BUPATI PAKPAK BHARAT

Transkripsi

1 BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 73 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4272); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemerikasaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4.. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

2 7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 3 Tahun 2006 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa; 10.Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 4 Tahun 2006 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa; 11.Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 5 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Desa; 12.Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 1 Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun Anggaran MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Daerah Kabupatten Pakpak Bharat; b. Kepala Daerah adalah Bupati Pakpak Bharat; c. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Pakpak Bharat; d. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Pakpak Bharat; e. Camat adalah Perangkat Daerah yang mempunyai wilayah kerja di tingkat kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat; f. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; g. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; h. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; i. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa;

3 j. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat; k. Dana Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan dan bertanggungjawab dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi dengan mempertimbangkan potensi, kondisi kebutuhan daerah serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan; l. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah; m. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD adalah dana yang dialokasikan Pemerintah Kabupaten kepada Desa yang bersumber dari bagian perolehan pajak, bagian perolehan retribusi daerah, bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima Pemerintah Kabupaten, yang dialokasikan dengan tujuan keadilan dan pemerataan kemampuan keuangan desa untuk membiayai kebutuhannya; n. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Desa yang dibahas dan disetujui bersama Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapkan dalam peraturan desa; o. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa; p. Musyawarah Rencana Pembangunan Desa selanjutnya disingkat Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan oleh stakeholders desa untuk menyepakati rencana kegiatan Tahun Anggaran berikutnya. BAB II PRISIP PENGELOLAAN Pasal 2 (1) Pengelolaa APB Desa meliputi penyusunan anggaran, penatausahaan keuangan, perubahan dan perhitungan anggaran dilakukan berdasarkan prinsip hemat, terarah dan terkendali sesuai dengan program yang ditetapkan. (2) Pengelolaan anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipertanggungjawabkan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat dan menyampaikan keterangan BPD dalam bentuk perhitungan APB Desa setiap akhir Tahun Anggaran.. (3) Pengeluaran atas beban APB Desa untuk tujuan lain yang telah ditetapkan dalam APB Desa tidak diperkenankan. (4) Jumlah Dana yang dimuat dalam APBD merupakan perkiraan target pendapatan batasan terendah dan perkiraan tertinggi belanja yang ditetapkan dalam 1 (satu) Tahun Anggaran. BAB III STRUKTUR PENDAPATAN DAN BELANJA DESA Pasal 3 Susunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa terdiri dari bagian pendapatan dan bagian belanja : 1. Setiap bagian pendapatan dan bagian belanja terdiri dari pos-pos penerimaan. 2. Bagian belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari belanja rutin dan belanja pembangunan. Anggaran Pendapatan Desa terdiri dari : a. Sisa lebih anggaran tahun lalu; Pasal 4

4 b. Sumber pendapatan desa terdiri dari : 1. Pendapatan Asli Desa; 2. Bagi hasil pajak daerah dan retribusi; 3. Bagian dari Dana Perimbangan Keuangan; 4. Bantuan Keuangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten; 5. Sumbangan dari pihak ketiga; 6. Pinjaman Desa; 7. Pendapatan lain-lain yang sah. Pasal 5 (1) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a adalah sisa perhitungan anggaran tahun lalu yang menjadi pendapatan tahun anggaran berikutnya. (2) Pendapatan Asli Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 1 terdiri dari : a. Pungutan Desa; b. Hasil Usaha Desa; c. Hasil Kekayaan Desa; d. Hasil Swadaya dan Partisipasi; e. Hasil Gotong Royong Desa; f. Lain-lain Pendapatan Desa yang sah. (3) Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah sebagimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 2 adalah : a. Bagi hasil pajak Daerah dan Provinsi yang diberikan kepada desa; b. Bagi hasil retribusi Daerah dan Provinsi sebagian diperuntukkan bagi desa yang dialokasikan secara proporsional. (4) Bagian Dana Perimbangan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 3 adalah dana dari daerah yang dierikan langsung kepada desa yang pembagiannya untuk setiap desa ditetapkan secara proporsional dalam bentuk Alokasi Dana Desa (ADD). (5) Bantuan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 4 adalah : a. Bantuan Pemerintah; b. Bantuan dari Pemerintah Provinsi; c. Bantuan dari Pemerintah Kabupaten. (6) Sumbangan dari pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 5 adalah berupa bantuan dan sumbangan yang sah; (7) Pinjaman Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 6 adalah dana pinjaman baik yang diberikan oleh pemerintah maupun swasta dan dalam jangka waktu tertentu Pemerintah Desa wajib mengembalikannya. (8) Pendapatan lain-lainnya yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 7 adalah lain-lain pendapatan yang diterima oleh Pemerintah Desa yang tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku. Anggaran Belanja Desa terdiri dari: a. belanja rutin; b. belanja pembangunan. Pasal 6 Pasal 7 (1) Belanja ritin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a terdiri dari: a. Belanja pemerintah desa; b. Belanja BPD dan Sekretariat BPD; c. Belanja Lembaga Kemasyarakatan. (2) Belanja pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b terdiri dari: a. Belanja sarana dan prasarana pemerintah desa; b. Belanja prasarana produksi pertanian;

5 c. Belanja prasarana pemasaran; d. Belanja prasarana perhubungan; e. Belanja prasarana sosial, pendidikan dan kesehatan; f. Belanja peningkatan SDM masyarakat; g. Penguatan modal usaha; h. Belanja penbangunan lainnya. Pasal 8 (1) Belanja Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a terdiri dari: a. Penghasilan tetap dan penghasilan lain-lainnya Kepala Desa dan Perangkat Desa; b. Pembelian alat tulis kantor dan photo copy; c. Biaya rapat; d. Biaya pemeliharaan; e. Biaya perjalanan dinas; f. Biaya diklat; g. Biaya penyusunan administrasi BPD. (2) Belanja BPD dan Sekretariat BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b terdiri dari: a. Biaya sidang BPD b. Biaya rapat; c. Pembelian alat tulis kantor dan photo copy; d. Biaya diklat, seminar dan temu karya lainnya; e. Biaya perjalanan dinas; f. Biaya pemeliharaan; g. Biaya penyusunan administrasi BPD. (3) Belanja lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf c terrdiri dari: a. Belanja LPMD yang meliputi: 1. Biaya peningkatan kapasitas LPMD; 2. Biaya musrenbang dan rapat; 3. Pembelian alat tulis kantor dan photo copy; 4. Biaya perjalanan dinas; 5. Biaya operasional peningkatan kinerja dalam menggerakan partisipasi masyarakat dan pembangunan. b. Belanja PKK yang meliputi: 1. Biaya peningkatan melalui 10 progaram pokok PKK; 2. Peningkatan kualitas kinerja PKK; 3. Pengadaan alat tulis kantordan photo copy. c. Belanja dusun dipergunakan untuk bantuan operasional lembaga dusun: d. Belanja karang taruna terdiri dari: 1. Biaya peningkatan kapasitas organisasi karang taruna; 2. Biaya rapat-rapat; 3. Pengadaan alat tulis kantor. e. Belanja lembaga kemasyarakatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan pemerintah desa. Pasal 9 (1) Belanja sarana dan prasarana pemerintah desa dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf a terdiri dari: a. Biaya pembangunan/rehab kantor kepala desa; b. Biaya pembangunan/rehab balai desa; c. Biaya pembangunan lainnya. (2) Belanja prasarana produksi pertanian sebagaimana dimasud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b terdiri dari: a. Biaya pembuatan DAM;

6 b. Biaya pembuatan tertier; c. Biaya pembuatan sumur leding; d. Biaya pembangunan lainnya. (3) Belanja prasarana pemasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf c terdiri dari: a. Biaya pembangunan pasar desa; b. Biaya pembangunan kios desa; c. Biaya pembangunan lainnya. (4) Belanja prasarana perhubungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf d terdiri dari: a. Biaya pembangunan jalan desa; b. Biaya pembangunan jalan dusun; c. Biaya pembangunan lainnya. (5) Belanja prasarana sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf e terdiri dari: a. Biaya pembangunan tempat peribadatan di desa; b. Biaya pembangunan prasarana kesehatan di desa; c. Biaya pembangunan prasarana pendidikan di desa; d. Biaya pembangunan prasarana olah raga di desa; e. Biaya pembangunan lainnya; (6) Belanja peningkatan SDM masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf f terdiri dari: a. Pendidikan dan latihan; b. Kursus keterampilan; c. Kegiatan lainnya. (7) Belanja pembangunan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf h disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan desa. Pasal 10 Bentuk dan susunan Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa disesuaikan dengan format yang telah ditetapkan (terlampir). BAB IV TATA CARA PENYUSUNAN Pasal 11 (1) Kepala Desa menyusun Rancangan APB D esa berdasarkan musrenbang desa. (2) Rancangan APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah disetujui bersama dengan BPD paling lambat 3 (tiga) hri disampaikan kepada Bupati melalui camat untuk dievaluasi. (3) Persetujuan Bupati terhadap Rancangan APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lambat 20 (dua puluh) hari disampaikan kepada Kepala Desa untuk ditetapkan menjadi APB Desa. (4) Apabila persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) melampaui batas yang telah ditentukan, Kepala Desa menetapkan Rancangan APB Desa menjadi APB desa. (5) APB Desa ditetapkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah ditetapkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). BAB V PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Pasal 12 (1) Kepala Desa bertanggungjawab atas pelaksanaan keuangan desa. (2) Bendaharawan Desa bertanggungjawab atas administrasi pengelolaan keuangan desa sebagaimana pelaksana APB Desa.

7 (3) Dalam melaksanakan tugas bendaharawan desa bertanggungjawab kepada kepala desa. (4) Apabila terdapat penyimpangan dan kelalaian karena alasan pribadi maka menjadi beban dan tanggunajawab kepala desa. (5) Penyimpangan yang dilakukan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) diselesaikan berdasarkan tuntunan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 13 (1) Penatausahaan keuangan desa dilaksanakan oleh bendaharawan desa yang diangkat oleh kepala desa dan ditetapkan dengan keputusan kepala desa. (2) Bendaharawan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dari salah satu kepala urusan pada pemerintah desa dengan syarat-syarat: a. Bertaqwa kepqdq Tuhan Yang Maha Esa; b. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; c. Berkelakuan baik dan jujur; d. Sehat jasmani dan rohani; e. Minimal pendidikan SMU/sederajat; f. Umur minimal 18 tahun dan maksimal 45 tahun; g. Memiliki pengetahuan di bidang tata usaha keuangan. Pasal 14 (1) Dalam rangka pengelolaan keuangan desa, bendaharawan desa wajib menyelenggarakan administrasi keuangan desa dan berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku. (2) Setiap pendapatan dan belanja desa harus dicatat dalam buku administrasi desa. (3) Setiap biaya belanja desa dikeluarkan setelah mendapatkan persetujuan dari kepala desa dan dibukukan beserta bukti pengeluaran yang sah untuk dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 15 Mekanisme dan prosedur pengumpulan hasil pungutandesa dan kekayaan desa diatur dengan keputusan kepala desa. BAB VI PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA Pasal 16 (1) Perubahan anggaran pendapatan dan belanja desa dapat dilakukan apabila terjadi: a. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antara kegiatan dan antar jenis belanja; b. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakaan untuk pembiayaan anggaran yang berjalan; c. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum pemerintah daerah dan desa. (2) Perubahan anggaran pendapatan dan belanja desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa. BAB VII PERHITUNGAN ANGGARAN DAN BELANJA Pasal 17 (1) Setiap akhir tahun anggaran desa wajib melakukan perhitungan APB Desa paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran bersangkutan.

8 (2) Perhitungan APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa dan dilaporkan kepada Bupati melalui Camat. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya diatue dengan Keputusan Bupati. Pasal 19 Peraturan Bupati ini berlaku mulai tanggal pada pengundangannya. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pakpak Bharat. Ditetapkan di Salak pada tanggal 2007 BUPATI PAKPAK BHARAT, Ir. MUGER HERRY I. BERUTU, MBA Diudangkan di Salak pada tanggal 2007 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT Drs. GANDI WARTA MANIK, SE, ME Pembina TK I NIP BERITA DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2006 NOMOR PENJELASAN

9 ATAS PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DESA I. UMUM Peraturan Bupati ini disusun berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Pasal 74 bahwa APB Desa ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota, sehingga dalam pengelolaan keuangan desa sesuai dengan perencanaan dan arah yang telah ditentukan dalam program pembangunan di desa dan sekaligus dijadikan landasan hukum untuk menunjang pelaksanaan Pemerintah Desa, kemasyarakatan dan pembangunan di desa II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup jelas Pasal 2 : Cukup jelas Pasal 3 : Cukup jelas Pasal 4 : Cukup jelas Pasal 5 : Ayat 4 Dalam penggunaan Alokasi Dana Desa y ang diterima oleh masing-masing desa ditetapkan 70% penggunaannya untuk belanja pemberdayaan masyarakat desa dan 30% untuk belanja operasional pemerintah desa serta tunjangan penghasilan Kepala Desa dan BPD. Pasal 6 : Cukup jelas Pasal 7 : Cukup jelas Pasal 8 : Cukup jelas Pasal 9 : Cukup jelas Pasal 10 : Cukup jelas Pasal 11 : Cukup jelas Pasal 12 : Cukup jelas Pasal 13 : Cukup jelas Pasal 14 : Cukup jelas Pasal 15 : Cukup jelas Pasal 16 : Cukup jelas Pasal 17 : Cukup jelas Pasal 18 : Cukup jelas Pasal 19 : Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR

10 Kode Anggar an LAMPIRAN A I PERATURAN DESA. NOMOR TAHUN. TANGGAL Uraian PENDAPATAN Anggaran Setelah Perubahan Realisasi Bertambah Berkurang Keterangan Pos sisa lebih perhitungan anggaran tahun yang lalu Pos penerimaan pendapatan asli daerah... Tahah kas desa.. Pasar/kios desa.. Pemandian umum.. Objek wisata Banguna milik desa Kekayaan desa lainnya. Swadaya dan partisifasi masyarakat.. Gotong-royong masyarakat.. Pungutan desa yang Pungutan.. Pungutan.. Hasil usaha desa Lumbung desa Pabrik bata..... Pos pemberian pusat. Tunjangan penghasilan. Bantuan pembangunan desa Hadiah lomba desa tingkat nasional... Pos pemberian provinsi. Penyisian penerimaan pajak dan retribusi daerah provinsi Penyisihan penerimaan PBB bagian daerah provinsi. Sumbangan dan bantuan lain... Pos pemberian dari pemerintah daerah kabupaten. Penyisihan penerimaan PBB bagian daerah. Sumbangan dan bantuan lainnya Pos lain-lain pendapatan..... KEPALA DESA

11 Kode Anggar an 2.R.1 2.R R R R R R R R R.2 2.R R R R R.3 2.R R R R.4 2.R R R R R.5 2.R R R R.6 LAMPIRAN A II PERATURAN DESA. NOMOR TAHUN.. TANGGAL. Uraian BELANJA RUTIN Anggaran Setelah Perubahan Realisasi Bertambah Berkurang Keterangan Pos sisa lebih perhitungan anggaran tahun yang lalu Pos belanja pegawai... Penghasilan kepala desa. Penghasilan sekretaris desa. Penghasilan kepala urusan... Penghasilan kepala dusun Honor Honor... Pos belanja barang Pembiayaan ATK Perlengkapan/peralatan kantor.... Biaya pemeliharaan Pengecetan gedung kantor Pemeliharaan kendaraan milik desa.. Pos biaya perjalanan Perjalanan dinas ke Pos pemberian provinsi. Pos belanja lain-lain Pos pengeluaran tidak tersangka KEPALA DESA