DESAIN SIMULASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIOBJECTIVE MENGGUNAKAN AGEN CERDAS
|
|
- Surya Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DESAIN SIMULASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTIOBJECTIVE MENGGUNAKAN AGEN CERDAS Mohamad Iman Prajitno 1, Bambang Wahyu W 2, Muh. Chosyi'in 3, Supeno Mardi S 4, Moch. Hariadi 5 Pasca Sarjana Jurusan Teknik Elektro Jaringan Cerdas Multimedia Jurusan Teknik Elektro - Fakultas Teknologi Industri 4, 5 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya ABSTRAK Telah banyak penelitian memanfaatkan simulasi untuk menirukan situasi dunia nyata dan dipergunakan sebagai alat bantu pengambilan keputusan. Beberapa situasi memerlukan keputusan multiobjective dan cepat, untuk itu simulasi berguna untuk menggambarkan optimalisasi keputusan secara simultan dua atau lebih objektif yang bertentangan dengan batasan tertentu. Manajemen Rantai Pasokan Pengadaan ( Supply Chain Management Procurement) memiliki persoalan multiobjective pengambilan keputusan. Simulasi dapat meminimalkan efek kerugian karena keputusan yang salah di dunia nyata. Metode Finite State Machine (FSM) dipergunakan untuk merancang simulasi alur keadaan. Pertama akan dijelaskan semua komponen yang diterapkan didalam simulasi ini, juga sebagai entitas dari masing-masing kegiatan di procurement, dengan menggunakan decision tree untuk setiap alur keadaan. Setiap alur memiliki beberapa kemungkinan situasi dan tindakan. Pilihan tindakan yang dapat dilakukan agen akan dideklarasikan terlebih dahulu. Perancangan perilaku sebuah agen cerdas akan dinyatakan berdasarkan fungsi aktifitas buyer. Fungsi utama agen ini adalah membuat keputusan pada setiap tahapan peristiwa Membuat desain simulasi persoalan sosial yang kompleks pada kasus Supply Chain Management (SCM) Procurement dapat diselesaikan mengunakan metode FSM. Pada paper ini desain simulasi agen cerdas pengambilan keputusan bersifat multiobjective. Desain simulasi pengambilan keputusan menggunakan agen cerdas dapat berjalan dengan baik. Proses evaluasi pilihan alur keputusan lebih mudah dilakukan Kata Kunci: Simulasi, Agen Cerdas, Supply Chain Management, Multiobjective, Finite State Machine 1, 2, 3 PENDAHULUAN Simulasi pada saat ini telah dipergunakan sebagai alat bantu belajar yang dapat menggambarkan persoalan dunia nyata. Seperti pada pernyataan berikut, well designed games and simulations can prepare our students to learn critical problem-solving and decision-making skills necessary for the real world [0]. Sebagai contoh pelatihan pegawai baru pada suatu perusahaan. Perusahaan tersebut akan membutuhkan sebuah kondisi untuk mengamati bagaimana pegawai tersebut mencari solusi ketika menghadapi persoalan yang serius. Akan menjadi
2 persoalan apabila ternyata perusahaan tersebut tidak pada kondisi yang bermasalah. Simulasi memiliki kemampuan untuk mensimulasikan situasi seperti dunia nyata. Sehingga dimungkinkan untuk mensimulasikan segala bentuk situasi secara berulang ulang atau bahkan merubah situasi tersebut. Pada situasi tertentu dibutuhkan kondisi dengan beberapa objektif dalam proses pengambilan keputusan untuk itu simulasi akan berguna dalam melakukan optimalisasi secara simultan beberapa objektif yang saling bertentangan. Hal ini diharapkan dapat membantu dalam memberikan gambaran persoalan yang sebenarnya tanpa dihadapkan resiko kerugian karena kesalahan pengambilan keputusan. Kompleksitas dari sebuah simulasi akan bergantung pada luasan permasalahan dan objektifnya. Supply Chain Management (SCM) procurement memiliki karakteristik persoalan pengambilan keputusan yang bersifat multiobjectives dan kompleks. Seperti pada proses procurement berikut, yaitu sebagai contoh keputusan pemilihan vendor. Pemilihan vendor merupakan keputusan yang kompleks. Terdapat tiga alasan yaitu, pertama proses keputusan melibatkan lebih dari satu kriteria. Produk memiliki beberapa atribut seperti harga, kualitas, pelayanan dll. Sedangkan komite pembelian memiliki beragam kriteria seperti biaya, kepercayaan dan pengiriman. Kedua, kriteria dalam pemilihan vendor seringkali bertentangan. Terakhir adalah penerapan strategi produksi modern seperti JIT dan TQM seringkali menimbulkan kriteria baru.[0] Penggunaan simulasi akan membantu untuk memecahkan persoalan optimalisasi SCM secara simultan pada dua atau lebih objektif yang bertentangan. Penggunaan simulasi dengan menggunakan agen cerdas diharapkan dapat membantu proses pelatihan pengambilan keputusan. Penggunaan agen cerdas juga dapat dipakai untuk evaluasi, apakah proses pengambilan keputusan pada suatu kondisi tertentu dapat dikatakan optimal. Seandainya keputusan tersebut dinilai tidak optimal maka bagaimana seharusnya proses pengambilan keputusan tersebut agar menjadi optimal. Pokok bahasan paper ini adalah bagaimana desain simulasi pengambilan keputusan pada kasus sosial kompleks seperti pada SCM Procurement dengan menggunakan sebuah agent cerdas. Tahap awal desain dapat dimulai dengan menyusun aktifitas procurement didalam simulasi. Didalam paper ini SCM Procurement diwakili oleh 3 komponen yaitu requester, buyer, dan supplier. Lingkup simulasi terbatas pada aktifitas buyer didalam proses procurement. Komponen buyer akan berjalan sebagai agent cerdas, menggunakan single agent (agen tunggal). Komponen lainnya berjalan melalui sebuah aturan skenario aksi. METODE Supply Chain Management Procurement Supply chain management merupakan mata rantai pengadaan barang dari supplier, produksi dan konsumen. Simulasi supply chain management yang dikembangkan didalam paper ini hanya terbatas pada proses procurement. Procurement merupakan pengambaran proses pengadaan barang didalam internal perusahaan yang menjadi jembatan kebutuhan barang, baik untuk proses produksi ataupun kebutuhan kantor, dengan supplier, seperti pada gambar 2.1. Alur SCM dimulai dengan adanya permintaan barang dari requester ( request material). Buyer meneruskan permintaan barang dari requester ke supplier ( request to supply). Kemudian Supplier memberikan konfirmasi penawaran barang kepada buyer dan buyer melakukan konfirmasi ke supplier untuk pengadaan barang ( supply material). Buyer kemudian melakukan C-17-2
3 konfirmasi kepada requester bahwa material sudah terkirim (material) Gambar 1. Supply Chain Management Proses Desain Sistem Simulasi SCM Procurement Tatanan Perilaku Agen Setelah pembentukan komponen aktifitas simulasi, untuk selanjutnya penyusunan agent behavior (perilaku agen). Agen merupakan representasi komponen aktifitas buyer. Aktifitas buyer meliputi perilaku melakukan konfirmasi, mencari, negosiasi dan membeli seperti dalam gambar 2. Detail dari proses perilaku tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : Proses perilaku konfirmasi dilakukan buyer untuk memastikan apakah spesifikasi material benar atau tidak. Proses perilaku mencari dilakukan buyer untuk mendapatkan list nama supplier dan nama material. Proses perilaku negosiasi dilakukan buyer untuk mendapatkan penawaran terbaik dari supplier dari sisi harga, jenis material dan waktu pengiriman Proses perilaku membeli dilakukan oleh buyer untuk memastikan bahwa informasi yang diberikan supplier terdapat perubahan atau tidak, untuk kemudian dilakukan proses pembelian C-17-3
4 Gambar 2. Fungsi Perilaku Agen Buyer Penggambaran Proses Pengambilan Keputusan Gambaran pilihan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan menggunakan Decision Tree seperti pada gambar 3, tree pada simulasi SCM Procurement ini terdiri dari 4 aktifitas utama yang merepresentasikan hierarchical state atau bulatan utama pada alur simulasi, yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya. Pada tiap tiap state tersebut berkembang lagi menjadi beberapa pilihan keputusan. Kemudian pada pilihan keputusan tersebut terdapat aturan munculnya aksi berikutnya. Begitu seterusnya hingga proses berakhir pada state ke 4 yaitu proses pembelian barang. Kemudian setelah proses pembelian barang dan syarat kondisinya terpenuhi maka selanjutnya proses kembali lagi pada state 0 ( idle), dan proses akan berulang lagi dari awal. Penggambaran Alur Simulasi Gambar 3. Decision Tree Proses Pengambilan Keputusan Struktur alur tahapan simulasi supply chain management procurement digambarkan dengan menggunakan metode Hierarchical Finite State Machine (HFSM) yang merupakan pengembangan metode Finite State Machine (FSM), seperti tergambar pada gambar 4. FSM terdiri dari 4 elemen utama yaitu :[0] State yang mendifinisikan perilaku dan mungkin menghasilkan aksi Transisi state merupakan pergerakan dari satu state ke state yang lainnya Aturan merupakan sebuah kondisi yang harus terpenuhi supaya ada transisi state Kejadian (event) input yang terjadi baik internal maupun eksternal, dimana kemungkinan dipicu oleh aturan dan mengacu ke transisi state Penggambaran alur HFSM merupakan simulasi proses didalam procurement. Metode ini dipergunakan untuk menggambarkan aktifitas buyer secara runtut. Proses C-17-4
5 persoalan pengambilan keputusan muncul ketika sebuah state memiliki cabang lebih dari satu. Proses tersebut akan memicu state berikutnya, begitu seterusnya. Tiap tiap titik pada state memiliki aturan aksi (rule of action). Apabila aturan tersebut terpenuhi maka proses berikutnya dapat berlangsung dan apabila sebaliknya maka proses akan berulang atau masuk kepada proses lainnya. Penggambaran alur kejadian disusun berdasarkan struktur dalam decision tree yang telah digambarkan sebelumnya. HASIL DAN DISKUSI Gambar 4. Hierarchical Finite State Machine Proses Procurement Pada proses awal percobaan buyer menerima permintaan barang dari Requester, berupa : Gambar 5. Knowledge Buyer Sebelum Bertambah C-17-5
6 Buyer melakukan pengecekan didalam knowledge, hasilnya pengetahuan buyer tentang material yang diminta belum ada. Keputusan yang diambil oleh buyer adalah melakukan proses konfirmasi kepada requester tentang kebenaran material yang diminta. Hasil yang muncul adalah material telah dikonfirmasikan benar dan buyer menyimpan data material tersebut ke dalam knowledge. Kode transaksi : 2 Nama material : material c ukuran material : 4 cm waktu pengiriman : 3 hari Jumlah : 2 unit Gambar 6. Knowledge Buyer Setelah Bertambah Data ini merupakan data permintaan material pada proses awal simulasi dengan kode transaksi 2 Proses pengambilan keputusan buyer menjadi berbeda ketika knowledge buyer telah bertambah. Pada sesi ini kode transaksi 8 seperti dalam gambar 3.2, material spesifikasi yang sama muncul kembali. Pilihan aksi yang dilakukan agen buyer berbeda dengan sebelumnya, dikarenakan buyer telah memiliki pengetahuan atas material yang diminta. Proses yang dilakukan adalah langsung mencari nama supplier bukan melakukan konfirmasi ke requester seperti pada proses sebelumnya. KESIMPULAN Pemodelan simulasi pengambilan keputusan pada kasus sosial kompleks seringkali mengalami kendala dalam penyusunan skala kemungkinan alur yang akan terjadi. Tahapan kejadian dan pilihan yang akan muncul sulit untuk digambarkan secara detail. Hal ini terjadi pada pemodelan kasus SCM Procurement yang memiliki ciri khas kasus yang sama. Penggunaan pemodelan tree dapat lebih membantu dalam penyusunan desain simulasi SCM Procurement. Penggunaan metode Finite State Machine pemodelan alur simulasi dapat lebih mudah dibentuk Pemodelan alur simulasi kompleks untuk kasus sosial SCM Procurement Multiobjective dapat dilakukan dengan metode Hierarchical Finite State Machine. Penetapan alur pilihan dalam persoalan pengambilan keputusan dapat dengan mudah untuk dievaluasi. C-17-6
7 Proses pengambilan keputusan oleh agen cerdas buyer pada percobaan simulasi menunjukkan perbedaan pengambilan keputusan pada saat knowledge buyer telah bertambah. Sehingga dapat dikatakan perilaku buyer dalam pengambilan keputusan bergantung pada pengetahuan yang dimilikinya. DAFTAR PUSTAKA Nathan Balasubramanian and Brent G. Wilson, Games and Simulation, ForeSITE, Birsen Karpak, Erdogan Kumcu, Rammohan R. Kasuganti, Purchasing materials in the supply chain: managing a multi-objective task, European Journal of Purchasing and Supply Management Issue 3, 2001 Jason Brownlee, Finite State Machines in Games, C-17-7
AGEN CERDAS AUTONOMOUS BERBASIS FINITE STATE MACHINE (FSM) UNTUK SELEKSI SUPPLIER DALAM PROSES SUPPLY CHAIN MANAJEMEN
AGEN CERDAS AUTONOMOUS BERBASIS FINITE STATE MACHINE (FSM) UNTUK SELEKSI SUPPLIER DALAM PROSES SUPPLY CHAIN MANAJEMEN Oleh : Bimbi Sushadiyati 2208205710 Latar Belakang Di dalam perancangan system supply
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING
PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING Oleh : Heny Nurhidayanti 1206 100 059 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, MT Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciKONSEP SISTEM INFORMASI
CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM
Lebih terperinciPemodelan Matematis untuk Perspektif Perilaku Agen Cerdas Pembeli dengan Pendekatan (MOEA) NSGA II
Pemodelan Matematis untuk Perspektif Perilaku Agen Cerdas dengan Pendekatan (MOEA) NSGA II Dwi Rolliawati Dosen Sistem Komputer, Universitas Narotama Abstrak Agen ad alah suatu entitas perangkat lunak
Lebih terperinciManuver Kelompok NPC Berbasis Boids
Manuver Kelompok NPC Berbasis Boids Pengembangan Game Real Time Strategy Yonly Adrianus Benufinit 1, Moch. Hariadi 2, Supeno Mardi S. N 3 Mahasiswa Program Pasca Sarjana, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI PENELITIAN Produksi bunga krisan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun memberikan kontribusi yang positif kepada petani dalam peningkatan kesejahteraan mereka.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Logistik atau disebut dengan manajemen logistik adalah bagian dari manajemen rantai pasok yang merencanakan, menerapkan, serta mengontrol aliran dan penyimpanan barang,
Lebih terperinciPemodelan Matematis untuk PePespektif Perilaku Agen Cerdas Pembeli dengan Pendekatan (MOEA) NSGA II Dwi Rolliawati
ISSN 1858-4667 JURNAL LINK Vol 16/No. 1/Februari 2012 Pemodelan Matematis untuk PePespektif Perilaku Agen Cerdas Pembeli dengan Pendekatan (MOEA) NSGA II Dwi Rolliawati Dosen Sistem Komputer, Universitas
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan
Lebih terperinciRancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional
A817 Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional Lidra Trifidya, Sarwosri, dan Erma Suryani Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,
Lebih terperinciKLASIFIKASI TINGKAT KOGNISI SISWA SMA PADA MATERI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI MENGGUNAKAN GAME TRIGONOMETRI BERBASIS METODE LVQ
KLASIFIKASI TINGKAT KOGNISI SISWA SMA PADA MATERI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI MENGGUNAKAN GAME TRIGONOMETRI BERBASIS METODE LVQ Pembimbing Moch. Hariadi, ST., M. Sc., Ph. D. Christyowidiasmoro, ST., MT.,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan / Decision Support System PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN DAN DUKUNGAN
Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SISTEM, PEMODELAN DAN DUKUNGAN CONTENT 1. Pengambilan Keputusan 2. Proses Pemodelan 3. Fase Kecerdasan 4. Fase Desain 5. Fase
Lebih terperinciKONSEP SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) PADA PROSES PRODUKSI DALAM PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ABSTRAK
KONSEP SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) PADA PROSES PRODUKSI DALAM PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU Francka Sakti francka_sakti@yahoo.com Sistem Informatika Universitas Bunda Mulia ABSTRAK Persaingan dunia
Lebih terperinciPrinsip Dasar Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada; 1. Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sist
Pemodelan Simulasi Prinsip Dasar Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada; 1. Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sistem, pertimbangan teknis, dan perangkat
Lebih terperinciPEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING
PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan / Decision Support System
Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System Pengambilan Keputusan, Sistem, Pemodelan dan Dukungan Oleh : Imam Cholissodin S.Si., M.Kom Content 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pengambilan Keputusan Proses
Lebih terperinciREKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT MODEL ANALISIS. Defri Kurniawan M.Kom
REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT MODEL ANALISIS Defri Kurniawan M.Kom content Penyelesaian Masalah by George Poyla Konsep Komunikasi dan Analisa Pengertian Model Analisis Elemen-elemen Model Analisis Sasaran
Lebih terperinciENTERPRISE RESOURCE PLANNING
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 06 ERP: SCM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SCM adalah satu rangkaian bisnis demand dan supply yang melibatkan perusahaan dengan mitra kerjanya. Kelancaran proses dalam supply chain
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT
LAPORAN E-BISNIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : PHAZA HENDRA KUMARA (08.11.2243) S1 TI 6F JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciHotel Manajer: Permainan Simulasi Manajemen Operasi Hotel dengan Pemodelan Finite State Machine
A10 Hotel Manajer: Permainan Simulasi Manajemen Operasi Hotel dengan Pemodelan Finite State Machine Agung Teguh Setyadi, Imam Kuswardayan, dan Ridho Rahman H Departemen Informatika, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang
BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia perindustrian di era globalisasi saat ini semakin ketat dengan kemajuan teknologi informasi. Kemajuan dalam teknologi informasi menjadikan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PEMASOKKOMODITAS SAYURAN DI PERUSAHAAN PERDAGANGAN (STUDI KASUS PT. RIFAN GUNA SEMESTA)
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PEMASOKKOMODITAS SAYURAN DI PERUSAHAAN PERDAGANGAN (STUDI KASUS PT. RIFAN GUNA SEMESTA) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata
Lebih terperinciPERILAKU OTONOM DAN ADAPTIF NON PLAYER CHARACTER MUSUH PADA GAME 3 DIMENSI MENGGUNAKAN FUZZY STATE MACHINE DAN RULE BASED SYSTEM
PERILAKU OTONOM DAN ADAPTIF NON PLAYER CHARACTER MUSUH PADA GAME 3 DIMENSI MENGGUNAKAN FUZZY STATE MACHINE DAN RULE BASED SYSTEM Fahrul Pradhana Putra 1, Ahmad Zainul Fanani 2,Moch. Hariadi 3 1 Magister
Lebih terperinciSupply Chain Management Untuk Agen Game RTS Menggunakan Hierarchical Finite State Machine
Journal of Animation and Games Studies, Vol. 2 No.1 April 2016 ISSN 2460-5662 Supply Chain Management Untuk Agen Game RTS Menggunakan Hierarchical Finite State Machine Dihin Muriyatmoko Teknik Informatika,
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Tahapan Penelitian 3.2.1
20 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di perusahaan pengolahan ikan tuna PT X, yang terletak pada kawasan Pelabuhan Perikanan Samudra Muara Baru, Jakarta Utara.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan hingga jutaan dolar AS. Pengalaman menunjukkan bahwa sebuah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis terus mengalami perkembangan yang semakin kompleks, peningkatan dunia bisnis juga sama dengan dunia IT yang terus mengalami perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi suatu industri sangat penting demi memberikan nilai tambah baik bagi industri itu sendiri maupun bagi
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT)
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT) By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, serta merupakan komoditas ekonomi yang mempunyai nilai
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG
PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG 1 Febriarto Adhi Wiwoho 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Dalam proses produksi terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Dalam proses produksi terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi hasil keluaran produksi. Ada 4 faktor yang saling berhubungan satu dengan yang
Lebih terperinciANALISA DAN DESAIN SISTEM. pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan
BAB IV ANALISA DAN DESAIN SISTEM 4.1 Analisa Sistem Sebelum melakukan desain sistem yang akan dibuat, maka langkah yang pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan analisis
Lebih terperinciUKURAN LOT PRODUKSI DAN BUFFER STOCK PEMASOK UNTUK MERESPON PERMINTAAN PROBABILISTIK
UKURAN LOT PRODUKSI DAN BUFFER STOCK PEMASOK UNTUK MERESPON PERMINTAAN PROBABILISTIK Hari Prasetyo Staf Pengajar Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta harpras2@yahoo.com ABSTRAK Dalam sebuah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dipresentasikan metodelogi penelitian yang diuraikan menjadi tujuh sub bab yaitu fokus kajian dan tempat, diagram alir penelitian, k-chart penelitian, konseptual
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam
Lebih terperinciPENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2
PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS WEB DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MELATI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS WEB DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MELATI Moch. Ali Ramdhani Aditya Nugraha ABSTRAK Koperasi pada dasarnya
Lebih terperinciPENDEKATAN SEDERHANA UNTUK FORMULASI MODEL UKURAN LOT GABUNGAN SINGLE-VENDOR MULTI-BUYER
PENDEKATAN SEDERHANA UNTUK FORMULASI MODEL UKURAN LOT GABUNGAN SINGLE-VENDOR MULTI-BUYER Hari Prasetyo Pusat Studi Logistik dan Optimisasi Industri (PUSLOGIN) Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan penerbitan majalah keluarga islam yang berskala nasional. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan penerbitan majalah Nikah merupakan satu dari sekian banyak perusahaan penerbitan majalah keluarga islam yang berskala nasional. Dalam memenuhi permintaan
Lebih terperinciImplementasi Permainan sebagai Sarana Peningkatan Pemahaman Mahasiswa dalam Pembelajaran Matakuliah di Jurusan Teknik Industri
Implementasi Permainan sebagai Sarana Peningkatan Pemahaman Mahasiswa dalam Pembelajaran Matakuliah di Jurusan Teknik Industri YULI DWI ASTANTI 1 DAN TRISMI RISTYOWATI 2 1,2 Universitas Pembangunan Nasional
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. proyek ini adalah metode kontrak umum (generally contract method), dengan
BAB IV Bab IV Analisis dan Pembahasan ANALISIS DAN PEMBAHASAN Proyek studi kasus adalah proyek konstruksi bangunan gudang yang berfungsi sebagai sarana penyimpanan beras. Proyek gudang ini memiliki kapasitas
Lebih terperinciPerilaku Kamera Untuk Pengambilan Sudut Pandang Otomatis Menggunakan Metode
Perilaku Kamera Untuk Pengambilan Sudut Pandang Otomatis Menggunakan Metode Knowledge-Based System Prananto Yuwono 2208205802 2010 PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN JARINGAN CERDAS MULTIMEDIA JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinci1. Penggunaan Pemodelan
2. PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK A. Pemodelan sebagai Teknik Desain Teknik pemodelan objek menggunakan tiga macam model untuk menggambarkan sistem, yaitu model objek, model dinamik, dan model fungsional.
Lebih terperinciOleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Informasi menjadi dasar pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer dalam membuat keputusan. Menurut cophra dan meindl(2007) informasi harus memiliki karakteristik:
Lebih terperinciModel Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi
Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Shofiyatul Mufidah a, Subiono b a Program Studi Matematika FMIPA ITS Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju dan berkembangnya kondisi perekonomian menyebabkan persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Persaingan tersebut menuntut para pelaku bisnis melakukan
Lebih terperinciPendekatan Sistem. Tujuan Pembahasan
Pendekatan Sistem N. Tri Suswanto Saptadi 1 sim/nts/ftiuajm Tujuan Pembahasan Menunjukkan pentingnya penyelesaian masalah Menjelaskan hubungan antara penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan Menunjukkan
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND
MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND Ridayati Ircham Jurusan Teknik Sipil STTNAS Jalan Babarsari Caturtunggal Depok Sleman e-mail: ridayati@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini membahas tentang
Lebih terperinciStrategi Menyerang Jarak Dekat Menggunakan Klasifikasi Bayesian Pada NPC (Non Player Character)
Strategi Menyerang Jarak Dekat Menggunakan Klasifikasi Bayesian Pada NPC (Non Player Character) Siti Asmiatun 1, Latius Hermawan 2, Tri Daryatni 3 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang
Lebih terperinci2.1 Pengantar Model Simulasi Sistem Diskrit
Pokok Bahasan Pendahuluan Sistem, Model dan Simulasi Keuntungan dan Kerugian Simulasi Jenis-jenis Simulasi Simulasi Komputer Bahasa Simulasi Tahapan Pemodelan Simulasi 19 20 PENGANTAR PEMODELAN & SIMULASI
Lebih terperinciANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET
ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET Ronaldus Soegiarto dan Mahendrawathi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: ronaldus04@yahoo.com
Lebih terperinciOleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Waktu merupakan salah satu inti dari masalah logistik. Bagi pelanggan waktu adalah layanan yang dibutuhkan, sedangkan bagi penjual barang waktu adalah biaya. Sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Perumusan Masalah. Mengidentifikasi Entitas atau Anggota Rantai Pasok
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini berisi mengenai metodologi penelitian. Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian. Berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis pada suatu produk mulai dari hulu hingga ke hilir dengan tujuan menyampaikan
Lebih terperinciAutonomous Agen Pembeli dengan Pendekatan Multi Objective Evolutionary Optimization (MOEA) NSGA II
Autonomous Agen dengan Pendekatan Multi Objective Evolutionary Optimization (MOEA) NSGA II Dwi Rolliawati 1) Supeno Mardi 2) Moch.Hariadi 3) I Ketut Eddy Purnama 4) Teknik Elektro ITS, Surabaya, Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kinerjanya agar lebih efisien dan efektif dengan menerapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini setiap perusahaan di seluruh dunia terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya agar lebih efisien dan efektif dengan menerapkan teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan informasi yang terkini, cepat, dan dapat diandalkan, teknologi jaringan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dalam upaya pemenuhan kebutuhan informasi yang terkini, cepat, dan dapat diandalkan, teknologi jaringan komputer pun
Lebih terperinciTeknik Informatika S1
Teknik Informatika S1 Rekayasa Perangkat Lunak Lanjut Real Time System Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285640392988 SILABUS MATA KULIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada
Lebih terperinciPembahasan Materi #11
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Konsep, Pengelolaan, Kolaborasi SCM Sistem Informasi Terpadu Tahapan Evolusi Pengembangan Aspek Pengembangan 6623 - Taufiqur Rachman 1 Konsep SCM 3 SCM Memperlihatkan
Lebih terperinciVI. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYUSUN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LEMBAGA PERTANIAN SEHAT
VI. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYUSUN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LEMBAGA PERTANIAN SEHAT 6.1 Identifikasi Tujuan Lembaga Pertanian Sehat Dalam Melakukan Kegiatan Supply Chain Management Perusahaan maupun
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran
BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu
Lebih terperinciPemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (23) ISSN: 2337-3539 (23-927 Print) G-49 Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis Ludfi Pratiwi Bowo, AAB. Dinariyana, dan RO. Saut
Lebih terperinciMAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM
MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK NAMA : RANI JUITA NIM : 41813120165 DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 A. DESAIN PERANGKAT
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2005, p29) sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 data statistik bahan baku aspal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Sebuah bisnis tidak terlepas dari adanya persaingan. Persaingan merupakan salah satu faktor pendorong bagi suatu perusahaan untuk mengembangkan usahanya.
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah Big Data and Data Analytics Semester Tujuh Kode SMXXXXXX Prodi MBTI Dosen Andry Alamsyah SKS 4 Capaian Pembelajaran 1. Memahami fenomena, framework, peluang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan persaingan industri baik industri manufaktur maupun industri jasa akibat adanya perdagangan bebas menyebabkan seluruh industri berusaha untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Salah satu faktor yang
Lebih terperinci: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?
Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya gedung-gedung tinggi yang dibangun pada zaman. sekarang, menyebabkan transportasi vertikal di antara lantai gedung-gedung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Banyaknya gedung-gedung tinggi yang dibangun pada zaman sekarang, menyebabkan transportasi vertikal di antara lantai gedung-gedung tersebut semakin dibutuhkan. Elevator
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil rancangan dari
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil rancangan dari knowledge management system maintenance hardware dan software berbasis web pada Universitas
Lebih terperinciSCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dewasa ini menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap negara. Proses interaksi antar negara terjadi di berbagai bidang, salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. beberapa iterasi untuk menyesuaikan beberapa perubahan. Ada 3 Tipe class yang dapat diidentifikasikan, yaitu:
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Adapun sesuai dengan metode pengembangan yang digunakan untuk penelitian ini yaitu RUP, maka dalam bab ini dijelaskan iterasi yang terjadi pada 3 fase terakhir
Lebih terperinciDESAIN FUZZY STATE MACHINE UNTUK MENGHASILKAN VARIASI RESPON NPC (NON-PLAYABLE CHARACTER) PADA SEBUAH GAME
DESAIN FUZZY STATE MACHINE UNTUK MENGHASILKAN VARIASI RESPON NPC (NON-PLAYABLE CHARACTER) PADA SEBUAH GAME Surya Adi Wijaya 1, Susi Juniastuti 2, Supen Mardi SN 3, Mch. Hariadi 4 Pasca Sarjana Jurusan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : penjualan, pembelian, aplikasi desktop, C#, Microsoft SQL. Server
ABSTRAK Saat ini pengolahan data di Es Lilin Kita-kita belum menggunakan sistem informasi sehingga menimbulkan banyaknya kesalahan dalam pencatatan data. Berangkat dari permasalah tersebut, akan dibuat
Lebih terperinciREKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com
REKAYASA PERANGKAT LUNAK 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com Referensi Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Roger S. Pressman, Ph.D, Andi Jogyakarta, 2012 Buku 1 Rekayasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Untuk merespon perubahan yang sangat cepat sebagai akibat dari ketidakpastian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk merespon perubahan yang sangat cepat sebagai akibat dari ketidakpastian lingkungan dan kuatnya tuntutan dari pemerintah, komunitas dan pasar untuk menerapkan
Lebih terperinciBAB II Sintesis Rangkaian Sekuensial Pulse Mode
Pertemuan ke 3 1 BAB II Sintesis Rangkaian Sekuensial Pulse Mode Deskripsi Pada bab ini akan dibahas tentang finite state machine, rangkaian mealy dan moore, prosedur perancangan dan translasi dari mealy
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran
3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ini berangkat dari kenyataan yang dihadapi oleh industri kemasan karton dewasa ini, yaitu proses produksi dilakukan berdasarkan pesanan (make-to-order),
Lebih terperinciMANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Tinjauan Organisasi 3.1.1. Sejarah Organisasi BUT Saka Indonesia Pangkah Limited anak usaha dari PT. Saka Energi Indonesia merupakan salah satu Bentuk Usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara meningkatkan pelayanan sebuah klinik, salah satunya adalah pelayanan antrian kepada pasien. Pelayanan antrian kepada pasien dilakukan untuk medata
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi yang pesat membuat perusahan terpaksa menggunakan teknologi komputer untuk mempermudah proses pengolahan data, kini komputer digunakan
Lebih terperinciTUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN
TUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN Di susun oleh: Bayu Saputra 09.11.3160 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Advance supply chain planning Tinjauan sekarang banyak perubahan yang cepat pada
Lebih terperinciPengenalan Obyek. Arna Fariza. Materi
Pengenalan Obyek Arna Fariza Materi Obyek Siklus pengembangan berorientasi obyek Metodologi berorientasi obyek Kelebihan metodologi berorientasi obyek 1 Obyek Obyek adalah tipe data komposit Menyimpan
Lebih terperinciTECHNICAL MEETING PRACTICAL GAME MANAJEMEN LOGISTIK LOGO
TECHNICAL MEETING PRACTICAL GAME MANAJEMEN LOGISTIK LOGO www.themegallery.com Apa itu Practical Game? LOGO www.themegallery.com Practical Game adalah permainan ditujukan pada pemahaman konsep pengelolaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan dalam mengevaluasi supplier selalu berkaitan erat dengan pemilihan supplier yang tepat, dengan alokasi kuotanya yang berbeda-beda. Satu kesalahan dalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang manual, yaitu dengan melakukan pembukuan untuk seluruh data dan
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Saat ini, sistem peminjaman dan pengembalian buku yang dilakukan di perpustakaan SMA Karya Pembangunan 2 Bangun masih menggunakan
Lebih terperinciSIMULASI MULTI-AGENT DENGAN HEXAGONAL GRID MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE-BASED SYSTEM
SIMULASI MULTI-AGENT DENGAN HEXAGONAL GRID MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE-BASED SYSTEM Ibrohim Yofid Fananda 1 *, Mochamad Hariadi 2, Supeno Mardi 3 Pasca Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan
Lebih terperinciPembahasan Materi #2
Materi #2 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan Materi #2 2 Konsep Dasar Pemain Utama SC Pengelolaan Aliran SC The Interenterprise Supply Chain Model Inventory Optimalisasi Rantai Pasokan Push & Pull
Lebih terperinci