1291 Kajian aspek biologi dan sosial pada budidaya... (Nur Ansari Rangka) ABSTRAK
|
|
- Farida Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1291 Kajian aspek biologi dan sosial pada budidaya... (Nur Ansari Rangka) KAJIAN ASPEK BIOLOGI DAN SOSIAL PADA BUDIDAYA UDANG VANAME SEMI-INTENSIF (STUDI KASUS BUDIDAYA UDANG VANAME DI DESA PUNAGA KECAMATAN MANGARABOMBANG, TAKAL AR, SUL AWESI SEL ATAN) ABSTRAK Nur Ansari Rangka dan Abdul Mansyur Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129 Maros 90512, Sulawesi Selatan Dalam budidaya udang vaname semi-intensif dan intensif ada hubungan erat dengan aspek biologi dan sosial, karena pola usaha budidaya tradisional memerlukan biaya operasional dan investasi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan pola usaha budidaya baru (intensif). Ditinjau dari rasio keuntungan terhadap biaya operasional, maka pola usaha budidaya tradisional lebih menguntungkan untuk petani kecil, sedang pola usaha budidaya baru (intensif) lebih memadai untuk usaha komersial dan industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan aspek biologi dan sosial pada budidaya tambak udang vaname semi-intensif terhadap adopsi budidaya baru bagi petani kecil. Aspek biologi berhubungan dengan jenis udang, kepadatan, kualitas benih, frekuensi pemberian pakan sedang aspek sosial seperti adaptasi introduksi jenis udang baru (vaname) menggantikan jenis komoditas lokal, keterampilan tenaga kerja, penyediaan modal dan yang paling penting memberikan perubahan tingkat hidup atau kesejahteraan masyarakat. Metode penelitian partisipasi melalui teknik wawancara bebas kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan usaha tambak udang. Hasil penelitian menunjukkan Teknologi budidaya udang pola semiintensif sampai intensif tergolong usaha padat modal, oleh karena itu, langkah efisiensi selama periode kegiatan pemeliharaan mutlak perlu diperhatikan, terutama aspek sosial antara lain Norma sosial yang ada tidak dapat diatasi dengan pertimbangan ekonomis usaha, b). Kalau tindakan non ekonomis berlangsung terus sementara dalam usaha itu lebih mementingkan prestise sosial maka dapat menyebabkan tujuan usaha tidak menjurus ke nilai produksi yang optimal. Tindakan tegas tapi manusiawi dapat meminimumkan peluang terjadinya suasana yang dapat menghambat kelancaran usaha. Usaha budidaya semi-intensif dan intensif tidak dapat dipandang sebagai suatu usaha rumah tangga. Keterampilan dan tindakan-tindakan yang rasional harus diutamakan. Sumberdaya yang ada di desa yang berpotensi membuka lapangan kerja baru dan peningkatan pendapatan masyarakat perlu dikembangkan agar tidak terjadi kecemburuan sosial. KATA KUNCI: aspek biologi, sosial, udang vaname semi-intensif, Desa Punaga, Takalar PENDAHULUAN Penelitian aspek bio-ekonomik termasuk aspek sosial dalam usaha budidaya harus ditujukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting yang mempengaruhi produksi dan keuntungan dalam usaha budidaya. Udang putih (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies introduksi yang dibudidayakan di Indonesia yang berasal dari perairan Amerika Tengah. Negara-negara di Amerika Tengah dan Selatan seperti Ekuador, Venezuela, Panama, Brasil, dan Meksiko sudah lama membudidayakan udang tersebut dengan nama Pacific white shrimp. Ada beberapa keunggulan udang putih antara lain ketersediaan benur yang berkualitas, kepadatan tebar tinggi, tingkat sintasan tinggi, tahan penyakit, dan konversi pakan rendah. Pada saat ini telah banyak pengusaha tambak mengembangkan budidaya udang tersebut pada kepadatan yang tinggi hingga hasil panen mencapai ton/ha (Akiyama, 2005). Sejak diperkenalkannya, udang vaname, L. vannamei di Sulawesi Selatan baru beberapa kabupaten saja yang mengusahakan budidaya udang vaname sebagai salah satu komoditas alternatif di tambak, seperti di Kabupaten Pinrang, Barru, Takalar, Bulukumba, Bantaeng, dan Selayar dengan menunjukkan peningkatan produksi yang signifikan. Namun demikian, peningkatan produksi ini belum sepenuhnya
2 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur mencerminkan perbaikan usaha pertambakan udang, karena peningkatan produksi tersebut umumnya masih berasal dari udang vaname yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang bermodal besar. Di Kabupaten Takalar terdapat tambak intensif yang dikelola swasta seperti di Kecamatan Galesong Selatan dan Kecamatan Mangarabombang. Di Kecamatan Mangarabombang terdapat dua lokasi tambak intensif yaitu di Desa Laikang dan Desa Punaga, bahkan di Desa Punaga terdapat tambak percobaan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dengan pengelolaan tambak semi-intensif dan intensif. Petambak kecil umumnya kurang menguasai keadaan iklim, ekonomi, dan sosial di tempat mereka harus bekerja. Walaupun demikian mereka harus membuat keputusan, misalnya berapa banyak dan jenis komoditan apa yang akan ditebar di tambaknya, bagaimana mengusahakan, serta berapa luas harus diusahakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan dan kendala aspek biologi dan sosial pada budidaya tambak udang vaname semi-intensif terhadap adopsi budidaya baru bagi petani kecil. Aspek biologi berhubungan dengan jenis udang, kepadatan, kualitas benih, frekuensi pemberian pakan sedang aspek sosial seperti adaptasi introduksi jenis udang baru (vaname) menggantikan jenis komoditas lokal yang banyak dihadapi selama periode musim tanam berlangsung, sehingga bukan tidak mungkin dapat mempengaruhi distribusi ukuran, berat, dan jumlah udang pada waktu panen. BAHAN DAN METODE Data yang digunakan dalam penulisan ini terbagi atas data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif yang dikumpulkan diperoleh melalui teknik wawancara bebas kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan usaha tambak udang meliputi: buruh penjaga, teknisi tambak, dan aparat desa setempat. Selain itu, juga pengumpulan data kuantitatif dilakukan melalui teknik observasi partisipasi pasif (Singarimbun & Effendi, 1988) sejak persiapan tambak, saat penebaran benih dan saat panen. Studi kasus ini dilakukan pada satu areal tambak semi-intensif seluas 2,5 ha di Desa Punaga, Takalar, Sulawesi Selatan selama musim tanam berlangsung (Oktober-Desember 2009). Jumlah responden 10 orang dengan kriteria responden berdasarkan posisi dan keterkaitan status dalam usaha tambak. HASIL DAN BAHASAN Kondisi Lokasi Di antara sejumlah kendala yang kelak timbul ketika usaha tambak mulai beroperasi banyak kaitannya dengan kondisi lokasi. Menurut Poernomo (1979), faktor utama yang menentukan keberhasilan usaha budidaya udang di tambak adalah faktor lokasi. Faktor lingkungan dominan pada budidaya udang intensif meliputi konstruksi, bentuk tambak, padat penebaran, pakan, luas petakan, dan sistem pengelolan air (Poernomo, 1988; Cholik, 1988). Di Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar yang terletak di jazirah Selatan Provinsi Sulawesi Selatan terdapat beberapa desa di antaranya Desa Laikang dan Desa Punaga berbatasan dengan Selat Makassar. Tambak-tambak intensif ini mengambil air sumber dari Selat Makassar dengan menggunakan pompa. Tambak-tambak tersebut menggunakan tandon sehingga sebelum masuk ke petakan tambak terlebih dahulu di pompa masuk ke tandon. Dari tandon kemudian dipompa masuk ke petakan. Sebagaimana layaknya udang intensif maka ketersediaan air asin (air laut) dan air tawar sangat penting, namun di lokasi tambak tersebut tidak dijumpai sumber air tawar untuk percampuran air asin sehingga sulit untuk menentukan salinitas yang dikehendaki. Fasilitas lain yang diusahakan pada lokasi tambak yang diamati meliputi: rumah jaga, kamar mesin, gudang tempat penyimpanan peralatan, dan pembangkit listrik. Aspek Biologis Budidaya Udang Hasil pengamatan terhadap udang vaname, L. vannamei yang dipelihara pada 6 petak tambak dengan ukuran 4.470, 4.760, 4.810, 4.455, 2.680, dan m 2 mempunyai pertambahan rata-rata ukuran bobot 9,22-14,25 g dan rasio konversi pakan 1,18-1,43.
3 1293 Kajian aspek biologi dan sosial pada budidaya... (Nur Ansari Rangka) Tabel 1. Ukuran petak, padat penebaran, dan produksi akhir tahun 2009 Nomor petakan tambak Ukuran petakan tambak (m 2 ) Padat tebar rata- rata (ekor/m 2 ) Poduksi (kg/petak) 1 4, , , , , , , , Sumber: Abdul Mansyur (catatan harian, 2009) Nilai rasio konversi pakan yang diperoleh pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan beberapa kajian budidaya udang vaname sebelumnya seperti Anonim (2003) mendapatkan FCR 1,3 untuk budidaya udang vaname dengan kepadatan 90 ekor/m 2, sintasan 70%-90%, dan bobot udang ratarata saat panen 20 g/ekor dengan lama pemeliharaan 110 hari. Dari aspek biologi untuk mencapai tingkat produksi yang diharapkan maka ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain: Padat Penebaran Benur Ukuran tambak pemeliharaan udang selama periode pembesaran dapat berpengaruh terhadap volume dan ukuran bobot pada saat panen. Pada kajian ini ada ada 6 petak tambak yang diamati dengan deskripsi masing-masing petak seperti pada Tabel 1. Secara teoritis dinyatakan bahwa produk di tambak intensif dapat mencapai tingkat produktivitas yang tinggi tergantung kepadatannya. Informasi tentang padat penebaran udang vaname di tambak telah banyak dilaporkan antara lain di Panama, padat tebar ind/m 2 yang digunakan dalam budidaya di tambak mampu memproduksi 1,9-2,9 ton/ha/91 hari pemeliharaan. Di Indonesia padat tebar udang vaname yang umum dilakukan di berbagai daerah berkisar ind/m 2 udang vaname dan dapat ditingkatkan hingga 244 ind./m 2, bila menggunakan probiotik mampu menghasilkan 37,5 ton/ha/siklus (Poernomo, 2004). Namun perlu diketahui aspek mana yang akan ditekankan pemilik tambak apakah ukuran bobot atau volume akhir. Dari awal sejak pengamatan tambak biasanya diutamakan ukuran bobot, tetapi jumlah produksi yang besar 5.031,4 kg pada satu siklus (musim tanam) belum termasuk jumlah udang yang diperuntukkan bagi karyawan, penduduk sekitar desa, dan untuk yang dinikmati keluarga pemilik. Walaupun udang vaname telah diketahui dapat mencapai ukuran g/ekor (Haliman & Adijaya, 2005) namun dari hasil pembesaran di tambak yang diamati, ukuran terberat 15,2 g/ekor. Kualitas Benur Benur yang digunakan pada keenam petak tambak berasal dari panti benih dengan ukuran bobot rata-rata per ekor 0,017 g. Kualitas benur yang diproduksi oleh panti pembenihan agak terjamin karena induk udang yang diimpor dari Amerika/Hawai tersebut adalah induk udang yang SPF (Spesific Pathogen Free) dan SPR (Specific Pathogen Resistence) sehingga benih yang dihasilkan setelah dibudidayakan di tambak mampu bertahan dari serangan penyakit. Pada saat ini telah banyak pengusaha tambak mengembangkan budidaya udang tersebut pada kepadatan yang tinggi hingga hasil panen mencapai ton/ha (Akiyama, 2005). Pada kegiatan ini sintasan yang diperoleh cukup tinggi yaitu antara 73,3%-93,3%. Frekuensi Pakan Udang yang dipelihara pada keenam petak tambak diberi pakan komersil. Frekuensi pemberian pakan dapat diperkirakan dengan memperhitungkan sifat udang vaname. Menurut Haliman &
4 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Adiwijaya (2005), bahwa udang vaname bersifat nokturnal atau aktif pada malam hari untuk mendapatkan nilai FCR (feed convertion ratio) atau nilai konversi yang ideal. FCR merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan bobot rata-rata udang yang dihasilkan. Semakin kecil nilai FCR maka semakin besar keuntungan yang akan diperoleh. Selanjutnya dinyatakan bahwa pakan yang dikonsumsi udang secara normal akan diproses selama 3-4 jam dan setelah pakan tersebut dikonsumsi kemudian sisanya dikeluarkan sebagai kotoran. Dengan pertimbangan waktu biologis tersebut, pemberian pakan dapat dilakukan pada interval waktu tertentu. Menurut Susilo et al. (2002), bahwa efisiensi pakan dapat dicapai bila pada pembesaran ikan/udang memperhatikan manajemen pemberian pakan, sebab pakan yang dikonsumsi organisme budidaya pada gilirannya akan digunakan untuk tumbuh. Oleh karena itu, pakan yang kurang dari kebutuhan minimal organisme budidaya untuk mempertahankan bobot badan akan berakibat penurunan bobot akibat cadangan makanan dalam tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi akitivitasnya. Selanjutnya Sutanto (2005) bahwa untuk meningkatkan efisiensi dalam budidaya udang vaname salah satu hal yang perlu dilakukan yakni menggunakan pakan yang berkualitas baik dan berprotein rendah (30% protein) sehingga bisa mengurangi pencemaran/lebih ramah lingkungan, pengelolaan air lebih mudah, pertumbuhan lebih baik, FCR lebih rendah sehingga biaya pakan menjadi lebih rendah. Potensi Sumberdaya Manusia Pada tahap operasional usaha tambak tidak terlepas dari kebutuhan pengadaan tenaga kerja (tenaga pelaksana harian, hingga penanggung jawab usaha di lokasi). Penentuan tenaga pelaksana harian tidak terlepas dari untung rugi ataupun prestise sosial. Pada hal suatu usaha yang intensif menuntut adanya kriteria keterampilan tertentu selain bakat dan pengetahuan dasar. Dalam usaha tambak yang intensif dengan membatasi jumlah tenaga kerja terampil yang digaji sesuai dengan tingkat keterampilan dan volume kerja dapat menekan komponen biaya tenaga kerja. Untuk suatu tambak intensif kurang lebih 2,5 ha; 3 orang tenaga teknis harian yang mencintai suasana tambak; dan memiliki keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan di tambak serta satu orang penanggung jawab usaha merupakan jumlah maksimum yang ideal. Namun dalam kenyataan masih dominan prestise sosial yang melatar belakangi keputusan dalam hal menetapkan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dalam usaha tambak tersebut. Respon Masyarakat Terhadap Kegiatan Usaha di Lingkungnya Ukuran respons yang berkaitan dengan sumberdaya di desa peluang bekerja yang dapat menopang pendapatan dan pengeluaran rumah tangga menurut Sajogyo (1989), pendapatan rumah tangga desa terdiri atas penerimaan yang berasal dari tiga sumber dari usah perikanan, dari upah berburuh perikanan (oleh anggota rumah tangga) dan dari sumber lain di luar itu (misalnya: dari pertanian, usaha dagang, dan lain usaha/sumber sambilan). Bagi rumah tangga buruh dari usaha perikanan. Pendapatan rumah tangga selalu menyebut masa penerimaannya (setahun atau sebulan) dan lebih tepat/lengkap distandarkan menjadi per kapita, berdasar jumlah anggota rumah tangga yang ditanggung. Pengeluaran rumahtangga diperinci seperti makanan, perumahan, barang-barang dan jasa, pakaian, barang-barang tahan lama, pajak/premi/asuransi, pesta/upacara/lain. Dalam hal ini pun ada dua timereference setahun lalu dan sebulan lalu (data sebulan lalu umumnya lebih tepat). Disinipun paling tepat membuat standar pengeluaran dalam rupiah/kapita/bulan, mengingat besar tanggungan anggota rumah tangga, aspek peluang kerja dan pemenuhan kebutuhan serta pengeluaran rumah tangga akan membuat masyarakat desa lebih respons terhadap apa yang akan dikerjakan. Areal tambak yang ada dalam wilayah satu desa, merupakan potensi sumberdaya desa. Aparat penguasa desa senantiasa merasa berkepentingan untuk terlibat dalam memantau segala kegiatan yang berkaitan dengan sumberdaya di desa (seperti transaksi jual beli tanah tambak, sewa kontrak tanah tambak ataupun pengurusan sertifikat tanah). Menurut Koentjoroningrat (1974), pada sumberdaya desa, melekat di sana tipe atau ciri budaya desa seperti sifat tolong-menolong, kekeluargaan atau musyawarah. Di lain pihak seperti badan usaha swasta yang masuk ke wilayah desa (orientasi bisnis) untuk usaha tambak, membawa serta ciri budaya kota yang mengutamakan norma ekonomi. Perpaduan
5 1295 Kajian aspek biologi dan sosial pada budidaya... (Nur Ansari Rangka) dua ciri budaya tersebut terkadang dapat menimbulkan suasana kerja kurang mendukung kelancaran usaha misalnya: permohonan sumbangan bagi kegiatan sosial desa dan prasarana desa. Dari kenyataan ini yaitu adanya interaksi antara dua budaya desa-kota (tolong menolong, perhitungan ekonomis) melalui asas kekeluargaan yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia, maka segala bentuk pengeluaran untuk kebutuhan sandang, pangan, dan perumahan berkaitan dengan fungsi sosial akan ada jalan keluar dan tidak dipandang sebagai beban produksi oleh pihak pengusaha. Teknologi budidaya udang vaname yang menerapkan teknologi tradisional, semi-intensif maupun intensif, dari segi finansial sudah seharusnya memperhitungkan keuntungan dengan pengertian bahwa semua hasil produksi yang dipanen sebanyak mungkin terjual. Namun kenyataan di lapangan tidak demikian karena kadang-kadang ada penduduk sekitar desa yang sengaja datang ikut memanen karena mendengar ada tambak yang sedang di panen. Dari kenyataan ini untuk pengembangan usaha perudangan utamanya tambak udang kepadatan tinggi (semi-intensif sampai intensif) perlu dicari jalan keluar yang manusiawi untuk tidak menjadikan tradisi meminta bagian atas hasil tambak yang dipanen sebagai suatu norma sosial yang harus dipatuhi, karena norma sosial seperti itu dapat membawa risiko finansial. KESIMPUL AN DAN SARAN 1. Teknologi budidaya udang pola semi-intensif sampai intensif tergolong usaha padat modal, oleh karena itu, langkah efisiensi selama periode kegiatan pemeliharaan mutlak perlu diperhatikan. Padat benebaran benur sebanyak 20 ekor/m 2 pada tambak pemeliharaan udang vaname masih tergolong tambak pola semi-intensif karena kepadatan lebih dari 50 ekor sudah termasuk tambak dengan pengelolaan intensif. Tingkat sintasan udang vaname yang didapati pada pemeliharaan ini dianggap masih tinggi yaitu 73,3%-93,3%. 2. Dari aspek sosial dapat terjadi beberapa hal antara lain: a). Norma sosial yang ada tidak dapat diatasi dengan pertimbangan ekonomis usaha, b). Kalau tindakan non ekonomis berlangsung terus sementara dalam usaha itu lebih mementingkan prestise sosial maka dapat menyebabkan tujuan usaha tidak menjurus ke nilai produksi yang optimal. Tindakan tegas tapi manusiawi dapat meminimumkan peluang terjadinya suasana yang dapat menghambat kelancaran usaha. Usaha budidaya semi-intensif dan intensif tidak dapat dipandang sebagai suatu usaha rumah tangga. Keterampilan dan tindakan-tindakan yang rasional harus diutamakan. 3. Sumberdaya yang ada di desa yang berpotensi membuka lapangan kerja baru dan peningkatan pendapatan masyarakat perlu dikembangkan agar tidak terjadi kecemburuan sosial. 4. Disarankan supaya tidak memicu masyarakat menyerobot tambak pemeliharaan udang pada waktu panen perlu adanya pagar pengaman, konstruksi tambak yang ideal untuk pengelolaan intensif seperti sistem pemasukan dan pengeluaran air yang baik dan bekerja sama dengan aparat desa dan pemuka masyarakat. DAFTAR ACUAN Akiyama, D World Shrimp Production and Current Issues. Makalah Presentasi Seminar Udang Nasional. Hotel Sahid Makassar, 2 Mei Anonim Litopenaeus vannamei sebagai alternatif budidaya udang saat ini. PT Central Proteinaprima (Charoen Pokphand Group) Surabaya, 16 hlm. BPS Indikator Kesejahteraan Rakyat, Biro Pusat Statistik, Jakarta. Cholik, F Dasar-dasar Pertambakan Udang Intensif. Balai Penelitian Budidaya Pantai. Maros. Haliman, R.W. & Adijaya, D.S Udang Vaname, Pembudidayaan dan Prospek Pasar Udang Putih yang Tahan Penyakit. Penebar Swadaya. Jakarta, 75 hlm. Koentjoroningrat Kebudayaan martalitet dan pembangunan. Gramedia, Jakarta. Poernomo, A Biologi, potensi, budidaya produksi udang sebagai bahan makanan Indonesia. LON-LIPI, Jakarta. Poernomo, A Faktor lingkungan dominan pada budidaya udang intensif. Makalah pada Seminar Budidaya Udang. Jakarta.
6 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Poernomo, A Teknologi Probiotik Untuk Mengatasi Permasalahan Tambak Udang dan Lingkungan Budidaya. Makalah pada Simposium Nasional Pengembangan Ilmu dan Inovasi Teknologi dalam Budidaya. Semarang, Januari 2004, 24 hlm. Sajogyo Garis Kemiskinan dan kebutuhan minimum pangan, Penduduk Indonesia: Suatu Perkembangan Pemikiran (PT Gramedia, Jakarta), hlm Singarimbun, M. & Effendi, S Metode penelitian survey. Edisi kedua. Pusat penelitian dan studi kependudukan, Universitas Gajah Mada. Jogjakarta. Sugama, K Status budidaya udang introduksi Litopenaeus vannamei dan Litopenaeus stylirostris serta prospek pengembangannya dalam tambak air tawar. Disampaikan dalam Temu Bisnis Udang. Makassar, 19 Oktober 2002, 7 hlm. Sutanto, I Kesuksesan budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) di Lampung. hlm dalam Sudrajat, A., Azwar, Z.I., Hadi, L.E., Haryanti, Giri, N.A., & Sumiarsa, G.S Buku Perikanan Budidaya Berkelanjutan. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Susilo, U., Hariyadi, B., & Rachmawati, F.N Laju tumbuh harian, laju makan, pemeliharaan tubuh dan efisiensi pakan ikan patin, Pangasius spp., pada frekuensi pemberian pakan berbeda. Sains Akuatik. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 2(2):
STRATEGI PENGELOL AAN PAKAN YANG EFISIEN PADA BUDIDAYA UDANG VANAME, Litopenaeus vannamei POL A SEMI-INTENSIF DI TAMBAK
765 Strategi pengelolaan pakan yang efisien pada... (Abdul Mansyur) ABSTRAK STRATEGI PENGELOL AAN PAKAN YANG EFISIEN PADA BUDIDAYA UDANG VANAME, Litopenaeus vannamei POL A SEMI-INTENSIF DI TAMBAK Abdul
Lebih terperinciPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA EKSTENSIF PLUS DI LAHAN MARGINAL
755 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA EKSTENSIF PLUS DI LAHAN MARGINAL ABSTRAK Markus Mangampa Balai Penelitian
Lebih terperinciMuhammad Nur Syafaat* & Abdul Mansyur
ISBN: 978-602-71759-2-1 Pertumbuhan, Sintasan dan Produksi Polikultur Udang Windu (Penaeus monodon) dan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) dengan Komposisi Padat Tebar dan Waktu Penebaran yang Berbeda
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA TRADISIONAL PLUS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA
853 Upaya peningkatan produksi pada budidaya... (Gunarto) UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA TRADISIONAL PLUS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA ABSTRAK Gunarto
Lebih terperinciKINERJA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA SUPER INTENSIF DAN ANALISIS BIAYA
23 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014 ABSTRAK KINERJA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA SUPER INTENSIF DAN ANALISIS BIAYA Suwardi Tahe, Markus Mangampa, dan Makmur Balai
Lebih terperinciSTATUS, MASALAH, DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PADA PENGEMBANGAN BUDIDAYA UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DI SULAWESI SELATAN
Media Akuakultur Volume 3 Nomor 2 Tahun 2008 STATUS, MASALAH, DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PADA PENGEMBANGAN BUDIDAYA UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DI SULAWESI SELATAN Utojo *) dan Abdul Malik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Udang adalah komoditas unggulan perikanan budidaya yang berprospek cerah. Udang termasuk komoditas
Lebih terperinciEVALUASI BUDIDAYA UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DENGAN MENINGKATKAN KEPADATAN TEBAR DI TAMBAK INTENSIF
EVALUASI BUDIDAYA UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DENGAN MENINGKATKAN KEPADATAN TEBAR DI TAMBAK INTENSIF S u p o n o, Wardiyanto PS Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung ABSTRACT
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI DAN PENGEMBANGANYA DI CV. GELONDONGAN VANNAMEI DESA BANJARSARI KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK SKRIPSI
ANALISIS USAHATANI PEMBENIHAN UDANG VANNAMEI DAN PENGEMBANGANYA DI CV. GELONDONGAN VANNAMEI DESA BANJARSARI KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK SKRIPSI Oleh : FAUZI PANDJI IRAWAN NPM.0624310041 FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciPENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA PADA BUDIDAYA UDANG PENAEID DI TAMBAK
729 Penambahan tepung tapioka pada budidaya udang... (Gunarto) PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA PADA BUDIDAYA UDANG PENAEID DI TAMBAK Gunarto dan Abdul Mansyur ABSTRAK Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. budidaya karena memiliki nilai ekonomis tinggi ( high economic value) serta
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udang merupakan salah satu komoditas utama dalam industri perikanan budidaya karena memiliki nilai ekonomis tinggi ( high economic value) serta permintaan pasar tinggi
Lebih terperinciVALIDASI LUAS LAHAN DAN PROFIL TAMBAK DI KABUPATEN BERAU
505 Validasi luas lahan dan profil tambak di Kabupaten Berau (Mudian Paena) VALIDASI LUAS LAHAN DAN PROFIL TAMBAK DI KABUPATEN BERAU ABSTRAK Mudian Paena, Hasnawi, dan Akhmad Mustafa Balai Riset Perikanan
Lebih terperinciPENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA
825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad
Lebih terperinciPENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA
419 Pendederan ikan beronang dengan ukuran tubuh benih... (Samuel Lante) ABSTRAK PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA Samuel Lante, Noor Bimo Adhiyudanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya peningkatan nilai tambah kekayaan sumber daya alam hayati, yang dulu lebih berorientasi kepada
Lebih terperinciPENTOKOLAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) SISTEM HAPA DENGAN UKURAN PAKAN BERBEDA
41 Pentokolan udang windu siste hapa... (Erfan Andi Hendrajat) PENTOKOLAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) SISTEM HAPA DENGAN UKURAN PAKAN BERBEDA ABSTRAK Erfan Andi Hendrajat dan Brata Pantjara Balai Penelitian
Lebih terperinciNILA MERAH AIR TAWAR, PELUANG BUDIDAYANYA DI TAMBAK AIR PAYAU
Nila merah air tawar, peluang budidayanya di tambak air payau (Abdul Mansyur) NILA MERAH AIR TAWAR, PELUANG BUDIDAYANYA DI TAMBAK AIR PAYAU Abdul Mansyur dan Markus Mangampa Balai Riset Perikanan Budidaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pembangunan Bangsa Indonesia bidang ekonomi telah mendapat prioritas
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS UDANG PUTIH PADA TAMBAK INTENSIF DI TULANG BAWANG LAMPUNG
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 2, No. 1, 2006: 48 53 PRODUKTIVITAS UDANG PUTIH PADA TAMBAK INTENSIF DI TULANG BAWANG LAMPUNG The Productivity of White Shrimp at Intensif Fishpond in Tulang Bawang Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi pasca krisis ekonomi saat ini, sub sektor perikanan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam situasi pasca krisis ekonomi saat ini, sub sektor perikanan merupakan tumpuan harapan yang diandalkan oleh pemerintah untuk ikut berperan dalam upaya pemulihan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA
1233 Pertumbuhan calon induk ikan beronang Siganus guttatus... (Samuel Lante) PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA ABSTRAK Samuel
Lebih terperinciDESAIN WADAH BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SEMI INTENSIF DI TAMBAK
223 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 216 ABSTRAK DESAIN WADAH BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SEMI INTENSIF DI TAMBAK Burhanuddin, Erfan Andi Hendrajat, dan Hidayat Suryanto Suwoyo
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang
1. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 227.779.100 orang dan akan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. luas dan garis pantai yang panjang menjadi daya dukung yang sangat baik untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perikanan adalah sektor yang prospektif di Indonesia. Laut yang luas dan garis pantai yang panjang menjadi daya dukung yang sangat baik untuk pengembangan sektor
Lebih terperinciPOTENSI DAN PROSPEK SERTA PERMASALAHAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI PROVINSI SULAWESI SELATAN
Potensi dan prospek serta permasalahan pengembangan budidaya rumput laut... (Abdul Malik Tangko) POTENSI DAN PROSPEK SERTA PERMASALAHAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI PROVINSI SULAWESI SELATAN Abdul
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 227.779.100 orang dan
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan
Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Maya Ekaningtyas dan Ardiansyah Abstrak: Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah salah satu jenis ikan yang banyak di konsumsi oleh masyarakat
Lebih terperinciKAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR
KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR Estu Nugroho Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Jl. Sempur No. 1, Bogor 16154 E-mail: engroho@yahoo.com
Lebih terperinciBimbingan Teknologi Budidaya Air Payau bagi Penyuluh Perikanan Barru, Maret 2017
Bimbingan Teknologi Budidaya Air Payau bagi Penyuluh Perikanan BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU PENDAHULUAN (1) Potensi Lahan Perikanan Budidaya PENDAHULUAN (2) Nilai Produksi Perikanan
Lebih terperinciPENGARUH PERGILIRAN PAKAN KANDUNGAN PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN, SINTASAN DAN PRODUKSI UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SEMI-INTENSIF
461 Pengaruh pergiliran pakan kandungan protein berbeda... (Abdul Mansyur) PENGARUH PERGILIRAN PAKAN KANDUNGAN PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN, SINTASAN DAN PRODUKSI UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
65 LAMPIRAN 66 Lampiran 1. Kuisioner Survei Analisis Nilai Ekonomi Tambak Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No: Waktu: Hari/Tanggal: A. Identitas Responden / Informan 1. Nama
Lebih terperinciBalai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Jln. Makmur Dg. Sitakka No. 129 Maros, Sulawesi Selatan
145 Polikultur udang vaname dan rumput laut (Erfan A. Hendrajat) POLIKULTUR UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) ABSTRAK Erfan Andi Hendrajat, Brata Pantjara, dan
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI
DAFTAR ISI RINGKASAN... iv SUMMARY... vi KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan...
Lebih terperinciPRINSIP BUDIDAYA UDANG VANAME Litopenaeus vannamei DI TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI EKSTENSIF PLUS
PRINSIP BUDIDAYA UDANG VANAME Litopenaeus vannamei DI TAMBAK DENGAN TEKNOLOGI EKSTENSIF PLUS Hidayat Suryanto Suwoyo, S.Pi, M.Si Disampaikan pada Bimbingan Teknologi Budidaya Air Payau Bagi Penyuluh Perikanan
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 2 Februari 2013 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 2 Februari 2013 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis
Lebih terperinciPORTOFOLIO PEMBESARAN UDANG VANAME UNIT 16 ROI
PORTOFOLIO PEMBESARAN UDANG VANAME UNIT 16 ROI (83-88%)/ kontrak (2 tahun) PT. SAY GROW INDONESIA Platform Investasi Perikanan dan Kelautan - International financial center tower II Lantai 33, Jakarta
Lebih terperinciKONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR
Ba b 4 KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR 4.1. Potensi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Kecamatan Kuala Kampar memiliki potensi perikanan tangkap dengan komoditas ikan biang, ikan lomek dan udang
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI UDANG WINDU DAN UDANG VANNAMEI SECARA INTENSIVE DI DESA BEURAWANG KECAMATAN JEUMPA KABUPATEN BIREUEN
ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI UDANG WINDU DAN UDANG VANNAMEI SECARA INTENSIVE DI DESA BEURAWANG KECAMATAN JEUMPA KABUPATEN BIREUEN Andika Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciPROSIDING ISSN: E-ISSN:
PRODUKSI IKAN PATIN SUPER Dwi Puji Hartono* 1, Nur Indariyanti 2, Dian Febriani 3 1,2,3 Program Studi Budidaya Perikanan Politeknik Negeri Lampung Unit IbIKK Produksi Ikan Patin Super Politeknik Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pantai mencapai km dengan luas wilayah laut sebesar 7,7 juta km 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki panjang garis pantai mencapai 104.000 km dengan luas wilayah laut sebesar 7,7 juta km 2 (Pusat Data, Statistik dan
Lebih terperinciKAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKAN DI TAMBAK INTENSIF
313 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014 KAJIAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DENGAN SISTEM PERGILIRAN PAKAN DI TAMBAK INTENSIF ABSTRAK Andi Sahrijanna dan
Lebih terperinciBab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Fisik Kabupaten Dompu secara geografis terletak di antara 117 o 42 dan 180 o 30 Bujur Timur dan 08 o 6 sampai 09 o 05 Lintang Selatan. Kabupaten Dompu
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Beras Nasional, Tahun
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Setiap tahunnya jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat
Lebih terperinciBUDIDAYA UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) SEMIINTENSIF DENGAN METODE SIRKULASI TERTUTUP UNTUK MENGHINDARI SERANGAN VIRUS
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 1, No. 2, November 09 BUDIDAYA UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) SEMIINTENSIF DENGAN METODE SIRKULASI TERTUTUP UNTUK MENGHINDARI SERANGAN VIRUS THE SEMIINTENSIVE
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan merupakan sektor agribisnis yang hingga saat ini masih memberikan kontribusi yang cukup besar pada perekonomian Indonesia. Dari keseluruhan total ekspor produk
Lebih terperinciPROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:
PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki
Lebih terperinciBab IV Deskripsi Tambak Silvofishery di Desa Dabung
Bab IV Deskripsi Tambak Silvofishery di Desa Dabung Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa hanya ada 3 tambak yang menerapkan system silvofishery yang dilaksanakan di Desa Dabung, yaitu 2 tambak
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kawasan pesisir Teluk Bone yang terajut oleh 15 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara dan membentang sepanjang kurang lebih 1.128 km garis pantai
Lebih terperinciPOTENSI KEBERADAAN TEKNOLOGI TAMBAK INTENSIF DI KECAMATAN GANTARANG KABUPATEN BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN: STUDI KASUS PT.
337 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 POTENSI KEBERADAAN TEKNOLOGI TAMBAK INTENSIF DI KECAMATAN GANTARANG KABUPATEN BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN: STUDI KASUS PT. Gosyen Global Aquaculture
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
7 kemudian akan digunakan untuk menduga sebaran keuntungan/kerugian kotor (gross margin) pada tiga kondisi (El Niño, dan ). Indikator ENSO yang digunakan dalam analisis ini adalah fase SOI. Keuntungan/kerugian
Lebih terperinciPT. SAY GROW INDONESIA
GROWPAL adalah aquaculture investment digital platform pertama di Indonesia yang mempertemukan antara Backers (pemilik modal/investor/sponsor), pemilik lahan, petani/ peternak perikanan dan pembeli hasil
Lebih terperinciPT. SAY GROW INDONESIA
GROWPAL adalah aquaculture investment digital platform pertama di Indonesia yang mempertemukan antara Backers (pemilik modal/investor/sponsor), pemilik lahan, petani/ peternak perikanan dan pembeli hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas sekitar enam juta mil persegi, 2/3 diantaranya berupa laut, dan 1/3 wilayahnya berupa daratan. Negara
Lebih terperinciKONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH
Kondisi terkini budidaya ikan bandeng di Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Septyan Andriyanto) KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Septyan Andriyanto Pusat Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN SINTASAN UDANG VANAMEI POLA TRADISIONAL PLUS DENGAN KEPADATAN BERBEDA
Pertumbuhan dan sintasan udang vannamei... (Erfan A. Hendradjat) PERTUMBUHAN DAN SINTASAN UDANG VANAMEI POLA TRADISIONAL PLUS DENGAN KEPADATAN BERBEDA Erfan A. Hendradjat *) dan Markus Mangampa *) ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri adalah usaha untuk mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen (Austin 1981). Bidang agroindustri pertanian dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendapatan rumahtangga petani adalah pendapatan yang diterima oleh rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga petani dapat berasal dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Usaha Budidaya Udang Usaha budidaya udang merupakan suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh petambak atau petani ikan dengan menggabungkan sumberdaya (lahan, tenaga
Lebih terperinciPROSPEK USAHA TAMBAK DI KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2
PROSPEK USAHA TAMBAK DI KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS Oleh : Hamdani
Lebih terperinciBUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) TEKNOLOGI INTENSIF MENGGUNAKAN BENIH TOKOLAN
BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) TEKNOLOGI INTENSIF MENGGUNAKAN BENIH TOKOLAN Markus Mangampa dan Hidayat Suryanto Suwoyo Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg Sitakka 129
Lebih terperinciseperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi
1.1. Latar Belakang Upaya pemenuhan kebutuhan pangan di lingkup global, regional maupun nasional menghadapi tantangan yang semakin berat. Lembaga internasional seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) merupakan ikan lele hasil persilangan antara induk betina F 2 dengan induk jantan F 6 sehingga menghasilkan F 26. Induk jantan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Udang putih (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udang putih (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas perikanan laut Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi baik di pasar domestik maupun global. 77%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia, dengan sekitar 18. 110 buah pulau, yang terbentang sepanjang 5.210 Km dari Timur ke Barat sepanjang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan
Lebih terperincidan nila merah hybrid F 2 yang dipelihara di tambak. Sebagai perlakuan pada penelitian ini adalah A = penggunaan benih nila merah hybrid F 1
1193 Pertumbuhan ikan nila merah GIFT F 1... (Burhanuddin) PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH GIFT F 1 DAN NILA MERAH GIFT F 2 DI TAMBAK ABSTRAK Burhanuddin dan Erfan A. Hendrajat Balai Riset Perikanan Budidaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan total 17.504 pulau (Dewan Kelautan Indonesia (2010) dan Tambunan (2013: 1)). Enam puluh lima persen dari
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi juga sebagai bahan baku industri
Lebih terperinciBUDIDAYA MULTITROPIK UDANG WINDU (Penaeus monodon), NILA MERAH (Oreochromis niloticus), DAN RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) DI TAMBAK
235 Budidaya multitropik udang windu, nila merah, dan rumput laut... (Suharyanto) BUDIDAYA MULTITROPIK UDANG WINDU (Penaeus monodon), NILA MERAH (Oreochromis niloticus), DAN RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perikanan budidaya diyakini memiliki kemampuan untuk menciptakan peluang usaha guna mengurangi kemiskinan (pro-poor), menyerap tenaga kerja (pro-job) serta
Lebih terperinciTAMBAK PLASTIK MULSA UNTUK BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SEMI INTENSIF
1107 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 TAMBAK PLASTIK MULSA UNTUK BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SEMI INTENSIF ABSTRAK Erfan Andi Hendarajat, Markus Mangampa, dan Burhanuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Udang merupakan salah satu komoditas primadona di sub sektor perikanan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udang merupakan salah satu komoditas primadona di sub sektor perikanan yang di harapkan dapat meningkatkan devisa negara. Permintaan pasar di luar negeri yang cenderung
Lebih terperinciTINGKAT KERJA OSMOTIK UDANG VANAME, Litopenaeus vannamei PADA BUDIDAYA SISTEM INTENSIF DENGAN APLIKASI BIOFLOK DAN PERGILIRAN PAKAN
43 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014 TINGKAT KERJA OSMOTIK UDANG VANAME, Litopenaeus vannamei PADA BUDIDAYA SISTEM INTENSIF DENGAN APLIKASI BIOFLOK DAN PERGILIRAN PAKAN ABSTRAK Herlinah
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada awalnya Kabupaten Tulang Bawang mempunyai luas daratan kurang lebih mendekati 22% dari luas Propinsi Lampung, dengan pusat pemerintahannya di Kota Menggala yang telah
Lebih terperinciPELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia
PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK adalah terkenal sebagai penghasil utama jagung di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2015 TENTANG EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN
Lebih terperinciPEMASYARAKATAN IPTEK BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SISTEM TRADISIONAL PLUS DI BARRU, SULAWESI SELATAN
65 Pemasyarakatan iptek budidaya udang vaname... (Agus Nawang) PEMASYARAKATAN IPTEK BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SISTEM TRADISIONAL PLUS DI BARRU, SULAWESI SELATAN ABSTRAK Agus Nawang,
Lebih terperinciPEMBESARAN BANDENG DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)
PEMBESARAN BANDENG DI KERAMBA JARING APUNG (KJA) Usaha pembesaran bandeng banyak diminati oleh orang dan budidaya pun tergolong cukup mudah terutama di keramba jaring apung (KJA). Kemudahan budidaya bandeng
Lebih terperinciAgribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya peningkatan nilai tambah kekayaan sumber daya alam hayati, yang dulu lebih berorientasi kepada bentuk
Lebih terperinciKEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2
KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT Yusuf 1 dan Rachmat Hendayana 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Lebih terperinciKETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PENGHASIL BERAS ORGANIK (Kasus di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya)
1 KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PENGHASIL BERAS ORGANIK (Kasus di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya) Hepi Hapsari 1, Endah Djuwendah 1, Eliana Wulandari 1 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tantangan utama pembangunan peternakan sapi potong dewasa ini adalah permintaan kebutuhan daging terus meningkat sebagai akibat dari tuntutan masyarakat terhadap pemenuhan
Lebih terperinciANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1
1 Abstrak ANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1 Zainal Abidin 2 Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011, di Instalasi Riset Lingkungan Perikanan Budidaya dan Toksikologi, Cibalagung, Bogor. Analisis kualitas
Lebih terperinciOPTIMALISASI INPUT PRODUKSI PADA KEGIATAN BUDIDAYA UDANG VANAME
Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(1): 39 49 (2008) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 39 OPTIMALISASI INPUT PRODUKSI PADA KEGIATAN BUDIDAYA UDANG
Lebih terperinciVII. IMPLEMENTASI MODEL
VII. IMPLEMENTASI MODEL A. HASIL SIMULASI Simulasi model dilakukan dengan menggunakan data hipotetik berdasarkan hasil survey, pencarian data sekunder, dan wawancara di lapangan. Namun dengan tetap mempertimbangkan
Lebih terperinciPENENTUAN PEMBERIAN PAKAN DAN UKURAN BENIH SAAT TEBAR PADA PEMBESARAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)
739 Penentuan pemberian pakan dan ukuran benih... (Ketut Suwirya) PENENTUAN PEMBERIAN PAKAN DAN UKURAN BENIH SAAT TEBAR PADA PEMBESARAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DI KERAMBA JARING APUNG
Lebih terperinciPENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH
PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH Muh. Rusdi, Herman S. dan Ruslan Boy Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK
Lebih terperinciV. POSISI DAYA SAING UDANG INDONESIA, TAHUN
143 V. POSISI DAYA SAING UDANG INDONESIA, TAHUN 1989-2008 Tujuan penelitian pertama yaitu mengetahui posisi daya saing Indonesia dan Thailand dalam mengekspor udang ketiga pasar utama akan dilakukan menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan sangat penting. Sektor ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, laju pertumbuhannya sebesar 4,8 persen
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan batasan penelitian Penelitian ini berlokasi di proyek perintis TIR Transmigrasi Jawai di Dusun Kalangbahu Desa Jawai Laut Kecamatan Jawai Kabupaten Sambas Kalimantan
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.
ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. 09104830090 ABSTRAK Dari luas perairan umum 8.719 hektar memiliki potensi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia
TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia Sapi lokal memiliki potensi sebagai penghasil daging dalam negeri. Sapi lokal memiliki kelebihan, yaitu daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi, mampu
Lebih terperinci