BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Feng Shui Feng Shui adalah pengetahuan arsitektural yang berasal dari budaya Tiongkok, dan telah dikembangkan sejak tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran Huang Di (Kaisar Kuning, abad ke-27 SM), kaisar pertama yang berkuasa di lembah Sungai Kuning/Huang He ini mulai mengembangkan budaya Tiongkok Purba. Feng Shui berasal dari bahasa Mandarin dengan dua suku kata yaitu Feng dan Shui. Feng yang berarti angin dan Shui yang berarti air. Gabungan kata Feng dan Shui dijadikan simbol pengetahuan tentang pengaruh alam lingkungan terhadap bangunan, bangunan terhadap kehidupan penghuninya. Feng Shui merupakan sebuah sistem kepercayaan yang telah berakar dalam kebudayaan Cina Kuno tentang bagaimana lingkungan dan manusia berinteraksi (Koh, 2003; Kwok & O Brien, 1991;Rossbach & Lin,1998). Feng Shui dapat disebut juga dengan Geomansi Cina, kata Geomansi berasal dari kata Geo yang berarti Bumi dan mancy yang berarti divinasi atau pesan dari bumi (Birdsall,1995,p.107). Dalam analisis ilmu Feng Shui, yang diuraikan adalah perhitungan unsur kekuatan Energi Alam (Ch i), sedang yang menjadi pedoman hitungan adalah unsur YIN ( sang negatif ) dan unsur YANG ( sang positif ). Feng Shui dapat memberi kenyamanan jika diukur dari tata nilai yang bersifat keberuntungan pada penghuni apabila mereka menempati bangunan. Nilai keberuntungan yang dimaksud adalah keberuntungan jiwa karena menemukan kesejahteraan, keberuntungan batin karena tumbuh dalam kesehatan yang baik sehingga dapat menjalani seluruh aktivitas dengan lancar. Feng Shui yang bersifat menyeimbangkan juga dapat dimanfaatkan untuk mengedepankan unsur bisnis. Tetapi, jangan menganggap bahwa Feng Shui dapat membantu anda memenangkan lottre: Feng Shui tidak bekerja seperti itu. Feng Shui bukan sebuah keajaiban; tetapi praktik alam. Menggunakannya secara benar

2 akan membuat anda merasa benar dalam kehidupan serta membawa kebahagiaan dan keberuntungan. Ch I adalah energi alam yang tidak kasat mata. Keberadaannya ada dimana-mana, baik di langit, di permukaan tanah, maupun di perut bumi. Keberadaannya dipercayai berpusat dari atas gunung, berembus turun perlahan menuju lembah maupun aliran sungai, dan terus menyebar ke seluruh bumi. Ch I dibawa oleh air dan digerakkan oleh angin (Guo, SM). Ketika tubuh manusia didasari oleh dua paksaan YIN dan YANG serta lima elemen, semua hal itu digerakkan oleh Ch I (Palmer,1997,p.57). Ch I menggerakkan makhluk hidup dan alam. Simbol YIN dan YANG adalah putaran roda yang tak ada ujung pangkalnya. Contohnya: YANG adalah pergantian matahari dengan penggantinya sang rembulan yang berlambang YIN. Warna putih melambangkan unsur YANG dan warna hitam melambangkan unsur YIN. Di dalam unsur YANG terdapat unsur YIN dan pada unsur YIN terdapat unsur YANG. Hal ini melambangkan bahwa tiada kesempurnaan dalam dunia ini. Hal ini dipercaya bahwa kedua hal ini saling mengisi dan tidak akan terjalin tanpa membentuk keseimbangan Yin dan Yang (Adhikari,2006,p.23). Gambar Konsep YIN dan YANG Sumber : Google, 2014

3 Secara umum, YANG adalah segala sesuatu yang aktif dan tidak konstan, sedangkan YIN adalah segala sesuatu yang pasif dan tenang. Jika seseorang memiliki YIN dan YANG yang seimbang, maka ia dalam keadaan seimbang dan harmoni. YIN dan YANG dapat dihubungkan dengan sepuluh batang langit (Thian-Kan), dua belas cabang bumi (Tie-Cek) dan lima unsur. 2.2 Lokasi Bangunan Lokasi Bangunan mempengaruhi elemen-elemen dalam sebuah bangunan. Dalam Feng Shui dikenal metode untuk menganalisa lokasi bangunan metode tersebut adalah metode Feng Shui Aliran Bentuk. Pendekatan Feng Shui Aliran Bentuk telah dikenal dan diterima secara luas oleh para peneliti Feng Shui sebagai cakupan dasar sains dalam analisa lingkungan bangunan (He,1990; Cheng & Kong,1993). Ilmu Feng Shui Aliran Bentuk memiliki lima teori utama yaitu Ch I, angin air, empat lambang, bentuk dan arah (He,1990). Pendekatan aliran bentuk mempertimbangkan pegunungan, bukit disekitar, aliran air, lokasi dan orientasi sebagai elemen langit untuk hunian manusia. Dalam Feng Shui terdapat dua arah dalam sebuah bangunan, yaitu arah duduk bangunan (sitting direction) dan arah hadap bangunan (facing direction). Arah duduk bangunan dapat ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut : bagian bangunan yang diam, lebih gelap, pasif dengan view yang kurang dan ruang-ruang kecil terdapat pada area tersebut. Sedangkan arah hadap bangunan dapat ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut : bagian bangunan yang aktif, lebih terang, memiliki view yang paling bagus, dan ruang-ruang utama terdapat pada bagian ini. Arah hadap bangunan merupakan arah fasad utama bangunan. Arah fasad utama bangunan tidak selalu dilihat dari pintu masuk utama. Jika arah hadap bangunan arah selatan, maka arah duduk bangunan menghadap arah utara, begitu pula sebaliknya. Arah hadap bangunan selalu berlawanan dengan arah duduk bangunan.

4 Sitting Direction Facing Direction Gambar Arah Hadap dan Arah Duduk Bangunan Sumber : Google, Simbolis Perumpamaan Binatang Lokasi Site suatu bangunan mempengaruhi bangunan tersebut, begitu pula sebaliknya. Lokasi site bangunan menurut Feng Shui dapat dianalisis dengan metode Feng Shui Aliran Bentuk. Dalam Aliran bentuk terdapat simbolis perumpamaan binatang, yang terdiri dari simbol Naga Hijau, Macan Putih, Burung Merah dan Kura-Kura Hitam (He,1995). Simbol-simbol ini memberikan orientasi pada suatu bangunan yang dibaca dengan panduan di dalam bangunan dan menghadap ke luar. Simbolis binatang tersebut diambil dari bentuk gugus bintang yang dikelompokkan menjadi empat simbolis binatang. Kura-Kura Hitam Kura-kura Hitam berada pada bagian belakang bangunan. Simbolis ini harus memiliki area yang paling tinggi. Hal ini disebabkan agar udara yang datang dari

5 depan bangunan dapat berkumpul pada site dan tidak keluar dari site. Kura-kura hitam juga berguna sebagai pelindung dan penyokong bangunan dari musuh dan pencuri. Burung Phoenix Merah Burung Phoenix Merah berada pada depan bangunan. Simbolis ini harus memiliki daerah yang lebih rendah. Hal ini disebabkan agar aliran udara dapat masuk ke site dan memberikan pandangan yang luas untuk site. Naga Hijau Naga Hijau berada pada sisi kiri bangunan. Naga Hijau harus memiliki bangunan yang lebih tinggi daripada macan putih pada sebelah kanan bangunan. Hal ini disebabkan agar aliran udara dapat mengalir pada site. Macan Putih Macan Putih berada pada sisi kanan bangunan. Macan Putih memiliki bangunan yang lebih rendah daripada Naga Hijau pada sisi kiri bangunan. Gambar Simbolis Binatang Pada Penataan Bangunan Sumber : Google, 2014

6 2.2.2 Lokasi Ideal Menurut Feng Shui Feng Shui aliran bentuk memiliki konsep model lokasi Feng Shui yang ideal. Konsep ini telah ditemukan sejak 3000 tahun yang lalu oleh I-Ching. Model ini telah diintrepretasikan dalam diagram organisasi spasial yang terdiri dari gunung-gunung dan aliran air. Banyak peneliti Feng shui telah meringkas diagram ini dalam bentuk yang lebih simpel (Shang, 1992; Cheng & Kong, 1993; Han, 1995; Yi et al,1996; He,1998). Diagram ini mengilustrasikan hubungan-hubungan antara kunci elemen dari lima geografi Feng Shui dan bagaimana aliran naga, empat simbol dalam pasir, air, gua dan lapangan, serta arah-arah diintegrasikan dalam model Feng Shui. Konsep ini memiliki kesamaan dengan Konsep Simbolis Perumpamaan Binatang. Pada daerah perkotaan sekarang ini aliran air dilambangkan sebagai jalan, sedangkan gunung-gunung dilambangkan sebagai bangunan-bangunan. Gambar Diagram Lokasi Ideal Feng Shui (He,1995) Sumber : Google, 2014 Menurut Zi Tao Fang (2000), ada tiga lokasi tipikal untuk teori Feng Shui dalam merencanakan lokasi dan desain, yaitu lokasi empat sisi tertutup, lokasi setengah tertutup, dan lokasi antara gunung dan air. Semua model ini mengikuti filosofi Lokasi Ideal Feng Shui.

7 Lokasi empat sisi tertutup Lokasi ini dapat mengalami banjir pada saat musim hujan, sehingga dalam lokasi ini Cina Kuno memilih lokasi tanah yang tinggi. Lokasi setengah tertutup Gambar Lokasi Empat Sisi Tertutup Sumber : Feng Shui in Landscape, 1996 Lokasi ini juga disebut Formasi sofa gunung, lokasi ini dapat menghalang angin dingin dari utara dan barat dan mendapatkan angin musim panas dari selatan. Lokasi ini lebih banyak menghadap selatan dengan kolam atau sungai didepannya. Gambar Lokasi Setengah Tertutup Sumber : Feng Shui in Landscape, 1996

8 Lokasi antara gunung dan air Menurut lokasi ideal ini, salah satu tempat terbaik untuk bangunan adalah lokasi setengah diatas pada hadap selatan untuk menyerap radiasi solar pada musim dingin dan mencegah angin kencang dari puncak gunung. Gambar Lokasi Diantara Gunung dan Air Sumber : Feng Shui in Lanscape,1996 Dalam lokasi Feng Shui yang ideal, belakang dekat bukit dan depan jauh bukit memberikan sebuah pandangan yang luas dan membantu kita menemukan musuh-musuh. Feng Shui menekankan bahwa tinggi dan jarak bukit didekat kita harus sesuai dengan ukuran bukit disekitarnya. Ruang tertutup mencegah Ch I keluar dari bangunan. Gunung di belakang menghambat angin utara dan sungai mencegah musuh untuk datang. Keberadaan air membentuk pintu masuk yang aman. Ringkasnya, gunung tertutup, sungai dan air yang ada pada bukit membentuk penglihatan alami yang mana merupakan lokasi ideal Feng Shui untuk kehidupan. Disamping itu, ketika orang menyadari ada bahaya, mereka akan kabur. Menurut Yao (1974), Pada daerah perkotaan, Gunung-gunung dapat digantikan dengan bangunan-bangunan tinggi, sungai digantikan dengan jalan, dan bukit digantikan dengan dinding. Singkatnya, Bangunan dengan lokasi ideal harus memiliki bangunan yang lebih tinggi di belakang bangunan dan memiliki pandangan yang tidak terhalang didepannya. Selain itu, lokasi lahan bangunan harus lebih tinggi daripada bagian depan nya, untuk mencegah terjadinya banjir dan memiliki pandangan yang lebih luas.

9 2.2.3 Elemen Arsitektural Sekitar Bangunan Elemen arsitektural sekitar bangunan dapat berupa pohon, tiang listrik, tiang reklame, lampu jalan, dan pagar bangunan. Elemen tersebut dapat berpengaruh terhadap bangunan kita, baik secara visual, perilaku maupun sirkulasi. Elemen-elemen yang tidak mengganggu terutama pintu masuk, akan menciptakan pemandangan yang lebih baik untuk bangunan tersebut. Elemen arsitektur yang menutupi bangunan akan mengganggu bangunan tersebut secara visual. Sebuah elemen yang baik untuk sebuah bangunan akan menimbulkan efek buruk jika elemen tersebut terlalu dominan dan menutupi bangunan utama.berikut contoh elemen arsitektural yang dapat mempengaruhi bangunan, diantaranya : Gambar Elemen Arsitektural Yang Tidak Baik Untuk Bangunan Sumber : The Art Of Feng Shui,2007

10 Gambar Elemen Arsitektural Yang Baik Untuk Bangunan Sumber : The Art of Feng Shui,2007 Elemen Arsitektural yang tidak baik untuk bangunan dapat dikatakan tidak baik karena elemen-elemen tersebut dapat menyebabkan radiasi, menghalangi visual bangunan, menyebabkan kecelakaan tidak terduga,dll. Sedangkan elemen arsitektural yang baik dapat dikatakan baik karena memberikan ketenangan serta udara oksigen yang baik untuk bangunan tersebut. 2.3 Orientasi Menurut Feng Shui Orientasi merupakan salah satu elemen arsitektural dan sains yang penting pada sebuah bangunan. Orientasi telah lama dipelajari oleh bangsa Cina Kuno dalam penerapan bangunan mereka. Hal ini dapat dilihat dari sejak zaman peradaban Cina Kuno ribuan tahun yang lalu, yang tersebar disepanjang Sungai Kuning yang subur. Ajaran Feng Shui mulai dikembangkan. Penduduk Cina kuno menemukan bahwa sebuah rumah yang terletak pada sisi utara sungai, menghadap selatan menerima sinar matahari yang lebih banyak. Rumah ini dilindungi dari angin kencang dan banjir serta tetap relatif hangat dekat dengan sungai. Ini membantu para penduduk untuk bertahan dan menjadi kaya (Rossbach,1984). Orientasi yang baik mengalirkan energi positif untuk meningkatkan aspek-aspek yang berbeda seperti: uang, karir dan hubungan (Lambert,2008). Orientasi sebuah bangunan dapat dianalisa dengan menggunakan Metode Feng Shui Aliran Kompas / Mata Angin. Pembacaan metode ini menggunakan

11 Kompas Cina Kuno (Luo-Pan). Pada aliran kompas didasarkan pada spekulasi metafisika kosmologi terutama dengan menganalisa aspek terarah dalam bentuk hubungan antara lima elemen, delapan triagram, cabang bumi dan batang langit. Cara penilaian terhadap objek hitungan selalu berpedoman pada petunjuk arah Luo-Pan atau kompas Feng Shui dan elemen waktu dalam ruang (Skinner,1992; Chiou&Krisnamurti,1997). Gambar Luo-Pan Sumber : Google,2014 Kompas Cina Kuno disebut Luo Pan, dapat digunakan untuk menghitung posisi suatu daerah, atau tempat yang diduga mempunyai kandungan Ch I ( energi alam ). Sebuah Kompas Cina Kuno memiliki 23 lingkaran Orientasi Fasad Bangunan Fasad utama bangunan menurut Feng Shui adalah fasad dari sebuah bangunan yang mempunyai fasad paling menonjol dan utama atau disebut arah hadap bangunan. Fasad tersebut yang digunakan sebagai acuan orientasi fasad sebuah bangunan. Meskipun pintu utama terletak pada tempat yang berbeda dengan fasad utama, maka orientasi bangunan didasarkan pada fasad utama bangunan tersebut. Analisa Orientasi bangunan dapat menggunakan metode Feng Shui Aliran Kompas / Mata angin. Metode ini disebut metode aliran kompas, karena

12 memerlukan kompas untuk menentukan orientasi bangunan. Orientasi fasad bangunan yang baik adalah orientasi yang sesuai dengan pemilik bangunan tersebut. Orientasi tersebut juga dapat digunakan pada perletakkan interior bangunan, seperti : meja kerja, tempat tidur, dll. Terdapat dua kelompok pada orientasi tersebut, yaitu kelompok orientasi barat dan kelompok orientasi timur. Kelompok orientasi timur terdiri dari orientasi selatan, tenggara, utara dan timur. Sedangkan kelompok orientasi barat terdiri dari orientasi barat, barat daya, barat laut dan timur laut. Orientasi yang baik didapat dengan mengetahui angka Kua dari orang tersebut. Perhitungan angka Kua berasal dari perhitungan tahun kelahiran. Angka Kua tersebut bisa didapatkan dengan rumus-rumus sebagai berikut : Untuk laki-laki, contohnya (1992) : 1. Menambahkan semua angka tahun kelahiran anda = = Angka yang didapatkan ditambahkan hingga angka satu digit = = 3 3. Kemudian kurangi dengan angka 11 = 11 3 = 8 Untuk perempuan, contohnya (1992) : 1. Menambahkan semua angka tahun kelahiran anda = = Angka yang didapatkan ditambahkan hingga angka satu digit = = 3 3. Tambahkan angka 4 pada angka tersebut = = 7 Setelah didapatkan angka Kua tersebut, kita melihat pada tabel orientasi Feng Shui. Selain orientasi, tabel tersebut juga berisi unsur tanggal lahir tersebut. Berikut adalah tabel angka dengan orientasi yang baik untuk pemilik sebuah bangunan :

13 Orientasi Sesuai Orientasi Tidak Sesuai Tabel Orientasi Menurut Angka Kua Sumber : Google, 2014 Selain orientasi bangunan, orientasi pintu masuk utama bangunan juga merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah bangunan, dimana pintu masuk merupakan mulut dari bangunan tersebut. Orientasi pintu masuk didapat dari perhitungan orientasi bangunan tersebut. Berikut arah orientasi pintu masuk yang sesuai dengan bangunan : Bangunan hadap selatan : Tenggara dan Barat Daya Bangunan hadap utara : Barat Laut dan Timur Laut Bangunan hadap barat : Barat Laut dan Barat Daya Bangunan hadap timur : Timur Laut dan Tenggara Bangunan hadap timur laut : Timur dan Utara Bangunan hadap barat daya : Selatan dan Barat Bangunan hadap barat laut : Utara dan Barat Bangunan hadap tenggara : Selatan dan Timur

14 2.3.2 Sirkulasi Kendaraan Pada Bangunan Selain membaca arah dari orientasi bangunan, delapan triagram dapat digunakan untuk menentukan sirkulasi yang baik untuk bangunan tersebut. Sirkulasi tersebut pada zaman dahulu berupa aliran sungai, untuk bangunan modern saat ini, sirkulasi dapat diartikan sebagai jalan. Pengaturan sirkulasi didasarkan pada orientasi bangunan tersebut, yaitu : Hadap Barat Laut aliran bergerak dari arah Selatan ke Barat Laut Hadap Barat Daya aliran bergerak dari arah Utara ke Barat Daya Hadap Selatan aliran bergerak dari arah Timur ke Selatan Hadap Utara aliran bergerak dari arah Barat ke Utara Hadap Barat aliran bergerak dari arah Tenggara ke Barat Hadap Timur Laut aliran bergerak dari arah Barat Laut ke Timur Laut Hadap Timur aliran bergerak dari arah Timur Laut ke Timur Hadap Tenggara aliran bergerak dari arah Barat Daya ke Tenggara Triagram-triagram tersebut diambil dari pembacaan kompas cina kuno terhadap sebuah bangunan. Sirkulasi kendaraan yang mengikuti triagram diatas merupakan sirkulasi yang baik untuk sebuah bangunan, akan tetapi hal tersebut juga harus memperhatikan sirkulasi kendaraan di luar bangunan serta keadaan sekitar bangunan tersebut. 2.4 Perletakan Ruang Metode Bintang Terbang Feng Shui merupakan sebuah metode yang memberikan hasil perhitungan cepat tata letak bangunan. Ini adalah formula yang berdasarkan dan memakai arah-arah kompas untuk menunjukkan sektor keberuntungan dan ketidakberuntungan dalam bangunan selama periode waktu yang berbeda. Periode waktu tersebut dapat terdiri dari periode bulanan, periode tahunan dan periode bintang terbang setiap 20 tahun. Metode Bintang Terbang bersifat sains dan fakta serta didasari metode perasaan atau intuisi para praktisi (Too,2007).

15 Metode ini perlu menggunakan Kompas Cina Kuno ( Luo Pan ) untuk menentukan orientasi bangunan. Dalam pembacaan, diperlukan pembacaan yang akurat, dikarenakan pembacaan didasarkan atas 24 arah orientasi, bukan hanya 8 orientasi. Pada setiap 8 orientasi utama dibagi lagi menjadi tiga orientasi, yang terdiri dari orientasi 1, orientasi 2, dan orientasi 3. Gambar Orientasi 24 Lingkaran Sumber : Olah Data Metode Bintang Terbang terdiri dari angka-angka triagram yang memiliki arti dan arah yang baik untuk penghuni. Angka-angka tersebut terdiri dari : Lo- Shu, Mountain Star, dan Water Star. Kombinasi dari angka- angka ini memberikan arti yang spesifik. Kombinasi tersebut terdiri dari : 1. Kombinasi Mountain Star dengan Lo-Shu 2. Kombinasi Water Star dengan Mountain Star 3. Kombinasi Lo-Shu dengan Water Star 4. Kombinasi bintang tahun dan bulan Selain kombinasi dari angka-angka tersebut, harus didasarkan pula pada siklus produktif dari kombinasi angka tersebut. Siklus produktif tersebut untuk menentukan kesesuaian area tersebut dan unsur yang perlu ditambahkan pada area

16 tersebut. Siklus melemahkan dan menghancurkan akan membuat area tersebut menjadi tidak maksimal. Lo-Shu ( Period Star ) Gambar Siklus Produktif, Melemahkan dan Menghancurkan Sumber : Google, 2014 Dipercaya bahwa sekitar tahun 2205 SM ( sekitar 4000 tahun lalu ), seekor kura-kura turun dari sungai legendaries Lo, dengan membawa cangkang besar nya yang bertuliskan 9 angka yang di susun dalam urutan. Petak Lo-Shu disusun dengan angka 5 ditengah dan angka lainnya tersebar dalam kotak seperti gambar dibawah. Angka-angka Lo-Shu diatur dalam aturan yang jika angka-angka itu ditambahkan secara horizontal, vertikal dan diagonal akan bernilai 15. Dalam setiap 20 tahun period, angka-angka itu berputar, dengan jumlah 9 periode. Gambar Kotak Lo-Shu Sumber : The Complete Idiot Guide to Feng Shui,2002

17 Setelah mengetahui orientasi bangunan tersebut, kita perlu mengetahui tahun bangunan tersebut dibangun untuk mendapatkan periode bintang terbang. Saat ini, kita berada pada periode 8 yaitu dimulai dari tahun 2004 sampai tahun Periode yang lalu merupakan periode 7, yaitu dimulai dari tahun 1984 sampai tahun Gambar Kotak Dasar Periode 7 dan Periode 8 Sumber : The Complete Idiot Guide to Feng Shui,2002 Setiap angka yang ada pada kotak Bintang Terbang memiliki unsur yang mewakilinya, seperti : - Angka 1 ( Unsur Air ) - Angka 2 ( Unsur Tanah ) - Angka 3 ( Unsur kayu ) - Angka 4 ( Unsur Kayu ) - Angka 5 ( Unsur Tanah ) - Angka 6 ( Unsur Metal ) - Angka 7 ( Unsur Metal ) - Angka 8 ( Unsur Tanah ) - Angka 9 ( Unsur Api ) Gambar Angka Mountain Star dan Water Star Sumber : The Complete Idiot Guide to Feng Shui.2002

18 Mountain Star Mountain star mengambarkan tentang kesehatan penghuni bangunan tersebut, juga hubungan, keberuntungan, asmara, otoritas keluarga dan mental. Angka mountain star yang paling baik adalah angka 8, dimana merupakan kunci dalam membuka pintu kesehatan dan hubungan. Sedangkan angka 2 dan 5 merupakan angka yang kurang bagus,dimana dapat menyebabkan kesehatan yang buruk. Pada periode 8, angka 1 dan 6 merupakan angka yang baik. Setiap angka memiliki arti yang mengindikasi kualitas bangunan tersebut. Water Star Water Star mengambarkan kekayaan dan keberuntungan penghuni bangunan tersebut. Bintang ini menandakan keberuntungan karir, status keuangan, akumulasi kekayaan, dan perkembangan bisnis. Memiliki angka Water Star yang menguntungkan pada pintu masuk utama akan membawa keberuntungan dan kekayaan. Sama dengan Mountain Star, angka paling baik untuk Water Star adalah 8. Dengan menambahkan unsur air didepan pintu masuk angka 8, akan memberikan keberuntungaan yang berlipat. Angka 1 dan 6 juga merupakan angka yang sangat baik untuk sebuah bangunan Perletakkan Pintu Masuk Utama Arah pintu masuk utama yang baik dapat ditentukan dengan menggunakan Metode Feng Shui Bintang Terbang. Setiap kotak bintang terbang memiliki arti dari area tersebut. Angka-angka yang baik dan dapat menunjang karir diletakkan untuk arah pintu masuk utama. Angka-angka periode tersebut dapat berupa angka 1, 6, dan 8. Selain angka periode, angka mountain star dan water star dapat dikombinasikan untuk mendapatkan arah pintu masuk yang baik. Angka kombinasi tersebut dapat berupa angka 1-1, 1-8, 4-4, 6-8, 8-6, 8-8, dan lain-lain. Karisma pintu masuk utama dapat ditingkatkan dengan elemen arsitektur, seperti air mancur dan tanaman. Elemen-elemen tersebut ditambahkan untuk membentuk siklus produktif area tersebut. Pintu masuk yang baik adalah

19 pintu masuk yang memiliki siklus produktif pada areanya. Berikut contoh perletakkan pintu masuk utama yang baik untuk sebuah bangunan : Gambar Perletakkan Pintu Masuk Utama Yang Baik (Periode 7) Sumber : The Complete Idiot Guide to Feng Shui,2002 Gambar Perletakkan Pintu Masuk Utama Yang Baik (Periode 8) Sumber : The Complete Guide to Feng Shui, 2002

20 2.4.2 Perletakkan Area Komersial Area komersial merupakan area yang digunakan untuk perdagangan atau jual beli barang dalam sebuah bangunan komersial. Area komersial harus memiliki unsur yang sesuai dengan area tersebut sehingga dapat memaksimalkan keuntungan. Perletakkan area komersial ini dapat ditentukan dengan menggunakan susunan angka-angka pada kotak Flying Star. Kombinasi angka mountain star dan water star yang baik akan cocok untuk daerah tersebut. Selain kombinasi tersebut, dapat digunakan unsur-unsur setiap area dalam mengklasifikasikan tipe area komersial. Klasifikasi area komersial berdasarkan unsur,yaitu : Unsur Api, berupa : Studio Fotografi, restoran, café, retail sport, salon atau pusat kecantikan, retail gas, retail minyak, retail lampu, dll. Unsur Tanah, berupa : konstruksi, real estate, kesenian lukisan, kesenian patung, bahan bangunan, lanskap, daur ulang, dll. Unsur Metal, berupa : finansial / banking, kantor arsitek, retail elektronik, retail alat kesehatan, retail alat musik, retail sparepart mobil, retail games, retail perabot metal, dll. Unsur Air, berupa : percetakan / advertising, edukasi, hiburan, laundry, retail online, psikologi, minuman, cleaning service, dll. Unsur Kayu, berupa : retail pakaian, retail buku, retail perabot kayu, toko bunga, toko hewan, sekolah, universitas, bursa travel, dll. Berikut contoh analisa area berdasarkan angka mountain star dan water star serta unsur yang mendukung area tersebut : Pada Area ini, Angka Periode : 4 ( kayu ) Angka Mountain Star : 3 ( kayu ) Angka Water Star : 8 ( tanah ) Untuk memberikan siklus produktif, maka dibutuhkan unsur api pada area ini. Kayu Api Tanah. Area unsur api.

21 2.4.3 Perletakkan Area Servis Area servis merupakan area penting dalam sebuah bangunan. Area servis dalam sebuah bangunan komersial dapat berupa toilet, ruang genset, ruang karyawan, gudang, loading-dock, dan lain-lain. Area ini merupakan area Yin dalam sebuah bangunan komersial. Area servis adalah sebagai area supporting pada bangunan komersial. Perletakkan area servis dapat ditentukan dengan menggunakan kotak Flying Star. Angka-angka yang kurang baik dapat digunakan untuk area servis. Untuk area servis berupa toilet dan ruang servis, cocok dengan area kombinasi unsur air dan metal. 2.5 Mall Sebagai Bangunan Komersial Bangunan mall merupakan salah satu jenis bangunan komersial. Pada umumnya mal adalah bangunan tertutup multilantai dengan etalase-etalase dan interior yang eye catching, pengaturan udara yang baik sehingga pengunjung dapat melakukan aktivitasnya dengan nyaman. Perkembangan mal dengan berbagai fasilitas sangat luar biasa ini merupakan sebuah evolusi yang sangat panjang. Dimana awal mulanya manusia berdagang di bawah pohon yang berderet panjang. Menurut Peraturan Menteri Perdagangan R.I No.70/M-DAG/PER/12/2013, Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu, baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pusat perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara horizontal maupun vertikal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang. Sedangkan menurut Maitland (1987), mall adalah pusat perbelanjaan yang berintikan suatu atau beberapa department store besar sebagai daya tarik dari retail-retail kecil dan rumah makan dengan tipologi bangunan seperti toko-toko yang menghadap ke koridor utama mall atau pedestrian yang merupakan unsur

22 utama dari shopping mall, dengan fungsi sebagai sirkulasi dan sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi antar pengunjung dan pedagang. Mall adalah bangunan yang mewadahi kegiatan berbelanja (shopping) yang merupakan aktivitas primer manusia dalam hidup bermasyarakat dan merupakan kegiatan sehari-hari yang tidak dapat dielakkan (Bedigton,1978). Bangunan Mall memiliki kegunaan yang kompleks, dimana dapat digunakan sebagai area jual-beli, area rekreasi, area nongkrong, area makan dan sebagainya. Sebuah bangunan mall harus memiliki ketentuan, elemen dan fasilitas (Chiara,1987). Selain hal-hal tersebut, bangunan mall memperhatikan unsur arsitektural yaitu orientasi bangunan. Ketentuan tentang orientasi bangunan mall untuk mengatur arah suatu bangunan adalah setelah mempertimbangkan kondisi fisik / lingkungan dan kondisi nonfisik. 1. Pertimbangan terhadap kondisi fisik / lingkungan seperti arah sirkulasi matahari timur-barat, jarak antar bangunan, klimatologi, sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki 2. Pertimbangan terhadap nonfisik seperti pengaruh ideologi dan nilai-nilai sosial budaya setempat untuk menciptakan makna ruang bangunan tersebut Orientasi sebuah bangunan mall akan mempengaruhi bangunan itu sendiri dan keadaan sekitar dari bangunan tersebut. Pengaruh tersebut diantaranya : sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki, topologi bangunan sekitar, estetika bangunan, visual bangunan, dll. 2.6 Bangunan Mall Menurut Feng Shui Bangunan Mall merupakan salah satu bangunan komersial. Feng Shui bangunan komersial mempunyai prinsip yang sama dengan Feng Shui rumah, dimana adalah penting untuk mencari tempat Ch I yang maksimum. Dalam sebuah bangunan mall, penting untuk menjaga ketertarikan pengunjung, sehingga mereka tertarik untuk berjalan dan berkeliling dalam bangunan tersebut. Tata letak / layout yang baik mempermudah sirkulasi, memberikan stimulus dan mengajak pengunjung berkeliling.

23 Dalam layout bangunan mall, toko yang terkenal dan menarik pengunjung harus diletakkan pada ujung mall untuk membuat aliran pengunjung dari ujung yang satu ke ujung yang lain. Dengan meletakkan berbagai jenis toko dalam tingkatan yang sama. Untuk komunikasi visual antar tingkatan diberikan sebuah atrium, agar Ch I lebih mudah bergerak dalam bangunan. Jika lahan toko berbentuk persegi atau persegi panjang, pastikan sudut toko tidak mengarah pada toko yang lainnya. Gambar Bentuk Retail Yang Tidak Baik Sumber : Feng Shui for Business, 1989 Posisi toko yang disarankan dalam Feng Shui adalah posisi toko yang berada pada tengah bangunan, dimana posisi ini adalah posisi lalu-lalang para pengunjung serta memiliki perlindungan yang terbaik. Posisi toko yang amat berdekatan dengan pintu utama kurang baik, toko ini kurang memiliki perlindungan. Posisi toko yang terujung kurang baik, Ch I yang mengalir dari pintu masuk tidak akan sampai ke daerah tersebut. Selain hal internal, bangunan mall juga perlu diidentifikasi dari eksternal. Terutama bagian pintu masuk utama, dimana pintu masuk utama adalah pintu masuk pertama bagi toko-toko di dalam bangunan tersebut. Pintu masuk kedua adalah pintu toko itu sendiri. Jika Ch I tidak dapat melalui pintu masuk pertama, maka Ch I tidak akan ada pada pintu masuk kedua. Pintu masuk utama bangunan mall harus terang dan lebar. Saat ini, di negara-negara barat maupun timur banyak menggunakan metode Feng Shui dalam pembangunan, seperti Hongkong, Malaysia dan

24 Singapura. Salah satu contoh bangunan komersial yang menggunakan metode Feng Shui adalah Hotel Hyatt Singapore. Bangunan ini awalnya memposisikan pintu masuk dan meja kasir pada arah paralel dengan jalan utama. Dalam makna Feng Shui, kekayaan akan keluar dari bangunan dengan mudah. Sehingga akhirnya, pintu masuk utama hotel ini di pindahkan pada sudut bangunan dengan ditambah dua air mancur pada sisi-sisi pintu. Selain bangunan tersebut, pusat perbelanjaan Marina Bay Sands menerapkan Feng Shui pada bangunannya yang diatur oleh Master Chong dan Master Louisa. Pintu masuk utama pusat perbelanjaan ini menghadap air ( burung phoenix merah ), dengan sisi kanan ( macan putih ) dan kiri ( naga hijau ) merupakan bangunan-bangunan. Pada bagian belakang pusat perbelanjaan ini merupakan bangunan hotel Marina Bay Sands, sebagai backing mountain atau penyokong. Selain lokasi bangunan ini yang dibuat strategis, perletakkan pintu masuk utama bangunan ini didasarkan pada angka bintang terbang yang baik untuk komersial bangunan tersebut. Gambar Simbolis Perumpamaan Binatang Marina Bay Sands Sumber : Properity Times, 2011 Orchard Road di Singapura merupakan salah satu jalan dengan berbagai pusat perbelanjaan. Jalan ini merupakan jalan dengan energi Yang maksimum dimana sangat ramai dan bising. Pusat perbelanjaan pada jalan tersebut kebanyakan menggunakan metode Feng Shui, sebagai contohnya: Pusat

25 perbelanjaan ION Orchard. Bangunan ini dibangun untuk menghindari persimpangan jalan T, puncak tajam Wheelock Centre, dan seberang Tangs Plaza dengan dua patung singa Pi-Xiu. Depan bangunan ini memiliki patung palem yang besar, yang dipercaya mempunyai efek menyembuhkan. Patung ini diletakkan untuk menyembuhkan panah tajam dari berbagai tempat. Pada belakang bangunan ini merupakan bangunan apartemen tinggi sebagai penyokong bangunan (kurakura hitam ) ION Orchard. Bangunan lain pada Orchard Road yang menggunakan metode Feng Shui diantaranya : CK Tangs dengan bangunan segidelapan (Pa-Kua), Wheelock Centre, Shaw Center, Wisma Atria, Ngee Ann City, dll.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Feng Shui merupakan ilmu yang banyak dianggap orang sebagai ilmu mistis. Akan tetapi, pada beberapa penelitian, ilmu ini sejalan dengan ilmu sains. Feng Shui merupakan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR FENG SHUI

DASAR-DASAR FENG SHUI DASAR-DASAR FENG SHUI Feng Shui adalah seni dan ilmu pengetahuan China tradisional tentang hidup harmonis dengan lingkungan. Berakar dalam kebudayaan China dan filosofi Tao, feng shui adalah cara melihat

Lebih terperinci

ANNUAL FENG SHUI FLYING STAR 2009 ( Analisa Feng Shui Bintang Terbang tahun 2009 / kerbau tanah )

ANNUAL FENG SHUI FLYING STAR 2009 ( Analisa Feng Shui Bintang Terbang tahun 2009 / kerbau tanah ) ANNUAL FENG SHUI FLYING STAR 2009 ( Analisa Feng Shui Bintang Terbang tahun 2009 / kerbau tanah ) 1 Tahukah Anda, bahwa keberuntungan Feng Shui Anda tidak akan sama setiap tahunnya??? Anda mungkin telah

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN. (Ch I). Empat Binatang Langit yang menaungi atau melindungi lokasi. Putih, Naga Hijau dan Burung Phoenix.

BAB VII KESIMPULAN. (Ch I). Empat Binatang Langit yang menaungi atau melindungi lokasi. Putih, Naga Hijau dan Burung Phoenix. BAB VII KESIMPULAN 7.1 KESIMPULAN LOKASI A. Lingkup Makro Di dalam lingkup makro diteliti bahwa lokasi Kelenteng Gondomanan berada di titik lahan yang mengandung unsur keberuntungan atau kebaikkan (Ch

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rumah Ibadat Kelenteng. Gondomanan, Jl. Brigjend. Katamso No.3, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rumah Ibadat Kelenteng. Gondomanan, Jl. Brigjend. Katamso No.3, Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah Ibadat Kelenteng Gondomanan, Jl. Brigjend. Katamso No.3, Yogyakarta Bangunan rumah ibadat yang dapat dikaitkan dengan ilmu Feng

Lebih terperinci

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR Oleh : Ririn Dina Mutfianti, MT Desain Arsitektur Jurusan Arsitektur-Universitas Widya Kartika Kenapa harus menganalisis Site? Karena : 1. Sebagian besar bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG KOMPLEKS KELENTENG HOK AN KIONG MUNTILAN

PERANCANGAN ULANG KOMPLEKS KELENTENG HOK AN KIONG MUNTILAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERANCANGAN ULANG KOMPLEKS KELENTENG HOK AN KIONG MUNTILAN TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Kesesuaian Feng Shui..., Stephany Efflina, FIB UI, 2009

BAB IV KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Kesesuaian Feng Shui..., Stephany Efflina, FIB UI, 2009 BAB IV KESIMPULAN Penyesuaian terjadi pada masyarakat Cina yang bermukim atau tinggal di Nusantara. Orang-orang Cina telah ada dan menetap di Nusantara sejak lama. Pada perkembangan pada masa selanjutnya,

Lebih terperinci

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Hotel Resort Kota Batu yang mengintegrasikan konsep arsitektur tropis yang mempunyai karakter beradaptasi terhadap keadaan kondisi iklim dan cuaca di daerah Kota Batu

Lebih terperinci

Cara Pemetaan Energi Rumah. Berdasarkan Arah Kompas

Cara Pemetaan Energi Rumah. Berdasarkan Arah Kompas Cara Pemetaan Energi Rumah Berdasarkan Arah Kompas 1 Cara Pemetaan Energi Rumah Berdasarkan Arah Kompas Oleh : Aries Harijanto Pengelola: Indonesia Feng Shui Online Center (IFSOC) 2008. http://www.klikfengshui.com

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shopping mall atau biasa disebut juga dengan mal adalah salah satu pusat perbelanjaan yang cepat berkembang di kota-kota besar di Indonesia. Mal merupakan bagian yang

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERENCANAAN

BAB IV: KONSEP PERENCANAAN BAB IV: KONSEP PERENCANAAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan Seperti yang telah disinggung pada bab bab sebelumnya, dasar konsep perancangan bangunan Prambanan Heritage Hotel and Convention ini adalah heritage

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari Atletik, yaitu konsep perancangan bentukan bangunan yang mengambil bentukan maupun sifat dari atletik.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi i ii iii iv v x xiii xiv xv BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB VI DATA DAN ANALISIS BAB VI DATA DAN ANALISIS 4.1 Analisa Kawasan Pemilihan tapak dikawasan Cicadas tidak lepas dari fakta bahwa Kawasan Cicadas termasuk kedalam salah satu kawasan terpadat didunia dimana jumlah penduduk mencapai

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan 3.1.1 Rancangan Skematik Kawasan Tapak Dalam rancangan skematik kawasan tapak penulis mencoba menyampaikan bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah dikembangkan sejak tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran Huang

BAB I PENDAHULUAN. telah dikembangkan sejak tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran Huang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Feng Shui adalah pengetahuan arsitektural yang berasal dari budaya Tiongkok, dan telah dikembangkan sejak 4.700 tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik.

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik. BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar 4.1.1. Arsitektur Bioklimatik Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL.

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK i ii iii iv v ix xiii xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun

Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun MINGGU 4 Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun Lingkungan Alamiah Dan Buatan Manusia Para dipahami

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary Architecture White Simplicity in Neoclassic 80 #006 / 2014 Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto Eleganitas yang terpancar lewat pilihan warna, proporsi dan elemen detilnya, dapat melengkapi karakter

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif. BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Orientasi Massa Bangunan Bagian massa bangunan apartemen menghadap arah utara-selatan sedangkan massa bangunan pusat perbelanjaan berbentuk masif dan mengarah ke dalam.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Hotel Resort ini saya menggunakan kosep dasar adalah Arsitektur Hijau dimana bangunan ini hemat energi, minim menimbulkan dampak negatif

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Konsep perancangan bangunan didapatkan dari hasil studi literatur dan lapangan berdasarkan topik terkait. Penjelasan pemikiran penulis pada pendekatan konsep yang telah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. satu atau beberapa department store besar sebagai daya tarik retail-retail kecil dan

Bab I PENDAHULUAN. satu atau beberapa department store besar sebagai daya tarik retail-retail kecil dan Bab I PENDAHULUAN UAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pusat perbelanjaan mempunyai pengertian sebagai i suatu tempat yang berintikan satu atau beberapa department store besar sebagai

Lebih terperinci

Bab III. Aspek Tanah dan Arsitektural Desain. : Puri Indah, Jakarta Barat

Bab III. Aspek Tanah dan Arsitektural Desain. : Puri Indah, Jakarta Barat Bab III Aspek Tanah dan Arsitektural Desain 3.1 Peta dan Tapak Tanah Nama usaha Peruntukan lahan Letak tapak : Tridith Venue : Bangunan serbaguna : Puri Indah, Jakarta Barat Luas tapak : 4.068 m² Luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya taraf kehidupan kota menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan fasilitas perkotaan yang lebih terencana. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

API TANAH LOGAM KAYU

API TANAH LOGAM KAYU Dasar-dasar Astrologi Tiongkok Basic of Chinese Astrology (Ivan Taniputera, 3 Januari 2008) ivan_taniputera@yahoo.com Pendahuluan Makalah ini dimaksudkan sebagai pengantar untuk memahami pandangan kosmologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taman Lalu Lintas Taman Lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas, baik untuk anak-anak maupun siapa saja yang peduli dan ingin mempelajari

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta mengingat jumlah penduduk Jakarta yang terus bertambah, sehingga saat ini di Jakarta banyak

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN BAB V KONSEP RANCANGAN 5.1 Ide Awal Pertimbangan awal saat hendak merancang proyek ini adalah : Bangunan ini mewadahi keegiatan/aktivitas anak yang bias merangsang sensorik dan motorik anak sehingga direpresentasikan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2  Jum'at, 3 Mei :48 wib Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek A. Umum Pertumbuhan ekonomi DIY meningkat 5,17 persen pada tahun 2011 menjadi 5,23 persen pada tahun 2012 lalu 1. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia

Lebih terperinci

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... CATATAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK. i ii iii iv v vii x xiii xv BAB I PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN Tinjauan Kawasan Kebon Kacang Raya dan Kebon Kacang 30 3.1 Gambaran Kawasan Proyek Nama : Kawasan Kebon Kacang dan sekitarnya. Lokasi : Jl. Kebon Kacang Raya dan Jl.Kebon Kacang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Apartemen Mahasiswa dalam Efisiensi Energi Orientasi bangunan ke arah Utara Selatan, sehingga memperkecil panas yang diserap bangunan. Gambar 78. Arah Gerak Matahari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL x DAFTAR BAGAN xi DAFTAR GAMBAR xii ABSTRAKSI xv BAB 1 PENDAHULUAN 1 I. Judul... 1

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Konsep Perencanaan Dalam menonton sebuah film, sebuah imajinasi dan fantasi perlu untuk dijaga dan tersampaikan sehingga penonton dapat menikmati sebuah film

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PLAZA AMBARRUKMO

BAB II GAMBARAN UMUM PLAZA AMBARRUKMO BAB II GAMBARAN UMUM PLAZA AMBARRUKMO A. Ruang Lingkup Plaza Ambarrukmo Plaza Ambarrukmo merupakan salah satu mal ada di Yogyakarta. Mal yang terletak di Jalan Laksda Adisucipto ini berdiri pada tahun

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Perletakkan massa bangunan apartemen yang memperhatikan view yang ada, view yang tercipta kearah barat dan utara. Permasalahan yang ada di

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 PENGERTIAN PUSAT PERBELANJAAN Pusat perbelanjaan pada awalnya adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat perdagangan (tempat bertemunya calon pembeli dan penjual dan

Lebih terperinci

BAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN

BAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN BAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN 2.1 Apartemen Dan Rumah Susun Apa itu hunian? Defenisi hunian atau rumah adalah tempat tinggal atau kediaman, yang berarti bahwa hunian itu merupakan tempat berlindung,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii v vi viii xi xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

LINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m

LINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m JL. YOS SUDARSO LINGKUNGAN DAN UKURAN 173,5 m 180 m 165 m LOKASI SITE 173 m JL. YOS SUDARSO VIEW View Baik View Cukup Baik View Tidak Baik Arah Orientasi bangunan Orientasi bangunan Orientasi fasade gedung

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1 Program Ruang Rekapitulasi Ruang Dalam No Jenis Ruang Luas 1 Kelompok Ruang Fasilitas Utama 2996 m2 2 Kelompok Ruang Fasilitas

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29 Stasiun Manggarai Sumber : Google Image, diunduh 20 Februari 2015 3.1.1. Data Kawasan 1.

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni meramal merupakan salah satu bentuk tradisi yang sudah lama berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul ketika manusia mulai mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan rangkuman dari ide-ide pokok dari bab-bab sebelumnya, pada tahap ini penyajian telah sampai pada tahap akhir. 5.1 SIMPULAN Desain melalui kajian empirik ( yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan BAB V KONSEP V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan yang terjadi di sekitar tapak, khusunya jalur pejalan kaki dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN LOKASI: Jl. Mayjend. Sungkono KONSEP: MELINGKAR Pattern merupakan salah satu unsur estetika yang sering hadir pada arsitektur Timur Tengah. Lingkaran merupakan salah satu dari beberapa jenis bentuk pattern

Lebih terperinci