I. PENDAHULUAN. Gatot Suhariyono, Muji Wiyono dan Kusdiana Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir -BATAN
|
|
- Susanti Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Prosiding Presentasi limiah Keselant.atan Radiasi dan Lingkungan X JIOtel Kartika Chandra, 14 Vesember 2004 ADSORBSI ARANG AKTIF TERHADAP 85Kr Gatot Suhariyono, Muji Wiyono dan Kusdiana Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir -BATAN Ifa Nurmasari Departemen Fisika, Fakultas MIP A, Institut Pertanian Bogar, Bogar ABSTRAK ADSORBSI ARANG AKTIF TERHADAP 8SKr. Penelitian adsorbsi arang aktif terhadap 8SKr telah dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efisiensi adsorbsi arang aktif terhadap 85Kr dengan variasi suhu (25, -5 clan -20 OC), laju alir (5, 7 clan 10 literjmenit) clan kelembaban udara (65, 75 clan 90 %). Sistem pencuplik gas mulia (85Kr) dibuat oleh P3KRBiN. Semakin rendah suhu arang aktif, laju alir clan kelembaban udara, maka semakin tinggi efisiensi adsorbsi arang aktif tersebut Pada saat suhu arang aktif turun dati 25 ke -20 OC, efisiensi adsorbsi arang aktif naik dati 17,43 ke 20,00 %(pada 10 lpm), dati 19,52 ke 21,77 %(7Ipm), clan dati 26,14 ke 30,00 %(5Ipm). Pada saat laju alir turun dati 10 ke 5lpm, efisiensi arang aktif naik dati 17,43 ke 26,14 %(pada 25 cc), dari 17,79 ke 30,00 %(-5 OC), clan dati 20,00 ke 31,65 % (-20 DC). Pada saat kelembaban udara turun dati 90 ke 65 %, efisiensi adsorbsi arang aktif naik dati 14,30 ke 17,43 %. ABSTRACf ADSORPTION OF ACTIVE CHARCOAL TO 85Kr. Research of active charcoal adsorption to 85Kr has been carried out. The research aim is to know efficiency of active charcoal adsorption to 85Kr with variation of temperature (25,-5 and -20 oc), flow rate (5, 7 and 10 liter/minute) and relative humidity (65, 75 and 90 %). Sampling system of noble gas (85Kr) made by P3KRBiN.. Decrease temperature, flow rate and relative humidity of active charcoal, hence adsorption efficiency of active charcoal excelsior. At the time of active charcoal temperature declined from 25 to -20 oc, adsorption efficiency of active charcoal raised from to % (at 10 lpm), from to %(7Ipm), and from to % (5 lpm). At the time of flow rate declined from 10 to 5 lpm, active charcoal efficiency raised from to % (at 25 oc), from to %(-5 oc), and from to 31.65% (-20 oc). At the time of relative humidity declined from 90 to 65 %, adsorption efficiency of active charcoal raised from to %. I. PENDAHULUAN Gas l<'".ripton-85 (85Kr) banyak digunakan pada berbagai industri. Pada optimalisasi sumur-sumur tua di pertambangan minyak, 85Kr digunakan untuk menelusuri uap air yang diinjeksikan. Arang aktif digunakan untuk mencuplik gas kripton yang keluar bersama uap air. 85Kr juga sering dipergur.akan untuk mendeteksi kebocoran kontainer-kontainer tertutup clan pipapipa tanpa harus merusak kontainer atau pipa tersebut (uji tidak merusak). 85Kr Facia bidang kedokteran digunakan untuk
2 Prasiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X JIOtel Kaltika Chandra, 14 Vesember 2004 mendeteksi kerja fungsi jantung yang tidak normal [1]. Keberadaan 85Kr di atmosfer merupakan hasii clari pemrosesan uiang bahan bakar nuklir dari instalasi nuk1ir(2]. Pelepasan 85Kr dari reaktor nuklir dalam k-ondisi normal bakar nuklir. 85Kr merupakan gas mulia yang secara kimiawi diliasilkan dati proses reaksi fisi, selain itu 85Kr juga terbentuk secara spontan di alam dalam hitungan per menit. Konsentrasi 85Kr yang tertinggi adalah di atmosfer. Adapun konsentrasi 85Kr di udara sekitar 1 cm3fm3atau 3 mgfkg [1]. Oalam peneiitian ini diuji pencuplik sampel 85Kr buatan P3KRBiN sistem dengan menggunakan teknik yang dikembangkan oleh Universitas Gent, Belgia 121. Di dalam sistem penctlplik ini digunakan arang aktif untuk mengadsorbsi 85Kr. Cacahan 85Kr bekerja dengan baik pada jangkauan suhu dan kelembaban yang luas, inert dan efisiensi adsorbsi arang aktif terhadap 85Kr dengan variasi' suhu, laju a1ir clan kelembaban udara. II. DASAR TEOR! Kripton-85 (85Kr) Kripton merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa yang beratnya kira-kira tiga kali lebih berat dari udara, clan merupakan salah satu unsur gas mulia, golongan VIII A yang bersifat mulia atau sukar bereaksi dengan unsur-unsur lain. Kripton terdiri dari enam isotop alami clan sebelas isotop radioaktif utama. Dari sebelas isotop radioaktif utama tersebut, dua diantarasebelum clan sesudah teradsorbsi di arang nya mempunyai waktu para yang lama, aktif dideteksi dengan detektor gamma dan beta, sehingga akan didapatkan efisiensi tahun) [1]. adsorbsi dan arang aktif terhadap 85Kr. Arang aktif dipilih sebagai pengadsorbsi 851<.r, karena mempunyai karakteristik khusus, yaitu dapat mengadsorbsi hampir semua gas atau uap air, dapat menyerap clan menahan bahan-bahan kimia pada waktu bersamaan, yaitu 81Kr ( tahun) clan 85Kr (10,7 85Kripton mempunyai nomor atom 36 dan nomor massa 85 yang umumnya dihasilkan dati reaksi fist nuklir. Pada saat uranium-235 ditembak dengan neutron, maka jika terjadi fisi akan terpisah secara asimetrik menjadi dua
3 Pranding Presentasi lltniah Keselamatan Radian dan Lingkungan X JIOteJ Kartika 1111ndra,.14 Vesember JlOO4 bagian yaitu unsur dengan nomor massa kirakira 90 dan 140, serta dua atau tiga neutron. 85Kr yang dihasilkan kira-kira sebesar 0,3 % atau 3 atom kripton dihasilkan untuk tiap 1000 pembelahan. Keberadaan 85Kr juga dihasilkan dati pemrosesan ulang bahan bakar nuklir clan percobaan senjata nuklir, serre di ling-kungan alam terbentuk secara spontan dalam hitungan per menit. kondisi Pelepasan 85Kr dari reaktor nuklir dalam normal adalah sangat kecil dibandingkan dari fasilitas pemrosesan ulang bahan bakar nuklir. 85Kr yang dihasilkan akan meluruh menjadi rubidium stabil dengan mew.ancarkan partikel beta yang mempunyai dua energi yaitu Emaks = 0,687 MeV dengan energi rata-rata 0,25 MeV dengan kelimpahan 99,54 % dan Emaks = 0,173 MeV dengan energi rata-rata 0,047 MeV dengan kelimpahan 0,43%. Waktu para 85Kr untuk pemancar beta dipanaskan, sehingga pori-porinya teradalah 10,7 tahun. 85Kr juga memancarkan sinar gamma yaitu pada energi 304,87 key MeV dengan waktu paro 10,7 tahun yang kelimpahannya 0,43 % [2,4,$]. Sebagai gas mulia, secara umum kripton tidak bereaksi dalam berbagai proses biologi Setelah masuk ke dalam tubuh, sejumlah kecil kripton dapat larut ke dalam aliran darah clan terdistribusi ke organ dan jaringan di seluruh tubuh. Sekalipun demikian jaringan yang paling peka dari paparan gas 85Kr secara umum adalah kulit, disebabkan oleh partikel beta yang berasal dari hasil peluruhan radioaktif unsur ini Arang Aktif Arang adalah suatu bahan padat dung karbon. Sebagian dari pori-porinya masih tertutup dengan hidrokarbon, ter, dan senyawa organik lain. Komponen arang aktif terdiri dari karbon terikat (fixed carbon), abu, au, nitrogen dan sulfur [6]. Arang aktif adalah arang yang sudah diaktifkan, misalnya dengan cara buka clan permukaannya bertambah luas sekitar 300 sampai 2000 m2/ g. Permukaan arang aktif yang semakin luas menyebabkan clara adsorbsinya terhadap gas atau callan makin tinggi (71. Semua arang aktif mempunyai struktur pori dengan sejumlah oksigen clan hidrogen yang terikat secara kimia,
4 Prosiding Presentasi llmiah Keselamatan Radiasi dan 2ingkungan X lfotej Karlik 1 OJandra..14 Vesember 2;004 Kuantitas arang aktif bergantung pada laju alir gas yang terkontaminasi, faktor katak kayu yang sisinya 30 x 30 x 30 Cffi. Di dalam kotak kayu ini diberi lapisan Semakin besar laju alir gas 85Kr yang terkontaminasi, maka waktu kontak antara 85Kr clan arang aktif akan semakin singkat, sehingga kemungkinan 85Kr yang teradsorbsi semakin kecil. Menurut FAa (1985) kualitas arang aktif ditentukan oleh kadar air, kadar zat terbang, kadar abu, kadar karbon terikat, ukuran dekontam.inasi, clan koefisien adsorbsi [8], steroform yang berfungsi untuk mempertahankan suhu, dan lapisan flexy glass untuk mencegah kebocoran. Sistem pencuplik gas mu1ia 85Kr sebelum digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu diuji kebocorannya. Sistem pencuplik gas mulia 85Kr ditetesi dengan bubble leak detector I kemudian diberi aliran udara partikel clan kapasitas adsorbsi. yang bertekanan. Bila sistem alat bocor Kualitas ini dipengaruhi oleh bahan baku, bahan pengaktif, clan proses pengolahan(7). Besar kecil ukuran barns butir arang aktif dinyatakan dalam sawall mesh. Semakin kecil ukuran mesh, maka filter arang aktif mem- punyai luas permukaan yang semakin besar, sehingga clara adsorbsinya lebih besar [9]. III. TATA KERJA Bahan clan Alat Sistem pencuplik gas mulia (85Kr) buatan P3KRBiN terdiri dari tiga tabung alumunium masing-masing berdiameter 6,5 cm clan tinggi 24 cm. Tabung pertama kosong berfungsi untuk kondensasi udara. Tabung kedua diisi silika gel yang berfungsi untuk menghilangkan uap air dan CD2. Tabung ketiga diisi arang aktif untuk mengadsorbsi 85Kr. Ketiga tabung ini dimasukkan dalam akan terjadi gelembung udara pada tempat yang bocor. Pada setiap pengambilan data digunakan detektor Geiger Muller pada alat monitor kontaminasi untuk mengukur cacahan beta clan gamma. Detektor Geiger Muller digunakan, karena 85Kr meluruh menjadi rubidium stabil dengan memancarkan beta dengan kelimpahan 99,54 % dan gamma dengan kelimpahan sekitar 0,43 % dan 14 %, sehingga cacahan beta dari detektor dalam pengukuran lebih besar dibanding cacahan gamma. Akan tetapi tampilan keluaran dati detektor Geiger Muller adalah manual, sehingga cacahan yang terbaca berfluktuasi. Hal ini menyebabkan hasil bacaan kurang tepat. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan
5 (1) hasiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X ~UoteJ ~Jtjka O1andr~4 Vesember [llji)4 pengukuran reratanya. berulang-ulang dan diambil Cacahan 8SKr di dalam kantong plastik ini Variasi Suhu dad Laju Alir Udara Variasi suhu dilakukan di dalam kotak Satu mili1iter 85Kr diambil clari tempatnya dengan menggunakan syringe, kemudian disuntikkan pada tabung merinelli. Pada saat penelitian dilakukan, aktivitas 85Kr adalah 103,72 mci Guni 2004). Pompa dihidupkan, agar 85Kr mengalir dari tabung merinelli menuju kantong plastik yang telah diisi udara. Kran pada alat pencuplik gas mulia ditutup. Jika kantong plastik telah penuh udara, pompa dorong dimatikall. Cacahan awal dilakukan selama kurang lebih 10 menit dengan menggunakan monitor kontaminasi dengan detektor Geiger Muller, buatan Mini Insb-ument Inc., UK untuk mengukur cacahan beta dan gamma. Alat ukur tersebut diletakkan di dekat kantong plastik. Setelah 10 menit, kran pada alat pencuplik gas mulia dibuka, pompa isap kayu yaitu pada suhu kamar (2SaC), suhu es (-sac), dan suhu es ditambah garam (-200C)(Gambar 1). Variasi laju alir udara dilakukan, seperti pada Gambar 1, hanya berbeda pemasangan kran setelah flowmeter. Kran diatur pada laju a1ir 5,7, clan 10 literjmenit (lpm). Efisiensi adsorbsi 85Kr dihitung dengan persamaan 'l= A-B A xioo% Keterangan 11 = Efisiensi adsorbsi 85Kr (%) A = cacahan 85Kr mula-mula dikurangi cacah latar (cps). B : cacahan 85Kr setelah melewati adsorben dikurangi cacahlatar (cps). dihidupkan, sehingga 85Kr akan mengalir melewati flowmeter, sistem pencuplik gas mulia 85Kr, pompa isap dan kantong plastik. Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir-Badan TenagaNuklir Nasional 152
6 Prosiding Presentasi llmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X ~ ~otej Kart{ka lj1andra..t'~sember :4004 (a) Gambar 1. Sistem pencuplik gas mulia (85Kr) dengan variasi suhu clan laju alir udara Keterangan: (a) Pompa dorong, (b) Tabung merinelli tempat menyuntikkan sumber, (c) Kantong plastik, (d) Flowmeter, (e) Sistem pencuplik gas mulia 85Kr, (f) Termometer, (g) Pompa Isap, (h) Kantong plastik, clan (i) Detektor beta Variasi kelembaban Satu mililiter 85Kr disuntikkan pada tabung merinelli, bersamaan dengan pemanasan air di dalam generator uap air. Kran antara kantong plastik clan sistem adsorban ditutup. 85Kr clan uap air didorong dengan pompa dorong dengan kecepatan 10 lpm sampai kantong plastik penuh (sekitar 100 liter), kemudian pompa dorong dimatikan. Uap air clan 85Kr dialirkan dati kantong plastik melalui selang menuju tabung, dengan cara menghidupkan pompa isap. Hal ini bertujuan untuk menentukan cacahan awal sebeluw- melewati arang aktif. cacahan awal, Setelah didapatkan kran penghubung dati kantong plastik ke tabung merinelli ditutup, dad kran penghubung kantong plastik ke sistem adsorban dibuka, sehingga aliran nap au clan 85Kr yang melewati sistem adsorban mengalir n'lenuju kantong plastik. Dan detektor terbaca cacahannya, sehingga bisa ditentukan nilai efisiensi arang aktif. Percobaan ini dilakukan pada kelembaban 65,75, clan 90 % (Gambar 2). Flusing dilakukan setiap selesai satu variasi, yaitu dengan cara mengalirkan udara panas (200oC) dati hot gun ke sistem adsorban selama 60 menit. Flusing bertujuan untuk ll'.engurangi gas mulia (sskr) dati arang aktif, agar pada variasi' selanjutnya arang aktif belum mengalami kejenuhan.
7 Prasiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan..'f JIOteJ KaJtika Chandra,.14 Vesember ~l)l)4 Gambar 2. Sistem pencuplik gas mulia (85Kr) dengan variasi kelembaban udara Keterangan: (a) Pompa dorong, (b) Tabung merinelli, (c) Generator uap air clan hot plate, (d) Kantong plastik sebagai tempat mengukur kelembaban udara, (e) Thermohigrometer, (f) Sistem pencuplik gas mulia 85Kr, (g) Pompa isap, (h) Plastik, clan (i) Detektor (3. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN aktif tersebut memuai. Dengan demikian Pengukuran efisiensi adsorbsi arang aktif dengan variasi suhu didapatkan bahwa semakin tinggi suhu udara, maka efisiensinya semakin rendah (Gambar 3) Pada saat suhu arang aktif rendah, maka akan semakin banyak terbentuk daerah porositas mikro (Gambar 4). Dengan demikian berakibat semakin banyak 85Kr yang teradsorbsi dalam daerah porositas mikro arang aktif tersebut. Hal.. In1 volume pori-pori mengembang, sesuai de.ngan persamaan (2) [10]. Pemuaian tersebut, menyebabkan 85Kr sulit untuk teradsorb, Vt = Vo (1+y ~T) (2) Pada saat suhu arang aktif didingjnkan, ada hantaran kalar dari aliran udara yang masuk (85Kr) menuju arang aktif atau dinding tempat arang aktif seperti ditunjukefisiensi menunjukkan bahwa atau kan pada Gambar 5. Hal ini terjadi karena kemampuan arang ak1if mengadsorbsi 85Kr semakin besar. Pada saat suhu arang aktif ada perbedaan suhu antara suhu dari 85Kr yang masuk dengan suhu dati arang aktif, sesuai dengan persamaan (3) [10]. arang aktif. Dengan kata lain, ketika suhu H = -ka dtfdx.(3) arang aktif tinggi, uap air clan 85Kr arang 154
8 efisiensi Prosiding- Presentasi llmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X ~ I/o!!!?! Kartika OJandra..1'4 Ves~~0()4 Dan persaman di atas terlihat bahwa HasiI peneiitian menunjukkan semakin besar penurunan suhu, maka bahwa semakin besar laju alir udara yang hantaran kalor juga akan semakin besar. Hal ini berarti semakin rendah suhu arang aktif, maka 85Kr yang teradsorb ke daiam IT~.a.in.. aktif semakin besar, sehingga arang aktif tersebut 0 fii '0 I c( I - I ~ I.! :laju alir 10 Ipm.Iaju alir 71pm Alaju alir 5 Ipm Suhu (oc) semakin Gambar 3. Variasi suhu terhadap efisiensi adsorbsi arang aktif masuk ke dalam arang aktif, maka semakin kecil efisiensi adsorbsinya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 6. Pada saat laju a1ir udara semakin besar, berarti waktu kontak antara udara yang dalam hal ini adalah 85Kr dengan arang aktif semakin kecil, sehingga kesempatan 85Kr untuk dalam arang aktif semakin kecil. teradsorbsi ke Porositas mikro }Tositasnakro Gambar 4. Daerah porositas mikro clan porositas makro arang aktif Gambar 5. Proses hantaran kalor Gambar 6. Variasi laju alir terhadap efisiensi adsorbsi arang aktif Kelembaban udara merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi adsorbsi dati arang aktif. Hasil penelitian membuktikan bahwa udara semakin lembab, maka efisiensi adsorbsi arang aktif semakin kecil (Gambar 7). Pada saat udara penuh dengan uap air; maka pori-pori arang aktif akan terisi oleh uap air, akibatnya peluang 85Kr untuk teradsorbsi di dalam pori-pori semakin kecil. arang aktif tersebut
9 V. Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X Hotel Kartika Chandra..14 Vesember 2004 ~~ 'in cgi 'in in Kelembaban (%) i I Gambar 7. Variasi kelembaban terhadap efisiensi adsorbsi arang aktif 1.. c ~ -< =.. OM=.. Q ~ - ~ 'C ~ Co l ~= CO) c,q,q '" e OJ t ='" :a c~~ :a 0 ~ Kelembaban Relatif (%) 100 Hasil percobaan yang dilakukan oleh Dwight W Underhill pada tahun 1985 diperoleh hubungan antara keiembaban relatif (%) dengan koefisien adsorbsi gas mulia (xenon) yang berbanding terbalik [II]. Pada Gambar 8 dapat ditunjlikkan bahwa untuk gas muiia xenon dengan semakin bertambah besar kelembaban relatif, maka koefisien adsorbsi akan berkurang dan kondisi semula. Berdasarkan data percobaan ini dapat dipahami bahwa untuk penelitian yang telah dilakukan untuk gas mulia kripton dengan kelembaban relatif 65, 75, da..t\ 90 %, maka efisiensi adsorbsinya relatif rendah. SIMPULAN '"' Efisiensi adsorbsi arang ak~}erhadap 85Kr bergantung pada suhu arangaktif, laju ; alir udara, clan kelembaban udara. Semakin rendah suhu arang aktif, laju alir clan kelem- baban udara, maka semakin tinggi efisiensi adsorbsi arang aktif tersebut. Pada saat suhu arang aktif turun dan 25 ke -20 C, efisiensi adsorbsi arang aktif naik dari 17,43 ke 20,00% (pada 10 lpm), dari 19,52 ke 21,77% (pada 7 lpm), dan dari 26,14 ke 30,00% (pada 5 lpm). Pada saat laju aiir turun dati 10 ke 5 lpm, efisiensi arang aktif naik dati 17,43 ke 26,14 % (pada 25 DC), dati 17,79 ke 30,00% (pada -5oC), dan dati 20,00 ke 31,65% (pada -20 C). Pada saat kelembaban udara turun dati 90 ke 65 %, efisiensi adsorbsi arang aktif naik dati 14,30 ke 17,43%, Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir-Badan Tenaga Nuklir Nasional 156
10 Krypton, Prosiding Presentasi llmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X IIoteJ Kaltika OIandra,.14 Vesember ~004 UCAP AN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Bunawas (P3KRBiN-BATAN) yang memberikan saran clan kritik yang membangun dalam penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada segenap karyawan P3KRBiN-BA TAN yang membantu penelitian ini, sehingga dapat 7. terselenggara dengan bail. DAFfAR PUSTAKA ANONIM, Krypton, Human Health Fact Sheet, Center U.S. Department of Energy, SIMANJUNT AK, L., Pengaruh Bahan Baku clan Cara Pengaktifan Terhadap Mutu Arang Aktif Sebagai Adsorben Pada Pemumian Minyak Goreng Bekas, Skrlpsi, Jurusan Kimia, FMIP A, IPB, Bogor,1995. NOPIYANTI, W., Potensi Kulit Kayu Acacia manginum Sebagai Bahan Baku Arang Aktif dan Sumber Senyawa Felonik, Skripsi, Jurusan Kimia, FMIP A, IPB, Bogor, UNDERHILL, D.W., The Adsorption of 71(2): , HOWETf, Do, O'COLMAIN, Mo, Mea- Argon, and Xenon on surement of Krypton-85 in at Oons- Activated Charcoal, Health Physics keagh, Dublin , Journal Radiation Protection, Vol. 18 No. L 15-2L 9. SUHARIYONO, G., BUNAWAS, WIYONO, M., Efisiensi Adsorbsi KASMARK, JW, Activated Carbon How and Why It Works, D-Mark Inc., Udara, Seminar llmiah Penelitian Dasar 4. MARTIN, M. and BLICHERT-TOFL, Ilmu Pengetahuan clan P.H, Radioactive Atom, Auger Electron a, [3, y and X-Ray Data Nuclear Data Table A8, 1-198, Nuklir, PPNY -BA TAN, 5. KOCHER, C., DAVID, Radioactive ketiga, Penerbit Erlangga, Decay Data Tables, A Handbook of Decay Data for Application to Radia- tion Dosimetry and Assesments, Technical Radiological Information Teknologi Yogyakarta, 10. HALLIDAY clan RESNICK, Fisika, Edisi 11. UNDERHILL, D.W., Factors Affecting the Adsorption of Xenon on Activated Carbon, Health Physics 93: , Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir-Badan Tenaga NuklirNasiona[ 157
11 Pronding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radian dan Lingkungan X ~- IIOteJ Kaltika -!:!!-andra, 14 Vesember 2004 DISKUSI Wahyudi (P3KRBiN-BATAN) 1. Berapa efisiensi arang aktif pada 25OC, 75% kelembaban?2. Kondisi terbaik untuk pengukuran pada kondisi apa? Jawab 1 Efisiensi arang aktifnya sekitar 16,5% dari penelitian Kondisi terbaik pada kelembaban rendah, laju alir rendah clan suhu dingin didapat efisiensi arang aktif ting~, tetapi detil suhu, laju alir clan kelembaban yang tepat perlu penelitian lebih lanjut clan spesifik. Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir-Badan Tenaga Nuklir Nasional 158
Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS
Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS 1 - Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang - " Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional
Lebih terperinci2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6
KIMIA INTI 1. Setelah disimpan selama 40 hari, suatu unsur radioaktif masih bersisa sebanyak 0,25 % dari jumlah semula. Waktu paruh unsur tersebut adalah... 20 hari 8 hari 16 hari 5 hari 10 hari SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun
Lebih terperinciFISIKA ATOM & RADIASI
FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),
Lebih terperinciKIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12
Lebih terperinciJumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)
FISIKA INTI A. INTI ATOM Inti Atom = Nukleon Inti Atom terdiri dari Proton dan Neutron Lambang Unsur X X = nama unsur Z = nomor atom (menunjukkan banyaknya proton dalam inti) A = nomor massa ( menunjukkan
Lebih terperinciPENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945. Sedemikian
Lebih terperinciRENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1
Pertemuan Ke: 1 Mata Kuliah/Kode : Fisika Semester dan : Semester : VI : 150 menit Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat memahami gejala radioaktif 1. Menyebutkan pengertian zat radioaktif 2. Menjelaskan
Lebih terperinciEVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009 ABSTRAK Endang Sukesi, Sudaryati, Budi Prayitno Pusat
Lebih terperinciEVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM Endang Sukesi I dan Suliyanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -BATAN
Lebih terperinciRADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin
RADIOKALORIMETRI Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314, Telp/fax (021) 7563141 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra
BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida
Lebih terperinciLEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI
A. Materi Pembelajaran : Struktur Inti LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI B. Indikator Pembelajaran : 1. Mengidentifikasi karakterisrik kestabilan inti atom 2. Menjelaskan pengertian isotop,isobar
Lebih terperinciRADIOKIMIA Tipe peluruhan inti
LABORATORIUM KIMIA FISIK Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Di Susun Oleh: 1. Nur imam (2014110005) 2. Satria Diguna (2014110006) 3. Boni Marianto (2014110011) 4. Ulia Rahman (2014110014) 5. Wahyu Hidayatul
Lebih terperinciWaste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)
Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016) No Jenis Karakteristik Pewadahan Keterangan 1. cair aktivitas total radionuklida pemancar gamma: 10-6 Ci/m 3 2.10-2 Ci/m 3 (3,7.10 4 Bq/m 3 7,14.10 8 Bq/m 3
Lebih terperinciSYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA
SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Disamping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara
Lebih terperinciadukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Beton adalah campuran antara semen portland, air, agregat halus, dan agregat kasar dengan atau tanpa bahan-tambah sehingga membentuk massa padat. Dalam adukan beton, semen
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Adsorption nomenclature [4].
BAB II DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi saat molekul molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan dan sebagian dari molekul molekul tadi mengembun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
17 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas diagram alir proses penelitian, peralatan dan bahan yang digunakan, variabel penelitian dan prosedur penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciPENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR
PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada proses pengeringan pada umumnya dilakukan dengan cara penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. Pengeringan dengan cara penjemuran
Lebih terperinciKALIBRASI PEMANTAU RADON PASIF MENGUNAKAN ARANG AKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR Veronica YANG 1 MEMPENGARUHINYA
KALIBRASI PEMANTAU RADON PASIF MENGUNAKAN ARANG AKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR YANG Zaenal Hendro N 1, Mohammad Munir 2 ISSN : 1979-6870 ABSTRACT Calibration of passive-radon monitoring tool has been performed
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Lebih terperinciDETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.
DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG
RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG Idrus Abdullah Masyhur 1, Setiyono 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasila,
Lebih terperinciPenentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down
Berkala Fisika ISSN : 141-9662 Vol.9, No.1, Januari 26, hal 15-22 Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down Risprapti Prasetyowati (1), M. Azam (1), K. Sofjan Firdausi
Lebih terperinciCHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS
CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar
Lebih terperinciKIMIA (2-1)
03035307 KIMIA (2-1) Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Kuliah ke-4 Kimia inti Bahan kuliah ini disarikan dari Chemistry 4th ed. McMurray and Fay Faperta UNMUL 2011 Kimia Inti Pembentukan/penguraian
Lebih terperinciALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)
ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha
Lebih terperinciMENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN
MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering tidak menyadari mengapa es
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Materi dan perubahannya merupakan objek kajian dari ilmu kimia. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi dan perubahannya. Ilmu kimia juga merupakan ilmu
Lebih terperinciJURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PENCEMARAN Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009
ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009 Sri Wahyuningsih ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009. Pemantauan radioaktivitas
Lebih terperinciABSTRAK. PENDAHULUAN hasil produksi, teknologi nuklir dapat ABSTRACT
ABSTRACT KALIBRASI MONITOR RADIASI SECARA IN SITU MENGGUNAKAN SUMBER 137CS Gatot Wurdiyanto, C. Tuti Budiantari dan Agung Nugroho Puslitbang Keselamatan Radiasi clan Biomedika Nuklir -BAT AN ABSTRAK KALIBRASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa negara-negara di dunia selalu membutuhkan dan harus memproduksi energi dalam jumlah yang
Lebih terperinciStandart Kompetensi Kompetensi Dasar
POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi
Lebih terperincitanya-tanya.com Soal No.2 Apabila anda diminta untuk mengukur laju reaksi terhadap reaksi : Zn(s) + 2HCI(aq)
Soal No.1 Apa yang di maksud dengan laju reaksi dan satuan dari laju reaksi? Laju reaksi dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah pereaksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil reaksi
Lebih terperinciPusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional PDL.PR.TY.PPR.00.D03.BP 1 BAB I : Pendahuluan BAB II : Prinsip dasar deteksi dan pengukuran radiasi A. Besaran Ukur Radiasi B. Penggunaan C.
Lebih terperinciPENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI
PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Dian Filani Cahyaningrum 1), Riyatun
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANG KERJA DI IRM TAHUN 2009
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANG KERJA DI IRM TAHUN 2009 Endang Sukesi Ismojowati, Sudaryati ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANG KERJA DI IRM TAHUN 2009. Telah dilakukan pemantauan kontaminasi
Lebih terperinciLEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT
LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5 KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT NAMA NIM : : KEGIATAN PRAKTIKUM A. PERCOBAAN TITIK LEBUR ES 1. Suhu es sebelum dipanaskan
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS AIR TANGKI REAKTOR (ATR) DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA
PENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS AIR TANGKI REAKTOR (ATR) DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA Suparno, Mahrus Salam -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DASAR TEORI Absorbsi adalah proses yang terjadi ketika gas atau cairan berkumpul atau terhimpun pada permukaan benda padat, dan apabila interaksi antara gas atau cairan yang terhimpun
Lebih terperinciOLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.
PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN UDARA- BAHAN BAKAR TERHADAP KUALITAS API PADA GASIFIKASI REAKTOR DOWNDRAFT DENGAN SUPLAI BIOMASSA SERABUT KELAPA SECARA KONTINYU OLEH : SHOLEHUL HADI (2108 100 701) DOSEN
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan
Lebih terperincibesarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengeringan Tipe Efek Rumah Kaca (ERK) Pengeringan merupakan salah satu proses pasca panen yang umum dilakukan pada berbagai produk pertanian yang ditujukan untuk menurunkan kadar air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang sangat tinggi pada saat ini menimbulkan suatu pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu mengurangi pemakaian bahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Aqueous Homogeneous Reactor (AHR) Geometri AHR dibuat dengan menggunakan software Visual Editor (vised).
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilakukan dengan membuat simulasi AHR menggunakan software MCNPX. Analisis hasil dilakukan berdasarkan perhitungan terhadap nilai kritikalitas (k eff )
Lebih terperinciKARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0
KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0 Handri Anjoko, Rahmi Dewi, Usman Malik Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB II ZAT DAN WUJUDNYA
BAB II ZAT DAN WUJUDNYA Zat adalah : Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Wujud zat ada 3 macam : padat, cair, dan gas 1. MASSA JENIS ZAT ( ) Yaitu perbandingan antara massa dan volume zat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomassa, Lembaga Penelitian Universitas Lampung. permukaan (SEM), dan Analisis difraksi sinar-x (XRD),
Lebih terperinciPRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir
ABSTRAK PRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir Suhartono, Suparno, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PRARANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN
Lebih terperinciCHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS
CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar daripada massa proton -ukuran inti atom berkisar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini dilakukan dengan metode experimental di beberapa laboratorium dimana data-data yang di peroleh merupakan proses serangkaian percobaan
Lebih terperinciPARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL
LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL
Lebih terperinciPROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN DIUSULKAN OLEH : Sigit Purwito
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Water Treatment Plant (WTP) sungai Cihideung milik Institut Pertanian Bogor (IPB) kabupaten Bogor, Jawa Barat.Analisa laboratorium
Lebih terperinciTermometri dan Kalorimetri
Termometri dan Kalorimetri 1 Termometri adalah cara penentuan temperatur/suhu Kalorimetri/Kalorimeter cara penentuan jumlah panas Hygrometri/Hygrometer cara penentuan kelembaban udara Suhu adalah ukuran
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008
PEMANTAUAN RAIOAKTIVITAS UARA BUANG INSTALASI RAIOMETALURGI TAHUN 2008 Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMANTAUAN RAIOAKTIVITAS UARA BUANG INSTALASI RAIOMETALURGI TAHUN 2008. Pemantauan
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI LURUHAN THORON DENGAN SPEKTROMETER GAMMA HP-Ge
Berkala Fisika Indoneia Volume 3 Nomor 1 & 2 Januari & Juli 2011 PENGUKURAN KONSENTRASI LURUHAN THORON DENGAN SPEKTROMETER GAMMA HP-Ge Eko Mulyadi SMKN 3 Yogyakarta Jl. R.W. Monginsidi 2A, Yogyakarta E-mail:
Lebih terperinciBAB V Ketentuan Proteksi Radiasi
BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi Telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan kesehatan terhadap pemanfaatan radiasi pengion dan Surat Keputusan Kepala BAPETEN No.01/Ka-BAPETEN/V-99
Lebih terperinciMODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN
MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN Muhammad Ilham, Annisa Khair, Mohamad Yusup, Praba Fitra Perdana, Nata Adriya, Rizki Budiman 121178, 12115, 121177, 121118, 12116, 12114 Program Studi Fisika, Institut
Lebih terperinciREAKTOR PEMBIAK CEPAT
REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Elemen bakar yang telah digunakan pada reaktor termal masih dapat digunakan lagi di reaktor pembiak cepat, dan oleh karenanya reaktor ini dikembangkan untuk menaikkan rasio
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU SAMPLING UDARA UNTUK MENGUKUR KONTAMINAN RADIOAKTIF BETA DI UDARA DALAM LABORATORIUM AKTIVITAS SEDANG
ISSN 852-4777 PENENTUAN WAKTU SAMPLING UDARA UNTUK MENGUKUR KONTAMINAN RADIOAKTIF BETA DI UDARA DALAM LABORATORIUM AKTIVITAS SEDANG Sri Wahyunigsih (1) dan Yusuf Nampira (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar
Lebih terperinciLEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN (UTAMA) Mata Pelajaran (Beban) : Fisika 4 ( 4 sks) Hari/Tanggal : Rabu, 01 Desembar 2010
J A Y A R A Y A PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan Telp. 527115/5482914 JAKARTA BARAT
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1 Batubara
BAB II TEORI DASAR 2.1 Batubara Batubara merupakan bahan bakar padat organik yang berasal dari batuan sedimen yang terbentuk dari sisa bermacam-macam tumbuhan purba dan menjadi padat disebabkan tertimbun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Umum Bab ini berisi tentang metodologi yang akan dilakukan selama penelitian, di dalamnya berisi mengenai cara-cara pengumpulan data (data primer maupun sekunder), urutan
Lebih terperinciRADIOAKTIF 8/7/2017 IR. STEVANUS ARIANTO 1. Oleh : STEVANUS ARIANTO TRANSMUTASI PENDAHULUAN DOSIS PENYERAPAN SIFAT-SIFAT UNSUR RADIOAKTIF REAKSI INTI
RADIOAKTIF Oleh : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN SIFAT-SIFAT UNSUR RADIOAKTIF PANCARAN SINAR RADIOAKTIF SINAR,, HVL BAHAN STRUKTUR INTI ATOM ENERGI IKAT INTI KESTABILAN INTI ATOM HUKUM PERGESERAN WAKTU PARUH
Lebih terperinciANALISIS GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DENGAN MEDIA ABSORBSI KARBON AKTIF JENIS GAC DAN PAC
ANALISIS GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DENGAN MEDIA ABSORBSI KARBON AKTIF JENIS GAC DAN PAC Disusun Oleh: Roman Hidayat NPM. 20404672 Pembimbing : Ridwan ST., MT http://www.gunadarma.ac.id/ Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT
PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Reaktor pembiak cepat (Fast Breeder Reactor/FBR) adalah reaktor yang memiliki kemampuan untuk melakukan "pembiakan", yaitu suatu proses di mana selama reaktor
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007 S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN ABSTRAK PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT
PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT Aditiya Yolanda Wibowo, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,
Lebih terperinciLAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR PARAMETER
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP Putro S., Sumarwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhamadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pebelan,
Lebih terperinciSUMARY EXECUTIVE OPTIMASI TEKNOLOGI AKTIVASI PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA
SUMARY EXECUTIVE OPTIMASI TEKNOLOGI AKTIVASI PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA Oleh : Ika Monika Nining Sudini Ningrum Bambang Margono Fahmi Sulistiyo Dedi Yaskuri Astuti Rahayu Tati Hernawati PUSLITBANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya teknologi dan peradabaan manusia, kebutuhan terhadap energi mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan
Lebih terperinciKimia Inti dan Radiokimia
Kimia Inti dan Radiokimia Keradioaktifan Keradioaktifan: proses atomatom secara spontan memancarkan partikel atau sinar berenergi tinggi dari inti atom. Keradioaktifan pertama kali diamati oleh Henry Becquerel
Lebih terperinciHafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi
PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN H 2 O SEBAGAI AKTIVATOR UNTUK MENGANALISIS PROKSIMAT, BILANGAN IODINE DAN RENDEMEN Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi Jurusan
Lebih terperinciTUGAS. Di Susun Oleh: ADRIAN. Kelas : 3 IPA. Mengenai : PLTN
TUGAS Mengenai : PLTN Di Susun Oleh: ADRIAN Kelas : 3 IPA MADRASAH ALIYAH ALKHAIRAT GALANG TAHUN AJARAN 2011-2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam
Lebih terperinciBAB 2 TI NJAUAN PUSTAKA. Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa yaitu bahan bakar fosil
xiv BAB 2 TI NJAUAN PUSTAKA 2.1. Gas Alam Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa yaitu bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana (CH 4 ). Komponen utama dalam
Lebih terperinciANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciPENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI
PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI Wijono, Pujadi, dan Gatot Wurdiyanto Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN ABSTRAK PENGUNGKUNGAN 85 Kr, 133 Xe,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif Hasil analisis karakterisasi arang dan arang aktif berdasarkan SNI 06-3730-1995 dapat dilihat pada Tabel 7. Contoh Tabel 7. Hasil
Lebih terperinciKAJIAN BIAYA PENANGANAN LIMf.AH RADIOAKTIF BUANGAN PASIEN YANG MENGALAMI ABLASI DAN TERAPI DENGAN SUMBER RADIOISOTOP TERBUKA DI RUMAH SAKIT
I. Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan X IfoteJ Kartika Chandra, 14 Vesember ~O04 KAJIAN BIAYA PENANGANAN LIMf.AH RADIOAKTIF BUANGAN PASIEN YANG MENGALAMI ABLASI DAN TERAPI DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di dunia, yang menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang besar. PLTN
Lebih terperinciPRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM
PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM. Iodium- 125 merupakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT Pertamina EP adalah anak perusahaan dari PT Pertamina (PESERO) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi minyak bumi. Salah satu lokasi dari
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN RPP/KIM SKM 229/ 01-02 5 September 2012 1. Fakultas/ Program Studi : FMIPA/Kimia 2. Matakuliah/Kode : Radioanalisis
Lebih terperinciUnnes Physics Journal
Unnes Physics 1 (1) (2012) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR INSTALASI RADIODIAGNOSTIK RUMAH SAKITDI SEMARANG Lely. N*,
Lebih terperinciKALIBRASI PEMANTAU RADON PASIF MENGUNAKAN ARANG AKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
KALIBRASI PEMANTAU RADON PASIF MENGUNAKAN ARANG AKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Oleh : Zaenal Hendro N/ J2D 002 229 2008 ABSTRACT Calibration of passive-radon monitoring tool has been performed
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU YANG BEKERJA DI INSTALASI
Lebih terperinciPENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI
ISSN 1979-2409 PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI Noviarty, Darma Adiantoro, Endang Sukesi, Sudaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK
Lebih terperinci