Sedangkan untuk perayaan Cap Go Meh, sebuah tradisi yang juga untuk mengikat sebuah keluarga yang tercerai berai. 18 Bertindak sportif dan beretika serta tetap dalam jalan kebajikan, bertanggung jawab adalah nilai -nilai yang penting yang harus diterapkan dalam kehidupan masyarakat Tionghoa yang beragama Konghucu. Tahu malu artinya harus mampu membedakan perbuatan yang patut dan tidak patut dilakukan. Secara umum nilai -nilai yang terkandung dalam wacana ritual ini sangat tinggi dan alangkah damainya dunia sepanjang hayat apabila setiap manusia dapat menerapkan nilai-nilai itu dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Nilai-nilai dan konsep yang dapat dipetik dari perayaan Capgome adalah manusia seyogyanya selalu bersyukur atas apa yang telah diperolehnya dan selalu mengingat akan kebesaran Tuhan yang telah menciptakan seluruh alam ini. 17 Ibid, Hasan Basri, wawancara, Surabaya, 21 Mei 2014.

11 53 Kegembiraan yang ditunjukkan dalam perayaan ini juga harus tetap dalam jalan suci dan dalam kondisi harmonis yakni menyeimbangkan yin dan yang Nilai Ekonomi dalam Perayaan Imlek. Sedangkan untuk Nilai Ekonomi dalam Imlek, menurut Ustadz Haryono selaku Ta mir Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya, dapat mewujudkan datangnya rezeki yang barokah, menumbuhkan mengembangkan kesejahteraan hidup manusia. 20 Di lain sisi ada yang berpendapat perayaan Imlek di Indonesia dapat melariskan pedagang, selalu bekerjasama antar sesama. Imlek juga diidentikkan dengan angpao. Angpao dianggap sebagai sedekahnya orang Tionghoa pada sesama Ni Wayan Sartini, Konsep Dan Nilai Kehidupan Masyarakat Tionghoa: Analisis Wacana Ritual Tahun Baru Imlek (Tesis, Universitas Airlangga, Fakultas Sastra, Surabaya, 2004), Haryono, wawancara, 29 Juli Oei Him Hwie, wawancara, 30 Juli 2015

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/tahun_baru_imlek).

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/tahun_baru_imlek). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendengar istilah Tahun Baru Imlek tentu semua orang sudah tidak asing lagi, ini dikarenakan Tahun Baru Imlek adalah sebuah tradisi yang tentunya sudah semua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan dengan judul Perayaan Tahun Baru Imlek 2015 di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur yang patut dilestarikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Stabat adalah ibu kota Kabupaten Langkat provinsi Sumatera Utara. Stabat memiiliki luas daerah 90.46 km², merupakan kota kecamatan terbesar sekaligus penduduk terpadat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu kelebihan bangsa Indonesia adalah adanya keanekaragaman penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat dan tentu masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suku Tionghoa merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Suku Tionghoa merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia. Saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suku Tionghoa merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia. Saat ini jumlah suku Tionghoa di Indonesia mencapai 3,7% dari penduduk Indonesia (nikodemusyudhosulistyo.wordpress.com).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan tradisi Tionghoa pada awalnya sempat ditentang selama 32 tahun dan kurang diakui baik secara langsung maupun tidak langsung akibat terjadinya gonjang-ganjing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ).

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampion adalah sejenis lampu yang biasanya terbuat dari kertas dengan lilin di dalamnya. Lampion yang lebih rumit dapat terbuat dari rangka bambu dibalut dengan kertas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN A. Aktivitas Keagamaan di Kelenteng Hwie Ing Kiong Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu jiwa (Sensus 2010) 1. Orang

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu jiwa (Sensus 2010) 1. Orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tiongkok adalah negara besar yang terkenal di seluruh dunia dan memiliki Tembok Besar (Great Wall) yang diakui sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia. Tiongkok merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki berbagai macam agama, suku bangsa dan keturunan, baik dari keturunan Cina, India, Arab dan lain-lain. Setiap golongan memiliki karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, tidak hanya suku yang berasal dari nusantara saja, tetapi juga suku yang berasal dari luar nusantara.

Lebih terperinci

Written by Imam S. Arizal Sunday, 06 February :39 - Last Updated Sunday, 06 February :49

Written by Imam S. Arizal Sunday, 06 February :39 - Last Updated Sunday, 06 February :49 Tanggal 3 Februari 2011 kita semua merayakan Hari Raya Imlek 2562. Bagi penganut Tao, Kong Hu Cu atau Budha yang merayakan Imlek dengan ritual keagamaan mereka. Bagi kita yang bukan penganut agama-agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku,

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat manusia secara keseluruhan. Ajaran Islam dapat berpengaruh bagi umat manusia dalam segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan. proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan. proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Berelson dan Gary A. Steiner (1964) dalam Wiryanto (2004:7) Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman etnis, budaya, adat-istiadat serta agama. Diantara banyaknya agama

Lebih terperinci

Tidak tertarik melakukan Ritual Sembahyang Imlek

Tidak tertarik melakukan Ritual Sembahyang Imlek BAB III STRATEGI KOMUNIKASI III.1 Analisis Masalah Berdasarkan hasil riset kepada 100 warga keturunan Tionghoa baik muda maupun tua, dapat disimpulkan bahwa : Survei ketertarikan melakukan Ritual Sembahyang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan upacara tradisional suatu masyarakat umumnya sangat menarik untuk diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial, 8 (PIS) adalah : barongsai, wayang orang dan wayang potehi yang bercerita tentang kerajaan cina kuno dan atraksi tersebut akan terus dikembangkan agar tetap menarik bagi pengunjung. BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, dengan memiliki berbagai suku, bahasa, dan agama

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK 2563 TINGKAT NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap kebudayaan memiliki sistem religi atau sistem kepercayaan, termasuk dalam kebudayaan etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa selalu melestarikan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan HALAMAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan pengaruh di kalangan penduduk di Indonesia umumnya (hlm. 213). Tradisi sebagai salah

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh Bersama Ke-5, Jakarta, 8 Februari 2012 Rabu, 08 Pebruari 2012

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh Bersama Ke-5, Jakarta, 8 Februari 2012 Rabu, 08 Pebruari 2012 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh Bersama Ke-5, Jakarta, 8 Februari 2012 Rabu, 08 Pebruari 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN CAP GO MEH BERSAMA KE-5 DI JIEXPO KEMAYORAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai halhal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang sadar akan pentingnya waktu. Dimensi waktu yang dilalui manusia selalu menghasilkan berbagai peristiwa penting, baik itu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di Indonesia, merupakan suatu kelompok masyarakat yang penuh dengan segala macam legenda, misteri, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalu penggunaan simbol (Samovar, 2014,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari ribuan suku bangsa, bahasa serta budaya telah tertanam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari ribuan suku bangsa, bahasa serta budaya telah tertanam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terdiri dari ribuan suku bangsa, bahasa serta budaya telah tertanam di jiwa masyarakatnya. Budaya di masing-masing daerah di Indonesia sangat berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan salah satu alat untuk mempersatukan antar masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan salah satu alat untuk mempersatukan antar masyarakat, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tradisi merupakan salah satu alat untuk mempersatukan antar masyarakat, dan dapat menimbulkan rasa solidaritas terhadap lingkungan sekitar. Tradisi ritual dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai halhal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan dan beribukotakan Pontianak. Luas wilayah provinsi Kalimantan Barat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia memiliki beraneka ragam seni dan kebudayaan. Masing-masing memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO A. Akulturasi China dan Jawa di Masjid Cheng Hoo Masjid Cheng Hoo Surabaya adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan

Lebih terperinci

MASJID CHENG HOO SURABAYA

MASJID CHENG HOO SURABAYA KAJIAN MAKNA BUDAYA DALAM ARSITEKTUR : MASJID CHENG HOO SURABAYA Oleh: INDAH RAHMAWATI 0851010006 SEPTAFIAN ADHE 0851010028 SAVITRI KUSUMA W 0851010059 LUCKY MURDIYONO 0851010093 FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

71 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

71 Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN 71 72 Lampiran 1. Kuesioner Perayaan Imlek Nama : Usia : Asal : Agama : Etnis : Event: Imlek (Perayaan Tahun Baru) 1. Mengapa memilih merayakan Imlek dengan bersembahyang di Sam Po Kong? Menghormati

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh tahun 2011, Jakarta, 21 Februari 2011 Senin, 21 Pebruari 2011

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh tahun 2011, Jakarta, 21 Februari 2011 Senin, 21 Pebruari 2011 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh tahun 2011, Jakarta, 21 Februari 2011 Senin, 21 Pebruari 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN CAP GO MEH TAHUN 2011 DI PEKAN RAYA JAKARTA

Lebih terperinci

BAB I. kepulauan Nusantara yang terpisah-pisah oleh letak geografisnya yang telah

BAB I. kepulauan Nusantara yang terpisah-pisah oleh letak geografisnya yang telah 1 BAB I A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara majemuk. Penduduknya tersebar di seluruh kepulauan Nusantara yang terpisah-pisah oleh letak geografisnya yang telah membentuk kelompok kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi gelombang imigrasi semakin pesat pada masa kolonial. Terbentuklah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi gelombang imigrasi semakin pesat pada masa kolonial. Terbentuklah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejumlah kecil orang India, Arab, dan Tionghoa telah datang dan menghuni beberapa tempat di Nusantara sejak dahulu kala pada zaman kerajaan kuno. Akan tetapi gelombang

Lebih terperinci

Makalah. Di susun guna memenuhi tugas. Dosen Pengampu : Di susun oleh. 1. Yudha arta mukti 2. Wahyu lelana 3. Sekarwati 4. Laily qodryati 5.

Makalah. Di susun guna memenuhi tugas. Dosen Pengampu : Di susun oleh. 1. Yudha arta mukti 2. Wahyu lelana 3. Sekarwati 4. Laily qodryati 5. Fenomena Dandangan dalam perspektif syiar islam Makalah Di susun guna memenuhi tugas Mata kuliyah : Ilmu dakwah Dosen Pengampu : Di susun oleh 1. Yudha arta mukti 2. Wahyu lelana 3. Sekarwati 4. Laily

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan suku bangsa. Masing-masing dari suku bangsa tersebut memiliki tradisi atau kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun akhirnya menetap di Indonesia. Mereka berbaur dengan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. namun akhirnya menetap di Indonesia. Mereka berbaur dengan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Etnis Tionghoa adalah salah satu etnis yang ada di Indonesia. Etnis ini berasal dari Tiongkok. Mereka adalah pedagang yang berlayar mencari rempahrempah namun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kelompok-kelompok perorangan dengan jumlah kecil yang tidak dominan dalam

I. PENDAHULUAN. kelompok-kelompok perorangan dengan jumlah kecil yang tidak dominan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir semua negara majemuk termasuk Indonesia mempunyai kelompok minoritas dalam wilayah nasionalnya. Kelompok minoritas diartikan sebagai kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 234 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Perkawinan merupakan rentetan daur kehidupan manusia sejak zaman leluhur. Setiap insan pada waktunya merasa terpanggil untuk membentuk satu kehidupan baru, hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. etnis yang diakui secara resmi di Indonesia sejak masa Pemerintahan Reformasi

BAB I PENDAHULUAN. etnis yang diakui secara resmi di Indonesia sejak masa Pemerintahan Reformasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multietnis. Etnis Tionghoa merupakan salah satu etnis yang diakui secara resmi di Indonesia sejak masa Pemerintahan Reformasi yang

Lebih terperinci

, 2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA ETNIS TIONGHOA DALAM ANTOLOGI CERPEN SULAIMAN PERGI KE TANJUNG CINA KARYA HANNA FRANSISCA

, 2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA ETNIS TIONGHOA DALAM ANTOLOGI CERPEN SULAIMAN PERGI KE TANJUNG CINA KARYA HANNA FRANSISCA 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemunculan sastra Indonesia-Tionghoa tiba pada suatu batas ikatan yang agak erat dengan penerjemahan hasil karya sastra Tiongkok ke dalam bahasa Melayu-Rendah.

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan tahun Baru Imlek Nasional 2564, Jakarta, 19 Februari 2013 Selasa, 19 Pebruari 2013

Sambutan Presiden RI pada Perayaan tahun Baru Imlek Nasional 2564, Jakarta, 19 Februari 2013 Selasa, 19 Pebruari 2013 Sambutan Presiden RI pada Perayaan tahun Baru Imlek Nasional 2564, Jakarta, 19 Februari 2013 Selasa, 19 Pebruari 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK NASIONAL 2564 MAJELIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kebudayaan dan suku bangsa yang sangat beragam. Salah satu suku bangsa yang ada adalah suku bangsa Tionghoa. Akulturasi budaya Tionghoa

Lebih terperinci

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Oleh: Murti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Murti_tinah@yahoo.com.id Abstrak:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. berbagai cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Menurut Pusat Pembinaan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. berbagai cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Menurut Pusat Pembinaan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Usaha K. H. Abdurrahman Wahid Usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan, dapat pula dikatakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Wonosobo sebagai kota di dirikannya kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 )

BAB V PENUTUP. Wonosobo sebagai kota di dirikannya kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 ) BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Wonosobo sebagai kota di dirikannya kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 ) merupakan daerah dataran tinggi yang cukup dingin. Gunung Sindoro dan gunung Sumbing sebagai ciri khususnya

Lebih terperinci

@UKDW BAB I. Latar Belakang Masalah. Tradisi sebagai Pembimbing Manusia

@UKDW BAB I. Latar Belakang Masalah. Tradisi sebagai Pembimbing Manusia BAB I Latar Belakang Masalah Tradisi sebagai Pembimbing Manusia Tradisi merupakan kebiasaan turun-temurun dalam suatu masyarakat 1, hal ini berarti dalam tradisi terdapat informasi yang diwariskan dari

Lebih terperinci

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公 BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公 天公 Secara umum, orang Tionghoa biasa menyebut Tuhan Yang Maha Esa sebagai Thian Kong (Tian Gong) atau Thi Kong, bahkan ada yang menyebutnya sebagai Siang Te

Lebih terperinci

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN Oleh : Ade Reza Palevi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa aderezahidayat@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Laba Festival 新年快乐! Chinese Red Envelopes Angpao. Chinese New Year Delicacies. Chinese New Year Preparation & Celebration

Laba Festival 新年快乐! Chinese Red Envelopes Angpao. Chinese New Year Delicacies. Chinese New Year Preparation & Celebration 新年快乐! Tahun ini, Chinese New Year jatuh pada Jumat, 16 Februari 2018, dan perayaannya berlangsung selama 16 hari sejak malam tahun baru. Di China, tahun baru Imlek diperingati sebagai hari libur nasional.

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga.

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan lalu lintas pelayaran antara Tionghoa dari Tiongkok dengan Nusantara telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Singarimbun, 1989: 33). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Singarimbun, 1989: 33). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebudayaan peranakan Tionghoa merupakan kebudayaan yang paling kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan bahasanya yang merupakan sintesa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni meramal merupakan salah satu bentuk tradisi yang sudah lama berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul ketika manusia mulai mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa budaya dari Etnis Tionghoa seperti Cheng beng, upacara

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa budaya dari Etnis Tionghoa seperti Cheng beng, upacara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan di suatu daerah dengan daerah lain pada umumnya berbeda, kebudayan tersebut senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Kebudayaan berkembang di sebabkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Sebagai penutup dari skripsi ini, penulis akan menyampaikan beberapa kesimpulan yang penulis dapatkan dari analisis penelitian. Disamping itu juga penulis sampaikan beberapa saran yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk berbudaya mengenal adat istiadat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk berbudaya mengenal adat istiadat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk berbudaya mengenal adat istiadat yang dipatuhi dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan suatu acara adat perkawinan atau hajatan. Dalam

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat Bab 5 Ringkasan Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat perayaan-perayaan ataupun festival yang diadakan setiap tahunnya. Pada dasarnya, perayaan-perayaan yang ada di

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya.

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya. BAB IV PENUTUP 1.1. Simpulan Agama Tao masuk dan berkembang di Indonesia sejak abad 6 SM seiring dengan masuknya etnik Cina di wilayah Nusantara. Agama Tao diyakini berasal dari Kaisar Kuning (Huang Di)

Lebih terperinci

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN 1. Kesimpulan Umum Upacara adat nyangku merupakan upacara adat warisan dari raja-raja Panjalu yang masih menjadi tradisi turun temurun masyarakat desa Panjalu. Dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh Indonesia adalah suku Cina atau sering disebut Suku Tionghoa.

I. PENDAHULUAN. oleh Indonesia adalah suku Cina atau sering disebut Suku Tionghoa. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari berbagai macam etnis suku dan bangsa. Keanekaragaman ini membuat Indonesia menjadi sebuah negara yang kaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 PEMBAHASAN DESAIN 67 BAB 5 PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Visual Prangko a. Ilustrasi Menggunakan ilustrasi yang bercirikas Indonesia yaitu menggunakan anatomi wayang sebagai penggambaran manusia di dalam setiap prangko tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-nya. Dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-nya. Dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-nya. Dan barang siapa yang diberi hikmah, maka sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tidak ada

Lebih terperinci

Written by Administrator Monday, 14 September :25 - Last Updated Monday, 14 September :28

Written by Administrator Monday, 14 September :25 - Last Updated Monday, 14 September :28 Tradisi Ultah di Beberapa Negara Tiap negara punya menu khusus untuk merayakan ulang tahun. Menu itu biasanya turun-temurun terus berjalan. Misal, di Indonesia setiap ulang tahun orang menyediakan tumpeng.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Saparan di Kaliwungu Kabupaten Kendal Pelaksanaan tradisi Saparan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim

BAB I PENDAHULUAN. etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyebaran agama Islam di Yogyakarta khususnya untuk kalangan etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim di Jawa adalah orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun terbagi atas beberapa bagian seperti upacara adat Marhajabuan

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun terbagi atas beberapa bagian seperti upacara adat Marhajabuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Etnis Simalungun memiliki kebudayaan yang banyak menghasilkan kesenian daerah dan upacara adat, dan hal tersebut masih dilakukan oleh masyarakat Simalungun sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh tentang upaya pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai Sembahyang Rebut kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Sejarah Palembang yang pernah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masuknya berbagai agama sebelum kedatangan Islam di pulau Jawa berpengaruh besar pada adat istiadat, tata cara hidup, maupun praktik keagamaan sehari-hari orang Jawa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam semesta. Dari beberapa sumber jurnal yang didapat oleh penulis dari internet, defenisi tumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari masa kerajaan hingga komunisme. Kemasyuran peradaban masa lalu Tiongkok, dapat dilihat dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah salah satu Negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya, berbagai jenis tanaman dan tumbuh-tumbuhan dapat tumbuh dan berkembangbiak di tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa, didalamnya memiliki keragaman budaya yang mencerminkan kekayaan bangsa yang luar biasa. Kebudayaan

Lebih terperinci

: Agus Witanto, S.Sos.

: Agus Witanto, S.Sos. 35 BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN KRANGGAN DAN BENTUK - BENTUK PERAYAAN HARI BESAR AGAMA ISLAM DAN AGAMA KONG HU CHU A. Gambaran Umum Kelurahan Kranggan 1. Letak Geografis Kelurahan Kranggan terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pada abad ke-5, dibuktikan dengan kisah perjalanan biksu Buddha

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pada abad ke-5, dibuktikan dengan kisah perjalanan biksu Buddha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontak hubungan antara Indonesia dengan Tiongkok diperkirakan telah berkembang pada abad ke-5, dibuktikan dengan kisah perjalanan biksu Buddha bernama Fa Hien dan Gunawarman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut sejarah Cina kuno dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai merantau ke Indonesia pada masa akhir pemerintahan dinasti Tang. Dalam masyarakat Cina dikenal tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang penduduknya terdiri atas beraneka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang penduduknya terdiri atas beraneka BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara yang penduduknya terdiri atas beraneka ragam etnis dan budaya. Keanekaragaman tersebut semakin bertambah dengan masuknya pendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok Indonesia, edisi Bahasa Indonesia, hal. 24, PT Bhuana Ilmu Populer,

BAB I PENDAHULUAN Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok Indonesia, edisi Bahasa Indonesia, hal. 24, PT Bhuana Ilmu Populer, BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah I. A. Sejarah Singkat Keberadaan Masyarakat Tionghoa di Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki budaya yang beraneka ragam. Tidak hanya

Lebih terperinci

BAB IV PANDANGAN ETNIS TIONGHOA DI SURABAYA TERHADAP KONSEP PLURALISME KH. ABDURRAHMAN WAHID

BAB IV PANDANGAN ETNIS TIONGHOA DI SURABAYA TERHADAP KONSEP PLURALISME KH. ABDURRAHMAN WAHID BAB IV PANDANGAN ETNIS TIONGHOA DI SURABAYA TERHADAP KONSEP PLURALISME KH. ABDURRAHMAN WAHID Pluralisme berasal dari kata dua kata plural dan isme, plural yang berarti jamak (banyak). Sedangkan isme berati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu Negara yang memiliki beragam budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu Negara yang memiliki beragam budaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Cina merupakan salah satu Negara yang memiliki beragam budaya yang dihasilkan sendiri maupun yang lahir karena bercampur dengan budaya dari negara lain yang masuk ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di

Lebih terperinci

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D 304 155 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini semakin mendukung terkikisnya nilai-nilai tradisional sebuah bangsa. Lunturnya kesadaran akan nilai budaya

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR Wahyuningtias (Mahasiswa Prodi PGSD Universitas Jember, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci