Hidrolisis Pati Jahe Emprit dengan Enzim Alfa Amilase Rahmawati, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 3 p , Juli 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hidrolisis Pati Jahe Emprit dengan Enzim Alfa Amilase Rahmawati, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 3 p , Juli 2015"

Transkripsi

1 HIDROLISIS ENZIMATIS PATI JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Var. Rubrum) DENGAN ENZIM ΑLFA AMILASE (KAJIAN PENGARUH KONSENTRASI ENZIM DAN LAMA INKUBASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA DEKSTRIN) Enzymatically Hydrolysis of Emprit Ginger (Zingiber officinale var. rubrum) Starch with α-amylase Enzyme (Study of Enzyme Concentration and Incubation Time to The Physicochemical Characteristic of Dextrin) Atik Rahmawati 1*, Yunianta 1 1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya, Malang Jl. Veteran, malang *Penulis Korespondensi, atik_rahmaa@yahoo.com ABSTRAK Jahe Emprit merupakan tanaman rimpang yang merupakan salah satu komoditas perdagangan yang penting bagi bangsa Indonesia. Ketersediaannya yang berlimpah dan pemanfaatannya yang selama ini hanya diambil sari atau minyaknya menghasilkan hasil samping berupa pati jahe yang belum banyak dimanfaatkan. Kandungan pati jahe emprit mencapai 58%. Dalam penelitian ini pati jahe dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan dekstrin secara enzimatis. Pembuatan dekstrin dengan metode enzimatis memiliki keunggulan lebih cepat, tidak menghasilkan residu berbahaya, proses lebih spesifik, serta kerusakan warna dapat diminimalkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi enzim dan lama inkubasi terhadap sifat fisik dan kimia sehingga dihasilkan dekstrin terbaik. Penelitian disusun menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu konsentrasi enzim (0.04%, 0.06%, 0.08%) dan lama inkubasi (1 jam, 2 jam, 3 jam). Perlakuan terbaik diperoleh dari konsentrasi enzim 0,08% dan lama inkubasi 3 jam. Kadar gula reduksi yang terkandung adalah 6.22%, kadar DE 6.94%, viskositas dingin cps, TPT 19.33, kadar air ±10%, dan kadar abu ±0.10%. Kata Kunci: Dekstrin, Enzim α - Amilase, Pati Jahe ABSTRACT Emprit ginger is a rhizome plant which is one of important trade commodities for Indonesian nation. The abundant availability and the utilization, ginger is processed to produce its essential oil, and give a side product which is rich with starch that has not been widely used. Emprit ginger contains about 58% starch. Developing the use of ginger starch is very important to do, regarding to its abundant availability as industrial waste and its low economic value. In this research ginger starch was used as raw material for dextrin production using enzymatically processed. Dextrin is widely use as filler, coating agent, and thickening agent. The aim of the research was to determine the effect of enzyme concentration and incubation time to produce the best dextrin.the research was carried out using a randomized block design with 2 factors namely the enzyme concentration (0.04%, 0.06%, 0.08%) and incubation time (1, 2, 3 hours). The best treatment was obtained from the 0.08% enzyme concentration and 3 hours incubation time, with the levels of reducing sugar reached 6.22%, dextrose equivalent 6.94%, hot viscosity cps, cold viscosity cps, total soluble solids 19.33, water content ±10%, and ash content ±0.10%. Keywords: α-amylase Enzyme, Dextrin, Ginger Starch 1252

2 PENDAHULUAN Jahe Emprit (Zingibier Officinale Var. Rubrum) merupakan tanaman rimpang yang menjadi salah satu komoditas perdagangan yang penting bagi bangsa Indonesia. Ketersediaannya yang berlimpah dan pemanfaatannya yang selama ini hanya diambil sari atau minyaknya menghasilkan hasil samping berupa pati jahe yang belum banyak dimanfaatkan. Jahe emprit mengandung pati sekitar 58% [1]. Pengembangan pati jahe sangat penting untuk dilakukan karena ketersediaannya yang melimpah sebagai limbah dan nilai ekonominya yang rendah. Selama ini penelitian yang dilakukan dalam memanfaatkan pati jahe adalah sebagai bahan baku pembuatan cookies [2] dan edible film [3]. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam pemanfaatan pati jahe, salah satunya adalah dengan cara modifikasi pati atau pembuatan dekstrin. Dekstrin merupakan produk hasil modifikasi pati yang dapat diperoleh melalui proses hidrolisa asam, enzimatis maupun pemanasan kering [4]. Kebutuhan akan dekstrin terus meningkat seiring dengan semakin berkembangnya industri di Indonesia, yang sebagian besar dipenuhi dengan cara impor. Volume impor dekstrin pada tahun 2005 mencapai kg [5]. Pembuatan dekstrin secara enzimatis biasanya dilakukan melalui tahap likuifikasi. Tahap likuifikasi adalah proses pencairan gel pati dengan menggunkan enzim α- amilase. Enzim alfa-amilase merupakan enzim yang dapat memotong ikatan α-(1.4) glikosidik, dan merupakan endo-enzim karena dapat memotong secara acak mulai dari ikatan yang berada di dalam rantai polimer [6]. Alfa amilase bekerja lebih cepat dalam menghidrolisis substrat dibandingkan dengan enzim penghidrolisis pati lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi enzim dan lama inkubasi terhadap sifat fisik dan kimia dekstrin yang dihasilkan, serta mengetahui perlakuan yang menghasilkan dekstrin terbaik. BAHAN DAN METODE Bahan Bahan utama berupa pati jahe yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari UKM sari jahe M. Rovit di Batu. Enzim α - amilase dari Bacillus licheniformis yang diperoleh dari PT. Sorini Agro Asia Tbk. Beberapa bahan kimia yang diperoleh dari Laboratorium Biokimia dan Analisis Pangan dan toko Makmur Sejati di Malang, seperti NaOH 1N, HCl 1N, etanol, larutan iodin 5%, CaCO 3, larutan nelson A dan nelson B, reagen arsenomolibdat, kertas saring, serta aquades. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker glass 250 ml, spatula besi, alumunium foil, erlenmeyer 250 ml (Herma), labu ukur 100 ml (Pyrex), pipet volume 5 ml dan 10 ml (Pyrex), tabung reaksi (Pyrex), corong kaca, gelas ukur (pyrex), vortex (Turbo Mixer), ph meter, spektrofotometer (20 D Plus), timbangan analitik (Denver Instrument M-310), waterbath (Memmert), thermometer, oven listrik (WTC Binder), tanur (Thermolyne), micropipet, bola hisap (Marienfiel), cawan porselin, desikator, pipet tetes, lemari asam, penangas air dan viscometer. Desain Penelitian Penelitian disusun menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu konsentrasi enzim (0.04%, 0.06%, 0.08%) dan lama inkubasi (1 jam, 2 jam, 3 jam). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis ragam (Analysis of Variant atau ANOVA) yang dilanjutkan dengan uji lanjut BNT atau DMRT dengan selang kepercayaan 5%. Pemilihan perlakuan terbaik dilakukan dengan metode Multiple Attribut [7]. 1253

3 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian dilakukan melalui dua tahapan yaitu pembuatan dekstrin dengan metode enzimatis dan pengeringan dekstrin yang dihasilkan. Metode Analisis bahan baku pati jahe emprit meliputi kadar kemurnian pati [8], kadar amilosa [9], dan kadar amillopektin [9]. Analisis enzim α-amilase meliputi uji aktivitas enzim [10]. Analisis dekstrin jahe emprit meliputi kadar air [9], kadar abu [11], kadar gula reduksi [12], kadar Dextrose Equivalent (DE) [12], Viskositas dingin dan panas [8] dan total padatan terlarut. Perlakuan terbaik dicari dengan menggunakan metode multiple attribute [7]. Prosedur Analisis 1. Analisis Kadar Pati Sampel ditimbang sebanyak 2-5 gr dan dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml. Ditambahkan 50 ml etanol 80% lalu di shaker selama ±1 jam. Suspensi yang didapatkan kemudian disaring dengan kertas saring dan dicuci dengan aquades sampai volume filtrat 250 ml. Kemudian dicuci lagi dengan alkohol 50 ml lalu dilanjutkan dengan pencucian menggunakan PE 50 ml. Residu yang didapatkan dalam kertas saring dipindahkan ke dalam erlenmeyer, kemudian dicuci dengan 200 ml aquades dan ditambahkan 20 ml HCl 25%. Setelah itu ditutup dengan pendingin balik dan dipanaskan di atas penangan air mendidih selama ± 2.5 jam. Setelah dingin dinetralkan dengan larutan NaOH 45% dan diencerkan sampai volume 500 ml kemudian disaring dan diproleh filtrat akhir. 1 ml diltrat akhir diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml reagen arsenomolibdat kemudian dipanaskan 100ºC selama 20 menit dan didinginkan pada suhu kamar. Kemudian ditambahkan 1 ml reagen nelson dan divortex. Setelah itu diencerkan dengan 7 ml aquades dan divortex. Absorbansi diukur pada = 540 nm. Kadar pati dihitung dengan rumus : Berat pati = berat x 0,9 2. Analisis Kadar Amilosa a. Prosedur penetapan standar Amilosa murni 40 mg dimasukkan dalam tabung reaksi bersama 1 ml etanol dan 9 ml NaOH 1N. Kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit sampai terbentuk gel dan didinginkan. Gel yang didapatkan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Lalu di pipet 1, 2, 3, 4, 5 ml, dan dimasukkan dalam labu takar 100 ml. Kemudian ditambahkan 1 ml asam asetat 1N, masing-masing 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, 1 ml. Setelah itu ditambahkan larutan iod masing-masing 2 L. Aquadest ditambahkan sampai tanda tera 100 ml, kemudian didiamkan selama 20 menit. Intensitas warna biru yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 625 nm. Data pengukuran dibuat kurva standar amilosa vs absorbansi. b. Prosedur penetapan sampel 100 mg sampel dalam bentuk tepung dimasukkan dalam tabung reaksi. Ditambahkan 1 ml etanol 95% dan 9 ml NaOH 1N. Kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit sampai terbentuk gel dan didinginkan. Gel yang didapatkan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Larutan dipipet 5 ml dimasukkan dalam labu takar 100 ml dan ditambahkan asam asetat 1N, 2 ml larutan iod dan aquadest sampai 100 ml. Labu dikocok sampai homogen dan didiamkan selama 20 menit. Intensitas warna biru yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 625 nm. Hasil absorbansi dimasukkan dalam kurva standar untuk memperoleh x. Kadar amilosa ditentukan dengan rumus : Kadar amilosa = X x Fp x 100% Berat sampel 1254

4 Ket : X = konsentrasi amilosa (mg/ml) Fp = Faktor pengenceran 3. Analisis Kadar Amilopektin Analisis kadar amilopektin menggunakan metode by different dari hasil analisis pati dan amilosa sebelumnya. Kadar amilopektin (%b/b) = kadar pati (%) kadar amilosa (%) 4. Analisis Aktivitas Enzim α-amilase Sebanyak 0.1 ml enzim diencerkan dalam labu ukur 100 ml. Setelah itu membuat larutan pati 1% (soluble starch) dalam larutan buffer glisin NaOH 0.05 M. Larutan enzim dan larutan pati masing masing diambil 1 ml dan dimasukkan tabung reaksi. Diinkubasi selama 15 menit pada suhu 30ºC. Setelah inkubasi, ditambahkan reagen DNS 2 ml dalam larutan sampel kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit. Sampel didinginkan kemudian diabsorbansi pada panjang gelombang 550 nm. Hasil absorbansi dihitung berdasarkan nilai kurva standar. Kurva standar dibuat pada konsentrasi ppm. Rumus perhitungan aktivitas enzim adalah : Aktivitas enzim = (gula reduksi (mg/ml) / BM glukosa) x berat enzim x FP Waktu inkubasi 5. Analisis Kadar Air Bahan yang sudah dihaluskan ditimbang 2-5 gr dalam cawan petri yang sudah diketahui beratnya. Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C selama 5 jam dan didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang. Setelah itu dipanaskan lagi dalam oven selama 30 menit, didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan timbang. Perlakuan diulang sampai berat konstan (selisih penimbangan berturut-turut kurang dari 0.2 mg). Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan. Perhitungan kadar air berdasarkan berat kering adalah sebagai berikut : Kadar air = berat awal berat akhir x 100% Berat awal 6. Analisis Kadar Abu Sampel ditimbang sebanyak 2-5 gr, dimasukkan dalam cawan pengabuan. Kemudian dibakar pada pembakar gas sampai asapnya habis dan terarang sempurna. Setelah itu sampel diletakkan dalam tanur pengabuan, dibakar sampai didapat abu berwarna abu-abu atau sampai beratnya tetap. Pengabuan dilakukan dalam dua tahan; tahap pertama pada suhu sekitar 400ºC dan kedua pada suhu 660ºC. Hasil lalu didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang. Perhitungan kadar abu adalah sebagai berikut : Kadar Abu = berat abu (gr) x 100% Berat sampel (gr) 7. Viskositas Dekstrin kering ditimbang sebanyak 15 gr, kemudian di encerkan dalam labu ukur 50 ml. Hasil pengenceran dimasukkan dalam beaker glass 50 ml. Kemudian dimasukkan kedalam shaker waterbath suhu 95ºC selama 15 menit sambil diaduk. Kekentalan diukur dengan viscometer. Selanjutnya didinginkan sampai suhu 25 0 C. Kekentalan diukur kembali dengan menggunakan alat Brookfield Viscometer. Viskositas dari sampel dapat dibaca dari angka yang ditunjukkan oleh jarum skala pada alat, kemudian hasilnya dikalikan dengan faktor koreksi tergantung dari nomor spindle dan rpm yang digunakan. 1255

5 8. Persentase DE a. Pengukuran gula reduksi Sampel diambil sampel sebanyak 0.5 gr. Kemudian diencerkan sebanyak 100 ml. Dari pengenceran tersebut, sampel diambil 1 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian diencerkan dengan penambahan 10 ml aquades. Sampel kemudian diambil 1 ml dan ditambahkan 1 ml reagen Nelson, kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 20 menit. Sampel lalu didinginkan secara cepat dengan air mengalir dan ditambahkan 1 ml reagen Arsenomolibdat Sampel dihomogenkan. Kemudian ditambahkan aquades 7 ml lalu dihomogenkan. Sampel diukur absoransinya pada panjang gelombang 540 nm. Hasil absorbansi dimasukkan dalam kurva standar untuk memperoleh x. Rumus Perhitungannya adalah ; % Gula reduksi = X x Volume x FP x 100% Berat (mg) b. Pengukuran Dextrose Equivalent Sampel dektrin yang sudah jadi di ukur total padatannya (DS) yang diperoleh dari 100% - kadar air. Kemudian dihitung persentase DE dengan rumus berikut : % DE = 100 x gula reduksi DS 9. Total Padatan Terlarut Sampel yang akan diuji total padatan terlarutnya diambil 1 ml, kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi. Pada tabung reaksi ditambahkan aquades sebanyak 1 ml kemudian dihomogenkan. Sampel yang telah di encerkan tersebut diambil dengan pipet tetes dan diteteskan pada hand refractometer. Dilihat berapa banyak cahaya yang terbiaskan dengan melihat skala yang tertera pada hand refractometer yang menunjukkan banyaknya padatan yang terlarut di dalam sampel HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Bahan Baku Data analisis karakteristik bahan baku pati jahe emprit ditunjukkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Bahan Baku Parameter Literatur a Literatur b Hasil Analisis Pati Jahe Emprit Kadar Pati (%) 58 % % % Kadar Amilosa (%) % % % Kadar Amilopektin (%) % % % Sumber : a [1] b [2] Tabel 1. menunjukkan bahwa hasil analisis menunjukkan perbedaan dengan literatur. Perbedaan tersebut dimungkinkan karena sampel pati jahe yang digunakan berbeda. Selain itu pati yang digunakan dalam penelitian ini telah dilakukan proses pencucian sampai kurang lebih 12 kali, sehingga semua kotoran yang ada telah terbuang dan kadar patinya menjadi lebih tinggi. 2. Aktivitas Enzim α-amilase Enzim α-amilase didapatkan dari PT. Sorini Agro Asia Tbk. Enzim yang digunakan telah berupa enzim murni komersial, berasal dari Bacillus licheniformis dan bersifat termostabil. Hasil yang diperoleh untuk aktivitas enzim α-amilase adalah mg glukosa/ml enzim menit. Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain suhu, ph, dan adanya inhibitor. Enzim merupakan protein, sehingga dapat mengalami kerusakan atau terdenaturasi oleh beberapa faktor seperti panas, ph yang rendah, adanya 1256

6 senyawa organik atau logam yang dapat menghambat kerja enzim, sehingga aktivitasnya menurun. 3. Kadar Air Dekstrin Pati Jahe Hasil analisis kadar air dari dekstrin pati jahe akibat perlakuan konsentrasi enzim dan lama inkubasi dapat dilihat pada Tabel 2. Pada penelitian ini, dekstrin hasil hidrolisis enzimatis memiliki bentuk berupa pasta yang agak cair. Sehingga diperlukan proses pengeringan agar produk memiliki kadar air yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu kurang dari 11% [13]. Selain itu proses pengeringan juga bertujuan untuk memperoleh dekstrin dalam bentuk bubuk. Tabel 2 menunjukkan bahwa kadar air dari dekstrin yang dihasilkan paling rendah adalah 9.90% dan yang tertinggi adalah 11%. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua sampel hasil penelitian ini memenuhi persyaratan SNI dekstrin pangan maupun non pangan. Tabel 2. Rerata Kadar Air Dekstrin Pati Jahe Konsentrasi Enzim % Lama Inkubasi Rerata Kadar Air (%) (b/b) (Jam) 0.04 % 1 jam jam jam jam % 2 jam jam jam % 2 jam jam Keterangan : Data merupakan rerata 3 Ulangan 4. Kadar Abu Dekstrin Pati Jahe Hasil analisis kadar abu dekstrin pati jahe akibat perlakuan konsentrasi enzim dan lama inkubasi dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Rerata Kadar Abu Dekstrin Pati Jahe Konsentrasi Enzim% Lama Inkubasi Rerata Kadar Abu (%) (b/b) (Jam) 0.04 % 1 jam jam jam jam % 2 jam jam jam % 2 jam jam 0.15 Keterangan : Data merupakan rerata 3 Ulangan Tabel 3 menunjukkan kadar abu yang terkandung dalam dekstrin hasil pengeringan. Kadar abu paling rendah adalah sekitar 0.09% sedangkan yang paling tinggi sekitar 0.15%. Namun perbedaan tersebut tidak terlalu menonjol. Hal tersebut juga dibuktikan dengan hasil analisis ragam (ANOVA) yang tidak menunjukkan perbedaan nyata pada semua sampel (α = 0.05), baik pada masing masing faktor maupun pada interaksi kedua faktor. Sehingga tidak dilakukan analisis uji lanjut. Menurut Standar Nasional Indonesia [13] kadar abu dalam 1257

7 suatu produk dekstrin adalah dibawah 0.5%. Sehingga dapat dikatakan semua sampel hasil penelitian ini memenuhi persyaratan SNI dekstrin untuk industri pangan. 5. Kadar Gula Reduksi dan Dextrose Equivalent (DE) Dekstrin Pati Jahe Hasil analisis kadar gula reduksi dan kadar DE dekstrin pati jahe akibat perlakuan konsentrasi enzim dan lama inkubasi dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. Gambar 1 menunjukkan menunjukkan tren kenaikan kadar gula reduksi pada dekstrin di setiap level baik pada perlakuan konsentrasi enzim maupun lama inkubasi. Kadar gula reduksi terendah adalah 4.49% dan yang tertinggi adalah 6.22%. Hasil analisis ragam menunjukkan hasil berbeda nyata pada setiap tingkat konsentrasi enzim dan lama inkubasi, serta tidak terdapat interaksi dari kedua faktor tersebut. Gambar 1. Hubungan antara Perlakuan Konsentrasi Enzim dan Lama Inkubasi terhadap Kadar Gula Reduksi (%) Dekstrin Pati Jahe Gambar 2 menunjukkan tren kenaikan kadar DE pada dekstrin di setiap level baik pada perlakuan konsentrasi enzim maupun lama inkubasi. Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan berbeda nyata pada setiap tingkat konsentrasi enzim dan lama inkubasi, serta tidak terdapat interaksi dari kedua faktor tersebut. Gambar 2. Hubungan antara Perlakuan Konsentrasi Enzim dan Lama Inkubasi terhadap Kadar DE (%) Dekstrin Pati Jahe Kadar gula reduksi dan DE semakin meningkat berbanding lurus dengan konsentrasi enzim α-amilase dan lama inkubasi. Semakin banyak konsentrasi enzim dan semakin lama inkubasi kadar gula reduksi dan DE semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak konsentrasi enzim, substrat yang dipecah dan terhidrolisis juga semakin banyak. Sehingga gula gula sederhana yang dihasilkan juga semakin banyak. Semakin banyak ikatan glikosidik yang bisa dipecah akan menyebabkan kadar gula reduksi meningkat. 1258

8 Begitu juga dengan lama inkubasi. Semakin lama inkubasi yang dilakukan, semakin banyak substrat yang dapat dihidrolisis oleh enzim dan menghasilkan gula reduksi. Kecepatan awal reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi enzim pada awal permulaan reaksi. Namun dalam kedaan setimbang, kecepatan reaksi tidak selalu sebanding dengan konsentrasi enzim. Semakin tinggi konsentrasi enzim maka jumlah substrat yang terhidrolisis dan menghasilkan gula gula sedehana juga akan semakin meningkat. Reaksi kemudian akan berubah konstan pada batas batas tertentu meskipun konsentrasi enzim ditingkatkan, karena jumlah substratnya tetap [14]. Pada penelitian diatas menunjukkan bahwa reaksi enzim yang terjadi masih belum mencapai keadaan setimbang dan masih ada kemungkinan kadar gula reduksi untuk naik apabila konsentrasi enzim ditingkatkan. 6. Nilai Viskositas Dingin dan Viskositas Panas Dekstrin Pati Jahe Hasil analisis nilai viskositas dingin dan viskositas panas dekstrin pati jahe akibat perlakuan konsentrasi enzim dan lama inkubasi dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4 berikut : Gambar 3. Hubungan antara Perlakuan Konsentrasi Enzim dan Lama Inkubasi terhadap Viskositas Dingin (cps) Dekstrin Pati Jahe Gambar 4. Hubungan antara Perlakuan Konsentrasi Enzim dan Lama Inkubasi terhadap Viskositas Panas (cps) Dekstrin Pati Jahe Gambar 3 dan 4 menunjukkan nilai viskositas dingin yang semakin menurun seiring dengan bertambahnya konsentrasi enzim dan lama inkubasi. Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi enzim α-amilase dan lama inkubasi memberikan pengaruh nyata (α=0.05) terhadap nilai viskositas dingin dan viskositas panas dekstrin. Selain itu juga terdapat interaksi antara kedua faktor tersebut. 1259

9 Nilai viskositas baik panas maupun dingin mengalami penurunan seiring dengan semakin tingginya konsentrasi enzim dan lama inkubasi. Viskositas dari suatu larutan bergantung pada komponen zat terlarut, pelarut, serta konsentrasi zat terlarut [15]. Semakin banyak sakarida yang berukuran dan berbobot molekul tinggi maka viskositas akan semakin besar, disamping itu kemampuan retrogradasi fraksi amilosa juga dapat meningkatkan viskositas dekstrin yang dihasilkan [16]. Hal tersebut menunjukkan bahwa penurunan viskositas terjadi disebabkan karena semakin banyaknya molekul polisakarida yang terpotong dan menjadi monosakarida atau disakarida. Sehingga berat molekulnya menjadi kecil. Selain itu kemampuannya dalam mengikat airpun semakin menurun dan menyebabkan viskositasnya menjadi menurun. Komponen gula yang tebentuk dari hidrolisis pati memiliki sifat larut air. 7. Total Padatan Terlarut Dekstrin Pati Jahe Hasil analisis total padatan terlarut (TPT) dekstrin pati jahe akibat perlakuan konsentrasi enzim dan lama inkubasi dapat dilihat pada Gambar 5 berikut : Gambar 5. Hubungan antara Perlakuan Konsentrasi Enzim dan Lama Inkubasi terhadap Total Padatan Terlarut (ºBrix) Dekstrin Pati Jahe Gambar 5 menunjukkan nilai TPT dari dekstrin hasil penelitian. Nilai TPT paling rendah adalah ºBrix dan yang paling tinggi adalah ºBrix. Nilai TPT yang didapatkan cenderung naik meskipun kenaikan dari masing masing sampel tidak terlalu signifikan. Hal ini juga ditunjukkan oleh hasil analisis ragam (ANOVA) dengan selang kepercayaan 5%, bahwa tidak terdapat perbedaan nyata baik dari perlakuan konsentrasi enzim maupun dari lama inkubasi. Nilai TPT dapat dikonversi menjadi total gula terlarut, yang merupakan jumlah dari gula pereduksi dengan gula non pereduksi [17], sehingga dapat dikatakan bahwa nilai TPT dapat berbanding lurus dengan nilai DE. 8. Analisis Perlakuan Terbaik Perlakuan terbaik ditentukan dengan memberikan nilai ideal pada parameterparameter yang diuji berdasarkan analisis multiple attribute [7]. Parameter yang memiliki nilai ideal maksimal diantaranya adalah kadar gula reduksi, kadar DE, dan total padatan terlarut. Sedangkan parameter yang memiliki nilai ideal minimal adalah viskositas panas dan visositas dingin. Perlakuan dengan jarak kerapatan maksimal terkecil merupakan perlakuan terbaik dari hasil analisis. Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan perlakuan terbaik adalah perlakuan dengan konsentrasi enzim 0.08% dan waktu inkubasi 3 jam. Nilai parameter perlakuan terbaik dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perlakuan terbaik yang didapatkan adalah sampel dengan kombinasi perlakuan konsentrasi enzim 0.08% dan lama inkubasi 3 jam. Perlakuan terbaaik diperoleh dengan hasil kadar gula reduksi 6.22 %, kadar DE 6.94 %, viskositas dingin cps, viskositas panas cps, dan TPT sebesar 19.33º Brix. Perlakuan terbaik ditunjukkan dengan nilai L terkecil yaitu 0, yang berarti memiliki tingkat kerapatan terkecil. 1260

10 Tabel 4. Perlakuan Terbaik Dekstrin Pati Jahe berdasarkan Parameter Sifat Fisik dan Kimia Konsentrasi Enzim (%) Lama Inkubasi (Jam) L1 L2 L Max L 1 jam % 2 jam jam jam % 2 jam jam jam % 2 jam jam Keterangan: Nilai terendah adalah Perlakuan Terbaik SIMPULAN Pati jahe emprit yang digunakan memiliki kadar pati sebesar 81.24% yang tersusun atas kadar amilosa sebesar 37.61% dan kadar amilopektin 62.39%. Pati jahe emprit dapat dijadikan alternatif bahan baku pembuatan dekstrin melalui hidrolisis dengan enzim α- amilase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi enzim dan lama inkubasi memberikan pengaruh nyata (α=0.05) terhadap kadar gula reduksi, kadar dextrose equivalent (DE), viskositas dingin, dan viskositas panas. Namun tidak memberikan pengaruh nyata pada total padatan terlarut (TPT), kadar air, serta kadar abu. Dari kedua faktor tidak terdapat interaksi pada hampir semua parameter, kecuali pada parameter viskositas baik dingin maupun panas. Perhitungan perlakuan terbaik didapatkan pada parameter konsentrasi enzim 0.08% dan lama inkubasi 3 jam. Kadar gula reduksi yang terkandung adalah 6.22%, kadar DE 6.94%, viskositas dingin cps, viskositas panas cps, dan TPT Sedangkan hasil yang didapatkan untuk parameter kadar air adalah ±10%, dan kadar abu ±0.10%, yang mana telah memenuhi ketentuan dari Standar Nasional Indonesia (SNI). DAFTAR PUSTAKA 1) Rukmana, R Usaha Tani Jahe. Kanisius. Yogyakarta 2) Prayestha, W Pengaruh Rasio Pati Jahe Emprit (Zingiber Officinale Var. Rubrum) serta Pati Garut (Maranta Arundinaceae L. Var Creole) dan Konsentrasi Baking Powder terhadap Sifat Fisik Kimia Organoleptik Cookies. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang. 3) Nasaputra, M.A Pengaruh Konsentrasi Pati Jahe Emprit dan Asam Stearat terhadap Karakteristik Edible film. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang. 4) Wurzburg, O.B Modified Starch : Properties and Uses. Boca Raton : CRC Press Inc. 5) Biro Pusat Stastik Statistik Luar Negeri Indonesia. Impor Jilid I. Jakarta : BPS. 6) Whitaker J.R Principles of Enzymology for the Food Sciences. New York : Marcel Dekker Inc. 7) Zeleny, M Multiple Criteria Decision Making. Mc Graw Hill Book Company, New York 8) Association of Official Analytical Chemist (AOAC) Official Methods Of Analysis 18th Edition. Washington. Vol IIA. AOAC Inc. 4: ) Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari N.L., Sedarnawati, dan Budiyanto S Analisis Pangan. Bogor : PAU Pangan dan Gizi IPB. 1261

11 10) Yamamoto, T Bacterial α-amylases (Liquifiying and Saccharifying Types) of Bacillus subtilis and Related Bacteria. Di daiam : The Amylase Research Society of Japan. Handbook of Amylases and Related Enzymes. Toronto : Pergamon Press. 11) Sudarmadji, S., Haryono,B. dan Suhardi Prosedur Analisis Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta. 12) Nelson, N A Photometric Adaptation of The Somogyi Method for The Determination of Glucose. J Biol Chem 153: ) Dewan Standarisasi Nasional Dekstrin Industri Pangan (SNI ). Jakarta : Dewan Standarisasi Nasional. 14) Lehninger, A. L Dasar dasar Biokimia Jilid 1. Alih Bahasa : Maggy Themawidjaja. Erlangga. Jakarta. 15) Ni maturohmah, E Hidrolisa Pati Sagu (Metroxylon Sagu Rottb.) dengan Enzim β- amilase (Kajian Pengaruh Konsentrasi Enzim dan Lama Inkubasi terhadap Sifat Fisik dan Kimia Dekstrn). Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang. 16) Ridwansyah Pemanfaatan Pati Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Dekstrin. Thesis. Institut Pertanian. Bogor. 17) Mukodiningsih S Pola Perubahan Komposisi Karbohidrat dari Pati Sagu (Metroxylon sp.) selama Proses Dextrinisasi Kering dengan Katalis HCl. Thesis. Program Studi Ilmu Pangan. Program Pasca sarjana. IPB. 1262

HIDROLISIS PATI SAGU (Metroxylon sagu Rottb.) OLEH ENZIM β-amilase UNTUK PEMBUATAN DEKSTRIN

HIDROLISIS PATI SAGU (Metroxylon sagu Rottb.) OLEH ENZIM β-amilase UNTUK PEMBUATAN DEKSTRIN HIDROLISIS PATI SAGU (Metroxylon sagu Rottb.) OLEH ENZIM β-amilase UNTUK PEMBUATAN DEKSTRIN Hydrolysis of Sago ( Metroxylon Sago Rottb.) Starch by β-amylase for Making Dextrin Eva Ni maturohmah 1 *, Yunianta

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar Lampung dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2017. Penelitian tersebut mencakup pembuatan maltodekstrin dari biji jali dan pengujian laju basah, viskositas, daya

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model

Lebih terperinci

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958) LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI 01-3546-2004 yang dimodifikasi*) Penentuan Total Padatan Terlarut (%Brix) saos tomat kental dilakukan dengan menggunakan Hand-Refraktometer Brix 0-32%*.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Formulir organoleptik

Lampiran 1 Formulir organoleptik LAMPIRA 55 56 Lampiran Formulir organoleptik Formulir Organoleptik (Mutu Hedonik) Ubi Cilembu Panggang ama : o. HP : JK : P / L Petunjuk pengisian:. Isi identitas saudara/i secara lengkap 2. Di hadapan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) Pengujian daya serap air (Water Absorption Index) dilakukan untuk bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan yaitu umbi garut kultivar creole berumur 10 bulan yang diperoleh dari kebun percobaan Balai Penelitian Biologi dan Genetika Cimanggu

Lebih terperinci

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis) Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis) Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS 1.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum

Lebih terperinci

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8 40 setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8 ml. Reaksi enzimatik dibiarkan berlangsung selama 8 jam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung,

Lebih terperinci

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 15

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Maret 2009. Tempat penelitian di Kebun IPB Tajur I dan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu 1. Analisa Proksimat a. Kadar Air (AOAC 1999) Sampel sebanyak 2 g ditimbang dan ditaruh di dalam cawan aluminium yang telah diketahui

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisa Hasil Pertanian dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisa Hasil Pertanian dan 26 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisa Hasil Pertanian dan Laboratorium Limbah Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di 13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan untuk pembuatan produk, menguji total bakteri asam

Lebih terperinci

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih ANALISIS KARBOHIDRAT Analisis Zat Gizi Teti Estiasih 1 Definisi Ada beberapa definisi Merupakan polihidroksialdehid atau polihidroksiketon Senyawa yang mengandung C, H, dan O dengan rumus empiris (CH2O)n,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rencangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP 35 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP Fakultas Pertanian Unila, Laboratorium Politeknik Negeri Lampung

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI) LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI) Di Susun Oleh : Nama praktikan : Ainutajriani Nim : 14 3145 453 048 Kelas Kelompok : 1B : IV Dosen Pembimbing : Sulfiani, S.Si PROGRAM STUDI DIII ANALIS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

Produksi Glukosa Cair dari Pati Ubi Jalar Melalui Proses Likuifikasi dan Sakarifikasi Secara Enzimatis

Produksi Glukosa Cair dari Pati Ubi Jalar Melalui Proses Likuifikasi dan Sakarifikasi Secara Enzimatis Produksi Glukosa Cair dari Pati Ubi Jalar Melalui Proses Likuifikasi dan Sakarifikasi Secara Enzimatis 1) I Wayan Arnata, 1) Bambang Admadi H., 2) Esselon Pardede 1) Staf Pengajar PS. Teknologi Industri

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laboratorium Biomassa, laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. laboratorium Biomassa, laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilaboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, laboratorium Biomassa, laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan 59 60 Lampiran 1.Pengukuran Kandungan Kimia Pati Batang Aren (Arenga pinnata Merr.) dan Pati Temulawak (Curcuma xanthorizza L.) a. Penentuan Kadar Air Pati Temulawak dan Pati Batang Aren Menggunakan Moisture

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Fakultas Pertanian UMY pada bulan Maret-April 2017. B. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. 3.2 Alat Alat

Lebih terperinci

A. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG

A. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG III. KEGIATAN MAGANG A. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang dilaksanakan di sebuah perusahaan snack di wilayah Jabotabek selama empat bulan. Kegiatan magang ini dimulai pada tanggal 10 Maret sampai

Lebih terperinci

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis. 1. Kadar Air (AOAC, 1999) Sebanyak 3 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot keringnya. tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan November 2011 di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian ini dimulai pada

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Waktu penelitian yakni pada bulan Desember

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995) LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995) Cawan alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya akan diisi sebanyak 2 g sampel lalu ditimbang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L. LAMPIRAN Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) 47 Lampiran. Oven Lampiran 4. Autoklaf 48 Lampiran 5. Tanur Lampiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016 bertempat di Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Pengujian

Lebih terperinci

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah pati sagu (Metroxylon sp.) yang diperoleh dari industri pati sagu rakyat di daerah Cimahpar, Bogor. Khamir yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pangan dan Gizi, Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung a. Kadar Air Cawan kosong (ukuran medium) diletakkan dalam oven sehari atau minimal 3 jam sebelum pengujian. Masukkan cawan kosong tersebut dalam

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April

Lebih terperinci

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu 40 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar air (AOAC 1995, 950.46) Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan 18 Maret 2016 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmatologi, Progran Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari 2011. Penelitian ini sebagian besar dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, 18 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan

Lebih terperinci

PRODUKSI ENZIM AMILASE

PRODUKSI ENZIM AMILASE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROB DAN POTENSINYA PRODUKSI ENZIM AMILASE KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 PRODUKSI ENZIM AMILASE Pendahuluan Amilase merupakan

Lebih terperinci

STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN

STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN Jurnal Sains Kimia Vol 10, No.1, 2006: 40 45 STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN Emma Zaidar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang, Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pembuatan nata dari umbi ubi jalar ungu oleh bakteri Acetobacter xylinum ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang kedelai, kacang tanah, oat, dan wortel yang diperoleh dari daerah Bogor. Bahan kimia yang digunakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi BAHAN DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,, Medan. Bahan dan Alat Penelitian Bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juli

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hijau yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara Gunung Mas di Bogor. Bahan-bahan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL ) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan.

Lebih terperinci

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah 3. MATERI DAN METODE Proses pemanasan dan pengeringan gabah beras merah dilakukan di Laboratorium Rekayasa Pangan. Proses penggilingan dan penyosohan gabah dilakukan di tempat penggilingan daerah Pucang

Lebih terperinci

ANALISIS PROXIMATE PROF SIMON BW

ANALISIS PROXIMATE PROF SIMON BW ANALISIS PROXIMATE PROF SIMON BW KADAR AIR PRINSIP PENGUKURAN: METODE OVEN BAIK OVEN KERING DAN OVEN VAKUUM: PENGURANGAN BERAT, AKIBAT PENGERINGAN. METODE OVEN KERING: BAHAN DIKERINGKAN 110 0C sampai berat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PENELITAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan dengan 3

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis Lampiran 1. Prosedur Analisis 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Sebanyak 2 g contoh ditimbang secara teliti dalam cawan alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Cawan kemudian dikeringkan dalam

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis

Lampiran 1. Prosedur analisis LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur analisis 1. Kadar air (AOAC 1995) Sebanyak 5 g sampel ditimbang dalam cawan aluminium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Cawan kemudian dikeringkan dalam oven

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan mulai Mei sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah jagung pipil kering dengan varietas Pioneer 13 dan varietas Srikandi (QPM) serta bahanbahan kimia yang

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan bahan yang digunakan 5.1.1 Alat Tabel 4. Alat yang digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 5.1.2 Bahan Sendok Pipet

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di 29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat 12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat Penambahan Berbagai Level Zeolit Sumber Nitrogen Slow Release pada Glukosa Murni secara In Vitro

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan tahapan kegiatan, yaitu : bahan baku berupa singkong yang dijadikan bubur singkong,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci