DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA KAMUS INDIKATOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA KAMUS INDIKATOR"

Transkripsi

1 DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA KAMUS INDIKATOR RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA 2015

2 DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA SURAT KETETAPAN KEPALA RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA Nomor : SK / / I / 2015 Tentang PEMBERLAKUAN KAMUS INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA KEPALA RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dilingkup Rumkit Tingkat III Baladhika Husada yang efektif dan efisien sesuai dengan standar yang berlaku, maka diperlukan kamus indikator mutu Rumkit Tingkat III Baladhika Husada. 2. Bahwa sehubungan dengan huruf 1 diatas, telah disusun Kamus Indikator Mutu Rumkit Tingkat III Baladhika Husada. 3. Bahwa sehubungan dengan Kamus Indikator Mutu tersebut dalam huruf 2 maka perlu ditetapkan dalam ketetapan Kepala Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan; 5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit; 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis; 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 / Menkes / Per / VIII / 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; i

3 MENETAPKAN Menetapkan : Pertama : Ketetapan Kepala Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada tentang Penetapan pemberlakuan Kamus Indikator Mutu dan keselamatan pasien di lingkungan Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada. Kedua : Penetapan Kamus Indikator Mutu di lingkungan Rumah Sakit Baladhika Husada, sebagaimana dimaksud Diktum Kesatu terlampir dalam keputusan ini. Keempat : Ketetapan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan. Apabila ditemukan kekeliruan dikemudian hari maka akan diadakan perubahan atau perbaikan seperlunya. Ditetapkan di Jember Pada tanggal Januari 2015 Karumkit Tk. III Baladhika Husada, dr. A. Rusli Budi Ansyah, Sp.B, MARS Letnan Kolonel Ckm NRP ii

4 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhonya Kamus Indikator Mutu Rumkit Tingkat III Baladhika Husadaini dapat terselesaikan. Buku ini berisi penjelasan tentang Indikator Mutu yang telah ditetapkan di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada sekaligus merupakan pedoman bagi pengukuran dan evaluasi mutu dalam rangka pelaksanaan upaya peningkatan mutu dan keselmatan pasien. Tersusunnya Kamus Indikator Mutu ini merupakan wujud dari komitmen rumah sakit dalam upaya memberikan pelayanan yang semakin berkualitas melalui upaya-upaya pemantauan terhadap indikator mutu yang menjadi prioritas sesuai dengan ketersediaan sumber daya yang ada. Indikator mutu dimaksud akan selalu dimonitor, dianalisa, dievaluasi serta dikembangkan agar menjangkau dimensi mutu yang semakin luas dalam rangka memberikan pelayanan yang makin berkualitas serta aman kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab terhadap tugas yang dipercayakan oleh pemerintah dan masyarakat. Kami menyadari buku ini masih belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan, sehingga akan lebih sempurna di masa mendatang. Akhirnya dengan dikeluarkannya Kamus Indikator Mutu ini, semoga pelaksanaan upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat berjalan sesuai dengan harapan kita bersama. Tim Penyususn, iii

5 DAFTAR ISI Surat Ketetapan Karumkit Tk. III Baladhika Husada Nomor SK/ / I / 2015 Tanggal 05 Januari 2015 Tentang Pemberlakuan Kamus Indikator mutu Rumah Sakit... i,ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv.v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUJUAN Tujuan umum Tujuan khusus... 1 C. RUANG LINGKUP DAN TATA URUT... 2 D. LANDASAN BAB II DEFINISI OPERASIONAL BAB III KEY PERFORMANCE INDICATOR (QPI) A. INDIKATOR MUTU KLINIK a. IAK 1 Evaluasi asesmen pasien b. IAK 2 Layanan laboratorium c. IAK 3 Pelayanan radiologi d. IAK 4 Prosedur pembedahan e. IAK 5 Penggunaan antibiotic dan pengobatan lainnya f. IAK 6 Kesalahan obat dan kejadian nyaris cidera g. IAK 7 Penggunaan anestesi dan sedasi h. IAK 8 Penggunaan darah dan produk darah i. IAK 9 Ketersediaan isi dan penggunaan catatan tentang pasien j. IAK 10 Pencegahan dan pengedalian, pengawasan serta pelaporan infeksi B. INDIKATOR INTERNATIONAL LIBRARY OF MEASURE (IIL) a. IIL 1. Pasien anak dengan asma yang mendapatkan terapi relievers selama perawatan di rumah sakit b. IIL 2. Pasien anak dengan asma yang mendapatkan terapi kortikosteroid sistemik selama perawatan di rumah sakit c. IIL 3. Angka kejadian phlebitis d. IIL 4. Wanita pada kehamilan pertama dengan satu bayi dan posisi normal melahirkan dengan proses persalinan cesarean section pada usia kehamilan minggu e. IIL 5. Pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir selama dirawat di rumah sakit C. INDIKATOR AREA MANAJERIAL (IAM) a. IAM 1. Pengadaan rutin alat medis dan obat b. IAM 2. Pelaporan kegiatan, seperti diatur oleh undang-undang dan peraturan c. IAM 3. Manajemen Resiko d. IAM 4. Manajemen Penggunaan Sumber Daya Manusia e. IAM 5. Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga pasien f. IAM 6. Harapan dan kepuasan staf g. IAM 7. Demografi pasien dan diagnosis klinis h. IAM 8. manajemen keuangan i. IAM 9. Pencegahan dan pengendalian, pengawasan, serta pelaporan infeksi D. INDIKATOR 6 (ENAM) SASARAN KESELAMATAN PASIEN 45 iv

6 a. ISKP 1. Mengidentifikasi pasien dengan benar Rapat b. ISKP 2. Meningkatkan komunikasi yang efektif c. ISKP 3. Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan Yang Harus Diwaspadai d. ISKP 4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar 53 e. ISKP 5. Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan f. ISKP 6. Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh. 57 BAB IV PENUTUP v

7 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mutu adalah faktor yang mendasar dari pelanggan. Mutu adalah penentuan pelanggan berdasarkan atas pengalaman nyata pelanggan terhadap produk dan jasa pelayanan, mengukurnya, mengharapkannya, dijanjikan atau tidak, sadar atau hanya dirasakan, operasional teknik atau subyektif sama sekali dan selalu menggambarkan target yang bergerak dalam pasar yang kompetitif (Wiyono, 1999). Berbagai definisi tentang mutu berikut memberikan gambaran bahwa mutu mengandung pengertian yang luas, sebagai contoh : Juran menyebutkan bahwa mutu produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan; Crosby mendefinisikan mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan; Deming mendefinisikan mutu, bahwa mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar; Feigenbaum mendefinisikan mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya; Garvin dan Davis menyebutkan bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Dari berbagai definisi tersebut diatas memberikan gambaran bahwa mutu memiliki dimensi yang luas, namun secara keseluruhan definisi tentang mutu menggambarkan sesuatu yang penting untuk diwujudkan oleh organisasi sebagai bukti kemampuan organisasi memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur atau fenomena yang dapat diukur. Indikator mutu asuhan kesehatan atau pelayanan kesehatan dapat mengacu pada indikator yang relevan berkaitan dengan struktur, proses, dan outcomes. Selanjutnya Indikator dispesifikasikan dalam berbagai kriteria. Penetapan indikator mutu adalah mutlak diperlukan agar organisasi dapat mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan dalam berbagai dimensi serta selanjutnya dapat mengambil tindak lanjut atas hasil evaluasi yang diperoleh sebagai dasar melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan hasil kearah yang lebih baik lagi. Mutu asuhan kesehatan suatu organisasi pelayanan kesehatan dapat diukur dengan memperhatikan atau memantau dan menilai indikator, kriteria, dan standar yang diasumsikan relevan dan berlaku sesuai dengan aspek-aspek struktur, proses, dan outcome dari organisasi pelayanan kesehatan tersebut. Indikator mutu rumah sakit akan mencerminkan mutu pelayanan dari rumah sakit tersebut. Fungsi dari penetapan indikator tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan Ketetapan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Tujuan umum penyusunan kamus indicator mutu Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada adalah untuk memberikan pedoman dalam upaya pengelolaan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada. 2. Tujuan Khusus a. Menjadi panduan dalam mengontrol mutu pelayanan. vi

8 b. Mengarahkan upaya-upaya peningkatan mutu lebih spesifik dan terarah c. Memberikan kemudahan bagi unit kerja dalam memahami indicator mutu yang dimaksud C. RUANG LINGKUP DAN TATA URUT Ruang lingkup kamus Indikator ini meliputi jenis dan macam indicator mutu yang telah ditetapkan melalui Surat keputsan Kepala Rumah Sakit baik pada area manajemen, area klinis maupun sasaran keselamatan pasien dengan Kay Performa Indicator untuk masing-masing indicator yang dipilih. Tata urut penyusunan kamus indicator mutu ini meliputi: Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 : Pendahuluan : Definisi : Key Performa Indikator (QPI) Mutu dan Keselamatan pasien : Penutup D. LANDASAN Penyusunan Kamus Indikator Mutu ini didasarkan pada berbagai regulasi sebagai berikut: 1. Undang-undang no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. 2. Undang-undang 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. 3. Undang-undang 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit 4. Undang-undang no 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik; 5. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 129/MENKES/PER/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; 6. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran. 7. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien; 8. Ketetapan Kepala Rumah Sakit Tk. III Baladhika HusadaNomor Kep / / / 2015 tentang Pemberlakuan 9 Indikator Mutu Manajerial Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada. 9. Ketetapan Kepala Rumah Sakit Tk. III Baladhika HusadaNomor Kep / / / 2015 tentang Pemberlakuan 10 Indikator Mutu Klinis Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada. 10. Ketetapan Kepala Rumah Sakit Tk. III Baladhika HusadaNomor Kep / / / 2015 tentang Pemberlakuan 6 Indikator Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada 11. Ketetapan Kepala Rumah Sakit Tk. III Baladhika HusadaNomor Kep / / / 2015 tentang Pemberlakuan 5 Indikator Jcl Library Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada vii

9 BAB II DEFINISI OPERASIONAL A. Kamus Indikator adalah buku yang berisi tentang berbagai macam indicator mutu pelayanan yang telah ditetapkan beserta key performa indicator nya baik pada area manajerial, area klinis maupun sasaran keselamatan pasien. B. Numerator ( pembilang ) adalah besaran nilai pembilang dalam rumus indikator kinerja. C. Denominator ( penyebut ) adalah besaran nilai pembagi dalam rumus indikator kinerja. D. Dimensi mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu pelayanan yang diberikan, berdasarkan standar WHO dilihat dari : 1. Kelayakan 2. Ketersediaan : tingkat perawatan dan pelayanan yang tepat, tersedia sesuai kebutuhan. 3. Kesinambungan (Continuity) : tingkat perawatan dan pelayanan dikoordinasi antar dsiplin ilmu, antar organisasi sepanjang waktu 4. Ketepatan waktu (timelines) : tingkat perawatan dan pelayanan diberikan sesuai waktu yang diperlukan 5. Keselamatan : Tingkat perawatan dan pelayanan dimana risiko intervensi dan risiko di lingkungan direduksi untuk pasien, keluarga, residen, ternasuk petugas kesehatan. 6. Kehormatan dan harga diri : tingkat perawatan dan pelayanan diberikan dengan menghargai kebutuhan, harapan dan keinginan individu, dimana individu dilibatkan dalam Ketetapan perawatan dan pelayanan mereka 7. Manfaat : perawatan dan pelayanan yang diterima pasien bermanfaat. 8. Efektivitas : tingkat perawatan dan pelayanan diberikan sesuai pengetahuan untuk mencapai outcome yang diinginkan. 9. Efisiensi : hubungan antara outcome (hasil perawatan dan pelayanan) dan sumberdaya yang digunakan untuk memberikan perawatan dan pelayanan. 10. Efficacy : tingkat perawatan dan pelayanan telah memenuhi harapan atau outcome yang diinginkan E. Metodologi pengumpulan data : 1. Retrospektif : data diambil dari kegiatan yang telah lalu 2. Concurrent : data diambil dari kegiatan yang baru dimulai/ akan dilakukan F. Sampel : merupakan jumlah pasien/ individu dari populasi yang akan dimasukkan dalam analisa. G. Kriteria : 1. Inklusi : jumlah sampel yang akan diambil, yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan untuk dianalisa. 2. Eksklusi : jumlah sampel yang tidak memenuhi kriteria untuk dianalisa H. Tipe indikator : indikator yang diukur dapat diambil dari 1. Struktur : mengukur sarana prasarana/ sumber daya 2. Proses : mengukur proses/ kegiatan 3. Outcome : mengukur hasil dari suatu proses/ kegiatan I. Sumber data : asal atau tempat memperoleh data (primer atau sekunder), atau sumber bahan nyata / keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan. J. Pengumpul data : orang yang diberi tanggung jawab untuk mengumpulkan data di setiap satuan kerja. K. Periode waktu pelaporan : waktu pelaporan, harian, bulanan, triwulanan, semester atau tahunan. viii

10 L. Tempat pengumpulan data : tempat/ satuan kerja yang mengumpulkan data indikator kinerja mutu dan keselamatan pasien, adalah semua satuan kerja, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan. M. Target (dalam %) : Sasaran ( batas ketentuan ) yang telah ditetapkan untuk dicapai yang merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur. ix

11 BAB III KEY PERFORMA INDIKATOR (QPI) MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN A. INDIKATOR MUTU KLINIK a. Judul indikator klinik 10 Indikator mutu yang ditetapkan pada area klinik seperti tertera pada table berikut: No Indikator Judul Indikator Penanggung jawab (PJ) 1 Asesmen evaluasi pasien kecepatan pengisian assesmen keperawatan dalam rawat inap tidak boleh lebih dari 24 jam 2 Layanan Laboratorium Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium 140 menit 3 Pelayanan Radiologi Waktu tunggu hasil pemeriksaan thorax foto 180 menit Ka Instalasi Rawat Inap Kepala unit laboratorium Kepala Unit Radiologi 4 Prosedur Bedah Waktu tunggu operasi elektif Kainstalasi kamar operasi 5 Penggunaan antibiotik Waktu tunggu resep obat KaInstal Farmasi dan pengobatan lain jadi/racikan 6 Kesalahan obat dan Tidak adanya kejadian KaInstal Farmasi kejadian nyaris cedera kesalahan pemberian obat oleh 7 Penggunaan anestesi dan sedasi 8 Penggunaan darah dan produk darah 9 Ketersediaan isi dan penggunaan catatan tentang pasien 10 Pencegahan, pengendalian, pengawasan serta pelaporan infeksi farmasi Kepatuhan keluar pemulihan 100% Penerimaan darah tranfusi < 6 jam KLPCM rawat inap 100% Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode lima momen di Rawat Inap Kepala unit mawar Kepala unit laboratorium Kanit Rekam Medik Tim PPI x

12 b. Profil indikator 10 Indikator Area Klinik (IAK) 1. IAK 1: Evaluasi asesmen pasien Judul: kecepatan pengisian assesmen keperawatan dalam rawat inap tidak boleh lebih dari 24 jam INDIKATOR PMKP KLINIK STANDAR PMKP 3. Klinik 1 : Assesmen Pasien JUDUL Assesmen keperawatan rawat inap INDIKATOR TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya kecepatan pengisian assesmen keperawatan dalam rawat inap. DEFINISI Asesmen keperawatan adalah suatu proses yang sistematis dalam OPERASIONAL pengumpulan data meliputi pengkajian,analisa data,perumusan diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, Implementasi dan evaluasi untuk identifikasi status kesehatan pasien dan tidak boleh lebih dari 24 jam ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI FORMULA NUMERATOR Kelengkapan asesmen pasien meliputi pengkajian,analisa data,perumusan diagnosa dan rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi mendukung dalam efektifitas dan efisiensi pelayanan keperawatan dan membantu mempercepat pengobatan pasien Jumlah pasien baru yang dilakukan penulisan asesmen < 24 jam : Jumlah seluruh pasien baru x 100% = % Jumlah asesmen keperawatan dalam rekam medis yang terisi < 24 jam yang diisi lengkap dalam 1 bulan DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien di rawat inap ( minimal n = 50 ) TARGET 100% SAMPLING KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI METHODE ANALISA & PELAPORAN Pengumpulan data dilakukan dengan simple random sampling, yaitu dengan mengobservasi jumlah sample rekam medis yang diambil sebanyak 20% dari jumlah populasi atau 50 sampel jika jumlah populasi sedikit Seluruh pasien yang dinyatakan masuk rawat inap - Prospektif Pencatatan dilaksanakan setiap hari, dilakukan oleh Kepala instalasi rawat inap setelah pasien masuk dalam 24 jam. Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala instalasi sebagai informasi, kemudian data akan dilaporkan kepada TMKPRS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh TMKPRS AREA PIC Ruangan rawat inap Kepala Instalasi rawat inap xi

13 FORMAT No Tanggal Nama Pasien No. RM Jam Pasien masuk rawat inap Jam Pasien selesai dilakukan assesmen keperawatan Interval Waktu pencapaian Verifikasi : xii

14 2. IAK 2: Layanan laboratorium Judul: Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium 140 menit INDIKATOR PMKP KLINIK STANDAR PMKP 3. Klinik 2 : Layanan laboratorium JUDUL Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium INDIKATOR TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium patologi klinik DEFINISI OPERASIONAL Pemeriksaan laboratorium patologi klinik yang dimaksud adalah pelayanan pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia darah. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium adalah tenggang waktu yang dibutuhkan mulai pasien diambil sample oleh petugas sampling sampai dengan hasil pemeriksaan yang sudah diekspertisi diterima di ruangan rawat inap. Hasil yang diukur dalam satuan menit, untuk setiap pasien yang diperiksakan laboratorium. ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI FORMULA NUMERATOR DENOMINATOR TARGET SAMPLING KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI METODE ANALISA & PELAPORAN hasil pelayanan laboratorium khususnya patologi klinik merupakan gambaran menejemen peningkatan kualitas di unit laboratorium. Pelayanan penunjang sangat diperlukan untuk menegakan diagnosa yang tentunya harus dilakukan dalam waktu yang cepat. Berdasarkan pengalaman banyak keluhan dari dokter yang perlu waktu lebih lama untuk menerima hasil pemeriksaan laboratorium. Jumlah kumulatif waktu pemeriksaan laboratorium patologi klinik dengan waktu tunggu hasil 140 menit yang menjadi sample : Jumlah waktu kumulatif seluruh pemeriksaan laboratorium patologi klinik dalam satu bulanyang diambil menjadi sample). Jumlah waktu kumulatif pemeriksaan laboratorium patologi klinik dengan waktu tunggu hasil 140 menit dalam satu bulan yang menjadi sample. Jumlah waktu kumulatif pemeriksaan laboratorium patologi klinik dalam bulan yang sama 140 menit Pengumpulan data dilakukan dengan simple random sampling, yaitu dengan mengobservasi jumlah sample yang diambil sebanyak 20% dari jumlah populasi atau 50 sampel jika jumlah populasi sedikit Seluruh pemeriksaan patologi klinik ini dipantau untuk pasien rawat inap - Prospektif Pencatatan dilaksanakan setiap hari, dilakukan oleh petugas laboratorium patologi klinik. Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Instalasi Laboratorium Patologi Klinik sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Tim Mutu keselamatan pasien (TMKPRS) Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu keselamatan pasien (TMKPRS) AREA Unit Laboratorium Patologi Klinik xiii

15 PIC FORMAT Kepala unit laboratorium NO TANGGAL NAMA PASIEN NO. RM JENIS PEMERIKSAAN JAM SAMPEL DIAMBIL (Pk.. WIB) JAM HASIL DITERIMA DI RUANGAN (Pk.. WIB) RENTANG WAKTU KOLOM 6 & 7 (menit) Verifikasi : KET xiv

16 3. IAK 3: Layanan radiologi dan pencitraan diagnostik Judul: Waktu tunggu hasil pemeriksaan thorax foto 180 menit INDIKATOR PMKP KLINIK STANDAR PMKP 3. Klinik 3 : Pelayanan Radiologi JUDUL INDIKATOR Waktu tunggu hasil pemeriksaan thorax foto 180 menit TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan radiologi DEFINISI OPERASIONAL Waktu tunggu hasil pemeriksaan thorax foto adalah hasil dari pasien dilakukan thorax foto sampai selesai dan ada hasil yang sudah dibacakan ALASAN/ IMPLIKASI/ Pelayanan penunjang sangat diperlukan untuk menegakan diagnosa yang tentunya harus dilakukan dengan efektif. RASIONALISASI FORMULA Jumlah kumulatif waktu pasien yang dikerjakan thorax foto dengan waktu 180 menit yang menjadi sample: Jumlah kumulatif waktu seluruh pasien yang dilakukan thorax foto selama 1 bulan yang menjadi sample NUMERATOR Jumlah kumulatif waktu pasien yang dikerjakan thorax foto dengan waktu 180 menit yang menjadi sample DENOMINATOR Jumlah kumulatif waktu seluruh pasien yang dilakukan thorax foto selama 1 bulan yang menjadi sample TARGET 180 menit SAMPLING Seluruh Pasien yang dilakukan thorax foto KRITERIA INKLUSI Pasien yang dilakukan pemeriksaan thorax foto KRITERIA EKSKLUSI - METODE Prospektif Setiap bulan, Staf Instalasi Radiologi ANALISA & Setiap bulan, Kepala Instalasi Radiologi PELAPORAN AREA Unit Radiologi PIC FORMAT Kepala Unit Radiologi NO TANGGAL NAMA PASIEN NO. RM JENIS PEMERIKSAAN JAM FOTO DILAKUKAN (Pk.. WIB) JAM HASIL DITERIMA RUANGAN (Pk.. WIB) RENTANG WAKTU KOLOM 6 & 7 (menit) Verifikasi : KET xv

17 4. IAK 4: Prosedur Pembedahan Judul: Waktu tunggu operasi elektif INDIKATOR PMKP KLINIK STANDAR PMKP 3. Klinik 4: Kamar operasi JUDUL Waktu tunggu operasi elektif INDIKATOR TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya kecepatan penanganan antrian pelayanan bedah DEFINISI Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu mulai dokter OPERASIONAL memutuskan untuk operasi yang terencana sampai dengan operasi mulai ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI FORMULA NUMERATOR dilaksanakan Ketepatan dan kecepatan penanganan mengindikasikan keefektifan dan efisiensi waktu tunggu operasi elektif. Jumlah kumulatif waktu operasi yang terencana dari pasien yang dioperasi dengan waktu 2 Hari / < 48 Jam dalam satu bulan : jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan Jumlah orang operasi yang terencana dari seluruh pasien yang dioperasi dengan 2 / < 48 Jam hari dalam satu bulan Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan 2 hari / < 48 Jam Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling DENOMINATOR TARGET SAMPLING KRITERIA INKLUSI - KRITERIA - EKSKLUSI METODE Prospektif Pencatatan dilakukan oleh Kepala kamar operasi. ANALISA & PELAPORAN AREA PIC FORMAT Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala kepala kamar operasi sebagai informasi, kemudian data akan dilaporkan kepada Tim Mutu keselamatan pasien (TMKPRS). Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu keselamatan pasien (TMKPRS) Kamar operasi Ka Instalasi kamar operasi NO NAMA PASIEN NO. RM DIAGNOSA MEDIK JAM,TANGGAL PASIEN DINYATAKAN HARUS OPERASI (Pk.. WIB) JAM,TANGGAL PASIEN DIOPERASI (Pk.. WIB) RENTANG WAKTU Verifikasi : KET xvi

18 5. IAK 5 : Penggunaan antibiotik dan pengobatan lainnya Judul : Waktu tunggu resep obat jadi/racikan INDIKATOR PMKP KLINIK STANDAR PMKP 3. Klinik 5 JUDUL INDIKATOR Waktu tunggu resep obat jadi/racikan pada pasien rawat jalan TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi DEFINISI OPERASIONAL Waktu tunggu pelayanan obat jadi/racikan adalah tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat racikan. ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI Kecepatan pelayanan farmasi meningkatkan faktor kepuasan pasien yang nantinya meningkatkan mutu farmasi. FORMULA Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi/racikan pasien yang disurvey dalam satu bulan dengan waktu < 30 Menit untuk obat Jadi, Dan < 60 Menit Untuk Obat racikan : Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi/racikan pasien yang disurvey dalam bulan tersebut NUMERATOR Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi/racikan pasien yang disurvey dalam satu bulan dengan waktu < 30 Menit untuk obat Jadi, Dan < 60 Menit Untuk Obat racikan DENOMINATOR Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi/racikan pasien yang disurvey dalam bulan tersebut. TARGET < 30 Menit untuk obat Jadi, Dan < 60 Menit Untuk Obat racikan SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan simple random sampling, yaitu dengan mengobservasi jumlah sample yang diambil sebanyak 20% dari jumlah populasi atau 50 sampel jika jumlah populasi sedikit KRITERIA INKLUSI - KRITERIA EKSKLUSI - METODE Prospektif Setiap bulan, oleh staf Instalasi Farmasi ANALISA & PELAPORAN Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Farmasi AREA Instalasi Farmasi PIC Kepala Instalasi Farmasi FORMAT Contoh Jam penerimaan NO permintaan Jam pasien Rentang NAMA NO. resep menerima obat waktu PASIEN RM jadi/racikan dari jadi/racikan (Jam) pasien (Jam...WIB) KET ( Jam...WIB) dst TANGGAL xvii

19 6. IAK 6 : Kesalahan obat dan kejadian nyaris cedera Judul : Kepatuhan keluar pemulihan 100% INDIKATOR PMKP KLINIK STANDAR PMKP 3. Klinik 6 : Kesalahan obat dan kejadian nyaris cedera JUDUL Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat oleh farmasi INDIKATOR TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam mencegah kesalahan untuk mengantisipasi terjadinya kejadian nyaris cedera dalam pengobatan. DEFINISI Penulisan resep dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan resep yaitu: OPERASIONAL 1. Memenuhi persyaratan administrasi resep meliputi : a. Identitas pasien (nama, nomor rekam medik, umur, jenis kelamin) b. Identitas dokter penulis resep (nama dan paraf dokter) c. Tanggal resep d. Riwayat alergi 2. Memenuhi persyaratan farmasi, meliputi : a. Simbol R/ b. Nama obat c. Bentuk d. Kekuatan sediaan (untuk obat tunggal) e. Dosis dan jumlah obat f. Signature yang berisi aturan penggunaan g. Untuk dosis dituliskan dengan angka arab (1,2,3,dst) dalam unit yang bisa diukur seperti : mili liter, mili gram, gram (kecuali obat campuran) Kesalahan penulisan resep adalah penulisan resep yang tidak mengikuti semua ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI ketentuan tersebut diatas. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien dengan kebijakan Instalasi Farmasi tentang Keselamatan Pasien dalam mengurangi insiden yang meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Sentinel, dan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh apoteker dan tenaga farmasi, pasien dan keluarga jika terjadi insiden. FORMULA Jumlah resep obat yang di survey dan tidak lengkap dalam satu bulan: jumlah resep yang dsurveyi dalam 1 bulan x 100% = % NUMERATOR Jumlah resep obat yang di survey dan tidak lengkap dalam satu bulan DENOMINATOR jumlah seluruh resep yang dilayani di farmasi dalam bulan yang sama TARGET 0 % SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan simple random sampling, yaitu dengan mengobservasi jumlah sample resep obat yang diambil sebanyak 20% dari jumlah populasi atau 50 sampel jika jumlah populasi sedikit KRITERIA Seluruh Prescription order INKLUSI KRITERIA Resep obat yang ditunda EKSKLUSI METODE Prospektif Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh petugas Instalasi Farmasi dengan xviii

20 METODE ANALISA & PELAPORAN AREA PIC FORMAT melihat penulisan resep yang tidak mengikuti semua ketentuan persyaratan administrasi resep dan persyaratan farmasi, sampai jumlah sampel terpenuhi setiap bulannya. Prospektif Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Instalasi Farmasi sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Tim Mutu keselamatan pasien (TMKPRS). Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu keselamatan pasien (TMKPRS) Instalasi Farmasi Kepala Instalasi Farmasi NO Kelengkapan Resep 1 Nama lengkap 2 Tanggal lahir / Umur 3 Nama dokter 4 Tanggal resep 5 Unit asal obat 6 Nama obat 7 Sediaan 8 Kekuatan 9 Jumlah Numero 10 Signal aturan pakai 11 Paraf pada setiap resep 12 Berat badan 13 No RM Verifikasi : Resep dst xix

21 7. IAK 7 : Penggunaan anestesi dan sedasi Judul : Kepatuhan keluar pemulihan 100% INDIKATOR PMKP KLINIK STANDAR PMKP 3. Klinik 7 : Penggunaan anestesi dan sedasi JUDUL Kepatuhan keluar pemulihan 100% INDIKATOR TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya kepatuhan pasien keluar dari ruang recovery sesuai standard pemulihan 100% DEFINISI OPERASIONAL Kepatuhan keluar dari ruang pemulihan yang dimaksud adalah standard pasien keluar dari ruang pemulihan harus bebas dari efek anastesi yang diberikan dan ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI FORMULA pemulihan 100% Kepatuhan keluar pemulihan 100% meminimalisir terjadi kedaruratan medis pasien di ruangan dan indikasi observasi ketat pada pasien dengan anastesi dan sedasi. Jumlah pasien dengan kepatuhan keluar pemulihan 100% dalam 1 bulan (orang) : Jumlah pasien operasi dengan General Anasthesi pada periode yang sama (orang) x 100% = % NUMERATOR Jumlah pasien dengan kepatuhan keluar pemulihan 100% dalam 1 bulan (orang) DENOMINATOR Jumlah pasien operasi dengan General Anasthesi pada periode yang sama TARGET 100% SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, dengan mengidentifikasi seluruh kegiatan operasi yang dilaksanakan, data didapatkan dengan survey diruangan KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI METODE ANALISA & PELAPORAN AREA PIC Seluruh pasien operasi dengan General Anasthesi - Prospektif Setiap hari, oleh petugas Instalasi ruang mawar Setiap bulan oleh petugas Instalasi ruang mawar Instalasi Kamar Bedah Kepala unit mawar xx

22 FORMAT NO TANGGAL NAMA PASIEN NO. RM Kepatuhan pasien keluar pemulihan 100% ya Tidak KET xxi

23 8. IAK 8 : Penggunaan darah dan produk-produk darah Judul : Penerimaan darah tranfusi < 6 jam INDIKATOR PMKP KLINIK STANDAR PMKP 3. Klinik 8 : Penggunaan darah dan produk-produk darah JUDUL Penerimaan darah tranfusi < 6 jam INDIKATOR TUJUAN Tergambarnya kecepatan penerimaan darah tranfusi DEFINISI Penggunaan darah dan komponen adalah kecepatan penerimaan darah mulai OPERASIONAL dari mengambil sampel darah, pengambilan ke PMI dan penerimaan darah ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI tranfusi di ruangan yang membutuhkan waktu < 6 jam Kecepatan pemberian tranfusi mempercepat proses pengobatan pasien dan meningkatkan keselamatan pasien. FORMULA Jumlah penerimaan transfusi darah dengan waktu < 6 jam dalam 1 bulan : Jumlah kegiatan transfusi darah pada periode yang sama x 100% = % NUMERATOR Jumlah penerimaan transfusi darah yang < 6 jam dalam 1 bulan DENOMINATOR Jumlah kegiatan transfusi darah pada periode yang sama TARGET 100% SAMPLING Seluruh Pasien yang dilakukan transfusi darah KRITERIA - INKLUSI KRITERIA - EKSKLUSI METODE Prospektif Setiap bulan, oleh Staf Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) ANALISA & Setiap bulan, oleh Penanggung Jawab Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) PELAPORAN AREA Seluruh area perawatan pasien yang dilakukan transfuse PIC Kepala unit laboratorium FORMAT No dst TANGGAL NAMA PASIEN NO. RM Kecepatan penerimaan darah tranfusi Pengambilan sampel (jam) Penerimaan Kantong darah tranfusi di ruangan (jam) Ket Interval Waktu xxii

24 9. IAK 9 : Ketersediaan isi dan penggunaan catatan tentang pasien Judul : KLPCM rawat inap 100% INDIKATOR PMKP KLINIK STANDAR PMKP 3. Klinik 9 : Ketersediaan, isi, dan penggunaan catatan tentang pasien JUDUL KLPCM rawat inap 100% INDIKATOR TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya kelengkapan isi dan pencatatan rekam medik. DEFINISI OPERASIONAL Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang lengkap diisi oleh staf medis yang meliputi : identitas pasien, riwayat keluar masuk, resume dan instruksi dokter (dinyatakan lengkap/tidak lengkap oleh petugas unit Rekam Medis). Rekam medik harus disetor ke unit Rekam Medis selambat-lambatnya ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI 24 jam setelah selesai pelayanan rawat inap Sesuai dengan UU Hukum Kesehatan No. 44 tahun 2008, UU Praktek Kedokteran No. 28 tahun 2008, UU Rekam Medis hukum No. 269 tahun Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, maka tertib administrasi tidak akan berhasil. Sehingga kelengkapan rekam medis harus dipastikan dan dipatuhi untuk dilaksanakan. Rekam medis adalah bukti satu-satunya pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit Rekam medis harus benar, lengkap, terkini dan tepat waktu. Rekam medis juga merupakan skema asuransi kesehatan publik (Jamkesmas). Rata-rata ada 2 kasus per minggu yang tertunda pelayanan kesehatan saat rawat jalan dipoliklinik karena ketidaklengkapan rekam medis saat pasien pulang setelah rawat inap. FORMULA Jumlah rekam medik yang di survey dan lengkap diisi oleh staf medis dalam waktu 24 jam untuk pasien pulang rawat inap dalam satu bulan (orang) : Jumlah Rekam medis pasien yang di survey dan dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap dalam bulan yang sama (orang) x 100% = % NUMERATOR Jumlah rekam medik yang di survey dan lengkap diisi oleh staf medis dalam 24 DENOMINATOR jam untuk pasien pulang rawat inap dalam satu bulan (orang) Jumlah pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap dan di survey dalam bulan yang sama (orang) TARGET 100% SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan simple random sampling, yaitu dengan mengobservasi jumlah sample rekam medis yang diambil sebanyak 20% dari jumlah populasi atau 50 sampel jika jumlah populasi sedikit KRITERIA Seluruh pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap INKLUSI KRITERIA - EKSKLUSI METODE Prospektif Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh petugas unit Rekam Medik dengan xxiii

25 ANALISA & PELAPORAN AREA PIC FORMAT mencatat adanya kelengkapan rekam medis untuk pasien pulang rawat inap setiap bulannya. Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Penanggung Jawab Rekam Medik sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS) Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS) Unit Rekam Medik Kanit Rekam Medik NO TANGGAL NAMA PASIEN NO. RM DIVISI DPJP RUANG PERAWATAN KELENGKAPAN (lengkap/tidak lengkap) DIKIRIM 24 JAM SELETAH BPL (ya/tidak) KET dst Verifikasi : xxiv

26 10. IAK 10 : Pencegahan dan pengendalian, pengawasan, serta pelaporan infeksi Judul : Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen di Rawat Inap INDIKATOR PMKP KLINIK STANDAR PMKP 3. Klinik 10 : Pencegahan dan pengendalian, pengawasan, serta pelaporan infeksi JUDUL INDIKATOR Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode lima momen di Rawat Inap TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien DEFINISI OPERASIONAL ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI khususnya dari infeksi nosokomial Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan prosedur cuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah dan lima momen. Lima momen yang dimaksud adalah : 1. Sebelum kontak dengan pasien 2. Sebelum melaksanakan tindakan aseptic 3. Setelah kontak dengan pasien 4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien 5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling penting dalam mencegah infeksi nosokomial. Tangan adalah 'instrumen' yang digunakan untuk menyentuh pasien, memegang alat, perabot rumah sakit dan juga untuk keperluan pribadi seperti makan. Ignaz Semmelweis adalah orang pertama yang menunjukkan pentingnya penularan infeksi melalui tangan. Ketika ia menjadi staf dokter di rumah sakit di Vienna pada tahun 1840-an ia memperhatikan bahwa cuci tangan ternyata dapat mencegah penularan infeksi. Sejak itu, ditunjang dengan penelitian, cuci tangan jadi komponen paling penting dalam pencegahan infeksi. E/D x 100% = % Momen cuci tangan yang dilakukan (E) FORMULA NUMERATOR DENOMINATOR Jumlah Oppurtonity (D) TARGET 100% SAMPLING Hanya bisa observasi langsung dengan purposive sampling ketika ada kegiatan yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan dengan metode lima momen. KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI Petugas Rumah Sakit yang melakukan 5 momen (Sebelum kontak dengan pasien, sebelum melaksanakan tindakan aseptic, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien) Petugas Rumsah Sakit yang melakukan tindakan diluar 5 moment (Sebelum kontak dengan pasien, sebelum melaksanakan tindakan aseptic, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien) Audit ini dilakukan oleh Tim PPI-RS dengan dimungkinkan melakukan sampling (quick survey). Survey dilakukan dalam 30 hari dengan jumlah sample tertentu. Setiap audit per bulannya harus memenuhi target 200 xxv

27 ANALISA & PELAPORAN AREA PIC FORMAT oppurtunity (D) Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Tim PPI-RS, kemudian data akan dikoordinasikan kepada TMKPRS. Data Rumah sakit akan direkapitulasi dan dianalisis oleh petugas TMKPRS setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada Ketua TMKPRS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh TMKPRS Semua Area Klinis Ketua PPI-RS Checklist dan format observasi kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen sesuai format PPI-RS xxvi

28 B. INDIKATOR INTERNATIONAL LYBRARY OF MEASURE (IIL) a. 5 indikator international library of measure yang ditetapkan seperti tertera pada tabel berikut: No Standar Judul Indikator Penanggung jawab 1 I-CAC-1: Children s Asthma Care Pasien anak dengan asma yang Karuang Nusa (CAC) mendapatkan terapi relievers selama perawatan di rumah sakit Indah 2 I-CAC-2: Children s Asthma Care Pasien anak dengan asma yang Karuang Nusa (CAC) mendapatkan terapi kortikosteroid Indah sistemik selama perawatan di rumah sakit 3 I-VTE-1: Venous Thromboemlism (VTE) Angka kejadian phlebitis Tim PPI 4 I-PC-1: Perinatal Care (PC) Wanita pada kehamilan pertama dengan satu bayi dan posisi normal melahirkan dengan proses persalinan cesarean section pada usia kehamilan minggu 5 I-PC-2: Perinatal Care (PC) Pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir selama dirawat di rumah sakit Karuang Dahlia Karuang Dahlia xxvii

29 b. Profil Indikator International Library of measure (IIL) 1. I-CAC-1 : Children s Asthma Care (CAC) Judul : Pasien anak dengan asma yang mendapatkan terapi relievers selama perawatan di rumah sakit INDIKATOR JCls LIBRARY OF MAESURES STANDART JCls LIBRARY 1. Pengobatan pereda serangan asma pada pasien anak yang dirawat di rumah sakit karena asma JUDUL Pengobatan pereda serangan asma pada pasien anak yang dirawat di rumah sakit karena asma TUJUAN Asma adalah penyakit kronik yang paling umum pada anak-anak dan merupakan penyebab utama angka kesakitan serta dapat meningkatkan pembiayaan kesehatan. Pada anak-anak, asma adalah alasan paling sering untuk dirawat di rumah sakit. Perawatan yang tidak sesuai dalam penanganan asma diketahui sebagai kontributor utama terhadap angka kesakitan dan kematian pada anak-anak yang menderita asma. DEFINISI OPERASIONAL ALASAN DAN IMPLIKASI FORMULA Pengobatan pereda serangan asma pada pasien anak yang dirawat di rumah sakit karena asma yang dimaksud adalah hasil ukur dengan check dokumen bahwa anak yang dirawat dengan asma telah diberikan pengobatan pereda asma sejak masuk rumah sakit. Pedoman klinis merekomendasikan penggunaan pereda asma untuk mengontrol bertambah buruknya serangan asma akut dan mengurangi keparahan serangan sesegera mungkin. Pemberian obat merupakan langkah selanjutnya untuk mempertahankan kontrol. Jumlah pasien rawat inap anak dengan asma yang menerima pengobatan pereda serangan asma selama dirawat di rumah sakit dalam 1 bulan (orang) : Jumlah pasien rawat inap anak-anak (usia 2 sampai 17 tahun) yang pulang / keluar rumah sakit dengan diagnosa utama asma dalam 1 bulan (orang) x 100% NUMERATOR Jumlah pasien rawat inap anak dengan asma yang menerima pengobatan pereda serangan asma selama dirawat di rumah sakit dalam 1 bulan DENOMINATOR Jumlah pasien rawat inap anak-anak (usia 2 sampai 17 tahun) yang pulang / keluar rumah sakit dengan diagnosa utama asma dalam 1 bulan TARGET 100% KRITERIA INKLUSI Pasien pulang / keluar rumah sakit dengan : 1. Pasien asma sesuai dengan prinsip pengkodingan diagnosa ICD seperti dijelaskan pada CP 2. Berusia 2 sampai 17 tahun KRITERIA EKSKLUSI Pasien dengan dokumentasi Alasan Tidak Memberikan Pereda. METODE Prospektif Setiap hari, dengan total sampling jika ada pasien anak dengan asma sesuai dengan kriteria inklusi, oleh staf Instalasi Rawat Inap REKAPITULASI Setiap bulan, oleh staf Instalasi Rawat Inap UNIT ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Rawat Inap PELAPORAN AREA Instalasi Rawat Inap PIC Ka ruangan Nusa Indah xxviii

30 FORMAT NO TANGGAL NAMA PASIEN / UMUR NO. RM PENGOBATAN PEREDA SERANGAN ASMA (ya/tidak) PENGGUNAAN SYSTEMIC CORTICOSTEROIDS (ya/tidak) TANGGAL / JAM PASIEN MENINGGAL CAUS A KET dst Verifikasi : xxix

31 2. I-CAC : Children s Asthma Care (CAC) Judul : Pasien anak dengan asma yang mendapatkan terapi kortikosteroid sistemik selama perawatan di rumah sakit INDIKATOR JCls LIBRARY OF MAESURES STANDART JCls LIBRARY 2. Penggunaan systemic corticosteroids pada pasien anak rawat inap penderita asma JUDUL Penggunaan systemic corticosteroids pada pasien anak rawat inap penderita asma TUJUAN Asma adalah penyakit kronik yang paling umum pada anak-anak dan merupakan penyebab utama angka kesakitan serta dapat meningkatkan pembiayaan kesehatan. Pada anak-anak, asma adalah alasan paling sering untuk dirawat di rumah sakit. Perawatan yang tidak sesuai dalam penanganan asma diketahui sebagai kontributor utama terhadap angka kesakitan dan kematian pada anakanak yang menderita asma. DEFINISI OPERASIONAL ALASAN DAN IMPLIKASI FORMULA NUMERATOR DENOMINATO R TARGET 100% KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI METODE REKAPITULASI UNIT ANALISA & PELAPORAN AREA PIC Penggunaan systemic corticosteroids pada pasien rawat inap anak penderita asma yang dimaksud adalah hasil ukur dengan check dokumen bahwa anak penderita asma yang dirawat di rumah sakit telah diberikan pengobatan systemic corticosteroids. Pedoman klinis untuk manajemen asma bagi anak-anak merekomendasikan penggunaan systemic corticosteroids untuk mengontrol bertambah buruknya kejadian asma akut serta mengurangi kesakitan sesegera mungkin. Pemberian obat merupakan langkah selanjutnya untuk mempertahankan kontrol. Jumlah pasien rawat inap anak-anak penderita asma yang mendapatkan systemic corticosteroid sselama dirawat di rumah sakit dalam 1 bulan (orang) : Jumlah pasien rawat inap anak-anak (usia 2 sampai 17 tahun) yang pulang / keluar rumah sakit dengan diagnosa utama asma dalam 1 bulan (orang) x 100% Jumlah pasien rawat inap anak-anak penderita asma yang mendapatkan systemic corticosteroids selama dirawat di rumah sakit dalam 1 bulan Jumlah pasien rawat inap anak-anak (usia 2 sampai 17 tahun) yang pulang / keluar rumah sakit dengan diagnosa utama asma dalam 1 bulan Pasien pulang / keluar rumah sakit dengan : 1. Pasien asma sesuai dengan prinsip pengkodingan diagnosa ICD seperti dijelaskan pada CP. 2. Berusia 2 sampai 17 tahun Pasien dengan dokumentasi Alasan Tidak Memberikan Systemic Corticosteroids. Prospektif Setiap hari, dengan total sampling jika ada pasien anak dengan asma sesuai dengan kriteria inklusi, oleh staf Instalasi Rawat Inap Setiap bulan, oleh staf Instalasi Rawat Inap Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Inap Ka ruangan Nusa Indah xxx

32 FORMAT NO TANGGAL NAMA PASIEN / UMUR NO. RM PENGOBATAN PEREDA SERANGAN ASMA (ya/tidak) PENGGUNAAN SYSTEMIC CORTICOSTEROIDS (ya/tidak) KET dst Verifikasi : Sumber : Pedoman JCI s Library Of Measures xxxi

33 3. I-VTE : Venous Thromboemlism (VTE) Judul : Angka kejadian phlebitis INDIKATOR JCls LIBRARY OF MAESURES STANDART JCls LIBRARY 3. Angka kejadian phlebitis JUDUL Angka kejadian phlebitis TUJUAN Tergambarnya kualitas pemasangan dan perawatan catheter intravena DEFINISI Angka kejadian phlebitis adalah kejadian yang ditandai dengan salah satu atau OPERASIONAL lebih tanda phlebitis (rubor, kalor, dolor, bengkak, malfungsi) pada daerah saat dan/atau selama insersi catheter intravena atau bekas insersi catheter intravena setelah 3 x 24 jam. Klasifikasi phlebitis : 1. Phlebitis Mekanik : Phlebitis jenis ini berkenaan dengan pemilihan vena dan penempatan kanula, ukuran kanula yang terlalu besar dibandingkan dengan ukuran vena, fiksasi kanula yang tidak adekuat, manipulasi berlebihan terhadap sistem dan pergerakan ekstremitas yang tidak terkontol. flebitis mekanik terjadi cedera pada tunika intima vena 2. Phlebitis Kimiawi : Phlebitis ini berkenaan dengan respon tunika intima terhadap osmolaritas cairan infus. Respon radang dapat terjadi karena ph dan osmolaritas atau obat juga karena sifat kimia bahan kanula yang digunakan 3. Phlebitis Bakterial : Merupakan radang pada vena yang dikaitkan dengan infeksi bakteri. Dalam infeksi nosokomial (terjadi setelah 3 x 24 jam) dikenal dengan Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) Untuk ketiga jenis phlebitis harus didokumentasikan karena, Bila phlebitis terjadi, kemungkinan terjadinya laju Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) ALASAN DAN IMPLIKASI memang meningkat Sama halnya dengan decubitus, phlebitis juga merupakan masalah yang serius karena dapat mengakibatkan meningkatnya biaya, lama perawatan di rumah sakit serta memperlambat program rehabilitasi bagi penderita. FORMULA Jumlah kejadian phlebitis baru yang teridentifikasi dalam 1 bulan (jumlah) : Jumlah pemasangan catheter intravena baru (hitung setiap kali jumlah penusukan catheter intravena) dalam 1 bulan x 100% = 100% NUMERATOR Jumlah kejadian phlebitis baru yang teridentifikasi dalam 1 bulan DENOMINATOR Jumlah pemasangan catheter intravena baru (hitung setiap kali jumlah penusukan catheter intravena) dalam 1 bulan TARGET 5%0 KRITERIA INKLUSI Seluruh pasien dengan pemasangan catheter intravena baru KRITERIA EKSKLUSI Pasien infeksi lain (dermatitis, dll) yang tidak diawali dengan pemasangan catheter intravena baru METODE Prospektif Pencatatan ruangan dilaksanakan setiap hari dengan total sampling. Surveilans/verifikasi dengan : teknik sampling setiap hari Jumat minggu ke III bulan periode survey, dilaksanakan dengan purposive sampling sesuai kriteria inklusi, oleh staf surveilans mutu 3 bulan sekali REKAPITULASI UNIT ANALISA & PELAPORAN Setiap bulan, oleh Tim PPI Setiap bulan, oleh Tim PPI xxxii

34 AREA PIC FORMAT Ruang Rawat Inap Tim PPI N O TANGGAL JUMLAH PEMASANGA N CATHETER INTRAVENA BARU JUMLAH KEJADIAN PHLEBITIS BARU YANG TERIDENTIFIKASI JENIS PHLEBITIS SESUAI KOLOM 4 (mekanik/kimia/i ADP) HARI KEJADIAN PHLEBITIS TERIDENTIFIKASI SETELAH WAKTU PEMASANGAN CATH IV (hari ke ) ds t Verifikasi : KET xxxiii

35 4. I-PC : Perinatal Care (PC) Judul : Wanita pada kehamilan pertama dengan satu bayi dan posisi normal melahirkan dengan proses persalinan cesarean section pada usia kehamilan minggu INDIKATOR JCls LIBRARY OF MAESURES STANDART JCls LIBRARY 4. Wanita pada kehamilan pertama dengan satu bayi dan posisi normal melahirkan dengan proses persalinan cesarean section pada usia kehamilan minggu JUDUL Wanita pada kehamilan pertama dengan satu bayi dan posisi normal melahirkan dengan proses persalinan cesarean section pada usia kehamilan minggu TUJUAN Penelitian menunjukkan bahwa apabila kelahiran dipaksakan saat cervix belum siap, maka outcomenya akan buruk. Penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan induksi kelahiran dapat membuat perbedaan pada hasil kelahiran. DEFINISI OPERASIONAL ALASAN DAN IMPLIKASI FORMULA Wanita pada kehamilan pertama dengan satu bayi dan posisi normal melahirkan dengan proses persalinan cesarean section pada usia kehamilan minggu adalah apa bila pemeriksaan dokter kandungan telah menyatakan bahwa kehamilan pertama dengan satu bayi dan posisi normal yang dapat dilakukan persalinan dengan normal, maka ketika melahirkan dengan proses persalinan cesarean section pada usia kehamilan minggu maka merupakan operasi SC yang seharusnya tidak dilakukan, namun dapat diusahan normal Penelitian menunjukkan bahwa apabila kelahiran dipaksakan saat cervix belum siap, maka outcomenya akan buruk. Faktor dokter merupakan pemicu utama adanya perbedaan angka kelahiran anak pertama dengan induksi dan angka admisi kelahiran prematur anak pertama dibanding faktor karakteristik pasien atau diagnosa obstetrik. Jumlah pasien dengan operasi SC pada kehamilan pertama dengan satu bayi dan posisi normal usia kehamilan minggu dalam 1 bulan (orang) : Jumlah pasien pada kehamilan pertama yang melahirkan bayi tunggal hidup dengan posisi normal pada usia kehamilan minggu dalam 1 bulan (orang) x 100% NUMERATOR Jumlah pasien dengan operasi SC pada kehamilan pertama dengan satu bayi dan posisi normal usia kehamilan minggu dalam 1 bulan DENOMINATOR Jumlah pasien pada kehamilan pertama yang melahirkan bayi tunggal hidup dengan posisi normal pada usia kehamilan minggu dalam 1 bulan TARGET 0% KRITERIA INKLUSI Prinsip pengkodingan diagnosa ICD untuk cesarean section seperti dijelaskan pada Apendiks A, tabel pada wanita dengan usia kehamila minggu. KRITERIA EKSKLUSI 1. Prinsip pengkodingan diagnosa ICD untuk kontraindikasi terhadap persalinan per vaginal 2. Kehamilan risiko tinggi METODE Prospektif Setiap bulan, dengan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi, dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Kebidanan dan Instalasi Kamar Bedah xxxiv

36 REKAPITULASI UNIT ANALISA & PELAPORAN AREA PIC FORMAT Setiap bulan, dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Kebidanan dan Instalasi Kamar Bedah Setiap bulan, dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Kebidanan dan Instalasi Kamar Bedah Ruang Perawatan Kebidanan dan Instalasi Kamar Bedah Ka Ruangan Dahlia Khusus Persalinan SC yang dilakukan pada ibu dengan kehamilan pertama dengan bayi tunggal hidup posisi normal kehamilan minggu N O TANGGAL PERSALINAN NAMA PASIEN / UMUR NO. RM DOKTER OPERATOR INDIKASI SC JUMLAH SELURUH PASIEN KEHAMILAN PERTAMA DENGAN BAYI TUNGGAL HIDUP POSISI NORMAL KEHAMILAN minggu BULAN INI ds t Verifikasi : KE T Sumber : Pedoman JCI s Library Of Measures xxxv

37 5. I-PC-2 : Perinatal Care (PC) Judul : Pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir selama dirawat di rumah sakit INDIKATOR JCls LIBRARY OF MAESURES STANDART JCls LIBRARY 5. Memberikan ASI ekslusif selama bayi yang baru lahir dirawat di rumah sakit JUDUL Memberikan ASI ekslusif selama bayi yang baru lahir dirawat di rumah sakit TUJUAN Memberikan ASI eksklusif kepada bayi DEFINISI OPERASIONAL ALASAN DAN IMPLIKASI Memberikan ASI ekslusif selama bayi yang baru lahir dirawat di rumah sakit yang dimaksud adalah apabila bayi masih berada dirumah sakit maka bayi diharapkan harus benar-benar mengkonsumsi hanya ASI tanpa adanya susu formula yang diberikan. KIE diberikan kepada ibu untuk selanjutnya memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi merupakan tujuan utama WHO dan organisasi ibu dan anak lainnya. Penelitian terkini menunjukkan manfaat kegiatan menyusui eksklusif pada bayi baru lahir. FORMULA Jumlah bayi baru lahir yang hanya diberikan hanya ASI selama di rumah sakit sejak dilahirkan (orang) : Jumlah Bayi baru lahir yang pulang / keluar rumah sakit dalam periode 1 bulan (orang) x 100% NUMERATOR Jumlah bayi baru lahir yang hanya diberikan hanya ASI selama di rumah sakit sejak dilahirkan DENOMINATOR Jumlah Bayi baru lahir yang pulang / keluar rumah sakit dalam periode 1 bulan TARGET 100% KRITERIA INKLUSI Bayi sehat yang lahir hidup Bayi tidak ada kontra indikasi pemberian ASI KRITERIA EKSKLUSI - METODE Prospektif Setiap bulan, dengan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi, dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Kebidanan dan Instalasi Kamar Bedah REKAPITULASI UNIT Setiap bulan, dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Kebidanan dan Instalasi ANALISA & PELAPORAN AREA PIC FORMAT Kamar Bedah Setiap bulan, dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Kebidanan dan Instalasi Kamar Bedah Ruang Perawatan Perina Ka Ruangan Dahlia Khusus bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif NO TANGGAL PERSALINAN NAMA BAYI NO. RM JENIS SUSU YANG DIBERIKAN ALASAN TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF (diluar kriteria eksklusi) JUMLAH BAYI BARU LAHIR YANG PULANG / KELUAR RUMAH SAKIT BULAN INI dst Verifikasi : KET Sumber : Pedoman JCI s Library Of Measures xxxvi

38 INDIKATOR AREA MANAJERIAL (IAM) a. 9 Indikator mutu menejerial yang telah ditetapkan seperti tertera pada table berikut: No Indikator Judul Indikator Penanggung jawab (PJ) 1 Pengadaan rutin alat medis Obat formularium tersedia Kainstal Farmasi dan obat 2 Pelaporan kegiatan, seperti Ketepatan Waktu Pengiriman Kauryanmed diatur oleh undang-undang dan peraturan Laporan Bulanan Ke dinkes, denkes dan kakesdam 3 Manajemen resiko Genset menyala setelah listrik PLN padam < 10 detik Kepala Unit Urdal 4 Manajemen Penggunaan Ketepatan waktu kenaikan Kepala Urusan Sumber Daya Manusia Pangkat Personalia (Kaur Tuud) 5 Harapan dan kepuasan pasien Kepuasan Pelanggan (Pasien) Ketua Tim Mutu dan keluarga pasien Keselamatan Rumah Sakit (TMKPRS) 6 Harapan dan kepuasan staf Kepuasan Pegawai Kepala Urusan Personalia (Kaur Tuud) 7 Demografi dan diagnosis Data demografi pasien dan Kepala rekam medis klinis pasien diagnosis klinis tersedia 100% 8 Manajemen keuangan Cost recovery Kabina yanmasum 9 Pencegahan dan pengendalian, pengawasan, serta pelaporan infeksi Angka kejadian Phlebitis di Rumah Sakit Katim PPI xxxvii

39 b. Profil indikator AREA manajerial (IAM) 1. IAM 1 : pengadaan rutin alat medis dan obat Judul : Obat formularium tersedia INDIKATOR PMKP MANAJERIAL STANDAR PMKP 3. Manajerial 1 : pengadaan rutin alat medis dan obat JUDUL INDIKATOR Obat formularium tersedia TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya ketersediaan obat sesuai formularium DEFINISI OPERASIONAL Fomularium obat adalah daftar obat yang digunakan di rumah sakit yang telah ditetapkan jumlah item nama/jenis obat dalam hal ini meliputi 1 obat paten dan 2 obat generik ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI Formularium Rumah Sakit (FRS) adalah suatu daftar obat baku beserta peraturannya yang digunakan sebagai pedoman dalam pemakaian obat di suatu rumah sakit yang dipilih secara rasional, berdasarkan informasi obat yang sah dan kebutuhan pasien di rumah sakit. FORMULA Jumlah ketersediaan obat yang sesuai daftar formularium yang ada dalam 1 bulan : Jumlah ketersediaan obat yang harus ada sesuai formularium yang dibuat x 100% = % NUMERATOR Jumlah ketersediaan obat yang sesuai daftar formularium yang ada dalam 1 bulan DENOMINATOR Jumlah ketersediaan obat yang harus ada sesuai formularium dalam 1 bulan TARGET 100% SAMPLING Seluruh item obat yang diorder dalam resep setiap pasien KRITERIA INKLUSI Resep obat yang ditunda KRITERIA EKSKLUSI - METODE Prospektif Setiap bulan, oleh staf Instalasi Farmasi ANALISA & PELAPORAN Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Farmasi AREA Instalasi Farmasi PIC FORMAT Kepala Instalasi Farmasi Contoh NO Nama pasien No RM Jumlah permintaan obat dalam resep Jumlah ketersediaan obat sesuai formularium dst KET xxxviii

40 2. IAM 2 : Pelaporan kegiatan, seperti diatur oleh undang-undang dan peraturan Judul : Ketepatan Waktu Pengiriman Laporan Bulanan Ke dinkes, denkes dan kakesdam INDIKATOR PMKP MANAJERIAL STANDAR PMKP 3. Manajerial 2 : Pelaporan kegiatan, seperti diatur oleh undangundang dan peraturan JUDUL INDIKATOR Ketepatan Waktu Pengiriman Laporan Bulanan Ke dinkes, denkes dan kakesdam TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya ketepatan waktu pengiriman laporan sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan setiap tanggal 15 pada bulan berikutnya, untuk mendapatkan feed back yang lebih cepat. DEFINISI OPERASIONAL Jumlah laporan bulanan yang dapat dikirim tepat waktu (setiap tanggal 15 bulan berikutnya) ke dinkes dan denkes. Laporan yang dikirim setiap bulan yaitu : 1. Laporan data pasien rawat inap ( Form RL 1. 1 ) 2. Laporan data pasien rawat jalan ( Form RL 1. 1 ) 3. Laporan kebidanan dan Perinatologi (Form RL 1. 4) 4. Laporan kegiatan pembedahan (Form RL 1. 5) 5. Laporan pelayanan Rehab Medik (Form 1. 13) 6. Laporan data keadaan morbiditas RI RS (Form RL 2a 7. Laporan data dasar RS (Form RL 3) 8. Laporan data ketenagaan RS (Form RL 4) 9. Laporan data ALKES RS (Form RL 5) 10. Laporan data kegiatan kesehatan lingkungan (Form RL 5) ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI 11. Laporan Infeksi nosokomial (Form RL 6) Ketepatan waktu pengiriman laporan merupakan kewajiban setiap rumah sakit untuk memberikan data kepada dinkes,denkes Sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada unit kerja masing-masing. FORMULA Jumlah Laporan terkirim pada tgl 15 (pcs) : Jumlah Laporan yang harus terkirim pada tgl 15 (pcs) x 100% = % NUMERATOR Jumlah Laporan Bulanan yang terkirim pada tanggal 15 bulan berikutnya DENOMINATOR Jumlah Laporan Bulanan yang harus terkirim pada tanggal 15 bulan berikutnya TARGET 100 % SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan mencatat laporan yang dikirim setiap bulan ke Dinkes dan Denkes KRITERIA INKLUSI Laporan yang dikirim setiap bulan yaitu : Laporan rawat inap HIV/AIDS, Laporan DBD, Laporan kasus diare, Laporan kasus pneumonia, Laporan maternal, Laporan perinatal, Laporan kematian neonatal, Laporan kesakitan dan kematian ibu, Laporan kesakitan dan kematian bayi, Laporan RL 2a1 (Morbiditas rawat inap terpadu), Laporan RL 2c (Imunisasi), Laporan RL 6 (Infeksi Nosokomial) KRITERIA EKSKLUSI - xxxix

41 METODE ANALISA & PELAPORAN AREA PIC FORMAT Prospektif Pencatatan dilaksanakan setiap bulan, dilakukan oleh petugas Informasi Kesehatan mengenai laporan yang dikirim setiap bulan ke Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Urusan Informasi Kesehatan sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS) Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS) Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada Kauryanmed NO NAMA LAPORAN KET TANGGAL PENGIRIMAN LAPORAN YA TIDAK Verifikasi xl

42 3. IAM 3 : Manajemen Resiko Judul : Genset menyala setelah listrik PLN padam < 10 detik INDIKATOR PMKP MANAJERIAL STANDAR PMKP 3. Manajerial 3 : Manajemen risiko JUDUL INDIKATOR Genset menyala setelah listrik PLN padam < 10 detik TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Genset menyala bila ada pemadaman listrik PLN < 10 detik DEFINISI OPERASIONAL Genset (Generator set) adalah sebuah perangkat yang mampu menghasilkan daya listrik, gabungan antara generator atau alternator dan engine yang dapat digunakan sebagai alat pembangkit listri. Genset menyala dalam waktu 10 detik setelah sumber listrik PLN padam khusus untuk ruang OK dan UGD. ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI FORMULA NUMERATOR DENOMINATOR TARGET FREKUNSI PENGUMPULAN PERIODE ANALISIS METODE ANALISA & PELAPORAN AREA PIC FORMAT Manejemen ini perlu dilaksanakan untuk mencegah terjadinya insiden di rumah sakit, dengan ketepatan waktu genset menyala dalan waktu 10 detik setelah listrik PLN padam. Jumlah rentang waktu (Jam kejadian genset menyala setelah listrik mati dikurangi jam kejadian listrik padam) dalam satu bulan : jumlah kejadian listrik PLN padam dalam periode yang sama Jumlah rentang waktu (Jam kejadian genset menyala setelah listrik mati dikurangi jam kejadian listrik padam) dalam satu bulan Jumlah kejadian listrik PLN padam dalam periode yang sama < 10 detik Tiap kejadian Tiap 6 bulan Prospektif Pencatatan dilaksanakan setiap ada insiden penyalaan genset pada waktu sumber listrik dari PLN padam Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala unit Urdal dan dilaporkan ke Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS) Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada Kepala Unit Urdal No Tanggal Nama petugas / piket Jam kejadian listrik PLN padam Jam kejadian genset menyala setelah listrik PLN padam sesuai ketentuan Rentang waktu kolom ( 4 5 ) menit Verifikasi : KET xli

43 4. IAM 4 : Manajemen Penggunaan Sumber Daya Manusia Judul : Ketepatan waktu kenaikan Pangkat INDIKATOR PMKP MANAJERIAL STANDAR PMKP 3. Manajerial 4 : Manajemen Penggunaan Sumber Daya Manusia JUDUL INDIKATOR Ketepatan waktu kenaikan Pangkat TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap kesejahteraan pegawai DEFINISI OPERASIONAL Usulan kenaikan pangkat adalah kenaikan pangkat secara periodik sesuai peraturan kepegawaian yang berlaku (UU No. 8/1974, UU No. 43/1999) FREKUENSI 1 Tahun PENGUMPULAN FORMULA Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu sesuai periode kenaikan pangkat dalam satu tahun : Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya di usulkan kenaikan pangkat dalam satu tahun X 100 % NUMERATOR Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu sesuai periode kenaikan pangkat dalam satu tahun DENOMINATOR Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya di usulkan kenaikan pangkat dalam satu tahun TARGET 100% SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan mencatat laporan jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu kenaikan pangkat dikirim selama satu tahun ke Kaur TUUD. KRITERIA INKLUSI Data jumlah seluruh pegawai yang diusulkan tepat waktu sesuai periode kenaikan pangkat. KRITERIA EKSKLUSI - METODE Prospektif Pencatatan dilakukan oleh bagian kepegawaian ANALISA & PELAPORAN Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kaur TUUD dan dilaporkan Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS) AREA Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada PIC Kepala Urusan Personalia (Kaur Tuud) FORMAT No Tanggal Nama Pangkat/Gol Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu sesuai periode kenaikan pangkat dalam satu tahun Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya di usulkan kenaikan pangkat dalam satu tahun Ketepatan waktu sesuai periode kenaikan pangkat ( Ya / Tidak ) Verifikasi : Ket xlii

44 5. IAM 5 : Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga pasien Judul : Kepuasan Pelanggan (Pasien) INDIKATOR PMKP MANAJERIAL STANDAR PMKP 3. Manajerial 5 : Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga pasien JUDUL INDIKATOR Kepuasan Pelanggan (Pasien) TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit berdasarkan elemen-elemen tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan. Memberikan informasi dan saran kepada unsur pimpinan dan semua unit kerja di Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada tentang hasil pelaksanaan kegiatan survey kepuasan pasien untuk dijadikan dasar guna menentukan kebijakan selanjutnya DEFINISI OPERASIONAL Kepuasan Pasien adalah perasaan senang atau penerimaan dengan baik dari pasien terhadap semua layanan Rumah Sakit, baik dilakukan sesuai standar maupun substandar. Parameter ukuran kepuasan ditetapkan dengan tingkat kepuasan yang diharapkan, yaitu jumlah Komulatif Nilai Sangat Baik + Baik = 100 % Penilaian tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada ditetapkan sebagai berikut : 80 % : Sangat Puas % : Puas % : Kurang Puas 40 % : Tidak Puas ALASAN/ IMPLIKASI/ Kepuasan pelanggan menggambar kan kualitas pelayanan yang RASIONALISASI diberikan. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada presepsi pelanggan (Kotler, 1994). Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau presepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa. FORMULA Jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan rumah sakit dalam tiga/enam bulan (orang) : Jumlah seluruh pasien yang disurvey dalam periode yang sama (orang) x 100% = % NUMERATOR Jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan rumah sakit dalam tiga/enam bulan DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien yang disurvey dalam periode yang sama TARGET 80% SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan simple random sampling, yaitu dengan mengobservasi jumlah sample rekam medis yang diambil sebanyak 20% dari jumlah populasi atau 50 sampel jika jumlah populasi sedikit KRITERIA INKLUSI 1. Pasien dewasa (umur 21 tahun) 2. Pasien telah dirawat inap 3. Pasien tanpa diit khusus 4. Pasien pulang hidup setiap hari xliii

45 KRITERIA EKSKLUSI 1. Penunggu pasien 2. Keluarga pasien 3. Pasien dengan gangguan jiwa 4. Pasien pulang meninggal METODE Prospektif Pencatatan dilaksanakan setiap ada pasien pulang dilakukan oleh pasien/keluarga pasien setiap hari. ANALISA & PELAPORAN Rekapitulasi dan analisa data menggunakan SPSS Versi 17/20 dilaksanakan oleh Ketua Tim Mutu Keselamatan Rumah Sakit (TMKPRS) sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi Rawat Inap. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Ketua Tim Mutu Keselamatan Rumah Sakit (TMKPRS) dan di laporkan dalam bentuk data statistik kepada Kepala Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada AREA Seluruh area rawat inap PIC Ketua Tim Mutu Keselamatan Rumah Sakit (TMKPRS) FORMAT Format kuesioner terlampir Sesuai instrument Ketua Tim Mutu Keselamatan Rumah Sakit (TMKPRS) xliv

46 6. IAM 6 : Harapan dan kepuasan staf Judul : Kepuasan Pegawai INDIKATOR PMKP MANAJERIAL STANDAR PMKP 3. Manajerial 6 : Harapan dan kepuasan staf JUDUL INDIKATOR Kepuasan Pegawai TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya persepsi pegawai terhadap elemen Keseluruhan kondisi lingkungan kerja dalam mengetahui tingkat kepuasan petugas di Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada. DEFINISI OPERASIONAL Kepuasan pegawai adalah pernyataan puas oleh pegawai terhadap elemen Keseluruhan kondisi lingkungan kerja yang ditetapkan rumah sakit, sebagai berikut : a. Puas : Apabila 60% - 100% responden menyatakan sangat setuju dan tidak setuju. b. Tidak Puas : Apabila 60% - 100% responden menyatakan kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Pegawai yang dimaksud adalah pegawai yang telah bekerja minimal 1 tahun, tidak sedang cuti, dan secara aktif masih bekerja di Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada. ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI Kepuasan kerja karyawan adalah terpenuhi atau tidaknya keinginan mereka terhadap pekerjaan. Apabila dalam lingkungan kerja seorang karyawan tidak mendapatkan apa yang diharapkan diantarannya peluang promosi yang adil, pendapatan yang baik, rekan kerja dan atasan yang menyenangkan serta kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri maka dapat dipastikan kinerja karyawan akan buruk (Timmreck, 2001). FORMULA Jumlah pegawai yang menyatakan puas (orang) : Jumlah seluruh pegawai yang disurvey dalam periode yang sama (orang) x 100% = % NUMERATOR Jumlah pegawai yang menyatakan puas (orang) DENOMINATOR Jumlah seluruh pegawai yang disurvey dalam periode yang sama TARGET 80% SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan simple random sampling, yaitu dengan mengobservasi jumlah sample rekam medis yang diambil sebanyak 20% dari jumlah populasi atau 50 sampel jika jumlah populasi sedikit KRITERIA INKLUSI 1. Pegawai yang telah bekerja minimal 1 tahun 2. Pegawai yang secara aktif masih bekerja di Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada KRITERIA EKSKLUSI 1. Pegawai yang sedang cuti 2. Pegawai yang sedang tugas belajar 3. Pegawai yang sedang sakit METODE Prospektif Rekapitulasi dilaksanakan oleh petugas personalia pada Bulan Januari tahun berikutnya. xlv

47 ANALISA & PELAPORAN AREA PIC FORMAT Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Urusan Personalia sebagai informasi awal untuk unitnya, analisa dan pelaporan dilaksanakan Kepala Urusan Personalia, maksimal terselesaikan tanggal 10 pada bulan Juni dan Januari tahun berikutnya sebagai laporan semester sebelumnya, kemudian dilaporkan kepada Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS). Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap triwulan pertama yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu Keselamatan Rumah Sakit (TMKPRS) Seluruh area Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada Kepala Urusan Personalia (Kaur Tuud) Format kuesioner terlampir NO TANGGAL KODE RESP AREA NILAI INDEKS KEPUASAN KETERANGAN (puas/tidak puas) SANGAT SETUJU SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU dst Verifikasi xlvi

48 7. IAM 7 : Demografi pasien dan diagnosis klinis Judul : Data demografi pasien dan diagnosis klinis tersedia 100% INDIKATOR PMKP MANAJERIAL STANDAR IAM 3. Manajerial 7: Demografi pasien dan diagnosis klinis JUDUL INDIKATOR Data demografi pasien dan diagnosis klinis tersedia 100% TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya data tentang Demografi pasien dan diagnosis klinis DEFINISI OPERASIONAL Data demografi pasien dan diagnosis klinis tersedia adalah tergambarnya demografi pasien dan diagnosis klinis dalam rekam medis. ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI Data yang lengkap memudahkan dalam proses identifikasi lanjutan untuk keperluan pengobatan FORMULA Jumlah Rekam medis yang lengkap terisi data demografi dan diagnosis klinis : Jumlah seluruh rekam medis dalam periode yang sama x 100% = % NUMERATOR Jumlah Rekam medis yang lengkap terisi data demografi dan diagnosis klinis DENOMINATOR Jumlah seluruh rekam medis dalam periode yang sama TARGET 100% SAMPLING Semua rekam medis yang ada pada bulan tertentu KRITERIA INKLUSI - KRITERIA EKSKLUSI - METODE Prospektif Observasi dan pencatatan dilaksanakan oleh petugas rekam medis ANALISA & PELAPORAN Petugas rekam medis yang memiliki data langsung ke Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS) AREA Unit rekam medis PIC Kepala rekam medis FORMAT NO TANGGAL Nama NO. RM dst Ketersediaan dan kelengkapan data demografi pasien dan diagnosis klinis Ya Tidak KETERANGAN xlvii

49 8. IAM 8 : manajemen keuangan Judul : Cost recovery INDIKATOR PMKP MANAJERIAL STANDAR IAM 8: manajemen keuangan JUDUL INDIKATOR Cost recovery TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya tingkat kesehatan keuangan di rumah sakit DEFINISI OPERASIONAL Cost recovery adalah jumlah pendapatan fungsional dalam periode waktu tertentu dibagi dengan jumlah pembelanjaan operasional dalam periode waktu tertentu. ALASAN/ IMPLIKASI/ Keuangan yang sehat indikasi bahwa terdapat sistem yang baik RASIONALISASI FORMULA Jumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan : Jumlah pembelanjaan operasional dalam satu bulan x 100% = % NUMERATOR Jumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan DENOMINATOR Jumlah pembelanjaan operasional dalam satu bulan TARGET > 40% SAMPLING - KRITERIA INKLUSI - KRITERIA EKSKLUSI - METODE Prospektif Observasi dan pencatatan dilaksanakan oleh bagian keuangan ANALISA & PELAPORAN Bagian bendahara yang memiliki data langsung melapor ke PMKP secara berkala AREA Anggaran PIC Kabinayanmasum FORMAT NO bulan Jumlah pendapatan fungsional Jumlah pembelanjaan operasional Cost recovery % dst xlviii

50 9. IAM 8 : Pencegahan dan pengendalian, pengawasan, serta pelaporan infeksi Judul : Angka kejadian Phlebitis di Rumah Sakit INDIKATOR PMKP manajerial STANDAR PMKP 3. Manajerial 9 : Pencegahan dan pengendalian, pengawasan, serta pelaporan infeksi JUDUL Angka kejadian Phlebitis di Rumah Sakit INDIKATOR TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit terhadap DEFINISI OPERASIONAL pencegahan insiden phlebitis Insiden plebhitis adalah kejadian infeksi yang dialami oleh pasien yang diperoleh selama dirawat di rumah sakit. Phlebitis dikakteristikan dengan adanya dua atau lebih tanda nyeri, kemerahan, bengkak, indurasi, dan teraba mengeras di bagian vena yang terpasang kateter intravena (Darmawan, 2008). ALASAN/ Upaya peningkatan pelayanan rumah sakit sebagai bagian dari pelayanan IMPLIKASI/ kesehatan bagi masyarakat adalah dengan diterbitkannya standart pelayanan RASIONALISASI minimal rumah sakit. Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit merupakan salah satu tolak ukur mutu pelayanan ruah sakit. Salah satu indicator dalam standart pelayanan rumah sakit adalah kejadian infeksi nosokomial. Salah satu bentuk kejadian infeksi nosokomial adalah insiden phlebitis. FORMULA Jumlah pasien rawat inap yang terkena insiden phlebitis dalan satu bulan : Jumlah seluruh pasien yang di ruang rawat inap dalam bulan X 100% NUMERATOR Jumlah pasien rawat inap yang terkena insiden phlebitis dalan satu bulan DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien yang di ruang rawat inap dalam bulan TARGET < 5 %0 SAMPLING Seluruh pasien yang dilakukan pemasangan infuse di rumah sakit KRITERIA INKLUSI Pasien yang dilakukan pemasangan infuse dengan adanya dua atau lebih tanda nyeri, kemerahan, bengkak, indurasi, dan teraba mengeras di bagian vena yang terpasang kateter intravena KRITERIA EKSKLUSI METODE ANALISA & PELAPORAN - Prospektif Pencatatan dilaksanakan setiap hari, dilakukan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap setiap ada pasien baru dengan risiko plebhitis. Data diukur dengan melihat secara langsung ke pasien. Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit masing-masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi Rawat Inap. Data beberapa Ruangan Rawat Inap akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala Instalasi Rawat Inap, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS). Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang xlix

51 AREA PIC FORMAT dikoordinasikan oleh Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS) Instalasi rawat inap Katim PPI NO TANGGAL NAMA PASIEN NO. RM DIAGNOSA MEDIS KEJADIAN PLEBHITIS (ya/tidak) JIKA YA PADA KOLOM 6, TERIDENTIFIKASI HARI KE BERAPA? (hari ke ) KET dst l

52 li

53 INDIKATOR 6 (ENAM) SASARAN KESELAMATAN PASIEN a. 6 Indikator Sasaran Keselamatan Pasien seperti tertera pada table berikut: No Indikator Judul Indikator Penanggung jawab (PJ) 1 Mengidentifikasi Pasien Persentase pelaksanaan standar Kepala Instalasi Rawat Dengan Benar identifikasi pasien pada pemberian Inap / Bidang Kajian identitas pasien untuk pasien rawat Keselamatan Pasien inap TMKPRS 2 Komunikasi Yang Efektif Kepatuhan prosedur pemberian obat Kepala Instalasi Rawat dengan prinsip READBACK dari Inap/ Bidang Kajian petugas Rawat Inap Kepada DPJP Keselamatan Pasien ditandatangani dalam waktu 24 jam (TMKPRS) 3 Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan Yang Harus Diwaspadai 4 Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar 5 Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan 6 Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi di Gudang Obat Farmasi Kepatuhan pelaksanaan prosedur site marking pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode lima momen di Rawat Inap Menurunkan angka insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap di rumah sakit Kepala Farmasi Instalasi Kepala Instalasi Kamar Operasi Ka Tim PPI Kepala Instalasi Rawat Inap lii

54 b. Profil indikator 6 Sasaran Keselamatan Pasien (ISKP) 1. ISKP 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar Judul : pelaksanaan standar identifikasi pasien pada pemberian identitas pasien untuk pasien rawat inap INDIKATOR PMKP SASARAN KESELAMATAN PASIEN STANDAR SKP 1 : Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar JUDUL INDIKATOR Persentase pelaksanaan standar identifikasi pasien pada pemberian identitas pasien untuk pasien rawat inap TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien DEFINISI OPERASIONAL ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI FORMULA NUMERATOR Pelaksanaan standar identifikasi pasien pada pemberian identitas pasien untuk pasien rawat inap merupakan kegiatan untuk memastikan identitas pasien dengan menggunakan gelang identifikasi sebagai berikut : Identitas pada gelang minimal tiga informasi yaitu nama lengkap, tanggal lahir dan Nomor Rekam Medik. Warna gelang identifikasi yaitu : Biru : untuk pasien laki-laki Pink : untuk pasien perempuan Kancing Merah : untuk pasien risiko tinggi (alergi) Kancing Kuning : untuk pasien risiko jatuh Kancing ungu : untuk pasien DNR Semua standar identitas pasien harus dilakukan dengan tepat dan benar, apabila ada salah satu atau lebih elemen yang tidak dilaksanakan maka dinyatakan Kejadian Nyaris Cidera (KNC). Kesalahan identifikasi pasien diakui sebagai masalah yang terbesar di dalam organisasi kesehatan. Kesalahan mengidentifikasi pasien merupakan salah satu risiko paling serius terhadap keselamatan pasien. Jumlah pasien yang dilaksanakan standar identitas dengan tepat dan benar dalam 1 bulan (pasien): Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam 1 bulan (pasien) x 100% = % Jumlah pasien yang dilaksanakan standar identitas dengan tepat dan benar dalam 1 bulan DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam 1 bulan TARGET 100% SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melihat/observasi seluruh kegiatan pemakaian gelang identifikasi pasien dalam satu bulan. KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI METODE ANALISA & Seluruh pasien rawat inap yang memakai gelang identifikasi pasien - Prospektif Dilakukan dengan total sampling setiap hari, dengan melaksanakan supervisi identitas pasien oleh kepala ruangan rawat inap untuk setiap pasien baru Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Rawat liii

55 PELAPORAN AREA PIC FORMAT Inap sebagai informasi awal untuk unit masing-masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi Rawat Inap. Data beberapa Ruangan Rawat Inap akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala Instalasi Rawat Inap, kemudian akan dilaporkan kepada Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS). Data Rumah sakit akan direkapitulasi dan dianalisis oleh petugas Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada Ketua Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS). Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS). Ruang rawat inap Kepala Instalasi Rawat Inap / Bidang Kajian Keselamatan Pasien TMKPRS NO TANGGAL NAMA PASIEN BARU NO.RM WARNA GELANG YANG DIPAKAI SESUAI DENGAN PASIEN (ya/tidak) INFORMASI PADA GELANG IDENTITAS TERDAPAT MINIMAL 2 IDENTITAS (ya/tidak) dst Verifikasi : KET liv

56 2. ISKP 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif Judul : Kepatuhan prosedur pemberian obat dengan prinsip READBACK dari petugas Rawat Inap Kepada DPJP ditandatangani dalam waktu 24 jam INDIKATOR PMKP SASARAN KESELAMATAN PASIEN STANDAR SKP 2 : Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif JUDUL INDIKATOR Kepatuhan prosedur pemberian obat dengan prinsip READBACK dari petugas Rawat Inap Kepada DPJP ditandatangani dalam waktu 24 jam TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien dengan prosedur pemberian obat dengan teknis READBACK DEFINISI OPERASIONAL ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI FORMULA NUMERATOR DENOMINATOR Kepatuhan prosedur pemberian obat pada instruksi verbal yang dimaksud adalah kesesuaian antara order dan tindakan ketika dilakukan instruksi verbal dengan dilakukan read back dengan tepat dan benar untuk instruksi obat. Prosedur Read back adalah kegiatan untuk memastikan setiap intruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi, melalui kegiatan membacakan kembali instruksi; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dengan dibaca ulang dan/atau dengan ejaan huruf alfabet instruksi obat sound a like. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan stempel Read back pada catatan instruksi dan pemberi instruksi harus segera menandatangi intruksi tersebut paling lambat dalam 1x 24 jam Komunikasi verbal khususnya pelaporan pemberian obat merupakan tindakan yang sering dilakukan dalam pelayanan di rumah sakit, kegiatan ini memiliki risiko tinggi untuk terjadinya kesalahan instruksi yang diterima, sehingga tindakan dapat membahayakan pasien. Prosedur Read back adalah kegiatan untuk memastikan setiap intruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi Jumlah prosedur pemberian obat pada instruksi verbal dilakukan prinsip read back dengan tepat dan benar dalam 1 bulan (kali) : Jumlah seluruh instruksi verbal yang terdokumentasi dalam 1 bulan (kali) x 100% = % Jumlah prosedur pemberian obat pada instruksi verbal dilakukan prinsip read back dengan tepat dan benar dalam 1 bulan Jumlah seluruh hasil pemberian obat pada instruksi verbal dilakukan prinsip read back dalam satu bulan yang dilaporkan kepada DPJP oleh petugas rawat inap TARGET 100% SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melihat dokumentasi seluruh hasil pemberian obat pada instruksi verbal yang seharusnya dilaporkan dengan READBACK dari Petugas Rawat Inap Kepada DPJP dalam satu bulan dengan melihat rekam medis KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI METODE Seluruh hasil pemberian obat pada instruksi verbal dilakukan prinsip read back yang dilaporkan oleh petugas rawat inap kepada DPJP - Prospektif lv

57 ANALISA & PELAPORAN AREA PIC FORMAT Dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap dengan melaksanakan supervisi dokumentasi seluruh hasil pemberian obat pada instruksi verbal yang seharusnya dilaporkan dengan READBACK dari Petugas Rawat Inap Kepada DPJP dalam satu bulan dengan melihat rekam medis setiap hari Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruang Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit Rawat Inap mengenai jumlah laporan pemberian obat pada instruksi verbal dilakukan prinsip READBACK dari Petugas Rawat Inap Kepada DPJP, kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi Rawat Inap. Data beberapa Ruang Rawat Inap akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala Instalasi Rawat Inap, kemudian akan dilaporkan kepada Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS). Data Rumah sakit akan direkapitulasi dan dianalisis oleh petugas Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS) setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada Ketua Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS Instalasi Rawat Inap Kepala Instalasi Rawat Inap/ Bidang Kajian Keselamatan Pasien (TMKPRS) NO TANGGAL PROFESI AREA JUMLAH INSTRUKSI VERBAL YANG TERIDENTIFIKASI JUMLAH INSTRUKSI VERBAL YANG TELAH DI READ BACK DENGAN TEPAT DAN BENAR JUMLAH INSIDEN KESALAHAN PEMBERIAN OBAT SOUND ALIKE dst Verifikasi : KET lvi

58 3. ISKP 3 : Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan Yang Harus Diwaspadai Judul : Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi di Gudang Obat Farmasi INDIKATOR PMKP SASARAN KESELAMATAN PASIEN STANDAR SKP 3 : Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan Yang Harus Diwaspadai JUDUL INDIKATOR Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi di Gudang Obat Farmasi TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien untuk labelisasi obat high alert DEFINISI OPERASIONAL Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi yang dimaksud adalah ketepatan pemberian label obat high alert sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah sakit dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse event) Yang termasuk obat high alert (lihat SPO Obat High Alert) sebagai berikut : 1. KCL 7,46% 2. NaCL 3% 3. Dextrose 40% 4. Sodium Bicarbonat 84 mg 5. HES 6% dalam NaCL 0,9% 6. Manitol 20% 7. Propofol 1% 8. Ketamin 100 mg 9. ISOFLURANE 250 MG 10. Insulin 100 IU/ml 11. EPHINEPRIN 1mg 12. Atracurium Besilat 25mg 13. Fentanyl 0,785mg 14. Mophine 10 mg 15. Pethidine 50 mg 16. Bupivacain 17. Lidocain 3% 18. Phenytoin 100 mg 19. Fluorouracil 500 mg 20. Cisplatin 10 mg 21. Cisplatin 50 mg 22. Carboplatin 150 mg 23. Carboplatin 450 mg 24. Disodium Clodonate 60 mg/ml 25. Gemcitabine Hydrochloride 100 mg 26. Paclitaxel 6 mg/ml 27. Cyclophospamide 200 mg 28. Cyclophospamide 1 gr 29. Oxaliplatin 5 mg/ml lvii 36. Gemcitabine Hydrochloride 100mg 37. Ifasfomide 1 gr 38. Ranocyte 39. Uromitexan 400 mg 40. Bevacizumab 100 mg/4ml 41. Docetaxel 0,5 ml 40 mg/ml 42. Docetaxel 2 ml 80 mg/ml 43. Doxorubicin Hcl 10 mg 44. Doxorubicin Hcl 10 mg 45. Doxorubicin Hcl 50 mg 46. Dacarbacin 200 mg 47. Epirubicin 50 mg 48. Epirubicin 10 mg 49. Leucovorin Ca 50 mg 50. Rituximab 500 mg /50 ml 51. Rituximab 100 mg/ 10 ml 52. Filgrastim 300 mcg 53. Vinorelbine 10 mg/1ml 54. Vincristine Sulfate 2 mg/ml 55. Transtuzumab 440 mg 56. Anastrozole 1 mg 57. Letrozole 2,5 mg 58. Lapatinib Difosylate 250 mg 59. Bicalutamide 50 mg 60. Ebewe 2,5 mg 61. Capecitabine 500 mg Choloro 2,2,2-Trifluroethiyl 63. Difluoremwthyl ether

59 ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI 30. Epirubicin Hidrochloride 31. Paclitaxel 30 mg 32. Paclitaxel 100 mg 33. Docetaxel 20 mg/ 1ml 34. Oxaliplatin 50 mg 35. Etopoxid 100 mg/ 5 ml Label harus diisi pada obat-obat diatas pada bagian obat yang tidak menutupi identitas obat. Apabila obat diatas tidak diberikan label high alert sesuai standar maka harus dilaporkan sebagai KNC. Obat high alert memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan insiden ketika tidak dilakukan menejemen yang benar. Obat hihg alert memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan insiden ketika tidak dilakukan menejemen yang benar. Pemberian label adalah langkah pertama mengidentifikasi obat high alert agar di diperlakukan sesuai dengan standar keamanan yang berlaku. FORMULA Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar oleh farmasi dalam 1 bulan (pcs) : Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam 1 bulan (pcs) x 100 = % NUMERATOR Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar oleh farmasi dalam 1 bulan DENOMINATOR Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam 1 bulan TARGET 100% SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melaksanakan supervisi label obat high alert oleh petugas gudang obat untuk setiap obat high alert yang diorder KRITERIA INKLUSI Seluruh prosedur pemberian obat high alert yang dilaksanakan KRITERIA - EKSKLUSI METODE Prospektif Dilakukan dengan total sampling setiap hari, dengan melaksanakan supervisi label obat high alert oleh petugas gudang obat untuk setiap obat high alert ANALISA & PELAPORAN AREA PIC yang diorder Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh petugas Gudang Obat sebagai informasi awal untuk unit nya mengenai jumlah pemberian label obat high alert, kemudian akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi Farmasi. Data Rumah sakit akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala Instalasi Farmasi setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada Ketua Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS). Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS) Instalasi Farmasi Kepala Instalasi Farmasi lviii

60 FORMAT NO TANGGAL RUANGAN JUMLAH OBAT HIGH ALERT YANG DIBERIKAN LABEL SESUAI STANDAR JUMLAH OBAT HIGH ALERT YANG DIPANTAU NAMA OBAT HIGH ALERT YANG TIDAK DIBERIKAN LABEL (KNC) KET Verifikasi : lix

61 4. ISKP 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar Judul `: Kepatuhan pelaksanaan prosedur site marking pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi INDIKATOR PMKP SASARAN KESELAMATAN PASIEN STANDAR SKP 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar JUDUL INDIKATOR Kepatuhan pelaksanaan prosedur site marking pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya kepedulian dan ketelitian operator bedah terhadap DEFINISI OPERASIONAL ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI FORMULA NUMERATOR keselamatan pasien sebelum tindakan operasi Site marking yang dimaksud adalah tindakan pemberian tanda identifikasi khusus untuk penandaan sisi kanan atau kiri pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dengan prosedur yang tepat dan benar. Prosedur site marking harus dilakukan oleh dokter operator dengan penandaan sebagai berikut : dan tanpa inisial nama dokter bedah, pada sisi lokasi operasi dalam penandaan, penandaan dilakukan pada semua kasus mencakup lateralitas ( Kanan-kiri), multiple struktur (jari tangan,jari kaki, lesi,) Surgical site marking yang tepat dan benar akan : 1. Meminimalkan resiko insiden salah tempat operasi 2. Meminimalkan risiko insiden prosedur yang salah yang dilakukan 3. Menginformasikan dan membimbing ahli bedah untuk melaksanakan operasi dengan tepat dan benar sesuai rencana Jumlah pasien yang dilakukan prosedur site marking dengan tepat dan benar dalam 1 bulan (orang) : Jumlah seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dalam 1 bulan (orang) x 100% = % Jumlah pasien yang dilakukan prosedur site marking dengan tepat dan benar dalam 1 bulan DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dalam 1 bulan TARGET 100% SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melihat dokumentasi seluruh check list keselamatan pasien operasi dalam satu bulan KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI METODE a. Kasus organ tunggal ( contoh : sectio caesaria, operasi jantung) b. Tindakan pada operasi gigi (sudah menyebutkan nama gigi) atau gigi yang mau di operasi sudah di tandai pada foto rontgen gigi atau diagram gigi c. Bayi prematur dimana pemberian tanda bisa menyebabkan tatto permanen Prospektif lx

62 ANALISA & PELAPORAN AREA PIC FORMAT Pencatatan register bedah dilakukan setiap hari di ruang penerimaan pasien (Sign In), dilaksanakan oleh staf ruangan kamar Instalasi Kamar Bedah Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Kamar Bedah sebagai informasi awal untuk unit Kamar Bedah mengenai jumlah tindakan operasi dengan dokumentasi check list keselamatan pasien operasi yang lengkap, kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi Kamar Bedah. Data beberapa Kamar Bedah akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala Instalasi Kamar Bedah, kemudian akan dilaporkan kepada Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS. Data Rumah sakit akan direkapitulasi dan dianalisis oleh petugas Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada Ketua Tim Mutu Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TMKPRS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh TMKPRS) Instalasi Kamar Bedah Kepala Instalasi Kamar Operasi Register kamar bedah (elemen kolom dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan) NO TANGGAL NAMA PASIEN NO RM TINDAKAN OPERASI SITE MARKING (ya/tidak) SITE MARKING TEPAT DAN BENAR (ya/tidak) DILAKSANAKAN OLEH DOKTER OPERATOR dengan wawancara pasien (ya/tidak) dst KET lxi

63 5. ISKP 5 : Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan Judul : Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen di Rawat Inap INDIKATOR PMKP SASARAN KESELAMATAN PASIEN STANDAR SKP 5 : Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan JUDUL INDIKATOR Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen di Rawat Inap TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien khususnya dari infeksi nosokomial DEFINISI OPERASIONAL Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan prosedur cuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah dan lima momen. Lima momen yang dimaksud adalah : 6. Sebelum kontak dengan pasien 7. Sebelum melaksanakan tindakan aseptic 8. Setelah kontak dengan pasien 9. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI 10. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling penting dalam mencegah infeksi nosokomial. Tangan adalah 'instrumen' yang digunakan untuk menyentuh pasien, memegang alat, perabot rumah sakit dan juga untuk keperluan pribadi seperti makan. Ignaz Semmelweis adalah orang pertama yang menunjukkan pentingnya penularan infeksi melalui tangan. Ketika ia menjadi staf dokter di rumah sakit di Vienna pada tahun 1840-an ia memperhatikan bahwa cuci tangan ternyata dapat mencegah penularan infeksi. Sejak itu, ditunjang dengan penelitian, cuci tangan jadi komponen paling penting dalam pencegahan infeksi. FORMULA E/D x 100% = % NUMERATOR Momen cuci tangan yang dilakukan (E) DENOMINATOR Jumlah Oppurtonity (D) TARGET 100% SAMPLING Hanya bisa observasi langsung dengan purposive sampling ketika ada kegiatan yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan dengan metode lima momen. KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI Petugas Rumah Sakit yang melakukan 5 momen (Sebelum kontak dengan pasien, sebelum melaksanakan tindakan aseptic, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien) Petugas Rumsah Sakit yang melakukan tindakan diluar 5 moment (Sebelum kontak dengan pasien, sebelum melaksanakan tindakan aseptic, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien) Audit ini dilakukan oleh Tim PPI-RS dengan dimungkinkan melakukan sampling (quick survey). Survey dilakukan dalam 30 hari dengan jumlah lxii

64 ANALISA & PELAPORAN AREA PIC FORMAT sample tertentu. Setiap audit per bulannya harus memenuhi target 200 oppurtunity (D) Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Tim PPI-RS, kemudian data akan dikoordinasikan kepada TMKPRS. Data Rumah sakit akan direkapitulasi dan dianalisis oleh petugas TMKPRS setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada Ketua TMKPRS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh TMKPRS Semua Area Klinis Ketua PPI-RS Checklist dan format observasi kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen sesuai format PPI-RS lxiii

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA EVALUASI PELAKSANAAN PEMANTAUAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA BULAN JANUARI JUNI TAHUN JEMBER, JULI 1 DETASEMEN

Lebih terperinci

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA EVALUASI PELAKSANAAN PEMANTAUAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA BULAN JULI DESEMBER TAHUN 2016 JEMBER, JANUARI

Lebih terperinci

PMKP RUMKIT TK II PUTRI HIJAU

PMKP RUMKIT TK II PUTRI HIJAU KESEHATAN DAERAH MILITER I/BUKIT BARISAN RUMAH SAKIT TK. II 01.05.01 PUTRI HIJAU LAPORAN PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU TW I, TW II, TW III, TW IV TAHUN 2016 REKAPITULASI PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

INDIKATOR AREA KLINIK (IAK) INDIKATOR AREA KLINIK

INDIKATOR AREA KLINIK (IAK) INDIKATOR AREA KLINIK A. STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PMKP RSUD CILACAP KETUA KOMITE PMKP SEKRETARIS SUB KOMITE MUTU SUB KOMITE KESELAMATAN PASIEN SUB KOMITE MANAJEMEN RISIKO RISIKO KLINIS RISIKO NON KLINIS INDIKATOR AREA KLINIK

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN Sesuai dengan misi RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, untuk dapat memberikan pelayanan bermutu dengan

Lebih terperinci

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL N o Indikator Standar Dimensi Input/Proses /Output Manajeria l/klinis 1 Kepatuhan 90% Efektifitas Proses Klinis terhadap clinical pathways

Lebih terperinci

PENILAIAN MUTU - INDIKATOR MUTU 1

PENILAIAN MUTU - INDIKATOR MUTU 1 APA ITU MUTU? Mutu bersifat persepsi dan dipahami berbeda oleh orang yang berbeda namun berimplikasi pada superioritas sesuatu hal. Penilaian indikator dapat digunakan untuk menilai mutu berbagai kondisi.

Lebih terperinci

LAPORAN LAPORAN DAFTAR ISI INDIKATOR MUTU PMKP TRIWULAN 1 TAHUN 2017

LAPORAN LAPORAN DAFTAR ISI INDIKATOR MUTU PMKP TRIWULAN 1 TAHUN 2017 LAPORAN LAPORAN DAFTAR ISI INDIKATOR MUTU PMKP TRIWULAN 1 TAHUN 2017 1. Pendahuluan X 2. Latar belakang X 3. Tujuan umum dan tujuan khusus X 4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan X 5. Cara melaksanakan

Lebih terperinci

A. `LAPORAN VALID INDIKATOR AREA KLINIS 1. Asesment pasien: Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medik Triase dan Pengkajian IGD

A. `LAPORAN VALID INDIKATOR AREA KLINIS 1. Asesment pasien: Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medik Triase dan Pengkajian IGD A. `LAPORAN INDIKATOR AREA KLINIS 1. Asesment pasien: Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medik Triase dan Pengkajian IGD Judul indikator Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medik Triase dan Pengkajian IGD Jumlah

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISA DAN GRAFIK JANUARI - PEBRUARI 2017

LAPORAN ANALISA DAN GRAFIK JANUARI - PEBRUARI 2017 LAPORAN ANALISA DAN GRAFIK UARI - PEBRUARI 17 % 95.% % 96.% Presentase kelengkapan asesmen awal keperawatan rawat inap Bulan Januari - Februari 17 % % % % % % % % % % STANDAR % % HASIL/PERSEN 95.% 96.%

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISA DAN GRAFIK JANUARI - JUNI 2016

LAPORAN ANALISA DAN GRAFIK JANUARI - JUNI 2016 Menit Menit LAPORAN ANALISA DAN GRAFIK JANUARI - JUNI 16 JAN % 88.2% FEB % 92.% MAR % 93.5% APR % 94.% MEI % 93.5% JUN % 95.% Presentase kelengkapan asesmen awal keperawatan rawat inap Bulan Januari -

Lebih terperinci

Kamus Indikator. Mutu. RSUD Lasinrang Kabupaten Pinrang. Kode Dokumen: PMKP-8/014/2017

Kamus Indikator. Mutu. RSUD Lasinrang Kabupaten Pinrang. Kode Dokumen: PMKP-8/014/2017 Kode Dokumen: PMKP-8/0/2017 Kamus Indikator 2017 Mutu Untuk meningkatkan mutu pelayanannya secara terencana sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat maka dibentuklah Komite Mutu Rumah Sakit. Kegiatan

Lebih terperinci

sury4d1_md PMKP(Peningkatan Mutu STANDAR PMKP.3. PEMILIHAN INDIKATOR DAN PENGUMPULAN DATA (STANDAR: 3; 3.1; 3.2; 3.

sury4d1_md PMKP(Peningkatan Mutu STANDAR PMKP.3. PEMILIHAN INDIKATOR DAN PENGUMPULAN DATA (STANDAR: 3; 3.1; 3.2; 3. PMKP(Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien) PEMILIHAN INDIKATOR DAN PENGUMPULAN DATA (STANDAR: 3; 3.1; 3.2; 3.3) STANDAR PMKP.3. Pimpinan rumah sakit menetapkan indikator kunci dalam struktur rumah sakit,

Lebih terperinci

November 2017 TIM PMKP

November 2017 TIM PMKP November 2017 TIM PMKP 1 INDIKATOR AREA KLINIS 2 No Indikator Indikator Penilaian Mutu Target 1 Assesment pasien Angka Ketidaklengkapan Assesment awal medis < 5% rawat inap 2 Pelayanan Laboratorium Angka

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE JULI S.D SEPTEMBER 2016

LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE JULI S.D SEPTEMBER 2016 KESEHATAN DAERAH MILITER III / SILIWANGI RUMAH SAKIT TK. II 3.5.1 DUSTIRA LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE JULI S.D SEPTEMBER 216 Jl. Dr. Dustira No.1 Cimahi Telp. 665227 Faks. 665217 email : rsdustira@yahoo.com

Lebih terperinci

PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU BULAN APRIL S.D JUNI 2016

PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU BULAN APRIL S.D JUNI 2016 KESEHATAN DAERAH MILITER III / SILIWANGI RUMAH SAKIT TK. II 3.5.1 DUSTIRA PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU BULAN APRIL S.D JUNI 216 Jl. Dr. Dustira No.1 Cimahi Telp. 665227 Faks. 665217 email : rsdustira@yahoo.com

Lebih terperinci

PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU BULAN JANUARI-MARET 2016

PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU BULAN JANUARI-MARET 2016 KESEHATAN DAERAH MILITER III / SILIWANGI RUMAH SAKIT TK. II 3.5.1 DUSTIRA PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU BULAN JANUARI-MARET 216 Jl. Dr. Dustira No.1 Cimahi Telp. 665227 Faks. 665217 email : rsdustira@yahoo.com

Lebih terperinci

HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III (BULAN JULI SEPTEMBER) TAHUN 2016

HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III (BULAN JULI SEPTEMBER) TAHUN 2016 HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III (BULAN JULI SEPTEMBER) TAHUN 2016 A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Visi Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Propinsi Jawa Barat,

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA KOMITE KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA KOMITE KEPERAWATAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016 JEMBER, JANUARI 2016 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISA DAN GRAFIK JULI - DESEMBER 2016

LAPORAN ANALISA DAN GRAFIK JULI - DESEMBER 2016 LAPORAN ANALISA DAN GRAFIK JULI - DESEMBER 16 JUL 95 AGS 93 SEP 95 OKT 96 NOV 96.5 DES 97 Presentase kelengkapan asesmen awal keperawatan rawat inap Bulan Juli - Desember 16 STANDAR HASIL/PERSEN 95 93

Lebih terperinci

LAPORAN VALIDASI INDIKATOR PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA PERIODE JANUARI-MARET 207

LAPORAN VALIDASI INDIKATOR PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA PERIODE JANUARI-MARET 207 LAPORAN VALIDASI INDIKATOR PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA PERIODE JANUARI-MARET 207 I. Pendahuluan Berdasarkan Visi Rumah Sakit Graha Husada, menjadi rumah sakit Tipe

Lebih terperinci

LAPORAN PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU TW III, TW IV TAHUN 2017 PMKP RSU HERNA MEDAN

LAPORAN PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU TW III, TW IV TAHUN 2017 PMKP RSU HERNA MEDAN LAPORAN PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU, TAHUN 2017 REKAPITULASI PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT UMUM HERNA MEDAN,, DAN NOV TAHUN 2017 No Kode Indikator Mutu Definisi Operasional Standar INDIKATOR MUTU

Lebih terperinci

LAPORAN EVALUASI PROGRAM

LAPORAN EVALUASI PROGRAM LAPORAN EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN S.D 217 KOMITE PMKP RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROVINSI MALUKU PENINGKATAN MUTU & KESELAMATAN PASIEN PERIODE S.D 217 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

RSUD A.M. PARIKESIT PENINGKATAN MUTU & KESELAMATAN PASIEN

RSUD A.M. PARIKESIT PENINGKATAN MUTU & KESELAMATAN PASIEN RSUD A.M. PARIKESIT PENINGKATAN MUTU & KESELAMATAN PASIEN KEBIJAKAN KEBIJAKAN DIREKTUR Komite Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien No. 445/196/1/188.43/216 PROGRAM MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN WAJIB DI

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU

LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU KESEHATAN DAERAH MILITER I/BUKIT BARISAN RUMAH SAKIT TK. II 01.05.01 PUTRI HIJAU LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU BULAN JANUARI, FEBRUARI, MARET 2016 INDIKATOR MUTU AREA KLINIK IAK 1 : PERSENTASE KELENGKAPAN

Lebih terperinci

KELENGKAPAN ASESMEN PERAWAT DI IGD ADALAH LENGKAPNYA PENGISIAN INFORMASI ASESMEN PASIEN DALAM LEMBARAN CATATAN ASESMEN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

KELENGKAPAN ASESMEN PERAWAT DI IGD ADALAH LENGKAPNYA PENGISIAN INFORMASI ASESMEN PASIEN DALAM LEMBARAN CATATAN ASESMEN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KELENGKAPAN ASESMEN PEAWAT DI IGD ADALAH LENGKAPNYA PENGISIAN INFOMASI ASESMEN PASIEN DALAM LEMBAAN CATATAN ASESMEN KEPEAWATAN GAWAT DAUAT JUMLAH LEMBAAN CATATAN ASESMEN KEPEAWATAN GAWAT DAUAT YANG LENGKAP

Lebih terperinci

INDIKATOR AREA KLINIS

INDIKATOR AREA KLINIS 1 INDIKATOR AREA KLINIS 1. Assesment pasien 2. Pelayanan laboratorium 3. Pelayanan radiologi & diagnostic imaging 4. Prosedur bedah 5. Penggunaan antibiotika & obat lainnya 6. Kesalahan medikasi (medication

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR MUTU TH 2016 RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN

CAPAIAN INDIKATOR MUTU TH 2016 RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN CAPAIAN INDIKATOR MUTU TH 2016 RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN 1. IAK 1. Asesmen awal medis dalam 24 jam pada pasien rawat inap IAK.1 Asesmen pasien Asesmen awal medis dalam 24 jam pada pasien rawat inap

Lebih terperinci

PENCAPAIAN INDIKATOR KOMITE PMKP RS GRIYA HUSADA MADIUN

PENCAPAIAN INDIKATOR KOMITE PMKP RS GRIYA HUSADA MADIUN PENCAPAIAN INDIKATOR KOMITE PMKP RS GRIYA HUSADA MADIUN INDIKATOR AREA KLINIK 1. Kelengkapan pengisian asesmen awal pasien baru oleh keperawatan dalam 1x24 jam Jumlah pasien baru di unit pelayanan rawat

Lebih terperinci

PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ==========================

PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ========================== PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ========================== I. STANDAR PMKP A. KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN 1.

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

LAPORAN INDIKATOR MUTU KUNCI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2017

LAPORAN INDIKATOR MUTU KUNCI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2017 dalam menit dalam persen LAPORAN INDIKATOR MUTU KUNCI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 217 1. Indikator Mutu Klinik a. Asesmen terhadap area klinik:ketidaklengkapan pengkajian

Lebih terperinci

Kamus Indikator Pelayanan Medis RSIA NUN Surabaya Pelaksanaan Rapat Dokter Umum / Dokter Gigi Setiap Bulan

Kamus Indikator Pelayanan Medis RSIA NUN Surabaya Pelaksanaan Rapat Dokter Umum / Dokter Gigi Setiap Bulan Kamus Indikator Pelayanan Medis RSIA NUN Surabaya 2017-2018 1. Pelaksanaan Rapat Dokter Umum / Dokter Gigi Setiap Bulan bulan Efisiensi dan Keselamatan Tipe Indikator Input Pelaksanaan rapat dokter umum

Lebih terperinci

100% 100% (2/2) 100% 100% (4142) (4162) (269) (307) (307) (269) (278) (263) (265) (264) 0% (638) 12 mnt. (578) 10 mnt

100% 100% (2/2) 100% 100% (4142) (4162) (269) (307) (307) (269) (278) (263) (265) (264) 0% (638) 12 mnt. (578) 10 mnt Press Release Implementasi Standar Akreditasi Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan & Keselamatan Pasien RSUD dr. R. Soetrasno Kabupaten Rembang RSUD dr. R. Soetrasno Kabupaten Rembang, merupakan rumah sakit

Lebih terperinci

ILM. 1. PMKP 3.1 Area Klinik- JCI International Library of Measures 1 Acute Myocardial Infarction (AMI)

ILM. 1. PMKP 3.1 Area Klinik- JCI International Library of Measures 1 Acute Myocardial Infarction (AMI) 1. PMKP 3.1 Area Klinik- JCI International Library of Measures 1 Acute Myocardial Infarction (AMI) JUDUL ISDN Diterima Dalam Waktu 24 Jam Dari Kedatangan Ke Rumah Sakit Untuk Pasien Dengan Akut Miokard

Lebih terperinci

LAPORAN EVALUASI PELAKSANAAN

LAPORAN EVALUASI PELAKSANAAN DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA LAPORAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM TIM MUTU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA Tahun 2015

Lebih terperinci

LAPORAN INDIKATOR MUTU KUNCI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2017

LAPORAN INDIKATOR MUTU KUNCI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2017 DALAM MENIT DALAM MENIT LAPORAN INDIKATOR MUTU KUNCI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 27. Indikator Mutu Klinik a. Asesmen terhadap area klinik:ketidaklengkapan pengkajian awal

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE APRIL S.D JUNI 2017

LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE APRIL S.D JUNI 2017 KESEHATAN DAERAH MILITER III / SILIWANGI RUMAH SAKIT TK. II 3.5.1 DUSTIRA LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE APRIL S.D JUNI 217 Jl. Dr. Dustira No.1 Cimahi Telp. 665227 Faks. 665217 email : rsdustira@yahoo.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 LAPORAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA INDIKATOR AREA KLINIS 1. Assesmen awal medis lengkap dalam 24

Lebih terperinci

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa Penetapan Area Prioritas Pengelompokan Indikator Mutu Rumah Sakit Khusus Bedah SS Medika berdasarkan prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1 Unit

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Royal Progress, maka diperlukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS PEKUNCEN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS PEKUNCEN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS PEKUNCEN JL.Raya Ajibarang Tegal KM 5 Banjaranyar KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PEKUNCEN KABUPATEN BANYUMAS NOMOR : / /Pusk/ T E N T A N G

Lebih terperinci

BAB I INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT AMAL SEHAT WONOGIRI. Indikator Mutu RS. Amal Sehat Wonogiri terdiri atas 5 Indikator Mutu yaitu :

BAB I INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT AMAL SEHAT WONOGIRI. Indikator Mutu RS. Amal Sehat Wonogiri terdiri atas 5 Indikator Mutu yaitu : BAB I INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT AMAL SEHAT WONOGIRI Indikator Mutu RS. Amal Sehat Wonogiri terdiri atas 5 Indikator Mutu yaitu : 1; Indikator Mutu Klinis 1.1; Assesment pasien 1.2; Pelayanan laboratorium

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA INSTALASI FARMASI

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA INSTALASI FARMASI PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016 JEMBER, JANUARI 2016 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA INSTALASI RAWAT JALAN

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA INSTALASI RAWAT JALAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016 JEMBER, JANUARI 2016 1 1.

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN INDIKATOR MUTU PERIODE JULI S.D SEPTEMBER 2017

LAPORAN TRIWULAN INDIKATOR MUTU PERIODE JULI S.D SEPTEMBER 2017 KESEHATAN DAERAH MILITER III / SILIWANGI RUMAH SAKIT TK. II 3.5.1 DUSTIRA LAPORAN TRIWULAN INDIKATOR MUTU PERIODE JULI S.D SEPTEMBER 217 Jl. Dr. Dustira No.1 Cimahi Telp. 665227 Faks. 665217 email : rsdustira@yahoo.com

Lebih terperinci

dr. T. Caroline Kawinda, MARS

dr. T. Caroline Kawinda, MARS KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT NOMOR : TENTANG PANDUAN PENCATATAN DAN PELAPORAN INDIKATOR RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN 3 PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ( PMKP ) BULAN JULI SEPTEMBER 2017

LAPORAN TRIWULAN 3 PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ( PMKP ) BULAN JULI SEPTEMBER 2017 LAPORAN TRIWULAN 3 PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ( PMKP ) BULAN JULI SEPTEMBER 2017 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG Jl. Flamboyan No. 40 Semarapura Telp. ( 0366 ) 21172 Fax ( 0366

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS PEUREULAK BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS PEUREULAK BARAT PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS PEUREULAK BARAT KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PEUREULAK BARAT NOMOR : / / SK / PKM / I /2017 TENTANG INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS DI UPT

Lebih terperinci

Panduan Identifikasi Pasien

Panduan Identifikasi Pasien Panduan Identifikasi Pasien IDENTIFIKASI PASIEN 1. Tujuan Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit. Mengurangi kejadian

Lebih terperinci

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA PEDOMAN ORGANISASI TIM MUTU KESELAMATAN PASIEN

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA PEDOMAN ORGANISASI TIM MUTU KESELAMATAN PASIEN DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA PEDOMAN ORGANISASI TIM MUTU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA 2015 i DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam hal ini memerlukan suatu variabel yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam hal ini memerlukan suatu variabel yang dapat digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam analisis kepuasan pasien, erat hubungannya dengan suatu kinerja, yaitu proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi dalam menyediakan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran serta meningkatnya kesadaran pasien akan haknya untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu maka diperlukan suatu

Lebih terperinci

PROGRAM PENINGKATAN MUTU INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT CIBITUNG MEDIKA

PROGRAM PENINGKATAN MUTU INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT CIBITUNG MEDIKA PROGRAM PENINGKATAN MUTU INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT CIBITUNG MEDIKA Jl. Raya H. Bosih No 117 Cibitung 17520 Telp. (021) 88323444 Fax (021) 88323449 Email : rs_cibitungmedika@yahoo.com LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT ISLAM ARAFAH JAMBI Jln. Mpu Gandring No. 1 Kebun Jeruk Jambi Telp ,62711/ Fax RSI.

RUMAH SAKIT ISLAM ARAFAH JAMBI Jln. Mpu Gandring No. 1 Kebun Jeruk Jambi Telp ,62711/ Fax RSI. RUMAH SAKIT ISLAM ARAFAH JAMBI Jln. Mpu Gandring No. Kebun Jeruk Jambi Telp.74-667966,627/ Fax. 63444 E-Mail RSI. Arafah_jambi@hotmail.com LAPORAN TRIWULAN I ( JANUARI MARET ) 27 PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN 2 PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ( PMKP ) BULAN APRIL JUNI 2017

LAPORAN TRIWULAN 2 PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ( PMKP ) BULAN APRIL JUNI 2017 LAPORAN TRIWULAN 2 PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ( PMKP ) BULAN APRIL JUNI 2017 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG Jl. Flamboyan No. 40 Semarapura Telp. ( 0366 ) 21172 Fax ( 0366 ) 21371

Lebih terperinci

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Penundaan pelayanan kepada pasien terjadi apabila pasien harus menunggu terlayani dalam waktu yang

Lebih terperinci

LAPORAN DATA INDIKATOR MUTU PELAYANAN RSUD KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

LAPORAN DATA INDIKATOR MUTU PELAYANAN RSUD KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 A. INDIKATOR KLINIK LAPORAN DATA INDIKATOR MUTU PELAYANAN RSUD KABUPATEN PACITAN TAHUN 25 NO JUDUL INDIKATOR FORMULA DATA. Pengkajian awal Jumlah tindakan pengkajian pasien baru < 24 jam awal yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISA DAN REKOMENDASI 30 INDIKATOR PMKP PERIODE JULI-DESEMBER 2016

ANALISA DAN REKOMENDASI 30 INDIKATOR PMKP PERIODE JULI-DESEMBER 2016 ANALISA DAN REKOMENDASI 30 INDIKATOR PMKP PERIODE JULI-DESEMBER 2016 I. INDIKATOR AREA KLINIS IAK 1. Angka Kelengkapan Asesmen Awal Medis Dalam 24 jam Pada Saat Pasien Rawat Inap Data Rekapitulasi Angka

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE JANUARI-MARET 2017

LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE JANUARI-MARET 2017 KESEHATAN DAERAH MILITER III / SILIWANGI RUMAH SAKIT TK. II 3.5.1 DUSTIRA LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE JANUARI-MARET 217 Jl. Dr. Dustira No.1 Cimahi Telp. 665227 Faks. 665217 email : rsdustira@yahoo.com

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT TK.III BALADHIKA HUSADA UNIT LABORATORIUM

RUMAH SAKIT TK.III BALADHIKA HUSADA UNIT LABORATORIUM RUMAH SAKIT TK.III BALADHIKA HUSADA UNIT LABORATORIUM PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN UNIT LABORATORIUM RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016 JEMBER, JANUARI 2016 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pemerintah dalam pembangunan kesehatan nasional 2015-2019 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA INSTALASI GAWAT DARURAT

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA INSTALASI GAWAT DARURAT PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT TK.III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016 JEMBER, JANUARI 2016

Lebih terperinci

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2017

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2017 PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA UNIT REKAM MEDIS

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA UNIT REKAM MEDIS PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016 JEMBER, JANUARI 2016 1 1. PENDAHULUAN Mutu

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

Lebih terperinci

Jenis Jenis Indikator Mutu Rumah Sakit: Haruskah RS Memiliki Semua

Jenis Jenis Indikator Mutu Rumah Sakit: Haruskah RS Memiliki Semua Jenis Jenis Indikator Mutu Rumah Sakit: Haruskah RS Memiliki Semua Indikator Mutu RS? dr. Hanevi Djasri, MARS Kompartemen Mutu, Pengurus Pusat PERSI hanevi_pmpk@yahoo.com www.mutupelayanankesehatan.net

Lebih terperinci

Kepatuhan Dokter Mengisi Asesmen Medis Secara Lengkap Pada Pasien Yang Akan Melakukan Rawat Inap

Kepatuhan Dokter Mengisi Asesmen Medis Secara Lengkap Pada Pasien Yang Akan Melakukan Rawat Inap UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RS JIWA DAERAH DR. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien merupakan upaya secara komprehensif dan integratif untuk memantau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Standar adalah ukuran nilai tertentu yang telah ditetapkan terkait dengan sesuatu yang harus dicapai. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah suatu ketentuan jenis dan

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT ISLAM ARAFAH JAMBI Jln. Mpu Gandring No. 1 Kebun Jeruk Jambi Telp ,62711/ Fax RSI.

RUMAH SAKIT ISLAM ARAFAH JAMBI Jln. Mpu Gandring No. 1 Kebun Jeruk Jambi Telp ,62711/ Fax RSI. RUMAH SAKIT ISLAM ARAFAH JAMBI Jln. Mpu Gandring No. 1 Kebun Jeruk Jambi Telp.741-667966,62711/ Fax. 63444 E-Mail RSI. Arafah_jambi@hotmail.com LAPORAN TRIWULAN II ( APRIL JUNI ) 217 PENINGKATAN MUTU DAN

Lebih terperinci

URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI

URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 10 TAHUN 2014 TANGGAL : 3 FEBRUARI 2014 I. Pelayanan Gawat Darurat URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI a. Presentase life

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA UNIT RADIOLOGI

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA UNIT RADIOLOGI RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA UNIT RADIOLOGI PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN UNIT RADIOLOGI RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016 JEMBER, JANUARI 2016 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA BIDANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016

PROGRAM KERJA BIDANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016 DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA PROGRAM KERJA BIDANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016 Jember, Desember DETASEMEN KESEHATAN

Lebih terperinci

BOR

BOR PMKP BOR 68 66 64 62 60 58 56 54 52 65.2 58 67.7 2014 2015 2016 AVLOS 6.4 6.35 6.3 6.25 6.2 6.15 6.1 6.4 6.2 6.3 2014 2015 2016 BTO 45 40 35 30 25 20 40.5 38.2 32.5 2014 2015 2016 15 10 5 0 TOI 4 3.5 3

Lebih terperinci

1. angka kelengkapan dan ketepatan waktu pengisian resume medik

1. angka kelengkapan dan ketepatan waktu pengisian resume medik II. ANALISA DATA Capaian indikator mutu area manajemen bulan Maret - Mei 217 dapat digambarkan dengan grafik sbb : A. Indikator mutu area klinis yang belum memenuhi yaitu : 1. angka kelengkapan dan ketepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era persaingan yang ketat, hal utama yang perlu diperhatikan oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, mempertahankan pasar

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISA, MONITORING, EVALUASI, DAN TINDAK LANJUT 26 INDIKATOR MUTU PRIORITAS RS. ERNALDI BAHAR

LAPORAN ANALISA, MONITORING, EVALUASI, DAN TINDAK LANJUT 26 INDIKATOR MUTU PRIORITAS RS. ERNALDI BAHAR PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR Jln. Tembus Terminal Km. 12 No. 2 Kelurahan Alang-alang Lebar Kecamatan Alang-alang Lebar Palembang, Provinsi Sumatera Selatan Email : rs_ernaldibahar@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISA DAN REKOMENDASI 30 INDIKATOR PMKP PERIODE JANUARI JUNI 2017

ANALISA DAN REKOMENDASI 30 INDIKATOR PMKP PERIODE JANUARI JUNI 2017 ANALISA DAN REKOMENDASI 30 INDIKATOR PMKP PERIODE JANUARI JUNI 2017 I. INDIKATOR AREA KLINIS IAK 1. Angka Kelengkapan Asesmen Awal Medis Dalam 24 jam Pada Saat Pasien Rawat Inap Data Rekapitulasi Angka

Lebih terperinci

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara menandai ( X) salah satu jawaban

Lebih terperinci

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 EMAN SULAEMAN, SKM DPP PORMIKI (Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia) TUJUAN AKREDITASI (PMK NO.12/2012 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran

Lebih terperinci

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10, dan 11 Tahun 1950;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10, dan 11 Tahun 1950; SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT GRHASIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di

Lebih terperinci

KAMUS INDIKATOR MUTU RSI IBNU SINA PADANG YARSI SUMBAR TAHUN 2015`

KAMUS INDIKATOR MUTU RSI IBNU SINA PADANG YARSI SUMBAR TAHUN 2015` KAMUS INDIKATOR MUTU RSI IBNU SINA PADANG YARSI SUMBAR TAHUN 2015` RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PADANG YARSI SUMATERA BARAT JL. GAJAH MADA GUNUNG PANGILUN PADANG TELP. 0751 444712 54318 FAX. 44311 0 A.

Lebih terperinci

LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR

LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR Jenis 1 Gawat Darurat 2 Rawat Jalan Input 1. Kemampuan menangani life saving 2. Pemberi pelayanan kegawat-daruratan bersertifikat (ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/

Lebih terperinci

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RUMAH SAKIT UMUM GUNUNG SAWO TEMANGGUNG Jl. Gatot Subroto KM 2 Manding Temanggung Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan YME, atas segala rahmat yang telah dikaruniakan

Lebih terperinci

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS = kejadian tidak diinginkan KTC= kejadian tanpa cedera = kejadian potensi cedera KNC= kejadian nyaris cedera CONTOH CONTOH INSIDEN No. INSTALASI INDIKATOR JENIS 1. Instalasi Gawat darurat Insiden kesalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. indikator manajemen adalah penelitian denganmetode. campuran (mix method) dengan desain explanatory sequential.

BAB III METODE PENELITIAN. indikator manajemen adalah penelitian denganmetode. campuran (mix method) dengan desain explanatory sequential. 53 BAB III ETODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian tentang analisis pencapaian dan evaluasi indikator manajemen adalah penelitian denganmetode campuran (mix method) dengan desain explanatory

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua manusia selama menjalankan kehidupan menghendaki dirinya selalu dalam kondisi sehat. Sehat bagi bangsa Indonesia dituangkan dalam Undang-undang Kesehatan Republik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan data yang dilakukan secara retrospektif melalui seluruh

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG Nomor 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG Nomor 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG Nomor 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN

PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN KOMITE MEDIK RSUD DR. SAIFUL ANWAR KESALAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT BAKORDIK RSSA/FKUB MALANG 2015 BILA BERHADAPAN DENGAN PASIEN,

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU SURAT KEPUTUSAN No. 91/11/XII/SK_DIR_KEB/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu, maka

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN AREA KLINIS TRIWULAN II TAHUN 2016

CAPAIAN INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN AREA KLINIS TRIWULAN II TAHUN 2016 MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN AREA KLINIS TRIWULAN II TAHUN 2016 NO 1 klinik 1 : asesmen Persentasi evaluasi pasien asessment Related to JCI s library pasien rawat of measures : Hospital- inap yang diisi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH PUSKESMAS LAMPASI. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI NO. 445/ /SK-C/Pusk-LPS/I/2016

PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH PUSKESMAS LAMPASI. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI NO. 445/ /SK-C/Pusk-LPS/I/2016 PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH PUSKESMAS LAMPASI Jl. Prof.M.NasroenKel.Sungai Durian Kec.LamposiTigoNagori Kota PayakumbuhKodePos 26219 (0752) 90986 SMS Center 085265712515 Email :puskesmas_lampasi @yahoo.co.id

Lebih terperinci

- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG

- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG - 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PMKP

URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PMKP URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PMKP URAIAN TUGAS DAN WEWENANG (UTW) KETUA PMKP 1. Nama Jabatan : Ketua Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien. 2. Pengertian : Seseorang yang dapat bertangung jawab terhadap

Lebih terperinci

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA PANDUAN TATA CARA MELAKUKAN SURVEI VALIDASI DAN VERIFIKASI

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA PANDUAN TATA CARA MELAKUKAN SURVEI VALIDASI DAN VERIFIKASI DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG PANDUAN TATA CARA MELAKUKAN SURVEI VALIDASI DAN VERIFIKASI 2015 DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG SURAT KETETAPAN KEPALA NOMOR : SK / / I / 2015 tentang PANDUAN TATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang identitas pasien, anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan

Lebih terperinci