RANCANG BANGUN DRIVER MOTOR DC SEBAGAI AKTUA TOR SISTEM KENDALl SUMBER ELEKTRON P ADA MBE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN DRIVER MOTOR DC SEBAGAI AKTUA TOR SISTEM KENDALl SUMBER ELEKTRON P ADA MBE"

Transkripsi

1 M RANCANG BANGUN DRIVER MOTOR DC SEBAGAI AKTUA TOR SISTEM KENDALl SUMBER ELEKTRON P ADA MBE Budi Santosa, Taxwim P3TM BATAN Yogyakorta BaIza Acbmad, Eko Priyo Utomo Teknik Fisiko UGM ABSTRAK RANCANG BANGUN DRIVER MOTOR DC SEBAGAI AKTUA TOR SISTEM KENDALl SUMBER ELEKTRON P ADA MBE. Te/ah dibuat driver motor DC dengan menggunakan rangkaian chopper DC. Driver motor DC terdiri alas rangkaian penguat pemba/ik, komparator, osi/ator dan rangkaian chopper DC. Rangkatan chopper DC berbasts rangkaian H-hybrid agar po/arttas dan kecepatan motor DC dapat diatur sesuai dengan polaritas dan nilai dari sinyal masukan. Dari hasil pengamatan disimpulkan bahwa ral/gkaian driver motor DC dapat digunakan sebagai aktuator pada sistem kendali sumber e/ektron pada ral/cang hal/gun MBE. Kecepatan sudut putar motor maksimum (nilai duty cycle =//2) mempunyai nilai sama untuk jangkaual/ frekuensi osilasi /0-1 -/01 Hertz. Kenaikan kecepatan sudut putar sebandil/g del/gan kenaikal/ frekuensi osilasi pada nilai duty cycle yal/g tetap. Jika karakteristik tersebut dikaitkal/ dellgall waktu tallggap sistem pengendaliall. maka waktu tanggap sistem kendali akan tergantung dengan frekuensi osilasi yang digunakan. Penggunaan sistem pengenda/ian dengan PC dapat terealisir, karena sinyal masukan menggunakan tegangan rendah dari hasil pengamatan diperoleh jangkauan tegangan 3-10 volt. Kata kul/ci: Aktuator Motor DC,H-hybrid Oembatan H), PWM (pulse wave modulation = modulasi gelombang pulsa), pengendali sumber e/ektron ABSTRACT DESIGN OF DC MOTOR DRIVER AS A CONTROL SYSTEM ACTUATOR FOR ELECTRON SOURCE IN ELECTRON BEAM MECHINE. A DC motor driver has been contracted using chopper DC circuit. The DC motor driver consists of an inverting amplifier, a comparator, and a DC chopper unit.. The DC chopper circuit is based on H hybrid circuit, so that the polarization and angular velocity of DC motor can be regulated similar with the polarization and value of input signal. The result showed. that the DC motor driver circuit can be used as actuator on the electron source of electron beam machine. The maximum (duty cycle value = 1/2) angular velocity has same value for loj Hertz oscillator frequency range. The ii/crease of angular velocity will be proportional to the oscillator frequency at the constant duty cycle. If this characteristic is related with respond time of the control system. so the control system respond time is dependence on oscillator frequency being used. The use of control system with PC can be realized. because the input signal use low voltage. where the measurement shows that it has 3-10 Volt voltage range. Key word.. DC motor actuator, H-hybrid. PWM (pulse wave modulation).elctron source controller. PENDAHULUAN otor DC sering digunakan sebagai sistem antar muka antara sistem pengendali dengan sistem proses, biasanya disebut sebagai aktuatoril.2.3i, Perangkat antar muka tersebut dapat menyederhanakan rangkaian elektronik, juga mengurangi gangguan derau sinyallistrik dati sistem proses ke dalam sistem kendali(41, yang umumnya melibatkan tegangan rendah. Pada rancang bangun mesin berkas elektron (MBE), motor DC digunakan untuk mengendalikan sumber elektron sebagai Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 5, No.1, Oktober perangkat aktuator dalam pengendalian sistem variak (penggerak memutar menaikkan dad menurunkan tegangan keluaran variak) pacta sunber tegangan anoda katoda rnaupun sumber arus mamen, seperti pacta sistem mesin ion imflantor buatan P3TM dad mesin generator neutrods Secara umum diagram sistem kendali dad letak dati aktuator dapat dilihat pacta Gambar 1. Penggunaan motor DC sebagai aktuator, dikarenakan mudah dalam penbendalian kecepatan rnaupun pengendalian torsinya. Sebagai aktuator, pengendalian motor DC tidak terbatas pacta pengen. 34

2 dalian kecepatan putar, tetapi juga pengendalian posisi[6.7,s]. Untuk dapat melakukan tugasnya dengan baik, maka diperlukan driver atau penyedia tegangan motor DC yang dilengkapi dengan rangkaian pembalik kutub listrik, untuk mengikuti polarisasi sinyal kendali. Rangkaian pembalik kutub listrik paling s~derhana dilakukan secara mekanis dengan relay, akan tetapi remakaian relay lebih sering menimbulkan derau pada saat perubahan keadaan (posisi kutub). Kelemahan relay dapat diminimalkan dengan menggantikan switch mekanik dengan rangkaian transistor yang disebut sebagai rangkaian chopper DC. Di dalam perkembangan rangkaian Chopper DC, ada yang dikenal sebagai H hybrid (jembatan H)[9,lo.II.12]. Gjimbar 1. Diagram Sistem kendali kalang tertutupl3j. Pada makalah ini dibahas sebuah aktuator dari pengendali sumber penyedia tegangan katoda anoda, clan atau sumber penyedia arus filamen dengan menggunakan rangkaian hybrid transistor clara bipolar sebagai kornponen utarna dari chopper DC, dan pembangkit sinyal chopper dengan sistem modulasi gelombang pulsa (PWM = pulse wave modulation)[ioj, Adapun keuntungan sistem modulasi (PWM) sebagai aktuator motor DC, adalah kecepatan putar motor DC dapat diatur dengan hanya menggunakan sinyal kecil atau tegangan DC rendah berorde 10 Volt, sehingga pengaturan tegangan katoda ataupun arus fiement dapat dikendalikan dengan komputerlll.12]. DASAR TEOR! Rangkaian chopper DC mengkonversi tegangan DC tetap menjadi tegangan DC variabel. Pembentukan sinyal keluaran rangkaian chopper DC clan dapat dilihat pada Gambar 2. v i l"egangan keluaran Chopper -A. v out v i Generato~ ~ t t PWM To 04 ~ T Gambar 2. Pembentukan sinyal keluaran Chopper. =I RANCANG BANGUN DRIVER MOTOR DC SEBAGAI AKTUATOR SISTEM KENDALl SUMBER ELEKTRON PADA MBE Budi Santosa. dkk. 3S

3 T Volume 5, Nomor 1, Oktober 2003 Tegangan keluaran dapat dihitung berdasarkan persarnaan : To VOUT = -x V1n Dengan T D adalah lebar pulsa dan T adalah perioda sinyal keluaran chopper, perbandingan antara To dan T disebut sebagai duly cycle. Pengaturan nilai duty cycle dapat dilakukan dengan generator PWM, sehingga tegangan keluaran rangkaian Chopper akan berubah. Jika sebuah motor DC dihubungkan pada terminal keluaran Chopper, akan mengakibat kecepatan putar motor berubah sebanding dengan (I) /SSN 14/ /-1349 perubahan nilai duty cycle nya. Di dalam sistem aktuator pengaturan duty cycle dilakukan dengan rangkaian pembanding antara sinyal kendali (sinya! DC) dengan sinyal keluaran pembangkit sinyal gigi gergaji. Diagram sistem aktuator secara keseluruhan dapar dilihat pada Gambar 3. Fungsi dari rangkaian penguat pembalik adalah untuk menentukan polaritas putaran motor DC berdasarkan polaritas sinyal kendali (sinyal masukan). Adapun rangkaian komparator berfungsi sebagai pembangkit sinyal PWM dengan nilai duly cycle ditentukan berdasarkan nilai sinyal tegangan DC dan rangkaian penguat pembalik. Sinyal MasukaI penguat Pembalik ---~ Komparator (Sinyal Kendal: ) l KangKalan Pembangkit Sinyal IKomparator ~-2.!l.9;P.P.!L Sinyal Aktuator Gambar 3. Diagram Sistem Aktuator. RANCANGAN SISTEM AKTUATOR Rangkaian Penguat Pembalik Sesuai dengan fungsinya sebagai pembalik polaritas sinyal masukan rangkaian chopper, clan menentukan kecepatan putar motor DC, maka realisasi dati rangkaian penguat pembalik dapat ditunjukkan pada Gambar 4. V setting adalah sinyal masukan ke rangkaian pembalik, pada Gambar 1 sinyal tersebut merupakan sinyal kendali berdasarkan perhitungan algoritma hukum pengendalian. Termina! A dad port B masing-masing dihubungkan ;;ebuah rangkaian komparator. Sinyal keluaran terminal A dad B masing-masing mempunyai beda phase 1800 dengan amplitudu sarna, karena nilai penguatan dari rangkaian adalah 1 berdasal'kan persamaan : Vk Vm -- R2 R. (2) dimana R} clan Rz masing-masing adalah 100 k Ohm, tanda negatif menunjukkan beda phase antara V m clan Vkatau terminal A clan B. Gambar 4. Rangkaian pembalik. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 5. No.1, Oktober 2003: ~ 36

4 Volume.5, Nomor I, Oktoher 2003 /SSN /4/ /-/349 Rangkaian Komparatorf Pada perancangan rangkaian driver motor DC digunakan dua buah rangkaian komparator, masingmasing berfungsi untuk memberikan sinyal PWM pada kedua terminal masukan dari rangkaian Chopper. Pada rangkaian komparator, Sinyal PWM dihasilkan dengan membandingkan antara sinyal DC dan sinyal keluaran pembangkit sinyal gigigergaji, sehingga keluaran rangkaian komparator akan dihasilkan sinyal kotak dengan nilai duty cycle dapat diatur berdasarkan level sinyal DC yang masuk (lihat Gambar 5). Realisasi rangkaian komparator dapat dilihat pada Gambar 6. Terminal A dan B mendapatkan sinyal DC dari rangkaian penguat pembalik, sedangkan terminal C mendapat sinyal keluaran dari pembangkit sinyal gigigergaji. Terminal D din E akin memberikan sinyal pada kedua terminal masukan dari rangkaian Chopper. Sinyal keluaran pembangkit sinyal ~ Sinyal DC,,/ V masukan - t V keluaran Sinyal keluaran ~omparator t Gambar S. Pembentukan Sinyal PWM dengan komparator. Gambar 6. Rangkaian komparator.

5 Rangkaian Chopper Chopper DC sering ditemukan pada peralatan pengubah tegangan DC ke AC, baik dalam bentuk AC 2 phase maupun 3 phase. Rangkaian chopper terdiri atas 4 saklar dihubungkan dengan topologi H sedangkan terminal-terminal motor DC membentuk garis silang H, sehingga dikenal dengan nama H- Hybrid (jembatan H). Diagram rangkaian H-Hybrid ditunjukkan pada Gambar 7. Di dalam rangkaian H-Hybrid, saklar-saklar 81 dan 84 ditutup sedangkan S2 dan S3 dibuka, akan terjadi aliran arus dati kiri ke kanan pada motor, dan akan sebaliknya jika 82 dan 83 ditutup sedangkan 81 dan 84 dibuka. Adapun realisasi dari saklar-saklar tersebut digunakan transistor daya seperti BJT, FET, ataupun IGBT dengan mode logika TTL. High berarti saklar pada kondisi 'on', dan low pada kondisi 'off'. Realisasi rangkaian chopper DC dapat dilihat pada Gambar 8. r Vcc r.~-l Gambar 7. Rangkaian jembatan H (H- hybrid) Gambar 8. Rangkaian Chopper. TATA KERJA Pengujian Rangkaian H Hybrid Sebelum rangkaian H hybrid dirangkai sebagai rangkaian driver motor DC, terlebih dahulu dilakukan pengujian baik secara simulasi dengan menggunakan paket program PSPICE[9,IO,I3] pada ORCAD, maupun menggunakan rangkaian yang sebenamya. Pengujian secara simulasi dilakukan Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 5. No. J. Oktober 2003,' dengan menggunakan Gambar 9. rangkaian seperti pada Dengan menggunakan pembangkit sinyal kotak berftekuensi sebesar 1 Hz clan amplitudu sinyal sebesar S V. Pada Gambar 9 sinyal tersebut dihasilkan oleh pembangkit sinyal V2, yang dimasukkan ke terminal A, sedangkan terminal B dihubungkan dengan tanah (ground). Rangkaian Gambar 9, setelah tercetak dalam PCB, diuji dengan sinyal kotak dan oembangkit sinyal kotak, clan

6 Volume 5, Nomor J. Oktober 2003 ISSN /4//-/349 dilihat dengan osiloskop. Packet PSPICE adalah paket program analisis rlngkaian yang terpadu dengan paket program ORCAD, Sedangkan ORCAD adalah paket program yang digunakan untuk melakukan penggambaran rangkaian elektronik[9], Pengamatan Tanggapan Frekuensi Osilator Diagram pengamatan yang digunakan dalam pengamatan seperti pada Gambar 10. Pengamatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan karateristik dari tang gap frekuensi (frequency respons) dari rangkaian H hybrid. Sehingga dapat diketahui lebar pita frekuensi yang dapat digunakan pada rangkaian tersebut. Pengujian Driver Motor DC Pengamatan Lebar Pulsa dengan Kecepatan Sudut Putar Motor DC Rangkaian driver motor DC nantinya akan digunakan sebagai perangkat aktuator dari sistem kendali MBE, sebelum perangkat tersebut dipasang pada MBE, terlebih dahulu diamati sifat dinamik dari perangkat tersebut terhadap sinyal masukan. Di dalam realisasinya sinyal masukan adalah sinyal kendali yang dikeluarkan dari rangkaian atau algoritma kendali (Iihat Gambar I). Gambar 10. Diagram blok pengamatan tanggapan frekuensi osilator. -- RANCANG BANGUN DRIVER MOTOR DC SEBAGAI AKTUATOR SISTEM KENDALl SUMBER ELtKTRON PADA MBE Budi Santosa. dkk. Adapun blok diagram pengamatan dinamik rangkaian driver motor dapat ditunjukkan pada Gambar II. Pada Gambar II motor DC di hubungkan dengan Rotary Encoder clan Tachometer, sebagai ganti dari proses yang akan dikendalikan. Hal tersebut dilakukan karena, pertama obyek pengendalian masih dalam proses pembuatan, kedua dalam pengamatan lebih ditekankan pada karakteristik dinamika driver motor DC. Pengamatan karakteristik dinamika driver motor DC sangat perlu 39

7 Volume 5, Nomor I, Oktober 2003 untuk diketahui, dikarenakan ujuk kexja dati pengendalian terutama waktu penetapan (settling time)dari sistem kendali sangat tergantung pada unjuk kerja motor DC tersebut, Pada sistem pengendalian yang melibatkan motor DC, nilai waktu penetapan sistem kendali akan lebih banyak mendapatkan sumbangan dati waktu tanggap motor DC. Penambahanilai waktu tanggap sistem makin membesarkan jika penyambungan antar tuas melibatkan gigi reduksi (reduction gear). ISSN/4//-/349 Di dalam pengamatan waktu tanggap driver motor DC diperoleh dengan mencari koeffisien arab kurva hubungan kecepatan putar (frekuensi = jumlab putaran persatuan waktu) motor DC clan lebar pulsa (nilai duty cycle) sinyal masukan pada frekuensi osilator tegangan gigi gergaji tertentu. Pengaturan lebar pulsa (pengaturan nilai duty cycle) ~inyal masukan dilakukan dengan rangkaian kumparator (Gambar 6), yang dilengkapi dengan rangkaian penguat pembalik (Garnbar 4), berdasarkan pada persamaan 1. SinyaJ. Masukani -J Komparator Rangkaian Chopper 4I Gambar 11. Blok diagram pengamatan. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Rangkaian Hybrid Pengujian rangkaian H hybrid dilakukan dengan paket PSPICE dapat ditunjukkan pada Gambar 12 untuk frekuensi sinyal masukan sebesar 1 Hz, clan Gambar 13 kurva basil simulasi untuk sinyal masukan sebesar 5 Volt clan frekuensi 796 Hz. Sedangkan Gambar 14 adalah basil pengarnatan pada osiloskop, setelah rangkaian terangkai pada PCB dengan sinyal yang sesungguhnya. Gambar 12. Sinyal masukan base, Tegangan VEmtter, V Colector" VTerminal C. secara simulasi Pspice. -. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 5, No.1. OkJober 2003:

8 Volume 5, Nomor I, Oktober 2003 /SSN/4/1-/349 ",...""..." C"," c." p,."".' h",,"d,...,.,-",.,, (A,..",""'."HO_-""'.'""", '""'TA',. n',. 4..". ~L1...,..y. 0 y(o".' 2..y. ; i.... i... ;.~...~.i ~ -:,..y. 4nO t'1..- ~"*., Gambar 13. Sinyal masukan terminal A (atas), sinyal keluaran terminal C (bawah) secara simulasi Pspice. Gambar 14. Sinyal masukan terminal A (kurva atas), sinyal keluaran terminal C (kurva bawah). Dari Gambar 12, terlihat bahwa terminal C akan bekerja jika terminal basis (A) mendapatkan arus basis negatif. Hal tersebut disebabkan penggunaan transistor PNP pada komponen QS, Q1, atau Q6, Q2 untuk sisi sebaliknya, clan transistor NPN pada komponen Q3 clan Q4. Transistor PNP akan bekerja jika terminal basis mendapatkan arus negatif, sedangkan transistor NPN akin bekerja jika terminal basis mendapatkan arus positif. Hal tersebut akan mengakibatkan perbedaan phase sebesar 180, antara sinyal masukan clan sinyal keluaran terminal C tempat motor DC berada. Keadaan tersebut dapat diperlihatkan pada kurva ha,il simulasi Gambar 13 RANCANG BANGUN DRIVER MOTOR DC SEBAGAI AKTUATOR SISTEM KENDALl SUMBER ELEKTRON PADA MBE Budi Santosa, dkk. dan saat pengujian dengan pembangkit sinyal terhadap rangkaian yang dilihat dengan osiloskop pada Gambar 14. Pengamatan Tanggapan Frekuensi Osilator Adapun Gambar 15 menunjukkan hasi1 pengarnatan hubungan frekuensi osi1ator terhadap kecepatan sudut motor DC. Dari kurva tersebut dapat ditunjukkan, bahwa jangkauan frekuensi osi1ator berada dari Hertz, dengan kecepatan sudut motor DC yang dihasi1kan seorde 103/ fad. 4\

9 , " "." ""."", '".,.,., '",.,,,..,.,..",....,..,.,,.,....,.....,...,.,....".",.,....,..,,. Volume 5, Nomor I, Oktober 2003 /SSN /4/ /-/349 ~ ~ 5 'a 10' ; J ; ~ L ;; ; ;.L ; ;;-.~;;;; :::::t::!:j:~:tj~~~:::::!::::::t:t~:~tt~::::~:::t:~:!:~~~~t:::::t::!:j:~:~~~~ ~ 10' c.'! ~ t: ~ I--.!-.:-~.J.~~~~"'..I'-':'.J..I-~-:-I-:.: ~...I--~-!-:-J.IIJ I-.-'--:-{-I~{{ I-..;.-:-~.~;';~;.., ""-....:..-,..-:..~.;.;.:.;.:-;,..,..,., ;...~.;.;.:-~~:~,,.,,.,. '" ;'...,. :..:.~.:;~~, ",., : : : :: :::: ::::: :::: ::: :: :::: ::: : : ::: 1...',.",..,, "...,.,.,..."" 1.--'..1-".""",-., : :::::::: : :""' "'-'-'J~put.'~iri::::::: ~~~3"'-~.:-:':"~':';':':':';'.."';".:'.;-;.:'~::.~-"""",.".. -~" "T'-'-""' ~...;.-:-':.:~,:,. ""'" """"'pu1.'~n...""'"..,.., ,.."...".,,..,,.". "".",.,....,.,,.,...,.,,.",...."",..., ',.'" ",. ~..,..,,....,...,,,.,..,,.,.,.. ".."..,, ",,...,..".,...,..,.....,,.,..,,. ',-,~ "'-"-,"'r""'-'--,---,"r",-,-',..-'---"-'r-,-,-,'r,'r""',-',-',-,,,-..,..",.-.,..,-r'-.-r.-r ',-,-,-"",,-_.'-"""'".. :::::}::i:~:~:~~{{~:::::i::~::~:}~:~}~~::::~:::}:~:i:~~ii~:::::}::i:~:{:1 ~{:,---,,-.,..,,,..,-- -..,-, '" '-"-"" t ",.,..",.",..,, "..,,, N " :..!.:.:.::::: :.-:--:-::.:::: :...:.:.!.::::: :'.:':-:.:: :: """'~"-"""" ',--~"...r'.rrrr.'."---r"-..r""'."..r'-,.~-,'.',,.."..",.".,." "...".,."..,, :...:..;..:.~~.:.:~, ~...,.,.t.,...:.~-; i~~i..,. :.-.;..~.~~.:.:.:.:.;...:..t.~i.:.~:.:-,..,. ".",...,.,. :...:..~.:.:.~~~~ :'..:.':.-':.:~ ~_.,.. "..~. i'l."..,.".:.t ;;~..,., -..~..;.,. :.1..:.~-; i~{.,..",.",..,.._1 : : : :: :::: ::: :: :::: ::: :: :::: ::: : : ::, 10 10" 10' 10' ' F,skusnsi masukan Gambar 15. Kurva hubungan Frekuensi oscilator dengan kecepatan sudut putar Motor DC. Terlihat adanya perbedaan kecepatan putar antara putar kiri clan kanan. Hal tersebut disebabkan adanya sifat kernagnetan (gejala histerisis) pada motor DC, selungga menyebabkan torsi putar ke arab kiri lebih kuat ditunjukkan dengan kecepatan sudut lebih cepit dibandingkan dengan ke arah kanan. Pengujian Driver Motor DC Pengamatan Rangkaian Penguat Pembalik Dan Komparator Hasil pengamatan fungsi rangkaian pembalik dad kelinieran rangkaian komparator. Adapun hasiinya dapat dilihat pada Gambar 16 merupakan hasil rekaman sinyal keluran rangkaian komparator pada osilokop, sedangkan Gambar 17 merupakan kurva hubungan antara tegangan masukan dengan lebar pulsa yang dihasilkan untuk frekuensi osilator 20Hz. Pada Gambar 16 terlihat bahwa sinyal keluaran keluaran komp:irator merupakan basil komparasi tegangan rnasukan terminal B dad C, jika kurva diambil keluaran terminal E pada Gambar 6. Gambar 16. Sinyal osilator (kurva ntas) dad Sinyal keluaran komparator (kurva bawah) pada f = 20 Hz. Prosiding Pertemuan dan Presentasi J/miah Tekn%gi AkS'elerator dan Aplikasinya Vol. 5. No. J, Oktober

10 Gambar 17. Kurva hubungan antara tegangan masukan dengan lebar pulsa keluaran komparator pd Crekuensi 20 Hz. Gambar 18. Kurva hubungan sinyal tegangan masukan dengan kecepatan sudut putar pada Crekuensi osilasi 20 Hz.

11 Gambar 19. Kurva hubungan antara kecepatan sudut putar dad frekuensi osilasi pada lebar pulsa 1.28 ms. Gambar 19. menunjukkan adanya kenaikan nilai kecepatan sudut putar, jika frekuensi osilasi dinaikan untuk lebar pulsa sebesar 1.28 ffis. Di dalam persamaan gerak melingkar beraturan, sudut lingkaran yang ditempuh selama waktu t akan bernilai sebesarcl4] tjj = (I).t (3 (3) dimana t/j adalah sudut lingkaran, (J) kecepatan sudut putar, dan t waktu dalam detik (s). Jika parameter kecepatan sudut pada kurva Gambar 19 dikalikan dengan waktu sebesar 1.28ms berdasarkan persamaan 3, maka akan diperoleh lebar sudut lingkaran t/j disetiap frekuensi pada waktu yang sarna. Seandainya nilai t/j dianggap sebagai sebuah posisi dalam sistem kendali posisi, maka dapat dikatakan kenaikan frekuensi osilator dapat digunakan untuk memperbaiki ujuk kerja dari sistem kendali tersebut, terutama pada parameter waktu penetapan (settling timey2j. KESIMPULAN Dari basil pengamatan dapat disimpulkan, bahwa rangkaian driver motor DC dapat digunakan untuk melakukan pengendalian sistem variak pada mesin berkas elektton. Adapun parameter pendukung sebagai landasan penggunaan tersebut, adalah dapat melakukan perubahan polaritas listrik baik ke arab kanan atau ke kiri, yang nantinya dapat difungsikan untuk menaikkan atau menurunkan parameter tegangan dan arus. Kecepatan sudut putar motor maksimum (nilai duty cycle =1/2) mempunyai nilai sarna untuk jangkauan frekuensi osilasi Hertz. Sedangkan pada kenaikan kecepatan sudut putar akan naik sebanding dengan ke~aikan frekuensi osilasi pada nilai duty cycle yang tetap. Jika karakteristik tersebut dikaitkan dengan waktu penetapan sistem pengendalian, dapat diartikan waktu penetapan sistem kendali akan naik sebanding dengan frekuensi osilasi yang digunakan. Penggunaan sistem pengendalian dengan PC sangat dimung. kinkan karena sinyal masukan menggunakan tegangan rendah dari basil pengamatan diperoleh antara 3-10 volt. ACUAN [1] YASUHIKO D., Servo Motor and motion Control Using Digital Sinal Processors, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, [2] KUTSUHITO OGATA, Modern Control Engineering, 2nd Ed, Prentice Hall of India, New Delhi, [3] D'SOUSA,A.F., Design of Control Systems, Prentice_Hall, New Jersey, [4] OTT. H.W., JII'oise Reduction T~chniques in Electronics System. Willey, New York, USA, [5] SZT ARIESKAI, T. dkk., Manual for Troubelshooting and Improvement of Neitron Gene- Prosiding Pertemuan dan Presentasi llmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Vol. 5. No. I, Oktober

12 rator and Other Low Energy Accelerators, IAEA Physics Section, Vienna, [6) BOLDEA I. ill, Eleclfc Drives, CRC Press, New York, [7) FRASER, C. dkk., Electro Mechanic Engineering, IEEE Press, [8) DOTE. Y., Servo Motor And Motion Control Using Digital Signal Processors, Prentie-Ha11, New Jersey, [9) ZAINAL SALAM, Catatan Kursus Elektronik Kuasa dan Pemacu, httd://encon.fl{e. utm.mv/notes/nota2.ht!!11, [10) RASHID, M.H., Spice For Power Electronics And Electric Power, Pre,tice Hall, New Jers,ey, [11) PATELLA. B. ill, "High-frequency Digital PWM Controller IC for DC-DC Converters", h ttp :// ece. co 10 ra do. edu/ -Dwre I ectlou bli ca ti ons. b!ml IEEE Transactions on Power Electronics, Januari [12) CHEN. J. dkk., Predictive digital C!lrrent programmed control, htto://ece.colorado.edu/ -owrelectloublications.html IEEE Transactions on Power Electronics, January [13) JOHN. K., Pspice alld Circuit Analysis, Macmillan Pubs. Co. New York, [14) TUMA, J.J. dkk., HandBook Of Physical Calculations, McGraw-Hi11. Co. Colorado, TANYAJAWAB rangkaian chopper sebesar 100 Hz, baik gerakan kearah kiri maupun ke kanan -Sistem kendali dikatakan baik secara ideal jika sistem tersebut memberikan waktu penetapan (setting time) pendek clan tak ada lewatan maksimum ( over shoot). Di dalam perancangan driver motor DC, diharapkan pengaturan frekuensi input (frekuensi osilasi) dapat mernpercepat perputaran motor DC, sehingga untuk mencapai posisi tertentu ( dalam hal ini tegangan keluaran variak) dapat dicapai waktu yang pendek (waktu penetapan pendek). Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 19. Dari kurva terlihat bahwa untuk frekuensi osilasi 700 Hz, akan diperoleh kecepatan sudut putar ( (0 ) sebesar 2250 fad/so Berdasarkan persamaan 3, maka untuk mencapai sudut sebesar q> diperlukan waktu sebesar : t=..s tl) dimana ro=225 0 rad/s, nilai tersebut akan diperbaiki lagi denan memasang hukum pengendalian pada blok algoritma hukum pengendalian (gambar I). Sedangkan pengaturan frekuensi input Chopper digunakan untuk mempercepat clan memperlambat perputaran motor DC berdasarkan perumusan 1. Eko Priyono -Mohon dijelaskan mekanisme kerja sistem chopper yang saudara buat? -Berapa lebar pulsa clan tinggi amplitudu yang paling optimal yang dapat digunakan untuk menggerakkan motor DC? Sayono -Berapa kernarnpuan maksimum dati frekuensi input yang dapat diatur, sehingga dapat menggerakkan motor untuk menvariasi variak baik gerakan kearah kiri rnaupun ke kanan? -Mohon dijelaskan hubungan pengaturan frekuensi input terhadap kecepatan motor DC yang mengatur putaran variak? Budi -D4ri Gambar 15. dapat ditunjukkan bahwa jangkauan rnaksimum frekuensi masukan pada Budi -Lihat gambar 7. tentang rangkaian jembatan h (hhybrid). Jika saklar 81 clan 84 ditutup, sedangkan 82 clan 83 dibuka akan terjadi aliran arus dari kiri ke kanan, clan akan sebaliknya jika 82 clan. 83 ditutup sedangkan S 1 clan S4 dibuka. Didalam rangkaian saklar diwujutkan dalam bentuk transistor dalam mode switch elektronik. -Berdasarkan kurva bawah pada gambar 14, diperoleh lebar puis a sebesar 0.3 ms (frekuensi input chopper 769 Hz, kurva atas) dengan tegangan amplitudu sebesar 9 Volt RANCANG BANGUN DRIVER MOTOR DCSEBAGAI AKTUATOR SISTEM KENDALl SUMBER ELEKTRON PADA MBE Budi Santosa. dkk. 45

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 Disusun Oleh : Daniel Wahyu Wicaksono (0922036) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg.

Lebih terperinci

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan KEGIATAN BELAJAR 7 KENDALI MOTOR DC A. Tujuan 1. Mahasiswa memahami penerapan switching dengan rangkaian H-bridge pada motor DC 2. Mahasiswa memahami pengontrolan arah dan kecepatan motor DC menggunakan

Lebih terperinci

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP KEGIATAN BELAJAR 2 Percobaan 1 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari BJT b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i masukan dan keluaran

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN Oleh Herisajani, Nasrul Harun, Dasrul Yunus Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Inverter

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Respati Noor 1) Leonardus Heru P 2) 1) Jurusan Teknik Elektro UNIKA Soegijapranata, Semarang 50234, email : reswi_83@yahoo.co.id

Lebih terperinci

USER MANUAL PENGENDALI PINTU GESER SEDERHANA MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI

USER MANUAL PENGENDALI PINTU GESER SEDERHANA MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI USER MANUAL PENGENDALI PINTU GESER SEDERHANA MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI SISWA KELAS XII TEI2 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW Danang Hadi Wibowo NIS.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang akan dikirim, dan

Lebih terperinci

TKC306 - Robotika. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

TKC306 - Robotika. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Robot Robot TKC306 - Robotika Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang aktuator robot beroda Referensi: : magnet permanen, stepper, brushless, servo Teknik PWM

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Respati Noor 1) Leonardus Heru P 2) 1) Jurusan Teknik Elektro UNIKA Soegijapranata, Semarang 50234, email : reswi_83@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Bab IV Pengujian dan Analisis

Bab IV Pengujian dan Analisis Bab IV Pengujian dan Analisis Setelah proses perancangan, dilakukan pengujian dan analisis untuk mengukur tingkat keberhasilan perancangan yang telah dilakukan. Pengujian dilakukan permodul, setelah modul-modul

Lebih terperinci

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013 Politeknik Telkom Bandung 2013 www.politekniktelkom.ac.id TRANSISTOR 1 Disusun oleh: Duddy Soegiarto, ST.,MT dds@politekniktelkom.ac.id Hanya dipergunakan

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO APLIKASI KARAKTERISTIK PENYEARAH SATU FASE TERKENDALI PULSE WIDTH MODULATION (PWM) PADA BEBAN RESISTIF Yuli Asmi Rahman * Abstract Rectifier is device to convert alternating

Lebih terperinci

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206 Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email : eddynurraharjo@gmail.com Abstrak Sebuah sinyal dapat dihasilkan dari suatu pembangkit sinyal yang berupa sebuah rangkaian

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER Deni Almanda 1, Anodin Nur Alamsyah 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih

Lebih terperinci

Perancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers

Perancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers Jurnal ELKOMIKA Vol. 4 No. 2 Halaman 170-184 ISSN (p): 2338-8323 Juli - Desember 2016 ISSN (e): 2459-9638 Perancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers RUSTAMAJI,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah teori catu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI Kontrol Putaran Motor DC Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi Oleh: Andrik Kurniawan 130534608425 PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS 3.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Keras Secara sederhana, perangkat keras pada tugas akhir ini berhubungan dengan rancang bangun robot tangan. Sumbu

Lebih terperinci

DASAR MOTOR STEPPER. I. Pendahuluan.

DASAR MOTOR STEPPER. I. Pendahuluan. DASAR MOTOR STEPPER I. Pendahuluan Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

KONVERTER ELEKTRONIKA DAYA UNTUK PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK PADA BEBAN LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS

KONVERTER ELEKTRONIKA DAYA UNTUK PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK PADA BEBAN LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS PROSIDING 20 13 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK KONVERTER ELEKTRONIKA DAYA UNTUK PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK PADA BEBAN LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS Muhammad Tola, Baharuddin M. Diah, Rahmat Santosa

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 3 B. DASAR TEORI 1. MOSFET

KEGIATAN BELAJAR 3 B. DASAR TEORI 1. MOSFET KEGIATAN BELAJAR 3 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari mosfet b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i masukan dan keluaran mosfet.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam

BAB 2 LANDASAN TEORI. robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jenis Jenis Motor DC Motor DC merupakan jenis motor yang paling sering digunakan di dalam dunia robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

PWM (PULSE WIDTH MODULATION)

PWM (PULSE WIDTH MODULATION) KEGIATAN BELAJAR 6 PWM (PULSE WIDTH MODULATION) A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami prinsip pembangkitan sinyal PWM analog dan digital b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan perbedaan

Lebih terperinci

REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN

REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL9 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN Argianka Satrio Putra *), Trias Andromeda, and Agung Warsito Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA 4.1 Desain Sistem Sistem yang dibangun pada tugas akhir ini bertujuan untuk membangun robot beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga Oscillating Water Column. 3.1. Gambaran Alat Alat yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGATUR SISTEM AKTUATOR CATU DAYA SUMBER ELEKTRON PADA MBE DENGAN MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN PENGATUR SISTEM AKTUATOR CATU DAYA SUMBER ELEKTRON PADA MBE DENGAN MIKROKONTROLER ISSN 1410-6957 GANENDRA, Vol. VII, N0.2 RANCANG BANGUN PENGATUR SISTEM AKTUATOR CATU DAYA SUMBER ELEKTRON PADA MBE DENGAN MIKROKONTROLER Taxwim *), Budi Santosa *),Wijananto **) P3TM, Batan, Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Renny Rakhmawati 1, Hendik Eko H. S. 2, Setyo Adi Purwanto 3 1 Dosen

Lebih terperinci

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik JURNA TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil istrik A. M. Husni, M. Ashari Prof,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB II LANDASAN SISTEM BAB II LANDASAN SISTEM Berikut adalah penjabaran mengenai sistem yang dibuat dan teori-teori ilmiah yang mendukung sehingga dapat terealisasi dengan baik. Pada latar belakang penulisan sudah dituliskan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBANGKIT PWM SINUSOIDA 1 FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI PENGGERAK MOTOR INDUKSI

APLIKASI PEMBANGKIT PWM SINUSOIDA 1 FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI PENGGERAK MOTOR INDUKSI APLIKASI PEMBANGKIT PWM SINUSOIDA 1 FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI PENGGERAK MOTOR INDUKSI Budi Santoso 1, Bambang Sutopo 2 1 Penulis, Mahasiswa S-1 Teknik Elektro UGM, Yogyakarta 2 Dosen

Lebih terperinci

PERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI

PERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI Asrul Rizal Ahmad Padilah 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 asrul1423@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK Salah satu kelemahan robot dengan roda sebagai alat

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555) Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 29-36 29 Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN Ivan Christanto Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran

Lebih terperinci

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses

Lebih terperinci

PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2

PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2 PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2 MAKALAH SKRIPSI Disusun oleh Joko Mulyadi 98/120813/TK/22633 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2006 HALAMAN

Lebih terperinci

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Perancangan Sistim Elektronika Analog Petunjuk Praktikum Perancangan Sistim Elektronika Analog Lab. Elektronika Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Lab 1. Amplifier Penguat Dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

ABSTRAK. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version ABSTRAK Scattering Parameters (S-Parameter) merupakan suatu metode pengukuran yang berhubungan dengan daya datang dan daya pantul. Dalam tugas akhir ini dibahas prinsip kerja S-Parameter yang berhubungan

Lebih terperinci

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Pengaturan Kecepatan Motor Induksi untuk Membuat Simulasi Gelombang Air pada Lab. Pengujian Miniatur Kapal Ir.Hendik Eko H.S, MT. 1, Suhariningsih, S.ST, MT.,Risky Ardianto 3, 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Bab VI. Motor Stepper

Bab VI. Motor Stepper Bab VI Motor Stepper 64 6.1. Pendahuluan Motor stepper adalah motor DC yang khusus berputar dalam suatu derajat yang tetap yang disebut step (langkah). Satu step antara 0,9 sampai 90. Motor stepper terdiri

Lebih terperinci

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA 52150492 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA KONVERTER DC KE DC CHOPPER PENGERTIAN DC to DC converter itu merupakan suatu device

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM UPS SPS DENGAN METODE INVERTER SPWM BERBASIS L8038CCPD

PERANCANGAN SISTEM UPS SPS DENGAN METODE INVERTER SPWM BERBASIS L8038CCPD ISSN: 1693-693 79 PERANCANGAN SISTEM UPS SPS DENGAN METODE INVERTER SPWM BERBASIS L838CCPD Widodo 1, Tole Sutikno, Siswanto 3 1 Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Kampus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

Implementasi Kendali Logika Fuzzy pada Pengendalian Kecepatan Motor DC Berbasis Programmable Logic Controller

Implementasi Kendali Logika Fuzzy pada Pengendalian Kecepatan Motor DC Berbasis Programmable Logic Controller Implementasi Kendali Logika Fuzzy pada Pengendalian Kecepatan Motor DC Berbasis Programmable Logic Controller Thiang, Resmana, Fengky Setiono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik Muh Nurdinsidiq 1, Bambang Sutopo 2 1 Penulis, Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Elektro UGM 2 Dosen Pembimbing, Staf

Lebih terperinci

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 Yudhi Gunardi 1,Firmansyah 2 1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.

Lebih terperinci

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER 1. Tujuan Memahami op-amp sebagai penguat inverting dan non-inverting Memahami op-amp sebagai differensiator dan integrator Memahami op-amp sebagai penguat jumlah 2. Alat

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENDALI KECEPATAN MOTOR DC DENGAN PENYEARAH TERKENDALI SEMI KONVERTER BERBASIS MATLAB/SIMULINK

SIMULASI PENGENDALI KECEPATAN MOTOR DC DENGAN PENYEARAH TERKENDALI SEMI KONVERTER BERBASIS MATLAB/SIMULINK ISSN: 1693-6930 41 SIMULASI PENGENDALI KECEPATAN MOTOR DC DENGAN PENYEARAH TERKENDALI SEMI KONVERTER BERBASIS MATLAB/SIMULINK Ikhsan Hidayat Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Affan Bachri *) *) Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan Makalah ini menyajikan sebuah rangkaian inverter yang dibangun dari multivibrator

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGERAK PADA SISTEM PENGAMAN PINTU BER-PASSWORD

ANALISIS PENGGERAK PADA SISTEM PENGAMAN PINTU BER-PASSWORD Analisis Penggerak Pada Sistem Pengaman Pintu. (Gandung Listiono) 163 ANALISIS PENGGERAK PADA SISTEM PENGAMAN PINTU BER-PASSWORD ANALYSIS OF ACTIVATOR OF PASSWORDED DOOR SECURITY SYSTEM Oleh: Gandung Listiono

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN CAR AUDIO BREAKER BERBASIS MOBILE PHONE THE DESIGN OF MOBILE PHONE-BASED CAR AUDIO BREAKER

RANCANG BANGUN CAR AUDIO BREAKER BERBASIS MOBILE PHONE THE DESIGN OF MOBILE PHONE-BASED CAR AUDIO BREAKER Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer RANCANG BANGUN CAR AUDIO BREAKER BERBASIS MOBILE PHONE THE DESIGN OF MOBILE PHONE-BASED CAR AUDIO BREAKER Albert Mandagi Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK Pada bab ini dibahas tentang perangkat mekanik simulator mesin pembengkok, konstruksi motor DC servo, konstruksi motor stepper,

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK Jurnal ELTEK, Vol 12 No 02, Oktober 2014 ISSN 1693-4024 78 DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK Achmad Komarudin 1 Abstrak Krisis energi memicu manusia

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM 79 Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM Lalu Riza Aliyan, Rini Nur Hasanah, M. Aziz Muslim Abstrak- Salah satu elemen penting dalam proses konversi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

A. Dasar Pengendalian Posisi Blok diagram kendali posisi kita adalah sebagai berikut

A. Dasar Pengendalian Posisi Blok diagram kendali posisi kita adalah sebagai berikut ANALOG SERVO MOTOR DC A. Tujuan praktikum: 1. Memahami prinsip dasar pengendalian posisi dan kecepatan pada motor DC 2. Memahami unjuk kerja pada saat transient dan steady state pada pengendalian kecepatan

Lebih terperinci

PENGENDALI MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN INVERTER UPWM BERBASIS FPGA

PENGENDALI MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN INVERTER UPWM BERBASIS FPGA ISSN: 1693-693 93 PENGENDALI MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN INVERTER UPWM BERBASIS FPGA Joko Purwanto 1, Andi Martanto 2, Tole Sutikno 3 1 LCM Engineering Department, PT Casio Electronic Indonesia Jln.

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN SRM (switched reluctance motor) atau sering disebut variable reluctance motor adalah mesin listrik sinkron yang mengubah torsi reluktansi menjadi daya mekanik. SRM

Lebih terperinci

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

MENGHILANGKAN DISTORSI YANG DISEBABKAN PEMBEBANAN NONLINIER RANGKAIAN RL, RC DAN RLE

MENGHILANGKAN DISTORSI YANG DISEBABKAN PEMBEBANAN NONLINIER RANGKAIAN RL, RC DAN RLE MENGHILANGKAN DISTORSI YANG DISEBABKAN PEMBEBANAN NONLINIER RANGKAIAN RL, RC DAN RLE Indriarto Yuniantoro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti E-mail: indriarto@trisakti.ac.id

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN RANCANG BANGUN KENDALI DIGITAL MOTOR BLDC UNTUK MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Oleh Hari Arbiantara Basuki, ST., MT

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNOLOGI MPPT (MAXIMUM POWER POINT TRACKER) PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLTB)

PENGGUNAAN TEKNOLOGI MPPT (MAXIMUM POWER POINT TRACKER) PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLTB) PENGGUNAAN TEKNOLOGI MPPT (MAXIMUM POWER POINT TRACKER) PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLTB) Machmud Effendy *) Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas 246 Malang

Lebih terperinci

ABSTRAK PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA PEMBUATAN RANGKAIAN INVERTER DARI DC KE AC Rahmi Dewi, Usman Malik, Syahrol Jurusan Fisika, FMIPA, Universiatas Riau, Pekanbaru, Indonesia E-mail : drahmi2002@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PERANGKAT MAMMOGRAFI MX-13 BERBASIS PULSE WIDTH MODULATION

PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PERANGKAT MAMMOGRAFI MX-13 BERBASIS PULSE WIDTH MODULATION PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PERANGKAT MAMMOGRAFI MX-13 BERBASIS PULSE WIDTH MODULATION Wiranto Budi Santoso, Budi Santoso, Sukandar, I Putu Susila Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir (PRFN) BATAN Email

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari 1 Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari M. Wildan Hilmi, Soeprapto, dan Hery Purnomo Abstrak Pengendalian kecepatan motor dengan cara motor dikondisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inverter BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kedudukan inverter pada sistem pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS adalah sebagai peeralatan yang mengubah listrik arus searah (DC) menjadi listrik arus bolak-balik

Lebih terperinci

KENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI SATU FASA PADA V/F KONSTAN DENGAN INVERTER SPWM BERBASIS FPGA ALTERA ACEX1K

KENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI SATU FASA PADA V/F KONSTAN DENGAN INVERTER SPWM BERBASIS FPGA ALTERA ACEX1K ISSN: 1693-6930 101 KENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI SATU FASA PADA V/F KONSTAN DENGAN INVERTER SPWM BERBASIS FPGA ALTERA ACEX1K Noorfatchurrudin 1, Tole Sutikno 2 FCB for Printer and Scanner IC Departement,

Lebih terperinci

Bab V. Motor DC (Direct Current)

Bab V. Motor DC (Direct Current) Bab V Motor DC (Direct Current) 52 5.1. Pendahuluan Salah satu komponen yang tidak dapat dilupakan dalam sistem pengaturan adalah aktuator. Aktuator adalah komponen yang selalu bergerak mengubah energi

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI LEVEL TEGANGAN PADA KONVERTER DC/DC TIPE BOOST UNTUK APLIKASI SISTEM FOTOVOLTAIK

SISTEM KENDALI LEVEL TEGANGAN PADA KONVERTER DC/DC TIPE BOOST UNTUK APLIKASI SISTEM FOTOVOLTAIK SISTEM KENDALI LEVEL TEGANGAN PADA KONVERTER DC/DC TIPE BOOST UNTUK APLIKASI SISTEM FOTOVOLTAIK Faizal Arya Samman 1, Abdul Azis Rahmansyah 2, Ibrahem Mohammed 3, Dewiani 4, Gassing 5, Adnan 6 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.

Lebih terperinci

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a a Jurusan Fisika FMIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran. BAB II DASAR TEORI Dalam bab dua ini penulis akan menjelaskan teori teori penunjang utama dalam merancang penguat audio kelas D tanpa tapis LC pada bagian keluaran menerapkan modulasi dengan tiga aras

Lebih terperinci