PERBEDAAN KEMAMPUAN MELAKUKAN DRIVE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBEDAAN KEMAMPUAN MELAKUKAN DRIVE"

Transkripsi

1 PERBEDAAN KEMAMPUAN MELAKUKAN DRIVE ANTARA LATIHAN DIUMPAN MENYAMPING DAN DIUMPAN DEPAN BELAKANG DALAM TENIS PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER IV JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA TAHUN AKADEMIK 2008/2009 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Meka Yulianto JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009 i

2 SARI Meka Yulianto, Perbedaan kemampuan melakukan drive antara latihan diumpan menyamping dan diumpan depan belakang dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada perbedaan kemampuan melakukan drive antara latihan diumpan menyamping dan diumpan depan belakang dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ 2009?. 2.Manakah yang lebih efektif kemampuan melakukan drive antara latihan diumpan menyamping dan diumpan depan belakang dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ 2009? Tujuan dalam penelitian ini : 1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan melakukan drive antara latihan diumpan menyamping dan diumpan depan belakang dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ Untuk mengetahui manakah yang lebih efektif kemampuan melakukan drive antara latihan diumpan menyamping dan diumpan depan belakang dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa putra Semester IV Jurusan Pendididkan Kepelatihan Olahraga rombel dua Tahun Akademik 2008/2009. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang, jenis kelamin laki-laki dan dilatih oleh pelatih yang sama. Pengambilan sampel dengan purposive random sampling, yaitu dengan mengikutsertakan sebagian populasi berdasarkan ciri-ciri atau sifat tertentu. Untuk menyamakan atau menyeimbangkan kedua grup tersebut dengan cara subjek matching yaitu subjek yang hasilnya sama atau hampir sama pada tes awal kemudian dipasangkan dengan rumus abba, maka terbentuk dua kelompok yang mempunyai tingkat kemampuan yang setara. Hal ini dapat dilihat dari mean dari kedua kelompok tersebut yang sama atau hampir sama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pola M-S. Pengolahan data menggunakan penghitungan statistik dengan t- tes rumus pendek dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (db) 14 Setelah data dianalisis dengan penghitungan statistik, diperoleh nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu 4,888 > 2,145 yang berarti ada perbedaan kemampuan melakukan drive antara latihan diumpan menyamping dan diumpan depan belakang dalam tenis. Latihan diumpan menyamping lebih efektif daripada latihan diumpan depan belakang terhadap kemampuan melakukan drive dalam tenis Berdasarkan hasil penelitian di atas, bagi para pelatih, dosen atau guru serta pemain tenis sebaiknya lebih banyak memberikan dan menggunakan drive diumpan menyamping untuk melatih kemampuan melakukan drive dan untuk peneliti lain hasil ini dapat digunakan sebagai bahan pembanding. ii

3 LEMBAR PERSETUJUAN Telah disetujui untuk diajukan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada : Hari : Tanggal : Menyetujui Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Soedjatmiko, S.Pd, M.Pd Drs. Hermawan, M.Pd NIP NIP Mengetahui, Ketua Jurusan PKLO Drs. Nasuka, M.Kes NIP iii

4 HALAMAN PENGESAHAN Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Tanggal : Panitia Ujian: Ketua Panitia, Sekretaris, Drs. Uen Hartiwan, M.Pd Drs. Nasuka, M.Kes NIP NIP Dewan Penguji, 1. Drs. Supriyadi, M.Pd (Ketua) NIP Soedjatmiko, S.Pd, M.Pd (Anggota) NIP Drs. Hermawan, M.Pd (Anggota) NIP iv

5 KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan lancar tanpa halangan yang berarti. Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis menjadi mahasiswa UNNES. 2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNNES yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi. 4. Bapak Soedjatmiko, S.Pd, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang telah sabar dalam memberikan petunjuk dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi. 5. Bapak Drs. Hermawan, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah sabar dan teliti dalam memberikan petunjuk dan membimbing penulis menyelesaikan skripsi. v

6 6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PKLO FIK UNNES yang memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 7. Teman-teman PKLO angkatan 2005 yang selalu memberikan motivasi sehingga dapat tersusun skripsi ini. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis, Penulis mendoakan semoga amal dan bantuan bapak, ibu dan saudara mendapat berkah yang melimpah dari Allah S.W.T. Akhirnya penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca Semarang, Agustus 2009 Penulis vi

7 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto : Hai orang-orang beriman! Mintalah pertolongan ( kepada Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. (Qs. Al Baqarah:153). Persembahan : Skripsi ini kupersembahkan kepada : Papa dan Mama tercinta, adik dan ummi dian yang selalu memberikan semangat dan dukungan, dan almamater FIK UNNES. vii

8 DAFTAR ISI SARI... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Permasalahan Tujuan Penelitian Penegasan Istilah Manfaat Hasil Penelitian... 7 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Landasan Teori Teknik Dasar Permainan Tenis Lapangan Pengertian Drive Macam-macam Drive Teknik Drive Pegangan Drive Cara Berdiri ( Sikap ) Ayunan Kebelakang Ayunan Kedepan Saat Pukulan ( Impact ) Gerakan Lanjutan ( Follow Through ) Latihan Drive Diumpan Menyamping Latihan Drive Diumpan Depan Belakang viii

9 2.2 Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN Populasi Sampel Penelitian Variabel Penelitian Variabel Bebas Variabel Terikat Rancangan Penelitian Metode Penelitian Instrumen Penelitian Pelaksanaan Penelitian Persiapan Penelitian Pelaksanaan Penelitian Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penelitian Faktor Kesungguhan Faktor Penggunaan Alat Faktor Pemberian Materi Faktor Kemampuan Sampel Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA ix

10 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Genggaman eastern Genggaman continental Genggaman westrn Posisi siap Gerak ayunan ke belakang forehand drive Gerak ayunan ke belakang backhand drive Gerak ayunan ke depan forehand drive Gerak ayunan ke depan backhand drive Memukul bola pada puncak melambungnya Ayunan lanjutan forehand drive Ayunan lanjutan backhand drive Rancangan Penelitian Persiapan Tes Pencatat nilai tes drive Pengumpan tes drive Sample pada waktu memukul x

11 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Tabel penghitungan statistik dengan pola M-S Daftar nama sample Hasil tes awal ( pre test ) forehand drive Hasil tes awal ( pre test ) backhand drive Hasil tes awal drive Rangking hasil tes awal Rumus pasangan abba Daftar kelompok berdasarkan tes awal Penghitungan statistic berdasarkan tes awal Hasil tes akhir ( post test ) forehand drive kelompok eksperimen Hasil tes akhir ( post test ) backhand drive kelompok eksperimen Hasil tes akhir drive kelompok ekperimen Hasil tes akhir ( post test ) forehand drive kelompok kontrol Hasil tes akhir ( post test ) backhand drive kelompok kontrol Hasil tes akhir drive kelompok kontrol Hasil tes akhir antara kelompok eksperimen dan kontrol Penghitungan statistik dari hasil tes akhir Tabel nilai-nilai Daftar nama dosen pembimbing dan petugas lapangan xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Penghitungan ststistik Uji perbedaan mean Surat usulan dosen pembimbing Surat keputusan dekan fakultas ilmu keolahragaan Surat permohonan ijin penelitian pendidikan Sertifikat kalibrasi roll meter Program latihan Petunjuk pelaksanaan tes drive xii

13 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenis merupakan olahraga yang semakin diminati oleh masyarakat. Perkembangan ini disebabkan oleh karena tenis merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat di mainkan oleh semua orang mulai dari anak-anak, orang dewasa sampai orang tua. Tenis telah mencapai tahap perkembangan yang sangat pesat dan menarik perhatian banyak orang. Pertandingan tingkat dunia banyak diselenggarakan sehingga mendorong meluasnya permainan olahraga ini ke seluruh dunia hingga akhirnya banyak yang gemar bermain tenis. Mereka berlatih dengan beragam tujuan, ada yang untuk menjaga kesehatan, berekreasi, pergaulan dengan orang lain dan tidak sedikit untuk mencapai prestasi. Olahraga tenis dalam pengembangan dan peningkatanya mencakup beberapa aspek yaitu aspek fisik, aspek teknik, aspek taktik dan aspek psikis. Khususnya aspek teknik, seorang pemain dituntut untuk menguasai teknik-teknik dengan baik. Selain itu para pelatih juga harus memperhatikan tingkat kebugaran para pemain apabila tingkat kebugaran pemain masih kurang dalam arti sedang berarti harus ditingkatkan tingkat kebugarannya lalu ditingkatkan latihan teknik, taktik, mental dan kondisi fisik. Dalam permainan tenis teknik dasar merupakan penentu bagi kelanjutan keberhasilan dalam menguasai permainan tenis. Teknik dasar harus diketahui, dipelajari, dimengerti dan dipraktekkan dengan benar, sehingga dapat menghidari 1

14 2 kesalahan-kesalahan cara memukul bola dalam permainan tenis. Robert Scharff (1981 : 24) menyatakan ada beberapa jenis pukulan Ada empat jenis pukulan dalam permainan tenis, yaitu : serve, forehand drive, backhand drive dan volly., sedangkan menurut Yudoprasetio (1981 : 43) menjelaskan sebagai berikut, Pukulan dalam permainan tenis digolongkan dalam tiga golongan yaitu: Groundstroke, Volly dan Overhead Stroke, dengan demikian, dalam usaha pengembangan teknik, latihan penguasan pukulan dasar merupakan salah satu landasan yang penting karena dengan teknik pukulan yang baik dan benar dapat meningkatkan kemampuan bermain secara optimal, maka seorang petenis harus dapat mengusai pukulan-pukulan tersebut untuk bermain tenis dengan baik. Pukulan yang harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu dalam tenis adalah pukulan drive. Pukulan drive merupakan pukulan yang penting untuk dikuasai karena pukulan ini merupakan dasar dari pukulan lain dalam permainan tenis. Sedangkan yang dimaksud dengan drive itu sendiri adalah suatu pukulan yang dilakukan terhadap bola yang sudah menyentuh lapangan. Drive yang dilakukan terhadap bola disamping kiri pemain yaitu backhand drive dan drive yang dilakukan terhadap bola disamping kanan pemain yaitu forehand drive. Yudoprasetio (1981 : 60 ) mengatakan bahwa drive adalah pukulan bagi para pemain, yang dalam permainan mereka mengambil tempat disekitar garis belakang (base line), untuk mempersiapkan serangan. Orang yang belajar tenis, pertama-tama harus belajar melaksanakan drive dan selanjutnya berusaha keras untuk menguasai drive dengan cara berlatih dan tekun. (1981 : 60), sedangkan

15 3 menurut Scharff pengertian drive yaitu pukulan yang keras sekali pada bola yang melambung, forehand dan backhand. Drive terdapat dua jenis pukulan yaitu forehand drive dan backhand drive. Forehand drive adalah suatu pukulan yang dilakukan untuk mengenai bola yang datang di sebelah kanan seorang pemain dan di sebalah kiri pemain yang kidal. (Scharff, 1981:148), sedangkan Jim Brown (2002 : XI) dalam bukunya Tenis Tingkat Pemula forehand drive adalah Pukulan yang dilakukan oleh pemain tangan kanan pada bola yang berada di sisi kanan tubuhnya; atau pukulan yang dilakukan oleh pemain kidal pada bola yang berada di sisi kiri tubuhnya. Pendapat tentang backhand drive seperti yang dinyatakan Jim Brown (2002 : XI) backhand drive adalah pukulan yang dilakukan oleh pemain tangan kanan dengan lengan menyilang di depan tubuh kearah kiri; pukulan yang dilakukan oleh pemain kidal dengan lengan menyilang di depan tubuh kearah kanan, sedangkan menurut Scharff (1981 : 146) backhand drive adalah pukulan yang dilakukan dan rakret di muka badan. Tiap pukulan pada sisi kiri dari pemain yang memakai tangan kanan atau pada sisi kanan pemain kidal. Adapun macam-macam variasi latihan dalam drive misalkan latihan drive diumpan menyamping dan diumpan depan belakang. Latihan drive diumpan menyamping yang dimaksud adalah latihan yang diterapkan dalam meningkatkan penguasaan pukulan drive latihan dengan menggunakan arah kesamping kanan dan kiri dalam permainan tenis dengan pemain berada di baseline. Sedangkan variasi latihan drive pada posisi pemain maju mundur adalah seperti yang telah dikemukakan oleh Handono Murti (2002 : 31-39), bahwa begitu

16 4 bola diarahkan pada daerah depan, maka dapat dipukul dengan langkah-langkah kecil dan posisi badan menyamping. Latihan ini merupakan latihan dalam kemampuan mengarahkan pukulan arah sasaran jatuhnya bola Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul perbedaan latihan drive diumpan menyamping dan diumpan depan belakang terhadap kemampuan melakukan drive dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ Sebagai alasan pemilihan judul penelitian tersebut di atas adalah sebagai berikut: Drive merupakan salah satu teknik dasar yang sangat penting dalam permainan tenis Drive merupakan pukulan yang dominan digunakan diantara pukulan dasar yang lain Perlu dicari metode melatih yang paling cocok untuk melatih Drive sehingga akan lebih efektif dan efisien. 1.2 Permasalahan Sesuai dengan judul di atas maka timbul suatu pemikiran bagi penulis untuk meneliti masalah sebagai berikut: Apakah ada perbedaan kemampuan melakukan drive antara latihan diumpan menyamping dan diumpan depan belakang dalam tenis pada

17 5 mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ 2009? Manakah yang lebih efektif kemampuan melakukan drive antara latihan diumpan menyamping dan diumpan depan belakang dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ 2009? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui perbedaan kemampuan melakukan drive antara latihan diumpan menyamping dan diumpan depan belakang dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ Untuk mengetahui manakah yang lebih efektif kemampuan melakukan drive antara latihan diumpan menyamping dan diumpan depan belakang dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ Penegasan Istilah Untuk menghindari salah penafsiran dalam memberi pengertian yang dimaksud dalam judul skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang dianggap penting, dengan demikian ada kesamaan pendapat dalam memberikan penafsiran.

18 Perbedaan. Perbedaan menurut Poerwodarminto (1992:105) adalah suatu yang menjadikan berlainan antara ke dua hal. Perbedaan dalam penelitian ini adalah suatu yang menjadikan berlawanan antara dua hal yang diakibatkan latihan untuk memperoleh hasil maksimal dalam kemampuan melakukan drive pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ Kemampuan Melakukan Drive Kemampuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2003 : 707 ) adalah kesanggupan atau kecakapan. Kemampuan melakukan dalam penelitian ini adalah kesanggupan atau kecakapan mekakukan drive diumpan menyamping dan diumpan depan belakang Latihan Pengertian latihan diumpan menyamping dan diumpan depan belakang dalam penelitian ini adalah suatu bentuk perlakuan untuk memperoleh kemampuan dalam melakukan drive Mahasiswa Semester IV Mahasiswa semester IV yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa smester IV rombel 2 karena dari hasil ramdom dalam teknik pengambilan sampel, karena mahasiswa semester IV ada 4 rombel.

19 7 1.5 Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan: Dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori di bidang kepelatihan olahraga tenis, khususnya di Fakultas Ilmu Keolahragaan Dapat memberikan informasi kepada mahasiswa atau yang berkeinginan mempelajari tenis mengenai peranan metode latihan diumpan menyamping dan diumpan depan belakang sehingga dapat memotivasi mereka untuk bersungguh-sungguh dalam mempelajari tenis.

20 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori Tenis adalah sebuah olahraga yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan di sebuah lapangan yang di bagi menjadi dua oleh sebuah jaring. Olahraga ini mempunyai lapangan berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 23,77 m dan untuk ukuran lebar yaitu untuk lebar lapangan tunggal 8,23 m dan untuk lapangan ganda lebarnya 10,97 m. Lapangan terbagi menjadi dua bagian yang sama panjang dengan dipisahkan oleh net yang melintang di tengah-tengah lapangan dengan tinggi di bagian tengah 0,91 m dan pada tiap-tiap tiang net 1,067 m. Permainan ini dilakukan di atas lapangan dengan permukaan keras (hard court) maupun lapangan rumput (grass court). Tenis bisa dimainkan oleh dua orang yang saling berhadapan dalam permainan tunggal, baik tunggal putra maupun tunggal putri. Bisa juga dimainkan dalam permainan ganda baik ganda putra maupun campuran. Peralatan yang dibutuhkan untuk bisa memainkan olahraga ini adalah raket dan bola khusus untuk permainan tenis. Penguasaan teknik dasar dan teknik-teknik pukulan yang baik merupakan salah satu landasan yang sangat penting agar dapat meningkatkan prestasi dalam bermain tenis. Untuk dapat bermain tenis dengan baik dan berprestasi optimal, seorang pemain harus menguasai teknik dasar dan teknik berbagai jenis pukulan yang ada disamping harus memiliki kemampuan fisik yang tepat dan mental 8

21 9 bertanding yang kuat. Untuk meningkatkan prestasi permainan tenis, pemain harus bisa menguasai teknik dasar dan teknik-teknik pukulan dengan baik Teknik Dasar Permainan Tenis Lapangan Dalam bermain tenis yang baik dan benar, teknik dasar dalam bermain harus benar-benar di kuasai oleh pemain. Menurut Bey Magethi (1990: 31) apapun tingkatan permainan anda, ada beberapa prinsip dasar yang harus anda kuasai dalam bermain tenis. Teknik pukulan yang bagus didasarkan pada memukul pada tempat dan waktu yang tepat, tetapi yang penting anda harus berada dalam keseimbangan yang baik, bergerak dengan baik kearah bola, dan mengerti dimana bola dan raket akan bertemu dan membuat titik pertemuan (titik kontak) sehingga anda dapat menghasilkan pukulan yang keras dan terarah. Lardner (1987: 9) menyebutkan bahwa ada 6 macam pukulan dasar dalam tenis yaitu; forehand, backhand, service, volley, lob dan smash. Sedangkan menurut Yudoprasetio (1981: 43), pukulan-pukulan dalam tenis lapangan digolongkan dalam tiga golongan yaitu ground stroke, volley dan overhead stroke. Pendapat lain, pukulan yang harus dikuasai dalam permainan tenis lapangan ada beberapa macam, yaitu: serve, forehand dan backhand drive, volley, smash, dropshot dan lob. Diantara pukulan tersebut terdapat empat pukulan dasar dalam permainan tenis lapangan. Pendapat lain dikemukakan oleh Scharff (1981: 24) yaitu ada empat jenis pukulan dasar yaitu; serve, forehand drive, backhand drive dan volley. Dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa jenis pukulan dasar dalam permainan tenis, yaitu forehand, backhand, volley, serve, smash dan lob dengan penjabaran lebih lanjut di bawah ini.

22 10 Pukulan forehand menurut Ladrner (1987: 31) adalah merupakan pukulan yang paling umum dipakai dalam tenis. Sedangkan Scharff menyebutkan Forehand drive adalah yang penting bagi seorang pemula. Tujuannya ialah mengembalikan pada sisi badan sebelah kanan pada orang biasa dan sebelah kiri pada orang kidal. Pukulan backhand drive seperti yang dinyatakan Jim Brown ( 2002 : XI ) backhand drive adalah pukulan yang dilakukan oleh pemain tangan kanan dengan lengan menyilang di depan tubuh kearah kiri; pukulan yang dilakukan oleh pemain kidal dengan lengan menyilang di depan tubuh kearah kanan, sedangkan menurut Scharff (1981 : 146 ) backhand drive adalah pukulan yang dilakukan dan rakret di muka badan. Tiap pukulan pada sisi kiri dari pemain yang memakai tangan kanan atau pada sisi kanan pemain kidal. Pukulan servis adalah pukulan yang sangat penting dalam permainan karena selain sebagai pukulan pembuka, saat ini servis juga di gunakan untuk memenangkan suatu permainan (Katili, 1976: 57)., sedangkan Scharff (1981: 60) menyebutkan servis adalah pukulan untuk memulai permainan. Ini merupakan suatu pukulan dimana pemain seluruhya menguasai bola. Pukulan volley menurut Lardner (1987: 62) adalah suatu cara memukul sebelum bola mental di lapangan, umumnya terjadi di wilayah dekat net. Volley dimainkan sebelum bola memantul di lapangan sehingga pemain harus dapat menentukan titik kontak yang tepat antara raket dengan bola. (Bey Magethi, 1990:34)

23 11 Lob merupakan pukulan lamban yang digunakan untuk memaksa pemain yang bermain agresif di depan net untuk mundur dari posisinya yang menyerang dari depan net. Lob juga dapat memberi waktu untuk bernafas dan merubah keadaan apabila anda tertekan di bagian belakang lapangan. Juga dapat merubah posisi pemain dari posisi bertahan menjadi posisi menyerang (Bey Magehti, 1990 : 79). Sedangkan menurut Mottram (1986: 85) pukulan lob adalah pukulan yang naik ke udara dan diarahkan supaya jatuh sedekat mungkin dengan baseline lawan. Pukulan overhead smash adalah pukulan yang dilakukan terhadap bola yang berposisi agak tinggi di atas kepala (Katili, 1976 : 57), sedangkan menurut Scharff (1981:85), overhead smash adalah pukulan untuk mematikan, dan smash yang cermat dan gigih adalah jawaban atas lob lawan Pengertian Drive Pukulan drive merupakan pukulan yang penting untuk dikuasai karena pukulan ini adalah pukulan dasar dari pukulan yang lain dalam tenis. Sedangkan yang dimaksud disini adalah suatu pukulan yang dilakukan terhadap bola yang sudah menyentuh tanah. Yudoprasetio, (1981 : 60) mengatakan bahwa Drive adalah pukulan bagi para pemain, yang dalam permainan mereka mengambil tempat disekitar garis belakang (base line), untuk mempersiapkan serangan. Orang yang belajar tenis, pertama-tama harus belajar melaksanakan drive dan selanjutnya berusaha keras untuk menguasai drive dengan cara berlatih dan tekun.

24 Macam-macam Drive Dalam drive ada dua pukulan yang harus dikuasai yaitu forehand drive dan backhand drive, maka dapat dijelaskan sebagai berikut : Forehand drive Forehand drive adalah suatu pukulan yang dilakukan untuk mengenai bola yang datang di sebelah kanan seorang pemain dan di sebalah kiri pemain yang kidal. (Scharff, 1981:148), sedangkan menurut Jim Brown (2002 : XI) mengatakan forehand drive adalah Pukulan yang dilakukan oleh pemain tangan kanan pada bola yang berada di sisi kanan tubuhnya; atau pukulan yang dilakukan oleh pemain kidal pada bola yang berada di sisi kiri tubuhnya. Dengan menguasai dan mempelajari forehand drive dengan baik dan benar, maka akan berpengaruh banyak terhadap pukulan yang lainya dalam tenis lapangan Backhand Drive Backhand drive adalah pukulan yang dilakukan dan rakret di muka badan. Tiap pukulan pada sisi kiri dari pemain yang memakai tangan kanan atau pada sisi kanan pemain kidal. ( Scharff, 1981:146 ) Sedangkan menurut Jim Brown ( 2002 : XI ) backhand drive adalah pukulan yang dilakukan oleh pemain tangan kanan dengan lengan menyilang di depan tubuh kearah kiri; pukulan yang dilakukan oleh pemain kidal dengan lengan menyilang di depan tubuh kearah kanan. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa forehand drive adalah suatu pukulan dalam tenis lapangan yang dilakukan dengan ayunan, menyamping secara penuh ke kanan kemudian raket diayunkan kedepan untuk memukul bola secara datar diatas net setelah memantul sekali di lapangan.

25 13 Sedangkan backhand drive adalah pukulan yang dilakukan dan rakret di muka badan. Tiap pukulan pada sisi kiri dari pemain yang memakai tangan kanan atau pada sisi kanan pemain kidal Teknik Drive Drive mempunyai bebarapa teknik mulai dari pegangan raket, cara berdiri, ayunan kebelakang, ayunan ke depan, saat pukulan (impact) sampai gerakan lanjutan. (Schraff, 1981:29). Untuk lebih jelasnya maka diuraikan satu-persatu seperti berikut ini : Pegangan Drive. Dalam permainan tenis, raket dipegang dengan jari-jari dan telapak tangan kanan atau kiri. Suatu pukulan yang tepat dan baik, karena menggunakan pegangan yang benar dan tepat. Pegangan yang benar dan tepat memperoleh rasa pegangan yang enak ditangan dan dapat memukul bola kearah yang dikehendaki. Ada tiga macam gengaman yang digunakan untuk melakukan drive yaitu Eastern, Continental dan Western. (Schraff, 1981:24) Genggaman Eastern. Eastern grip diperoleh dengan memegang leher (throat) dari raket dengan tangan kiri dan merentangkanya ke depan badan anda dengan pangkal gagang ke jurusan anda. Permukaan raket harus membentuk sudut siku dengan tanah. Pegang raket dengan tangan kanan, sehingga ruas belakang ibu jari berada di bagian atas dari raket sekitar 1/8 inci sebelah kiri dari pertengahanya. Ini berarti bahwa bentuk huruf V antara telunjuk dan ibu jari berada pada bagian atas dari bidang rata dari

26 14 gagang. Telapak tangan harus dekat pada bagaian yang rata dengan gagang itu. Seumpamanya kita berjabat tangan dengan raket itu. (Schraff, 1981:26). Selain itu pegangan eastern mempunyai kelebihan yaitu menguntungkan untuk memukul bola-bola tinggi maupun rendah dalam tenis. Sedangkan kelebihan lain pegangan ini, bukan saja melayani bola yang mengandung berbagai macam putaran, melainkan memberikan pula pukulan top spin, flat, slice dan chop. (Gambar 1 ) Gambar 1. Genggaman Eastern Sumber : Scharff, Bimbingan Main Tenis, 1981: Genggaman Continental Pegangan dengan menggunakan gengaman continental pelaksanaanya, gagang itu diputar sekitar seperdelapan putaran ( untuk orang biasa arah lawan gerak jarum jam bagi orang kidal arah gerak jarum jam. (Schraff, 1981:26). Continental grip, dengan meletakkan raket pada sisi dan kemudian memungutnya. (Schraff, 1981:27) (Gambar 2)

27 Genggaman Western Gambar 2. Genggaman Continental Sumber : Scharff, Bimbingan Main Tenis, 1981:27 Memgang raket dengan pola western yang paling mudah adalah dengan meletakan raket di tanah dan kemudian memungutnya. (Schraff, 1981 : 28). Cara ini baik untuk bola tinggi dan bola setinggi pingang namun sukar untuk bola yang rendah. (Gambar 3) Gambar 3. Genggaman Western Sumber : Scharff, Bimbingan Main Tenis, 1981:28

28 16 Pegangan yang cocok untuk forehand drive adalah pegangan eastern. Sedangkan untuk backhand drive adalah pegangan continental, dengan menggunakan pegangan yang benar maka permainanya akan baik dan mempunyai power yang lebih besar Cara Berdiri ( Sikap ) Untuk melakukan tiap pukulan sebelumnya mengambil posisi siap untuk melakukan pemukulan. Robert Scharff (1981:29) memaparkan bagaimana posisi siap forehend drive maupun backhand drive yaitu Menghadap net sepenuhnya dengan dengan dua kaki mengangkang santai dan dengan berat badan sama berat pada kedua belah kaki. Ayunkan leher raket ditangan kiri dan arahkan kepalanya ke net. Mata harus terus tertuju kebola. Badan tetap santai, lutut sedikit ditekukan dan punggung sebelah atas lurus sementara agak membungkuk. Tiap selesai memukul anda harus kembali keposisi begini. Dari posisi siaga ini bebas untuk berputar dan bergerak ke semua penjuru. (Gambar 4) Gambar 4. Posisi Siap Sumber : Barron s. Tennis Course Techniques and Tactics Vol. 1 (2000:15)

29 Ayunan Ke Belakang Ayunan belakang forehand drive yaitu sambil berdiri dan berputar, ayunkan raket belakang dengan gerakan rata, lurus ke belakang dan horizontal dari tangan. Pindahkan berat badan berangsur-angsur ke kaki belakang. Gerakan ini serentak dan bersamaan dengan laju bola yang datang. Panjang tarikan ke belakang, berat badan harus terus berpindah ke kaki kanan, lutut membengkok sedikit sementara mata menatap bola yang datang. Kalau ada waktu tariklah raket sejauh mungkin ke belakang. (Scharft, 1981 : 30) Lengan kiri juga mempunyai peran penting dalam ayunan badan untuk keseimbangan dan harus bergerak bebas. Ayunan belakang dan gerakan kaki harus segera dimulai, begitu arah dan kecepatan bola telah dapat dipastikan. Ini berarti bahwa hal ini harus dilakuakan apabila terjadi serve dan pengembalian bola masih di udara. Bola lawan tidak boleh dibiarkan melambung pada daerah kita sebelum kita mempersiapkan ayunan belakang. Ayunan belakang harus dikuasai penuh, lancar dan tepat pada waktunya untuk memberi waktu kepada tubuh kita dan raket bergerak ke depan untuk memukul bola. (Gambar 5)

30 18 Gambar 5. Gerak Ayunan Ke Belakang Forehand Drive Sumber : Jim Brown, Tenis Tingkat Pemula, 2002:32 Sedangkan untuk backhand drive yaitu mulai pukulan itu dengan memutar bahu ke arah net. Gerakan berputar ini mulai pada waktu kepala raket mulai berayun kebelakang pada setinggi pinggul. Tangan kiri membawa raket ke belakang, sedangkan tangan kanan berrgeser ¼ putaran kekiri untuk perubahan genggaman, dengan kembalinya raket putarlah kaki kiri. Setelah ayunan belakang hampir selesai, raket harus berada dibelakang, lutut sedikit ditekuk, mata dan kepala kedepan, sedangkan kedua bahu berputar dari arah net. Sebetulnya badan harus berputar jauh ke kiri, seakan-akan punggung hampir setengah putaran dari net. ( Scharft, 1981 : 48 ). ( Gambar 6 )

31 19 Gambar 6 Gerak Ayunan Ke Belakang Backhand Drive Sumber: Barron s. Tennis Course Techniques and Tactics Vol. 1 (2000:84) Ayunan Ke Depan Ayunan ke depan foprehand drive dimulai dengan menurunkan raket sedikit lebih rendah dari bola yang akan dipukul, dan diawali dengan melangkahkan kaki ke kiri ke muka, bahu kiri harus sudah terarah kejaring dan sekaligus diikuti ayunan lengan ke depan dibarengi dengan pemutaran badan ke kiri Setelah ayunan ke belakang berakhir dengan daun raket yang berposisi dibawah tinggi pemantulan bola yang akan dipukul. Daun raket yang akan memukul bola sedikit dicondongkan kemuka. Selesai pemukulan bola, daun raket harus bergerak sesuai dengan jurusanya. (Gambar 7)

32 20 Gambar 7. Ayunan Ke Depan Forehand Drive Sumber : Barron s. Tennis Course Techniques and Tactics Vol. 1 (2000:80&84) Gerak memutar daun raket mengitari bola bagian atas, tidak dilaksanakan dengan memutar pergelangan tangan namun dengan memutar lengan bagian bawah sedangkan tangan menggenggam raket dengan erat, sedangkan untuk backhand drive lepaskan tangan kiri dari leher raket, lalu ayunkan lengan berserta raket ke arah net dengan gerak mendatar sejajar dengan bola yang datang atau sedikit dibawahnya. Gerakan ini jangan pula dilebih-lebihkan, nanti akan terjadi spin terlalu banyak.begitu raket mendekatri titik benturan, berat badan berangsurangsur bergeser ke bagian depan dari kaki kanan. Pergelangan harus lurus dan siku sedikit tertekuk dan dekat ke badan sampai bola terpukul. (Gambar 8)

33 21 Gambar 8 Ayunan Ke Depan Backhand Drive Sumber : Barron s. Tennis Course Techniques and Tactics Vol. 1 (2000:32) Saat Pukulan (Impact) Perkenaan raket dengan bola, merupakan kelanjutan dari gerakan ayunan kedepan. Sewaktu raket mengayun ke depan menemui bola, kepala raket harus berada ketinggian bola dan rata datar pada saat benturan. Tepat pada saat itu raket harus dipegang lebih erat dan terus demikian selama pemukulan itu berlangsung. Hal itu dimaksudkan untuk penguasaan terhadap bola. Harus selalu diusahakan agar senar raket mengenai bola tepat pada bagian tengahnya dan pada ketinggian pingang, tekuklah lutut sampai setinggi bola. Sebaliknya apabila bola itu melambung tinggi, mundurlah sedikit dan biarkan bola jatuh setinggi pinggang. Sedapat mungkin bola harus dikenakan pada puncak tertingginya dan antara ujung kaki dan pertengahan pinggang. (Gambar. 9)

34 22 Gambar 9. Memukul Bola pada Puncak Melambungnya Sumber : Scharff, Bimbingan Main Tenis, 1981: Gerakan Lanjutan (follow through) Bagian akhir ayunan memukul bola disebut follow through, ini dibutuhkan untuk mempengaruhi panjangnya maupun arah bola pada pukulan drive. Ayunan lanjutan pada forehand drive, setelah bola berbenturan dengan raket ayunan lanjutan dilakukan. Ayunan lanjutan dilakukan dengan lengan agak diluruskan dan tangan memgang raket kira-kira setinggi bahu kiri. Daun raket tegak lurus pada lapangan. Badan dibungkukan dan lutut yang dibengkokan tidak boleh diluruskan sebelum ayunan ini selesai. (Gambar 10)

35 23 Gambar 10 Ayunan lanjutan Forehand Drive Sumber : Scharff, Bimbingan Main Tenis, 1981:30 Sedangkan untuk backhand drive, setelah berbenturan dengan bola, raket dan badan harus mengikuti jalan bola. Setelah lengan direntangkan ke bola, boleh berputar ke kakan. Hal ini menyebabkan raket berada di atas lengan yang mengakibatkan pula terjadinya topspin. Proses lanjutan ini berakhir jika raket mencapai setinggi bahu atau sedikit agak tinggi dan jika tangan berada diatas. Lengan kiri berfungsi sebagaipengimbang dan menyebabkan gerakan lanjut lebih bebas dan sempurna. Pada akhir ayunan, berputarlah pada akaki kanan untuk mengembalikan kedua belah kaki, lutut, pinggul, lengan bahu, mata kepala dan raket ke sikap siap. (Gambar 11)

36 24 Gambar 11 Ayunan Lanjutan Backhand Drive Sumber : Barron s. Tennis Course Techniques and Tactics Vol. 1 (2000:84&85) Latihan Drive Diumpan Menyamping Latihan drive diumpan menyamping yang di maksud adalah latihan yang diterapkan dalam meningkatkan penguasaan pukulan drive latihan dengan menggunakan arah kesamping kanan dan kiri dalam permainan tenis dengan pemain berada di baseline. Latihan drive diumpan menyamping mengandung pengertian bahwa dalam latihan drive dapat dilakukan dengan latihan dengan bola yang diumpan kemudian dipukul dengan mengarahkan bola di sasaran drive yang merupakan variasi bentuk latihan untuk meningkatkan penguasaan bola dengan diumpan menyamping pada daerah baseline. Untuk arah bola yang sudah diumpan sesuai arah menyamping kemudian dipukul ke daerah yang telah ditentukan secara berulang-ulang dalam satu tahap.

37 25 Keuntungan kemampuan latihan diumpan menyamping yaitu bola lebih mudah untuk dipukul, posisi pemain tidak terlalu banyak bergerak, mempunyai motivasi yang kuat karena ada teman yang mengumpannya, secara teknis dapat meningkatkan mutu pukulan drive, waktu penguasaan teknik drive relatif lebih cepat, faktor kesulitannya relatif lebih sedikit, frekuensi saat melakukan teknik pukulan lebih cepat dan banyak serta pemain tidak cepat lelah karena tidak mengalami banyak pergerakan. Kerugian latihan drive diumpan menyamping adalah subjek dalam melakukan latihan akan merasa cepat jenuh, karena hanya melakukan satu gerakan pukulan drive saja, dan arahnya hanya kesamping kanan dan kiri saja Latihan Drive Diumpan Depan Belakang Latihan drive diumpan depan belakang adalah memukul bola dengan bergerak maju mundur dan mengarahkan bola pada daerah yang telah di tentukan secara berulang-ulang dalam satu tahap. Variasi latihan drive pada posisi pemain maju mundur adalah seperti yang telah dikemukakan oleh Handono Murti (2002 : 31-39), bahwa begitu bola diarahkan pada daerah depan, maka dapat dipukul dengan langkah-langkah kecil dan posisi badan menyamping. Latihan ini merupakan latihan kemampuan mengarahkan pukulan arah sasaran jatuhnya bola. Yang perlu diperhatikan pada setiap bola yang akan dipukul adalah jangan sampai setiap bola yang datang dipukul dengan keras dan cepat saja tanpa mengabaikan kontrol masuknya. Agar bola dapat dipukul dengan tepat adalah dengan cara dekati bola sampai

38 26 sedemikian rupa sehingga pada saat memantul ke atas, lakukan pukulan. Pada saat posisi siap pukul, posisi kaki kiri di depan. Tekuk ke dua kaki dengan berat badan bertumpu pada kaki kiri. Setelah melakukan penyesuaian langkah dengan posisi pemain badan menyamping dan sudah pada posisi siap memukul, ikuti dengan langkah kaki kanan sebagai akhiran. Setelah melakukan pukulan dengan posisi pemain maju dilanjutkan dengan mempersiapkan pukulan selanjutnya dalam hal ini posisi pemain mundur. Jangan menebak ketika bola datang melainkan membaca bola dengan akurat. Kesimpulan dari uraian di atas adalah bahwa latihan drive diumpan depan belakang adalah merupakan salah satu bentuk variasi latihan guna menambah atau meningkatkan kemampuan pukulan bola. Dalam hal ini, bola yang dipukul dan diarahkan pada daerah sasaran yang dilakukan secara berulang-ulang dalam satu tahap latihan. Keuntungan kemampuan latihan diumpan depan belakang yaitu dapat melatih fisik dan melatih stamina stamina sehingga dalam bermain tenis tidak cepat lelah. Kerugian latihan drive diumpan depan belakang adalah bola belum sulit dikuasai, cepat menghabiskan tenaga sehingga pemain mengalami kelelahan yang berat dan penguasaan terhadap bola kurang baik.

39 Hipotesis Menurut Sutrisno Hadi (1994 : 257), hipotesis adalah : Pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya. menurut Suharsimi Arikunto (1996:67), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sesuai keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan anggapan atau dugaan sementara atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada dalam penelitian, yang masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui perhitungan statistik dari data yang diperoleh. Berdasarkan hasil analisis dari kedua pukulan bahwa pada drive diumpan menyamping, bola lebih mudah terkontrol untuk menempatkan bola, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ada perbedaan kemampuan melakukan drive antara latihan diumpan menyamping dan diumpan depan belakang dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ Latihan diumpan menyamping lebih efektif daripada latihan diumpan depan belakang terhadap kemampuan melakukan drive dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ 2009.

40 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan syarat mutlak di dalam suatu penelitian ilmiah. Berbobot atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada pertanggung jawaban metodologi penelitiannya. Penggunaan metodologi penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan serta dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Metodologi penelitian yang seperti kita kenal sekarang memberikan garisgaris yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah untuk manjaga agar penelitian yang dicapai dari suatu penelitian memiliki harga ilmiaih yang setinggi-tingginya. 3.1 Populasi Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki. Populasi dibatasi dengan sejumlah penduduk atau induvidu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1987 : 220), sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang wilayah penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian ini menggunakan populasi mahasiswa putra Pendidikan Kepelatihan Olahraga semester IV rombel dua tahun akademik 2008/

41 Sampel Penelitian Sampel menurut Arikunto (2006:131) adalah wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sedangkan Sutrisno Hadi (2000: 221) menyatakan bahwa sampel adalah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa putra Pendidikan Kepelatihan Olahraga semester IV tahun akademik 2008/2009 dari jumlah 40 mahasiswa dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang. Dalam mengambil sampel penelitian menggunakan teknik random sampling, karena mahasiswa semester IV ada 4 rombel sehingga untuk menentukanya dengan cara random. Dari hasil ramdom ternyata yang digunakan adalah mahasiswa semester IV rombel dua, selian itu juga menggunakan purposive sampling karena pemilihan sekelompok subyek berdasarkan ciriciri tertentu (Sutrisno Hadi, 2000:226) yaitu : Usia tahun Sampel penelitian memiliki kemampuan yang sama 3.3 Variabel Penelitian Variabel adalah gejala-gejala yang bervariasi sebagai subyek penelitian atau apa yang terjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1996: 97). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yakni sebagai berikut:

42 Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan drive diumpan menyamping dan latihan drive diumpan depan belakang Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan melakukan drive dalam tenis. 3.4 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang hendak menyelidiki apakah ada perbedaan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan diumpan menyamping dan latihan diumpan depan belakang, sedangkan variabel terikatnya adalah adalah kemampuan melakukan drive dalam tenis. Secara grafis rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: X1 YX1 Pre Post X2 YX2 Gambar 12 Rancangan Penelitian

43 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik eksperimen adalah metode yang memberikan dan menggunakan sutau gejala yang disebut latihan atau percobaan. Dengan adanya latihan tersebut akan terikat adanya hubungan sebab akibat sebagai pengaruh dari pelaksanaan latihan. Sutrisno Hadi (1987: 89) menyatakan bahwa salah satu tugas yang penting dalam riset ilmiah adalah penetapan ada tidaknya hubungan sebab akibat antar fenomena dan membuat hukum tentang hubungan sebab akibat. Metode eksperimen adalah metode yang paling jitu untuk meneliti hubungan sebab akibat tersebut. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matched Subject Desaign atau pola M-S, dengan pengertian : Matched Subject Desaign yaitu eksperimen yang menggunakan dua kelompok sampel yang sudah disamakan subjek demi subyek sebelum perlakuan dilaksanakan. Yang disamakan adalah salah satu variabel atau lebih yang telah diketahui pengaruh terhadap hasil eksperimen yaitu variabel diluar atau faktor yang dieksperimenkan. (Sutrisno Hadi, 1987: 278). Untuk menyamakan atau menyeimbangkan kedua grup tersebut dengan cara subjek matching ordinal pairing yaitu subjek yang hasilnya sama atau hampir sama pada tes awal kemudian dipasangkan dengan rumus abba, maka terbentuk 2 kelompok yang mempunyai tingkat kemampuan yang seimbang. Hal ini dapat dilihat dari mean dari kedua kelompok tersebut yang sama atau hampir sama.

44 32 Kedua kelompok yang memiliki tingkat kemampuan yang seimbang diundi. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama pada kedua kelompok untuk menjadi kelompok eksperimen mupun kelompok kontrol, sehingga subjektifitas peneliti tidak akan masuk di dalamnya. Sehingga akan dapat ditentukan kelompok mana yang kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Ternyata dari hipotesis latihan drive diumpan menyamping lebih baik untuk kemampuan melakukan drive daripada drive diumpan depan belakang. Sedangkan untuk menentukan latihan dengan cara diundi setelah dibagi menjadi dua kelompok yang mempunyai kemampuan yang seimbang. Setelah diundi ternyata kelompok eksperimen akan diberikan latihan drive diumpan menyamping, sedangkan kelompok kontrol diberikan latihan drive diumpan depan belakang. 3.6 Instrumen penelitian Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tes drive Test drive adalah suatu test untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam melakukan pukulan drive. Dalam hal ini penulis menggunakan Hewits Achievement Test yang disusun kembali oleh James S. Bosco dan William F. Gustafson (1983: 218). Tes ini mempunyai koefisian validitas 0,62 dan realibilitas 0,75.

45 33 Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kemampuan seorang pemain dalam melakukan pukulan drive. Pada pelaksanaan instrument ini, semua sample melakukan pukulan drive sebanyak 20 kali, pelaksanaannya sebagai berikut: sebelum pelaksanaan, sample melakukan pemanasan selama 10 menit dan setelah itu instruktur memperagakan tes. Kemudian tiap anak siap melakukan tes, dimulai anak berdiri di belakang baseline dan di center mark kemudian memukul bola yang diumpan instruktur. Bola harus masuk di atas net dan di bawah tali yang direntangkan di atas net setinggi 2,13 m dari lantai. Hasil yang dicatat adalah jumlah bola masuk ke petak penskoran seperti pada gambar berikut: Gambar. Tes Penempatan drive Sumber : Chollins, D. Ray dan Hudges, Patrick B. A. Comprehensive Guide to Sport Skill Test & Measurment. (1987 : 433 )

46 Pelaksanaan penelitian Penelitian ini dilakanakan dalam tahap-tahap sebagai berikut: Persiapan Penelitian Penelitian mengambil sample dari mahasiswa putra Pendidikan Kepelatihan Olahraga semester IV tahun akademik 2008/ Pelaksanaan Penelitian Secara keseluruhan penelitian ini dilaksanakan selama hampir 6 minggu, yang dimulai sejak tanggal 14 April 2009 sampai dengan 26 Mei 2009 yang terdiri dari: Test Awal (Pre Test) Test awal (Pre Test) dilaksanakan untuk mendapatkan data awal tentang kemampuan sampel dalam melakukan drive. Tes awal dilaksanakan pada tanggal 14 April 2009 di lapangan Fakultas Ilmu Keolahrahaan mulai pukul wib sampai selesai. Pelaksanaan tes awal yaitu sampel melakukan drive sebanyak 20 kali yang sebelumnya diberi kesempatan melakukan 2 kali pukulan drive sebagai percobaan. Sebelum tes awal dimulai, terlebih dahulu diadakan persiapan yaitu membuat batas garis untuk penempatan pukulan drive, menyiapkan petugas pelaksana dan formulir pencatatan hasil drive serta alat-alat lain yang diperlukan. Setelah itu sampel diberi penjelasan tentang petunjuk pelaksanaan tes drive setelah melakukan pemanasan

47 Perlakuan Pada prinsipnya perlakuan disini adalah pelaksanaan program latihan untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan drive selama jangka waktu tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan frekuensi latihan sebanyak 3 kali dalam satu minggu yaitu pada hari selasa, kamis dan jum at. Peneliti menetapkan waktu latihan sebanyak 16 kali pertemuan ditambah 1 kali untuk tes terakhir (Post Test). Pemberian latihan dimulai tanggal 16 April 2009 sampai dengan tanggal 22 Mei Jam latihan untuk hari selasa, kamis dan jum at pada pukul wib. Latihan dilakukan dengan tiga tahap yaitu : Pemanasan Pemanasan perlu dilakukan karena untuk menyiapkan kondisi badan sebelum melakukan latihan. Pemanasan meliputi lari kelililng lapangan, peregangan, melakukan stroke, dan latihan penunjang pukulan drive Latihan Inti Latihan inti ditujukan untuk melaksanakan program latihan yang telah disusun. Dalam latihan ini terbentuk dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang diberikan latihan diumpan menyamping dan kelompok kontrol yang diberi latihan dengan diumpan depan belakang Latihan Penenangan Penenangan bertujuan untuk memulihkan kondisi badan pada keadaan setelah latihan sehingga ketegangan otot akan berkurang secara berangsur-angsur.

48 36 Dalam penenangan ini juga diberikan koreksi tentang kesalahan yang terjadi selama latihan Tes Akhir (Post Test) Setelah tes menjalani latihan selama 16 kali pertemuan maka pada tanggal 26 Mei 2009 diadakan tes akhir yang bertujuan untuk mengetahui hasil latihan yang dicapai tes dari tiap-tiap kelompok setelah melaksanakan program latihan. Sama seperti halnya pada tes awal, pada tes akhir ini, pengukuran dilakukan dengan menggunakan Hewits Achievement Test. 3.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian Faktor kesungguhan Faktor kesungguhan dalam pelaksanaan penelitian dari masing-masing sampel tidaklah sama, untuk itu penulis dalam pelaksanaan tes selalu mengawasi dan mengontrol setiap aktivitas yang dilakukan dengan melibatkan dosen pembimbing untuk mengarahkan kegiatan sampel pada tujuan yang akan dicapai Faktor penggunaan alat Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat-alat yang telah ditetapkan dengan harapan dapat memperlancar jalannya penelitian Sebelum sampel diberi perlakuan, terlebih dahulu penulis memberikan informasi dan untuk tidak melakukan aktivitas yang melelahkan. contoh penggunaan alat-alat tersebut sehingga di dalam pelaksanaan penelitian tidak terdapat kesalahan.

49 Faktor pemberian materi Pemberian materi dalam pelaksanaan tes mempunyai peran yang besar dalam pencapaian hasil yang optimal. Usaha yang ditempuh agar penyampaian materi tes dapat diterima seluruh sampel dengan jelas, sebelum pelaksaan tes diberikan petunjuk penggunaan alat tes dan contoh yang benar tentang penggunaan masing-masing alat tersebut Faktor kemampuan sampel Masing-masing sampel memiliki kemampuan dasar yang berbeda, baik dalam penerimaan materi secara lisan maupun kemampuan dalam penggunaan alat tes. 3.9 Analisis Data Analisis data merupakan langkah yang penting dalam penelitian karena merupakan upaya dalam mencari dan menata data-data hasil penelitian secara sistematis. Dengan analisis data maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian yang sudah dilaksanakan. Setelah diperoleh hasil test akhir kemampuan drive yang terdapat pada lampiran, maka perlu matching dengan selalu menggunakan rumus t-test pada correlated sample. Untuk menyelesaikan ini ada dua rumus yang tersedia. Diuji signifikansinya dengan menggunakan rumus t-test dengan rumus pendek. Sutrisno Hadi (1986 : 486) berpendapat: Analisa terhadap hasil eksperimen didasarkan atas subyek". Kedua rumus itu adalah rumus panjang (long method) dan rumus pendek (short method). Dengan rumus panjang maupun rumus pendek akan

50 38 memperoleh hasil yang sama (memperoleh nilai t yang sama), maka penulis memilih menggunakan rumus pendek untuk mengolah data, sebab lebih efisien penggunannya. Untuk menjabarkan data tes akhir ke dalam rumus diperlukan tabel persiapan seperti dibawahini: No Pasangan Subyek K E K E B (K E) b (B MB) N K E B b 0 b 2 b 2 Tabel 1 Tabel perhitungan statistik dengan pola M-S (Sutrisno Hadi, 2004:230 ) t = M k M b 2 e N( N 1) Keterangan: Keterangan : Mk Me : Mean Kelompok Kontrol : Mean Kelompok Eksperimen 2 b : Jumlah deviasi dari mean perbedaan N : Jumlah pasangan

51 39 (Sutrisno Hadi, 2004:226) Sedangkan untuk mencari MD digunakan rumus sebagai berikut: MB = N B Keterangan: B = jumlah perbedaan dari masing-masing pasangan subyek N = jumlah subyek

52 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Setelah diadakanya tes akhir dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, maka diperoleh data-data hasil tes dari tiap-tiap induvidu pada masing-masing kelompok. Berdasarkan hasil penghitungan ststistik diperoleh nilai t sebesar 4,888 hasil ini menunjukkan angka yang lebih besardari nilai t-tabel yang besarnya 2,145 yang diuji berdasarkan taras signifikasi 5% dengan derajat kebebasan (db) 14. Berdasarkan penghitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel, yaitu 4,888 > 2,145, maka : Hipotesis yang menyatakan bahwa : ada perbedaan kemampuan melakukan drive antara latihan diumpan menyamping dan diumpan depan belakang dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ 2009, diterima Berdasarkan hasil uji beda mean yang diperoleh dari kedua kelompok, diketahui bahwa mean kelompok eksperimen lebih besar daripada mean kelompok kontrol atau 37.6 > 30, sehingga dapat diketahui bahwa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol, berarti latihan diumpan menyamping lebih efektif daripada latihan diumpan depan belakang terhadap kemampuan melakukan drive dalam tenis pada 40

53 41 mahasiswa putra Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga semester IV tahun akademik 2008/ Pembahasan. Ada faktor yang menyebabkan perbedaan dari hasil latihan drive diumpan menyamping dan diumpan depan belakang terhadap kemampuan drive dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/2009. Walaupun dari kedua latihan menggunakan variasi teknik drive, namun terdapat perbedaan pada posisi menerima bola. Drive diumpan menyamping dalam pelaksanaanya, pada waktu menerima bola hanya menunggu datangnya bola lalu bergerak kesamping, sedangkan drive diumpan depan belakng dalam pelaksanaanya, pada waktu menerima bola harus maju dan mundur lagi untuk menerima bola yang kedua Drive diumpan menyamping memiliki faktor yang menguntungkan karena drive diumpan menyamping yaitu bola lebih mudah untuk dipukul, posisi pemain tidak terlalu banyak bergerak, tidak menghabiskan tenaga. Sedangkan drive diumpan depan belakang harus bisa mengontrol tenaga untuk menghasilkan penempatan yang baik dan memerlukan fisik yang kuat karena berlari kedepan untuk menyambut datangnya bola, sehingga untuk kemampuan untuk penempatan kurang optimal. Ada pula faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan penelitian, diantaranya:

54 Faktor kesungguhan Faktor kesungguhan dalam pelaksanaan penelitian dari masing-masing sampel tidaklah sama, untuk itu penulis dalam pelaksanaan tes selalu mengawasi dan mengontrol setiap aktivitas yang dilakukan dengan melibatkan dosen pembimbing untuk mengarahkan kegiatan sampel pada tujuan yang akan dicapai Faktor pemberian materi Pemberian materi dalam pelaksanaan tes mempunyai peran yang besar dalam pencapaian hasil yang optimal. Usaha yang ditempuh agar penyampaian materi tes dapat diterima seluruh sampel dengan jelas, sebelum pelaksaan tes diberikan petunjuk penggunaan alat tes dan contoh yang benar tentang penggunaan masing-masing alat tersebut Faktor kemampuan sampel Masing-masing sampel memiliki kemampuan dasar yang berbeda, baik dalam penerimaan materi secara lisan maupun kemampuan dalam penggunaan alat tes Faktor inilah yang menyebabkan hasil dari kedua latihan yaitu antara drive diumpan menyamping dan diumpan depan belakang terhadap kemampuan melakukan drive dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/2009 terdapat perbedaan yang meyakinkan.

55 43 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis diperoleh simpulan penelitian sebagai berikut: Ada perbedaan latihan drive diumpan menyamping dan diumpan depan belakang terhadap kemampuan melakukan drive dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ Latihan diumpan menyamping lebih efektif daripada latihan diumpan depan belakang terhadap kemampuan melakukan drive dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ Saran Untuk meningkatkan kemampuan drive dapat digunakan latihan dengan diumpan menyamping karena dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa latihan dengan diumpan menyamping lebih baik daripada latihan dengan diumpan depan belakang Bagi peneliti yang lain yang akan melakukan penelitian sejenis, sebaiknya menggunakan hasil penelitian ini dan penelitian terdahulu sebagai referensi sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih sempurna. 43

56 44 DAFTAR PUSTAKA Barron s Tennis Crouse Techniques and Tactics Vol 1. Hongkong : Barron s Education Series, Inc B.Yudoprasetyo Belajar Tenis Jilid 1. Jakarta: Bahtara Karya Angkasa. Bosco, S. James and Gustafson, F. William Measurment and Evaluation in Physical Education Fitness and Sport. USA Brown, Jim Tenis Tingkat Pemula. Jakarta : Raja Grafindo Persada Chollins, D. Ray dan Hudges, Patrick B A. Comprehensive Guide to Sport Skill Test & Measurment. Charles Thomas Publiser. Handono, Murti Tenis Sebagai Prestasi dan Profesi. Jakarta : Tyas Biratno Pallal. J. E. Hewitt Tennis Achievement Test. Courtesy of Aapher. Katili, A.A Olahraga Tenis. Jakarta : Bumi Restu Offset. Lardner, Rex Teknik Dasar Tenis Strategi dan Teknik yang AkuratSemarang : Dahara Prize Magethi, Bey Tenis Para Bintang. Bandung : Angkasa Mortam, Tony Fundamental Tenis Resep Meraih Kemenangan. Semarang : Dahara Prize Pedoman penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Strata 1 Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negri Semarang Sajoto, M Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga.Semarang : Dahara Prize Scharff, Robert Bimbingan Main Tenis Cepat dan Mudah, Jakarta: Mutiara Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Sutrisno Hadi, Statistik 2. Yogjakarta : Andi 44

57 45 DAFTAR NAMA SAMPEL NO NAMA KETERANGAN 1 Krisnawan Laksito Adi Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 2 Syaful Huda Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 3 Anggra Sandjaya S Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 4 Tika Salasa Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 5 Robby Darmawan Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 6 Rifan Sagita Pratama Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 7 Bondan Wahyu W Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 8 Andi Fahrur Rozi Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 9 Hendra Yusuf S Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 10 Anjas Rismadiar B Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 11 Agung Setiaji Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 12 Bondan Sanggara Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 13 Arif Afendi Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 14 Lilik Sigiarto Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 15 Aditya Kuswardana Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 16 Eko Wahyu P Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 17 Rizki Yulian S Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 18 Joko Santoso Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 19 Ana Taufani Ibnu B Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 20 Callixtus Fedy P Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 21 Wijanarko Prabowo Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 22 Hadi Prasetya Utomo Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 23 Selamet Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 24 Ragil Priyanto Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 25 Andy Budi P Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 26 Scritzyan Meifany A N K Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 27 Yanuar Iskhaq Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 28 Jamaludin Yusuf Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 29 Fredi Irawan Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV 30 Andi Margiatmoko Rombel 2 TP Tenis Lap. Semester IV

58 46 HASIL TES AWAL ( PRE TEST ) FOREHAND DRIVE Tes Forehand Drive No Nama Skor Total Krisnawan Laksito Syaful Huda Anggra Sandjaya S Tika Salasa Robby Darmawan Rifan Sagita P Bondan Wahyu W Andi Fahrur Rozi Hendra Yusuf S Anjas Rismadiar B Agung Setiaji Bondan Sanggara Arif Afendi Lilik Sigiarto Aditya Kuswardana Eko Wahyu P Rizki Yulian S Joko Santoso Ana Taufani Ibnu B Callixtus Fedy P Wijanarko Prabowo Hadi Prasetya U Selamet Ragil Priyanto Andy Budi P Scritzyan Meifany Yanuar Iskhaq Jamaludin Yusuf Fredi Irawan Andi Margiatmoko

59 47 No Nama HASIL TES AWAL ( PRE TEST ) BACKHAND DRIVE Tes Backhand Drive Skor Total 1 Krisnawan Laksito Syaful Huda Anggra Sandjaya S Tika Salasa Robby Darmawan Rifan Sagita P Bondan Wahyu W Andi Fahrur Rozi Hendra Yusuf S Anjas Rismadiar B Agung Setiaji Bondan Sanggara Arif Afendi Lilik Sigiarto Aditya Kuswardana Eko Wahyu P Rizki Yulian S Joko Santoso Ana Taufani Ibnu B Callixtus Fedy P Wijanarko Prabowo Hadi Prasetya U Selamet Ragil Priyanto Andy Budi P Scritzyan Meifany Yanuar Iskhaq Jamaludin Yusuf Fredi Irawan Andi Margiatmoko

60 48 HASIL TES AWAL ( PRE TEST ) DRIVE No Nama Skor Total 1 Krisnawan Laksito 38 2 Syaful Huda 20 3 Anggra Sandjaya S 16 4 Tika Salasa 29 5 Robby Darmawan 32 6 Rifan Sagita P 46 7 Bondan Wahyu W 35 8 Andi Fahrur Rozi 26 9 Hendra Yusuf S Anjas Rismadiar B Agung Setiaji Bondan Sanggara Arif Afendi Lilik Sigiarto Aditya Kuswardana Eko Wahyu P Rizki Yulian S Joko Santoso Ana Taufani Ibnu B Callixtus Fedy P Wijanarko Prabowo Hadi Prasetya U Selamet Ragil Priyanto Andy Budi P Scritzyan Meifany Yanuar Iskhaq Jamaludin Yusuf Fredi Irawan Andi Margiatmoko

61 49 RANGKING HASIL TES AWAL No Rank Nama Skor Total 1 6 Rifan Sagita P Krisnawan Laksito Eko Wahyu P Bondan Wahyu W Hadi Prasetya U Bondan Sanggara Robby Darmawan Tika Salasa Arif Afendi Aditya Kuswardana Andi Fahrur Rozi Andi Margiatmoko Hendra Yusuf S Andy Budi P Agung Setiaji Yanuar Iskhaq Wijanarko Prabowo Fredi Irawan Syaful Huda Lilik Sigiarto Joko Santoso Ana Taufani Ibnu B Ragil Priyanto Scritzyan Meifany Jamaludin Yusuf Callixtus Fedy P Selamet Anggra Sandjaya S Anjas Rismadiar B Rizki Yulian S 12

62 50 RUMUS ABBA No Rank Nama Skor Rumus Total Pasangan 1 6 Rifan Sagita P 46 A 2 1 Krisnawan Laksito 38 B 3 16 Eko Wahyu P 37 B 4 7 Bondan Wahyu W 35 A 5 22 Hadi Prasetya U 35 A 6 12 Bondan Sanggara 34 B 7 5 Robby Darmawan 32 B 8 4 Tika Salasa 29 A 9 13 Arif Afendi 28 A Aditya Kuswardana 27 B 11 8 Andi Fahrur Rozi 26 B Andi Margiatmoko 26 A 13 9 Hendra Yusuf S 25 A Andy Budi P 24 B Agung Setiaji 23 B Yanuar Iskhaq 23 A Wijanarko Prabowo 21 A Fredi Irawan 21 B 19 2 Syaful Huda 20 B Lilik Sigiarto 20 A Joko Santoso 20 A Ana Taufani Ibnu B 20 B Ragil Priyanto 20 B Scritzyan Meifany 19 A Jamaludin Yusuf 19 A Callixtus Fedy P 18 B Selamet 18 B 28 3 Anggra Sandjaya S 16 A Anjas Rismadiar B 16 A Rizki Yulian S 12 B

63 51 DAFTAR KELOMPOK BERDASARKAN TES AWAL Kelompok A Kelompok B No Tes Nama Hasil No No Tes Nama Hasil No 1 6 Rifan Sagita P Krisnawan L Bondan Wahyu Eko Wahyu P Hadi Prasetya U Bondan Sanggara Tika Salasa Robby Darmawan Arif Afendi Aditya K Andi M Andi Fahrur Rozi Hendra Yusuf S Andy Budi P Yanuar Iskhaq Agung Setiaji Wijanarko P Fredi Irawan Lilik Sigiarto Syaful Huda Joko Santoso Ana Taufani Ibnu Scritzyan M Ragil Priyanto Jamaludin Yusuf Callixtus Fedy P Anggra Sandjaya Selamet Anjas Rismadiar Rizki Yulian S 12 Jumlah 378 Jumlah 370 MEAN 25.2 MEAN 24.7

64 52 PERHITUNGAN STATISTIK DARI HASIL TES AWAL (PRE TEST) No Pasangan K E B b (B-MB) b Jumlah Rata-rata B -8 MB= = = Diketahui: k = 370 B = -8 e = 378 N 15 b 2 = 97.7 MB = b = 0 t = Mk Me b 2 N( N 1) t = (15 1) 0.5 t= t= Karena t hitung = sedangkan t tabel = 2,145 dengan db 14 dan taraf signifikansi 5% bearti t hitung > t tabel atau < 2,145 dengan demikian tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan melakukan drive antara latihan drive diumpan menyamping dan diumpan depan belakang dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ 2009.

65 53 HASIL TES AKHIR ( POST TEST ) FOREHAND DRIVE KELOMPOK EKSPERIMEN No No Tes Nama Tes Forehand Drive Skor Total 1 6 Rifan Sagita P Bondan Wahyu Hadi Prasetya U Tika Salasa Arif Afendi Andi M Hendra Yusuf S Yanuar Iskhaq Wijanarko P Lilik Sigiarto Joko Santoso Scritzyan M Jamaludin Yusuf Anggra Sandjaya Anjas Rismadiar

66 54 HASIL TES AKHIR ( POST TEST ) BACKHAND DRIVE KELOMPOK EKSPERIMEN No No Tes Nama Tes Backhand Drive Skor Total 1 6 Rifan Sagita P Bondan Wahyu Hadi Prasetya U Tika Salasa Arif Afendi Andi M Hendra Yusuf S Yanuar Iskhaq Wijanarko P Lilik Sigiarto Joko Santoso Scritzyan M Jamaludin Yusuf Anggra Sandjaya Anjas Rismadiar

67 55 HASIL TES AKHIRDRIVE KELOMPOK EKSPERIMEN No No Tes Nama Skor Total 1 6 Rifan Sagita P Bondan Wahyu Hadi Prasetya U Tika Salasa Arif Afendi Andi M Hendra Yusuf S Yanuar Iskhaq Wijanarko P Lilik Sigiarto Joko Santoso Scritzyan M Jamaludin Yusuf Anggra Sandjaya Anjas Rismadiar 37

68 56 HASIL TES AKHIR ( POST TEST ) FOREHAND DRIVE KELOMPOK KONTROL No No Tes Nama 1 Krisnawan L 16 Eko Wahyu P 12 Bondan Sanggara 5 Robby Darmawan 15 Aditya K 8 Andi Fahrur Rozi 25 Andy Budi P 11 Agung Setiaji 29 Fredi Irawan 2 Syaful Huda 19 Ana Taufani Ibnu 24 Ragil Priyanto 20 Callixtus Fedy P 23 Selamet Tes Forehand Drive Skor Total Rizki Yulian S

69 57 HASIL TES AKHIR ( POST TEST ) BACKHAND DRIVE KELOMPOK KONTROL No No Tes Nama 1 1 Krisnawan L 2 16 Eko Wahyu P 3 12 Bondan Sanggara 4 5 Robby Darmawan 5 15 Aditya K 6 8 Andi Fahrur Rozi 7 25 Andy Budi P 8 11 Agung Setiaji 9 29 Fredi Irawan 10 2 Syaful Huda Ana Taufani Ibnu Ragil Priyanto Callixtus Fedy P Selamet Tes Backhand Drive Skor Total Rizki Yulian S

70 58 HASIL TES AKHIR DRIVE KELOMPOK KONTROL No No Tes Nama Skor Total 1 1 Krisnawan L Eko Wahyu P Bondan Sanggara Robby Darmawan Aditya K Andi Fahrur Rozi Andy Budi P Agung Setiaji Fredi Irawan Syaful Huda Ana Taufani Ibnu Ragil Priyanto Callixtus Fedy P Selamet Rizki Yulian S 27

71 59 HASIL TES AKHIR ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL Kelompok A (Kelompok Esperimen) Kelompok B ( Kelompok Kontrol ) No No Tes Nama Hasil No No Tes Nama Hasil 1 6 Rifan Sagita P Krisnawan L Hadi Prasetya U Eko Wahyu P Bondan Sanggara Bondan Sanggara Eko Wahyu P Robby Darmawan Andi Fahrur Rozi Aditya K Agung Setiaji Andi Fahrur Rozi Arif Afendi Andy Budi P Wijanarko Prabowo Agung Setiaji Andi Margiatmoko Fredi Irawan Ragil Priyanto Syaful Huda Scritzyan Meifany Ana Taufani Ibnu Fredi Irawan Ragil Priyanto Lilik Sigiarto Callixtus Fedy P Syaful Huda Selamet Anjas Rismadiar Rizki Yulian S 27 Jumlah 564 Jumlah 450 Mean 37.6 Mean 30

72 60 PERHITUNGAN STATISTIK DARI HASIL TES AKHIR (POST TEST) No Pasangan K E B b (B-MB) b Jumlah Rata-rata B MB= = = Diketahui : k = 450 B = -114 N 15 e = 564 b = 0 t = Mk Me b 2 N( N 1) b 2 = MB = -7.6 t = t = (15 1) t = = 4.888

73 61 PERHITUNGAN STATISTIK Untuk mengetahui perbedaan latihan drive diumpan menyamping dan diumpan depan belakang terhadap kemampuan melakukan drive dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ 2009, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut : b 0,00 B Dari hasil pada tabel perhitungan akhir dapat diketahui : K = = b 2 = N = 15 MB = -7.6 E Data-data tersebut dimasukkkan kedalam rumus t-test dengan rumus pendek sehingga diperoleh nilai t sebagi berikut : t = M k M b 2 e N( N 1) t = t = (15 1)

74 t = t = Jadi hasil nilai t-test hasil adalah Karena t hitung = sedangkan t tabel = 2,145 dengan db 14 dan taraf signifikansi 5% bearti t hitung > t tabel atau 4,888 > 2,145 dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara latihan drive diumpan menyamping dan diumpan depan belakang terhadap kemampuan melakukan drive dalam tenis pada mahasiswa putra semester IV Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun Akademik 2008/ 2009.

75 63 UJI PERBEDAAN MEAN Untuk mengetahui yang lebih baik antara latihan drive diumpan menyamping dan drive diumpan depan belakang terhadap kemampuan melakukan drive, dilakukan uji perbedaan mean, yaitu : MK = K ME = E N N = 450 = = 30 ` = 37.6 Dari perhitungan diatas, diperoleh MK = 30 dan ME = 37.6, berarti ME > Mk atau 37.6 > 30. Dengan demikian latihan drive diumpan menyamping lebih baik dari pada latihan drive diumpan depan belakang terhadap kemampuan melakukan drive.

76 NILAI-NILAI t-test Batas Sigifikansi Nilai t pada pelbagai Taraf Signifikansi 64

77 65 DAFTAR NAMA DOSEN PEMBIMBING DAN PETUGAS LAPANGAN NO NAMA JABATAN 1 Soedjatmiko, S.Pd.,M.Pd Dosen Pembimbing I 2 Drs. Hermawan M.Pd Dosen Pembimbing II 3 Meka Yulianto Peneliti 4 Ahmad Fahmi Pengumpan Bola 5 Meilinda Pencatat hasil test 6 Sri Handayani Pencatat hasil test 7 Gigih Sarwo Perlengkapan 8 Angga Agusta Perlengkapan 9 Husni Fahritsani Pembantu umum 10 Dony Sapta Pembantu umum 11 Taufik Hidayat Dokumentasi

78 66

79 67

80 68

81 69

82 70

83 71 PROGAM LATIHAN KEMAMPUAN MELAKUKAN DRIVE ANTARA LATIHAN DIUMPAN MENYAMPING DAN DIUMPAN DEPAN BELAKANG DALAM TENIS PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER IV JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA TAHUN AKADEMIK 2008/ 2009 No Tahap Pertemuan Tujuan Repetisi Variasi Latihan Latihan Diumpan Maju Mundur 1 Pre Test Untuk mengetahui kemampuan awal kemampuan memukul drive 2 Pertemuan Anak dapat 10 / 8 1) Pemain diberi bola Latihan Forehand Drive I - 4 melakukan (umpan) forehand maju mundur yaitu pukulan drive secara bergantian, pemain berdiri di belakang dengan gerak kemudian garis tengah baseline. yang benar memukul bola ke Ketika diumpan, pemain arah lapangan maju dan memukul bola Latihan Diumpan Menyamping Latihan Forehand Drive menyamping yaitu pemain berdiri di samping garis baseline. Ketika diumpan, pemain bergerak menyamping dan memukul ke arah sasaran

84 72 3 Pertemuan 4 8 yang telah diberi cone. pertama ke arah lapangan tunggal. Setelah memukul 2) Pemain diberi bola kemudian bergerak (umpan) backhand secara bergantian, kemudian memukul bola ke mundur untuk memukul bola yang kedua. Setelah selesai memukul pemain kembali ketempat awal arah lapangan A yang telah diberi cone. 3) Memukul drive di lapangan tunggal yaitu pengumpan B dengan membawa sekeranjang bola dan melemparkan atau memukulnya 10 / 8 secara bergantian Latihan Backhand Drive kearah forehand. maju mundur yaitu pukulan bola,ke arah lapangan tunggal. Setelah memukul bola pemain harus kemabali ketempat awal A B Backhand Drive menyamping yaitu pemain berdiri di samping

85 73 Kemudian penerima memukul bola yang diumpan lalu dihitung jumlah pukulan yang berhasil dipukul dalam mengembalikan bola ke lapangan tunggal. 4) Memukul drive di lapangan tunggal yaitu pengumpan dengan membawa sekeranjang bola dan melemparkan atau memukulnya secara bergantian pemain berdiri di belakang garis tengah baseline. Ketika diumpan, pemain maju dan memukul bola pertama ke arah lapangan tunggal. Setelah memukul kemudian bergerak mundur untuk memukul bola yang kedua. Setelah selesai memukul pemain kembali ketempat awal A B garis baseline. Ketika diumpan, pemain bergerak menyamping dan memukul ke arah sasaran pukulan bola,ke arah lapangan tunggal. Setelah memukul bola pemain harus kemabali ketempat awal A B

86 74 4 Pertemuan / 9 kearah backhand. Kemudian Latihan kombinasi penerima memukul bola Forehand Backhand Drive Drive dan maju yang diumpan lalu mundur yaitu pemain dihitung jumlah berdiri di belakang garis pukulan yang tengah baseline. Ketika berhasil dipukul diumpan, pemain maju dalam dan memukul dengan mengembalikan pukulan forehand ke arah bola ke lapangan lapangan tunggal lalu tunggal. 5) Latihan 1 menit yaitu pukul bola yang dilempar atau pemain bergegas mundur untuk memukul bola yang ke dua dengan pukulan forhend. Setelah memukul dipukulkan oleh bola pemain maju lagi pengumpan ke untuk memukul bola yang arah forehand dan ketiga dengan pukulan backhand selama 1 backhand kemudian Latihan kombinasi Forehand drive dan Backhand Drive bergerak menyamping yaitu pemain bergerak menyamping ketika bola di umpan kearah samping dengan pukulan dengan forehand drive, setelah itu secepatnya pemin bergerak kearah sebaliknya untuk memukul bola dengan backhand drive. Setelah memkul bola pemain harus kemabali ke posisi semula.

87 75 menit. mundur untuk memukul bola ke empat dengan pukulan backhand. Setelah selesai memukul bola ke empat pemain kembali ke posisi awal. A A B B

88 76 5 Pertemuan I / 9 Latihan kemampuan melakukan drive dengan menggunakan penempatan bola. A Latihan kemampuan melakukan drive dengan menggunakan penempatan bola. A B B 3 4 5

89 77 6 Post Test Untuk mengetahui kemampuan melakukan drive setelah diberi perlakuan sebanyak 16 kali KETERANGAN : A = PENERIMA B = PENGUMPAN 1,2,3,4 & 5 = NILAI = BOLA = JALUR LARI PENERIMA = LEMPARAN BOLA = LEMPARAN NILAI

90 78 PETUNJUK PELAKSANAAN TES DRIVE A. TUJUAN Untuk megukur kemampuan drive. B. VALIDITAS DAN REABILITAS Tes pada penelitian ini dari Hewitt dengan validitas tes yaitu 0,62 dan reabilitas tes yaitu 0,75. C. ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Lapangan Tenis 2. Bola Tenis 3. Raket Tenis 4. Tali 5. Meteran 6. Kapur Tulis 7. Tempat Bola 8. Blangko Penilaian 9. Alat Tulis 10. Kayu panjang D. PETUGAS Untuk kelancaran penelitian, dalam pelaksanaannya dibantu oleh pelatih dan asisten pelatih, petugasa lapangan dan rekan mahasiswa yang sebelumnya telah diberi penjelasan mengenai tugas dan tujuan penelitian. E. PELAKSANAAN Cara melaksanakan tes kemampuan melakukan drive adalah sebagai berikut : sebelum pelaksanaan tes, semua sample diberi contoh cara melakukan tes yang digunakan. Kemudian sampel melakukan pemanasan

91 79 10 menit. Setelah selesai pemanasan tiap anak siap melakukan tes, dimulai anak berdiri di seberang net pada titik pertemuan garis pangkal atau baseline. Pengumpan berada di seberang net pada titik silang garis servis. Dengan menggunakan raket, pemgumpan memberi bola percobaan sebanyak 2 kali kearah yang dites. Kemudian anak melakukan pukulan drive dan mengarahkan melewati net ke dalam daerah penelitian. Selanjutnya pengumpan memberikan bola sebanyak 10 kali untuk dihitung hasil tesnya. F. PENILAIAN Penilaian dari tes ini adalah sebagai berikut : semua nilai dicatat dalam daftar nilai, bila bola melewati diantara net dan tali yang dipasang diatas net setinggi 4 feet nilai dicatat sesuai dengan hasil yang tertera di lapangan. Bila bola melampaui tali dan masuk ke daerah penelitian maka nilainya setengah dari yang tertera tersebut. Bola yang dipukul keluar lapangan nilainya (0) dan semua bola net diulangi.

92 80 G. LAPANGAN TES DRIVE Gambar. Tes Penempatan drive Sumber : Bosco, S. James and Gustafson, F. William. Measurment and Evaluation in Physical Education Fitness and Sport. (1983 : 443) Keterangan : a. Dipasang tali membentang ± 15 meter diatas net b. Jarak antara tepi net dengan tali setinggi 7 feet c. 2,3,4 dan 5 = Nilai sasaran pukulan forehand drive d. Lebar nilai sasaran 1) Point 2 pertama adalah 4 feet 6 inches 2) Point 3 pertama adalah 4 feet 6 inches 3) Point 4 adalah 4 feet 6 inches 4) Point 5 adalah 4 feet 6 inches A = Tester / Sempel B = Fieder / Pengumpan

PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND VOLLEY

PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND VOLLEY PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND VOLLEY SASARAN TETAP DENGAN SASARAN BERPINDAH TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND VOLLEY DALAM PERMAINAN TENIS PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER IV JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL LATIHAN FOREHAND DRIVE

PERBEDAAN HASIL LATIHAN FOREHAND DRIVE PERBEDAAN HASIL LATIHAN FOREHAND DRIVE ANTARA METODE LATIHAN JARAK DUA TAHAP DAN TIGA TAHAP TERHADAP KEMAMPUAN PENEMPATAN FOREHAND DRIVE PETENIS PUTRA KLUB DIKLAT TENIS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PERBEDAAN LATIHAN DRIVE DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIGHEST RALLY DAN CROSS-COURT PAIRS TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN DRIVE PADA PETENIS PUTRA KLUB RAJAWALI PURWOREJO TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : Sadhikul Aziz Eka Matif

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : Sadhikul Aziz Eka Matif PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE HIGH VARIABILITY DRILLS DAN LOW VARIABILITY DRILLS TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND DRIVE PADA PETENIS PUTRA KLUB TENIS PHAPROS SEMARANG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer karena banyak diminati oleh masyarakat. Kebutuhan akan tenis lapangan semakin meningkat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 PERBEDAAN LATIHAN BACKHAND DRIVE TENIS MENGGUNAKAN FIXED TARGET DAN MOVING TARGET TERHADAP KEMAMPUAN BACKHAND DRIVE (Study Eksperimen Pada Anggota Putra UKM Tenis Universitas Negeri Semarang Tahun 2015)

Lebih terperinci

TINGKAT PENGUASAAN KETERAMPILAN BERMAIN TENIS PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER 6 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN AKADEMIK

TINGKAT PENGUASAAN KETERAMPILAN BERMAIN TENIS PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER 6 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN AKADEMIK TINGKAT PENGUASAAN KETERAMPILAN BERMAIN TENIS PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER 6 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2008/2009 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh. Andi Fahrur Rozi

SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh. Andi Fahrur Rozi . PERBEDAAN LATIHAN DRIVE DENGAN DIUMPAN TERUS MENERUS DAN BERGANTIAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIVE PADA MAHASISWA PUTRA PESERTA IKK TENIS JURUSAN PKLO FIK UNNES TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Tenis Lapangan Tenis lapangan merupakan olahraga permainan yang dilakukan oleh seorang atau sepasang pemain yang berhadapan ke seberang jaring dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI diajukan untuk. Oleh Akhmad Amir

SKRIPSI diajukan untuk. Oleh Akhmad Amir PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE SASARAN MENJAUH DAN SASARAN MENYAMPING TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND DRIVE PADA PETENIS UMUR 14-16 TAHUN WALET TENIS KLUB KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 SKRIPSI diajukan dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEMUKUL DENGAN POSISI BERGERAK MAJU MUNDUR DAN KE SAMPING KANAN-KIRI TERHADAP HASIL PUKULAN DRIVE PADA PETENIS PEMULA PUTRA KLUB POTENSI SEMARANG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Andy Budi Prasetyo

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Andy Budi Prasetyo 1 PERBEDAAN LATIHAN VOLLEY DENGAN METODE FORWARD AND VOLLEY DAN RALLYERS AND RUNNERS TERHADAP KEMAMPUAN VOLLEY FOREHAND PADA MAHASISWA PUTRA PESERTA IKK TENIS JURUSAN PKLO FIK UNNES TAHUN 2011 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN VOLLEY

PENGARUH LATIHAN VOLLEY PENGARUH LATIHAN VOLLEY BOLA DIUMPAN DENGAN METODE TWO BALL VOLLEY DAN CIRCLE VOLLEY TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN VOLLEY TENIS PADA PETENIS PUTRA KLUB PHAPROS SEMARANG TAHUN 2012 SKRIPSI Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya

Lebih terperinci

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH ABSTRAK UNTUNG NUGROHO: Perbedaan Pukulan top spin dan flat terhadap akurasi backhand groundstroke Tenis lapangan Jawa Tengah. Surakarta: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Tunas Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini disebabkan olahraga tidak hanya berfungsi untuk mendapatkan kesegaran sematamata, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan banyak digemari di semua lapisan masyarakat. Permainan tenis

BAB I PENDAHULUAN. dan banyak digemari di semua lapisan masyarakat. Permainan tenis A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Zaman kehidupan modern ini, manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga. Tenis merupakan salah satu jenis olahraga yang sangat populer dan banyak digemari di

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE BALL SENSE APLLICATION

PENGARUH LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE BALL SENSE APLLICATION PENGARUH LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE BALL SENSE APLLICATION DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN FOREHAND DRIVE PADA PETENIS PEMULA KLUB TENIS YUNIOR BLORA TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tennis lapangan merupakan salah satu olahraga permainan yang sudah berkembang luas di masyarakat. Olahraga Tenis lapangan dilakukan dengan memainkan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TUNGKAL ULU OLEH NOLOSAPRIA A1D408087 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE

PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE MENGGUNAKAN ARAH BOLA DEPAN BELAKANG DAN POSISI PEMAIN MAJU MUNDUR TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN FOREHAND DRIVE PADA PETENIS KLUB PHAPROS SEMARANG TAHUN 2012 SKRIPSI diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SERVICE BERTAHAP DENGAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN HASIL SERVICE SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN SERVICE BERTAHAP DENGAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN HASIL SERVICE SKRIPSI PENGARUH LATIHAN SERVICE BERTAHAP DENGAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN HASIL SERVICE (Study eksperimen pada petenis pemula klub tenis Loyola College Semarang tahun 2015)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini yaitu olahraga Tenis lapangan. Tenis lapangan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini yaitu olahraga Tenis lapangan. Tenis lapangan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sangat berperan penting dalam kehidupan manusia, di antara sekian banyak olahraga permainan ada salah satu olahraga yang sangat populer pada saat ini

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk menyelesaikan studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : Gigih Sarwo Edi Winoto

SKRIPSI. Diajukan untuk menyelesaikan studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : Gigih Sarwo Edi Winoto PERBEDAAN METODE LATIHAN FOREHAND DRIVE ANTARA METODE TIGA TAHAP DAN METODE GLOBAL TERHADAP KEMAKEMAMPUAN FORHAND DRIVE PADA PETENIS KLUB DIKLAT SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

TENIS MODUL 3. Pendahuluan

TENIS MODUL 3. Pendahuluan MODUL 3 TENIS Pendahuluan Dalam permainan tenis pada saat sekarang ini, teknik dianggap sebagai fungsi dari prinsip-prinsip biomekanika dan sebagai alat untuk menggunakan taktik secara lebih efisien. Teknik

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGARUH HASIL LATIHAN PUKULAN FOREHAND VOLLEY SASARAN TETAP DAN SASARAN BERPINDAH TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND VOLLEY PADA PETENIS BIDANG KEGIATAN PKM-AI Diusulkan oleh: Ahmad

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bermain Tenis Meja Permainan tenis meja merupakan salah satu dari cabang olahraga permainan yang mempergunakan bola kecil. Menurut Sutarmin (2007: 4) permainan

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

PERBEDAAN LATIHAN DRIVE ARAH TETAP DAN ARAH BERUBAH TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN RALLY 3 MENIT PADA PETENIS PUTRA KLUB DIKLAT SEMARANG TAHUN 2009

PERBEDAAN LATIHAN DRIVE ARAH TETAP DAN ARAH BERUBAH TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN RALLY 3 MENIT PADA PETENIS PUTRA KLUB DIKLAT SEMARANG TAHUN 2009 PERBEDAAN LATIHAN DRIVE ARAH TETAP DAN ARAH BERUBAH TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN RALLY 3 MENIT PADA PETENIS PUTRA KLUB DIKLAT SEMARANG TAHUN 2009 Husni Fahritasani 1) 1) Universitas PGRI Palembang Jalan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Bulutangkis Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang pesat mampu mengharumkan bangsa dan negara Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN FOREHAND DRIVE TENIS DENGAN METODE FIXED TARGET DAN MOVING TARGET TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND DRIVE SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN FOREHAND DRIVE TENIS DENGAN METODE FIXED TARGET DAN MOVING TARGET TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND DRIVE SKRIPSI PENGARUH LATIHAN FOREHAND DRIVE TENIS DENGAN METODE FIXED TARGET DAN MOVING TARGET TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND DRIVE (Penelitian Ekperimen Pada Petenis Klub Phapros Semarang) Tahun 2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenis lapangan adalah permainan yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan dalam sebuah lapangan yang dibagi menjadi dual eh sebuah jaring. Permainan tenis lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan adalah permainan yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan dalam sebuah lapangan yang dibagi menjadi dua oleh sebuah jaring. Permainan tenis

Lebih terperinci

PERBEDAAN LATIHAN BACKHAND DRIVE

PERBEDAAN LATIHAN BACKHAND DRIVE PERBEDAAN LATIHAN BACKHAND DRIVE DENGAN METODE SASARAN BERTAHAP KE BELAKANG DAN BERTAHAP KESAMPING TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN BACKHAND DRIVE PADA KLUB TENIS SMART SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI diajukan

Lebih terperinci

MODEL PENDEKATAN MINI TENIS DALAM PEMBELAJARAN PUKULAN FOREHAND DRIVE UNTUK PERKULIAHAN TENIS LAPANGAN

MODEL PENDEKATAN MINI TENIS DALAM PEMBELAJARAN PUKULAN FOREHAND DRIVE UNTUK PERKULIAHAN TENIS LAPANGAN Jurnal Penelitian Pendidikan Volume 27 Nomor 1 Tahun 2010 MODEL PENDEKATAN MINI TENIS DALAM PEMBELAJARAN PUKULAN FOREHAND DRIVE UNTUK PERKULIAHAN TENIS LAPANGAN Andry Akhiruyanto PJKR, FIK UNNES, lp2m@unnes.ac.id

Lebih terperinci

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN: PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL KETEPATAN DAN KECEPATAN SERVIS SLICE TENIS LAPANGAN (Studi Pada Mahasiswa Angkatan 2012 A Prodi Penjaskes STKIP PGRI Jombang) Achmed Zoki achmedzokistkipjb@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kebutuhan jasmani setiap manusia. Setiap orang melakukan olahraga disamping menjaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kebutuhan jasmani setiap manusia. Setiap orang melakukan olahraga disamping menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kebutuhan jasmani setiap manusia. Setiap orang melakukan olahraga disamping menjaga kebugaraan tubuh juga bertujuan untuk rekreasi, memperluas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai 58 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai Penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan sebab dan akibat dengan cara

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 . PENGARUH LATIHAN GROUNDSTROKE DENGAN METODE ROTATION DAN RALLYERS AND RUNNERS TERHADAP KEMAMPUAN RALLY 3 MENIT PADA MAHASISWA PUTRA PESERTA IKK TENIS JURUSAN PKLO FIK UNNES TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan cabang olahraga permainan yang digemari oleh masyarakat Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, mulai dari anak-anak hingga dewasa

Lebih terperinci

PERBEDAAN METODE LATIHAN SERVE

PERBEDAAN METODE LATIHAN SERVE PERBEDAAN METODE LATIHAN SERVE MENGGUNAKAN JARAK TIGA TAHAP DAN JARAK SEBENARNYA TERHADAP KEMAMPUAN PENEMPATAN SERVE PADA PETENIS KLUB PRABAJAYA PEKALONGAN TAHUN 2008 SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Ketepatan Service 2.1.1 Pengertian Servis adalah pukulan pembuka suatu poin yang dilakukan pemain di sisi deuce court dan penerima adalah pemain yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Teoretis 1. Hakikat Permaianan Tenis Meja Tenis meja merupakan olahraga yang dimainkan didalam gedung oleh dua atau empat pemain. Permainan tenis

Lebih terperinci

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi TEKNIK PASING BAWAH Oleh : Sb Pranatahadi Teknik Pasing Bawah Dua Tangan Terima Servis Float Teknik pasing bawah dua tangan untuk terima servis float, dan untuk bertahan terhadap smes sangat berbeda. Bola

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock kebidang lapangan lain secara diagonal. Servis bertujuan

Lebih terperinci

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga sebagai aktivitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat keberadaannya sekarang ini tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi sudah menjadi bagian

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE MENGGUNAKAN

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE MENGGUNAKAN PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND DRIVE MENGGUNAKAN SASARAN DEPAN BELAKANG DAN KANAN KIRI TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN FOREHAND DRIVE TENIS LAPANGAN PADA MAHASISWA PUTRA PENJAS ANGKATAN 2010 JPOK FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di Universitas Universitas Negeri Semarang. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sekarang ini manusia tidak dapat dipisahkan lagi dari yang namanya olahraga. Baik itu sebagai sarana untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat

Lebih terperinci

FOREHAND TAHUN 2012 SKRIPSI. diajukan untuk mencapai. Oleh

FOREHAND TAHUN 2012 SKRIPSI. diajukan untuk mencapai. Oleh PENGARUH LATIHAN FOREHAND DRIVE DENGAN METODE THREE BALL GROUNDSTROKE DAN FOREHAND ONLY TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND DRIVE PADAA PEMAIN TENIS KLUB PHAPROS SEMARANG TAHUN 2012 SKRIPSI diajukan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan mulai dari anak - anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan mulai dari anak - anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat popular karena banyak diminati oleh masyarakat. Kebutuhan akan tenis lapangan semakin

Lebih terperinci

ABSTRAK. sebesar 3,18 dengan =0,05 ( t hitung > t tabel ) berarti H o ditolak dan H a diterima. Jadi, iii

ABSTRAK. sebesar 3,18 dengan =0,05 ( t hitung > t tabel ) berarti H o ditolak dan H a diterima. Jadi, iii ABSTRAK IMANUDDIN SIREGAR. Perbedaan Pengaruh Latihan Cross Court dan Latihan Down The Line Return to Center Mark Terhadap Kelincahan dan Kemampuan Groundstroke Dalam Permainan Tenis Lapangan Pada Siswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana paling tepat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan sehat, disamping

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana paling tepat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan sehat, disamping BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana paling tepat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan sehat, disamping prestasi. Tiap orang dalam melakukan olahraga mempunyai

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TEKNIK PEGANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN SERVICE LOB PEMAIN PEMULA PUTRA PB. SEHAT TAHUN 2013

EFEKTIVITAS TEKNIK PEGANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN SERVICE LOB PEMAIN PEMULA PUTRA PB. SEHAT TAHUN 2013 EFEKTIVITAS TEKNIK PEGANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN SERVICE LOB PEMAIN PEMULA PUTRA PB. SEHAT TAHUN 2013 SKRIPSI diajukan dalam rangka Penyelesaian studi Starta I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY

PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY JUDUL PENELITIAN: PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY Oleh: A.M. Bandi Utama, M.Pd. Dosen Jurusan POR FIK UNY Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMPN 2 Maja tepatnya di kabupaten majalengka kecamatan maja. Populasi penelitian adalah semua siswa dan siswi yang mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga ini dimainkan oleh anak-anak, orang dewasa maupun yang sudah lanjut usia. Pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bulutangkis pada hakekatnya adalah suatu permainan yang saling berhadapan satu orang lawan satu orang atau dua orang lawan lawan dua orang, dengan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN POSISI BERUBAH DAN TETAP TERHADAP HASIL DROPSHOT

PENGARUH LATIHAN POSISI BERUBAH DAN TETAP TERHADAP HASIL DROPSHOT PENGARUH LATIHAN POSISI BERUBAH DAN TETAP TERHADAP HASIL DROPSHOT (Studi Eksperimen Pemain Bulutangkis Putra Usia 11-14 tahun club Gatra Semarang Tahun 2016) SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Permainan Tenis Meja Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan di dalam gedung (indoor game) jenis permaian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA 1 PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA Jurnal Oleh ADITYA WIGUNA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai Mata Kuliah : Sepaktakraw Kode Mata Kuliah : PJM 111 Materi: Teknik Dasar Sepaktakraw Teknik Dasar Sepaktaraw Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai kemampuan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang membutuhkan teknik, strategi, dan kemampuan individu pemain, karena cabang olahraga ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMA NEGERI 2 KWANDANG dan Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan berdasarkan dikeluarkannya SK penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) Tes ini memiliki total 12 keterampilan. Untuk 6 keterampilan pertama saya akan meminta anak untuk berpindahdarisatutempatketempat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pada suatu penelitian penggunaan metode yang dipakai harus tepat dan. diperoleh hasil sesuai tujuan yang diharapkan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pada suatu penelitian penggunaan metode yang dipakai harus tepat dan. diperoleh hasil sesuai tujuan yang diharapkan. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada suatu penelitian penggunaan metode yang dipakai harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya untuk

Lebih terperinci

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK Efektivitas Permainan Bola Voli Yang Dimodifikasi Terhadap Aktivitas Siswa Sekolah Dasar Kelas Atas Di Sd Negeri 2 Secang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2015/2016 Slamet Santoso, M.Pd

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sport science mungkin bukan hal baru bagi insan olahraga. Sport Science adalah disiplin ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip-prinsip science dan teknik-teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang diminati di berbagai penjuru dunia, dikarenakan bulutangkis merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh berbagai

Lebih terperinci

ANALISIS PERTANDINGAN TENIS LAPANGAN DALAM PERMAINAN TUNGGAL ATLET PUTRA DAN PUTRI PADA KEJUARAAN NASIONAL TENIS CBR JUNIOR MINI 2017 DI BOJONEGORO

ANALISIS PERTANDINGAN TENIS LAPANGAN DALAM PERMAINAN TUNGGAL ATLET PUTRA DAN PUTRI PADA KEJUARAAN NASIONAL TENIS CBR JUNIOR MINI 2017 DI BOJONEGORO ANALISIS PERTANDINGAN TENIS LAPANGAN DALAM PERMAINAN TUNGGAL ATLET PUTRA DAN PUTRI PADA KEJUARAAN NASIONAL TENIS CBR JUNIOR MINI 2017 DI BOJONEGORO TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN GENGGAMAN DAN KELENTURAN PINGGANG TERHADAP KETEPATAN SERVICE SLICE ATLET TENIS PTL UNP Lolia Manurizal 1)

KONTRIBUSI KEKUATAN GENGGAMAN DAN KELENTURAN PINGGANG TERHADAP KETEPATAN SERVICE SLICE ATLET TENIS PTL UNP Lolia Manurizal 1) KONTRIBUSI KEKUATAN GENGGAMAN DAN KELENTURAN PINGGANG TERHADAP Lolia Manurizal 1) 1 Program Studi Pendidikan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian; e-mail: Loliamanurizal90@gmail.com

Lebih terperinci

: MOCH. SEPTIAN IMAN ARIFFIN K

: MOCH. SEPTIAN IMAN ARIFFIN K HUBUNGAN KOORDINASI MATA-TANGAN, KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS TINGGI PADA ATLET PEMULA PERSATUAN BULUTANGKIS PURNAMA SOLO TAHUN 2016 SKRIPSI Oleh : MOCH. SEPTIAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY SKRIPSI

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian dalam penelitian harus tepat sasaran dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah agar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

TEKNIK DASAR BULUTANGKIS

TEKNIK DASAR BULUTANGKIS TEKNIK DASAR BULUTANGKIS (Disampaikan pada Pembinaan Klub Olahraga Sekolah Dasar Tahap I dan Tahap II Tingkat Nasional) Oleh: Lismadiana lismadiana@uny.ac.id FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah dikenal dan banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan orang tua. Hal ini membuktikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Club Tennis FIKS Bandung. Adapun yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Club Tennis FIKS Bandung. Adapun yang akan 44 BAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI Penelitian ini dilaksanakan di Club Tennis FIKS Bandung. Adapun yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah penggunaan backhand satu tangan (one handed backhand)

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : BAGUS ADI TRIYANTYA K

SKRIPSI. Oleh : BAGUS ADI TRIYANTYA K PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SERVIS DENGAN SASARAN DITENTUKAN DAN SASARAN BEBAS TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS TENIS LAPANGAN PADA MAHASISWA PEMBINAAN PRESTASI TENIS LAPANGAN JPOK FKIP UNS 2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

Abdillah. backhand tenis lapangan pada mahasiswa Penjaskesrek semester VI IKIP-PGRI

Abdillah. backhand tenis lapangan pada mahasiswa Penjaskesrek semester VI IKIP-PGRI PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP KEMAMPUAN GROUNDSTROKE BACKHAND TENIS LAPANGAN PADA MAHASISWA SEMESTER VI PENJASKESREK IKIP-PGRI PONTIANAK

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL MANSUR@UNY.AC.ID KOORDINASI ANGGOTA BADAN Fokus: koordinasi anggota badan 1. Berdiri dengan kedua lengan lurus disamping. 2. Berdiri dengan koordinasi kedua lengan diputar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah salah satu olahraga permainan yang menggunakan bola dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam orang. Olahraga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian dibutuhkan metode. Metode merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian dibutuhkan metode. Metode merupakan suatu 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian dibutuhkan metode. Metode merupakan suatu usaha untuk menemukan kebenaran suatu ilmu untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Hakikat Permainan Bulutangkis 1. Pengertian Bulutangkis Perkembangan olahraga bulutangkis di Indonesia bahkan di dunia cukup menggembirakan dengan banyak digemarinya olahraga

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH: Artikel Skripsi PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISRTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI TENIS MEJA UNP KEDIRI SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran. I. Penilaian 1. Instrumen Penilaian sikap Indikator : 1.2.1 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jam belajar siswa SMP Santa Maria kelas VII, sesuai dengan dikeluarkannya surat

BAB III METODE PENELITIAN. jam belajar siswa SMP Santa Maria kelas VII, sesuai dengan dikeluarkannya surat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMP Santa Maria Kota Selatan (Gor Olahraga bulutangkis). Waktu penelitian dilaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap melakukan suatu penelitian, perlulah adanya suatu metode penelitian untuk memperoleh, menganalisis dan menyimpulkan data hasil penelitian.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : XI/satu : Bola Volley (Passing

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Banyak metode penelitian yang digunakan oleh para peneliti untuk mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh Alimuddin

Lebih terperinci

Unnes Journal of Sport Sciences

Unnes Journal of Sport Sciences Unnes Journal of Sport Sciences 4 (2) (2015) Unnes Journal of Sport Sciences http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujss PERBEDAAN METODE LATIHAN VOLLEY TERHADAP KEMAMPUAN VOLLEY PADA CABANG OLAHRAGA

Lebih terperinci